09 final_bab04 hasil pkm
DESCRIPTION
penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya air Wilayah Sungai(PSDAWS) Sadang adalah untuk merumuskan pola pengelolaan suatu wilayahsungai termasuk menyusun dokumentasi SDA WS (air permukaan dan air tanah),menganalisis perimbangan ketersediaan dan kebutuhan air baik untuk saat inimaupun di masa mendatang, dan mengidentifikasi program-program yang dapatmenjadi acuan untuk penyusunan Rencana Induk pengelolaan SDA WS denganmelibatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha. Pola pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai berisi program komprehensif dan strategi pengembangansumber daya air untuk jangka pendek dan jangka panjangTRANSCRIPT
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-1
BBBBBBBBAAAAAAAABBBBBBBB 44444444
HHHHHHHHAAAAAAAASSSSSSSSIIIIIIIILLLLLLLL--------HHHHHHHHAAAAAAAASSSSSSSSIIIIIIIILLLLLLLL PPPPPPPPKKKKKKKKMMMMMMMM
4.1 U M U M
Pengelolaan Sumber Daya Air tradisional selama ini yang bersifat top-down, mengutamakan pasok, berbasis teknik dan pendekatan sektor, ternyata telah membebani masyarakat dan lingkungan alam dengan biaya-biaya ekonomi, sosial dan ekologi yang tinggi yang tidak dapat berkelanjutan.
Pemerintah menyadari bila cara konvensional ini berlangsung lama, maka masalah-masalah: kelangkaan air, bencana banjir dan deteriorasi kualitas air kedepan akan menjadi faktor kritikal yang akan membatasi pengembangan ekonomi, ekspansi produksi pangan dan penyediaan layanan basis kesehatan dan higienis bagi berjuta-juta rakyat yang tertinggal.
Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, menjelaskan bahwa Sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat dan juga bahwa undang-undang ini memberikan amanat bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air harus bersifat:
• Transparansi
• Keadilan dan kemanfaatan umum
• Keterpaduan dan keserasian
• Melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha pemberdayaan dan
pengawasan, hak kewajiban, peran masyarakat dan koordinasi
• Akuntabel
• Fungsi air bersifat: sosial, ramah lingkungan dan ekonomi
• Kelestarian, keseimbangan, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
Karena itu perlu adanya pertemuan dengan semua pihak yang terlibat dengan sumberdaya air agar Penyusunan Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Sadang dapat berhasil sesuai dengan harapan kita bersama.
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-2
Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dilakukan dengan melibatkan
peran masyarakat dan dunia usaha seluas-luasnya. Pelibatan masyarakat dan
dunia usaha dalam penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dimaksudkan
untuk menjaring masukan, permasalahan, dan/atau keinginan dari para pemilik
kepentingan (stakeholders) untuk diolah dan dituangkan dalam arahan kebijakan
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai. Perlibatan masyarakat dan dunia
usaha tersebut dilakukan melalui kosultasi publik yang diselenggarakan minimal
dalam dua tahap yaitu PKM I dan PKM II
4.2 HASIL-HASIL PKM I
PKM I telah dilaksanakan di Makassar pada tangal 23 Agustus 2006. Masukan,
permasalahan, dan/atau keinginan para stakeholders dapat dilihat pada Table 4.2.1
Komentar dan Masukan Peserta Diskusi dan Tabel 4.2.2 Ringkasan Jawaban
Kuisener.
Tabel 4.2.1 Komentar dan Masukan Peserta Diskusi
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
1 Bp. Geson, Kepala Dinas PU, Kab.Tator
Menyampaikan konfirmasi bahwa ada pertemuan sebelumnya mengenai DAS Sadang. Hal-hal yang disampaikan berkaitan dengan DAS Sadang untuk kawasan : Tana Toraja dan Enrekang. Ada sektor yang juga dominan di kawasan ini yaitu Dinas Kehutanan dan PU.
Bagaimana mengkoordinasikan pengelolaan SDA di hulu terutama kawasan hutan?
Pada saat musim hujan tingkat kekeruhan tinggi manandakan kerusakan DAS yang tinggi dan air tidak bisa disimpan lagi. Hal ini diperlukan konservasi di hulu.
Diharapkan pengelola dihilir bekerja sama untuk menjaga konservasi.
