1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

30
-1- BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa perumahan dan kawasan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kotabaru; b. bahwa penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang atau badan hukum adalah untuk menjamin hak setiap warga negara untuk menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 huruf b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pemerintah Daerah berwenang untuk menyusun dan menyempurnakan Peraturan Perundang-Undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

Upload: vuongcong

Post on 17-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-1-

BUPATI KOTABARUPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU

NOMOR 06 TAHUN 2014

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DANKAWASAN PERMUKIMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU,

Menimbang : a. bahwa perumahan dan kawasan permukimanmerupakan salah satu kebutuhan dasar bagipeningkatan dan pemerataan kesejahteraanmasyarakat di Kabupaten Kotabaru;

b. bahwa penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman oleh pemerintah daerah dan/atausetiap orang atau badan hukum adalah untukmenjamin hak setiap warga negara untukmenempati, menikmati, dan/atau memiliki rumahyang layak dalam lingkungan yang sehat, aman,serasi, dan teratur;

c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 huruf bUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentangPerumahan dan Kawasan Permukiman, PemerintahDaerah berwenang untuk menyusun danmenyempurnakan Peraturan Perundang-Undanganbidang perumahan dan kawasan permukiman padatingkat kabupaten/kota bersama Dewan PerwakilanRakyat Daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c,perlu menetapkan Peraturan Daerah tentangPenyelenggaraan Perumahan dan KawasanPermukiman;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentangPenetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II diKalimantan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1959 Nomor 9) sebagai Undang-Undang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1820);

Page 2: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-2-

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentangPeraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor104, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 2043);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintah Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125 TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang PerubahanKedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4725);

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentangBangunan Gedung (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 134, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 140, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5059);

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentangPerumahan dan Kawasan Permukiman (LembaranNegara Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5188);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-UndangNomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4532);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005tentang Pedoman Pembinaan dan PengawasanPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4593);

Page 3: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-3-

12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006tentang Jalan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 86,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4655);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5103);

15. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentangPenyelenggaraan Pengadaan Tanah BagiPembangunan Untuk Kepentingan Umum(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012Nomor 156);

16. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor4 Tahun 1991 tentang Konsolidasi Tanah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 32);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 05Tahun 1991 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil diLingkungan Pemerintah Daerah KabupatenKotabaru (Lembaran Daerah Kabupaten KotabaruTahun 1991 Nomor 05 Seri C);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 19Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan YangMenjadi Kewenangan Pemerintah Daerah KabupatenKotabaru (Lembaran Daerah Kabupaten KotabaruTahun 2007 Nomor 19);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 11Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi danTata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotabaru(Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2011Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah KabupatenKotabaru Nomor 04);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 11Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Kotabaru Tahun 2012-2032 (LembaranDaerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2012 Nomor 11,Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten KotabaruNomor 04);

Page 4: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-4-

22. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 06Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung (LembaranDaerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2013 Nomor 06,Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten KotabaruNomor 05);

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTABARU

danBUPATI KOTABARU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAANPERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kotabaru.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah DaerahKabupaten Kotabaru.

3. Bupati adalah Bupati Kotabaru.

4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yangselanjutnya disingkat RTRWK adalah arahankebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayahdaerah yang menjadi pedoman bagi penataanwilayah yang merupakan dasar dalam penyusunanprogram pembangunan.

5. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagiandari permukiman, baik perkotaan maupunperdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana,sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upayapemenuhan rumah yang layak huni.

6. Penyelenggaraan perumahan adalah kegiatanperencanaan, pembangunan, pemanfaatan, danpengendalian, termasuk di dalamnya pengembangankelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan,serta peran masyarakat yang terkoordinasi danterpadu.

7. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsisebagai tempat tinggal yang layak huni, saranapembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabatpenghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Page 5: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-5-

8. Rumah Umum adalah kriteria rumah yangdiperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilanrendah dengan tipe sederhana atau sangatsederhana dengan tetap mengutamakan kelayakandan kesehatan lingkungannya.

9. Perumahan kumuh adalah perumahan yangmengalami penurunan kualitas fungsi sebagaitempat hunian.

10. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisiklingkungan hunian yang memenuhi standar tertentuuntuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak,sehat, aman, dan nyaman.

11. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunianyang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraandan pengembangan kehidupan sosial, budaya, danekonomi.

12. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untukpelayanan lingkungan hunian.

13. Masyarakat Berpenghasilan Rendah yangselanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yangmempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlumendapat dukungan pemerintah untuk memperolehrumah.

14. Kawasan permukiman adalah bagian darilingkungan hidup di luar kawasan lindung, baikberupa kawasan perkotaan maupun perdesaan,yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggalatau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yangmendukung perikehidupan dan penghidupan.

15. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunianyang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahanyang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

16. Setiap orang adalah orang Perseorangan atau BadanHukum.

17. Badan hukum adalah badan hukum yang didirikanoleh warga negara Indonesia yang kegiatannya dibidang penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Setiap Penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman di wilayah daerah harus menjamin kepadasetiap orang untuk dapat menempati, menikmatidan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkunganyang sehat, aman, serasi dan teratur.

Page 6: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-6-

Pasal 3

(1) Bupati melakukan pembinaan atas penyelenggaraanperumahan dan kawasan permukiman di daerah.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan bidang Perumahan dan KawasanPermukiman.

BAB III

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

Pasal 4

(1) Pembangunan perumahan meliputi:

a. pembangunan rumah dan prasarana, sarana,dan utilitas umum; dan/atau

b. peningkatan kualitas perumahan.

