1 lakip 2016 daftar isi dll (final 23-2-2017)bpkp.go.id/public/upload/unit/jabar/files/lakip jabar...

83

Upload: dangthuan

Post on 11-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Kinerja 2016 i

alam rangka melaksanakan tata pemerintahan yang baik (good

governance) adalah tersusunnya laporan akuntabilitas

pelaksanaan kegiatan tahun berjalan untuk mewujudkan

komitmen organisasi penyelenggara negara dalam

mempertanggung-jawabkan pengelolaan dan pengendalian

sumber daya sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) maka

disusun Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.

Tujuan disusunnya laporan kinerja adalah:

1. Media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

2. Sarana untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja; dan

3. Informasi bagi kepentingan pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Penyusunan Laporan Kinerja ini mengacu kepada Perjanjian Kinerja Tahun

2016 sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis (Renstra) BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019. Laporan kinerja ini disusun

sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Berkat kebersamaan, kedisiplinan serta kerja keras dari seluruh jajaran dengan

memperhatikan optimalisasi seluruh sumber daya yang ada, program dan kegiatan

dapat dilaksanakan dengan capaian kinerja yang memuaskan. Hal ini menjadi modal

dasar peningkatan pelaksanaan tugas dan fungsi sehingga sumber daya yang

dimiliki dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan berkelanjutan untuk mengatasi

tantangan di masa yang akan datang.

KATA PENGANTAR

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 iii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR GRAFIK v

DAFTAR TABEL vI

IKHTISAR EKSEKUTIF viI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi 1

B. Aspek Strategis Organisasi 4

C. Kegiatan Layanan Produk Organisasi 6

D. Struktur Organisasi 8

E. Sistematika Penyajian 11

BAB II PERENCANAAN KINERJA 12

A. Rencana Strategis 2015-2019 12

1. Pernyataan Visi 12

2. Pernyataan Misi 13

3. Tujuan Strategis 13

4. Sasaran Strategis 14

5. Indikator Kinerja Utama 15

6. Kebijakan 17

7. Program dan Kegiatan 18

B. Perjanjian Kinerja 2016 21

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 24

A. Ringkasan Capaian Kinerja 26

B. Rincian dan Analisis Capaian Kinerja 28

C. Akuntabilitas Keuangan 69

BAB IV PENUTUP 72

LAMPIRAN : 1. Penjabaran Indikator Kinerja Utama

DAFTAR ISI

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 iv

Gambar 1.1 Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat 3

Gambar 1.2 Struktur Organisasi 8

Gambar 1.3 Struktur Organisasi setelah perubahan 11

DAFTAR GAMBAR

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 v

HalamanGrafik 1 Capaian Indikator Kinerja Outcome vii

Grafik 2 Capaian Indikator Kinerja Output viii

DAFTAR GRAFIK

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 vi

Halaman.Tebel 2.1 Misi dan Tujuan 14

Tabel 2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis 15

Tabel 2.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP

Jawa Barat 16

Tebel 2.4 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program 20

Tabel 2.5 Sasaran dan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan

serta Target Tahun 2016 21

Tabel 2.6 DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 23

Tebel 3.1 Ringkasan Capaian Kinerja 26

Tabel 3.2 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 Perbaikan

Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan

Keuangan Negara 29

Tabel 3.3 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 1 41

Tabel 3.4 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Meningkatnya

Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi 44

Tabel 3.5 Level Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Tahun 2016 47

Tabel 3.6 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 2 56

Tabel 3.7 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Meningkatnya

Kapabilitas Pengawasan Interm Pemda 58

Tabel 3.8 Level Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota Tahun 2016 60

Tabel 3.9 Capaian Kinerja Kegiatan (Output) Sasaran Strategis 3 64

Tabel 3.10 Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Meningkatnya

Kualitas Pelayaan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP 66

Tabel 3.11 Capaian Kinerja Kegiatan 67

Tabel 3.12 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2016

(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 69

Tabel 3.13 Rincian Pengembalian Belanja per Program

(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 70

Tabel 3.14 Realisasi Kegiatan yang Bersumber Dana dari Kemitraan 70

Tabel 3.15 Anggaran dan Realisasi per Sasaran Strategis

(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN) 71

DAFTAR TABEL

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 vii

aporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

merupakan dokumen untuk mempertanggung-jawabkan

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan

selama Tahun 2016 dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan secara sistematis dan melembaga.

Pertanggungjawaban kinerja tersebut dilakukan dengan membandingkan

capaian kinerja Tahun 2016 dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 yang

disusun pada awal tahun sebagai bagian dari penjabaran Rencana Strategis

(Renstra) periode Tahun 2015-2019.

Pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dilakukan terhadap

indikator kinerja (outcome) yang ditetapkan dalam dokumen PK Tahun 2016

berdasarkan 4 (empat) sasaran strategis. Dari 16 (enam belas) indikator yang

diukur, seluruhnya (100%) telah mencapai target dengan rincian 10 indikator

(62,50%) melebihi target dan 6 indikator (37,50%) sesuai target. Dengan demikian,

secara umum capaian kinerja Tahun 2016 dapat tercapai.

Grafik.1Capaian Indikator Kinerja Outcome

62.50%

37.50%

Indikator Kinerja Outcome

Di Atas Target

Sesuai Target

IKHTISAR EKSEKUTIF

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 viii

Sedangkan capaian indikator kinerja output secara umum tercapai mengingat

dari 8 (delapan) indikator output yang ada, seluruh indikator tersebut mencapai

target atau 100% dari total indikator. Pencapaian target output tersebut telah sesuai

dengan kebijakan penetapan target yang ditetapkan BPKP Pusat .

Grafik.2Capaian Indikator Kinerja Output

Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan proses berakuntabilitas adalah:

1. Keselarasan antar dokumen perencanaan yaitu Renstra, PK dan PKP2T belum

sepenuhnya terbangun. Masih dijumpai perbedaan target antara PK dengan

PKP2T maupun Renstra, sehingga target dalam PK tidak tercapai sementara di

sisi lain adanya kinerja sesuai PKP2T yang tidak dapat dilaporkan karena tidak

sesuai dengan PK.

2. Kelemahan dalam penyajian capaian kinerja saat ini dan/atau sampai dengan

saat ini dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra. Kondisi ini

disebabkan masih adanya kelemahan dalam perumusan Indikator Kinerja

Utama khususnya yang terkait dengan tipe/jenis penghitungan IKU yang terbagi

atas tipe penghitungan yang kumulatif dan non-kumulatif sebagaimana yang

dimaksud Permen PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

Penyusunan IKU dan Permen PAN dan RB Nomor 47 Tahun 2011 sebagai

referensi.

0.00%

100.00%

0.00%

Indikator Kinerja Output

Di Atas Target

Sesuai Target

Di Bawah Target

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 ix

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, perlu dilaksanakan hal-hal

sebagai berikut:

1. Perbaikan sistem perencanaan dengan menjaga keselarasan antar dokumen

perencanaan dengan komitmen semua pihak penanggung jawab kegiatan.

2. Perbaikan definisi dan rumusan indikator kinerja outcome, sistem pengumpulan

data kinerjanya serta cara mengukur indikator hasil (outcome) yang disepakati

oleh semua pihak yang terlibat pada awal tahun agar terdapat kesamaan

pandang terhadap capaian outcome tersebut pada saat penyusunan Laporan

Kinerja akhir tahun.

Laporan Kinerja 2016 1

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi

rganisasi BPKP ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP). BPKP merupakan aparat

pengawasan intern pemerintah yang dipimpin oleh seorang

Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Presiden. BPKP mempunyai tugas dan fungsi yang terkait dengan

penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan

negara/daerah dan pembangunan nasional.

Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPKP di Daerah maka

dibentuk Kantor Perwakilan BPKP di setiap Provinsi. Atas dasar pertimbangan

tersebut Kepala BPKP menetapkan organisasi dan tata kerja Perwakilan BPKP

sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Mengacu pada regulasi di atas, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

serta Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Jawa Barat sebagai berikut:

1. Kedudukan

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat merupakan instansi vertikal BPKP di

Provinsi Jawa Barat yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala

BPKP.

2. Tugas Pokok

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas:

a. melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b. melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;

BAB I

PENDAHULUAN

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 2

c. melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan

atau atas permintaan Kepala Daerah;

d. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan

e. melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang

pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan rencana dan program;

b. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;

c. pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas

permintaan daerah;

d. pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat

strategis dan/atau lintas kemcnterian/lembaga/wilayah;

e. pengawasan terhadap kegiatan keber.daharaan umum negara di

wilayah kerjanya;

f. pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah;

g. pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;

h. pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah,

BUMN/BUMD, dan kinerja instansi Pemerintah

Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;

i. pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain

yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan

usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta

kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan

luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

j. evaluasi terhadap pelaksanaan good curporate governance dari laporan

akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan iain

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 3

yang d: dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha

milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-perundangan;

k. audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan

keuangan negara, badan usaha milik negara,

dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran

pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka

penghitungan kerugian keuangan negara serta pemberian

keterangan ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah

iainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan;

l. pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta

pengendalian mutu pengawasan; dan

m. pelaksanaan administrasi Perwakilan RPKP.

Gambar 1.1Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 4

B. Aspek Strategis Organisasi

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi

(tupoksi), Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat tidak lepas dari pengaruh

lingkungan strategis.

Lingkungan strategis yang berpengaruh adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian Intern pada Instansi Pemerintah

Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien,

transparan dan akuntabel, Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Walikota/

Bupati wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan. Atas dasar tersebut diperlukan sistem pengendalian intern

yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Hal ini bertujuan untuk

memberikan keyakinan memadai (reasonable assurance) bagi tercapainya

efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan

negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem ini

diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah.

Mandat baru yang diemban BPKP adalah sebagai Auditor Presiden

yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi

pemerintah.

BPKP sebagai Auditor Presiden mengemban mandat untuk melakukan

pengawasan pengawasan terhadap akuntabilitas keuangan negara dan

sebagai pembina SPIP untuk menjamin berlangsungnya penerapan SPIP di

seluruh instansi pemerintah khususnya di Provinsi Jawa Barat.

2. Tuntutan Terselenggaranya Kepemerintahan yang Baik (Good

Governance)

Perkembangan paradigma kepemerintahan menuju ke arah ”Good

Governance” dan penciptaan administrasi yang berdaya guna, berhasil guna,

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 5

dan berkeadilan telah membuka kesadaran bagi setiap orang, terutama

aparat pemerintah, untuk senantiasa tanggap akan tuntutan lingkungannya

dengan berupaya memberikan pelayanan yang terbaik secara transparan dan

berakuntabilitas. Terhadap tuntutan ini, BPKP telah berusaha keras

memenuhinya dengan memberikan bukti antara lain dengan ditetapkannya

salah satu tupoksi berupa evaluasi terhadap pelaksanaan ”good corporate

governance” dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat

dan Daerah.

3. Tuntutan Masyarakat untuk Terbentuknya Aparatur yang Bersih dan

Bebas dari Praktek-Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

Perkembangan yang terjadi di masyarakat pada saat ini adalah makin

tumbuhnya kesadaran bahwa praktek-praktek KKN harus diberantas.

Tuntutan masyarakat tersebut mempengaruhi tugas dan fungsi Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Barat sebagai lembaga pengawasan dalam memerangi

KKN dengan cara preventif, edukatif dan represif.

Hal ini ditandai dengan adanya salah satu tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yaitu melakukan investigasi terhadap

indikasi penyimpangan yang merugikan negara, BUMN, dan badan lain yang

di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, audit terhadap hambatan

kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit pada instansi

penyidik serta instansi pemerintah lainnya. Juga dilakukan sosialisasi anti

korupsi sebagai langkah edukatif mencegah korupsi.

4. Tuntutan Stakeholders akan Audit Independen

Kepercayaan stakeholders akan audit independen dari BPKP semakin

hari semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.

Hal ini mengharuskan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat untuk menjaga

kepercayaan tersebut dengan meningkatkan kualitas hasil audit. Hal tersebut

terus diupayakan secara berkesinambungan dengan meningkatkan kualitas

SDM dan sarana prasarana pendukungnya.

Diantara kebutuhan stakeholders tersebut yaitu kebutuhan Menteri

Keuangan dan pemberi pinjaman luar negeri akan audit independen yang

obyektif yang kemudian ditindaklanjuti dengan permintaan audit umum/

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 6

operasional kepada BPKP Pusat untuk mengaudit kegiatan Instansi

Pemerintah Pusat/Daerah yang menggunakan dana APBN dan/atau

pinjaman luar negeri, telah disikapi oleh Perwakilan dengan pelaksanaan

penugasan audit berdasarkan permintaan tersebut di atas.

C. Kegiatan Layanan Produk Organisasi

Sesuai dengan dokumen Rencana Strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Barat melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai berikut:

1. Pre-emptif

Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur

yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik,

dan pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya

penyakit birokrasi yang bersifat laten.

2. Preventif

Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk

memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan

peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen

risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-

unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang

berlangsungnya moral hazard di birokrasi.

3. Represif

Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi

perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak

diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya

adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan

perbuatan melawan hukum.

Untuk menjaga konsistensi nomenklatur perencanaan dan penganggaran,

kegiatan pengawasan BPKP disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya

mencerminkan tugas dan fungsi eselon II/satker yang berisi komponen kegiatan

untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan dari

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 7

masing-masing eselon II teknis akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator

kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen

kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat

(tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pemantauan maupun komponen

yang mendukung langsung kegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman,

pemantauan pelaksanaan pengawasan, tabulasi dan lain-lain. Selain itu, terdapat

pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan

profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan

prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis

pengawasan.