Di DAS Sadang perlu dibentuk forum koordinasi DAS Sadang, untuk membicarakan kondisi DAS Sadang, masalah dan penanganannya.
2 Bp. Ismail, Kab.Polewali, Sulbar
Pengelolaan SDA merupakan hal yg kompleks. Tidak hanya aspek hulu dan hilir tapi juga aspek konservasi dan vegetasi. Juga terdapat aspek sosial ekonomi. Pengaturan SDA di hulu sangat terkait dengan kultur kawasan penyangga, yaitu hutan. Yang perlu dijaga adalah kelangsungan fungsinya. Jenis-jenis tanaman tertentu juga memerlukan konservasi secara mendesak. Penanaman dengan jenis tanaman tertentu yang bisa dilakukan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Upaya pengelolaan perlu dirumuskan secara lintas daerah baik hulu maupun hilir sebagai pengguna. (saran)
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-3
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
3 Bp. Ahmad, Dinas Kehutanan
Kab Pinrang
Aspek utama : penyedia dan pengguna
Dalam konteks kehutanan, penyedia air adalah hutan. Hutan ini sangat penting. Beberapa kawasan hutan mengalami kerusakan, disebabkan oleh : perambah dan peladang berpindah, illegal logging dan kebakaran.
Program telah kami susun di kuisener
1. Penanganan DAS yaitu bambunisasi di sepanjang bantaran S. Sadang.
2. Reboisasi, yang telah ditangani saat ini
3. Bangunan konservasi, yang biasa dilaksanakan PU seperti dam dan embung
4. Penanganan kebakaran pada musim kemarau, ada hubungannya deng an PDAM, diharapkan tangki lebih banyak utk mengatasi kebakaran.
5. Program terhadap masyarakat sekitar hutan, seperti pelatihan, pemberian modal usaha dan sebagainya.
6. Kelembagaan: lembaga yang menangani tidak terlalu banyak tetapi kinerja lebih bagus, seperti adanya BP-DAS
7. Fasilitas utk polisi hutan, pada masa datang diharapkan lebih baik
Harapan hutan lestasi, air lestari, kehidupan lestari.
4 Ibu Retno,
PLN Wil Sulsel, Sultra,Sulbar
Hal-hal penting adalah :
1. Di dalam makalah Konsultan sepertinya belum ada data rencana PLN dalam membangun PLTA di Makale, PLTA Malea, 180MW, letak di Desa Sapan 11km dari Makale
2. PLTA Pokko 78 MW di hulu Bakaru di S. Mamasa
3. Kondisi fisik sungai perlu diperhatikan, INFO: Propeller turbin di bakaru aus karena pasir kwarsa.
4. Diusulkan program terhadap DAS Sadang berupa watershed integrated program
5. Mohon usulan ini dapat memberikan masukan penting karena akan mengefesienkan pengoperasian PLTA
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-4
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
5 Bp. Suharman • Mewakili pendapat dari stakeholder hilir. Bp Suharman menginformasikan adanya surat dari LSM kepada Presiden dan 30 instansi mengenai perlunya diperhatikan kondisi sungai di muara sungai Sadang. Isinya: pemerintah pusat dan pem kab kurang memperhatikan hilir sungai Sadang. Yang terjadi saat ini di hilir adalah sedimentasi yang cukup besar, sementara di hulu terjadi erosi. Kami telah mengisi kuis dan menyampaikan program.
• S. Sadang terjadi percabangan kurang lebih 5 km dari muara, terjadi pendangkalan. Sehingga aliran banjir menggenangi permukiman.
• Diharapkan ada perbaikan sungai di muara.
• Balai LH wil Maluku dan Papua
• Apakah benar saat ini perbaikan sungai bukan hal yg direkomendasikan. Namun disarankan restorasi sungai (membelok kan kembali kelokan sungai yang telah diluruskan). Dampak pelurusan sungai adalah intrusi air laut. Dan hal ini tidak disarankan.
• Kondisi tanggul di Pinrang mengalami penurunan puncak
• Terjadi sedimentasi
• Ada ancaman banjir yang menggenangi penduduk
• Sehingga Kab Pinrang tetap mengusulkan program perbaikan sungai pada tahun anggaran ini.
6 Bp. Imran Abidin, PSDA Sidrap
Luas areal DI Sidrap, Sal induk Irigasi 9500 Ha.
