1. 2. 7 2ol4perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi barang dan/atau jasa...

61
Menimbang Mengingat Menetapkan PRESIDEN REPUtsLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2019 TENTANG PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 66 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2OL4 tentang Perdagangan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik; 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak atas Barang dan/atau Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi. SK No 019092A 2. Perdagangan. . .

Upload: others

Post on 04-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Menimbang

Mengingat

Menetapkan

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 80 TAHUN 2019

TENTANG

PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2OL4 tentang Perdagangan, perlumenetapkan Peraturan Pemerintah tentang PerdaganganMelalui Sistem Elektronik;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentangPerdagangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol4 Nomor 45, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5512);

MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERDAGANGANMELALUI SISTEM ELEKTRONIK.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengantransaksi Barang dan/atau Jasa di dalam negeri danmelampaui batas wilayah negara dengan tujuanpengalihan hak atas Barang dan/atau Jasa untukmemperoleh imbalan atau kompensasi.

SK No 019092A

2. Perdagangan. . .

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-2-

2. Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang selanjutnyadisingkat PMSE adalah Perdagangan yang transaksinyadilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedurelektronik.

3. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat danprosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan I ataumenyebarkan informasi elektronik.

4. Kontrak Elektronik adalah pedanjian para pihak yangdibuat melalui Sistem Elektronik.

5. Komunikasi Elektronik adalah setiap komunikasi yangdigunakan dalam PMSE berupa pernyataan, deklarasi,permintaan, pemberitahuan atau permohonan,konfirmasi, penawaran atau penerimaan terhadappenawaran, yang memuat kesepakatan para pihak untukpembentukan atau pelaksanaan suatu perjanjian.

6. Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem Elektronikyang selanjutnya disebut Pelaku Usaha adalah setiaporang perseorangan atau badan usaha yang berbentukbadan hukum atau bukan badan hukum yang dapatberupa Pelaku Usaha Dalam Negeri dan Pelaku UsahaLuar Negeri dan melakukan kegiatan usaha di bidangPMSE.

7. Pelaku Usaha Dalam Negeri adalah warga negaraIndonesia atau badan usaha yang didirikan danberkedudukan dalam wilayah hukum Negara KesatuanRepublik Indonesia yang melakukan kegiatan usaha dibidang PMSE.

8. Pelaku Usaha yang berkedudukan di Luar Negeri yangselanjutnya disebut Pelaku Usaha Luar Negeri adalahwarga negara asing atau badan usaha yang didirikan danberkedudukan di luar wilayah hukum Negara KesatuanRepublik Indonesia yang melakukan kegiatan usaha dibidang PMSE di wilayah negara Republik Indonesia.

9. Pribadi adalah orang perseorangan yang menjual Barangdan/atau Jasa secara temporal dan tidak bertujuankomersial.

SK No 019093 A

10. Pedagang. . .

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-3-

10. Pedagang (merchant) adalah Pelaku Usaha yangmelakukan PMSE baik dengan sarana yang dibuat dandikelola sendiri secara langsung atau melalui sarana milikpihak PPMSE, atau Sistem Elektronik lainnya yangmenyediakan sarana PMSE.

11. Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronikyang selanjutnya disingkat PPMSE adalah Pelaku Usahapenyedia sarana Komunikasi Elektronik yang digunakanuntuk transaksi Perdagangan.

12. Penyelenggara Sarana Perantara (intermediary seruices)adalah Pelaku Usaha Dalam Negeri atau Pelaku UsahaLuar Negeri yang menyediakan sarana KomunikasiElektronik selain penyelenggara telekomunikasi yanghanya berfungsi sebagai perantara dalam KomunikasiElektronik antara pengirim dengan penerima.

13. Iklan Elektronik adalah informasi untuk kepentingankomersial atas Barang dan/atau Jasa melalui KomunikasiElektronik yang dimuat dan disebarluaskan kepada pihaktertentu baik yang dilakukan secara berbayar maupunyang tidak berbayar.

14. Penawaran Secara Elektronik adalah tindakan penawaranmelalui Komunikasi Elektronik dari Pelaku Usaha kepadapihak lain.

15. Penerimaan Secara Elektronik adalah tindakanpenerimaan dan pernyataan persetujuan secara sadaratas syarat dan kondisi yang disampaikan dalamPenawaran Secara Elektronik baik yang dilakukan secaraterhubung dalam jaringan (onlinel maupun yangdilakukan secara terpisah di luar jaringan (off-linel.

16. Konfirmasi Elektronik adalah proses dan pemberiankesempatan bagi pembeli atau pengguna untuk secarasadar memberikan penegasan untuk menyetujui atautidak menyetujui suatu Kontrak Elektronik sesuai denganmekanisme teknis dan substansi syarat dan kondisidalam Penawaran Secara Elektronik, sebelum suatuKontrak Elektronik dinyatakan sah terjadi.

17. Konsumen adalah setiap orang pemakai Barang dan/atauJasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagikepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupunmakhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

SK No 019094 A

18. Barang

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

18. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidakberwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baikdapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, dandapat diperdagangkan, dipakai, digunakan, ataudimanfaatkan oleh Konsumen atau Pelaku Usaha.

19. Barang Digital adalah setiap barang tidak berwujud yangberbentuk informasi elektronik atau digital meliputibarang yang merupakan hasil konversi ataupengalihwujudan maupun barang yang secara originalnyaberbentuk elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas padapiranti lunak, multimedia, danf atau data elektronik.

20. Jasa adalah setiap layanan dan unjuk kerja berbentukpekerjaan atau hasil kerja yang dicapai, yangdiperdagangkan oleh satu pihak ke pihak lain dalammasyarakat untuk dimanfaatkan oleh Konsumen atauPelaku Usaha.

21. Jasa Digital adalah Jasa yang dikirim melalui internetatau jaringan elektronik, bersifat otomatis atau hanyamelibatkan sedikit carnpur tangan manusia, dan tidakmungkin untuk memastikannya tanpa adanya teknologiInformasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada layananjasa berbasis piranti lunak.

22. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang Perdagangan.

BAB II

LINGKUP PENGATURAN DAN PRINSIP PERDAGANGAN MELALUI SISTEMELEKTRONIK

Pasal 2

Lingkup pengaturan Perdagangan Melalui Sistem Elektronikmeliputi:a. pihak yang melakukan PMSE;

b. persyaratan dalam PMSE;

c. penyelenggaraan PMSE;

d. kewajiban Pelaku Usaha;e. bukti transaksi PMSE;

f. Iklan Elektronik;

SK No 019095 A

g. Penawaran. . .

PRESIDENREFUBLIK TNDONESIA

-5-

g. Penawaran Secara Elektronik, Penerimaan SecaraElektronik, dan Konfirmasi Elektronik;

h. Kontrak Elektronik;i. perlindungan terhadap data pribadi;j. pembayaran dalam PMSE;

k. pengiriman Barang dan Jasa dalam PMSE;

1. penukaran Barang atau Jasa dan pembatalan pembeliandalam PMSE;

m. penyelesaian sengketa dalam PMSE; dann. pembinaan dan pengawasan.

Pasal 3

Dalam melakukan PMSE, para pihak harrrs memperhatikanprinsip:a. iktikad baik;b. kehati-hatian;c. transparansi;d. keterpercayaan;e. akuntabilitas;

f. keseimbangan; dan

g. adil dan sehat.

BAB III

PIHAK YANG MELAKUKAN PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

Pasal 4

(1) PMSE dapat dilakukan oleh Pelaku Usaha, Konsumen,Pribadi, dan instansi penyelenggara negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yangselanjutnya disebut para pihak.

(2) PMSE merupakan hubungan hukum privat yang dapatdilakukan antara:

a. Pelaku Usaha dengan Pelaku Usaha;

b. Pelaku Usaha dengan Konsumen;

SK No 019116 A

c. Pribadi

PRES IDENREPUELIK INDONESIA

-6-

c. Pribadi dengan Pribadi, sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan

d. instansi penyelenggara negara dengan Pelaku Usaha,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 5

Pelaku Usaha pada PMSE meliputi:a. Pelaku Usaha Dalam Negeri yang meliputi:

1. Pedagang dalam negeri;

2. PPMSE dalam negeri; dan

3. Penyelenggara Sarana Perantara dalam negeri;

b. Pelaku Usaha Luar Negeri yang meliputi:1. Pedagang luar negeri;

2. PPMSE luar negeri; dan

3. Penyelenggara Sarana Perantara luar negeri.

Pasal 6

Pelaku Usaha Dalam Negeri berbentuk:

a. Pedagang dalam negeri berbentuk orang perseoranganatau badan usaha.

PPMSE dalam negeri berbentuk orang perseorangan,badan usaha, masyarakat atau instansi penyelenggaranegara.

Penyelenggara Sarana Perantara dalam negeri berbentukorang perseorangan atau badan usaha.

b

c.

Pasal7...

SK No 019117 A

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Pasal 7

(1) Pelaku Usaha Luar Negeri yang secara aktif melakukanpenawaran dan/atau melakukan PMSE kepadaKonsumen yang berkedudukan di wilayah hukum NegaraKesatuan Republik Indonesia yang memenuhi kriteriatertentu dianggap memenuhi kehadiran secara fisik diIndonesia dan melakukan kegiatan usaha secara tetap diwilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(21 Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat berupa:

a. jumlah transaksi;

b. nilai transaksi;

c. jumlah paket pengiriman; dan/ataud. jumlah traffic atau pengakses.

(3) PPMSE luar negeri yang memenuhi kriteria sebagaimanadimaksud pada ayat (2) wajib menunjuk perwakilan yangberkedudukan di wilayah hukum Negara KesatuanRepublik Indonesiayang dapat bertindak sebagai dan atasnama Pelaku Usaha dimaksud.

(4) Ketentuan penunjukan perwakilan dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria tertentusebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri.

Pasal 8

Terhadap kegiatan usaha PMSE berlaku ketentuan danmekanisme perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BAB IV

PERSYARATAN DALAM PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

Pasal 9

(1) Para pihak dalam PMSE harus memiliki, mencantumkan,atau menyampaikan identitas subyek hukum yang jelas.

SK No 019118 A

(2) Setiap. . .

PRESIDENREFUELIK INDONESIA

-8-

(2) Setiap PMSE yang bersifat lintas negara wajib memenuhiketentuan peraturan perrrndang-undangan yangmengatur ekspor atau impor dan peraturan perundang-undangan di bidang informasi dan transaksi elektronik.

Pasal 1O

(1) Pihak yang melakukan PMSE atas Barang dan/atau Jasayang berdampak terhadap kerentanan keamanannasional harus mendapatkan seatitg clearance dariinstansi yang berwenang.

