1 silaturrahim
DESCRIPTION
materiTRANSCRIPT
SILATURRAHIM
I. Tujuan UmumMenguatkan ikatan dengan sunnah Rasulullah SAW. yang didasarkan pada landasan fahm (pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan terikat dengan petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman dan tempat, dan kembali kepadanya dalam segala hal lebih-lebih ketika terjadi pertentangan.
II. Tujuan-tujuan Kognitif1. Membaca nash hadits dengan baik2. Menghafalkan hadits-hadits yang sudah ditentukan3. Menyebutkan perawi hadits, yang mentakhrijnya, dan derajatnya.4. Menyebutkan tema hadits 5. Menjelaskan arti kosa kata hadits6. Membuktikan arti hadits dengan ayat-ayat al-Qur`an sedapat mungkin7. Menyebutkan hadits-hadits yang lain yang mempunyai hubungan dengan hadits
bab silaturrahim8. Menyebutkan arahan-arahan yang dituju oleh hadits9. Membuktikan dengan contoh yang mengaitkan hadits dengan kenyataan yang
terjadi10. Menerapkan ilmu jiwa dan ilmu sosial dalam menjelaskan arti hadits, sebisa
mungkin11. Menjelaskan petunjuk-petunjuk tarbawi yang ditunjukkan oleh hadits12. Menyebutkan hukum-hukum fiqh yang mungkin disimpulkan dari hadits13. Menghidupkan hadits itu melalui nilai-nilai dan perilaku, dalam kehidupan nyata14. Menghasilkan dan melahirkan hakekat dan nilai tarbawiyah.15. Menjelaskan beberapa amalan yang membawa pelakunya masuk surga.16. Menjelaskan keutamaan menyambung tali silaturahim dan kerugian bagi orang
yang memutuskannya.17. Menjelaskan bahwa silaturahim dapat memperluas rezeki dan menambah umur
manusia.18. Menjelaskan maksud tambah umur.19. Menjelaskan pengaruh negatif bagi orang yang memutuskan tali silaturahim bagi
masyarakat muslim.20. Menjelaskan pentingnya silaturahim.21. Menjelaskan balasan bagi orang yang menyambung silaturahim dan balasan bagi
orang yang memutuskannya.22. Menjelaskan bahwa bukanlah dikatakan penyambung tali silaturahim itu sekedar
membalas (kalau dikunjungi dia mengunjungi) akan tetapi dikatakan penyambung tali silaturahim itu yang apabila diputus hubungan silaturahim dia tetap menyambungkannya.
23. Menjelaskan bahwa orang yang menghubungkan tali silaturahim pada masa jahiliyah kemudian ia masuk Islam pahala silaturahim pada masa jahiliyah tetap akan didapat.
24. Menghasilkan hakekat dan nilai tarbawi dengan hadits diatas.
III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik1. Berinteraksi dengan bagus terhadap hadits-hadits Rasulullah SAW.
2. Tekun menghapal matan (isi) hadits3. Komitmen dengan arti dan arahan hadits tersebut4. Komitmen dengannya dalam kehidupan nyata5. Punya kepedulian menyebarkannya dan menyeru orang lain kepadanya, dimulai
dari keluarga, kerabat dekatnya dan orang yang berhak mendapatkannya6. Berusaha untuk teliti (selektif) dalam menyebarkannya pada orang lain7. Menegaskan keshahihan hadits tersebut sebelum meriwayatkannya8. Pintar mengambilnya sebagai dalil dalam kesempatan yang berbeda-beda9. Saling mengasihi antara kita10. Wanti-wanti terhadap sikap gampang marah dan emosi11. Bahwa Allah SWT sangat mengasihi hamba-hamba-Nya12. Kasih sayang terhadap manusia dan lemah lembut terhadap hewan13. Seorang mukmin mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri14. Aktif untuk menyatukan orang-orang mukmin dan mengajak untuk menolong
mereka15. Menghormati hak-hak kaum muslimin16. Menganjurkan untuk belajar sunnah17. Memperdalam pelajaran yang telah lalu melalui buku-buku hadits dan
syarahnya18. Studi analisa dan tematik untuk menyimpulkan sasaran hadits, baik dilalah
dakwah, tarbiyah, harokah ataupun fikroh19. Menambah hadits yang berhubungan dengan bab itu (pemahaman dan hafalan)20. Merasakan kesungguh-sungguhan rijalul hadits dalam mengumpulkan hadits,
membuat bab, mensyarah dan mentakhrij hukumnya (riwayah dan diroyah)
IV. Pilihan KegiatanPilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam tutorial adalah :1. Kegiatan Pembuka
Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Silaturahim
2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang tema bahwa Silaturahim
b. Berdikusi dan tanya jawab tema tersebut (lihat tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor)
c. Penekanan dari tutor tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam kajian tersebut
3. Kegiatan Penutup:a. Kesimpulan (lihat tugas mandiri dan lihat kegiatan pendukung)b. Evaluasi
V. Kegiatan-kegiatan Penunjang1. Mengumpulkan hadits lain yang berhubungan dengan tema bahasan tersebut2. Menyiapkan kertas yang bisa ditempelkan yang berisi hadits-hadits yang sesuai
dengan kondisi tutee3. Menyiapkan perlombaan di bidang hadits ( hapalan – pemahaman – tema – sanad –
takhrij - …..)
