1-2-7_bab_2b_2

Upload: gembulflow

Post on 10-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    1/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-78

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    2.3. RENCANA KEGIATAN YANG DIDUGA AKAN MENIMBULKAN DAMPAK

    Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok PPGM ini terdapat dua kegiatan yang terpisahkan

    yaitu kegiatan Bagian Hulu dan kegiatan Bagian Hilir. Kegiatan bagian hulu mencakup

    kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi gas sampai batas pada kegiatan pemasangan pipa

    penyalur gas ke Kilang Gas (LNG), sedangkan kegiatan bagian hilir meliputi kegiatan

    pembangunan dan operasional kilang gas LNG, Pelabuhan Khusus dan sarana serta prasarana

    pendukungnya. Masing-masing tahapan rencana kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok

    bagian huludan kegiatanbagian hilirdiuraikan sebagai berikut.

    2.3.1. Kegiatan Bagian Hulu

    A. Tahap Prakonstruksi

    Komponen rencana kegiatan pada tahap prakonstruksi yang berpotensi menimbulkan

    dampak adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh dan penerimaan tenaga

    kerja.

    1. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuh

    Pada lokasi untuk sumur pengembangan, pemasangan pipa dan unit produksi akan

    dilakukan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Luas lahan yang akan dibebaskan

    sekitar 295 Ha dengan perincian: 17 lokasi sumur pemboran 68 Ha, MS & BS/GPF

    33 Ha, jalur pipa flow line 14 Ha, jalur pipa trunk line 120 Ha dan untuk

    pembuatan atau peningkatan jalan baru 60 Ha. Lahan yang akan digunakan

    diusahakan bukan lahan pemukiman. Proses pembebasan lahan dan pemberian

    kompensasi tanam tumbuh akan dilaksanakan melalui panitia sembilan. Pengadaan

    lahan akan dilakukan secara jual-beli sesuai dengan kesepakatan bersama. Kegiatan ini

    berpotensi akan merubah persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.

    Pada tahap kegiatan pengadaan lahan ini diprakirakan akan muncul dampak berupa

    terjadinya perubahan pola kepemilikan lahan penduduk yang akan diikuti dengan

    perubahan fungsi lahan dan perubahan jenis/sumber mata pencaharian penduduk.

    Pengadaan lahan yang dimiliki oleh masyarakat dan perusahaan dilakukan dengan cara

    jual-beli, maka hal tersebut akan meningkatkan pendapatan/penghasilan masyarakat

    setempat. Sedangkan pengadaan lahan yang dimiliki oleh Departemen Kehutanan akan

    dilakukan dengan sistem pinjam pakai.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    2/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-79

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Peningkatan pendapatan dari para pemilik lahan ini akan dapat menimbulkan persepsi

    positif bagi para pemiliknya, namun sebaliknya apabila dalam kegiatan pengadaan lahan

    tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilik lahan, akan berpotensi

    memunculkan konflik sosial di masyarakat yang pada akhirnya akan dapat

    menyebabkan munculnya persepsi negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan.

    2. Penerimaan Tenaga Kerja

    Tenaga Kerja konstruksi harus orang Indonesia, dengan pengecualian yang sangat

    terbatas di mana diperlukan kecakapan spesialis dan yang tidak tersedia di Indonesia.

    Pelaksanaan rekrutmen tenaga kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku. Personil setempat yang telah memenuhi kualifikasi untukpekerjaan tertentu akan direkrut. Ada kemungkinan sejumlah tenaga kerja akan

    didatangkan dari daerah lain bila tenaga dengan kualifikasi yang sama tidak dapat

    dipenuhi dari penduduk lokal. Selama masa konstruksi akan dibangun dan dioperasikan

    camps untuk menyediakan tempat tinggal, makanan, air, perawatan medis, dan

    kebutuhan penting pekerja yang lain.

    Tenaga kerja untuk pemboran sumur pengembangan diperkirakan 118 pekerja

    dengan berbagai macam keahlian (skill), dengan perincian tenaga skill akan

    membutuhkan tenaga sebanyak 108 orang dan tenaga nonskill sebanyak 10 orang.

    Jumlah, persyaratan dan spesifikasi kebutuhan tenaga pemboran sumur pengembangan

    disajikan pada Tabel 2.22. Sedangkan kebutuhan spesifikasi dan jumlah tenaga kerja

    pembangunan Block Station disajikan padaTabel 2.23.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    3/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-80

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tabel 2.22. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPemboran Per Sumur Pengembangan

    No Spesifikasi/Jabatan Sertifikasi yangharus dimiliki

    Jumlah(orang)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    17.

    18.

    19.

    20.

    21.

    22.

    23.

    24.

    25.

    26.

    27.

    Company Man

    K2LL

    Rig Superintendent

    Wallsite Supevisor

    Wireline Service Company

    Cementing Service Company

    Mud Logging Service Company

    Well testing Service CompanyMud Engineering Service Company

    Casing Crew Service Company

    Administration Rig

    General Service Company

    Camp Service

    Catering Service

    Security Service

    Tool Pusher

    Driller

    Floorman

    Derrickman (operator Menara Bor)

    Crane Operator

    Store Keeper

    Roustabout

    Medical

    Chief Mekanik

    Mechanic

    Welder

    Electrician

    AP-3

    AP-3

    AP-3

    AP-3

    JB-3

    OBL

    OMB

    SLO

    -

    OLB

    -

    Min. G-5

    2

    2

    2

    2

    5

    6

    6

    43

    3

    2

    2

    8

    8

    6

    3

    3

    12

    33

    3

    3

    12

    2

    2

    10

    2

    2

    Total 118

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    4/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-81

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tabel 2.23. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPembangunan Per Block Station

    Spesifikasi Jumlah Total

    PEMBANGUNAN BS

    1. TenagaUn-Skill

    a. Penjaga malam

    b. Ofice boy

    c. Pemantu rumah tangga

    d. Tukang gali

    e. Pembantu tukang pekerjan sipil

    f. Tukang-tukang pekerjan sipilg. Tukang las pipa air

    h. Sopir kendaraan penumpang

    4

    2

    2

    20

    20

    155

    5

    Jumlah 73

    2. TenagaSkill

    a. Engineer project

    b. Drafter

    c. Foremen

    d. Operator alat berat

    e. Operator mesin berputar

    f. Mekanik

    g. Sopir kendaraan berat

    10

    4

    6

    5

    5

    5

    4

    Jumlah 39

    Total 112

    Pembangunan transmisi gas akan membutuhkan tenaga kerja baik tenaga skillmaupun

    non skill. Jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang akan dibutuhkan 156 orang

    dengan spesifikasi dan jumlah masing-masing jenis dan spesifikasi tenaga disajikan

    pada tabel berikut.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    5/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-82

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tabel 2.24. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPembangunan Transmisi Gas

    Spesifikasi Jumlah Total

    PEMBANGUNANPipe Line

    1. TenagaUn-Skill

    a. Tukang gali

    b. Labor pipa

    c. Office boy

    d. Sopir kendaraan ringan

    20

    20

    4

    10

    Jumlah 54

    2. TenagaSkill

    a. perator peralatan berat

    b. Welder (tukang las bersertifikat)

    c. Foreman

    d. Engineer

    e. Suveyor (Juru Ukur)

    f. Sopir kendaran berat

    10

    32

    6

    10

    4

    10

    Jumlah 72Total 156

    Fabrikasi pipa dan peralatan konstruksi lain yang dilakukan di luar lokasi kegiatan juga

    secara tidak langsung akan menyerap tenaga kerja, baik tenaga skill maupunnonskill.

    Tenaga kerja konstruksi harus orang Indonesia, dengan pengecualian yang sangat

    terbatas di mana diperlukan kecakapan spesialis dan yang tidak tersedia di Indonesia.

    Personil setempat yang memenuhi kualifikasi pekerjaan tertentu akan direkrut.

    Dengan melihat tingkat kebutuhan tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam kegiatan

    konstruksi ini cukup banyak, maka kemungkinan besar kebutuhan tenaga kerja tidak

    akan cukup bila hanya dipenuhi dari tenaga kerja yang berasal dari penduduk lokal,

    mengingat untuk kegiatan ini sangat banyak membutuhkan tenaga kerja yang harus

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    6/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-83

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    memiliki kualifikasi dan sertifikasi tertentu. Oleh karena itu berkaitan dengan kenyataan

    di atas, dampak potensial yang akan muncul yaitu berupa kecemburuan sosial bagi

    tenaga kerja lokal yang tidak dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja, sedangkan pada sisi

    lain akan muncul dampak potensial berupa munculnya persepsi positif terhadap

    kegiatan proyek karena dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja.

    B. Tahap Konstruksi

    Konstruksi Pengembangan Lapangan Gas Matindok bagian hulu dapat digolongkan menjadi

    3 (tiga) aktivitas yang saling terkait sebagai berikut:

    1) Konstruksi untuk persiapan pemboran sumur

    2) Konstruksi BS dan GPF

    3) Pemasangan pipa penyalur gas.

    Selama keseluruhan kegiatan konstruksi, suatu program akan dilaksanakan untuk

    mengawasi pembuangan limbah konstruksi dengan cara yang sesuai dengan aturan dan

    peraturan lingkungan hidup Indonesia. Pemrakarsa akan mengadakan perencanaan sebagai

    program pemantauan, sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah Kontraktor Pertamina

    EP, untuk memastikan dilaksanakannya aturan dan peraturan tersebut. Komponen kegiatan

    pada tahap konstruksi dan limbah spesifik serta dampak-dampak yang diperkirakan akan

    timbul akan dibahas di bawah ini.

    1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, Material dan Tanaga Kerja

    Kegiatan pengangkutan peralatan dan bahan serta tenaga kerja untuk pengembangan

    lapangan akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat ke lokasi rencana kegiatan

    pemipaan dan fasilitas produksi gas. Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan

    berat dan material yang sangat banyak dan diangkut dengan kendaraan berbadan

    besar akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, kadar debu ke lingkungan

    sekitar, gangguan kelancaran lalulintas setempat dan aktivitas penduduk. Di samping itu

    apabila tonase kendaraan berat maupun material yang diangkut melampaui kelas jalan

    akan berdampak pada kerusakan jalan, selain itu juga meningkatnya resiko kecelakaan

    lalulintas.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    7/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-84

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    2. Pembukaan dan Pematangan Lahan

    Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan mencakup:

    a) Penebangan dan pembersihan pohon dan semak belukar pada lokasi tapak proyek,

    yang luasnya sesuai dengan keperluan peruntukan lahannya.

    b) Perataan dan penimbunan dilakukan untuk pematangan lahan yang akan digunakan

    sebagai lokasi tapak sumur, perpipaan dan fasilitas produksi. Dalam pemenuhan

    material penimbunan, tidak didatangkan dari luar, tetapi memanfaatkan material

    hasil perataan areal yang bergelombang di sepanjang ROW pipa secara cut and fill.

    c) Pada ROW yang memotong drainase alami dan/atau sungai, akan dipasang gorong-

    gorong dan jembatan agar tidak menghambat pola aliran air. Gorong-gorong akan

    dipasang pada drainase alami dan/atau anak sungai yang lebarnya lebih besar atausama dengan 2 m.

    Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan berakibat terbentuknya limbah-

    limbah berikut ini:

    a) Pembukaan - Perataan dan Pengerasan Lahan-Pembukaan untuk fasilitas (base

    camp, jalan, laydown area) akan dilaksanakan dengan penebangan dan perataan

    sedikitnya footprint yang diperlukan untuk medukung pekerjaan yang sedang

    berlangsung secara aman. Diantisipsi bahwa tidak akan mendatangkan bahan untuk

    pengurukan. Pemotongan lebih, apabila ada akan disimpan di lokasi atau dibuang

    di suatu daerahoffsiteyang ditunjuk.

    b) Limbah sanitasi - Limbah sanitasi yang berasal dari camp pekerja akan dikelola di

    lokasi.

    c) Sampah - Limbah Padat yang berasal dari camp pekerja akan ditimbun di dalam

    tempat pengurukan di lokasi.

    d) Gas Buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untukcamppekerja akan dipasok oleh

    generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi

    pengendali emisi baku dan akan menggunakan solar berkadar belerang rendahguna meminimasi emisi sulfur dioksida.

    e) Emisi knalpot Mesin dan Kendaraan Pengoperasian peralatan konstruksi dan

    kendaraan personil akan menghasilkan emisi knalpot dalam jumlah kecil.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    8/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-85

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan berakibat dampak negatif berikut ini:

    a) Pembukaan, Perataan dan Pengerasan Lahan - Pembukaan untuk lokasi jalan masuk

    dan sumur pengembangan, BS/GPF, pemasangan pipa, dan fasilitas (base camp,

    jalan, laydown area) akan dilaksanakan dengan penebangan dan perataan untuk

    footprint yang diperlukan untuk medukung pekerjaan yang sedang berlangsung

    secara aman. Kegiatan ini akan menyebabkan pengurangan penutupan lahan oleh

    vegetasi sehingga dapat merubah ikim mikro, mempercepat aliran air permukaan

    setempat, menambah resiko erosi, menimbulkan debu, kebisingan dari mesin-mesin

    yang digunakan.

    b) Keberadaan tenaga kerja di camp-camp dalam waktu yang relatif lama akan

    berpengaruh pada sanitasi lingkungan dan sampah padat. Selain itu gas buang darimesin diesel di camp menyebabkan penurunan kualitas udara lokal.

    c) Limbah Sanitasi Limbah sanitasi yang berasal dari camp pekerja akan dikelola

    sesuai dengan pengolahan limbah domestik.

    d) Pembersihan jalur untuk pipa yang memotong saluran irigasi dan sungai kecil akan

    berpotensi mengganggu aliran air;

    Adapun dampak positifnya berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada

    yang berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi

    pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dan

    sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

    3. Kegiatan KonstruksiBlock Station(BS) dan Fasilitas Produksi Gas GPF

    Konstruksi fasilitas produksi gas yang meliputi BS dan GPF akan dilakukan di 3 lokasi

    yaitu Sukamaju, Donggi dan Matindok. Secara umum kegiatan konstruksi meliputi:

    a) Pembangunan fondasi struktur dan perlengkapan untuk fasilitas produksi dan

    persiapan pemboran

    b) Pendirian bangunan-bangunan dan pemasangan peralatanc) PekerjaanPiping System

    d) Pekerjaanelectrical dan peralatan ( instrument)

    Konstruksi fasilitas penunjang produksi gas di darat diprakirakan akan berakibat

    timbulnya limbah-limbah berikut ini:

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    9/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-86

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    a) Pigging dan Hydrotest

    Pigging yaitu kegiatan pembersihan kotoran-kotoran dalam pipa yang mungkin

    masih tertinggal selama penyambungan pipa. Pigging dilakukan dengan cara

    memasukkan alat pembersih (polyuritane pig) ke dalam pipa yang didorong oleh

    udara dari kompresor hingga pig mencapai ujung pipa. Fasilitas pigging berupa pig

    launcher dan pig receiver akan dipasang di ujung depan dan ujung belakang.

    Pigging dilakukan 2 kali, yaitu saat penyambungan pipa pada setiap sekat pipa, dan

    setelah selesai uji hydrostatic.

    Uji hidrostatik dilaksanakan setelah seluruh pemasangan jalur pipa selesai dengan

    kebutuhan air sebanyak 20.000 m3

    , dimana pelaksanaannya dibagi menjadi

    beberapa segmen yaitu yang di area Donggi menggunakan air dari Sungai Karya

    yang berjarak sekitar 300 m dari Block Station dengan debit air sungai

    2,25 m3/detik, area Matindok menggunakan air dari Sungai Kayoa yang berjarak

    sekitar 50 m dari Block Station dengan debit air sungai 4,25 m3/detik, sedangkan

    area Sukamaju menggunakan air dari sungai yang berjarak sekitar 300 m dari Block

    Station dengan debit 0,025 m3/detik, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

    tingkat kelaikan pipa (kemungkinan bocor dan ketahanan terhadap tekanan).

    Air dari sungai terlebih dahulu dialirkan dengan menggunakan pompa ke dalam

    tangki (Water Pond), kemudian air dipompakan dengan menggunakan pompa

    centrifugal ke dalam pipa hingga penuh sehingga tidak terdapat celah udara, lalu

    dilakukan penekanan hingga mencapai tekanan yang ditentukan dengan

    menggunakan pompa Displacement Pump (Plunger Pump)yang tekanannya 1,5 kali

    dari tekanan kerja. Tekanan tersebut ditahan selama waktu yang ditentukan.

    pengamatan dilakukan dengan memperhatikan manometer yang terpasang dan

    pencatatan tekanan (pressure recorder), serta pemeriksaan langsung sepanjang

    jalur yang diuji.

    Media air untuk uji hidrostatik pipa tidak diberi bahan kimia. Setelah uji hidrostatik

    selesai, air bisa langsung dibuang kembali ke badan air semula dengan cara

    perlahan-lahan agar tidak menimbulkan peningkatan debit dan arus sungai yang

    mencolok.

    b) Gas buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untuk camp akan dipasok oleh

    generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi

    pengendali emisi standard dan akan mempergunakan BBM berkadar sulfur rendah

    guna meminimasi emisi sulfur dioksida.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    10/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-87

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    c) Pembersihan Peralatan Sebelum komisioning, peralatan akan dicuci secara

    internal. Limbah air cucian tersebut akan ditangani sama seperti air hydrotest.

    d) Buangan Uap dari generator/ventilasi bejana Operasi generator pembangkit listrik

    dan sejumlah kecil ventilasi bejana selama komisioning akan dilepas ke udara.

    e) Grit (material sand blasting) Sejumlah kecil grit dari operasi sand blasting akan

    terlepas ke lingkungan.

    f) Tumpahan tidak sengaja jenis material bahan bakar atau cat Tumpahan dari

    lokasi kegiatan akan disimpan dan dikumpulkan untuk pembuangan akhir.

    g) Pengerukan dan penggalian Sisa hasil pengerukan tanah hasil galian akibat

    kegiatan konstruksi akan ditimbun di tempat yang ditentukan yang kemungkinan

    akan digunakan kembali untuk penimbunan/pengurugan .h) Puing dari Pembuangan Bebatuan Puing bebatuan akan ditimbun di suatu tempat

    urukan tanah yang ditentukan

    i) Limbah Sanitasi Air limbah sanitasi akan dikumpulkan dan diolah sampai standard

    yang berlaku sebelum dibuang ke sungai.

    Fasilitas produksi gas yang meliputi pembangunan BS dan GPF diprakirakan berpotensi

    menimbulkan dampak lingkungan berikut ini.

    a) Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik dan kendaraan

    bermotor proyek menyebabkan penurunan kualitas udara secara lokal.

    b) Lalu lalang kendaraan proyek dan deru mesin yang digunakan untuk kegiatan

    konstruksi akan menyebabkan kebisingan dan peningkatan kadar debu.

    c) Lumpur pengeboran yang water-based dan tidak beracun untuk pengembangan

    sumur, cuttings selama pengeboran, air bekas hydrotest, pembersihan peralatan

    sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan

    kualitas air sungai di sekitar kegiatan dan oleh karena air sungai ini bermuara di laut

    maka akan menyebabkan penurunan kualitas air laut dan mempengaruhi kehidupan

    biota laut.

    d) Tumpahan tidak sengaja jenis material dan bahan bakar akan menurunkan

    kualitas air sungai.

    e) Kebutuhan air untuk hydrotest yang besar dan diambilkan dari sungai di sekitarnya,

    maka diprakirakan akan mengurangi debit sungai.

    f) Limbah domestik para pekerja akan berpotensi menurunkan kualitas sanitasi

    lingkungan sekitarnya.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    11/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-88

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tanggung jawab atas konstruksi dan komisioning fasilitas BS dan GPF, akan ditugaskan

    kepada kontraktor utama PT. Pertamina EP.

    Pelaksanaan proyek akan didasarkan pada pasokan material sebanyak mungkin yang

    tersedia dari Indonesia, dan pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan tenaga kerja

    lokal. Hampir semua keperluan sumber daya seperti peralatan, material, jasa-jasa dan

    tenaga kerja Kontraktor tersedia di Indonesia, namun kemungkinan besar tidak tersedia

    di sekitar proyek, misalnya dalam penyediaan bahan bakar, pelumas, dan beberapa

    material konstruksi. Pasir, agregat, dan papan kayu mungkin tersedia dari sumber-

    sumber di Kabupaten Banggai dan sekitarnya.

    Kegiatan konstruksi BS dan GPF serta fasilitas terkait di darat berpotensi menimbulkan

    dampak positif berikut ini:

    a) Berdampak positif berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada yang

    berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi

    pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dan

    sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

    b) Munculnya persepsi positif masyarakat, karena dengan akan dipasangnya jaringan

    listrik beserta peralatannya, masyarakat beranggapan bahwa meskipun hanya

    terbatas pada penerangan jalan akses ke lokasi pemboran, masyarakat sedikit

    banyak akan dapat ikut mendapatkan manfaat dari adanya penerangan listrik

    tersebut.

    4. Pemasangan Pipa Penyalur Gas

    Alternatif pemasangan jalur pipa gas (trunkline) dari Block StasionDonggi ke LNG Plant

    akan dibuat tiga jalur alternatif berikut ini.

    a) Jalur alternatif1 yaitu pemasangan pipa gas dari BS Donggi melintasi SM

    Bakiriang berdampingan jalan provinsi, penggelaran pipa ditanam sedalam 2 meter

    kemudian ditimbun kembali. Teknik pemasangan pipa secara umum sama dengan

    perlakuan normal, yaitu:

    Penggunaan alat berat seminimal mungkin

    Galian lubang pipa tidak ditinggal lama, metode yang digunakan metode pre trech,

    segera setelah sambungan pipa selesai, pipa segera ditanam dan lubang galian

    ditimbun kembali

    Tidak bekerja pada malam hari

    Tidak ada jalan inspeksi khusus untuk pipa melainkan menggunakan jalan provinsi

    yang telah ada

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    12/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-89

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    b) Jalur alternatif2 yaitu pemasangan pipa gas melintasi SM Bakiriang dilakukan

    dengan sistem pemboran horizontal atau Horizontal Directional Drilling (HDD). Pipa

    dimasukkan ke dalam tanah dengan dibor secara horizontal sebelum masuk SM

    Bakiriang. Oleh karena lahan SM Bakiriang yang akan dilalui sepanjang 3 km maka

    di setiap jarak 1 km akan ada lahan yang dipakai untuk penyambungan dan

    pemboran. Diperlukan lahan 2 ha untuk area kerja drilling pada segmen

    berikutnya dan penyambungan pipa.

    c) Jalur alternatif3 yaitu pemasangan pipa gas dari BS Donggi akan dilakukan

    melalui dasar laut pantai SM Bakiriang sepanjang sekitar 4 km. Ditinjau dari sisi

    tingkat kesulitan teknis pemasangan dan biaya perawatan, jalur alternatif3 relatif

    lebih mahal.

