1 ppptetap pantetap · 2020. 9. 1. · hewan(lembarannegara republikindonesiatahun...
TRANSCRIPT
1
DAFTARINVENTARISASIMASALAH(DIM)RUUTENTANGCIPTAKERJA
BATANGTUBUHPASAL35DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIA
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
1920. Pasal35Beberapa ketentuan dalamUndang-Undang Nomor 18Tahun 2009 tentangPeternakan dan KesehatanHewan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun2009 Nomor84,TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5015)sebagaimana diubah denganUndang-Undang Nomor 41Tahun 2014 tentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun2009tentangPeternakandanKesehatanHewan(LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 338,TambahanLembaranNegaraRepublik Indonesia Nomor5619)diubah:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1921. 1. KetentuanPasal6diubahsehingga berbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
2
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
1922. Pasal6(1)Lahan yang telah
ditetapkan sebagaikawasanpenggembalaanumumharus dipertahankankeberadaan dankemanfaatannyasecaraberkelanjutan.
Pasal6(1)Lahan yang telah
ditetapkan sebagaikawasanpenggembalaanumum harusdipertahankankeberadaan dankemanfaatannya secaraberkelanjutan.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP Pengaturan terkaitdengan penetapanlahanpenggembalaanbersifat dinamis,sehingga dalam haldibutuhkanperubahanakanlebihmudah jika diaturdalam peraturanperundang-undangandibawahUU.
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1923. (2)Kawasanpenggembalaanumumsebagaimanadimaksud pada ayat(1)berfungsisebagai:
(2)Kawasanpenggembalaan umumsebagaimana dimaksudpada ayat(1)berfungsisebagai:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1924. a. penghasiltumbuhanpakan;
a. penghasil tumbuhanpakan;
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
3
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1925. b. tempat perkawinanalami,seleksi,kastrasi,dan pelayananinseminasibuatan;
b. tempat perkawinanalami,seleksi,kastrasi,dan pelayananinseminasibuatan;
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1926. c. tempat pelayanankesehatan hewan;dan/atau
c. tempat pelayanankesehatan hewan;dan/atau
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1927. d. tempat atau objekpenelitian danpengembanganteknologi peternakandankesehatanhewan.
d. tempat atau objekpenelitian danpengembanganteknologipeternakan dankesehatanhewan.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
4
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1928. (3)Pemerintah daerahkabupaten/kota yangdi daerahnyamempunyaipersediaanlahanyangmemungkinkan danmemprioritaskan budidayaternakskalakecildiwajibkanmenetapkan lahansebagai kawasanpenggembalaanumum.
(3)Pemerintah daerahkabupaten/kota yang didaerahnya mempunyaipersediaan lahan yangmemungkinkan danmemprioritaskan budidaya Ternak skala kecildiwajibkan menetapkanlahan sebagaikawasanpenggembalaanumum.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1929. (4)Pemerintah daerahkabupaten/kotamembinabentukkerjasama antarapengusahaanpeternakan danpengusahaantanamanpangan, hortikultura,perikanan,perkebunan,dan kehutanan sertabidang lainnya dalammemanfaatkan lahandi kawasan tersebutsebagaisumberpakanternakmurah.
(4)Pemerintah daerahkabupaten/kotamembina bentuk kerjasama antarapengusahaanpeternakandan pengusahaantanaman pangan,hortikultura, perikanan,perkebunan, dankehutanan serta bidanglainnya dalammemanfaatkan lahan dikawasan tersebutsebagai sumber pakanTernakmurah.
TETAPCatatan:Bahwa politik hukumPemerintah dalamMenyusunRUUCiptaKerjaadalah mengembalikankewenangan Pemerintah,namun diayatinimasihada kewajiban Pemerintahdaerah kabupaten/kotauntukmembinakerjasamadalam memanfaatkanlahandiKawasansebagaisumber pakan ternakmurah. Seyogyanyaketentuan inijuga diaturdalam perundang-undangan di bidangpangan, hortikultura,perikanan,perkebunan,dan
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
5
kehutanan serta bidanglainnya agar dapatdiimplementasikan.
1930. (5)Dalam hal pemerintahdaerah kabupaten/kotatidak menetapkan lahansebagai kawasanpenggembalaan umumsebagaimana dimaksudpada ayat (3),Pemerintah Pusatdapatmenetapkan lahansebagai kawasanpenggembalaanumum.
TETAP PDI-P TETAP DisetujuiPanja27/08/20Pukul16.52
TETAPDIM 1965,1972, 1974,1975, 1995,2012,2016
Rapat31/08/20dimulaiPukul13.48
DisetujuiPanja Pukul13.51
Timus/TimsinDisesuaikandengancatatanFPKS.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAHCatatan:Mengikuti kesepakatanterkait pembagianwewenang antarapemerintah pusat danpemerintahdaerah
PAN DIUBAH
Kembalikepada ketentuanayat (5) UU Eksisting,sedangkan ayat (5) RUUdijadikanayat(6),sehinggaberbunyisebagaiberikut:
(5) Ketentuan lebihlanjut mengenaipenyediaan danpengelolaan kawasanpenggembalaan umumsebagaimana dimaksudpada ayat (3) ditetapkandengan peraturan daerahkabupaten/kota.
(6) Dalam halpemerintah daerahkabupaten/kota tidak
Pemerintah daerahkabupaten/kotayangmempunyai lahanuntuk budi dayaternak skala kecilwajib menetapkankawasanpenggembalaanumum, sebagaibentukdukungandanperlindunganPemerintah Daerahterhadap peternak-peternak kecil. Dankewajiban tersebutharus dituangkandalam bentukperaturandaerah.
6
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
menetapkan lahan sebagaikawasan penggembalaanumum sebagaimanadimaksud pada ayat (3),Pemerintah Pusat dapatmenetapkan lahan sebagaikawasan penggembalaanumum.
PPP PPP Mengusulkanmenambahkan frasa“dengan memenuhiketentuan yang mengaturperihal kawasanpenggembalaan umum”sehinggabunyinyamenjadi:(5)Dalam halpemerintah
daerahkabupaten/kotatidak menetapkanlahansebagaikawasanpenggembalaanumumsebagaimanadimaksud pada ayat(3),Pemerintah Pusatdapat menetapkanlahansebagaikawasanpenggembalaanumum, denganmemenuhi ketentuanyangmengaturperihalkawasanpenggembalaanumum.
Harusadaketentuanyang mengaturperihal kawasanpenggembalaanumum,yang terdiridari:1.jumlah populasi
ternak di suatudaerah sehinggadiperlukanpadangpenggembalaa
2.standar padangpenggembalaan:a. luaslahanb. fasilitas yang
harusadac. persyaratan
tekniskesehatanhewan
d. dlldsbdstalokasilahan dalamhal adanyapenambahanpopuliasiternak
1931. (5)Ketentuan lebih lanjutmengenaipenyediaandan pengelolaan
(6)Ketentuan lebih lanjutmengenai penyediaandan pengelolaan
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDR TETAP
7
kawasanpenggembalaanumumsebagaimanadimaksud pada ayat(3)ditetapkandenganperaturan daerahkabupaten/kota.
kawasanpenggembalaanumum sebagaimanadimaksud padaayat(3)ditetapkan denganPeraturanPemerintah.
A
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIUBAH
Ketentuan ayat(6)diubahmenjadiayat(7),danfrasa“ayat(3)”diubah menjadifrasa “ayat (6),sehinggamenjadisebagiberikut:
(7) Ketentuanlebihlanjutmengenaipenyediaandanpengelolaankawasanpenggembalaanumumsebagaimanadimaksudpadaayat(6)ditetapkandenganPeraturanPemerintah.
PPP Dihapus Karena sudah diaturpadaayatdiatsnya.
1932. 2. Ketentuan Pasal 13diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAPCatatanTim AhliDPR(ayat1)Penyediaan danpengembangan Benihdan/atau Bibit tidakdilakukan denganmengutamakan produksidalam negeri.
Alasan perubahan olehPemerintah:1. Memudahkan
InvestasidanUsahadi
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1933. Pasal13(1)Penyediaan dan
pengembangan benih,
Pasal13(1)Penyediaan dan
pengembangan Benih
PDI-P TETAP DisetujuiPanja Pukul13.52
PG TETAP
P.GERINDR DIUBAH
8
bidangPeternakan.2. Kondisi saat ini
Indonesia masihmengimpor benihdan/ataubibit.
3. Adanya kondisitertentu yangmembutuhkan benihdan/ataubibitdariluarnegeri.
4. Menyesuaikan denganketentuaninternasionalkhususnyayangterkaitdengan komitmenIndonesia di dalamWTO.
5. Perubahan ketentuanini menyesuaikandengan ketentuan didalam WTO (GATT1994)
Dalam putusan AppelateBody Kasus DS 477/478antara Indonesia denganAmerika Serikat danSelandia Baru, Indonesiamelanggarketentuan XI.1GATT 1994 (sehubungandengan measures ke-18tentang Sufficiency ofdomestic production tofulfil domestic demand),yangberbunyi:No prohibitions orrestrictions other thanduties, taxes or othercharges, whether madeeffective
bibit, dan/atau bibitdilakukan denganmengutamakanproduksidalam negeri.
dan/atau Bibitdilakukanuntuk memenuhikebutuhan penyediaanBenihdan/atauBibit.
TETAPA
KembalikeUUexisting
Penyediaan danpengembangan benih/bibittidak lagi mengutamakanproduksidalam negeri.Haliniakan melemahkandan mempersulitproduksibenihdaripetanilokal,danmencederai tujuanmewujudkan kesejateraanrakyat.
Pasal13(1) Penyediaan danpengembanganbenih,bibit,dan/atau bibit dilakukandengan mengutamakanproduksidalam negeri.
P.NASDEM
TETAP
PKB (1)KembalikepengaturanUndang-UndangNomor18tahun2009tentangPeternakan danKesehatan Hewansehingga berbunyisebagaiberikut:Penyediaan danpengembangan benih,bibit,dan/ataubakalandilakukan denganmengutamakanproduksidalam negeri.
PerubahanSubstansipada Ayat (1)bertujuan untukmelindungi danmempertahankanbenih,bibit,dan/ataubakalan yangmerupakankekhasanasliIndonesia
PD TETAP
PKS DIUBAH Memberi ruang
9
through quotas,importorexport licences or othermeasures, shall beinstitutedormaintainedbyanycontractingpartyontheimportationofanyproductoftheterritoryof any other contractingpartyorontheexportationorsale for export of anyproduct destined for theterritory of any othercontractingpart.
Potensiimplikasi:1. Dapatmeningkatkan mutu dankualitas bibit dan/ataubenihdalam negerimelaluisertifikasi.2. Mendukungberkembangnya lembagasertifikasibenih/ataubibit.
Kembali ke KetentuanUndang-UndangExisting
(1) Penyediaan danpengembanganbenih,bibit,dan/atau bibit dilakukandengan mengutamakanproduksidalam negeri.
impor benih danatau bibit ternak.Ketentuandalam UUexisting sudahsangatbaik terkaitpengutamaanproduksi dalamnegeri,bukanberartianti impor namunimpor harusdikendalikan.
Jika tidakmengutamakanproduksi dalamnegeri makakeberadaan balaipertanian, balaibenih, tidakmempunyaipeganganhukum.
PAN DIHAPUS
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
Pasal13(1) Penyediaan danpengembangan Benihdan/atau Bibit dilakukandengan mengutamakanproduksidalam negeri.
Fraksi PAN menilai,penyediaan danpengembanganbenih,dan/atau bibit perludilakukan dengantetap berpihak padapengutamaanproduksi dalamnegeri. Keberpihakantersebut merupakanwujud nyata upayapemerintah untukmendorongpeningkatan produksidalam negeri. Haltersebut sekaligusmenandakan bahwa
10
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
negara benar-benarhadir danbertanggung jawabuntukmelindungisegenap bangsaIndonesiadanseluruhtumpah darahIndonesia.
PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal13ayat(1)UU No. 18 Tahun 2009tentang Peternakan danKesehatan Hewan, dandiakhir kalimatmenambahkan frasa“yangsudah memenuhiStandarNasional Indonesia”sehinggabunyinyamejadi:(1) Penyediaan danpengembanganbenih,bibit,dan/atau bibit dilakukandengan mengutamakanproduksidalam negeri,yangsudah memenuhiStandarNasionalIndonesia.
Harusadaketentuanyang mengaturtentang prioritaspenggunaan benih,bibitmaupunbakalanproduksi dalamnegeri untukmeningkatkan nilaitambah di dalamnegeri danmeningkatkankemampuanekonomikerakyatan.SedangkanketentuanWTO (GATT 1994)yang pada dasarnyamengutamakanperdagangan bebasdimanahalitudapatmerugikan peternaklokal.
1934. (2)Pemerintah dan/atauPemerintah Daerahsesuai dengankewenangannyaberkewajiban untukmelakukanPemuliaan,pengembangan usahapembenihan dan/atau
(2)Pemerintahberkewajibanuntuk melakukanpengembangan usahapembenihan dan/ataupembibitan denganmelibatkan peran sertamasyarakat untukmenjamin ketersediaan
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUexisting
P.NASDEM
TETAP
PKB (2)Pemerintah Pusat dan PerubahanSubstansi
11
pembibitan denganmelibatkanperansertamasyarakat untukmenjaminketersediaan Benihdan/atauBibit.
Benih, Bibit, dan/ataubakalan.
Pemerintah Daerahberkewajiban untukmelakukanpengembangan usahapembenihan dan/ataupembibitan denganmelibatkan peran sertamasyarakat untukmenjamin ketersediaanBenih, Bibit, dan/ataubakalan.
atas Pasal13 Ayat(2) bertujuan untukmemperjelastanggung jawabdalam melakukanpengembanganusaha pembenihandan/atau pembibitanantara PemerintahPusat danPemerintah Daerahsesuai dengankewenangannya
PD TETAP
PKS DIUBAH(2) Pemerintah dan/atauPemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannyaberkewajiban untukmelakukan Pemuliaan,pengembangan usahapembenihan dan/ataupembibitan denganmelibatkan peran sertamasyarakat untukmenjaminkedaulatanBenihdan/atauBibit.
Perubahan bunyipasal tersebutmenjadi sangatumum dengankonsekuensimenghilangkanupayakemandirian ataukedaulatandanhanyafocus keketersediaansaja
PAN Diubah
(2) Pemerintah Pusatdan/atau PemerintahDaerah sesuai dengankewenangannyaberkewajiban untukmelakukan Pemuliaan,pengembangan usahapembenihan dan/ataupembibitan denganmelibatkan peran serta
Pemerintah Daerahharus tetap diberikewenangan agarmemiliki andil atasusahapenyelenggaraanpeternakan dankesehatan hewan,untuk menjaminketersediaaan benih,bibit, dan/ataubakalan. Dengan
12
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
masyarakat untukmenjamin ketersediaanBenih, Bibit, dan/atauBakalan..
demikian,diharapkanpenyelenggaraaanpeternakan dankesehatan hewandapatberjalansecaralebihoptimal.
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal13ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:
(2) Pemerintah dan/atauPemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannyaberkewajiban untukmelakukan Pemuliaan,pengembangan usahapembenihan dan/ataupembibitan denganmelibatkan peran sertamasyarakat untukmenjamin ketersediaanBenihdan/atauBibit.
1935. (3)Kewajiban Pemerintahdan/atau PemerintahDaerahsesuaidengankewenangannya untukmelakukanpengembangan usahapembenihan dan/ataupembibitansebagaimanadimaksud pada ayat(2) dilakukan denganmendorongpenerapanteknologireproduksi.
(3)Dalam hal usahapembenihan dan/ataupembibitan olehmasyarakat belumberkembang,PemerintahPusat membentuk unitpembenihan dan/ataupembibitan.
PDI-P Meminta PenjelasanPemerintah
KembalikeUUexisting.