(2) Pembangunan perumahan dilakukan denganmengembangkan teknologi dan rancang bangunyang ramah lingkungan serta mengembangkanindustri bahan bangunan yang mengutamakanpemanfaatan sumber daya dalam negeri dankearifan lokal yang aman bagi kesehatan.

BAB IV

PEMBANGUNAN RUMAH

Pasal 5

(1) Selain oleh Pemerintah dan/atau PemerintahDaerah, pembangunan rumah diwilayah daerahdapat dilakukan oleh setiap orang berdasarkan izinyang diberikan oleh Bupati atau pejabat yangditunjuk.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuaidengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 6

(1) Pembangunan rumah dikembangkan berdasarkantipologi, ekologi, budaya, dinamika ekonomi daerah,serta mempertimbangkan faktor keselamatan dankeamanan.

(2) Pembangunan rumah dan perumahan harusdilakukan sesuai dengan RTRWK.

Pasal 7

Bahan bangunan rumah wajib memenuhi StandarNasional Indonesia.

Page 7: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-7-

BAB V

PENYEDIAAN PRASARANA, SARANA DANUTILITAS UMUM

Pasal 8

(1) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitasumum perumahan dilakukan oleh Pemerintah,pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.

(2) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitasumum wajib dilakukan sesuai dengan rencana,rancangan, dan perizinan.

(3) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitasumum perumahan harus mengutamakan:

a. kesesuaian antara kapasitas pelayanan danjumlah rumah;

b. keterpaduan antara prasarana, sarana, danutilitas umum dan lingkungan hunian; dan

c. ketentuan teknis pembangunan prasarana,sarana, dan utilitas umum.

Pasal 9

Setiap orang yang mengembangkan perumahan diwilayahdaerah menyediakan paling sedikit 40% (empat puluhpersen) untuk lahan Prasarana, Sarana dan UtilitasUmum termasuk jalan dengan lebar paling sedikit 8meter dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan 60% (enampuluh persen) untuk bangunan perumahan dari 100%(seratus persen) luasan areal perumahan.

Pasal 10

(1) Setiap orang yang mengembangkan perumahandengan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalamPasal 9, dalam hal :

a. telah terjual atau telah dibangun dengan jumlah40% (empat puluh persen) dari 100% (seratuspersen) jumlah rumah yang telah ditetapkansesuai perencanaan dalam perizinannya untukjalan sudah wajib terbangun secara permanendalam bentuk pengaspalan, pengecoran ataupaving block;

b. telah terjual atau telah dibangun dengan jumlah50% (lima puluh persen) dari 100% (seratuspersen) jumlah rumah yang telah ditetapkansesuai perencanaan dalam perizinannya untukRuang Terbuka Hijau (RTH) sudah wajibterbangun secara permanen dalam bentukpenanaman pohon penghijauan yang dianjurkanoleh Pemerintah dengan jumlah perbandinganuntuk persatuan rumah minimal 1 (satu) buahpohon serta penataan taman dan rumput sesuaidengan fungsinya;

Page 8: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-8-

c. telah terjual atau telah dibangun dengan jumlah60% (enam puluh persen) dari 100% (seratuspersen) jumlah rumah yang telah ditetapkansesuai perencanaan dalam perizinannya untuktempat peribadatan sudah wajib terbangunsecara permanen sesuai dengan kelayakanfungsi banguna peribadatan sebagaimana diaturdalam peraturan daerah tentang BangunanGedung.

(2) Untuk tempat pemakaman umum diatur tersendiridalam Peraturan Daerah tentang PemakamanUmum.

(3) Dalam hal jumlah rumah telah terjual 100% (seratuspersen) wajib memenuhi semua Prasarana, Saranadan Utilitas yang telah dipersyaratkan sewaktumemperoleh izin selain yang dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2).

Pasal 11

Berlaku mutatis mutandis untuk pembangunanperumahan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerahterhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 untuk persentase pembagian luasan area dan Pasal 10ayat (1) untuk persentase ditempatinya rumah huniandan pemenuhan Jalan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) danTempat Peribadatan sebagaimana yang telah ditetapkanpemerintah untuk jumlah hunian yang disediakan.

Pasal 12

(1) Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telahselesai dibangun sebagaimana dimaksud dalamPasal 10 wajib diserahkan kepada PemerintahDaerah.

(2) Penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib diberi garansi kelayakan fungsi untuk masaselama 2 (dua) tahun terhitung sejak saat dilakukanserah terima.

Pasal 13

Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, serah terimaPrasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan diaturtersendiri dengan Peraturan Daerah tentang Prasarana,Sarana dan Utilitas Perumahan.

Page 9: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-9-

Pasal 14

(1) Jika pengembang perumahan mengalamikemunduran dalam usahanya atau dinyatakan pailitmelalui putusan pengadilan dengan kondisiPrasarana, sarana dan utilitas yang belum sempatterbangun atau hanya terbangun sebagian danjumlah rumah yang telah dijual mencapati 40%(empat puluh persen) dari 100% (seratus persen)jumlah rumah yang telah ditetapkan sesuaiperencanaan dalam perizinannya Pemerintah Daerahberhak mengambil alih Prasarana, sarana danutilitas umum yang ada dalam lingkungan hunian.

(2) Apabila dalam kelanjutannya usaha tersebutdialihkan kepada pengembang lain makapengembang lain tersebut berkewajiban membayarbiaya pergantian pembangunan, pemeliharaan danatau perbaikan yang sudah dilakukan PemerintahDaerah sebelum dilakukan serah terima penyerahanprasarana, sarana dan fasilitas umum dilakukandari pengembang perumahan kepada PemerintahDaerah.

