1-2-7_bab_2b_2
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
1/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-78
PT PERTAMINA EP -PPGM
2.3. RENCANA KEGIATAN YANG DIDUGA AKAN MENIMBULKAN DAMPAK
Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok PPGM ini terdapat dua kegiatan yang terpisahkan
yaitu kegiatan Bagian Hulu dan kegiatan Bagian Hilir. Kegiatan bagian hulu mencakup
kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi gas sampai batas pada kegiatan pemasangan pipa
penyalur gas ke Kilang Gas (LNG), sedangkan kegiatan bagian hilir meliputi kegiatan
pembangunan dan operasional kilang gas LNG, Pelabuhan Khusus dan sarana serta prasarana
pendukungnya. Masing-masing tahapan rencana kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok
bagian huludan kegiatanbagian hilirdiuraikan sebagai berikut.
2.3.1. Kegiatan Bagian Hulu
A. Tahap Prakonstruksi
Komponen rencana kegiatan pada tahap prakonstruksi yang berpotensi menimbulkan
dampak adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh dan penerimaan tenaga
kerja.
1. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuh
Pada lokasi untuk sumur pengembangan, pemasangan pipa dan unit produksi akan
dilakukan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Luas lahan yang akan dibebaskan
sekitar 295 Ha dengan perincian: 17 lokasi sumur pemboran 68 Ha, MS & BS/GPF
33 Ha, jalur pipa flow line 14 Ha, jalur pipa trunk line 120 Ha dan untuk
pembuatan atau peningkatan jalan baru 60 Ha. Lahan yang akan digunakan
diusahakan bukan lahan pemukiman. Proses pembebasan lahan dan pemberian
kompensasi tanam tumbuh akan dilaksanakan melalui panitia sembilan. Pengadaan
lahan akan dilakukan secara jual-beli sesuai dengan kesepakatan bersama. Kegiatan ini
berpotensi akan merubah persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.
Pada tahap kegiatan pengadaan lahan ini diprakirakan akan muncul dampak berupa
terjadinya perubahan pola kepemilikan lahan penduduk yang akan diikuti dengan
perubahan fungsi lahan dan perubahan jenis/sumber mata pencaharian penduduk.
Pengadaan lahan yang dimiliki oleh masyarakat dan perusahaan dilakukan dengan cara
jual-beli, maka hal tersebut akan meningkatkan pendapatan/penghasilan masyarakat
setempat. Sedangkan pengadaan lahan yang dimiliki oleh Departemen Kehutanan akan
dilakukan dengan sistem pinjam pakai.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
2/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-79
PT PERTAMINA EP -PPGM
Peningkatan pendapatan dari para pemilik lahan ini akan dapat menimbulkan persepsi
positif bagi para pemiliknya, namun sebaliknya apabila dalam kegiatan pengadaan lahan
tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilik lahan, akan berpotensi
memunculkan konflik sosial di masyarakat yang pada akhirnya akan dapat
menyebabkan munculnya persepsi negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan.
2. Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga Kerja konstruksi harus orang Indonesia, dengan pengecualian yang sangat
terbatas di mana diperlukan kecakapan spesialis dan yang tidak tersedia di Indonesia.
Pelaksanaan rekrutmen tenaga kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Personil setempat yang telah memenuhi kualifikasi untukpekerjaan tertentu akan direkrut. Ada kemungkinan sejumlah tenaga kerja akan
didatangkan dari daerah lain bila tenaga dengan kualifikasi yang sama tidak dapat
dipenuhi dari penduduk lokal. Selama masa konstruksi akan dibangun dan dioperasikan
camps untuk menyediakan tempat tinggal, makanan, air, perawatan medis, dan
kebutuhan penting pekerja yang lain.
Tenaga kerja untuk pemboran sumur pengembangan diperkirakan 118 pekerja
dengan berbagai macam keahlian (skill), dengan perincian tenaga skill akan
membutuhkan tenaga sebanyak 108 orang dan tenaga nonskill sebanyak 10 orang.
Jumlah, persyaratan dan spesifikasi kebutuhan tenaga pemboran sumur pengembangan
disajikan pada Tabel 2.22. Sedangkan kebutuhan spesifikasi dan jumlah tenaga kerja
pembangunan Block Station disajikan padaTabel 2.23.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
3/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-80
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.22. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPemboran Per Sumur Pengembangan
No Spesifikasi/Jabatan Sertifikasi yangharus dimiliki
Jumlah(orang)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Company Man
K2LL
Rig Superintendent
Wallsite Supevisor
Wireline Service Company
Cementing Service Company
Mud Logging Service Company
Well testing Service CompanyMud Engineering Service Company
Casing Crew Service Company
Administration Rig
General Service Company
Camp Service
Catering Service
Security Service
Tool Pusher
Driller
Floorman
Derrickman (operator Menara Bor)
Crane Operator
Store Keeper
Roustabout
Medical
Chief Mekanik
Mechanic
Welder
Electrician
AP-3
AP-3
AP-3
AP-3
JB-3
OBL
OMB
SLO
-
OLB
-
Min. G-5
2
2
2
2
5
6
6
43
3
2
2
8
8
6
3
3
12
33
3
3
12
2
2
10
2
2
Total 118
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
4/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-81
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.23. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPembangunan Per Block Station
Spesifikasi Jumlah Total
PEMBANGUNAN BS
1. TenagaUn-Skill
a. Penjaga malam
b. Ofice boy
c. Pemantu rumah tangga
d. Tukang gali
e. Pembantu tukang pekerjan sipil
f. Tukang-tukang pekerjan sipilg. Tukang las pipa air
h. Sopir kendaraan penumpang
4
2
2
20
20
155
5
Jumlah 73
2. TenagaSkill
a. Engineer project
b. Drafter
c. Foremen
d. Operator alat berat
e. Operator mesin berputar
f. Mekanik
g. Sopir kendaraan berat
10
4
6
5
5
5
4
Jumlah 39
Total 112
Pembangunan transmisi gas akan membutuhkan tenaga kerja baik tenaga skillmaupun
non skill. Jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang akan dibutuhkan 156 orang
dengan spesifikasi dan jumlah masing-masing jenis dan spesifikasi tenaga disajikan
pada tabel berikut.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
5/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-82
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.24. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPembangunan Transmisi Gas
Spesifikasi Jumlah Total
PEMBANGUNANPipe Line
1. TenagaUn-Skill
a. Tukang gali
b. Labor pipa
c. Office boy
d. Sopir kendaraan ringan
20
20
4
10
Jumlah 54
2. TenagaSkill
a. perator peralatan berat
b. Welder (tukang las bersertifikat)
c. Foreman
d. Engineer
e. Suveyor (Juru Ukur)
f. Sopir kendaran berat
10
32
6
10
4
10
Jumlah 72Total 156
Fabrikasi pipa dan peralatan konstruksi lain yang dilakukan di luar lokasi kegiatan juga
secara tidak langsung akan menyerap tenaga kerja, baik tenaga skill maupunnonskill.
Tenaga kerja konstruksi harus orang Indonesia, dengan pengecualian yang sangat
terbatas di mana diperlukan kecakapan spesialis dan yang tidak tersedia di Indonesia.
Personil setempat yang memenuhi kualifikasi pekerjaan tertentu akan direkrut.
Dengan melihat tingkat kebutuhan tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam kegiatan
konstruksi ini cukup banyak, maka kemungkinan besar kebutuhan tenaga kerja tidak
akan cukup bila hanya dipenuhi dari tenaga kerja yang berasal dari penduduk lokal,
mengingat untuk kegiatan ini sangat banyak membutuhkan tenaga kerja yang harus
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
6/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-83
PT PERTAMINA EP -PPGM
memiliki kualifikasi dan sertifikasi tertentu. Oleh karena itu berkaitan dengan kenyataan
di atas, dampak potensial yang akan muncul yaitu berupa kecemburuan sosial bagi
tenaga kerja lokal yang tidak dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja, sedangkan pada sisi
lain akan muncul dampak potensial berupa munculnya persepsi positif terhadap
kegiatan proyek karena dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja.
B. Tahap Konstruksi
Konstruksi Pengembangan Lapangan Gas Matindok bagian hulu dapat digolongkan menjadi
3 (tiga) aktivitas yang saling terkait sebagai berikut:
1) Konstruksi untuk persiapan pemboran sumur
2) Konstruksi BS dan GPF
3) Pemasangan pipa penyalur gas.
Selama keseluruhan kegiatan konstruksi, suatu program akan dilaksanakan untuk
mengawasi pembuangan limbah konstruksi dengan cara yang sesuai dengan aturan dan
peraturan lingkungan hidup Indonesia. Pemrakarsa akan mengadakan perencanaan sebagai
program pemantauan, sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah Kontraktor Pertamina
EP, untuk memastikan dilaksanakannya aturan dan peraturan tersebut. Komponen kegiatan
pada tahap konstruksi dan limbah spesifik serta dampak-dampak yang diperkirakan akan
timbul akan dibahas di bawah ini.
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, Material dan Tanaga Kerja
Kegiatan pengangkutan peralatan dan bahan serta tenaga kerja untuk pengembangan
lapangan akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat ke lokasi rencana kegiatan
pemipaan dan fasilitas produksi gas. Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan
berat dan material yang sangat banyak dan diangkut dengan kendaraan berbadan
besar akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, kadar debu ke lingkungan
sekitar, gangguan kelancaran lalulintas setempat dan aktivitas penduduk. Di samping itu
apabila tonase kendaraan berat maupun material yang diangkut melampaui kelas jalan
akan berdampak pada kerusakan jalan, selain itu juga meningkatnya resiko kecelakaan
lalulintas.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
7/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-84
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Pembukaan dan Pematangan Lahan
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan mencakup:
a) Penebangan dan pembersihan pohon dan semak belukar pada lokasi tapak proyek,
yang luasnya sesuai dengan keperluan peruntukan lahannya.
b) Perataan dan penimbunan dilakukan untuk pematangan lahan yang akan digunakan
sebagai lokasi tapak sumur, perpipaan dan fasilitas produksi. Dalam pemenuhan
material penimbunan, tidak didatangkan dari luar, tetapi memanfaatkan material
hasil perataan areal yang bergelombang di sepanjang ROW pipa secara cut and fill.
c) Pada ROW yang memotong drainase alami dan/atau sungai, akan dipasang gorong-
gorong dan jembatan agar tidak menghambat pola aliran air. Gorong-gorong akan
dipasang pada drainase alami dan/atau anak sungai yang lebarnya lebih besar atausama dengan 2 m.