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUexisting
P.NASDEM
TETAP
PKB (3)Dalam hal usahapembenihan dan/ataupembibitan oleh
PerubahanSubstansi,penambahan frasaPemerintah Daerah
13
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
masyarakat belumberkembang,PemerintahPusat dan PemerintahDaerah membentukunitpembenihan dan/ataupembibitan.
bertujuan untukmemperjelastanggung jawabdalam melakukanpengembanganusaha pembenihandan/atau pembibitanantara PemerintahPusat danPemerintah Daerahsesuai dengankewenangannya
PD TETAP
PKS DIUBAHKembali ke KetentuanUndang-UndangExisting(3) Kewajiban Pemerintahdan/atau PemerintahDaerah sesuai dengankewenangannya untukmelakukan pengembanganusaha pembenihandan/atau pembibitansebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilakukandengan mendorongpenerapan teknologireproduksi.
PAN Diubah.
(3) KewajibanPemerintahPusatdan/atauPemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannyauntuk melakukanpengembangan usahapembenihan dan/atau
Penerapan teknologireproduksi sudahsemestinya didorongagar pengembanganusaha pembenihandan/atau pembibitandapat dilaksanakandengan baik.Penerapan teknologi
14
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
pembibitan sebagaimanadimaksud pada ayat (2)dilakukan denganmendorong penerapanteknologireproduksi.
reproduksi telahterbukti dapatmeningkatkan tidaksajakuantitas,tetapijuga kualitas benihdan/ataubibit.
Fraksi PANmenekankan agarpenerapan teknologireproduksi dalamrangkapengembanganusahapembibitaninihanya dapatdinikmati olehkelompok usahamasayakatkecil.
PPP TETAP
1936. (4)Dalam hal usahapembenihan dan/ataupembibitan olehmasyarakat belumberkembang,Pemerintah dan/atauPemerintah Daerahsesuai dengankewenangannyamembentuk unitpembenihan dan/ataupembibitan.
(4)Setiap Benih atau Bibityang beredar wajibmemilikisertifikatlayakBenih atau Bibit yangmemuat keteranganmengenaisilsilahdanciri-cirikeunggulantertentu.
PDI-P Meminta PenjelasanPemerintah
KembalikeUUexisting.
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUexisting
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(4) Dalam hal usahapembenihan dan/ataupembibitan olehmasyarakat belum
15
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
berkembang, Pemerintahdan/atau PemerintahDaerah sesuai dengankewenangannyamembentuk unitpembenihan dan/ataupembibitan.
PAN Diubah
(4) Dalam hal usahapembenihan dan/ataupembibitan olehmasyarakat belumberkembang, PemerintahPusatdan/atauPemerintahDaerah sesuai dengankewenangannyamembentuk unitpembenihan dan/ataupembibitan.
PPP TETAP
1937. (5)Pembentukan unitpembenihansebagaimanadimaksud pada ayat(4) ditujukan untukpemurnian Ternaktertentuatauproduksi.
(6)Setiapbenihataubibityang beredar wajibmemiliki sertifikatlayakbenih atau bibityang memuatketerangan mengenaisilsilah dan ciri-cirikeunggulantertentu.
(7)Sertifikat Benih atau
(5)Sertifikat layak Benihatau Bibitsebagaimanadimaksud padaayat(4)dikeluarkanolehlembagasertifikasi Benih atauBibityangterakreditasi.
PDI-P TetapmenggunakanAyat5Undang-Undangexisting
KembalikeUUexisting.
DisetujuiPanja Pukul14.03
Timus/Timsin
Merangkumayat (5) –ayat (8) UUeksisting.
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUexisting
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAHKembalikeKetentuanUndang-UndangExisting(5)Pembentukan unit
16
Bibit sebagaimanadimaksud pada ayat(6) dikeluarkan olehlembaga sertifikasibenih atau bibityangterakreditasiatauyangditunjukolehMenteri.
(8)Setiap orang dilarangmengedarkan Benihatau Bibityang tidakmemiliki sertifikatsebagaimanadimaksud pada ayat(6).
pembenihansebagaimana dimaksudpadaayat(4)ditujukanuntukpemurnianTernaktertentuatauproduksi.
(6)Setiap benih atau bibityang beredar wajibmemilikisertifikatlayakbenih atau bibit yangmemuat keteranganmengenai silsilah danciri-ciri keunggulantertentu.
(7)Sertifikat Benih atauBibit sebagaimanadimaksudpadaayat(6)dikeluarkan olehlembaga sertifikasibenih atau bibit yangterakreditasiatau yangditunjukolehMenteri.
(8) Setiap orangdilarang mengedarkanBenihatauBibityangtidakmemiliki sertifikatsebagaimana dimaksudpadaayat(6).
PAN DIHAPUS
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
(5)Pembentukan unitpembenihan sebagaimanadimaksud pada ayat (4)ditujukan untuk pemurnianTernak tertentu atauproduksi.(6) Setiap benih atau
Penerapan teknologireproduksi sudahsemestinya didorongagar pengembanganusaha pembenihandan/atau pembibitandapat dilaksanakandengan baik.Penerapan teknologireproduksi telahterbukti dapatmeningkatkan tidak
17
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
bibit yang beredar wajibmemiliki sertifikat layakbenih atau bibit yangmemuat keteranganmengenaisilsilah dan ciri-cirikeunggulantertentu.(7) SertifikatBenihatauBibit sebagaimanadimaksud pada ayat (6)dikeluarkan oleh lembagasertifikasibenih atau bibityangterakreditasiatauyangditunjukolehMenteri.(8) Setiap orangdilarang mengedarkanBenihatauBibityangtidakmemiliki sertifikatsebagaimana dimaksudpadaayat(6).
sajakuantitas,tetapijuga kualitas benihdan/ataubibit.
Fraksi PANmenekankan agarpenerapan teknologireproduksi dalamrangkapengembanganusahapembibitaninihanya dapatdinikmati olehkelompok usahamasayakatkecil.
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal13ayat(5),(6),(7)dan(8)UUEksisting,yangberbunyi:(5)Pembentukan unit
pembenihansebagaimana dimaksudpada ayat(4)ditujukanuntukpemurnianTernaktertentuatauproduksi.
(6)Setiap benih atau bibityang beredar wajibmemilikisertifikatlayakbenih atau bibit yangmemuat keteranganmengenai silsilah danciri-ciri keunggulan
18
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
tertentu.(7)Sertifikat Benih atau
Bibit sebagaimanadimaksudpadaayat(6)dikeluarkan olehlembaga sertifikasibenih atau bibit yangterakreditasiatau yangditunjukolehMenteri.
(8)Setiap orang dilarangmengedarkan Benih atauBibit yang tidak memilikisertifikat sebagaimanadimaksudpadaayat(6).
1938. 3. Ketentuan Pasal 15diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1939. Pasal15(1)Pemasukan Benih
dan/atauBibitdariluarnegeri ke dalamwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia dapatdilakukanuntuk:
(1)Pemasukan Benihdan/atau Bibitdariluarnegerikedalam wilayahNegara KesatuanRepublikIndonesiadapatdilakukanuntuk:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB Tetap
(1A) Pemasukan benihdan/atau bibit wajibmemenuhi persyaratan
19
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
mutudankesehatanhewandan peraturan perundang-undangan di bidangkarantinahewan.
PD
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1940. a.meningkatkan mutudan keragamangenetik;
a. meningkatkan mutu dankeragamangenetik; TETAP
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1941. b.mengembangkan ilmupengetahuan danteknologi;
b. mengembangkan ilmupengetahuan danteknologi;
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1942. c.mengatasikekuranganBenihdan/atauBibitdidalam negeri;dan/atau
c. mengatasi kekuranganBenihdan/atauBibitdidalam negeri;dan/atau
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P. TETAP
20
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
NASDEM
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1943. d.memenuhi keperluanpenelitian danpengembangan.
d. memenuhi keperluanpenelitian danpengembangan.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1944. (2)Pemasukan Benihdan/atauBibitdariluarnegeri sebagaimanadimaksud pada ayat(1)harus:a.memenuhi
persyaratanmutu;b.memenuhi
persyaratan teknisKesehatanHewan;
c.bebas dariPenyakit HewanMenular yangdipersyaratkanoleh otoritasveteriner;
d.memenuhiketentuanperaturan
(2)Setiap Orang yangmelakukan pemasukanBenih dan/atau Bibitsebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajibmemenuhi PerizinanBerusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P Ayat (2) Kembalike UUexisting.Ayat(2)RUU Cipta KerjamenjadiAyat(3).
Catatan:Tetap mencantumkanketentuanimporbibit.
DisetujuiPanja Pukul14.05
TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUExisting
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(2) pemasukan benih
21
perundangundangan di bidangkarantina Hewan;dan
e.memerhatikankebijakanpewilayahansumber Bibitsebagaimanadimaksud dalamPasal14.
dan/atau bibit dari luarnegeri sebagaimanadimaksud pada ayat (1)harus:A.Memenuhipersyaratanmutu;B. Memenuhipersyaratantekniskesehatanhewan;C. Bebas dari penyakithewan menular yangdipersyaratkanolehotoritasveteriner;D. Memenuhi ketentuanperaturan perundang-undangan di bidangkarantinahewan;danE.Memerhatikankebijakanpewilayahan sumber bibitsebagaimana dimaksuddalam pasal14.F. Memperhatikanketersediaanbenihdanataubibitdalam negeri
PAN DIUBAH
Dikembalikan padaketentuan ayat (2) UUEksisting.Sedangkan ayat(2)RUU menjadiayat(3),sehinggaberbunyisebagaiberikut:
(2) Pemasukan Benihdan/atau Bibit dari luarnegeri sebagaimanadimaksud pada ayat (1)harus:a.memenuhi persyaratanmutu;
FraksiPAN menilai,dihilangkannyaketentuan tertentutentang PemasukanBenihdan/atauBibit,sepertisyaratstandarmutu, tekniskesehatan hewan,dan sejenisnyaberpeluang besardimanfaatkan olehpihak tertentu untukmelakukan tindakanmoralhazard,sepertipemasukanbenih/bibit dariluar
22
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
b.memenuhi persyaratanteknisKesehatanHewan;c.bebas dari PenyakitHewan Menular yangdipersyaratkanolehotoritasveteriner;d.memenuhi ketentuanperaturanperundangundangan dibidang karantina Hewan;dane.memerhatikan kebijakanpewilayahan sumber Bibitsebagaimana dimaksuddalam Pasal14.
(3) Setiap Orang yangmelakukan pemasukanBenih dan/atau Bibitsebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajibmemenuhi PerizinanBerusaha dariPemerintahPusat
negeri tanpamemperhatikanstandarkualitasnya.
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal15ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:(2)Pemasukan Benih
dan/atau Bibitdariluarnegeri sebagaimanadimaksudpadaayat(1)harus:a.memenuhi
persyaratanmutu;b.memenuhi
23
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
persyaratan teknisKesehatanHewan;
c.bebasdariPenyakitHewanMenularyangdipersyaratkan olehotoritasveteriner;
d.memenuhiketentuan peraturanperundangundangandibidang karantinaHewan;dan
e. memerhatikankebijakanpewilayahansumberBibit sebagaimanadimaksud dalamPasal14.
1945. (3)Setiap Orang yangmelakukanpemasukanBenih dan/atau Bibitsebagaimanadimaksud pada ayat(1)wajib memperolehizindariMenteri.
(4)Ketentuan lebih lanjutmengenaipersyaratanmutudanpersyaratanteknis KesehatanHewan sebagaimanadimaksud pada ayat(2)hurufadanhurufbdiatur denganPeraturanMenteri.
(3)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha sebagaimanadimaksud padaayat(2)diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P Ayat(3)RUU Cipta KerjamenjadiAyat(4).
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Kembali ke UU ExistingdenganPerubahan.
(3)Setiap Orang yangmelakukan pemasukanBenih dan/atau Bibitsebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajibmemenuhi PerizinanBerusaha dariPemerintahPusat.
(4) Ketentuan lebihlanjut mengenaipersyaratan mutu dan
24
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
persyaratan teknisKesehatan Hewansebagaimana dimaksudpadaayat(2)hurufadanhuruf b diatur denganPeraturanPemerintah.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIUBAH
Ayat (3) RUU diubahmenjadiayat (4),denganperubahan ketentuansebagaiberikut:
(4)Ketentuan lebih lanjutmengenaipersyaratanmutudan persyaratan teknisKesehatan Hewansebagaimana dimaksudpadaayat(2)hurufadanhuruf b serta PerizinanBerusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (3)diatur dengan PeraturanPemerintah.
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal15ayat(3)dan(4)UU Eksisting,yangberbunyi:(3)Setiap Orang yang
melakukan pemasukanBenih dan/atau Bibit
25
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajibmemperoleh izin dariMenteri.
(4)Ketentuan lebih lanjutmengenaipersyaratanmutudan persyaratan teknisKesehatan Hewansebagaimana dimaksudpadaayat(2)hurufadanhuruf b diatur denganPeraturanMenteri.
1946. 4. Ketentuan Pasal 16diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD
PKS
PAN
PPP TETAP
1947. Pasal16(1)Pengeluaran Benih
dan/ atau Bibit dariwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia ke luarnegeridapatdilakukanapabila kebutuhandalam negeri telahterpenuhi dankelestarian Ternaklocalterjamin.
Pasal16(1)Pengeluaran Benih dan/
atau Bibit dariwilayahNegara KesatuanRepublik Indonesia keluar negeri dapatdilakukan apabilakebutuhan dalam negeritelah terpenuhi dankelestarian Ternak lokalterjamin.
TETAPCatatanTim AhliDPRPerpindahan kewenanganpemberian izin darikewenangan daerah kepusat menyebabkanpermasalahan sebagaiberikut:
a. membuatpemerintah daerah takpunya cukup kewenanganuntuk mengurus
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH(1)PengeluaranBenihdan/atau Bibit dari wilayahNegara Kesatuan RepublikIndonesia ke luar negeri
Ditambahkanbeberapafrasauntuktujuankomersil
26
daerahnya.b. seringkalipemerintah pusat takpaham situasiyangterjadididaerahc. pengaturan initakmenunjukkan semangatdesentralisasi.Sebaliknya,hal ini sebagai bentuksentralisasi,sebagaimanayang telah diamanatkanmelaluiPasal18UUD NRITahun1945.
Alasan perubahan olehPemerintah:1.Kemudahan dalam
proses pengajuanperizinanberusaha.
2.Ayat (2) disarankandihapus, substansiditurunkan dalamketentuan peraturanperundang-undangan dibawahnya (klasifikasibenih/bibit).
3.Melalui PeraturanPemerintah, Menteridalam halpelaksanaanpengeluaran benihdan/atau bibitmelaksanakan delegasikewenangan dariPresiden
4.Komitmen Indonesia diWTO khususnya dalamPerjanjian GATT 1994Indonesia tidak dapatmelakukan pelarangan
untuk tujuan komersialdapat dilakukan apabilakebutuhan dalam negeritelah terpenuhi dankelestarian Ternak lokalterjamin.(2) Setiap Orang yang
melakukan kegiatansebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajibmemenuhi PerizinanBerusaha dariPemerintahSesuai dengankewenangannya
PAN TETAP
PPP TETAP
27
pemasukan ataupengeluaran barangyang terkait denganperdaganganinternasional.
Dalam putusan AppelateBody Kasus DS 477/478antara Indonesia denganAmerika Serikat danSelandia Baru, Indonesiamelanggarketentuan XI.1GATT 1994 (sehubungandengan measures ke-18tentang Sufficiency ofdomestic production tofulfil domestic demand),yangberbunyi:No prohibitions orrestrictions other thanduties, taxes or othercharges, whether madeeffectivethrough quotas,importorexport licences or othermeasures, shall beinstitutedormaintainedbyanycontractingpartyontheimportationofanyproductoftheterritoryof any other contractingpartyorontheexportationorsale for export of anyproduct destined for theterritory of any othercontractingpart.
1948. (2)Pengeluaran (2)Pengeluaran TETAP PDI-P TETAP
28
sebagaimanadimaksud pada ayat(1)dilarang dilakukanterhadap Benihdan/atau Bibit yangterbaik di dalamnegeri.