4. Menyiapkan riwayat, drama atau cerita pendek yang dapat menambah meresapnya nilai-nilai hadits tentang kebaikan dan silaturrohim
5. Mengarang nasyid yang dapat menambah meresapnya arti saling menyayangi, berbuat kebaikan dan silturrohim yang baik
6. Menulis pengalaman yang menerangkan tentang kebaikan yang diterima dari akibat silaturrohim
7. Berbicara di depan jamaah masjid tentang maksud dipanjangkan umur dan dilapangkan rezeki bagi orang yang menyambung silaturrohim
8. Menulis riwayat yang berisi keterangan balasan yang baik bagi orang yang menyambung silaturrohim walaupun mereka memutuskannya, dan akibat jelek bagi orang yang memutuskannya
9. Berbicara di depan makmum tentang silaturrohim10. Mengevaluasi ikhwahnya melalui draft muhasabah mengenai silaturrohim mereka11. Hendaknya menulis satu cerpen atau riwayat berkenaan dengan orang yang
menyambung tali sialturahim pasti akan mendapatkan kebaikan
VI. Tujuan Tarbiyah Dzatiyah :1. Menerangkan luasnya rahmat Allah SWT.2. Menjelaskan maksud dari rahmat itu3. Memberi bukti mengapa Nabi SAW. memilih kuda, yang dengan itu dapat
menjelaskan betapa luasnya rahmat Allah SWT4. Menyimpulkan hakikat dan nilai tarbawi yang dituju oleh hadits itu5. Menerangkan pentingnya seorang muslim memperhatikan halal dan haram dalam
urusannya6. Menjelaskan hubungan seorang muslim dengan kerabatnya yang bukan muslim7. Menyimpulkan hakikat-hakikat dan nilai-nilai tarbawi yang dituju oleh dua hadits
mulia tersebut8. Menerangkan faidah dari hadits tersebut9. Menerangkan beberapa aktifitas silaturrohim yang menyebabkannya masuk surga10. Menyimpulkan hakikat dan nilai-nilai yang dituju oleh hadits-hadits tentang
silaturrohim11. Menjelaskan keutamaan silaturrohim dan dosa bagi yang memutuskannya12. Memperjelas arti silaturrohim dengan bukti bahwa ia akan dilapangkan rezeki dan
dipanjangkan umurnya13. Menjelaskan maksud dari dipanjangkan umurnya14. Menjelaskan dampak negatif dari sikap memutuskan silaturrohim dalam
masyarakat muslim15. Menyebutkan arti “rohim” secara bahasa dan ayat-ayat yang menyuruh untuk
menyambungnya16. Menerangkan arti hadits Nabi SAW., ”Tidak masuk surga orang yang memutuskan
tali silaturrohim.”17. Menerangkan maksud Rasulullah SAW., “dilapangkan baginya rezeki dan
umurnya akan dipanjangkan.”18. Menjelaskan urgensi silaturrohim bagi seorang muslim19. Membuktikan bahwa orang yang menyambung silaturrohim bukanlah orang yang
membalas dengan yang setimpal, tapi adalah orang yang menyambung silaturrohim dengan orang yang telah memutuskannya
20. Menjelaskan bahwa orang yang menyambung silaturrohimnya pada masa jahiliyah kemudian dia masuk Islam, maka ia akan mendapat pahala darinya
21. Menerangkan (dalalah/maksud) dari firman Allah SWT., “Merekalah orang-orang yang dilaknat oleh Allah, lalu dibuat tuli dan buta mata mereka.”