Sesuai dengan kebijakan pengawasan BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Barat melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen

pemerintahan. Beberapa kegiatan unggulan yang dilaksanakan Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat antara lain mencakup:

1. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008;

2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA);

3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance

Enhancement Program);

5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor

Publik;

7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;

8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO;

9. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan;

10.Pemeriksaan Investigatif;

11.Perhitungan Kerugian keuangan negara;

12.Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan;

13.Program Anti Korupsi (PAK);

14.Fraud Control Plan (FCP);

15.Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur;

16.Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor;

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 8

Gambar 1.2Struktur Organisasi

D. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu Perwakilan yang

berada di wilayah Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formal dibentuk

berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan termasuk

dalam katagori Perwakilan BPKP Tipe A.

Bagan struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dapat

disajikan pada gambar sebagai berikut:

Penjelasan:

a. Bagian Tata Usaha

Bagian ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program

pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam,

perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan dan pelaporan hasil

pengawasan.

Bagian Tata Usaha terdiri dari 4 (empat) Sub Bagian yaitu:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 9

1) Sub Bagian Program dan Pelaporan

Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan

penyusunan rencana dan program serta penyusunan laporan berkala hasil

pengawasan.

2) Sub Bagian Kepegawaian

Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian dan pengembangan pegawai.

3) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.

4) Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan persuratan,

perlengkapan, urusan dalam dan rumah tangga serta pengelolaan

perpustakaan.

b. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program,

pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan

luar negeri yang diterima pemerintah pusat, serta pengawasan

penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil

pengawasan.

c. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program,

pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah

serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas dan evaluasi

hasil pengawasan.

d. Bidang Akuntan Negara

Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program,

dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good Corporate

Governance dan laporan akuntabilitas kinerja Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) maupun Badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

Pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atas permintaan Daerah,

serta evaluasi hasil pengawasan.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 10

e. Bidang Investigasi

Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program,

pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan

negara, BUMN/D dan badan-badan lain yang didalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran

pembangunan, pemeriksaan klaim dan eskalasi dan pemberian bantuan

pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya maupun

kegiatan pengawasan yang bersifat pre-emptif dan preventif dalam rangka

mewujudkan apartur yang bersih dan bebas dari praktek-praktek Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme (KKN).

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok ini mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan

fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tanggal 17

November 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan

Provinsi Sulawesi Selatan, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mengalami

perubahan struktur organisasi yang disesuaikan dengan Peraturan Kepala BPKP

Bomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Perka BPKP Nomor 16 tahun

2014 tentang Koordinator Pengawasan di Lingkungan BPKP. Dengan

diberlakukannya regulasi tersebut maka kedudukan masing-masing Bidang

Pengawasan yang semula dipimpin oleh seorang Kepala Bidang diubah menjadi

dibawah kendali Koordinator Pengawasan (Korwas) dan setiap Bidang

Pengawasan memiliki 2 (dua) Korwas. Adapun Sub Bagian Program dan

Pelaporan yang semula berada di bawah rumpun Bagian Tata Usaha berubah

menjadi Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (P3A) yang dipimpin oleh seorang Korwas, sehingga bagan

struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang baru menjadi:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 11

Gambar 1.3Struktur Organisasi yg baru

E. Sistematika Penyajian

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan tentang Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi,

Aspek Strategis Organisasi, Struktur Organisasi dan Sistematika

Penyajian

BAB II Perencanaan Kinerja

Menjelaskan tentang Rencana Strategis Tahun 2015-2019 dan

Perjanjian Kerja Tahun 2016

BAB III Akuntabilitas Kinerja

Menjelaskan Capaian Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja

BAB IV Penutup

Laporan Kinerja 2016 12

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untukMeningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

dan Pembangunan Nasional”

A. Rencana Strategis 2015 - 2019

encana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan

yang memuat visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan serta

program dan kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok

dan fungsi (tupoksi) organisasi.

Visi, Misi dan Tujuan yang telah ditetapkan dalam

Rencana Strategis BPKP Tahun 2015-2019 sebagaimana yang ditetapkan

dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015, menjadi acuan bagi

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan tupoksinya dalam

bentuk Renstra Perwakilan. Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

Tahun 2015-2019 ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perwakilan Nomor

KEP-189/PW/10/1/2015 tanggal 27 April 2015 sebagaimana telah diubah

dengan Keputusan Kepala Perwakilan Nomor KEP-170/PW/10/1/2016 tanggal

27 Juni 2016. Penjabaran Renstra Perwakilan diuraikan sebagai berikut:

1. Pernyataan Visi

Gambaran masa depan yang diharapkan dan menjadi komitmen bagi

segenap anggota organisasi serta memberikan motivasi dalam pelaksanakan

kegiatan. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya sebagai instansi

vertikal BPKP di Daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat tidak

menyusun Visi dan Misi sendiri, tetapi menjalankan Visi dan Misi yang

ditetapkan BPKP. Berdasarkan hal tersebut di atas, Visi Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 13

1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan dan

pembangunan nasional guna mendukung tata

kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih

dan efektif

2. Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah yang efektif

3. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten

4. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan

Keputusan yang Andal

2. Pernyataan Misi

Misi BPKP merupakan implementasi dari visi yang memuat pernyataan

tentang tujuan organisasi dalam bentuk produk dan pelayanan, nilai-nilai yang

dianut serta cita-cita di masa mendatang.

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melaksanakan misi dari BPKP yaitu:

3. Tujuan Strategis

Tujuan strategis merupakan penjabaran dari pernyataan misi yang akan

dicapai dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Dengan mengacu sepenuhnya pada tujuan yang telah ditetapkan oleh

BPKP Pusat, 3 (tiga) tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang telah

disepakati terkait dengan misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 14

Tabel 2.1

Misi dan Tujuan

MISI TUJUAN

1. Menyelenggarakan pengawasan

intern terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan dan

pembangunan nasional guna

mendukung tata kelola

pemerintahan dan korporasi yang

bersih dan efektif

1.1 Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional yang

Bersih dan Efektif.

2. Membina penyelenggaraan

Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah yang efektif.

2.1 Peningkatan Efektivitas

Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah.

3. Mengembangkan kapabilitas

pengawasan intern pemerintah

yang profesional dan kompeten.

3.1 Peningkatan Kapabilitas

Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten.

4. Menyelenggarakan Sistem

Dukungan Pengambilan

Keputusan yang Andal.

4.1 Terselenggaranya Sistem

Dukungan Pengambilan Keputusan

yang Andal.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang

dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun

waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis

merupakan kondisi yang diharapkan dapat diciptakan dalam kurun waktu

tertentu yang lebih pendek dari tujuan.

Dengan memperhatikan sasaran strategis yang telah ditetapkan BPKP Pusat

dalam sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 2

Tahun 2015 tanggal 2 April 2015 tentang Rencana Strategis BPKP Tahun

2015-2019, Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun 2016 tanggal 21 April

2016 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan BPKP Tahun 2015-2019

serta batasan kewenangan yang dapat dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 15

di daerah, 4 (empat) sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

untuk tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2Tujuan dan Sasaran Strategis

TUJUAN SASARAN STRATEGIS

1.1 Peningkatan Kualitas

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan dan

Pembangunan

Nasional yang Bersih

1.1.1 Perbaikan Pengelolaan Program PrioritasNasional dan Pengelolaan KeuanganNegara

2.1 Peningkatan EfektivitasPenyelenggaraan SistemPengendalian InternPemerintah.

2.1.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan

SPIP Pemda / Korporasi

3.1 Peningkatan KapabilitasPengawasan InternPemerintah yangProfesional danKompeten.

3.1.1 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan

Intern Pemerintah Daerah

4.1 Terselenggaranya SistemDukungan PengambilanKeputusan yang Andal.

4.1.1 Meningkatnya Kualitas PelayananDukungan Teknis dalam PengawasanBPKP

4. Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun

2016 tanggal 21 April 2016 tentang Indiaktor Kinerja Utama di Lingkungan

BPKP Tahun 2015-2019 pada bagian mengenai IKU Perwakilan.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 16

Tabel 2.3Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama

Perwakilan BPKP

NO SASARANSTRATEGIS

INDIKATOR KINERJAUTAMA

SUMBER DATA

1. PerbaikanPengelolaan ProgramPrioritas Nasional danPengelolaanKeuangan Negara

1. Perbaikan Tata Kelola,Manajemen Risiko, danPengendalian InternPengelolaan KeuanganNegara

Tindak lanjut rekomendasiperbaikan tata kelola,manajemen risiko, danpengendalian internpengelolaan keuangan negara

2. Persentase Tindak LanjutRekomendasi Perbaikan TataKelola, Manajemen Risiko, danPengendalian InternPengelolaan Korporasi

Tindak Lanjut Rekomendasi

3. Penyerahan HasilPengawasan Keinvestigasiankepada Aparat PenegakHukum/K/ L/P/K

Tindak Lanjut RekomendasiHasil Pengawasan BidangKeinvestigasian

2. MeningkatnyaKualitas PenerapanSPIP Pemda /Korporasi

1. Maturitas SPIP PemerintahProvinsi (Level 3)

Hasil evaluasi maturitas SPIP

2. Maturilas SPIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 3)

Hasil rating Kemenneg BUMN

3. Persentase BUMN/AnakPerusahaan dengan SkorGCG Baik

Hasil rating oleh KemennegBUMN

4. Persentase BUMN/AnakPerusahaan yang KinerjanyaBerpredikat Minimal A (Baik)

Hasil evaluasi BPKP

5. Persentase BUMD yangKinerjanya MinimalBerpredikat Baik dari BUMDyang Dibina

Hasil evaluasi BPKP

6. Persentase BLUD yangKinerjanya Minimal Baik dariBLUD yang Dibina

Hasil evaluasi BPKP

3. MeningkatnyaKapabilitasPengawasan InternPemerintah Daerah

1. Kapabilitas APIP PemerintahProvinsi (Level 3)

Hasil evaluasi kapabilitas APIP

2. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 3)

Hasil evaluasi kapabilitas APIP

3. Kapabilitas APIP PemerintahProvinsi (Level 2)

Hasil evaluasi kapabilitas APIP

4. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 2)

Hasil evaluasi kapabilitas APIP

5. Kapabilitas APIP PemerintahProvinsi (Level 1)

Hasil evaluasi kapabilitas APIP

6. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 1)

Hasil evaluasi kapabilitas APIP

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 17

Dengan memperhatikan Permenpan Nomor 9 Tahun 2007 tentang

Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi

Pemerintah dan Permenpan Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

Penyusunan Indikator Kinerja Utama dan beberapa referensi terkait maupun

berdasarkan pada best practice, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

menyusun penjabaran lebih lanjut atas IKU tersebut untuk dapat

dipergunakan dalam penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP), termasuk untuk kepentingan dalam penyusunan

Renstra dan Laporan Kinerja.

Beberapa penyesuaian dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

dalam menyusun penjabaran IKU dimaksud dengan memperhatikan batasan

kewenangan yang dimiliki namun tetap menjaga keselarasan dengan Renstra

BPKP Tahun 2015-2019.

Terkait hal tersebut, penjabaran lebih lanjut IKU Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat yang dipergunakan dalam penerapan SAKIP

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran I.

5. Kebijakan

Dalam rangka pencapaian visi dan misi, BPKP menyusun strategi yang

menyeimbangkan pemenuhan kepentingan pihak luar dan pembenahan ke

dalam dengan mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) yang

dimodifikasi sesuai dengan karakteristik organisasi publik. Dengan

menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard), maka

tujuan-tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders dan

perspektif manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan

tujuan-tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam.

Peta strategi tersebut merupakan penjabaran hal-hal yang sifatnya

strategis dan menjadi roadmap bagi organisasi dalam mencapai visi, misi dan

tujuannya melalui penggunaan 4 (empat) perspektif berikut:

Manfaat bagi Stakeholder,

Manfaat bagi Auditan/Pengguna Jasa,

Proses Internal, dan

Pertumbuhan dan Pembelajaran.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 18

Dengan menggunakan keempat perspektif tersebut, BPKP menetapkan

arah kebijakan dan strategi tahun 2015-2019 dalam wujud program dan

kegiatan. Arah kebijakan dan strategi tersebut ditetapkan untuk menjawab

tantangan dan permasalahan yang dihadapi BPKP dalam lima tahun

mendatang.

6. Program dan Kegiatan

Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan

visi dan misi BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP

dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator

kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan

fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melaksanakan program yang

telah ditetapkan dalam Renstra BPKP 2015-2019, dimana program tersebut

mengacu pada kebijakan restrukturisasi program yang tercantum dalam

Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019. Pada

dasarnya terdapat 2 (dua) jenis program yang dilaksanakan yaitu program

teknis dan program generik.

Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan

pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal);

sedangkan program generik merupakan program-program yang bersifat

pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau

administrasi pemerintahan.

Berdasarkan Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP

(Pusat), dalam praktiknya program dan indikasi kegiatan yang dilaksanakan

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat mencakup beberapa kegiatan

sebagai berikut:

a. Program Teknis

Program teknis BPKP berupa program pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan

penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (Program 06),

yang mencakup beberapa kegiatan antara lain:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 19

1) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP Kementerian/Lembaga/Instansi Pemerintah

Daerah

2) Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPI Korporasi

(Badan Usaha Milik Negara/Daerah)

3) Pengendalian/ Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP Terkait Investigasi dan Hambatan Kelancaran

Pembangunan;

4) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur;

5) Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor; dan

6) Penyelenggaraan, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi

Pengawasan;

b. Program Generik

Program generik berupa Program dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya (Program 01) yang mencakup beberapa kegiatan

antara lain:

1) Penyusunan Perencanaan, Koordinasi, Pemantauan dan Evaluasi;

2) Pengelolaan dan Pengembangan SDM dan Organisasi Tata Laksana;

3) Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan;

4) Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP,

5) Fasilitasi Dukungan Manajemen BPKP; dan

6) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis BPKP.

