1 gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil...

183

Upload: phungthuy

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

1

GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERKAIT ASIEKSKLUSIF DI PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA

SELATAN TAHUN 2012

SkripsiDiajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

IRDA SEPTIANI

NIM : 108101000030

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Januari 2013

Irda Septiani

Page 3: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATPEMINATAN GIZISkripsi, Januari 2013Irda Septiani, NIM : 108101000030

GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERKAIT ASIEKSKLUSIF DI PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTASELATAN TAHUN 2012xvi + 126 halaman, 17 tabel, 2 bagan, 11 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Masih rendahnya angka cakupan ASI eksklusif pada Puskesmas KecamatanPesanggrahan (51,2%) sementara sudah dilaksanakan pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusifoleh bidan merupakan salah satu petunjuk pemberian pengetahuan masih perlu ditingkatkan. Darimasalah tersebut, dilakukanlah penelitian untuk menilai kebutuhan pengetahuan ibu hamil yangdimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah dilakukan dapatmemenuhi kebutuhan pengetahuan ibu hamil atau tidak.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan kebutuhanpengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif.Metode: Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain cross sectional dengandidukung data kualitatif untuk menjelaskan hasil penelitian. Penilaian kebutuhan pengetahuandengan normative needs berdasarkan standar materi pengetahuan Kemenkes R.I (2010b) danSoetjiningsih (1997). Dianggap terdapat kebutuhan jika presentase penguasaan materi pengetahuanresponden <56% dari standar materi.Hasil: Presentase pengetahuan ibu hamil: ASI saja enam bulan [pengertian ASI eksklusif (96.9%);penangangan bayi sakit (29.2%); pemberian MP-ASI (79.3%)]; penjelasan pentingnya ASI [waktudiberikannya ASI (47.9%), manfaat ASI untuk kebutuhan gizi bayi (67.4%), manfaat ASI bagi ibuuntuk menurunkan berat badan (46.9%), mafaat ASI bagi ibu untuk KB (66.8%), mitos perubahanbentuk payudara (30.2%) dan akibat pemberian dot (72,9%)]; IMD [pengertian IMD (80.2%)];Kolostrum [pengertian kolostrum (39.6%), mitos kolostrum harus dibuang (69.8%), manfaatkolostrum (76.0%) ]; Rawat gabung [pengertian rawat gabung (45.8%)]; Tidak diberi susu formula[bahaya susu formula untuk bayi (58.3%), penanganan ibu yang belum keluar ASI (10.4%)];Perawatan puting susu [cara membersihkan payudara (91.7%) dan bahaya penggunaan sabun danalkohol (44.8%)]; Cara mengatasi kesulitan menyusui [penanganan masalah radang payudara danputing lecet (39.6%) dan penanganan pemberian ASI ketika ibu bekerja (46.9%)].Simpulan: Materi yang masih dibutuhkan: ASI saja enam bulan (penangangan bayi sakit);Penjelasan pentingnya ASI (waktu diberikannya ASI, manfaat ASI bagi ibu untuk menurunkan beratbadan) dan mitos perubahan bentuk payudara); Kolostrum (pengertian kolostrum); Rawat gabung[pengertian rawat gabung); Tidak diberi susu formula (penanganan ibu yang belum keluar ASI);Perawatan puting susu (bahaya penggunaan sabun dan alkohol); Cara mengatasi kesulitan menyusui(penanganan masalah radang payudara dan puting lecet dan penanganan pemberian ASI ketika ibubekerja).

Daftar Bacaan : 62 (1980-2012)Kata Kunci : ASI eksklusif, Kebutuhan Pengetahuan, Pemberian Pengetahuan

Page 4: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCESPUBLIC HEALTH STUDYSPECIALISATION NUTRITIONThesis, January 2013Irda Septiani, NIM : 108101000030

DESCRIPTION OF THE KNOWLEDGE NEEDS IN PREGNANT WOMENRELATED BREASTFEEDING IN PESANGGRAHAN COMMUNITY HEALTHCENTERS SOUTH JAKARTA 2012xvi + 126 page, 17 table, 2 chart, 11 attachment

ABSTRACT

Background: The low coverage rate of exclusive breastfeeding at Pesanggrahan district communityhealth centers (51.2%) while giving knowledge related exclusive breastfeeding has been held bymidwives, is the guide that giving knowledge shouldt be increased. Based of that problem,implemented a study to assess the need knowledge of pregnant women who intended to knowwhether the knowledge that has been done is there some needs or not.Objective: This study aims to reveal the knowledge and knowledge needs of pregnant woman relatedexclusive breastfeeding.Methods: Reaserch used a quantitative approach with cross-sectional design and supported by aqualitative approach data to explain the result. Assessment knowledge needs using normative needsbased on standard materials knowledge Ministry of Helath (2010b) and Soetjiningsih (1997).Considered the need if the percentage of mastery of the material knowledge is < 56% from materialstandard.Results: the percentage of mastery of the material knowledge: Six months only breast milk[definition of exclusive breastfeeding (96.9%) of handling ill infants (29.2%), giving the MP-ASI(79.3%)]; explanation of the importance of breastfeeding [time given breast milk (47.9%), thebenefits of breast milk for the nutritional needs of infants (67.4%), the benefits of breastfeeding formothers to lose weight (46.9%), mafaat breastfeeding for mothers for family planning (66.8%), themyth of change in breast shape (30.2%) and due to the provision of dot (72.9%)]; IMD[understanding IMD (80.2%)]; colostrum [sense colostrum (39.6%), the myth of colostrum should bediscarded (69.8%), the benefits of colostrum (76.0%)]; Rawat join [rooming understanding (45.8%)];Not given milk formula [danger of formula milk for infants (58.3%), handling breastfeeding motherswho have not come out (10.4%)]; Nursing nipples [how to clean breast (91.7%) and the dangers ofthe use of soap and alcohol (44.8%)]; way to overcome breastfeeding difficulties [handling ofinflammatory breast and nipple abrasions (39.6%) and management of breastfeeding when motherswork (46.9%)]Conclusion: The material are still needed: only breastfeeding six months [handling ill infants];Explanation of the importance of breastfeeding [time given breast milk , the benefits of breastfeedingfor mothers to lose weight and the myth of change in breast shape]; Colostrum [the meaning ofcolostrum ]; Rooming in [the meaning of rooming in]; Not given milk formula [maternal treatmentthat has not come out milk]; nipples care [dangers of using soap and alcohol]; way to overcomebreastfeeding difficulties [handling of inflammatory breast and nipple abrasions and management ofbreastfeeding when mothers work].

Reading List : 62 (1980-2012)Keyword : Exclusive breastfeeding, Knowledge Needs, Giving Knowledge

Page 5: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

iv

PERTANYAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERKAIT ASI

EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN JAKARTA

SELATAN TAHUN 2012

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim pembimbing dan penguji

skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Januari 2013

Mengetahui,

Ir. Febrianti, M.Si Dr. H. Arif Sumantri, SKM.,M.KesPembimbing I Pembimbing II

Page 6: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Januari 2013

Mengetahui,

Penguji I

Yuli Amran, MKM

Penguji II

Drs.M.Farid Hamzens, M.Si

Penguji III

Hj. Farihah Sulasiah, MKM

Page 7: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irda Septiani

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 25 September 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : JL.Lapangan Bola No:02 Kel.Srengseng Jkt-Brt

No.Telp : 08568165624

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK.Islam Parkit Jakarta (1994-1996)

2. SDN 01 PG Jakarta (1996-2002)

3. SMPN 229 Jakarta (2002-2005)

4. SMAN 101 Jakarta (2005-2008)

5. S-1 Kesehatan Masyarakat (2008-Sekarang)

Fakultas kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 8: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan

petunjuk-Nya, laporan penelitian skripsi yang berjudul “Gambaran Kebutuhan

Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklusif Di Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam

tidak lupa dihanturkan kepada baginda kita nabi Muhammad SAW yang telah membawa

umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman penuh cahaya. Penyusunan laporan

penelitian skripsi ini merupakan salah satu upaya dari mahasiswa untuk memenuhi

kewajibannya sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM).

Laporan penelitian skripsi ini tidak dapat dipungkiri dalam penyelesaiaannya

melibatkan beberapa pihak yang mana telah membantu, menemani serta membimbing

penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjuddin, Sp. And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Ir.Febrianti, M.Si selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai dosen

pembimbing 1 yang telah banyak membantu penulis dari mulai awal skripsi sampai

akhir penyusunan skripsi.

3. Ibu Minsarnawati, SKM., M.Kes selaku penanggung jawab skripsi

Page 9: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

viii

4. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing 2 sekaligus

dosen penasehat akademik yang telah banyak membantu penulis dan memberikan

arahan mulai awal skripsi sampai akhir penyusunan skripsi.

5. Ibu Rissanti Amd.Keb dan Ibu Duriah Amd.Keb yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian skripsi

6. Ibu-Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal di Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan yang telah mau membantu penelitian skripsi

7. Bapak Gazali yang telah membantu dalam pembuatan surat perizinan penelitian

8. Keluargaku atas dukungan, kasih sayang dan doa yang tak henti-henti diberikan

9. Ayu Dwi Lestari, Ayu Punarsih, Avianing Kemala Ulfa dan Titah Wulandari yang

telah menemani dan saling menyemangati dalam penyelesaian laporan penelitian

skripsi ini

10. Teman-teman Gizi dan K3 angkatan 2008

11. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan penelitian skripsi ini,

sehingga diharapkan penulis mendapat kritik dan saran yang membangun agar laporan

ini nantinya dapat tersusun secara lebih baik lagi. Semoga terselesaikannya laporan

penelitian skripsi ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya pada topik ASI eksklusif serta dapat digunakan juga sebagai

sumber informasi bagi pembaca kalangan umum.

Jakarta, Januari 2013

Penulis

Page 10: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

ABSTRACT . ..................................................................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP . ....................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 7

D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif

1. Pengertian ..................... ....................................................... 10

2. Manfaat ................................................................................ 10

Page 11: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

x

B. Pengetahuan

1. Pengertian ............................................................... ............. 14

2. Sumber Pengetahuan .............................................. ............. 15

3. Pengetahuan ASI Eksklusif ................................................. 15

4. Kebutuhan Pengetahuan . ..................................................... 35

5. Pemberian Pengetahuan . ..................................................... 36

C. Need Assessment Dalam Penentuan Kebutuhan Pengetahuan ... 46

D. Kerangka Teori . .......................................................................... 47

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep ........................... ............................................ 49

B. Definisi Operasional . .................................................................. 51

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 52

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian ..................................................... 52

C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 53

1. Populasi Penelitian ................................................................. 53

2. Sampel Penelitian ............................ ...................................... 53

D. Instrumen Penelitian........................ ............................................ 55

E. Pengumpulan Data....................................................................... 56

1. Kuesioner ............................................................................. .. 56

2. Wawancara ................................................................... ......... 60

3. Participant Observation ........................................................ 61

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ............ ........................... 61

1. Pengolahan Data ..................................................................... 61

2. Analisis Data .......................................................................... 62

BAB V HASIL

A. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan ............ 64

Page 12: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

xi

B. Gambaran Umum Pemberian Pengetahuan Di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan. ............................................................ 67

1. Gambaran Pelaksanaan Pemberian Pengetahuan Di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 ............... 67

2. Gambaran Materi Pemberian Pengetahuan Terkait ASI

Eksklusif ................................................................................ 71

C. Analisis Univariat. ........................................................................ 77

1. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil . ...................................... 77

2. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklusif .... 80

3. Gambaran Kesenjangan Antara Pengetahuan Ibu Hamil

Dengan Standar Pengetahuan Yang Seharusnya Dimiliki

Terkait ASI Eksklusif ............................................................ 88

4. Gambaran Sumber Pengetahuan Terkait ASI Eksklusif Pada

Ibu Hamil . .............................................................................. 90

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian. ............................................................... 95

B. Gambaran Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI

Eksklusif ...................................................................................... 95

1. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil ....................................... 95

2. Gambaran Kebutuhan Pengetahuan Ibu hamil Terkait ASI

Eksklusif ................................................................................ 97

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................... 123

B. Saran ............................................................................................ 126

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................... 52

Tabel 5.1 Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan BerdasarkanKelurahan, Luas Kelurahan, Rukun Warga (RW) dan RukunTetangga (RT) Tahun 2011. ............................................................... 66

Tabel 5.2 Gambaran Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Usia,Pendidikan, dan Lama Bekerja Sebagai Bidan di PuskesmasKecamatan Pesanggrahan Tahun 2012. ............................................. 68

Tabel 5.3 Hasil Observasi dan Wawancara Terhadap Materi PemberianPengetahuan Terkait ASI Eksklusif Oleh Bidan di PuskesmasKecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 . ............................................ 73

Tabel 5.4 Gambaran Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Usia,Usia Kehamilan, Jumlah Anak, Pendidikan Terakhir dan Pekerjaandi Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012........................ 79

Tabel 5.5 Gambaran Pengetahuan Terkait Materi ASI Saja Enam Bulan PadaIbu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012(n=96) ................................................................................................. 82

Tabel 5.6 Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Penjelasan Pentingnya ASIPada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun2012 (n=96) ........................................................................................ 83

Tabel 5.7 Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Skin to Skin Contact (IMD)Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun2012 (n=96) ........................................................................................ 84

Tabel 5.8 Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Kolostrum Pada Ibu Hamildi Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96) ............ 84

Tabel 5.9 Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Rawat Gabung Pada IbuHamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96) . 85

Tabel 5.10 Gambaran Pengetahuan Terkait Tidak Diberi Susu Formula PadaIbu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012(n=96) ................................................................................................. 86

Page 14: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

xiii

Tabel 5.11 Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Perawatan Puting SusuPada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun2012 (n=96) ........................................................................................ 87

Tabel 5.12 Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Kesulitan Dalam MenyusuiPada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun2012 (n=96) ........................................................................................ 87

Tabel 5.13 Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Cara Menyusui yang BaikPada Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun2012 (n=96) ........................................................................................ 88

Tabel 5.14 Hasil Kesenjangan (Gap) Antara Pengetahuan Ibu Hamil DenganStandar Materi Terkait ASI Eksklusif Oleh Kemenkes R.I (2010b)dan Soetjiningsih (1997) (n=96) ....................................................... 89

Tabel 5.15 Hasil Pernah/Tidak Pernah Mendengar Materi Terkait ASIEksklusif Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan PesanggrahanTahun 2012 (n=96) ............................................................................ 91

Tabel 5.16 Hasil Sumber Pengetahuan Dari Materi Terkait ASI Eksklusif PadaIbu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 ..... 94

Page 15: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian .................................................................. 48

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 50

Page 16: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ................................................................. Surat Izin Penelitian

LAMPIRAN 2 ................................................................. Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN 3 ................................................................. Uji Validitas dan

Reliabilitas

LAMPIRAN 4 ................................................................. Pedoman Indepth Interview

LAMPIRAN 5 ................................................................. Pedoman Observasi

LAMPIRAN 6 ................................................................. Struktur Organisasi

Puskesmas

LAMPIRAN 7 ................................................................. Dokumentasi Alat Peraga

LAMPIRAN 8 ................................................................. Hasil Observasi

LAMPIRAN 9 . ................................................................ Matrik Wawancara

LAMPIRAN 10 . ................................................................. Hasil Univariat

LAMPIRAN 11 . ................................................................. Leaflet ASI Eksklusif

Page 17: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ASI Air Susu Ibu

WHO World Health Organisation

RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar

KIE Komunikasi Informasi Edukasi

IMD Inisiasi Menyusu Dini

UNICEF United Nations Children’s Fund

WABA World Alliance for Breastfeeding Action

KIA Kesehatan Ibu dan Anak

KB Keluarga Berencana

LKMM Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

IBI Ikatan Bidan Indonesia

KI Kesehatan Ibu

BOK Bantuan Operasional Kesehatan

Page 18: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air Susu Ibu (ASI) dirancang sedemikian rupa oleh ALLAH SWT untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak lahir hingga enam bulan pertama yang

diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup bayi, oleh

karena itu, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dibandingkan dengan

makanan/minuman olahan manusia (Kemenkes R.I, 2009). Dari pentingnya ASI

tersebut bagi bayinya, tentu setiap ibu diwajibkan untuk menyusui bayinya. Dilihat

dari islam sendiri, kewajiban ibu untuk menyusui bayinya juga tercantum jelas

dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 223:

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu

bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan... (QS: Al-Baqarah [2]: 233)

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012

mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif (ASI) eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak lahir selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau

mengganti dengan makanan atau minuman lain. Pemerintah menetapkan pemberian

ASI eksklusif selama enam bulan ini mengacu pada yang direkomendasikan oleh

WHO, dan penetapan ini tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh

dunia.

Penetapan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan yang direkomendasikan

oleh WHO ini tidak sembarangan karena berdasarkan pada bukti-bukti ilmiah dari

Page 19: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

2

hasil penelitian yang menyatakan bahwa banyak sekali keuntungan yang didapat

apabila bayi diberikan ASI eksklusif selama enam bulan. Salah satu penelitian yang

digunakan WHO untuk merekomendasikan pemberian ASI eksklusif ini selama

enam bulan adalah penelitian dari MS. Kramar (2009). Dari hasil penelitian tersebut

didapatkan hasil bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat

menurunkan risiko infeksi pencernaan pada bayi, menurunkan berat badan ibu

setelah lahir, serta dapat pula menunda periode menstruasi. Manfaat lain yang dapat

dirasakan dari pemberian ASI eksklusif selama enam bulan juga tidak menyebabkan

alergi serta tidak ada efek samping pada pertumbuhan bayi (WHO, 2011).

Sungguh ironis, dari banyaknya keuntungan ASI eksklusif ini bagi bayi dan ibu

dan sudah diciptakannya ASI ini oleh ALLAH SWT secara alamiah, masih banyak

ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hal ini dapat dilihat dari

data cakupan ASI eksklusif di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) (2010) yang menyebutkan bahwa cakupan ASI eksklusif di

Indonesia masih sebesar 15,3%. Angka tersebut masih sangat jauh dari target yang

sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 80%.

Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketidakberhasilan ibu dalam

menyusui, menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Foo et al, (2005) di

Singapura menunjukkan bahwa pengetahuan ibu merupakan faktor yang sangat

berpengaruh dalam pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian dari Foo, et al (2005)

ini juga senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fika dan Syafiq (2009)

di sebuah Puskesmas di Jakarta Selatan, menyebutkan pula bahwa pengetahuan ibu

Page 20: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

3

yang baik merupakan faktor penting dalam terwujudnya perilaku pemberian ASI

eksklusif.

Untuk mengantisipasi kurangnya pengetahuan pada ibu terkait ASI eksklusif,

sebenarnya pemerintah sudah mencanangkan untuk melaksanakan pemberian

pengetahuan dalam bentuk KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mulai dari

awal kehamilan pada saat pelayanan antenatal sampai dengan saat kelahiran. Hal ini

sebenarnya tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 terkait ASI

eksklusif pada bagian keempat yang menyebutkan bahwa setiap fasilitas kesehatan

haruslah memberikan pengetahuan terkait ASI eksklusif kepada ibu hamil.

Pentingnya persiapan pengetahuan pada saat kehamilan dinilai oleh Fika dan Syafiq

(2009) adalah karena menyusui tidak begitu saja terjadi secara alamiah,

pengetahuan ibu terkait ASI eksklusif diharapkan dapat membantu mempersiapkan

ibu dalam menyusui jauh sebelum proses kelahiran terjadi, yaitu melalui pemberian

pengetahuan pada saat pelayanan antenatal.

Hal tersebut diperkuat pula oleh Pratiwi (2009) yang mengatakan bahwa

setidaknya ibu hamil yang mengikuti dua kali kelas antenatal dan diberikan

pengetahuan mengenai keuntungan ASI eksklusif dan bagaimana cara sukses

menyusui saat kelahiran dapat membantu mempersiapkan pengetahuan ibu hamil

tersebut mengenai menyusui. Studi lain yang dilakukan di Rumah Sakit Singapura

oleh Su, et al (2007) juga mengungkapkan ada hubungan antara pendidikan tentang

menyusui pada saat antenatal dan dukungan untuk menyusui bayinya setelah

melahirkan dengan meningkatnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Page 21: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

4

Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa, mempersiapkan

pengetahuan ibu selama hamil melalui pemberian pengetahuan oleh petugas

kesehatan sangat penting. Upaya Pemerintah dalam hal ini Kemenkes R.I tahun 2010

merekomendasikan beberapa materi pengetahuan yang seharusnya diberikan kepada

ibu hamil terkait ASI eksklusif. Materi-materi tersebut adalah ASI saja enam bulan;

penjelasan pentingnya ASI; skin to skin contact untuk IMD; kolostrum; rawat

gabung; tidak diberi susu formula; perawatan puting susu dan keinginan untuk

menyusui. Materi lain yang seharusnya diberikan kepada ibu hamil menurut

rekomendasi Soetjiningsih (1997) selain yang telah ditetapkan oleh Kemenkes R.I

adalah bagaimana cara menyusui yang baik dan cara mengatasi kesulitan dalam

menyusui. Pada setiap fasilitas kesehatan, materi-materi tersebut seharusnya

diberikan oleh petugas kesehatan yang bertugas di pelayanan antenatal supaya

pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif dapat meningkat. Salah satu dari

fasilitas kesehatan yang dimaksud diantaranya adalah Puskesmas.

Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang berada ditengah-tengah

masyarakat sehingga mudah diakses oleh masyarakat, oleh sebab itulah puskesmas

disebut sebagai lini terdepan dalam menangani masalah kesehatan yang ada di

masyarakat. Dari pentingnya peranan Puskesmas di tengah-tengah masyarakat,

membuat penelitian ini mengambil lokasi di sebuah puskesmas, tepatnya di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan yang berada di wilayah Jakarta Selatan.

Penentuan wilayah Puskesmas didasarkan pada masih belum tercapainya angka

cakupan eksklusif dari target nasional (80%) dan dibandingkan dengan wilayah

Puskesmas lain, wilayah tersebut dapat dikatakan sudah relatif cukup tinggi sehingga

Page 22: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

5

diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan agar wilayah ini menjadi

contoh bagi wilayah lain.

Wilayah Jakarta Selatan berdasarkan pada data profil Dinas Kesehatan DKI

Jakarta Tahun 2009, merupakan salah satu wilayah yang angka cakupan ASI

eksklusifnya masih dibawah target nasional (80%) yaitu sebesar 46% dan sudah

relatif cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah lain seperti di wilayah Jakarta

barat (24%), Jakarta Timur (24%), Jakarta Pusat (30%) dan sama pada wilayah

Kep. Seribu (46%), tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan wilayah Jakarta

Utara (60%).

Jika dilihat, walaupun wilayah Jakarta Utara memiliki angka cakupan ASI

eksklusif yang lebih tinggi dan wilayah Kep. Seribu memiliki angka cakupan

eksklusif yang sama dengan Jakarta Selatan, peneliti memilih wilayah Jakarta

Selatan karena memiliki kepadatan penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan

Jakarta Utara dan Kep.Seribu. Wilayah Jakarta Selatan memiliki kepadatan

penduduk 15.287 Km², sedangkan Jakarta Utara dan Kep. Seribu masing-masing

memiliki kepadatan penduduk sebesar 10.035 Km² dan 2.251 Km². Alasan

kepadatan penduduk yang tinggi dijadikan sebagai dasar penentuan lokasi penelitian

adalah karena dalam suatu wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi,

puskesmas yang berada pada wilayah tersebut dalam hal ini pasti lebih banyak

melayani masyarakat dan beban kerja Puskesmasnya tentu akan lebih berat

dibandingkan dengan wilayah dengan kepadatan penduduk yang tidak terlalu tinggi

sehingga tentu akan lebih menarik dan lebih bermanfaat jika dilakukan penelitian di

wilayah Jakarta Selatan.

Page 23: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

6

Pada sepuluh Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, didapatkan data

bahwa pada salah satu Puskesmas yaitu Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan,

berdasarkan laporan tahunan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan tahun 2011,

cakupan ASI eksklusifnya masih dibawah target nasional (80%) yaitu dengan

presentase sebesar 51,2 %, padahal pada Puskesmas tersebut sebenarnya pemberian

pengetahuan terkait ASI eksklusif telah diberikan. Angka cakupan tersebut memang

dapat dikatakan sudah relatif cukup tinggi dibandingkan dengan puskesmas lain

seperti Puskesmas Mampang Prapatan (0%), Kebayoran Lama (13,4%), Tebet

(29,8%), Jagakarsa (37,1%) dan Pancoran (51%) serta lebih rendah dibandingkan

dengan puskesmas lain seperti Puskesmas Cilandak (52%), Kebayoran Baru

(52,6%), Pasar Minggu (68,4%), dan Setiabudi (107,6%).

Dari data angka cakupan di atas, Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan memiliki

angka cakupan ASI eksklusif yang berada pada posisi tidak terlalu baik dan tidak

terlalu buruk dibandingkan dengan puskesmas lain, pemilihan didasarkan pada

kondusifnya Puskesmas berdasarkan informasi yang didapatkan dari Suku Dinas

Jakarta Selatan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar.

Pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan ini didapati bahwa sebenarnya

pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif sudah diberikan oleh bidan, namun

didapati cakupan ASI eksklusif di Puskesmas tersebut masih dibawah target nasional

yaitu sebesar 51,2%. Masih rendahnya angka cakupan ASI eksklusif merupakan

salah satu petunjuk pemberian pengetahuan di Puskesmas ini masih perlu

ditingkatkan. Dari masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penilaian

kebutuhan pengetahuan kepada ibu hamil yang dimaksudkan untuk mengetahui

Page 24: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

7

apakah pemberian pengetahuan yang sudah dilakukan dapat memenuhi kebutuhan

pengetahuan ibu hamil atau tidak, oleh sebab itu penelitian ini mengambil judul

gambaran kebutuhan pengetahuan yang ada pada ibu hamil terkait ASI eksklusif di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Masih rendahnya angka cakupan ASI eksklusif Pada Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan (51,2%) sementara sudah dilaksanakan pemberian pengetahuan terkait

ASI eksklusif oleh bidan disana merupakan salah satu petunjuk pemberian

pengetahuan masih perlu ditingkatkan. Dari masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penilaian kebutuhan pengetahuan kepada ibu hamil, sehingga mengambil

judul gambaran kebutuhan pengetahuan yang ada pada ibu hamil terkait ASI

eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait ASI

eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran pengetahuan terkait ASI eksklusif pada ibu hamil di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2012.

Page 25: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

8

b. Diketahuinya gambaran kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait ASI

eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun

2012.

E. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat pada saat

perkuliahan sehubungan dengan penelitian mengenai gambaran kebutuhan

pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012.

2. Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai acuan dalam menganalisis kebutuhan pengetahuan

terkait ASI eksklusif pada ibu hamil.

3. FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Memberikan tambahan pustaka yang dapat menunjang ilmu pengetahuan

dan memperluas wawasan mahasiswa terkait ASI eksklusif.

4. Bagi Puskesmas

Membantu Puskesmas dalam menganalisa kebutuhan pengetahuan pada ibu

hamil terkait ASI eksklusif, dengan demikian diharapkan bidan dapat

mengevaluasi pemberian pengetahuan yang sudah dilaksanakan.

5. Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan

Memberikan gambaran kebutuhan pengetahuan pada ibu hamil pada salah

satu wilayah kerja Puskesmasnya yaitu adalah Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan.

Page 26: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

9

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi kepada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal

pada bulan September di Poli Klinik Kesehatan Ibu Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan. Lokasi penelitian bertempat di Poliklinik Kesehatan Ibu Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan dan waktu penelitian dalam rentang waktu

bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah masih rendahnya angka cakupan ASI eksklusif (51,2%)

sementara pemberian pengetahuan sudah diberikan menandakan pemberian

pengetahuan terkait ASI eksklusif masih perlu ditingkatkan, sehingga peneliti

tertarik untuk melakukan penilaian kebutuhan pengetahuan terkait ASI eksklusif

yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

dilakukan dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu hamil yang ada atau tidak.

Dari masalah tersebut menjadikan judul penelitian ini adalah gambaran kebutuhan

pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Jakarta Selatan tahun 2012. Analisis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

disain penelitian cross sectional. Penelitian diperkuat pula dengan data yang diambil

menggunakan pendekatan kualitatif.