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan berakibat terbentuknya limbah-
limbah berikut ini:
a) Pembukaan - Perataan dan Pengerasan Lahan-Pembukaan untuk fasilitas (base
camp, jalan, laydown area) akan dilaksanakan dengan penebangan dan perataan
sedikitnya footprint yang diperlukan untuk medukung pekerjaan yang sedang
berlangsung secara aman. Diantisipsi bahwa tidak akan mendatangkan bahan untuk
pengurukan. Pemotongan lebih, apabila ada akan disimpan di lokasi atau dibuang
di suatu daerahoffsiteyang ditunjuk.
b) Limbah sanitasi - Limbah sanitasi yang berasal dari camp pekerja akan dikelola di
lokasi.
c) Sampah - Limbah Padat yang berasal dari camp pekerja akan ditimbun di dalam
tempat pengurukan di lokasi.
d) Gas Buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untukcamppekerja akan dipasok oleh
generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi
pengendali emisi baku dan akan menggunakan solar berkadar belerang rendahguna meminimasi emisi sulfur dioksida.
e) Emisi knalpot Mesin dan Kendaraan Pengoperasian peralatan konstruksi dan
kendaraan personil akan menghasilkan emisi knalpot dalam jumlah kecil.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
8/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-85
PT PERTAMINA EP -PPGM
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan berakibat dampak negatif berikut ini:
a) Pembukaan, Perataan dan Pengerasan Lahan - Pembukaan untuk lokasi jalan masuk
dan sumur pengembangan, BS/GPF, pemasangan pipa, dan fasilitas (base camp,
jalan, laydown area) akan dilaksanakan dengan penebangan dan perataan untuk
footprint yang diperlukan untuk medukung pekerjaan yang sedang berlangsung
secara aman. Kegiatan ini akan menyebabkan pengurangan penutupan lahan oleh
vegetasi sehingga dapat merubah ikim mikro, mempercepat aliran air permukaan
setempat, menambah resiko erosi, menimbulkan debu, kebisingan dari mesin-mesin
yang digunakan.
b) Keberadaan tenaga kerja di camp-camp dalam waktu yang relatif lama akan
berpengaruh pada sanitasi lingkungan dan sampah padat. Selain itu gas buang darimesin diesel di camp menyebabkan penurunan kualitas udara lokal.
c) Limbah Sanitasi Limbah sanitasi yang berasal dari camp pekerja akan dikelola
sesuai dengan pengolahan limbah domestik.
d) Pembersihan jalur untuk pipa yang memotong saluran irigasi dan sungai kecil akan
berpotensi mengganggu aliran air;
Adapun dampak positifnya berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada
yang berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi
pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dan
sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
3. Kegiatan KonstruksiBlock Station(BS) dan Fasilitas Produksi Gas GPF
Konstruksi fasilitas produksi gas yang meliputi BS dan GPF akan dilakukan di 3 lokasi
yaitu Sukamaju, Donggi dan Matindok. Secara umum kegiatan konstruksi meliputi:
a) Pembangunan fondasi struktur dan perlengkapan untuk fasilitas produksi dan
persiapan pemboran
b) Pendirian bangunan-bangunan dan pemasangan peralatanc) PekerjaanPiping System
d) Pekerjaanelectrical dan peralatan ( instrument)
Konstruksi fasilitas penunjang produksi gas di darat diprakirakan akan berakibat
timbulnya limbah-limbah berikut ini:
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
9/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-86
PT PERTAMINA EP -PPGM
a) Pigging dan Hydrotest
Pigging yaitu kegiatan pembersihan kotoran-kotoran dalam pipa yang mungkin
masih tertinggal selama penyambungan pipa. Pigging dilakukan dengan cara
memasukkan alat pembersih (polyuritane pig) ke dalam pipa yang didorong oleh
udara dari kompresor hingga pig mencapai ujung pipa. Fasilitas pigging berupa pig
launcher dan pig receiver akan dipasang di ujung depan dan ujung belakang.
Pigging dilakukan 2 kali, yaitu saat penyambungan pipa pada setiap sekat pipa, dan
setelah selesai uji hydrostatic.
Uji hidrostatik dilaksanakan setelah seluruh pemasangan jalur pipa selesai dengan
kebutuhan air sebanyak 20.000 m3
, dimana pelaksanaannya dibagi menjadi
beberapa segmen yaitu yang di area Donggi menggunakan air dari Sungai Karya
yang berjarak sekitar 300 m dari Block Station dengan debit air sungai
2,25 m3/detik, area Matindok menggunakan air dari Sungai Kayoa yang berjarak
sekitar 50 m dari Block Station dengan debit air sungai 4,25 m3/detik, sedangkan
area Sukamaju menggunakan air dari sungai yang berjarak sekitar 300 m dari Block
Station dengan debit 0,025 m3/detik, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kelaikan pipa (kemungkinan bocor dan ketahanan terhadap tekanan).
Air dari sungai terlebih dahulu dialirkan dengan menggunakan pompa ke dalam
tangki (Water Pond), kemudian air dipompakan dengan menggunakan pompa
centrifugal ke dalam pipa hingga penuh sehingga tidak terdapat celah udara, lalu
dilakukan penekanan hingga mencapai tekanan yang ditentukan dengan
menggunakan pompa Displacement Pump (Plunger Pump)yang tekanannya 1,5 kali
dari tekanan kerja. Tekanan tersebut ditahan selama waktu yang ditentukan.
pengamatan dilakukan dengan memperhatikan manometer yang terpasang dan
pencatatan tekanan (pressure recorder), serta pemeriksaan langsung sepanjang
jalur yang diuji.
Media air untuk uji hidrostatik pipa tidak diberi bahan kimia. Setelah uji hidrostatik
selesai, air bisa langsung dibuang kembali ke badan air semula dengan cara
perlahan-lahan agar tidak menimbulkan peningkatan debit dan arus sungai yang
mencolok.
b) Gas buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untuk camp akan dipasok oleh
generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi
pengendali emisi standard dan akan mempergunakan BBM berkadar sulfur rendah
guna meminimasi emisi sulfur dioksida.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
10/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-87
PT PERTAMINA EP -PPGM
c) Pembersihan Peralatan Sebelum komisioning, peralatan akan dicuci secara
internal. Limbah air cucian tersebut akan ditangani sama seperti air hydrotest.
d) Buangan Uap dari generator/ventilasi bejana Operasi generator pembangkit listrik
dan sejumlah kecil ventilasi bejana selama komisioning akan dilepas ke udara.
e) Grit (material sand blasting) Sejumlah kecil grit dari operasi sand blasting akan
terlepas ke lingkungan.
f) Tumpahan tidak sengaja jenis material bahan bakar atau cat Tumpahan dari
lokasi kegiatan akan disimpan dan dikumpulkan untuk pembuangan akhir.
g) Pengerukan dan penggalian Sisa hasil pengerukan tanah hasil galian akibat
kegiatan konstruksi akan ditimbun di tempat yang ditentukan yang kemungkinan
akan digunakan kembali untuk penimbunan/pengurugan .h) Puing dari Pembuangan Bebatuan Puing bebatuan akan ditimbun di suatu tempat
urukan tanah yang ditentukan
i) Limbah Sanitasi Air limbah sanitasi akan dikumpulkan dan diolah sampai standard
yang berlaku sebelum dibuang ke sungai.
Fasilitas produksi gas yang meliputi pembangunan BS dan GPF diprakirakan berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan berikut ini.
a) Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik dan kendaraan
bermotor proyek menyebabkan penurunan kualitas udara secara lokal.
b) Lalu lalang kendaraan proyek dan deru mesin yang digunakan untuk kegiatan
konstruksi akan menyebabkan kebisingan dan peningkatan kadar debu.
c) Lumpur pengeboran yang water-based dan tidak beracun untuk pengembangan
sumur, cuttings selama pengeboran, air bekas hydrotest, pembersihan peralatan
sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan
kualitas air sungai di sekitar kegiatan dan oleh karena air sungai ini bermuara di laut
maka akan menyebabkan penurunan kualitas air laut dan mempengaruhi kehidupan
biota laut.
d) Tumpahan tidak sengaja jenis material dan bahan bakar akan menurunkan
kualitas air sungai.
e) Kebutuhan air untuk hydrotest yang besar dan diambilkan dari sungai di sekitarnya,
maka diprakirakan akan mengurangi debit sungai.
f) Limbah domestik para pekerja akan berpotensi menurunkan kualitas sanitasi
lingkungan sekitarnya.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
11/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-88
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tanggung jawab atas konstruksi dan komisioning fasilitas BS dan GPF, akan ditugaskan
kepada kontraktor utama PT. Pertamina EP.
Pelaksanaan proyek akan didasarkan pada pasokan material sebanyak mungkin yang
tersedia dari Indonesia, dan pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan tenaga kerja
lokal. Hampir semua keperluan sumber daya seperti peralatan, material, jasa-jasa dan
tenaga kerja Kontraktor tersedia di Indonesia, namun kemungkinan besar tidak tersedia
di sekitar proyek, misalnya dalam penyediaan bahan bakar, pelumas, dan beberapa
material konstruksi. Pasir, agregat, dan papan kayu mungkin tersedia dari sumber-
sumber di Kabupaten Banggai dan sekitarnya.
Kegiatan konstruksi BS dan GPF serta fasilitas terkait di darat berpotensi menimbulkan
dampak positif berikut ini:
a) Berdampak positif berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada yang
berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi
pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dan
sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
b) Munculnya persepsi positif masyarakat, karena dengan akan dipasangnya jaringan
listrik beserta peralatannya, masyarakat beranggapan bahwa meskipun hanya
terbatas pada penerangan jalan akses ke lokasi pemboran, masyarakat sedikit
banyak akan dapat ikut mendapatkan manfaat dari adanya penerangan listrik
tersebut.
4. Pemasangan Pipa Penyalur Gas
Alternatif pemasangan jalur pipa gas (trunkline) dari Block StasionDonggi ke LNG Plant
akan dibuat tiga jalur alternatif berikut ini.
a) Jalur alternatif1 yaitu pemasangan pipa gas dari BS Donggi melintasi SM
Bakiriang berdampingan jalan provinsi, penggelaran pipa ditanam sedalam 2 meter
kemudian ditimbun kembali. Teknik pemasangan pipa secara umum sama dengan
perlakuan normal, yaitu:
Penggunaan alat berat seminimal mungkin
Galian lubang pipa tidak ditinggal lama, metode yang digunakan metode pre trech,
segera setelah sambungan pipa selesai, pipa segera ditanam dan lubang galian
ditimbun kembali
Tidak bekerja pada malam hari
Tidak ada jalan inspeksi khusus untuk pipa melainkan menggunakan jalan provinsi
yang telah ada
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
12/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-89
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Jalur alternatif2 yaitu pemasangan pipa gas melintasi SM Bakiriang dilakukan
dengan sistem pemboran horizontal atau Horizontal Directional Drilling (HDD). Pipa
dimasukkan ke dalam tanah dengan dibor secara horizontal sebelum masuk SM
Bakiriang. Oleh karena lahan SM Bakiriang yang akan dilalui sepanjang 3 km maka
di setiap jarak 1 km akan ada lahan yang dipakai untuk penyambungan dan
pemboran. Diperlukan lahan 2 ha untuk area kerja drilling pada segmen
berikutnya dan penyambungan pipa.
c) Jalur alternatif3 yaitu pemasangan pipa gas dari BS Donggi akan dilakukan
melalui dasar laut pantai SM Bakiriang sepanjang sekitar 4 km. Ditinjau dari sisi
tingkat kesulitan teknis pemasangan dan biaya perawatan, jalur alternatif3 relatif
lebih mahal.