Dalam menetapkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan

untuk mencapai sasaran strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

mengikuti kebijakan pengawasan yang ditetapkan BPKP dan akan

dituangkan dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja

(PK) serta Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T).

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 20

Tabel 2.4Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program

No Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Program

Program 06 : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas KeuanganNegara dan Pembangunan Nasional Serta PembinaanPenyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan PengelolaanKeuangan Negara/Korporasi

1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern PengelolaanProgram Nasional

2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, danPengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

3. Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/L/P/K

2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi

1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

2. Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

3. Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik

4. Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik)

5. Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina

6. Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina

3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 3)

3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 2)

5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

Program 01 : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya BPKP

4. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam PengawasanBPKP

1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan (skala likert 1-10)

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 21

B. Perjanjian Kinerja 2016

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi serta tujuan yang

ditetapkan, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah menyusun dan

menetapkan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 yang merupakan rencana

tahunan mengenai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan berikut

penetapan sasaran dan indikator kinerja Program dan Kegiatan serta target-

target yang ingin dicapai pada Tahun 2016.

Dengan memperhatikan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Renstra

Perwakilan Tahun 2015-2019, penetapan IKU Perwakilan, Laporan Kinerja

Perwakilan tahun sebelumnya dan dokumen perencanaan terkait lainnya,

penyajian Bab III Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

Tahun 2016 mencakup 16 indikator kinerja Program dan 8 indikator kinerja

Kegiatan untuk mencapai 4 sasaran Program. Keterkaitan antara jumlah

indikator kinerja Program (outcome) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang

memberikan kontribusi terhadap pencapaian outcome Unit Kerja Eselon I dan

BPKP Pusat dengan capaian kinerja kegiatan (output) Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5Sasaran dan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan serta Target

Tahun 2016

SASARANPROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET

satuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

A. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program1. Perbaikan Pengelolaan Program

Prioritas Nasional danPengelolaan KeuanganNegara/Korporasi

1. Perbaikan Tata Kelola, ManajemenRisiko, dan Pengendalian InternPengelolaan Program Nasional

% 45

2. Persentase Tindak Lanjut RekomendasiPerbaikan Tata Kelola, ManajemenRisiko, dan Pengendalian InternPengelolaan Korporasi

% 100

3. Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada AparatPenegak Hukum/K/ L/P/K

% 60

2. Meningkatnya KualitasPenerapan SPIP Pemda /Korporasi

4. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi(Level 3)

% 0

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 22

SASARANPROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET

satuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

5. Maturilas SPIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 3)

% 0

6. Persentase BUMN/Anak Perusahaandengan Skor GCG Baik

% 50

7. Persentase BUMN/Anak Perusahaanyang Kinerjanya Berpredikat Minimal A(Baik)

% 50

8. Persentase BUMD yang KinerjanyaMinimal Berpredikat Baik dari BUMDyang Dibina

% 50

9. Persentase BLUD yang KinerjanyaMinimal Baik dari BLUD yang Dibina

% 0

3. Meningkatnya KapabilitasPengawasan Intern PemerintahDaerah

10.

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 3)

% 0

11.

Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 3)

% 3,7

12.

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 2)

% 100

13.

Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 2)

% 51,86

14.

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 1)

% 0

15.

Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 1)

% 44,44

Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan1. Tersedianya informasi hasil

pengawasan pada PerwakilanBPKP

1. Rekomendasi Pengawasan PerwakilanBPKP

rekomendasi

205

2. Rekomendasi Pengawasan PerwakilanBPKP Nawacita

rekomendasi

42

3. Rekomendasi Pengawasan RegionalBidang Otonomi Daerah Nawacita

rekomendasi

4

4. Rekomendasi PerbaikanPenyelenggaraan SPIP

rekomendasi

46

5. Rekomendasi Pembinaan KapabilitasPengawasan Intern Pemda

rekomendasi

6

B. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program1. Meningkatnya kualitas

pelayanan dukungan teknisdalam pengawasan BPKP

1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan(skala likert 1-10)

skala 7

Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan1. Tersedianya dukungan

manajemen dan pelaksanaantugas teknis lainnya dalam

1. Jumlah Layanan Dukungan ManajemenPerwakilan BPKP

laporan 80

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 23

SASARANPROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET

satuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

mencapai kepuasan layanan2. Termanfaatkannya Aset secara

optimal2.1

Terlaksananya rehabilitasi berat rumahnegara Perwakilan BPKP

M2 100

2.2

Terlaksananya rehabilitasi KantorPerwakilan BPKP

M2 725

Anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut berasal dari

dana yang dituangkan dalam DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

Tahun 2016 yaitu:

Tabel 2.7

DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

No ProgramPagu Anggaran

(Rp)

1 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara danPembinaan Penyelenggaraan SPIP 5.681.358.000

2 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknislainnya BPKP 40.524.406.000

Jumlah 46.205.764.000

Laporan Kinerja 2016 24

kuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun

kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi dalam mencapai

sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem

pertanggungjawaban secara periodik.

Dalam kerangka pengukuran kinerja terdapat tahapan penetapan,

pengumpulan data kinerja dan cara pengukuran kinerja.

Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja dari masing-masing indikator

kinerja sasaran dengan cara membandingkan realisasi kinerja yang telah dicapai

dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Hal ini

sejalan dengan petunjuk teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Penghitungan prosentase pencapaian rencana tingkat capaian tersebut perlu

memperhatikan karakteristik komponen realisasi. Dalam kondisi:

(1} semata tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka

digunakan rumus:

Persentasecapaian kinerja

Realisasi= X 100%

Rencana

(2) semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka

digunakan rumus:

Persentasecapaian kinerja

Rencana – (Realisasi – Rencana)= X 100%

Rencana

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 25

Pengukuran kinerja ini merupakan langkah penting yang harus dilakukan untuk

dapat mengetahui sejauh mana rencana dalam Renstra berhasil dicapai. Faktor-faktor

mana yang berkontribusi dalam menghambat capaian kinerja, sekaligus dapat

ditemukan akar permasalahan tidak tercapainya suatu rencana. Lingkup pengukuran

kinerja meliputi pengukuran kinerja sasaran strategis, kinerja program dan kinerja

kegiatan. Pengukuran ketiga kinerja tersebut disamping harus saling terkait juga harus

menunjukkan alur logikanya sehingga pencapaian sasaran kegiatan adalah untuk

mencapai sasaran program, sedangkan pencapaian sasaran program adalah dalam

rangka mencapai sasaran strategis.

Untuk dapat mengukur sasaran strategis, sasaran program dan sasaran

kegiatan, ditentukan indikator pencapaian dan target capaian atau yang dikenal

dengan target kinerja. Spesifiknya, target Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

merupakan hasil dan satuan hasil yang direncanakan akan dicapai dari setiap indikator

kinerjanya. Target-target kinerja ditentukan di awal tahun perencanaan. Pengukuran

kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasinya. Agar

memudahkan dalam pengukuran kinerja baik pada level sasaran strategis, program,

maupun kegiatan maka satuan hasil indikator yang dibangun telah memenuhi kaidah-

kaidah Spesific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time bound atau disingkat

SMART. Tatacara pengukuran target kinerja untuk ketiga kinerja di atas dituangkan

dalam Profil Pengukuran Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat. Sebagaimana

dapat dilihat pada Lampiran I. Berdasarkan kerangka logis sistem akuntabilitas, target

dan capaian pada level sasaran strategis merupakan tanggung jawab dari kinerja

BPKP secara nasional, sedangkan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang

merupakan kepanjangan tangan dari BPKP yang ada di Daerah bertanggung jawab

terhadap target dan capaian pada level kinerja program dan level kinerja kegiatan.

Dengan demikian bagi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, capaian kinerja level

program sama dengan capaian pada level sasaran strategis sebagaimana kebijakan

yang ditetapkan oleh BPKP.

Pengukuran dalam Laporan Kinerja ini mengacu pada dokumen Perjanjian

Kinerja yang telah ditetapkan dan disetujui Kepala BPKP untuk capaian kinerja tingkat

Program maupun Kegiatan.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 26

A. Ringkasan Capaian Kinerja

Untuk tahun 2016, realisasi capaian inidkator kinerja dari masing-masing

sasaran strategis baik tingkat Program (outcome) maupun Kegiatan (output)

disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Ringkasan Capaian Kinerja

SASARANPROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KINERJAPROGRAM/KEGIATAN

satuan Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program

1. Perbaikan PengelolaanProgram Prioritas Nasional danPengelolaan KeuanganNegara/Korporasi

1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, danPengendalian Intern Pengelolaan ProgramNasional

% 45,00 45,08 100,17

2. Persentase Tindak Lanjut RekomendasiPerbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, danPengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

% 100,00 100,00 100,00

3. Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada Aparat PenegakHukum/K/ L/P/K

% 60,00 92,92 154,87

2. Meningkatnya KualitasPenerapan SPIP Pemda /Korporasi

4. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0,00 0,00 100,00%

5. Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)

% 0,00 0,00 100,00%

6. Persentase BUMN/Anak Perusahaan denganSkor GCG Baik

% 50,00 100,00 200,00

7. Persentase BUMN/Anak Perusahaan yangKinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik)

% 50,00 57,14 114,28

8. Persentase BUMD yang Kinerjanya MinimalBerpredikat Baik dari BUMD yang Dibina

% 50,00 59,1 118,20

9. Persentase BLUD yang Kinerjanya MinimalBaik dari BLUD yang Dibina

% 0,00 85,71 200,00

3. Meningkatnya KapabilitasPengawasan Intern PemerintahDaerah

10. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 0,00 100,00 200,00

11. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota(Level 3)

% 3,70 3,7 100,00

12. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100,00 100,00 100,00

13. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota(Level 2)

% 51,86 70,37 135,69

14. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 0,00 0,00 100,00

15. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1)

% 44,44 29,63 133,33

Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan

1. Tersedianya informasi hasilpengawasan pada PerwakilanBPKP

1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP rekomendasi

203 203 100,00

2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKPNawacita

rekomendasi

41 41 100,00

3. Rekomendasi Pengawasan Regional BidangOtonomi Daerah Nawacita

rekomendasi

4 4 100,00

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 27

Pada Tahun 2016, pengukuran kinerja tingkat program (outcome) dilakukan

terhadap 4 sasaran strategis dengan menggunakan 1 6 Indikator kinerja

(outcome) yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 maupun

Rencana Strategis Tahun 2015-2019 untuk Tahun 2016, dimana seluruh indikator

(100,00%) telah mencapai target dengan rincian:

10 indikator (62,50%) melebihi target,

6 indikator (37,50%) sesuai target,

Sedangkan pengukuran kinerja tingkat Kegiatan (output) dilakukan terhadap 3

sasaran kegiatan dengan menggunakan 8 indikator kinerja Kegiatan (output) yang

ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan/atau Rencana Strategis

Tahun 2015-2019 untuk Tahun Anggaran 2016, dengan hasil dimana seluruh indikator

tersebut mencapai target atau 100% dari total indikator. Pencapaian target output

tersebut telah sesuai dengan kebijakan penetapan target yang ditetapkan BPKP

Pusat.

4. Rekomendasi Perbaikan PenyelenggaraanSPIP

rekomendasi

37 37 100,00

5. Rekomendasi Pembinaan KapabilitasPengawasan Intern Pemda

rekomendasi

6 6 100,00

B. Sasaran Program Indiaktor Kinerja Program

1. Meningkatnya kualitaspelayanan dukungan teknisdalam pengawasan BPKP

1. Persepsi kepuasan layanan kesesmaan (skalalikert 1-10)

skala 7,00 7,86 112,29

Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan

1. Tersedianya dukunganmanajemen dan pelaksanaantugas teknis lainnya dalammencapai kepuasan layanan

1. Jumlah Layanan Dukungan ManajemenPerwakilan BPKP

laporan 80 80 100,00

2. Termanfaatkannya Aset secaraoptimal

2.1 Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negaraPerwakilan BPKP

M2 100 100 100,00

2.2 Terlaksananya rehabilitasi Kantor PerwakilanBPKP

M2 1.105 1.105 100,00

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 28

B. Rincian dan Analisis Capaian Kinerja

Analisis dilakukan dengan penekanan terhadap capaian kinerja Program

dan Kegiatan dari masing- masing sasaran strategis. Analisis lebih mendalam

dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali

faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun

tahun-tahun selanjutnya.

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja outcome

sampai dengan Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam target PK Tahun

2016 maupun Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019.

Selain itu diuraikan juga mengenai capaian kinerja output yang mendukung

terhadap pencapaian kinerja outcome pada tahun 2016.

Uraian pencapaian kinerja masing-masing sasaran strategis beserta

indikator kinerjanya adalah sebagai berikut.

I. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan

Negara

1. Capaian Kinerja Program (outcome)

Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP

melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan dan pembangunan. Fokus pengawasannya diarahkan pada aspek

pengelolaan keuangan antara lain meliputi : pelaporan keuangan, kebijakan fiskal,

kebijakan alokasi atau transfer daerah termasuk mengawal dan mendorong

bagaimana program pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan

efektif dan efisien.