Page 27: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif

1. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun

2012 mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI

yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan, tanpa

menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

2. Manfaat

Menurut Roesli (2000), manfaat ASI ekslusif bagi bayi dan ibu adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat ASI Ekslusif Bagi Bayi

1) ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi

yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.

ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun

kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai

makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi

normal sampai usia enam bulan. Setelah usia enam bulan, bayi harus

mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2

tahun atau lebih.

Page 28: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

11

Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai

sepasang atau lebih kelenjar ASI susu. Pada saat melahirkan, kelenjar

ini akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya.

Komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-beda dari hari ke hari.

ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7

(kolostrum) berbeda dengan ASI yang keluar dari hari ke-4/ke-7

sampai hari ke 10/ke-14 setelah kelahiran (ASI transisi). Komposisi ini

akan berbeda lagi setelah hari ke-14 (ASI matang).

2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat

kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari namun, kadar zat ini akan

cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru

membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar

protektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat

kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi

belum mencukupi, maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada

bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI,

karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang

akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus,

parasit dan jamur.

Dari hasil penelitian Ms.Kramar (2009), didapatkan hasil bahwa

pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan risiko

infeksi pencernaan pada bayi selain itu, pemberian ASI eksklusif

Page 29: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

12

selama enam bulan juga tidak menyebabkan alergi serta efek samping

pada pertumbuhan bayi (WHO, 2011).

3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak,

maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan

kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting

dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi

yang diberikan. Kesempatan ini hendaknya dapat dimafaatkan sebaik-

baiknya agar otak bayi dapat tumbuh optimal.

Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia

enam bulan, akan menjamin tercapainya pengembangan potensi

kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien

yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan

kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang

diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien yang diperlukan

untuk pertumbuhan otak bayi diantaranya adalah :

a) Taurin

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam

ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan

penting untuk proses maturasi sel otak. (Kemenkes R.I, 2005)

b) Laktosa

Merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit

sekali terdapat pada susu sapi (Kemenkes R.I, 2005).

Page 30: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

13

c) DHA, AA, Omega 3, Omega 6

Merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya terdapat

sedikit dalam susu sapi. Hasil penelitian dr.Lucas (1993) terhadap

300 bayi prematur membuktikan bahwa bayi-bayi prematur yang

diberi ASI eksklusif mempunyai IQ yang lebih tinggi secara

bermakna (8,3 point lebih tinggi) dibanding bayi prematur yang

tidak diberi ASI. Penelitian dr. Riva (1997) ditemukan bahwa bayi

yang diberi ASI ekslusif, ketika berusia 9,5 tahun tingkat IQ 12,9

point lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi

ASI ekslusif.

d) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu

akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman

dan tentram karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya

yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung

inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan

membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang

baik.

b. Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu

Selain bermanfaat untuk bayi, ASI eksklusif juga dapat bermanfaat

bagi ibu. Berikut ini manfaat ASI eksklusif bagi ibu:

Page 31: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

14

1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan, maka

kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan

berkurang. Hal tersebut karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan

kadar oksitosin yang berguna untuk konstriksi/penutupan pembuluh

darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.

2) Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman. Selama ibu

memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% kehamilan tidak akan

terjadi sampai pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan tidak

akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

3) Mengurangi kemungkinan menderita kanker, seperti kanker payudara

dan kanker indung telur

Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif sampai dua tahun atau

lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai

25%. Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan

melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur pada ibu yang

menyusui berkurang sampai 20-25%.

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmodjo (2003), pengetahuan

merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang

diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang

Page 32: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

15

merupakan stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behaviour).

2. Sumber Pengetahuan

Menurut Hartono (2010), sumber untuk memperoleh pengetahuan

dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu : (a) perorangan di luar

kendali pelayanan kesehatan (keluarga, teman, ahli agama, tokoh

masyarakat), (b) perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan (petugas

kesehatan), (c) nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan (media

massa, dan media elektronik) serta (d) nonperorangan dalam kendali

pelayanan kesehatan (iklan, brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan)

3. Pengetahuan ASI Eksklusif

Pengetahuan ASI eksklusif dapat pula dipengaruhi oleh usia,

pengalaman memiliki anak sebelumnya, pendidikan, dan pekerjaan. Menurut

Yustifa dalam Widayati dan Maryatun (2012) bahwa Pada usia 21 tahun,

seseorang sudah memiliki ciri dari kedewasaan fisik dan kematangan pribadi

yang erat hubungannya dengan matangnya dalam mengambil setiap

keputusan. Pada faktor pengalaman memiliki anak sebelumnya, dijelaskan

oleh Roesli (2000), hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi ASI eksklusif.

Selain itu, pada faktor pendidikan, menurut Kasnodiharjo, et.al (1994),

semakin tinggi strata pendidikan seseorang, pengetahuan yang didapatnya

mengenai ASIpun akan semakin bertambah. Pada faktor terakhir yang

Page 33: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

16

terbukti dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pekerjaan. Ibu

rumah tangga dipandang mempunyai banyak waktu yang luang, hal tersebut

tentu dapat membuat ibu bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan dari

berbagai media, antara lain: televisi, radio, surat kabar (Kurniati dalam

Widayati dan Maryatun, 2012).

Dalam perilaku pemberian ASI eksklusif, pengetahuan terkait ASI

eksklusif memegang peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Notoatmodjo (2003), yang mengatakan bahwa pengetahuan

(kognitif) merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya

perilaku kesehatan. Sebenarnya pengetahuan tersebut dapat ditingkatkan

salah satunya dengan adanya dukungan pemberian pengetahuan dari petugas

kesehatan sejak dari awal kehamilan (Nusatya, 1981).

Menurut Kemenkes R.I (2010b), materi pengetahuan yang seharusnya

diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil terkait ASI eksklusif berupa:

1) ASI Saja Enam Bulan;

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun

2012 mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah

ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 (enam) bulan,

tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

minuman lain. Materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil karena

menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh MS. Kramar (2009),

banyak manfaat yang akan diperoleh, baik dari bayi maupun ibu apabila

Page 34: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

17

bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan tanpa tambahan

apapun.

Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pemberian ASI

eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan risiko infeksi

pencernaan pada bayi, menurunkan berat badan ibu setelah lahir, serta

dapat pula menunda periode menstruasi. Pemberian ASI eksklusif yang

diberikan selama enam bulan juga tidak menyebabkan alergi serta tidak

ada efek samping pada pertumbuhan bayi. Sangat disayangkan apabila

materi ini tidak dikuasai oleh ibu hamil, mengingat manfaatnya sangat

besar dan menguntungkan, bukan hanya bagi bayi tetapi juga untuk ibu.

Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan

tidak sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul

dalam upaya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama

kehidupan bayi. Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam

menghentikan pemberian ASI kepada bayi adalah ketika bayi

mengalami sakit (Pratiwi dan Purnawati, 2009). Menurut Newman

(2009), jika bayi sakit, sebenarnya, ASI tidak perlu dihentikan, ASI

justru perlu ditambah. Newman mengatakan bahwa pemberian ASI

ketika bayi sakit justru dapat menenangkan bayi dan tidak berbahaya

bagi bayi. Sakit yang hanya penyembuhannya hanya perlu ASI saja,

diantaranya adalah diare dan muntah, infeksi pernafasan, dan sakit

kuning, selain itu, menurut Tari (2012), demam juga termasuk dalam

Page 35: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

18

sakit yang cukup dengan diberi ASI saja terlebih dahulu dalam

penanganan pertama yang dapat dilakukan oleh ibu.

2) Penjelasan Pentingnya ASI;

ASI mengandung zat gizi yang sesuai serta juga mengandung enzim-

enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

ASI juga memiliki perbandingan antara Whei dan Kasein yang sesuai

untuk bayi. Rasio Whei yang lebih banyak dibandingkan kasein (65:35)

menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap dan dimetabolisme

(Kemenkes R.I, 2008). Jumlah ini diyakini mencukupi kebutuhan bayi

selama enam bulan. Hal tersebut juga didukung berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan oleh Saputra, et.al (2010), yang juga

mengemukakan bahwa ASI merupakan nutrisi ideal yang dapat

mencukupi dan mendukung pertumbuhan yang optimal dalam enam

bulan pertama kehidupan bayi.

Selama ini telah banyak beredar kabar di masyarakat mengenai

memberikan ASI kepada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk.

Menurut Arisman (2007), kabar tersebut sebenarnya tidak benar.

Arisman memaparkan perangsangan puting susu oleh isapan bayi justru

akan menambah sekresi oksitosin ke dalam darah yang pada gilirannya

menyebabkan kontraksi uterus, dan juga timbunan lemak penyebab

“gendut”, kembali ke ukuran sebelum hamil. Pernyataan Arisman

mendapat dukungan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dewey,

et.al dalam Stube (2009). Dari hasil penelitian Dewey, didapatkan hasil,

Page 36: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

19

perempuan dalam kelompok menyusui lebih dari satu tahun dapat

kehilangan 4,4 lbs (1,99 kg) lebih banyak dari perempuan yang

menyusui kurang dari 3 bulan, dan perbedaan berat ini bertahan pada

dua tahun setelah melahirkan (P<.05).

Selain itu, menurut Siregar (2004), salah satu faktor menyebabkan

ASI Eksklusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia

adalah ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan

kecantikannya akan hilang. Padahal, menurut penelitian yang telah

dilakukan oleh Rinker, et.al (2008), menyusui tidak mempengaruhi

bentuk payudara. Sesungguhnya bukan menyusui yang mengubah

bentuk payudara, tetapi proses kehamilanlah yang menyebabkan

perubahan tersebut. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-

hormon dan menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara

(Danuatmaja dan Meliasari, 2003).

Hal lain yang menyebabkan masalah menyusui yang sering terjadi di

masyarakat adalah ibu menggunakan jam dalam menyusui dengan

bayinya. Menurut Newman (2009) perlu dipahami oleh ibu bahwa bayi

tidak selalu sedang menyusu saat bayi melakukan gerakan menghisap

pada payudara (mengempeng). Bayi mungkin saja sedang

“mengempeng” tapi tidak sedang minum dan oleh karena itu bayi tidak

mendapatkan cukup lemak sehingga bayi kurang mendapatkan kalori,

dan menjadi lebih sering menyusu walau dia sedang menghisap

payudara. Hal tersebut menyebabkan ibu tidak dapat menentukan jadwal

Page 37: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

20

pemberian ASI kepada bayi dan mengharuskan ibu untuk menyusui

bayinya sesuai dengan keinginan bayinya.

3) Skin to skin contact Inisiasi Menyusu Dini (IMD);

Menurut Kemenkes R.I (2008), IMD mulai diperkenalkan kembali

ke seluruh dunia melalui tema peringatan Pekan ASI sedunia tahun

2007. WHO/UNICEF merekomendasikan IMD sebagai tindakan yang

“life saving (menyelamatkan jiwa)”. World Alliance for Breastfeeding

Action (WABA) memperkirakan satu juta bayi dapat diselamatkan

setiap tahun jika disusui pada satu jam pertama kelahirannya dan

diberikan ASI eksklusif sampai enam bulan.

Menyusui segera dalam satu jam pertama setelah melahirkan akan

sangat membantu daya tahan anak. Inisiasi Menyusu Dini (Early

Initiation) merupakan kesempatan bayi untuk mulai menyusu sendiri

segera setelah lahir/dini dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan

kulit ibunya (skin-to-skin contact), setidaknya satu jam atau sampai

menyusu pertama selesai. Banyak sekali manfaat yang dapat diberikan

apabila ibu melakukan IMD kepada bayinya. Salah satu manfaat dari

IMD dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fika dan

Syafiq dalam Roesli (2008) menyebutkan bahwa dengan memberikan

IMD, kesempatan untuk berhasil dalam memberikan ASI eksklusif pada

bayinya kelak adalah delapan kali lebih berhasil dibandingkan dengan

ibu yang tidak memberikan IMD.

Page 38: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

21

Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa manfaat lain IMD

adalah dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum

usia satu bulan. Inisiasi Menyusu dini dapat menyelamatkan jiwa bayi

karena dua faktor :

a) Skin-to-skin contact (kulit dada ibu dan kulit dada bayi bersentuhan)

akan memberikan kehangatan dan perlindungan pada bayi.

b) Kolostrum (ASI yang pertama keluar) merupakan imunisasi

pertama bagi bayi yang mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang

tidak dapat tergantikan (Kemenkes R.I, 2010a)

Sedangkan menurut Kemenkes R.I (2005), IMD penting dikarenakan :

a) Pada saat itu refleks menghisap bayi kuat sekali, refleks hisap

tersebut akan merangsang pengeluaran ASI

b) Hisapan mulut pada puting dan daerah hitam sekitarnya akan

merangsang kontraksi otot kandungan dan hal ini akan mengurangi

perdarahan pada waktu persalinan. Lebih dari sepertiga kematian

ibu bersalin adalah akibat perdarahan.

4) Kolostrum;

Kolostrum sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir,

hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Berikut

ini manfaat kolostrum menurut Kemenkes R.I (2005) :

a) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Imunoglobulin A

untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama

diare.

Page 39: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

22

b) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari

hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit

namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

c) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

d) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu tinja (faeces) atau

kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

e) Mencegah alergi

5) Rawat gabung;

Menurut Soetjiningsih (1997), rawat gabung adalah suatu sistem

perawatan ibu dan anak bersama sama atau pada tempat yang

berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat, ibu

tersebut dapat menyusui anaknya. Tujuan dilakukannya rawat gabung

ini pada pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia adalah :

a) Bantuan Emosional

b) Produksi ASI

Dari pertimbangan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi

bayi, maka pemberian ASI kepada bayi merupakan sesuatu yang

amat penting. Pada hari-hari pertama ASI yang keluar adalah

kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal tersebut tidak perlu

dikhawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit. ASI perlu

dirangsang sesegera mungkin setelah kelahiran, disinilah peran

Page 40: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

23

rawat gabung dalam memudahkan ibu dalam memberikan ASI

kepada bayinya sesegera mungkin. Pentingnya pemberian ASI

sesegera mungkin adalah karena dapat merangsang produksi ASI

pada hari-hari berikutnya sehingga ibu tentunya tidak akan

mengalami kesulitan dalam menyusui selanjutnya.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang sudah

dilakukan oleh Arasta (2010) yang mendapatkan hasil bahwa ada

hubungan pelaksanan rawat gabung dengan perilaku ibu dalam

memberikan ASI Eksklusif. Adanya rawat gabung, proses lekat

akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya akan segera terjalin.

Makin sering ibu melakukan kontak fisik langsung dengan bayi

akan membantu memperlancar produksi ASI. Hal tersebut tentu

menguntungkan ibu untuk melakukan ASI eksklusif karena salah

satu kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah ASI tidak keluar

(Soetjiningsih, 1997).

c) Pencegahan Infeksi

Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi

silang akan sulit dicegah. Dengan melakukan rawat gabung maka

infeksi silang dapat dihindari.

Dari pentingnya rawat gabung tersebut yang sudah diungkapkan

sebelumnya, tentu penyuluhan mengenai rawat gabung ini sangat

penting dikuasai oleh ibu hamil supaya sebelum melahirkan, ibu

tersebut memahami mengenai pelaksanaan rawat gabung dan

Page 41: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

24

manfaatnya, sehingga dapat memberi inisiatif kepada ibu, dalam

memilih tempat bersalin yang sudah dilengkapi dengan rawat gabung,

mengingat belum semua Puskesmas, khususnya di DKI Jakarta

melaksanakan rawat gabung (Pratiwi, 2010).

6) Bahaya Susu formula;

Ibu-ibu yang memilih untuk memberikan ASI eksklusif merupakan

langkah yang tepat. Hal ini dikarenakan ASI memiliki banyak sekali

keunggulan dibandingkan dengan susu formula. Menurut Hegar (2009),

salah satu hal positif yang dapat ditimbulkan dengan pemberian ASI

eksklusif adalah peningkatan kadar SIgA. Peningkatan kadar SIgA

berkorelasi dengan peningkatan sistem pertahanan saluran cerna

terhadap infeksi, sedangkan mukus yang melapisi permukaan saluran

cerna berfungsi sebagai barrier agar mikroorganisme tidak dapat masuk

ke aliran darah. Hal negatif lain yang dapat dirasakan oleh bayi dan ibu

dengan pemberian susu formula menurut Kemenkes R.I (2002) dan

(2005), adalah sebagai berikut:

a) Pencemaran sangat tinggi, sehingga bayi mudah terserang infeksi:

misalnya diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, demam, dsb.

b) Bayi tidak memperoleh zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk

pertumbuhan secara optimal.

c) Bayi tidak memperoleh kekebalan tubuh sehingga lebih mudah

terserang penyakit.

Page 42: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

25

d) Kemungkinan terjadinya kekeliruan pengenceran sangat tinggi,

sehingga berisiko untuk diare.

e) Perlu biaya mahal untuk membeli susu dan perlengkapan lainnya.

f) Terjadi bingung puting.

Terjadi bingung puting dimana pada waktu diberi payudara

ibunya, pada susu botol, air susu akan turun sendiri karena

gravitasi bumi, sedang pada menyusu, bayi harus menghisap

payudara, baru ASI keluar. Hal ini akan membuat bayi menjadi

bingung dan akhirnya frustasi dan menangis, sehingga

menyebabkan ibu bingung dan pusing.

Menurut Siregar (2004), salah satu faktor penyebab ASI eksklusif

tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia adalah iklan yang

menyesatkan dari produksi makanan bayi. Hal tersebut menyebabkan

ibu beranggapan bahwa makanan-makanan tersebut lebih baik dari

ASI. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI

dan menyusui dapat menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan

beralih kepada susu botol (susu formula). Keadaan tersebut diperparah

dengan keadaan dimana ASI ibu tidak bisa keluar, tentu ibu lebih

memilih susu formula ketimbang ASI eksklusif. Menurut penelitian

yang telah dilakukan oleh Li (2008) dan Afifah (2007), salah satu

kegagalan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI

eksklusif adalah karena ASI tidak keluar dan digantikan dengan susu

formula.

Page 43: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

26

ASI yang belum keluar bisa disebabkan karena: Saluran susu

tersumbat; Kecemasan dan kelelahan Ibu; Merokok dan obat-obatan;

Ibu yang sedikit minum; Diit ibu yang jelek (Soetjiningsih, 1997)

Melihat dari fakta yang telah dijabarkan dari hasil penelitian di

atas, tentu materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil agar ibu

tidak memberikan susu formula nantinya kepada bayinya kelak.

7) Perawatan puting susu;

Memberikan ASI eksklusif pada bayinya merupakan impian bagi

banyak ibu, tetapi beberapa ibu mengalami kendala seperti rasa sakit

saat menyusui serta terjadi pembengkakan ataupun produksi ASI yang

tidak lancar. Hal-hal seperti ini tentu saja dapat dihindari apabila ibu

melakukan persiapan dengan melakukan perawatan puting susu sebelum

melahirkan.

Menurut Soetjiningsih (1997), perawatan puting yang bisa dimulai

pada trimester awal kehamilan adalah dengan melakukan pemeriksaan

apakah ada kelainan seperti tumor, kista, atau kelainan bentuk puting,

selain itu permukaan dan warna juga merupakan suatu pemeriksaan

yang harus dilakukan pada trimester awal. Permukaan yang terdapat

luka dan sisik merupakan suatu kelainan yang perlu diantisipasi,

sedangkan pada warna, apabila warna puting tidak sama dengan kalang

payudara, maka patut dicurigai puting mengalami suatu kelainan.

Selama bulan terakhir kehamilan, beberapa tetes kolostrum

mungkin dapat diperah keluar dari puting. Ibu dapat membersihkan

Page 44: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

27

puting dari kerak kolostrum yang mengering tersebut (Farrer, 2001).

Menurut kaderkanie (2011), membersihkan puting susu dapat dilakukan

dengan menghindari penggunaan sabun atau alkohol di area puting

karena akan membuatnya kering, iritasi atau lecet. Bersihkanlah dengan

air hangat, gunakan baby oil untuk mengompres sampai daerah sekitar

puting susu dengan warna lebih gelap selama 2-3 menit. Ini berguna

untuk membersihkan kerak atau kotoran yang menempel sehingga lebih

mudah untuk dibersihkan, setelah selesai, lap payudara dengan handuk

agar tidak lembab. Menggunakan BH yang bersih dan mengganti BH

setiap hari serta tidak menaruh uang/kalung pada BH, juga termasuk

dalam cara untuk menjaga kebersihan puting (Kemenkes R.I, 2002).

Pada trimester akhir, selain menjaga kebersihan puting susu, dapat

dilakukan pengurutan dengan meletakkan telunjuk dan ibu jari pada

dasar puting susu selama 10 detik. Hal tersebut dilakukan apabila bentuk

puting datar atau masuk ke dalam. Tujuan dari pengurutan adalah untuk

mendorong puting lebih menonjol, lakukanlah sekurang-kurangnya 2

kali dengan menggunakan minyak zaitun atau baby oil yang berfungsi

melicinkan sehingga bisa mengurangi rasa nyeri (Kaderkanie, 2011).

Menurut penelitian yang telah dilakukan Astuti dan Setyaningrum

(2009), ada hubungan praktik perawatan payudara dengan kejadian

Mastitis pada Ibu Nifas tahun 2009-2009 di BPS Nunuk desa Bandengan

Kabupaten Jepara. Mastitis merupakan radang pada payudara. Radang ini

biasanya dapat menyebabkan ibu gagal dalam menyusui bayinya. Hal

Page 45: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

28

tersebut diungkapkan dalam penelitian Soetjiningsih (1997), Siregar

(2004) dan Li (2008) yang menyebutkan bahwa salah satu penyebab

kegagalan dalam menyusui disebabkan karena terjadinya radang

payudara.

8) Keinginan untuk menyusui

Menurut Handerson (2006), tugas petugas kesehatan tersebut dalam

pemberian KIE tidak hanya memberikan pengetahuan yang diperlukan

para ibu, tetapi juga untuk mengidentifikasikan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan dan terutama meningkatkan kepercayaan

diri dan otonominya. Pemahaman tentang membina kelekatan yang tepat

dan kemampuannya mengajarkan kepada ibu adalah hal yang sangat

penting. Hal tersebut karena, hampir semua ibu dapat menyusui bila

dibantu untuk memperoleh rasa percaya diri serta pengetahuan

mengenai teknik menyusui yang benar (Kemenkes R.I, 2008).

Selain menurut Kemenkes R.I (2010b), menurut Soetjiningsih (1997),

materi pengetahuan seharusnya diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil

terkait ASI eksklusif berupa:

1) Cara menyusui yang baik dan benar;

Cara menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan masalah-

masalah dalam menyusui seperti puting lecet dan ASI tidak keluar

optimal. Masalah-masalah tersebut dapat menyebabkan ibu mengalami

kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya, oleh sebab

itulah, pemberian pengetahuan mengenai cara menyusui yang baik

Page 46: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

29

merupakan salah satu materi yang harus dimasukkan (Soetjiningsih,

1997).

Menurut Kemenkes R.I (2005), terdapat tiga hal penting yang dapat

membuat seorang ibu dapat menyusui dengan baik, diantaranya adalah

positioning, attachment, dan bonding. Berikut penjelasan dari dari

masing-masing cara:

a) Posisi badan ibu dan bayi (positioning)

1. Ibu dapat duduk atau berbaring dengan santai

2. Hadapkan keseluruhan tubuh bayi menghadap perut ibu

3. Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dan lengan bayi

terletak pada satu garis lurus

4. Letakkan kepala bayi pada lengkung siku ibu dan bokong bayi

diatas pangkuan ibu

b) Perlekatan mulut bayi pada payudara (attachment)

Perlekatan adalah posisi melekatnya mulut bayi pada payudara ibu

untuk menyusu. Berikut ini cara pelekatan mulut bayi pada payudara

yang benar :

1. Sentuhkan puting susu pada pipi atau bibir bayi untuk merangsang

agar mulut bayi terbuka lebar

2. Masukan puting dan sebagian besar areola bagian bawah masuk

ke mulut bayi

3. Bibir bawah bayi melengkung keluar

Page 47: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

30

4. Dagu bayi menempel ke payudara dan kepala bayi agak

menengadah

5. Bayi menghisap pelan dan dalam

6. Sentuh bibir atas bayi dengan puting

7. Sewaktu mulut terbuka lebar, masukkan sebagian besar areola

dalam mulut bayi

8. Sebagian besar areola masuk mulut bayi dan bibir bayi

melengkung keluar

c) Kasih (bonding)

Ibu memeluk dan memandang bayi.

2) Mengatasi kesulitan dalam menyusui.

Banyak ibu-ibu yang setelah melahirkan tidak menyusui bayinya. Hal

tersebut dikarenakan ibu-ibu tersebut mengalami kesulitan dalam

menyusui. Menurut Soetjiningsih (1997), Siregar (2004), Hikmawati

(2008), Rejeki (2008) dan Singh (2010), disebutkan bahwa ibu-ibu yang

menemui kesulitan dalam menyusui dapat menyebabkan ibu tersebut

gagal dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Kesulitan

menyusui sebenarnya dapat teratasi apabila telah diberikan pengetahuan

sejak awal oleh bidan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut.

Berikut ini kesulitan yang biasa dialami ibu dalam menyusui menurut

Kemenkes R.I (1995):

Page 48: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

31

a) Masa Antenatal

Pada masa antenatal, yang termasuk masalah menyusui pada

ibu adalah puting susu datar atau tebenam dan puting tidak lentur.

1. Puting susu datar atau terbenam

Untuk mengetahui apakah puting susu datar, cubitlah areola

di sisi puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Puting susu

yang normal akan menonjol, bila tidak berarti puting susu dapat

dikatakan datar. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada

sesuatu yang menarik puting susu kedalam, misalnya tumor

atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah

diketahui sejak dini, paling tidak saat kehamilan sehingga dapat

diusahakan perbaikannya.

Tidak selalu ibu dengan puting susu datar mengalami

kesulitan besar pada saat menyusui, asalkan ibu tersebut

diberikan pengarahan mengenai cara mengatasinya. Cara

mengatasi permasalahan tersebut dapat dengan meakukan

gerakan hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk

atau ibu jari didaerah areola, kemudian dilakukan pengurutan

menuju ke arah yang berlawanan atau bisa juga dengan cara

memompa puting susu atau jarum suntik 10 ml yang sudah

dimodifikasi setiap hari untuk mencoba supaya puting

menonjol keluar.

Page 49: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

32

2. Puting tidak lentur

Puting susu tidak lentur menyulitkan bayi untuk menyusui,

walaupun demikian, puting susu tidak lentur pada awal

kehamilan sering kali menjadi lentur (normal) pada saat atau

beberapa saat menjelang persalinan, sehingga tidak

memerlukan tindakan khusus, namun sebaiknya tetap

dilakukan latihan seperti cara mengatasi puting susu datar atau

terbenam.

b) Masa Pasca Persalinan Dini

Pada masa pasca persalinan dini, yang termasuk masalah

menyusui pada ibu adalah puting susu datar atau tebenam dan

puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat,

mastitis dan abses. Puting susu datar atau terbenam sudah diuraikan

diatas, sehingga pada ulasan ini yang akan dibahas adalah hanya

puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat,

mastitis dan abses menurut Soetjiningsih (1997):

1) Puting Susu Lecet

Masalah tersering dalam menyusui adalah puting susu

nyeri/lecet, sekitar 57% dari ibu yang menyusui dilaporkan

pernah menderita kelecetan pada putingnya. Penyebab puting

susu lecet diantaranya adalah: kesalahan dalam teknik

menyusui, monoliasis (infeksi jamur candida) pada mulut bayi

yang menular pada puting susu ibu, pemakaian sabun, alkohol,

Page 50: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

33

krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci puting susu, bayi

dengan tali lidah pendek serta ibu yang menghentikan menyusu

dengan kurang hati-hati. Cara mengatasi permasalahan ini bisa

dengan cara:

Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol,

krim atau zat-zat iritan lainya; diajarkan cara melepaskan

puting dari hisapan bayi dengan cara tidak dengan memaksa

menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau dengan

memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi; posisi

menyusui harus benar.

