1 lakip 2016 daftar isi dll (final 23-2-2017)bpkp.go.id/public/upload/unit/jabar/files/lakip jabar...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja 2016 i
alam rangka melaksanakan tata pemerintahan yang baik (good
governance) adalah tersusunnya laporan akuntabilitas
pelaksanaan kegiatan tahun berjalan untuk mewujudkan
komitmen organisasi penyelenggara negara dalam
mempertanggung-jawabkan pengelolaan dan pengendalian
sumber daya sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) maka
disusun Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
Tujuan disusunnya laporan kinerja adalah:
1. Media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
2. Sarana untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja; dan
3. Informasi bagi kepentingan pimpinan dalam pengambilan keputusan.
Penyusunan Laporan Kinerja ini mengacu kepada Perjanjian Kinerja Tahun
2016 sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis (Renstra) BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019. Laporan kinerja ini disusun
sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Berkat kebersamaan, kedisiplinan serta kerja keras dari seluruh jajaran dengan
memperhatikan optimalisasi seluruh sumber daya yang ada, program dan kegiatan
dapat dilaksanakan dengan capaian kinerja yang memuaskan. Hal ini menjadi modal
dasar peningkatan pelaksanaan tugas dan fungsi sehingga sumber daya yang
dimiliki dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan berkelanjutan untuk mengatasi
tantangan di masa yang akan datang.
KATA PENGANTAR
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 iii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR GRAFIK v
DAFTAR TABEL vI
IKHTISAR EKSEKUTIF viI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi 1
B. Aspek Strategis Organisasi 4
C. Kegiatan Layanan Produk Organisasi 6
D. Struktur Organisasi 8
E. Sistematika Penyajian 11
BAB II PERENCANAAN KINERJA 12
A. Rencana Strategis 2015-2019 12
1. Pernyataan Visi 12
2. Pernyataan Misi 13
3. Tujuan Strategis 13
4. Sasaran Strategis 14
5. Indikator Kinerja Utama 15
6. Kebijakan 17
7. Program dan Kegiatan 18
B. Perjanjian Kinerja 2016 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 24
A. Ringkasan Capaian Kinerja 26
B. Rincian dan Analisis Capaian Kinerja 28
C. Akuntabilitas Keuangan 69
BAB IV PENUTUP 72
LAMPIRAN : 1. Penjabaran Indikator Kinerja Utama
DAFTAR ISI
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 iv
Gambar 1.1 Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat 3
Gambar 1.2 Struktur Organisasi 8
Gambar 1.3 Struktur Organisasi setelah perubahan 11
DAFTAR GAMBAR
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 v
HalamanGrafik 1 Capaian Indikator Kinerja Outcome vii
Grafik 2 Capaian Indikator Kinerja Output viii
DAFTAR GRAFIK
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 vi
Halaman.Tebel 2.1 Misi dan Tujuan 14
Tabel 2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis 15
Tabel 2.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP
Jawa Barat 16
Tebel 2.4 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program 20
Tabel 2.5 Sasaran dan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
serta Target Tahun 2016 21
Tabel 2.6 DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 23
Tebel 3.1 Ringkasan Capaian Kinerja 26
Tabel 3.2 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 Perbaikan
Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara 29
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 1 41
Tabel 3.4 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Meningkatnya
Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi 44
Tabel 3.5 Level Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Tahun 2016 47
Tabel 3.6 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 2 56
Tabel 3.7 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Meningkatnya
Kapabilitas Pengawasan Interm Pemda 58
Tabel 3.8 Level Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota Tahun 2016 60
Tabel 3.9 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 3 64
Tabel 3.10 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Meningkatnya
Kualitas Pelayaan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP 66
Tabel 3.11 Capaian Kinerja Kegiatan 67
Tabel 3.12 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2016
(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 69
Tabel 3.13 Rincian Pengembalian Belanja per Program
(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 70
Tabel 3.14 Realisasi Kegiatan yang Bersumber Dana dari Kemitraan 70
Tabel 3.15 Anggaran dan Realisasi per Sasaran Strategis
(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 71
DAFTAR TABEL
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 vii
aporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
merupakan dokumen untuk mempertanggung-jawabkan
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan
selama Tahun 2016 dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan secara sistematis dan melembaga.
Pertanggungjawaban kinerja tersebut dilakukan dengan membandingkan
capaian kinerja Tahun 2016 dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 yang
disusun pada awal tahun sebagai bagian dari penjabaran Rencana Strategis
(Renstra) periode Tahun 2015-2019.
Pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dilakukan terhadap
indikator kinerja (outcome) yang ditetapkan dalam dokumen PK Tahun 2016
berdasarkan 4 (empat) sasaran strategis. Dari 16 (enam belas) indikator yang
diukur, seluruhnya (100%) telah mencapai target dengan rincian 10 indikator
(62,50%) melebihi target dan 6 indikator (37,50%) sesuai target. Dengan demikian,
secara umum capaian kinerja Tahun 2016 dapat tercapai.
Grafik.1Capaian Indikator Kinerja Outcome
62.50%
37.50%
Indikator Kinerja Outcome
Di Atas Target
Sesuai Target
IKHTISAR EKSEKUTIF
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 viii
Sedangkan capaian indikator kinerja output secara umum tercapai mengingat
dari 8 (delapan) indikator output yang ada, seluruh indikator tersebut mencapai
target atau 100% dari total indikator. Pencapaian target output tersebut telah sesuai
dengan kebijakan penetapan target yang ditetapkan BPKP Pusat .
Grafik.2Capaian Indikator Kinerja Output
Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan proses berakuntabilitas adalah:
1. Keselarasan antar dokumen perencanaan yaitu Renstra, PK dan PKP2T belum
sepenuhnya terbangun. Masih dijumpai perbedaan target antara PK dengan
PKP2T maupun Renstra, sehingga target dalam PK tidak tercapai sementara di
sisi lain adanya kinerja sesuai PKP2T yang tidak dapat dilaporkan karena tidak
sesuai dengan PK.
2. Kelemahan dalam penyajian capaian kinerja saat ini dan/atau sampai dengan
saat ini dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra. Kondisi ini
disebabkan masih adanya kelemahan dalam perumusan Indikator Kinerja
Utama khususnya yang terkait dengan tipe/jenis penghitungan IKU yang terbagi
atas tipe penghitungan yang kumulatif dan non-kumulatif sebagaimana yang
dimaksud Permen PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan IKU dan Permen PAN dan RB Nomor 47 Tahun 2011 sebagai
referensi.
0.00%
100.00%
0.00%
Indikator Kinerja Output
Di Atas Target
Sesuai Target
Di Bawah Target
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 ix
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, perlu dilaksanakan hal-hal
sebagai berikut:
1. Perbaikan sistem perencanaan dengan menjaga keselarasan antar dokumen
perencanaan dengan komitmen semua pihak penanggung jawab kegiatan.
2. Perbaikan definisi dan rumusan indikator kinerja outcome, sistem pengumpulan
data kinerjanya serta cara mengukur indikator hasil (outcome) yang disepakati
oleh semua pihak yang terlibat pada awal tahun agar terdapat kesamaan
pandang terhadap capaian outcome tersebut pada saat penyusunan Laporan
Kinerja akhir tahun.
Laporan Kinerja 2016 1
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi
rganisasi BPKP ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP). BPKP merupakan aparat
pengawasan intern pemerintah yang dipimpin oleh seorang
Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. BPKP mempunyai tugas dan fungsi yang terkait dengan
penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPKP di Daerah maka
dibentuk Kantor Perwakilan BPKP di setiap Provinsi. Atas dasar pertimbangan
tersebut Kepala BPKP menetapkan organisasi dan tata kerja Perwakilan BPKP
sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Mengacu pada regulasi di atas, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
serta Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Jawa Barat sebagai berikut:
1. Kedudukan
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat merupakan instansi vertikal BPKP di
Provinsi Jawa Barat yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala
BPKP.
2. Tugas Pokok
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas:
a. melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;
BAB I
PENDAHULUAN
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 2
c. melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan
atau atas permintaan Kepala Daerah;
d. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan
e. melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan rencana dan program;
b. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;
c. pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas
permintaan daerah;
d. pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat
strategis dan/atau lintas kemcnterian/lembaga/wilayah;
e. pengawasan terhadap kegiatan keber.daharaan umum negara di
wilayah kerjanya;
f. pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah;
g. pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;
h. pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah,
BUMN/BUMD, dan kinerja instansi Pemerintah
Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;
i. pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain
yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan
usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta
kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan
luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
j. evaluasi terhadap pelaksanaan good curporate governance dari laporan
akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan iain
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 3
yang d: dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha
milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-perundangan;
k. audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan
keuangan negara, badan usaha milik negara,
dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran
pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka
penghitungan kerugian keuangan negara serta pemberian
keterangan ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah
iainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan;
l. pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan; dan
m. pelaksanaan administrasi Perwakilan RPKP.
Gambar 1.1Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 4
B. Aspek Strategis Organisasi
Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi), Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat tidak lepas dari pengaruh
lingkungan strategis.
Lingkungan strategis yang berpengaruh adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Intern pada Instansi Pemerintah
Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel, Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Walikota/
Bupati wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan. Atas dasar tersebut diperlukan sistem pengendalian intern
yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Hal ini bertujuan untuk
memberikan keyakinan memadai (reasonable assurance) bagi tercapainya
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan
negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem ini
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Mandat baru yang diemban BPKP adalah sebagai Auditor Presiden
yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi
pemerintah.
BPKP sebagai Auditor Presiden mengemban mandat untuk melakukan
pengawasan pengawasan terhadap akuntabilitas keuangan negara dan
sebagai pembina SPIP untuk menjamin berlangsungnya penerapan SPIP di
seluruh instansi pemerintah khususnya di Provinsi Jawa Barat.
2. Tuntutan Terselenggaranya Kepemerintahan yang Baik (Good
Governance)
Perkembangan paradigma kepemerintahan menuju ke arah ”Good
Governance” dan penciptaan administrasi yang berdaya guna, berhasil guna,
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 5
dan berkeadilan telah membuka kesadaran bagi setiap orang, terutama
aparat pemerintah, untuk senantiasa tanggap akan tuntutan lingkungannya
dengan berupaya memberikan pelayanan yang terbaik secara transparan dan
berakuntabilitas. Terhadap tuntutan ini, BPKP telah berusaha keras
memenuhinya dengan memberikan bukti antara lain dengan ditetapkannya
salah satu tupoksi berupa evaluasi terhadap pelaksanaan ”good corporate
governance” dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat
dan Daerah.
3. Tuntutan Masyarakat untuk Terbentuknya Aparatur yang Bersih dan
Bebas dari Praktek-Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Perkembangan yang terjadi di masyarakat pada saat ini adalah makin
tumbuhnya kesadaran bahwa praktek-praktek KKN harus diberantas.
Tuntutan masyarakat tersebut mempengaruhi tugas dan fungsi Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Barat sebagai lembaga pengawasan dalam memerangi
KKN dengan cara preventif, edukatif dan represif.
Hal ini ditandai dengan adanya salah satu tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yaitu melakukan investigasi terhadap
indikasi penyimpangan yang merugikan negara, BUMN, dan badan lain yang
di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, audit terhadap hambatan
kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit pada instansi
penyidik serta instansi pemerintah lainnya. Juga dilakukan sosialisasi anti
korupsi sebagai langkah edukatif mencegah korupsi.
4. Tuntutan Stakeholders akan Audit Independen
Kepercayaan stakeholders akan audit independen dari BPKP semakin
hari semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.
Hal ini mengharuskan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat untuk menjaga
kepercayaan tersebut dengan meningkatkan kualitas hasil audit. Hal tersebut
terus diupayakan secara berkesinambungan dengan meningkatkan kualitas
SDM dan sarana prasarana pendukungnya.
Diantara kebutuhan stakeholders tersebut yaitu kebutuhan Menteri
Keuangan dan pemberi pinjaman luar negeri akan audit independen yang
obyektif yang kemudian ditindaklanjuti dengan permintaan audit umum/
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 6
operasional kepada BPKP Pusat untuk mengaudit kegiatan Instansi
Pemerintah Pusat/Daerah yang menggunakan dana APBN dan/atau
pinjaman luar negeri, telah disikapi oleh Perwakilan dengan pelaksanaan
penugasan audit berdasarkan permintaan tersebut di atas.
C. Kegiatan Layanan Produk Organisasi
Sesuai dengan dokumen Rencana Strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai berikut:
1. Pre-emptif
Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur
yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik,
dan pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya
penyakit birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventif
Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk
memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan
peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen
risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-
unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang
berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
3. Represif
Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi
perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak
diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya
adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan
perbuatan melawan hukum.
Untuk menjaga konsistensi nomenklatur perencanaan dan penganggaran,
kegiatan pengawasan BPKP disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya
mencerminkan tugas dan fungsi eselon II/satker yang berisi komponen kegiatan
untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan dari
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 7
masing-masing eselon II teknis akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator
kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen
kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat
(tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pemantauan maupun komponen
yang mendukung langsung kegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman,
pemantauan pelaksanaan pengawasan, tabulasi dan lain-lain. Selain itu, terdapat
pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan
profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan
prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis
pengawasan.