BAB VI

PERUMAHAN HUNIAN BERIMBANG

Pasal 15

Pembangunan perumahan wajib mewujudkan perumahandengan hunian berimbang.

Pasal 16

(1) Pembangunan perumahan skala besar yangdilakukan oleh Badan Hukum wajib mewujudkanhunian berimbang dalam satu hamparan meliputirumah sederhana, rumah menengah, dan rumahmewah.

(2) Dalam hal pembangunan perumahan denganhunian berimbang tidak dalam satu hamparan,pembangunan rumah umum harus dilaksanakandalam wilayah daerah.

(3) Pembangunan perumahan dengan hunianberimbang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan oleh badan hukum yang sama.

Pasal 17

Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif kepadaBadan Hukum untuk mendorong pembangunanperumahan dengan hunian berimbang sesuai dengankemampuan Pemerintah Daerah.

Page 10: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-10-

Pasal 18

(1) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16ayat (1) dikecualikan untuk Badan Hukum yangmembangun perumahan yang seluruhnya ditujukanuntuk pemenuhan kebutuhan rumah umum.

(2) Pembangunan rumah umum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus mempunyai akses menuju pusatpelayanan atau tempat kerja.

(3) Kemudahan akses sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diatur dengan Peraturan Daerah.

Pasal 19

(1) Komposisi untuk luasan lahan hunian berimbangadalah :

a. rumah mewah sebesar 20% (dua puluh persen)dari 100% (seratus persen) luasan lahan yangdiperuntukkan;

b. rumah menengah sebesar 30% (tiga puluhpersen) dari 100% (seratus persen) luasan lahanyang diperuntukkan; dan

c. rumah sederhana sebesar 50% (lima puluhpersen) dari 100% (seratus persen) luasan lahanyang diperuntukkan.

(2) Bupati dapat memberikan kebijakan diluar dariketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)untuk suatu kawasan dalam hal :

a. kawasan tersebut mampu memberikanperspektif keunggulan wilayah;

b. kawasan tersebut memiliki karakter yang elegandan mampu menciptakan ikon daerah;

c. harga tanah pada kawasan memiliki nilai tinggiyang tidak mungkin diperuntukkan untukkawasan hunian rumah umum.

(3) Pemberian kebijakan sebagaimana dimaksud padaayat (2) dengan tidak mengenyampingkan ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.

Pasal 20

Bentuk dan tata cara pemberian insentif untukpembangunan rumah umum diatur lebih lanjut denganPeraturan Bupati.

BAB VII

KEMUDAHAN PEMBANGUNAN DANPEROLEHAN RUMAH BAGI MBR

Pasal 21

(1) Selain bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Daerahwajib mengusahakan pemenuhan kebutuhan rumahbagi MBR.

Page 11: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-11-

(2) Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBRsebagaimana dimaksud pada ayat (1), PemerintahDaerah memberikan kemudahan pembangunan danperolehan rumah melalui program perencanaanpembangunan perumahan secara bertahap danberkelanjutan.

(3) Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan danperolehan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dapat berupa:

a. subsidi perolehan rumah;

b. stimulan rumah swadaya;

c. insentif perpajakan sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-Undangan di bidangperpajakan;

d. perizinan;

e. asuransi dan penjaminan;

f. penyediaan tanah;

g. sertifikasi tanah; dan/atau

h. prasarana, sarana, dan utilitas umum.

(4) Pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud padaayat (3) huruf a dituangkan dalam akta perjanjiankredit atau pembiayaan untuk perolehan rumah bagiMBR.

(5) Ketentuan mengenai kriteria MBR dan persyaratankemudahan perolehan rumah bagi MBRsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 22

(1) Rumah umum yang perolehannya melalui bantuanPemerintah Daerah tidak dapat dipindahkan hakkepemilikannya secara diam-diam termasukdisewakan, kecuali pengalihan status kepemilikandilakukan dalam hal :

a. karena pewarisan;

b. penghunian setelah jangka waktu paling sedikit5 (lima) tahun; atau

c. pindah tempat tinggal karena tingkat sosialekonomi yang lebih baik.

(2) Pengalihan status kepemilikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, harusdengan sepengetahuan dari Kepala Satuan KerjaPerangkat Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya mengurus bidang perumahan dankawasan permukiman.

Page 12: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-12-

(3) Jika pemilik meninggalkan rumah secara terus-menerus dalam waktu paling lama 1 (satu) tahuntanpa memenuhi kewajiban berdasarkan perjanjian,pemerintah daerah berwenang mengambil alihkepemilikan rumah tersebut berdasarkan perjanjianyang telah disepakati oleh para pihak.

(4) Rumah yang telah diambil alih oleh PemerintahDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajibdidistribusikan kembali kepada MBR.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahandan/atau bantuan pembangunan dan perolehanrumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VIIIPEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN

Pasal 23

(1) Pemerintah Daerah dan/atau setiap orang wajibmelaksanakan pemeliharaan dan perbaikanprasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan,permukiman, lingkungan hunian, dan kawasanpermukiman.

(2) Setiap orang wajib melakukan pemeliharaan danperbaikan rumah.

Pasal 24

Setiap orang yang menyelenggarakan usaha bidangperumahan wajib melakukan pemeliharaan danperbaikan terhadap prasarana, sarana dan utilitas umumdalam hal:

a. prasarana, sarana dan utilitas umum belumdiserahterimakan dengan Pemerintah Daerah; atau

b. prasarana, sarana dan utilitas umum masih dalammasa garansi kelayakan fungsi.