Jalur alternatif2 dan jalur alternatif3 dimaksudkan untuk menghindari gangguan pada
lahan di Bakiriang sebagai Suaka Margasatwa, walaupun kondisi hutan di SM Bakiriang
sekarang ini sudah ada perambah liar.
a. Jalur Darat
Altrernatif 1
Di jalur darat sebagian besar pipa dipasang dengan jarak paling dekat 200 m dari
jalan provinsi pada kedalaman 2 m. Jalur pipa di darat akan memotong beberapa
jalan raya, sungai dan atau rawa. Pipa yang akan memotong sungai dan rawa
terdiri dari:
Sungai besar sebanyak 8 sungai, kedalaman 5 8,5 meter dan lebar 80 102
meter. Metode pemasangan dengan Pull laying with concrete weight
Sungai kecil sebanyak 12 sungai kedalaman, 1,5 3 meter dan lebar 20 80
meter. Metode pemasangan dengan sistem open cut.
Rawa besar sebanyak 1 lokasi, kedalaman 0,5 1,5 meter dan lebar 300 meter.
Metode pemasangan dengan sistem Pull laying with concrete weight.
Rawa kecil sebanyak 2 lokasi dengan kedalaman 0,4 1,5 meter dan lebar 100
meter. Metode pemasangan adalah sistem Pull laying with concrete weight.
Gambar 2.33 menggambarkan bagaimana teknik pemasangan pipa gas memotong
jalan raya.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
13/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-90
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 2.33. Disain Peletakan Typical Highway Crossing
Pada prinsipnya teknik pemasangan pipa memotong jalan raya dan sungai akan
sama yakni pipa ditanam sedalam 2 meter dari permukaan sekitar jalan raya
(general common level) dan dibalut dengan isolator dan pipa casing. Apabila jalur
pipa tersebut memotong alur sungai, pipa ditanam memotong sungai dan dipasang
minimal 2 meter di bawah dasar sungai.
Gambar 2.34. Disain PeletakanTypical River CrossingDi Bawah Dasar Sungai
2 MTRTOP CASING
BOP CASING
ENT
ENT
ADAN JAL N RAYA
2 m 2 m
alur pipa
2 m
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
14/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-91
PT PERTAMINA EP -PPGM
Pembuatan desain pipa transmisi telah memperhatikan pada code dan standard dan
peraturan pemerintah yang berlaku, komposisi gas, kelas lokasi, faktor laju korosi
dan faktor desain kekuatan yang lebih tinggi, sehingga diharapkan pipa memiliki
kemampuan dan kehandalan yang tinggi. Selain itu pipa juga diproteksi katodik dan
diberi pembalut luar pipa (external coating)untuk melindungi pipa dari korosi luar.
Setelah kegiatan pembersihan lahan dan pematangan lahan selesai, maka kegiatan
pemasangan pipa penyalur gas dilaksanakan dengan urutan pekerjaan berikut ini:
1) Penggalian tanah yang akan ditanami pipa,
2) Pengelasan pipa di lokasi pemipaan,
3) Uji radiografi,4) Penurunan pipa,
5) Penanaman pipa,
6) Hydrotest,
7) Pembersihan/pengeringan dalam pipa(pigging).
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas di darat berpotensi menimbulkan dampak
berikut ini.
a) Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan
terganggunya aktivitas penduduk di sekitar jalan atau terbatasnya keleluasaan
penduduk dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari sampai dengan
tertanamnya kembali pipa ke tempat yang telah ditentukan. Selain itu kegiatan
ini akan menyebabkan kebisingan dan peningkatan debu.
b) Pemasangan pipa yang memotong jalan berpotensi akan mengganggu
kelancaran lalulintas dan keselamatan lalulintas.
c) Setelah pipa dipasang, maka akan dilakukan hydrotest menggunakan air yang
diambil dari sumber air terdekat. Air bekas hydrotest akan dibuang ke sungai
sesuai peraturan yang berlaku, namun masih berpotensi dapat berdampakterhadap kualitas air sungai.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
15/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-92
PT PERTAMINA EP -PPGM
Alternatif 2
Jalur alternatif2 yaitu pemasangan pipa gas melintasi SM Bakiriang dilakukan
dengan sistem pemboran horizontal atau Horizontal Directional Drilling (HDD). Di
depan telah dijelaskan bahwa pemasangan pipa sebelum masuk SM Bakiriang akan
dimasukkan ke dalam tanah dengan dibor secara horizontal. Oleh karena lahan SM
Bakiriang yang akan dilalui sepanjang 3 km maka pada setiap jarak 1 km akan
ada lahan yang dipakai untuk penyambungan pipa dan pemboran tanah. Untuk itu
akan diperlukan lahan 2 ha untuk area kerja pemboran pada segmen berikutnya
dan penyambungan pipa.
b. Jalur Laut
Pemasangan pipa gas dari BS Donggi untuk jalur alternatif3 ini akan dilakukan
melalui dasar laut pantai SM Bakiriang sepanjang sekitar 4 km. Ditinjau dari sisi
tingkat kesulitan teknis pemasangan dan biaya perawatan jalur alternatif3 relatif
lebih mahal.
Fasilitas fabrikasi pipa yang ada di darat diangkut ke lokasi menggunakan tongkang.
Sumber-sumber daya untuk keperluan usaha konstruksi sebagian besar akan
tersedia di tongkang-tongkang dan kapal-kapal pendukung dan hanya sedikit
logistik dan material akan dibutuhkan dari tim di darat. Diperkirakan hanya
beberapa sumber daya dari pangkalan di darat diperlukan seperti bahan bakar dan
barang pakai lainnya termasuk fasiltas camp sementara. Namun demikian, instalasi
dan konstruksi jalur pipa di pantai akan memerlukan sebuah tim kecil yang akan
berpangkalan di lokasi di darat.
Aktivitas konstruksi yang terkait dengan pembangunan pipa lepas pantai dapat
dibagi menjadi fabrikasi dan pemasangan jalur pipa di pantai. Pekerjaan konstruksi
akan dibagi menjadi fase-fase utama berikut ini:
1). Fabrikasi di Darat Bagian-bagian struktural pipa akan difabrikasi, dirakit dan
dites sebagai unit fungsional lengkap di bengkel fabrikasi di darat.2). Angkutan ke Lokasi Pipa yang telah di-pra-rakit akan diangkut dari tempat-
tempat fabrikasi ke lepas pantai SM Bakiriang menggunakan tongkang khusus
untuk tujuan tersebut.
3). Instalasi di Lepas Pantai Fase konstruksi marine ini melibatkan pemancang
fondasi dan pemasangan pipa.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
16/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-93
PT PERTAMINA EP -PPGM
Setelah memancang tiang pemancang fondasi kemudian semua komponen pipa dan
peralatan akan disambung dan dipersiapkan untuk tujuan komisioning. Akan
tersedia sebuah kapal pendukung pekerjaan penyelaman apabila diperlukan
pekerjaan di bawah laut.
Pipa untuk pipa penyalur akan difabrikasi, di-corrosion coated dan concrete coated
di tempat-tempat fabrikasi dan kemudian diangkut ke lokasi untuk dikonstruksi.
Terdapat tempat-tempat di dasar laut yang terdiri dari gelombang pasir dan
mungkin akan diperlukan pengerukan beberapa bagian gelombang pasir tersebut.
Pipa penyalur akan diletakkan di dasar laut mengacu pada Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi No 300.K/38/M.PE/1997 tertanggal 28 April 1997 tentang
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi. Platform risers mungkin
telah di-pra-instalasi pada pipa penyalur, tergantung dari enginiring dan penilaian
rinci kondisi lingkungan. Gambar 2.35 menunjukkan bagaimana teknik
pemasangan pipa gas bawah dasar laut.
Gambar 2.35. Konstruksi Pipa Bawah Laut
Pipa penyalur lepas pantai disalurkan ke fasilitas di darat melalui suatu bagian yang
lazim disebut shore approach pipa penyalur. Tempat ini biasanya merupakan
transisi antara pipa penyalur bawah laut di garis pantai dan pipa penyalur di darat.
Shoreline approach pipa penyalur dibangun menggunakan metode parit terbuka
konvensional. Akan dibuat parit dari dataran lumpur dekat pantai ke suatu lokasi di
darat. Pipa penyalur akan dipasang di dalam parit tersebut dan diurug kembali
m
m
m
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
17/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-94
PT PERTAMINA EP -PPGM
menggunakan tanah setempat atau batu-batuan rekayasa. Sesuai peraturan
Indonesia, pipa penyalur di shore approach harus diberi parit dan dikubur sampai
kedalaman 2 m sampai kedalaman air 12 m. Metode-metode konstruksi shore
approach pipa penyalur sedang diteliti untuk memperoleh solusi alternatif.
Pra-Komisioning Pipa Penyalur. Pra-komisioning atau uji hidrostatik tidak
menggunakan corrosion inhibitor, tetapi menggunakan air tawar. Pipa penyalur
akan dibersihkan dan diukur sebelum air dikeluarkan. Pengeluaran air akan
dlilakukan menggunakan udara, kompresor dan serangkaian pig trains dengan
prosesdewatering, dryingdanpurging.
Untuk keamanan dan keselamatan bersama, beberapa upaya yang dilakukan
terhadap ROW pipa adalah:
dipasang rambu-rambu peringatan bahwa areal tersebut merupakan ROW
inspeksi rutin(pipe checker)
rutin maintenance ROW
Jalur pipa akan dilengkapi dengan Emergency Shutdown Valve (ESDV) atau Local
Block Control Valve (LBCV) untuk mengantisipasi apabila terjadi kebocoran pipa,
baik di darat maupun di laut. Jumlah fluida/gas yang terlepas jika terjadi kebocoran
diperkirakan sebesar 45 MMSCF.
Kegiatan Pembangunan Instalasi Jalur Pipa & Shore Approach berpotensi
menimbulkan limbah berikut:
a) Air Hydrotest Sebelum pra-komisioning fasilitas dan pipa penyalur, maka akan
digunakan air tawar untuk hydrotest bejana tekan dan pipa penyalur. Setelah
hydrotest, maka air yang kurang-lebih 20.000 m3
, akan dialirkan ke laut lepas.
b) Gas buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untuk camp akan dipasok olehgenerator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi
pengendali emisi standard dan akan mempergunakan BBM berkadar sulfur
rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida.
c) Pembersihan Peralatan sebelum komisioning, peralatan akan dicuci secara
internal. Limbah air cucian tersebut akan ditangani sama seperti air hydrotest.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
18/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-95
PT PERTAMINA EP -PPGM
d) Gas Buang dari generator/ventilasi bejana Operasi generator pembangkit
listrik dan sejumlah kecil ventilasi bejana selama komisioning akan dilepas gas
buang ke udara yang secara periodik akan dipantau.
e) Grit (material sand blasting) Sejumlah kecil grit dari operasi sand blasting
akan terlepas ke lingkungan.
f) Barang Terjatuh Pada aktivitas konstruksi penyalur dan kemungkinan akan
ada barang terjatuh dari bargesekalipun relatif sedikit.