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilarangdilakukanterhadapBenihdan/atau Bibit yangterbaikdidalam negeri.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(3) Pengeluaran Benihdan/atauBibityangterbaikdi dalam negerisebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajibmendapatpersetujuan daripemerintah dan dilakukansetelah memperolehrekomendasidariotoritasveteriner yang telahmelakukan perlindungansumberdaya genetic benihdanataubibitungguldalamnegeri.
Diubah, denganmenambahkanotoritasveteinerdanperlindunganSDG.Mengingatpenjualanbenih dan bibitunggul dapat kitalakukanselamaSDGlocalunggulsdhkitadaftarkan kekomunitas SDGinternasional
PAN TETAP
PPP TETAP
1949. (3)Setiap Orang yangmelakukan kegiatansebagaimanadimaksud pada ayat(1)wajib memperolehizindariMenteri.
(3)Setiap Orang yangmelakukan kegiatansebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajibmemenuhi PerizinanBerusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(4)PengeluaranBenihdan/atau Bibit dari wilayah
29
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
Negara Kesatuan RepublikIndonesia ke luar negeriuntuktujuanpenelitiandanatau pengembangan ilmupengetahuan dapatdilakukan setelahmemperoleh persetujuandaripemerintahPusat
PAN TETAP
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal16ayat(3),UUEksisting,yangberbunyi:(3)Setiap Orang yangmelakukan kegiatansebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajibmemperoleh izin dariMenteri.
Konsiisten denganalasan sebelumnya,bahwa kewenanganinidiberikan kepadamenteriterkait.
1950. (4)Ketentuan lebih lanjutmengenai PeizinanBerusaha sebagaimanadimaksud padaayat(3)diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP DisetujuiPanja Pukul14.07
TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS (5)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha untuk tujuankomersialdan atau tujuanlainnya sebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat (4) diatur denganPeraturanPemerintah.
PAN DIHAPUS
30
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PPP Dihapus Karena pada ayatdiatasnya sudahdiatur denganKewenanganMenteri.terkait.
1951. 5. Ketentuan Pasal 22diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1952. Pasal22(1)Setiap orang yang
memproduksi pakandan/ataubahanpakanuntuk diedarkansecarakomersialwajibmemperoleh izinusaha.
Pasal22(1)Setiap orang yang
memproduksi pakandan/atau bahan pakanuntuk diedarkan secarakomersial wajibmemenuhi PerizinanBerusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Kewenangan PemerintahDaerah tetap adadisesuaikan dengan UUPemda.
(1) Setiap orang yangmemproduksi pakandan/atau bahan pakanuntuk diedarkan secarakomersialwajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintah Pusat atauPemerintahDaerah.
P.NASDEM
TETAP
31
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH(1) Setiap orang yangmemproduksi pakandan/atau bahan pakanuntuk diedarkan secarakomersialwajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintahPusatdanataupemerintahdaerah
Term pemerintahpusat digantipemerintah karenamencakupmentridanpemerintah daerah.Jika perizinan hanyadikeluarkanpemerintah pusatmaka kewenaganpemerintah pusatakan sangat besardan pasti akanmenyulitkanprosesnya,selain ituakan banyakbertentangandengankepentinganpemerintahdaerah
PAN TETAP
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal22ayat(1),UUEksisting,yangberbunyi:
Pasal22(1) Setiap orang yangmemproduksi pakandan/atau bahan pakanuntuk diedarkan secarakomersial wajibmemperolehizinusaha.
1953. (2)Pakan yang dibuatuntuk diedarkansecara komersialharus memenuhi
(2)Pakanyangdibuatuntukdiedarkan secarakomersial harusmemenuhistandaratau
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
32
standar ataupersyaratan teknisminimal dankeamananpakansertamemenuhi ketentuancarapembuatanpakanyang baik yangditetapkan denganPeraturanMenteri.
persyaratan teknisminimaldan keamananpakan serta memenuhiketentuan carapembuatan pakan yangbaik yang ditetapkandengan PeraturanPemerintah.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal22ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:
(2)Pakanyangdibuatuntukdiedarkansecarakomersialharus memenuhi standaratau persyaratan teknisminimal dan keamananpakan serta memenuhiketentuan cara pembuatanpakan yang baik yangditetapkan denganPeraturanMenteri.
Konsiisten denganalasan sebelumnya,bahwa kewenanganiniditetapkandenganPeraturanMenteri.
1954. (3)Pakan sebagaimanadimaksud pada ayat(2) harus berlabelsesuai denganperaturan perundang-undangan.
(3)Pakan sebagaimanadimaksud padaayat(2)harus berlabel sesuaidengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1955. (4)Setiaporangdilarang: (4)Setiaporangdilarang: TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
33
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1956. a.mengedarkan pakanyang tidak layakdikonsumsi;
a. mengedarkan pakanyang tidak layakdikonsumsi;
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1957. b.menggunakandan/ataumengedarkan pakanruminansia yangmengandung bahanpakan yang berupadarah, daging,dan/atau tulang;dan/atau
b. menggunakan dan/ataumengedarkan pakanRuminansia yangmengandung bahanpakan yang berupadarah,daging,dan/atautulang;dan/atau
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1958. c.menggunakan pakanyangdicampurhormontertentu dan/atauantibiotik imbuhanpakan.
c. menggunakan pakanyang dicampur hormontertentu dan/atauantibiotik imbuhanpakan.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
34
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PAN TETAP
PPP TETAP
1959. (5)Ketentuan lebih lanjutsebagaimanadimaksud pada ayat(4)hurufcditetapkandengan PeraturanMenteri.
(5) Ketentuan lebih lanjutsebagaimana dimaksudpada ayat (4) huruf cdiaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal22ayat(5),UUEksisting,yangberbunyi:
(5)Ketentuan lebih lanjutsebagaimana dimaksudpada ayat (4) huruf cditetapkan denganPeraturanMenteri.
Konsiisten denganalasan sebelumnya,bahwa Ketentuanlebihlanjutmengenaihal ini ditetapkandengan PeraturanMenteri.
1960. 6. Ketentuan Pasal 29diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1961. Pasal29(1)Budidayaternakhanya
dapat dilakukan oleh
Pasal29(1)BudiDayaTernakhanya
dapat dilakukan oleh
TETAP PDI-P Meminta penjelasanpemerintah terkaitkonsepperizinan berusaha untuk
35
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
peternak, perusahaanpeternakan, sertapihak tertentu untukkepentingankhusus.
peternak, perusahaanpeternakan,serta pihaktertentu untukkepentingankhusus.
sektorusahapeternakan.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1962. (2)Peternak yangmelakukan budidayaternak dengan jenisdan jumlah ternak dibawah skala usahatertentu diberikantanda daftar usahapeternakan olehpemerintah daerahkabupaten/kota.
(2)Peternak yangmelakukan budi dayaTernakdenganjenisdanjumlahTernakdibawahskala usaha tertentudiberikan PerizinanBerusaha olehPemerintahPusat.
TETAP PDI-P Meminta penjelasanpemerintah terkaitkonsepperizinan berusaha untuksektorusahapeternakan.
DisetujuiPanja Pukul14.11
Timus/TimsinDisesuaikandengankonsepRBA
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Peran pemerintah daerahtetap ada, sesuai UUPemerintahDaerah.
Ayat(2)dan(3)RUUCiptakerja digabungkan dalamsatuayat.
(2) Peternak yangmelakukan budi dayaTernak dengan jenis danjumlahTernakskalausahatertentudiberikanPerizinanBerusaha oleh PemerintahPusat atau PemerintahDaerah sesuaikewenangannya.
P. TETAP
36
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
NASDEM
PKB (2) Peternak yangmelakukan budi dayaTernak dengan jenis danjumlahTernakdenganskalakecil diberikan PerizinanBerusaha oleh PemerintahPusat.
PD TETAP
PKS DIUBAH
(2) Peternak yangmelakukanbudidayaternakdengan jenis dan jumlahternak di bawah skalausaha tertentu diberikanperizinan berusaha olehpemerintahdaerah.
Akanterjadimonopoliwewenang perizinanoleh PemerintahPusat, seharusnyaperizinan terkaitpasalinidikeluarkanoleh PemerintahPusat dan atauPemerintah Daerahsesuaikewenangannyamasing-masingberdasarkan skalausaha
PAN Diubah
Ditambah frasa“Pemerintah Daerahdan/atau” sebelum frasa“Pemerintah Pusat,”sehingga berbunyisebagaiberikut:
(2) Peternak yangmelakukanbudidayaternakdengan jenis dan jumlahternak di bawah skala
PenghapusanwewenangPemerintah Daerahtidakselarasdengansemangatdesentralisasi atauotonomi daerahsebagaimanaamanatkonstitusi.
Fraksi PANkonsisitenagarperanPemerintah Daerah
37
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
usaha tertentu diberikantanda daftar usahapeternakan olehPemerintah Daerahdan/atau PemerintahPusat.
tidakdihapuskan.
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal22ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:(2) Peternak yangmelakukanbudidayaternakdengan jenis dan jumlahternak di bawah skalausaha tertentu diberikantanda daftar usahapeternakanolehpemerintahdaerahkabupaten/kota.
1963. (3)Perusahaanpeternakan yangmelakukan budidayaternak dengan jenisdan jumlah ternak diatas skala usahatertentuwajibmemilikiizinusahapeternakandaripemerintahdaerahkabupaten/kota.
(3)Perusahaan peternakanyang melakukan budidayaternakdenganjenisdan jumlah Ternak diatasskalausahatertentuwajib memenuhiPerizinan Berusaha olehPemerintahPusat.
TETAP PDI-P Meminta penjelasanpemerintah terkaitkonsepperizinan berusaha untuksektorusahapeternakan.
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
Digabungkan ke ayat (2)diatas
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(3)Perusahaanpeternakanyangmelakukanbudidayaternak dengan jenis danjumlahternakdiatasskala
terminologypemerintah dalamketentuanumum RUUCipta kerja meliputi(Mentri dan Kepaladaerah)
38
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
usaha tertentu wajibmemiliki izin usahapeternakandaripemerintahpusatdanataupemerintahdaerah
PAN Diubah
Ditambah frasa“Pemerintah Daerahdan/atau” sebelum frasa“Pemerintah Pusat,”sehingga berbunyisebagaiberikut:
(3) Perusahaanpeternakanyangmelakukanbudidaya ternak denganjenisdanjumlahternakdiatas skala usaha tertentuwajib memilikiizin usahapeternakandariPemerintahDaerah dan/atauPemerintahPusat.
IDEM
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal22ayat(3),UUEksisting,yangberbunyi:(3)Perusahaanpeternakanyangmelakukanbudidayaternakdenganjenisdanjumlahternakdiatasskalausahatertentuwajibmemilikiizinusahapeternakandaripemerintahdaerahkabupaten/kota.
1964. (4)Peternak, perusahaanpeternakan,danpihak
(4)Peternak, perusahaanpeternakan, dan pihak
TETAP PDI-P Meminta penjelasanpemerintah terkaitkonsep
39
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
tertentu yangmengusahakan ternakdengan skala usahatertentu wajibmengikuti tata carabudidayaternakyangbaik dengan tidakmenggangguketertiban umumsesuai denganpedoman yangditetapkan olehMenteri.
tertentu yangmengusahakan Ternakdengan skala usahatertentu wajib mengikutitata cara budi dayaTernakyangbaikdengantidak menggangguketertiban umum sesuaidengan pedoman yangditetapkan olehPemerintahPusat.
perizinan berusaha untuksektorusahapeternakan.
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
Digabungkan ke ayat (2)diatas
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP terminologypemerintah dalamketentuanumum RUUCipta kerja meliputi(Mentri dan Kepaladaerah)
PAN TETAP
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal22ayat(4),UUEksisting,yangberbunyi:
(4)Peternak, perusahaanpeternakan, dan pihaktertentu yangmengusahakan ternakdengan skala usahatertentu wajib mengikutitatacarabudidayaternakyang baik dengan tidakmengganggu ketertibanumum sesuai denganpedoman yang ditetapkanolehMenteri.
Konsiisten denganalasan sebelumnya,bahwa kewenanganini ditetapkan olehMenteri.
1965. (5)Pemerintah (5)Pemerintah Pusat TETAP PDI-P TETAP
40
berkewajiban untukmelindungi usahapeternakan dalamnegeridaripersaingantidak sehatdiantarapelakupasar.
berkewajiban untukmelindungi usahapeternakandalam negeridari persaingan tidaksehat diantara pelakuusaha.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal22ayat(5),UUEksisting,yangberbunyi:(5)Pemerintahberkewajibanuntuk melindungi usahapeternakan dalam negeridaripersaingantidaksehatdiantarapelakupasar.
1966. 7. Ketentuan Pasal 30diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1967. Pasal30(1)Budidayahanyadapat
diselenggarakan olehperorangan warganegaraIndonesiaataukorporasi, baik yangberbadan hukummaupun yang tidakberbadan hukum
Pasal30(1)Pemerintah Pusat
mengembangkan UsahaBudi Daya melaluipenanaman modalolehperoranganwarganegaraIndonesiaataukorporasiyangberbadanhukum.
TETAP PDI-P TETAP DisetujuiPanja Pukul14.13
Ditambahkanfrasa “danPemerintahDaerah”
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
(1) Pemerintah Pusatdan/atau PemerintahDaerah sesuaikewenagannya,
41
Indonesia. mengembangkan UsahaBudi Daya melaluipenanaman modal olehperorangan warga negaraIndonesia atau korporasiyangberbadanhukum.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
Kembalike ketentuan UUExisting
Secara teknispemerintah pusatakan kesulitanmengembangkanusaha budi daya,selainitutidaksemuapelaku budidayaharus melakukanpenanaman modalkhususnya yangskalakecildidaerah
PAN DIHAPUSDikembalikan padaketentuaneksisting.
Pasal30(1) Budi daya hanyadapatdiselenggarakanolehperorangan warga negaraIndonesia atau korporasi,baikyangberbadanhukummaupun yang tidakberbadanhukum Indonesia.
Perlupenjelasanlebihlanjut dariPemerintahmengenai ketentuanyang menyatakan“Pemerintah PusatmengembangkanUsaha Budi Dayamelalui penanamanmodal olehperorangan warganegara Indonesiaatau korporasiyangberbadanhukum.”
Ketentuan korporasiberbadan hukum diRUU bisa bermakna
42
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
korporasi berbadanhukum Indonesiamaupun korporasiberbadan hukumasing. Jika itumenyangkutbadan/korporasiasing, makaPemerintah perlumelakukanpengaturan danpengawasan yangketat.
Selain itu ketentuantersebut juga bisadimaknai bahwaPemerintah terlibatlangsung dalampelaksanaan usahabudidaya denganmelibatkan penanammodal peroranganWNI atau korporasiberbadanhukum.
PPP TETAP
1968. (2)Perorangan warganegaraIndonesiaataubadan hukumIndonesiasebagaimanadimaksud pada ayat(1) dapat melakukankerja sama denganpihak asing sesuaidengan peraturan
(2) Pelaksanaanpenanamanmodal sebagaimanadimaksud padaayat(1)dilakukansesuaidenganketentuan peraturanperundang-undangan dibidang penanamanmodal.
TETAP PDI-P TETAP DisetujuiPanja Pukul14.19
TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
43
perundangundangandibidang penanamanmodaldan peraturanperundang-undanganlainnyayangterkait.
Kembalike ketentuan UUExisting
PAN DIUBAH
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
(2) Perorangan warganegara Indonesia ataubadan hukum Indonesiasebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapatmelakukan kerja samadenganpihakasingsesuaidengan peraturanperundangundangan dibidang penanaman modaldan peraturan perundang-undangan lainnya yangterkait.