Untuk kesiapan ini, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014

serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP

menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala Lembaga/Pemda/Korporasi melalui jasa

assurance dan consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi

tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut Sedangkan

jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam

peningkatan kinerja Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi (KLPK)

sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut

sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 29

assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan

nasional. BPKP harus berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap

kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen

risiko, dan kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan

pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam

RPJMN 2015 - 2019.

Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 3

(tiga) indikator kinerja outcome.

Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran

strategis “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan

Keuangan Negara” pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realiasasi sampai

dengan tahun 2016 dan target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Barat (tahun 2019) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator kinerja untuk

sasaran “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan

Pengelolaan Keuangan Negara” beserta capaiannya adalah sebagai berikut:

No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasi sd2016

Target AkhirRenstra(2019)

Ket.

Target Realisasi % CK

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen

Risiko, dan Pengendalian InternPengelolaan Program Nasional

% 45,00 45,08 100,17 45,08 70,00

2. Persentase Tindak LanjutRekomendasi Perbaikan Tata Kelola,Manajemen Risiko, danPengendalian Intern PengelolaanKorporasi

% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

3. Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada AparatPenegak Hukum/K/ L/P/K

% 60,00 92,92 154,87 92,92 80,00

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 30

1) Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern

Pengelolaan Program Nasional

Indikator Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian

Intern Pengelolaan Program Nasional dipergunakan untuk menilai perubahan

cara mengelola program/kegiatan, cara mengelola dan menangani risiko serta

pengendalian intern pada program strategis dan pengelolaan keuangan negara

menjadi lebih baik dengan memanfaatkan rekomendasi hasil pengawasan

BPKP.

Indikator ini diukur dari hasil perhitungan rata-rata jumlah perbaikan hasil

tindak lanjut atas pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan

keuangan negara yang dilaksanakan oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan

Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah

rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil pengawasan yang

dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun

berjalan.

Capaian kinerja tersebut dihitung dari kinerja rata-rata yang dicapai

berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan Bidang Pengawasan Instansi

Pemerintah Pusat dan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Untuk tahun 2016, realisasi jumlah perbaikan tindak lanjut sebanyak 119

kejadian atau 45,08% dari 264 kejadian berdasarkan hasil pengawasan yang

dilakukan oleh Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat dan Bidang

Akunatbilitas Pemerintah Daerah selama tahun 2016. Jika dibandingkan dengan

target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 45,00% maka capaian

kinerja indikator ini adalah 100,17% dengan perhitungan:

(45,00% : 45,08%) x 100,00% = 100,17%

.Capaian kinerja di atas diperoleh berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan

oleh Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat yang berasal antara lain:

a. Hasil Pengawasan Peningkatan Efektivitas Layanan Perijinan Investasi melalui

Penanaman Modal;.

b. Hasil Pengawasan Program Ketahanan Pangan.

c. Hasil Pengawasan Program Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan.

d. Hasil Pengawasan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Nasional.

e. Hasil Pengawasan Industri dan Distribusi.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 31

f. Hasil Pengawasan Laporan Keuangan PHLN.

g. Hasil Pengawasan Lembaga Pemerintah Bidang Perekonomian Lainnya.

Audit atas Laporan Keuangan Proyek PHLN dilakukan dengan tujuan

memberikan keyakinan terbatas atas akurasi, keandalan dan keabsahan

informasi Laporan Keuangan Proyek PHLN, serta pengakuan, pengukuran, dan

pelaporan transaksi yang sesuai dengan Standar Auditing yang diterapkan

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang mengacu pada Standar Auditing

International (ISA). Untuk tahun buku 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Barat telah memberikan opini atas 4 (empat) proyek PHLN yaitu Waduk

Jatigede DAM Project, Development of ITB-JICA IP 553, ICWRMIP, dan Jalan

toll Cisumdawu, serta dukungan opini atas 43 (empat puluh tiga) proyek PHLN,

yaitu PNPM Mandiri Perkotaan sebanyak 10 laporan, WISMP II sebanyak 22

laporan, PAMSIMAS/WSLIC-3 sebanyak 8 laporan, DOISP sebanyak 1 laporan,

dan ICWRMIP sebanyak 2 laporan. Hasil audit atas 47 Laporan Keuangan

proyek PHLN tersebut seluruhnya (100%) memperoleh opini WTP. Berdasarkan

hasil audit umum atas laporan keuangan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Barat juga telah menerbitkan rekomendasi guna meningkatkan kualitas

proses penyusunan laporan keuangan (LK) kepada masing-masing Kepala

Satuan Kerja.

Adapun kontribusi capaian kinerja dari Bidang Akuntabilitas Daerah berasal dari

hasil pengawasan atas pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada

Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat,

mencakup:

a. Kegiatan Verfikasi terhadap DAK Reimbursment;

b. Kegiatan Monitoring DAK Reguler;

c. Kegiatan Monitoring DAK Tambahan Usulan DaerahPengawasan; dan

d. Kegiatan Verifikasi DAK Advance Payment.

2) Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen

Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

Indikator Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata

Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

dipergunakan untuk menilai perubahan cara mengelola aktivitas, cara mengelola

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 32

dan menangani risiko serta pengendalian intern terkait pengelolaan korporasi

menjadi lebih baik dengan memanfaatkan hasil pengawasan BPKP.

Perhitungan capaian kinerja atas indikator ini dihitung berdasarkan Laporan

Hasil Pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Akuntan Negara,

Indikator ini diukur dari hasil perhitungan rata-rata atas 3 (tiga) perhitungan

capaian kinerja sebegai berikut:

a. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi yang telah

disepakati oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat untuk

dilaksanakan pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah

rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil evaluasi/audit kinerja

yang dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat

pada tahun berjalan.

Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (2 tindak lanjut :

2 rekomendasi) x 100% = 100,00%

dimana realisasi tersebut berasal dari rekomendasi atas hasil Evaluasi

Kinerja pada PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi sebanyak 3 rekomendasi dan

telah seluruhnya ditindak lanjuti.

b. Jumlah Laporan yang diserahkan ke Korporasi dari mitra unit kerja BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan

jumlah permintaan dari mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat

yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan

(penugasan atas permintaan)

Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (146 laporan :

146 penugasan) x 100% = 100,00%

Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai

berikut:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 33

Uraian

Jumlah

Perminta

an

ST

Terbit

Lap

Terbit

Evaluasi Kinerja PDAM 22 2 22

Evaluasi Kinerja RSUD 5 5 5

Evaluasi SPI/SKAI pada PD/BPR 2 2 2

Reviu atas Verifikasi Hibah Air Minum pada Pemerintah

Kab/Kota

12 12 12

Reviu atas pelaksanaan hibah air limbah pada PDAM 1 1 1

Reviu Aset pada BUMN 2 2 2

Reviu Aset pada PDAM 2 2 2

Reviu atas pelaksanaan PBJ pada BUMN 2 2 2

Reviu atas pedoman GCG pada BUMN 2 2 2

Asesmen GCG pada BUMN 2 2 2

Workshop GCG pada BUMN 2 2 2

Narasumber Self asesmen GCG pada BUMN 2 2 2

Permintaan Kajian 4 4 4

Pemberian Saran/ pendapat pada BUMN 3 3 3

Pemberian saran/ pendapat pada BUMD 8 8 8

Narasumber tata kelola BLUD 14 14 14

Asistensi/Bimtek RSB/RBA pada RSUD 8 8 8

Asistensi/Bimtek SIA RSUD 6 6 6

Asistensi penyusunan kebijakan akuntansi pada RSUD 3 3 3

Narasumber dan Reviu PBJ pada RSUD 8 8 8

Evaluasi Implementasi PPK BLUD 1 1 1

Narasumber peran SPI pada RSUD 1 1 1

Narasumber self evaluasi kinerja pada RSUD 1 1 1

Narasumber/Asistensi/ Pendampingan pada PD 11 11 11

Narasumber pembinaan BUMD di kab/Kota 6 6 6

Narasumber GCG pada PDAM 3 3 3

Reviu atas pelaksanaan PBJ pada PDAM 2 2 2

Pendampingan Pemisahan Aset pada PDAM 3 3 3

Reviu tarif khusus kerja sama pada PDAM 2 2 2

Pendampingan/Tata kelola kebijakan akuntansi pada PDAM 6 6 6

JUMLAH 146 146 146

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 34

c. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi yang telah

disepakati oleh mitra kerja unit BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat untuk

dilaksanakan pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah

rekomendasi/saran/rencana tindak berdasarkan hasil evaluasi/audit kinerja

yang dilaksanakan oleh unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat

pada tahun berjalan (penugasan non permintaan)

Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (28 kesepakatan

tindak lanjut : 28 rekomendasi) x 100% = 100,00%

Dimana realiasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai

berikut:

1) Kegiatan Monitoring Penyertaan Modal Negara (PMN) pada PT Pindad

(Persero); PT Kereta Api Indonesia (Persero); dan PT Dirgantara

Indonesia (Persero). Kegiatan tersebut merupakan monitoring

pemanfaatan dana PMN dan sampai dengan triwulan IV tahun 2016 PT

Pindad (Persero) dan PT KAI (Persero) belum memanfaatkan dana

tersebut karena masih proses pelelangan pengadaan. PT Dirgantara

Indonesia telah menggunakan dana PMN dan dalam pelaksanaan telah

sesuai ketentuan yang berlaku. Hasil Kegiatan Monitoring dana PMN

tidak memberikan rekomendasi/saran karena ketiga BUMN tersebut telah

melaksanakan sesuai target dan ketentuan.

2) Kegiatan Reviu Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2016 atas:

No. UraianRekomendasi

Kesepakatan

Tindak Lanjut

(1) (2) (3) (4)

1 Jalan Tol Soreang Pasirkoja 2 2

2 Jalan Tol Bogor Ring Road 10 10

3 Jalan Tol Cisumdawu 2 2

4 Jalur Kereta Api Soetta 4 4

5 PLTA Upper Cisokan Pumped Storage 4 4

6 SUTT 150 KV Darajat Garut 5 5

7 SUTET 500KV Bandung Selatan 1 1

JUMLAH 28 28

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 35

Terkait rekomendasi di atas, pihak pengelola PSN telah sepakat dan

bersedia untuk menindaklanjuti rekomendasi/saran dimaksud.

Namun demikian, hingga akhir tahun 2016 rekomendasi/saran di atas

belum ditindak lanjuti mengingat kegiatan PSN masih berjalan sehingga

realisasi tindak lanjut akan dilakukan pada periode selanjutnya dan reviu

PSN dilakukan monitoring triwulanan sampai proyek tersebut selesai.

Berdasarkan uraian di atas, maka rata-rata realisasi kinerja atas ketiga

indikator di atas adalah sebesar 100,00% dengan perhitungan:

No. Uraian % Realisasi

Kinerja

1. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi 100,00

2. Jumlah Laporan yang diserahkan ke Korporasi (penugsan atas permintaan) 100,00

3. Jumlah perbaikan hasil tindak lanjut atas pengelolaan Korporasi (penugasan

non permintaan)

100,00

Rata-rata 100,00

Dengan demikian, jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam

Perjanjian Kinerja (PK) maka capaian kinerja atas Persentase Tindak Lanjut

Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian

Intern Pengelolaan Korporasi adalah sebesar 100,00% yang dihitung

berdasarkan rata-rata atas capaian kinerja 3 indikator di atas.

. .

3) Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak

Hukum/K/ L/P/K

Indikator Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada

Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K dipergunakan untuk penyelesaian hasil

pengawasan keinvestigasian yang dilakukan BPKP telah diserahkan kepada

aparat penegak hukum untuk kasus tindak pidana korupsi, sedangkan untuk

kasus selain tindak pidana korupsi, laporan hasil pengawasan keinvestigasian

diserahkan kepada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah atau Korporasi.

Perhitungan capaian kinerja atas indikator ini dihitung berdasarkan Laporan

Hasil Pengawasan yang dilaksanakan oleh Bidang Investigasi.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 36

Secara umum, capaian inerja atas indiaktor kinerja di atas diukur dari

Jumlah Laporan yang diserahkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat

kepada Aparat Penegak Hukum/Kementerian/ Lembaga/Pemerintah

Daerah/Korporasi pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan

penugasan dari mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang

ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan; yang

pengukurannya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Laporan Hasil Audit Investigasi dihitung dengan cara: Jumlah Laporan Hasil

Audit Investigasi yang telah dikirimkan oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa

Barat kepada Rendal BPKP pada tahun berjalan dibandingkan dengan

jumlah permintaan penugasan dari APH yang menjadi mitra unit kerja BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat

Tugas pada tahun berjalan.

Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah: (1 laporan : 3

penugasan) x 100% = 33,33%.

dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan Audit

Investigatif Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi atas Pengelolaan Dana

Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Provinsi Jawa

Barat. Adapun 2 penugasan lainnya hingga akhir tahun 2016 masih dalam

proses penyelesaian.

b. Laporan Hasil Perhitungan Kerugian Negara dihitung dengan cara: Jumlah

Laporan Hasil Perhitungan Kerugian Negara yang telah dikirimkan oleh

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat kepada APH pada tahun berjalan

dibandingkan dengan jumlah permintaan penghitungan kerugian negara

dari APH yang menjadi mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa

Barat yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun

berjalan.

Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah: (21 laporan : 26

penugasan) x 100% = 80,77%.

dimana capaian tersebut berasal dari hasil penugasan perhitungan kerugian

negara pada kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK):

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 37

1) Pembangunan Stadion di Kota Bandung.

2) Pengadaan Tanah untuk Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung

Barat.

3) Bantuan Keuangan untuk Relokasi Bencana Alam di Kabupaten

Majalengka

4) Pengadaan Cetak Bahan Kampaye Pilkada Kabupaten Karawang

5) Penyaluran Pinjaman Modal Kerja di Kota Sukabumi.