Kegiatan konstruksi instalasi pipa jalur alternatif3 di lepas pantai SM Bakiriang ini
berpotensi menimbulkan dampak negatif berikut:
a) Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik menyebabkanpenurunan kualitas udara secara lokal.
b) Berbagai barang yang terjatuh, pengerukan, puing penimbunan batu akan
berpotensi menimbulkan kerusakan batukarang.
c) Tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar akan menurunkan kualitas
air yang dapat mempengaruhi biota laut.
d) Perusakan terumbu karang yang dilindungi
e) Perusakan pantai untuk tempat bertelur burung Maleo yang dilindungi.
f) Kebutuhan lahan yang lebih luas yang berpotensi memunculkan keresahan
masyarakat khususnya dalam proses penggantian nilai lahan
Adapun dampak positifnya berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar
pantai ada yang berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung
makan, menjadi pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko
kelontong, dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
5. Pengelepasan Tenaga Kerja
Pada akhir masa konstruksi, tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur sampai
dengan berakhirnya kontrak kerja di unit kerja masing-masing. Pelaksanaan
penglepasan tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
Kegiatan penglepasan tenaga kerja ini berpotensi menimbulkan dampak berupa
hilangnya mata pencaharian penduduk dan pendapatan masyarakat, penurunan
perekonomian lokal serta munculnya persepsi negatif masyarakat sehubungan nantinya
akan meningkatkan angka pengangguran.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
19/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-96
PT PERTAMINA EP -PPGM
C. Tahap Operasi
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja untuk operasional produksi gas cukup besar, sebagian merupakan tenaga
ahli dengan skill yang cukup tinggi sampai sangat tinggi, dan sebagian lainnya bukan
tenaga ahli. Pelaksanaan penerimaan tenaga kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
a. Penerimaan tenaga kerja BS/GPF
Jumlah personil yang dibutuhkan untuk mengoperasikan BS/GPF tahap awal
tergantung pada opsi pengolahan yang dipilih. Tabel 2.25 menunjukkan perkiraan
jumlah dan spesifikasi tenaga kerja untuk operasional masing-masing unit BS/GPF
lebih kurang 26 orang.
Tabel 2.25. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaOperasional dalam Satu Unit BS/GPF
No Spesifikasi Jumlah Total
1.
2.
TenagaUn-skill
a. Office-Boy
b. Cleaning services
c. Sopir kendaraan penumpang
d. Security
Tenaga Skill
a. Operator produksi
b. Foreman produksi
4
4
2
4Jumlah
8
4
Jumlah
14
12
Total 26
b. Penerimaan tenaga kerja penyaluran gas, pengangkutan kondensat dan sulfur
Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja untuk operasional transmisi gas, pengangkutan
kondensat dan sulfur yang akan dibutuhkan hanya 28 orang (Tabel 2.26).
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
20/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-97
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.26. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPenyaluran Gas, Pengangkutan Kondensat dan Sulfur
No Spesifikasi Jumlah Total
1.
2.
TenagaUn-skill
a. Office-Boy
b Sopir kendaraan ringan
Tenaga Skill
a. Pipa checker
b. Operator peralatan berat
c. Foreman
b. Sopir kendaraan berat
2
6
Jumlah
14
2
2
2Jumlah
8
20
Total 28
Kegiatan penerimaan tenaga kerja berdampak negatif terhadap proses sosial
sebagai akibat adanya rasa tidak puas atau kecemburuan warga masyarakat sekitar
yang tidak dapat diterima sebagai tenaga kerja. Kondisi ini akan memunculkan sikap
dan persepsi negatif masyarakat. Namun pada sisi yang lain kegiatan ini berdampak
positif terhadap kemungkinan munculnya berbagai kesempatan berusaha yang
dapat dibuka oleh warga masyarakat untuk memenuhi keperluan para tenaga kerja.
2. Pemboran Sumur Pengembangan
Sumur-sumur pengembangan di Donggi, Minahaki, Matindok, Sukamaju, dan Maleoraja
dibor dengan menggunakan land-rigyang kapasitasnya sesuai dengan kedalaman yang
akan dicapai. Peralatan pemboran telah dilengkapi dengan pencegahan semburan liar
(blow out preventer), Standard Operation Procedure (SOP), dan penanggulangan
keadaan darurat (emergency respon plan). Peralatan berat yang telah selesai digunakan
kemudian dimobilisasi dan didemobilisasi dengan kendaraan berat. Operasi pemboran
sumur pengembangan berakibat timbulnya dampak berikut ini:
a) Lumpur Pengeboran Semua sumur akan dibor menggunakan lumpur yang water-
based dan tidak beracun. Pengeboran reservoar akan dilakukan menggunakan low-
toxicty, synthetic oil-based atau water-based mud.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
21/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-98
PT PERTAMINA EP -PPGM
b) Cuttings Cuttings yang akan dihasilkan selama pengeboran kira-kira 3000-3800
bbl, dan cuttings akan dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c) Gas buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untuk camp akan dipasok oleh
generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi
pengendali emisi standard dan akan mempergunakan BBM berkadar sulfur rendah
guna meminimasi emisi sulfur dioksida.
d) Pengerukan Sisa hasil pengerukan tanah akibat kegiatan konstruksi akan ditimbun
di tempat yang ditentukan yang kemungkinan akan dapat digunakan kembali untuk
penimbunan.
e) Puing dari Pembuangan Bebatuan Puing bebatuan akan ditimbun di suatu tempat
urukan tanah yang ditentukanf) Limbah Sanitasi Air limbah sanitasi akan dikumpulkan dan diolah sampai standard
yang berlaku sebelum dialirkan ke sungai.
Kegiatan pemboran sumur-sumur pengembangan struktur Donggi, Minahaki, Matindok,
Sukamaju dan Maleoraja berpotensi menimbulkan dampak negatif berikut:
a) Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik menyebabkan
penurunan kualitas udara secara lokal, yang bisa membayakan kesehatan manusia.
b) Lumpur pengeboran yang water-based dan tidak beracun, material sand blasting
(grit) cuttingsyang dicuci, dan air pembersihan peralatan sebelum komisioning yang
dibuang di sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air sungai dan
mempengaruhi lehidupan biota air.
c) Tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar atau cat juga akan
menurunkan kualitas air yang dapat mempengaruhi biota air.
Adapun dampak positifnya berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada
yang berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi
pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dansebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
3. Operasi Produksi di Fasilitas Produksi Gas
Seluruh produksi dari sumur-sumur gas dialirkan ke fasilitas produksi gas berupa Block
Station,setelah melalui Header Manifold, gas akan masuk ke dalam separator. Dari BS,
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
22/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-99
PT PERTAMINA EP -PPGM
gas yang sudah mengalami pemisahan pada tahap awal akan dialirkan ke CO2and H2S
removal plant atau AGRU (Acid Gas Removal Unit) dan SRU (Sulfur Recovery Unit)
masing-masing untuk menurunkan kadar CO2 dan H2S, selanjutnya gas dikeringkan di
Unit TEG dehydratiion (DHU) dan kelembabannya di kontrol menggunakan DEW Point
Control (DCU). Gas yang telah memenuhi standar gas sale diukur melalui fasilitas
metering dan dialirkan melalui pipa ke Kilang LNG. Sulfur (belerang) hasil pemisahan
dari gas alam dalam bentuk cake/biosulfur yang dapat langsung di landfill atau dapat
digunakan sebagai pupuk. Sedangkan kondensat langsung dialirkan ke tangki penimbun
kondensat untuk selanjutnya dikirim dengan mobil tangki ke Tangki Penampung
Kondensat milik JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Bajo. Flare didisain untuk
menangani dua proses, yaitu untuk mengatur dan membuang gas ringan tekanan tinggidalam kondisi tidak normal (blowdown), dan untuk Penglepasan dan mengaburkan gas
buang yang didalamnya masih mengandung partikel gas CO 2rendah.
Limbah yang berasal dari Pengoperasian Fasilitas Produksi Gas, misalnya :
1) Limbah mengandung gas
a) Emisi gas dari penggerak peralatan utama.
Peralatan utama, seperti kompresor, genset dan pompa-pompa menggunakan
mesin berbahan bakar gas. Gas buang hasil pembakaran akan dilepas ke udara
terbuka.
b) Emisi gas dari penggerak mesin Cadangan tenaga listrik menggunakan mesin
pembangkit berbahan bakar diesel. Mesin diesel akan dipakai hanya sewaktu
penggerak mesin utama tidak bekerja. Limbah dari mesin dalam bentuk gas
buang akan dilepas ke udara terbuka.
c) Gas cerobong pemanas regenerator glycol Regenerasi glycol yang dipakai
pada unit pengering adalah dengan cara menguapkan air yang diserap dalam
pemanas semburan-gas. Gas cerobong pemanas akan dilepas ke udara terbuka.
d) Emisi suar api (flare stack) Suar api didisain untuk menangani dua proses,yaitu untuk mengatur dan membuang gas ringan tekanan tinggi dalam kondisi
tidak normal atau darurat, dan untuk Penglepasan dan mengaburkan gas buang
yang di dalamnya masih mengandung partikel gas masam yang mengandung
CO2 rendah. Emisi dapat meningkat secara signifikan selama operasi tidak
normal, namun jangka waktunya pendek.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
23/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-100
PT PERTAMINA EP -PPGM
2) Limbah cair
a) Air Terproduksi Fasilitas pengolahan meliputi pemisahan setiap air
terproduksi. Air terproduksi akan ditangani tersendiri di instalasi pengelolaan air
limbah (IPAL), sampai kualitasnya memenuhi ketentuan yang ditetapkan untuk
air buangan sebelum dilepas ke badan air.
b) Limbah Domestik Cair Limbah dari Kakus akan diproses dalam septic tank.
Sementara limbah dari kamar mandi, air dari dapur langsung dialirkan ke
sungai.
c) Limbah dari Pengeringan Permukaan Air yang berasal dari hujan yang
menimpa kompleks BS dan GPF, air yang digunakan untuk pembersihan dan
pencucian lantai dan atau fasilitas produksi yang tidak mengandung polutan
akan dialirkan melalui saluran drainase dan dialirkan ke sungai. Sementara air
untuk pengeringan yang mengandung polutan akan dialirkan IPAL.
3) Limbah padat
a) Limbah Domestik Padat Limbah padat organik yang mudah terbakar
dikumpulkan di tempat pembuangan sementara (TPS) dan selanjutnya dibuang
di tempat pembuangan akhir (TPA) yang telah ditentukan kemudian dibakar.