Anak sungai Sadang adalah S. Rappang,luas DI 5600 Ha.
Saat ini kondisi air sedikit, 2500 l/det luas area 5000 Ha, sehingga ada desakan untuk membangun waduk di atas bendung Bulu Timorang, Kab Rappang. (INFO OPTIMALISASI)
Aspek Kelembagaan :
Di PSDA terdapat banyak lembaga : UPTD Sadang, Balai PSDA Sadang, Dinas PSDA Kab. Hal ini menimbulkan kinerja yg tidak optimal. Mohon masukan mengenai hal apa yang terbaik dengan adanya kelembagaan ini.
7 Bp.Syarifuddin, Bappeda Pinrang
Disarankan untuk menampilkan kondisi yang bermasalah mengenai :
1. Kondisi musim kemarau di Bakaru
2. Kondisi masyarakat
3. Apakah dengan dokumen ini apakah hanya merupakan output kegiatan? Diharapkan akan ada tindak lanjut berupa tindak lanjut baik didanai oleh APBN maupun Loan.
4. Ada beberapa dokumen yang sudah ada baik dari Bappeda maupun propinsi.
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-5
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
5. Hasil-hasil Musrembang ada di bappenas, juga bappeda prop, direkomendasikan bisa menjadi referensi dalam penyusunan kajian ini.
6. Diusulkan untuk memanfaatkan LAPAN di kota pare-pare
Saran Moderator (Bp. Mukhlis Amat, Dinas PU Prop Sulsel)
1. Disarankan untuk membuat peta rawan banjir
2. Usulan kerja dari kabupaten-kabupaten yang berkaitan dengan pengelolaan utk wil S. Sadang
3. Mengakomodir hasil musrembang
8 Bp. Muh. Ishak, Kadis Din.Tanaman Pangan Prop.Sulsel
Din Tanaman Pangan merupakan user SDA, beliau memberikan komentar dan masukan mengenai :
1. Aspek pengembangan hutan sebagai waduk raksasa, shg hutan perlu untuk konservasi. Mengingat Kab. Pinrang dan Kab. Sidrap merupakan produsen pangan terbesar di Propinsi Sulsel.
2. Pemanfaatan ladang di pegunungan, agar berproduksi
3. Pendayagunaan sda, volume air dan debit air sangat berpengaruh terhadap daerah-daerah irigasi, juga DI pedesaan
4. Perlunya upaya rehabilitasi
5. Kelembagaan, P3A, dalam konteks pengelolaan air masih memerlukan perhatian dalam operasional kegiatannya
6. Pengembangan pola irigasi partisipatif.
7. Perlu pemetaan daerah-daerah rawan banjir
8. Sistim peringatan dini terhadap banjir, akan berpengaruh terhadap pola penanaman yang bisa menghindari banjir
9. Daerah-daerah yang rawan banjir
10. Tata ruang daerah hulu
Komentar Moderator :
Di Sulsel ada 20 daerah rawan banjir, di WS Sadang di Kariango
9 Litbang Prop Sulsel
(Dulu balai pengelolaan DAS)
Pada tahun 1980-an pernah dilakukan penyusunan Master Plan DAS di Sadang dan Walanae
Aspek kelembagaan : ada forum DAS
Balai pengelolaan DAS di Makale
Kondisi dam Bakaru: sedimentasi 6.3jt m3 di S. Mamasa. Dam ini berbeda di Jawa dan Sumatera, dimana Bakaru merupakan DAM R Run Off River (ROR).
Di Malea, juga merupakan ROR sehingga konservasi harus diperhatikan.
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-6
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
Diperlukan tapalbatas hutan, diperlukan updating data
Penegakan hukum thd penebangan hutan, pengawasan illegal loging
Pertanian tata ruang di hulu perlu dikaji dengan tingkat kerusakan yang ada
Perlu ground check dengan kondisi lap yang ada dengan citra satelit.
Moderator :
Di Sulawesi Selatan ada kawasan-kawasan strategis, kawawan andalan, kawasan khusus, dan peta perwilayahan komoditi.
