1. materi pengambilan keputusan

33
RANCANGAN PEMBELAJARAN A. PERENCANAAN 1. POKOK BAHASAN /MATERI: Pengambilan Keputusan dan Implikasinya Dalam Pelaksanaan Tupoksi Kepala Sekolah 2. KOMPETENSI DASAR Menjelaskan urgensi pengambilan keputusan dalam MBS 3. INDIKATOR a. Peserta dapat menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan keputusan dalam berbagai pendekatan. b. Peserta dapat menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan c. Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah pengambilan keputusan dan implikasinya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah 4. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah proses pembelajaran ini mahasiswa sebagai peserta didik: a. Mampu menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan keputusan dalam berbagai pendekatan. b. Mampu menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan c. Mampu menjelaskan langkah-langkah pengambilan keputusan dan implikasinya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah 5. METODE PEMBELAJARAN Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas maka digunakan beberapa metode yang saling mendukung yaitu: a. Quiz tertulis b. Diskusi (telaah dan tanggapan) c. Ceramah 6. MEDIA PEMBELAJARAN 1

Upload: farih-lidinnillah

Post on 18-Jan-2016

123 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF..HAHA

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. PERENCANAAN 1. POKOK BAHASAN /MATERI:

Pengambilan Keputusan dan Implikasinya Dalam Pelaksanaan Tupoksi Kepala Sekolah

2. KOMPETENSI DASARMenjelaskan urgensi pengambilan keputusan dalam MBS

3. INDIKATORa. Peserta dapat menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan

keputusan dalam berbagai pendekatan.b. Peserta dapat menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan c. Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah pengambilan keputusan dan

implikasinya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah

4. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran ini mahasiswa sebagai peserta didik:

a. Mampu menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan keputusan dalam berbagai pendekatan.

b. Mampu menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan c. Mampu menjelaskan langkah-langkah pengambilan keputusan dan implikasinya

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah

5. METODE PEMBELAJARANUntuk mencapai tujuan pembelajaran di atas maka digunakan beberapa metode yang saling mendukung yaitu:a. Quiz tertulisb. Diskusi (telaah dan tanggapan)c. Ceramah

6. MEDIA PEMBELAJARANa. Laptopb. LCDc. White boardd. Spidole. Kertas Jawaban

1

Page 2: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

7. ATA RUANG PEMBELAJARANDiatur dalam empat kelompok kecil:

B. PROSES PEMBELAJARAN1. KEGIATAN FASILITATOR

a. Membuka proses pembelajaran dengan sapaan dan arahan singkat yang menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran. Waktu 5 menit. (F-1: Rohman)

b. Memberikan arahan tugas dan pembagian kelompok dengan cara lotre. Waktu 3 menit. (F-2: Farih).

c. Membagikan daftar pertanyaan kepada kelompok :1. Jelaskan Pengertian Pengambilan Keputusan dari berbagai pendekatan!2. Mengapa Pengambilan Keptusan itu penting? 3. Jelaskan Konsep Dasar Teori Pengambilan Keputusan!4. Bagaimana Langkah – Langkah Pengambilan Keputusan?

d. Memandu kegiatan diskusi, telaah dan tanggapan kelompok (F-3: Raymond).e. Mempresentasikan Makalah Fasilitator (25 menit)

1. Pengertian Pengambilan Keputusan dari berbagai pendekatan (Farih)2. Mengapa Pengambilan Keptusan itu penting?(Raymond)3. Konsep Dasar Teori Pengambilan Keputusan (Raymond)4. Langkah – Langkah Pengambilan Keputusan (Rohman)

f. Tanya Jawab (20 menit)g. Menutup kegiatan pembelajaran (F-1:Rohman)

2. KEGIATAN MAHASISWA/PESERTAa. Menempati posisi kelompok yang sudah diundikan.b. Membaca pertanyaan, mempelajari modul dan menuliskan jawaban kelompok

pada kertas yang disediakan (Waktu 20 menit).c. Menyerahkan jawaban kelompoknya kepada kelompok berikutnya.d. Menelaah jawaban kelompok yang telah diserahkan itu (waktu 7 menit).e. Menanggapi jawaban kelompok yang sudah ditelaah itu, berupa isi ringkas

jawaban dan pertanyaan, baik bersifat informatif maupun diskusi (Waktu 8 menit x 4 kelompok = 32 menit).