Sementara sampah padat umum yang tidak mudah terbakar yang tidak
membahayakan kesehatan seperti gelas, plastik dan fiber akan dipisah-pisahan,
kemudian akan ditangani lebih lanjut.
b) Limbah Padat Industri Bahan kimia yang berasal dari bahan-bahan yang
digunakan untuk proses atau sisa proses seperti filter-filter bekas, potongan
waste baskets, besi, kawat, lampu, aki, drum plastik bekas kemasan bahan
kimia, oli bekas dikumpulkan dan ditampung sementara pada lokasi yang telah
disiapkan khusus, dan kemudian akan ditangani lebih lanjut oleh pihak ketiga
yang mempunyai ijin pengelolaan limbah B3.
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa keresahan
masyarakat karena kekhawatiran penduduk akan berkurangnya keleluasaanpenduduk dalam melakukan aktivitas di tempat-tempat yang berdekatan dengan
lokasi penanaman pipa. Dampak lainnya adalah terganggunya keamanan dan
keselamatan penduduk apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti
kemungkinan terjadinya kebocoran pipa gas yang akan membahayakan bagi
kesehatan manusia di sekitarnya.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
24/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-101
PT PERTAMINA EP -PPGM
Kegiatan operasi produksi di BS dan GPF menghasilkan limbah yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan berikut.
a) Limbah yang mengandung gas dari emisi limbah dari penggerak turbin,
penggerak mesin dan suar api akan menyebabkan penurunan kualitas udara di
sekitarnya.
b) Limbah cair dari bekas air formasi setelah diolah untuk membuang minyak
bebasnya dan kemudian dibuang ke sungai akan berpotensi menurunkan
kualitas air permukaan.
c) Sampah padat yang berasal dari para pegawai dari dalam komplek BS/GPF bila
tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
4. Penyaluran Gas Melalui Pipa ke LNG PlantPengiriman gas dari pipa BS/GPF dengan cara 2 (dua) alternatif berikut ini.
Alternatif 1
Pipa gas dari BS ke LNG Plant dibangun oleh Pertamina (PPGM). Pipa 16 dari BS
Donggi bergabung dengan pipa 16 dari BS Matindok di junction yang terletak di Desa
Nonong. Selanjutnya gas dikirim ke LNG Plant dengan pipa 18.
Alternatif 2
Pipa dari BS ke LNG Plant digabung dengan pipa yang dibangun oleh MEDCO Tomori.
Pip 16 dari BS Donggi bergabung dijunctionMEDCO di Desa Sinorang. Selanjutnya gas
dikirim dengan pipa 32 ke LNG Plant. Pipa 16 dari BS Matindok bergabung dengan
pipa 32 (trunkline) MEDCO dijunctiondi Desa Nonong.
Produksi gas yang dikirim rata-rata 300 MMSCFD. Pada inlet pipa, terdapat custudy
meteruntuk mengetahui jumlah gas yang dikirim.
Jalur pipa gas dirancang sedemikian rupa, untuk melindungi pipa dan lingkungan dari
bencana dan pencemaran, sedapat mungkin menghindari daerah-daerah yang padat
pemukiman. Pipa diberi lapisan pembungkus (coating), pencegahan korosi dan ditanam
dalam tanah untuk melindungi dari kemungkinan bocor akibat kerusakan. Aliran dan
tekanan gas dipantau secara terus-menerus terhadap adanya indikasi kebocoran pipa.
Apabila terdeteksi adanya gejala kebocoran, operator akan segera melaksanakan SOP
yang telah ditentukan sesuai dengan jenis kejadian yang berlangsung, terutama
tindakan pengamanan operasi dan sistem isolasi.
Untuk kepentingan pembersihan dan keselamatan operasi teknis lainnya, di kedua ujung
saluran gas dilengkapi pig launcher and receiver dan dilengkapi dengan venting.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
25/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-102
PT PERTAMINA EP -PPGM
5. Pengangkutan Kondesat dan Sulfur dengan Transportasi Darat
Kondensat dan sulfur yang berasal dari separator Block Station ditampung dalam Tangki
Penampung sebelum diangkut ke Tangki Penampung Kondensat dan sulfur milik JOB
Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Bajo, Sinorang. Jumlah tangki penampung yang
dipakai sebanyak 2 buah yang dioperasikan secara bergantian. Minyak/ kondensat dan
sulfur akan diangkut dari Block Station ke Bajo, Sinorang dengan menggunakan road
tankatau mobil tangki.
Kegiatan pengangkutan kondensat dan sulfur melalui jalan darat dari fasilitas produksi
gas dilakukan dengan menggunakan mobil tanki ke lokasi Tangki Penampung Kondensat
dan sulfur milik JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Bajo, Sinorang. Kegiatan iniakan menyebabkan gangguan kelancaran lalulintas berupa kecepatan laju di ruas jalan
yang relatif sempit menjadi lebih lambat, dan karena muatan yang berat akan
meningkatkan resiko kerusakan jalan dan jembatan. Selain itu resiko terhadap
keselamatan berlalulintas juga menjadi lebih tinggi yang diantaranya ditandai dengan
banyaknya terjadi kecelakaan lalulintas.
6. Pemeliharaan Fasilitas Produksi
Kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi waktunya secara berkala, tergantung dari
masing-masing jenis peralatan produksi. Kegiatan pemeliharaan di fasilitas produksi gas
antara lain: perawatan terhadap kompresor, generator, pompa, tangki timbun
kondensat, tangki timbunan sulfur, sumur produksi dan pipa. Kegiatan pemeliharaan
tersebut bertujuan untuk pembersihan kotoran, perbaikan dan atau penggantian.
Perawatan tangki timbun akan dilakukan sekitar 10 tahun sekali, dan akan
menghasilkan sludge. Penanganan terhadap sludge akan dilakukan dengan mengacu
kepada Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun. Bahankimia yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan peralatan dan pemrosesan air,
diantaranya gas corrosion inhibiitor, gas dehydrator, reverses demulsifier, portable
water desinfectant (calcium hypochloride), potable water coagulant, potable water
neutralizer (caustic soda) dan cleaner. Mitigasi dampak lingkungan akibat kebocoran
pipa, telah disusun suatu rencana tanggap darurat (emergency response plan). Dengan
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
26/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-103
PT PERTAMINA EP -PPGM
prosedur tersebut, apabila diketahui kebocoran/pencemaran dapat ditanggulangi secara
dini. Penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pemeliharaan peralatan dan fasilitas
pemrosesan gas seperti gas corrosion inhibitor, gas dehydrator, reverses demulsifier,
potable water desinfectant (calcium hypochloride), potable water coagulant, potable
water neutralizer (caustic soda) dan cleaner yang bila tercuci kemudian mengalir ke
badan air akan menyebabkan penurunan kualitas air di sekitar fasilitas produksi yang
dipelihara.
D. Tahap Pasca Operasi
1. Penutupan Sumur
Penutupan operasi sumur dilakukan dengan sumbat semen dan bridge plug dipasang
sesuai dengan ketentuan dan dilakukan uji tekanan. Pada kegiatan ini jenis
pekerjaannya mencakup antara lain: isolasi zona lubang terbuka, isolasi pada lubang
terbuka, penyumbatan atau pengisolasian interval perforasi, penyumbatan tunggul
selubung/linier, penyumbatan selubung 9, pengujian sumbat, pemotongan dan
pengangkatan selubung 9 yang tidak bersemen, pemotongan bagian atas casing
sampai sekitar 5 m di bawah permukaan tanah dan mud line suspension diangkat, dan
pemasangan sumbat semen permukaan (penutup). Laporan peninggalan sumur
disampaikan ke BPMIGAS dan Ditjen MIGAS.
2. Penghentian Operasi Produksi Gas
Penghentian operasi produksi dan penyaluran gas dilakukan dengan pembersihan pipa
transmisi dari sisa gas dengan cara flarringsebelum penghentian operasi produksi gas.
Sementara itu penutupan operasi BS/GPF dilakukan dengan mengikuti prosedur, untuk
menjamin keamanan yang tinggi dan untuk menghindari bahaya semburan liar,
tumpahan kondesat, kebakaran dan kecelakaan kerja. Elemen-elemen yang dapat
menyebabkan adanya bahaya tersebut akan diidentifikasi dan tolok ukur pencegahan
yang tepat dalam menerapkan standar dan kode yang berlaku.
Laporan peninggalan sumur, jalur pipa, BS/GPF dan fasilitas lain disampaikan ke Ditjen
MIGAS.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
27/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-104
PT PERTAMINA EP -PPGM
3. Pembongkaran dan Demobilisasi Peralatan
Pada saat selesainya masa operasi produksi gas (diperkirakan sekurang-kurangnya 20
tahun), peralatan, jaringan pipa dan fasilitas yang telah dipasang akan dibongkar dan
dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan. Pembongkaran pipa ini dimaksudkan
bahwa dengan tidak dioperasionalkan lagi pipa untuk mengalirkan gas, dimungkinkan
pipa akan kororosif dan dapat menyebabkan amblesnya permukaan tanah di atasnya
yang sangat membahayakan bagi manusia, binatang dan komponen lingkungan lainya.
Penanganan terhadap lahan bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar meliputi
pengurugan kembali lobang bekas bongkaran pipa, pembersihan dan rehabilitasi lahan
terbuka yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan tentang
peninggalan lokasi bekas peralatan, jaringan pipa dan fasilitas lainnya disampaikan
kepada BPMIGAS dan Ditjen Migas.
Demobilisasi peralatan diperkirakan akan berpotensi menimbulkan dampak terjadinya
peningkatan kepadatan lalulintas yang mengakibatkan terganggunya kelancaran
lalulintas, terjadinya kerusakan jalan dan jembatan yang dilalui kendaraan berat dan
potensial adanya kecelakaan lalulintas.
4. Revegetasi
Lahan bekas lokasi pipa dan fasilitas lain yang telah dibongkar diurug kembali, diratakan
dan dibersihkan. Kemudian pada lahan tersebut dilakukan revegetasi dengan berbagai
vegetasi lokal yang cepat tumbuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatanrevegetasi tersebut dapat menyebabkan tertutupnya kembali lahan bekas kegiatan
dengan berbagai vegetasi sehingga akan dapat meningkatkan keanekaragaman flora dan
fauna di lokasi tersebut.
5. Penglepasan Tenaga Kerja
Pada akhir operasi produksi gas, tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur
sampai dengan berakhirnya kontrak kerja di unit kerja masing-masing. Pelaksanaan
penglepasan tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
Kegiatan penglepasan tenaga kerja ini berpotensi menimbulkan dampak berupa
hilangnya mata pencaharian penduduk dan pendapatan masyarakat, penurunan
perekonomian lokal dan munculnya persepsi negatif masyarakat terkait akan adanya
peningkatan angka pengangguran.