2) Payudara Bengkak

Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusu

dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem

duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan.

Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau

keempat sesuadah ibu melahirkan. Statis pada pembuluh darah

dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan

intraduktal, yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada

payudara yang mengakibatkan payudara sering terasa penuh,

tegang, serta nyeri. Cara mengatasi masalah ini, dapat

dilakukan dengan:

Masase payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis

pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air panas;

Page 51: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

34

menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang

membengkak, hal ini dimaksudkan supaya aliran ASI lancar

dan menurunkan tegangan payudara.

3) Saluran Susu Tersumbat

Masalah menyusui ini merupakan suatu keadaan dimana

terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran kecil yang

berfungsi menyalurkan ASI. Penyebabnya bisa dikarenakan:

tekanan jari ibu pada waktu menyusui; pemakaian BH yang

terlalu ketat; komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang

terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga membentuk

sumbatan. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan:

Masase payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis

pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air

panas; ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI dengan tangan

atau dengan pompa setiap kali setelah menyusui, bila payudara

masih terasa penuh; ubah-ubah posisi menyusui menyusui

untuk melancarkan ASI.

4) Mastitis

Mastitis merupakan radang pada payudara. Radang ini

dapat disebabkan karena: tidak disusu secara adekuat; puting

yang lecet sehingga memudahkan masuknya kuman, BH yang

terlalu ketat, ibu yang sedang menjalankan diit yang kurang

Page 52: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

35

baik, kurang istirahat serta anemia. Cara mengatasi masalah ini

bisa dengan:

Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada

payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar

payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal;

berilah kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau

lap basah panas pada payudara yang saluran susunya

terhambat; ubahlah posisi menyusui dari waktu kewaktu;

pakailah baju/BH yang longgar; istirahat cukup; makan

makanan bergizi; banyak minum sekitar 2 liter per/hari.

5) Abses

Mastitis dan abses merupakan sesuatu yang berbeda. Abses

pada payudara merupakan kelanjutan/komplikasi dari mastitis.

Hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam

payudara tersebut. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan

pemberian antibiotika dosis tinggi dan analgesik.

4. Kebutuhan Pengetahuan

Menurut Dick dan Carey (1990) dalam Jacobsen and O’Connor (2006),

kebutuhan adalah deskripsi yang jelas tentang masalah, bukti penyebab

masalah yang dapat dilihat sebagai masalah yang dapat dipecahkan atau

sebagai kesenjangan antara kondisi saat ini dan hasil yang diinginkan.

Kebutuhan dapat berupa konflik dalam mengambil keputusan, defisit dalam

Page 53: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

36

pengetahuan dan harapan, kejelasan nilai-nilai, dan dukungan dari sumber

daya.

Pada kasus ibu hamil, menurut Heath (2006) dalam Athiyah (2008),

seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anaknya, orangtua dituntut

untuk memiliki pengetahuan khusus mengenai anaknya. Hal tersebut tentu

dapat mendorong keperluan terpenuhinya kebutuhan dalam hal pengetahuan

yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai orangtua

kelak, oleh sebab itu pemberian pengetahuan memegang peranan penting

dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu tersebut.

5. Pemberian Pengetahuan

Dari penelitian yang sudah dilakukan selama 15 tahun menunjukan

bahwa hambatan utama pemberian ASI eksklusif ternyata adalah kurangnya

pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan terkait ASI eksklusif

pada Ibu (Roesli, 2002). Hasil penelitian tersebut tentu memprihatinkan

sebab sebenarnya pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif oleh petugas

kesehatan seharusnya sudah dimulai sejak awal kehamilan ibu pada saat

pelayanan antenatal.

Menurut Yulifah (2009), pengertian dari pelayanan antenatal adalah

pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik

ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan masa nifas, persiapan

memberikan ASI eksklusif dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sebenarnya fokus dalam

pelayanan antenatal bukan hanya mempersiapkan persalinan yang sehat dan

Page 54: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

37

selamat, namun juga mempersiapkan seorang ibu hamil untuk memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya setelah lahir kelak. Persiapan tersebut dalam

pelayanan antenatal dapat diwujudkan dengan pemberian pengetahuan yang

dilakukan melalui KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi). KIE merupakan

salah satu promosi kesehatan yang sangat penting dalam penyebarluasan

pengetahuan, karena selain dapat menyampaikan pengetahuan yang tepat

kepada sasaran, juga dapat membentuk opini positif masyarakat.

a. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

1) Pengertian

Pengertian komunikasi dalam KIE dapat diartikan sebagai

upaya membangun hubungan relasional dua arah yang setara

dengan masyarakat yang akan diberdayakan sehingga masyarakat

yang diberdayakan menjadi lebih terbuka dan mampu

mengekspresikan apa yang dirasakannya, mampu mengungkapkan

pendapatnya, mampu berkreasi dan berinovasi, sedangkan

Informasi adalah penyedia berbagai berita dan keterangan serta

informasi penting yang dibutuhkan masyarakat untuk membangun

kapasitas diri mereka. Setelah itu pemantapan yang dilakukan

dengan edukasi mengandung pengertian berbagai bentuk upaya

pendidikan baik formal dan non formal yang diperlukan oleh

masyarakat yang diberdayakan sehingga mereka memiliki kapasitas

yang memadai untuk membangun dirinya dan meningkatkan

kesejahteraan hidupnya.

Page 55: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

38

Dapat disimpulkan bahwa KIE adalah pemberian informasi

yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk membangun kapasitas

dirinya yang diiringi dengan pemantapan dalam bentuk upaya

pendidikan baik formal dan non formal. KIE dapat diwujudkan

dalam berbagai bentuk, misalnya melalui penyuluhan, penerangan

dan pelayanan. Media massa dan berbagai teknologi informasi

dapat berperan secara efektif sebagai sarana KIE (Fitriyani, 2011).

2) Metode

Menurut Kemenkes R.I (1995), metode pemberian pengetahuan

dapat dibedakan berdasarkan cara penyampaian dan jumlah sasaran

yang ingin dicapai. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing

pilihan metode tersebut:

a) Berdasarkan Cara Penyampaian

1. Langsung

Tanpa penggunaan suatu alat perantara; berbentuk

bahasa, gerakan yang berarti khusus dan penggunaan

isyarat-isyarat.

2. Tidak Langsung

Mekanisme untuk melipatgandakan jumlah penerima

pesan atau untuk menghadapi hambatan geografi, waktu, dll.

Page 56: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

39

b) Berdasarkan Jumlah Sasaran yang Ingin Dicapai

1. Pendekatan Perorangan

Komunikasi dengan tatap muka atau berhadapan

langsung.

2. Pendekatan Kelompok

Sasarannya sekelompok orang yang umumnya bisa

dihitung dan dikenal; bisa berupa komunikasi perorangan

atau timbal balik.

3. Pendekatan Masal

Sasarannya adalah kelompok orang dalam jumlah besar,

umumnya tidak terhitung dan tidak saling mengenal.

3) Kebijakan

Kebijakan untuk pelaksanaan pemberian pengetahuan mengenai

ASI eksklusif dapat dilihat pada beberapa kebijakan dibawah ini :

a) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian

ASI Eksklusif bagian keempat (Informasi dan Edukasi) Pasal

13 ayat 1, 2 dan 3.

b) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

585/MENKES/SKN/2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Promosi Kesehatan di Puskesmas bagian ketiga Di Ruang

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga

Berencana (KB).

c) Startegi Nasional Peningkatan Pemberian ASI.

Page 57: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

40

d) Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LKMM)

poin ketiga.

4) Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi KIE

Menurut Machfoedz dan Suryani (2003), terdapat faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi proses pemberian pengetahuan,

diantaranya adalah :

a) Bentuk Beban Tugas

Beban tugas untuk mengubah perilaku yang memerlukan

keterampilan otot seperti mengendarai sepeda tentu akan

berbeda dengan hanya perilaku berupa yang mengunakan kata-

kata seperti bernyanyi, membaca puisi atau membaca.

b) Banyaknya Materi

Bila materi sangat banyak dan kompleks tentu akan lebih

berat daripada yang materi pembelajaran yang hanya sedikit dan

sederhana.

c) Fasilitas dan Sumber

Bila fasilitas untuk belajar memadai, sumber materinya cukup

tentu akan lebih berhasil.

d) Rutinitas

Proses belajar-mengajar yang dilakukan secara rutin akan

jauh lebih berhasil daripada yang bersifat insidental.

Page 58: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

41

e) Minat dan Motivasi

Cara pembelajaran yang dilaksanakan demikian rupa

sehingga membangkitkan minat dan motivasi peserta didik tentu

akan lebih berhasil. Menurut Lavender, et.al (2001) dalam

Bowden (2011), rendahnya motivasi peran bidan dalam

kesehatan masyarakat mungkin merupakan akibat adanya

ambiguitas dalam diri mereka. Mereka memiliki pandangan

yang jelas terhadap aspek mana dari kesehatan masyarakat yang

sesuai dengan perannya untuk melakukan intervensi, misalnya

depresi pascanatal memang menjadi bagian dari peran bidan

sedangkan promosi latihan dan ASI eksklusif sebaliknya

Menurut Kemenkes R.I (1995), faktor lain yang dapat

mempengaruhi pemberian pengetahuan diantaranya adalah :

a) Pengetahuan Komunikator dan Komunikan

Komunikator harus menguasai materi dengan baik,

demikan halnya dengan komunikan, harus juga

mempersiapkan diri dalam proses komunikasi. Dengan

demikian akan terjadi komunikasi yang efektif.

b) Pesan

Pesan yang disampaikan harus ringkas dan disesuaikan

dengan kondisi komunikan sehingga mudah diterima. Salah

satu elemen penting pesan yang harus diperhatikan adalah

mutu dari pesan itu sendiri. Terdapat dua faktor yang dapat

Page 59: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

42

mempengaruhi mutu dari pesan yang akan disampaikan,

diantaranya adalah jumlah pesan yang diberikan dan

memformulasikan pesan.

Jumlah pesan yang diberikan dipengaruhi oleh kuantitas

pesan dan waktu yang dialokasikan untuk penyajiannya,

sedangkan memformulasikan pesan merupakan penggunaan

dan penekanan kata pada kata yang seharusnya (Bowden,

2011).

Pada Laporan Bristol dalam Bowden (2011), berikut ini

hal-hal yang direkomendasikan terkait pesan yang harus

disampaikan kepada pasien :

1. Pesan mengenai pengobatan seharusnya disampaikan dalam

berbagai bentuk, tahapan, dan penguat disepanjang waktu.

2. Pesan harus disampaikan sesuai dengan kebutuhan individu,

kondisi dan keinginan.

3. Pesan seharusnya berdasarkan bukti yang tersedia saat ini

dengan ringkasan, yang dapat dipahami oleh klien.

4. Cara penyampaian pesan, baik melalui leflet, video, rekaman

atau CD, harus selalu diperbarui dan dibuat dengan

mendapat dukungan pasien

5. Pasien sebaiknya mendapatkan panduan mengenai sumber

pesan yang tersedia di internet, tentunya dari sumber yang

dapat dipercaya dan bermutu baik.

Page 60: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

43

c) Media

Macam dan kualitas media juga menentukan keberhasilan

proses komunikasi. Media yang menggunakan banyak panca

indera akan lebih efektif. Penggunaan contoh/petunjuk akan

lebih menarik dan efektif. Contoh/petunjuk akan lebih tepat,

terutama bila contoh itu dihubungkan dengan pengetahuan dan

pengalaman ibu. Sebuah contoh mungkin sebuah objek atau

situasi yang dapat dibayangkan atau tindakan nyata yang bisa

dilihat ibu ketika dokter/petugas kesehatan berbicara.

Misalnya, petugas kesehatan dapat memperlihatkan kepada

ibu bagaimana mengelola payudara yang mengalami mastitis

sambil meminta ibu mengulangi mengerjakan sendiri. Ibu juga

diizinkan untuk memperhatikan ibu lain yang sedang

melakukan hal yang sama, sehingga memungkinkan ibu untuk

melihat cara yang benar. Dengan cara memeragakan akan

teringat oleh ibu lebih lama daripada petunjuk-petunjuk yang

hanya diucapkan.

Demonstrasi atau peragaan amat berpengaruh dalam

mengajarkan ibu cara melakukan tugasnya. Memperlihatkan

kepadanya cara melakukan tugas akan lebih efektif daripada

hanya menceritakan cara melakukannya. Cara yang paling

efektif untuk mengajarkan ibu mengenai aturan atau

keterampilan misalnya mengelola saluran susu tersumbat

Page 61: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

44

adalah menyuruhnya memperhatikan orang yang sedang

mengerjakan kemudian melakukan sendiri dengan bimbingan.

Komunikasi juga akan bertambah baik dengan memberikan

setiap ibu sebuah brosur/leaflet yang telah dirancang untuk

mereka.

Brosur/leaflet harus meringkaskan hal-hal yang penting

dan berisikan kata-kata dan gambar yang menerangkan hal-hal

yang penting. Bila disuatu pelayanan kesehatan belum ada

brosur/leaflet atau sukar untuk mendapatkannya, kembangkan

sendiri brosur/leaflet tersebut oleh saudara sehingga ibu di

tempat pelayanan kesehatan tersebut mengerti.

Menggunakan brosur/leaflet sambil memberikan petunjuk-

petunjuk kepada ibu adalah cara yang baik dan harus

menggunakan contoh. Menunjukkan pada kata-kata dan

gambarnya sambil dokter/petugas kesehatan berbicara akan

menolong memusatkan perhatian ibu lebih baik daripada hanya

dengan kata-kata saja, selain itu brosur/leaflet juga mudah

untuk dibawa sehingga apabila brosur/leaflet tersebut dibawa

pulang akan membantu memperkuat apa yang telah

dipelajarinya.

Menurut Bowden (2011), faktor yang dapat mempengaruhi

pemberian pengetahuan selain yang telah disebutkan diatas jumlah

bidan juga menjadi salah satu faktornya. Jumlah bidan yang masih

Page 62: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

45

sedikit dapat menjadi hambatan dalam restrukturisasi pelayanan

maternitas.

b. Bidan

Menurut Nusatya (1981), para dokter ahli kebidanan atau para

bidan jelas paling sering berhubungan dengan wanita. Definisi bidan

menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan

indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan

yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara

Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk

diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk

menjalankan praktik kebidanan.

Menurut standar profesi bidan di Indoensia sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:

369/MENKES/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan terdapat poin

dimana salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan harus dilakukan

pada ibu hamil adalah promosi dan dukungan pada ibu untuk menyusui

bayinya (Wahyuningtyas, 2009).

Menurut Johnson, dkk (2002) dan Kemenkes R.I (2007), secara

ringkas peran dan tanggungjawab bidan yang berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif adalah sebagai berikut :

1) Berkomunikasi dengan klien untuk memberikan saran, dukungan,

dorongan dan penyuluhan untuk memfasilitasi kemampuan ibu

dalam memberikan ASI.

Page 63: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

46

2) Memastikan bahwa posisi bayi menyusu sudah benar dan ibu

diharapkan untuk melakukannya sendiri dengan baik.

3) Mengobservasi dan membimbing ibu dalam menyelesaikan masalah

yang ada dapat menghambat ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

4) Memberdayakan ibu untuk melakukan perawatan payudara, cara

menyusui, merawat bayi, merawat tali pusat, dan memandikan bayi.

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pengetahuan

menurut teori Green (1980), dapat berperan sebagai enebling

factors/reinforcing factors. Dapat dikatakan bidan sebagai enebling

factors apabila bidan sebagai faktor utama dalam menguatkan

pengetahuan ibu, sedangkan bidan dapat dikatakan berperan sebagai

reinforcing factors apabila bidan sebagai faktor pendukung dimana

pengetahuan ibu sebelumnya telah dikuatkan oleh sumber pengetahuan

lain.

C. Teori Need Assessment Dalam Penentuan Kebutuhan Pengetahuan

Need assessment (penilaian kebutuhan) penting untuk dilakukan,

dikarenakan untuk mengidentifikasi apa yang kelompok inginkan atau butuhkan;

apakah program yang ada atau intervensi yang sudah ada dapat memenuhi

kebutuhan mereka secara seharusnya; kelompok mana membutuhkan layanan,

dan apa yang mungkin menjadi alternatif terbaik untuk memenuhi kebutuhan

tersebut (Jacobsen dan O’Connor, 2006). Identifikasi kebutuhan menurut

Bradshaw (1972) dalam Green (2010) diantaranya adalah 1. Normative Needs

(perlu pendapat ahli untuk melihat kebutuhan masyarakat); 2.Felt Needs

Page 64: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

47

(kebutuhan yang dirasakan oleh seorang individu dan kebutuhan tersebut dibatasi

oleh persepsi individu dan pengetahuan layanan); 3.Expressed Need (kebutuhan

yang dirasakan berubah menjadi tindakan mencari bantuan); 4.Comparative

Needs (berasal dari kebutuhan akan pelayanaan kesehatan di satu populasi dan

digunakan sebagai dasar untuk menentukan pelayanan kesehatan yang diperlukan

di area lain dengan populasi yang hampir sama).

Terdapat empat langkah dalam melakukan need assessment menurut Fretman

dan Allensworth (2010) yaitu: 1. Menentukan cakupan need assessment, 2.

Mengumpulkan data, 3.Menganalisa data dan 4. Melaporkan hasil temuan.

D. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka peneliti dapat merumuskan

beberapa landasan teori yang relevan dengan tujuan penelitian. Menurut

Bradshaw (1972) dalam Green (2010), identifikasi kebutuhan dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis, salah satu diantaranya adalah normative needs.

Normative needs mengandung pengertian kebutuhan perlu didefinisikan oleh

para ahli. Dalam penelitian ini, kebutuhan pengetahuan terkait ASI eksklsuif

pada ibu hamil ditentukan berdasarkan Kemenkes R.I (2010b) dan Soetjiningsih

(1997). Berdasarkan landasan teori di atas, maka peneliti dapat merumuskan

kerangka teori penelitian, seperti pada gambar berikut :

Page 65: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

48

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Standar Materi Pengetahuan terkait ASI eksklusif1. Kemenkes R.I (2010b)

a. ASI saja enam bulanb. Penjelasan pentingnya ASIc. Skin to Skin Contact IMDd. Kolostrume. Rawat Gabungf. Tidak diberi Susu Formulag. Perawatan Puting Susuh. Keinginan untuk menyusui

2. Soetijiningsih (1997)a. Cara Menyusui yang baikb. Cara mengatasi kesulitan dalam menyusui

Pengetahuan Ibu HamilTerkait

ASI Eksklsuif

Ada Gap Tidak ada Gap

Ada kebutuhanpengetahuan

Tidak ada kebutuhanpengetahuan

Sumber : Bradshaw (1972) dalam Green (2010), Kemenkes R.I (2010b) dan Soetjiningsih(1997)

Page 66: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

gambaran kebutuhan pengetahuan pada ibu hamil terkait ASI eksklusif. Faktor

kebutuhan pengetahuan diidentifikasi dengan cara melihat adanya kesenjangan

(gap) antara penguasaan pengetahuan ibu hamil dengan standar materi pemberian

pengetahuan berdasarkan Kemenkes R.I (2010b) dan Soetjiningsih (1997).

Jumlah materi yang direkomendasikan oleh Kemenkes R.I ada delapan,

selain itu Soetjiningsih juga menambahkan dua materi penting yang harus

dikuasai oleh ibu hamil, sehingga setidaknya terdapat 10 materi yang harus

dikuasai oleh ibu hamil. Terdapat satu materi dari standar Kemenkes R.I yang

tidak diteliti yaitu materi keinginan untuk menyusui, sehingga total materi yang

termasuk dalam penelitian menjadi 9 materi saja. Hal tersebut dikarenakan

kesulitan untuk menelitinya secara kuantitatif, sementara untuk meneliti

pengetahuan ibu yang lain digunakan pendekatan kuantitatif.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka peneliti dapat merumuskan

kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

Page 67: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

50

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan IbuHamil terkaitASI Eksklusif

Standar Materi Pengetahuan terkait ASIeksklusif

1. Kemenkes R.I (2010b)a. ASI saja enam bulanb. Penjelasan pentingnya ASIc. Skin to Skin Contact IMD (Inisiasi

Menyusu Dini)d. Kolostrume. Rawat Gabungf. Tidak diberi Susu Formulag. Perawatan Puting Susu

2. Soetijiningsih (1997)a. Cara menyusui yang baikb. Cara mengatasi kesulitan dalam

menyusui

Kebutuhan PengetahuanTerkait ASI Eksklusif

GAP

Page 68: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

51

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1Definisi Operasional

No Faktor Definisi Operasional

1Pengetahuan

ibu hamil

Penguasaan materi-materi terkait ASI eksklusif seperti (ASIsaja enam bulan, penjelasan pentingnya ASI, skin to skincontact IMD, kolostrum, rawat gabung, tidak diberi susu

formula, perawatan puting susu, kesulitan dalam menyusuidan cara menyusui yang baik) yang didapatkan melalui hasil

kuesioner yang dijawab oleh ibu hamil.

2Kebutuhan

pengetahuan

Kesenjangan antara penguasaan materi terkait ASI eksklusifpada ibu hamil dengan standar materi terkait ASI eksklusifyang ditetapkan oleh Kemenkes R.I (2010) (ASI saja enambulan, penjelasan pentingnya ASI, skin to skin contact IMD,

kolostrum, rawat gabung, tidak diberi susu formula,perawatan puting susu) dan Soetjiningsih (1997) (kesulitandalam menyusui dan cara menyusui yang baik). Terdapat

dua kategori, yaitu ada kebutuhan pengetahuan dan tidak adakebutuhan pengetahuan. Kategori ada kebutuhan

pengetahuan apabila presentase penguasaan pengetahuan< 56%, sedangkan tidak ada kebutuhan pengetahuan >56%.

Page 69: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

52

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain penelitian

cross sectional. Penelitian ini didukung dengan data yang diperoleh dengan

pendekatan kualitatif pada informan bidan untuk menjelaskan fenomena yang

terjadi.

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif karena pada faktor

pengetahuan dan kebutuhan pengetahuan, dibutuhkan data yang akurat yang

dapat mengukur penguasaan dan kebutuhan akan materi terkait ASI eksklusif

pada ibu hamil. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011),

bahwa pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dan

data dapat diukur, sedangkan data yang diambil secara kualitatif, digunakan

untuk menjelaskan fenomena masih terdapatnya kebutuhan pengetahuan

sementara pemberian pengetahuan sudah dilakukan.

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Desember 2012. Lokasi penelitian

merupakan tempat dimana biasanya ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada

saat antenatal yaitu di Poli Kesehatan Ibu (KI) yang berada di lantai 1 Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Page 70: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

53

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi sasaran merupakan seluruh ibu hamil yang melakukan

kunjungan pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Jakarta Selatan pada bulan September 2012 yaitu sebanyak 426.

2. Sampel Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2002), sampel adalah sebagian yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini.

Setelah mengetahui jumlah populasi ibu hamil, langkah selanjutnya adalah

penentuan jumlah sampel ibu hamil. Berikut ini perhitungan jumlah sampel:

Rumus := ²

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z = Derajat koefisiensi pada 95% (1,96)

P = Proporsi populasi (Jika tidak diketahui = 0,5)

Q = Proporsi sisa dalam populasi (1-p)

d = Presentase kekeliruan (10%)= , ² , ,( , )n = 96.04 ~ 96 Ibu Hamil

Page 71: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

54

Untuk mengantisipasi adanya kemungkinan hilangnya data dan

ketidaklengkapan data, maka perhitungan sampel ditambahkan 10% dari

jumlah sampel yang telah ditentukan sebelumnya.

Maka:

n = (10% X 96) + 96

n = 9,6 + 96

n = 105,6~ 106 Ibu Hamil

Setelah mengetahui jumlah sampel yang sesuai, selanjutnya adalah

menentukan teknik pemilihan sampel. Penelitian ini melakukan teknik

pemilihan secara sampling sistematis. Menurut Sugiyono (2011), sampling

sistematis merupakan teknik pemilihan sampel berdasarkan urutan dari

anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Pemilihan sampel dapat

dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan

tertentu. Pada penelitian ini, sampel dipilih berdasarkan urutan dari bilangan

tertentu yang ada di buku register Poli KI Puskemas Kecamatan Pesanggrahan

pada bulan September. Bilangan tertentu dipilih dengan cara melakukan

undian terlebih dahulu dari bilangan 1-9 dan setelah melakukan undian,

didapatkan bilangan 2. Bilangan tersebut selanjutnya digunakan untuk

kelipatan sampel yang akan diambil (2, 4, 6....dst). Terdapat kriteria sampel

yang harus dipenuhi dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

a. Kriteria inklusi

1) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

Page 72: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

55

2) Ibu hamil yang terdaftar di buku register melakukan kunjungan

antenatal pada bulan September, usia kehamilan dibawah 33 minggu,

terpilih menjadi sampel dan datang pada saat kunjungan antenatal

bulan Oktober

b. Kriteria ekslusi

1) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

2) Ibu hamil yang sudah melahirkan pada bulan Oktober

3) Ibu hamil yang tidak berkunjung pada bulan Oktober

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data

(Notoadmodjo, 2002). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu kuesioner, lembar observasi dan pedoman wawancara. Dapat dijelaskan

bahwa dalam penelitian ini instrumen penelitian berupa kuesioner digunakan

untuk mendapatkan data faktor pengetahuan dan kebutuhan pengetahuan ibu

hamil terkait ASI eksklusif dimana pada faktor ini digunakan pendekatan

kuantitatif. Didalam suatu penelitian, apabila instrumen yang digunakan

menggunakan kuesioner, maka terlebih dahulu kuesioner tersebut harus diuji

terlebih dahulu, oleh sebab itulah didalam penelitian ini dilakukan pengujian

kuesioner terlebih dahulu.

Pengujian kuesioner tersebut dilakukan untuk mendapatkan kuesioner yang

valid dan reliabel sehingga dapat menjawab tujuan penelitian yang akan

dilakukan. Menurut Notoatmodjo (2002), sebuah instrumen dapat dikatakan valid

apabila instrumen tersebut sebagai alat ukur dan dapat benar-benar mengukur apa

Page 73: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

56

yang akan diukur, sedangkan reliabel artinya instrumen tersebut sebagai alat ukur

dapat memperoleh hasil ukur yang konsisten. Instrumen lain yang digunakan

selain kuesioner adalah lembar observasi dan pedoman wawancara. Observasi

dan wawancara dilakukan kepada kedua bidan yang bertugas di Poli KI

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Kedua instrumen tersebut digunakan untuk

mendukung hasil penelitian dan membahas konflik masalah penelitian yakni

pemberian pengetahuan sudah diberikan, tetapi angka cakupan ASI eksklusif

masih rendah.

E. Pengumpulan Data

Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam

pengumpulan data diantaranya adalah kuesioner, wawancara dan participant

observation. Berikut penjelasan masing-masing teknik:

1. Kuesioner

Untuk memperoleh data pengetahuan dan kebutuhan pengetahuan pada

ibu hamil terkait ASI eksklusif, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan instrumen kuesioner. Menurut Sugiyono (2011), kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Pada satu kuesioner penelitian ini, terdiri dari 6 pertanyaan yang

digunakan untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dan 22 pertanyaan yang

sama yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil terkait ASI

eksklusif, pernah/tidak pernah mendengar pertanyaan tersebut dan jika

pernah, ibu hamil dapat menyebutkan sumber pengetahuannya. Kuesioner

Page 74: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

57

yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut ini penjelasan dari

kuesioner yang digunakan:

a. Kuesioner mengenai karakteristik ibu hamil

Kuesioner identitas ibu hamil merupakan pertanyaan yang harus diisi

oleh ibu hamil sendiri, meliputi enam pertanyaan meliputi nama, umur,

pendidikan terakhir, pekerjaan, usia kehamilan dan jumlah anak.

b. Kuesioner mengenai pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif

Kuesioner mengenai pengetahuan ibu hamil terkait ASI eksklusif ini

ditujukan sebagai tolak ukur penguasaan materi dan kebutuhan

pengetahuan akan materi tersebut pada ibu hamil. Kuesioner ini

merupakan tipe pertanyaan tertutup yang dapat dijawab oleh ibu hamil

dengan cara mengceklist () salah satu jawaban dengan kategori “benar”

atau “salah”. Instrumen telah melalui uji validitas dan reliabilitas dengan

batas nilai valid sesuai r tabel ( = 0,05, n = 20) = 0,4438. Jika r hasil

lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan tersebut dianggap valid dan

reliabel. Hasil Uji validitas dan reliabitas dapat dilihat pada lampiran 3.