(2) Jenis Barang dan/atau Jasa sebagaimana dimaksud padaayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Tata cara mendapatkan seanritg clearance dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 1 1

Setiap Pelaku Usaha yang melakukan PMSE wajib memenuhipersyaratan umum sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 12

(1) Dalam melakukan PMSE, Pelaku Usaha wajib membantuprogram Pemerintah antara lain:a. mengutamakan perdagangan Barang danlatau Jasa

hasil produksi dalam negeri;

b. meningkatkan daya saing Barang dan/atau Jasahasil produksi dalam negeri; dan

c. PPMSE dalam negeri wajib menyediakan fasilitasruang promosi Barang dan/atau Jasa hasil produksidalam negeri.

(21 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 13. . .

SK No 019119 A

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-9-

(1)

Pasal 13

Dalam setiap PMSE, Pelaku Usaha wajib:a. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur

tentang identitas subyek hukum yang didukungdengan data atau dokumen yang sah;

b.

Pasal 14

PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajibmenggunakan Sistem Elektronik yang memiliki sertifikatkelaikan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan peraturanpemndang-undangan.

BAB VPEI{YELENGGARAAN PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

Pasal 15

(1) Pelaku Usaha wajib memiliki izin usaha dalam melakukankegiatan usaha PMSE.

(21 Penyelenggara Sarana Perantara dikecualikan darikewajiban memiliki izin usaha sebagaimana dimaksudpada ayat (1)jika:a. bukan merupakan pihak yang mendapatkan manfaat

(beneftcialy) secara langsung dari transaksi; ataub. tidak terlibat langsung dalam hubungan kontraktual

para pihak yang melakukan PMSE.(3) Dalam rangka memberikan kemudahan bagi Pelaku

Usaha untuk memiliki izin usaha sebagaimana dimaksudpada ayat (1), pengajuan izin usaha dilakukan melaluiPerizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Elektronik karakteristik fungsidan perannya transaksi tersebut; dan

c. memenuhi ketentuan etika periklanan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Informasi yang benar, jelas, dan jujur sebagaimanadimaksu4 p"a" ayat (1) huruf a dan huruf b paling sedikitmengenal:a. kebenaran dan keakuratan informasi;b. kesesuaian antara informasi iklan dan fisik Barang;c. kelayakan konsumsi Barang atau Jasa;d. legalitas Barang atau Jasa; dane. kualitas, harga, dan aksesabilitas Barang atau Jasa.

SK No 019120 A

(4) Ketentuan .

PRESIDENREPUEUK INDONESIA

_10_

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan BerusahaTerintegrasi Secara Elektronik sebagaimana dimaksudpada ayat (3) bagi PPMSE mengacu pada norma, standar,prosedur, dan kriteria yang diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 16

(1) Dalam melakukan PMSE, Pedagang dalammenggunakan sarana:a. PMSE milik sendiri;b. PPMSE dalam negeri; dan/atauc. PPMSE luar negeri.

(2) Dalam melakukan PMSE dengan Konsumenberkedudukan di Indonesia, Pedagang luarmenggunakan sarana:a. PMSE milik sendiri;b. PPMSE dalam negeri; dan/atauc. PPMSE luar negeri.

negeri

yangnegeri

Pasal 17

(1) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri dilarangmenerima Pedagang dalam negeri dan Pedagang luarnegeri yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan yangdiatur dalam peraturan perundang-undangan diIndonesia.

(2) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri yangbertransaksi dengan Konsumen wajib memenuhiketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Pasal 18

(1) Dalam hal PMSE merugikan Konsumen, Konsumen dapatmelaporkan kerugian yang diderita kepada Menteri.

(2) Pelaku Usaha yang dilaporkan oleh Konsumen yangdirugikan harus menyelesaikan pelaporan sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

(3) Pelaku Usaha yang tidak menyelesaikan pelaporansebagaimana dimaksud pada ayat (21 dimasukkan kedalam daftar prioritas pengawasan oleh Menteri.

(4) Daftar prioritas pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (3) dapat diakses oleh publik.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar prioritaspengawasan diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal19...SK No 019121 A

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

- 11-

Pasal 19

Menteri dapat mengupayakan pengeluaran Pelaku Usaha daridaftar prioritas pengawasan jika:a. terdapat laporan kepuasan Konsumen;b. terdapat bukti adanya penerapan perlindungan

Konsumen secara patut; atauc. telah memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang-undangan.

BAB VIKEWAJIBAN PELAKU USAHA PERDAGANGAN MELALUI

SISTEM ELEKTRONIK

Pasal 20

Pedagang dalam negeri dan Pedagang luar negeri yangmelakukan PMSE dengan menggunakan sarana yang dimilikiPPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajibmemenuhi syarat dan ketentuan PPMSE sesuai standarkualitas pelayanan yang disepakati dan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 2 1

(1) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajib:a. mengutamakan menggunakan nama domain tingkat

tinggi Indonesia (dot id) bagi Sistem Elektronik yangberbentuk situs internet;

b. mengutamakan menggunakan alamat ProtokolInternet (IP Address) sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan ;

c. menggunakan perangkat seruer yang ditempatkan dipusat data sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;

d. melakukan pendaftaran Sistem Elektronik sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. memenuhi ketentuan persyaratan teknis yangditetapkan oleh instansi terkait dan memperolehSertifikat Keandalan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan ;

f. menyampaikan data dan/atau informasi secaraberkala kepada lembaga pemerintah yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangstatistik; dan

SK No 019122 A

g.mematuhi...

PRESIDENREPUETIK INDONESIA

-12-

g. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangansektoral lain yang terkait dengan perizinan kegiatanusaha PMSE.

(2) Dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan datadan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf f lembaga pemerintah yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang statistik bekerja samadengan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian, dan/atau otoritas terkait sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang statistik melakukan berbagi pakaidata dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dengan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian, otoritas terkait, danf atau pemerintah daerahdengan mengacu pada ketentuan mekanisme berbagipakai data dan/atau informasi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyampaian datadan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf f, pengumpulan dan pengolahan data dan/atauinformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sertamekanisme berbagi pakai data dan/atau informasisebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur denganperaturan kepala lembaga pemerintah yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangstatistik.

Pasal 22

(1) Jika dalam PMSE terdapat konten informasi elektronikilegal, maka pihak PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSEluar negeri serta Penyelenggara Sarana Perantarabertanggung jawab atas dampak atau konsekuensihukum akibat keberadaan konten informasi elektronikilegal tersebut.

(21 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku apabila PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSEluar negeri yang bersangkutan bertindak cepat untukmenghapus link elektronik danf atau konten informasielektronik ilegal setelah mendapat pengetahuan ataukesadaran.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikecualikan terhadap Penyelenggara Sarana Perantarayang:

SK No 019123 A

a. dalam

PRESIDENREPUBLIK INBONESIA

_13_

a. dalam konteks pekerjaan sebagai pihak yang hanyabersifat meneruskan pencarian suatu informasi (mereconduit), yaitu:1. tidak menginisiasi suatu transmisi;2. tidak melakukan seleksi terhadap penerimaan; dan3. tidak melakukan modifikasi terhadap informasi

yang ditransmisikan.b. dalam konteks pekedaan sebagai pihak yang hanya

melakukan penyimpanan informasi untuk sementarawaktu secara temporal demi semata-matame n ge fi s ie n s ikan ko mun i k asi (cachingl, y aitu:1. tidak melakukan modifikasi apapun terhadap

informasi tersebut;2. mematuhi syarat dan ketentuan untuk mengakses

informasi tersebut;3. mematuhi peraturan tentang memperbaharui

informasi sesuai ketentuan yang secara luas diakuidan digunakan oleh industri;

4. tidak mengganggu penggunaan teknologi yangmelawan hukum, yang secara luas diakui dandigunakan oleh industri untuk memperoleh dataatas penggunaan informasi tersebut; dan

5. bertindak cepat untuk menghapus ataumenonaktifkan akses ke informasi yang telahdisimpan setelah mendapat pengetahuan aktualatas fakta bahwa informasi pada sumber awaltransmisi tersebut telah dihapus dari jaringan, atauakses untuk itu telah dinonaktifkan, atau bahwapengadilan atau pihak berwenang telahmemerintahkan penghapusan atau penonaktifan.

c. dalam konteks pekerjaan sebagai pihak yangmenyediakan rrrangan untuk melakukan penempatan,pemuatan, atau penyimpanan informasi (hosting),yaitu:1. tidak memiliki pengetahuan aktual atas suatu

tindakan atau informasi yang melawan hukum dandalam hal terdapat tuntutan atau gugatanatas kerusakan atau kerrrgian yang terjadi,penyedia yang bersangkutan tidak menyadari ataumengetahui adanya suatu fakta bahwa suatutindakan atau informasi tersebut bersifat melawanhukum; atau

2.setelah...

SK No 019124 A

PRESIDENREPUEL|K INDONESIA

-14-

2. setelah penyedia yang bersangkutan mengetahuiatau menyadari adanya suatu fakta bahwa suatutindakan atau informasi tersebut bersifat melawanhukum, Penyelenggara Sarana Perantara bertindaksecara cepat untuk menghapus ataumenonaktifkan akses atas informasi tersebut.

d. dalam konteks pekedaan sebagai mesin penyedia,pencari, dan penelusur informasi dan jaringan(searching enginel.

(4) Penyelenggara Sarana Perantara yang memberikanlayanan komputer interaktif tidak bertanggungiawab dantidak dapat dituntut atau digugat terhadap tindakannyadalam membatasi atau menghilangkan akses atas suatukonten jika:a. tindakan tersebut merupakan tindakan sukarela yang

dilakukan dengan dasar iktikad baik untukmembatasi akses atau ketersediaan materi yangmenurut pengguna atau penyedia termasuk dalamlingkup konten informasi elektronik ilegal, tanpaharus melakukan pengujian mengenaiperlindungannya secara hukum; atau

b. tindakan tersebut dilakukan untuk membatasi aksespublik, tidak mengaktifkan, atau membuat menjaditidak tersedia untuk dapat diakses baik oleh penyediakonten informasi itu atas analisa sendiri ataupunpihak lain.

Pasal 23

Untuk menghindari atau merespon adanya konten informasielektronik ilegal, PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luarnegeri wajib:a. menyajikan syarat penggunaan atau perjanjian lisensi

kepada penggunanya untuk melakukan pemanfaatansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. menyediakan sarana kontrol teknologi dan/atau saranapenerimaan laporan atau aduan masyarakat terhadapkeberadaan konten informasi elektronik ilegal ataupunpenyalahgunaan ruang pada Sistem Elektronik yangdikelolanya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

SK No 019125 A

Pasal 24

PRESIDENREPUBTIK INDONESIA

-15-

Pasal 24

(1) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajibmenjaga Sistem Elektronik yang aman, andal, danbertanggung jawab dan membangun keterpercayaanterhadap sistem yang diselenggarakannya kepada publik.

(2) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajibmenyediakan pengamanan Sistem Elektronik yangmencakup prosedur dan sistem pencegahan danpenanggulangan terhadap ancaman dan serangan yangmenimbulkan gangguan, kegagalan, dan kerugian.