22. Menerangkan isi hadits bahwa silaturrohim adalah “syajnah” dan memerinci artinya
23. Menerangkan tingkatan-tingkatan manusia dalam silaturrohim24. Menyimpulkan hakikat dan nilai-nilai tarbawi yang dituju oleh hadits-hadits
tersebut
VII. Sarana-sarana Evaluasi dan Monitoring1. Dialog dan diskusi2. Pencatatan untuk menegaskan ketelitian membaca nash hadits, memahami dan
mempraktekkannya3. Berbaur melalui kunjungan-kunjungan, rihlah, dan aktifitas yang berbeda-beda4. Menyiapkan formulir untuk menegaskan tercapainya sasaran5. Wirid muhasabah pada bidang yang dituju oleh hadits6. Memberi kesempatan untuk mengutarakan apa yang terbetik dalam hati yang
berhubungan denganarti hadits
VIII. Referensi1. Buku-buku hadits yang terpercaya (mu`tamad) ( Shahih Bukhari – Shahih
Muslim-Riyadlus Shalihin)2. Buku-buku syarah hadits ( Fathul Bari – an Nawawi dalam syarah Muslim –
Dalilul Falihin fi Syarhi Riyadis Shalihin )3. Taujihat Nabawiyah karya Dr. Sayyid Nuh.4. Riyadush Shalihin Karya Imam Nawawi5. Targib dan Tarhib Karya Mundziri
IX. Materi
SILATURRAHIM
MUKADIMAH
Segala puji bagi Allah SWT. yang memberi petunjuk pada kebenaran dengan ijinnya
menuju jalan yang lurus. Shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah SAW. yang
memberikan rahmat untuk seluruh alam. Allah mengutusnya dengan membawa petunjuk
dan agama yang benar untuk memenangkan atas seluruh agama, membenarkan yang benar
walaupun orang-orang kafir membencinya. Sesungguhnya Rasulullah SAW. telah dididik
oleh Allah SWT. dengan apa yang diturunkan untuknya sehingga jadilah kepribadiannya
menjadi kepribadian yang baik, keputusannya itu jelas, ungkapannya itu berada pada sastra
yang tinggi, mempunyai pengaruh dalam memperbaiki jiwa, mentarbiyahnya,
mengarahkannya dan membahagiakan seluruh manusia. Beliaulah sumber kebaikan,
sumber cahaya menerangi jalan kemashlahatan untuk seluruh manusia. Sebagai mana kita
juga mengharapakan dengan hadits ini untuk kebaikan kita di masa datang.
Bagian ini kita ambil dari kitab Al-Muntakhobu Minas Sunnah (Hadits-hadits pilihan)
1. Keutamaan Silaturrahim
�ي ع�ن� ب� �وب� أ �ي ض�ي� أ �ه� ر� �ه� الل �ن� ع�ن ج�ال� أ �ي� ق�ال� ر� �ب �لن �ه� ص�ل�ى ل �ه� الل �ي ع�ل
�م� ل �ي و�س� ن �ر� ب خ�� �ع�م�ل( أ �ن�ي ب ل �د�خ� �ة� ي ن �ج� �ه� م�ا ق�ال� ال �ه� م�ا ل ال� ل �ي� و�ق�11 �ب الن
�ه� ص�ل�ى �ه� الل �ي �م� ع�ل ل ب2 و�س� ر�� �ه� م�ا أ �د� ل �ع�ب ه� ت ر�ك� و�ال� الل�11 �ش�11 ه� ت �ا ب�11 �ئ ي ش�11
�ق�يم� ة� و�ت �ي الص�ال� �ؤ�ت �اة� و�ت ك �ص�ل� الز� ح�م� و�ت . البخاري " .رواه الر�
Teks Hadits dan penjelasannya :
Dari Abu Ayyub Al-Anshori r.a bahwa ada seorang berkata kepada Nabi SAW.,
”Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang
berkata, ”Ada apa dia? Ada apa dia?” Rasulullah SAW. Berkata, ”Apakah dia ada
صلة فضائلالرحم
دخول أسباب منالجنة
الرزق سعة
العمر طول
بالله صلة
الهداية أسباب من
keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan ber-silaturahimlah.” (Bukhari).