Kuesioner ini disusun berdasarkan 9 materi terkait ASI eksklusif

yang direkomendasikan oleh Kemenkes (2010b) dan Soetjiningsih (1997)

yang masing-masing materi tersebut terdiri dari satu atau beberapa item

topik yang berhubungan. Total pertanyaan untuk menayakan topik materi

tersebut pada kuesioner berjumlah 22. Berikut ini akan dijelaskan materi

terkait ASI eksklusif beserta topik nya:

Page 75: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

58

1) Materi mengenai ASI saja enam bulan sebanyak 3 pertanyaan yaitu

pada nomor 1 (pengertian ASI eksklusif), 2 (penanganan bayi sakit)

dan 3 (pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI).

2) Materi mengenai penjelasan pentingnya ASI sebanyak 6 pertanyaan

yaitu pada nomor 4 (waktu diberikannya ASI), 5 (manfaat ASI untuk

kebutuhan gizi bayi), 6 (manfaat ASI bagi ibu untuk menurunkan

berat badan), 7 (manfaat ASI bagi ibu untuk Keluarga Berencana), 8

(mitos perubahan bentuk payudara) dan 21 (akibat pemberian dot).

3) Materi mengenai skin to skin contact (IMD) sebanyak 1 pertanyaan

yaitu pada nomor 12 (pengertian IMD).

4) Materi mengenai kolostrum sebanyak 3 pertanyaan yaitu pada nomor

9 (pengertian kolostrum), 10 (mitos mengenai kolostrum), dan 11

(manfaat kolostrum).

5) Materi mengenai rawat gabung sebanyak 1 pertanyaan yaitu pada

nomor 18 (pengertian rawat gabung).

6) Materi mengenai tidak diberi susu formula sebanyak 2 pertanyaan

yaitu pada nomor 16 (bahaya susu formula untuk bayi) dan 17

(penanganan ibu yang belum keluar ASI).

7) Materi mengenai perawatan puting susu sebanyak 2 pertanyaan yaitu

pada nomor 14 (cara membersihkan payudara) dan 15 (bahaya

penggunaan sabun dan alkohol).

Page 76: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

59

8) Materi mengenai cara menyusui yang baik sebanyak 2 pertanyaan

yaitu pada nomor 13 (cara memulai menyusui) dan 22 (cara

memasukkan puting susu).

9) Materi mengenai cara mengatasi kesulitan dalam menyusui sebanyak

2 pertanyaan yaitu pada nomor 19 (penanganan masalah radang

payudara dan puting lecet) dan 20 (penanganan pemberian ASI ketika

ibu bekerja).

Penilaian dilakukan dengan memberikan skor. Untuk yang menjawab

dengan benar diberikan skor 1 sedangkan untuk yang menjawab

pertanyaan tersebut dengan salah diberikan skor 0.

c. Kuesioner mengenai pernah/tidak pernah mendengar pengetahuan terkait

ASI eksklusif

Instrumen pernah/tidak pernah mendengar pengetahuan terkait ASI

eksklusif terdiri dari 22 pertanyaan yang sama yang digunakan untuk

mengukur pengetahuan ibu hamil. Instrumen ini digunakan untuk

mengetahui apakah ibu hamil pernah/tidak pernah mendengar mengenai

masing-masing pertanyaan tersebut. Instrumen ini diperlukan untuk

mengetahui peran bidan apakah berperan sebagai enebling/reinforcing

faktor. Terdapat pilihan jawaban pernah mendengar atau tidak pernah

mendengar yang dapat dipilih salah satunya oleh ibu hamil dengan cara

mengceklist ().

Page 77: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

60

Apabila ibu hamil menjawab pernah mendengar, dapat dilanjutkan ke

kuesioner berikutnya mengenai sumber pengetahuan, sedangkan untuk

ibu hamil yang menjawab tidak pernah mendengar, tidak perlu

melanjutkan ke kuesioner sumber pengetahuan.

d. Kuesioner mengenai sumber pengetahuan terkait ASI eksklusif

Instrumen sumber pengetahuan terkait ASI eksklusif terdiri dari 22

pertanyaan yang sama yang digunakan untuk mengukur pengetahuan ibu

hamil dan merupakan lanjutan dari kuesioner pernah/tidak pernah

mendengar. Kuesioner ini selain untuk mengetahui sumber pengetahuan

serta untuk mengetahui peran bidan apakah berperan sebagai

enebling/reinforcing faktor. Apabila ibu hamil menjawab pernah

mendengar, ibu hamil wajib mengisi kuesioner sumber pengetahuan

terkait ASI eksklusif. Pada kuesioner ini, terdapat pilihan jawaban yaitu

bidan, dokter, perawat, kader, televisi, majalah, buku, suami, ibu, saudara,

tokoh agama, tokoh masyarakat dan teman. Ibu hamil dapat menceklist

() lebih dari satu pilihan jawaban.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari respondennya secara lebih mendalam dan

jumlah respondennya kecil/sedikit. Wawancara ini dapat dilakukan secara

terstruktur, semi terstruktur ataupun tidak terstruktur. Ketiga cara tersebut

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) atau melalui telepon

Page 78: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

61

(Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini, wawancara dilakukan secara

terstruktur, dimana teknik ini digunakan untuk menggali lebih dalam

pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif yang diberikan oleh bidan.

Untuk daftar pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 4.

3. Participant Observation

Menurut Sugiyono (2011), participant observation adalah suatu teknik

dimana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati

atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan

pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,

dan ikut merasakan suka dukanya. Dalam penelitian ini, participant

observation dilakukan untuk melihat pemberian pengetahuan terkait ASI

eksklusif yang sudah dilakukan oleh bidan pada saat pelayanan antenatal.

Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 5.

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian dilakukan melalui beberapa proses yakni :

a. Editing, tahap ini merupakan kegiatan penyutingan data yang telah

terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan data dan kesalahan

pengisian kuesioner untuk memastikan data yang diperoleh telah

lengkap dapat dibaca dengan baik, relevan, dan konsisten.

b. Coding, setelah melakukan proses editing kemudian dilakukan

pengkodean pada setiap jawaban responden sebelum diolah dengan

Page 79: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

62

komputer dengan tujuan untuk memudahkan dalam melakukan analisa

data.

c. Entry data, tahap ini merupakan proses memasukkan data dari

kuesioner ke dalam komputer untuk kemudian diolah dengan bantuan

perangkat lunak komputer.

d. Cleaning, proses pengecekan kembali dan pemeriksaan kesalahan pada

data yang sudah dientry untuk diperbaiki dan disesuaikan dengan data

yang telah dikumpulkan.

2. Analisis Data

Pada penelitian ini penyajian data dipaparkan secara deskriptif dengan

menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya. Selanjutnya setelah data

tersebut diolah, akan dilakukan analisis data secara univariat dengan

menggunakan program komputer berupa SPSS 16 dan Microsoft Office.

Analisis univariat dimulai dengan diperolehnya data faktor pengetahuan ibu

hamil akan materi terkait ASI eksklusif yang direkomendasikan oleh

Kemenkes R.I (2010b) dan Soetjiningsih (1997), sementara itu faktor

kebutuhan pengetahuan merupakan turunan dari faktor pengetahuan ibu

hamil.

Dalam menentukan cakupan need assessment didasarkan pada kategori

pengetahuan yang digolongkan berdasarkan Nursalam (2008). Terdapat tiga

kategori pengetahuan menurut Nursalam (2008), yaitu: baik (>75%), sedang

(56%-75%) dan kurang (< 56%). Kategori yang ada dalam penelitian ini

hanya dua saja yaitu membutuhkan pengetahuan/tidak membutuhkan

Page 80: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

63

pengetahuan, maka kategori sedang (56%-75%) dan baik (>75%) dijadikan

dalam satu kategori, sehingga apabila presentase ibu hamil yang menguasai

suatu topik materi sebesar >56%, maka dimasukkan ke dalam kategori tidak

membutuhkan pengetahuan akan topik tertentu terkait ASI eksklusif (tidak

ada gap antara pengetahuan dengan standar materi yang direkomendasikan

oleh Kemenkes R.I dan Soetjiningsih) sedangkan, untuk kategori kurang

(<56%) dijadikan satu kategori sendiri dan dimasukkan ke dalam kategori

membutuhkan pengetahuan akan topik tertentu terkait ASI eksklusif (ada

gap antara pengetahuan dengan standar materi yang direkomendasikan oleh

Kemenkes R.I dan Soetjiningsih).

Untuk membahas konflik masalah penelitian yakni masih rendahnya

angka cakupan ASI eksklusif yang merupakan salah satu petunjuk

pemberian pengetahuan di Puskesmas masih perlu ditingkatkan, maka dari

data kebutuhan pengetahuan tersebut, selanjutnya dapat dibahas apakah

pemberian pengetahuan yang sudah dilakukan dapat memenuhi kebutuhan

pengetahuan ibu hamil yang ada atau tidak melalui hasil yang didapatkan

dari observasi dan wawancara.

Page 81: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

64

BAB V

HASIL

A. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dibangun di lokasi Jl. Cenek I no.1

Kecamatan Pesanggrahan pada tahun 2002 dan mulai beroperasi sejak tahun

2003. Sebelumnya Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan menempati lokasi di

Jl.Wijaya Kusuma no.1 bergabung dengan Puskesmas kelurahan pesanggrahan.

1. Visi dan Misi

Visi :

Menjadi Puskesmas terdepan yang menggunakan kepuasan pelanggan

melalui pelayanan prima

Misi :

a. Memberdayakan sumber daya manusia secara profesional

b. Mengembangkan sistem promosi kesehatan

c. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang prima

d. Mengembangkan sistem informasi kesehatan

e. Menggalang kemitraan dengan sektor terkait

2. Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan adalah salah satu dari sepuluh kecamatan di

wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dengan luas wilayah seperti yang

ditetapkan dengan SK Gubernur DKI Jakarta No. 1227 Tahun 1989 yaitu

seluas 13,46 Km2. Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 dibawah ini

Page 82: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

65

wilayah kerja Puskesmas berdasarkan kelurahan, luas, Rukun Warga (RW)

dan Rukun Tetangga (RT):

Tabel 5.1Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Berdasarkan

Kelurahan, Luas Kelurahan, Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT)Tahun 2011

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2011

Dapat dilihat pada Tabel 5.1 diatas, Kelurahan Bintaro merupakan

kelurahan yang memiliki luas paling besar serta jumlah RW dan RT terbanyak

dibandingkan dengan empat kelurahan lain yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Dari lima kelurahan tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam

Puskesmas yaitu Puskesmas yang bertempat di: Kelurahan Petukangan Utara;

Kelurahan Petukangan Selatan; Kelurahan Pesanggrahan; Kelurahan Ulujami;

Kelurahan Bintaro; Kecamatan Pesanggrahan.

Batas-batas wilayah Kecamatan Pesanggrahan adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat

b. Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Pesanggrahan

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Rempoa, Tangerang

d. Sebelah barat berbatasan denggan Desa Pondok Betung, Tangerang

No Kelurahan Luas (Km²) RW RT1 Petukangan Utara 2.99 11 1212 Petukangan Selatan 2.11 8 853 Ulujami 1.70 8 904 Pesanggrahan 2.11 8 855 Bintaro 4.55 15 140

Page 83: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

66

3. Kondisi Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai yang bertugas di Puskesmas Kecamatan maupun di

Puskesmas Kelurahan terdiri atas tenaga medis maupun tenaga non medis

yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat gigi, ahli gizi,

sanitarian, penata rontgen, tenaga farmasi, serta tenaga administrasi. Untuk

pelayanan antenatal, jumlah sumber daya manusia yang terlibat adalah dua

orang, dan keduanya merupakan seorang bidan.

4. Struktur Organisasi

Puskesmas ini dipimpin oleh seorang kepala puskesmas. Sejak awal

berdiri, Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dipimpin oleh :

a. dr.Hj Sri Wartirini : Tahun 1990 -1997

b. dr.Hj Indrawati Hadi : Tahun 1998 - 2000

c. dr.Hj Henny Fachrudin : Tahun 2001- 2006

d. dr.Ni Putu Sunadi : Tahun 2006 - 2011

Mulai bulan Agustus 2011-sekarang dipimpin oleh seorang dokter

bernama dr. Henni Bariah. Pelayanan antenatal pada Puskesmas ini termasuk

ke dalam program KIA. Program KIA ini dipimpin oleh Bidan Rissanti,

Amd.Keb. Petugas kesehatan yang melayani pelayanan antenatal berjumlah

dua orang, salah satu diantaranya adalah Bidan Rissanti sendiri. Struktur

organisasi dapat dilihat pada lampiran 6.

Page 84: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

67

B. Gambaran Umum Pemberian Pengetahuan Di Puskesmas KecamatanPesanggrahan

1. Gambaran Pelaksanaan Pemberian Pengetahuan Di PuskesmasKecamatan Pesanggrahan Tahun 2012

Pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, pemberian pengetahuan

terkait materi ASI eksklusif kepada ibu hamil diberikan oleh dua bidan yang

bertugas di Poli KI. Dua bidan tersebut adalah bd.x dan bd.y. Berikut ini

gambaran karakteristik kedua bidan tersebut yang dapat dilihat pada Tabel

5.2:

Tabel 5.2Gambaran Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan

Usia, Pendidikan, dan Lama Bekerja Sebagai Bidan di PuskesmasKecamatan Pesanggrahatan Tahun 2012

No NamaUmur

(Tahun)Pendidikan

Lama BekerjaSebagai Bidan

(Tahun)1 Bidan X (bd.x) 35 D3 102 Bidan Y (bd.y) 54 D3 25

Pada Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa bd. y dapat dikatakan sudah lebih

senior dibandingkan dengan bd.x dilihat dari segi umur dan lama waktu kerja

sebagai bidan. Bd.y sudah berumur 54 tahun dan sudah bekerja sebagai bidan

kurang lebih 25 tahun, sedangkan bd.x berumur 35 tahun dan sudah bekerja

sebagai bidan selama kurang lebih 10 tahun. Dari segi umur dan lama kerja

sebagai bidan, mungkin kedua bidan tersebut berbeda satu sama lain, namun

kedua bidan tersebut memiliki persamaan dari segi pendidikan. Kedua bidan

tersebut sama-sama menempuh jenjang pendidikan D3 kebidanan.

Page 85: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

68

Pelaksanaan pemberian pengetahuan materi-materi terkait ASI eksklusif,

bertempat di Poli KI yang berada di lantai 1 Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan. Tujuan diadakannya pemberian pengetahuan terkait ASI

eksklusif ini kepada ibu hamil adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan

kepercayaan diri ibu hamil agar dapat memberikan ASI secara eksklusif

kepada bayinya kelak.

Terdapat pembagian tugas antara kedua bidan tersebut dalam

memberikan materi pengetahuan terkait ASI eksklusif kepada ibu hamil

secara langsung. Salah satu bidan (bd.y), bertugas untuk menyampaikan

materi perawatan puting susu, dan bidan yang lain (bd.x), bertugas untuk

menyampaikan materi seperti pengertian ASI eksklusif, manfaat ASI

eksklusif, MP-ASI, IMD, kolostrum, bagaimana cara sukses dalam

menyusui, posisi badan ibu dan bayi ketika menyusui serta tanda-tanda

menyusui yang benar.

Pembagian tugas pemberian materi pengetahuan ini dimaksudkan karena

pemberian pengetahuan ada yang dilakukan dengan pendekatan perseorangan

dan juga ada yang dilakukan dengan pendekatan berkelompok. Pada materi

perawatan puting susu, bidan (bd.y) yang bertugas untuk memberikan materi

tersebut melakukan pendekatan secara perseorangan, sedangkan materi

lainnya disampaikan oleh bidan yang berbeda (bd.x) dengan pendekatan

berkelompok.

Perbedaan tersebut dikarenakan pada saat pemberian materi mengenai

perawatan puting susu, bidan yang bertugas sekaligus mengecek payudara

Page 86: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

69

dari ibu hamil tersebut sehingga butuh ruang yang tertutup untuk

memeriksakannya dan lebih nyaman jika dilakukan secara perorangan.

Biasanya materi ini diberikan kepada ibu hamil yang sudah memasuki

trimester III saja.

Pemberian pengetahuan secara perseorangan ini tidak menggunakan

media yang dapat membantu bidan dalam memberikan pengetahuan.

Pemberian pengetahuan hanya diberikan secara lisan saja kepada ibu hamil

trimester III yang melakukan kunjungan antenatal ke Puskesmas.

Berbeda dengan pemberian pengetahuan secara perseorangan, pada

pemberian materi selain perawatan puting susu (pengertian ASI eksklusif,

manfaat ASI eksklusif, MP-ASI, IMD, kolostrum, perawatan puting susu,

bagaimana cara sukses dalam menyusui, posisi badan ibu dan bayi ketika

menyusui serta tanda-tanda menyusui yang benar) dilakukan oleh bd. x

dengan cara berkelompok yaitu dikumpulkan terlebih dahulu ibu hamil yang

datang melakukan kunjungan antenatal hingga membentuk suatu kelompok

ibu hamil barulah diberikan pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif,

setelah pemberian pengetahuan selesai, barulah pemeriksaan dimulai. Waktu

yang dibutuhkan untuk memberikan pengetahuan sekitar satu jam, sedangkan

untuk waktu pelayanan 4 jam, yaitu dari Pukul 08.00-12.00 WIB. Rata-rata

ibu hamil yang datang berkunjung adalah 20 orang. Waktu yang diperlukan

untuk memeriksakan satu pasien ibu hamil (10T) adalah 15-20 menit. Jika

jumlah rata-rata ibu hamil dikalikan 20 menit maka kira-kira dibutuhkan

waktu sekitar 400 menit dalam satu hari pelayanan. Jika 400 menit tersebut

Page 87: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

70

dibagi dengan jumlah bidan yang bertugas, dapat diartikan bahwa satu bidan

memiliki waktu sekitar 200 menit untuk memeriksakan ibu hamil yang

datang berkunjung hari itu.

Pemberian pengetahuan secara berkelompok ini menggunakan media

yang dapat membantu bidan dalam memberikan pengetahuan. Media tersebut

diantaranya adalah leaflet, lembar balik dan alat peraga. Leaflet digunakan

untuk memandu ibu hamil agar tidak ketinggalan materi pengetahuan yang

sedang diberikan, serta mudah dibawa dan dapat dibaca kembali nanti,

sedangkan untuk lembar balik untuk menunjukkan materi yang mau

disampaikan serta untuk alat peraga, alat ini digunakan untuk menjelaskan

materi yang sulit dipahami apabila tidak dipraktekkan, salah satu materi yang

menggunakan alat peraga adalah pada materi bagaimana cara menyusui yang

baik. Alat peraga tersebut berupa bantalan yang meyerupai payudara,

sehingga diharapkan ibu-ibu hamil dapat memahami materi tersebut dengan

baik. Untuk meyakinkan ada/tidaknya alat peraga tersebut, juga dilakukan

observasi. Alat peraga yang digunakan, dapat dilihat pada lampiran 7.

Pada tengah-tengah pemberian pengetahuan, biasanya bidan juga

mengajak ibu-ibu hamil untuk mengutarakan pendapat terhadap materi yang

sedang disampaikan, selain itu, diakhir pemberian pengetahuan juga

diberikan waktu untuk sesi tanya jawab apabila masih terdapat pertanyaan

yang belum dimengerti oleh ibu hamil. Pemberian pengetahuan secara

berkelompok ini biasanya dilakukan minimal satu kali dalam sebulan.

Page 88: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

71

Pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif di Puskesmas ini bukan

hanya dilakukan dengan cara penyuluhan (perorangan atau berkelompok),

tetapi juga melalui poster terkait ASI eksklusif. Poster ditempatkan di dalam

ruang KI agar ibu hamil dapat melihatnya. Hal tersebut merupakan upaya

tambahan yang dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka meningkatkan

cakupan ASI eksklusif di wilayah kerjanya.

Upaya pemberian pengetahuan baik secara perseorangan, berkelompok

maupun poster, merupakan suatu kegiatan yang digunakan oleh Puskesmas

untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil khususnya pengetahuan terkait

ASI eksklusif. Kegiatan pemberian pengetahuan ini diakui bidan dapat

terlaksana karena adanya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang

berasal dari pemerintah. Dana BOK merupakan bantuan dana dari

Pemerintah Pusat melalui Kemenkes R.I kepada Pemerintah Daerah untuk

membiayai kegiatan promosi kesehatan yang ada di Puskesmas.

2. Gambaran Materi Pemberian Pengetahuan Terkait ASI Eksklusif

Materi terkait ASI eksklusif yang diberikan kepada ibu hamil,

diantaranya adalah materi mengenai pengertian ASI eksklusif, manfaat ASI

eksklusif, MP-ASI, IMD, kolostrum, perawatan puting susu, bagaimana cara

sukses dalam menyusui, posisi badan ibu dan bayi ketika menyusui serta

tanda-tanda menyusui yang benar. Terlepas dari materi yang telah diberikan

oleh bidan kepada ibu hamil terkait materi ASI eksklusif, sebenarnya, jika

dibandingkan dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kemenkes R.I

Page 89: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

72

(2010b) dan Soetjiningsih (1997), masih terdapat kekurangan dimana ada

beberapa materi yang tidak diberikan kepada ibu hamil.

Materi terkait ASI eksklusif yang diberikan oleh bidan, diakui oleh bd.x

berpegang pada pedoman materi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan dan

MercyCorps (lembaga swadaya masyarakat yang salah satu kegiatannya

berkaitan dengan ASI eksklusif). Terdapat berbagai macam materi yang

terdapat dalam pedoman materi tersebut, namun diakui oleh bd.x, beliau

menggabungkan materi-materi terkait ASI eksklusif tersebut lalu baru materi

tersebut diberikan kepada ibu hamil.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada saat penelitian,

ditemukan hasil bd. x memang memberikan pengetahuan, yaitu sebanyak

satu kali, sedangkan bd.y memberikan pengetahuan, yaitu sebanyak tiga kali.

Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 8. Untuk melihat gambaran topik

materi yang telah diberikan oleh bidan, peneliti menggunakan teknik

observasi dan wawancara. Berikut ini akan dideskripsikan hasil dari

observasi dan wawancara yang dapat dilihat pada Tabel 5.3 di bawah ini:

Tabel 5.3Hasil Observasi dan Wawancara Terhadap Materi Pemberian PengetahuanTerkait ASI eksklusif Oleh Bidan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Tahun 2012

Materi Topik MateriPemberi

Pengetahuan

HasilObservasi

HasilWawancar

a

ASI sajaenam bulan

Pengertian ASIeksklusif

Bd.x

Penanganan bayi sakit - - -Pemberian MP-ASI Bd.x

Keterangan : Materi yang Diberikan ()

Page 90: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

73

Lanjutan Tabel 5.3Hasil Observasi dan Wawancara Terhadap Materi Pemberian PengetahuanTerkait ASI eksklusif Oleh Bidan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Tahun 2012

Materi Topik MateriPemberi

PengetahuanHasil

ObservasiHasil

Wawancara

PenjelasanPentingnya

ASI

Waktu diberikannya ASIManfaat ASI untuk

kebutuhan gizi bayiManfaat ASI bagi ibu

untuk menurunkanberat badan

Manfaat ASI bagi ibuuntuk KB

Mitos Perubahan bentukpayudara

Akibat pemberian dot

Bd.x

Bd.x

-

Bd.x-

-

-

-

-

-

-

-Skin to skin

contact(IMD)

Pengertian IMD Bd.x

KolostrumPengertian kolostrum Bd.x Mitos Kolostrum Bd.x Manfaat kolostrum Bd.x

Rawatgabung

Pengertian rawat gabung - - -

Tidakdiberi susu

formula

Bahaya susu formula bagibayi

- - -

Penanganan ibu yangbelum keluar ASI

- - -

Perawatanputing susu

Cara membersihkanpayudara

Bd.y

Bahaya penggunaansabun dan alkohol

- - -

Caramengatasikesulitanmenyusui

Penanganan masalahradang payudara danputing lecet

- - -

Penanganan pemberianASI ketika ibu bekerja

- - -

Caramenyusuiyang baik

Cara memulai menyusui Bd.x Cara memasukkan puting

susuBd.x

Keterangan : Materi yang Diberikan ()

Page 91: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

74

Dari Tabel 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa masih terdapat topik materi

yang belum diberikan kepada ibu hamil. Berikut ini akan dijelaskan masing-

masing topik materi terkait ASI eksklusif yang tidak diberikan oleh bidan

berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan:

a. ASI Saja Enam Bulan

Pada materi mengenai ASI saja enam bulan, terdapat 3 item topik

materi. Hasil yang didapat melalui observasi, menunjukkan hasil bahwa

bidan tidak memberikan satu topik dari materi mengenai ASI saja enam

bulan. Satu topik tersebut mengenai penanganan bayi sakit. Ketika

dikonfirmasi melalui wawancara kepada bd.x, bd x menyebutkan, alasan

tidak memberikan materi ini adalah karena harus dilihat terlebih dahulu

penyebab sakitnya bayi tersebut. Bd.x tidak mau sembarangan untuk

memberikan pengetahuan tersebut pada saat penyuluhan.

b. Penjelasan Pentingnya ASI

Pada materi mengenai penjelasan pentingnya ASI, terdapat 6 item

topik materi. Hasil yang didapat melalui observasi dan wawancara,

keduanya menunjukkan hasil bahwa bidan tidak memberikan tiga topik

terkait materi penjelasan pentingnya ASI. Ketiga topik tersebut

diantaranya adalah mengenai manfaat ASI bagi ibu untuk menurunkan

berat badan, mitos perubahan bentuk payudara dan akibat pemberian dot.

Ketika dikonfirmasi melalui wawancara, bd x memberikan tanggapan

bahwa bidan baru akan memberikan materi pentingnya penjelasan ASI

pada topik manfaat ASI bagi ibu untuk menurunkan berat badan, mitos

Page 92: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

75

perubahan bentuk payudara dan akibat pemberian dot, pada saat ada ibu

hamil yang bertanya saja.

c. Rawat Gabung

Pada materi mengenai rawat gabung hanya terdapat 1 item topik yang

materi. Dari hasil yang didapat melalui observasi dan wawancara,

keduanya menunjukkan hasil bahwa bidan tidak memberikan materi

mengenai topik pengertian rawat gabung. Ketika dikonfirmasi melalui

wawancara, bd x memberikan tanggapan bahwa bidan mempercayai

bahwa pada seluruh rumah sakit dan puskesmas sudah melakukan rawat

gabung sehingga materi ini tidak perlu diberikan lagi kepada ibu hamil.

d. Tidak Diberi Susu Formula

Pada materi mengenai tidak diberi susu formula, terdapat 2 item topik

materi. Hasil yang didapat melalui observasi dan wawancara, keduanya

menunjukkan hasil bahwa bidan tidak memberikan kedua topik yang

termasuk di dalam materi tidak diberi susu formula. Ketika dikonfirmasi

melalui wawancara, bd x memberikan tanggapan bahwa bidan tidak

memberikan materi pada topik bahaya susu formula bagi bayi dan

penanganan ibu yang belum keluar ASI dikarenakan terkait dengan

peraturan pemerintah yang melarang untuk memberikan materi mengenai

susu formula. Bidan hanya memberikan materi bahwa ASI ekslusif lebih

baik dari pada susu fomula, tetapi tidak menjelaskan bahaya dari susu

formula tersebut apabila diberikan kepada bayi usia 0-6 bulan.

Page 93: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

76

e. Perawatan Puting Susu

Materi perawatan puting susu ini agak berbeda dengan materi-materi

yang lain. Hal tersebut karena materi perawatan puting susu diberikan

oleh bd.y dan ditujukan hanya untuk ibu hamil yang sudah menginjak usia

kehamilan antara 28 minggu ke atas pada saat melakukan kunjungan

antenatal. Hal tersebut berbeda dengan materi lainnya yang diberikan oleh

bd.x. Pada materi mengenai perawatan puting susu, terdapat 2 item topik

yang seharusnya dikuasai oleh ibu hamil.