Adapun ringkasan dari hasil telaahan kaitan antara komponen rencana kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan hidup disajikan pada tabel berikut.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
28/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-105
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.27. Ringkasan Kaitan Komponen Rencana Kegiatan Bagian Huludengan Dampak Lingkungan yang Mungkin Timbul
No om onen ke iatan anmenimbulkan dampak LokasiKomponen Kegiatan Jenis dam ak otensial anDitimbulkan. ahap Prakonstruksi
1. embebasan lahan dan tanamtumbuh
real untuk sumur pengembangan,asilitas produksi gas, dan jalur
pipa gas .
erubahan, perubahan pola kepemilikan lahanpenduduk, fungsi lahan proses sosial, perubahansikap dan persepsi masyarakat.
. enerimaan tenaga kerjasetempat
hususnya Kecamatan Toili Barat,oili, Batui, Kintom dan Kabupatenanggai umumnya.
eningkatan pendapatan masyarakat, prosessosial, perubahan sikap dan persep i, terbuka
esempatan berusaha.
. aha Konstruksi1. obilisasi dan demobilisasi
eralatan, material dan tenagakerja
alan raya dari dan ke pelabuhanongkar muat material menujureal untuk sumur pengembangan
asilitas produksi gas, dan jalurpipa gas.
ebisingan, getaran, peningkatan kadar debu,mempengaruhi transportasi darat: gangguan
elancaran lalulintas, gangguan keselamatanerlalulintas, kerusakan jalan dan jembatan dan
perubahan sikap dan persepsi masyarakat.. embukaan dan pematangan
lahanekitar areal sumurengembangan, fasilitas produksi
gas, dan jalur pipa gas.
erubahan iklim mikro, perubahan bentanglahan, peningkatan debit aliran air permukaan,
eningkatan erosi, kebisingan, peningkatanadar debu, enurunan kualitas sanitasi
lingkungan, gangguan pola aliran air irigasi danungai yang terpotong jalur pipa gas, gangguan
lalulintas alan an ter oton alur i a,engurangan penutupan lahan oleh vegetasi,enurunan flora dan satwa liar, erubahan
kualitas air tanah dangkal, peru ahan sikap danersepsi masyarakat, terbukanya kesempatanerusaha.
. egiatan konstruksi fasilitasproduksi gas (BS GPF)
ekitar sumur pengembangan,BS- PF di 2 lokasi (Donggi danMatindok), 1 BS di Sukamaju.
enurunan kualitas udara, peningk tanebisingan, penurunan kualitas air permukaan,enurunan debit air sun ai sekitar lokasiydrotest, penurunan biota air tawar, penurunan
ualitas sanitasi lingkungan, peningkatanendapatan masyarakat, perubahan sikap danpersepsi masyarakat, terbukan a peluang
erusaha,.a egiatan pemasangan pipa
penyalur gas di darat(Alternatif-1 dan 2)
ekitar jalur pipa gas di darat: MSdi Minahaki S/GPF Donggi;BS/GPF Donggi NG Plant;BS/GPF Matindok junction kepipa 28 yg menuju LNG Plant
angguan lalulintas penduduk, kebisingan,eningkatan kadar debu, penurunan kualitasdara, penurunan kualitas air permukaan,enurunan biota air tawar, peningkatan erosi,enurunan debit sun ai di sekitar ke iatan
hydrotest, gangguan pada sistem irigasi dandrainase, enurunan kualitas sanitasilin kun an, erubahan sika dan erse simasyarakat, terbukanya kesempatan berusaha.
.b egiatan pemasangan pipalepas pantai
ekitar pantai SM akiriang. enurunan kualitas udara lokal, penurunankualitas ai laut, penurunan biota air laut,
usaknya pantai sebagai tempat bertelur burungaleo, rusaknya terumbu karang, perubahan
ikap dan persepsi masyarakat, terbukaesempatan berusaha.
. englepasan tenaga kerja real sumur, BS- PF, pemasanganpipa gas
en runan kesempatan kerja, penurunanesem atan berusaha, enurunan enda atan
masyarakat dan sikap dan persepsi negatifmasyarakat
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
29/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-106
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.27. Lanjutan
No omponen kegiatan yang
menimbulkan dampak
Lokasi
omponen Kegiatan
Jenis dampak potensial yang
itim ulkan. ahap Operasi1. enerimaan tenaga kerja hususnya Kecamatan Toili Barat,
oili, Batui, Kintom dan KabupatenBanggai umumnya.
eningkatan pendapatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi lokal, gangguan rosessosial, perubahan sikap dan persepsi,erbukanya kesempatan berusaha
. egiatan pemboran sumurpengembangan
ekitar lokasi sumurengembangan di Donggi,inahaki, Matindok, Sukamaju danaleoraja
enurunan kualitas udara lokal, penurunanualitas air permukaan, penurunan biota air
tawar, erubahan sikap dan persepsimasyarakat, terbuka kesempatan berusaha
3 perasi produksi gas di BSGPF
ekitar 2 lokasi BS GPF di Donggidan Matindok
erubahan iklim mikro, penurunan kualitas airermukaan, penurunan vegetasi dan komunitas
satwa liar, penurunan kualitas udara, kebisingan,penurunan tingkat kesehatan masyarakat,pendapatan masyarakat, terbukanya kesem-
patan berusaha, gangguan roses sosial,ela isan sosial, erubahan sika dan erse si
masyarakat. en aluran as melalui i a ekitar alur i a as erubahan sika dan erse si mas arakat. en an kutan kondensat dan
ulfur den an trans ortasiarat
e an an alan ra a dari BS- PFatindok dan Don i ke Tan ki
enampung di Bajo
em en aruhi trans ortasi darat aitu:kelancaran laluli tas, keselamatan lalulintas,
erusakan jalan dan jembatan. emeliharaan fasilitas roduksi ekitar sumur en emban an, 2
BS- PF di Donggi dan Matindokan BS di Sukamaju
enurunan kualitas air ermukaan, erubahansikap dan persepsi masyarakat
D. Tahap Pasca Operasi1. Penutupan Sumur Lokasi sumur pengembangan
2. en hentian o erasi roduksigas
Sekitar BS - PF di Don i danMatindok
enurunan kebisin an, enin katan kualitasdara, peningkatan kualitas air permukaan,
penurunan kepadatan lalulintas, perubahansikap dan persepsi masyarakat3. embongkaran dan
demobilisasi peralatanDi tapak BS- PF dan jalan raya di
ekitar lokasi yang dilaluipengangkutan perlatan tersebut
angguan pada transportasi darat yaitu:keselamatan dan kelancaran lalulintas di jalanaya dan peningkatan resiko kerusakan jalanaya dan jembatan, perubahan sikap dan
persepsi masyarakat4. Revegetasi Lokasi bekas tapak sumur, BS - PF
dan jalur pipa.eningkatan penutupan lahan oleh vegetasi,
peningkatan populasi satwa liar
5. Penglepasan tenaga kerja hususn a Kecamatan Toili Barat,oili, Batui, Kintom dan Kabupaten
Banggai umumnya
enin katan en an uran, enurunanendapatan masyarakat, penurunan kesempatanerusaha, perubahan sikap dan persepsi
masyarakat
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
30/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-107
PT PERTAMINA EP -PPGM
2.3.2. Kegiatan Bagian Hilir
A. Tahap PrakonstruksiKomponen rencana kegiatan pada tahap prakonstruksi kegiatan bagian hilir yang berpotensi
menimbulkan dampak adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh dan
penerimaan tenaga kerja.
1. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuh
Pada lokasi untuk pembangunan kilang LNG dan Pelabuhan Khusus serta fasilitas
lainnya akan dilakukan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Lahan yang akan
digunakan diusahakan bukan lahan permukiman. Luas lahan yang akan dibebaskan
meliputi untuk kilang LNG 300 Ha termasuk lahan untuk pelabuhan/Pelabuhan Khusus
beserta fasilitas pendukungnya. Proses pembebasan lahan dan pemberian kompensasitanam tumbuh akan dilaksanakan melalui panitia sembilan. Kegiatan ini berpotensi akan
menimbulkan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.
Pengadaan lahan yang akan dilakukan pada tahap kegiatan ini akan dilakukan secara
jual-beli, sesuai dengan kesepakatan bersama. Kegiatan ini diprakirakan akan
memunculkan dampak berupa terjadinya perubahan fungsi lahan, perubahan jenis/
sumber mata pencaharian penduduk dan perubahan pola kepemilikan lahan penduduk.
Pengadaan lahan ini akan meningkatkan pendapatan/penghasilan masyarakat setempat,
khususnya para pemilik lahan. Peningkatan pendapatan ini akan dapat menimbulkan
persepsi positif bagi para pemiliknya, namun sebaliknya apabila dalam kegiatan
pengadaan lahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilik lahan,
akan berpotensi memunculkan konflik sosial di masyarakat yang pada akhirnya akan
dapat menyebabkan munculnya persepsi negatif masyarakat terhadap rencana
kegiatan.
2. Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga Kerja konstruksi harus orang Indonesia, dengan pengecualian yang sangat
terbatas di mana diperlukan kecakapan spesialis dan yang tidak tersedia di Indonesia.
Pelaksanaan rekrutmen tenaga kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Personil setempat yang telah memenuhi kualifikasi untuk
pekerjaan tertentu akan direkrut. Ada kemungkinan sejumlah tenaga kerja akan
didatangkan dari daerah lain bila tenaga dengan kualifikasi yang sama tidak dapat
dipenuhi dari penduduk lokal. Selama masa konstruksi akan dibangun dan dioperasikan
camps untuk menyediakan tempat tinggal, makanan, air, perawatan medis, dan
kebutuhan penting pekerja yang lain.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
31/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-108
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tenaga kerja untuk pembangunan kilang LNG dan Pelabuhan Khusus serta fasilitas
lainnya diperkirakan membutuhkan 3000 pekerja dengan berbagai macam
keahlian (skill), dengan perincian tenaga skill sebanyak 1015 orang dan tenaga
unskill sebanyak 1950 orang. Jumlah, persyaratan dan spesifikasi kebutuhan tenaga
untuk pembangunan Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus beserta fasilitas pendukungnya
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.28. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja PembangunanKilang LNG, Pelabuhan Khusus dan Fasilitas Pendukung
Spesifikasi Jumlah Total
1. TenagaUn-Skill
a. Penjaga malam
b. Office boy
c. Pembantu rumah tangga
d. Tukang gali
e. Pembantu tukang pekerjan sipil
f. Tukang-tukang pekerjaan sipil
g. Tukang las pipa air
h. Sopir kendaraan penumpang
2. TenagaSkill
a. Engineer project
b. Drafter
c. Foremen
d. Operator alat berat
e. Operator mesin berputar
f. Mekanik
g. Sopir kendaraan berat
110
50
50
540
540
400
130
130
Jumlah
270
110
170
130
130
130
110
Jumlah
1950
1015
Total 3000
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
32/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-109
PT PERTAMINA EP -PPGM
Diperkirakan bahwa akan ada 3000 lebih personil di lokasi pada saat aktivitas konstruksi
Kilang LNG puncak, yang akan bertambah secara bertahap, kemudian akan berkurang
dengan selesainya pekerjaan. Pemrakarsa menyadari bahwa angkatan kerja sebesar ini
perlu dikelola dengan ketat seperti berikut ini:
a) Pedoman yang komperhensif bagi Kesehatan, Keselamatan dan Perlindungan
Lingkungan.
b) Pedoman yang komprehensif bagi hubungan masyarakat.
c) Orientasi lokasi pada saat kedatangan.
d) Kesejahteraan camp, penetapan standard minimum yang dapat diterima.
e) Cek kesehatan pra-kerja, skrining terhadap obat-obatan terlarang dan alkohol dan
uji petik.f) Fasilitas rekreasi camp.
g) Penyediaan fasilitas penunjang medis yang memadai, dan rencana tanggap darurat.
h) Persyaratan jam kerja di lokasi dan cuti pulang ke rumah.
i) Transportasi di lokasi.
j) Fasilitas Ibadah.
k) Pengelolaan limbahcampdan konstruksi.
l) Keamanan dan perlindungan masyarakat setempat.
m) Hubungan dengan masyarakat setempat.