Pasal 25

(1) Pemeliharaan rumah dan prasarana, sarana, danutilitas umum dilakukan melalui perawatan danpemeriksaan secara berkala.

(2) Perbaikan rumah dan prasarana, sarana, atauutilitas umum dilakukan melalui rehabilitasi ataupemugaran.

(3) Rehabilitasi atau pemugaran rumah sebagaimanadimaksud pada ayat (2) sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-Undangan.

Page 13: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-13-

BAB IX

KAWASAN PERMUKIMAN

Bagian KesatuPenyelenggaraan

Pasal 26

(1) Penyelenggaraan kawasan permukiman di daerahdilakukan secara terpadu dan berkelanjutan denganmemperhatikan pada fungsi kawasan danketerkaitan lingkungan hunian.

(2) Keterkaitan lingkungan hunian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. keterkaitan lingkungan hunian dalam wilayahkota dengan lingkungan hunian pada wilayahdesa;

b. keterkaitan antara pengembangan lingkunganhunian dalam wilayah kota dan pengembangankawasan kota; dan

c. keterkaitan antara pengembangan lingkunganhunian pada wilayah desa-desa danpengembangan kawasan setiap desa;

(3) Penyelenggaraan kawasan permukimansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmelalui:

a. pengembangan yang telah ada;

a. pembangunan baru; atau

b. pembangunan kembali.

(4) Penyelenggaraan kawasan permukimansebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakanmelalui tahapan:

a. perencanaan;

b. pembangunan;

c. pemanfaatan; dan

d. pengendalian.

Bagian KeduaPengembangan

Pasal 27

(1) Pengembangan kawasan permukiman dilakukandengan menyeimbangan antara :

a. tata kehidupan masyarakat dengan lingkunganhidup;

b. kepentingan publik dan kepentingan setiaporang.

(2) Arah pengembangan kawasan permukiman daerahsesuai dengan RTRWK.

Page 14: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-14-

Bagian KetigaPembangunan

Pasal 28

(1) Selain oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerahpembangunan kawasan permukiman dapatdilakukan oleh Badan Hukum baik secara sendirimaupun atas kerjasama dengan Pemerintah Daerah.

(2) Badan Hukum yang melakukan usahapengembangan kawasan dan pembangunankawasan permukiman secara sendiri wajib melaluiperizinan di Daerah.

Pasal 29

Pemerintah Daerah wajib menyeimbangkanpembangunan kawasan permukiman pada lingkunganhunian perkotaan dan perdesaan.

Bagian KeempatLingkungan Hunian

Paragraf 1Umum

Pasal 30

Pemerintah Daerah melaksanakan pengembanganlingkungan hunian diwilayah kota dan perdesaan.

Paragraf 2Hunian Perkotaan

Pasal 31

Dalam penyelenggaraan pengembangan lingkunganhunian diwilayah kota Pemerintah Daerah berkewajibanuntuk melakukan :

a. peningkatan efisiensi potensi lingkungan huniandalam wilayah kota dengan memperhatikan fungsidan peranan lingkungan hunian pada wilayah kota;

b. peningkatan pelayanan lingkungan hunian diwilayahkota;

c. peningkatan keterpaduan prasarana, sarana, danutilitas umum lingkungan hunian diwilayah kota;

d. penetapan bagian lingkungan hunian dalam wilayahkota yang dibatasi dan yang didorongpengembangannya;

e. pencegahan tumbuhnya perumahan kumuh danpermukiman kumuh; dan

f. pencegahan tumbuh dan berkembangnya lingkunganhunian yang tidak terencana dan tidak teratur.

Page 15: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-15-

Pasal 32

Pemerintah Daerah dapat melakukan pembangunankembali lingkungan hunian diwilayah kota dalam hal :

a. potensi lingkungan hunian tidak efisien untukdilakukan pengembangan karena lebihmendatangkan pemborosan anggaran jika tidakdilakukan pembangunan kembali;

b. sulit untuk memberikan pelayanan lebih apabilakondisi lingkungan semrawut dan memiliki sifat yangnegatif untuk dapat dipertahankan;

c. prasarana, sarana dan utilitas umum lingkunganhunian sangat tidak dimungkinkan untuk dipadukansecara harmonis sesuai dengan fungsi dankelayakannya;

d. tidak dapat dilakukan pengembangan disebabkankekumuhan dan tidak sesuai dengan rencana detailtata ruang kota.

Pasal 33

(1) Pembangunan kembali lingkungan hunian diwilayahkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32dimaksudkan untuk memulihkan fungsi lingkunganhunian kota.

(2) Pembangunan kembali dilakukan dengan cara:

a. rehabilitasi;

b. rekonstruksi; atau

c. peremajaan.

(3) Pembangunan kembali sebagaimana dimaksud padaayat (2) tetap melindungi masyarakat penghuniuntuk dimukimkan kembali di lokasi yang samasesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 34

(1) Berdasarkan pertimbangan luas wilayah danperlunya perluasan kawasan permukiman,Pemerintah Daerah dapat menyelenggarakanpembangunan lingkungan hunian baru.

(2) Penyelenggaraan pembangunan lingkungan hunianbaru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mencakup:

a. penyediaan lokasi permukiman;

b. penyediaan prasarana, sarana, dan utilitasumum permukiman; dan

c. penyediaan lokasi pelayanan jasa pemerintahan,pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Page 16: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-16-

Pasal 35

(1) Untuk pembangunan kembali atau pembangunanhunian baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal32, Pasal 33 dan Pasal 34 Pemerintah Daerah dapatmembentuk lembaga untuk pembangunan kawasanperkotaan atau menunjuk Badan Hukum.