Hasil yang didapat melalui observasi dan wawancara, menunjukkan

bahwa bidan tidak memberikan satu topik materi. Bidan tidak

memberikan topik mengenai bahaya penggunaan sabun dan alkohol.

Ketika dikonfirmasi melalui wawancara, bd y memberikan tanggapan

bahwa memang bidan tidak memberikan materi mengenai perawatan

puting susu kepada ibu hamil pada topik bahaya penggunaan sabun dan

alkohol. Bd.y juga mengungkapkan bahwa materi untuk perawatan puting

susu yang beliau berikan hanya seputar massage payudara saja dan cara

membersihkan payudara dengan air hangat.

Pada materi mengenai perawatan puting susu pada topik cara

membersihkan payudara, saat observasi sebenarnya didapatkan hasil

memang diberikan kepada ibu hamil, namun pemberian materi ini tidak

rutin setiap hari dilakukan oleh bd.y kepada ibu hamil yang sudah

menginjak usia kehamilan 28 minggu ke atas, sehingga tidak semua ibu

hamil yang sudah menginjak usia kehamilan 28 minggu ke atas (trimester

Page 94: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

77

III) yang datang untuk melakukan kunjungan antenatal mendapatkan

topik materi tersebut.

Bd.y mengungkapkan alasan mengapa terkadang tidak memberikan

materi perawatan puting susu item topik mengenai cara membersihkan

payudara dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan kunjungan,

sehingga bd.y terkadang tidak dapat memberikan topik materi tersebut.

f. Cara Mengatasi Kesulitan Menyusui

Pada materi mengenai mengatasi kesulitan menyusui, terdapat 2 item

topik materi. Hasil yang didapat melalui observasi dan wawancara, kedua

nya menunjukkan hasil bahwa bidan tidak memberikan dua topik yang

termasuk dalam materi tidak diberikannya susu formula. Bidan tidak

memberikan kedua topik materi tersebut yaitu pada topik penanganan

masalah radang payudara dan puting lecet serta penanganan pemberian

ASI ketika ibu bekerja, dengan alasan karena bidan menganggap kedua

topik tersebut lebih baik diberikan pada saat ibu tersebut sudah

melahirkan saja bukan pada saat ibu tersebut hamil.

C. Analisis Univariat

1. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 106 ibu hamil, namun

dikarenakan 10 ibu hamil termasuk dalam kriteria eksklusi, maka jumlah

sampel penelitian saat ini menjadi 96 ibu hamil. Berikut ini akan

digambarkan karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, usia kehamilan,

Page 95: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

78

jumlah anak, pendidikan terakhir dan pekerjaan yang dapat dilihat pada

Tabel 5.4 di bawah ini:

Tabel 5.4Gambaran Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Usia, Usia

Kehamilan, Jumlah Anak, Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan di PuskesmasKecamatan Pesanggrahatan Tahun 2012

No Karakteristik Ibu Hamil F %1 Usia

<20 Tahun20-34 Tahun>35 TahunTotal

7672296

7.369.822.9100

2 Usia Kehamilan14-27 Minggu>28 MingguTotal

544296

56.243.8100

3

3

Jumlah Anak012345Total

323520621

96

33.336.520.86.22.11.0100

4 Pendidikan TerakhirTidak SekolahTamat SDTamat SMPTamat SMAPTTotal

07

25613

96

07.3

26.063.53.1100

5 PekerjaanPNS/ABRIPegawaiSwasta/BUMNWiraswasta/PedagangIbu Rumah TanggaMahasiswa/Tidak BekerjaPensiunanDll.........Total

0118

77000

96

011.58.3

80.2000

100

Menurut Tabel 5.4 di atas, gambaran distribusi karakteristik ibu

hamil berdasarkan usia diantaranya adalah ibu hamil yang ber usia kurang

Page 96: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

79

20 tahun sebanyak 7 orang (7.3%), usia 20-34 tahun sebanyak 67 orang

(69.8%) dan usia > 35 tahun sebanyak 22 orang (17.2%). Dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil ber usia antara 20-34 tahun.

Berdasarkan usia kehamilan, ibu hamil dengan usia kehamilan 14-27

minggu sebanyak 54 orang (56.2%), sedangkan ibu hamil dengan usia

kehamilan >28 minggu sebanyak 42 orang (43.8%). Dapat disimpulkan

bahwa ibu hamil yang dijadikan responden dengan usia kehamilan 14-27

minggu lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil dengan usia

kehamilan >28 minggu.

Berdasarkan jumlah anak, ibu hamil yang belum memiliki anak

sebanyak 32 orang (33.3%), yang memiliki 1 anak sebanyak 35 orang

(36.5%), 2 anak sebanyak 20 orang (20.8%), 3 anak sebanyak 6 orang

(6.2%), 4 anak sebanyak 2 orang (2.1%) dan 5 anak sebanyak 1 orang

(1.0%). Dapat disimpulkan hampir sebagian ibu hamil sudah memiliki 1

anak.

Berdasarkan pendidikan terakhir, tidak ditemukan ibu hamil yang

tidak sekolah, sedangkan untuk yang tamat SD sebanyak 7 orang (7.3%),

tamat SMP sebanyak 25 orang (26.0%), tamat SMA sebanyak 61 orang

(63.5%) dan PT sebanyak 3 orang (3.1%). Dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar ibu hamil telah mengenyam pendidikan dan merupakan

tamatan SMA.

Berdasarkan pekerjaan, tidak ditemukan ibu hamil yang bekerja

sebagai PNS/ABRI, mahasiswa/tidak bekerja dan pensiunan. Hampir

Page 97: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

80

sebagian besar ibu hamil merupakan ibu rumah tangga sebanyak 77 orang

(80.2%), dan sisanya bekerja sebagai pegawai swasta/BUMN sebanyak

11 orang (11.5%) dan wiraswasta/pedagang sebanyak 8 orang (8.3%).

2. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklusif

Pengetahuan ibu hamil yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

penguasaan materi terkait ASI eksklusif yang terdiri dari sembilan item

materi seperti materi ASI saja enam bulan; penjelasan pentingnya ASI; skin

to skin contact untuk IMD; kolostrum; rawat gabung; tidak diberi susu

formula; perawatan puting susu; cara mengatasi kesulitan dalam menyusui

dan cara menyusui yang baik. Masing-masing materi terdiri dari satu atau

beberapa item topik yang berhubungan. Total item topik adalah 22 item.

Berikut ini gambaran pengetahuan terkait ASI eksklusif pada ibu hamil di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan berdasarkan 9 materi terkait ASI

eksklusif yang direkomendasikan oleh Kemenkes R.I (2010b) dan

Soetjiningsih (1997):

a. ASI Saja Enam Bulan

Pada materi ASI saja enam bulan, terdiri dari tiga item topik materi.

Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 5.5 gambaran pengetahuan tiga topik

terkait materi ASI saja enam bulan pada ibu hamil:

Page 98: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

81

Tabel 5.5Gambaran Pengetahuan Terkait Materi ASI Saja Enam Bulan Pada Ibu

Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Dari Tabel 5.5 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil telah

menguasai materi ASI saja enam bulan pada topik materi mengenai

pengertian ASI eksklusif, yaitu sebanyak 93 ibu hamil (96.9%) dan

pemberian MP-ASI, yaitu sebanyak 76 ibu hamil (79.3%), sedangkan

pada topik materi penanganan bayi sakit, mayoritas ibu hamil belum

menguasai topik materi ini. Hal tersebut terbukti dari jumlah dan

presentase yang hanya 28 ibu hamil (29.2%) saja yang dapat menguasai

topik materi ini.

b. Penjelasan Pentignya ASI

Pada materi penjelasan pentingnya ASI, terdiri dari enam item topik

materi. Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 5.6 gambaran pengetahuan

enam topik terkait materi penjelasan pentingnya ASI pada ibu hamil:

Topik Materi F %

ASI Saja Enam BulanPengertian ASI eksklusifPenanganan bayi sakitPemberian MP-ASI

932876

96.929.279.3

Page 99: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

82

Tabel 5.6Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Penjelasan Pentingnya ASI PadaIbu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Dari Tabel 5.6 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil telah

menguasai materi penjelasan pentingnya ASI pada topik materi mengenai

manfaat ASI untuk kebutuhan gizi bayi yaitu sebanyak 62 ibu hamil

(67.4%), manfaat ASI bagi ibu untuk KB sebanyak 66 ibu hamil (66.8%),

dan akibat pemberian dot sebanyak 70 (72.9%), sedangkan pada topik

materi mengenai waktu diberikannya ASI, manfaat ASI bagi ibu untuk

menurunkan berat badan dan mitos perubahan bentuk payudara, mayoritas

ibu hamil belum menguasai ketiga materi tersebut. Hal tersebut terbukti

dari jumlah dan presentase dari ketiga topik materi tersebut yang masing-

masing hanya sebanyak 46 ibu hamil (47.9%), 45 ibu hamil (46.9%) dan

29 ibu hamil (30.2%) saja yang telah menguasai topik materi ini.

c. Skin to Skin Contact (IMD)

Penguasaan materi pengetahuan selanjutnya yang akan dibahas adalah

mengenai skin to skin contact (IMD). Materi ini hanya terdiri dari satu

Topik Materi F %

Penjelasan pentingnya ASIWaktu diberikannya ASIManfaat ASI untuk kebutuhan gizi bayiManfaat ASI bagi ibu untuk menurunkan

berat badanManfaat ASI bagi ibu untuk KBMitos perubahan bentuk payudaraAkibat pemberian dot

466245

662970

47.967.446.9

66.830.272.9

Page 100: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

83

topik. Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 5.7 gambaran pengetahuan

terkait materi Skin to Skin Contact (IMD) pada ibu hamil :

Tabel 5.7Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Skin to Skin Contact (IMD) PadaIbu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Dari Tabel 5.7 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil telah

menguasai materi skin to skin contact (IMD) pada topik materi mengenai

pengertian IMD yaitu sebanyak 77 ibu hamil (80.2%).

d. Kolostrum

Pada materi mengenai kolostrum, terdiri dari tiga item topik materi.

Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 5.8 gambaran pengetahuan tiga topik

terkait materi kolostrum:

Tabel 5.8Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Kolostrum Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Dari Tabel 5.8 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil telah

menguasai materi kolostrum pada topik materi mengenai mitos kolostrum

harus dibuang yaitu sebanyak 67 ibu hamil (69.8%) dan manfaat

Topik Materi F %

Skin to Skin Contact (IMD)Pengertian IMD 77 80.2

Topik Materi F %

KolostrumPengertian kolostrumMitos kolostrum harus dibuangManfaat kolostrum

386773

39.669.876.0

Page 101: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

84

kolostrum sebanyak 73 ibu hamil (76.0%), sedangkan pada topik materi

mengenai pengertian kolostrum, mayoritas ibu hamil belum menguasai.

Hal tersebut terbukti dari jumlah dan presentase yang hanya sebanyak 38

ibu hamil (39.6%) saja yang telah menguasai topik materi ini.

e. Rawat Gabung

Materi selanjutnya yang akan dibahas merupakan materi mengenai

rawat gabung. Materi ini terdiri dari satu topik saja. Berikut ini dapat

dilihat pada Tabel 5.9 gambaran pengetahuan terkait materi rawat gabung

pada ibu hamil :

Tabel 5.9Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Rawat Gabung Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Dari Tabel 5.9 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil belum

menguasai topik materi mengenai pengertian rawat gabung. Hal tersebut

dapat dilihat dari jumlah dan presentase yang hanya sebanyak 44 ibu

hamil (45.8%) saja yang menguasai topik materi ini.

f. Tidak Diberi Susu Formula

Pada materi pengetahuan mengenai tidak diberi susu formula, terdiri

dari dua topik materi. Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 5.10 gambaran

Topik Materi F %

Rawat gabungPengertian rawat gabung 44 45.8

Page 102: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

85

pengetahuan dua topik terkait materi tidak diberi susu formula pada ibu

hamil :

Tabel 5.10Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Tidak Diberi Susu Formula PadaIbu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Dari Tabel 5.10 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil telah

menguasai materi tidak diberi susu formula pada topik materi mengenai

bahaya susu formula untuk bayi yaitu sebanyak 56 ibu hamil (58.3%),

sedangkan pada topik materi mengenai penanganan ibu yang belum keluar

ASI, mayoritas ibu hamil belum menguasainya. Hal tersebut terbukti dari

jumlah dan presentase yang hanya sebanyak 10 ibu hamil (10.4%) saja

yang telah menguasai topik materi ini.

g. Perawatan Puting susu

Penguasaan materi pengetahuan selanjutnya yang akan dibahas adalah

mengenai perawatan puting susu. Materi ini terdiri dari dua topik materi.

Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 5.11 gambaran pengetahuan dua topik

terkait materi perawatan puting susu:

Topik Materi F %

Tidak Diberi Susu FormulaBahaya susu formula untuk bayiPenanganan ibu yang belum keluar ASI

5610

58.310.4

Page 103: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

86

Tabel 5.11Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Perawatan Puting Susu Pada Ibu

Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Dari Tabel 5.11 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil telah

menguasai materi perawatan puting susu pada topik materi mengenai cara

membersihkan payudara yaitu sebanyak 88 ibu hamil (91.7%), sedangkan

pada topik materi mengenai bahaya penggunaan sabun dan alkohol,

mayoritas ibu hamil belum menguasainya. Hal tersebut terbukti dari

jumlah dan presentase yang hanya sebanyak 43 ibu hamil (44.8%) saja

yang telah menguasai topik materi ini.

h. Kesulitan Dalam Menyusui

Pada materi pengetahuan mengenai cara mengatasi kesulitan dalam

menyusui, terdiri dari dua topik materi. Berikut ini dapat dilihat pada

Tabel 5.12 gambaran pengetahuan dua topik terkait materi kesulitan dalam

menyusui pada ibu hamil :

Tabel 5.12Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Kesulitan Dalam Menyusui PadaIbu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Topik Materi F %

Perawatan Puting SusuCara membersihkan payudaraBahaya penggunaan sabun dan alkohol

8843

91.744.8

Topik Materi F %

Kesulitan MenyusuiPenanganan masalah radang payudara 38 39.6

Penanganan pemberian ASI ketika ibubekerja

45 46.9

Page 104: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

87

Dari Tabel 5.12 diatas, dapat dilihat bahwa ibu hamil belum

menguasai kedua topik materi yang termasuk dalam materi kesulitan

menyusui. Pada topik materi mengenai penanganan masalah radang

payudara dan puting lecet, hanya 38 ibu hamil (39.6%) saja yang dapat

menguasai topik materi ini. Penguasan yang kurang juga terjadi pada topik

materi lain mengenai penanganan pemberian ASI ketika ibu bekerja

dengan jumlah dan presentase ibu hamil yaitu sebanyak 45 ibu hamil

(46.9%) saja yang dapat menguasai topik materi ini.

i. Cara Menyusui yang Baik

Pada materi pengetahuan mengenai cara menyusui yang baik, terdiri

dari dua topik materi. Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 5.13 gambaran

pengetahuan dua topik terkait materi cara menyusui yang baik pada ibu

hamil :

Tabel 5.13Gambaran Pengetahuan Terkait Materi Cara Menyusui yang Baik PadaIbu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2012 (n=96)

Dari Tabel 5.13 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil telah

menguasai kedua topik materi mengenai cara menyusui yang baik. Pada

topik materi mengenai cara memulai menyusui yaitu sebanyak 87 ibu

Topik Materi F %

Cara Menyusui Yang BaikCara memulai menyusuiCara memasukkan puting susu

8772

90.675.0

Page 105: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

88

hamil (90.6%), sedangkan pada topik materi cara memasukkan puting

susu, yaitu sebanyak 72 ibu hamil (75.0%).

3. Gambaran Kesenjangan Antara Pengetahuan Ibu Hamil DenganStandar Pengetahuan Yang Seharusnya Dimiliki Terkait ASI Eksklusif

Dalam penelitian ini, akan diidentifikasi kebutuhan pengetahuan berupa

kesenjangan (gap) antara penguasaan materi terkait ASI eksklusif pada ibu

hamil dengan standar pengetahuan yang direkomendasikan oleh Kemenkes

R.I (2010b) dan Soetjiningsih (1997). Cakupan suatu materi dianggap

sebagai suatu kebutuhan pengetahuan adalah apabila presentase penguasaan

materi < 56%. Berikut ini akan ditunjukkan pada Tabel 5.14 hasil data yang

telah didapatkan:

Tabel 5.14Hasil Kesenjangan (Gap) Antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Standar

Materi Terkait ASI Eksklusif Oleh Kemenkes R.I (2010b) dan Soetjiningsih(1997) (n=96)

MateriPenguasaan Ada

Kebutuhan(<56%)

MateriF %

ASI Saja Enam BulanPengertian ASI eksklusifPenanganan bayi sakitPemberian MP-ASI

932876

96.929.279.3

--

Penjelasan pentingnya ASIWaktu diberikannya ASIManfaat ASI untuk kebutuhan gizi bayiManfaat ASI bagi ibu untuk menurunkan

berat badanManfaat ASI bagi ibu untuk KBMitos perubahan bentuk payudaraAkibat pemberian dot

466245

662970

47.967.446.9

66.830.272.9

-

--

Skin to Skin Contact (IMD)Pengertian IMD 77 80.2 -

Ket: () Topik Materi dibutuhkan

Page 106: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

89

Lanjutan Tabel 5.14Hasil Kesenjangan (Gap) Antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Standar

Materi Terkait ASI Ekslklusif Oleh Kemenkes R.I (2010b) dan Sotjiningsih(1997) (n=96)

MateriPenguasaan Ada

Kebutuhan(<56%)

MateriF %

KolostrumPengertian kolostrumMitos kolostrum harus dibuangManfaat kolostrum

386773

39.669.876.0

--

Rawat gabungPengertian rawat gabung 44 45.8

Tidak Diberi Susu FormulaBahaya susu formula bagi bayiPenanganan ibu yang belum keluar ASI

5610

58.310.4

-

Perawatan Puting SusuCara membersihkan payudaraBahaya penggunaan sabun dan alkohol

8843

91.744.8

-

Cara Mengatasi Kesulitan dalam MenyusuiPenanganan masalah radang payudara dan

puting lecetPenanganan pemberian ASI ketika ibu bekerja

38

45

39.6

46.9

Cara Menyusui Yang Baik

Cara memulai menyusuiCara memasukkan puting susu

8772

90.675.0

--

Ket: () Materi dibutuhkan

Dapat dilihat pada Tabel 5.14 di atas, materi terkait ASI eksklusif yang

masih dibutuhkan diantaranya adalah materi terkait ASI saja enam bulan

pada topik penanganan bayi sakit, materi penjelasan pentingnya ASI pada

topik waktu diberikannya ASI, topik manfaat ASI bagi ibu untuk

menurunkan berat badan serta mitos perubahan bentuk payudara.

Pada materi terkait kolostrum pada topik pengertian kolostrum, materi

terkait perawatan puting susu pada topik bahaya penggunaan sabun dan

alkohol, materi terkait tidak diberi susu formula pada topik penanganan ibu

yang belum keluar ASI, materi terkait rawat gabung pada topik pengertian

Page 107: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

90

rawat gabung serta materi terkait mengatasi kesulitan menyusui pada topik

penanganan masalah radang payudara dan puting lecet serta penanganan

pemberian ASI ketika ibu bekerja. Dapat disimpulkan bahwa, masih terdapat

kesenjangan antara topik materi yang telah disebutkan diatas terhadap

standar pengetahuan, sehingga dapat dikatakan bahwa topik materi tersebut

masih merupakan suatu kebutuhan pengetahuan bagi ibu hamil yang belum

terpenuhi.

4. Gambaran Sumber Pengetahuan Terkait ASI Eksklusif Pada Ibu hamil

Pengambilan data sumber pengetahuan ditujukan untuk mengetahui

darimana saja pengetahuan yang didapat selama ini pada ibu hamil.

Pendeskripsian dimulai dengan hasil pernah/tidak pernah mendengar materi-

materi terkait ASI eksklusif yang dilanjutkan dengan hasil sumber

pengetahuan namun, terlebih dahulu akan dipaparkan hasil pernah/tidak

mendengar materi terkait ASI eksklusif pada ibu hamil yang dapat dilihat

pada Tabel 5.15 dibawah ini :

Tabel 5.15Hasil Pernah/Tidak Pernah Mendengar Materi Terkait ASI Eksklusif

Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta SelatanTahun 2012 (n=96)

MateriTidak PernahMendengarF %

ASI Saja Enam BulanPengertian ASI eksklusifPenanganan bayi sakitPemberian MP-ASI

9516

9.453.16.2

Penjelasan pentingnya ASIWaktu diberikannya ASIManfaat ASI untuk kebutuhan gizi bayiManfaat ASI bagi ibu untuk menurunkan berat badan

472757

49.028.159.4

Page 108: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

91

Lanjutan Tabel 5.15Hasil Pernah/Tidak Pernah Mendengar Materi Terkait ASI Eksklusif

Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta SelatanTahun 2012 (n=96)

MateriTidak PernahMendengarF %

Penjelasan pentingnya ASIManfaat ASI bagi ibu untuk KBMitos perubahan bentuk payudaraAkibat pemberian dot

374634

38.547.935.4

Skin to Skin Contact (IMD)Pengertian IMD 13 13.5

KolostrumPengertian kolostrumMitos kolostrum harus dibuangManfaat kolostrum

533733

55.238.534.4

Rawat gabungPengertian rawat gabung 67 69.8

Tidak Diberi Susu FormulaBahaya susu formula bagi bayiPenanganan ibu yang belum keluar ASI

4935

51.036.5

Perawatan Puting SusuCara membersihkan payudaraBahaya penggunaan sabun dan alkohol

2849

29.251.0

Cara Mengatasi Kesulitan dalam MenyusuiPenanganan masalah radang payudara dan putinglecetPenanganan pemberian ASI ketika ibu bekerja

5752

59.454.2

Cara Menyusui Yang BaikCara memulai menyusuiCara memasukkan puting susu

1225

12.526.0

Dapat dilihat pada Tabel 5.15 di atas, materi terkait ASI eksklusif yang

mayoritas tidak pernah didengar sebelumnya oleh ibu hamil diantaranya

adalah materi ASI saja enam bulan pada topik penanganan bayi sakit, yaitu

sebanyak 51 orang (53.1%), penjelasan pentingnya ASI pada topik waktu

Page 109: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

92

diberikannya ASI, yaitu sebanyak 49 (51.1%) dan topik manfaat ASI bagi ibu

untuk menurunkan berat badan, yaitu sebanyak 57 (59.4%).

Pada materi kolostrum terdapat pada topik pengertian kolostrum, yaitu

sebanyak 53 (55.2%). Pengertian rawat gabung, yaitu sebanyak 67 (69.8%).

Tidak diberi susu formula pada topik bahaya susu formula bagi bayi, yaitu

sebanyak 49 (51.0%). Perawatan puting susu pada topik bahaya penggunaan

sabun dan alkohol, yaitu sebanyak 49 (51.0%) serta cara mengatasi kesulitan

menyusui pada topik penanganan masalah radang payudara dan puting lecet

serta topik penanganan pemberian ASI ketika bekerja, yang masing-masing

sebanyak 57 (59.4%) dan 52 (54.2%).

Setelah dideskripsikan hasil pernah/tidak pernah mendengar materi

tersebut kepada ibu hamil, selanjutnya akan dideskripsikan sumber

pengetahuan ibu hamil akan materi terkait ASI eksklusif yang ada pada

kuesioner. Pertanyaan sumber pengetahuan merupakan lanjutan dari

pertanyaan jika ibu hamil memilih pernah mendengar materi tersebut. Pada

penjelasan selanjutnya, dapat dilihat pada Tabel 5.16 hasil dari akumulasi

jumlah ibu hamil yang menyebutkan sumber pengetahuan setiap topik materi

terkait ASI eksklusif:

Page 110: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

93

Tabel 5.16Presentase Hasil Sumber Pengetahuan Dari Topik Materi Terkait ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan Tahun 2012Sumber

Pengetahuan

Presentase Topik Materi (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Dokter 13 16 12 12 9 5 11 4 12 13 15 14 15 10 7 12 14 20 17 8 15 19

Bidan Lain 6 6 0 0 0 14 4 9 1 0 0 2 5 1 4 15 14 22 7 5 33 11

Bidan 26 26 27 35 30 2 24 0 14 22 19 25 20 25 20 8 6 0 19 20 4 31

Perawat 2 2 1 0 2 0 0 0 3 3 3 3 4 2 2 0 2 0 0 0 0 0

Kader 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TV 1 0 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Majalah 6 5 8 4 6 8 5 10 9 7 10 9 11 8 6 8 4 7 4 6 11 11

Buku 5 10 7 9 7 10 4 7 14 9 10 11 11 3 6 8 5 7 9 9 5 2

Suami 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 2 1 1

Ibu 15 8 17 12 10 14 16 16 9 10 13 10 11 9 15 12 15 7 17 21 11 11

Saudara 8 5 4 9 4 7 8 15 12 11 11 9 7 10 9 8 9 10 11 6 5 9

T. Agama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

T. Masy. 2 2 1 3 1 3 1 1 3 1 1 2 1 2 4 3 1 2 4 3 3 1

Tetangga 2 3 1 0 4 3 3 3 0 1 1 1 0 1 1 2 0 2 0 3 1 0

Teman 13 15 20 14 23 32 24 31 20 20 16 16 15 26 24 24 28 22 13 18 11 4

Page 111: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

94

Dari Tabel 5.16, dapat dilihat bahwa dari 22 topik materi, 13 topik materi

mayoritas ibu hamil memilih bidan sebagai sumber pengetahuan mereka

(Topik 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 19, 20, 22). Pada topik materi lainpun,

walaupun bidan tidak menempati posisi mayoritas, tetap saja bidan dipilih

sebagai salah satu sumber pengetahuan. Hal tersebut menyiratkan bahwa

bidan merupakan sumber pengetahuan utama ibu hamil di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan.

Page 112: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

95

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Tidak dapat dipungkiri terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, berikut ini

akan dijabarkan keterbatasan dalam penelitian ini :

1. Instrumen kuesioner disusun berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, tetapi

mungkin masih terdapat materi terkait ASI eksklusif yang tidak dapat

dimasukkan seluruhnya ke dalam instrumen kuesioner, namun peneliti

mencoba meminimalkan dengan mendiskusikan bersama pakar ahli gizi

mengenai materi-materi yang layak masuk kedalam instrumen kuesioner

serta melihat dari penelitian-penelitian sebelumnya materi-materi terkait ASI

eksklusif yang penting untuk diketahui.

2. Terdapat satu materi dari standar Kemenkes R.I yang tidak diteliti yaitu

materi keinginan untuk menyusui. Hal tersebut dikarenakan kesulitan untuk

menelitinya secara kuantitatif, sementara untuk meneliti pengetahuan ibu

yang lain digunakan pendekatan kuantitatif.

B. Gambaran Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklusif

1. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil

Karakteristik responden yang akan dibahas adalah dari segi usia, usia

kehamilan, jumlah anak, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Berikut ini akan

dibahas karakteristik responden yang dimaksud:

Page 113: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

96

a. Usia

Usia mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Pada penelitian ini, mayoritas responden berusia antara 20-34

tahun. Usia tersebut tentu dapat dikatakan sudah dewasa dalam pola

pikirnya sehingga pengetahuannya pun akan semakin berkembang. Hal ini

sesuai dengan penelitian dari Yustifa dalam Widayati dan Maryatun (2012)

bahwa responden penelitian pada rentang usia tersebut memiliki ciri dari

kedewasaan fisik dan kematangan pribadi yang erat hubungannya dengan

matangnya dalam mengambil setiap keputusan.

b. Usia Kehamilan

Dari hasil penelitian yang telah didapat, mayoritas responden usia

kehamilannya berkisar antara 14-27 minggu (trimester kehamilan kedua).