Sesuai dengan kebijakan pengawasan BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen
pemerintahan. Beberapa kegiatan unggulan yang dilaksanakan Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat antara lain mencakup:
1. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008;
2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA);
3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance
Enhancement Program);
5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor
Publik;
7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;
8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO;
9. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan;
10.Pemeriksaan Investigatif;
11.Perhitungan Kerugian keuangan negara;
12.Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan;
13.Program Anti Korupsi (PAK);
14.Fraud Control Plan (FCP);
15.Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur;
16.Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor;
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 8
Gambar 1.2Struktur Organisasi
D. Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu Perwakilan yang
berada di wilayah Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formal dibentuk
berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan termasuk
dalam katagori Perwakilan BPKP Tipe A.
Bagan struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dapat
disajikan pada gambar sebagai berikut:
Penjelasan:
a. Bagian Tata Usaha
Bagian ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program
pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam,
perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan dan pelaporan hasil
pengawasan.
Bagian Tata Usaha terdiri dari 4 (empat) Sub Bagian yaitu:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 9
1) Sub Bagian Program dan Pelaporan
Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan
penyusunan rencana dan program serta penyusunan laporan berkala hasil
pengawasan.
2) Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian dan pengembangan pegawai.
3) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.
4) Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan persuratan,
perlengkapan, urusan dalam dan rumah tangga serta pengelolaan
perpustakaan.
b. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program,
pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan
luar negeri yang diterima pemerintah pusat, serta pengawasan
penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil
pengawasan.
c. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program,
pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah
serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas dan evaluasi
hasil pengawasan.
d. Bidang Akuntan Negara
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program,
dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good Corporate
Governance dan laporan akuntabilitas kinerja Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) maupun Badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
Pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atas permintaan Daerah,
serta evaluasi hasil pengawasan.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 10
e. Bidang Investigasi
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program,
pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan
negara, BUMN/D dan badan-badan lain yang didalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran
pembangunan, pemeriksaan klaim dan eskalasi dan pemberian bantuan
pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya maupun
kegiatan pengawasan yang bersifat pre-emptif dan preventif dalam rangka
mewujudkan apartur yang bersih dan bebas dari praktek-praktek Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok ini mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tanggal 17
November 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan
Provinsi Sulawesi Selatan, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mengalami
perubahan struktur organisasi yang disesuaikan dengan Peraturan Kepala BPKP
Bomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Perka BPKP Nomor 16 tahun
2014 tentang Koordinator Pengawasan di Lingkungan BPKP. Dengan
diberlakukannya regulasi tersebut maka kedudukan masing-masing Bidang
Pengawasan yang semula dipimpin oleh seorang Kepala Bidang diubah menjadi
dibawah kendali Koordinator Pengawasan (Korwas) dan setiap Bidang
Pengawasan memiliki 2 (dua) Korwas. Adapun Sub Bagian Program dan
Pelaporan yang semula berada di bawah rumpun Bagian Tata Usaha berubah
menjadi Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (P3A) yang dipimpin oleh seorang Korwas, sehingga bagan
struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang baru menjadi:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 11
Gambar 1.3Struktur Organisasi yg baru
E. Sistematika Penyajian
BAB I Pendahuluan
Menjelaskan tentang Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi,
Aspek Strategis Organisasi, Struktur Organisasi dan Sistematika
Penyajian
BAB II Perencanaan Kinerja
Menjelaskan tentang Rencana Strategis Tahun 2015-2019 dan
Perjanjian Kerja Tahun 2016
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan Capaian Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja
BAB IV Penutup
Laporan Kinerja 2016 12
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untukMeningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
dan Pembangunan Nasional”
A. Rencana Strategis 2015 - 2019
encana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan
yang memuat visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan serta
program dan kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok
dan fungsi (tupoksi) organisasi.
Visi, Misi dan Tujuan yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis BPKP Tahun 2015-2019 sebagaimana yang ditetapkan
dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015, menjadi acuan bagi
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan tupoksinya dalam
bentuk Renstra Perwakilan. Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019 ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perwakilan Nomor
KEP-189/PW/10/1/2015 tanggal 27 April 2015 sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Kepala Perwakilan Nomor KEP-170/PW/10/1/2016 tanggal
27 Juni 2016. Penjabaran Renstra Perwakilan diuraikan sebagai berikut:
1. Pernyataan Visi
Gambaran masa depan yang diharapkan dan menjadi komitmen bagi
segenap anggota organisasi serta memberikan motivasi dalam pelaksanakan
kegiatan. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya sebagai instansi
vertikal BPKP di Daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat tidak
menyusun Visi dan Misi sendiri, tetapi menjalankan Visi dan Misi yang
ditetapkan BPKP. Berdasarkan hal tersebut di atas, Visi Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 13
1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan nasional guna mendukung tata
kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih
dan efektif
2. Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah yang efektif
3. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern
pemerintah yang profesional dan kompeten
4. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan
Keputusan yang Andal
2. Pernyataan Misi
Misi BPKP merupakan implementasi dari visi yang memuat pernyataan
tentang tujuan organisasi dalam bentuk produk dan pelayanan, nilai-nilai yang
dianut serta cita-cita di masa mendatang.
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melaksanakan misi dari BPKP yaitu:
3. Tujuan Strategis
Tujuan strategis merupakan penjabaran dari pernyataan misi yang akan
dicapai dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.
Dengan mengacu sepenuhnya pada tujuan yang telah ditetapkan oleh
BPKP Pusat, 3 (tiga) tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang telah
disepakati terkait dengan misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 14
Tabel 2.1
Misi dan Tujuan
MISI TUJUAN
1. Menyelenggarakan pengawasan
intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan
pembangunan nasional guna
mendukung tata kelola
pemerintahan dan korporasi yang
bersih dan efektif
1.1 Peningkatan Kualitas Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional yang
Bersih dan Efektif.
2. Membina penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang efektif.
2.1 Peningkatan Efektivitas
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
3. Mengembangkan kapabilitas
pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten.
3.1 Peningkatan Kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional dan Kompeten.
4. Menyelenggarakan Sistem
Dukungan Pengambilan
Keputusan yang Andal.
4.1 Terselenggaranya Sistem
Dukungan Pengambilan Keputusan
yang Andal.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun
waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis
merupakan kondisi yang diharapkan dapat diciptakan dalam kurun waktu
tertentu yang lebih pendek dari tujuan.
Dengan memperhatikan sasaran strategis yang telah ditetapkan BPKP Pusat
dalam sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 2
Tahun 2015 tanggal 2 April 2015 tentang Rencana Strategis BPKP Tahun
2015-2019, Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun 2016 tanggal 21 April
2016 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan BPKP Tahun 2015-2019
serta batasan kewenangan yang dapat dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 15
di daerah, 4 (empat) sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
untuk tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2Tujuan dan Sasaran Strategis
TUJUAN SASARAN STRATEGIS
1.1 Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan dan
Pembangunan
Nasional yang Bersih
1.1.1 Perbaikan Pengelolaan Program PrioritasNasional dan Pengelolaan KeuanganNegara
2.1 Peningkatan EfektivitasPenyelenggaraan SistemPengendalian InternPemerintah.
2.1.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP Pemda / Korporasi
3.1 Peningkatan KapabilitasPengawasan InternPemerintah yangProfesional danKompeten.
3.1.1 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan
Intern Pemerintah Daerah
4.1 Terselenggaranya SistemDukungan PengambilanKeputusan yang Andal.
4.1.1 Meningkatnya Kualitas PelayananDukungan Teknis dalam PengawasanBPKP
4. Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun
2016 tanggal 21 April 2016 tentang Indiaktor Kinerja Utama di Lingkungan
BPKP Tahun 2015-2019 pada bagian mengenai IKU Perwakilan.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 16
Tabel 2.3Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
Perwakilan BPKP
NO SASARANSTRATEGIS
INDIKATOR KINERJAUTAMA
SUMBER DATA
1. PerbaikanPengelolaan ProgramPrioritas Nasional danPengelolaanKeuangan Negara
1. Perbaikan Tata Kelola,Manajemen Risiko, danPengendalian InternPengelolaan KeuanganNegara
Tindak lanjut rekomendasiperbaikan tata kelola,manajemen risiko, danpengendalian internpengelolaan keuangan negara
2. Persentase Tindak LanjutRekomendasi Perbaikan TataKelola, Manajemen Risiko, danPengendalian InternPengelolaan Korporasi
Tindak Lanjut Rekomendasi
3. Penyerahan HasilPengawasan Keinvestigasiankepada Aparat PenegakHukum/K/ L/P/K
Tindak Lanjut RekomendasiHasil Pengawasan BidangKeinvestigasian
2. MeningkatnyaKualitas PenerapanSPIP Pemda /Korporasi
1. Maturitas SPIP PemerintahProvinsi (Level 3)
Hasil evaluasi maturitas SPIP
2. Maturilas SPIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 3)
Hasil rating Kemenneg BUMN
3. Persentase BUMN/AnakPerusahaan dengan SkorGCG Baik
Hasil rating oleh KemennegBUMN
4. Persentase BUMN/AnakPerusahaan yang KinerjanyaBerpredikat Minimal A (Baik)
Hasil evaluasi BPKP
5. Persentase BUMD yangKinerjanya MinimalBerpredikat Baik dari BUMDyang Dibina
Hasil evaluasi BPKP
6. Persentase BLUD yangKinerjanya Minimal Baik dariBLUD yang Dibina
Hasil evaluasi BPKP
3. MeningkatnyaKapabilitasPengawasan InternPemerintah Daerah
1. Kapabilitas APIP PemerintahProvinsi (Level 3)
Hasil evaluasi kapabilitas APIP
2. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 3)
Hasil evaluasi kapabilitas APIP
3. Kapabilitas APIP PemerintahProvinsi (Level 2)
Hasil evaluasi kapabilitas APIP
4. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 2)
Hasil evaluasi kapabilitas APIP
5. Kapabilitas APIP PemerintahProvinsi (Level 1)
Hasil evaluasi kapabilitas APIP
6. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 1)
Hasil evaluasi kapabilitas APIP
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 17
Dengan memperhatikan Permenpan Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah dan Permenpan Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan Indikator Kinerja Utama dan beberapa referensi terkait maupun
berdasarkan pada best practice, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
menyusun penjabaran lebih lanjut atas IKU tersebut untuk dapat
dipergunakan dalam penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), termasuk untuk kepentingan dalam penyusunan
Renstra dan Laporan Kinerja.
Beberapa penyesuaian dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
dalam menyusun penjabaran IKU dimaksud dengan memperhatikan batasan
kewenangan yang dimiliki namun tetap menjaga keselarasan dengan Renstra
BPKP Tahun 2015-2019.
Terkait hal tersebut, penjabaran lebih lanjut IKU Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat yang dipergunakan dalam penerapan SAKIP
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran I.
5. Kebijakan
Dalam rangka pencapaian visi dan misi, BPKP menyusun strategi yang
menyeimbangkan pemenuhan kepentingan pihak luar dan pembenahan ke
dalam dengan mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) yang
dimodifikasi sesuai dengan karakteristik organisasi publik. Dengan
menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard), maka
tujuan-tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders dan
perspektif manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan
tujuan-tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam.
Peta strategi tersebut merupakan penjabaran hal-hal yang sifatnya
strategis dan menjadi roadmap bagi organisasi dalam mencapai visi, misi dan
tujuannya melalui penggunaan 4 (empat) perspektif berikut:
Manfaat bagi Stakeholder,
Manfaat bagi Auditan/Pengguna Jasa,
Proses Internal, dan
Pertumbuhan dan Pembelajaran.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 18
Dengan menggunakan keempat perspektif tersebut, BPKP menetapkan
arah kebijakan dan strategi tahun 2015-2019 dalam wujud program dan
kegiatan. Arah kebijakan dan strategi tersebut ditetapkan untuk menjawab
tantangan dan permasalahan yang dihadapi BPKP dalam lima tahun
mendatang.
6. Program dan Kegiatan
Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan
visi dan misi BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP
dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator
kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan
fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melaksanakan program yang
telah ditetapkan dalam Renstra BPKP 2015-2019, dimana program tersebut
mengacu pada kebijakan restrukturisasi program yang tercantum dalam
Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019. Pada
dasarnya terdapat 2 (dua) jenis program yang dilaksanakan yaitu program
teknis dan program generik.
Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan
pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal);
sedangkan program generik merupakan program-program yang bersifat
pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau
administrasi pemerintahan.