10 Bp. Ahmad, Bappeda Sulbar
1. Diharapkan ditampilkan data tingkat kerusakan DAS
2. Kebijakan pemda kab polewali mamasa
3. Ketidaksinergisan perencanaan wilayah untuk menyelesaikan permasalahan yang memerlukan pembahasan secara bersama-sama
4. Diperlukan koordinasi lintas propinsi sehingga akan ada perencanaan terpadu.
5. Kehutanan, pertanian, PLN, LSM, sebagai tim koordinasi antar wilayah,antar unit dan daerah
6. Diharapkan hal ini akan memberikan solusi yang lebih baik untuk menangani permasalahan wilayah.
7. Peta wilayah sebaiknya perlu digunakan peta yang lebih detil untuk dapat langsung menangani permasalahan
11 Ibu Andi Hapsah, Biro Ekbang
Berkaitan dengan PLN yang menggunakan air sungai, ada kewenangan Pempusat untuk mengelola kaw hulu, dan PLTA tidak ada kewenangan mengelola kaw hutan di hulu tersebu. Kaw hulu ditangani oleh kehutanan. Ternyata din kehutanan juga memiliki batas kewenangan. Kondisi ini menimbulkan ketimpangan operasional. Saran: bagaimana kalau PLTA diberi wewenang untuk mengelola hulu DAS PLTA yang dioperasikannya.
Usulan Ibu Andi :
PLN diberikan kewenangan untuk pelaksanaan konservasi dan pengelolaan :
Memanage hutan, memanage masyarakat.
Dilaksanakan koordinasikan menyeluruh mengenai pengelolaan DAS Sadang.
Kesimpulan :
Semua pihak bekerja sendiri-sendiri, sepihak. Namun PLN adalah user, bagaimana kalau dilaksanakan oleh PSDA.
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-7
Tabel 4.2.2 RINGKASAN JAWABAN KUISENER PESERTA DISKUSI PERTEMUAN KONSULTASI MASYARAKAT I
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SDA WILAYAH SUNGAI SADANG
KOMPONEN DISUSUN BERDASARKAN PENGELOLAAN SDA, DALAM UU NO. 7 TAHUN 2004
BIDANG /LINGKUP PERMASALAHAN PROGRAM DIUSULKAN SASARAN/TUJUAN LOKASI
1 3 4 5
Komponen 1. KONSERVASI DAERAH TANGKAPAN AIR 1. Penebangan Hutan Tingkat kerusakan hutan makin
meningkat akibat penebangan liar, kebakaran, perambah hutan, kurang tenaga pengawas hutan
Penghutanan kembali, penyuluhan, penegakan hukum, agro forestry, penambahan polisi hutan
Mengembalikan fungsi hutan sebagai daerah tangkapan air
Terutama daerah hulu sungai Sadang
2. Pemanfaatan Potensi Hutan (Kayu)
Harga kayu semakin tinggi, pemanfaatan tidak dikelola dengan baik
Hutan desa, diperlukan perencanaan terpadu, koordinasi lintas sektoral, sosialisasi UU No. 41
Menjaga potensi hutan yang terancam kerusakan
Terutama daerah hulu sungai Sadang
3. Pengisian air pada sumber air Air yang tersedia semakin menipis Pembuatan embung, penghijauan, terasering
Tersedianya air untuk pertanian dan air baku
Seluruh WS Sadang
4. Hutan Milik Dinas Kehutanan Luas hutan 72.832 Ha, tata hutan di lapangan tidak jelas, banyak perambahan hutan
Penataan batas kawasan hutan, penanganan secara terpadu oleh instansi terkait, legalitas kesepakatan antar kepentingan
Lahan kritis 19.000 Ha, pengembalian fungsi hutan
Terutama daerah hulu sungai Sadang
5. Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air
Perlindungan sumber air tidak berfungsi, sebagian lahan dimanfaatkan oleh petani kopi, sehingga debit air padamusim kemarau sangat kurang
Reboisasi, pelestarian sumber air, pembangunan waduk, embung, pemberdayaan masyarakat.