Menginjak usia kehamilan trimester kedua dan tiga, pengetahuan yang

didapat tentu akan lebih beragam dibandingkan dengan trimester awal

pertama. Hal tersebut bisa saja karena tuntutan sebagai seorang ibu

nantinya dalam mengasuh anak seperti yang telah disampaikan

sebelumnya, sehingga membuat ibu menambahkan pengetahuannya demi

melaksanakan tuntutan tersebut, selain itu, pengetahuan yang diberikan

oleh petugas kesehatan pada saat kunjungan antenatal juga dapat

menambahkan pengetahuan ibu terkait ASI eksklusif.

c. Jumlah Anak

Seorang ibu menyusui memperoleh pengetahuan dapat dari

pengalamannya pada saat menyusui anak sebelumnya (Roesli, 2000).

Page 114: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

97

Dilihat dari jumlah anak, mayoritas ibu sebelumnya sudah memiliki anak,

sehingga pengetahuan ibu dapat dikatakan sudah lebih baik.

d. Pendidikan Terakhir

Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tidak terlepas dari tingkat

pendidikan ibu. Menurut Kasnodiharjo, et.al (1994), semakin tinggi strata

pendidikan seseorang, pengetahuan yang didapatnya mengenai ASIpun

akan semakin bertambah. Dilihat dari karakteristik responden, mayoritas

ibu hamil merupakan tamatan SMA, sehingga dapat dikatakan

pengetahuannya lebih baik ketimbang dengan ibu yang hanya tamatan

SD/SMP.

e. Pekerjaan

Dari hasil penelitian yang telah didapat, mayoritas responden

merupakan ibu rumah tangga. Menurut Kurniati dalam Widayati dan

Maryatun (2012) bahwa status perkerjaan seorang ibu dapat berpengaruh

terhadap kesempatan dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan dengan cara menambah pengetahuan. Ibu yang mempunyai

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu yang luang,

hal tersebut tentu dapat membuat ibu bisa mendapatkan lebih banyak

pengetahuan dari berbagai media, antara lain: televisi, radio, surat kabar.

2. Gambaran Kebutuhan Pengetahuan Ibu Hamil Terkait ASI Eksklusif

Sungguh ironis, dari banyaknya keuntungan ASI eksklusif ini bagi bayi

dan ibu dan sudah diciptakannya ASI ini oleh ALLAH SWT secara alamiah,

masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hal

Page 115: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

98

ini dapat dilihat dari data cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan yaitu sebesar 51,2%. Angka tersebut masih sangat jauh dari

target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 80%.

Dari pentingnya ASI tersebut bagi bayinya, tentu setiap ibu diwajibkan

untuk menyusui bayinya. Dilihat dari islam sendiri, perintah ibu untuk

menyusui bayinya juga tercantum jelas dalam Al-Quran surat Al-Baqarah

ayat 223:

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahunpenuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dankewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengancara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadarkesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraankarena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispunberkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelumdua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, makatidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukanoleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamumemberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamukepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yangkamu kerjakan” [Q.S Al-Baqarah: 2:233].

Menyusui memang merupakan sesuatu yang alamiah, tetapi tidak begitu

saja terjadi, oleh sebab itu sebaiknya ilmu mengenai menyusui harus tetap

dipelajari jauh sebelum proses kelahiran terjadi. Hal tersebut dimaksudkan

supaya ibu memiliki persiapan ilmu yang baik dalam menjalankan perintah

untuk menyusui bayinya kelak.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa menghendaki (kebahagiaan) dunia hendaklah denganilmu, barang siapa menghendaki akhirat hendaklah dengan ilmu, danbarang siapa menghendaki keduanya hendaklah dengan ilmu”.

Page 116: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

99

Dapat dilihat bahwa Sabda Rasulullah SAW di atas menyiratkan

pentingnya untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu tersebut dapat

menuntun dan mengarahkan seseorang untuk kehidupan yang layak baik

bahagia dunia maupun akhirat.

Ilmu dapat diartikan sebagai kumpulan dari pengetahuan. Salah satu

pengetahuan yang akan dibahas adalah pengetahuan mengenai ASI

eksklusif. Dalam penelitian ini, pengetahuan diartikan sebagai penguasaan

terhadap materi-materi terkait ASI eksklusif. Dari hasil penelitian yang telah

didapat, masih terdapat ibu hamil yang mayoritas tidak menguasai materi-

materi terkait ASI eksklusif. Hasil temuan ini tentu perlu dijadikan

perhatian, khususnya bagi petugas kesehatan yang ada untuk memberikan

pengetahuan terkait materi yang belum dikuasai oleh ibu hamil tersebut,

mengingat materi tersebut merupakan materi yang penting untuk dikuasai

oleh ibu hamil.

Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmodjo (2003), pengetahuan

merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang

diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang

merupakan stimulasi dari pertanyaan. Dari hasil penelitian, masih terdapat

materi terkait ASI eksklusif yang belum dikuasai oleh ibu hamil, sedangkan

menurut rekomendasi dari Kemenkes R.I (2010b), Soetjiningsih (1997) dan

beberapa hasil penelitian, menunjukkan materi tersebut penting untuk

dikuasai sedini mungkin, yaitu tepatnya pada saat kehamilan. Tidak

mampunya seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang dia ketahui

Page 117: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

100

terkait materi ASI eksklusif dapat membuat gagalnya pemberian ASI

eksklusif. Hal tersebut karena mereka tidak mengetahui sehingga merekapun

tidak melakukannya.

Pengetahuan dianggap sebagai salah satu faktor yang penting dalam

terciptanya suatu perilaku. Dari penelitian yang dilakukan oleh Foo et al,

(2005) dan Fika dan Syafiq (2009) yang menyebutkan bahwa pengetahuan

ibu yang baik merupakan faktor penting dalam terwujudnya perilaku

pemberian ASI eksklusif, oleh sebab itu, penting kiranya ibu hamil

menguasai materi-materi terkait ASI eksklusif yang akan menunjang

pengetahuannya ketika bayinya telah lahir karena selaku orangtua, seorang

ibu merupakan penanggungjawab dalam mengasuh anak.

Dalam Hadis riwayat Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. Bersabda:

“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorangNasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yangmelahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakanterdapat yang terpotong hidungnya?.”

Dalil diatas menunjukkan bahwa yang bertanggungjawab dan yang paling

utama atas pendidikan anak adalah orangtua, terutama pendidikan aqidah

yang menyelamatkan anaknya dari api neraka.

Menurut Heath (2006) dalam Athiyah (2008), wanita dituntut untuk

memiliki pengetahuan khusus seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan

anaknya. Apabila terjadi kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki

dengan pengetahuan yang seharusnya dimiliki menurut Dick dan Carey

Page 118: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

101

(1990) dalam Jacobsen and O’Connor (2006), hal tersebut dapat dikatakan

sebagai suatu kebutuhan pengetahuan.

Dalam penelitian ini, kebutuhan pengetahuan dirinci sebagai kesenjangan

antara penguasaan materi terkait ASI eksklusif pada ibu hamil dengan standar

materi terkait ASI eksklusif yang ditetapkan oleh Kemenkes R.I (2010b) dan

Soetjiningsih (1997). Penilaian kebutuhan penting untuk dilakukan,

dikarenakan untuk mengidentifikasi apa yang kelompok inginkan atau

butuhkan dan apakah program yang ada atau intervensi yang sudah ada dapat

memenuhi kebutuhan mereka secara seharusnya (Jacobsen and O’Connor,

2006).

Pertama akan dibahas pentingnya melakukan penilaian kebutuhan untuk

mengidentifikasi apa yang kelompok inginkan atau butuhkan. Dari hasil yang

telah didapat pada beberapa topik materi, terlihat bahwa masih terdapat

kesenjangan antara pengetahuan ibu hamil dengan pengetahuan yang

seharusnya dimiliki terkait ASI eksklusif, sehingga dapat dikatakan masih

terdapat kebutuhan pengetahuan akan materi terkait ASI eksklusif. Materi

yang masih dibutuhkan tersebut diantaranya adalah ASI saja enam bulan pada

topik penanganan bayi sakit; penjelasan pentingnya ASI pada topik waktu

diberikannya ASI, manfaat ASI bagi ibu untuk menguruskan badan dan mitos

perubahan bentuk payudara; kolostrum pada topik pengertian kolostrum;

rawat gabung pada topik pengertian rawat gabung; tidak diberi susu formula

pada topik penanganan ibu ketika ASI belum keluar; perawatan puting susu

pada topik bahaya penggunaan sabun dan alkohol; cara mengatasi kesulitan

Page 119: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

102

menyusui pada topik penanganan masalah radang payudara dan puting lecet

dan penanganan pemberian ASI ketika ibu bekerja.

Berikut ini akan dibahas satu persatu materi yang masih dibutuhkan oleh

ibu hamil:

a. ASI Saja Enam Bulan (Penanganan Bayi Sakit)

Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan

tidak sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam

upaya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan

bayi. Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam

menghentikan pemberian ASI kepada bayi adalah ketika bayi mengalami

sakit (Pratiwi dan Purnawati, 2009). Menurut Newman (2009), jika bayi

sakit, sebenarnya, ASI tidak perlu dihentikan, ASI justru perlu ditambah.

Newman mengatakan bahwa pemberian ASI ketika bayi sakit justru dapat

menenangkan bayi dan tidak berbahaya bagi bayi. Sakit yang hanya

penyembuhannya hanya perlu ASI saja, diantaranya adalah diare dan

muntah, infeksi pernafasan, dan sakit kuning, selain itu, menurut Tari

(2012), demam juga termasuk dalam sakit yang cukup dengan diberi ASI

saja terlebih dahulu dalam penanganan pertama yang dapat dilakukan oleh

ibu.

Memang terdapat kondisi tertentu dimana bayi harus menghentikan

pemberian ASI ataupun harus memberikan ASI dengan tambahan susu

formula. Kondisi yang dimaksud tentu harus berdasarkan indikasi medis

yang telah ditetapkan oleh dokter/bidan/perawat yang telah memeriksa

Page 120: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

103

bayi tersebut. Pengajuan materi ini sebagai pertanyaan yang harus dijawab

oleh ibu hamil dimaksudkan supaya ibu mengetahui kondisi apa yang

mengharuskan ibu tetap mengupayakan memberikan ASI kepada bayinya

ketika sakit dan mengetahui tindakan apa yang perlu diambil apabila bayi

sakit tanpa perlu diberi obat terlebih dahulu. Apabila penanganan pertama

yang dilakukan oleh ibu gagal, dan bayi tetap sakit, barulah ibu harus

membawa bayinya kepada dokter/bidan/perawat terdekat.

Dokter/bidan/perawat selanjutnya akan menentukan penanganan terbaik

bagi bayi, apakah diberi obat untuk penyembuhannya atau tidak.

Pemberian ASI eksklusif yang dimaksud menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian

ASI eksklusif merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir

selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan

makanan atau minuman lain. Pengertian tersebut mengandung penjelasan

bahwa jika bayi diberi obat, bayi tersebut tentu gagal untuk mendapatkan

ASI eksklusif dari ibunya. Dari alasan tersebutlah penting sekali ibu hamil

mengetahui hal tersebut dan tidak bertindak gegabah ketika bayi sakit.

Dapat disimpulkan bahwa memang terdapat kondisi tertentu dimana

bayi harus menghentikan pemberian ASI ataupun harus memberikan ASI

dengan tambahan susu formula, namun pada kondisi sakit seperti diare,

demam, masalah pada pernafasan dan sakit kuning, pemberian ASI tetap

harus dilanjutkan. Dari penjelasan di atas, tentu materi ini penting untuk

dikuasai oleh ibu hamil, namun dari hasil yang telah didapatkan, sebagian

Page 121: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

104

besar ibu hamil masih belum menguasai materi ini dengan baik. Sebagian

besar ibu hamil memilih untuk menghentikan memberikan ASInya ketika

bayinya sakit, padahal hal tersebut dapat membuat ibu menggagalkan

pemberian ASI eksklusif kepada bayi karena tidak mengetahui

penanganan yang tepat ketika bayi sakit dengan memilih menghentikan

ASI.

Berkaitan dengan pemberian pengetahuan topik materi ini, dari hasil

yang didapat, bidan mengakui memang tidak memberikannya. Tidak

diberikannya pengetahuan kepada ibu hamil diungkapkan oleh bd.x karena

bidan tidak mau sembarangan dalam memberikan topik materi ini pada

saat penyuluhan. Hal tersebut karena pemberian pengetahuan mengenai

topik materi ini harus melalui diagnosa lebih lanjut untuk menentukan

langkah apa yang harus diambil. Padahal, melihat dari paparan di atas,

topik materi ini penting sekali untuk dikuasai oleh ibu hamil agar ibu

mengetahui penanganan yang tepat ketika bayi sakit.

b. Penjelasan Pentingnya ASI

1) Waktu Diberikannya ASI

Masalah menyusui yang sering terjadi di masyarakat adalah ibu

menggunakan jam dalam menyusui dengan bayinya. Hal tersebut sama

dengan yang didapatkan dari hasil penelitian ini yang mengemukakan

bahwa sebagian besar ibu hamil belum menyadari bahwa ASI

diberikan kapan saja kepada bayi usia 0-6 bulan.

Page 122: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

105

Menurut Newman (2009) perlu dipahami oleh ibu bahwa bayi tidak

selalu sedang menyusu saat bayi melakukan gerakan menghisap pada

payudara. Bayi mungkin saja sedang “mengempeng” tapi tidak sedang

minum dan oleh karena itu bayi tidak mendapatkan cukup lemak

sehingga bayi kurang mendapatkan kalori, dan menjadi lebih sering

menyusu walau dia sedang menghisap payudara. Hal tersebut

menyebabkan ibu tidak dapat menentukan jadwal pemberian ASI

kepada bayi dan mengharuskan ibu untuk menyusu bayinya sesuai

dengan keinginan bayinya.

Masih kurangnya pemahaman ibu hamil akan topik materi ini

sebaiknya diantisipasi sejak ibu dalam masa kehamilan, mengingat

penjelasan yang telah disebutkan di atas akan sangat berguna nantinya

bagi ibu dan juga bayi mereka. Pada Puskesmas ini, sebenarnya topik

materi ini telah diberikan kepada ibu hamil, namun didapati masih

terdapat kekurangan dalam pemahaman ibu hamil. Dilihat dari segi

pelaksanaan, topik materi ini diberikan oleh bd.x secara berkelompok.

Hal tersebut menunjukkan pemberian pengetahuan terhadap topik

materi ini yang dilakukan oleh bd. x secara berkelompok masih perlu

ditingkatkan.

2) Manfaat ASI Bagi Ibu untuk Menurunkan Berat Badan

Selama ini telah banyak beredar kabar di masyarakat mengenai

memberikan ASI kepada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk.

Anggapan tersebut juga sama dilihat dari hasil penelitian ini yang

Page 123: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

106

menyebutkan ibu hamil setuju bahwa memberikan ASI dapat membuat

ibu menjadi gemuk. Anggapan tersebut tentu dapat mempengaruhi ibu

hamil kelak akan anggapan menyusui, sehingga perlu kiranya

meluruskan anggapan ini sedini mungkin yaitu sewaktu ibu dalam

masa kehamilan agar kelak bayi benar-benar mendapatkan ASI

eksklusif.

Menurut Arisman (2007), kabar tersebut sebenarnya tidak benar.

Arisman memaparkan perangsangan puting susu oleh isapan bayi

justru akan menambah sekresi oksitosin ke dalam darah yang pada

gilirannya menyebabkan kontraksi uterus, dan juga timbunan lemak

penyebab “gendut”, kembali ke ukuran sebelum hamil.

Pernyataan Arisman mendapat dukungan dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Dewey, et.al dalam Stube (2009). Dewey

membandingkan penurunan berat badan pada dua kelompok

perempuan yang telah melahirkan. Satu kelompok terdiri dari

perempuan yang menyusui kurang dari tiga bulan dan satu kelompok

lagi, terdiri dari perempuan yang yang menyusui lebih dari satu tahun.

Dari hasil penelitian Dewey, didapatkan hasil, perempuan dalam

kelompok menyusui lebih dari satu tahun dapat kehilangan 4,4 lbs

(1,99 kg) lebih banyak dari perempuan yang menyusui kurang dari 3

bulan, dan perbedaan berat ini bertahan pada dua tahun setelah

melahirkan (P<.05).

Page 124: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

107

Berkaitan dengan pemberian pengetahuan topik materi ini, dari

hasil yang didapat, bidan mengakui memang tidak memberikannya.

Pemberian topik materi ini hanya diberikan pada saat ada ibu yang

bertanya saja. Hal tersebut tentu sangat disayangkan mengingat

pentingnya pemberian pengetahuan ini bagi peningkatan pengetahuan

ibu akan topik materi ini yang diharapkan dengan adanya peningkatan

pengetahuan, pemberian ASI eksklusif pada bayinya kelak akan

terwujud.

Tidak dijadikannya topik materi ini sebagai topik materi tetap yang

akan diberikan kepada ibu hamil dapat membuat antar satu ibu hamil

dengan ibu hamil yang lain tidak merata pengetahuannya. Hal tersebut

karena pemberian pengetahuan hanya diberikan pada saat ada ibu

hamil yang bertanya saja, jika tidak ada inisiatif ibu hamil untuk

bertanya maka ibu hamil tersebutpun tidak akan mendapatkan

pengetahuan akan topik materi ini. Dari penjelasan tersebut, tentu

dapat dipahami bahwa masih kurangnya pemahaman ibu hamil karena

topik materi ini bukan merupakan topik materi tetap.

3) Mitos Perubahan Bentuk Payudara

Menurut Siregar (2004), salah satu faktor yang menyebabkan ASI

Ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia adalah

ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya

akan hilang. Padahal, menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

Rinker, et.al (2008), menyusui tidak mempengaruhi bentuk payudara.

Page 125: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

108

Sesungguhnya bukan menyusui yang mengubah bentuk payudara,

tetapi proses kehamilanlah yang menyebabkan perubahan tersebut.

Kehamilan yang menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan

menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara

(Danuatmaja dan Meliasari, 2003).

Melihat dari fakta yang telah dijabarkan dari hasil penelitian di atas,

tentu materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil supaya ke

depannya setelah melahirkan, ibu tersebut tidak beranggapan bahwa

menyusui dapat merubah bentuk payudaranya dan mau memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya. Dari hasil penelitian ini, didapatkan

hasil dimana sebagian besar ibu hamil belum dapat menguasai materi

ini dengan baik. Hasil tersebut tentu sangat disayangkan mengingat

pentingnya penguasaan materi ini bagi keberhasilan pemberian ASI

eksklusif seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.

Penemuan hasil masih adanya kebutuhan akan topik materi ini

dibarengi dengan penemuan bahwa bidan memang tidak memberikan

topik materi ini. Bd.x mengemukakan pemberian pengetahuan akan

topik materi ini jika ada ibu hamil yang bertanya saja. Hal ini

mengindikasikan pembahasan yang sama seperti yang telah

dikemukakan sebelumnya pada topik materi mitos perubahan payudara

yang mengemukakan bahwa masih ditemukannya kebutuhan

pengetahuan disebabkan karena topik materi ini bukan topik materi

tetap.

Page 126: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

109

c. Kolostrum (Pengertian Kolostrum)

Dari hasil yang telah didapatkan, sebagian besar ibu hamil belum

menguasai materi ini. Penguasaan materi ini penting mengingat masih

banyaknya informasi yang beredar di kalangan masyarakat bahwa

kolostrum pada saat pertama kelahiran dianggap tidak mencukupi

kebutuhan zat gizi bayi sehingga harus ditambahkan makanan /minuman

lain. Padahal walaupun jumlah kolostrum sedikit, namun kolostrum

terbukti cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada awal kelahiran.

Penambahan makanan/minuman lain tentu dapat menggagalkan

pemberian ASI eksklusif pada bayinya, oleh sebab itu penguasaan materi

ini dapat memberikan ibu insiatif untuk memberikan kolostrum saja tanpa

diiringi dengan pemberian makanan/minuman lain sebagai tambahan

makanan kepada bayinya.

Masih kurangnya pemahaman ibu hamil akan topik materi ini

sebaiknya diantisipasi sejak ibu dalam masa kehamilan, dengan

memberikan pengetahuan. Hal tersebut mengingat penjelasan yang telah

disebutkan di atas akan sangat berguna nantinya bagi ibu dan juga bayi

mereka. Pada Puskesmas ini, sebenarnya topik materi ini telah diberikan

kepada ibu hamil, namun didapati masih terdapat kekurangan dalam

pemahaman ibu hamil. Dilihat dari segi pelaksanaan, topik materi ini

diberikan oleh bd.x secara berkelompok. Hal tersebut menunjukkan

pemberian pengetahuan terhadap topik materi ini yang dilakukan oleh bd.

x secara berkelompok masih perlu ditingkatkan.

Page 127: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

110

d. Rawat Gabung (Pengertian Rawat Gabung)

Dari hasil penelitian yang didapatkan, sebagian besar ibu hamil belum

menguasai topik materi ini. Topik materi ini seharusnya dikuasai oleh ibu

hamil karena manfaat rawat gabung segera pada bayi baru lahir sangat

penting dalam memulai kegiatan menyusui. Menurut penelitian Arasta

(2010), ditemukan hubungan bermakna antara pelaksanaan rawat gabung

dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Polindes

Harapan Bunda Desa Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

Hubungan bermakna tersebut dijelaskan oleh Febrianti dalam Arasta

(2010) karena dengan adanya rawat gabung, proses lekat akibat sentuhan

badan antara ibu dan bayinya akan segera terjalin. Makin sering ibu

melakukan kontak fisik langsung dengan bayi akan membantu

memperlancar produksi ASI, sehingga ibu yang melakukan rawat gabung

dapat segera menyusui bayinya kapanpun bayi menginginkan.

Menurut Soetjiningsih (1997), ASI yang tidak lancar atau tersumbat

merupakan salah satu penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif, oleh

sebab itu materi mengenai rawat gabung sebaiknya dikuasai oleh ibu

hamil mengingat manfaat dari rawat gabung itu sendiri yang dapat

memperlancar produksi ASI, selain itu penguasaan materi rawat gabung

ini juga diharapkan dapat menumbuhkan inisiatif dari ibu untuk memilih

tempat persalinan yang tersedia fasilitas rawat gabungnya.

Penemuan hasil masih adanya kebutuhan akan topik materi ini diiringi

dengan penemuan bahwa bidan memang tidak memberikan topik materi

Page 128: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

111

ini. Bd.x mengemukakan tidak perlu diberikan lagi materi mengenai rawat

gabung karena disemua rumah sakit dan puseksmas sudah melakukan

rawat gabung. Menurut Pratiwi (2010), belum semua Puskesmas

melaksanakan rawat gabung. Dari 294 Puskesmas yang ada di DKI

Jakarta, baru 64 Puskesmas yang dilengkapi dengan rawat gabung,

sehingga apabila tidak diberitahukan mengenai manfaat rawat gabung

sejak kehamilan, tentu akan sangat merugikan.

e. Tidak Diberi Susu Formula (Penanganan Ibu ASI belum Keluar)

ASI yang belum keluar dapat disebabkan oleh beberapa hal. Menurut

Soetjiningsih (1997), ASI yang belum keluar dapat disebabkan karena

saluran susu tersumbat; kecemasan dan kelelahan Ibu; merokok dan obat-

obatan; ibu yang sedikit minum; diit ibu yang jelek.

Dari beberapa paparan diatas dapat dilihat bahwa penyebab ASI tidak

keluar sebenarnya merupakan faktor yang dapat dimodifikasi dalam artian

merupakan faktor yang dapat diubah, jadi, pemberian susu formula

kepada bayi jika ASI tidak keluar merupakan sesuatu yang salah. Hal

tersebut tentu harus diinformasikan kepada ibu sedini mungkin yaitu pada

saat masa kehamilan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Li

(2008) dan Afifah (2007), memperlihatkan data bahwa salah satu alasan

ibu banyak yang menyerah untuk berhenti menyusui disebabkan karena

ASI tidak keluar.

Pada penelitian ini, sebagian besar ibu hamil belum menguasai materi

ini. Mengingat pentingnya materi ini seperti yang telah dijelaskan

Page 129: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

112

sebelumnya, ibu hamil perlu menguasai materi ini agar ke depannya, ibu

tidak sembarangan memberi susu botol jika ASI ibu belum keluar.

Penemuan hasil masih adanya kebutuhan akan topik materi ini diiringi

dengan penemuan bahwa bidan memang tidak memberikan topik materi

ini. Bidan mengungkapkan alasan tidak diberikannya materi ini karena

ingin menjalankan peraturan dari pemerintah yang menyebutkan bahwa

tidak boleh adanya pemberian pengetahuan seputar susu formula.

Sebenarnya jika dicermati, Pemerintah bukan melarang sama sekali

pemberian pengetahuan seputar susu formula, yang dimaksud Pemerintah

adalah melarang untuk memberikan susu formula kepada bayi atau

memajang atribut yang mempromosikan susu formula di tempat

pelayanan kesehatan. Hal tersebut terdapat dalam LKMM dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian

ASI eksklusif. Anggapan tersebut terang saja kurang tepat karena tidak

ada salahnya untuk memberikan pengetahuan seputar susu formula dan

dampaknya bagi kesehatan bayi agar ibu semakin sadar akan pentingnya

pemberian ASI.

f. Perawatan Puting Susu (Bahaya Penggunaan Sabun dan Alkohol)

Menurut Kaderkanie (2011), perawatan payudara yang benar adalah

dengan menggunakan air hangat dan tidak menggunakan sabun maupun

alkohol dikarenakan penggunaan kedua bahan tersebut dapat

menyebabkan puting kering, iritasi dan lecet. Puting kering, iritasi dan

lecet merupakan salah satu penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif

Page 130: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

113

kepada bayi, oleh sebab itu materi ini perlu diinformasikan kepada ibu

sedini mungkin melihat masih banyak ibu yang belum mengetahui bahaya

dalam penggunaan sabun maupun alkohol dalam membersihkan puting

susu. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian ini yang

memperlihatkan data bahwa sebagian besar ibu hamil masih

membutuhkan topik materi ini.

Pada saat dikonfirmasi kepada bd.y, bd.y mengungkapkan bahwa

materi untuk perawatan puting susu yang beliau berikan hanya seputar

massage payudara saja dan cara membersihkan payudara dengan air

hangat. Melihat dari pentingnya pengetahuan akan topik materi ini, tentu

sangat disayangkan bidan tidak memberikan topik materi ini kepada ibu

hamil.

g. Cara Mengatasi Kesulitan Menyusui

1) Penanganan Masalah Payudara

Menurut Soetjiningsih (1997), cara mengatasi radang payudara

dan puting lecet adalah dengan tetap menyusui bayinya. Masalah

tersebut sebenarnya tidak menyebabkan ibu harus menghentikan

memberi ASI kepada bayinya. Dengan penatalaksanaan posisi

menyusui yang benar diharapkan masalah tersebut dapat teratasi.

Dari hasil penelitian yang telah didapatkan, sebagian besar ibu

hamil belum menguasai materi ini. Materi ini penting untuk dikuasai

oleh ibu sedini mungkin yaitu sewaktu hamil dengan harapan dapat

membuat ibu tersebut ke depannya dapat menangani masalah ini jika

Page 131: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

114

terjadi pada dirinya dan tidak menghentikan pemberian ASI kepada

bayinya. Hal tersebut penting untuk diketahui karena dari hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Soetjiningsih (1997), Siregar

(2004) dan Li (2008), mengemukakan bahwa salah satu sebab

kegagalan ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

adalah karena mengalami kesulitan dalam menyusui (radang payudara

ataupun puting lecet). Dari hasil yang didapatkan, bidan

mengemukakan tidak diberikannya materi ini karena menurut bidan,

pemberian pengetahuan mengenai materi ini akan lebih sukses jika

diberikan pada saat setelah melahirkan saja. Padahal menurut

Soetjiningsih (1997), Siregar (2004) dan Li (2008), mengemukakan

bahwa salah satu sebab kegagalan ibu dalam menyusui adalah karena

mengalami kesulitan dalam menyusui (radang payudara ataupun

puting lecet). Apabila ibu tidak diberitahukan dari sejak awal

kehamilan, bisa saja ibu menyerah dalam memberikan ASI kepada

bayinya karena tidak mengetahui cara yang tepat dalam menangani

masalah tersebut, dan apabila bidan memberikannya pada saat ibu

sudah mengalami masalah tersebut, bisa saja hal tersebut sudah

terlambat, ibu sudah menyerah karena ibu tidak mengetahui cara yang

benar menangani masalah tersebut.