    Jalur alternatif2 dan jalur alternatif3 dimaksudkan untuk menghindari gangguan pada

    lahan di Bakiriang sebagai Suaka Margasatwa, walaupun kondisi hutan di SM Bakiriang

    sekarang ini sudah ada perambah liar.

    a. Jalur Darat

    Altrernatif 1

    Di jalur darat sebagian besar pipa dipasang dengan jarak paling dekat 200 m dari

    jalan provinsi pada kedalaman 2 m. Jalur pipa di darat akan memotong beberapa

    jalan raya, sungai dan atau rawa. Pipa yang akan memotong sungai dan rawa

    terdiri dari:

    Sungai besar sebanyak 8 sungai, kedalaman 5 8,5 meter dan lebar 80 102

    meter. Metode pemasangan dengan Pull laying with concrete weight

    Sungai kecil sebanyak 12 sungai kedalaman, 1,5 3 meter dan lebar 20 80

    meter. Metode pemasangan dengan sistem open cut.

    Rawa besar sebanyak 1 lokasi, kedalaman 0,5 1,5 meter dan lebar 300 meter.

    Metode pemasangan dengan sistem Pull laying with concrete weight.

    Rawa kecil sebanyak 2 lokasi dengan kedalaman 0,4 1,5 meter dan lebar 100

    meter. Metode pemasangan adalah sistem Pull laying with concrete weight.

    Gambar 2.33 menggambarkan bagaimana teknik pemasangan pipa gas memotong

    jalan raya.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    13/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-90

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Gambar 2.33. Disain Peletakan Typical Highway Crossing

    Pada prinsipnya teknik pemasangan pipa memotong jalan raya dan sungai akan

    sama yakni pipa ditanam sedalam 2 meter dari permukaan sekitar jalan raya

    (general common level) dan dibalut dengan isolator dan pipa casing. Apabila jalur

    pipa tersebut memotong alur sungai, pipa ditanam memotong sungai dan dipasang

    minimal 2 meter di bawah dasar sungai.

    Gambar 2.34. Disain PeletakanTypical River CrossingDi Bawah Dasar Sungai

    2 MTRTOP CASING

    BOP CASING

    ENT

    ENT

    ADAN JAL N RAYA

    2 m 2 m

    alur pipa

    2 m

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    14/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-91

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Pembuatan desain pipa transmisi telah memperhatikan pada code dan standard dan

    peraturan pemerintah yang berlaku, komposisi gas, kelas lokasi, faktor laju korosi

    dan faktor desain kekuatan yang lebih tinggi, sehingga diharapkan pipa memiliki

    kemampuan dan kehandalan yang tinggi. Selain itu pipa juga diproteksi katodik dan

    diberi pembalut luar pipa (external coating)untuk melindungi pipa dari korosi luar.

    Setelah kegiatan pembersihan lahan dan pematangan lahan selesai, maka kegiatan

    pemasangan pipa penyalur gas dilaksanakan dengan urutan pekerjaan berikut ini:

    1) Penggalian tanah yang akan ditanami pipa,

    2) Pengelasan pipa di lokasi pemipaan,

    3) Uji radiografi,4) Penurunan pipa,

    5) Penanaman pipa,

    6) Hydrotest,

    7) Pembersihan/pengeringan dalam pipa(pigging).

    Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas di darat berpotensi menimbulkan dampak

    berikut ini.

    a) Penggelaran, penurunan dan penanaman pipa akan menyebabkan

    terganggunya aktivitas penduduk di sekitar jalan atau terbatasnya keleluasaan

    penduduk dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari sampai dengan

    tertanamnya kembali pipa ke tempat yang telah ditentukan. Selain itu kegiatan

    ini akan menyebabkan kebisingan dan peningkatan debu.

    b) Pemasangan pipa yang memotong jalan berpotensi akan mengganggu

    kelancaran lalulintas dan keselamatan lalulintas.

    c) Setelah pipa dipasang, maka akan dilakukan hydrotest menggunakan air yang

    diambil dari sumber air terdekat. Air bekas hydrotest akan dibuang ke sungai

    sesuai peraturan yang berlaku, namun masih berpotensi dapat berdampakterhadap kualitas air sungai.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    15/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-92

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Alternatif 2

    Jalur alternatif2 yaitu pemasangan pipa gas melintasi SM Bakiriang dilakukan

    dengan sistem pemboran horizontal atau Horizontal Directional Drilling (HDD). Di

    depan telah dijelaskan bahwa pemasangan pipa sebelum masuk SM Bakiriang akan

    dimasukkan ke dalam tanah dengan dibor secara horizontal. Oleh karena lahan SM

    Bakiriang yang akan dilalui sepanjang 3 km maka pada setiap jarak 1 km akan

    ada lahan yang dipakai untuk penyambungan pipa dan pemboran tanah. Untuk itu

    akan diperlukan lahan 2 ha untuk area kerja pemboran pada segmen berikutnya

    dan penyambungan pipa.

    b. Jalur Laut

    Pemasangan pipa gas dari BS Donggi untuk jalur alternatif3 ini akan dilakukan

    melalui dasar laut pantai SM Bakiriang sepanjang sekitar 4 km. Ditinjau dari sisi

    tingkat kesulitan teknis pemasangan dan biaya perawatan jalur alternatif3 relatif

    lebih mahal.

    Fasilitas fabrikasi pipa yang ada di darat diangkut ke lokasi menggunakan tongkang.

    Sumber-sumber daya untuk keperluan usaha konstruksi sebagian besar akan

    tersedia di tongkang-tongkang dan kapal-kapal pendukung dan hanya sedikit

    logistik dan material akan dibutuhkan dari tim di darat. Diperkirakan hanya

    beberapa sumber daya dari pangkalan di darat diperlukan seperti bahan bakar dan

    barang pakai lainnya termasuk fasiltas camp sementara. Namun demikian, instalasi

    dan konstruksi jalur pipa di pantai akan memerlukan sebuah tim kecil yang akan

    berpangkalan di lokasi di darat.

    Aktivitas konstruksi yang terkait dengan pembangunan pipa lepas pantai dapat

    dibagi menjadi fabrikasi dan pemasangan jalur pipa di pantai. Pekerjaan konstruksi

    akan dibagi menjadi fase-fase utama berikut ini:

    1). Fabrikasi di Darat Bagian-bagian struktural pipa akan difabrikasi, dirakit dan

    dites sebagai unit fungsional lengkap di bengkel fabrikasi di darat.2). Angkutan ke Lokasi Pipa yang telah di-pra-rakit akan diangkut dari tempat-

    tempat fabrikasi ke lepas pantai SM Bakiriang menggunakan tongkang khusus

    untuk tujuan tersebut.

    3). Instalasi di Lepas Pantai Fase konstruksi marine ini melibatkan pemancang

    fondasi dan pemasangan pipa.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    16/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-93

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Setelah memancang tiang pemancang fondasi kemudian semua komponen pipa dan

    peralatan akan disambung dan dipersiapkan untuk tujuan komisioning. Akan

    tersedia sebuah kapal pendukung pekerjaan penyelaman apabila diperlukan

    pekerjaan di bawah laut.

    Pipa untuk pipa penyalur akan difabrikasi, di-corrosion coated dan concrete coated

    di tempat-tempat fabrikasi dan kemudian diangkut ke lokasi untuk dikonstruksi.

    Terdapat tempat-tempat di dasar laut yang terdiri dari gelombang pasir dan

    mungkin akan diperlukan pengerukan beberapa bagian gelombang pasir tersebut.

    Pipa penyalur akan diletakkan di dasar laut mengacu pada Keputusan Menteri

    Pertambangan dan Energi No 300.K/38/M.PE/1997 tertanggal 28 April 1997 tentang

    Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi. Platform risers mungkin

    telah di-pra-instalasi pada pipa penyalur, tergantung dari enginiring dan penilaian

    rinci kondisi lingkungan. Gambar 2.35 menunjukkan bagaimana teknik

    pemasangan pipa gas bawah dasar laut.

    Gambar 2.35. Konstruksi Pipa Bawah Laut

    Pipa penyalur lepas pantai disalurkan ke fasilitas di darat melalui suatu bagian yang

    lazim disebut shore approach pipa penyalur. Tempat ini biasanya merupakan

    transisi antara pipa penyalur bawah laut di garis pantai dan pipa penyalur di darat.

    Shoreline approach pipa penyalur dibangun menggunakan metode parit terbuka

    konvensional. Akan dibuat parit dari dataran lumpur dekat pantai ke suatu lokasi di

    darat. Pipa penyalur akan dipasang di dalam parit tersebut dan diurug kembali

    m

    m

    m

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    17/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-94

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    menggunakan tanah setempat atau batu-batuan rekayasa. Sesuai peraturan

    Indonesia, pipa penyalur di shore approach harus diberi parit dan dikubur sampai

    kedalaman 2 m sampai kedalaman air 12 m. Metode-metode konstruksi shore

    approach pipa penyalur sedang diteliti untuk memperoleh solusi alternatif.

    Pra-Komisioning Pipa Penyalur. Pra-komisioning atau uji hidrostatik tidak

    menggunakan corrosion inhibitor, tetapi menggunakan air tawar. Pipa penyalur

    akan dibersihkan dan diukur sebelum air dikeluarkan. Pengeluaran air akan

    dlilakukan menggunakan udara, kompresor dan serangkaian pig trains dengan

    prosesdewatering, dryingdanpurging.

    Untuk keamanan dan keselamatan bersama, beberapa upaya yang dilakukan

    terhadap ROW pipa adalah:

    dipasang rambu-rambu peringatan bahwa areal tersebut merupakan ROW

    inspeksi rutin(pipe checker)

    rutin maintenance ROW

    Jalur pipa akan dilengkapi dengan Emergency Shutdown Valve (ESDV) atau Local

    Block Control Valve (LBCV) untuk mengantisipasi apabila terjadi kebocoran pipa,

    baik di darat maupun di laut. Jumlah fluida/gas yang terlepas jika terjadi kebocoran

    diperkirakan sebesar 45 MMSCF.

    Kegiatan Pembangunan Instalasi Jalur Pipa & Shore Approach berpotensi

    menimbulkan limbah berikut:

    a) Air Hydrotest Sebelum pra-komisioning fasilitas dan pipa penyalur, maka akan

    digunakan air tawar untuk hydrotest bejana tekan dan pipa penyalur. Setelah

    hydrotest, maka air yang kurang-lebih 20.000 m3

    , akan dialirkan ke laut lepas.

    b) Gas buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untuk camp akan dipasok olehgenerator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi

    pengendali emisi standard dan akan mempergunakan BBM berkadar sulfur

    rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida.

    c) Pembersihan Peralatan sebelum komisioning, peralatan akan dicuci secara

    internal. Limbah air cucian tersebut akan ditangani sama seperti air hydrotest.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    18/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-95

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    d) Gas Buang dari generator/ventilasi bejana Operasi generator pembangkit

    listrik dan sejumlah kecil ventilasi bejana selama komisioning akan dilepas gas

    buang ke udara yang secara periodik akan dipantau.

    e) Grit (material sand blasting) Sejumlah kecil grit dari operasi sand blasting

    akan terlepas ke lingkungan.

    f) Barang Terjatuh Pada aktivitas konstruksi penyalur dan kemungkinan akan

    ada barang terjatuh dari bargesekalipun relatif sedikit.