Menjaga kontinuitas sumber air
Hulu dan hilir DAS Sadang
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-8
KOMPONEN DISUSUN BERDASARKAN PENGELOLAAN SDA, DALAM UU NO. 7 TAHUN 2004
BIDANG /LINGKUP PERMASALAHAN PROGRAM DIUSULKAN SASARAN/TUJUAN LOKASI
1 3 4 5 6. Pemanfaatan ladang di
pegunungan Peladang berpindah, pemenfaatan
ladang tidak sesuai dengan konservasi tanah, erosi tinggi di wilayah pegunungan
Pemberdayaan masyarakat, pengembangan hutan kemasyarakatan dan resetlement penduduk di luar kawasan hutan lindung
Mengurangi peladang berpindah, menjaga hutan tetap berfungsi sebagai daerah konservasi
Hulu WS Sadang
7 Pengaturan daerah sempadan air
Belum ada Perda tentang sempadan sungai, banyak pelanggaran di sempadan sungai
Perlu adanya Perda tentang sempadan sungai
Agar pelanggaran dapat berkurang
Seluruh WS Sadang
8 Konservasi oleh Masyarakat (swadaya)
Pelibatan masyarakat tentang konservasi hutan belum optimal
Perlu sosialisasi peran serta masyarakat, pelatihan, penyuluhan
Meningkatkan keterlibatan masyarakat
Hulu WS Sadang
9 Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam
Hutan lindung dll setiap tahun berkurang akibat perambahan dan penebangan liar, rendahnya pengetahuan tentang fungsi hutan
Pelestarian hutan lindung, penyuluhan
Menjaga dan mengembalikan fungsi hutan lindung
Hulu WS Sadang
Kualitas Air
1. Kondisi Air di Mata Air, Sungai atau sumber air lainnya
Air mulai berkurang dan keruh dimusim hujan dan berkurang pada musim kemarau
Konservasi SDA dan pembangunan waduk, embung dll, pengamanan khusus sumber-sumber air
Meningkatkan kualitas sumber air
hulu sungai Sadang
2. Kerusakan Sumber Mata Air Pemanfaatan diberbagai kepentingan yang tidak dikelola dengan baik
Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air
Menjaga tersedianya SDA
Dalam WS Sadang
3 Kondisi Air Distribusi dari PDAM (Kebutuhan Domestik)
Distribusi kurang teratur, sumber air kadang keruh
Pembangunan IPA, Penambahan jaringan, penyediaaan air baku
Pemenuhan air bersih kota/kab
Kota dan Kabupaten
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-9
KOMPONEN DISUSUN BERDASARKAN PENGELOLAAN SDA, DALAM UU NO. 7 TAHUN 2004
BIDANG /LINGKUP PERMASALAHAN PROGRAM DIUSULKAN SASARAN/TUJUAN LOKASI
1 3 4 5
Komponen 2. PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR 1. Kondisi Air Baku Perdesaan /
Perkotaan Tidak tersedia baik secara kualitas
maupun kuantitas terutama pada musim kemarau
Penyediaan air baku yang berkualitas baik dari air permukaan maupun air tanah
Meningkatkan ketersediaan air untuk air bersih
Kota dan Kabupaten
2. Kondisi lokasi pengambilan air baku
Lokasi air baku jauh dan tersebar, diperlukan biaya besar
Pembangunan sarana dan prasarana air baku untuk air bersih
Ketersediaan air baku untuk air bersih secara kontinyu
Dalam WS Sadang
3. Kebutuhan air industri
4. Kebutuhan air irigasi Debit yang tersedia belum mencukupi
Diharapkan dibangun waduk-waduk penampungan air
Pemenuhan kebutuhan air irigasi secara merata
Dalam WS Sadang
5. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi
Dana terbatas, saluran yang ada kurang terpelihara
Peningkatan/pemeliharaan sarana/prasarana irigasi
Peningkatan produksi pertanian
Dalam WS Sadang
6. Permasalahan Irigasi Teknis, Semi Teknis, Tradisional/Desa
Biaya OP untuk irigasi teknis, semi teknis/ desa sangat terbatas bahkan tidak ada sama sekali untuk irigasi desa
Pemberdyaan P3A Sidrap, Polewali, Enrekang
7 Perikanan darat dan tambak Kurangnya irigasi tambak Pembangunan jaringan irigasi tambak
Bertambahnya pendapatan masyarakat
Kec Alla
8. Kebutuhan air minum binatang ternak
Belum tersedianya air minum bagi ternak di daerah peternakan
Pembagunan embung dan chekdam
Untuk kebutuhan air minum bagi ternak
Di daerah peternakan
9 Ketersediaan air untuk listrik Debit air pada musim kemarau menurun drastis