Penjelasan :
Ar-Rahim : bermakna kerabat dekat. Mereka adalah yang memiliki nasab baik
mewarisi atau tidak, memiliki hubungan atau tidak.
Abu Ayyub : bernama Kholid bin Zaid dari kaum Anshar ra.
Yang dimaksud seseorang itu adalah Abu Ayyub. Beliau menyebutkan dengan
nama samaran dan menyembunyikannya nama aslinya untuk kebaikan dirinya.
Pendapat yang lain mengatakan dia adalah Ibnu Al-Muntafiq bernama Luqait bin
Shabrah.
Para sahabat berkata ada apa gerangan ماله kata ini menunjukkan kata tanya ماله
.للتأكيد dan diulang-ulangnya dua kali untuk menunjukkan kata penegasan استفهام
Yang dimaksud perkataan Rasulullah SAW. Arobun adalah pertanyaan karena
kebutuhan yang mendesak.
Kata arobun ma lahu merupakan satu kata, adapun huruf mim yang berada
ditengah-tengah antara kata arob dan lahu merupakan kata tambahan. Pendapat
yang lain merupakan kata mim ini tersirat dan terpesan dengan arti besar dan
mendesak sehingga arti secara keseluruhan adalah kebutuhan yang sangat besar dan
mendesak.
Dalam riwayat lain ariba berarti butuh yang artinya dia bertanya karena ada
kebutuhan atau bisa juga berarti bijak terhadap pertanyaan dan jenius dalam
bertanya.
Di riwayat lain ariba berarti kehati-hatian contohnya, huwa ariba artinya dia pintar
dan hati-hati terhadap apa yang ia tanya karena bertanya membawa manfaat
baginya.
Yang dimaksud menunaikan zakat adalah zakat wajib ini terbukti dengan
dihubungkannya kalimat shalat dengan zakat.
Yang dimaksud dengan silaturahim adalah kamu berbuat baik kepada kerabatmu
sesuai dengan keadaanmu dan keadaan mereka baik berupa infak, menyebarkan
salam, berziarah membantu kebutuhan orang lain. Makna secara keseluruhan arti
silaturahim adalah memberikan yang baik kepada orang lain dan menolak sedapat
mungkin hal-hal yang buruk terhadap orang lain sesuai kemampuan.
Digabungkan kata shalat dengan sesudahnya juga berarti menggabungkan kata
khusus dengan umum, ini untuk menunjukkan perkataan baginda Rasulullah SAW.
mencangkup seluruh ibadah.
2. Berdosa bagi orang yang memutuskan tali silaturahim
�ر� ع�ن� �ي ب �ن� ج� ( ب �ن� ق�ال� م�ط�ع�م �ر� إ �ي ب �ن� ج� ( ب ه� م�ط�ع�م �ر� ب خ�� �ه� أ ن
� م�ع� أ س�
�ي� �ب �ه� ص�ل�ى الن �ه� الل �ي �م� ع�ل ل �ق�ول� و�س� �د�خ�ل� ال� ي �ة� ي ن �ج� ( ق�اط�ع2 ال ح�م .ر�
. الترمذي ، داود وأبو ، ومسلم ، البخاري رواه
Dari Jubair bin Muth’im ra. dari Rasulullah SAW. Bersabda, ”Tidak masuk surga pemutus
silaturrahim.” (Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Turmuzi).
Penjelasan :
Zubair bin Muth’im bin ’Adi beliau adalah salah seorang sahabat yang paling
mantap nasab di antara suku Quraisy dan tentunya paling mulia dibandingkan suku
Arab yang lainnya. Beliau juga menyatakan bahwasannya ia pernah mengambil
ilmu nasab (silsilah) dari Abu Bakar As-Shidiq ra. dan Abu Bakar adalah salah
seorang yang paling mahir dalam hal nasab di dunia Arab. Adapun ayah beliau
yang bernama Muth’im pernah memberikan perlindungan pada Rasulullah SAW.
tatkala baginda datang dari Tha’if dan Mut’im juga termasuk pembesar kabilah
bani Tsaqib. Zubair masuk Islam di antara tahun Hudaibiyah dan tahun Fathu
Makkah. Meninggal pada masa kekhilafahan Muawiyah. Dan ia juga salah seorang
sahabat yang lembut dan berwibawa.