Berdasarkan Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP
(Pusat), dalam praktiknya program dan indikasi kegiatan yang dilaksanakan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mencakup beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a. Program Teknis
Program teknis BPKP berupa program pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan
penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (Program 06),
yang mencakup beberapa kegiatan antara lain:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 19
1) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP Kementerian/Lembaga/Instansi Pemerintah
Daerah
2) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPI Korporasi
(Badan Usaha Milik Negara/Daerah)
3) Pengendalian/ Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP Terkait Investigasi dan Hambatan Kelancaran
Pembangunan;
4) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur;
5) Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor; dan
6) Penyelenggaraan, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
Pengawasan;
b. Program Generik
Program generik berupa Program dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya (Program 01) yang mencakup beberapa kegiatan
antara lain:
1) Penyusunan Perencanaan, Koordinasi, Pemantauan dan Evaluasi;
2) Pengelolaan dan Pengembangan SDM dan Organisasi Tata Laksana;
3) Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan;
4) Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP,
5) Fasilitasi Dukungan Manajemen BPKP; dan
6) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis BPKP.
Dalam menetapkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai sasaran strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
mengikuti kebijakan pengawasan yang ditetapkan BPKP dan akan
dituangkan dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja
(PK) serta Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T).
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 20
Tabel 2.4Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program
No Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program
Program 06 : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas KeuanganNegara dan Pembangunan Nasional Serta PembinaanPenyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan PengelolaanKeuangan Negara/Korporasi
1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern PengelolaanProgram Nasional
2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, danPengendalian Intern Pengelolaan Korporasi
3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/L/P/K
2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi
1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
2. Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)
3. Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik
4. Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik)
5. Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina
6. Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina
3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah
1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 3)
3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 2)
5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)
6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)
Program 01 : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya BPKP
4. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam PengawasanBPKP
1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan (skala likert 1-10)
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 21
B. Perjanjian Kinerja 2016
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi serta tujuan yang
ditetapkan, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah menyusun dan
menetapkan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 yang merupakan rencana
tahunan mengenai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan berikut
penetapan sasaran dan indikator kinerja Program dan Kegiatan serta target-
target yang ingin dicapai pada Tahun 2016.
Dengan memperhatikan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Renstra
Perwakilan Tahun 2015-2019, penetapan IKU Perwakilan, Laporan Kinerja
Perwakilan tahun sebelumnya dan dokumen perencanaan terkait lainnya,
penyajian Bab III Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016 mencakup 16 indikator kinerja Program dan 8 indikator kinerja
Kegiatan untuk mencapai 4 sasaran Program. Keterkaitan antara jumlah
indikator kinerja Program (outcome) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang
memberikan kontribusi terhadap pencapaian outcome Unit Kerja Eselon I dan
BPKP Pusat dengan capaian kinerja kegiatan (output) Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5Sasaran dan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan serta Target
Tahun 2016
SASARANPROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
satuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
A. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program1. Perbaikan Pengelolaan Program
Prioritas Nasional danPengelolaan KeuanganNegara/Korporasi
1. Perbaikan Tata Kelola, ManajemenRisiko, dan Pengendalian InternPengelolaan Program Nasional
% 45
2. Persentase Tindak Lanjut RekomendasiPerbaikan Tata Kelola, ManajemenRisiko, dan Pengendalian InternPengelolaan Korporasi
% 100
3. Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada AparatPenegak Hukum/K/ L/P/K
% 60
2. Meningkatnya KualitasPenerapan SPIP Pemda /Korporasi
4. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi(Level 3)
% 0
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 22
SASARANPROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
satuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
5. Maturilas SPIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 3)
% 0
6. Persentase BUMN/Anak Perusahaandengan Skor GCG Baik
% 50
7. Persentase BUMN/Anak Perusahaanyang Kinerjanya Berpredikat Minimal A(Baik)
% 50
8. Persentase BUMD yang KinerjanyaMinimal Berpredikat Baik dari BUMDyang Dibina
% 50
9. Persentase BLUD yang KinerjanyaMinimal Baik dari BLUD yang Dibina
% 0
3. Meningkatnya KapabilitasPengawasan Intern PemerintahDaerah
10.
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 3)
% 0
11.
Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 3)
% 3,7
12.
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 2)
% 100
13.
Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 2)
% 51,86
14.
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 1)
% 0
15.
Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 1)
% 44,44
Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan1. Tersedianya informasi hasil
pengawasan pada PerwakilanBPKP
1. Rekomendasi Pengawasan PerwakilanBPKP
rekomendasi
205
2. Rekomendasi Pengawasan PerwakilanBPKP Nawacita
rekomendasi
42
3. Rekomendasi Pengawasan RegionalBidang Otonomi Daerah Nawacita
rekomendasi
4
4. Rekomendasi PerbaikanPenyelenggaraan SPIP
rekomendasi
46
5. Rekomendasi Pembinaan KapabilitasPengawasan Intern Pemda
rekomendasi
6
B. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program1. Meningkatnya kualitas
pelayanan dukungan teknisdalam pengawasan BPKP
1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan(skala likert 1-10)
skala 7
Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan1. Tersedianya dukungan
manajemen dan pelaksanaantugas teknis lainnya dalam
1. Jumlah Layanan Dukungan ManajemenPerwakilan BPKP
laporan 80
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 23
SASARANPROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
satuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
mencapai kepuasan layanan2. Termanfaatkannya Aset secara
optimal2.1
Terlaksananya rehabilitasi berat rumahnegara Perwakilan BPKP
M2 100
2.2
Terlaksananya rehabilitasi KantorPerwakilan BPKP
M2 725
Anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut berasal dari
dana yang dituangkan dalam DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016 yaitu:
Tabel 2.7
DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
No ProgramPagu Anggaran
(Rp)
1 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara danPembinaan Penyelenggaraan SPIP 5.681.358.000
2 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknislainnya BPKP 40.524.406.000
Jumlah 46.205.764.000
Laporan Kinerja 2016 24
kuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun
kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem
pertanggungjawaban secara periodik.
Dalam kerangka pengukuran kinerja terdapat tahapan penetapan,
pengumpulan data kinerja dan cara pengukuran kinerja.
Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja dari masing-masing indikator
kinerja sasaran dengan cara membandingkan realisasi kinerja yang telah dicapai
dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Hal ini
sejalan dengan petunjuk teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Penghitungan prosentase pencapaian rencana tingkat capaian tersebut perlu
memperhatikan karakteristik komponen realisasi. Dalam kondisi:
(1} semata tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka
digunakan rumus:
Persentasecapaian kinerja
Realisasi= X 100%
Rencana
(2) semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka
digunakan rumus:
Persentasecapaian kinerja
Rencana – (Realisasi – Rencana)= X 100%
Rencana
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 25
Pengukuran kinerja ini merupakan langkah penting yang harus dilakukan untuk
dapat mengetahui sejauh mana rencana dalam Renstra berhasil dicapai. Faktor-faktor
mana yang berkontribusi dalam menghambat capaian kinerja, sekaligus dapat
ditemukan akar permasalahan tidak tercapainya suatu rencana. Lingkup pengukuran
kinerja meliputi pengukuran kinerja sasaran strategis, kinerja program dan kinerja
kegiatan. Pengukuran ketiga kinerja tersebut disamping harus saling terkait juga harus
menunjukkan alur logikanya sehingga pencapaian sasaran kegiatan adalah untuk
mencapai sasaran program, sedangkan pencapaian sasaran program adalah dalam
rangka mencapai sasaran strategis.
Untuk dapat mengukur sasaran strategis, sasaran program dan sasaran
kegiatan, ditentukan indikator pencapaian dan target capaian atau yang dikenal
dengan target kinerja. Spesifiknya, target Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
merupakan hasil dan satuan hasil yang direncanakan akan dicapai dari setiap indikator
kinerjanya. Target-target kinerja ditentukan di awal tahun perencanaan. Pengukuran
kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasinya. Agar
memudahkan dalam pengukuran kinerja baik pada level sasaran strategis, program,
maupun kegiatan maka satuan hasil indikator yang dibangun telah memenuhi kaidah-
kaidah Spesific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time bound atau disingkat
SMART. Tatacara pengukuran target kinerja untuk ketiga kinerja di atas dituangkan
dalam Profil Pengukuran Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat. Sebagaimana
dapat dilihat pada Lampiran I. Berdasarkan kerangka logis sistem akuntabilitas, target
dan capaian pada level sasaran strategis merupakan tanggung jawab dari kinerja
BPKP secara nasional, sedangkan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang
merupakan kepanjangan tangan dari BPKP yang ada di Daerah bertanggung jawab
terhadap target dan capaian pada level kinerja program dan level kinerja kegiatan.
Dengan demikian bagi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, capaian kinerja level
program sama dengan capaian pada level sasaran strategis sebagaimana kebijakan
yang ditetapkan oleh BPKP.
Pengukuran dalam Laporan Kinerja ini mengacu pada dokumen Perjanjian
Kinerja yang telah ditetapkan dan disetujui Kepala BPKP untuk capaian kinerja tingkat
Program maupun Kegiatan.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 26
A. Ringkasan Capaian Kinerja
Untuk tahun 2016, realisasi capaian inidkator kinerja dari masing-masing
sasaran strategis baik tingkat Program (outcome) maupun Kegiatan (output)
disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1
Ringkasan Capaian Kinerja
SASARANPROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJAPROGRAM/KEGIATAN
satuan Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program
1. Perbaikan PengelolaanProgram Prioritas Nasional danPengelolaan KeuanganNegara/Korporasi
1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, danPengendalian Intern Pengelolaan ProgramNasional
% 45,00 45,08 100,17
2. Persentase Tindak Lanjut RekomendasiPerbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, danPengendalian Intern Pengelolaan Korporasi
% 100,00 100,00 100,00
3. Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada Aparat PenegakHukum/K/ L/P/K
% 60,00 92,92 154,87
2. Meningkatnya KualitasPenerapan SPIP Pemda /Korporasi
4. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0,00 0,00 100,00%
5. Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)
% 0,00 0,00 100,00%
6. Persentase BUMN/Anak Perusahaan denganSkor GCG Baik
% 50,00 100,00 200,00
7. Persentase BUMN/Anak Perusahaan yangKinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik)
% 50,00 57,14 114,28
8. Persentase BUMD yang Kinerjanya MinimalBerpredikat Baik dari BUMD yang Dibina
% 50,00 59,1 118,20
9. Persentase BLUD yang Kinerjanya MinimalBaik dari BLUD yang Dibina
% 0,00 85,71 200,00
3. Meningkatnya KapabilitasPengawasan Intern PemerintahDaerah
10. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0,00 100,00 200,00
11. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota(Level 3)
% 3,70 3,7 100,00
12. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100,00 100,00 100,00
13. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota(Level 2)
% 51,86 70,37 135,69
14. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 0,00 0,00 100,00
15. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1)
% 44,44 29,63 133,33
Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya informasi hasilpengawasan pada PerwakilanBPKP
1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP rekomendasi
203 203 100,00
2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKPNawacita
rekomendasi
41 41 100,00
3. Rekomendasi Pengawasan Regional BidangOtonomi Daerah Nawacita
rekomendasi
4 4 100,00
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 27
Pada Tahun 2016, pengukuran kinerja tingkat program (outcome) dilakukan
terhadap 4 sasaran strategis dengan menggunakan 1 6 Indikator kinerja
(outcome) yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 maupun
Rencana Strategis Tahun 2015-2019 untuk Tahun 2016, dimana seluruh indikator
(100,00%) telah mencapai target dengan rincian:
10 indikator (62,50%) melebihi target,
6 indikator (37,50%) sesuai target,
Sedangkan pengukuran kinerja tingkat Kegiatan (output) dilakukan terhadap 3
sasaran kegiatan dengan menggunakan 8 indikator kinerja Kegiatan (output) yang
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan/atau Rencana Strategis
Tahun 2015-2019 untuk Tahun Anggaran 2016, dengan hasil dimana seluruh indikator
tersebut mencapai target atau 100% dari total indikator. Pencapaian target output
tersebut telah sesuai dengan kebijakan penetapan target yang ditetapkan BPKP
Pusat.
4. Rekomendasi Perbaikan PenyelenggaraanSPIP
rekomendasi
37 37 100,00
5. Rekomendasi Pembinaan KapabilitasPengawasan Intern Pemda
rekomendasi
6 6 100,00
B. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program
1. Meningkatnya kualitaspelayanan dukungan teknisdalam pengawasan BPKP
1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan (skalalikert 1-10)
skala 7,00 7,86 112,29
Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya dukunganmanajemen dan pelaksanaantugas teknis lainnya dalammencapai kepuasan layanan
1. Jumlah Layanan Dukungan ManajemenPerwakilan BPKP
laporan 80 80 100,00
2. Termanfaatkannya Aset secaraoptimal
2.1 Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negaraPerwakilan BPKP
M2 100 100 100,00
2.2 Terlaksananya rehabilitasi Kantor PerwakilanBPKP
M2 1.105 1.105 100,00
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 28
B. Rincian dan Analisis Capaian Kinerja
Analisis dilakukan dengan penekanan terhadap capaian kinerja Program
dan Kegiatan dari masing- masing sasaran strategis. Analisis lebih mendalam
dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali
faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun
tahun-tahun selanjutnya.
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja outcome
sampai dengan Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam target PK Tahun
2016 maupun Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019.