    Kegiatan konstruksi instalasi pipa jalur alternatif3 di lepas pantai SM Bakiriang ini

    berpotensi menimbulkan dampak negatif berikut:

    a) Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik menyebabkanpenurunan kualitas udara secara lokal.

    b) Berbagai barang yang terjatuh, pengerukan, puing penimbunan batu akan

    berpotensi menimbulkan kerusakan batukarang.

    c) Tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar akan menurunkan kualitas

    air yang dapat mempengaruhi biota laut.

    d) Perusakan terumbu karang yang dilindungi

    e) Perusakan pantai untuk tempat bertelur burung Maleo yang dilindungi.

    f) Kebutuhan lahan yang lebih luas yang berpotensi memunculkan keresahan

    masyarakat khususnya dalam proses penggantian nilai lahan

    Adapun dampak positifnya berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar

    pantai ada yang berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung

    makan, menjadi pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko

    kelontong, dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

    5. Pengelepasan Tenaga Kerja

    Pada akhir masa konstruksi, tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur sampai

    dengan berakhirnya kontrak kerja di unit kerja masing-masing. Pelaksanaan

    penglepasan tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

    Kegiatan penglepasan tenaga kerja ini berpotensi menimbulkan dampak berupa

    hilangnya mata pencaharian penduduk dan pendapatan masyarakat, penurunan

    perekonomian lokal serta munculnya persepsi negatif masyarakat sehubungan nantinya

    akan meningkatkan angka pengangguran.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    19/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-96

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    C. Tahap Operasi

    1. Penerimaan Tenaga Kerja

    Tenaga kerja untuk operasional produksi gas cukup besar, sebagian merupakan tenaga

    ahli dengan skill yang cukup tinggi sampai sangat tinggi, dan sebagian lainnya bukan

    tenaga ahli. Pelaksanaan penerimaan tenaga kerja sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    a. Penerimaan tenaga kerja BS/GPF

    Jumlah personil yang dibutuhkan untuk mengoperasikan BS/GPF tahap awal

    tergantung pada opsi pengolahan yang dipilih. Tabel 2.25 menunjukkan perkiraan

    jumlah dan spesifikasi tenaga kerja untuk operasional masing-masing unit BS/GPF

    lebih kurang 26 orang.

    Tabel 2.25. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaOperasional dalam Satu Unit BS/GPF

    No Spesifikasi Jumlah Total

    1.

    2.

    TenagaUn-skill

    a. Office-Boy

    b. Cleaning services

    c. Sopir kendaraan penumpang

    d. Security

    Tenaga Skill

    a. Operator produksi

    b. Foreman produksi

    4

    4

    2

    4Jumlah

    8

    4

    Jumlah

    14

    12

    Total 26

    b. Penerimaan tenaga kerja penyaluran gas, pengangkutan kondensat dan sulfur

    Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja untuk operasional transmisi gas, pengangkutan

    kondensat dan sulfur yang akan dibutuhkan hanya 28 orang (Tabel 2.26).

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    20/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-97

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tabel 2.26. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga KerjaPenyaluran Gas, Pengangkutan Kondensat dan Sulfur

    No Spesifikasi Jumlah Total

    1.

    2.

    TenagaUn-skill

    a. Office-Boy

    b Sopir kendaraan ringan

    Tenaga Skill

    a. Pipa checker

    b. Operator peralatan berat

    c. Foreman

    b. Sopir kendaraan berat

    2

    6

    Jumlah

    14

    2

    2

    2Jumlah

    8

    20

    Total 28

    Kegiatan penerimaan tenaga kerja berdampak negatif terhadap proses sosial

    sebagai akibat adanya rasa tidak puas atau kecemburuan warga masyarakat sekitar

    yang tidak dapat diterima sebagai tenaga kerja. Kondisi ini akan memunculkan sikap

    dan persepsi negatif masyarakat. Namun pada sisi yang lain kegiatan ini berdampak

    positif terhadap kemungkinan munculnya berbagai kesempatan berusaha yang

    dapat dibuka oleh warga masyarakat untuk memenuhi keperluan para tenaga kerja.

    2. Pemboran Sumur Pengembangan

    Sumur-sumur pengembangan di Donggi, Minahaki, Matindok, Sukamaju, dan Maleoraja

    dibor dengan menggunakan land-rigyang kapasitasnya sesuai dengan kedalaman yang

    akan dicapai. Peralatan pemboran telah dilengkapi dengan pencegahan semburan liar

    (blow out preventer), Standard Operation Procedure (SOP), dan penanggulangan

    keadaan darurat (emergency respon plan). Peralatan berat yang telah selesai digunakan

    kemudian dimobilisasi dan didemobilisasi dengan kendaraan berat. Operasi pemboran

    sumur pengembangan berakibat timbulnya dampak berikut ini:

    a) Lumpur Pengeboran Semua sumur akan dibor menggunakan lumpur yang water-

    based dan tidak beracun. Pengeboran reservoar akan dilakukan menggunakan low-

    toxicty, synthetic oil-based atau water-based mud.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    21/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-98

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    b) Cuttings Cuttings yang akan dihasilkan selama pengeboran kira-kira 3000-3800

    bbl, dan cuttings akan dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    c) Gas buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untuk camp akan dipasok oleh

    generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi

    pengendali emisi standard dan akan mempergunakan BBM berkadar sulfur rendah

    guna meminimasi emisi sulfur dioksida.

    d) Pengerukan Sisa hasil pengerukan tanah akibat kegiatan konstruksi akan ditimbun

    di tempat yang ditentukan yang kemungkinan akan dapat digunakan kembali untuk

    penimbunan.

    e) Puing dari Pembuangan Bebatuan Puing bebatuan akan ditimbun di suatu tempat

    urukan tanah yang ditentukanf) Limbah Sanitasi Air limbah sanitasi akan dikumpulkan dan diolah sampai standard

    yang berlaku sebelum dialirkan ke sungai.

    Kegiatan pemboran sumur-sumur pengembangan struktur Donggi, Minahaki, Matindok,

    Sukamaju dan Maleoraja berpotensi menimbulkan dampak negatif berikut:

    a) Gas buang dari Mesin Diesel dan generator pembangkit listrik menyebabkan

    penurunan kualitas udara secara lokal, yang bisa membayakan kesehatan manusia.

    b) Lumpur pengeboran yang water-based dan tidak beracun, material sand blasting

    (grit) cuttingsyang dicuci, dan air pembersihan peralatan sebelum komisioning yang

    dibuang di sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air sungai dan

    mempengaruhi lehidupan biota air.

    c) Tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar atau cat juga akan

    menurunkan kualitas air yang dapat mempengaruhi biota air.

    Adapun dampak positifnya berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada

    yang berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi

    pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dansebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

    3. Operasi Produksi di Fasilitas Produksi Gas

    Seluruh produksi dari sumur-sumur gas dialirkan ke fasilitas produksi gas berupa Block

    Station,setelah melalui Header Manifold, gas akan masuk ke dalam separator. Dari BS,

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    22/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-99

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    gas yang sudah mengalami pemisahan pada tahap awal akan dialirkan ke CO2and H2S

    removal plant atau AGRU (Acid Gas Removal Unit) dan SRU (Sulfur Recovery Unit)

    masing-masing untuk menurunkan kadar CO2 dan H2S, selanjutnya gas dikeringkan di

    Unit TEG dehydratiion (DHU) dan kelembabannya di kontrol menggunakan DEW Point

    Control (DCU). Gas yang telah memenuhi standar gas sale diukur melalui fasilitas

    metering dan dialirkan melalui pipa ke Kilang LNG. Sulfur (belerang) hasil pemisahan

    dari gas alam dalam bentuk cake/biosulfur yang dapat langsung di landfill atau dapat

    digunakan sebagai pupuk. Sedangkan kondensat langsung dialirkan ke tangki penimbun

    kondensat untuk selanjutnya dikirim dengan mobil tangki ke Tangki Penampung

    Kondensat milik JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Bajo. Flare didisain untuk

    menangani dua proses, yaitu untuk mengatur dan membuang gas ringan tekanan tinggidalam kondisi tidak normal (blowdown), dan untuk Penglepasan dan mengaburkan gas

    buang yang didalamnya masih mengandung partikel gas CO 2rendah.

    Limbah yang berasal dari Pengoperasian Fasilitas Produksi Gas, misalnya :

    1) Limbah mengandung gas

    a) Emisi gas dari penggerak peralatan utama.

    Peralatan utama, seperti kompresor, genset dan pompa-pompa menggunakan

    mesin berbahan bakar gas. Gas buang hasil pembakaran akan dilepas ke udara

    terbuka.

    b) Emisi gas dari penggerak mesin Cadangan tenaga listrik menggunakan mesin

    pembangkit berbahan bakar diesel. Mesin diesel akan dipakai hanya sewaktu

    penggerak mesin utama tidak bekerja. Limbah dari mesin dalam bentuk gas

    buang akan dilepas ke udara terbuka.

    c) Gas cerobong pemanas regenerator glycol Regenerasi glycol yang dipakai

    pada unit pengering adalah dengan cara menguapkan air yang diserap dalam

    pemanas semburan-gas. Gas cerobong pemanas akan dilepas ke udara terbuka.

    d) Emisi suar api (flare stack) Suar api didisain untuk menangani dua proses,yaitu untuk mengatur dan membuang gas ringan tekanan tinggi dalam kondisi

    tidak normal atau darurat, dan untuk Penglepasan dan mengaburkan gas buang

    yang di dalamnya masih mengandung partikel gas masam yang mengandung

    CO2 rendah. Emisi dapat meningkat secara signifikan selama operasi tidak

    normal, namun jangka waktunya pendek.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    23/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-100

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    2) Limbah cair

    a) Air Terproduksi Fasilitas pengolahan meliputi pemisahan setiap air

    terproduksi. Air terproduksi akan ditangani tersendiri di instalasi pengelolaan air

    limbah (IPAL), sampai kualitasnya memenuhi ketentuan yang ditetapkan untuk

    air buangan sebelum dilepas ke badan air.

    b) Limbah Domestik Cair Limbah dari Kakus akan diproses dalam septic tank.

    Sementara limbah dari kamar mandi, air dari dapur langsung dialirkan ke

    sungai.

    c) Limbah dari Pengeringan Permukaan Air yang berasal dari hujan yang

    menimpa kompleks BS dan GPF, air yang digunakan untuk pembersihan dan

    pencucian lantai dan atau fasilitas produksi yang tidak mengandung polutan

    akan dialirkan melalui saluran drainase dan dialirkan ke sungai. Sementara air

    untuk pengeringan yang mengandung polutan akan dialirkan IPAL.

    3) Limbah padat

    a) Limbah Domestik Padat Limbah padat organik yang mudah terbakar

    dikumpulkan di tempat pembuangan sementara (TPS) dan selanjutnya dibuang

    di tempat pembuangan akhir (TPA) yang telah ditentukan kemudian dibakar.

