1 paper suksesi ekologi pertanian

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika di alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala sesuatu yang sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari deretan proses perubahan yang tidak pernah ada akhirnya. Keadaan keseimbangan yang tampaknya begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena keadaan itu segera akan berubah jika salah satu dari komponennya mengalami perubahan. Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang dinamik, sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak tenang, dan bila dilihat hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas pergantiannya setelah mencapai keseimbangan. Pengamatan yang lama pada pergantian vegetasi di alam menghasilkan konsep suksesi. Suksesi vegetasi menurut Odum adalah: urutan proses pergantian komunitas tanaman di dalam satu kesatuan habitat, sedangkan menurut Salisbury adalah kecenderungan kompetitif setiap individu dalam setiap fase perkembangan sampai mencapai klimaks, dan menurut Clements adalah proses alami dengan terjadinya koloni yang bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang lebih kompleks.

Upload: nanda-arex-sambong

Post on 27-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

paper perubahan komunitas suksesi

TRANSCRIPT

Page 1: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinamika di alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala

sesuatu yang sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari

deretan proses perubahan yang tidak pernah ada akhirnya. Keadaan keseimbangan

yang tampaknya begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena keadaan itu segera

akan berubah jika salah satu dari komponennya mengalami perubahan.

Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang

dinamik, sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak

tenang, dan bila dilihat hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas

pergantiannya setelah mencapai keseimbangan. Pengamatan yang lama pada

pergantian vegetasi di alam menghasilkan konsep suksesi.

Suksesi vegetasi menurut Odum adalah: urutan proses pergantian komunitas

tanaman di dalam satu kesatuan habitat, sedangkan menurut Salisbury adalah

kecenderungan kompetitif setiap individu dalam setiap fase perkembangan sampai

mencapai klimaks, dan menurut Clements adalah proses alami dengan terjadinya

koloni yang bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang lebih kompleks.

Odum (1971) mengatakan bahwa adanya pergantian komunitas cenderung

mengubah lingkungan fisik sehingga habitat cocok untuk komunitas lain sampai

keseimbangan biotik dan abiotik tercapai.

Komunitas yang terdiri dari beberapa populasi bersifat dinamis dalam

interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang

masa.Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan disebut

suksesi ekologi atau suksesi.Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi

lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan

sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang

(homeostatis).Di alam terdapat dua macam suksesi yaitu suksesi primer dan

suksesi sekunder

Page 2: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini

mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehgga di tempat

komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami,

misalnya tanah longsor, letusan gunung merapi, endapan lumpur yang baru di

sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan

manusia misalnya penambangan timah, batu bara, dan minyak bumi.

Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik

secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat

tumbuh organisme, sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan

kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang

laut, kebakaran, angina kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan

dan pembakarn padang rumput dengan sengaja.

Penyebab Suksesi

1. Iklim

Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar

dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa

akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya

suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya

adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air

dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada

vegetasi.

2. Topografi

Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:

* Erosi:

Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi

tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin

(migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.

Page 3: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

* Pengendapan (denudasi):

Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah

diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya.

Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat

tersebut.

3. Biotik

Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di

lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi.

Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan

tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh dosen serta bertujuan mengetahui proses suksesi alam dengan

lahan garapan.

1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui apa itu suksesi.

2. Dapat mengetahui apa faktor-faktor penyebab suksesi.

3. Dapat mengetahui contoh suksesi disekitar kita.

Page 4: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

BAB II

ISI

Keadaan bumi selalu berubah-ubah. Kandungan CO2 dan O2 dalam udara,

iklimnya, gunungnya, flora dan faunanya tidaklah tetap. Dalam skala yang kecil

kita lihat pada gunung Krakatau. Setelah letusannya yang amat dahsyat dalam

tahun 1883, kehidupan di pulau itu dapat dikatakan terhapus. Dari penelitian yang

dilakukan secara berulang dalam jangka waktu panjang, dapatlah diketahui

kehidupan kembali lagi. Mula-mula terdapat tumbuhan tingkat rendah, seperti

lumut dan paku-pakuan. Kemudian tumbuhan tingkat tinggi. Proses ini disebut

suksesi (Soemarwoto, 1983:24).