3. KEGIATAN PENDAMPING /DOSEN PENGAMPU a. Mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.

2

Fasilitator

Kel. 1

Kel.3Kel.4

Kel.2

Page 3: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

b. Memberikan penekanan, pendalaman, pengayaan dan penilaian terhadap materi, proses, fasilitator, peserta dan hal-hal lainnya (Waktu 20 menit).

C. EVALUASI PEMBELAJARAN

c.1. TUJUAN KHUSUS EVALUASI

Mengukur dan mengetahui sejauh mana peserta (mahasiswa) memahami serta dapat menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengertian Pengambilan Keptusan 2. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan3. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

c.2. BENTUK DAN JENIS EVALUASI

Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk tertulis dan jenisnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan.

c.3. PERTANYAAN-PERTANYAAN :

1. Jelaskan Pengertian Pengambilan Keputusan dari beberapa pendekatan Anda ketahui !

2. Jelaskan apa saja yang meupakan dasar-dasar Pengambilan Keputusan !3. Bagaimana langka-langkah pengambilan keputusan yang baik?

c.4. KUNCI JAWABAN

1. Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Stoner, pengambilan keputusan adalah proses pemilihan suatu arah

tindakan sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah tertentu.

Menurut Siagian, pengambilan keputusan adalah usaha sadar untuk

menentukan satu alternatif dari berbagai alternatif untuk memecahkan

masalah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses

pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah.

2. Dasar - dasar pengambilan keputusan Intuisi.

Keputusan berdasarkan perasaan subjektif sehingga sangat dipengaruhi oleh

sugesti dan faktor kejiwaan.

Logika / Rasio.

3

Page 4: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan bersifat objektif, logis, transparan dan konsisten

karena berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang.

Fakta.

Pengambilan keputusan yang didasarkan pada kenyataan objektif yang terjadi

sehingga keputusan yang diambil dapat lebih sehat, solid dan baik.

Wewenang.

Pengambilan keputusan ini didasarkan pada wewenang dari manajer yang

memiliki kedudukan lebih tinggi dari bawahannya.

Pengalaman.

Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorang manajer.

3. Langkah – langkah Pengambilan Keputusan

a. Mengidentifikasikan masalah yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya;

b. Mengumpulkan fakta dan data yang relevan;

c. Mengolah fakta dan data tersebut;

d. Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh;

e. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang telah diolah dengan matang;

f. Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan;

g. Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai akibat daripada keputusan yang

telah diambil.

4

Page 5: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

D. MAKALAH / MATERI PEMBELAJARAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN IMPLIKASINYA

DALAM PELAKSANAAN TUPOKSI KEPALA SEKOLAH

Pengertian Pengambilan Keputusan

Stoner (2003:205) memandang pengambilan keputusan sebagai proses pemilihan

suatu arah tindakan sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah tertentu. Siagian

(1993:24) mengartikan pengambilan keputusan sebagai usaha sadar untuk menentukan satu

alternatif dari berbagai alternatif untuk memecahkan masalah. Salusu (1996:47)

mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses memilih suatu alternatif cara

bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk menemukan dan menyelesaikan

masalah organisasi. Handoko (2001:129) melihat pengambilan keputusan sebagai proses di

mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

Dari beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan yang dikemukakanoleh para

ahli dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan prosespemilihan satu

alternatif dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah.

Alasan Pentingnya Pengambilan Keputusan

Pertama, dalam perspektif manajemen dan filsafat pendidikan, pengambilan

keputusan penting dilakukan oleh pemimpin pendidikan, karena secara filosofi tugas seorang

pemimpin adalah mengarahkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi secara bersama-

sama (Herbert A. Simon dalam Hoy.Miskel, 2008:324-325).

Dalam kaitannya dengan pendidikan dewasa ini, kepala sekolah selaku pemimpin

satuan pendidikan harus mampu mengambil keputusan strategic agar arah pendidikan

5

Page 6: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

dikembalikan pada arah yang sesungguhnya. Dalam kaitan ini, keberanian untuk merestorasi

pendidikan dipandang akan mampu menyelamatkan generasi muda dari ancaman sekularisme

yang amat terasa bertentangan dengan cita-cita luhur pendidikan nilai intelektuaspiritual,

moral.