Tidak masuk surga artinya surga yang Allah sediakan bagi orang-orang shalih di
akhirat nanti.
Yang dimaksud dengan pemutus silaturahim adalah pemutus hubungan kerabat.
Maksudnya, ia tidak akan masuk surga pertama kali bersama para pendahulunya
bagi orang yang tidak menghalalkan pemutusan hubungan tali silaturahim. Adapun
mereka yang meyakini dibolehkannya pemutusan silaturahim tanpa sebab padahal
dia tahu keharamannya maka ia tidak berhak masuk surga selamanya dan hadits ini
jelas-jelas menyatakan hal demikian.
---oo0oo---
3. Akan dilapangkan rezeki bagi orang yang menyambung tali silaturahim.
�س� ع�ن� �ن �ن� أ �ك( ب �ن� م�ال ول� أ س� �ه� ر� ه� ص�ل�ى الل ه� الل�11 �ي�11 �م� ع�ل ل ال� و�س�11 ق�11
�ح�ب� م�ن� �ن� أ ط� أ �س�11 �ب ه� ي ه� ف�ي ل�11 ق�11 � ر�ز� أ �س�11 �ن ه� و�ي ر�ه� ف�ي ل�11 �ث�11 ل� أ �ص�11 �ي ف�ل
ح�م�ه� ومسلم( البخاري )رواه ر�Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda, ”Barangsiapa ingin
dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia
melakukan silaturahim.” (Bukhari dan Muslim).
Penjelasan :
Dilapangkan bisa berarti juga di luaskan
Huruf ba’ dalam kata bisilaturahim adalah berarti sebab maksudnya dengan sebab
silaturahim ia bisa berbuat baik dengan kerabat
Silaturahim bisa juga berarti Al-Ihsan artinya dengan sebab silaturahim ia berbuat
baik dengan kerabat seolah-olah orang yang berbuat baik dengan kerabat
disambungkan kembali kebaikannya antar mereka. Oleh sebab itu kata ihsan boleh
juga diartikan silaturahim.
Dalam satu riwayat disebutkan man ahabba dan didalam riwayat lain disebutkan
man sarrohu
Dalam satu riwayat disebutkan fi atsarihi sementara dalam riwayat lain fi ajalihi.
Atsar juga bisa disebut ajal yang artinya jejak. Jadi arti secara keseluruhan adalah
ajal dan jejak itu mengikuti umur manusia karena orang yang mati itu tidak ada
gerak dan tidak ada jejak serta tapak di muka bumi
Hendaknya ia menyambung hubungan silaturahim pada kerabatnya dengan bijak.
Baik dengan harta ataupun dengan pelayanan dan dengan berbagai bentuk
silaturahim yang mengantarkannya untuk taat dan terjajahnya dari perbuatan
maksiat sehingga akan dikenang nilai kebaikannya setelah wafat sebab dikenang-
kenang bagi manusia setelah wafat merupakan umur kedua dalam hidup walaupun
tidak bisa dipungkiri ajal tidak dapat ditangguhkan.
Firman Allah :
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah
datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak dapat )pula( memajukannya.” )Al-A’raf : 34)
Allah SWT berfirman,
”Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan )kematian(
seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah
Maha mengenal apa yang kamu kerjakan.” )Al-Munafiqun: 11)
Di akhir kata idza di sini menunjukkan bahwa dia selalu dikenang dengan kenangan
yang indah bagi orang yang selalu menyambung hubungan tali silaturahim setelah
dia meninggal seolah-olah dia itu tidak mati. Kenangan yang indah itu bisa didapat
dan diperoleh dengan ilmu yang bermanfaat, sedekah, dan anak shalih. Di dalam
kamus Al-Mu’jam As-Shagir karya Thobroni disebutkan dari Abi Darda’ dari
Rasulullah SAW. bahwa barangsiapa yang menyambung hubungan tali silaturahim
baginya akan diberikan anak cucu yang shaleh yang selalu mendoakannya setelah
ia meninggal bukan artinya ditambahkan umur.