Selain itu diuraikan juga mengenai capaian kinerja output yang mendukung
terhadap pencapaian kinerja outcome pada tahun 2016.
Uraian pencapaian kinerja masing-masing sasaran strategis beserta
indikator kinerjanya adalah sebagai berikut.
I. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan
Negara
1. Capaian Kinerja Program (outcome)
Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP
melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan. Fokus pengawasannya diarahkan pada aspek
pengelolaan keuangan antara lain meliputi : pelaporan keuangan, kebijakan fiskal,
kebijakan alokasi atau transfer daerah termasuk mengawal dan mendorong
bagaimana program pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan
efektif dan efisien.
Untuk kesiapan ini, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014
serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP
menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala Lembaga/Pemda/Korporasi melalui jasa
assurance dan consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi
tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut Sedangkan
jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam
peningkatan kinerja Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi (KLPK)
sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut
sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 29
assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan
nasional. BPKP harus berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen
risiko, dan kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan
pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam
RPJMN 2015 - 2019.
Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 3
(tiga) indikator kinerja outcome.
Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran
strategis “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara” pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realiasasi sampai
dengan tahun 2016 dan target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat (tahun 2019) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1
Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara
Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator kinerja untuk
sasaran “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan
Pengelolaan Keuangan Negara” beserta capaiannya adalah sebagai berikut:
No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasi sd2016
Target AkhirRenstra(2019)
Ket.
Target Realisasi % CK
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen
Risiko, dan Pengendalian InternPengelolaan Program Nasional
% 45,00 45,08 100,17 45,08 70,00
2. Persentase Tindak LanjutRekomendasi Perbaikan Tata Kelola,Manajemen Risiko, danPengendalian Intern PengelolaanKorporasi
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3. Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada AparatPenegak Hukum/K/ L/P/K
% 60,00 92,92 154,87 92,92 80,00
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 30
1) Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Program Nasional
Indikator Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian
Intern Pengelolaan Program Nasional dipergunakan untuk menilai perubahan
cara mengelola program/kegiatan, cara mengelola dan menangani risiko serta
pengendalian intern pada program strategis dan pengelolaan keuangan negara
menjadi lebih baik dengan memanfaatkan rekomendasi hasil pengawasan
BPKP.
Indikator ini diukur dari hasil perhitungan rata-rata jumlah perbaikan hasil
tindak lanjut atas pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan
keuangan negara yang dilaksanakan oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan
Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah
rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil pengawasan yang
dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun
berjalan.
Capaian kinerja tersebut dihitung dari kinerja rata-rata yang dicapai
berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan Bidang Pengawasan Instansi
Pemerintah Pusat dan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Untuk tahun 2016, realisasi jumlah perbaikan tindak lanjut sebanyak 119
kejadian atau 45,08% dari 264 kejadian berdasarkan hasil pengawasan yang
dilakukan oleh Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat dan Bidang
Akunatbilitas Pemerintah Daerah selama tahun 2016. Jika dibandingkan dengan
target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 45,00% maka capaian
kinerja indikator ini adalah 100,17% dengan perhitungan:
(45,00% : 45,08%) x 100,00% = 100,17%
.Capaian kinerja di atas diperoleh berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat yang berasal antara lain:
a. Hasil Pengawasan Peningkatan Efektivitas Layanan Perijinan Investasi melalui
Penanaman Modal;.
b. Hasil Pengawasan Program Ketahanan Pangan.
c. Hasil Pengawasan Program Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan.
d. Hasil Pengawasan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Nasional.
e. Hasil Pengawasan Industri dan Distribusi.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 31
f. Hasil Pengawasan Laporan Keuangan PHLN.
g. Hasil Pengawasan Lembaga Pemerintah Bidang Perekonomian Lainnya.
Audit atas Laporan Keuangan Proyek PHLN dilakukan dengan tujuan
memberikan keyakinan terbatas atas akurasi, keandalan dan keabsahan
informasi Laporan Keuangan Proyek PHLN, serta pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan transaksi yang sesuai dengan Standar Auditing yang diterapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang mengacu pada Standar Auditing
International (ISA). Untuk tahun buku 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat telah memberikan opini atas 4 (empat) proyek PHLN yaitu Waduk
Jatigede DAM Project, Development of ITB-JICA IP 553, ICWRMIP, dan Jalan
toll Cisumdawu, serta dukungan opini atas 43 (empat puluh tiga) proyek PHLN,
yaitu PNPM Mandiri Perkotaan sebanyak 10 laporan, WISMP II sebanyak 22
laporan, PAMSIMAS/WSLIC-3 sebanyak 8 laporan, DOISP sebanyak 1 laporan,
dan ICWRMIP sebanyak 2 laporan. Hasil audit atas 47 Laporan Keuangan
proyek PHLN tersebut seluruhnya (100%) memperoleh opini WTP. Berdasarkan
hasil audit umum atas laporan keuangan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Barat juga telah menerbitkan rekomendasi guna meningkatkan kualitas
proses penyusunan laporan keuangan (LK) kepada masing-masing Kepala
Satuan Kerja.
Adapun kontribusi capaian kinerja dari Bidang Akuntabilitas Daerah berasal dari
hasil pengawasan atas pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada
Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat,
mencakup:
a. Kegiatan Verfikasi terhadap DAK Reimbursment;
b. Kegiatan Monitoring DAK Reguler;
c. Kegiatan Monitoring DAK Tambahan Usulan DaerahPengawasan; dan
d. Kegiatan Verifikasi DAK Advance Payment.
2) Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen
Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi
Indikator Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata
Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi
dipergunakan untuk menilai perubahan cara mengelola aktivitas, cara mengelola
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 32
dan menangani risiko serta pengendalian intern terkait pengelolaan korporasi
menjadi lebih baik dengan memanfaatkan hasil pengawasan BPKP.
Perhitungan capaian kinerja atas indikator ini dihitung berdasarkan Laporan
Hasil Pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Akuntan Negara,
Indikator ini diukur dari hasil perhitungan rata-rata atas 3 (tiga) perhitungan
capaian kinerja sebegai berikut:
a. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi yang telah
disepakati oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat untuk
dilaksanakan pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah
rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil evaluasi/audit kinerja
yang dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
pada tahun berjalan.
Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (2 tindak lanjut :
2 rekomendasi) x 100% = 100,00%
dimana realisasi tersebut berasal dari rekomendasi atas hasil Evaluasi
Kinerja pada PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi sebanyak 3 rekomendasi dan
telah seluruhnya ditindak lanjuti.
b. Jumlah Laporan yang diserahkan ke Korporasi dari mitra unit kerja BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan
jumlah permintaan dari mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan
(penugasan atas permintaan)
Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (146 laporan :
146 penugasan) x 100% = 100,00%
Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai
berikut:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 33
Uraian
Jumlah
Perminta
an
ST
Terbit
Lap
Terbit
Evaluasi Kinerja PDAM 22 2 22
Evaluasi Kinerja RSUD 5 5 5
Evaluasi SPI/SKAI pada PD/BPR 2 2 2
Reviu atas Verifikasi Hibah Air Minum pada Pemerintah
Kab/Kota
12 12 12
Reviu atas pelaksanaan hibah air limbah pada PDAM 1 1 1
Reviu Aset pada BUMN 2 2 2
Reviu Aset pada PDAM 2 2 2
Reviu atas pelaksanaan PBJ pada BUMN 2 2 2
Reviu atas pedoman GCG pada BUMN 2 2 2
Asesmen GCG pada BUMN 2 2 2
Workshop GCG pada BUMN 2 2 2
Narasumber Self asesmen GCG pada BUMN 2 2 2
Permintaan Kajian 4 4 4
Pemberian Saran/ pendapat pada BUMN 3 3 3
Pemberian saran/ pendapat pada BUMD 8 8 8
Narasumber tata kelola BLUD 14 14 14
Asistensi/Bimtek RSB/RBA pada RSUD 8 8 8
Asistensi/Bimtek SIA RSUD 6 6 6
Asistensi penyusunan kebijakan akuntansi pada RSUD 3 3 3
Narasumber dan Reviu PBJ pada RSUD 8 8 8
Evaluasi Implementasi PPK BLUD 1 1 1
Narasumber peran SPI pada RSUD 1 1 1
Narasumber self evaluasi kinerja pada RSUD 1 1 1
Narasumber/Asistensi/ Pendampingan pada PD 11 11 11
Narasumber pembinaan BUMD di kab/Kota 6 6 6
Narasumber GCG pada PDAM 3 3 3
Reviu atas pelaksanaan PBJ pada PDAM 2 2 2
Pendampingan Pemisahan Aset pada PDAM 3 3 3
Reviu tarif khusus kerja sama pada PDAM 2 2 2
Pendampingan/Tata kelola kebijakan akuntansi pada PDAM 6 6 6
JUMLAH 146 146 146
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 34
c. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi yang telah
disepakati oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat untuk
dilaksanakan pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah
rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil evaluasi/audit kinerja
yang dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
pada tahun berjalan (penugasan non permintaan)
Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (28 kesepakatan
tindak lanjut : 28 rekomendasi) x 100% = 100,00%
Dimana realiasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai
berikut:
1) Kegiatan Monitoring Penyertaan Modal Negara (PMN) pada PT Pindad
(Persero); PT Kereta Api Indonesia (Persero); dan PT Dirgantara
Indonesia (Persero). Kegiatan tersebut merupakan monitoring
pemanfaatan dana PMN dan sampai dengan triwulan IV tahun 2016 PT
Pindad (Persero) dan PT KAI (Persero) belum memanfaatkan dana
tersebut karena masih proses pelelangan pengadaan. PT Dirgantara
Indonesia telah menggunakan dana PMN dan dalam pelaksanaan telah
sesuai ketentuan yang berlaku. Hasil Kegiatan Monitoring dana PMN
tidak memberikan rekomendasi/saran karena ketiga BUMN tersebut telah
melaksanakan sesuai target dan ketentuan.
2) Kegiatan Reviu Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2016 atas:
No. UraianRekomendasi
Kesepakatan
Tindak Lanjut
(1) (2) (3) (4)
1 Jalan Tol Soreang Pasirkoja 2 2
2 Jalan Tol Bogor Ring Road 10 10
3 Jalan Tol Cisumdawu 2 2
4 Jalur Kereta Api Soetta 4 4
5 PLTA Upper Cisokan Pumped Storage 4 4
6 SUTT 150 KV Darajat Garut 5 5
7 SUTET 500KV Bandung Selatan 1 1
JUMLAH 28 28
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 35
Terkait rekomendasi di atas, pihak pengelola PSN telah sepakat dan
bersedia untuk menindaklanjuti rekomendasi/saran dimaksud.
Namun demikian, hingga akhir tahun 2016 rekomendasi/saran di atas
belum ditindak lanjuti mengingat kegiatan PSN masih berjalan sehingga
realisasi tindak lanjut akan dilakukan pada periode selanjutnya dan reviu
PSN dilakukan monitoring triwulanan sampai proyek tersebut selesai.
Berdasarkan uraian di atas, maka rata-rata realisasi kinerja atas ketiga
indikator di atas adalah sebesar 100,00% dengan perhitungan:
No. Uraian % Realisasi
Kinerja
1. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi 100,00
2. Jumlah Laporan yang diserahkan ke Korporasi (penugsan atas permintaan) 100,00
3. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi (penugasan
non permintaan)
100,00
Rata-rata 100,00
Dengan demikian, jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam
Perjanjian Kinerja (PK) maka capaian kinerja atas Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian
Intern Pengelolaan Korporasi adalah sebesar 100,00% yang dihitung
berdasarkan rata-rata atas capaian kinerja 3 indikator di atas.
. .
3) Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak
Hukum/K/ L/P/K
Indikator Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada
Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K dipergunakan untuk penyelesaian hasil
pengawasan keinvestigasian yang dilakukan BPKP telah diserahkan kepada
aparat penegak hukum untuk kasus tindak pidana korupsi, sedangkan untuk
kasus selain tindak pidana korupsi, laporan hasil pengawasan keinvestigasian
diserahkan kepada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah atau Korporasi.
Perhitungan capaian kinerja atas indikator ini dihitung berdasarkan Laporan
Hasil Pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Investigasi.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 36
Secara umum, capaian inerja atas indiaktor kinerja di atas diukur dari
Jumlah Laporan yang diserahkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
kepada Aparat Penegak Hukum/Kementerian/ Lembaga/Pemerintah
Daerah/Korporasi pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan
penugasan dari mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang
ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan; yang
pengukurannya dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Laporan Hasil Audit Investigasi dihitung dengan cara: Jumlah Laporan Hasil
Audit Investigasi yang telah dikirimkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa
Barat kepada Rendal BPKP pada tahun berjalan dibandingkan dengan
jumlah permintaan penugasan dari APH yang menjadi mitra unit kerja BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat
Tugas pada tahun berjalan.
Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah: (1 laporan : 3
penugasan) x 100% = 33,33%.
dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan Audit
Investigatif Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi atas Pengelolaan Dana
Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Provinsi Jawa
Barat. Adapun 2 penugasan lainnya hingga akhir tahun 2016 masih dalam
proses penyelesaian.
b. Laporan Hasil Perhitungan Kerugian Negara dihitung dengan cara: Jumlah
Laporan Hasil Perhitungan Kerugian Negara yang telah dikirimkan oleh
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat kepada APH pada tahun berjalan
dibandingkan dengan jumlah permintaan penghitungan kerugian negara
dari APH yang menjadi mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa
Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun
berjalan.
Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah: (21 laporan : 26
penugasan) x 100% = 80,77%.
dimana capaian tersebut berasal dari hasil penugasan perhitungan kerugian
negara pada kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK):
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 37
1) Pembangunan Stadion di Kota Bandung.
2) Pengadaan Tanah untuk Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung
Barat.
3) Bantuan Keuangan untuk Relokasi Bencana Alam di Kabupaten
Majalengka
4) Pengadaan Cetak Bahan Kampaye Pilkada Kabupaten Karawang
5) Penyaluran Pinjaman Modal Kerja di Kota Sukabumi.
6) Penyelenggaran Diklat Prajabatan di Kota Bekasi.
7) Program Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) di Kabupataen
Tasikmalaya.
8) Pengadaan Tanah untuk Ruang Terbuka Hijau di Kota Cirebon
9) Pengadaan Jasa Fasilitasi Kampanye di Kota Depok
10) Bantuan Budidaya Udang di Kabupaten Cirebon
11) Anggaran Belanja Langsung Setwan DPRD Kabupaten Purwakarata
12) Penyaluran Kredit kepada Koperasi di Sukabumi
13) Penyimpangan/Penyalahgunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di Kabupaten Bandung
14) Dana Ganti Rugi Tanah Kas Desa di Kabupaten Cirebon
15) Penyalahgunaan Dana Hibah di Kabupaten Tasikmalaya TA. 2014
16) Penyalahgunaan Wewenang Program Alokasi Dana Desa (ADD) di
Kabupaten Subang.
17) Bantuan Hibah di Kabupaten Tasikmalaya.
18) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kota Bogor
19) Dana Bantuan Hibah Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) di
Kabupaten Indramayu
20) Pengembangan Budidaya Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan
Pengurangan Kemiskinan di Kabupaten Sumedang
21) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan
Koperasi di wilayah Kota Tasikmalaya.
Adapun 5 (lima) penugasan lainnya hingga akhir tahun 2016 masih dalam
proses penyelesaian.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 38
c. Laporan Pemberian Keterangan Ahli dihitung dengan cara: Jumlah Laporan
Kegiatan Pemberian Keterangan Ahli yang telah diterbitkan oleh BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan
jumlah permintaan pemberian keterangan ahli dari APH yang menjadi mitra
unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan
penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan.
Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah sebesar 100,00%
yang berasal dari rata-rata perhitungan:
1) Pemberian keterangan ahli di hadapan Penyidik sebanyak 29 laporan
dari 29 penugasan atau 100,00%
2) Pemberian Keterangan ahli di Persidangan Tipikor sebanyak 38 laporan
dari 38 penugasan atau 100,00%.
d. Laporan Hasil Penugasan Keinvestigasian Lainnya (misal: Laporan Hasil:
Audit Klaim, Audit Eskalasi, Hambatan Kelancaran Pembangunan, Kajian,
dan sejenisnya) dihitung dengan cara: Jumlah Laporan Hasil Penugasan
Keinvestigasian Lainnya yang telah dikirimkan oleh BPKP Perwakilan
Provinsi Jawa Barat kepada Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Korporasi yang menjadi mitra unit kerja unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi
Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan
penugasan dari Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi yang
menjadi mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang
ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan.
Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (3 laporan : 3
penugasan) x 100% = 100,00%
Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai
berikut:
1) Audit Lanjutan Perhitungan Penyesuaian Harga atas Pekerjaan
Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase I pada Satuan
Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu;
2) Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP) terkait Perhitungan
Biaya Investasi Pengelolan Hutan atau Pemanfaatan Hutan Akibat
Penggunaan Kawasan Hutan oleh Perum Perhutani pada Lokasi
Pembangunan Bendungan Kuningan.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 39
3) Rekomendasi Strategis Bidang Infrastruktur Wilayah Jawa Barat
Berdasarkan uraian di atas, maka rata-rata realisasi kinerja atas ketiga indikator
di atas adalah sebesar 91,92% dengan perhitungan sebagai berikut:
No. Uraian Satuan Target Realisasi % realisi
kinerja
1. Laporan Hasil Audit Investigasi Lap 3 1
2. Laporan Hasil Perhitungan
Kerugian Negara
Lap 26 20
3. Laporan Pemberian Keterangan
Ahli
Lap 67 67
4. Laporan Hasil Penugasan
Keinvestigasian Lainnya
Lap 3 3
Rata-rata 99 92 92,92
Dengan demikian, jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam
Perjanjian Kinerja (PK) maka capaian kinerja atas Penyerahan Hasil
Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K adalah
sebesar 153,20% dengan perhitungan:
(92,92% : 60,00%) x 100,00% = 154,87%
4) Penugasan pengawasan Keinvestigasian yang bersifat preventif
Selain ketiga indikator kinerja di atas, Bidang Investigasi mempunyai satu
indikator kinerja lainnya yang tidak termasuk dalam bagian Perjanjian Kinerja
Tahun 2016 tetapi indikator ini tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat, yakni untuk indikator kinerja “ Penugasan pengawasan
Keinvestigasian yang bersifat preventif”.
Indikator Penugasan pengawasan Keinvestigasian yang bersifat preventif
dipergunakan untuk mengukur pengawasan yang bersifat preventif-edukatif yang
dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka mewujudkan aparatur yang bersih dan
bebas dari praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Indikator di atas diukur dari hasil perhitungan Jumlah penugasan
pengawasan keinvestigasian bersifat preventif yang dilaksanakan oleh BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan
jumlah rencana penugasan pengawasan keinvestigasian bersifat preventif oleh
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 40
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan.
Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar: (8 realisasi
penugasan : 8 rencana penugasan) x 100% = 100,00%
Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai berikut:
1) Sosialisasi Program Anti Korupsi untuk Pengelola Baraang/Jasa di Desa
pada 29 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Karawang Tahun 2016.
2) Forum Investigasi Tahun 2016 di Perwakilan BPKP Provinsi Jabar
3) Pelaksanaan Audit PKKN dan Sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) di
Lingkungan Inspektorat Kabupaten Karawang
4) Kegian Bimbingan Teknis Pengawasan Khusus bagi Tenaga Pemeriksa dan
Sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) di Lingkungan Inspektorat Kabupaten
Pangandaran
5) Sosialisasi Implementasi dan Diagnostic Assesment Fraud Control Plan
(FCP) di Lingkungan RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon
6) Sosialisasi Implementasi dan Diagnostic Assesment Fraud Control Plan
(FCP) di Lingkungan RSUD Kabupaten Bekasi.
7) Laporan Kajian Hasil Pengawasan atas Pengelolaan Bantuan Sosial dan
Hibah Tahun 2016.
8) Laporan Kejian Pengawasan atas Program Kredit Usha Rakyat (KUR).
Apabila realisasi di atas dibandingkan dengan target kinerja tahun 2016
sebagaimana tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
yakni sebesar 100,00% maka capaian kinerja atas Penyerahan Hasil
Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K untuk
tahun 2016 adalah sebesar 100,00%:
2. Capaian Kinerja Kegiatan (output)
Keberhasilan pencapaian sasaran strategis “Perbaikan Pengelolaan
Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara” di atas
didukung oleh keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran
kegiatan dan 3 indikator kinerja kegiatan.
Adapun rincian selengkapnya atas capaian kinerja kegiatan (output) yang
mendukung terhadap pencapaian sasaran strategis di atas adalah sebagai berikut:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 41
Tabel 3.3
Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 1
Uraian atas masing-masing indikator kinerja kegiatan di atas adalah sebagai
berikut:
1) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP
Indikator Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP merupakan rekomendasi
hasil pengawasan adalah saran yang menganjurkan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu berdasarkan hasil pengawasan terkait dengan tata kelola
operasi, pengelolaan risiko dan pengendalian intern yang jika dilaksanakan akan
memberikan nilai tambah bagi organisasi atau menghindarkan organisasi dari
kerugian atau pelanggaran hukum.
Indikator ini diperoleh dari hasilo pengumpulan jumlah Laporan Hasil
Pengawasan dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan.
Adapun rumus penghitungan kinerja ini adalah jumlah output rekomendasi
pengawasan yang disampaikan kepada pihak terkait.
Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 203
rekomendasi, seluruhnya atau 203 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga
capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh
berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas
Pemerintah Daerah, Bidang Akuntan Negara,dan Bidang Investigasi.
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya informasi hasilpengawasan pada PerwakilanBPKP
1. Rekomendasi PengawasanPerwakilan BPKP
rekomendasi 203 203 100,00
2. Rekomendasi PengawasanPerwakilan BPKP Nawacita
rekomendasi 41 41 41
3. Rekomendasi Pengawasan RegionalBidang Otonomi Daerah Nawacita
rekomendasi 4 4 4
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 42
2) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita
Indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita
memiliki pengertian/definisi dan rumusan seperti halnya indikator kinerja untuk
Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP pada butir 1) di atas, dengan
perbedaan bahwa indikator nomor 2 ini dipergunakan untuk rekomendasi yang
terkait dengan Program Nawacita yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019.
Capaian kinerja indikator ini pada tahun 2016 sebesar...% yang diperoleh
berdasarkan hasil kinerja sebagai berikut
Dari jumlah target output yang ditetapkan untuk tahun 2016 sebanyak 41
rekomendasi, seluruhnya atau 41 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga
capaian kinerja atas indikator tersebut adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut
diperoleh berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan
yang dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas
Pemerintah Daerah, Bidang Akuntan Negara,dan Bidang Investigasi
3) Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita
Indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi
Daerah Nawacita memiliki pengertian/definisi dan rumusan seperti halnya
indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita
pada butir 2), dengan perbedaan bahwa indikator nomor 3 ini dipergunakan
untuk rekomendasi atas Program Nawacita yang terkait kewenangan Otonomi
Daerah.
Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 4 rekomendasi,
seluruhnya atau 41 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian
kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh
berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan oleh Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
II. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi
1. Capaian Kinerja Program (outcome)
Misi kedua BPKP yaitu "Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah yang Efektif" Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu. Untuk
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 43
menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka
mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan
pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi
keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan
pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008, sistem
yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat
untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Pada periode 2015 -2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk
meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program
(prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan
tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-masing KLPK. BPKP sebagai
pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP
diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas
penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh
elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal
tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko
oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang
dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP).
Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan
akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya
akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK.
Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung
dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan
korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik
antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk
penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan
fungsional}, sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan
untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem
Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk
lanjutan dari pengawasan melekat.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 44
Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 6
(enam) indikator kinerja outcome.
Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran
strategis “ Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi” pada tahun
2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2016 dan target pada
akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat (tahun 2019) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi
Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran
“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi” beserta
capaiannya adalah sebagai berikut:
1) Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
Tingkat maturitas atau kematangan SPIP menunjukkan kualitas proses
pengendalian yang terintegrasi dalam pelaksanaan sehari-hari tindakan manajerial
dan kegiatan teknis program/kegiatan/organisasi instansi pemerintah. Kualitas
proses pengendalian dimaksud terselenggara dalam suatu kerangka kerja yang
menunjukkan kehadiran prinsip dan konsep kelima unsur secara seimbang,
komprehensif dan integratif logis.
No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasisd 2016
TargetAkhir
Renstra(2019)
Ket.
Target Realisasi % CK
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi(Level 3)
% 0,00 0,00 100,00% 0,00 100,00
2. Maturilas SPIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 3)
% 0,00 0,00 100,00% 0,00 70,00%
3. Persentase BUMN/Anak Perusahaandengan Skor GCG Baik
% 50,00 100,00 200.00 100,00 75%
4. Persentase BUMN/Anak Perusahaanyang Kinerjanya Berpredikat MinimalA (Baik)
% 50,00 57,14 114,28 57,14 60%
5. Persentase BUMD yang KinerjanyaMinimal Berpredikat Baik dari BUMDyang Dibina
% 50,00 59,1 118,20 59,1 56%
6. Persentase BLUD yang KinerjanyaMinimal Baik dari BLUD yang Dibina
% 0,00 85,71 200,00*) 85,71 62% *) =AngkaAmksimal
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 45
Indikator Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) dipergunakan
untuk mencerminkan bahwa instansi pemerintah (dalam hal ini Pemerintah
Provinsi) dimaksud telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian
untuk semua kegiatan pokoknya sebagai media pengendalian (control design).
Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan keuangan dan atas beberapa
kegiatan operasional telah mulai dilaksanakan dan didokumentasikan secara
konsisten.