(3) Pengamanan Sistem Elektronik dapat mencakuppengamanan pada sisi sistem komputer PPMSE dalamnegeri dan/atau PPMSE luar negeri maupun pada sisisaluran komunikasi yang digunakan dan diselenggarakanoleh pihak lain.

Pasal 25

(1) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajibmenyimpan:a. data dan informasi PMSE yang terkait dengan

transaksi keuangan dalam jangka waktu palingsingkat 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak data daninformasi diperoleh; dan

b. data dan informasi PMSE yang tidak terkait dengantransaksi keuangan dalam jangka waktu palingsingkat 5 (lima) tahun terhitung sejak data daninformasi diperoleh.

(21 Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b, paling sedikit mengenai:

a. pelanggan;

b. Penawaran Secara Elektronik dan Penerimaan SecaraElektronik;

c. Konfirmasi Elektronik;

d. konfirmasi pembayaran;

e. status pengiriman Barang;

f. pengaduan dan sengketa Perdagangan;

g. Kontrak Elektronik; dan

h. jenis.. .

SK No 019126 A

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-L6-

h. jenis Barang dan/atau Jasa yang diperdagangkan.

Pasal 26

Pelaku Usaha wajib:

a. melindungi hak-hak Konsumen sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang perlindunganKonsumen; dan

b. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang persaingan usaha.

Pasal 27

(1) Pelaku Usaha wajib menyediakan layanan pengaduanbagi Konsumen.

(21 Layanan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)paling sedikit mencakup:

a. alamat dan nomor kontak pengaduan;

b. prosedur pengaduan Konsumen;

c. mekanisme tindak lanjut pengaduan;

d. petugas yang kompeten dalam memproses layananpengaduan; dan

e. jangka waktu penyelesaian pengaduan.

BAB VIIBUKTI TRANSAKSI PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

Pasal 28

(1) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajibmenyediakan dan menyimpan bukti transaksi PMSE yangsah.

(21 Bukti transaksi PMSE sebagaimana dimaksud pada ayat(1) menjadi alat bukti yang sah dan mengikat para pihaksesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Bukti...

SK No 019127 A

PRESIDENREPUBLIK INEONESIA

-t7-(3) Bukti transaksi PMSE dinyatakan sah apabila

menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuanyang diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang informasi dan transaksi elektronik.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (21 tidakberlaku untuk:a. bukti transaksi PMSE yang menurut Undang-Undang

harus dibuat dalam bentuk tertulis; dan

b. bukti transaksi PMSE yang menurut Undang-Undangharus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yangdibuat oleh pejabat pembuat akta.

Pasal 29

(1) Bukti transaksi PMSE dapat dijadikan sebagai alat buktilain dalam hukum acara dan tidak dapat ditolakpengajuannya sebagai suatu alat bukti dalam persidanganhanya karena dalam bentuknya yang elektronik.

(2) Bukti transaksi PMSE dapat dijadikan bukti tulisan yangautentik jika menggunakan tanda tangan elektronik yangdidukung oleh suatu sertifikat elektronik yang terpercayasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 3O

(1) Dalam hal peraturan perundang-undangan di bawahUndang-Undang mempersyaratkan bahwa suatuperjanjian harus dilakukan dalam bentuk yang tertulis diatas media kertas, maka persyaratan tersebut dianggaptelah terpenuhi oleh keberadaan bukti transaksi PMSE,sepanjang bukti transaksi PMSE tersebut dapatdisimpan, diakses dan ditampilkan kembali untukpenggunaan berikutnya sehingga subtansinya secaravalid menerangkan suatu keadaan atau peristiwa hukumtertentu.

(2) Dalam...

SK No 019128 A

PRESIDENREPUBL|K INDONESIA

_18_

(2) Dalam hal peraturan perundang-undangan di bawahUndang-Undang mempersyaratkan bahwa suatuperjanjian harus disimpan dalam bentuk yang originalatau asli dengan berbasiskan suatu tulisan di atas mediakertas, maka syarat tersebut dianggap telah terpenuhioleh keberadaan bukti transaksi PMSE, apabila:a. terdapat suatu metode atau teknis tertentu yang dapat

menjelaskan bahwa bukti transaksi PMSE tersebutterjamin keutuhan atau integritasnya, semenjak kalipertama informasi tersebut dibuat sampai denganbentuk akhirnya, atau sebaliknya, sehingga yangtersimpan dengan yang ditemukan atau ditampilkankembali dapat dijamin tidak berubah sebagaimanamestinya; atau

b. terdapat suatu permintaan atas ketersediaan buktitransaksi PMSE tersebut untuk ditampilkan kembali,maka bukti transaksi PMSE tersebut harus dapatditampilkan kembali kepada pihak tersebut sesuaikesepakatan teknis yang telah disetujui oleh parapihak.

(3) Dalam hal terdapat peraturan perundang-undangan dibawah Undang-Undang mempersyaratkan bahwa suatuperjanjian harus dibubuhkan suatu tanda tangan dengantinta basah secara tertulis di atas kertas, maka syarattersebut dianggap telah terpenuhi oleh keberadaan buktitransaksi PMSE, apabila:

a. terdapat suatu metode yang dapat digunakan untukmengidentifikasi identitas subyek hukum danmengindikasikan adanya niatan suatu persetujuandari para pihak terhadap transaksi yang dilakukannyamelalui sistem Komunikasi Elektronik; dan

b. metode yang digunakan sebagaimana dimaksud padahuruf a paling sedikit harus:

1. dapat dipercaya reliabilitasnya sesuai dengankepatutan dalam konteks tujuan penggunaannya,termasuk perjanjian yang relevan dengan haltersebut; dan

2. terbukti secara faktual baik dengan keberadaanmetode itu sendiri maupun dengankesesuaian/relevansi alat bukti yang terkaitlainnya.

Pasal31...

SK No 019129 A

FRESIDENREPUBUK TNDONESIA

_19_

Pasal 31

Bukti transaksi PMSE dapat digunakan untuk memfasilitasitransaksi elektronik yang bersifat lintas negara sepanjangmenggunakan sistem dan otoritas instansi terkait yangberkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIIIIKLAN ELEKTRONIK

Pasal 32

(1) Pelaku Usaha dapat membuat dan/atau melakukanpengiriman Iklan Elektronik untuk kepentinganpemasaran atau promosi.

(2) Iklan Elektronik dapat berbentuk:a. tulisan;b. suara;c. gambar; ataud. videoyang dibuat dan disebarluaskan kepada publik melaluiberbagai macam sarana media elektronik dan/atausaluran Komunikasi Elektronik.

Pasal 33

(1) Iklan Elektronik dapat disampaikan secara langsung olehPedagang dalam negeri dan/atau Pedagang luar negeriatau melalui sarana PPMSE dalam negeri danf atauPPMSE luar negeri sebagai pihak ketiga yangmenyelenggarakan Komunikasi Elektronik.

(2) Dalarn hal Iklan Elektronik disampaikan melalui saranaPPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri, PPMSEdalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajibmematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang penyiaran, perlindungan atas privasi dan datapribadi, perlindungan Konsumen, dan tidak bertentangandengan prinsip persaingan usaha yang sehat.

Pasal34...

SK No 019130 A

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-20-

Pasal 34

(1) Substansi atau materi Iklan Elektronik dilarangbertentangan dengan hak Konsumen danf atau prinsippersaingan usaha yang sehat sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Pelaku Usaha yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib menghentikan pengiklananBarang dan/atau Jasa tersebut.

(3) Pelaku Usaha yang tidak menghentikan pengiklananBarang dan/atau Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat(2), kegiatan penawaran dan promosinya dihentikan olehinstansi yang berwenang.

Pasal 35

Setiap pihak yang membuat, menyediakan sarana, dan/ataumenyebarluaskan lklan Elektronik wajib memastikansubstansi atau materi Iklan Elektronik yang disampaikan tidakbertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan bertanggung jawab terhadap substansi ataumateri Iklan Elektronik.

Pasal 36

Ketentuan lebih lanjut mengenai lklan Elektronik diatur dalamPeraturan Menteri.

BAB IXPENAWARAN SECARA ELEKTRONIK, PENERIMAAN SECARA ELEKTRONIK,

DAN KONFIRMASI ELEKTRONIK

Pasal 37

Pelaku Usaha dalam melakukan Penawaran Secara Elektronikkepada pihak lain harus dilakukan berdasarkan iktikad baik.

Pasal 38

Penawaran Secara Elektronik dalam PMSEdilakukan secara umum atau terbatas.

dapat

SK No 019131 A

(1)

(2) Penawaran. . .

PRESTDENREPUtsUK INDONESIA

-2L-

(2) Penawaran Secara Elektronik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 39

(1) Penawaran Secara Elektronik harus memuat informasipaling sedikit:

a. spesifikasi Barang dan/atau Jasa;

b. harga Barang dan/atau Jasa yang ditawarkan;c. persyaratan dalam kesepakatan;

d. mekanisme dan sistem pembayaran serta tenggangwaktu pembayaran;

e. mekanisme dan sistem pengiriman Barang dan/atauJasa;

f. risiko dan kondisi yang tidak diharapkan; dang. pembatasan pertanggungjawaban apabila

risiko yang tidak diharapkan.(21 Penawaran secara Elektronik sah dan memitiki kekuatan

hukum yang mengikat apabila terdapat pernyataan niatatau kehendak yang jelas dan spesifik dalam penawaranserta syarat dan kondisi dengan cara penawaran yangjujur, adil dan berimbang (fair), dan pembatasan waktutertentu.

(3) Pihak yang melakukan Penawaran Secara Elektronikharus menjelaskan mekanisme teknis dan substansisyarat dan kondisi pemberian persetujuan secaraelektronik.

(41 Pelaku usaha tetap bertanggung jawab terhadapPenawaran Secara Elektronik yang dimuat dalam SistemElektronik meskipun tidak memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 40

Penawaran secara Elektronik dinyatakan telah diterimaapabila pihak penerima telah melakukan Penerimaan SecaraElektronik terhadap syarat dan kondisi yang disampaikandalam Penawaran Secara Elektronik.

terjadi

Pasal4L...

SK No 019132 A

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-22-

Pasal 4 1

Suatu Penawaran Secara Elektronik tidak dapat ditarikkembali jika terhadap penawaran tersebut telah dilakukanPenerimaan Secara Elektronik oleh pihak lain, kecualipembatalan atas Penawaran Secara Elektronik tersebut jugadisepakati oleh pihak yang menerima penawaran.

Pasal 42

Dalam hal Penerimaan Secara Elektronik tidak diketahui, tidakditerima, atau tidak sampai kepada Sistem Elektronik pihakyang memberikan penawaran akibat kesalahan sistem secaraelektronik yang tidak dapat diduga sebelumnya, makaPenerimaan Secara Elektronik dianggap belum terjadi, kecualihal tersebut telah disepakati secara lain oleh para pihak.