6) Penyelenggaran Diklat Prajabatan di Kota Bekasi.

7) Program Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) di Kabupataen

Tasikmalaya.

8) Pengadaan Tanah untuk Ruang Terbuka Hijau di Kota Cirebon

9) Pengadaan Jasa Fasilitasi Kampanye di Kota Depok

10) Bantuan Budidaya Udang di Kabupaten Cirebon

11) Anggaran Belanja Langsung Setwan DPRD Kabupaten Purwakarata

12) Penyaluran Kredit kepada Koperasi di Sukabumi

13) Penyimpangan/Penyalahgunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) di Kabupaten Bandung

14) Dana Ganti Rugi Tanah Kas Desa di Kabupaten Cirebon

15) Penyalahgunaan Dana Hibah di Kabupaten Tasikmalaya TA. 2014

16) Penyalahgunaan Wewenang Program Alokasi Dana Desa (ADD) di

Kabupaten Subang.

17) Bantuan Hibah di Kabupaten Tasikmalaya.

18) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kota Bogor

19) Dana Bantuan Hibah Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) di

Kabupaten Indramayu

20) Pengembangan Budidaya Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan

Pengurangan Kemiskinan di Kabupaten Sumedang

21) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan

Koperasi di wilayah Kota Tasikmalaya.

Adapun 5 (lima) penugasan lainnya hingga akhir tahun 2016 masih dalam

proses penyelesaian.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 38

c. Laporan Pemberian Keterangan Ahli dihitung dengan cara: Jumlah Laporan

Kegiatan Pemberian Keterangan Ahli yang telah diterbitkan oleh BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan

jumlah permintaan pemberian keterangan ahli dari APH yang menjadi mitra

unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang ditindaklanjuti dengan

penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan.

Realisasi kinerja atas indiaktor ini pada tahun 2016 adalah sebesar 100,00%

yang berasal dari rata-rata perhitungan:

1) Pemberian keterangan ahli di hadapan Penyidik sebanyak 29 laporan

dari 29 penugasan atau 100,00%

2) Pemberian Keterangan ahli di Persidangan Tipikor sebanyak 38 laporan

dari 38 penugasan atau 100,00%.

d. Laporan Hasil Penugasan Keinvestigasian Lainnya (misal: Laporan Hasil:

Audit Klaim, Audit Eskalasi, Hambatan Kelancaran Pembangunan, Kajian,

dan sejenisnya) dihitung dengan cara: Jumlah Laporan Hasil Penugasan

Keinvestigasian Lainnya yang telah dikirimkan oleh BPKP Perwakilan

Provinsi Jawa Barat kepada Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/

Korporasi yang menjadi mitra unit kerja unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi

Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah permintaan

penugasan dari Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi yang

menjadi mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang

ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas pada tahun berjalan.

Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah: (3 laporan : 3

penugasan) x 100% = 100,00%

Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai

berikut:

1) Audit Lanjutan Perhitungan Penyesuaian Harga atas Pekerjaan

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase I pada Satuan

Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu;

2) Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP) terkait Perhitungan

Biaya Investasi Pengelolan Hutan atau Pemanfaatan Hutan Akibat

Penggunaan Kawasan Hutan oleh Perum Perhutani pada Lokasi

Pembangunan Bendungan Kuningan.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 39

3) Rekomendasi Strategis Bidang Infrastruktur Wilayah Jawa Barat

Berdasarkan uraian di atas, maka rata-rata realisasi kinerja atas ketiga indikator

di atas adalah sebesar 91,92% dengan perhitungan sebagai berikut:

No. Uraian Satuan Target Realisasi % realisi

kinerja

1. Laporan Hasil Audit Investigasi Lap 3 1

2. Laporan Hasil Perhitungan

Kerugian Negara

Lap 26 20

3. Laporan Pemberian Keterangan

Ahli

Lap 67 67

4. Laporan Hasil Penugasan

Keinvestigasian Lainnya

Lap 3 3

Rata-rata 99 92 92,92

Dengan demikian, jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam

Perjanjian Kinerja (PK) maka capaian kinerja atas Penyerahan Hasil

Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K adalah

sebesar 153,20% dengan perhitungan:

(92,92% : 60,00%) x 100,00% = 154,87%

4) Penugasan pengawasan Keinvestigasian yang bersifat preventif

Selain ketiga indikator kinerja di atas, Bidang Investigasi mempunyai satu

indikator kinerja lainnya yang tidak termasuk dalam bagian Perjanjian Kinerja

Tahun 2016 tetapi indikator ini tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat, yakni untuk indikator kinerja “ Penugasan pengawasan

Keinvestigasian yang bersifat preventif”.

Indikator Penugasan pengawasan Keinvestigasian yang bersifat preventif

dipergunakan untuk mengukur pengawasan yang bersifat preventif-edukatif yang

dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka mewujudkan aparatur yang bersih dan

bebas dari praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Indikator di atas diukur dari hasil perhitungan Jumlah penugasan

pengawasan keinvestigasian bersifat preventif yang dilaksanakan oleh BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan dibandingkan dengan

jumlah rencana penugasan pengawasan keinvestigasian bersifat preventif oleh

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 40

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada tahun berjalan.

Realisasi kinerja atas indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar: (8 realisasi

penugasan : 8 rencana penugasan) x 100% = 100,00%

Dimana realisasi kinerja tersebut berasal dari hasil penugasan sebagai berikut:

1) Sosialisasi Program Anti Korupsi untuk Pengelola Baraang/Jasa di Desa

pada 29 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Karawang Tahun 2016.

2) Forum Investigasi Tahun 2016 di Perwakilan BPKP Provinsi Jabar

3) Pelaksanaan Audit PKKN dan Sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) di

Lingkungan Inspektorat Kabupaten Karawang

4) Kegian Bimbingan Teknis Pengawasan Khusus bagi Tenaga Pemeriksa dan

Sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) di Lingkungan Inspektorat Kabupaten

Pangandaran

5) Sosialisasi Implementasi dan Diagnostic Assesment Fraud Control Plan

(FCP) di Lingkungan RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon

6) Sosialisasi Implementasi dan Diagnostic Assesment Fraud Control Plan

(FCP) di Lingkungan RSUD Kabupaten Bekasi.

7) Laporan Kajian Hasil Pengawasan atas Pengelolaan Bantuan Sosial dan

Hibah Tahun 2016.

8) Laporan Kejian Pengawasan atas Program Kredit Usha Rakyat (KUR).

Apabila realisasi di atas dibandingkan dengan target kinerja tahun 2016

sebagaimana tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

yakni sebesar 100,00% maka capaian kinerja atas Penyerahan Hasil

Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum/K/ L/P/K untuk

tahun 2016 adalah sebesar 100,00%:

2. Capaian Kinerja Kegiatan (output)

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis “Perbaikan Pengelolaan

Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara” di atas

didukung oleh keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran

kegiatan dan 3 indikator kinerja kegiatan.

Adapun rincian selengkapnya atas capaian kinerja kegiatan (output) yang

mendukung terhadap pencapaian sasaran strategis di atas adalah sebagai berikut:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 41

Tabel 3.3

Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 1

Uraian atas masing-masing indikator kinerja kegiatan di atas adalah sebagai

berikut:

1) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP

Indikator Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP merupakan rekomendasi

hasil pengawasan adalah saran yang menganjurkan untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu berdasarkan hasil pengawasan terkait dengan tata kelola

operasi, pengelolaan risiko dan pengendalian intern yang jika dilaksanakan akan

memberikan nilai tambah bagi organisasi atau menghindarkan organisasi dari

kerugian atau pelanggaran hukum.

Indikator ini diperoleh dari hasilo pengumpulan jumlah Laporan Hasil

Pengawasan dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan.

Adapun rumus penghitungan kinerja ini adalah jumlah output rekomendasi

pengawasan yang disampaikan kepada pihak terkait.

Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 203

rekomendasi, seluruhnya atau 203 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga

capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh

berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang

dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas

Pemerintah Daerah, Bidang Akuntan Negara,dan Bidang Investigasi.

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan

1. Tersedianya informasi hasilpengawasan pada PerwakilanBPKP

1. Rekomendasi PengawasanPerwakilan BPKP

rekomendasi 203 203 100,00

2. Rekomendasi PengawasanPerwakilan BPKP Nawacita

rekomendasi 41 41 41

3. Rekomendasi Pengawasan RegionalBidang Otonomi Daerah Nawacita

rekomendasi 4 4 4

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 42

2) Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita

Indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita

memiliki pengertian/definisi dan rumusan seperti halnya indikator kinerja untuk

Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP pada butir 1) di atas, dengan

perbedaan bahwa indikator nomor 2 ini dipergunakan untuk rekomendasi yang

terkait dengan Program Nawacita yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019.

Capaian kinerja indikator ini pada tahun 2016 sebesar...% yang diperoleh

berdasarkan hasil kinerja sebagai berikut

Dari jumlah target output yang ditetapkan untuk tahun 2016 sebanyak 41

rekomendasi, seluruhnya atau 41 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga

capaian kinerja atas indikator tersebut adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut

diperoleh berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan

yang dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas

Pemerintah Daerah, Bidang Akuntan Negara,dan Bidang Investigasi

3) Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah Nawacita

Indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi

Daerah Nawacita memiliki pengertian/definisi dan rumusan seperti halnya

indikator kinerja untuk Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP Nawacita

pada butir 2), dengan perbedaan bahwa indikator nomor 3 ini dipergunakan

untuk rekomendasi atas Program Nawacita yang terkait kewenangan Otonomi

Daerah.

Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 4 rekomendasi,

seluruhnya atau 41 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian

kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh

berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang

dilaksanakan oleh Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.

II. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi

1. Capaian Kinerja Program (outcome)

Misi kedua BPKP yaitu "Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah yang Efektif" Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu. Untuk

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 43

menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka

mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan

pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi

keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan

pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap

peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008, sistem

yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat

untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pada periode 2015 -2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk

meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program

(prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan

tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-masing KLPK. BPKP sebagai

pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP

diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas

penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh

elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal

tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko

oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang

dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP).

Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan

pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan

akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya

akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK.

Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung

dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan

korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik

antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk

penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan

fungsional}, sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan

untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem

Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk

lanjutan dari pengawasan melekat.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 44

Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 6

(enam) indikator kinerja outcome.

Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran

strategis “ Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi” pada tahun

2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2016 dan target pada

akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat (tahun 2019) adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4

Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi

Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran

“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda / Korporasi” beserta

capaiannya adalah sebagai berikut:

1) Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

Tingkat maturitas atau kematangan SPIP menunjukkan kualitas proses

pengendalian yang terintegrasi dalam pelaksanaan sehari-hari tindakan manajerial

dan kegiatan teknis program/kegiatan/organisasi instansi pemerintah. Kualitas

proses pengendalian dimaksud terselenggara dalam suatu kerangka kerja yang

menunjukkan kehadiran prinsip dan konsep kelima unsur secara seimbang,

komprehensif dan integratif logis.

No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasisd 2016

TargetAkhir

Renstra(2019)

Ket.

Target Realisasi % CK

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi(Level 3)

% 0,00 0,00 100,00% 0,00 100,00

2. Maturilas SPIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 3)

% 0,00 0,00 100,00% 0,00 70,00%

3. Persentase BUMN/Anak Perusahaandengan Skor GCG Baik

% 50,00 100,00 200.00 100,00 75%

4. Persentase BUMN/Anak Perusahaanyang Kinerjanya Berpredikat MinimalA (Baik)

% 50,00 57,14 114,28 57,14 60%

5. Persentase BUMD yang KinerjanyaMinimal Berpredikat Baik dari BUMDyang Dibina

% 50,00 59,1 118,20 59,1 56%

6. Persentase BLUD yang KinerjanyaMinimal Baik dari BLUD yang Dibina

% 0,00 85,71 200,00*) 85,71 62% *) =AngkaAmksimal

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 45

Indikator Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) dipergunakan

untuk mencerminkan bahwa instansi pemerintah (dalam hal ini Pemerintah

Provinsi) dimaksud telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian

untuk semua kegiatan pokoknya sebagai media pengendalian (control design).

Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan keuangan dan atas beberapa

kegiatan operasional telah mulai dilaksanakan dan didokumentasikan secara

konsisten.

Indikator ini di BPKP Pusat diukur dari hasil perhitungan Jumlah Pemerintah

Provinsi mitra Perwakilan BPKP Provinsi seluruh Indonesia yang mencapai level 3

SPIP berdasarkan hasil pengukuran atas tingkat penyelenggaraan sistem

pengendalian intern yang dilakukan oleh BPKP dibandingkan dengan jumlah

populasi Pemerintah Provinsi yang ada di wilayah Republik Indonesia.

Memperhatikan Tabel 3.4 di atas, realisasi kinerja untuk indikator Maturitas

SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) tampak telah sesuai dengan target yang

telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

Tahun 2016.

Hal ini telah sesuai dengan target yang tercantum dalam Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019. Sesuai Renstra

tersebut, Provinsi Jawa Barat belum ditargetkan untuk mencapai level 3

maturitas SPIP pada tahun 2016. Memperhatikan Tabel 3.4, di atas, Pemerintah

Provinsi Jawa Barat ditargetkan mencapai level 3 pada akhir tahun tahun 2019.