PPP TETAP
1969. 8. Ketentuan Pasal 36Bdiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAPPDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1970. Pasal36B(1)Pemasukan Ternak
dan Produk Hewandari luar negeri kedalam wilayahNegaraKesatuan Republik
Pasal36B(1) Pemasukan Ternak dan
Produk Hewan dariluarnegerikedalam wilayahNegara KesatuanRepublik Indonesia
TETAPAlasan perubahan olehPemerintah:Komitmen Indonesia diWTO khususnya dalamPerjanjian GATT 1994
PDI-P Kembali ke UU existingkarenamenyangkutkonsepketahananpangan.
DisetujuiPanja Pukul14.28
PENDINGPG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
44
Indonesia dilakukanapabila produksidanpasokan Ternak danProduk Hewan didalam negeri belummencukupikebutuhankonsumsimasyarakat.
dilakukan untukmemenuhi konsumsimasyarakat.
Indonesia tidak dapatmelakukan pembatasanterhadap pemasukan danpengeluaranbarangterkaitdengan perdaganganinternasional.Dalam putusan AppelateBody Kasus DS 477/478antara Indonesia denganAmerika Serikat danSelandia Baru, Indonesiamelanggarketentuan XI.1GATT 1994 (sehubungandengan measures ke-18tentang Sufficiency ofdomestic production tofulfil domestic demand),yangberbunyi:No prohibitions orrestrictions other thanduties, taxes or othercharges, whether madeeffectivethrough quotas,importorexport licences or othermeasures, shall beinstitutedormaintainedbyanycontractingpartyontheimportationofanyproductoftheterritoryof any other contractingpartyorontheexportationorsale for export of anyproduct destined for theterritory of any othercontractingpart.
Potensiimplikasi:
DIM 1970,1973, 1978,1979, 1987,1989, 1997,1998, dan2004 terkaitWTO.
Pengaturan pasal UUExisting tetapdipertahankan, karenamelindungidanmendukungkebijakan pengembanganternakdalam negeri.
Pengaturan ini terlihatbahwa Negara justrumendukungkebijakanimporhewan ternak, karenatunduk pada ketentuanskema AOA WTO tentangliberalisasipertanian.Halinimerugikan peternak danmemukul produksipeternak.
Kembali ke pasal UUExisting.
(1) Pemasukan TernakdanProdukHewandariluarnegeri ke dalam wilayahNegara Kesatuan RepublikIndonesiadilakukanapabilaproduksi dan pasokanTernakdanProdukHewandi dalam negeri belummencukupi kebutuhankonsumsimasyarakat.
P.NASDEM
TETAP
PKB (1)Kembali ke Undang-Undang No.41 tahun2014 tentangPeternakan danKesehatanHewanyangberbunyi:
PerubahanSubstansibertujuan untukmenjaga penyerapanproduksi danpasokan ternakdalam negeridalam
45
1. Indonesia dapatmencukupi kebutuhanpanganasalternak.2. Pemasukan ternakdiatur sesuai denganpersyaratan kesehatanhewan(sebagaimanadiaturdalam ketentuanAgreementonSanitaryandPhytosanitary MeasuresWTO).
PemasukanTernakdanProdukHewandariluarnegerikedalam wilayahNegara KesatuanRepublik Indonesiadilakukan apabilaproduksidan pasokanTernak dan ProdukHewandidalam negeribelum mencukupikebutuhan konsumsimasyarakat.
rangka mencukupikebutuhan konsumsimasyarakat.
PD TETAP
PKS DIUBAH
Kembalike Ketentuan UUExisting
Konsepketersediaanterlalu umum,karena tidakpeduli dengansumbernya baikproduksi dalamnegeri maupunimpor
Akanmemberikankemudahan yangsangatbesarbagiimportasi hewandan produkhewan. Memangpadakenyataannyapemenuhanterkaithewandanproduk hewandalam negerimasih sangatsulit untukdipenuhiproduksidalam negeri,namun pada
46
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
tatanan UUperlindunganterhadappeternak dalamnegerijuga tidakbolehdiabaikan.
PAN DIHAPUS
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
Pasal36B(1) Pemasukan TernakdanProdukHewandariluarnegeri ke dalam wilayahNegara Kesatuan RepublikIndonesiadilakukanapabilaproduksi dan pasokanTernakdanProdukHewandi dalam negeri belummencukupi kebutuhankonsumsimasyarakat.
Ketentuan inicenderung akanmenciptakan ataumeliberalisasipangankhususnyaternak.Inisangat rawanterhadap keamanandan kedaulatanpangandimasayangakandatang.
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36B ayat(1), UU Eksisting, yangberbunyi:
Pasal36BPemasukan Ternak danProduk Hewan dari luarnegeri ke dalam wilayahNegara Kesatuan RepublikIndonesiadilakukanapabilaproduksi dan pasokanTernakdanProdukHewandi dalam negeri belum
47
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
mencukupi kebutuhankonsumsimasyaraka
1971. (2)Pemasukan Ternaksebagaimanadimaksud pada ayat(1) harus berupaBakalan.
(2) Setiap Orang yangmelakukan pemasukanTernak sebagaimanadimaksud padaayat(1)wajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAHkembali Kembali keKetentuanUUExisting
PAN TETAP
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36B ayat(2), UU Eksisting, yangberbunyi:(2)Pemasukan Ternaksebagaimana dimaksudpadaayat(1)harusberupaBakalan.
1972. (3)Pemasukan Ternakruminansia besarBakalan tidak bolehmelebihi berattertentu.
(3) Pemasukan Ternak dariluarnegeriharus:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAHKembalike Ketentuan UUExisting
PAN TETAP
48
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36B ayat(2), UU Eksisting, yangberbunyi:(3)Pemasukan Ternakruminansia besar Bakalantidak boleh melebihiberattertentu.
1973. a. memenuhi persyaratanteknisKesehatanHewan;
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIUBAH
Menambahkannormabaru,sementara norma padahuruf a menyesuaikanurutannya, sehinggaberbunyisebagaiberikut:
a. berupa TernakRuminansia BetinaProduktifdan/atau TernakRuminansiaIndukan
b. memenuhipersyaratanteknis KesehatanHewan;
Dalam UU No. 41Tahun 2014 tentangPeternakan danKesehatandisebutkan bahwaTernak RuminansiaBetina ProduktifadalahTernakruminansia betinayang organreproduksinya masihberfungsi secaranormal dan dapatberanak. SementaraTernak RuminansiaIndukan adalahTernakbetina bukanbibit yang memilikiorgan reproduksi
49
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
normal dan sehatdigunakan untukpengembangbiakan.
FraksiPAN menilai,swasembada sapihanyadapatterwujudjika kita memilikiTernak RuminansiaBetina Produktifdan/atau Indukanyang memadai.Betina produktifdanindukan inidiharapkan dapatmelahirkan bakalanyang dapatmenopangkebutuhansapidiIndonesia.
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36B ayat(2)hurufa,UU Eksisting,yangberbunyi:memenuhi persyaratanteknisKesehatanHewan;
1974. b.bebasdariPenyakitHewanMenular yangdipersyaratkan olehOtoritasVeteriner;dan
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
Menjadihurufc.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP Urutan
50
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
menyesuaikan.
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36B ayat(2)hurufb,UU Eksisting,yangberbunyi:b.bebas dari Penyakit
Hewan Menular yangdipersyaratkan olehOtoritasVeteriner;dan
1975. c.memenuhi ketentuanperaturan perundang-undangan di bidangKarantinaHewan.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
Menjadihurufd.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP Urutanmenyesuaikan
PPP Mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36B ayat(2)hurufc,UU Eksisting,yangberbunyi:c.memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidangKarantinaHewan.
1976. (4)Setiap Orang yangmelakukanpemasukanBakalan sebagaimanadimaksud pada ayat
(4) Ketentuan lebih lanjutmengenai pemasukanTernak dan ProdukHewan sebagaimana
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
51
(2)wajib memperolehizindariMenteri.
(5)Setiap Orang yangmemasukkan Bakalandari luar negerisebagaimanadimaksud pada ayat(2) wajib melakukanpenggemukan didalam negeri untukmemperoleh nilaitambah dalam jangkawaktu paling cepat4(empat) bulan sejakdilakukan tindakankarantina berupapelepasan.
(6)Pemasukan Ternakdari luar negerisebagaimanadimaksud pada ayat(2)danayat(3)harus:a.memenuhi
persyaratan teknisKesehatanHewan;
b.bebas dariPenyakit HewanMenular yangdipersyaratkanoleh OtoritasVeteriner;dan
c.memenuhiketentuanperaturanperundang-undangan dibidang karantinaHewan.
(7)Pemasukan Ternak
dimaksud pada ayat(1)diaturdengan PeraturanPemerintah.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
Kembalike Ketentuan UUExisting
PAN TETAP FraksiPANkonsistendengan usulan padaDIM nomor 1984yang mendorongimpor ternak hanyadapatdilakukanpadaternak ruminansiabetina produktifdan/atau ternakruminansiaindukan.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36B ayat(4),(5),(6),(7),dan(8)UUEksisting,yangberbunyi:(4)Setiap Orang yang
melakukan pemasukanBakalan sebagaimanadimaksudpadaayat(2)wajib memperoleh izindariMenteri.
(5)Setiap Orang yangmemasukkan Bakalandari luar negerisebagaimana dimaksudpada ayat (2) wajibmelakukanpenggemukan didalamnegeri untukmemperoleh nilaitambah dalam jangka
52
dariluarnegeriuntukdikembangbiakan diIndonesiaharus:a.memenuhi
persyaratan teknisKesehatanHewan;
b.bebas dariPenyakit HewanMenular yangdipersyaratkanoleh OtoritasVeteriner;dan
c. memenuhiketentuanperaturanperundang-undangan dibidang karantinaHewan.
(8)Ketentuan lebih lanjutmengenaipemasukanTernak dan ProdukHewan sebagaimanadimaksud pada ayat(1)sertaberattertentusebagaimanadimaksud pada ayat(3) diatur denganPeraturanMenteri.
waktu paling cepat 4(empat) bulan sejakdilakukan tindakankarantina berupapelepasan.
(6)PemasukanTernakdariluarnegerisebagaimanadimaksudpadaayat(2)danayat(3)harus:a.memenuhi
persyaratan teknisKesehatanHewan;
b.bebasdariPenyakitHewanMenularyangdipersyaratkan olehOtoritas Veteriner;dan
c.memenuhiketentuan peraturanperundang-undangan dibidangkarantinaHewan.
(7)PemasukanTernakdariluar negeri untukdikembangbiakan diIndonesiaharus:a.memenuhi
persyaratan teknisKesehatanHewan;
b.bebasdariPenyakitHewan Menularyang dipersyaratkanoleh OtoritasVeteriner;dan
c. memenuhiketentuan peraturanperundang-undangandibidangkarantinaHewan.
53
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
(8) Ketentuan lebihlanjutmengenaipemasukanTernakdanProdukHewansebagaimana dimaksudpada ayat(1)serta berattertentu sebagaimanadimaksud pada ayat (3)diatur dengan PeraturanMenteri.
1977. 9. Ketentuan Pasal 36Cdiubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1978. Pasal36C(1)Pemasukan Ternak
RuminansiaIndukankedalam wilayahNegaraKesatuan RepublikIndonesia dapatberasal dari suatunegara atau zonadalam suatu negarayang telah memenuhipersyaratan dan tatacarapemasukannya.
Pasal36C(1)Pemasukan Ternak
Ruminansia Indukan kedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia dapatberasaldarisuatu negara yangtelah memenuhipersyaratandantatacarapemasukannya.
TETAPCatatanTim AhliDPR:PerubahanPasal36C RUUCiptaker menyesuaikandengan ketentuan WTO.Undang-Undang Nomor18Tahun2009junctoUndang-Undang Nomor41 Tahun2014 DIGUGAT oleh NewZealand (DS-477) danAmerika Serikat (DS478)karena dinilai tidakkonsisten dengan ArticleXI.1 GATT 1994.Namun,halinibertentangandenganUU Nomor18tahun2012
PDI-P Meminta penjelasanpemerintah terkaitpenghapusanzona.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Dihapus
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
Zona merupakanbagian dari suatunegarayangmempunyai batasalam, status
54
tentang Pangan yangmenyebutkan KedaulatanPanganadalahhaknegaradan bangsa yang secaramandiri menentukankebijakan Pangan yangmenjaminhakatasPanganbagi rakyat dan yangmemberikan hak bagimasyarakat untukmenentukan sistemPangan yang sesuaidengan potensi sumberdayalokal.SelainitujugatujuandariPasalinidalamUU Nakeswan untukmelindungipeternaklokal.
Alasan perubahan olehPemerintah:Komitmen Indonesia diWTO khususnya dalamPerjanjian GATT 1994Indonesia tidak dapatmelakukan pembatasanterhadap pemasukan ataupengeluaran barang yangterkait denganperdaganganinternasional.
Dalam putusan AppelateBody Kasus DS 477/478antara Indonesia denganAmerika Serikat danSelandia Baru, Indonesiamelanggarketentuan XI.1GATT 1994 (sehubungandengan measures ke-18tentang Sufficiency of
Pasal36C(1) Pemasukan TernakRuminansia Indukan kedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia dapat berasaldarisuatunegaraatauzonadalam suatu negara yangtelah memenuhipersyaratan dan tata carapemasukannya.
kesehatan populasiHewan, statusepidemiologikPenyakitHewan Menular,danefektivitas dayakendali.
Penggunaan zonasangat penting,mengingat dapatmembantumemahami keadaansuatu wilayah dansangatefektifuntukmencegah eksesnegatif ataspemasukan ternakdariluarnegeri.
PPP TETAP KarenamenurutOie(WordOrganisationforAnimalHealth):
ZonaadalahstatusnegaraterhadappenyakitPMKpadasapi.ContohIndia.
Pasal36CiniadalahupayamemudahkanimpordarinegaraselainAustralia.
Indonesia berstatusnegarabebasPMK
55
domestic production tofulfil domestic demand),yangberbunyi:No prohibitions orrestrictions other thanduties, taxes or othercharges, whether madeeffectivethrough quotas,importorexport licences or othermeasures, shall beinstitutedormaintainedbyanycontractingpartyontheimportationofanyproductoftheterritoryof any other contractingpartyorontheexportationorsale for export of anyproduct destined for theterritory of any othercontractingpart.
Potensiimplikasi:1. Perlu dilakukanpengawasan terhadapresiko penularan ataupenyebaranpenyakithewandiIndonesia.2. Pemasukan ternakdiatur sesuai denganpersyaratan kesehatanhewan(sebagaimanadiaturdalam ketentuanAgreementonSanitaryandPhytosanitary MeasuresWTO).
1979. (2)Persyaratan dan tatacara pemasukan
(2)Persyaratan dan tatacara pemasukan Ternak
TETAP PDI-P Meminta penjelasanpemerintah
56
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
Ternak RuminansiaIndukan dari luarnegeri ke dalamwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia ditetapkanberdasarkan analisisrisiko di bidangKesehatanHewanolehOtoritas Veterinerdenganmengutamakankepentingannasional.
Ruminansiaindukandariluar negeri ke dalamwilayahNegaraKesatuanRepublik Indonesiaditetapkan berdasarkananalisisrisiko dibidangKesehatan Hewan olehOtoritasVeteriner.
Usulan:KembalikeUUexisting.
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUExisting.
Frasa “MengutamakankepentinganNasionaltetapdipertahankan”.
P.NASDEM
TETAP
PKB (2)Kembali ke Undang-Undang Nomor 41tahun 2014 tentangPeternakan danKesehatanHewanyangberbunyi:Persyaratan dan tatacarapemasukanTernakRuminansia Indukandari luar negeri kedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia ditetapkanberdasarkan analisisrisiko di bidangKesehatanHewanolehOtoritas Veterinerdenganmengutamakankepentingannasional
PerubahanSubstansiPasal36C Ayat(2)bertujuanuntuklebihmemproteksipersyaratandantatacara pemasukanTernak RuminansiaIndukan dari luarnegeri ke dalamwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia gunameminimalisirresikotertularnya penyakithewan dan ternakdariluarnegeri.