Pasal 43

Penawaran Secara Elektronik Barang dan/atau Jasa dalamPMSE dapat dilakukan melalui:a. surat tercatat;b. email;c. situs online;d. media elektronik; ataue. saluran Komunikasi Elektronik lainnya.

Pasal 44

(1) Kesepakatan dianggap telah terjadi secara sah danmengikat apabila Penerimaan Secara Elektronik telahsesuai dengan mekanisme teknis dan substansi syaratdan kondisi dalam Penawaran Secara Elektronik.

(2) Dalam hal terjadi ketidaksesuaian antara PenerimaanSecara Elektronik dengan Penawaran Secara Elektronik,maka para pihak dianggap belum mencapai kesepakatan.

Pasal45...

SK No 019133 A

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Pasal 45

(1) Dalam memberikan jawaban atas Penawaran SecaraElektronik, penerima penawaran harus responsif danmengikuti tata cara penerimaan sebagaimana ditetapkandalam syarat dan kondisi dalam Penawaran SecaraElektronik.

(21 Dalam hal penerima penawaran tidak responsif dan tidakmengikuti tata cara penerimaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), maka Kontrak Elektronik dapat dianggaptidak pernah terjadi.

(3) Dalam hal terjadi kelalaian responsif Konsumen, makasegala bentuk kerugian akibat tidak terjadinya KontrakElektronik merupakan tanggung jawab Konsumensepenuhnya.

(4) Pelaku Usaha yang melakukan Penawaran SecaraElektronik harus responsif terhadap Penerimaan SecaraElektronik, dan wajib memenuhi Kontrak Elektroniksebagaimana syarat dan kondisi dalam Penawaran SecaraElektronik.

Pasal 46

(1) Penerimaan Secara Elektronik dari Konsumen wajibdirespon oleh Pelaku Usaha dalam jangka waktu tertentu.

(2) Respon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdilakukan dalam bentuk Konfirmasi Elektronik dan/ataukonfirmasi non elektronik yang dapat disimpan dandigunakan sebagai tanda bukti kesepakatan.

(3) Konfirmasi Elektronik dapat dilakukan dengan tindakanmengidentifikasi, membetulkan atau memodifikasi isiandata atau formulir perintah pembelian, ataumemberikan pernyataan telah memperoleh cukupinformasi dan/atau secara jelas menyampaikan niatanuntuk membeli.

(4) Isi Konfirmasi Elektronik harrrs sama dengan informasiPenawaran Secara Elektronik.

SK No 019134 A

Pasal47...

PRESIDENREFUELIK TNDONESIA

-24-

Pasal 47

(1) Suatu Kontrak Elektronik dapat dibuat dari hasil interaksidengan suatu perangkat transaksi otomatis yangdiselenggarakan oleh Pelaku Usaha.

(2) Para pihak tidak dapat menyangkal validitas KontrakElektronik yang dibuat secara otomatis, kecuali dapatdibuktikan sistem otomatis tersebut tidak berjalansebagaimana mestinya.

(3) Dalam hal Pelaku Usaha menggunakan perangkat lunakpenerjemah otomatis, segala kerugian yang timbul akibatpenggunaan perangkat penerjemah otomatis tersebutmerupakan tanggung jawab Pelaku Usaha.

Pasal 48

(1) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri dapatmenggunakan produk persandian/kriptografi dalamPMSE.

(2) Penggunaan setiap produk persandian/kriptografi padasistem pengamanan harus mengikuti ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 49

(1) PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri dapatmenggunakan tanda tangan elektronik tersertifikasi yangdibuktikan dengan kepemilikan sertifikat elektronik.

(21 Dalam penggunaan tanda tangan elektronik sebagaimanadimaksud pada ayat (1), PPMSE dalam negeri dan/atauPPMSE luar negeri dapat menggunakan sertifikatelektronik yang diterbitkan oleh penyelenggara sertifikasielektronik berinduk dengan menggunakan tanda tanganelektronik root certification authority y ang dikeluarkan olehPemerintah.

(3) Bukti transaksi yang menggunakan tanda tanganelektronik tersertifikasi melalui sertifikat elektronik yangditerbitkan oleh penyelenggara sertifikasi elektroniktersertifikasi atau berinduk dapat dianggap sebagai buktitertulis yang autentik.

BABX...

SK No 019135 A

PRESIDENREPUBTIK TNDONESIA

-25-

BAB XKONTRAK ELEKTRONIK

Pasal 50

PMSE dapat menggunakan mekanisme Kontrak Elektronikatau mekanisme kontraktual lainnya sebagai perwujudankesepakatan para pihak.

Pasal 51

(1) Kontrak Elektronik dapat berupa perjanjian/perikatanjual beli atau perjanjian/perikatan lisensi.

(2) Perjanjian/perikatan lisensi sebagaimana dimaksud padaayat (1), mencakup antara lain:

a. perjanjian/perikatan lisensi pengguna akhir;b. pedanjian/perikatan lisensi pengubahan,

pengembangan, atau modifikasi;

c. perjanjian/perikatan lisensi publik;d. perjanjian/perikatan lisensi untuk berbagi (creatiue

common license);

e. perjanjian/perikatan pemberian lisensi kembalikepada pihak (relicensingl.

Pasal 52

Kontrak Elektronik sah dan mengikat para pihak apabila:a. sesuai dengan syarat dan kondisi dalam Penawaran

Secara Elektronik;b. informasi yang tercantum dalam Kontrak Elektronik

sesuai dengan informasi yang tercantum dalamPenawaran Secara Elektronik;

c. terdapat kesepakatan para pihak, yaitu syarat dan kondisipenawaran yang dikirimkan oleh pihak yangmenyampaikan penawaran, diterima dan disetujui olehpihak yang menerima penawaran;

d. dilakukan oleh subjek hukum yang cakap atau yangberwenang mewakili sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;

e.terdapat...

SK No 019136 A

PRESIDENREPUETIK INDONESIA

-26-

e. terdapat hal tertentu; danf. objek transaksi tidak boleh bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan, kesusilaan, danketertiban umum.

Pasal 53

(1) lnformasi dalam Kontrak Elektronik harus sesuai denganpenawaran dan memuat paling sedikit:a. identitas para pihak;b. spesifikasi Barang dan/atau Jasa yang disepakati;c. legalitas Barang dan/atau Jasa;d. nilai transaksi Perdagangan;e. persyaratan dan jangka waktu pembayaran;f. prosedur operasional pengiriman Barang dan/atau

Jasa;g. prosedur pengembalian Barang dan/atau Jasa dalam

hal terjadi ketidaksesuaian antara Barang dan/atauJasa yang diterima dengan yang diperjanjikan;

h. prosedur dalam hal terdapat pembatalan oleh parapihak; dan

i. pilihan hukum penyelesaian sengketa PMSE.(2) Kontrak Elektronik dilarang mencantumkan klausula

baku yang merugikan Konsumen sebagaimana diaturdalam Undang-Undang mengenai PerlindunganKonsumen.

Pasal 54

Kontrak Elektronik dapat menggunakan tanda tanganelektronik sebagai tanda persetujuan para pihak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 55

Kontrak Elektronik yang ditujukan kepada Konsumen diIndonesia harus menggunakan bahasa Indonesia.

Pasal 56. . .

SK No 019137 A

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-27 -

Pasal 56

Pelaku Usaha wajib menyediakan Kontrak Elektronik yangdapat diunduh dan/atau disimpan oleh Konsumen.

Pasal 57

(1) Kontrak Elektronik dianggap otomatis menjadi batal demihukum apabila terjadi kesalahan teknis akibat SistemElektronik tidak aman, andal, dan bertanggung jawab.

(2) Apabila terjadi kesalahan teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1), pihak penerima tidak wajib mengembalikanBarang dan/atau Jasa yang telah dikirimkan danditerima.

(3) Kerugian akibat terjadinya kesalahan teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pelaku Usaha.

BAB XIPERLINDUNGAN TERHADAP DATA PRIBADI

Pasal 58

(1) Setiap data pribadi diberlakukan sebagai hak milik pribadidari orang atau Pelaku Usaha yang bersangkutan.

(21 Setiap Pelaku Usaha yang memperoleh data pribadisebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib bertindaksebagai pengemban amanat dalam menyimpan danmenguasai data pribadi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 59

(1) Pelaku Usaha wajib menyimpan data pribadi sesuaistandar perlindungan data pribadi atau kelazirnan praktikbisnis yang berkembang.

(2) Standar perlindungan data pribadi atau kelazimansebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemenuhi kaidah perlindungan:

a. data...

SK No 019138 A

PRESIDENEEPUtsLIK INDONESIA

-28-

a. data pribadi harus diperoleh secara jujur dan sah daripemilik data pribadi yang bersangkutan disertaidengan adanya pilihan dan jaminan adanya upayapengamanan dan pencegahan kerugian pemilik datatersebut;

b. data pribadi harus dimiliki hanya untuk satu tujuanatau lebih yang dideskripsikan secara spesifik dan sahserta tidak boleh diproses lebih lanjut dengan carayang tidak sesuai dengan tujuan tersebut;

c. data pribadi yang diperoleh harus layak, relevan, dantidak terlalu luas dalam hubungannya dengan tujuanpengolahannya sebagaimana disampaikansebelumnya kepada pemilik data;

d. data pribadi harus akurat dan harus selalu up-to-datedengan memberikan kesempatan kepada pemilik datauntuk memutakhirkan data pribadinya;

e. data pribadi harus diproses sesuai dengan tujuanperolehan dan peruntukkannya serta tidak bolehdikuasai lebih lama dari waktu yang diperlukan;

f. data pribadi harus diproses sesuai dengan hak subyekpemilik data sebagaimana diatur dalam peraturanperundang-undangan;

g. pihak yang menyimpan data pribadi harusmempunyai sistem pengamanan yang patut untukmencegah kebocoran atau mencegah setiap kegiatanpemrosesan atau pemanfaatan data pribadi secaramelawan hukum serta bertanggung jawab ataskerugian yang tidak terduga atau kerusakan yangterjadi terhadap data pribadi tersebut; dan

h. data pribadi tidak boleh dikirim ke negara atauwilayah lain di luar Indonesia kecuali jika negara atauwilayah tersebut oleh Menteri dinyatakan memilikistandar dan tingkat perlindungan yang sama denganIndonesia.

(3) Dalam hal pemilik data pribadi menyatakan keluar,berhenti berlangganan atau berhenti menggunakan jasadan sarana PMSE, maka pemilik data pribadi berhakmeminta Pelaku Usaha untuk menghapus seluruh datapribadi yang bersangkutan.

(4) Atas permintaan pemilik data pribadi sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Pelaku Usaha harus menghapusseluruh data pribadi yang bersangkutan pada sistem yangdikelola oleh Pelaku Usaha tersebut.

BABXII ...