Pelajaran dari Hadits:
Bahwa dengan silaturahim akan mendatangkan kelapangan rezeki dan dikenang dengan
baik yang dengan silaturahim akan memunulkan rasa kasih sayang dan akan dido’akan
ketika meninggal
4. Barangsiapa yang menghubungkan silaturahim Allah akan menghubungkannya
dan siapa yang memutuskannya Allah pasti memutuskannya.
Hadits 1 :
�ي ع�ن� ب� ة� أ �ر� ي ض�ي� ه�ر� �ه� ر� �ه� الل �ن� ع�ن ول� أ س� �ه� ر� ل�ى الل ه� ص�11 ه� الل�11 �ي�11 ع�ل
�م� ل �ق� ق�ال� و�س� ل �ه� خ� �ق� الل ل �خ� �م�ا ال غ� ف�ل �ه� ف�ر� ام�ت� م�ن ح�م� ق�11 ال� ال11ر� ف�ق�11
�ت� م�ه� �ذ� م�ق�ام� ه�ذ�ا ق�ال �ع�ائ �ك� ال �ق�ط�يع�ة� م�ن� ب ال� ال �ال� ف�ق�11 �ن� أ ي ض�11 �ر� �ن� ت أ
�ص�ل� �ك� م�ن� أ �ق�ط�ع� و�ص�ل �ت� ق�ط�ع�ك� م�ن� و�أ �ل�ى ق�ال �ا ب ب� ي �ك� ق�ال� ر� ف�ذ�ل
�ك� �م� ل �و ق�ال� ث �ب ة� أ �ر� ي ل� ه�ر� �م� ف�ه�11 �ت ي �ن� ع�س�11 �م� إ �ت �ي و�ل �ن� ت�11 د�وا أ �ف�س�11 ف�ي ت
ر�ض�� �ق�ط�ع�وا األ� �م� و�ت ح�ام�ك ر�
� أ
Dari Abu Hurairoh ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda, ”Allah menciptakan semua
makhluk hingga setelah selesai berdirilah rahim dan Allah bertanya, ’Apa ini?’ rahim
berkata, ’Ini adalah tempat orang yang berlindung kepadamu dari pemutus hubungan tali
silaturahim.” Allah pun berfirman, ”Ya, relakah kamu jika Aku menyambung orang yang
menyambungmu dan Aku putuskan orang yang memutusmu.” Rahim pun menjawab,
”Mau, ya Rabbi.” Kemudian Abu Hurairah berkata, firman Allah SWT:
”Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?”
)Muhammad: 22(.
”Mereka Itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya
telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” )Bukhari: 23(
Hadits 2 :
�ي ع�ن� ب� ة� أ �ر� ي ض�ي� ه�ر� �ه� ر� �ه� الل �ي� ع�ن� ع�ن �ب �ه� ص�ل�ى الن �ه� الل �ي �م� ع�ل ل و�س�11
�ن� ق�ال� ح�م� إ �ة2 الر� ن ج� ح�م�ن� م�ن� ش� �ه� ف�ق�ال� الر� �ك� م�ن� الل �ه� و�ص�ل �ت ل و�ص�11
�ه� ق�ط�ع�ك� و�م�ن� ق�ط�ع�تDari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW. bersabda, ”Sesungguhnya rahim itu berasal dari
Arrahman lalu Allah berfirman, ”Siapa menyambungmu Aku menyambungnya dan
barangsiapa memutusmu aku memutusnya.” (H.R : Bukhari).
Hadits 3 :
و ع�ن� �ن� ع�م�ر� �ع�اص� ب م�ع�ت� ق�ال� ال �ي� س� �ب �ه� ص�ل�ى الن ه� الل �ي�11 �م� ع�ل ل و�س�11
ا ه�ار� �ر� ج� ر� غ�ي �ق�ول� س� �ن� ي �ي آل� إ ب� �ن( أ وا ف�ال �س� �ي �ي ل ائ �ي�11 و�ل
� �أ ا ب �م�11 �ن �ي� إ �ي و�ل
�ه� �ح� الل �ين� و�ص�ال �م�ؤ�م�ن �ك�ن� ال �ه�م� و�ل ح�م2 ل �ه�ا ر� �ل ب� ه�ا أ �ال� �ب ب
Dari Amru bin Ash ra berkata aku mendengan nabi SAW. bersabda dengan terus terang
tanpa dirahasiakan, ”Sesungguhnya keluarga Abi Fulan bukanlah wali-waliku dan Allah
adalah Waliku serta orang-orang sholeh dari kaum mukminin. Akan tetapi mereka kerabat
yang aku menyambung silaturrahim dengan mereka.”