PD TETAP
PKS DIUBAH(2) Persyaratan dan tatacara pemasukan TernakRuminansia Indukan dari
Diubah denganpanambahan kalimat“denganmengutamakan
57
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
luarnegerikedalamwilayah Negara KesatuanRepublik Indonesiaditetapkan berdasarkananalisis risiko di bidangKesehatan Hewan olehOtoritas Veteriner denganmengutamakankepentingannasional.
kepentingannasional”Hal ini sebagaipenegasan bahwasemuakegiatanyangterkait pemasukanhewan ternak darilaur negeri dengantujuan apapun harusmengutamakankepentingannasional
PAN Dihapus
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
(2) Persyaratandantatacara pemasukan TernakRuminansia Indukan dariluarnegerikedalam wilayahNegara Kesatuan RepublikIndonesia ditetapkanberdasarkan analisis risikodibidangKesehatanHewanoleh Otoritas Veterinerdengan mengutamakankepentingannasional.
Fraksi PAN sangatkeberatan terhadappenghilangan frasa“mengutamakankepentingannasoinal.Penghilangan frasatersebutdinilaidapatmenghilangkanperlindunganterhadapkepentingannasional, yangseharusnya tetapdijaga dandiutamakan. Haltersebut jelasbertentangandenganspirit UU No 41Tahun 2014 tentangPerubahan Atas UUNo 18 Tahun 2009tentang Peternakandan KesehatanHewan,yang manapenyelenggaraanpeternakandankesehatan hewan
58
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
dilaksanakan denganmengamankandanmenjaminpemanfaatan danpelestarian hewanuntuk mewujudkankedaulatan,kemandirian,sertaketahanan pangandalam rangkamenciptakankesejahteraan dankemakmuran seluruhrakyatIndonesia.Konstitusi jugasecara tegasmenyatakan bahwabahwa negarabertanggung jawabuntukmelindungisegenap bangsaIndonesia danseluruhtumpahdarahIndonesia.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36C ayat(2), UU Eksisting,yangberbunyi:(2)Persyaratan dan tatacara pemasukan TernakRuminansia Indukan dariluarnegerikedalam wilayahNegara Kesatuan RepublikIndonesia ditetapkanberdasarkan analisis risikodibidangKesehatanHewan
59
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
oleh Otoritas Veterinerdengan mengutamakankepentingannasional.
1980. (3)Pemasukan TernakRuminansia Indukanyangberasaldarizonasebagaimanadimaksud pada ayat(1), selain harusmemenuhi ketentuansebagaimanadimaksud pada ayat(2)jugaharusterlebihdahulu:
(3)Pemasukan TernakRuminansiaIndukanyangberasal dari zonasebagaimana dimaksudpada ayat (1), selainharus memenuhiketentuan sebagaimanadimaksud padaayat(2)juga harus terlebihdahulu:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB (3)Pemasukan TernakRuminansia Indukanyang berasal darisebagaimanadimaksudpada ayat (1), selainharus memenuhiketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(2)juga harus terlebihdahulu:
Perubahan substansiPasal36C Ayat(3)merupakansinkronisasi denganAyat (1) terkaitpenghapusan zonasesuai denganputusan MK No.137/PUU-VII/2009
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1981. a.dinyatakan bebasPenyakit HewanMenulardinegaraasalolehotoritasveterinernegara asal sesuaidengan ketentuanyangditetapkanbadankesehatan hewanduniadan diakuiolehOtoritas VeterinerIndonesia;
a. dinyatakan bebasPenyakitHewanMenulardi negara asal olehotoritasveterinernegaraasal sesuai denganketentuan yangditetapkan badankesehatan hewan duniadandiakuiolehOtoritasVeterinerIndonesia;
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB a. dinyatakan bebasPenyakitHewanMenulardinegara asaloleh otoritasveterinernegaraasalsesuaidengan ketentuan yangditetapkanbadankesehatan
60
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
hewanduniadandiakuiolehOtoritas VeterinerIndonesia;
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1982. b.dilakukan penguatansistem danpelaksanaan surveilandidalam negeri;dan
b. dilakukan penguatansistem danpelaksanaansurveilandidalam negeri;dan
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB b. dilakukan penguatansistem dan pelaksanaansurveilan didalam negeri;dan
PD
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1983. c.ditetapkan tempatpemasukantertentu.
c. ditetapkan tempatpemasukantertentu.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB c. ditetapkan tempatpemasukantertentu.
PD
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1984. (4)Setiap Orang yang (4)Setiap Orang yang TETAP PDI-P TETAP
61
melakukanpemasukanTernak RuminansiaIndukan sebagaimanadimaksudpadaayat(l)wajibmemperolehizindariMenteri.
melakukan pemasukanTernak RuminansiaIndukan sebagaimanadimaksud pada ayat(l)wajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintahPusat.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36C ayat(4), UU Eksisting,yangberbunyi:4) Setiap Orang yangmelakukan pemasukanTernakRuminansiaIndukansebagaimana dimaksudpada ayat (l) wajibmemperoleh izin dariMenteri.
Konsisten denganalasan sebelumnya,bahwa tekait izinyamenjadikewenanganMenteriterkait.
1985. (5)Ketentuan lebih lanjutmengenaipemasukanTernak RuminansiaIndukan ke dalamwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia diaturdengan PeraturanMenteri.
(5)Ketentuan lebih lanjutmengenai pemasukanTernak RuminansiaIndukan ke dalamwilayahNegaraKesatuanRepublik Indonesia danPerizinanBerusahadiaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal36C ayat(5), UU Eksisting,yangberbunyi:(5) Ketentuan lebihlanjutmengenaipemasukan
Konsiten denganalasan bahwakewenagan inilebihlanjut diatur dalamPeraturanMenteri.
62
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
TernakRuminansiaIndukanke dalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia diatur denganPeraturanMenteri.
1986. 10.Ketentuan Pasal 37diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAPAlasan perubahan olehPemerintah:1.Kemudahan dalam
Berusaha khususnyaPerizinan.
2.Pengaturanpenggunaanbahan baku tidak lagimendikotomikan daridalam negeri maupunluarnegeri.
3.Pemasukan danpengeluaranakandiaturdalam PP termasukaturan mengenaipengutamaanpenggunaanbahanbakudalam negeri.
4.Komitmen Indonesia diWTO khususnya dalamArt.11PerjanjianGATT1994 Indonesia tidakdapat melakukanpembatasan terhadappemasukan ataupengeluaran barangyang terkait denganperdaganganinternasional.
Dalam putusan Appelate
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB KembalikeUndang-UndangNomor 41 Tahun 2014Pasal37Ayat(1),(2)dan(3)yangberbunyi:
PerubahanSubstansidikembalikannyaPasal 37 Undang-Undang Nomor 41tahun2014bertujuanuntuk mempertegasperan Pemerintahdalam halpembinaandibidangindustridanpengolahan produkhewandanternak
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
63
Body Kasus DS 477/478antara Indonesia denganAmerika Serikat danSelandia Baru, Indonesiamelanggarketentuan XI.1GATT 1994 (sehubungandengan measures ke-18tentang Sufficiency ofdomestic production tofulfil domestic demand),yangberbunyi:No prohibitions orrestrictions other thanduties, taxes or othercharges, whether madeeffectivethrough quotas,importorexport licences or othermeasures, shall beinstitutedormaintainedbyanycontractingpartyontheimportationofanyproductoftheterritoryof any other contractingpartyorontheexportationorsale for export of anyproduct destined for theterritory of any othercontractingpart.
Potensiimplikasi:Denganadanyapembinaandan fasilitasi dariPemerontahPusat,Industripengolahan produkhewanyang sesuai denganstandardapatberkembang.
64
CatatanTIM AHLIDPRPenggunaan bahan bakuproduksi dalam negeridigantimenjadibahanbakuyangmemenuhistandar.
1987. Pasal37(1)Pemerintah membina
dan memfasilitasiberkembangnyaindustri pengolahanprodukhewandenganmengutamakanpenggunaan bahanbaku dari dalamnegeri.
(2)Pemerintah membinaterselenggaranyakemitraan yang sehatantara industripengolahan danPeternak dan/ataukoperasi yangmenghasilkan ProdukHewanyangdigunakansebagai bahan bakuindustri.
(3)Ketentuan lebih lanjutmengenai pembinaandan fasilitasiberkembangnyaindustri pengolahanproduk Hewansebagaimanadimaksud pada ayat(1) dilakukan sesuaidengan peraturanperundangundangandi
Pasal37Pemerintah Pusatmembinadan memfasilitasiberkembangnya industripengolahan Produk Hewandengan penggunaan bahanbaku yang memenuhistandar.
KembalikeUU41/2014 PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Penyederhanaan perizinanberusahayangdibuatolehpemerintah,menghilangkanbutir kemitraan denganindustrilokalsertakoperasiyangmerupakanpenggerakekonomibangsa.
KembalikeUUExisting
P.NASDEM
TETAP
PKB (1)Pemerintah membinadan memfasilitasiberkembangnyaindustripengolahan produkhewan denganmengutamakanpenggunaanbahanbakudaridalam negeri.
(2)Pemerintah membinaterselenggaranyakemitraan yang sehatantara industripengolahan danpeternak dan/ataukoperasi yangmenghasilkan produkhewan yang digunakan
65
bidangindustri,kecualiuntuk hal-hal yangdiaturdalam Undang-Undangini.
sebagai bahan bakuindustri.
(3)Ketentuan lebih lanjutsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukansesuai denganperaturan perundang-undangan di bidangindustri,kecuali untukhal-hal yang diaturdalam Undang-Undangini.
PD TETAP
PKS DIUBAH
(1) Pemerintah membinadan memfasilitasiberkembangnya industripengolahan ProdukHewandenganpenggunaanbahanbaku yang memenuhistandar serta wajibmengutamakanpenggunaan bahan Bakudaridalam negeri(2) Pemerintah membinaterselenggaranyakemitraanyang sehatantara industripengolahan dan Peternakdan/atau koperasi yangmenghasilkan ProdukHewan yang digunakansebagai bahan bakuindustri.(3)Ketentuan lebih lanjut
mengenaipembinaan danfasilitasi berkembangnyaindustripengolahanProdukHewan sebagaimana
Penambahan kalimat“wajibmengutamakanpenggunaan bahanBaku dari dalamnegeri”sebagiupayaperlindunganterhadap industrypengolahan Produkhewandalam negeri
66
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
dimaksud pada ayat (1)dilakukan sesuai denganperaturan perundang-undangandibidangindustri,kecualiuntuk hal-halyangdiatur dalam Undang-Undangini.”
PAN DIHAPUS
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
Pasal37(1) Pemerintahmembinadanmemfasilitasiberkembangnya industripengolahan produk hewandengan mengutamakanpenggunaan bahan bakudaridalam negeri.(2) Pemerintahmembina terselenggaranyakemitraan yang sehatantara industripengolahandan Peternak dan/ataukoperasi yangmenghasilkan ProdukHewan yang digunakansebagai bahan bakuindustri.(3) Ketentuan lebihlanjutmengenaipembinaandan fasilitasiberkembangnya industripengolahan produk Hewansebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan
Peran Pemerintahdalam melakukanpembinaan danmemfasilitasiberkembangnyaindustri pengolahanproduk hewandenganmengutamakanbahan baku dalamnegerimasih sangatdiperlukan. Hal inibertujuanagarbahanbaku dalam negeridapatterserapsecaraoptimal, dansekaligus sebagaibentuk dukunganPemerintah atasupaya perlindunganprodukdalam negeri.
67
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
sesuai dengan peraturanperundangundangan dibidang industri, kecualiuntuk hal-halyang diaturdalam Undang-Undangini.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal37ayat(1),UUEksisting,yangberbunyi:
Pasal37(1)Pemerintah membina
dan memfasilitasiberkembangnya industripengolahan produkhewan denganmengutamakanpenggunaanbahanbakudaridalam negeri.
(2)Pemerintah membinaterselenggaranyakemitraan yang sehatantara industripengolahan danPeternak dan/ataukoperasi yangmenghasilkan ProdukHewan yang digunakansebagai bahan bakuindustri.
(3) Ketentuan lebihlanjutmengenaipembinaandan fasilitasiberkembangnya industripengolahan produk Hewansebagaimana dimaksud
68
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
pada ayat (1) dilakukansesuai dengan peraturanperundangundangan dibidang industri, kecualiuntuk hal-halyang diaturdalam Undang-Undangini.
1988. 11.Ketentuan Pasal 52diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1989. Pasal52(1)Setiap orang yang
berusaha di bidangpembuatan,penyediaan, dan/atauperedaranobathewanwajib memiliki izinusaha sesuaidenganketentuan peraturanperundang-undangan.
Pasal52(1)Setiap orang yang
berusaha di bidangpembuatan,penyediaan,dan/atauperedaranobathewan wajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(1) Setiap orang yangberusaha di bidangpembuatan, penyediaan,dan/atau peredaran obathewan wajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintah sesuaikewenangannya masing-masing.
Kata pemerintahpusatdigantidenganpemerintah (Meliputimentri,gubernurdanbupati/walikota)untuk penegasanjenganperizinan.Tidak semua izinharus dikeluarkanpemerintahpusat
69
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PAN Diubah
Pasal52
(1) Setiap orang yangberusaha di bidangpembuatan, penyediaan,dan/atau peredaran obathewan wajib memenuhiPerizinan Berusaha usahasesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
Pengaturanmengenaiizinusahadibidangpembuatan,penyediaan,dan/atauperedaran obathewan perludiselaraskan denganperaturanperundang-undangan yangberlaku. Hal inimengigatpengaturantentangketentuaninibersinggungandengan banyakproduk undang-undang lainnya,seperti UU No. 8Tahun 1999 tentangPerlindunganKonsumen
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal52ayat(1),UUEksisting,yangberbunyi:
(1) Setiap orang yangberusaha di bidangpembuatan, penyediaan,dan/atau peredaran obathewan wajib memilikiizinusaha sesuai denganketentuan peraturanperundang-undangan.
1990. (2)Setiap orang dilarangmembuat,menyediakan,dan/atau
(2)Setiap orang dilarangmembuat,menyediakan,dan/atau mengedarkanobathewanyang:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
70
mengedarkan obathewanyang:
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1991. a.berupa sediaanbiologik yangpenyakitnya tidakadadiIndonesia;
a. berupa sediaan biologikyang penyakitnya tidakadadiIndonesia;
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1992. b.tidak memilikinomorpendaftaran;
b. tidak memiliki nomorpendaftaran;
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1993. c.tidak diberilabeldantanda;dan
c. tidak diberi label dantanda;dan
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
71
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PAN TETAP
PPP TETAP
1994. d.tidak memenuhistandarmutu.
d. tidakmemenuhistandarmutu.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
1995. (3)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha sebagaimanadimaksud padaayat(1)diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP Dihapus Karena sudah diaturpadaayatseblumnya(diatas)
1996. 12.Ketentuan Pasal 54diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAPAlasan perubahan olehPemerintah:1.Kemudahan dalam
Berusaha khususnyaPerizinan danmemberikankesempatanyangsama.
2.Formulasiobat hewan(HAKI)berasaldariluar
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
72
negeri sehinggaIndonesia hanya dapatmemproduksi obathewan dengan lisensiformulasi dari luarnegeri.
3.Komitmen Indonesia diWTO khususnya dalamPerjanjian GATT 1994Indonesia tidak dapatmelakukanpembatasanterhadap pemasukanatau pengeluaranbarang yang terkaitdengan perdaganganinternasional.
Dalam putusan AppelateBody Kasus DS 477/478antara Indonesia denganAmerika Serikat danSelandia Baru, Indonesiamelanggarketentuan XI.1GATT 1994 (sehubungandengan measures ke-18tentang Sufficiency ofdomestic production tofulfil domestic demand),yangberbunyi:No prohibitions orrestrictions other thanduties, taxes or othercharges, whether madeeffectivethrough quotas,importorexport licences or othermeasures, shall beinstitutedormaintainedbyanycontractingpartyontheimportationof
PPP TETAP
1997. Pasal54(1)Penyediaan obat
hewan dilakukandenganmengutamakanproduksidalam negeri.