SK No 019139 A

FRESIDENREPUBtlK INDONESIA

-29-

BAB XIIPEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

Pasal 60

(1) Dalam PMSE, para pihak dapat melakukan pembayaranmelalui Sistem Elektronik.

(21 Mata uang yang digunakan sebagai alat pembayarandalam PMSE sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Pembayaran melalui Sistem Elektronik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan denganmenggunakan sarana sistem perbankan atau sistempembayaran elektronik lainnya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Setiap penyelenggaraan pembayaran melalui SistemElektronik harus mendapatkan izin dari instansi yangberwenang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang sistem pembayarandan/atau perbankan.

(5) Dalampelaksanaan penyelenggaraanpembayaran melaluiSistem Elektronik, PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSEluar negeri dapat bekerjasama dengan penyelenggara jasasistem pembayaran berdasarkan kerja sama.

(6) Kerja sama sebagaimana dimaksud padaayat (5) harus dilaporkan oleh PPMSE dalam negeridan/atau PPMSE luar negeri kepada Menteri.

Pasal 61

(1) Penyelenggara jasa sistem pembayaran wajib mematuhistandar level keamanan Sistem Elektronik sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(21 Penetapan standar level keamanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh kepala lembagapemerintah yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keamanan siber dan sandinegara, Gubernur Bank Indonesia, dan/atau KetuaOtoritas Jasa Keuangan.

Pasal62...

SK No 019140 A

PRESIDENREPUELTK INDONESIA,

-30-

Pasal 62

Pelaku Usaha yang menyelenggarakan j asa sistem pembayaransebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) harusmemenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang sistem pembayaran danfatauperbankan.

BAB XIIIPENGIRIMAN BARANG DAN JASA DALAM PERDAGANGAN MELALUI SISTEM

ELEKTRONIK

Pasal 63

(1) Dalam hal persetujuan pembelian Barang dan/atau Jasamelalui Sistem Elektronik telah dilakukan, pedagangwajib melakukan pengiriman Barang dan/atau Jasakepada pembeli.

(2) Pengiriman Barang dan/atau Jasa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan denganmenggunakan jasa kurir atau dengan menggunakanmekanisme pengiriman Barang dan/atau Jasa lainnyasesuai dengan standar pengiriman Barang dan/atau Jasasebagaimana diatur oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 64

(1) Dalam setiap pengiriman Barang dan/atau Jasa yangmenggunakan jasa kurir atau mekanisme pengirimanlainnya, Pelaku Usaha harus memastikan:a. keamanan Barang dan/atau Jasa;b. kelayakan kondisi Barang dan/Jasa;c. kerahasiaan Barang danl atau Jasa;d. kesesuaian Barang danlatau Jasa yang dikirim; dane. ketepatan waktu pengiriman Barang dan/atau Jasa,sesuai kesepakatan transaksi Perdagangan Barangdan/atau Jasa melalui Sistem Elektronik.

(2) Pelaku Usaha wajib menyampaikan informasi mengenaiBarang yang telah dikirim.

SK No 019141 A

(3) Pelaku...

PRESTDENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

(3) Pelaku Usaha tidak dapat membebani Konsumenmengenai kewajiban membayar Barang yang dikirimtanpa dasar kontrak.

Pasal 65

(1) Dalam hal transaksi diselesaikan oleh PPMSE dalamnegeri dan/atau PPMSE luar negeri, maka pengirimanBarang dan/atau Jasa merupakan tanggung jawabPPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri.

(2) Dalam pengiriman Barang dan/atau Jasa, PPMSE dalamnegeri dan/atau PPMSE luar negeri dapat bekerjasamadengan Pelaku Usaha pengiriman Barang dan/atau Jasaberdasarkan perjanjian kerjasama yang dibuat olehPPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri danPelaku Usaha pengiriman Barang danlatau Jasa.

(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harusdilaporkan kepada Menteri.

Pasal 66

(1) Dalam hal pengiriman Barang dan/atau Jasa dilakukanoleh PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri,PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri wajibmemberikan informasi yang akurat dan tepat waktumengenai jangka waktu dan status pengiriman kepadaKonsumen secara berkala.

(2) Dalam hal terdapat kesalahan dan/atau ketidaksesuaianantara jangka waktu aktual dan jangka waktu pengirimanBarang dan/atau Jasa yang telah disepakati dalamKontrak Elektronik dengan Barang dan/atau Jasa yangdikirim sehingga menimbulkan perselisihan antaraKonsumen dengan Pelaku Usaha, maka PPMSE dalamnegeri dan/atau PPMSE luar negeri wajib menyelesaikanperselisihan tersebut.

SK No 019142 A

Pasal67...

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

Pasal 67

Pengiriman atas Barang Digital atau Jasa Digital dalam PMSEdianggap sah apabila Barang Digital atau Jasa Digital tersebuttelah diterima secara penuh dan terbukti terpasang denganbaik dan/atau beroperasi sebagaimana mestinya sesuaidengan petunjuk penggunaan teknis yang berlaku untukBarang Digital atau Jasa Digital yang dibeli atau disewa.

Pasal 68

(1) Pelaku Usaha yang mendistribusikan Barang Digital atauJasa Digital baik berbayar maupun gratis wajibmemastikan Barang Digital atau Jasa Digital dimaksuddapat dioperasikan sebagaimana mestinya.

(2) Dalam hal Barang Digital atau Jasa Digital sebagaimanadimaksud pada ayat (1) menimbulkan kerugian bagipengguna Barang Digital atau Jasa Digital, maka kerugiandimaksud menjadi tanggung jawab Pelaku Usaha.

(3) Pelaku Usaha harus memastikan Barang Digital atau JasaDigital yang ditransaksikan bukan Barang Digital atauJasa Digital yang dilarang oleh Pemerintah dan ketentuanperaturan perundang-undangan.

BAB XIV

PENUKARAN BARANG ATAU JASA DAN PEMBATALAN PEMBELIAN DALAMPERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

Pasal 69

(1) Pedagang dalam negeri dan/atau Pedagang luar negeridan PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeriwajib memberikan jangka waktu paling sedikit 2 (dua) harikerja untuk penukaran Barang dan/atau Jasa, ataupembatalan pembelian, terhitung sejak Barang dan/atauJasa diterima oleh Konsumen.

(21 Penukaran Barang dan/atau Jasa, atau pembatalanpembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan dalam hal:

a. terdapat kesalahan dan/atau ketidaksesuaian antaraBarang dan/atau Jasa yang dikirim;

SK No 019143 A

b.terdapat...

PRESIDENREPUELIK TNDONESIA

-33-

b. terdapat kesalahan dan/atau ketidaksesuaian antarajangka waktu aktual pengiriman Barang dan/atauJasa;

c. terdapat cacat tersembunyi;

d. Barang dan/atau Jasa rusak; dan/ataue. Barang dan/atau Jasa kadaluwarsa.

(3) Konsumen yang melakukan penukaran Barang dan/atauJasa sebagaimana dimaksud ayat (2) hanya dapatdibebankan biaya pengiriman kembali Barang dan/atauJasa kepada Pedagang dalam negeri dan/atau Pedagangluar negeri atau PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSEluar negeri.

(4) Pembebanan biaya pengiriman Barang kepada Konsumendapat dilakukan jika kontribusi kesalahan terjadi karenaketidaktelitian Konsumen.

Pasal 7O

(1) Dalam hal obyek PMSE merupakan Jasa pelaksanaansuatu pekerjaan, pemenuhan pelaksanaan pekerjaanyang diperjanjikan dilakukan sebagaimana mestinyasesuai prinsip praktik bisnis yang berkembangberdasarkan pengalaman atau kemampuan terbaik dalammelakukan suatu tata kelola yang baik terhadap suatupekerjaan dan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam hal terjadi wanprestasi terhadap pelaksanaanpekerjaan yang dilakukan melalui PMSE, para pihakdapat menyepakati penggantian pekerjaan denganpekerjaan lain yang sebanding sebagai salah satu bentukkompensasi atau melakukan pembatalan perjanjiansesuai dengan ketentuan peraturan perrrndang-undangan.

Pasal 71

Setiap PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri yangmenerima pembayaran wajib memiliki atau menyediakanmekanisme yang dapat memastikan pengembalian danaKonsumen apabila terjadi pembatalan pembelian olehKonsumen.

BABXV...

SK No 019144 A

PRESIDENREPUELIK INDONE5IA

-34-

BAB XV

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERDAGANGAN MELALUI SISTEMELEKTRONIK

Pasal 72

(1) Dalam hal terjadi sengketa dalam PMSE, para pihak dapatmenyelesaikan sengketa melalui pengadilan atau melaluimekanisme penyelesaian sengketa lainnya.

(2) Penyelesaian sengketa PMSE sebagaimana dimaksud ayat( 1 ) dapat diselenggarakan secara elektronik (online disputeresolutionl sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Dalam hal terjadi sengketa antara Pelaku Usaha DalamNegeri dan Konsumen, Konsumen dapat menggugatPelaku Usaha melalui badan penyelesaian sengketaKonsumen atau mengajukan ke lembaga peradilan ditempat kedudukan Konsumen.

Pasal 73

(1) Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukumyang berlaku bagi PMSE internasional yang dibuatnya.

(2) Dalam hal para pihak tidak melakukan pilihan hukumdalam PMSE internasional, hukum yang berlakudidasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional.

Pasal 74

(1) Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkanforum pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaiansengketa alternatif lainnya yang berwenang menanganisengketa yang mungkin timbul dari PMSE internasionalyang dibuatnya.

(2) Dalam hal para pihak tidak melakukan pilihan forumsebagaimana dimaksud pada ayat (1), penetapankewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembagapenyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenangmenangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksitersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdatalnternasional.

(3) Dalam...

SK No 019145 A

PRESIDENREPUEUK INDONESIA

-35-

(3) Dalam hal para pihak memilih menyelesaikan sengketaPMSE internasional melalui forum penyelesaian sengketayang ada di Indonesia, maka lembaga yang berwenangmenyelesaikan sengketa tersebut yaitu:

a. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; ataub. lembaga arbitrase atau alternatif penyelesaian

sengketa lainnya,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 75

Dalam hal para pihak merupakan Pelaku Usaha Luar Negeriyang melakukan transaksi dengan Konsumen Indonesia dantidak melakukan pilihan hukum dan pilihan forumpenyelesaian sengketa, maka penyelesaian sengketa dilakukanmelalui:

a. lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antaraKonsumen dan pelaku usaha; atau

b. peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perlindungan Konsumen.

BAB XVI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 76

(1) Menteri berwenang melakukan pembinaan danpengawasan terhadap PMSE.

(21 Dalam melakukan pembinaan dan pengawasansebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri dapatberkoordinasi dengan menteri, kepala lembagapemerintah non kementerian, dan pimpinan otoritasterkait, serta pemerintah daerah.

SK No 019146 A

Pasal77...