Filsafat rekontruksionisme yang dikembangkan Theodore Brameld (Komar, 2006:

156-160), memandang bahwa pendidikan perlu mengubah tata susunan lama dan membangun

tata susunan hidup kebudayaan yang baru untuk mencapai tujuan bersama. Pembinaan daya

intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang

tepat atas nilai dan norma yang benar pula, demi generasi sekarang dan generasi yang akan

datang sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.

Hal di atas sejalan dengan pemikiran Alvin Toffler dengan karyanya Future Shock.

Toffler dalam artikelnya (Gandhi,2011:192) menyatakan bahwa pendidikan berjalan hanya

menjadi serangkaian praktik dan asumsi yang dikembangkan sekedar melayani era industry,

sedangkan situasi sosial telah memasuki fase super industri. Akibatnya dapat ditebak.

Sekolah-sekolah kita limbung. Sekolah lebih sibuk mengurusi sistem yang mati daripada

menangani masyarakat baru yang sedang tumbuh. Untuk mencegah kegagapan masa depan

yang akan datang, harus diwujudkan sistem pendidikan superindustrial. Maka dari itu, kita

harus mencari tujuan-tujuan pendidikan dan metode di masa datang, bukan justru masa lalu

(Toffler,1970:353).

Kedua, dalam perspektif psikologi pendidikan.

Pengambilan keputusan berhubungan dengan perilaku pemimpin, sedangkan kepatuhan

melaksanakan keputusan berhubungan dengan perilaku yang dipimpinnya. Perilaku yang

dipimpin dan perilaku pemimpin merupakan perilaku manus yang merupakan kajian

psikologi.

6

Page 7: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Perilaku pemimpin tercermin dari gaya kepemimpinan yang dijalankan. Gaya itu

dilatarbelakangi oleh sifat atau watak dari pemimpin. Perilaku dan watak sangat berkaitan

dengan psikologis pemimpin. Dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan, gaya

kepemimpinan yang baik adalah gaya yang mampu memecahkan berbagai persoalan dengan

tepat. Dalam hal ini gaya kepemimpinan yang otokratis dan demokratis atau partisipatif

merupakan gaya kepemimpinan yang saling bertentangan, namun juga akan cocok

bergantung pada siatuasi yang ada.

Likert (1976) dalam studi tentang pola dan gaya kepemimpinan dan

manajerberkesimpulan bahwa kepemimpinan partisipatiflah yangpaling efektif dalam

organisasi dan manajemen. Perkembangan dewasa ini memandang bahwa pendidikan dan

lembagasekolah sebagai suatu sistem organisasi yang membutuhkan manajemen yang andal.

Likert memandang manajer yangefektif adalah manajer yang berorientasi pada

bawahan yang bergantung padakomunikasi untuk tetap menjaga agar semua orang bekerja

sebagai suatu unit, menerapkan hubungan suportifdi mana mereka saling berbagi kebutuhan,

nilai-nilai aspirasi, tujuan, dan harapanbersama. Gibson, Ivancevioch & Donnely (1990:135)

juga yakin bahwa semakin besarnya partisipsi dalamproses tersebut akan meningkatkan

keikatan kepada organisasi, kepuasan kerja,pertumbuhan dan perkembangan pribadi serta

sikap menerima perubahan.

Aspek penting dalam organisasi dan manajemen pendidikan adalah soalkepemimpinan

pendidikan. Dari aspek perilaku organisasi pendidikan, pengambilankeputusan partisipatif

menjadi suatu model yang dapat meningkatkan kualitaspenyelenggaraan proses pendidikan di

sekolah. Keterlibatan dan partisipasi segenapkomponen sekolah menjadi unsur yang

menentukan kinerja dan keberhasilanpenyelenggaraan sekolah sebagai lembaga pendidikan.