    Sementara sampah padat umum yang tidak mudah terbakar yang tidak

    membahayakan kesehatan seperti gelas, plastik dan fiber akan dipisah-pisahan,

    kemudian akan ditangani lebih lanjut.

    b) Limbah Padat Industri Bahan kimia yang berasal dari bahan-bahan yang

    digunakan untuk proses atau sisa proses seperti filter-filter bekas, potongan

    waste baskets, besi, kawat, lampu, aki, drum plastik bekas kemasan bahan

    kimia, oli bekas dikumpulkan dan ditampung sementara pada lokasi yang telah

    disiapkan khusus, dan kemudian akan ditangani lebih lanjut oleh pihak ketiga

    yang mempunyai ijin pengelolaan limbah B3.

    Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa keresahan

    masyarakat karena kekhawatiran penduduk akan berkurangnya keleluasaanpenduduk dalam melakukan aktivitas di tempat-tempat yang berdekatan dengan

    lokasi penanaman pipa. Dampak lainnya adalah terganggunya keamanan dan

    keselamatan penduduk apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti

    kemungkinan terjadinya kebocoran pipa gas yang akan membahayakan bagi

    kesehatan manusia di sekitarnya.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    24/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-101

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Kegiatan operasi produksi di BS dan GPF menghasilkan limbah yang berpotensi

    menimbulkan dampak lingkungan berikut.

    a) Limbah yang mengandung gas dari emisi limbah dari penggerak turbin,

    penggerak mesin dan suar api akan menyebabkan penurunan kualitas udara di

    sekitarnya.

    b) Limbah cair dari bekas air formasi setelah diolah untuk membuang minyak

    bebasnya dan kemudian dibuang ke sungai akan berpotensi menurunkan

    kualitas air permukaan.

    c) Sampah padat yang berasal dari para pegawai dari dalam komplek BS/GPF bila

    tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan.

    4. Penyaluran Gas Melalui Pipa ke LNG PlantPengiriman gas dari pipa BS/GPF dengan cara 2 (dua) alternatif berikut ini.

    Alternatif 1

    Pipa gas dari BS ke LNG Plant dibangun oleh Pertamina (PPGM). Pipa 16 dari BS

    Donggi bergabung dengan pipa 16 dari BS Matindok di junction yang terletak di Desa

    Nonong. Selanjutnya gas dikirim ke LNG Plant dengan pipa 18.

    Alternatif 2

    Pipa dari BS ke LNG Plant digabung dengan pipa yang dibangun oleh MEDCO Tomori.

    Pip 16 dari BS Donggi bergabung dijunctionMEDCO di Desa Sinorang. Selanjutnya gas

    dikirim dengan pipa 32 ke LNG Plant. Pipa 16 dari BS Matindok bergabung dengan

    pipa 32 (trunkline) MEDCO dijunctiondi Desa Nonong.

    Produksi gas yang dikirim rata-rata 300 MMSCFD. Pada inlet pipa, terdapat custudy

    meteruntuk mengetahui jumlah gas yang dikirim.

    Jalur pipa gas dirancang sedemikian rupa, untuk melindungi pipa dan lingkungan dari

    bencana dan pencemaran, sedapat mungkin menghindari daerah-daerah yang padat

    pemukiman. Pipa diberi lapisan pembungkus (coating), pencegahan korosi dan ditanam

    dalam tanah untuk melindungi dari kemungkinan bocor akibat kerusakan. Aliran dan

    tekanan gas dipantau secara terus-menerus terhadap adanya indikasi kebocoran pipa.

    Apabila terdeteksi adanya gejala kebocoran, operator akan segera melaksanakan SOP

    yang telah ditentukan sesuai dengan jenis kejadian yang berlangsung, terutama

    tindakan pengamanan operasi dan sistem isolasi.

    Untuk kepentingan pembersihan dan keselamatan operasi teknis lainnya, di kedua ujung

    saluran gas dilengkapi pig launcher and receiver dan dilengkapi dengan venting.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    25/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-102

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    5. Pengangkutan Kondesat dan Sulfur dengan Transportasi Darat

    Kondensat dan sulfur yang berasal dari separator Block Station ditampung dalam Tangki

    Penampung sebelum diangkut ke Tangki Penampung Kondensat dan sulfur milik JOB

    Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Bajo, Sinorang. Jumlah tangki penampung yang

    dipakai sebanyak 2 buah yang dioperasikan secara bergantian. Minyak/ kondensat dan

    sulfur akan diangkut dari Block Station ke Bajo, Sinorang dengan menggunakan road

    tankatau mobil tangki.

    Kegiatan pengangkutan kondensat dan sulfur melalui jalan darat dari fasilitas produksi

    gas dilakukan dengan menggunakan mobil tanki ke lokasi Tangki Penampung Kondensat

    dan sulfur milik JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Bajo, Sinorang. Kegiatan iniakan menyebabkan gangguan kelancaran lalulintas berupa kecepatan laju di ruas jalan

    yang relatif sempit menjadi lebih lambat, dan karena muatan yang berat akan

    meningkatkan resiko kerusakan jalan dan jembatan. Selain itu resiko terhadap

    keselamatan berlalulintas juga menjadi lebih tinggi yang diantaranya ditandai dengan

    banyaknya terjadi kecelakaan lalulintas.

    6. Pemeliharaan Fasilitas Produksi

    Kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi waktunya secara berkala, tergantung dari

    masing-masing jenis peralatan produksi. Kegiatan pemeliharaan di fasilitas produksi gas

    antara lain: perawatan terhadap kompresor, generator, pompa, tangki timbun

    kondensat, tangki timbunan sulfur, sumur produksi dan pipa. Kegiatan pemeliharaan

    tersebut bertujuan untuk pembersihan kotoran, perbaikan dan atau penggantian.

    Perawatan tangki timbun akan dilakukan sekitar 10 tahun sekali, dan akan

    menghasilkan sludge. Penanganan terhadap sludge akan dilakukan dengan mengacu

    kepada Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan

    Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun. Bahankimia yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan peralatan dan pemrosesan air,

    diantaranya gas corrosion inhibiitor, gas dehydrator, reverses demulsifier, portable

    water desinfectant (calcium hypochloride), potable water coagulant, potable water

    neutralizer (caustic soda) dan cleaner. Mitigasi dampak lingkungan akibat kebocoran

    pipa, telah disusun suatu rencana tanggap darurat (emergency response plan). Dengan

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    26/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-103

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    prosedur tersebut, apabila diketahui kebocoran/pencemaran dapat ditanggulangi secara

    dini. Penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pemeliharaan peralatan dan fasilitas

    pemrosesan gas seperti gas corrosion inhibitor, gas dehydrator, reverses demulsifier,

    potable water desinfectant (calcium hypochloride), potable water coagulant, potable

    water neutralizer (caustic soda) dan cleaner yang bila tercuci kemudian mengalir ke

    badan air akan menyebabkan penurunan kualitas air di sekitar fasilitas produksi yang

    dipelihara.

    D. Tahap Pasca Operasi

    1. Penutupan Sumur

    Penutupan operasi sumur dilakukan dengan sumbat semen dan bridge plug dipasang

    sesuai dengan ketentuan dan dilakukan uji tekanan. Pada kegiatan ini jenis

    pekerjaannya mencakup antara lain: isolasi zona lubang terbuka, isolasi pada lubang

    terbuka, penyumbatan atau pengisolasian interval perforasi, penyumbatan tunggul

    selubung/linier, penyumbatan selubung 9, pengujian sumbat, pemotongan dan

    pengangkatan selubung 9 yang tidak bersemen, pemotongan bagian atas casing

    sampai sekitar 5 m di bawah permukaan tanah dan mud line suspension diangkat, dan

    pemasangan sumbat semen permukaan (penutup). Laporan peninggalan sumur

    disampaikan ke BPMIGAS dan Ditjen MIGAS.

    2. Penghentian Operasi Produksi Gas

    Penghentian operasi produksi dan penyaluran gas dilakukan dengan pembersihan pipa

    transmisi dari sisa gas dengan cara flarringsebelum penghentian operasi produksi gas.

    Sementara itu penutupan operasi BS/GPF dilakukan dengan mengikuti prosedur, untuk

    menjamin keamanan yang tinggi dan untuk menghindari bahaya semburan liar,

    tumpahan kondesat, kebakaran dan kecelakaan kerja. Elemen-elemen yang dapat

    menyebabkan adanya bahaya tersebut akan diidentifikasi dan tolok ukur pencegahan

    yang tepat dalam menerapkan standar dan kode yang berlaku.

    Laporan peninggalan sumur, jalur pipa, BS/GPF dan fasilitas lain disampaikan ke Ditjen

    MIGAS.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    27/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-104

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    3. Pembongkaran dan Demobilisasi Peralatan

    Pada saat selesainya masa operasi produksi gas (diperkirakan sekurang-kurangnya 20

    tahun), peralatan, jaringan pipa dan fasilitas yang telah dipasang akan dibongkar dan

    dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan. Pembongkaran pipa ini dimaksudkan

    bahwa dengan tidak dioperasionalkan lagi pipa untuk mengalirkan gas, dimungkinkan

    pipa akan kororosif dan dapat menyebabkan amblesnya permukaan tanah di atasnya

    yang sangat membahayakan bagi manusia, binatang dan komponen lingkungan lainya.

    Penanganan terhadap lahan bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar meliputi

    pengurugan kembali lobang bekas bongkaran pipa, pembersihan dan rehabilitasi lahan

    terbuka yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan tentang

    peninggalan lokasi bekas peralatan, jaringan pipa dan fasilitas lainnya disampaikan

    kepada BPMIGAS dan Ditjen Migas.

    Demobilisasi peralatan diperkirakan akan berpotensi menimbulkan dampak terjadinya

    peningkatan kepadatan lalulintas yang mengakibatkan terganggunya kelancaran

    lalulintas, terjadinya kerusakan jalan dan jembatan yang dilalui kendaraan berat dan

    potensial adanya kecelakaan lalulintas.

    4. Revegetasi

    Lahan bekas lokasi pipa dan fasilitas lain yang telah dibongkar diurug kembali, diratakan

    dan dibersihkan. Kemudian pada lahan tersebut dilakukan revegetasi dengan berbagai

    vegetasi lokal yang cepat tumbuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatanrevegetasi tersebut dapat menyebabkan tertutupnya kembali lahan bekas kegiatan

    dengan berbagai vegetasi sehingga akan dapat meningkatkan keanekaragaman flora dan

    fauna di lokasi tersebut.

    5. Penglepasan Tenaga Kerja

    Pada akhir operasi produksi gas, tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur

    sampai dengan berakhirnya kontrak kerja di unit kerja masing-masing. Pelaksanaan

    penglepasan tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

    Kegiatan penglepasan tenaga kerja ini berpotensi menimbulkan dampak berupa

    hilangnya mata pencaharian penduduk dan pendapatan masyarakat, penurunan

    perekonomian lokal dan munculnya persepsi negatif masyarakat terkait akan adanya

    peningkatan angka pengangguran.

    Adapun ringkasan dari hasil telaahan kaitan antara komponen rencana kegiatan yang berpotensi

    menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan hidup disajikan pada tabel berikut.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    28/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-105

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tabel 2.27. Ringkasan Kaitan Komponen Rencana Kegiatan Bagian Huludengan Dampak Lingkungan yang Mungkin Timbul

    No om onen ke iatan anmenimbulkan dampak LokasiKomponen Kegiatan Jenis dam ak otensial anDitimbulkan. ahap Prakonstruksi

    1. embebasan lahan dan tanamtumbuh

    real untuk sumur pengembangan,asilitas produksi gas, dan jalur

    pipa gas .

    erubahan, perubahan pola kepemilikan lahanpenduduk, fungsi lahan proses sosial, perubahansikap dan persepsi masyarakat.