FRESTDENREPUELIK INDONESIA

-36-

Pasal 77

(1) Menteri melakukan pembinaan dengan cara:

a. meningkatkan kompetensi sumber daya manusiaPelaku Usaha Dalam Negeri;

b. meningkatkan daya saing Pelaku Usaha Dalam Negeridalam PMSE;

c. memfasilitasi peningkatan daya saing produk dalamnegeri dalam PMSE;

d. memfasilitasi promosi produk dalam negeri untukpasar dalam negeri dan ekspor;

e. mempromosikan dan mendorong penggunaan PMSE;f. meningkatkan keuangan inklusif masyarakat dengan

PMSE;

g. menyediakan pangkalan data Pelaku Usaha danproduk dalam negeri; dan

h. mengupayakan pemberian fasilitasi lainnya sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(21 Dalam melakukan pembinaan Pelaku Usaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Menteri berkoordinasi danberkolaborasi dengan instansi terkait sesuai dengankewenangannya masing-masing.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk koordinasi dankolaborasi dengan instansi terkait diatur dalam PeraturanMenteri.

Pasal 78

(1) Dalam melaksanakan pengawasan, Menteri menunjukpetugas pengawas di bidang Perdagangan.

(21 Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana yangdimaksud pada ayat (1), Menteri mengutamakanperlindungan dan pengamanan kepentingan nasional daridampak negatif PMSE dari luar negeri.

(3) Petugas pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dalam melakukan pengawasan dibantu oleh tim asistensipengawasan yang dibentuk oleh Menteri.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaanpengawasan diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal79...

SK No 019147 A

PRESTDENREPUBLIK INDONESiA

-37-

Pasal 79

(1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri dapatmeminta data dan/atau informasi perusahaan dankegiatan usaha Pelaku Usaha dalam hal:

a. diperlukan data yang mutakhir, akurat, dan cepat; dan

b. data yang diminta tidak tercakup dalam data dan/atauinformasi yang disampaikan kepada lembagapemerintah yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang statistik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 21.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai permintaan datadan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB XVIISANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 80

(1) Pelaku Usaha yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), Pasal 9 ayat (2), Pasal11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 15 ayat (1),Pasal 16, Pasal 17, Pasal 20, Pasal 2L,Pasal23, Pasal24ayat (1) dan ayat (21, Pasal 25 ayat (1), Pasal 26, Pasal27ayat (1), Pasal 28 ayat (1), Pasal 33 ayat (2), Pasal 34 ayat(1) dan ayat(21, Pasal 35, Pasal 46 ayat (1), Pasal 56, Pasal58 ayat (2), Pasal 59 ayat (1), Pasal 6l ayat (1), Pasal 63ayat (1), Pasal 64 ayat (2), Pasal66, Pasal68 ayat (1), Pasal69 ayat (1), dan Pasal 71 dikenai sanksi administratif olehMenteri.

SK No 019148 A

(2) Sanksi

PRESIDENREPUEUK INDONESIA

-38-

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat berupa:

a. peringatan tertulis;

b. dimasukkan dalam daftar prioritas pengawasan;

c. dimasukkan dalam daftar hitam;

d. pemblokiran sementara layanan PPMSE dalam negeridan/atau PPMSE luar negeri oleh instansi terkait yangberwenang; dan/atau

e. pencabutan izin usaha.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf a, diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalamtenggang waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak tanggalsurat peringatan sebelumnya diterbitkan.

(4) Sanksi administratif berupa dimasukkan dalam daftarprioritas pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf b, dikenakan kepada Pelaku Usaha yang tidakmelakukan perbaikan setelah diberikan surat peringatantertulis ketiga.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksiadministratif diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB XVIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 81

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, PelakuUsaha PMSE yang telah melakukan kegiatan PerdaganganBarang dan/atau Jasa sebelum berlakunya PeraturanPemerintah ini, wajib menyesuaikan dengan PeraturanPemerintah ini dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahunsejak Peraturan Pemerintah ini berlaku.

BAB XIXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 82

Peraturan Pemerintah inidiundangkan.

mulai berlaku pada tanggal

SK No 019149 A

Agar

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 20 November 2Ol9

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 25 November 2019

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OL9 NOMOR 222

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIAti Bidang Hukum dan

undangan,

ttd

SK No 019150 A

Djaman

PRES IDENREPUEUK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 80 TAHUN 2019

TENTANG

PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

I. UMUM

Dewasa ini telah berkembang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik,yang memungkinkan setiap pihak dapat melakukan aktivitas dan transaksiperdagangannya melalui sistem Komunikasi Elektronik. Pada dasarnyakebijakan dan kaidah ketentuan peraturan perundang-undangan tentangPerdagangan baik yang dilakukan secara konvensional maupun yangdilakukan secara elektronik mempunyai tujuan yang sama, yaknimelakukan kegiatan Perdagangan yang legal, jujur, dilandasi dengan prinsippersaingan usaha yang sehat serta menghargai dan melindungi hak-hakkonsumen.

Demikian pula halnya dengan pihak-pihak ketiga (intermediaryl yangterkait yang memberikan kontribusi sehingga secara teknis suatu akti.ritaiataupun transaksi Perdagangan menjadi dapat dilakukan secara elektronik.Keda sama antara para pihak terkait tersebut dalam suatu penyelenggaraanSistem Elektronik untuk transaksi Perdagangan harus dibangun darisemangat kerja sama yang saling menguntungkan dan bertanggung jawabsecara tanggung renteng dan/atau bertanggung jawab secara proporsionalkepada para pengguna sistem tersebut sesuai fungsi dan perannya masing-masing.

Tidak berbeda dengan Perdagangan secara konvensional maka kegiatandan transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik harus memenuhiaspek kewajiban Perdagangan pada umumnya terutama kejelasan informasibaik unsur subyektif maupun obyektif. Hal tersebut mengamanatkankejelasan legalitas dalam transaksi elektronik, baik sebelum terjadinyatransaksi, pelaksanaan transaksi, dan pasca transaksi.

SK No 019151 A

Pengaturan . . .

PRESTDENREPUELIK INDONESIA

-2-

Pengaturan Perdagangan pada umumnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ot4 tentang Perdagangan dan terhadap kegiatanPerdagangan Melalui Sistem Elektronik diamanatkan untuk membuatpengaturan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah yang mengaturaktivitas perniagaan secara elektronik tersebut demi terselenggaranyasistemPerdagangan yang fair dan terpercaya serta melindungi kepentingannasional. Berbeda dengan pengaturan dalam Peraturan PemerintahNomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan TransaksiElektronik maka Peraturan Pemerintah tentang Perdagangan Melalui SistemElektronik mengatur aspek hukum Perdagangan dalam penyelenggaraandan pemanfaatan Sistem Elektronik yang ditujukan khusus untukPerdagangan.

Lingkup pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini mencakup semuakegiatan Perdagangan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai modadan jenis sistem komunikasi elektronik, baik yang online maupun secaraoff-line. Hal tersebut akan mencakup hubungan hukum dalam konteksantara pelaku usaha (business to business) maupun pelaku usaha dengankonsumen (business to arctomefl.

Materi pokok pengaturan PMSE meliputi:

a. pihak yang melakukan PMSE;

b. persyaratan dalam PMSE;

c. penyelenggaraan PMSE;

d. kewajiban Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem Elektronik;e. bukti transaksi PMSE;

f. Iklan Elektronik;g. Penawaran Secara Elektronik, Penerimaan Secara Elektronik, dan

Konfirmasi Elektronik;

h. Kontrak Elektronik;

i. perlindungan terhadap data pribadi;j. pembayaran dalam PMSE;

k. pengiriman Barang dan Jasa dalam PMSE;

1. penukaran Barang atau Jasa dan pembatalan pembelian dalam PMSE;

m. penyelesaian sengketa dalam PMSE; dann. pembinaan dan pengawasan.

II.PASAL...

SK No 019152 A

PRES IDENREPUBUK INtrONESIA

-3-

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Huruf a

Prinsip iktikad baik yaitu Pelaku Usaha dan Konsumen dalammelakukan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik wajib memilikiiktikad baik, dimana pelanggaran atas asas ini berakibat batalnyakesepakatan diantara para pihak, dengan tidak mengurangi ataumengabaikan hak-hak dari pihak yang memiliki iktikad baik dalammelakukan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).

Huruf bPrinsip kehati-hatian yaitu Pelaku Usaha dan Konsumen wajibbersikap hati-hati dalam melakukan Perdagangan Melalui SistemElektronik (PMSE), dimana segala informasi elektronik sehubungandengan Pelaku Usaha, Konsumen, Barang dan/atau Jasa yangmenjadi obyek Perdagangan serta syarat dan kondisi dariPerdagangan Barang atau Jasa melalui Sistem Elektronik wajibdipahami dengan baik.

Huruf cPrinsip transparansi yaitu Pelaku Usaha dan Konsumen wajibsecara transparan menyampaikan segala informasi elektroniksehubungan dengan Pelaku Usaha, Konsumen, Barang atau Jasayang menjadi obyek Perdagangan serta persyaratan dan ketentuandari Perdagangan Barang dan/atau Jasa melalui Sistem Elektronikwajib dipahami dengan baik.

Huruf dPrinsip keterpercayaan yaitu Pelaku Usaha wajib membangunSistem Elektronik dengan baik yang layak dipercaya demi menjagakepercayaan pengguna sistem terhadap Sistem Elektronik yangdiselenggarakannya.

Huruf ePrinsip akuntabilitas yaitu Perdagangan Melalui Sistem Elektronik(PMSE) wajib dilakukan oleh para Pelaku Usaha dan Konsumensecara akuntabel dengan memperhatikan ketentuan peraturanperundang-undangan dan etika yang berlaku umum.

Huruf f ...

SK No 019153 A

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-4-

Huruf fPrinsip keseimbangan yaitu Pelaku Usaha dan Konsumen wajibmenjamin bahwa hubungan hukum yang dilakukan dilandasi olehsemangat untuk saling menguntungkan sesuai dengan harapan danpengorbanan yang diberikan oleh masing-masing pihak.

Huruf gPrinsip adil dan sehat yaitu adanya kesetaraan kesempatan dankedudukan dalam kegiatan usaha antar Pelaku Usaha PMSE untukmewujudkan iklim usaha yang kondusif sehingga menjamin adanyakepastian dan kesempatan berusaha yang sama.

Pasal 4Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dTransaksi antara instansi penyelenggara negara ataupenyelenggara pelayanan publik dilakukan sesuai denganketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO9 tentangPelayanan Publik dan undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentangInformasi dan Transaksi Elektronik. Selain itu, dalam kontekspengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran negaradiatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden tentang PengadaanBarang I Jasa Pemerintah.

Pasal 5Termasuk dalam Pelaku Usaha adalah penyelenggara jasa sistempembayaran (pagment gatewagl namun demikian pengaturannyadilakukan secara khusus oleh instansi yang berwenang.