Indikator ini di BPKP Pusat diukur dari hasil perhitungan Jumlah Pemerintah
Provinsi mitra Perwakilan BPKP Provinsi seluruh Indonesia yang mencapai level 3
SPIP berdasarkan hasil pengukuran atas tingkat penyelenggaraan sistem
pengendalian intern yang dilakukan oleh BPKP dibandingkan dengan jumlah
populasi Pemerintah Provinsi yang ada di wilayah Republik Indonesia.
Memperhatikan Tabel 3.4 di atas, realisasi kinerja untuk indikator Maturitas
SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) tampak telah sesuai dengan target yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016.
Hal ini telah sesuai dengan target yang tercantum dalam Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019. Sesuai Renstra
tersebut, Provinsi Jawa Barat belum ditargetkan untuk mencapai level 3
maturitas SPIP pada tahun 2016. Memperhatikan Tabel 3.4, di atas, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat ditargetkan mencapai level 3 pada akhir tahun tahun 2019.
Dalam rangka mendukung pencapaian target Level 3 di atas, pada tahun
2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq Bidang Akuntabilitas Pemerintah
Daerah telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat konsultasi guna
meningkatkan penyelenggaraan sistem pengendalian intern di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Untuk periode berikutnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih
meningkatkan upaya pembinaan penyelenggaraan SPIP di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui pelaksanaan sosialisi, pembimbingan
dan konsultansi sehingga pencapaian level 3 maturitas SPIP dapat dicapai lebih
cepat dari tahun 2019.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 46
2) Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)
Indikator Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)
dipergunakan untuk mencerminkan bahwa instansi pemerintah (dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten/Kota) dimaksud telah mencapai kematangan penerapan
SPIP pada level 3.
Indikator ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah Pemerintah
Kabupaten/Kota di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang
mencapai level 3 SPIP berdasarkan hasil pengukuran atas tingkat
penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang dilakukan oleh BPKP
dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi
mitra Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Memperhatikan Tabel 3.4 di atas, realisasi kinerja untuk indikator Maturitas
SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) tampak telah sesuai dengan target
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat Tahun 2016.
Hal ini telah sesuai dengan target yang tercantum dalam Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019. Sesuai Renstra
tersebut, Pemerintah Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Barat belum
ditargetkan untuk mencapai level 3 maturitas SPIP pada tahun 2016.
Memperhatikan Tabel 3.4, di atas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ditargetkan
mencapai level 3 pada akhir tahun tahun 2019 adalah sebanyak 70,00%.
Sebagai informasi tambahan, sampai dengan akhir Tahun 2016, kondisi
maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat
berdasarkan hasil pengukuran rata-rata nilai tingkat penyelenggaraan sistem
pengendalian intern yang dilaksanakan oleh BPKP, baik oleh BPKP Pusat
maupun Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntabilitas
Pemerintah Daerah sebagaimana disajikan pada Tabel berikut ini:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 47
Tabel 3.5Level Maturitas SPIP Kabupaten/Kota
Tahun 2016
No. Nama Kabupaten/Kota Level 3 Level 2 Level 1 Belum
dilakukan
assessment
1. Kota Bekasi V
2. Kota Banjar V
3. Kabupaten Karawang V
4. Kabupaten Tasikmalaya V
5. Kabupaten Garut V
6. Kabupaten Sumedang V
7. Kabupaten Bandung V
8. Kota Bandung V
9. Kota Cimahi V
10. Kota Cirebon V
11. Kota Tasikmalaya V
12. Kota Sukabumi V
13. Kota Bogor V
14. Kota Depok V
15. Kabupaten Bandung Barat V
16. Kabupaten Kuningan V
17. Kabupaten Majalengka V
18. Kabupaten Indramayu V
19. Kabupaten Cirebon V
20. Kabupaten Ciamis V
21. Kabupaten Cianjur V
22. Kabupaten Sukabumi V
23. Kabupaten Bogor V
24. Kabupaten Bekasi V
25. Kabupaten Purwakarta V
26. Kabupaten subang V
27. Kabupaten Pangandaran V
JUMLAH 0 1 6 20
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 48
Dalam rangka mendukung pencapaian target Level 3 di atas, pada tahun
2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq Bidang Akuntabilitas Pemerintah
Daerah telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat konsultatif guna
meningkatkan penyelenggaraan sistem pengendalian intern di lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, pada tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah
melaksanakan penugasan evaluasi level maturitas SPIP pada 5 (lima)
Pemerintah Kabupaten/Kota yakni: Kota Banjar, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut sesuai
penugasan pengawasan (pp) yang tertera dalam PKP2T Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan juga evaluasi level
maturitas SPIP pada Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Cimahi diluar (non)
PKP2T. Sedangkan pada tahun sebelumnya (2015) juga telah dilakukan evaluasi
pada Pemerintah Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung
Barat.
Sedangkan evaluasi maturitas SPIP atas Pemerintah Kota Bekasi
dilaksanakan oleh Satgas SPIP BPKP Pusat.
Berdasarkan hasil evaluasi maturitas yang telah dilaksanakan oleh BPKP
sampai dengan akhir tahun 2016 sebagaimana yang telah disajikan pada Tabel
3.5 menunjukkan bahwa belum ada Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah
Provinsi Jawa Barat yang telah mencapai level 3 dalam maturitas SPIP.
Untuk periode berikutnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih
meningkatkan upaya pembinaan penyelenggaraan SPIP di wilayah Pemerintah
Provinsi Jawa Barat untuk memastikan tercapainya target didalam Perjanjian
Kinerja maupun didalam Renstra.
3) Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik
Kinerja BUMN menunjukkan tingkat efektivitas penyelenggaraan SPI dalam
pengelolaan korporasi yang mencakup kesehatan BUMN dari penilaian atas aspek
keuangan, operasional dan administratif.
Indikator Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik ini
diukur dari hasil perhitungan Jumlah BUMN/anak perusahaan di wilayah mitra
unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang dibina oleh BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan mendapat skor minimal baik atas
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 49
penerapan GCG berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP atau
pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang
berada di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang
diintervensi atau dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievalusi
oleh BPKP atau pihak lainnya pada tahun berjalan
Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil
evaluasi atas penerapan GCG pada BUMN/Anak Perusahaan yang dilaksanakan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau
pihak lainnya.
Untuk Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melakukan
asesmen GCG pada 2 (dua) BUMN yaitu PT Indofarma (Persero) Tbk dan
Perum Jasa Tirta II dengan hasil sebagai berikut:
1) PT Indofarma (Persero) Tbk dengan skor GCG 76,516 (kategori baik)
2) Perum Jasa Tirta II dengan skor GCG 81,600 (kategori Baik)
Adapun BUMN yang diintervensi atau dibina oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Barat selama tahun 2016 sebanyak 8 (delapan) BUMN, namun yang
dilakukan asesmen GCG tahun 2016 sebanyak dua BUMN karena enam BUMN
lain tidak dilakukan asesmen GCG. Hal ini disebabkan lima BUMN tersebut
telah di asesmen GCG pada tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Menteri
BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara dalam pasal 44 ayat 1 bahwa penilaian (asesmen)
dilakukan secara berkala setiap 2 (dua) tahun.
Berdasarkan uraian di atas, realisasi kinerja untuk indikator ini pada tahun
2016 adalah sebesar 100% yang dihitung dari jumlah BUMN/Anak perusahaan
yang dibina oleh BPKP dan mendapat skor minimal baik yakni 2 BUMN
dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang dibina BPKP dan
dievaluasi yakni 2 BUMN.
Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)
sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% dengan
perhitungan:
(100,00% : 50,00%) x 100,00% = 200,00%
.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 50
4) Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal
A (Baik)
Indikator Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya
Berpredikat Minimal A (Baik) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah
BUMN/Anak Perusahaan di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi
Jawa Barat yang dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan
kinerjanya mendapat skor minimal A atau Baik berdasarkan hasil evaluasi yang
dilaksanakan oleh BPKP atau pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah
BUMN/Anak Perusahaan yang berada di wilayah mitra unit kerja BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau dibina oleh BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievalusi oleh BPKP atau pihak lainnya
pada tahun berjalan.
Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil
evaluasi atas kinerja BUMN/Anak Perusahaan yang dilaksanakan oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak
lainnya.
Untuk tahun 2016, BUMN yang diintervensi atau dibina Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat sebanyak 8 (delapan) BUMN dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:
No BUMN Kegiatan
1 PT Pindad (Persero) Monitoring PMN
2 PT Pupuk Kujang Kajian, Permintaan Pendapat/ Saran, Reviu
Pedoman GCG
3 PT Bio Farma Narasumber Self Assessment GCG
4 PT Pos Indonesia (Persero) Reviu Pelaksanaan PBJ, Perimtaan
Pendapat/Saran, Workshop GCG
5 Perum Jasa Tirta II Asesmen GCG
6 PT Kereta Api Indonesia (Persero) Monitoring PMN, Workshop GCG
7 PT Dirgantara Indonesia (Persero) Monitoring PMN
8 PT Indofarma (Persero) Tbk Asesmen GCG
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 51
Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dalam
pasal 3 bahwa audit jasa keuangan, jasa reviu dan jasa asurans lainnya hanya
diberikan oleh Akuntan publik. Terkait regulasi tersebut, BPKP tidak melakukan
audit atas jasa tersebut. Dengan demikian, untuk penghitungan capaian kinerja
tahun 2016 dihitung berdasarkan Laporan hasil audit kinerja BUMN yang
dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik.
Adapun hasil skor atas BUMN terkait diperoleh dari informasi melalui website atau
konfirmasi pada BUMN yang bersangkutan dengan hasil sebagai berikut:
No. Nama BUMN Kinerja Kategori
1 PT Pindad 55,05 BBB, Kurang Sehat
2 PT Pupuk Kujang 95,75 AAA, Sehat
3 PT Bio Farma 88,50 AA, Sehat
4 PT Pos Indonesia 59,30 B-3, Kurang Sehat
5 Perum Jasa Tirta II 91,54 AA, Sehat
6 PT Kereta Api Indonesia 84,00 AA, Sehat
7 PT Dirgantara Indonesia 56,10 BBB, Kurang Sehat
8 PT Indofarma (Persero) Tbk Tidak meminta audit kinerja pada KAP
(tidak dilakukan audit kinerja)
Realisasi kinerja atas indikator kinerja Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang
Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) adalah sebesar 57,14% yang berasal
dari 4 BUMN yang mendapat kinerja minimal A dibandingkan dengan 7 BUMN yang
dilakukan audit kinerja oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).
Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)
sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 114,28% dengan
perhitungan:
(57,14% : 50,00%) x 100,00% = 114,28%
5) Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD
yang Dibina
Indikator Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari
BUMD yang Dibina ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah BUMD di wilayah
mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang kinerjanya mendapat
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 52
skor penilaian baik berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP
atau pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah BUMD yang berada di wilayah
mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau
dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievaluasi kinerjanya oleh
BPKP atau pihak lainnya pada tahun berjalan
Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil
evaluasi atas kinerja BUMD yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak lainnya.
Selama tahun 2016, BUMD yang diintervensi atau dibina Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat sebanyak 27 BUMD dengan kegiatan antara lain Evaluasi
Kinerja, Reviu pelaksanaan PBJ, Reviu atas pedoman, dan Permintaan
pendapat/saran.
Adapun nilai Kinerja BUMD sebagai berikut:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 53
No BUMD Kinerja Kesehatan
1 PDAM Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi 70,46 (Baik) 3,665
2 PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi 58,24 (Cukup) 3,420
3 PDAM Kabupaten Purwakarta 60,74 (Baik) 3,220
4 PDAM Tirta Gangga Kabupaten Subang 60,49 (Baik) 3,240
5 PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor 71,83 (Baik) 4,080
6 PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 73,45 (Baik) 4,255
7 PDAM Tirta Jaya Mandiri Kabupaten
Sukabumi
57,95 (Cukup) 3,390
8 PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi 48.07 (Cukup) 2,83
9 PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur 61,9 (Baik) 3,470
10 PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung 63,84 (Baik) 3,290
11 PDAM Tirta Wening Kota Bandung 57,94 (Cukup) 2,860
12 PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang 55,973 (Cukup) 3,125
13 PDAM Tirta Sukapura Kabupaten
Tasikmalaya
61,29 (Baik) 3,035
14 PDAM Tirta Galuh Kabupaten Ciamis 60,64 (Baik) 3,320
15 PDAM Tirta Anom Kota Banjar 53,02 (Cukup) 2,68
16 PDAM Tirta Intan Kabupaten Garut 57,80 (Cukup) 2,870
17 PDAM Tirta Kamuning Kabupaten
Kuningan
63,78 (Baik) 3,605
18 PDAM Kabupaten Majalengka 58,64 (Cukup) 3,370
19 PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon 58,56 (Cukup) 2,980
20 PDAM Kota Cirebon 63,34 (Baik) 3,190
21 PDAM Tirta Asasta Kota Depok 60,91 (Baik) 3,740
22 PDAM Titra Darma Ayu Kabupaten
Indramayu
61,36 (Baik) 3,485
23 PDAM Tirta Arum Kabupaten Karawang tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP
24 PD Pasar Bermartabat tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP
25 PD Kebersihan tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP
26 PD Jasa Sarana tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP
27 PT Tirta Gemah Ripah tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP
Realisasi kinerja atas indikator Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal
Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina sebesar 59,10% yang berasal dari
perhitungan 13 BUMD yang mendapat kinerja baik dibandingkan dengan 22 BUMD
yang dilakukan evaluasi kinerja oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 54
Adapun 5 BUMD lainnya tidak dilakukan evaluasi kinerja baik oleh BPKP maupun
KAP, sehingga tidak terdapat nilai kinerjanya.
Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)
sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 118,20% dengan
perhitungan:
(59,10% : 50,00%) x 100,00% = 118,20%
Sebagai informasi tambahan, capaian indikator ini melebihi target dikarenakan 13
PDAM tersebut telah dapat menindaklanjuti saran yang telah diberikan Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk 9 PDAM masih berupaya untuk
memperbaiki kondisi keuangan/finansial dari PDAM tersebut.
6) Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina
Indikator Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang
Dibina ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah BLUD di wilayah mitra unit kerja
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang kinerjanya mendapat skor penilaian
baik berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP atau pihak lainnya
dibandingkan dengan jumlah BLUD yang berada di wilayah mitra unit kerja
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau dibina oleh BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievaluasi kinerjanya oleh BPKP atau pihak
lainnya pada tahun berjalan
Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil
evaluasi kinerja atas BLUD yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak lainnya.
Selama tahun 2016, BLUD-RSUD yang dilakukan intervensi atau dibina
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebanyak 12 BLUD-RSUD dengan
kegiatan evaluasi kinerja, Asistensi/Bimtek Kebijakan Akuntansi, Asistensi/
Bimtek Penyusunan RBA, Narasumber SIA BLUD, Reviu/ Pendampingan dalam
pelaksanaan PBJ, serta permintaan pendapat/saran.
Adapun nilai Kinerja BLUD-RSUD sebagai berikut:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 55
No BLUD-RSUD Skor Predikat Keterangan
1 RSD BLUD Gunung Jati Kota Cirebon 75,61 Baik, A Evaluasi kinerja oleh
BPKP
2 RSUD BLUD Kabupaten Karawang 77,65 Baik, A Evaluasi kinerja oleh
BPKP
3 RSUD BLUD Kota Depok 77,7 Baik, A Evaluasi kinerja oleh
BPKP
4 RSUD BLUD Soreang 62,82 Sedang, BBB Evaluasi kinerja oleh
BPKP
5 RSUD Waled Kabupaten Cirebon 75,16 Baik, A Evaluasi kinerja oleh
BPKP
6 RSUD Syamsudin Kota Sukabumi 92,00 Baik, AA Evaluasi kinerja oleh
pihak lain
7 RSUD Al Ihsan 80,27 Baik, A Evaluasi kinerja oleh
pihak lain
8 RSUD Majalaya Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun
9 RSUD Arjawinangun Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun
10 RSUD Kota Bekasi Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun
11 RSUD Patrol Indramayu Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun
12 RSUD Kabupaten Bekasi Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun
Realisasi kinerja atas indikator BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD
yang Dibina sebesar 85,71% yang berasal dari perhitungan 6 BLUD-RSUD yang
mendapat kinerja baik dari 7 BLUD-RSUD yang dilakukan evaluasi kinerja. Adapun
5 BLUD-RSUD lainnya tidak dilakukan evaluasi kinerja baik oleh BPKP maupun
KAP atau pihak manapun, sehingga tidak terdapat nilai kinerjanya.
Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)
sebesar 0,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% yang dihitung
berdasarkan kebijakan perhitungan angka maksimal yang ditetapkan oleh BPKP
Pusat atas realisasi capaian kinerja dibandingkan dengan targetnya.
Sebagai informasi tambahan, capain indikator ini diperoleh dari perhitungan 6
BLUD-RSUD mendapat nilai baik telah dapat menindaklanjuti pembinaan yang telah
diberikan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk 1 BLUD-RSUD
mendapat nilai sedang karena BLUD-RSUD tersebut masih berupaya untuk
memperbaiki kinerjanya, dan saat ini masih dilakukan pembinaan.
.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 56
2. Capaian Kinerja Kegiatan (output)
Keberhasilan pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP Pemda/Korporasi” di atas didukung oleh keberhasilan
pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran kegiatan dan 1 indikator kinerja
kegiatan berikut:
Tabel 3.6
Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 2
Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP
Indikator Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP merupakan
rekomendasi hasil pembinaan sistem pengendalian intern adalah saran yang
menganjurkan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan
hasil pembinaan sistem pengendalian intern yang jika dilaksanakan akan
memberikan nilai tambah bagi penyelenggaraan sistem pengendalian intern
Indikator ini diperoleh dari hasil pengumpulan jumlah Laporan Hasil Pembinaan
dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan.
Adapun rumus perhitungan kinerja ini dalah jumlah output rekomendasi
pembinaan SPI yang disampaikan
Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 46 rekomendasi,
seluruhnya atau 46 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian
kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh
berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas
Pemerintah Daerah, dan Bidang Akuntan Negara.
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya informasi hasilpengawasan pada PerwakilanBPKP
1. Rekomendasi PerbaikanPenyelenggaraan SPIP
rekomendasi 37 37 100,00
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 57
III. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah
1. Capaian Kinerja Program (outcome)
Misi ketiga BPKP yaitu 'Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern
Pemerintah yang Profesional dan Kompeten". Misi ini juga terkait, dengan Misi Dua
dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian,
mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk
menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya
pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan
peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk
mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas
untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya,
tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai
dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP.
Kapabilitas API P diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun
peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada
peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi;
(b)pola pengembangan auditor APIP; (c)praktek profesionalisme pengawasan
intern; (d)eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e)kualitas hubungan
Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan
(f)struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP. Bersama-sama
dengan misi 2, misi 3 ini juga mendukung pencapaian misi 1.
Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 6
(enam) indikator kinerja outcome. Pada dasarnya, keenam indikator tersebut
terbagi dalam 2 kategori yakni indikator mengenai kapabilitas APIP pada
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa
Barat.
Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran
strategis “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah”
pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2016 dan
target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat (tahun 2019)
adalah sebagai berikut:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 58
Tabel 3.7
Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah
Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran
“Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah” beserta
capaiannya adalah sebagai berikut:
1) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
Kapabilitas APIP merupakan kemampuan APIP untuk melaksanakan
perannya dalam menilai dan melaporkan tingkat efisiensi, efektivitas, dan
keekonomisan, serta memberikan saran kepada manajemen, yang mencakup area
tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian. Peningkatan kapabilitas diarahkan
untuk memperkuat atau meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah
perbaikan dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang
kuat dan efektif dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks. Pembinaan
kapabilitas mengidentifikasi kebutuhan fundamental untuk pelaksanaan
pengawasan intern yang efektif, yang mengarah kepada pemenuhan tata kelola
organisasi dan praktek-praktek pengawasan yang profesional.
Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) ini diukur dari
hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 3 Kapabilitas APIP
berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang
No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasisd 2016
TargetAkhir
Renstra(2019)
Ket.
Target Realisasi % CK
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 3)
% 0,00 100,00 200,00*) 100,00 100,00 *) = AngkaMaksimal
2. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 3)
% 3,70 3,7 100,00 3,7 85%
3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 2)
% 100,00 100 100,00 100 0%
4. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 2)
% 51,86 70,37 135,69 70,37 10%
5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 1)
% 0,00 0,00 100,00 0,00 0%
6. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 1)
% 44,44 29,63 133,33 29,63 5%
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 59
bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang
menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah 100,00% yang
dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat
dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang
Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)
sebesar 0,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% yang dihitung
berdasarkan kebijakan perhitungan angka maksimal yang ditetapkan oleh BPKP
Pusat atas realisasi capaian kinerja dibandingkan dengan targetnya.
2) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 3)
Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) ini
diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di
wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai
level 3 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP
Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah
populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Sampai dengan akhir Tahun 2016, kondisi kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Penilaian Mandiri
APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dibawah
koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntabilitas
Pemerintah Daerah sebagaimana disajikan pada Tabel berikut ini:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 60
Tabel 3.8Level Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota
Tahun 2016
No. Nama Kabupaten/Kota Level 3 Level 2 Level 1 Ket.
1. Kota Bandung V
2. Kota Depok V
3. Kota Bekasi V
4. Kota Cirebon V
5. Kota Tasikmlaya V
6. Kota Banjar V
7. Kabupaten Bogor V
8. Kabupaten Sukabumi V
9. Kabupaten Cianjur V
10. Kabupaten Bekasi V
11. Kabupaten Karawang V
12. Kabupaten Subang V
13. Kabupaten Indramayu V
14. Kabupaten Kuningan V
15. Kabupaten Bandung V
16. Kabupaten Sumedang V
17. Kabupaten Garut V
18. Kabupaten Tasikmalaya V
19. Kabupaten Ciamis V
20. Kota Bogor V
21. Kota Sukabumi V
22. Kota Cimahi V
23. Kabupaten Bandung Barat V
24. Kabupaten Purwakarta V
25. Kabupaten Cirebon V
26. Kabupaten Majalengka V
27. Kabupaten Pangandaran V
JUMLAH 1 18 8
Berdasarkan hasil penilaian mandiri (self assesssment) APIP sampai
dengan akhir tahun 2016 sebagaimana yang telah disajikan pada Tabel 3.8 di
atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa
Barat yang telah mencapai level 3 kapabilitas APIP adalah 1 Pemerintah Daerah
yakni Kota Bandung atau sebesar 3,7% dari jumlah Pemerintah Kabupaten/kota
di Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 28 Kabupaten/Kota.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 61
Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)
maka capaian kinerja atas Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level
3) adalah sebesar 100,00% dengan perhitungan:
(3,7% : 3,7%) x 100,00% = 100,00%
Dalam rangka meningkatkan kapabiltas APIP, pada periode berikutnya
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih meningkatkan upaya
pembinaan peningkatan kapabilitas APIP di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat melalui pelaksanaan sosialisi,
pembimbingan dan konsultansi termasuk melakukan validasi (quality assurance)
atas penilaian mandiri yang telah dilakiukan APIP setempat.
3) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) ini diukur dari
hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 2 Kapabilitas APIP
berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang
bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang
menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar
100,00% yang dihitung berdasarkan hasil Penilaian Mandiri APIP Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
cq. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa untuk
levelling APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berada pada level 3.
Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa APIP Pemerintah Provinsi
Jawa Barat telah memenuhi target level 2.
Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)
sebesar 100,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%.
Memperhatikan uraian butir 1) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah
Provinsi (Level 3) serta Tabel 3.8 di atas, maka capaian kinerja atas indikator
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) telah sesuai dengan target yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 62
4) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 2)
Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) ini
diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di
wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai
level 2 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP
Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah
populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Pada tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar
70,37% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP pada 18 (delapan
belas) Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan hasil
berada pada level 2 dibagi dengan jumlah 27 Kabupaten/Kota yang berada di
wilayah Provinsi Jawa Barat.
Realisasi Pemerintah Kabupaten/Kota dengan level 2 yang lebih besar
dibandingkan target yang telah ditetapkan menunjukkan kinerja yang lebih baik
dikarenakan semakin banyaknya Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada
level lebih tinggi dibandingkan dengan level dibawahnya (yakni level 1)
Jika dibaningkan dengan target inerja menurut Perjanjian Kinerja Tahun
2016 sebesar 51,86% maka capaian kinerja tahun 2016 adalah sebesar
135,69% dengan perhitungan:
(70,37% : 51,68%) x 100,00% = 135,69%
5) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)
Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) ini diukur dari
hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 1 Kapabilitas APIP
berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang
bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang
menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar
100,00% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 63
Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
Memperhatikan uraian butir 1) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah
Provinsi (Level 3), butir 2) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi
(Level 2) serta Tabel 3.8 di atas, maka capaian kinerja atas indikator Kapabilitas
APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) telah sesuai dengan target yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.
6) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)
Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) ini
diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di
wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai
level 1 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP
Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah
populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat
Pada tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar
29,637% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP pada 8 (delapan)
Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan hasil berada
pada level 1 dibagi dengan jumlah 27 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah
Provinsi Jawa Barat.
Realisasi Pemerintah Kabupaten/Kota dengan level 1 yang lebih kecil
dibandingkan target yang telah ditetapkan menunjukkan kinerja yang lebih baik
dikarenakan semakin sedikit Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada
level lebih rendah dibandingkan dengan level di atasnya (yakni level 2),
sebagaimana uraian mengenai rumus pengukuran kinerja pada bagian awal Bab
III.