Pengamanan hutan pada daerah hulu
Menjaga pasokan air untuk tenaga listrik agar kontinyu
Hulu WS Sadang
Memantapkan Kerangka Institusi Pengelola SDA
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-10
KOMPONEN DISUSUN BERDASARKAN PENGELOLAAN SDA, DALAM UU NO. 7 TAHUN 2004
BIDANG /LINGKUP PERMASALAHAN PROGRAM DIUSULKAN SASARAN/TUJUAN LOKASI
1 3 4 5 1. Balai DAS / BP-DAS Belum terbentuk, belum ditunjang
dengan peraturan perundang undangan
Perlu dibentuk Balai DAS dan pembuatan Perda
Optimalisasi fungsi pengelola DAS
Enrekang
2. P3A Kinerja P3A belum optimal, pembinaan tidak berjalan, mutu SDM terbatas
Pemberdayaan P3A Peningkatan kinerja P3A Kab dalam WS Sadang
3. Pengelola air di tingkat desa Belum ada pengelola air ditingkat desa
Dibentuk pengelola air ditingkat desa
Tokoh-tokoh masyarakat Seluruh desa
4. Pemantauan Survai dan Fasilitator Pengairan lainnya
Belum optimalnya kegiatan pemantauan dan survey, fasilitator belum ada
Perlu adanya program pemantauan survai dan ditunjuk fasilitator pengairan
Pengembangan SDA terpantau dengan baik
Enrekang, Sidrap
5 Sistem Pelaporan Kondisi Sungai dan Bangunan yang ada
Belum dilaksanakan secara kontinu karena pendanaan minim
Disediakan biaya pelaporan dan petugas yang memadai
Sistem data base sungai bagus
Enrekang, Sidrap
Komponen 3. PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR 1. Banjir Terjadi banjir pada musim hujan di
Enrekang dan hilir sungai Sadang Konservasi hulu sungai,
perbaikan hilir sungai, peta rawan daerah banjir, pembangunan bendungan pengendali banjir
Mengurangi/mencegah banjir pada musim hujan
Enrekang, Tator, hilir Sadang
2. Erosi - Sedimentasi Tingkat erosi dan sedimentasi sangat tinggi akibat hutan gundul, hilangnya lapisan tanah subur
Konservasi hulu sungai, perbaikan hilir sungai, rehabilitasi hutan kritis
Mengurangi erosi dan sedimentasi
Dalam WS Sadang
3. Perambahan Bantaran Sungai Masyarakat bermukim dan beraktivitas di bantaran sungai
Sosialisasi UU No. 7 tahun 2004 Memberi pemahaman pada masyarakat
WS Sadang
4 Bangunan Pengendali Banjir yang ada
Bangunan pengendali banjir telantar dan sangat kurang, sebagian rusak
Pembangunan bangunan pengendali banjir pada daerah rawan banjir
Mengurangi kerugian akibat banjir
WS Sadang
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-11
KOMPONEN DISUSUN BERDASARKAN PENGELOLAAN SDA, DALAM UU NO. 7 TAHUN 2004
BIDANG /LINGKUP PERMASALAHAN PROGRAM DIUSULKAN SASARAN/TUJUAN LOKASI
1 3 4 5 5 Peringatan Dini tentang Bahaya
Banjir Belum ada sistem peringatan dini Pengadaaan alat peringatan dini
bila terjadi banjir Daerah-daerah rentan terhadap banjir
WS Sadang
6 Upaya untuk Menanggulangi Kerugian Banjir
Penanggulangan kerugian akibat banjir belum optimal, perlu peta rawan banjir
Pembangunan bangunan pengendali banjir pada daerah rawan banjir
Mengurangi kerugian akibat banjir
WS Sadang
7 Desa-desa Rawan Tergenang Belum terinventarisasi secara baik desa-desa rawan banjir
Pemetaan dan pembuatan saluran pembuangan
Memperbaiki sirkulasi air, air kelebihan dapat dibuang
WS Sadang
8 Pembuangan Sampah oleh Masyarakat
Seperti sungai-sungai lainnya di indonesia, Sungai Sadang juga menjadi sasaran pembuangan sampah, kesadaran masyarakat masih rendah
Program kali bersih Menjaga aliran sungai tetap bersih
Sungai Sadang
Komponen 4. PEMBERDAYAAN STAKEHOLDERS DAN KELEMBAGAAN 1. Upaya pemberdayaan oleh
Pemda ? Kewenangan pemerintah pusat
provinsi, kabupaten harus jelas, UU dan Perda, terbatasnya dana APBD
Sosialisasi petunjuk pelaksanaan UU dan Perda dan pengucuran dana
Pembianaan kelompok tani
WS Sadang
2. Belum terbentuknya Dewan Sumber Daya Air Provinsi dan Kabupaten
Belum didukung ditingkat nasional, struktur organisasi dan tugas belum jelas
Perlu dibentuk Dewan SDA Agar ada koordinasi WS Sadang