Yang. . .

SK No 019154 A

PRES tDENREPUBUK INDONESIA

-5-

Yang termasuk dalam lingkup pengertian Pedagang ialah Pelaku Usahayang melakukan Penawaran Secara Elektronik baik melalui SistemElektronik yang dimiliki atau dikelolanya sendiri, maupun melalui saranayang disediakan oleh pihak PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luarnegeri.

Penjual yang hanya menjual Barang dan/atau Jasa secara temporal dantidak komersial tidak termasuk Pedagang.

Yang termasuk dalam lingkup pengertian PPMSE ialah semua pihak yangmenyediakan Jasa dan/atau sarana Sistem Elektronik sehinggamemungkinkan suatu transaksi untuk kegiatan usaha PMSE dapatdilakukan. Pelaku Usaha tersebut menyelenggarakan jasanya denganmenyediakan sistem aplikasi untuk digunakan sebagai sarana KomunikasiElektronik guna memfasilitasi kegiatan usaha Perdagangan dan/ataupenyelesaian PMSE, meliputi berbagai model bisnis sistem penyelenggaraanPMSE. Model bisnis PPMSE antara lain:

a. retail online atau Pedagang yang memiliki sarana PMSE sendiri;b. marketplace atau penyedia platformlpelantar sebagai wadah dimana

Pedagang dapat memasang penawaran Barang dan/atau Jasa;

c. iklan baris online yaitu suatu platform/pelantar yang mempertemukanpenjual dan pembeli dimana keseluruhan proses transaksi terjadi tanpamelibatkan PPMSE;

d. platformlpelantar pembanding harga;

e. daily deals.

Sarana Komunikasi Elektronik dapat berfungsi sebagai media informasi,komunikasi, penyelesaian transaksi, sistem pembayaran dan/atau sistempengiriman Barang.

Yang termasuk dalam lingkup pengertian Penyelenggara Sarana Perantara(intermediary seruices) ialah penyedia sarana sistem penelusuran informasi(search engine), penyedia ruang penyimpanan informasi secara tetap(hosting) maupun untuk penampungan sementara (caching).

Fungsi sebagai perantara meliputi namun tidak terbatas pada fungsipene lu suran inform asi (me re - conduit), penyediaan tempat baik yang bersifattetap (lwsting) maupun sementara (caching).

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal8...

SK No 019155 A

PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-6-

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "identitas subyek hukum" adalah semuainformasi yang menerangkan keberadaan dan legalitas subyek hukumyang bersangkutan, baik individu maupun badan hukum, yangtercantum di dalam antara lain Kartu Tanda Penduduk, Izin Usaha,Nomor Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum, Nomor IdentitasPelaku Usaha PMSE yang diberikan oleh Menteri, nomor rekeningbank, atau nomor telepon seluler.

Kejelasan subyek hukum sebagai PPMSE dalam negeri dan/atauPPMSE luar negeri dapat dipenuhi dengan pencantuman NomorIdentitas Pelaku Usaha PMSE yang diberikan oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.

Ayat (2)Pada dasarnya semua asas dan ketentuan yang berlaku dalamUndang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentang Perdagangan danUndang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi danTransaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2OL6 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan TransaksiElektronik juga berlaku dalam Peraturan Pemerintah ini, sehinggapara pihak yang melakukan Perdagangan Melalui Sistem Elektronikharus memperhatikan dan mematuhi kebijakan Perdagangan dalamnegeri, Perdagangan luar negeri, dan Perdagangan perbatasan, antaralain:a. kebijakan untuk melindungi kepentingan nasional;b. larangan ataupun pembatasan ekspor impor;c. standardisasi produk Barang dan Jasa;d. peraturan di bidang kepabeanan,dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang informasidan transaksi elektronik.

Pasal 10Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Barang dan/atau Jasa yang berdampakterhadap kerentanan keamanan nasional" antara lain namun tidakterbatas pada produk kriptografi, produk-produk yang dipakai untukpenyadapan dan anti sadap (monitoring and surueilencel.

Yang. . .

SK No 019156 A

PRESIDENREPUELTK INDONESIA

-7 -

Yang dimaksud dengan "seanritg clearancd adalah hasil pemeriksaandan penilaian dari instansi yang berwenang terhadap dampak suatuproduk atau Barang dan/atau Jasa terhadap keamanan nasional.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal I 1

Setiap Pelaku Usaha yang melakukan PMSE wajib memenuhi persyaratanantara lain izin usaha, izin teknis, Tanda Daftar Perusahaan, Nomor PokokWajib Pajak, kode etik bisnis (business conduct)/perilaku usaha (code ofpractices), standardisasi produk Barang dan/atau Jasa dan hal-hal lainsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kode etik bisnis (busfness conductllperilaku usaha (code of practices)adalah aturan etis untuk melakukan Perdagangan secara jujur danmenjunjung semangat kompetisi yang sehat, baik yang berlaku internalmaupun eksternal Pelaku Usaha.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16. . .

SK No 019157 A

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-8-

Pasal 16Ayat (1)

Pedagang dalam negeri dan/atau Pedagang luar negeri yangmenggunakan sarana PMSE milik sendiri merupakan salah satu darimodel bisnis PPMSE dalam negeri dan/atau PPMSE luar negeri.Sehingga ketentuan yang berlaku bagi PPMSE dalam negeri dan/atauPPMSE luar negeri berlaku juga terhadap Pedagang dalam negeridan/atau Pedagang luar negeri yang menggunakan sarana PMSE miliksendiri.

Ayat (21

Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Huruf a

Yang dimaksud dengan "kepuasan Konsumen" adalah bahwaKonsumen telah dipenuhi haknya oleh Pelaku Usaha.

Huruf bYang dimaksud dengan uterdapat bukti adanya penerapanperlindungan Konsumen secara patut" adalah adanya jaminan kepadaKonsumen bahwa setiap keluhan dan permintaan informasilainnya akan dilayani dengan baik sesuai dengan ketentuanperundang-undangan.

Huruf cCukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 2 1

Ayat (1)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf d. . .

SK No 019158 A

PRESTDENREPUELIK INDONESiA

-9-

Huruf dCukup jelas.

Huruf eYang dimaksud dengan "instansi terkait" adalah kementerianyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkomunikasi dan informatika.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gYang dimaksud dengan "sektoral lain yang terkait", seperti BankIndonesia dalam hal penyelenggaraan jasa sistem pembayaranmelalui sistem elektronik dan Otoritas Jasa Keuangan dalam halpenyelenggaraan jasa keuangan.

Ayat (21

Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan melalui kerja samaantara lain dengan Bank Indonesia.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 22Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "informasi elektronik" adalah satu atausekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas padatulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic datainterchange (EDI), surat elektronik (electronic mail| telegram, teleks,telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol,atau perforasi yang telah diolah yang memitiki arti atau dapatdipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Yang dimaksud dengan "konten informasi elektronik ilegal" adalahkonten yang dilarang atau bersifat melawan hukum sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

SK No 019159 A

Ayat(2)...

PRESIDENREFUBUK INDONESIA

-10-

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "bertindak cepat" adalah bertindak segerasetelah mengetahui adanya konten informasi elektronik ilegal,diantaranya dapat terlihat dengan keberadaan prosedur setelahmenerima pemberitahuan dari pihak lain atau setelah mengetahuisendiri tentang konten informasi elektronik ilegal tersebut sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Yang dimaksud dengan "layanan komputer interaktif" adalah berbagailayanan yang diselenggarakan kepada masyarakat untuk menjawabkebutuhannya sebagai masyarakat informasi (information societgseruices), seperti layanan penyedia informasi media sosial.

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal24Cukup jelas.

Pasal 25Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "data dan informasi PMSE yang terkaitdengan transaksi keuangan" adalah sebagaimana yang diaturdalam Pasal 28 ayat (11) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakansebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 16 Tahun 2OO9 tentang PenetapanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-UndangNomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan menjadi Undang-Undang.

Huruf bCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

SK No 019160 A

Pasal26...

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Pasal 26Huruf a

Ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindunganKonsumen misalnya, perlindungan Konsumen atas instrumenpembayaran mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan perlindungan Konsumen di bidang sistem pembayaran.

Huruf bCukup jelas

Pasal 27Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dYang dimaksud dengan "petugas yang kompeten dalam memproseslayanan pengaduan" adalah petugas yang mampu memberikanpenjelasan dan/atau jawaban atas pengaduan yang disampaikan.

Huruf eCukup jelas.

Pasal 28Ayat (1)

Bukti transaksi PMSE yang sah mengacu pada Pasal 5 dan Pasal 6Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi danTransaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan TransaksiElektronik.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "mengikat para pihak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan" adalah denganmemperhatikan reliabilitas tingkat keamanan yang menentukanderajat keautentikan terhadap bukti transaksi elektronik.Reliabilitas sistem keamanan dalam praktiknya secara teknis akanmenentukan bobot pembuktian terhadap bukti elektronik itu sendiri.

SK No 01916l A

Semakin

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

_t2_

Semakin tinggi tingkat keamanan terhadap suatu bukti elektronik,maka bukti elektronik tersebut dapat berfungsi sebagaimana layaknyabukti autentik karena terjamin otorisasi, otentisitas, kerahasiaan,integritas/keutuhan dan tidak dapat disangkal. Jika tingkatkeamanan rendah, maka bukti elektronik tersebut tidak terjaminkeutuhannya sehingga terbuka kemungkinan untuk dapat disangkalsebagaimana layaknya bukti tulisan di bawah tangan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 29Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Kekuatan pembuktian terhadap suatu informasi elektronik yangmenggunakan tanda tangan elektronik dengan didukung oleh suatusertifikasi elektronik yang berinduk kepada sertifikasi elektronikPemerintah, mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna danmengikat, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya oleh pihak yangmenampiknya.Informasi elektronik dan/atau tanda tangan elektronik dapat menjadibukti adanya niatan untuk berkontrak dan/atau melakukan suatupersetujuan melakukan transaksi sepanjang terdapat metode atausistem yang dapat menjelaskan hal tersebut.Informasi elektronik dapat menjadi bukti yang setara dengan aktaautentik sepanjang tidak adanya penampikan dari para pihak atau daripihak yang seharusnya dianggap bertanggung jawab atas informasielektronik tersebut.Bobot kekuatan pembuktian terhadap informasi elektronik ditentukanoleh tingkat reliabilitas keamanan tehadap sistem informasi dan/ataukomunikasi elektronik yang digunakan. Jika tidak ada pengamananinformasi maka majelis hakim menjadi bebas untuk menilai buktitersebut. Jika informasi tersebut berasal dari sistem yang telahterakreditasi dan/atau tersertifikasi maka majelis hakim selayaknyamenerima alat bukti tersebut sebagaimana layaknya akta autentik,kecuali terbukti lain dimuka persidangan.