Suatu daerah tidak tetap demikian untuk waktu yang lama. Diawali dengan

tumbuhan daerah itu segera dihuni oleh beragam spesies tumbuhan atau hewan.

Organisme-organisme ini mengubah habitat yang membuatnya sesuai bagi spesies

lain menjadi mantap. Masa pendewasaan perkembangan suatu daerah seringkali

mencapai suatu keadaan relatif stabil yang diberikan sebagai tahapan klimaks.

Selama masa perkembangan ini, penghunian suatu daerah baru, pertama-tama

oleh tumbuhan melandasi jalan bagi hewan-hewan untuk tinggal di dalamnya

disebut suksesi. Suksesi adalah suatu cara umum perubahan progresif dalam

komposisi spesies suatu komunitas yang sedang berkembang. Hal ini secara

bertahap disebabkan oleh reaksi biotik dan berlangsung melalui sederetan tahapan

dari tahapan pelopor menuju tahapan klimaks (Michael, 1996:383).

Vegetasi yang dibiarkan demikian saja, menunjukkan kecenderungan untuk

berubah ke suatu arah tertentu. Biasanya dari komunitas yang tidak begitu rumit

yang terdiri atas tumbuh-tumbuhan kecil menjadi komunitas yang lebih kompleks

yang didominasi oleh tumbuh-tumbuhan yang lebih besar (atau bagaimanapun

menimbulkan kesan adanya kompetisi yang lebih besar). Perubahan itu bersifat

kontinu, tahap-tahap yang dikenal hanya merupakan ruas-ruas ungkapan vegetasi.

Demikian itulah yang disebut suksesi (Polunin, 1960:761).

Proses pengorganisasian sendiri dengan mana ekosistem-ekosistem

mengembangkan struktur dan proses ekologi dari energi yang tersedia disebut

suksesi. Suksesi meliputi pengorganisasian menjadi mantap dan kadang-kadang

Page 5: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

kembali ke awal (retrogess). Suksesi dipertimbangkan berakhir apabila suatu pola

ke suatu kondisi yang kurang terorganisir memulai melakukan suksesi lagi.

Klimaks adalah merupakan puncak pertumbuhan atau puncak tertinggi yang telah

dicapai (Odum, 1992:456).

Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam

interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa.

Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai

suksesi ekologis atau suksesi. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas

atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis)

(Suharno, 1999:184).

Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-

tumbuhanoleh yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap integrasi lambat ketika

tempattumbuh mula-mula sangat keras sehingga sedikit tumbuhan dapat

tumbuhdiatasnya, atau suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat ketika suatu

komunitasdirusak oleh suatu faktor seperti api, banjir, atau epidemi serangga dan

digantioleh yang lain (Daniel,et al, 1992).

Perubahan bersifat kontinu, rentetan suatu perkembangan komunitas

yangmerupakan suatu sera dan mengarah ke suatu keadaan yang mantap (stabil)

danpermanen yang disebut klimaks. Tansley (1920) mendefinisikan suksesi

sebagaiperubahan tahap demi tahap yang terjadi dalam vegetasi pada suatu

kecendrungan daerah pada permukaan bumi dari suatu populasi berganti dengan

yang lain. Clements (1916) membedakan enam sub-komponen : (a) nudation; (b)

migrasi;(c) excesis; (d) kompetisi; (e) reaksi; (f) final stabilisasi, klimaks.

UraianClements mengenai suksesi masih tetap berlaku. Bagaimanapun sesuatu

mungkin menekankan subproses yang lain, contohnya perubahan angka dalam

populasimerubah bentuk hidup integrasi atau perubahan dari genetik adaptasi

populasidalam aliran evolusi. Suksesi sebagai suatu studi orientasi yang

memperhatikan semuaperubahan dalam vegetasi yang terjadi pada habitat sama

dalam suatu perjalananwaktu (Mueller-Dombois and Ellenberg, 1974).

Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam

komunitas atau ekosistem. Proses suksesi akan berakhir dengan pembentukan

Page 6: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

suatu komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dalam suksesi dikenal

suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaan antara dua suksesi ini terletak

pada kondisi habitat pada awal suksesi terjadi (Jamili dan Muksin, 2003:5).

Apabila perkembangan dimulai di suatu daerah yang sebelumnya belum

pernah diduduki oleh suatu komunitas (seperti misalnya batu yang baru saja

muncul atau permukaan pasir, atau aliran lava), maka prosesnya dikenal sebagai

suksesi primer. Apabila perkembangan komunitas berlangsung dalam daerah yang

pernah diduduki komunitas lain (seperti misalnya padang pertanian yang

ditinggalkan atau hutan yang telah ditebang ), prosesnya disebut suksesi sekunder.

Suksesi sekunder biasanya lebih cepat sebab beberapa makhluk atau benih-

benihnya telah hidup dan ada, dan daerah yang sebelumnya telah diduduki itu

lebih mau menerima perkembangan komunitas daripada yang steril. Suksesi

primer cenderung mulai pada tahap produktivitas yang lebih rendah daripada

suksesi sekunder (Odum, 1996:322-323).

Menarik untuk diteropong lebih dekat ialah kedudukan dan peran bermacam

jenis pionir yang ternyata begitu penting dalam suksesi primer. Pada dasarnya

jenis-jenis itu hidup pada lingkungan habitat yang sangat gersang. Jenis pionir

harus merupakan jenis generalis dengan relung yang lebar, mampu bertahan

terhadap fluktuasi faktor abiotik yang tidak melemah karena pengaruh kekuatan

intrakomunitas (Wirakusumah, 2003:142).

Suksesi sekunder terjadi apabila suatu suksesi normal atau ekosistem alami

terganggu / dirusak. Kebakaran, perladangan, penebangan secara selektif,

penggembalaan dan banjir adalah contoh kegiatan manusia yang menimbulkan

gangguan tersebut. Gangguan ini tidak sampai merusak total tempat tumbuh,

sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada.

Contoh: kondisi hutan yang terlantar atau tanah garapan yang ditinggalkan. Hal

ini menyebabkan perbedaan suksesi sekunder dan suksesi primer terletak pada

kondisi awal habitatnya. Pada suksesi primer, habitat awal terdiri atas habitat yang

sama sekali baru sehingga tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tahap awal

berasal dari biji dan benih yang datang dari luar. Sedangkan pada suksesi

Page 7: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

sekunder, biji dan benih tidak saja berasal dari luar tetapi juga dari dalam habitat

itu sendiri (Arief, 1994:32-33).

Page 8: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur

yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk

komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula.

Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang

mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat

baru.

Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak

bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat

kehidupan / substrat seperti sebelumnya.

Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari

peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia.

Perubahan bersifat kontinu, rentetan suatu perkembangan komunitas yang

merupakan suatu sera dan mengarah ke suatu keadaan yang mantap (stabil) dan

permanen yang disebut klimaks.

Page 9: 1 Paper Suksesi Ekologi Pertanian

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A., 1994, Hutan : Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan,

Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Jamili, Muksin, 2003, Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ekologi, FMIPA

Unhalu,Kendari.

Michael, P., 1996, Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan

Laboratorium, UI Press, Jakarta.

Odum, H. T., 1992, Ekologi Sistem Suatu Pengantar, UGM Press, Yogyakarta.

Odum, E. P., 1996, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, UGM Press, Yogyakarta.

Polunin, M., 1960, Pengantar Geografi dan Beberapa Ilmu Serumpun, UGM

Press,Yogyakarta.

Soemarwoto, O., 1983, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan,

Djambatan,Jakarta.

Soeriatmadja, R. E., 1977, Ilmu Lingkungan, ITB, Bandung.

Suharno, 1999, Biologi, Erlangga, Jakarta.

Wirakusumah, S., 2003, Dasar-dasar Ekologi :Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu

lingkungan, UI Press, Jakarta.