(2) Pembentukan lembaga atau penunjukan badanhukum ditetapkan oleh Bupati sesuai dengankewenangannya.

Paragraf 3Hunian Perdesaan

Pasal 36

Penyelenggaraan hunian untuk wilayah perdesaanberlaku secara mutatis mutandis sebagaimana ketentuandalam Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34 dan Pasal35.

Paragraf 4Pemanfaatan, Pengendalian dan Pengawasan

Pasal 37

Setiap orang berhak untuk memanfaatkan kawasanpermukiman sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-Undangan.

Pasal 38

(1) Pengendalian dan pengawasan kawasanpermukiman dilakukan oleh Satuan Kerja PerangkatDaerah terkait yang lingkup tugas dantanggungjawabnya mencakup kawasanpermukiman.

(2) Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berkewajiban untukmenyampaikan laporan kepada Bupati.

BAB X

PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

Pasal 39

Perumahan kumuh dan permukiman kumuh mencakup:

a. ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yangtinggi;

b. ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitasumum;

c. penurunan kualitas rumah, perumahan, danpermukiman, serta prasarana, sarana dan utilitasumum; dan

Page 17: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-17-

d. pembangunan rumah, perumahan, dan permukimanyang tidak sesuai dengan RTRWK.

Pasal 40

(1) Pemerintah Daerah dan/atau setiap orang dalamwilayah daerah berkewajiban untuk mencegahtumbuh dan berkembangnya perumahan kumuhdan permukiman kumuh.

(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan melalui :

a. pengawasan dan pengendalian; dan

b. pemberdayaan masyarakat.

(3) Pengawasan dan pengendalian sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan ataskesesuaian terhadap perizinan, standar teknis, dankelaikan fungsi melalui pemeriksaan secara berkalasesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

(4) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf b dilakukan terhadap pemangkukepentingan bidang perumahan dan kawasanpermukiman melalui pendampingan dan pelayananinformasi.

Pasal 41

(1) Pencegahan perumahan kumuh dan permukimankumuh dilakukan dengan meningkatkan kualitasdan fungsi perumahan dan permukiman.

(2) Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuhdan permukiman kumuh sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan padaprinsip kepastian bermukim yang menjamin haksetiap warga orang untuk menempati, menikmati,dan/atau memiliki tempat tinggal sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 42

Dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahankumuh dan permukiman kumuh, Pemerintah dan/ataupemerintah daerah menetapkan kebijakan, strategi, sertapola-pola penanganan yang manusiawi, berbudaya,berkeadilan, dan ekonomis.

Pasal 43

(1) Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuhdan permukiman kumuh sebagaimana dimaksuddalam Pasal 42 didahului dengan penetapan lokasiperumahan kumuh dan permukiman kumuh denganpola-pola penanganan :

Page 18: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-18-

a. pemugaran;

b. peremajaan; atau

c. pemukiman kembali.

(2) Pola-pola penanganan terhadap perumahan kumuhdan permukiman kumuh sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilanjutkan melalui pengelolaan untukmempertahankan tingkat kualitas perumahan danpermukiman.

Pasal 44

(1) Pemukiman kembali sebagaimana dimaksud dalamPasal 43 ayat (1) huruf c dilakukan untukmewujudkan kondisi rumah, perumahan, danpermukiman yang lebih baik guna melindungikeselamatan dan keamanan penghuni danmasyarakat.

(2) Pemukiman kembali sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerah denganmemindahkan masyarakat terdampak dari lokasiyang tidak mungkin dibangun kembali karena tidaksesuai dengan rencana tata ruang dan/atau rawanbencana serta dapat menimbulkan bahaya bagibarang ataupun orang.

(3) Lokasi yang akan ditentukan sebagai tempat untukpemukiman kembali ditetapkan oleh pemerintahdaerah dengan melibatkan peran masyarakat.

Pasal 45

(1) Untuk mempertahankan dan menjaga kualitasperumahan dan permukiman secara berkelanjutandilakukan pengelolaan.

(2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh masyarakat secara swadaya.

(3) Pengelolaan oleh masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dapat difasilitasi olehPemerintah Daerah.

Pasal 46

Syarat dan tata cara penetapan lokasi, pemugaran,peremajaan, pemukiman kembali, dan pengelolaanpeningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh danpermukiman kumuh diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XI

PENYEDIAAN TANAH

Pasal 47

Ketersediaan tanah untuk pembangunan perumahan dankawasan permukiman di daerah sesuai dengan RTRWKyang telah ditetapkan.

Page 19: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-19-

Pasal 48

Penyediaan tanah untuk pembangunan rumah,perumahan, dan kawasan permukiman di daerah dapatdilakukan melalui:

a. perolehan hak atas tanah terhadap tanah yanglangsung dikuasai negara melalui mekanisme yangdiatur sesuai Peraturan Perundang-Undangan;

b. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;

c. peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemiliktanah;

d. pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barangmilik daerah sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-Undangan;

e. pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar;dan/atau

f. pengadaan tanah untuk pembangunan bagikepentingan umum sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-Undangan.

Pasal 49

(1) Tanah yang langsung dikuasai oleh negarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf a yangdigunakan untuk pembangunan rumah,perumahan, dan/atau kawasan permukimandiperoleh melalui pemberian hak atas tanah kepadasetiap orang yang melakukan pembangunan rumah,perumahan, dan kawasan permukiman.