Pasal54(1)Penyediaan obathewan
dilakukan untukmemenuhi kebutuhanobathewan.
PDI-P Meminta penjelasanpemerintah
Usulan:KembalikeUUexisting.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB (1)Kembali ke Undang-Undang No.41 Tahun2014yangberbunyi:
Penyediaan obathewandilakukan denganmengutamakanproduksidalam negeri.
Perubahan substansiPasal54Ayat(1),(2)dan (3) bertujuanuntuk lebihmengutamakanprodukdalam negeriterkait penyediaanobat hewan danmenjagahasilprodukobathewanproduksidalam negeri.
PD TETAP
PKS DIUBAH
(1)Penyediaanobathewandilakukanuntukmemenuhikebutuhan obat hewandengan mengutamakanproduksidalam negeri.
Perlu penegasanmengutamakanproduksi dalamnegeri.
Indonesiamerupakannegara exportirobathewandalam 5tahunterakhir yaitu tahun2015-2019.DiIndonesiaterdapat95 perusahaanmemproduksi obathewan, 35perusahaan
73
anyproductoftheterritoryof any other contractingpartyorontheexportationorsale for export of anyproduct destined for theterritory of any othercontractingpart.
Potensiimplikasi:ObathewanyangberedardiIndonesia aman bagihewan, manusia danlingkungan.
merupakan eksportirobat hewan,sementara 233merupakan importirobathewan(data15Agustus2019)
PAN DIHAPUS
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
Pasal54(1) Penyediaan obathewan dilakukan denganmengutamakan produksidalam negeri.
Pengarusutamaanpenyediaan obathewan denganmengutamakanproduksi dalamnegeribertujuanagardapat memacupenelitian danpengembanganindustriobathewandiTanahAir.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal54ayat(1),UUEksisting,yangberbunyi:
Penyediaan obat hewandilakukan denganmengutamakan produksidalam negeri.
1998. (2)Dalam halobathewansebagaimanadimaksud pada ayat(1) belum dapatdiproduksiataubelummencukupikebutuhandalam negeri,penyediaannya dapatdipenuhi melaluiprodukluarnegeri.
(2)Penyediaan obathewansebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapatberasal dari produksidalam negeriatau dariluarnegeri.
PDI-P Meminta penjelasanpemerintah
Usulan:KembalikeUUexisting.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB (2)Kembali ke Undang-Undang No.41 Tahun
74
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
2014yangberbunyi:Dalam halobathewansebagaimana dimaksudpada ayat (1) belumdapat diproduksi ataubelum mencukupikebutuhandalam negeri,penyediaannya dapatdipenuhimelaluiprodukluarnegeri.
PD TETAP
PKS DIUBAH
Kembalike Ketentuan UUExisting
PAN DIHAPUS
Dikembalikan padaketentuaneksisting.(2) Dalam hal obathewan sebagaimanadimaksud pada ayat (1)belum dapat diproduksiatau belum mencukupikebutuhan dalam negeri,penyediaannya dapatdipenuhimelaluiprodukluarnegeri.
IDEM
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal54ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:
(2) Dalam hal obathewan sebagaimana
75
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
dimaksud pada ayat (1)belum dapat diproduksiatau belum mencukupikebutuhan dalam negeri,penyediaannya dapatdipenuhimelaluiprodukluarnegeri.
1999. (3)Pemasukan obathewanuntukdiedarkanke dalam wilayahNegara KesatuanRepublik Indonesiaharus memenuhipersyaratanperedaranobat hewansebagaimanadimaksuddalam Pasal50 ayat (1) danperaturan perundang-undangan di bidangkarantina.
(3)Pengeluaranobathewanproduksidalam negerikeluarnegeriharussesuaistandar.
PDI-P Memintapenjelasanpemerintahterkaitperbedaanantaraayat(4)UUexistingdanayat(3)RUUCK.
Usulan:Mempertahankan Ayat(4)UUexisting,Ayat4RUUCKmenjadiAyat(5).
DisetujuiPanja Pukul14.30
TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB (3)Kembali ke Undang-Undang No.41 Tahun2014yangberbunyi:Pemasukanobathewanuntuk diedarkan kedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia harusmemenuhipersyaratanperedaran obathewansebagaimanadimaksuddalam Pasal50ayat(1)dan peraturanperundang-undangandibidangkarantina.
76
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PD TETAP
PKS DIUBAH
Kembalike Ketentuan UUExisting
PAN DIHAPUS
Dikembalikan padaketentuaneksisting.
(3) Pemasukan obathewan untukdiedarkan kedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesiaharusmemenuhipersyaratanperedaranobathewan sebagaimanadimaksud dalam Pasal50ayat (1) dan peraturanperundang-undangan dibidangkarantina.
Penghapusanketentuan mengenaipersyaratanpemasukan obathewan dapatmenciptakanpeluangpraktikmoralhazard,sepertiimporillegaldanlainnya.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal54ayat(3),UUEksisting,yangberbunyi:
(3) Pemasukan obathewan untukdiedarkan kedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesiaharusmemenuhipersyaratanperedaranobathewan sebagaimanadimaksud dalam Pasal50ayat (1) dan peraturan
77
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
perundang-undangan dibidangkarantina.
2000. (4)Pengeluaran obathewanproduksidalamnegerike luarnegeriharus mengutamakankepentingannasional.
(5)Ketentuan lebih lanjutmengenaipemasukandan pengeluaran daridan ke luar negerisebagaimanadimaksud pada ayat(2),ayat(3)danayat(4) diatur denganPeraturanMenteri.
(4)Ketentuan lebih lanjutmengenai pemasukandanpengeluarandaridanke luar negerisebagaimana dimaksudpada ayat(2),ayat(3)dan ayat (4) diaturdengan PeraturanPemerintah.
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Pengaturan mengenaipemasukan obat hewandalam ayat(3)UU Existingtetapdipertahankan.
Pasal54
(4) Pemasukan obathewan untukdiedarkan kedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesiaharusmemenuhipersyaratanperedaranobathewan sebagaimanadimaksud dalam Pasal50ayat (1) dan peraturanperundang-undangan dibidangkarantina.
(5)Ketentuan lebih lanjutmengenaipemasukan danpengeluarandaridankeluarnegeri sebagaimanadimaksud pada ayat (2),ayat(3)danayat(4)diaturdengan PeraturanPemerintah.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
78
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PD TETAP
PKS DIUBAH
(4)Pengeluaranobathewanproduksidalam negerike luar negeri harusmengutamakankepentingannasional.
(5) Ketentuanlebihlanjutmengenaipemasukan danpengeluarandaridankeluarnegeri sebagaimanadimaksud pada ayat (2),ayat(3)danayat(4)diaturdenganPeraturanPemerintah
PAN DIHAPUS
Kembalipadaayat(4)danayat(5)UUEksisting.Pada ayat (5), frasa“PeraturanMenteri”diubahmenjadi frasa “PeraturanPemerintah,” sehinggaselengkapnya berbunyisebagaiberikut:
(4)Pengeluaranobathewanproduksidalam negerikeluar negeri harusmengutamakankepentingannasional.
(5)Ketentuan lebih lanjutmengenaipemasukan danpengeluarandaridankeluarnegeri sebagaimana
Pengutamaankepentingannasionaldalam rangkapengeluaran obathewan produksidalam negeribertujuanagareksporobat hewan tidakmengganggukebutuhan obathewandalam negeri.
79
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
dimaksud pada ayat (2),ayat(3)danayat(4)diaturdengan PeraturanPemerintah.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal54ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:
(4)Pengeluaranobathewanproduksidalam negerike luar negeri harusmengutamakankepentingannasional.
(5) Ketentuan lebihlanjutmengenaipemasukandanpengeluarandaridankeluar negeri sebagaimanadimaksud pada ayat (2),ayat(3)danayat(4)diaturdenganPeraturanMenteri.
Konsiisten denganalasan sebelumnya,bahwa Ketentuanlebihlanjutmengenaihal ini ditetapkandengan PeraturanMenteri.
2001. 13.Ketentuan Pasal 59diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
80
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
2002. Pasal59(1)Setiap Orang yang
akan memasukkanProduk Hewan kedalam wilayahNegaraKesatuan RepublikIndonesia wajibmemperoleh izinpemasukan darimenteri yangmenyelenggarakanurusan pemerintahandibidangperdagangansetelah memperolehrekomendasidari:
a.Menteriuntuk ProdukHewansegar;atau
b.pimpinan lembagabidang pengawasanobat dan makananuntuk produk panganolahanasalHewan.
Pasal59(1)Setiap Orangyang akan
memasukkan ProdukHewankedalam wilayahNegara KesatuanRepublikIndonesiawajibmemenuhi PerizinanBerusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P TETAP DisetujuiPanja Pukul14.39
Timus/Timsin UUeksistingdireformulasi.
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(1) Setiap Orang yangakan memasukkan ProdukHewan ke dalam wilayahNegara Kesatuan RepublikIndonesia wajib memenuhiperizinan berusaha daripemerintah pusat yangmenyelenggarakan urusanpemerintahan di bidangperdagangan setelahmemperoleh rekomendasidari:a. Menteri untukProdukHewansegar;ataub. pimpinan lembagabidang pengawasan obatdanmakananuntukprodukpanganolahanasalHewan.
PAN DIUBAH
Menambah frasa “setelahmemperoleh rekomendasidariMenteriuntuk ProdukHewan Segar dan/atauPimpinan Lembaga BidangPengawasan Obat danMakanan untuk produk
Pelibatan Menteridan/atau PimpinanLembaga bidangPengawasan Obatdan Makanan dalamhal rekomendasipemasukkan produkhewan ke dalamnegeri sangat
81
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
panganolahanasalHewan,”sehingga selengkapnyaberbunyisebagaiberikut:
Pasal59(1) Setiap Orang yangakan memasukkan ProdukHewan ke dalam wilayahNegara Kesatuan RepublikIndonesia wajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintah Pusat setelahmemperoleh rekomendasidariMenteriuntuk ProdukHewan Segar dan/atauPimpinan LembagaBidangPengawasan Obat danMakanan untuk produkpanganolahanasalHewan.
diperlukan untukkoordinasi antarastakeholders terkait.Selain itu jugasekaligus bergunauntuk melindungimasyarakatterutamaindustriataupeternakdalam negeri dariproduk hewan segardan produk panganolahan asal hewanluar negeri yangdapat mengganggustabilitas harga danpasokandipasar.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal59ayat(1),UUEksisting,yangberbunyi:
Pasal59(1)SetiapOrangyangakan
memasukkan ProdukHewankedalam wilayahNegara KesatuanRepublikIndonesiawajibmemperoleh izinpemasukandarimenteriyangmenyelenggarakanurusanpemerintahandibidang perdagangansetelah memperolehrekomendasidari:
82
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
a.Menteri untuk ProdukHewansegar;atau
b. pimpinan lembagabidang pengawasan obatdanmakananuntukprodukpanganolahanasalHewan.
2003. (2)Produk Hewan segaryang dimasukkan kedalam wilayahNegaraKesatuan RepubtikIndonesiasebagaimanadimaksudpadaayat(l)hurufaharusberasaldariunitusahaProdukHewan pada suatunegara yang telahmemenuhipersyaratandan tatacarapemasukan ProdukHewan.
(2)Persyaratan dan tatacarapemasukanProdukHewandariluarnegerikedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia sebagaimanadimaksud padaayat(1)mengacupadaketentuanyang berbasis analisisrisiko di bidangKesehatan Hewan danKesehatan MasyarakatVeteriner.
TETAP PDI-P Meminta penjelasanpemerintah terkaitpenghapusanpasal59ayat(2)dan(3)UUexisting.
DisetujuiPanja Pukul14.41
Timus/TimsinReformulasi
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUExsiting
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
kembalikeUUExisting
PAN
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal59ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:
(2) ProdukHewansegaryangdimasukkankedalamwilayah Negara KesatuanRepubtik Indonesiasebagaimana dimaksudpadaayat(l)hurufaharusberasal dari unit usahaProdukHewanpadasuatunegara yang telahmemenuhipersyaratandan
83
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
tatacarapemasukanProdukHewan.
2004. (3)Dalam hal produkpangan olahan asalHewan yang akandimasukkankedalamwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesiasebagaimanadimaksud pada ayat(1) huruf b yangmempunyai risikopenyebaran Zoonosisyang dapatmengancamkesehatan manusia,Hewan,danlingkunganbudi daya, sebelumditerbitkanrekomendasi olehpimpinan lembagapemerintah yangmelaksanakan tugaspemerintahan dibidang pengawasanobat dan makananharus mendapatkanpersetujuanteknisdariMenteri.
(4)Persyaratan dan tatacara pemasukanprodukHewandariluarnegeri ke dalamwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia
(3)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha sebagaimanadimaksud padaayat(1)diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Kembali ke UU ExistingdenganPerubahan
(3) Persyaratan dantata cara pemasukanproduk Hewan dari luarnegerike dalam wilayahNegaraKesatuan RepublikIndonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (2)mengacu pada ketentuanyang berbasis analisisrisikodibidangKesehatanHewan dan KesehatanMasyarakatVeterinersertamengutamakankepentingannasionalyangdiatur dengan PeraturanPemerintah.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
kembalikeUUExisting
PAN TETAP
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal59ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi
Konsiisten denganalasan sebelumnya,bahwa kewenanganini ditetapkan oleh
84
sebagaimanadimaksud pada ayat(21 dan ayat (3)mengacu padaketentuan yangberbasisanalisisrisikodi bidang KesehatanHewandanKesehatanMasyarakat Veterinerserta mengutamakankepentingannasional.
:(3)Dalam hal produk
pangan olahan asalHewan yang akandimasukkan ke dalamwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbyangmempunyairisiko penyebaranZoonosis yang dapatmengancam kesehatanmanusia, Hewan, danlingkungan budi daya,sebelum diterbitkanrekomendasi olehpimpinan lembagapemerintah yangmelaksanakan tugaspemerintahan dibidangpengawasan obat danmakanan harusmendapatkanpersetujuan teknis dariMenteri.
(4) Persyaratandantatacara pemasukan produkHewan dariluarnegerikedalam wilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesia sebagaimanadimaksudpadaayat(21danayat (3) mengacu padaketentuan yang berbasisanalisis risiko di bidangKesehatan Hewan danKesehatan MasyarakatVeteriner serta
Menteri.
85
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
mengutamakankepentingannasional.
2005. 14.Ketentuan Pasal 60diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
2006. Pasal60(1) Setiap orang yang
mempunyai unitusahaprodukhewanwajib mengajukanpermohonan untukmemperoleh nomorkontrol veterinerkepada pemerintahdaerah provinsiberdasarkanpedoman yangditetapkan olehMenteri.
(2) Pemerintah daerahkabupaten/kotamelakukanpembinaan unitusaha yangmemproduksidan/ataumengedarkanprodukhewan yang
Pasal60(1)Setiap orang yang
mempunyai unit usahaProduk Hewan wajibmemenuhi PerizinanBerusaha berupa nomorkontrol veteriner yangditerbitkan olehPemerintahPusat.
TETAP PDI-P Meminta penjelasanpemerintahterkaitperizinanberusaha untuk produkhewan.
DisetujuiPanja Pukul14.43
DisesuaikandengankonsepsiRBA.
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Kembali ke UU Existingdengan Perubahan,terkaitdengan kewenangandaerah.
Pasal60(1)Setiap orang yang
mempunyai unitusahaprodukhewanwajib memenuhiperizinan berusahaberupa nomorkontrol veterineryangditerbitkanolehPemerintah Pusatatau Pemerintah
86
dihasilkan oleh unitusaha skala rumahtangga yang belummemenuhipersyaratan nomorkontrolveteriner.
Derah sesuaikewenagannya.
Pemerintah daerahkabupaten/kota melakukanpembinaanunitusahayangmemproduksi dan/ataumengedarkan produkhewanyangdihasilkanolehunit usaha skala rumahtangga yang belummemenuhi persyaratannomorkontrolveteriner.