Dalam rangka mendukung pencapaian target Level 3 di atas, pada tahun

2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq Bidang Akuntabilitas Pemerintah

Daerah telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat konsultasi guna

meningkatkan penyelenggaraan sistem pengendalian intern di lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Untuk periode berikutnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih

meningkatkan upaya pembinaan penyelenggaraan SPIP di lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui pelaksanaan sosialisi, pembimbingan

dan konsultansi sehingga pencapaian level 3 maturitas SPIP dapat dicapai lebih

cepat dari tahun 2019.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 46

2) Maturilas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

Indikator Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

dipergunakan untuk mencerminkan bahwa instansi pemerintah (dalam hal ini

Pemerintah Kabupaten/Kota) dimaksud telah mencapai kematangan penerapan

SPIP pada level 3.

Indikator ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah Pemerintah

Kabupaten/Kota di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat yang

mencapai level 3 SPIP berdasarkan hasil pengukuran atas tingkat

penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang dilakukan oleh BPKP

dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi

mitra Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Memperhatikan Tabel 3.4 di atas, realisasi kinerja untuk indikator Maturitas

SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) tampak telah sesuai dengan target

yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Barat Tahun 2016.

Hal ini telah sesuai dengan target yang tercantum dalam Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019. Sesuai Renstra

tersebut, Pemerintah Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Barat belum

ditargetkan untuk mencapai level 3 maturitas SPIP pada tahun 2016.

Memperhatikan Tabel 3.4, di atas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ditargetkan

mencapai level 3 pada akhir tahun tahun 2019 adalah sebanyak 70,00%.

Sebagai informasi tambahan, sampai dengan akhir Tahun 2016, kondisi

maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat

berdasarkan hasil pengukuran rata-rata nilai tingkat penyelenggaraan sistem

pengendalian intern yang dilaksanakan oleh BPKP, baik oleh BPKP Pusat

maupun Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntabilitas

Pemerintah Daerah sebagaimana disajikan pada Tabel berikut ini:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 47

Tabel 3.5Level Maturitas SPIP Kabupaten/Kota

Tahun 2016

No. Nama Kabupaten/Kota Level 3 Level 2 Level 1 Belum

dilakukan

assessment

1. Kota Bekasi V

2. Kota Banjar V

3. Kabupaten Karawang V

4. Kabupaten Tasikmalaya V

5. Kabupaten Garut V

6. Kabupaten Sumedang V

7. Kabupaten Bandung V

8. Kota Bandung V

9. Kota Cimahi V

10. Kota Cirebon V

11. Kota Tasikmalaya V

12. Kota Sukabumi V

13. Kota Bogor V

14. Kota Depok V

15. Kabupaten Bandung Barat V

16. Kabupaten Kuningan V

17. Kabupaten Majalengka V

18. Kabupaten Indramayu V

19. Kabupaten Cirebon V

20. Kabupaten Ciamis V

21. Kabupaten Cianjur V

22. Kabupaten Sukabumi V

23. Kabupaten Bogor V

24. Kabupaten Bekasi V

25. Kabupaten Purwakarta V

26. Kabupaten subang V

27. Kabupaten Pangandaran V

JUMLAH 0 1 6 20

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 48

Dalam rangka mendukung pencapaian target Level 3 di atas, pada tahun

2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq Bidang Akuntabilitas Pemerintah

Daerah telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat konsultatif guna

meningkatkan penyelenggaraan sistem pengendalian intern di lingkungan

Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Selain itu, pada tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah

melaksanakan penugasan evaluasi level maturitas SPIP pada 5 (lima)

Pemerintah Kabupaten/Kota yakni: Kota Banjar, Kabupaten Karawang,

Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut sesuai

penugasan pengawasan (pp) yang tertera dalam PKP2T Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan juga evaluasi level

maturitas SPIP pada Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Cimahi diluar (non)

PKP2T. Sedangkan pada tahun sebelumnya (2015) juga telah dilakukan evaluasi

pada Pemerintah Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung

Barat.

Sedangkan evaluasi maturitas SPIP atas Pemerintah Kota Bekasi

dilaksanakan oleh Satgas SPIP BPKP Pusat.

Berdasarkan hasil evaluasi maturitas yang telah dilaksanakan oleh BPKP

sampai dengan akhir tahun 2016 sebagaimana yang telah disajikan pada Tabel

3.5 menunjukkan bahwa belum ada Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah

Provinsi Jawa Barat yang telah mencapai level 3 dalam maturitas SPIP.

Untuk periode berikutnya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih

meningkatkan upaya pembinaan penyelenggaraan SPIP di wilayah Pemerintah

Provinsi Jawa Barat untuk memastikan tercapainya target didalam Perjanjian

Kinerja maupun didalam Renstra.

3) Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik

Kinerja BUMN menunjukkan tingkat efektivitas penyelenggaraan SPI dalam

pengelolaan korporasi yang mencakup kesehatan BUMN dari penilaian atas aspek

keuangan, operasional dan administratif.

Indikator Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik ini

diukur dari hasil perhitungan Jumlah BUMN/anak perusahaan di wilayah mitra

unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang dibina oleh BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan mendapat skor minimal baik atas

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 49

penerapan GCG berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP atau

pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang

berada di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang

diintervensi atau dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievalusi

oleh BPKP atau pihak lainnya pada tahun berjalan

Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil

evaluasi atas penerapan GCG pada BUMN/Anak Perusahaan yang dilaksanakan

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau

pihak lainnya.

Untuk Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melakukan

asesmen GCG pada 2 (dua) BUMN yaitu PT Indofarma (Persero) Tbk dan

Perum Jasa Tirta II dengan hasil sebagai berikut:

1) PT Indofarma (Persero) Tbk dengan skor GCG 76,516 (kategori baik)

2) Perum Jasa Tirta II dengan skor GCG 81,600 (kategori Baik)

Adapun BUMN yang diintervensi atau dibina oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Barat selama tahun 2016 sebanyak 8 (delapan) BUMN, namun yang

dilakukan asesmen GCG tahun 2016 sebanyak dua BUMN karena enam BUMN

lain tidak dilakukan asesmen GCG. Hal ini disebabkan lima BUMN tersebut

telah di asesmen GCG pada tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Menteri

BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan

Usaha Milik Negara dalam pasal 44 ayat 1 bahwa penilaian (asesmen)

dilakukan secara berkala setiap 2 (dua) tahun.

Berdasarkan uraian di atas, realisasi kinerja untuk indikator ini pada tahun

2016 adalah sebesar 100% yang dihitung dari jumlah BUMN/Anak perusahaan

yang dibina oleh BPKP dan mendapat skor minimal baik yakni 2 BUMN

dibandingkan dengan jumlah BUMN/anak perusahaan yang dibina BPKP dan

dievaluasi yakni 2 BUMN.

Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)

sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% dengan

perhitungan:

(100,00% : 50,00%) x 100,00% = 200,00%

.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 50

4) Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal

A (Baik)

Indikator Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya

Berpredikat Minimal A (Baik) ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah

BUMN/Anak Perusahaan di wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi

Jawa Barat yang dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan

kinerjanya mendapat skor minimal A atau Baik berdasarkan hasil evaluasi yang

dilaksanakan oleh BPKP atau pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah

BUMN/Anak Perusahaan yang berada di wilayah mitra unit kerja BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau dibina oleh BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievalusi oleh BPKP atau pihak lainnya

pada tahun berjalan.

Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil

evaluasi atas kinerja BUMN/Anak Perusahaan yang dilaksanakan oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak

lainnya.

Untuk tahun 2016, BUMN yang diintervensi atau dibina Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat sebanyak 8 (delapan) BUMN dengan rincian kegiatan

sebagai berikut:

No BUMN Kegiatan

1 PT Pindad (Persero) Monitoring PMN

2 PT Pupuk Kujang Kajian, Permintaan Pendapat/ Saran, Reviu

Pedoman GCG

3 PT Bio Farma Narasumber Self Assessment GCG

4 PT Pos Indonesia (Persero) Reviu Pelaksanaan PBJ, Perimtaan

Pendapat/Saran, Workshop GCG

5 Perum Jasa Tirta II Asesmen GCG

6 PT Kereta Api Indonesia (Persero) Monitoring PMN, Workshop GCG

7 PT Dirgantara Indonesia (Persero) Monitoring PMN

8 PT Indofarma (Persero) Tbk Asesmen GCG

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 51

Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dalam

pasal 3 bahwa audit jasa keuangan, jasa reviu dan jasa asurans lainnya hanya

diberikan oleh Akuntan publik. Terkait regulasi tersebut, BPKP tidak melakukan

audit atas jasa tersebut. Dengan demikian, untuk penghitungan capaian kinerja

tahun 2016 dihitung berdasarkan Laporan hasil audit kinerja BUMN yang

dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik.

Adapun hasil skor atas BUMN terkait diperoleh dari informasi melalui website atau

konfirmasi pada BUMN yang bersangkutan dengan hasil sebagai berikut:

No. Nama BUMN Kinerja Kategori

1 PT Pindad 55,05 BBB, Kurang Sehat

2 PT Pupuk Kujang 95,75 AAA, Sehat

3 PT Bio Farma 88,50 AA, Sehat

4 PT Pos Indonesia 59,30 B-3, Kurang Sehat

5 Perum Jasa Tirta II 91,54 AA, Sehat

6 PT Kereta Api Indonesia 84,00 AA, Sehat

7 PT Dirgantara Indonesia 56,10 BBB, Kurang Sehat

8 PT Indofarma (Persero) Tbk Tidak meminta audit kinerja pada KAP

(tidak dilakukan audit kinerja)

Realisasi kinerja atas indikator kinerja Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang

Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik) adalah sebesar 57,14% yang berasal

dari 4 BUMN yang mendapat kinerja minimal A dibandingkan dengan 7 BUMN yang

dilakukan audit kinerja oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).

Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)

sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 114,28% dengan

perhitungan:

(57,14% : 50,00%) x 100,00% = 114,28%

5) Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD

yang Dibina

Indikator Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari

BUMD yang Dibina ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah BUMD di wilayah

mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang kinerjanya mendapat

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 52

skor penilaian baik berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP

atau pihak lainnya dibandingkan dengan jumlah BUMD yang berada di wilayah

mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau

dibina oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievaluasi kinerjanya oleh

BPKP atau pihak lainnya pada tahun berjalan

Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil

evaluasi atas kinerja BUMD yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak lainnya.

Selama tahun 2016, BUMD yang diintervensi atau dibina Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Barat sebanyak 27 BUMD dengan kegiatan antara lain Evaluasi

Kinerja, Reviu pelaksanaan PBJ, Reviu atas pedoman, dan Permintaan

pendapat/saran.

Adapun nilai Kinerja BUMD sebagai berikut:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 53

No BUMD Kinerja Kesehatan

1 PDAM Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi 70,46 (Baik) 3,665

2 PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi 58,24 (Cukup) 3,420

3 PDAM Kabupaten Purwakarta 60,74 (Baik) 3,220

4 PDAM Tirta Gangga Kabupaten Subang 60,49 (Baik) 3,240

5 PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor 71,83 (Baik) 4,080

6 PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 73,45 (Baik) 4,255

7 PDAM Tirta Jaya Mandiri Kabupaten

Sukabumi

57,95 (Cukup) 3,390

8 PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi 48.07 (Cukup) 2,83

9 PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur 61,9 (Baik) 3,470

10 PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung 63,84 (Baik) 3,290

11 PDAM Tirta Wening Kota Bandung 57,94 (Cukup) 2,860

12 PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang 55,973 (Cukup) 3,125

13 PDAM Tirta Sukapura Kabupaten

Tasikmalaya

61,29 (Baik) 3,035

14 PDAM Tirta Galuh Kabupaten Ciamis 60,64 (Baik) 3,320

15 PDAM Tirta Anom Kota Banjar 53,02 (Cukup) 2,68

16 PDAM Tirta Intan Kabupaten Garut 57,80 (Cukup) 2,870

17 PDAM Tirta Kamuning Kabupaten

Kuningan

63,78 (Baik) 3,605

18 PDAM Kabupaten Majalengka 58,64 (Cukup) 3,370

19 PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon 58,56 (Cukup) 2,980

20 PDAM Kota Cirebon 63,34 (Baik) 3,190

21 PDAM Tirta Asasta Kota Depok 60,91 (Baik) 3,740

22 PDAM Titra Darma Ayu Kabupaten

Indramayu

61,36 (Baik) 3,485

23 PDAM Tirta Arum Kabupaten Karawang tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP

24 PD Pasar Bermartabat tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP

25 PD Kebersihan tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP

26 PD Jasa Sarana tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP

27 PT Tirta Gemah Ripah tidak dievaluasi kinerja oleh BPKP dan KAP

Realisasi kinerja atas indikator Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal

Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina sebesar 59,10% yang berasal dari

perhitungan 13 BUMD yang mendapat kinerja baik dibandingkan dengan 22 BUMD

yang dilakukan evaluasi kinerja oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 54

Adapun 5 BUMD lainnya tidak dilakukan evaluasi kinerja baik oleh BPKP maupun

KAP, sehingga tidak terdapat nilai kinerjanya.

Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)

sebesar 50,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 118,20% dengan

perhitungan:

(59,10% : 50,00%) x 100,00% = 118,20%

Sebagai informasi tambahan, capaian indikator ini melebihi target dikarenakan 13

PDAM tersebut telah dapat menindaklanjuti saran yang telah diberikan Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk 9 PDAM masih berupaya untuk

memperbaiki kondisi keuangan/finansial dari PDAM tersebut.

6) Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang Dibina

Indikator Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang

Dibina ini diukur dari hasil perhitungan Jumlah BLUD di wilayah mitra unit kerja

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang kinerjanya mendapat skor penilaian

baik berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh BPKP atau pihak lainnya

dibandingkan dengan jumlah BLUD yang berada di wilayah mitra unit kerja

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang diintervensi atau dibina oleh BPKP

Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan dievaluasi kinerjanya oleh BPKP atau pihak

lainnya pada tahun berjalan

Capaian kinerja untuk indikator ini dihitung berdasarkan Laporan hasil

evaluasi kinerja atas BLUD yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Barat cq. Bidang Akuntan Negara atau pihak lainnya.

Selama tahun 2016, BLUD-RSUD yang dilakukan intervensi atau dibina

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sebanyak 12 BLUD-RSUD dengan

kegiatan evaluasi kinerja, Asistensi/Bimtek Kebijakan Akuntansi, Asistensi/

Bimtek Penyusunan RBA, Narasumber SIA BLUD, Reviu/ Pendampingan dalam

pelaksanaan PBJ, serta permintaan pendapat/saran.

Adapun nilai Kinerja BLUD-RSUD sebagai berikut:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 55

No BLUD-RSUD Skor Predikat Keterangan

1 RSD BLUD Gunung Jati Kota Cirebon 75,61 Baik, A Evaluasi kinerja oleh

BPKP

2 RSUD BLUD Kabupaten Karawang 77,65 Baik, A Evaluasi kinerja oleh

BPKP

3 RSUD BLUD Kota Depok 77,7 Baik, A Evaluasi kinerja oleh

BPKP

4 RSUD BLUD Soreang 62,82 Sedang, BBB Evaluasi kinerja oleh

BPKP

5 RSUD Waled Kabupaten Cirebon 75,16 Baik, A Evaluasi kinerja oleh

BPKP

6 RSUD Syamsudin Kota Sukabumi 92,00 Baik, AA Evaluasi kinerja oleh

pihak lain

7 RSUD Al Ihsan 80,27 Baik, A Evaluasi kinerja oleh

pihak lain

8 RSUD Majalaya Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun

9 RSUD Arjawinangun Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun

10 RSUD Kota Bekasi Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun

11 RSUD Patrol Indramayu Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun

12 RSUD Kabupaten Bekasi Tidak dilakukan evaluasi kinerja RS oleh pihak manapun

Realisasi kinerja atas indikator BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD

yang Dibina sebesar 85,71% yang berasal dari perhitungan 6 BLUD-RSUD yang

mendapat kinerja baik dari 7 BLUD-RSUD yang dilakukan evaluasi kinerja. Adapun

5 BLUD-RSUD lainnya tidak dilakukan evaluasi kinerja baik oleh BPKP maupun

KAP atau pihak manapun, sehingga tidak terdapat nilai kinerjanya.

Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)

sebesar 0,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% yang dihitung

berdasarkan kebijakan perhitungan angka maksimal yang ditetapkan oleh BPKP

Pusat atas realisasi capaian kinerja dibandingkan dengan targetnya.

Sebagai informasi tambahan, capain indikator ini diperoleh dari perhitungan 6

BLUD-RSUD mendapat nilai baik telah dapat menindaklanjuti pembinaan yang telah

diberikan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk 1 BLUD-RSUD

mendapat nilai sedang karena BLUD-RSUD tersebut masih berupaya untuk

memperbaiki kinerjanya, dan saat ini masih dilakukan pembinaan.

.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 56

2. Capaian Kinerja Kegiatan (output)

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP Pemda/Korporasi” di atas didukung oleh keberhasilan

pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran kegiatan dan 1 indikator kinerja

kegiatan berikut:

Tabel 3.6

Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 2

Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP

Indikator Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP merupakan

rekomendasi hasil pembinaan sistem pengendalian intern adalah saran yang

menganjurkan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan

hasil pembinaan sistem pengendalian intern yang jika dilaksanakan akan

memberikan nilai tambah bagi penyelenggaraan sistem pengendalian intern

Indikator ini diperoleh dari hasil pengumpulan jumlah Laporan Hasil Pembinaan

dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan.

Adapun rumus perhitungan kinerja ini dalah jumlah output rekomendasi

pembinaan SPI yang disampaikan

Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 46 rekomendasi,

seluruhnya atau 46 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian

kinerja indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh

berdasarkan hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang

dilaksanakan oleh Bidang Instansi Pemerintah Pusat, Bidang Akuntabilitas

Pemerintah Daerah, dan Bidang Akuntan Negara.

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan

1. Tersedianya informasi hasilpengawasan pada PerwakilanBPKP

1. Rekomendasi PerbaikanPenyelenggaraan SPIP

rekomendasi 37 37 100,00

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 57

III. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

1. Capaian Kinerja Program (outcome)

Misi ketiga BPKP yaitu 'Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern

Pemerintah yang Profesional dan Kompeten". Misi ini juga terkait, dengan Misi Dua

dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian,

mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara

lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk

menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya

pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan

peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk

mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas

untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya,

tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai

dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP.

Kapabilitas API P diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun

peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada

peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi;

(b)pola pengembangan auditor APIP; (c)praktek profesionalisme pengawasan

intern; (d)eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e)kualitas hubungan

Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan

(f)struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP. Bersama-sama

dengan misi 2, misi 3 ini juga mendukung pencapaian misi 1.

Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 6

(enam) indikator kinerja outcome. Pada dasarnya, keenam indikator tersebut

terbagi dalam 2 kategori yakni indikator mengenai kapabilitas APIP pada

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa

Barat.

Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran

strategis “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah”

pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2016 dan

target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat (tahun 2019)

adalah sebagai berikut:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 58

Tabel 3.7

Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran

“Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah” beserta

capaiannya adalah sebagai berikut:

1) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

Kapabilitas APIP merupakan kemampuan APIP untuk melaksanakan

perannya dalam menilai dan melaporkan tingkat efisiensi, efektivitas, dan

keekonomisan, serta memberikan saran kepada manajemen, yang mencakup area

tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian. Peningkatan kapabilitas diarahkan

untuk memperkuat atau meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah

perbaikan dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang

kuat dan efektif dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks. Pembinaan

kapabilitas mengidentifikasi kebutuhan fundamental untuk pelaksanaan

pengawasan intern yang efektif, yang mengarah kepada pemenuhan tata kelola

organisasi dan praktek-praktek pengawasan yang profesional.

Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) ini diukur dari

hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 3 Kapabilitas APIP

berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang

No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasisd 2016

TargetAkhir

Renstra(2019)

Ket.

Target Realisasi % CK

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 3)

% 0,00 100,00 200,00*) 100,00 100,00 *) = AngkaMaksimal

2. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 3)

% 3,70 3,7 100,00 3,7 85%

3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 2)

% 100,00 100 100,00 100 0%

4. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten / Kota (Level 2)

% 51,86 70,37 135,69 70,37 10%

5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 1)

% 0,00 0,00 100,00 0,00 0%

6. Kapabilitas APIP PemerintahKabupaten/Kota (Level 1)

% 44,44 29,63 133,33 29,63 5%

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 59

bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang

menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat

Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah 100,00% yang

dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat

dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang

Akuntabilitas Pemerintah Daerah.

Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)

sebesar 0,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 200,00% yang dihitung

berdasarkan kebijakan perhitungan angka maksimal yang ditetapkan oleh BPKP

Pusat atas realisasi capaian kinerja dibandingkan dengan targetnya.

2) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 3)

Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) ini

diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di

wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai

level 3 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP

Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah

populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Sampai dengan akhir Tahun 2016, kondisi kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Penilaian Mandiri

APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dibawah

koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Akuntabilitas

Pemerintah Daerah sebagaimana disajikan pada Tabel berikut ini:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 60

Tabel 3.8Level Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota

Tahun 2016

No. Nama Kabupaten/Kota Level 3 Level 2 Level 1 Ket.

1. Kota Bandung V

2. Kota Depok V

3. Kota Bekasi V

4. Kota Cirebon V

5. Kota Tasikmlaya V

6. Kota Banjar V

7. Kabupaten Bogor V

8. Kabupaten Sukabumi V

9. Kabupaten Cianjur V

10. Kabupaten Bekasi V

11. Kabupaten Karawang V

12. Kabupaten Subang V

13. Kabupaten Indramayu V

14. Kabupaten Kuningan V

15. Kabupaten Bandung V

16. Kabupaten Sumedang V

17. Kabupaten Garut V

18. Kabupaten Tasikmalaya V

19. Kabupaten Ciamis V

20. Kota Bogor V

21. Kota Sukabumi V

22. Kota Cimahi V

23. Kabupaten Bandung Barat V

24. Kabupaten Purwakarta V

25. Kabupaten Cirebon V

26. Kabupaten Majalengka V

27. Kabupaten Pangandaran V

JUMLAH 1 18 8

Berdasarkan hasil penilaian mandiri (self assesssment) APIP sampai

dengan akhir tahun 2016 sebagaimana yang telah disajikan pada Tabel 3.8 di

atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa

Barat yang telah mencapai level 3 kapabilitas APIP adalah 1 Pemerintah Daerah

yakni Kota Bandung atau sebesar 3,7% dari jumlah Pemerintah Kabupaten/kota

di Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 28 Kabupaten/Kota.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 61

Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)

maka capaian kinerja atas Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level

3) adalah sebesar 100,00% dengan perhitungan:

(3,7% : 3,7%) x 100,00% = 100,00%

Dalam rangka meningkatkan kapabiltas APIP, pada periode berikutnya

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat akan lebih meningkatkan upaya

pembinaan peningkatan kapabilitas APIP di lingkungan Pemerintah

Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat melalui pelaksanaan sosialisi,

pembimbingan dan konsultansi termasuk melakukan validasi (quality assurance)

atas penilaian mandiri yang telah dilakiukan APIP setempat.

3) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) ini diukur dari

hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 2 Kapabilitas APIP

berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang

bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang

menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar

100,00% yang dihitung berdasarkan hasil Penilaian Mandiri APIP Pemerintah

Provinsi Jawa Barat dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

cq. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa untuk

levelling APIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berada pada level 3.

Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa APIP Pemerintah Provinsi

Jawa Barat telah memenuhi target level 2.

Jika dibandingkan dengan target kinerja 2016 dalam Perjanjian Kinerja (PK)

sebesar 100,00% maka capaian kinerja indikator ini adalah 100,00%.

Memperhatikan uraian butir 1) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 3) serta Tabel 3.8 di atas, maka capaian kinerja atas indikator

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) telah sesuai dengan target yang

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat

Tahun 2016.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 62

4) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten / Kota (Level 2)

Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) ini

diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di

wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai

level 2 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP

Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah

populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat

Pada tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar

70,37% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP pada 18 (delapan

belas) Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan hasil

berada pada level 2 dibagi dengan jumlah 27 Kabupaten/Kota yang berada di

wilayah Provinsi Jawa Barat.

Realisasi Pemerintah Kabupaten/Kota dengan level 2 yang lebih besar

dibandingkan target yang telah ditetapkan menunjukkan kinerja yang lebih baik

dikarenakan semakin banyaknya Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada

level lebih tinggi dibandingkan dengan level dibawahnya (yakni level 1)

Jika dibaningkan dengan target inerja menurut Perjanjian Kinerja Tahun

2016 sebesar 51,86% maka capaian kinerja tahun 2016 adalah sebesar

135,69% dengan perhitungan:

(70,37% : 51,68%) x 100,00% = 135,69%

5) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) ini diukur dari

hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi di wilayah mitra unit kerja

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai level 1 Kapabilitas APIP

berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP Pemerintah Provinsi yang

bersangkutan dibandingkan dengan jumlah populasi Pemerintah Provinsi yang

menjadi mitra unit kerja Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat

Pada Tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar

100,00% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP Pemerintah Provinsi

Jawa Barat dibawah koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat cq.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 63

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.

Memperhatikan uraian butir 1) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 3), butir 2) mengenai Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi

(Level 2) serta Tabel 3.8 di atas, maka capaian kinerja atas indikator Kapabilitas

APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) telah sesuai dengan target yang ditetapkan

dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.

6) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

Indikator Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) ini

diukur dari hasil perhitungan Jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota di

wilayah mitra unit kerja BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mencapai

level 1 Kapabilitas APIP berdasarkan penilaian mandiri (self assessment) APIP

Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dibandingkan dengan jumlah

populasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra unit kerja Perwakilan

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat

Pada tahun 2016, realisasi kinerja untuk indikator ini adalah sebesar

29,637% yang dihitung berdasarkan Penilaian Mandiri APIP pada 8 (delapan)

Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan hasil berada

pada level 1 dibagi dengan jumlah 27 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah

Provinsi Jawa Barat.

Realisasi Pemerintah Kabupaten/Kota dengan level 1 yang lebih kecil

dibandingkan target yang telah ditetapkan menunjukkan kinerja yang lebih baik

dikarenakan semakin sedikit Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada

level lebih rendah dibandingkan dengan level di atasnya (yakni level 2),

sebagaimana uraian mengenai rumus pengukuran kinerja pada bagian awal Bab

III.

Jika dibandingkan dengan target inerja menurut Perjanjian Kinerja Tahun

2016 sebesar 44,44% maka capaian kinerja tahun 2016 adalah sebesar

133,33% dengan perhitungan:

{44,44% - (29,63 – 44,44%)} : 44,44% x 100,00% = 133,33%

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 64

2. Capaian Kinerja Kegiatan (output)

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kapabilitas

Pengawasan Intern Pemerintah Daerah” di atas didukung oleh keberhasilan

pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 1 sasaran kegiatan dan 1 indikator kinerja

kegiatan berikut:

Tabel 3.9

Capaian Kinerja Kegiatan (output)Sasaran Strategis 3

Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

Indikator Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

adalah rekomendasi hasil pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern

adalah saran yang menganjurkan untuk melakukan atau tidak melakukan

sesuatu berdasarkan hasil pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern

yang jika dilaksanakan akan memberikan nilai tambah bagi organisasi atau

menghindarkan organisasi dari kerugian atau pelanggaran hukum

Indikator ini diperoleh dari hasil pengumpulan jumlah Laporan Hasil Pembinaan

dan Surat Penyampaian Rekomendasi yang diterbitkan.