(2) Pemberian hak atas tanah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) didasarkan pada Keputusan Bupatitentang penetapan lokasi atau izin lokasi.

(3) Dalam hal tanah yang langsung dikuasai negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapatgarapan masyarakat, hak atas tanah diberikansetelah pelaku pembangunan perumahan danpermukiman selaku pemohon hak atas tanahmenyelesaikan ganti rugi atas seluruh garapanmasyarakat berdasarkan kesepakatan.

(4) Dalam hal tidak ada kesepakatan tentang ganti rugisebagaimana dimaksud pada ayat (3),penyelesaiannya dilaksanakan sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 50

(1) Konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud dalamPasal 48 huruf b dapat dilakukan di atas tanah milikpemegang hak atas tanah dan/atau di atas tanahnegara yang digarap oleh masyarakat.

(2) Konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan berdasarkan kesepakatan:

Page 20: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-20-

a. antarpemegang hak atas tanah;

b. antarpenggarap tanah negara; atau

c. antara penggarap tanah negara dan pemeganghak atas tanah.

(3) Konsolidasi tanah dapat dilaksanakan apabila palingsedikit 85% (delapan puluh lima persen) daripemilik tanah yang luas tanahnya meliputi palingsedikit 85% (delapan puluh lima persen) dari luasseluruh areal tanah yang akan dikonsolidasimenyatakan persetujuannya.

(4) Kesepakatan paling sedikit 85% (enam puluh persen)sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidakmengurangi hak masyarakat sebesar 15% (limabelas persen) untuk mendapatkan aksesibilitas.

Pasal 51

(1) Konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud dalamPasal 48 huruf b dapat dilaksanakan bagipembangunan rumah tunggal, rumah deret, ataurumah susun.

(2) Penetapan lokasi konsolidasi tanah dilakukan olehBupati.

(3) Lokasi konsolidasi tanah yang sudah ditetapkansebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)tidak memerlukan izin lokasi.

Pasal 52

Dalam pembangunan rumah umum dan rumah swadayayang didirikan di atas tanah hasil konsolidasi, PemerintahDaerah memberikan kemudahan berupa:

a. sertifikasi hak atas tanah;

b. penetapan lokasi;

c. desain konsolidasi; dan

d. pembangunan prasarana, sarana, dan utilitasumum.

Pasal 53

(1) Sertifikasi terhadap pemilik tanah hasil konsolidasitidak dikenai bea perolehan hak atas tanah danbangunan.

(2) Sertifikasi terhadap penggarap tanah negara hasilkonsolidasi dikenai biaya administrasi danpendaftaran tanah.

Pasal 54

(1) Konsolidasi tanah dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan Badan Hukum.

Page 21: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-21-

(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis antarapenggarap tanah negara dan/atau pemegang hakatas tanah dan badan hukum dengan prinsipkesetaraan yang dibuat di hadapan pejabat yangberwenang.

Pasal 55

(1) Peralihan atau pelepasan hak atas tanahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf cdilakukan setelah badan hukum memperoleh izinlokasi.

(2) Peralihan hak atas tanah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dibuat di hadapan pejabat pembuatakta tanah setelah ada kesepakatan bersama.

(3) Pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan di hadapan pejabat yangberwenang.

(4) Peralihan hak atau pelepasan hak atas tanahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)wajib didaftarkan pada kantor pertanahankabupaten sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-Undangan.

Pasal 56

(1) Pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barangmilik negara atau milik daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 48 huruf d bagipembangunan rumah, perumahan, dan kawasanpermukiman diperuntukkan pembangunan rumahumum dan/atau rumah khusus.

(2) Pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barangmilik negara atau milik daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 57

(1) Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantarsebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf e bagipembangunan rumah, perumahan, dan kawasanpermukiman diperuntukkan pembangunan rumahumum, rumah khusus, dan penataan permukimankumuh.

(2) Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantarsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakansesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

Page 22: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-22-

Pasal 58

(1) Pengadaan tanah untuk pembangunan bagikepentingan umum sebagaimana dimaksud dalamPasal 48 huruf f bagi pembangunan rumah,perumahan, dan kawasan permukimandiperuntukkan pembangunan rumah umum, rumahkhusus, dan penataan permukiman kumuh.

(2) Pengadaan tanah untuk pembangunan bagikepentingan umum sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-Undangan.

BAB XII

PENDANAAN DAN SISTEM PEMBIAYAAN

Pasal 59

(1) Pendanaan dan sistem pembiayaan dimaksudkanuntuk memastikan ketersediaan dana dan danamurah jangka panjang yang berkelanjutan untukpemenuhan kebutuhan rumah, perumahan,permukiman, serta lingkungan hunian perkotaandan perdesaan.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah mendorongpemberdayaan sistem pembiayaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

Pasal 60

Selain dana yang berasal dari Pemerintah, sumberpendanaan untuk pemenuhan kebutuhan rumah,perumahan, permukiman, serta lingkungan huniandiwilayah kota dan perdesaan berasal dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumberdana lainnya sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-Undangan.

Pasal 61

Dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60dimanfaatkan untuk mendukung:

a. penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman; dan/atau

b. kemudahan dan/atau bantuan pembangunan danperolehan rumah bagi MBR sesuai dengan standarpelayanan minimal termasuk Pegawai Negeri Sipil didaerah.