SK No 019162 A

Pada

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-13-

Pada dasarnya Komunikasi Elektronik via internet adalah bersifatterbuka dan rentan akan keamanan terhadap komunikasi yangdilakukan untuk melakukan transaksi. Penggunaan tanda tanganelektronik harus dapat menjelaskan keamanan dan keautentikaninformasi tentang transaksi yang dijadikan sebagai bukti transaksi.Nilai kekuatan pembuktian terhadap bukti transaksi yang tidak amanatau tidak menggunakan tanda tangan elektronik belum dapatdikatakan mempunyai harkat yang sama sebagaimana layaknya buktitulisan yang autentik, oleh karenanya hakim perlu mempertimbangkanreliabilitas keamanannya sebelum mempercayai bukti tersebut.

Pasal 30Pengajuan informasi elektronik sebagai alat bukti yang sah dan mengikatharus mempertimbangkan prinsip kesetaraan fungsional (functionalequiualent approach) yaitu prinsip pengakuan hukum bahwa suatuinformasi elektronik secara fungsional dipersamakan dengan informasi diatas kertas.

Pasal 31Yang dimaksud dengan "transaksi elektronik" adalah perbuatan hukumyang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer,dan/atau media elektronik lainnya.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "privasi dan data pribadi" tidak hanyamencakup aspek keamanan privasi dan data pribadi konsumenmelainkan juga mencakup setiap aspek yang menyangkutkenyamanan konsumen sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun L999 tentang Perlindungan Konsumen danUndang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi danTransaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan TransaksiElektronik serta peraturan pelaksanaannya.

Pasal34...

SK No 019163 A

PRESIDENREPUBLTK INDONESTA

-14-

Pasal 34Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "bertentangan dengan prinsip persainganusaha yang sehat" ialah penyampaian iklan yang merupakanpersaingan tidak jujur atau tidak adil (unfair) atau bertujuan untukmendiskreditkan kompetitor.

Ketentuan perundang-undangan tentang persaingan usaha yang sehatmengacu pada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun L999tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha TidakSehat dan juga merujuk kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999tentang Perlindungan Konsumen.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 35Pada dasarnya setiap Pelaku Usaha bertanggung jawab terhadapkebenaran substansi atau materi iklan yang disampaikan. Meskipun suatuiklan belum dapat dinyatakan sebagai kondisi penawaran, pihak yangmempercayai iklan tersebut dianggap telah memberikan kepercayaanterhadap subtansi yang ditawarkannya.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Cukup jelas.

Pasal 38Ayat (1)

Yang dimaksud dengan Penawaran Secara Elektronik dilakukansecara umum adalah penawaran transaksi Perdagangan yangdilakukan kepada publik atau semua pihak.

Yang dimaksud dengan Penawaran Secara Elektronik dilakukansecara terbatas adalah penawaran transaksi Perdagangan yangdilakukan secara khusus/privat, limitatif atau hanya kepada pihaktertentu.

Ayat (2)Ketentuan peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lainketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindunganKonsumen dan periklanan.

Pasal39...SK No 019164 A

PRESIDENREPUBLIK INDONES|A

_ 15_

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas.

Pasal 4 1

Cukup jelas.

Pasal 42Cukup jelas.

Pasal 43Cukup jelas.

Pasal 44Cukup jelas.

Pasal 45Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "responsil" adalah pihak yang menyampaikanjawaban harus mengikuti mekanisme teknis atau prosedur yangditetapkan secara cermat dalam melihat apakah terjadiketidaksempurnaan sistem, dengan memperhatikan pesan atauresponse error sekiranya terjadi.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 46Ayat (1)

Penentuan jangka waktu tertentu sesuai dengan standarpenyelenggaraan atau sesuai dengan pernyataan yang disepakatidalam perjanjian tingkat layanan (seruice leuel agreement) serta denganmemperhatikan kejelasan waktu respon dan hari kerja.

Ayat (21

Yang dimaksud dengan "konfirmasi non elektronik" adalahkesepakatan atas penawaran dalam bentuk non elektronik sepertibukti konfirmasi dalam bentuk cetak, tanda terima, dan kuitansi.

Ayat(3) ...

SK No 019165 A

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

- 16-

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 47Cukup jelas.

Pasal 48Cukup jelas.

Pasal 49Cukup jelas

Pasal 50Cukup jelas.

Pasal 51Ayat (1)

Perjanjian/perikatan jual beli bertujuan untuk terjadinya pengalihanhak kepemilikan atas Barang atau Jasa yang ditawarkan, sementaraperjanjian/perikatan lisensi hanya bertujuan untuk terjadinyapemberian izin atau untuk melakukan suatu hak tertentu, antara lainhak penggunaan, hak modifikasi, dan hak-hak lain yang ditentukandalam perjanjian itu sendiri.

Ayat (21

Cukup jelas.

Pasal 52Cukup jelas

Pasal 53Cukup jelas.

Pasal 54Cukup jelas.

Pasal 55Cukup jelas.

Pasal 56Cukup jelas.

SK No 019166 A

Pasal57...

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-17-

Pasal 57Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "kesalahan teknis" adalah kesalahan ataucacat teknis dalam penyelenggaraan sistem oleh pembuat sistem(deueloper/uendof dimana sistem sengaja dibuat untuk berjalandengan tidak sebagaimana mestinya, dengan tujuan untuk melakukanpemaksaan kontrak (inertia selling) ataupun penipuan kepadapenggunanya.

Ayat (21

Barang dan/atau Jasa yang telah dikirim dianggap sebagai pemberiandengan cuma-cuma.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 58Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Yang dimaksud dengan "pengemban amanat" adalah pengendali datapribadi sesuai dengan peruntukannya.

Dalam mengemban amanat penyimpanan dan penggunaan datapribadi mengacu kepada standar perlindungan data pribadi sesuaikepatutan dan praktik bisnis yang berkembang.

Pasal 59Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Standar perlindungan data pribadi memperhatikan keberadaanstandar perlindungan data Eropa dan/atau APEC Priuacg Frameworlcs.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61Cukup jelas.

SK No 019167 A

Pasal62...

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-18-

Pasal 62Cukup jelas.

Pasal 63Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (21

Dalam hal pengiriman Barang dan/atau Jasa yang merupakan hasildari transaksi Perdagangan baik dalam negeri ataupun lintas negara,berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain dibidang kepabeanan, pos dan lain sebagainya.

Pasal 64Cukup jelas

Pasal 65Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "transaksi diselesaikan oleh PPMSE" adalahtransaksi akhir pembayaran atas Barang dan/atau Jasa kepadaPedagang.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 66Cukup jelas.

Pasal 67Yang dimaksud dengan "sebagaimana mestinya" ialah sistem bekerjasebagaimana spesifikasi yang telah dinyatakan, atau sebagaimana yangdiperj anj ikan jika keberadaannya dibuat berdasarkan pesanan.

Pasal 68Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "menimbulkan kerugian" antara lain tidaksesuai dengan seruice leuel agreement (SLA) atau tidak sesuai denganspesifikasi yang tercantum dalam penawaran.

Ayat(3) ...

SK No 019168 A

FRESTDENREPUBUK INDONESIA

_19_

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 69Cukup jelas.

Pasal 70Ayat (1)

Pedanjian pelaksanaan suatu pekerjaan yang diperjanjikan secaraelektronik pada dasarnya tetap mengacu kepada karakteristikperjanjian pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Pasal 1601 KitabUndang-Undang Hukum Perdata dan peraturan perundang-undangan, meliputi antara lain perjanjian sementara Jasa sepertikonsultan, perjanjian pemborongan kerja yang menghasilkan suatuobyek tertentu, dan perjanjian perburuhan yang melaksanakan suatupekerjaan berdasarkan upah.

Ayat (2)Ketentuan mengenai wanprestasi dalam perikatan melaksanakansuatu pekerjaan tetap mengacu kepada kaidah hukum dalam KitabUndang-Undang Hukum Perdata dan peraturan perundang-undangan.

Pasal 71Mekanisme yang dapat memastikan pengembalian dana konsumen apabilaterjadi pembatalan pembelian oleh Konsumen antara lain denganmenyediakan akun rekening jaminan (escrou).

Pasal72Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "mekanisme penyelesaian sengketa lainnya"dapat berupa konsultasi, negosiasi, konsiliasi, mediasi atau arbitrasesesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (2)Pada dasarnya penyelesaian sengketa secara elektronik (online disputeresolution) kembali kepada kesepakatan para pihak. Hal tersebut dapatberbentuk mediasi secara elektronik yang diselenggarakan olehprofesional penunjang seperti advokat atau mediator, melalui lembagaarbitrase online yang telah terakreditasi, atau melalui lembagapemerintahan yang berwenang untuk itu.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 73. . .

SK No 019169 A

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Pasal 73Ayat (1)

Pilihan hukum yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrakinternasional termasuk yang dilakukan secara elektronik dikenaldengan choice of laut. Hukum ini mengikat sebagai hukum yangberlaku bagi kontrak tersebut. Pilihan hukum dalam PMSE hanyadapat dilakukan jika dalam kontraknya terdapat unsur asing danpenerapannya harus sejalan dengan prinsip Hukum PerdataInternasional (HPI).

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "para pihak" adalah Pelaku Usaha Indonesiadengan pelaku usaha asing atau konsumen asing.

Pasal 74Ayat (1)

Forum yang berwenang mengadili sengketa kontrak internasional,termasuk yang dilakukan secara elektronik, adalah forum yang dipiliholeh para pihak. Forum tersebut dapat berbentuk pengadilan,arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya.

Ayat (2)Dalam hal para pihak tidak melakukan pilihan forum, kewenanganforum berlaku berdasarkan prinsip atau asas Hukum PerdataInternasional. Asas tersebut dikenal dengan asas tempat tinggaltergugat (tlrc basis of presence)dan efektivitas yang menekankan padatempat harta benda tergugat berada (pinciple of effectiueness).

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Cukup jelas.

Pasal 77Cukup jelas

Pasal 78Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

SK No 019170 A

Ayat(3) ...

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2t-Ayat (3)

Mengingat perkembangan PMSE yang pesat dan dapat bersifat lintassektoral, maka petugas pengawas di bidang Perdaganganmembutuhkan dukungan tim asistensi pengawasan yang dapatbersifat lintas sektor dan multistakeholder.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 79Cukup jelas.

Pasal 80Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "daftar prioritas pengawasan" adalahdaftar Pelaku Usaha bermasalah atau berpotensi melanggarkebijakan Perdagangan namun belum termasuk dalam daftarhitam.

Pengelolaan daftar tersebut dilakukan dengan mekanisme yangtransparan.

Huruf cYang dimaksud dengan "daftar hitam" adalah daftar PelakuUsaha yang mempunyai reputasi buruk, telah terbuktimerugikan Konsumen, kepentingan nasional, dan/ataukeamanan nasional.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

SK No 019171 A

Ayat(s) ...

FRESIDENREPUBTIK INDONESIA'

-22-

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 81Cukup jelas.

Pasal 82Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6420

SK No 019172 A