Jika dibandingkan dengan target inerja menurut Perjanjian Kinerja Tahun
2016 sebesar 44,44% maka capaian kinerja tahun 2016 adalah sebesar
133,33% dengan perhitungan:
{44,44% - (29,63 – 44,44%)} : 44,44% x 100,00% = 133,33%
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 64
2. Capaian Kinerja Kegiatan (output)
Keberhasilan pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah Daerah” di atas didukung oleh keberhasilan
pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran kegiatan dan 1 indikator kinerja
kegiatan berikut:
Tabel 3.9
Capaian Kinerja Kegiatan (output)Sasaran Strategis 3
Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
Indikator Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
adalah rekomendasi hasil pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern
adalah saran yang menganjurkan untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu berdasarkan hasil pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern
yang jika dilaksanakan akan memberikan nilai tambah bagi organisasi atau
menghindarkan organisasi dari kerugian atau pelanggaran hukum
Indikator ini diperoleh dari hasil pengumpulan jumlah Laporan Hasil Pembinaan
dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan.
Adapun rumus perhitungan kinerja ini adalah jumlah Output rekomendasi
pembinaan APIP yang disampaikan kepada APIP terkait.
Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 6 rekomendasi,
seluruhnya atau 6 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja
indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan
hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh
Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya informasi hasilpengawasan pada PerwakilanBPKP
Rekomendasi Pembinaan KapabilitasPengawasan Intern Pemda
rekomendasi 6 6 100,00
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 65
IV. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP
1. Capaian Kinerja Program (outcome)
Penyelenggaraan dukungan manajemen Perwakilan BPKP merupakan
salah satu unsur penting dalam menunjang keberhasilan Perwakilan BPKP dalam
melaksanakan kegiatan teknis Perwakilan BPKP. Perencanaan pengawasan
berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan
tujuan BPKP sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis
BPKP. Selain itu, pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan
penganggaran juga merupakan sub unsur yang turut mendukung keberhasilan
pelaksanaan kegiatan teknis Perwakilan BPKP. Seiring dengan gencarnya
penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan
pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-
benar menghasilkan kinerja yang terbaik.
Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga mempunyai
kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar
yang diatur dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan
kerja terkait kualitas pengelolaan keuangan ditandai dengan tingkat opini WTP
terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 1
indikator kinerja outcome.
Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran
strategis “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam
Pengawasan BPKP” pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai
dengan tahun 2016 dan target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat (tahun 2019) adalah sebagai berikut:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 66
Tabel 3.10
Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP
Dari hasil pengukuran terhadap 1 indikator tersebut, sebanyak 1 indikator
(100%) mencapai target.
Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran
“Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan
BPKP” beserta capaiannya yakni indikator Persepsi Kepuasan Layanan
Kesekretariatan.
Capaian indikator kinerja ini diukur berdasarkan hasil survey kepuasan pegawai
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat terhadap layanan yang diberikan sub
Bagian Kepegawaian, Keuangan dan Umum yang termasuk dalam rumpun
Bagian Tata Usaha.
Capaian indikator outcome “Persepsi kepuasan layanan kesekretariatan” sebesar
7,86 skala likert atau 112,29% dari target Tahun 2016 sebesar 7,00 skala likert.
Capaian tersebut berdasarkan survey dengan penyebaran kuesioner kepada
para responden pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan
hasil (jawaban) kuesioner yang diterima kembali menunjukkan tingkat kepuasan
rata-rata bervariasi sebagai berikut:
No. Uraian Jumlah
Parameter
Nilai berdasar
Range
Nilai Rata-rata
1. Subbag Kepegawaian 10 7,61 sd 8,19 7,89
2. Subbag Keuangan 13 7,5 sd 8,6 8,10
3. Subbag Umum 13 7,35 sd 7,98 7,59
Nilai rata-rata 7,86
No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasisd 2016
TargetAkhir
Renstra(2019)
Ket.
Target Realisasi % CK
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Persepsi kepuasan layanankesesmaan (skala likert 1-10)
skala 7,00 7,86 112,29 7,86 8
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 67
2. Capaian Kinerja Kegiatan (output)
Keberhasilan pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya kualitas
pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP” di atas didukung oleh
keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 2 sasaran kegiatan dan 3
indikator kinerja kegiatan.
Adapun rincian selengkapanya atas capaian kinerja kegiatan (output) yang
mendukung terhadap pencapaian sasaran strategis di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 4
Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 3 jenis,
seluruhnya atau 3 jenis output tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja
indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan
hasil kinerja yang berasal dari kegiatan dukungan teknis yang dilaksanakan oleh
para Sub Bagian yang tergabung dalam rumpun Bagian Tata Usaha sebagai
berikut:
1) Penyediaan Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP dengan
realisasi sebanyak 80 laporan atau 100% dari target yang telah ditetapkan.
Adapun jumlah layanan dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Barat dalam bentuk laporan adalah sebagai berikut:
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan1. Tersedianya dukungan manajemen
dan pelaksanaan tugas teknislainnya dalam mencapai kepuasanlayanan
1. Jumlah Layanan Dukungan ManajemenPerwakilan BPKP
laporan 80 80 100,00
2. Termanfaatkannya Aset secaraoptimal
2.1 Terlaksananya rehabilitasi berat rumahnegara Perwakilan BPKP
M2 100 100 100,00
2.2 Terlaksananya rehabilitasi KantorPerwakilan BPKP
M2 1.105 1.105 100,00
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 68
Uraian Satuan Jumlah Keterangan
Jumlah Dokumen Rencana Anggaran (RKAKL) Unit Kerja
(Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran) Dokumen 2 Keuangan
Jumlah Laporan Keuangan (10 LRA Bulanan, 1 LK
Semesteran dan 1 LK Tahunan Unaudited, 1 LK Audited) Dokumen 13 Keuangan
Jumlah Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dokumen 1 Prolap
Jumlah Dokumen Perjanjian Kinerja (PERKIN) Dokumen 1 Prolap
Jumlah Dokumen LAPKIN (3 Lap Triwulanan, 1 Lap
Tahunan)/ Realisasi RKT Bulanan Dokumen 16 Prolap
Jumlah Laporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan PP
39 ( Triwulanan) Laporan 4 Prolap
Laporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (Triwulanan) Laporan 4 Prolap
Laporan Tindak Lanjut Hasil Raker Laporan 1 Prolap
Laporan Penyelenggaraan SPIP (Triwulanan) Dokumen 4 Satgas SPIP
Dokumen Perencanaan Sarana Prasarana (Tahunan) Dokumen 1 Umum
Jumlah Laporan BMN (Semesteran dan Tahunan) Dokumen 2 Umum
Laporan Konservasi Energi/Penghematan Energi
(Semesteran) Laporan 2 Umum
Jumlah Laporan Kearsipan (Triwulanan) Laporan 4 Umum
Jumlah Laporan Budaya Kerja (Semester) Laporan 2 UP
Jumlah Laporan GDN (Bulanan) Laporan 12 UP
Jumlah Laporan Mutasi, Promosi dan Kenaikan Pangkat
Terpadu Pegawai Laporan 2 UP
Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDM (Tahunan) Dokumen 1 UP
Laporan Kehumasan (Triwulanan) Laporan 4 UP
Laporan Program Pelatihan Mandiri (PPM/IHT) Triwulanan Laporan 4 UP
Jumlah 80
2) Pelaksanaan rehabilitasi berat rumah negara Perwakilan BPKP dengan
realisasi seluas 100 M2 atau 100% dari target yang telah ditetapkan; dan
3) Pelaksanaan rehabilitasi Kantor Perwakilan BPKP dengan realisasi seluas
1.105 M2 atau 100% dari target yang telah ditetapkan.
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 69
C. AkuntabilitasKeuangan
Dalam Tahun 2016 realisasi keuangan DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat menurut realisasi SPM sampai dengan akhir Desember 2016 (sebelum
rekonsiliasi dengan KPPN) adalah sebesar Rp45.409.230.490,00 atau 98,28%
dari dana yang tersedia dalam DIPA sebesar Rp46.205.764.000,00 dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel3.12
Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2016
(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN)
URAIANANGGARAN REALISASI SISA DANA
(Rp) (Rp) % (Rp) %
Program Pengawasan Intern dan
Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah5.681.358.000 5.265.015.444 92,67 416.342.556 7,33
Program Dukungan Manajemen dan
pelaksanakan Tugas Teknis Lainnya BPKP 40.524.406.000 40.173.577.526 99,13 350.828.474 0,87
Jumlah Bruto 46.205.764.000 45.438.592.970 98,34 767.171.030 1,66
Pengembalian Belanja - (29.362.474) ~ 29.362.474 ~
Jumlah Netto 46.205.764.000 45.409.230.496 98,28 796.533.504 1,72
Penyerapan tidak mencapai 100% disebabkan adanya penghematan dalam
realisasi belanja barang. Pengembalian belanja sebesar Rp29.362.474,00 terdiri
dari:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 70
Tabel 3.13
Rincian Pengembalian Belanja per Program
(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN)
URAIANJENIS BELANJA
Pegawai(Rp)
Barang(Rp)
Modal(Rp)
Jumlah(Rp)
Program Pengawasan Intern dan Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah- 500.000 - 500.000
Program Dukungan Manajemen dan
pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 28.862.474 - - 28.862.474
Jumlah Bruto 28.862.474 500.000 - 29.362.474
Sedangkan dana dari pihak ketiga (BUMN/D, Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten)
untuk membiayai kegiatan berupa audit dan asistensi sebesar Rp2.608.038.686,00
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.14
Realisasi Kegiatan yang Bersumber Dana dari Kemitraan
KegiatanJumlah
(Rp)
Bidang IPP
- Perekonomian 765.948.786
- Polsoskam 830.806.900
Bidang APD
- Bimtek/Asistensi/SosialisasiKeuangan Daerah 1.011.283.000
Jumlah 2.608.038.686
Bila ditinjau dari pencapaian masing-masing sasaran dikaitkan dengan anggaran
yang tersedia dalam DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dan
realisasi keuangannya adalah sebagai berikut:
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 71
Tabel 3.15
Anggaran dan Realisasi per Sasaran Strategis
No Sasaran Strategis & Indikator Kinerja
Anggaran
Target(Rp000)
Realiasasi(Rp000)
I.Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional danPengelolaan Keuangan Negara/Korporasi
4.673.798 4.491.840
II. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi 740.753 711.469
III. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern PemerintahDaerah
266.807 61.206
IV. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalamPengawasan BPKP
40.524.406 40.144.715
Jumlah 46.205.764 45.409.230
Laporan Kinerja 2016 72
aporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun
2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam bentuk
Perjanjian Kinerja (PK) dalam rangka mendukung pencapaian
sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Apabila dibandingkan dengan target outcome sampai dengan Tahun 2016
sebagaimana tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat 2015-
2019 maupun Perjanjian Kinerja Tahun 2016, jumlah indikator outcome Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Barat yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian
outcome Unit Kerja Eselon I dan BPKP Pusat sebanyak 16 (enam belas) indikator
kinerja utama. Dimana seluruh indikator tersebut telah mencapai target yang telah
ditetapkan atau 100%.
Apabila dibandingkan dengan target output Tahun 2016 yang memberikan
ontribusi terhadap pencapaian target oucome tahun 2016, dari 8 (delapan) indikator
output yang ada, seluruh indikator tersebut mencapai target atau 100% dari total
indikator. Pencapaian target output tersebut telah sesuai dengan kebijakan
penetapan target yang ditetapkan BPKP Pusat.
Dalam rangka membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) yang lebih baik, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah
mengidentifikasi permasalahan dan upaya perbaikan yang akan dilaksanakan.
Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi antara lain:
1. Keselarasan antar dokumen perencanaan yaitu Renstra, PK dan PKP2T belum
sepenuhnya terbangun. Masih dijumpai perbedaan target antara PK dengan
PKP2T maupun Renstra, sehingga target dalam PK tidak tercapai sementara di
sisi lain adanya kinerja sesuai PKP2T yang tidak dapat dilaporkan karena tidak
sesuai dengan Tapkin.
2. Masih terdapat kelemahan dalam penjabaran definisi dan rumusan indikator
kinerja outcome serta cara mengukur outcome secara baku sehingga
BAB IV
PENUTUP
BPKP Jabar
Laporan Kinerja 2016 73
pengumpulan data kinerja pendukung capaian kinerja tidak dapat dilaksanakan
sejak awal tahun pelaksanaan kegiatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, perlu dilaksanakan hal-hal
sebagai berikut:
1. Perbaikan sistem perencanaan dengan menjaga keselarasan antar dokumen
perencanaan dengan komitmen semua pihak penanggungjawab kegiatan.
2. Perbaikan dan penyempurnaan definisi dan rumusan indikator kinerja outcome
serta cara mengukur indikator hasil (outcome) yang disepakati oleh semua pihak
yang terlibat pada awal tahun agar terdapat kesamaan pandang terhadap
capaian outcome tersebut pada saat penyusunan Laporan Kinerja akhir tahun
beserta pengumpulan data kinerjanya.
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dalam Tahun 2016
yang dituangkan dalam laporan ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap kinerja BPKP Pusat serta memberikan umpan balik bagi kepentingan
kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat pada tahun berikutnya.