    . enerimaan tenaga kerjasetempat

    hususnya Kecamatan Toili Barat,oili, Batui, Kintom dan Kabupatenanggai umumnya.

    eningkatan pendapatan masyarakat, prosessosial, perubahan sikap dan persep i, terbuka

    esempatan berusaha.

    . aha Konstruksi1. obilisasi dan demobilisasi

    eralatan, material dan tenagakerja

    alan raya dari dan ke pelabuhanongkar muat material menujureal untuk sumur pengembangan

    asilitas produksi gas, dan jalurpipa gas.

    ebisingan, getaran, peningkatan kadar debu,mempengaruhi transportasi darat: gangguan

    elancaran lalulintas, gangguan keselamatanerlalulintas, kerusakan jalan dan jembatan dan

    perubahan sikap dan persepsi masyarakat.. embukaan dan pematangan

    lahanekitar areal sumurengembangan, fasilitas produksi

    gas, dan jalur pipa gas.

    erubahan iklim mikro, perubahan bentanglahan, peningkatan debit aliran air permukaan,

    eningkatan erosi, kebisingan, peningkatanadar debu, enurunan kualitas sanitasi

    lingkungan, gangguan pola aliran air irigasi danungai yang terpotong jalur pipa gas, gangguan

    lalulintas alan an ter oton alur i a,engurangan penutupan lahan oleh vegetasi,enurunan flora dan satwa liar, erubahan

    kualitas air tanah dangkal, peru ahan sikap danersepsi masyarakat, terbukanya kesempatanerusaha.

    . egiatan konstruksi fasilitasproduksi gas (BS GPF)

    ekitar sumur pengembangan,BS- PF di 2 lokasi (Donggi danMatindok), 1 BS di Sukamaju.

    enurunan kualitas udara, peningk tanebisingan, penurunan kualitas air permukaan,enurunan debit air sun ai sekitar lokasiydrotest, penurunan biota air tawar, penurunan

    ualitas sanitasi lingkungan, peningkatanendapatan masyarakat, perubahan sikap danpersepsi masyarakat, terbukan a peluang

    erusaha,.a egiatan pemasangan pipa

    penyalur gas di darat(Alternatif-1 dan 2)

    ekitar jalur pipa gas di darat: MSdi Minahaki S/GPF Donggi;BS/GPF Donggi NG Plant;BS/GPF Matindok junction kepipa 28 yg menuju LNG Plant

    angguan lalulintas penduduk, kebisingan,eningkatan kadar debu, penurunan kualitasdara, penurunan kualitas air permukaan,enurunan biota air tawar, peningkatan erosi,enurunan debit sun ai di sekitar ke iatan

    hydrotest, gangguan pada sistem irigasi dandrainase, enurunan kualitas sanitasilin kun an, erubahan sika dan erse simasyarakat, terbukanya kesempatan berusaha.

    .b egiatan pemasangan pipalepas pantai

    ekitar pantai SM akiriang. enurunan kualitas udara lokal, penurunankualitas ai laut, penurunan biota air laut,

    usaknya pantai sebagai tempat bertelur burungaleo, rusaknya terumbu karang, perubahan

    ikap dan persepsi masyarakat, terbukaesempatan berusaha.

    . englepasan tenaga kerja real sumur, BS- PF, pemasanganpipa gas

    en runan kesempatan kerja, penurunanesem atan berusaha, enurunan enda atan

    masyarakat dan sikap dan persepsi negatifmasyarakat

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    29/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-106

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tabel 2.27. Lanjutan

    No omponen kegiatan yang

    menimbulkan dampak

    Lokasi

    omponen Kegiatan

    Jenis dampak potensial yang

    itim ulkan. ahap Operasi1. enerimaan tenaga kerja hususnya Kecamatan Toili Barat,

    oili, Batui, Kintom dan KabupatenBanggai umumnya.

    eningkatan pendapatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi lokal, gangguan rosessosial, perubahan sikap dan persepsi,erbukanya kesempatan berusaha

    . egiatan pemboran sumurpengembangan

    ekitar lokasi sumurengembangan di Donggi,inahaki, Matindok, Sukamaju danaleoraja

    enurunan kualitas udara lokal, penurunanualitas air permukaan, penurunan biota air

    tawar, erubahan sikap dan persepsimasyarakat, terbuka kesempatan berusaha

    3 perasi produksi gas di BSGPF

    ekitar 2 lokasi BS GPF di Donggidan Matindok

    erubahan iklim mikro, penurunan kualitas airermukaan, penurunan vegetasi dan komunitas

    satwa liar, penurunan kualitas udara, kebisingan,penurunan tingkat kesehatan masyarakat,pendapatan masyarakat, terbukanya kesem-

    patan berusaha, gangguan roses sosial,ela isan sosial, erubahan sika dan erse si

    masyarakat. en aluran as melalui i a ekitar alur i a as erubahan sika dan erse si mas arakat. en an kutan kondensat dan

    ulfur den an trans ortasiarat

    e an an alan ra a dari BS- PFatindok dan Don i ke Tan ki

    enampung di Bajo

    em en aruhi trans ortasi darat aitu:kelancaran laluli tas, keselamatan lalulintas,

    erusakan jalan dan jembatan. emeliharaan fasilitas roduksi ekitar sumur en emban an, 2

    BS- PF di Donggi dan Matindokan BS di Sukamaju

    enurunan kualitas air ermukaan, erubahansikap dan persepsi masyarakat

    D. Tahap Pasca Operasi1. Penutupan Sumur Lokasi sumur pengembangan

    2. en hentian o erasi roduksigas

    Sekitar BS - PF di Don i danMatindok

    enurunan kebisin an, enin katan kualitasdara, peningkatan kualitas air permukaan,

    penurunan kepadatan lalulintas, perubahansikap dan persepsi masyarakat3. embongkaran dan

    demobilisasi peralatanDi tapak BS- PF dan jalan raya di

    ekitar lokasi yang dilaluipengangkutan perlatan tersebut

    angguan pada transportasi darat yaitu:keselamatan dan kelancaran lalulintas di jalanaya dan peningkatan resiko kerusakan jalanaya dan jembatan, perubahan sikap dan

    persepsi masyarakat4. Revegetasi Lokasi bekas tapak sumur, BS - PF

    dan jalur pipa.eningkatan penutupan lahan oleh vegetasi,

    peningkatan populasi satwa liar

    5. Penglepasan tenaga kerja hususn a Kecamatan Toili Barat,oili, Batui, Kintom dan Kabupaten

    Banggai umumnya

    enin katan en an uran, enurunanendapatan masyarakat, penurunan kesempatanerusaha, perubahan sikap dan persepsi

    masyarakat

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    30/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-107

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    2.3.2. Kegiatan Bagian Hilir

    A. Tahap PrakonstruksiKomponen rencana kegiatan pada tahap prakonstruksi kegiatan bagian hilir yang berpotensi

    menimbulkan dampak adalah kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh dan

    penerimaan tenaga kerja.

    1. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuh

    Pada lokasi untuk pembangunan kilang LNG dan Pelabuhan Khusus serta fasilitas

    lainnya akan dilakukan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Lahan yang akan

    digunakan diusahakan bukan lahan permukiman. Luas lahan yang akan dibebaskan

    meliputi untuk kilang LNG 300 Ha termasuk lahan untuk pelabuhan/Pelabuhan Khusus

    beserta fasilitas pendukungnya. Proses pembebasan lahan dan pemberian kompensasitanam tumbuh akan dilaksanakan melalui panitia sembilan. Kegiatan ini berpotensi akan

    menimbulkan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.

    Pengadaan lahan yang akan dilakukan pada tahap kegiatan ini akan dilakukan secara

    jual-beli, sesuai dengan kesepakatan bersama. Kegiatan ini diprakirakan akan

    memunculkan dampak berupa terjadinya perubahan fungsi lahan, perubahan jenis/

    sumber mata pencaharian penduduk dan perubahan pola kepemilikan lahan penduduk.

    Pengadaan lahan ini akan meningkatkan pendapatan/penghasilan masyarakat setempat,

    khususnya para pemilik lahan. Peningkatan pendapatan ini akan dapat menimbulkan

    persepsi positif bagi para pemiliknya, namun sebaliknya apabila dalam kegiatan

    pengadaan lahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilik lahan,

    akan berpotensi memunculkan konflik sosial di masyarakat yang pada akhirnya akan

    dapat menyebabkan munculnya persepsi negatif masyarakat terhadap rencana

    kegiatan.

    2. Penerimaan Tenaga Kerja

    Tenaga Kerja konstruksi harus orang Indonesia, dengan pengecualian yang sangat

    terbatas di mana diperlukan kecakapan spesialis dan yang tidak tersedia di Indonesia.

    Pelaksanaan rekrutmen tenaga kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku. Personil setempat yang telah memenuhi kualifikasi untuk

    pekerjaan tertentu akan direkrut. Ada kemungkinan sejumlah tenaga kerja akan

    didatangkan dari daerah lain bila tenaga dengan kualifikasi yang sama tidak dapat

    dipenuhi dari penduduk lokal. Selama masa konstruksi akan dibangun dan dioperasikan

    camps untuk menyediakan tempat tinggal, makanan, air, perawatan medis, dan

    kebutuhan penting pekerja yang lain.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    31/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-108

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tenaga kerja untuk pembangunan kilang LNG dan Pelabuhan Khusus serta fasilitas

    lainnya diperkirakan membutuhkan 3000 pekerja dengan berbagai macam

    keahlian (skill), dengan perincian tenaga skill sebanyak 1015 orang dan tenaga

    unskill sebanyak 1950 orang. Jumlah, persyaratan dan spesifikasi kebutuhan tenaga

    untuk pembangunan Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus beserta fasilitas pendukungnya

    disajikan pada tabel berikut.

    Tabel 2.28. Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja PembangunanKilang LNG, Pelabuhan Khusus dan Fasilitas Pendukung

    Spesifikasi Jumlah Total

    1. TenagaUn-Skill

    a. Penjaga malam

    b. Office boy

    c. Pembantu rumah tangga

    d. Tukang gali

    e. Pembantu tukang pekerjan sipil

    f. Tukang-tukang pekerjaan sipil

    g. Tukang las pipa air

    h. Sopir kendaraan penumpang

    2. TenagaSkill

    a. Engineer project

    b. Drafter

    c. Foremen

    d. Operator alat berat

    e. Operator mesin berputar

    f. Mekanik

    g. Sopir kendaraan berat

    110

    50

    50

    540

    540

    400

    130

    130

    Jumlah

    270

    110

    170

    130

    130

    130

    110

    Jumlah

    1950

    1015

    Total 3000

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    32/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-109

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Diperkirakan bahwa akan ada 3000 lebih personil di lokasi pada saat aktivitas konstruksi

    Kilang LNG puncak, yang akan bertambah secara bertahap, kemudian akan berkurang

    dengan selesainya pekerjaan. Pemrakarsa menyadari bahwa angkatan kerja sebesar ini

    perlu dikelola dengan ketat seperti berikut ini:

    a) Pedoman yang komperhensif bagi Kesehatan, Keselamatan dan Perlindungan

    Lingkungan.

    b) Pedoman yang komprehensif bagi hubungan masyarakat.

    c) Orientasi lokasi pada saat kedatangan.

    d) Kesejahteraan camp, penetapan standard minimum yang dapat diterima.

    e) Cek kesehatan pra-kerja, skrining terhadap obat-obatan terlarang dan alkohol dan

    uji petik.f) Fasilitas rekreasi camp.

    g) Penyediaan fasilitas penunjang medis yang memadai, dan rencana tanggap darurat.

    h) Persyaratan jam kerja di lokasi dan cuti pulang ke rumah.

    i) Transportasi di lokasi.

    j) Fasilitas Ibadah.

    k) Pengelolaan limbahcampdan konstruksi.

    l) Keamanan dan perlindungan masyarakat setempat.

    m) Hubungan dengan masyarakat setempat.