P.NASDEM
TETAP
PKB (1)Tetap
Mohon penjelasan dariPemerintah terkaitPerizinan Berusaha berupanomorkontrolveteriner
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Diubah
Penambahan frasa“dan/atau PemerintahDaerah,”sehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal60(1) Setiap orang yangmempunyai unit usahaproduk hewan wajibmemenuhi PerizinanBerusaha berupa nomorkontrol veteriner yangditerbitkanolehPemerintahDaerah dan/atau
FraksiPANkonsistenuntuk tetapmemberikan perankepada PemerintahDaerah dalampenyelenggaraanpeternakanhewan.
87
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PemerintahPusat.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal60ayat(1)dan(2),UUEksisting,yangberbunyi:(1)Setiap orang yang
mempunyaiunitusahaproduk hewan wajibmengajukanpermohonan untukmemperoleh nomorkontrolveterinerkepadapemerintah daerahprovinsi berdasarkanpedoman yangditetapkanolehMenteri.
Pemerintah daerahkabupaten/kota melakukanpembinaanunitusahayangmemproduksi dan/ataumengedarkan produkhewanyangdihasilkanolehunit usaha skala rumahtangga yang belummemenuhi persyaratannomorkontrolveteriner.
2007. (2)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha sebagaimanadimaksud padaayat(1)diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP DisetujuiPanja Pukul14.43
TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB (2)Pemerintah daerahkabupaten/kotamelakukan pembinaanunit usaha yang
Perubahansubstansi.MengaturkewenanganPemerintah Daerah
88
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
memproduksi dan/ataumengedarkan produkhewan yang dihasilkanoleh unit usaha skalarumah tangga yangbelum memenuhipersyaratan nomorkontrolveteriner.
(3)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha sebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdenganPeraturanPemerintah.
sesuai dengankapasitas dankewenangan sertasemangat gotongroyong sesuaiPancasila
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIUBAH
(2) Pemerintah Daerahmelakukanpembinaanunitusaha yang memproduksidan/atau mengedarkanproduk hewan yangdihasilkan oleh unitusahaskala rumah tangga yangbelum memenuhipersyaratan nomorkontrolveteriner.
(3) Ketentuan lebihlanjut mengenaiPerizinanBerusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1)diatur dengan PeraturanPemerintah.
Penghapusan peranpemerintah daerah,termasuk dalam halpembinaan, dapatberakibat padakeabsenanpemerintah daerahuntuk turut sertasecaraproaktifdalamrangkamenciptakankesejahteraan dankemakmuran seluruhrakyat Indonesiamelaluipenyelenggaraanpeternakandankesehatanhewan.
PPP Dihapus Konsiten denganalasan sebelumnya
89
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
bahwa ketentuan inimenjadikewenanganMenteriterkait.
2008. 15.Ketentuan Pasal 62diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
2009. Pasal62(1)Pemerintah daerah
kabupaten/kota wajibmemilikirumahpotonghewanyangmemenuhipersyaratanteknis.
Pasal62(1)Pemerintah daerah
kabupaten/kota wajibmemilikirumah potonghewan yang memenuhipersyaratanteknis.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Diubah
Menghapus frasa”kabupaten/kota”,sehingga
berbunyisebagaiberikut:
Pasal62(1) Pemerintah Daerahwajib memiliki rumahpotong hewan yangmemenuhi persyaratanteknis.
90
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PPP TETAP
2010. (2)Rumahpotong hewansebagaimanadimaksud pada ayat(1)dapatdiusahakanoleh setiap orangsetelah memiliki izinusaha daribupati/walikota.
(2)Rumah potong hewansebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapatdiusahakan oleh setiaporangsetelahmemenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Kembali Ke UU Existing.Perizinan RPH sesuaiUUPemerintahDaerahmenjadikewenangan PemerintaKab/Kota.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(2) Rumah potonghewan sebagaimanadimaksud pada ayat (1)dapat diusahakan olehsetiap orang setelahmemenuhi PerizinanBerusaha dariPemerintahPusatdanataupemerintahdaerah.
PAN Dihapus
Penambahan frasa“Pemerintah Daerahdan/atau,”sehinggaberbunyisebagaiberikut:
(1)Rumahpotonghewansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatdiusahakanolehsetiap
FraksiPANkonsistenuntuktidakpengapusperan pemerintahdaerah untuk turutsertasecaraproaktifdalam rangkamenciptakankesejahteraan dankemakmuran seluruhrakyat Indonesiamelalui
91
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
orangsetelahmemenuhiPerizinanBerusahadariPemerintahDaerahdan/atauPemerintahPusat.
penyelenggaraanpeternakandankesehatanhewan.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal62ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:
(2)Rumah potong hewansebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapatdiusahakan oleh setiaporangsetelahmemilikiizinusahadaribupati/walikota.
Bahwa perizinanusaha ini yangdiperoleh daripemerintah kab/kotasudah mudah,mengingat daginghewanyangdipotongsudah menjadikebutuhan pokoksehari-hari harustersedia.Bahwa systempemerintahan kitamasih menganutsystem OtonomiDaerah, makakegiatanusahauntukrumahpotonghewancukupdariPemrintahKab/Kota/
2011. (3)Usaha rumah potonghewan sebagaimanadimaksud pada ayat(2)harusdilakukandibawah pengawasandokter hewanberwenang dibidangpengawasankesehatanmasyarakatveteriner.
(3)Usaha rumah potonghewan sebagaimanadimaksud padaayat(2)harusdilakukandibawahpengawasan dokterhewan berwenang dibidang pengawasankesehatan masyarakatveteriner.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
92
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PPP TETAP
2012. (4)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha rumah potongsebagaimana dimaksudpada ayat (2) diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP Dihapus Konsiten denganalasan sebelumnya,bahwa ketentuan inimenjadikewenanganMenteriterkait.
2013. 16. Ketentuan Pasal 69diubah sehinggaberbunyi sebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
2014. Pasal69(1)Pelayanan kesehatan
hewan meliputipelayanan jasalaboratorium veteriner,pelayanan jasalaboratoriumpemeriksaan danpengujian veteriner,
Pasal69(1)Pelayanan kesehatan
hewan meliputipelayanan jasalaboratorium veteriner,pelayanan jasalaboratoriumpemeriksaan danpengujian veteriner,
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
93
pelayanan jasa medikveteriner, dan/ataupelayanan jasa dipusat kesehatanhewan atau poskesehatanhewan.
pelayanan jasa medikveteriner, dan/ataupelayanan jasa dipusatkesehatan hewan atauposkesehatanhewan.
PAN TETAP
PPP TETAP
2015. (2)Setiap orang yangberusaha di bidangpelayanan kesehatanhewan sebagaimanadimaksud pada ayat(1)wajibmemilikiizinusaha daribupati/walikota.
(2)Setiap orang yangberusaha di bidangpelayanan kesehatanhewan sebagaimanadimaksud padaayat(1)wajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Kembali Ke UU Existing.Perizinanpraktikkesehatanhewan sesuai UUPemerintahDaerahmenjadikewenangan PemerintahKab./Kota.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS DIUBAH
(2) Setiap orang yangberusaha di bidangpelayanankesehatanhewansebagaimana dimaksudpadaayat(1)wajibmemilikiPerizinan Berusaha dariPemerintahpusatdanataupemerintahdaerah.
Kewenangan dalammengeluarkan izinberusahadisesuaikandengan skala danwilayahadministrative.Tidaksemaunya harusdikeluarkan olehpemerintahpusat
PAN Diubah
Penambahan frasa“dan/atau PemerintahDaerah”,sehinggaberbunyisebagaiberikut:
(2) Setiap orang yangberusaha di bidang
IDEM
94
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
pelayanankesehatanhewansebagaimana dimaksudpadaayat(1)wajibmemilikiPerizinan Berusaha dariPemerintah Daerahdan/atau PemerintahPusat.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal62ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:
(2) Setiap orang yangberusaha di bidangpelayanankesehatanhewansebagaimana dimaksudpadaayat(1)wajibmemilikiizin usaha daribupati/walikota.
2016. (3)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha pelayanankesehatan hewansebagaimana dimaksudpada ayat (2) diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP Dihapus Konsiten denganalasan sebelumnya,bahwa ketentuan inimenjadikewenanganMenteriterkait.
2017. 17.Ketentuan Pasal 72 TETAP PDI-P TETAP
95
diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
2018. Pasal72(1)Tenaga kesehatan
hewan yangmelakukan pelayanankesehatan hewanwajib memiliki suratizin praktikkesehatanhewan yangdikeluarkan olehbupati/walikota.
Pasal72(1)Tenagakesehatanhewan
yang melakukanpelayanan kesehatanhewan wajib memenuhiPerizinan Berusaha dariPemerintahPusat.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
Kembali Ke UU Existing.Perizinan Izini PraktikTenaga Kesehatan Hewansesuai UU PemerintahDaerah menjadikewenangan PemerintahKab/Kota.
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS PENDALAMAN
Meminta penjelasantentang:
1. Kewenanganpraktikkepada DokterHewan
2.Posisi dankewenanganorganisasi profesikedokteranhewan.
Kewenangan dalammengeluarkan izinberusahadisesuaikandengan skala danwilayahadministrative.Tidaksemuanya harusdikeluarkan olehpemerintahpusat
PAN Diubah
96
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
Penambahan frasa“dan/atau PemerintahDaerah”,sehinggaberbunyisebagaiberikut:
Pasal72(1) Tenaga kesehatanhewan yang melakukanpelayanankesehatanhewanwajib memenuhiPerizinanBerusaha dariPemerintahPusatdan/atauPemerintahDaerah.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal72ayat(1),UUEksisting,yangberbunyi:
(1) Tenaga kesehatanhewan yang melakukanpelayanankesehatanhewanwajib memiliki surat izinpraktik kesehatan hewanyang dikeluarkan olehbupati/walikota.
2019. (2)Untuk mendapatkansurat izin praktikkesehatan hewansebagaimanadimaksud pada ayat(1),tenaga kesehatanhewan yangbersangkutanmengajukan suratpermohonan untukmemperolehsuratizin
(2)Tenagaasingkesehatanhewandapatmelakukanpraktik pelayanankesehatan hewan diwilayahNegaraKesatuanRepublik Indonesiaberdasarkan perjanjianbilateralataumultilateralantara pihak Indonesiadannegaraataulembagaasing sesuai dengan
TETAP PDI-P Meminta penjelasanpemerintah terkaitpengaturan tenaga asinguntuktenagahewan.
DisetujuiPanja Pukul14.52
TETAPPG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
97
praktik kepadabupati/walikotadisertai dengansertifikat kompetensidariorganisasiprofesikedokteranhewan.
ketentuan peraturanperundang-undangan.
PKS SesuaidenganDIM 2018
PAN DIHAPUS
(2) Untuk mendapatkansuratizinpraktikkesehatanhewan sebagaimanadimaksud pada ayat (1),tenaga kesehatan hewanyang bersangkutanmengajukan suratpermohonan untukmemperoleh surat izinpraktikkepadaPemerintahDaerah dan/atauPemerintah Pusatdisertaidengan sertifikatkompetensidariorganisasiprofesikedokteranhewan.
FraksiPAN menilai,sertifikasikompetensi sangatdiperlukan untukmemastikankompetensiseseorang bahwaorangtersebutahlidibidangnya.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal72ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:(2) Untuk mendapatkansuratizinpraktikkesehatanhewan sebagaimanadimaksud pada ayat (1),tenaga kesehatan hewanyang bersangkutanmengajukan suratpermohonan untukmemperoleh surat izinpraktik kepadabupati/walikota disertaidengan sertifikatkompetensidariorganisasiprofesikedokteranhewan.
2020. (3)Tenaga asingkesehatan hewandapat melakukan
(3)Ketentuan lebih lanjutmengenai PerizinanBerusaha sebagaimana
TETAP PDI-P TETAP DisetujuiPanja Pukul14.52
PG TETAP
P.GERINDR TETAP
98
praktik pelayanankesehatan hewan diwilayah NegaraKesatuan RepublikIndonesiaberdasarkanperjanjian bilateralataumultilateralantarapihakIndonesianegaraatau lembaga asingsesuai denganketentuan peraturanperundang-undangan.
dimaksud padaayat(1)diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAPA
P.NASDEM
TETAP
PKB TETAP
PD TETAP
PKS SesuaidenganDIM 2018.
PAN Diubah
Kembalikepada ketentuanayat (3) UU Eksisting.Sementara ayat (3) RUUmenjadiayat(4),sehinggaselengkapnya berbunyisebagaiberikut:
(3) Tenaga asingkesehatan hewan dapatmelakukan praktikpelayanankesehatanhewandiwilayahNegaraKesatuanRepublik Indonesiaberdasarkan perjanjianbilateral atau multilateralantara pihak Indonesianegaraataulembagaasingsesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebihlanjut mengenaiPerizinanBerusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1)diatur dengan PeraturanPemerintah.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal72ayat(3),UUEksisting,yangberbunyi
99
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
:(3) Tenaga asingkesehatan hewan dapatmelakukan praktikpelayanankesehatanhewandiwilayahNegaraKesatuanRepublik Indonesiaberdasarkan perjanjianbilateral atau multilateralantara pihak Indonesianegaraataulembagaasingsesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
2021. 18.Ketentuan Pasal 84diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
KembalikeUU41/2014dansinkronisasi
PDI-P KembalikeUUexisting DISETUJUIPANJA 9JULI2020DIM 2021-DIM 2041MENGENAIPENYIDIKPEGAWAINEGERISIPILRUMUSANNORMAKEMBALIKEUNDANG-UNDANGEKSISTING
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
DIHAPUS
PKB
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
2022. Pasal84(1) Selain Pejabat
Penyidik KepolisianNegara RepublikIndonesia, PejabatPegawai Negeri Sipil
Pasal84(1)Pejabat Penyidik
Pegawai Negeri Sipiltertentu di lingkunganinstansipemerintahyanglingkup tugas dan
PDI-P KembalikeUUexisting
PG MerubahRedaksiPasal84
Pasal84(1) Selain pejabatpenyidik kepolisian negara
Wewenangkepolisiandalam pelaksanaanpenyidikan telahdiaturdalam pasal6UU No.8tahun1981
100
tertentu yang lingkuptugas dan daritanggung jawabnyameliputi peternakandan kesehatan hewandiberi wewenangkhusus sebagaipenyidik sesuaidengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
tanggungjawabnyadibidangpeternakandankesehatan hewan diberiwewenang khusussebagai PenyidikPegawai Negeri Sipilsebagaimana dimaksuddalam Kitab Undang-Undang Hukum AcaraPidanauntukmelakukanpenyidikantindakpidana.
Republik Indonesia,pegawainegerisipiltertentudi lingkungan instansipemerintah yang lingkuptugas dan tanggungjawabnya dibidangpeternakan dan kesehatanhewan berkelanjutan diberiwewenang khusussebagaipenyidik untuk membantuPejabatPenyidikKepolisianNegara RepublikIndonesiasebagaimana dimaksuddalam Kitab Undang-Undang Hukum AcaraPidana.
TentangKUHAP.Jikawewenang itudihilangkan akanbertentangandenganketentuanyangtelahdiatur dalam UUKUHAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembaliKeUUExisting
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
Disepakati dalamRapatBaleg denganPemerintah untukDihapus dandikembalikan padaUUEksisting.
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Diubah:Kembali pada ketentuaneksisting.
Berdasarkankeputusan Baleg,penyidik PNSdikembalikan padaketentuaneksisting.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal84ayat(1),UUEksisting,yangberbunyi
101
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
:Pasal84
(1) Selain PejabatPenyidikKepolisianNegaraRepublikIndonesia,PejabatPegawai Negeri Sipiltertentuyanglingkuptugasdandaritanggungjawabnyameliputi peternakan dankesehatan hewan diberiwewenang khusussebagaipenyidik sesuai denganketentuan peraturanperundang-undangan.