7

Page 8: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Konsep Dasar Teori Pengambilan Keputusan

Menurut George Terry (Hasan, 2002:12-13) dasar-dasar pengambilan keputusan

adalah :

a. Intuisi. Keputusan berdasarkan perasaan subjektif dari pengambil keputusan. Sehingga

sangat dipengaruhi oleh sugesti dan faktor kejiwaan.

b. Rasional. Pengambilan keputusan bersifat objektif, logis, transparan dankonsisten karena

berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang.

c. Fakta. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada kenyataan objektif yangterjadi

sehingga keputusan yang dimabil dapat lebih sehat, solid dan baik.

d. Wewenang. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada wewenang dari manajeryang

memiliki kedudukan lebih tinggi dari bawahannya.

e. Pengalaman. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorangmanajer.

Adapun sejumlah faktor yang turut mempengaruhi pengambilan keputusan. Arroba

(1998) menyebutkan lima faktor yaitu: (1) informasi atau pengetahuan tentang masalah yang

dihadapi, (2) tingkat pendidikan, (3) kepribadian, (4) pengalaman hidup,(5) kebudayaan

yang dianut.

Jenis-jenis Pengambilan Keputusan

Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam duabentuk,

yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram (Siagian,1987:25-26; Salusu,

1996:63).

a. Keputusan Terprogram

Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang

berlangsungberulang kali dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan

8

Page 9: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

terprogrambiasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta

tidakmemerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.

b. Keputusan tidak terprogram

Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di manaada suatu

kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalahyang timbul.

Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukarmengenali bentuk,

hakekat dan dampaknya.

Model atau Cara Pengambilan Keputusan

Menurut kebanyakan pakar manajemen, umumnya pengambilan keputusan dapat

dibedakan atas empat model yakni: keputusan otokratik, konsultatif, keputusan bersama dan

pendelegasian.Keempat model pengambilan keputusan tersebut merupakan suatu kontinum.

a) Keputusan otokratik : Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini

atau saran dari orang lain, dan orang-orang tersebut tidak mempunyaipengaruh

langsung terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi.

b) Konsultatif. Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian

mengambilkeputusannya sendiri setelah mempertimbangkan secara serius saran-saran

danperhatian mereka. Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas:

Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu, namunkemudian

bersedia memodifikasi karena adanya keberatan ataukeprihatinan pengikutnya;

Pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif mendorong oranguntuk

menyarankan cara-cara memperbaikinya;

Pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang lain

untukberpartisipasi dalam mendiagnosis dan mengembangkan bermacam-

macampemecahanumum,namunkemudianmembuatkeputusansendiri;

9

Page 10: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

c) Keputusan bersama. Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikanmasalah

keputusan tersebut dan mengambil keputusan bersama; manajer tidakmempunyai

pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir seperti peserta lainnya.

d) Pendelegasian. Manajer memberi kepada seorang individu atau kelompok,kekuasaan

serta tanggungjawab untuk membuat keputusan; manajer tersebutbiasanya memberi

spesifikasi mengenai batas-batas dalam mana pilihan terakhirharus berada, dan

persetujuan terlebih dahulu mungkin atau mungkin tidak perludiminta sebelum

keputusan tersebut dilaksanakan.

Dari empat tipe pengambilan keputusan di atas, yang pertama yakni tipe otokratik

bukan menjadi karakteristik pengambilan keputusan partisipatif. Karenapengambilan

keputusan berada pada kewenangan pemimpin tanpa memberikanpeluang kepada anggota

untuk berpartisipasi.

Prosedur pengambilan keputusan dengan konsultasi, keputusan bersama, dan

pendelegasian merupakan karakteristik pengambilan keputusan partisipatif yang dijalankan

oleh kepemimpinan partisipatif. Tiga ciri ini memilikiintensitas yang berbeda. Kalau pada

karakteristik konsultasi seorang pemimpin sudahmemberikan peluang kepada bawahannya

untuk memberikan masukan. Walaupunkeputusan tetap berada pada dirinya. Intensistas

pembuatan dan penetapan keputusantetap masih berada pada pimpinan. Pada karakteristik

keputusan bersama, baik pemimpin dan anggota memilikiintensitas yang sama. Keputusan

yang dibuat berasal dari sejumlah pemikiran dangagasan baik oleh pemimpin dan bawahan.

Pengambilan keputusan tidak bisa dibuattanpa keterlibatan yang penuh dari pimpinan dan

anggota. Sedangkan padapendelegasian peran dari pemimpin intensitasnya semakin rendah.