Pasal 62

Pemanfaatan sumber biaya digunakan untukpembiayaan:

a. konstruksi;

Page 23: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-23-

b. perolehan rumah;

c. pembangunan rumah, rumah umum, atauperbaikan rumah swadaya;

d. pemeliharaan dan perbaikan rumah;

e. peningkatan kualitas perumahan dan kawasanpermukiman; dan/atau

f. kepentingan lain di bidang perumahan dan kawasanpermukiman sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-Undangan.

BAB XIII

JUAL BELIDAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH

Pasal 63

(1) Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumahsusun yang masih dalam tahap prosespembangunan dapat dipasarkan melalui sistemperjanjian pendahuluan jual beli sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

(2) Perjanjian pendahuluan jual beli sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memenuhipersyaratan kepastian atas:

a. status pemilikan tanah;

b. hal yang diperjanjikan;

c. kepemilikan izin mendirikan bangunan induk;

d. ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitasumum; dan

e. keterbangunan perumahan paling sedikit 20%(dua puluh persen).

Pasal 64

(1) Pembangunan untuk rumah tunggal, rumah deret,dan/atau rumah susun, dapat dilakukan di atastanah:

a. hak milik;

b. hak guna bangunan, baik di atas tanah negaramaupun di atas hak pengelolaan; atau

c. hak pakai di atas tanah negara.

(2) Pemilikan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat difasilitasi dengan kredit atau pembiayaanpemilikan rumah.

(3) Kredit atau pembiayaan pemilikan rumahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibebanihak tanggungan.

(4) Kredit atau pembiayaan rumah umum tidak harusdibebani hak tanggungan.

Page 24: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-24-

Pasal 65

(1) Pembangunan rumah tunggal, rumah deret, rumahsusun, dan/atau satuan rumah susun dapatdibebankan jaminan utang sebagai pelunasan kreditatau pembiayaan.

(2) Pelunasan kredit atau pembiayaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk membiayaipelaksanaan pembangunan rumah tunggal, rumahderet, atau rumah susun.

BAB XIV

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 66

Dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman, setiap orang berhak:

a. menempati, menikmati, dan/atau memiliki/memperoleh rumah yang layak dalam lingkunganyang sehat, aman, serasi, dan teratur;

b. melakukan pembangunan perumahan dan kawasanpermukiman;

c. memperoleh informasi yang berkaitan denganpenyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman;

d. memperoleh manfaat dari penyelenggaraanperumahan dan kawasan permukiman;

e. memperoleh penggantian yang layak atas kerugianyang dialami secara langsung sebagai akibatpenyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman; dan

f. mengajukan gugatan perwakilan ke pengadilanterhadap penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman yang merugikan masyarakat.

Pasal 67

Dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman, setiap orang wajib:

a. menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, dankesehatan di perumahan dan kawasan permukiman;

b. turut mencegah terjadinya penyelenggaraanperumahan dan kawasan permukiman yangmerugikan dan membahayakan kepentingan oranglain dan/atau kepentingan umum;

c. menjaga dan memelihara prasarana lingkungan,sarana lingkungan, dan utilitas umum yang beradadi perumahan dan kawasan permukiman; dan

Page 25: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-25-

d. mengawasi pemanfaatan dan berfungsinyaprasarana, sarana, dan utilitas umum perumahandan kawasan permukiman.

BAB XV

PERAN MASYARAKAT

Pasal 68

(1) Penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman dilakukan oleh pemerintah daerahdengan melibatkan peran masyarakat.

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan memberikan masukan dalam:

a. penyusunan rencana pembangunan perumahandan kawasan permukiman;

b. pelaksanaan pembangunan perumahan dankawasan permukiman;

c. pemanfaatan perumahan dan kawasanpermukiman;

d. pemeliharaan dan perbaikan perumahan dankawasan permukiman; dan/atau

e. pengendalian penyelenggaraan perumahan dankawasan permukiman.

(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilakukan dengan membentuk forumpengembangan perumahan dan kawasanpermukiman.

Pasal 69

(1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat(3) mempunyai fungsi dan tugas:

a. menampung dan menyalurkan aspirasimasyarakat;

b. membahas dan merumuskan pemikiran arahpengembangan penyelenggaraan perumahan dankawasan permukiman;

c. meningkatkan peran dan pengawasanmasyarakat;

d. memberikan masukan kepada Pemerintah;dan/atau

e. melakukan peran arbitrase dan mediasi dibidang penyelenggaraan perumahan dankawasan permukiman.

(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiridari unsur:

a. instansi pemerintah yang terkait dalam bidangperumahan dan kawasan permukiman;

Page 26: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-26-

b. asosiasi perusahaan penyelenggara perumahandan kawasan permukiman;

c. asosiasi profesi penyelenggara perumahan dankawasan permukiman;

d. asosiasi perusahaan barang dan jasa mitrausaha penyelenggara perumahan dan kawasanpermukiman;

e. pakar di bidang perumahan dan kawasanpermukiman; dan/atau

f. lembaga swadaya masyarakat dan/atau yangmewakili konsumen yang berkaitan denganpenyelenggaraan pembangunan perumahan dankawasan permukiman.