(H.R : Bukhari dan Muslim).
Penjelasan Hadits 1 :
Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk yang dimaksud dengan kalimat ini
adalah Allah menciptakan mereka dari tidak ada menjadi ada. Diciptakannya
mereka dengan hikmah dan kekuasaan-Nya.
Yang dimaksud hingga selesai dari penciptaan adalah sempurna dalam penciptaan.
Disini bukan berarti Allah SWT. terlalu sibuk baru setelah itu bekerja. Maha suci
Allah dari tuduhan orang-orang yang tidak bertanggung jawab sebagaimana firman
Allah :
”Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu
hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.”
Yang dimaksud Rahim adalah kerabat.
Adapun yang dimaksud berdiri Rahim disini bisa berarti secara
hakekat aslinya Rahim itu berdiri atau Rahim itu menyerupai jasad
bisa juga berarti malaikat yang menyatu dengan rahim sehingga
Rahim itu dapat berbicara.
Ibroh Hadits :
Besarnya pahala menyambung tali silaturahim dan besarnya sanksi bagi
yang memutuskannya
Penjelasan Hadits 2 :
Syijnatun (di kasroh kan huruf Syin disukunkan huruf Jim) secara bahasa Syijnah
berarti akar pohon yang saling melilit sementara yang dimaksudkan Syijnah dalam
hadits ini adalah kerabat yang saling merekat kuat laksana akar yang melilit ke
ranting.
Makna secara keseluruhan bahwa rahim itu adalah merupakan pengaruh rahmat
Allah yang melekat kuat dengan kerahimannya. Adapun orang yang memutuskan
hubungan silaturahim berarti dia memutuskan hubungan untuk dirinya dari rahmat
Allah
Kata Rahman terambil dari kata Rahim sebagai mana Hadits Qudsi. Bersabda
Rasulullah SAW., ”Saya adalah Rahman Aku ciptakan Rahim dan darinya Aku
bentuk nama-Ku untuk-Ku.”
Perkataan Allah, ”Barangsiapa yang menyambung hubungan silaturahim maka Aku
akan menyambungkannya dan barangsiapa yang memutuskan hubungan
silaturahim maka Aku memutuskannya.” Menurut Qurtubi ada dua macam rahim :
1. Rahim secara umum
2. Rahim secara khusus
Rahim secara umum mencakup makna saling cinta saling kasih sayang dan berlaku
adil.
Rahim secara khusus mencakup memberikan nafkah kepada kerabat,
memperhatikan keadaan mereka, pura-pura tidak tahu dengan kesalahan mereka
Ibroh Hadits 2 : Agungnya sebutan nama Rahman dan berpahalalah orang yang
menjalankan hubungan silaturahim serta akan diberi sanksi bagi pemutus hubungan
silaturahim
Penjelasan Hadits 3 :
Dari Amru bin Ash (penakluk Mesir) aku mendengar Nabi SAW. bersabda dengan
terus terang yang ditujukan pada obyek (orang tertentu). Artinya Obyek itu
mendengar dengan jelas atau bisa berarti sabda nabi dengan terus terang itu
bermakna langsung menohok pada pelakunya.
Adapun kata tidak rahasia (ghoiru sir) berarti sebagai penegasan hilangnya
keraguan dan bahwasannya Reasulullah SAW. dalam satu pertemuan
menyampaikan dengan terus terang di satu tempat dan menyembunyikannya di
tempat yang lain. Pendapat yang lain manyatakan Nabi SAW. tidak
menyembunyikannya bahkan menyampaikannya dengan terus terang dan
menyebarkannya. Pendapat Imam Nawawi mengomentari hal ini bisa jadi takutnya
ia menyebut nama karena dikhawatirkan akan merusak dirinya atau orang lain atau
dirinya dan orang lain bersamaan
Mereka bukanlah penolongku dan juga bukan kekasihku tetapi yang jadi
penolongku dan aku berwala’ kepadanya segala urusan hanya kepada Allah dan
orang-orang sholeh.