Anggota organisasi memiliki kewenangan penuh untuk membuat dan menjalankan

keputusan.

10

Page 11: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Teknik Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan

Ada beberapa teknik peran serta sebagai bentuk partisipasi dalampengambilan

keputusan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah bersama denganguru dan staf sekolah.

Menurut Lunenburg & Ornstein (1991:178-182) dan Salusu(1996:235-260), teknik partispasi

antara lain, yaitu : Brainstorming, teknik delphi,kelompok mutu, konsep zone of acceptance.

Brainstorming adalah teknik sumbang saran dari semua anggota organisasi.Teknik ini

mengutamakan demokrasi dalam menyampaikan pendapat melaluipersidangan yang relatif

kecil. Teknik delphi dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer (1963). Teknik inimenghindari

tatap muka antara peserta dalam proses pengambilan keputusan. Selainitu juga mencegah

adanya pembicara vokal yang sering menguasai waktu lebihbanyak daripada peserta

lainnya.Teknik ini biasanya dipakai pada manajemen puncakyang biasanya tidak mempunyai

cukup waktu untuk bertemu satu dengan yang lain. Teknik ini menghindari perdebatan akan

tetapi tetap ada komunikasi dan pertukarangagasan dan informasi. Teknik kelompok mutu

biasa dipakai pada sektor implementasi. Teknik inibiasanya merupakan suatu kelompok kecil

yang terdiri atas pengawas dengansejumlah karyawan yang bekerja di bagian tertentu.

Kelompok mini adalah kelompoksukarela.Mereka bertemu secara reguler untuk

membicarakan berbagai masalah danpengambilan keputusan.Teknik zone of acceptance

adalah teknik dimana terjadi suatu situasiseseorang dapat menerima suatu keputusan secara

otomatis. Konsep ini mencobamenjawab pertanyaan:”Dalam kondisi apa bawahan harus

diikutsertakan dalampengambilan keputusan ?”. Jadi bisa saja bawahan tidak terlibat dalam

prosespengambilan keputusan.

11

Page 12: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Langkah-Langkah Pengambilan keputusan

Simon (1957) mengemukakan proses pengambilan keputusan pada dasarnyaterdiri

atas tiga langkah (Reksohadiprodjo & Handoko, 2001:144-145; Hasan,2002:24), yaitu: (1)

Kegiatan Intelejen, menyangkut pencarian berbagai kondisilingkungan yang diperlukan bagi

keputusan; (2) Kegiatan desain, merupakanpembuatan, pengembangan dan penganalisaan

berbagai rangkaian kegiatan yangmungkin dilakukan; (3) Kegiatan pemilihan, yakni memilih

serangkain kegiatantertentu dari alternatif-alternatif yang tersedia.Proses pengambilan

keputusan secara rasional dan ilmiah pada dasarnyameliputi tahapan sebagai berikut

(Handoko, 2001:134-138):(1) pemahaman danperumusan masalah, (2) pengumpulan dan

analisa data yang relevan, (3)pengembangan alternatif-alternatif, (4) evaluasi alternatif-

alternatif, (5) pemilihanalternatif terbaik, (6) implementasi keputusan, (7) evaluasi hasil-hasil

keputusan.

Pengambilan keputusan antara lain juga diartikan sebagai suatu tehnik memecahkan

suatu masalah dengan mempergunakan tehnik-tehnik ilmiah. Secara singkat menurut Siagian

(1973) dapat dikatakan bahwa ada 7 langkah yang perlu diambil dalam usaha memecahkan

masalah dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah.

h. Mengetahui hakekat dari pada masalah yang dihadapi, dengan perkataan lain

mendefinisikan masalah yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya;

i. Mengumpulkan fakta dan data yang relevan;

j. Mengolah fakta dan data tersebut;

k. Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh;

l. Memilih cara pemecahan dari alternatif-alternatif yang telah diolah dengan

matang;

m. Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan;

n. Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai akibat daripada keputusan yang

telah diambil.