Hal-hal tersebut di atas akan dirinci dalam dokumen lingkup kerja Pertamina EP untuk
ditaati sub-kontraktor. Pemrakarsa juga akan memastikan bahwa para sub-kontraktor
tingkat bawah dan tenaga kerja terampil menyadari dan tunduk terhadap aturan dan
prosedur yang berlaku. Pengelola camp yang ahli dan berpengalaman luas akan
dipekerjakan oleh kontraktor Pertamina EP untuk melaksanakan hal tersebut di atas,
sesuai standard yang ditetapkan Pemrakarsa.
Dengan melihat tingkat kebutuhan tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam kegiatanpembangunan kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan prasarana serta fasilitas lainnya,
maka kemungkinan besar tenaga kerja untuk tahap kegiatan ini tidak akan cukup bila
hanya dipenuhi dari tenaga kerja yang berasal dari penduduk lokal, mengingat untuk
kegiatan ini sangat banyak membutuhkan tenaga kerja yang harus memiliki kualifikasi
dan sertifikasi tertentu. Oleh karena itu berkaitan dengan kenyataan di atas, dampak
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
33/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-110
PT PERTAMINA EP -PPGM
potensial yang akan muncul yaitu berupa kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal
yang tidak dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja, sedangkan pada sisi lain akan muncul
dampak potensial berupa munculnya persepsi positif terhadap kegiatan proyek karena
penduduk lokal dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja dan kemungkinan adanya
kesempatan berusaha untuk memenuhi keperluan hidup pada pekerja.
B. Tahap Konstruksi
Selama keseluruhan kegiatan konstruksi, suatu program akan dilaksanakan untuk
mengawasi pembuangan limbah konstruksi dengan cara yang sesuai dengan aturan dan
peraturan lingkungan hidup Indonesia. Pemrakarsa akan mengadakan perencanaan
sebagai program pemantauan untuk memastikan dilaksanakannya aturan dan peraturantersebut. Komponen kegiatan pada tahap konstruksi dan limbah spesifik serta dampak-
dampak yang diperkirakan akan timbul akan dibahas di bawah ini.
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, Material dan Tenaga Kerja
Kegiatan pengangkutan alat dan bahan serta tenaga kerja untuk pembangunan kilang
LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat ke
lokasi rencana kegiatan pembangunan kilang LNG.
Peralatan dan material yang diangkut volumenya sangat besar. Tipikal peralatan utama
bagi konstruksi Kilang LNG, Pelabuhan Khusus berikut fasilitas yang terkait disajikan
dalam Tabel 2.29. Pengaturan mobilisasi dan demobilisasi yang tepat dari jenis
peralatan, kuantitas puncak, total jangka waktu di lokasi, dan sumber peralatan
konstruksi akan tergantung pada strategi pelaksanaan konstruksi yang tepat dari
kontraktor utama, jadwal dan ketersediaan peralatan.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
34/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-111
PT PERTAMINA EP -PPGM
Tabel 2.29. Peralatan Konstruksi Kilang LNG, Pelabuhan Khususdan Fasilitas Pendukungnya
Uraian Kuantitas Puncak
Ambulans 2
Backhoe/loaders 2
Bus 100
Kompresor udara, 100 cfm sampai 600cfm 16
Derek, 15 ton kebawah 10
Derek, 22 ton sampai 40 ton 15
Derek, 50 ton 10
Derek, 110 ton 6
Derek, 225 ton 3
Derek, 1200 ton 1
Tower Crane 1
Forklif 10
Generator, 220 kW ke bawah 4
Generator, 360 kW 6
Generator, 1.0MVA 8
Lampu, kilang dan menara 6
Prime movers 10
Tangker Bahan Bakar 2
Tangker Air 2
Traktor/truk 10
Trailer 30Truk 30
Mesin Las, diesel 80
Mesin Las, listrik 65
Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat dan material yang melalui jalur
darat akan banyak diangkut dengan kendaraan berbadan besar dan melampaui kelas
jalan akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, getaran dan kadar debu kelingkungan sekitar, gangguan kelancaran lalu lintas setempat, keselamatan pengguna
jalan, kerusakan jalan dan jembatan serta mengganggu aktivitas penduduk.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
35/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-112
PT PERTAMINA EP -PPGM
2. Pembukaan dan Pematangan Lahan
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan mencakup:
a) Penebangan dan pembersihan pohon dan semak belukar pada lokasi tapak proyek,
yang luasnya sesuai dengan keperluan peruntukan lahannya.
b) Perataan dan penimbunan pada lokasi tapak kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnya.
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan berakibat terbentuknya limbah-
limbah berikut ini:
1) Pembukaan - Perataan dan Pengerasan Lahan-Pembukaan untuk fasilitas (base
camp, jalan, laydown area) akan dilaksanakan dengan penebangan dan perataansedikitnya footprint yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan yang sedang
berlangsung secara aman. Diantisipsi bahwa tidak akan mendatangkan bahan untuk
pengurukan. Pemotongan lebih, apabila ada akan disimpan di lokasi atau dibuang
di suatu daerahoffsiteyang ditunjuk.
2) Pengerukan - Pengerukan mungkin diperlukan untuk pembangunan Pelabuhan
Khusus dalam Kilang LNG. Apabila hal tersebut diperlukan, maka bahan
pengerukannya akan ditimbun di darat sebagai daerah barang bekas untuk
digunakan kembali di mana mungkin.
3) Limbah sanitasi - Limbah sanitasi yang berasal dari camp pekerja akan dikelola di
lokasi.
4) Sampah - Limbah Padat yang berasal dari camp pekerja akan ditimbun di dalam
tempat pengurukan di lokasi.
5) Gas Buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untukcamppekerja akan dipasok oleh
generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi
pengendali emisi baku dan akan menggunakan solar berkadar belerang rendah
guna meminimasi emisi sulfur dioksida.
6) Emisi knalpot Mesin dan Kendaraan Pengoperasian peralatan konstruksi dankendaraan personil akan menghasilkan emisi knalpot dalam jumlah kecil.
7) Pembukaan, Perataan dan Pemadatan Lahan Pembukaan, Perataan dan
Pemadatan untuk Kilang LNG Induk dan fasilitas terkait akan dilaksanakan dengan
cara:
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
36/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-113
PT PERTAMINA EP -PPGM
a) Pemotongan dan pengambilanfootprint minimum untuk menopang pekerjaan
yang sedang berlangsung secara aman. Kurang-lebih 1.600.000 meter kubik
material harus dipotong untuk mempersiapkan lokasi kilang LNG, di mana
mayoritas material yang dipotong terkait dengan persiapan tempat tangki
penimbun LNG.
b) Pengurukan dan pemadatan bidang tanah yang rendah untuk mendapatkan
daerah yang rata yang diperlukan untuk tapak bangunan berbagai fasilitas.
Tanah yang hasil pemotongan digunakan untuk menguruk, sehingga dampak
lingkungan akibat sisa meterial tanah dapat diminimasi.
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan berakibat dampak negatif berikut ini:
e) Pembukaan, Perataan dan Pengerasan Lahan - Pembukaan untuk lokasi jalan masuk
pemasangan pipa, Kilang LNG dan fasilitas (base camp, jalan, laydown area) akan
dilaksanakan dengan penebangan dan perataan untuk footprint yang diperlukan
untuk medukung pekerjaan yang sedang berlangsung secara aman. Kegiatan ini
akan menyebabkan pengurangan penutupan lahan oleh vegetasi sehingga dapat
merubah ikim mikro, mempercepat aliran air permukaan setempat, menambah
resiko erosi, menimbulkan debu, kebisingan dari mesin-mesin yang digunakan.
f) Pengerukan Pengerukan mungkin diperlukan untuk pembangunan Pelabuhan
Khusus dalam Kilang LNG. Kegiatan ini akan menimbulkan erosi dan kekeruhan di
air laut untuk sementara.
g) Keberadaan tenaga kerja di camp-camp dalam waktu yang relatif lama akan
berpengaruh pada sanitasi lingkungan dan sampah padat. Selain itu gas buang dari
mesin diesel di camp menyebabkan penurunan kualitas udara lokal.
h) Limbah Sanitasi Limbah sanitasi yang berasal dari camp pekerja akan dikelola
sesuai dengan pengolahan limbah domestik.
i) Pembersihan jalur untuk pipa yang memotong saluran irigasi dan sungai kecil akan
berpotensi mengganggu aliran air;
j) Pembersihan dan pematangan lahan yang memotong jalan berpotensi akan
mengganggu lalulintas kendaraan penduduk.
Adapun dampak positifnya berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada
yang berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi
pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dan
sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
37/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-114
PT PERTAMINA EP -PPGM
3. Konstruksi Kompleks Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Kegiatan kontruksi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus beserta fasilitas pendukungnya
meliputi:
a) Pembangunancampkonstruksi
b) Pengembangan daerah laydownkontruksi dan jalan akses sementara
c) Aktivitas konstruksi sipil (pekerjaan tanah, jalan, saluran pembuangan, fondasi dan
gedung)
d) Pemasangan baja struktural
e) Pemasangan tangki LNG
f) Fabrikasi dan instalasi pipa.
g) Instalasi peralatanh) Instalasi junction box, circuitdan kabel listrik/instrumen
i) Pendirian gedung CPP
j) Pendirian gedung kilang
k) Uji coba mekanis sistim peralatan/pemipaan
l) Pendirian bangunan fasilitas terkait Kilang LNG seperti Pelabuhan Khusus dan
fasilitas pendukungnya
m) Aktivitas pra-komisioning.