2) Penanganan Pemberian ASI Ketika Ibu Bekerja

Menurut Siregar (2004), Hikmawati (2008), Rejeki (2008) dan

Singh (2010), salah satu faktor menyebabkan ASI Ekslusif tidak

Page 132: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

115

diberikan adalah karena ibu bekerja. Padahal, pada saat bekerja

sebenarnya ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Hal

tersebut dikemukakan oleh Soetjiningsih (1997), yang memaparkan

bahwa terdapat cara untuk menyusui bayinya pada ibu yang bekerja.

Cara yang dimaksud dapat dengan sebelum ibu berangkat bekerja,

bayi harus disusui, selanjutnya ASI diperas dan disimpan untuk

diberikan kepada bayi selama ibu bekerja atau dengan bayi disusui

lebih sering setelah ibu pulang bekerja dan pada malam hari.

Dari hasil penelitian ini, didapatkan hasil dimana sebagian besar

ibu hamil belum dapat menguasai topik materi ini dengan baik. Hal

tersebut perlu diantisipasi oleh ibu melihat dari fakta yang telah

dijabarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan yang

menyiratkan materi ini penting untuk dikuasai oleh ibu hamil supaya

ke depannya setelah melahirkan, ibu tersebut tidak beranggapan

bahwa susu formula dapat diberikan kepada bayi ketika ibu bekerja.

Penemuan hasil masih adanya kebutuhan akan topik materi ini

dibarengi dengan penemuan bahwa bidan memang tidak memberikan

topik materi ini. Penyebab tidak diberikannya pengetahuan pada

materi mengatasi kesulitan menyusui lainnya pada topik penanganan

pemberian ASI ketika ibu bekerja diungkapkan oleh bidan tidak jauh

berbeda dengan topik materi penanganan masalah radang payudara

dan puting lecet, bidan lebih memilih untuk memberikan pengetahuan

pada saat sudah melahirkan saja, padahal menurut Siregar (2004),

Page 133: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

116

Hikmawati (2008), Rejeki (2008) dan Singh (2010), salah satu faktor

yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan adalah karena ibu

bekerja. Ibu tersebut tidak mengetahui bagaimana cara ibu tetap

bekerja dan dapat memberikan ASI kepada bayinya dengan cara

diperah, oleh sebab itu penting untuk mengetahui cara memerah ASI

sejak awal kehamilan, agar setelah melahirkan nanti, ibu tetap bisa

memberikan ASI kepada bayinya walaupun sedang bekerja karena ibu

telah mengetahui sebelumnya, bagaimana cara memerah ASI.

Masih adanya topik materi yang dibutuhkan seperti yang telah disebutkan

di atas perlu dijadikan perhatian lebih lanjut karena materi yang mereka

butuhkan tersebut sebenarnya sangat penting untuk diketahui oleh ibu hamil

dan direkomendasikan oleh Kemenkes R.I (2010b) dan Soetjiningsih (1997)

yang notabennya merupakan seorang profesional, selain itu, berdasarkan

hasil penelitian dari para ahli juga mengungkapkan topik materi tersebut

sebenarnya perlu untuk dikuasai oleh ibu hamil.

Setelah dibahas mengenai tujuan diadakannya penilaian kebutuhan

pengetahuan untuk mengidentifikasi apa yang kelompok inginkan atau

butuhkan, berikutnya akan dibahas pentingnya penilaian kebutuhan untuk

mengidentifikasi apakah intervensi yang sudah ada dapat memenuhi

kebutuhan mereka secara seharusnya dan apa yang mungkin menjadi

alternatif terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

sebenarnya telah melakukan intervensi terkait ASI eksklusif kepada ibu

Page 134: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

117

hamil. Intervensi tersebut berupa pemberian pengetahuan terkait ASI

eksklusif kepada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal ke

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Masih adanya kebutuhan pengetahuan

akan topik materi terkait ASI eksklusif menandakan intervensi yang sudah

dilakukan masih perlu ditingkatkan. Perlunya peningkatan pemberian

pengetahuan yang telah dilakukan oleh bidan, dari hasil identifikasi yang

telah didapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat.

Faktor penghambat pertama yang akan dibahas adalah faktor dari bidan

itu sendiri, dalam masalah waktu dan beban tugas. Pelayanan antenatal di

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan hanya disediakan dalam waktu empat

jam. Dalam waktu empat jam tersebut, bidan harus melayani ibu hamil yang

datang berkunjung. Untuk melayani satu ibu hamil saja biasanya dibutuhkan

waktu kurang lebih 15-20 menit sedangkan, rata-rata ibu hamil yang datang

berkunjung adalah 20 orang. Jika jumlah rata-rata ibu hamil dikalikan 20

menit maka kira-kira dibutuhkan waktu sekitar 400 menit dalam satu hari

pelayanan. Jika 400 menit tersebut dibagi dengan jumlah bidan yang

bertugas, dapat diartikan bahwa satu bidan memiliki waktu sekitar 200 menit

untuk memeriksakan ibu hamil yang datang berkunjung hari itu.

Waktu 3 jam 20 menit atau sekitar 200 menit jika ditambah dengan

pemberian pengetahuan selama 1 jam atau 60 menit, dibandingkan dengan

waktu pelayanan yang ada yaitu 240 menit, tentu akan melebihi jam

pelayanan yang ada. Waktu yang sudah cukup lama tersebut membuat

pemberian pengetahuan seluruh materi terkait ASI eksklusif terhadap ibu

Page 135: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

118

hamil menjadi tidak mungkin apabila dilakukan perorangan. Waktu yang

lama dalam memberikan pengetahuan, belum lagi ditambah dengan tugasnya

memeriksakan pasien, tentu dapat membuat bidan tersebut kelelahan.

Pemberian pengetahuan yang lama dan sekaligus banyak, tentu juga akan

membuat ibu hamil harus memiliki kesiapan yang bagus. Ketidaksiapan ibu

dapat juga menyebabkan terhambatnya proses pemberian pengetahuan

terkait ASI eksklusif, sehingga ibu tidak menerima pengetahuan terkait dua

topik materi ini dengan baik. Menurut laporan Bristol dalam Bowden (2011),

pesan yang baik adalah pesan yang disampaikan dengan bertahap dan

disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan lingkungan individu, sehingga

cara bidan dalam memberikan pesan/materi dalam satu waktu dan sekaligus

banyak dan tidak disesuaikan dengan kebutuhan individu, sepertinya kurang

efektif.

Faktor selanjutnya adalah faktor rutinitas. Ketidakrutinitas dalam

memberikan pemberian pengetahuan dapat menjadikan pemberian

pengetahuan yang sudah dilakukan masih perlu ditingkatkan, seperti yang

telah diketahui, pemberian pengetahuan baik yang dilakukan dengan

perorangan ataupun berkelompok dilakukan secara insidental saja tidak

rutin, akibatnya tentu pengetahuan akan materi terkait ASI eksklusif antar

satu ibu hamil dengan ibu hamil yang lain tidak sama.

Faktor terakhir adalah pesan/materi. Dari hasil yang didapat, terdapat

materi-materi terkait ASI eksklusif yang direkomendasikan oleh Kemenkes

R.I (2010b) dan Soetjiningsih (1997) yang tidak diberikan, padahal

Page 136: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

119

rekomendasi dari kedua pihak tersebut dapat dikatakan penting untuk

diberikan. Materi yang tidak diberikan oleh bidan diantaranya adalah ASI

saja enam bulan (penangangan bayi sakit); Penjelasan pentingnya ASI

(manfaat ASI bagi ibu untuk menguruskan badan dan mitos perubahan

bentuk payudara dan akibat pemberian dot); Rawat gabung; Tidak diberi

susu formula (bahaya susu formula bagi bayi dan penanganan ibu yang

belum keluar ASI); Perawatan puting susu (bahaya penggunaan sabun dan

alkohol); Cara mengatasi kesulitan menyusui (penanganan masalah radang

payudara dan puting lecet dan penanganan pemberian ASI ketika ibu

bekerja).

Menurut kedua bidan tersebut, diakui pengetahuan yang

direkomendasikan oleh Kemenkes R.I (2010b) dan Soetjiningsih (1997)

memang penting untuk diberikan kepada ibu hamil, namun tidak

diberikannya pengetahuan kepada ibu hamil secara umum disebabkan oleh

hal yang sama dimana mereka tidak mempunyai cukup waktu dalam

memberikan semua materi terkait ASI eksklusif karena pelaksanaan

pemberian pengetahuan dilakukan sebelum dan pada saat pelayanan

antenatal seperti yang telah diungkapkan sebelumnya pada faktor

penghambat dari segi waktu.

Salah satu tugas bidan sebagai promotor kesehatan adalah memberikan

pengetahuan kepada ibu hamil terkait ASI eksklusif pada saat antenatal.

Pemberian pengetahuan sejak awal kehamilan diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri terkait ASI eksklusif, oleh

Page 137: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

120

karena itu sangat penting bagi seorang ibu/perempuan mendapatkan

pengetahuan yang benar dan terkini mengenai segala hal tentang menyusui

agar kelak ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Pelayanan

antenatal memegang peranan penting, hal tersebut karena menurut Yulifah

(2009), fokus dalam pelayanan antenatal bukan hanya mempersiapkan

persalinan yang sehat dan selamat, namun juga mempersiapkan seorang ibu

hamil untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya setelah lahir kelak.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Su, et.al (2007) juga

memperlihatkan pelayanan antenatal berperan penting dalam

mempersiapkan ibu hamil untuk memberikan ASI eksklusif. Hasil dari

penelitian Su, et.al (2007) menyebutkan, ada hubungan antara pendidikan

tentang menyusui pada saat antenatal dan dukungan untuk menyusui bayinya

setelah melahirkan dengan meningkatnya pemberian ASI eksklusif selama 6

bulan. Dari penjelasan di atas, tentu dapat diambil kesimpulan bahwa

pemberian pengetahuan kepada ibu hamil terkait ASI eksklusif pada saat

antenatal sangatlah penting untuk diberikan.

Di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, petugas kesehatan yang

melayani ibu hamil ketika melakukan pelayanan antenatal dan memberikan

pengetahuan terkait ASI eksklusif adalah bidan. Bidan memiliki peran

penting dalam pembentukan perilaku ASI eksklusif pada ibu. Pentingnya

peran bidan dapat dilihat dari hasil temuan menarik lainnya yang dapat

dilihat melalui hasil kuesioner pernah/tidak pernah mendengar mengenai

kedelapan topik materi yang tidak diberikan oleh bidan ini. Dari delapan

Page 138: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

121

topik materi yang termasuk yang tidak diberikan oleh bidan, enam

diantaranya termasuk dalam materi yang mayoritas ibu hamil tidak pernah

mendengar akan materi tersebut. Hal tersebut menyiratkan bahwa bidan

merupakan sumber pengetahuan utama bagi ibu hamil di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan, karena jika bidan tidak memberikan pengetahuan

akan materi tertentu, ibu hamil tidak akan mengetahui materi tersebut.

Menurut Green (1980), perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor

utama, diantaranya adalah predisposising factors, enabling factors dan

reinforcing factors. Bidan selaku petugas kesehatan dapat berperan sebagai

enabling factors dan reinforcing factors dalam pembentukan perilaku

seseorang. Dapat dikatakan sebagai enabling factors, jika bidan berperan

sebagai pemberi pengetahuan utama, dalam artian ibu hamil tidak akan

mengetahui pengetahuan akan materi-materi tertentu apabila bidan tidak

memberikan, sedangkan reinforcing factors, bidan berperan sebagai

pendukung sumber pengetahuan dan bukan merupakan sumber pengetahuan

utama, dalam artian bidan hanya berperan sebagai pendukung saja karena

ibu hamil sudah mengetahui lebih dahulu akan materi tersebut dari sumber

pengetahuan lain. Dilihat dari hasil yang telah diperoleh, bidan dapat

dianggap sebagai sumber pengetahuan utama bagi ibu hamil di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan. Hal tersebut karena, jika bidan tidak memberikan

pengetahuan akan materi tertentu, ibu hamil tidak akan mengetahui materi

tersebut. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa bidan di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan berperan sebagai enebling factors, karena peran

Page 139: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

122

bidan sangatlah penting dalam menyukseskan peningkatan pengetahuan

materi terkait ASI eksklusif. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkan lagi

intervensi yang telah dilakukan oleh bidan di Puskesmas agar dapat

memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu hamil terkait materi yang

berhubungan dengan ASI eksklusif.

Masih adanya kebutuhan pengetahuan, menandakan intervensi pemberian

pengetahuan yang sudah dilakukan masih perlu ditingkatkan dan dapat

menyebabkan angka cakupan eksklusif di Puskesmas yang melaksanakan

intervensi belum mencapai target. Pada sub bab sebelumnya, telah dibahas

bahwa ketidakmampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang

diketahui terkait materi ASI eksklusif dapat membuat gagalnya pemberian

ASI eksklusif. Hal tersebut karena mereka tidak mengetahui sehingga

merekapun tidak melakukannya, oleh sebab itu diharapkan ibu hamil dapat

terpenuhi kebutuhan pengetahuannya, agar kelak ibu dapat memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya.

Page 140: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

123

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Presentase Materi Pengetahuan Terkait ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil :

ASI saja enam bulan [pengertian ASI eksklusif (96.9%); penangangan bayi

sakit (29.2%); pemberian MP-ASI (79.3%)]; penjelasan pentingnya ASI

[waktu diberikannya ASI (47.9%), manfaat ASI untuk kebutuhan gizi bayi

(67.4%), manfaat ASI bagi ibu untuk menurunkan berat badan (46.9%),

mafaat ASI bagi ibu untuk KB (66.8%), mitos perubahan bentuk payudara

(30.2%) dan akibat pemberian dot (72,9%)]; IMD [pengertian IMD (80.2%)];

Kolostrum [pengertian kolostrum (39.6%), mitos kolostrum harus dibuang

(69.8%), manfaat kolostrum (76.0%)]; Rawat gabung [pengertian rawat

gabung (45.8%)]; Tidak diberi susu formula [bahaya susu formula untuk bayi

(58.3%), penanganan ibu yang belum keluar ASI (10.4%)]; Perawatan puting

susu [cara membersihkan payudara (91.7%) dan bahaya penggunaan sabun

dan alkohol (44.8%)]; Cara mengatasi kesulitan menyusui [penanganan

masalah radang payudara dan puting lecet (39.6%) dan penanganan

pemberian ASI ketika ibu bekerja (46.9%)].

2. Materi yang mayoritas tidak dikuasai dan dibutuhkan oleh ibu hamil :

Materi yang masih dibutuhkan: ASI saja enam bulan [penangangan bayi

sakit]; Penjelasan pentingnya ASI [waktu diberikannya ASI, manfaat ASI

bagi ibu untuk menurunkan berat badan dan mitos perubahan bentuk

Page 141: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

124

payudara]; Kolostrum [pengertian kolostrum]; Rawat gabung [pengertian

rawat gabung]; Tidak diberi susu formula [penanganan ibu yang belum

keluar ASI]; Perawatan puting susu [bahaya penggunaan sabun dan alkohol];

Cara mengatasi kesulitan menyusui [penanganan masalah radang payudara

dan puting lecet dan penanganan pemberian ASI ketika ibu bekerja].

3. Materi yang mayoritas dibutuhkan oleh ibu hamil dan tidak diberikan

oleh bidan:

Materi terkait ASI saja enam bulan (penanganan bayi sakit); Materi terkait

penjelasan pentingnya ASI (manfaat ASI bagi ibu untuk menguruskan badan

dan mitos perubahan bentuk payudara); Materi terkait perawatan puting susu

(bahaya penggunaan sabun dan alkohol); Materi terkait tidak diberi susu

formula (penanganan ibu yang belum keluar ASI); Materi terkait rawat

gabung (pengertian rawat gabung); Materi terkait kesulitan dalam menyusui

(penanganan masalah radang payudara dan puting lecet serta penanganan

pemberian ASI ketika ibu bekerja).

4. Belum terpenuhinya target angka ASI eksklusif salah satunya disebabkan

karena pemberian pengetahuan yang sudah dilakukan masih perlu

ditingkatkan. Hal tersebut ditandai dengan masih adanya kebutuhan

pengetahuan terkait ASI eksklusif pada ibu hamil. Faktor-faktor yang

menghambat pemberian pengetahuan diantaranya adalah waktu dan beban

tugas bidan yang berat, jumlah bidan hanya dua orang, pemberian

pengetahuan yang lama dan sekaligus banyak, ketidakrutinitas, dan materi

yang dibutuhkan ada yang tidak diberikan.

Page 142: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

125

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Ditelitinya hubungan pengetahuan pada tiap materi terkait ASI eksklusif

dengan pemberian ASI eksklusif.

2. Bagi Puskesmas

a. Agar terjadi pemerataan pengetahuan antar satu ibu hamil dengan ibu hamil

yang lain, pemberian pengetahuan secara berkelompok sebaiknya diberikan

kepada ibu hamil yang sudah menginjak trimester III kehamilan saja.

Waktu pelaksanaan sebaiknya juga di luar jam pelayanan antenatal agar

waktunya lebih leluasa dan bidan tidak terlalu kewalahan karena

bersamaan dengan pemeriksaan ibu hamil.

b. Pemberian pengetahuan secara perorangan dilakukan setiap hari pada ibu

hamil trimester III pada setiap kunjungan antenatal.

c. Penambahan tenaga bidan yang bertugas di Poli Kesehatan Ibu Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.

d. Materi terkait ASI eksklusif yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan

hasil need assessment. Materi yang masih dibutuhkan dan tidak diberikan

sebaiknya diberikan seperti materi: ASI saja enam bulan pada topik

penanganan bayi sakit; penjelasan pentingnya ASI pada topik manfaat ASI

bagi ibu untuk menurunkan berat badan dan mitos perubahan bentuk

payudara; tidak diberi susu formula pada topik penanganan ibu ketika ASI

belum keluar; perawatan puting susu pada topik bahaya penggunaan sabun

dan alkohol dan cara mengatasi kesulitan menyusui pada topik penanganan

Page 143: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

126

masalah radang payudara dan penanganan pemberian ASI ketika ibu

bekerja.

Page 144: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Afifah, Diana Nur. 2007. Faktor yang Berperan Dalam Kegagalan Praktik PemerianASI Eksklusif (Studi Kualitatif di Kesamatan Tembalang, kota Semarang Tahun2007). Tesis Magister Gizi Masyarakat Program Pascasarjana UniversitasDiponegoro Semarang 2007.

Arasta, Ludfi Dini. 2010. Hubungan Pelaksanaan Rawat Gabung Dengan PerilakuIbu Dalam Memberikan ASI Eksklusif di Polindes Harapan Bunda DesaKaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun 2010. Jurnal KesehatanAkademi Kebidanan, Purworejo. Diakses Melalui:http://e-journal.akbid-purworejo.ac.id/index.php/jkk4/article/view/64/62. PadaTanggal 30 Juni 2012. Pukul 20.00 WIB.

Astuti, Pia dan Setiyaningrum, Yuli. 2009. Hubungan Antara Perawatan Payudaradengan Kejadian Mastitis Pada Ibu Nifas Tahun 2009. STIKES MuhammadiyahKudus. Jikk Vol.2, No.2. Diakses Melalui:http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2211107124_2088-4451.pdf. Pada Tanggal06 November 2012. Pukul 19.50 WIB.

Athiyah, Noor. 2008. Kebutuhan Informasi dan Perilaku pencarian informasi : studikasus terhadap ibu mengandung dan mengasuh bayi di kabupaten Jombang.Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indoensia Depok

Bowden, Jan dan Manning Vicky. 2011. Promosi Kesehatan Dalam KebidananPrinsio dan Praktik (Edisi 2). Jakarta: EGC

Danuatmaja, Bonny dan Meliasari, Mila. 2003. 40 hari pasca persalinan : masalahdan solusinya. Jakarta : Puspa Swara

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas (Maternity care). Edisi 2. Jakarta: EGC

Fitriyani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Fika, Sandrawati dan Syafiq, Ahmad. 2009. Penyebab Keberhasilan dan KegagalanPraktik Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.4No.3 Desember 2009. Penerbit FKM UI.

Page 145: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Foo, LL. et al. 2005. prevalence and practices among Singaporean Chinese, Malayand Indian mothers. Jurnal NCBI 2005 Sep;20(3):229-37. Singapura: HealthPromotion Int. Diakses melalui :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15814526. Pada Tanggal 28 Juni 2012.Pukul 12.00 WIB

Fretman, Carl I and Allensworth, Diane D. 2010. Health Promotion Programs FromTheory to Practice. San Francisco: Society of Public Health Education

Green, Lawrence W, et.al. 1980. Health Education Planing. New York: McGraw-Hill Companies

Green, Jackie and Tones, Keith. 2010. Health Promotion Planning and Strategies.London: Sage Publication Inc.

Hartono, Bambang. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta:Rineka cipta

Hegar, Badriul. 2009. Nilai Menyusui. Diakses Melalui:http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=20112414313. Pada Tanggal 03 Juli 2012.Pukul 09.32 WIB.

Henderson, Christine.dkk. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Hikmawati, Isna. 2008. Faktor-Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama DuaBulan (Studi Kasus Pada Bayi Umur 3-6 Bulan di Kabupaten Banyumas). TesisS-2 Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Jacobsen, MJ and O’Connor, AM. 2006. Population Needs Assessment. Universityof Ottawa. Diakses Melalui:http://decisionaid.ohri.ca/docs/implement/Population_Needs.pdf. Pada Tanggal17 September 2012. Pukul 13.00 WIB

Johnson, Ruth. 2002. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC

Joseph, Cicy. 2005. A Descriptive to Assess The Knowledge and Practice Related toBreastfeeding Among Mothers in General Hospital, Jayanagar, Bangalore.Dissertation submitted to The Rajiv Gandhi University Of Health Sciences,Kamataka, Bangalore. Diakses

Page 146: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Melalui:http://119.82.96.198:8080/jspui/bitstream/123456789/2857/1/Jospeh%20Cicy.pdf. Pada Tanggal 24 Oktober 2012. Pukul 23.48 WIB.

Kaderkanie. 2011. Persiapkan ASI Sebelum Melahirkan. Diakses melalui :http://hidupsehatonline.com/persiapkan-asi-sebelum-melahirkan/html. PadaTanggal 28 Juni 2012. Pukul 16.00 WIB

Kasnodiharjo, et.al (1994). Faktor Determinan Pemberian Air Susu Ibu TidakEksklusif (Analisis Lanjut SDKI 1994). Jurnal Badan Penelitian Kesehatan 24(2&3) 1996.

Kemenkes R.I. 1995. Modul Manajemen Laktasi. Jakarta: Direktorat JenderalPelayanan Medik.

_____________. 2005. Petunjuk Praktis Bagi Kader Dalam Mendampingi IbuMenyusui. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

_____________. 2007. Asuhan Persalinan Normal-Asuhan Esensial Persalinan.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

_____________. 2008. Pemberdayaan Perempuan Dalam Peningkatan Pemberian

ASI. Jakarta:

_____________. 2009. Pemberian Air Susu Ibu dan makanan Pendamping ASI.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

_____________. 2010a. Pemberdayaan Perempuan Dalam Peningkatan PemberianASI. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

_____________. 2010b. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: DirektoratJenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 585/MEKES/SKN/2007Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Puskesmas. DiaksesMelalui : http://www.depkes.go.id/downloads/Keputusan_MENKES_2007-2010/Tahun_2007/KMK_No._585_ttg_Pedoman_Pelaksanaan_Promosi_Kesehatan_Di_Puskesmas.pdf. Pada Tanggal 12 Mei 2012. Pukul 14.00 WIB.

Laporan Profil Tahunan DKI Jakarta Tahun 2009

Laporan Profil Tahunan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Tahun 2011

Page 147: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Laporan Profil Tahunan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2011

Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010

Li, Ruowei, et.al. 2008. Why Mother Stop Breastfeeding: Mother’s Self ReportedReasons for Stopping During First Year. Pediatrics 2008,122,S69. DiaksesMelalui:http://pediatrics.aappublications.org/content/122/Supplement_2/S69.full.html. Pada Tanggal 11 November 2012. Pukul 20.59 WIB

Newman, Jack. 2009. Breastfeeding And Illness – Should You Stop Breastfeeding.Diakses Melalui: http://www.bellybelly.com.au/breastfeeding/breastfeeding-and-illness-should-you-stop-breastfeeding. Pada Tanggal 14 November 2012. Pukul19.30.WIB

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Nusatya, Angela.dkk. 1981. Menyusui dan Kesehatan. Jakarta: Perdhaki

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

___________________. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : RinekaCipta

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 mengenaipemberian Air Susu Ibu eksklusif. Diakses melalui :http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf. Pada Tanggal 28 Juni 2012.Pukul 11.00 WIB

Pratiwi, I Gusti Ayu Nyoman. 2009. Revitalisasi Rumah Sakit Sayang Ibu. Diaksesmelalui: http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=20113715507. Pada Tanggal 09April 2012. Pukul 23.58 WIB.

Pratiwi, I.Gusti Ayu Nyoman dan Purnawati, Jeanne. 2009. Kendala Pemberian ASIEksklusif. Diakses Melalui :http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=201057102916. Pada Tanggal 10 Oktober2012. Pukul 21.00 WIB.

Pratiwi, Citra. 2010. Menkes: Perlu Rawat Gabung Ibu-Bayi. Koran Waspada Online.Diakses Melalui:http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=81

Page 148: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

843:menkes-perlu-ruang-rawat-gabung-ibu-bayi&catid=17&Itemid=30 . PadaTanggal 19 Desember 2012.Pukul 23.32 WIB

Rejeki, Sri. 2008. Studi Fenomenologi: Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu BekerjaDi Wilayah Kendal Jawa Tengah. Media Ners, Volume 2, Nomor 1, Mei 20088,hlm 1-44. Diakses Melalui:http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/734/pdf . PadaTanggal 31 Juli 2012. Pukul 12.11 WIB

Rinker, Brian D, et.al. 2008. The Effect of Breastfeeding Upon Breast Aesthetics.Jurnal NCBI. Diakses Melalui: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19083576.Pada Tanggal 10 November 2012. Pukul 17.23 WIB.

Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya

___________ . 2002. ASI Eksklusif. Jakarta: Gramedia

___________ . 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: TrubusAgriwidya

Saputra, Dedi Kurniawan, et.al. 2010. Duration of Breastfeeding Has a PositiveEffect on Infant Weight Gain. Universa Medicina. Vol 29. No. 1. DiaksesMelalui: http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Dedi.pdf. PadaTanggal 10 November 2012. Pukul 19.37 WIB.

Singh, Bhavana. 2010. Knowledge, Atittude and Practice of Breastfeeding – A CaseStudy. European Journal of Scientific Reasearch. ISSN 1450-216X Vol.40 No.3(2010), pp 404-422. Diakses melalui: http://www.eurojournals.com/ejsr.htm.Pada Tanggal 09 November 2012. Pukul 15.36 WIB.

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

Stuebe, Alison. 2009. The Risk of Not Breastfeeding for Mothers and Infants.Medreviews. 2(4): 222-231. DiaksesMelalui:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2812877/pdf/RIOG002004_0222.pdf. Pada Tanggal 06 November 2012. Pukul 20.13 WIB.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Su, Lin Lin. et.al. 2007. Antenatal education and postnatal support strategies forimproving rates of exclusive breast feeding: randomised controlled trial. BMJ2007. Diakses melalui:http://www.bmj.com/highwire/filestream/387728/field_highwire_article_pdf/0.pdf. Pada Tanggal 25 Maret 2011. Pukul 12.11 WIB.