12

Page 13: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam Kepemimpinan Pendidikan

Berbicara mengenai implementasi pengambilan keputusan dalamkepemimpinan

partisipatif dalam kepemimpinan pendidikan terkait erat dengan perilaku birokrasi

pendidikan (pusat dan daerah), kepalasekolahdan guru sebagai anggota organisasi

pendidikandalam pengambilan keputusan. Peran serta ketiga pemimpin pendidikan dalam

pengambilan keputusan ditegaskan oleh French (1960) dalam Salusu(1996:233) menegaskan

bahwa peran serta menunjukkan suatu proses antara dua ataulebih pihak yang mempengaruhi

satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana,kebijaksanaan dan keputusan.

Pentingnya peran serta dalam proses pengambilan keputusan diakui jugaoleh Alutto

dan Belasco (1972) yang mengatakan bahwa dengan adanya peran sertaada jaminan bahwa

pemeran serta tetap mempunyai kontrol atas keputusan-keputusanyang diambil (Salusu,

1996:234). Mengingat lingkungannya yang unik, maka dalam makalah ini akan dibahas peran

serta(partisipasi) kepala sekolah dan guru termasuk staf sekolah dalam

pengambilankeputusan di sekolah.

Peran Pemimpin Pendidikan dalam Pengambilan Keputusan Partisipatif

Dilihat dari fungsi birokrasi pendidikan dan kepala sekolah sebagai pemimpin

pendidikan, maka ia harus mampu mengambil keputusan secara tepat.Dalam kaitannya

dengan pengambilan keputusan, pemimpin pendidikan hendaknya memberi kesempatan

kepada anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam pengambilankeputusan.

Dasar teori yang dapat dikaji dalam pengambilan keputusan pendidikan danpartisipasi

anggota organisasi adalah teori kepemimpinan kontinum yang dikembangkan

olehTannenbaum dan Schmidt (Rawis, 2000:30). Dalam pandangan kedua ahli ini ada

duabidang pengaruh yang ekstrim.

13

Page 14: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pertama, bidang pengaruh pemimpin di manapemimpin menggunakan otoritasnya

dalam gaya kepemimpinannya. Kedua, bidangpengaruh kebebasan bawahan di mana

pemimpin menunjukkan gaya yangdemokratis. Kedua bidang pengaruh ini dipergunakan

dalam hubungannnya denganperilaku pemimpin melakukan aktivitas pengambilan keputusan.

Menurut dua ahli tersebut ada enam model gaya pengambilan keputusan yangdapat dilakukan

oleh pemimpin, yakni :

1) Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan kepadabawahannya.

Model ini terlihat bahwa otoritas yang dipergunakan atasan terlaludominan,

sedangkan daerah kebebasan bawahan sempit sekali.

2) Pemimpin menjual keputusan. Pada gaya ini pemimpin masih dominan.

Bawahanbelum banyak dilibatkan.

3) Pemimpin menyampaikan ide-ide dan mengundang pertanyaan. Dalam model

inipemimpin sudah menunjukkan kemajuan. Otoritas mulai berkurang dan

bawahandiberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Bawahan

mulaidilibatkan dalam pengambilan keputusan.

4) Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan

dapatdirubah. Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam rangka

pengambilankeputusan. Otoritas pelan-pelan mulai berkurang.

5) Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan mengambilkeputusan.

Pada gaya ini otoritas yang dipergunakan sedikit. Sedangkankebebasan bawahan

dalam berpartisipasi mengambil keputusan sudah lebihbanyak dipergunakan.

Pemimpin merumuskan batas-batasnya dan memintakelompok bawahan untuk

mengambil keputusan. Partisipasi bawahan sudah lebihdominan.

6) Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batasyang

telah dirumuskan oleh pemimpin.

14

Page 15: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dalam analisis tentang pola kepemimpinan dapat didasarkan pula pada

tingkatkematangan (kedewasaan) bawahan. Ada empat model kepemimpinan yang

munculberdasarkan pada kematangan bawahan (Siagian, 2003:142-143), yakni :

1) Semakin tinggi tingkat kematangan yang telah dicapai oleh bawahan,

pimpinanmemberikan respons tidak saja dalam bentuk pengurangan pengawasan

atasberbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh para bawahannya, akan tetapi

jugamengurangi intensitas hubugannya dengan para bawahan tersebut.

2) Pada tingkat kematangan yang masih rendah. Bawahan tidak berkemampuandan tidak

berkemauan, para bawahan memerlukan pengarahan yang jelas dan tegasserta spesifik

sehingga tidak terdapat kekaburan dalam pelaksanaan tugas parabawahan yang

bersangkutan.

3) Pada tingkat kematangan bawahan yang tinggi. Bawahan berkemampuantetapi tidak

berkemauan. Yang diperlukan adalah perilaku pimpinan yangberorientasi tugas yang

tinggi dan tingkat hubungan yang intensif antara atasandengan bawahannya.

4) Pada tingkat kematangan yang lebih tinggi lagi. Bawahan tidakberkemampuan tetapi

berkemauan. Masalah-masalah psikologis dapat timbul danhanya dapat dipecahkan

dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang bersifatmendukung tugas para

bawahan dan dengan demikian berarti tidak terlalu banyakmemberikan pengarahan.

Yang dotonjolkan adalah gaya partisipatif.

5) Pada tingkat kematangan yang sudah tinggi. Bawahan berkemampuan

danberkemauan. Seorang pimpinan tidak perlu lagi berbuat banyak karena

parabawahannya seudah mampu dan rela memikul tanggung-jawab sehingga tugas-

tugasyang dipercayakan kepada mereka sesuai dengan harapan pimpinan

yangbersangkutan.

15

Page 16: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Peran Bawahan dalam Pengambilan Keputusan

Sehubungan dengan peran bawahan dalam pengambilan keputusan dalam

kepemimpinan pendidikan, adadua konsep yang perlu dikaji, yakni persepsi dan aspirasi

(Rawis, 2000:35). Gibson,Ivancevich dan Donnelly (1996: 241) mengartikan persepsi sebagai

proses dariseseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian

danpenafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. SedangkanRobbins

(2003: 169) mendefinisikan persepsi sebagai proses yang digunakan individudalam

mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikanmakna kepada

lingkungan mereka.

Dalam konteks teori ini peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan adalah

bagaimana mereka mempersepsikan pandangan, penghayatan, perasaanmereka sebagai

sesuatu yang bermakna dan dapat disumbangkan bagi kemajuan pendidikan.

Aspirasi dalam bahasa Inggris aspiration yangberarti cita-cita, keinginan (Nasution,

1990:14). Jadi aspirasi guru dan staf adalahkeinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan

yang dirasakan oleh bawahan untuk dipenuhi guna peningkatan kesejahteraan kerja dalam

rangkamereka berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Aspirasi bawahan pada umumnya ada yang tinggi dan ada yangrendah. Menurut

Thurnburg (Prayitno, 1989, dalam Rawis, 2000:40) ada faktor-faktoryang menimbulkan

tinggi-rendahnya tingkat aspirasi. Faktor yangmenyebabkan aspirasi tinggi adalah: (1)

pengalaman sukses, (2) tugas-tugas yangsukar menuntut kerja keras, (3) merasa terkontrol

oleh diri sendiri, (4) tugas-tugas yang relevan dengan kebutuhan akademis maupun jabatan

yang diharapkan, (5)infromasi yang berguna, (6) kelompok orang yang homogen, (7) tujuan

yang realistik untuk dicapai. Sedangkan faktor yang menyebabkan aspirasi rendah adalah:

(1)pengalaman gagal, (2) tugas-tugas yang mudah sehingga dengan usaha yang sedikitdapat

menyelesaikannya, (3) tergantung oleh kontrol orang lain, (4) tugas-tugas yangdirasakan

16

Page 17: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

relevan dengan kebutuhan akademik maupun jabatan yang diharapkan, (5)informasi

dirasakan tidak berguna, (6) kelompok yang heterogen, (7) tujuan yangtidak realistik.

Simpulan

1. Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang sangat menentukan dalamsuatu

organisasi. Pengambilan keputusan merupakan esensi/inti dari

kepemimpinan.Seorang pemimpin disebut pemimpin apabila dapat dan mampu

mengambilkeputusan. Dalam kepemimpinan dikenal gaya-gaya kepemimpinan.

Salah satu diantaranya adalah kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan

partisipatifmengandaikan adanya kondisi pemimpin memberikan ruang yang luas

pada keterlibatan yang utuh dan mendalam dari seluruh pimpinan dan anggota

organisasiuntuk ikut serta dalam pengambilan keputusan.