Adapun rumus perhitungan kinerja ini adalah jumlah Output rekomendasi

pembinaan APIP yang disampaikan kepada APIP terkait.

Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 6 rekomendasi,

seluruhnya atau 6 rekomendasi tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja

indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan

hasil kinerja yang berasal dari kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan

1. Tersedianya informasi hasilpengawasan pada PerwakilanBPKP

Rekomendasi Pembinaan KapabilitasPengawasan Intern Pemda

rekomendasi 6 6 100,00

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 65

IV. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP

1. Capaian Kinerja Program (outcome)

Penyelenggaraan dukungan manajemen Perwakilan BPKP merupakan

salah satu unsur penting dalam menunjang keberhasilan Perwakilan BPKP dalam

melaksanakan kegiatan teknis Perwakilan BPKP. Perencanaan pengawasan

berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan

tujuan BPKP sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis

BPKP. Selain itu, pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan

penganggaran juga merupakan sub unsur yang turut mendukung keberhasilan

pelaksanaan kegiatan teknis Perwakilan BPKP. Seiring dengan gencarnya

penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan

pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-

benar menghasilkan kinerja yang terbaik.

Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga mempunyai

kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar

yang diatur dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan

kerja terkait kualitas pengelolaan keuangan ditandai dengan tingkat opini WTP

terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.

Untuk mengukur pencapaian sasaran ini dilakukan melalui pengukuran 1

indikator kinerja outcome.

Rincian kinerja selengkapnya perkembangan capaian kinerja untuk sasaran

strategis “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam

Pengawasan BPKP” pada tahun 2016 ini dibandingkan dengan realisasi sampai

dengan tahun 2016 dan target pada akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Barat (tahun 2019) adalah sebagai berikut:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 66

Tabel 3.10

Rincian Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan BPKP

Dari hasil pengukuran terhadap 1 indikator tersebut, sebanyak 1 indikator

(100%) mencapai target.

Uraian lebih lanjut capaian dari masing-masing indikator untuk sasaran

“Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalam Pengawasan

BPKP” beserta capaiannya yakni indikator Persepsi Kepuasan Layanan

Kesekretariatan.

Capaian indikator kinerja ini diukur berdasarkan hasil survey kepuasan pegawai

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat terhadap layanan yang diberikan sub

Bagian Kepegawaian, Keuangan dan Umum yang termasuk dalam rumpun

Bagian Tata Usaha.

Capaian indikator outcome “Persepsi kepuasan layanan kesekretariatan” sebesar

7,86 skala likert atau 112,29% dari target Tahun 2016 sebesar 7,00 skala likert.

Capaian tersebut berdasarkan survey dengan penyebaran kuesioner kepada

para responden pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan

hasil (jawaban) kuesioner yang diterima kembali menunjukkan tingkat kepuasan

rata-rata bervariasi sebagai berikut:

No. Uraian Jumlah

Parameter

Nilai berdasar

Range

Nilai Rata-rata

1. Subbag Kepegawaian 10 7,61 sd 8,19 7,89

2. Subbag Keuangan 13 7,5 sd 8,6 8,10

3. Subbag Umum 13 7,35 sd 7,98 7,59

Nilai rata-rata 7,86

No. INDIKATOR KINERJA SASARAN satuan TA 2016 Realisasisd 2016

TargetAkhir

Renstra(2019)

Ket.

Target Realisasi % CK

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Persepsi kepuasan layanankesesmaan (skala likert 1-10)

skala 7,00 7,86 112,29 7,86 8

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 67

2. Capaian Kinerja Kegiatan (output)

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya kualitas

pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP” di atas didukung oleh

keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan (output) sebagaimana yang telah

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 yakni mencakup 2 sasaran kegiatan dan 3

indikator kinerja kegiatan.

Adapun rincian selengkapanya atas capaian kinerja kegiatan (output) yang

mendukung terhadap pencapaian sasaran strategis di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Capaian Kinerja Kegiatan (output) Sasaran Strategis 4

Untuk tahun 2016, dari target output yang ditetapkan sebanyak 3 jenis,

seluruhnya atau 3 jenis output tersebut dapat dicapai sehingga capaian kinerja

indikator ini adalah 100,00%. Capaian kinerja tersebut diperoleh berdasarkan

hasil kinerja yang berasal dari kegiatan dukungan teknis yang dilaksanakan oleh

para Sub Bagian yang tergabung dalam rumpun Bagian Tata Usaha sebagai

berikut:

1) Penyediaan Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP dengan

realisasi sebanyak 80 laporan atau 100% dari target yang telah ditetapkan.

Adapun jumlah layanan dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Barat dalam bentuk laporan adalah sebagai berikut:

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN satuan Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sasaran Kegiatan Indiaktor Kinerja Kegiatan1. Tersedianya dukungan manajemen

dan pelaksanaan tugas teknislainnya dalam mencapai kepuasanlayanan

1. Jumlah Layanan Dukungan ManajemenPerwakilan BPKP

laporan 80 80 100,00

2. Termanfaatkannya Aset secaraoptimal

2.1 Terlaksananya rehabilitasi berat rumahnegara Perwakilan BPKP

M2 100 100 100,00

2.2 Terlaksananya rehabilitasi KantorPerwakilan BPKP

M2 1.105 1.105 100,00

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 68

Uraian Satuan Jumlah Keterangan

Jumlah Dokumen Rencana Anggaran (RKAKL) Unit Kerja

(Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran) Dokumen 2 Keuangan

Jumlah Laporan Keuangan (10 LRA Bulanan, 1 LK

Semesteran dan 1 LK Tahunan Unaudited, 1 LK Audited) Dokumen 13 Keuangan

Jumlah Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dokumen 1 Prolap

Jumlah Dokumen Perjanjian Kinerja (PERKIN) Dokumen 1 Prolap

Jumlah Dokumen LAPKIN (3 Lap Triwulanan, 1 Lap

Tahunan)/ Realisasi RKT Bulanan Dokumen 16 Prolap

Jumlah Laporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan PP

39 ( Triwulanan) Laporan 4 Prolap

Laporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (Triwulanan) Laporan 4 Prolap

Laporan Tindak Lanjut Hasil Raker Laporan 1 Prolap

Laporan Penyelenggaraan SPIP (Triwulanan) Dokumen 4 Satgas SPIP

Dokumen Perencanaan Sarana Prasarana (Tahunan) Dokumen 1 Umum

Jumlah Laporan BMN (Semesteran dan Tahunan) Dokumen 2 Umum

Laporan Konservasi Energi/Penghematan Energi

(Semesteran) Laporan 2 Umum

Jumlah Laporan Kearsipan (Triwulanan) Laporan 4 Umum

Jumlah Laporan Budaya Kerja (Semester) Laporan 2 UP

Jumlah Laporan GDN (Bulanan) Laporan 12 UP

Jumlah Laporan Mutasi, Promosi dan Kenaikan Pangkat

Terpadu Pegawai Laporan 2 UP

Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDM (Tahunan) Dokumen 1 UP

Laporan Kehumasan (Triwulanan) Laporan 4 UP

Laporan Program Pelatihan Mandiri (PPM/IHT) Triwulanan Laporan 4 UP

Jumlah 80

2) Pelaksanaan rehabilitasi berat rumah negara Perwakilan BPKP dengan

realisasi seluas 100 M2 atau 100% dari target yang telah ditetapkan; dan

3) Pelaksanaan rehabilitasi Kantor Perwakilan BPKP dengan realisasi seluas

1.105 M2 atau 100% dari target yang telah ditetapkan.

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 69

C. AkuntabilitasKeuangan

Dalam Tahun 2016 realisasi keuangan DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Barat menurut realisasi SPM sampai dengan akhir Desember 2016 (sebelum

rekonsiliasi dengan KPPN) adalah sebesar Rp45.409.230.490,00 atau 98,28%

dari dana yang tersedia dalam DIPA sebesar Rp46.205.764.000,00 dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel3.12

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2016

(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN)

URAIANANGGARAN REALISASI SISA DANA

(Rp) (Rp) % (Rp) %

Program Pengawasan Intern dan

Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah5.681.358.000 5.265.015.444 92,67 416.342.556 7,33

Program Dukungan Manajemen dan

pelaksanakan Tugas Teknis Lainnya BPKP 40.524.406.000 40.173.577.526 99,13 350.828.474 0,87

Jumlah Bruto 46.205.764.000 45.438.592.970 98,34 767.171.030 1,66

Pengembalian Belanja - (29.362.474) ~ 29.362.474 ~

Jumlah Netto 46.205.764.000 45.409.230.496 98,28 796.533.504 1,72

Penyerapan tidak mencapai 100% disebabkan adanya penghematan dalam

realisasi belanja barang. Pengembalian belanja sebesar Rp29.362.474,00 terdiri

dari:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 70

Tabel 3.13

Rincian Pengembalian Belanja per Program

(sebelum rekonsiliasi dengan KPPN)

URAIANJENIS BELANJA

Pegawai(Rp)

Barang(Rp)

Modal(Rp)

Jumlah(Rp)

Program Pengawasan Intern dan Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah- 500.000 - 500.000

Program Dukungan Manajemen dan

pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 28.862.474 - - 28.862.474

Jumlah Bruto 28.862.474 500.000 - 29.362.474

Sedangkan dana dari pihak ketiga (BUMN/D, Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten)

untuk membiayai kegiatan berupa audit dan asistensi sebesar Rp2.608.038.686,00

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.14

Realisasi Kegiatan yang Bersumber Dana dari Kemitraan

KegiatanJumlah

(Rp)

Bidang IPP

- Perekonomian 765.948.786

- Polsoskam 830.806.900

Bidang APD

- Bimtek/Asistensi/SosialisasiKeuangan Daerah 1.011.283.000

Jumlah 2.608.038.686

Bila ditinjau dari pencapaian masing-masing sasaran dikaitkan dengan anggaran

yang tersedia dalam DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dan

realisasi keuangannya adalah sebagai berikut:

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 71

Tabel 3.15

Anggaran dan Realisasi per Sasaran Strategis

No Sasaran Strategis & Indikator Kinerja

Anggaran

Target(Rp000)

Realiasasi(Rp000)

I.Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional danPengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

4.673.798 4.491.840

II. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi 740.753 711.469

III. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern PemerintahDaerah

266.807 61.206

IV. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dukungan Teknis dalamPengawasan BPKP

40.524.406 40.144.715

Jumlah 46.205.764 45.409.230

Laporan Kinerja 2016 72

aporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Tahun

2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan

program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam bentuk

Perjanjian Kinerja (PK) dalam rangka mendukung pencapaian

sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Apabila dibandingkan dengan target outcome sampai dengan Tahun 2016

sebagaimana tercantum dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat 2015-

2019 maupun Perjanjian Kinerja Tahun 2016, jumlah indikator outcome Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Barat yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian

outcome Unit Kerja Eselon I dan BPKP Pusat sebanyak 16 (enam belas) indikator

kinerja utama. Dimana seluruh indikator tersebut telah mencapai target yang telah

ditetapkan atau 100%.

Apabila dibandingkan dengan target output Tahun 2016 yang memberikan

ontribusi terhadap pencapaian target oucome tahun 2016, dari 8 (delapan) indikator

output yang ada, seluruh indikator tersebut mencapai target atau 100% dari total

indikator. Pencapaian target output tersebut telah sesuai dengan kebijakan

penetapan target yang ditetapkan BPKP Pusat.

Dalam rangka membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) yang lebih baik, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat telah

mengidentifikasi permasalahan dan upaya perbaikan yang akan dilaksanakan.

Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi antara lain:

1. Keselarasan antar dokumen perencanaan yaitu Renstra, PK dan PKP2T belum

sepenuhnya terbangun. Masih dijumpai perbedaan target antara PK dengan

PKP2T maupun Renstra, sehingga target dalam PK tidak tercapai sementara di

sisi lain adanya kinerja sesuai PKP2T yang tidak dapat dilaporkan karena tidak

sesuai dengan Tapkin.

2. Masih terdapat kelemahan dalam penjabaran definisi dan rumusan indikator

kinerja outcome serta cara mengukur outcome secara baku sehingga

BAB IV

PENUTUP

BPKP Jabar

Laporan Kinerja 2016 73

pengumpulan data kinerja pendukung capaian kinerja tidak dapat dilaksanakan

sejak awal tahun pelaksanaan kegiatan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, perlu dilaksanakan hal-hal

sebagai berikut:

1. Perbaikan sistem perencanaan dengan menjaga keselarasan antar dokumen

perencanaan dengan komitmen semua pihak penanggungjawab kegiatan.

2. Perbaikan dan penyempurnaan definisi dan rumusan indikator kinerja outcome

serta cara mengukur indikator hasil (outcome) yang disepakati oleh semua pihak

yang terlibat pada awal tahun agar terdapat kesamaan pandang terhadap

capaian outcome tersebut pada saat penyusunan Laporan Kinerja akhir tahun

beserta pengumpulan data kinerjanya.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat dalam Tahun 2016

yang dituangkan dalam laporan ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap kinerja BPKP Pusat serta memberikan umpan balik bagi kepentingan

kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat pada tahun berikutnya.