Pekerjaan konstruksi lokasi akan dibagi menjadi lingkup bidang khusus, seperti Marine,
train LNG, Utilities, Offsites, tangki LNG, dan sebagainya. Secara tipikal, pekerjaan ini
akan mencakup:
a) Pekerjaan sipil (pekerjaan tanah, jalan, saluran pembuangan, fondasi dan pekerjaan
beton, serta Pelabuhan Khusus)
b) Pemasangan rangka baja
c) Instalasi dan uji coba pemipaan
d) Instalasi peralatan
e) Listrik dan instrumentasi
f) Isolasi
Guna meminimasi pekerjaan di lokasi dan guna mengoptimasi biaya dan jadwal, maka
akan banyak digunakan pra-fabrikasi, pra-perakitan dan modulisasi pemipaan, peralatan
dan bangunan. Untuk tujuan ini, akan digunakan bengkel-bengkel di dekat lokasi atau
jauh dari lokasi. Secara tipikal hal ini akan mencakup yang berikut ini:
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
38/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-115
PT PERTAMINA EP -PPGM
a) Rangka baja struktural
b) Fabrikasispool pipa
c) Pra-isolasi pipa dan peralatan
d) Sand-blastingdan pengecatan
e) Penggunaan unit yangskid mounted(peralatan, pipa, listrik, dsb)
f) Pra-fabrikasi dan instalasi rak pipa
g) Bangunanmodular
Tanggung jawab atas konstruksi kilang LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus (marine
fasility)akan ditugaskan kepada kontraktor EPC
Pelaksanaan proyek akan didasarkan pada pasokan material sebanyak mungkin yang
tersedia dari Indonesia, dan pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan tenaga kerja
lokal. Hampir semua keperluan sumber daya seperti peralatan, material, jasa-jasa dan
tenaga kerja Kontraktor tersedia di Indonesia, namun kemungkinan besar tidak tersedia
di sekitar proyek, misalnya dalam penyediaan bahan bakar, pelumas, dan beberapa
material konstruksi. Pasir, agregat, dan papan kayu mungkin tersedia dari sumber-
sumber di Kabupaten Banggai dan sekitarnya.
Kegiatan Konstruksi Kilang LNG serta fasilitas terkait di darat berpotensi menimbulkan
dampak positif berikut ini:
a) Berdampak positif berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada yang
berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi
pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dan
sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
b) Munculnya persepsi positif masyarakat, karena dengan akan dipasangnya jaringan
listrik beserta peralatannya, masyarakat beranggapan bahwa meskipun hanya
terbatas pada penerangan jalan akses ke lokasi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus,masyarakat sedikit banyak akan dapat ikut mendapatkan manfaat dari adanya
penerangan listrik tersebut.
Selain dampak positif, pembangunan Kilang LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus
diperkirakan akan menimbulkan limbah berikut:
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
39/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-116
PT PERTAMINA EP -PPGM
a) Limbah Sanitasi Limbah Sanitasi yang ditimbulkan camp konstruksi akan diolah
dalam sebuah kilang pengolahan paket di lokasi sebelum dibuang.
b) Sampah Limbah padat yang berasal daricamp perintis akan dibuang di tempat
pengurukan atau pembakaran sampah di lokasi.
c) Gas buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untuk camp akan dipasok oleh
generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi
pengendali emisi standard dan akan mempergunakan BBM berkadar sulfur rendah
guna meminimasi emisi sulfur dioksida.
d) Gas buang Mesin dan Kendaraan Pengoperasian peralatan konstruksi dan
kendaraan personil hanya akan menimbulkan emisi knalpot dalam jumlah kecil.
e) Kelebihan Konstruksi Surplus Kelebihan (surplus) material konstruksi sepertibahan isolasi, bahan cat, bekas pemotongan baja akan ditampung, diklasifikasi dan
dibuang di luar lokasi.
f) Limpasan air hujan Aliran air hujan untuk tempat-tempat yang bersih akan
dibiarkan mengalir sebagai air permukaan atau melalui selokan alamiah atau buatan
ke kuala. Aliran air dari tempat-tempat yang cenderung terkena kontaminasi akan
dialirkan ke sebuah bak penampung. Air yang tertampung dalam bak tersebut akan
di tes sebelum pembuangan akhir. Apabila dari hasil tes diketahui dapat dibuang
langsung, maka isi bak-bak tersebut akan dilepas ke kuala. Sebaliknya jika
diketahui tidak cocok untuk dibuang langsung, maka air tersebut akan diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang.
g) Tumpahan-tumpahan umum Tempat-tempat yang menggunakan atau menyimpan
bahan bakar atau cat akan diberi pembatas untuk mencegah aliran air
masuk/keluar, dan semua mesin yang digerakkan diesel akan diperlengkapi dengan
drip trays. Tumpahan-tumpahan dari tempat penyimpanan dan drip pans akan
dibuang dengan absorben kering atau disiram menuju ke sebuah tempat
penampungan (sump) untuk dibuang dikemudian hari.
h) Tumpahan tidak sengaja jenis material bahan bakar atau cat Tumpahandikumpulkan untuk pembuangan akhir.
i) Puing dari Pembuangan Bebatuan Puing bebatuan akan ditimbun di suatu tempat
urukan tanah yang ditentukan di darat yang lebih dalam.
j) Limbah Sanitasi Air limbah sanitasi akan dikumpulkan dan diolah sampai standard
yang berlaku sebelum dibuang ke laut.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
40/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-117
PT PERTAMINA EP -PPGM
k) Serbaneka Berbagai barang, seperti bahansea-fastening, panel grating, tali baja,
dan sebagainya mungkin akan terjatuh ke dalam laut secara tidak sengaja.
l) Gangguan kelancaran lalulintas dan keselamatan berlalulintas bagi pada pengguna
jalan yang melintasi jalan raya yang berdampingan dengan calon lokasi Kilang LNG
dan demaga.
Dalam pekerjaan ini, pengerukan kanal sementara di dataran berlumpur ke pantai
mungkin diperlukan guna memungkinkan pembongkaran peralatan sampai dibangunnya
dok cargo permanen dan/atau untuk memungkinkan pembangunan LNG pipeway
trestle. Jalan urugan padat digunakan di air dangkal (0-2 m pada air pasang) di dok
cargo atau trestle LNG. Jalan tersebut akan ditempatkan dan dirancang supaya tidak
menganggu proses alami pesisir di pantai. Di air yang lebih dalam akan digunakan
trestles terbuka. JettyLNG, kepala jetty, tempat tambatan dan berthing dolphinsyang
akan dibangun mempunyai spesifkasi.
Secara ringkas, gambaran kondisi awal perairan calon lokasi pembangunan kilang LNG
dan Pelabuhan Khusus adalah:
1. kedalaman perairan 20 meter (CD-20, pada detail desain) dicapai pada jarak
sekitar 50 meter sampai dengan 100 meter.
2. Tides range berkisar antara 100120 cm, dengan tipe pasang surut semidiurnal
(dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari)
3. Studi gelombang visual menunjukkan tingi gelombang, H relatif kecil, yaitu berkisar
antara 0.1 hingga 0,5 m.
4. Berdasarkan studi data angin (sumber bandara Bubung, Luwuk) diketahui bahwa
kecepatan angin rerata harian 36 knot, dengan arah dominan dari Barat.
Kecepatan angin maksimum 327 knot, dengan arah angin dominan dari arah
Selatan. Dengan metode SMB maka diketahui tinggi gelombang maksimum sebesar
1.5 m, yang akan terjadi pada saat musim angin timur pada bulan April-Agustus.
5. Survei arus 25 jam (pada kedalaman 20 meter) dan studi arus surfzone (dengan
metode float tracking) antara Tanjung Uling dan Tanjung Kanali menunjukkan
arusnya cukup kecil berkisar antara 01 sampai 0,9 m/detik.
6. Survei sedimen layang dan sedimen pantai memerlihatkan bahwa lokasi rencana
pelabuhan sedikit mengalamai sedimentasi, kecuali daerah daerah yang merupakan
muara sungai. Untuk daerah Uso, Tanjung Kanali dan Tanjung Uling sedimen pantai
berupa pasir kasar.
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
41/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-118
PT PERTAMINA EP -PPGM
Gambar 2.36. Arah Gelombang Dominan dan Potensial Longshore DriftDi Sekitar Lokasi Kilang dan Pelabuhan Khusus
Berdasarkan tata letak (layout) marine facilities yang akan dibangun berupa LNG
Loading Jetty (no. 1) dan MOF, Material Off Loading (no. 2) sebagaimana gambar di
atas, diketahui bahwa trestle akan terletak/dibangun pada kedalaman antara 7,5 m
sampai dengan 15 m. Jenis struktur berupa tiang pancang/pilar (Steel pipe pile D =
1100) dengan jarak antara 16 m dan 18 m untuk LNG Loading Jetty (no. 1) dan D =
800 dengan jarak 4,5 5 m untuk MOF (no. 2) (lihat gambar). Berdasarkan fakta-fakta
ini dan data di atas maka dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Bangunan jetty (baik no. 1 maupun no. 2) terletak di daerah perairan yang cukup
dalam, dan terhubung ke darat/pantai secara tidak langsung karena masih memberi
ruang bagi pergerakan sedimen sejajar pantai (potential longshore drift). Artinya
sedimen yang terangkut sebagai akibat proses pantai di daerah gelombang pecah
(breaking zone, seandainya ada) masih dapat bergerak ke upstream(barat) maupun
downstream (timur). Meskipun kehadiran pilar-pilar jetty sedikit banyak akan
1 2
1
2
NG Loading Jetty
OF
Arah GelombangDominan (dari Selatan)
otensial Longshore Drift
-
7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2
42/55
ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-119
PT PERTAMINA EP -PPGM
merubah rezim arus (sehingga terjadi gangguan transpor sedimen sejajar pantai),
tetapi proses gangguan ini dalam waktu singkat tidak cukup signifikan dalam
mengganggu transpor sedimen. Dengan demikian kecil kemungkinan terjadinya
erosi di satu sisi dan sedimentasi disisi lain.
2. Berdasarkan data hidro-oseanografi di atas kontribusi sedimen tegak lurus ke arah
pantai (offshore-onshore sediment) hampir tidak ada, mengingat juga memang
pada jarak 100 m dari pantai kedalaman laut berkisar 50 m, termasuk laut dalam
sehingga pergerakan gelombang permukaan sudah tidak mempengaruhi pergerakan
dasar laut.
3. Berdasarkan ke dua poin di atas dapat disimpulkan tata-letak dan disain konstruksi
marine facilities di Padang-Uso ini cukup aman bagi lingkungan sekitarnyaterhadapa bahaya erosi/abrasi.
Secara ringkas, maka program konstruksi Pelabuhan Khusus di komplek LNG mencakup
lingkup kerja berikut ini:
a) Mobilisasi kontraktor konstruksimarinedi lokasi
b) Mendirikan pangkalan konstruksi dan wilayah kerja di sepanjang pantai
c) Membuat jembatan dokcargodan tempat tambat.
d) MembangunjettyLNG, kepalajetty, tempat tambatan danberthing dolphins
e) Membuat dan menempatkan jetty head superstructure
f) Mengubah pangkalan konstruksi marine untuk operasi marine
4. Penglepasan Tenaga Kerja
Pada alkhir periode pembangunan kilang LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus, banyak
tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur sampai dengan berakhirnya kontrak
ker