2023. (2)Pejabat PenyidikPegawai Negeri Sipilsebagaimanadimaksud pada ayat(1)berwenanguntuk:
(2)Pejabat PenyidikPegawai Negeri Sipiltertentu sebagaimanadimaksud padaayat(1)diberikewenanganuntuk:
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembaliKeUUExisting
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB
PD TETAP
PKS
PAN Diubah:Kembali pada ketentuaneksisting.
PPP TETAP
2024. a.melakukanpemeriksaan ataskebenaran laporanatau keteranganberkenaan dengantindakpidanadibidangpeternakan dan
a. meneliti, mencari, danmengumpulkanketerangan sehubungandengantindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembaliKeUUExisting
P.NASDEM
102
kesehatanhewan; PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Kembali pada ketentuaneksisting.
PPP TETAP
2025. b.melakukanpemeriksaan terhadapsetiap orang yangdiduga melakukantindakpidanadibidangpeternakan dankesehatanhewan
b. menerima laporan atauketerangan tentangadanyatindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembaliKeUUExisting
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Kembali pada ketentuaneksisting.
PPP TETAP,Namun,PPP mengusulkanuntukmenambahkan frasa“dibidang peternakan dankesehatan hewan”sehinggabunyinyamenjadi:b.menerima laporan atau
keterangan tentangadanya tindak pidana;dibidang peternakandankesehatanhewan;
2026. c. meminta keterangandan bahan buktidari
a. memanggilorang untukdidengar dan diperiksa
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
103
setiap orangsehubungan denganperistiwatindakpidanadibidang peternakandankesehatanhewan;
sebagaisaksidan/atautersangkatindakpidana;
P.GERINDRA
DIUBAH
KembaliKeUUExisting
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Kembali pada ketentuaneksisting.
PPP TETAP
2027.d.melakukanpemeriksaan ataspembukuan,pencatatan, dandokumen lainberkenaan dengantindak pidana dibidangpeternakandankesehatanhewan;
b. melakukanpenangkapandanpenahananterhadaporang yang didugamelakukantindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembaliKeUUExisting
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS
PAN Kembali pada ketentuaneksisting.
PPP TETAP
2028.e.melakukanpemeriksaanditempattertentu yang didugaterdapatbahan buktipembukuan,pencatatan dandokumen lain serta
c. memintaketerangandanbukti dari orang yangdidugamelakukantindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembaliKeUUExisting
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
104
melakukan penyitaanterhadap hasilpelanggaran yangdapatdijadikan buktidalam perkara tindakpidana di bidangpeternakan dankesehatan hewan;dan/atau
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Kembali pada ketentuaneksisting.
PPP TETAP
2029.f. memintabantuanahlidalam rangkapelaksanaan tugaspenyidikan tindakpidana di bidangpeternakan dankesehatanhewan.
d. memotret dan/ataumerekam melaluimediaelektronik terhadaporang,barang,pesawatudara, atau hal yangdapat dijadikan buktiadanyatindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembaliKeUUExisting
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Kembali pada ketentuaneksisting.
PPP TETAP
2030. e. memeriksa dokumenyang terkait dengantindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
105
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
2031. f. mengambilsidikjaridanidentitasorang;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2032. g. menggeledah tempat-tempat tertentu yangdicurigaiadanya tindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2033. h. menyita benda yangdiduga kuatmerupakanbarang yang digunakanuntuk melakukan tindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
106
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2034. i. mengisolasi danmengamankan barangdan/ataudokumenyangdapatdijadikan sebagaialat bukti sehubungandengantindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2035. j. mendatangkansaksiahliyang diperlukan dalamhubungannya denganpemeriksaan perkaratindakpidana;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2036. k. menghentikan prosespenyidikan;
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengan
107
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
kesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2037. l. meminta bantuan polisiNegara RepublikIndonesia atau instansilain untuk melakukanpenanganan tindakpidana;dan
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP
2038. m.melakukan tindakan lainmenurut hukum yangberlaku.
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2039. (3)Pejabat PenyidikPegawaiNegeriSipilsebagaimanadimaksud pada ayat
(3)Kedudukan PejabatPenyidikPegawaiNegeriSipil tertentusebagaimana dimaksud
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
108
(1) memberitahukandimulainyapenyidikandan menyerahkanhasil penyidikannyakepada penuntutumum sesuai KitabUndang-UndangHukum AcaraPidana.
padaayat(2)beradadibawah koordinasi danpengawasan PenyidikPolisi Negara RepublikIndonesia.
KembalikeUUExisting
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN Dikembalikan padaketentuaneksisting.
PPP TETAP
2040. (4)PenyidikPejabatPenyidikPegawai Negeri Sipiltertentu sebagaimanadimaksudpadaayat(3),memberitahukandimulainya penyidikan,melaporkan hasilpenyidikan, danmemberitahukanpenghentian penyidikankepada PenuntutUmumdengan tembusankepada pejabat PolisiNegara RepublikIndonesia.
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2041. (5)Dalam melaksanakanpenyidikan sebagaimanadimaksudpadaayat(1),PenyidikPegawaiNegeriSipil tertentu dapatmemintabantuankepadaaparatpenegakhukum.
PDI-P KembalikeUUexisting
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
DIKEMBALIKAN PADA UUEKSISTING
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
109
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PAN DIHAPUS
PPP TETAP
2042. 19.Ketentuan Pasal 85diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS
PAN TETAP
PPP
2043. Pasal85(1) Setiaporangyang
melanggar ketentuansebagaimanadimaksuddalam Pasal9 ayat(1),Pasal11ayat(1),Pasal13ayat(4),Pasal15ayat(3),Pasal 18 ayat (2),Pasal 19 ayat (1),Pasal22ayat(1)atauayat (2), Pasal 23,Pasal 24 ayat (2),Pasal 25 ayat (1),Pasal 29 ayat (3),Pasal 42 ayat (5),Pasal 45 ayat (1),Pasal47ayat(2)atauayat(3),Pasal50ayat(3),Pasal51ayat(2),Pasal 52 ayat (1),
Pasal85(1) Setiap orang yang
melanggar ketentuansebagaimana dimaksuddalam Pasal9 ayat(1),Pasal11ayat(1),Pasal13ayat(4),Pasal15ayat(3),Pasal18 ayat(2),Pasal19ayat(1),Pasal22ayat(1)atauayat(2),Pasal23,Pasal24ayat(2),Pasal25 ayat(1),Pasal29ayat(3),Pasal42ayat(5),Pasal45ayat(1),Pasal47ayat(2)atauayat(3),Pasal50 ayat(3),Pasal51 ayat(2),Pasal52ayat(1),Pasal54ayat(3),Pasal58ayat(5),Pasal59 ayat(2),Pasal61 ayat(1)atau
PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
110
Pasal 54 ayat (3),Pasal 58 ayat (5),Pasal 59 ayat (2),Pasal61ayat(1)atauayat(2),Pasal62ayat(2)atauayat(3),Pasal69ayat(2),danPasal72 ayat (1) dikenaisanksiadministratif.
ayat(2),Pasal62ayat(2)atau ayat(3),Pasal69ayat(2),dan Pasal72ayat(1)dikenaisanksiadministratif.
2044. (2)Sanksi admistratifsebagaimanadimaksud pada ayat(1)dapatberupa:a.peringatan secara
tertulis;b.penghentian
sementara darikegiatan,produksi,dan/atauperedaran;
c. pencabutannomorpendaftaran danpenarikan obathewan,pakan,alatdan mesin, atauprodukhewandariperedaran;
d.pencabutan izin;atau
e.pengenaandenda.(3)Ketentuan lebih lanjut
mengenai tata carapengenaan sanksiadministratifsebagaimanadimaksud pada ayat(2) huruf a sampaidenganhurufddiatur
(2) Ketentuan lebih lanjutmengenaijenis,besarandenda, dan tata carapengenaan sanksiadministratifsebagaimana dimaksudpada ayat (1) diaturdengan PeraturanPemerintah.
PDI-P Meminta penjelasanpemerintah terkaitketentuan sanksiadministratif
DisetujuiPanja Pukul14.52
PENDINGDIM 2044,2046, 2047,dan2048.
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUExisitng
P.NASDEM
TETAP
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN DIHAPUS
Kembalikepada ketentuaneksisting, denganmelakukan pengubahan,sehingga menjadisebagaiberikut:
(2) Sanksi admistratifsebagaimana dimaksudpadaayat(1)dapatberupa:a. peringatan secaratertulis;b.penghentian sementaradari kegiatan, produksi,
Penyebutan jenissanksi administratifsangat diperlukanuntuk dicantumkandalam UU, sebagaipedoman atasketentuan peraturanpelaksanaannya.
111
dengan PeraturanPemerintah.
(4)Besarnya dendasebagaimanadimaksudpadahurufedikenakan kepadasetiap orang yang:a.menyembelih ternakruminansiakecilbetinaproduktifpalingsedikitsebesarRp1.000.000,00 (satujutarupiah)danpalingbanyak sebesarRp5.000.000,00 (limajuta rupiah); b.menyembelih ternakruminansia besarbetinaproduktifpalingsedikitRp5.000.000,00(limajutarupiah)danpalingbanyaksebesarRp25.000.000,00 (duapuluhlimajutarupiah);dan c. melanggarselain sebagaimanadimaksudpadahurufadan huruf b palingsedikitRp5.000.000,00(limajutarupiah)danpaling banyakRp500.000.000,00(lima ratus jutarupiah).
(5)Besarnya dendasebagaimanadimaksud pada ayat(4) ditambah 1/3(sepertiga)daridenda
dan/atauperedaran;c.pencabutan nomorpendaftaran dan penarikanobathewan,pakan,alatdanmesin,atauprodukhewandariperedaran;d.pencabutanizin;ataue.pengenaandenda.
(3) Besarnya dendasebagaimana dimaksudpada huruf e dikenakankepadasetiaporangyang:a. menyembelih ternakruminansia kecil betinaproduktif paling sedikitsebesar Rp1.000.000,00(satujutarupiah)danpalingbanyak sebesarRp5.000.000,00 (lima jutarupiah);b. menyembelih ternakruminansia besar betinaproduktif paling sedikitRp5.000.000,00 (lima jutarupiah)dan paling banyaksebesar Rp25.000.000,00(duapuluhlimajutarupiah);danc. melanggar selainsebagaimana dimaksudpada hurufa dan hurufbpaling sedikitRp5.000.000,00 (lima jutarupiah)dan paling banyakRp500.000.000,00 (limaratusjutarupiah).
(4) Besarnya denda
112
tersebut jikapelanggaransebagaimanadimaksud pada ayat(1) dilakukan olehpejabat yangberwenang ataukorporasi.
sebagaimana dimaksudpadaayat(3)ditambah1/3(sepertiga) dari dendatersebut jika pelanggaransebagaimana dimaksudpadaayat(1)dilakukanolehpejabat yang berwenangataukorporasi.
(5) Ketentuan lebihlanjutmengenaitata carapengenaan sanksiadministratif sebagaimanadimaksud pada ayat (2)huruf a sampai denganhuruf d diatur denganPeraturanPemerintah.
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuanPasal85ayat(2),UUEksisting,yangberbunyi:
(2)Sanksi admistratifsebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapatberupa:a.peringatan secara
tertulis;b.penghentian
sementara darikegiatan, produksi,dan/atauperedaran;
c. pencabutan nomorpendaftaran danpenarikan obathewan,pakan,alatdan mesin, atauproduk hewan dari
113
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
peredaran;d.pencabutan izin;
ataue.pengenaandenda.
(3)Ketentuan lebih lanjutmengenai tata carapengenaan sanksiadministratifsebagaimana dimaksudpada ayat(2)hurufasampaidenganhurufddiaturdenganPeraturanPemerintah.
(4)Besarnya dendasebagaimana dimaksudpadahurufedikenakankepada setiap orangyang: a. menyembelihternak ruminansia kecilbetina produktif palingsedikit sebesarRp1.000.000,00 (satujuta rupiah)dan palingbanyak sebesarRp5.000.000,00 (limajuta rupiah); b.menyembelih ternakruminansiabesarbetinaproduktifpaling sedikitRp5.000.000,00 (limajuta rupiah)dan palingbanyak sebesarRp25.000.000,00 (duapuluh lima juta rupiah);danc.melanggarselainsebagaimana dimaksudpadahurufadanhurufb
114
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
paling sedikitRp5.000.000,00 (limajuta rupiah)dan palingbanyakRp500.000.000,00 (limaratusjutarupiah).
(5) Besarnya dendasebagaimana dimaksudpadaayat(4)ditambah1/3(sepertiga) dari dendatersebut jika pelanggaransebagaimana dimaksudpadaayat(1)dilakukanolehpejabat yang berwenangataukorporasi.
2045. 20.Ketentuan Pasal 88diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut:
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
TETAP
P.NASDEM
TETAP
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP TETAP
2046. Pasal88Setiap orang yangmemproduksi dan/ataumengedarkan alat danmesin tanpamengutamakankeselamatan dankeamanan bagipemakai
Pasal88(1) Setiap orang yang
memproduksidan/ataumengedarkan alatdanmesin tanpamengutamakankeselamatan dankeamanan bagi
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIUBAH
KembalikeUUExisitng
P.NASDEM
TETAP Dilakukan penataanpengenaan sanksisecara berjenjang,
115
sebagaimana dimaksuddalam Pasal24 ayat(2)dan/atau belum diujiberdasarkan ketentuansebagaimana dimaksuddalam Pasal24 ayat(3)dipidana dengan pidanakurunganpalingsingkat3(tiga) bulan dan palinglama 11 (sebelas)bulandan denda paling sedikitRp50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah) danpaling banyakRp500.000.000,00 (limaratusjutarupiah).
pemakai sebagaimanadimaksud dalam Pasal24 ayat (2) dan/ataubelum diujiberdasarkanketentuansebagaimanadimaksud dalam Pasal24 ayat (3) dikenaisanksi administratifberupa denda palingsedikitRp50.000.000,00(limapuluhjutarupiah)dan paling banyakRp500.000.000,00(limaratusjutarupiah).
dimana diutamakanpengenaan sanksiyang bersifatadministratif danperdata sedangkanpengenaan sanksipidana bersifatultimum remedium(upayaterakhir).
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP PPP mengusulkan agardikembalikan kepadaketentuan Pasal88, UUEksisting,yangberbunyi:
Pasal88Setiap orang yangmemproduksi dan/ataumengedarkan alat danmesin tanpamengutamakankeselamatandankeamananbagipemakaisebagaimanadimaksud dalam Pasal24ayat (2) dan/atau belumdiujiberdasarkanketentuansebagaimana dimaksuddalam Pasal24 ayat(3)dipidana dengan pidanakurungan paling singkat3(tiga)bulandanpalinglama11 (sebelas) bulan dandenda paling sedikitRp50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah) dan
116
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
paling banyakRp500.000.000,00 (limaratusjutarupiah).
2047. (2) Dalam halpelakutidakmelaksanakankewajiban pemenuhansanksi sebagaimanadimaksudpadaayat(1),dipidana kurunganpaling singkat3 (tiga)bulan dan paling lama11(sebelas)bulan
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
TETAP Dilakukan penataanpengenaan sanksisecara berjenjang,dimana diutamakanpengenaan sanksiyang bersifatadministratif danperdata sedangkanpengenaan sanksipidana bersifatultimum remedium(upayaterakhir).
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP Dihapus Karera sudah diaturpadaayatdiatasnya.
2048. (3) Ketentuan lebih lanjutmengenai pengenaansanksi administratifsebagaimanadimaksudpada ayat (1) diaturdengan PeraturanPemerintah.
TETAP PDI-P TETAP
PG TETAP
P.GERINDRA
DIHAPUS
P.NASDEM
TETAP
PKB Disesuaikan dengankesepakatan Panja RUUCIPTAKER
117
NO KETENTUANUNDANG-UNDANG
RANCANGANUNDANG-UNDANG
KAJIANTIM AHLIDPR
FRAKSI TANGGAPANFRAKSI ALASANFRAKSI KESEPAKATANRAPAT
PD TETAP
PKS TETAP
PAN TETAP
PPP Dihapus Karera sudah diaturpadaayatdiatasnya.