Waliy (di shiddahkan huruf ya).
Akan tetapi mereka : yang dimaksud mereka disini adalah keluarga Abu Fulan.
Abulluha difathahkan huruf hamzah dan didhomahkan huruf lam dengan shiddah.
Didalam kamus Mukhtar balahu berarti menyambung didalam hadits Rasulullah
ada satu ungkapan ballu yang berarti sambungkanlah tali silaturahim kalian
walaupun hanya dengan ucapan salam.
Hadits ini memiliki banyak sanad (silsilah) yang saling menguatkan.
Bibillaliha dalam kamus Misbah artinya adalah aku basahkan dengan air maka
basahlah ia, kata plural dari balal adalah bal seperti syiham dari syahmun.
Pendapat yang lain mengatakan kata bilal berarti segala sesuatu yang membasahi
tenggorokan baik basah karena air atau karena susu.
Dianalogikan rohim itu dengan tanah apabila tanah itu basah dengan sebasah-
basahnya maka tanah itu akan menumbuhkan bunga yang terus berkembang dan
berbuah hingga kelihatan buahnya yang nampak hijau dan lezat tetapi apabila tanah
itu ditinggalkan tanpa disirami dengan air maka otomatis tanah itu akan kering.
Begitu juga dengan Rahim apabila rahim disiram terus dengan hubungan
silaturahim maka otaomatis dia akan berbuah kecintaan dan kesucian dan apabila
sebaliknya maka dia tidak akan berbuah kecuali akan menghasilkan permusuhan
dan kebencian.
Dalam kitab Miskat mengomentari hadits ini : bahwa Rasulullah SAW. tidak
menolong seorang pun yang dekat dengannya tapi yang ditolong hanya orang yang
punya hak dan kewajiban serta orang-orang sholeh. Aku, kata Rasulullah akan
menolong orang yang menolongku baik dengan keimanan atau pun dengan
ketakwaan. Apakah ia keluarga dekatku atau bukan walaupun aku tetap menjaga
hak mereka.
قال : 1 وسلم عليه الله صلى 1 النبي عن 1 عنهما الله رضي 1 العاص بن عمرو بن الله عبد عن
والبخاري" " ، أحمد رواه وصلها رحمه قطعت إذا الذي الواصل ولكن ، بالمكافئ الواصل ليس
والنسائي. ، الترمذي ، داود وأبو .
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash-ra, dari Nabi Muhammad SAW yang bersabda:
“Bukanlah orang yang menyambung (silaturrahim) itu adalah orang yang membalas
(kebaikan orang lain), akan tetapi penyambung itu adalah orang yang jika ada yang
memutuskan hubungan ia menyambungnya. HR. Ahmad, Al Bukhariy, Abu Daud, At
Tirmidziy dan An Nasa’iy.
Bab : Bukanlah dikatakan penyambung tali silaturahim itu sekedar membalas kalau
dikunjungi ia mengunjungi akan tetapi dikatakan penyambung silaturahim tiu yang apabila
diputus hubungan silaturahim ia tetap menyambungkannya.
(H.R : Ahmad, Bukhari, Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i).
: في بها أتحنث كنت � أمورا أرأيت ، الله رسول يا قال 1 عنه الله رضي 1 حزام بن حكيم عن
صلى : : 1 الله رسول قال حكيم قال ؟ أجر من فيها لي هل وصدقة( وعتاقة( ، صلة( من الجاهلية
خير " " من سلف ما على أسلمت 1 وسلم عليه البخاري الله رواه
Dari Hakim bin Hizam –ra, bertanya: Ya Rasulallah, Bagaimana menurut Engkau tentang
beberapa hal yang pernah aku lakukan di masa jahiliyah; seperti: silaturrahim,
memerdekakan budak, dan bersedekah, apakah aku mendapatkan pahalanya? Hakim
berkata: Rasulullah SAW bersabda: Kamu masuk Islam atas berkat kebaikan yang telah
dahulu kamu kerjakan. HR Al-Bukhariy