BAB XVI

LARANGAN

Pasal 70

(1) Setiap orang dilarang :

a. menyelenggarakan pembangunan perumahan,yang tidak membangun perumahan sesuaidengan kriteria, spesifikasi, persyaratan,prasana, sarana, dan utilitas umum yangdiperjanjikan;

b. menyewakan atau mengalihkan kepemilikannyaatas rumah umum kepada pihak lain;

c. menyelenggaraan lingkungan hunian atauKasiba yang tidak memisahkan lingkunganhunian atau Kasiba menjadi satuan lingkunganperumahan atau Lisiba;

d. menjual satuan lingkungan perumahan atauLisiba yang belum menyelesaikan status hakatas tanahnya;

e. membangun perumahan dan/atau permukimandi luar kawasan yang khusus diperuntukkanbagi perumahan dan permukiman;

f. membangun, perumahan, dan/atau permukimandi tempat yang berpotensi dapat menimbulkanbahaya bagi barang ataupun orang;

g. menolak atau menghalang-halangi kegiatanpemukiman kembali rumah, perumahan,dan/atau permukiman yang telah ditetapkanoleh pemerintah dan/atau pemerintah daerahsetelah terjadi kesepakatan dengan masyarakatsetempat; dan

h. menginvestasikan dana dari pemupukan danatabungan perumahan selain untuk pembiayaankegiatan penyelenggaraan perumahan dankawasan permukiman.

Page 27: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-27-

(2) Badan hukum yang melakukan pembangunanrumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumahsusun dilarang melakukan serah terima dan/ataumenarik dana lebih dari 80% (delapan puluh persen)dari pembeli sebelum memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2).

(3) Badan Hukum yang menyelenggarakanpembangunan perumahan dan kawasanpermukiman, dilarang mengalihfungsikanprasarana, sarana, dan utilitas umum di luarfungsinya.

(4) Badan hukum yang belum menyelesaikan statushak atas tanah lingkungan hunian atau Lisiba,dilarang menjual satuan permukiman.

(5) Orang perseorangan dilarang membangun Lisiba.

(6) Badan hukum yang membangun Lisiba dilarangmenjual kaveling tanah matang tanpa rumah kecualidalam hal pembangunan perumahan untuk MBRdengan kaveling tanah matang ukuran kecil.

(7) Setiap pejabat dilarang mengeluarkan izinpembangunan rumah, perumahan, dan/ataupermukiman yang tidak sesuai dengan fungsi danpemanfaatan ruang.

BAB XVII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 71

(1) Setiap orang yang menyelenggarakan perumahandan kawasan permukiman yang tidak memenuhiketentuan Pasal 66 dan Pasal 67 Peraturan Daerahini dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat berupa:

a. peringatan tertulis;

b. pembatasan kegiatan pembangunan;

c. penghentian sementara atau tetap padapekerjaan pelaksanaan pembangunan;

d. penghentian sementara atau penghentian tetappada pengelolaan perumahan;

e. penguasaan sementara oleh pemerintah (disegel);

f. kewajiban membongkar sendiri bangunan dalamjangka waktu tertentu;

g. pembatasan kegiatan usaha;

h. pembekuan izin mendirikan bangunan;

Page 28: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-28-

i. pencabutan izin mendirikan bangunan;

j. perintah pembongkaran bangunan rumah;

k. pembekuan izin usaha;

l. pencabutan izin usaha;

m. pengawasan;

n. kewajiban pemulihan fungsi lahan dalam jangkawaktu tertentu;

o. pencabutan insentif;

p. pengenaan denda administratif; dan/atau

q. penutupan lokasi.

BAB XVIIIKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 72

(1) Selain oleh Penyidik POLRI, penyidikan atastindak pidana pelanggaran dalam PeraturanDaerah ini dilaksanakan oleh Penyidik PegawaiNegeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah yangpengangkatannya berdasarkan PeraturanPerundang-Undangan.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan danmeneliti keterangan atau laporan berkenaandengan tindak pidana dibidang Perumahandan Kawasan Permukiman agar keterangan ataulaporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkanketerangan mengenai orang pribadi dan ataubadan tentang kebenaran perbuatan yangdilakukan sehubungan dengan tindak pidanadibidang Perumahan dan KawasanPermukiman;

c. meminta keterangan dan barang bukti dari orangpribadi dan atau badan sehubungan dengantindak pidana dibidang Perumahan danKawasan Permukiman;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dandokumen-dokumen lain berkenaan dengantindak pidana dibidang Perumahan danKawasan Permukiman;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkanbarang bukti pembukuan, pencatatan dandokumen-dokumen lain serta melakukanpenyitaan terhadap barang bukti tersebut;

Page 29: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-29-

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidanadibidang Perumahan dan KawasanPermukiman;

g. menyuruh berhenti, melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung danmemeriksa identitas orang dan atau dokumensebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengantindak pidana dibidang Perumahan danKawasan Permukiman;

i. memanggil orang untuk didengarketerangannya dan diperiksa sebagai tersangkaatau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan

k. melakukan tindakan lain yang perlu untukkelancaran penyidikan tindak pidana dibidangPerumahan dan Kawasan Permukiman menuruthukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

BAB XIX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 73

Setiap orang yang menyewakan atau mengalihkankepemilikannya atas rumah umum kepada pihak laindipidana dengan pidana denda paling banyakRp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 74

Setiap orang yang sengaja melakukan perbuatan yangdilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 dipidanasebagaimana ketentuan pemidanaan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan danKawasan Permukiman.

BAB XX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 75

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku,peraturan-peraturan yang telah ada di daerahsepanjang tidak bertentangan dengan PeraturanDaerah ini dinyatakan tetap berlaku.

Page 30: 1- bupati kotabaru provinsi kalimantan selatan peraturan daerah

-30-

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 76

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenKotabaru.

Ditetapkan di Kotabarupada tanggal 8 Februari 2014

BUPATI KOTABARU,

H. IRHAMI RIDJANI

Diundangkan di Kotabarupada tanggal 8 Februari 2014

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTABARU,

H. SURIANSYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARUTAHUN 2014 NOMOR 06

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU, PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN : /