1 dari 10 anak sekolah dasar mengalami hiperaktif

2
1 dari 10 Anak Sekolah Dasar Mengalami Hiperaktif Senin, 11 Juli 2011 · 12:47 WIB ilustrasi (sekolah al-ihsan) Yogyakarta, Psikologi Zone – Ternyata, 1 dari 10 anak usia sekolah dasar mengalami hiperaktif. Mereka yang mengalami ini menunjukkan ketidakmampuan dalam mengontrol perilaku. Ini membuat mereka yang mengalami hiperaktif memiliki aktifitas yang berlebihan. Perilaku seperti ini bukan saja merugikan diri mereka sendiri, namun juga orang disekitarnya. Menurut Dr MG Adiyanti MS, psikolog dari Fakultas Psikologi UGM mengatakan, anak yang hiperaktif tidak selalu dikaitkan dengan kebodohan ataupun kurang pintar, ia hanya kurang memiliki titik fokus perhatian yang baik. Mereka yang hiperaktif memiliki resiko yang tinggi dalam kegagalan melakukan tugas yang terstruktur, dimana keteraturan dan ketekunan saling berkaitan. Bila dilihat dari mereka ketika sekolah, kegagalan biasanya akan terjadi pada saat proses belajar. “Bahkan dalam pergaulan sehari-hari, anak hiperaktif sering mengalamai kesulitan terutama dalam mempertahankan pertemanan,” tuturnya. Hiperaktif bukan hanya disebabkan oleh faktor neurologis dan fisiologis, namun juga konsumsi obat tertentu. Bila penyebab ini tidak ditemukan pada anak, maka kemungkinan lain disebabkan oleh tidak adanya pendidikan norma perilaku dengan baik. Orangtua dan guru baiknya mau untuk memperhatikan pola komunikasi dengan tepat pada mereka. Bertindak kasar dan membentak bukanlah cara yang baik untuk dilakukan. (mba-sm)

Upload: hka

Post on 07-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 dari 10 Anak Sekolah Dasar Mengalami Hiperaktif

Senin, 11 Juli 2011 12:47 WIB

ilustrasi (sekolah al-ihsan)

Yogyakarta, Psikologi Zone Ternyata, 1 dari 10anakusia sekolah dasar mengalami hiperaktif. Mereka yang mengalami ini menunjukkan ketidakmampuan dalam mengontrol perilaku. Ini membuat mereka yang mengalami hiperaktif memiliki aktifitas yang berlebihan. Perilaku seperti ini bukan saja merugikan diri mereka sendiri, namun juga orang disekitarnya.

Menurut Dr MG Adiyanti MS, psikolog dari Fakultas Psikologi UGM mengatakan, anak yang hiperaktif tidak selalu dikaitkan dengan kebodohan ataupun kurang pintar, ia hanya kurang memiliki titik fokus perhatian yang baik.

Mereka yang hiperaktif memiliki resiko yang tinggi dalam kegagalan melakukan tugas yang terstruktur, dimana keteraturan dan ketekunan saling berkaitan. Bila dilihat dari mereka ketika sekolah, kegagalan biasanya akan terjadi pada saat proses belajar.

Bahkan dalam pergaulan sehari-hari, anak hiperaktif sering mengalamai kesulitan terutama dalam mempertahankan pertemanan, tuturnya.

Hiperaktif bukan hanya disebabkan oleh faktor neurologis dan fisiologis, namun juga konsumsi obat tertentu. Bila penyebab ini tidak ditemukan pada anak, maka kemungkinan lain disebabkan oleh tidak adanyapendidikannorma perilaku dengan baik.

Orangtua dan guru baiknya mau untuk memperhatikan pola komunikasi dengan tepat pada mereka. Bertindak kasar dan membentak bukanlah cara yang baik untuk dilakukan. (mba-sm)