    Hal-hal tersebut di atas akan dirinci dalam dokumen lingkup kerja Pertamina EP untuk

    ditaati sub-kontraktor. Pemrakarsa juga akan memastikan bahwa para sub-kontraktor

    tingkat bawah dan tenaga kerja terampil menyadari dan tunduk terhadap aturan dan

    prosedur yang berlaku. Pengelola camp yang ahli dan berpengalaman luas akan

    dipekerjakan oleh kontraktor Pertamina EP untuk melaksanakan hal tersebut di atas,

    sesuai standard yang ditetapkan Pemrakarsa.

    Dengan melihat tingkat kebutuhan tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam kegiatanpembangunan kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan prasarana serta fasilitas lainnya,

    maka kemungkinan besar tenaga kerja untuk tahap kegiatan ini tidak akan cukup bila

    hanya dipenuhi dari tenaga kerja yang berasal dari penduduk lokal, mengingat untuk

    kegiatan ini sangat banyak membutuhkan tenaga kerja yang harus memiliki kualifikasi

    dan sertifikasi tertentu. Oleh karena itu berkaitan dengan kenyataan di atas, dampak

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    33/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-110

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    potensial yang akan muncul yaitu berupa kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal

    yang tidak dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja, sedangkan pada sisi lain akan muncul

    dampak potensial berupa munculnya persepsi positif terhadap kegiatan proyek karena

    penduduk lokal dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja dan kemungkinan adanya

    kesempatan berusaha untuk memenuhi keperluan hidup pada pekerja.

    B. Tahap Konstruksi

    Selama keseluruhan kegiatan konstruksi, suatu program akan dilaksanakan untuk

    mengawasi pembuangan limbah konstruksi dengan cara yang sesuai dengan aturan dan

    peraturan lingkungan hidup Indonesia. Pemrakarsa akan mengadakan perencanaan

    sebagai program pemantauan untuk memastikan dilaksanakannya aturan dan peraturantersebut. Komponen kegiatan pada tahap konstruksi dan limbah spesifik serta dampak-

    dampak yang diperkirakan akan timbul akan dibahas di bawah ini.

    1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, Material dan Tenaga Kerja

    Kegiatan pengangkutan alat dan bahan serta tenaga kerja untuk pembangunan kilang

    LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat ke

    lokasi rencana kegiatan pembangunan kilang LNG.

    Peralatan dan material yang diangkut volumenya sangat besar. Tipikal peralatan utama

    bagi konstruksi Kilang LNG, Pelabuhan Khusus berikut fasilitas yang terkait disajikan

    dalam Tabel 2.29. Pengaturan mobilisasi dan demobilisasi yang tepat dari jenis

    peralatan, kuantitas puncak, total jangka waktu di lokasi, dan sumber peralatan

    konstruksi akan tergantung pada strategi pelaksanaan konstruksi yang tepat dari

    kontraktor utama, jadwal dan ketersediaan peralatan.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    34/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-111

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Tabel 2.29. Peralatan Konstruksi Kilang LNG, Pelabuhan Khususdan Fasilitas Pendukungnya

    Uraian Kuantitas Puncak

    Ambulans 2

    Backhoe/loaders 2

    Bus 100

    Kompresor udara, 100 cfm sampai 600cfm 16

    Derek, 15 ton kebawah 10

    Derek, 22 ton sampai 40 ton 15

    Derek, 50 ton 10

    Derek, 110 ton 6

    Derek, 225 ton 3

    Derek, 1200 ton 1

    Tower Crane 1

    Forklif 10

    Generator, 220 kW ke bawah 4

    Generator, 360 kW 6

    Generator, 1.0MVA 8

    Lampu, kilang dan menara 6

    Prime movers 10

    Tangker Bahan Bakar 2

    Tangker Air 2

    Traktor/truk 10

    Trailer 30Truk 30

    Mesin Las, diesel 80

    Mesin Las, listrik 65

    Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat dan material yang melalui jalur

    darat akan banyak diangkut dengan kendaraan berbadan besar dan melampaui kelas

    jalan akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, getaran dan kadar debu kelingkungan sekitar, gangguan kelancaran lalu lintas setempat, keselamatan pengguna

    jalan, kerusakan jalan dan jembatan serta mengganggu aktivitas penduduk.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    35/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-112

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    2. Pembukaan dan Pematangan Lahan

    Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan mencakup:

    a) Penebangan dan pembersihan pohon dan semak belukar pada lokasi tapak proyek,

    yang luasnya sesuai dengan keperluan peruntukan lahannya.

    b) Perataan dan penimbunan pada lokasi tapak kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan

    fasilitas pendukungnya.

    Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan berakibat terbentuknya limbah-

    limbah berikut ini:

    1) Pembukaan - Perataan dan Pengerasan Lahan-Pembukaan untuk fasilitas (base

    camp, jalan, laydown area) akan dilaksanakan dengan penebangan dan perataansedikitnya footprint yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan yang sedang

    berlangsung secara aman. Diantisipsi bahwa tidak akan mendatangkan bahan untuk

    pengurukan. Pemotongan lebih, apabila ada akan disimpan di lokasi atau dibuang

    di suatu daerahoffsiteyang ditunjuk.

    2) Pengerukan - Pengerukan mungkin diperlukan untuk pembangunan Pelabuhan

    Khusus dalam Kilang LNG. Apabila hal tersebut diperlukan, maka bahan

    pengerukannya akan ditimbun di darat sebagai daerah barang bekas untuk

    digunakan kembali di mana mungkin.

    3) Limbah sanitasi - Limbah sanitasi yang berasal dari camp pekerja akan dikelola di

    lokasi.

    4) Sampah - Limbah Padat yang berasal dari camp pekerja akan ditimbun di dalam

    tempat pengurukan di lokasi.

    5) Gas Buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untukcamppekerja akan dipasok oleh

    generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi

    pengendali emisi baku dan akan menggunakan solar berkadar belerang rendah

    guna meminimasi emisi sulfur dioksida.

    6) Emisi knalpot Mesin dan Kendaraan Pengoperasian peralatan konstruksi dankendaraan personil akan menghasilkan emisi knalpot dalam jumlah kecil.

    7) Pembukaan, Perataan dan Pemadatan Lahan Pembukaan, Perataan dan

    Pemadatan untuk Kilang LNG Induk dan fasilitas terkait akan dilaksanakan dengan

    cara:

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    36/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-113

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    a) Pemotongan dan pengambilanfootprint minimum untuk menopang pekerjaan

    yang sedang berlangsung secara aman. Kurang-lebih 1.600.000 meter kubik

    material harus dipotong untuk mempersiapkan lokasi kilang LNG, di mana

    mayoritas material yang dipotong terkait dengan persiapan tempat tangki

    penimbun LNG.

    b) Pengurukan dan pemadatan bidang tanah yang rendah untuk mendapatkan

    daerah yang rata yang diperlukan untuk tapak bangunan berbagai fasilitas.

    Tanah yang hasil pemotongan digunakan untuk menguruk, sehingga dampak

    lingkungan akibat sisa meterial tanah dapat diminimasi.

    Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan berakibat dampak negatif berikut ini:

    e) Pembukaan, Perataan dan Pengerasan Lahan - Pembukaan untuk lokasi jalan masuk

    pemasangan pipa, Kilang LNG dan fasilitas (base camp, jalan, laydown area) akan

    dilaksanakan dengan penebangan dan perataan untuk footprint yang diperlukan

    untuk medukung pekerjaan yang sedang berlangsung secara aman. Kegiatan ini

    akan menyebabkan pengurangan penutupan lahan oleh vegetasi sehingga dapat

    merubah ikim mikro, mempercepat aliran air permukaan setempat, menambah

    resiko erosi, menimbulkan debu, kebisingan dari mesin-mesin yang digunakan.

    f) Pengerukan Pengerukan mungkin diperlukan untuk pembangunan Pelabuhan

    Khusus dalam Kilang LNG. Kegiatan ini akan menimbulkan erosi dan kekeruhan di

    air laut untuk sementara.

    g) Keberadaan tenaga kerja di camp-camp dalam waktu yang relatif lama akan

    berpengaruh pada sanitasi lingkungan dan sampah padat. Selain itu gas buang dari

    mesin diesel di camp menyebabkan penurunan kualitas udara lokal.

    h) Limbah Sanitasi Limbah sanitasi yang berasal dari camp pekerja akan dikelola

    sesuai dengan pengolahan limbah domestik.

    i) Pembersihan jalur untuk pipa yang memotong saluran irigasi dan sungai kecil akan

    berpotensi mengganggu aliran air;

    j) Pembersihan dan pematangan lahan yang memotong jalan berpotensi akan

    mengganggu lalulintas kendaraan penduduk.

    Adapun dampak positifnya berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada

    yang berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi

    pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dan

    sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    37/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-114

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    3. Konstruksi Kompleks Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

    Kegiatan kontruksi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus beserta fasilitas pendukungnya

    meliputi:

    a) Pembangunancampkonstruksi

    b) Pengembangan daerah laydownkontruksi dan jalan akses sementara

    c) Aktivitas konstruksi sipil (pekerjaan tanah, jalan, saluran pembuangan, fondasi dan

    gedung)

    d) Pemasangan baja struktural

    e) Pemasangan tangki LNG

    f) Fabrikasi dan instalasi pipa.

    g) Instalasi peralatanh) Instalasi junction box, circuitdan kabel listrik/instrumen

    i) Pendirian gedung CPP

    j) Pendirian gedung kilang

    k) Uji coba mekanis sistim peralatan/pemipaan

    l) Pendirian bangunan fasilitas terkait Kilang LNG seperti Pelabuhan Khusus dan

    fasilitas pendukungnya

    m) Aktivitas pra-komisioning.