Page 149: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Tan, Ay Eeng, et.al. 2008. Knowledge, Attitudes and Sources of Information onBreastfeeding Among Pregnant Mothers. Med & Health 2008, 3(1), 30-37.Diakses Melalui:http://www.ppukm.ukm.my/ukmmcjournal/media/blogs/ukmmcjournal/Archive/2008Vol3No1/Page%2030%20-%2037.pdf. Diakese Pada Tanggal 24 Oktober2012. Pukul 23.15 WIB

Tari, Romana. 6 Kesalahan Pemberian Obat Pada Anak. Kompas edisi Selasa, 2Oktober 2012 Diakses Melalui :http://health.kompas.com/read/2012/10/02/10340695/6.Kesalahan.Pemberian.Obat.pada.Anak. Pada Tanggal 14 November 2012 Pada Pukul 20.07 WIB

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Wahyuningtyas, Heni Puji. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Widayati, Siti Nur dan Maryatun. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu TentangImunisasi Polio Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Polio di Wilayah KerjaPuskesmas Tanon Sragen. GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012. DiaksesMelalui:http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/download/38/35. Pada Tanggal 24 Januari2013 Pukul 20.00 WIB.

WHO. 2011. Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere.Diakses melalui :http://www.who.int/mediacentre/news/statements/2011/breastfeeding_20110115/en/index.html. Pada Tanggal 28 Juni 2012. Pukul 13.00 WIB

Page 150: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah
Page 151: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-2

INFORMED CONSENT

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Irda Septiani mahasiswi S1 angkatan 2008 peminatan GiziKesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai“Gambaran Kesenjangan Antara Kebutuhan Pengetahuan Ibu hamil DenganPemberian Pengetahuan Oleh Bidan Terkait ASI Eksklusif di Puskesmas KecamatanPesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahapakhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat.

Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner yangakan diberikan peneliti. Semua informasi yang ibu berikan akan terjaminkerahasiannya.

Setelah Ibu membaca maksud dari pelaksanaan penelitian ini, maka saya mohonuntuk mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini :

Saya setuju untuk ikut serta dalam peneltian ini :

Nama :

Tanda Tangan :

Terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini

Lampiran-2

INFORMED CONSENT

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Irda Septiani mahasiswi S1 angkatan 2008 peminatan GiziKesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai“Gambaran Kesenjangan Antara Kebutuhan Pengetahuan Ibu hamil DenganPemberian Pengetahuan Oleh Bidan Terkait ASI Eksklusif di Puskesmas KecamatanPesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahapakhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat.

Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner yangakan diberikan peneliti. Semua informasi yang ibu berikan akan terjaminkerahasiannya.

Setelah Ibu membaca maksud dari pelaksanaan penelitian ini, maka saya mohonuntuk mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini :

Saya setuju untuk ikut serta dalam peneltian ini :

Nama :

Tanda Tangan :

Terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini

Lampiran-2

INFORMED CONSENT

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Irda Septiani mahasiswi S1 angkatan 2008 peminatan GiziKesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah. Saya bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai“Gambaran Kesenjangan Antara Kebutuhan Pengetahuan Ibu hamil DenganPemberian Pengetahuan Oleh Bidan Terkait ASI Eksklusif di Puskesmas KecamatanPesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahapakhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat.

Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner yangakan diberikan peneliti. Semua informasi yang ibu berikan akan terjaminkerahasiannya.

Setelah Ibu membaca maksud dari pelaksanaan penelitian ini, maka saya mohonuntuk mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini :

Saya setuju untuk ikut serta dalam peneltian ini :

Nama :

Tanda Tangan :

Terimakasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini

Page 152: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH No.FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKATKUESIONER PENELITIANPETUNJUK-11. Ibu diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada dengan jujur

2. Pada pertanyaan no.1-6 silakan diisi

3. Pada pertanyaan selanjutnya, berilah tanda checklist () pada kotak untuk pilihan

jawaban yang tepat

Contoh :

Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

4. Jika ada hal yang kurang jelas silakan bertanya kepada peneliti.

KARAKTERISTIK RESPONDEN1. Nama :2. Umur : ……… Tahun3. Usia kehamilan : ........... Minggu4. Jumlah Anak : ........... Orang5. Alamat :6. No.Telfon :7. Pendidikan terakhir :

Tidak sekolah/tidak lulus SD Tamat SMA atau sederajat

Tamat SD atau sederajat Perguruan tinggi

Tamat SMP atau sederajat

8. Pekerjaan :

PNS/ABRI Ibu Rumah Tangga Pensiunan

Pegawai Swasta/BUMN Mahasiswa/tidak bekerja

Wiraswasta/Pedagang Dll (……………………….)

Page 153: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

KUESIONER PENELITIAN

PETUNJUK -21. Ibu diharapkan bersedia menjawab semua pernyataan yang ada dengan jujur

2. Tiap item pernyataan harus dijawab, dan item pernyataan tersebut berfungsi sebagai soal yang jawabannya dapat diisi

sesuai dengan kotak alternatif jawaban, pernah/tidak pernah mendengar serta sumber informasi.

3. Pada kolom kotak, alternatif jawaban berilah tanda checklist () PADA SALAH SATU jawaban benar atau salah

4. Pada kolom kotak, pernah/tidak pernah mendengar, berilah tanda checklist () PADA SALAH SATU jawaban pernah

atau tidak pernah mendengar

5. Jika pada kolom kotak, pernah/tidak pernah mendengar, ibu menjawab tidak pernah mendengar, pada kolom kotak

sumber informasi ibu TIDAK USAH MENGISINYA, dan jika pada kolom kotak, pernah/tidak pernah mendengar, ibu

menjawab pernah mendengar, pada kolom kotak sumber informasi, berilah tanda checklist () PADA SATU ATAU

LEBIH jawaban dari sumber informasi dan sebutkan dengan inisial nomor saja sesuai kolom yang diinginkan

6. Pada kolom kotak, sumber informasi, jika ibu memilih bidan, apabila bidan yang dimaksud bukan bidan yang bekerja di

Puskesmas ini, maka berilah tanda seperti ini : 1*

Contoh :

NoItem

Pernyataan

AlternatifJawaban

Pernah/TidakPernah

mendengarSumber Pengetahuan

Benar Salah PernahTidakPernah

¹Bidan/²Dokter

/³Perawat

¹TV/²Majalah/

³Buku

¹Suami/²Ibu

/³Saudara

¹TokohAgama/

²Masyarakat

¹Tetangga/²Teman

01 ASI adalahcairanhidup yangberasal dariTuhanYang MahaKuasa

1, 2

3

2

3. Setelah melihat penjelasan diatas, jika ada hal yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti.

Page 154: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

KUESIONER PENELITIAN (1)

No Item Pernyataan

AlternatifJawaban

Pernah/TidakPernah

mendengarSumber Pengetahuan

Benar Salah PernahTidakPernah

¹Bidan/²Dokter

/³Perawat

¹TV/²Majalah/

³Buku

¹Suami/²Ibu

/³Saudara

¹TokohAgama/

²Masyarakat

¹Tetangga/²Teman

01 ASI eksklusif adalahpemberian hanyaASI saja sejak lahirhingga bayi berusiaenam bulan

02 Jika bayi usia 0-6bulan sakit, ibucukup memberi ASIuntukmengobatinya.

03 Makanan padat(bubur, tim) bolehdiberikan kepadabayi sejak usia tigabulan.

04 ASI diberikankapan saja kepadabayi usia 0-6 bulantanpa perludijadwalkan.

05 Kebutuhan gizi anaksejak lahir hingga 6bulan dapat dipenuhihanya dengan ASIsaja, tanpa perlutambahanmakanan/minumanlain.

06 Memberikan ASIsaja saat lahir hinggaberusia 6 bulandapat menyebabkanibu menjadi gemuk.

Page 155: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

KUESIONER PENELITIAN (2)

No Item Pernyataan

AlternatifJawaban

Pernah/TidakPernah

mendengarSumber Pengetahuan

Benar Salah PernahTidakPernah

¹Bidan/²Dokter

/³Perawat

¹TV/²Majalah/

³Buku

¹Suami/²Ibu

/³Saudara

¹TokohAgama/

²Masyarakat

¹Tetangga/²Teman

07 Memberi ASI sajakepada bayi usia 0-6 bulan dapatmencegah ibuhamil kembalisampai enam bulansetelah melahirkan.

08 Menyusui dapatmerubah bentukpayudara ibu

09 Kolostrum adalahASI yangdihasilkan pada harikeempat setelahbayi lahir.

10 Kolostrumberwarna kuningsehingga harusdibuang.

11 Kolostrummengandung zatkekebalan tubuhsehingga dapatmelindungi bayidari berbagaipenyakit

12 Setelah lahir,sebaiknya bayilangsung diberikankepada ibunyadengan posisi bayiditengkurapkan didada atau perut ibuuntuk merangsangkeluarnya ASI.

Page 156: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

KUESIONER PENELITIAN (3)

No Item Pernyataan

AlternatifJawaban

Pernah/TidakPernah

mendengarSumber Pengetahuan

Benar Salah PernahTidakPernah

¹Bidan/²Dokter

/³Perawat

¹TV/²Majalah/

³Buku

¹Suami/²Ibu

/³Saudara

¹TokohAgama/

²Masyarakat

¹Tetangga/²Teman

13 Saat hendakmenyusui, ibu tidaklangsungmemasukkan putingsusu melainkanmenyentuhkan padabibir atau pipi bayi.

14 Membersihkanpayudara dapatdilakukan denganmenggunakan airhangat kemudianmengeringkannya.

15 Sabun dan alkoholjuga dapatdigunakan untukmembersihkanpayudara.

16 Susu formula dapatmelengkapi zat gizibayi usia 0-6 bulan

17 Jika ASI belumkeluar,maka ibubolehmemberikansusu botol kepadabayi saat berusia 0-6 bulan.

18 Setelah lahir,sebaiknya bayiditempatkan dalamruangan yangberbeda dengan ibuagar memudahkanibu dalammenyusui

Page 157: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

KUESIONER PENELITIAN (4)

No Item Pernyataan

AlternatifJawaban

Pernah/TidakPernah

mendengarSumber Pengetahuan

Benar Salah PernahTidakPernah

¹Bidan/²Dokter

/³Perawat

¹TV/²Majalah/

³Buku

¹Suami/²Ibu

/³Saudara

¹TokohAgama/

²Masyarakat

¹Tetangga/²Teman

19 Jika terjadi radangpayudara, putinglecet, pemberian ASIharus dihentikan

20 Ibu yang bekerja diluar rumah tidakmungkinmenghindaripemberian susuformula kepada bayi0-6 bulan

21 Memberi susudengan dot akanmenyebabkanbingung putting

22 Puting susu dansebagian besar areolabagian bawah harusmasuk dalam mulutbayi yang sedangmenyusu

Page 158: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-3Hasil Output SPSS Uji Validitas Dan Reliabilitas

Reliability

[DataSet1] D:\Irda document\SEMESTER 8\SKRIPSI\Uji SPSS\Uji Valditas reliabil irda

.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.963 22

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

K1 .75 .444 20

K2 .50 .513 20

K3 .65 .489 20

K4 .60 .503 20

K5 .55 .510 20

K6 .55 .510 20

K7 .55 .510 20

K8 .45 .510 20

K9 .65 .489 20

Page 159: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

K10 .60 .503 20

K11 .60 .503 20

K12 .60 .503 20

K13 .65 .489 20

K14 .70 .470 20

K15 .50 .513 20

K16 .60 .503 20

K17 .60 .503 20

K18 .50 .513 20

K19 .55 .510 20

K20 .65 .489 20

K21 .60 .503 20

K22 .60 .503 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

K1 12.25 63.776 .523 .963

K2 12.50 61.737 .705 .961

K3 12.35 61.608 .760 .961

K4 12.40 60.989 .821 .960

K5 12.45 61.418 .751 .961

K6 12.45 61.313 .764 .960

K7 12.45 61.103 .792 .960

K8 12.55 61.839 .696 .961

K9 12.35 61.608 .760 .961

K10 12.40 62.463 .625 .962

K11 12.40 60.989 .821 .960

K12 12.40 60.989 .821 .960

K13 12.35 61.608 .760 .961

K14 12.30 62.537 .662 .962

Page 160: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

K15 12.50 62.474 .610 .962

K16 12.40 62.779 .584 .962

K17 12.40 61.937 .695 .961

K18 12.50 61.737 .705 .961

K19 12.45 60.892 .820 .960

K20 12.35 62.661 .618 .962

K21 12.40 60.989 .821 .960

K22 12.40 61.726 .722 .961

Page 161: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-4UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH No.

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

A. Karakteristik Bidan

1. No. Responden :

2. N a m a :

3. Umur : ....... tahun

4. Pendidikan Terakhir :

5. Lama Bekerja : ........ tahun

B. Pemberian Pengetahuan

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusifoleh petugas kesehatan?

2. Sejak kapan pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif sebaiknya dilakukan ?3. Apakah ibu memberikan pengetahuan terkait ASI eksklusif kepada ibu hamil ?4. Sebutkan petugas kesehatan yang ikut memberikan pengetahuan terkait ASI

eksklusif dan pembagian tugas nya seperti apa ?5. Pada saat kapan ibu biasanya memberikan pengetahuan terkait ASI eksklusif ?6. Bagaimana selama ini cara ibu dalam memberikan pengetahuan terkait ASI

eksklusif kepada ibu hamil ?7. Sebutkan media yang digunakan sebagai alat batu pemberian pengetahuan terkait

ASI eksklusif pada ibu hamil dan fungsi dari tiap media tersebut?8. Hambatan apa yang ibu temui ketika ibu memberikan pengetahuan terkait ASI

eksklsuif kepada ibu hamil ?9. Apakah dalam memberikan materi terkait ASI eksklusif, terdapat pedoman materi

yang melandasi ibu, dan dari mana peodman materi tersebut ?10 Menurut ibu, materi apa saja yang harus didapat pasien terkait ASI eksklusif pada saat

.......? (tanpa melihat materi pada lembar observasi)

11 Materi terkait ASI eksklusif apa saja yang ibu berikan pada saat pelayananantenatal? (lihat materi pada lembar observasi)

12 Sebutkan alasan tidak diberikannya materi yang ibu tidak sebutkan diatas padasaat pelayanan antenatal ?

Page 162: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-5UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKATLEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

Berilah Tanda () Pada Lembar Observasi dibawah ini :

No Materi HARI KE-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

1 ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI sajasejak lahir hingga bayi berusia enam bulan

2 Jika bayi usia 0-6 bulan sakit, ibu cukupmemberi ASI untuk mengobatinya.

3 Makanan padat (bubur, tim) boleh diberikankepada bayi sejak usia tiga bulan.

4 ASI diberikan kapan saja kepada bayi usia 0-6 bulan tanpa perlu dijadwalkan.

5 Kebutuhan gizi anak sejak lahir hingga 6 bulandapat dipenuhi hanya dengan ASI saja, tanpaperlu tambahan makanan/minuman lain.

6 Memberikan ASI saja saat lahir hingga berusia6 bulan dapat menyebabkan ibu menjadigemuk.

7 Memberi ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulandapat mencegah ibu hamil kembali sampaienam bulan setelah melahirkan.

8 Menyusui dapat merubah bentuk payudara ibu9 Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada

hari keempat setelah bayi lahir.10 Kolostrum berwarna kuning sehingga harus

dibuang.11 Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh

sehingga dapat melindungi bayi dari berbagaipenyakit

Page 163: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-5 (2)LANJUTAN LEMBAR OBSERVASI PENELITIANBerilah Tanda () Pada Lembar Observasi dibawah ini :

No Materi HARI KE-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

12 Setelah lahir, sebaiknya bayi langsung diberikankepada ibunya dengan posisi bayi ditengkurapkandi dada atau perut ibu untuk merangsang keluarnyaASI.

13 Saat hendak menyusui, ibu tidak langsungmemasukkan puting susu melainkan menyentuhkanpada bibir atau pipi bayi.

14 Membersihkan payudara dapat dilakukan denganmenggunakan air hangat kemudianmengeringkannya.

15 Sabun dan alkohol juga dapat digunakan untukmembersihkan payudara.

16 Susu formula dapat melengkapi zat gizi bayi usia 0-6 bulan

17 Jika ASI belum keluar,maka ibu boleh memberikansusu botol kepada bayi saat berusia 0-6 bulan.

18 Setelah lahir, sebaiknya bayi ditempatkan dalamruangan yang berbeda dengan ibu agarmemudahkan ibu dalam menyusui

19 Jika terjadi radang payudara, puting lecet,pemberian ASI harus dihentikan

20 Ibu yang bekerja di luar rumah tidak mungkinmenghindari pemberian susu formula kepada bayi0-6 bulan

21 Memberi susu dengan dot akan menyebabkanbingung puting

22 Puting susu dan sebagian besar areola bagian bawahharus masuk dalam mulut bayi yang sedangmenyusu

Page 164: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran- 6

Page 165: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-7Dokumentasi

1. Alat Peraga

2. Poster

Page 166: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran – 8UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKATLEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

Berilah Tanda () Pada Lembar Observasi dibawah ini :

No Materi HARI KE-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

1 ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja sejaklahir hingga bayi berusia enam bulan

2 Jika bayi usia 0-6 bulan sakit, ibu cukup memberi ASIuntuk mengobatinya.

3 Makanan padat (bubur, tim) boleh diberikan kepada bayisejak usia tiga bulan.

4 ASI diberikan kapan saja kepada bayi usia 0-6 bulantanpa perlu dijadwalkan.

5 Kebutuhan gizi anak sejak lahir hingga 6 bulan dapatdipenuhi hanya dengan ASI saja, tanpa perlu tambahanmakanan/minuman lain.

6 Memberikan ASI saja saat lahir hingga berusia 6 bulandapat menyebabkan ibu menjadi gemuk.

7 Memberi ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dapatmencegah ibu hamil kembali sampai enam bulan setelahmelahirkan.

8 Menyusui dapat merubah bentuk payudara ibu9 Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari keempat

setelah bayi lahir.10 Kolostrum berwarna kuning sehingga harus dibuang. 11 Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh sehingga

dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit

Page 167: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-8 (2)LANJUTAN LEMBAR OBSERVASI PENELITIANBerilah Tanda () Pada Lembar Observasi dibawah ini :

No Materi HARI KE-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

12 Setelah lahir, sebaiknya bayi langsung diberikan kepadaibunya dengan posisi bayi ditengkurapkan di dada atauperut ibu untuk merangsang keluarnya ASI.

13 Saat hendak menyusui, ibu tidak langsung memasukkanputing susu melainkan menyentuhkan pada bibir atau pipibayi.

14 Membersihkan payudara dapat dilakukan denganmenggunakan air hangat kemudian mengeringkannya.

15 Sabun dan alkohol juga dapat digunakan untukmembersihkan payudara.

16 Susu formula dapat melengkapi zat gizi bayi usia 0-6bulan

17 Jika ASI belum keluar,maka ibu boleh memberikan susubotol kepada bayi saat berusia 0-6 bulan.

18 Setelah lahir, sebaiknya bayi ditempatkan dalam ruanganyang berbeda dengan ibu agar memudahkan ibu dalammenyusui

19 Jika terjadi radang payudara, puting lecet, pemberian ASIharus dihentikan

20 Ibu yang bekerja di luar rumah tidak mungkinmenghindari pemberian susu formula kepada bayi 0-6bulan

21 Memberi susu dengan dot akan menyebabkan bingungputing

22 Puting susu dan sebagian besar areola bagian bawah harusmasuk dalam mulut bayi yang sedang menyusu

Page 168: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-9

MATRIKS WAWANCARA DENGAN INFORMAN UTAMA (BIDAN)Bd.X Bd.Y

KARAKTERISTIK INFORMANUmurPendidikan TerkahirLama Bekerja Sebagai Bidan

35D310

54D325

MATERI PEMBERIANPENGETAHUANPendapat ibu mengenai pemberianpengetahuan terkait ASI eksklusif olehpetugas kesehatan

Penting, karena belum tentu pengalamansama yang dikasi tau sama orangtuannyaitu bener

Penting, karena tidak semua orang ngertitentang ASI eksklusif

Sejak kapan pemberian pengetahuanterkait ASI eksklusif

Lebih bagusnya pada saat hamil Kunjungan pertama harus mengenal ASI

Pemberian pengetahuan terkait ASIeksklusif kepada ibu hamildiberikan/tidak

Iya, diberikan Diberikan

Petugas yang memberikan pengetahuanterkait ASI eksklusif kepada ibu hamil

Saya dan bd.y Saya perawatan puting susu, kalau materilain bd.x

Waktu pelaksanaan pemberianpengetahuan terkait ASI eksklusif

Pas waktu-waktu tertentu aja Pas kunjungan aja

Cara memberikan pengetahuan terkaitASI ekslusif

Penyuluhan pakai metode orang dewasa,kita beri kaya umpan balik

Paling sih penyuluhan aja, terus juga paskunjungan di periksa mamae ibu hamil

Media yang digunakan sebagai alat batupemberian pengetahuan

Leaflet : mudah dimengerti & dibacalembar balik : lebih menarik ada gambaralat peraga : mempermudah menjelaskanstep-step yang akan dijelaskan

Ga, paling diomongin aja pas kunjungan.

Page 169: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Bd. X Bd. YMATERI PEMBERIANPENGETAHUANHambatan dalam pemberian pengetahuan Kerjanya sendiri, waktu Sibuk, pasien banyak, jadi kewalahan

sendiri.Pedoman materi pada saat pemberianpengetahuan terkait ASI eksklusif

Ada, Dinas Kesehatan, mercycorp(organisasi swasta/yayasan peduli ASIeksklusif)

Tidak ada, yang ditau aja yang dikasi kepasien soal perawatan mamae.

Materi yang penting diberikan terkait ASIeksklsuif pada ibu hamil

Yang perlu dketahui terkait ASI ekslusifpada ibu hamil, paling lebih ke (yang adadalam leaflet)

Menurut saya sih yang penting perawatanmamae nya yah, massage nya gimana

Materi yang diberikan terkait ASIeksklusif pada saat pelayanan antenatal

Materi 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, dan22

Materi 14

Alasan tidak memberikan pengetahuanmateri 2

Harus melalui pemeriksaan terlebihdahulu, tidak boleh sembaranganmemberikan pengetahuan

-

Alasan tidak memberikan pengetahuanmateri 6

Kalau ada yang bertanya saja -

Alasan tidak memberikan pengetahuanmateri 8

kalau ada yang Tanya -

Alasan tidak memberikan pengetahuanmateri 15

- Kalau sabun lebih kita sarankan bukanuntuk membersihkan, tetapi lebih untukmassage nya, kalau alkohol kita juga tidaksarankan

Alasan tidak memberikan pengetahuanmateri 16

Karena nanti terlalu memojokkan susuformula

-

MATRIKS WAWANCARA DENGAN INFORMAN UTAMA (BIDAN) (2)

Page 170: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Bd. X Bd. YMATERI PEMBERIANPENGETAHUANAlasan tidak memberikan pengetahuanmateri 17

Karena udah teken kontrak denganpemerintah, bahwa susu formula sudahtidak ada

-

Alasan tidak memberikan pengetahuanmateri 18

Disemua rumah sakit dan puskesmassepertinya sudah melakukan rawat gabungya.

-

Alasan tidak memberikan pengetahuanmateri 19

Kalau materi ini enaknya si pas dia udahmelakukannya

-

Alasan tidak memberikan pengetahuanmateri 20

Kalau materi ini enaknya si pas dia udahmelakukannya

-

MATRIKS WAWANCARA DENGAN INFORMAN UTAMA (BIDAN) (3)

Page 171: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran-10

Hasil Output Univariat

a. Karakteristik Responden

Umur_Baru

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid < 20 Tahun 7 7.3 7.3 7.3

20-34 Tahun 67 69.8 69.8 77.1

>35 Tahun 22 22.9 22.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

Usia_Hamil_Baru

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TM_2_(14-27 Minggu) 54 56.2 56.2 56.2

TM_3_(28->36 Minggu) 42 43.8 43.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

Jmlh_Anak

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 0 32 33.3 33.3 33.3

1 35 36.5 36.5 69.8

2 20 20.8 20.8 90.6

3 6 6.2 6.2 96.9

4 2 2.1 2.1 99.0

5 1 1.0 1.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 172: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tamat SD 7 7.3 7.3 7.3

Tamat SMP 25 26.0 26.0 33.3

Tamat SMA 61 63.5 63.5 96.9

PT 3 3.1 3.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Pegawai Swasta 11 11.5 11.5 11.5

Wiraswasta/Pedagang 8 8.3 8.3 19.8

IRT 77 80.2 80.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

b. Hasil Univariat Gambaran Pengetahuan Terkait ASI Eks. Pada Ibu hamil

K1

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 3 3.1 3.1 3.1

Benar 93 96.9 96.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

K2

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 68 70.8 70.8 70.8

Benar 28 29.2 29.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 173: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 20 20.8 20.8 20.8

Benar 76 79.2 79.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

K4

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 50 52.1 52.1 52.1

Benar 46 47.9 47.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

K5

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 34 35.4 35.4 35.4

Benar 62 64.6 64.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

K6

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 51 53.1 53.1 53.1

Benar 45 46.9 46.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

K7

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 30 31.2 31.2 31.2

Benar 66 68.8 68.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

K3

Page 174: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

K8

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 67 69.8 69.8 69.8

Benar 29 30.2 30.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

K9

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 58 60.4 60.4 60.4

Benar 38 39.6 39.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

K10

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 29 30.2 30.2 30.2

Benar 67 69.8 69.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

K11

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 23 24.0 24.0 24.0

Benar 73 76.0 76.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

K12

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 19 19.8 19.8 19.8

Benar 77 80.2 80.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 175: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

K13

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 9 9.4 9.4 9.4

Benar 87 90.6 90.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

K14

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 8 8.3 8.3 8.3

Benar 88 91.7 91.7 100.0

Total 96 100.0 100.0

K15

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 53 55.2 55.2 55.2

Benar 43 44.8 44.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

K16

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 40 41.7 41.7 41.7

Benar 56 58.3 58.3 100.0

Total 96 100.0 100.0

K17

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 86 89.6 89.6 89.6

Benar 10 10.4 10.4 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 176: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

K18

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 52 54.2 54.2 54.2

Benar 44 45.8 45.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

K19

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 58 60.4 60.4 60.4

Benar 38 39.6 39.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

K20

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 51 53.1 53.1 53.1

Benar 45 46.9 46.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

K21

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 26 27.1 27.1 27.1

Benar 70 72.9 72.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

K22

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Salah 24 25.0 25.0 25.0

Benar 72 75.0 75.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 177: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

c. Hasil Univariat Pernah/Tidak Pernah Mendengar

P1

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 9 9.4 9.4 9.4

Pernah 87 90.6 90.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 51 53.1 53.1 53.1

Pernah 45 46.9 46.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 6 6.2 6.2 6.2

Pernah 90 93.8 93.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 49 51.0 51.0 51.0

Pernah 47 49.0 49.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 27 28.1 28.1 28.1

Pernah 69 71.9 71.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 178: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

P6

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 57 59.4 59.4 59.4

Pernah 39 40.6 40.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 37 38.5 38.5 38.5

Pernah 59 61.5 61.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 46 47.9 47.9 47.9

Pernah 50 52.1 52.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 53 55.2 55.2 55.2

Pernah 43 44.8 44.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 37 38.5 38.5 38.5

Pernah 59 61.5 61.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 179: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

P11

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 33 34.4 34.4 34.4

Pernah 63 65.6 65.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 13 13.5 13.5 13.5

Pernah 83 86.5 86.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

P13

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 12 12.5 12.5 12.5

Pernah 84 87.5 87.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

P14

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 28 29.2 29.2 29.2

Pernah 68 70.8 70.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 49 51.0 51.0 51.0

Pernah 47 49.0 49.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 180: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

P16

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 49 51.0 51.0 51.0

Pernah 47 49.0 49.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

P17

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 35 36.5 36.5 36.5

Pernah 61 63.5 63.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

P18

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 67 69.8 69.8 69.8

Pernah 29 30.2 30.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

P19

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 57 59.4 59.4 59.4

Pernah 39 40.6 40.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

P20

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 52 54.2 54.2 54.2

Pernah 44 45.8 45.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 181: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

P21

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 34 35.4 35.4 35.4

Pernah 62 64.6 64.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

P22

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 25 26.0 26.0 26.0

Pernah 71 74.0 74.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 182: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah
Page 183: 1 GAMBARAN KEBUTUHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25930/1/Irda...dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian pengetahuan yang sudah

Lampiran - 11