2. Pengambilan keputusan dapat dipandang dan dilandasi oleh agama, filsafat,

psikologi dan sosiologi. Berbasarkan landasan agama, dianjurkan akan dalam

pengambilan keputusan, seorang pemimpin menempuh jalan musyawarah. Dalam

kepemimpinan pendidikan tentu saja musyawarah melibatkan berbagai

stakeholder, terutama guru. Secara psikologis, pelibatan stakeholder dalam

musyawarah akan meningkatkan motivasi, gairah, dan tanggung jawab untuk turut

serta melaksanakan keputusan secara bersama-sama.

A. Saran

1. Pengambilan keputusan merupakan inti dari kepemimpinan pendidikan. Oleh

karena itu, pemimpin pendidikan dalam pengambilan keputusan disarankan

dilakukan secara musyawarah dengan melibatkan bawahan atau para stakeholder

yang berkepentingan.

2. Kepemimpinan pendidikan sangat ideal apabila menjalankan gaya kepemimpinan

partisipatif agar seiring sejalan dengan hakikat musyawarah dalam pengambilan

keputusan.

17

Page 18: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DAFTAR PUSTAKA

Engkoswra, Komarian Aan. Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2011

Fakhruddin. “Modul Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah”, Jakarta: PPs UNJ, 2014

Hoy Wayne K., Miskel Cecil G., Educatioan Administration: Theory, Research, and Practice. New York : McGraw Hill, 2008

Sagala, Saiful. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima, 2004

Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011

Rohiat. Manajemen Sekolah. Bandung : Refika Aditama, 2008

(http://smacepiring.wordpress.com/).

18

Page 19: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PANDUAN PROSES PEMBELAJARAN

PRESENTASI MATERI:

“PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN TUPOKSI KEPALA SEKOLAH”

PPs.UNJ-R.408, 03 Oktober, 2014

1. Pembuka: Sapaan dan informasi singkat: (..5 menit ……Rohman) Materi dan Tujuan Pembelajaran, …setelah ini peserta : d. Mampu menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan keputusan

dalam berbagai pendekatan.e. Mampu menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan f. Mampu menjelaskan prosedur pengambilan keputusan dan hubungannya dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah Arahan pembagian tugas kelompok

2. Pembagian Kelompok kecil: (cara Lotre….3 menit)…mas Farih Diskusi Kelompok (20 menit) Telaah hasil kerja Kelompok (7 menit) Tanggapan atas hasil Kelompok (8 menit/kelompk)…..32 menit

Konsepnya: info singkat ttg jawaban kel…lalu Tanya/tambah/kritik

3. Presentasi Materi oleh Fasilitator (25 menit)a. Pengertian Pengambilan Keputusan dari berbagai pendekatan (….Farih)b. Mengapa Pengambilan Keptusan itu penting?…(Raymond)c. Konsep Dasar dan Teori Pengambilan Keputusan (Raymond)d. Langkah – Langkah Pengambilan Keputusan ….(Mas Rohman)

4. Tanya Jawab (20 menit) 5. Pengayaan dari Dosen Pengampu (20 menit) 6. Penutup

FASILITATOR

Raymond, Rohman, Farih.

19

Page 20: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KELOMPOK SATU

SOAL:

JELASKAN PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DARI BEBERAPA PENDEKATAN YANG ANDA KETAHUI !

(Acuan: Modul MBS, “Pengambilan Keputusan”, hal.1/5 – 2/4. Waktu: 20 menit)

JAWABAN

20

Page 21: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KELOMPOK DUA

SOAL:

MENGAPA PENGAMBILAN KEPUTUSAN ITU PENTING?

(Acuan: Modul MBS, “Pengambilan Keputusan”, hal.1/5 – 2/4. Waktu : 20 menit)

JAWABAN

21

Page 22: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KELOMPOK TIGA

SOAL:

JELASKAN KONSEP DASAR TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN !

(Acuan: Modul MBS, “Pengambilan Keputusan”, hal.1/5 – 2/4. Waktu : 20 menit)

JAWABAN

22

Page 23: 1. Materi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KELOMPOK EMPAT

SOAL:

BAGAIMANA LANGKA-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BAIK?

(Acuan: Modul MBS, “Pengambilan Keputusan”, hal.1/5 – 2/4. Waktu : 20 menit)

JAWABAN

23