    Pekerjaan konstruksi lokasi akan dibagi menjadi lingkup bidang khusus, seperti Marine,

    train LNG, Utilities, Offsites, tangki LNG, dan sebagainya. Secara tipikal, pekerjaan ini

    akan mencakup:

    a) Pekerjaan sipil (pekerjaan tanah, jalan, saluran pembuangan, fondasi dan pekerjaan

    beton, serta Pelabuhan Khusus)

    b) Pemasangan rangka baja

    c) Instalasi dan uji coba pemipaan

    d) Instalasi peralatan

    e) Listrik dan instrumentasi

    f) Isolasi

    Guna meminimasi pekerjaan di lokasi dan guna mengoptimasi biaya dan jadwal, maka

    akan banyak digunakan pra-fabrikasi, pra-perakitan dan modulisasi pemipaan, peralatan

    dan bangunan. Untuk tujuan ini, akan digunakan bengkel-bengkel di dekat lokasi atau

    jauh dari lokasi. Secara tipikal hal ini akan mencakup yang berikut ini:

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    38/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-115

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    a) Rangka baja struktural

    b) Fabrikasispool pipa

    c) Pra-isolasi pipa dan peralatan

    d) Sand-blastingdan pengecatan

    e) Penggunaan unit yangskid mounted(peralatan, pipa, listrik, dsb)

    f) Pra-fabrikasi dan instalasi rak pipa

    g) Bangunanmodular

    Tanggung jawab atas konstruksi kilang LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus (marine

    fasility)akan ditugaskan kepada kontraktor EPC

    Pelaksanaan proyek akan didasarkan pada pasokan material sebanyak mungkin yang

    tersedia dari Indonesia, dan pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan tenaga kerja

    lokal. Hampir semua keperluan sumber daya seperti peralatan, material, jasa-jasa dan

    tenaga kerja Kontraktor tersedia di Indonesia, namun kemungkinan besar tidak tersedia

    di sekitar proyek, misalnya dalam penyediaan bahan bakar, pelumas, dan beberapa

    material konstruksi. Pasir, agregat, dan papan kayu mungkin tersedia dari sumber-

    sumber di Kabupaten Banggai dan sekitarnya.

    Kegiatan Konstruksi Kilang LNG serta fasilitas terkait di darat berpotensi menimbulkan

    dampak positif berikut ini:

    a) Berdampak positif berupa peluang berusaha apabila masyarakat sekitar ada yang

    berminat untuk membuka usaha misalnya membuka warung makan, menjadi

    pemasok bahan mentah untuk rumah makan, membuka toko kelontong, dan

    sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

    b) Munculnya persepsi positif masyarakat, karena dengan akan dipasangnya jaringan

    listrik beserta peralatannya, masyarakat beranggapan bahwa meskipun hanya

    terbatas pada penerangan jalan akses ke lokasi Kilang LNG dan Pelabuhan Khusus,masyarakat sedikit banyak akan dapat ikut mendapatkan manfaat dari adanya

    penerangan listrik tersebut.

    Selain dampak positif, pembangunan Kilang LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus

    diperkirakan akan menimbulkan limbah berikut:

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    39/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-116

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    a) Limbah Sanitasi Limbah Sanitasi yang ditimbulkan camp konstruksi akan diolah

    dalam sebuah kilang pengolahan paket di lokasi sebelum dibuang.

    b) Sampah Limbah padat yang berasal daricamp perintis akan dibuang di tempat

    pengurukan atau pembakaran sampah di lokasi.

    c) Gas buang dari Mesin Diesel Tenaga listrik untuk camp akan dipasok oleh

    generator yang digerakkan mesin diesel. Mesin-mesin tersebut akan dilengkapi

    pengendali emisi standard dan akan mempergunakan BBM berkadar sulfur rendah

    guna meminimasi emisi sulfur dioksida.

    d) Gas buang Mesin dan Kendaraan Pengoperasian peralatan konstruksi dan

    kendaraan personil hanya akan menimbulkan emisi knalpot dalam jumlah kecil.

    e) Kelebihan Konstruksi Surplus Kelebihan (surplus) material konstruksi sepertibahan isolasi, bahan cat, bekas pemotongan baja akan ditampung, diklasifikasi dan

    dibuang di luar lokasi.

    f) Limpasan air hujan Aliran air hujan untuk tempat-tempat yang bersih akan

    dibiarkan mengalir sebagai air permukaan atau melalui selokan alamiah atau buatan

    ke kuala. Aliran air dari tempat-tempat yang cenderung terkena kontaminasi akan

    dialirkan ke sebuah bak penampung. Air yang tertampung dalam bak tersebut akan

    di tes sebelum pembuangan akhir. Apabila dari hasil tes diketahui dapat dibuang

    langsung, maka isi bak-bak tersebut akan dilepas ke kuala. Sebaliknya jika

    diketahui tidak cocok untuk dibuang langsung, maka air tersebut akan diolah

    terlebih dahulu sebelum dibuang.

    g) Tumpahan-tumpahan umum Tempat-tempat yang menggunakan atau menyimpan

    bahan bakar atau cat akan diberi pembatas untuk mencegah aliran air

    masuk/keluar, dan semua mesin yang digerakkan diesel akan diperlengkapi dengan

    drip trays. Tumpahan-tumpahan dari tempat penyimpanan dan drip pans akan

    dibuang dengan absorben kering atau disiram menuju ke sebuah tempat

    penampungan (sump) untuk dibuang dikemudian hari.

    h) Tumpahan tidak sengaja jenis material bahan bakar atau cat Tumpahandikumpulkan untuk pembuangan akhir.

    i) Puing dari Pembuangan Bebatuan Puing bebatuan akan ditimbun di suatu tempat

    urukan tanah yang ditentukan di darat yang lebih dalam.

    j) Limbah Sanitasi Air limbah sanitasi akan dikumpulkan dan diolah sampai standard

    yang berlaku sebelum dibuang ke laut.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    40/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-117

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    k) Serbaneka Berbagai barang, seperti bahansea-fastening, panel grating, tali baja,

    dan sebagainya mungkin akan terjatuh ke dalam laut secara tidak sengaja.

    l) Gangguan kelancaran lalulintas dan keselamatan berlalulintas bagi pada pengguna

    jalan yang melintasi jalan raya yang berdampingan dengan calon lokasi Kilang LNG

    dan demaga.

    Dalam pekerjaan ini, pengerukan kanal sementara di dataran berlumpur ke pantai

    mungkin diperlukan guna memungkinkan pembongkaran peralatan sampai dibangunnya

    dok cargo permanen dan/atau untuk memungkinkan pembangunan LNG pipeway

    trestle. Jalan urugan padat digunakan di air dangkal (0-2 m pada air pasang) di dok

    cargo atau trestle LNG. Jalan tersebut akan ditempatkan dan dirancang supaya tidak

    menganggu proses alami pesisir di pantai. Di air yang lebih dalam akan digunakan

    trestles terbuka. JettyLNG, kepala jetty, tempat tambatan dan berthing dolphinsyang

    akan dibangun mempunyai spesifkasi.

    Secara ringkas, gambaran kondisi awal perairan calon lokasi pembangunan kilang LNG

    dan Pelabuhan Khusus adalah:

    1. kedalaman perairan 20 meter (CD-20, pada detail desain) dicapai pada jarak

    sekitar 50 meter sampai dengan 100 meter.

    2. Tides range berkisar antara 100120 cm, dengan tipe pasang surut semidiurnal

    (dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari)

    3. Studi gelombang visual menunjukkan tingi gelombang, H relatif kecil, yaitu berkisar

    antara 0.1 hingga 0,5 m.

    4. Berdasarkan studi data angin (sumber bandara Bubung, Luwuk) diketahui bahwa

    kecepatan angin rerata harian 36 knot, dengan arah dominan dari Barat.

    Kecepatan angin maksimum 327 knot, dengan arah angin dominan dari arah

    Selatan. Dengan metode SMB maka diketahui tinggi gelombang maksimum sebesar

    1.5 m, yang akan terjadi pada saat musim angin timur pada bulan April-Agustus.

    5. Survei arus 25 jam (pada kedalaman 20 meter) dan studi arus surfzone (dengan

    metode float tracking) antara Tanjung Uling dan Tanjung Kanali menunjukkan

    arusnya cukup kecil berkisar antara 01 sampai 0,9 m/detik.

    6. Survei sedimen layang dan sedimen pantai memerlihatkan bahwa lokasi rencana

    pelabuhan sedikit mengalamai sedimentasi, kecuali daerah daerah yang merupakan

    muara sungai. Untuk daerah Uso, Tanjung Kanali dan Tanjung Uling sedimen pantai

    berupa pasir kasar.

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    41/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-118

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    Gambar 2.36. Arah Gelombang Dominan dan Potensial Longshore DriftDi Sekitar Lokasi Kilang dan Pelabuhan Khusus

    Berdasarkan tata letak (layout) marine facilities yang akan dibangun berupa LNG

    Loading Jetty (no. 1) dan MOF, Material Off Loading (no. 2) sebagaimana gambar di

    atas, diketahui bahwa trestle akan terletak/dibangun pada kedalaman antara 7,5 m

    sampai dengan 15 m. Jenis struktur berupa tiang pancang/pilar (Steel pipe pile D =

    1100) dengan jarak antara 16 m dan 18 m untuk LNG Loading Jetty (no. 1) dan D =

    800 dengan jarak 4,5 5 m untuk MOF (no. 2) (lihat gambar). Berdasarkan fakta-fakta

    ini dan data di atas maka dapat disampaikan sebagai berikut:

    1. Bangunan jetty (baik no. 1 maupun no. 2) terletak di daerah perairan yang cukup

    dalam, dan terhubung ke darat/pantai secara tidak langsung karena masih memberi

    ruang bagi pergerakan sedimen sejajar pantai (potential longshore drift). Artinya

    sedimen yang terangkut sebagai akibat proses pantai di daerah gelombang pecah

    (breaking zone, seandainya ada) masih dapat bergerak ke upstream(barat) maupun

    downstream (timur). Meskipun kehadiran pilar-pilar jetty sedikit banyak akan

    1 2

    1

    2

    NG Loading Jetty

    OF

    Arah GelombangDominan (dari Selatan)

    otensial Longshore Drift

  • 7/22/2019 1-2-7_BAB_2B_2

    42/55

    ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-119

    PT PERTAMINA EP -PPGM

    merubah rezim arus (sehingga terjadi gangguan transpor sedimen sejajar pantai),

    tetapi proses gangguan ini dalam waktu singkat tidak cukup signifikan dalam

    mengganggu transpor sedimen. Dengan demikian kecil kemungkinan terjadinya

    erosi di satu sisi dan sedimentasi disisi lain.

    2. Berdasarkan data hidro-oseanografi di atas kontribusi sedimen tegak lurus ke arah

    pantai (offshore-onshore sediment) hampir tidak ada, mengingat juga memang

    pada jarak 100 m dari pantai kedalaman laut berkisar 50 m, termasuk laut dalam

    sehingga pergerakan gelombang permukaan sudah tidak mempengaruhi pergerakan

    dasar laut.

    3. Berdasarkan ke dua poin di atas dapat disimpulkan tata-letak dan disain konstruksi

    marine facilities di Padang-Uso ini cukup aman bagi lingkungan sekitarnyaterhadapa bahaya erosi/abrasi.

    Secara ringkas, maka program konstruksi Pelabuhan Khusus di komplek LNG mencakup

    lingkup kerja berikut ini:

    a) Mobilisasi kontraktor konstruksimarinedi lokasi

    b) Mendirikan pangkalan konstruksi dan wilayah kerja di sepanjang pantai

    c) Membuat jembatan dokcargodan tempat tambat.

    d) MembangunjettyLNG, kepalajetty, tempat tambatan danberthing dolphins

    e) Membuat dan menempatkan jetty head superstructure

    f) Mengubah pangkalan konstruksi marine untuk operasi marine

    4. Penglepasan Tenaga Kerja

    Pada alkhir periode pembangunan kilang LNG dan fasilitas Pelabuhan Khusus, banyak

    tenaga kerja dilepaskan secara berangsur-angsur sampai dengan berakhirnya kontrak

    ker