3. Belum terbentuknya Balai PSDA Belum tercantum dalam struktur organisasi pemda
Pembentukan balai PSDA Terkoordinasinya pengelolaan SDA
WS Sadang
4 Kurangnya peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan SDA
Masyarakat selalu mengharapkan bantuan pemerintah dan pemda
Sosialisasi Peningkatan peran masyarakat
Provinsi
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-12
KOMPONEN DISUSUN BERDASARKAN PENGELOLAAN SDA, DALAM UU NO. 7 TAHUN 2004
BIDANG /LINGKUP PERMASALAHAN PROGRAM DIUSULKAN SASARAN/TUJUAN LOKASI
1 3 4 5 5 Konflik masyarakat antar
kelompok/daerah Sering terjadi konflik dimasyarakat
tentang pemanfaatan lautan dan SDA
Agar terhindar konflik di masyarakat
di kabupaten
Komponen 5. SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR 1. Informasi mengenai kondisi
hidrologi Data/informasi belum
lengkap/belum tersedia Perlu ada kegiatan penelitian
dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Untuk bahan pengambilan kebijakan
WS Sadang
2. Informasi mengenai kondisi hidro-meteorologi
Data/informasi belum lengkap/belum tersedia
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Untuk bahan pengambilan kebijakan
WS Sadang
3. Informasi mengenai kondisi hidrogelogi
Data/informasi belum lengkap/belum tersedia
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Untuk bahan pengambilan kebijakan
WS Sadang
4 Informasi mengenai kondisi kebijakan sumber daya air
Data/informasi belum lengkap/belum tersedia
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Untuk bahan pengambilan kebijakan
Kab. Enrekang
5 Informasi mengenai kondisi prasarana sumber daya air
Data/informasi belum lengkap/belum tersedia
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Untuk bahan pengambilan kebijakan
Kab. Enrekang
6 Informasi mengenai kondisi teknologi sumber daya air
Data/informasi belum lengkap/belum tersedia
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Untuk bahan pengambilan kebijakan
Kab. Enrekang
7 Informasi mengenai kondisi lingkungan pada sumber daya air
Data/informasi belum lengkap/belum tersedia
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Untuk bahan pengambilan kebijakan
Kab. Enrekang
8 Informasi mengenai kondisi kegiatan sosial ekonomi budaya terkait dengan SDA
Data/informasi belum lengkap/belum tersedia
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Untuk bahan pengambilan kebijakan
Kab. Enrekang
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-13
4.3. ANALISA PERSANDINGAN HASIL PKM I DENGAN KEBIJAKAN
DASAR
Pengendalian pembangunan wilayah telah diarahkan melalui Penataan Ruang
dalam RTRW Provinsi. Dalam upaya untuk mengoptimalkan dukungan dari
prasarana wilayah maka akan dilakukan analisa persandingan. Analisa ini
dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian antara RTRW skala Provinsi terhadap
keinginan para stakeholders.
Data-data yang dipergunakan dalam proses analisa persandingan ini berasal dari:
1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan
2. Masukan, permasalahan, dan/atau keinginan para stakeholders pada PKM
Tabel 4.3.1 memperlihatkan persandingan antara Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan dengan masukan, permasalahan, dan/atau
keinginan para stakeholders pada PKM I. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
belum semua keinginan para stakeholders dapat diakomodir dalam RTRW
Propinsi. Oleh karena itu diusulkan agar dalam RTRW Propinsi dapat
ditambahkan masukan dari para stakeholders sehubungan dengan rencana pola
pengelolaan SDA WS Sadang.
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR,
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-14
Tabel 4.3.1 ANALISA PERSANDINGAN
BIDANG /LINGKUP PROGRAM DIUSULKAN LOKASI ARAHAN RTRW PROP SULSEL
1 2 3 4
Komponen 1. KONSERVASI DAERAH TANGKAPAN AIR
1. Penebangan Hutan
Penghutanan kembali, penyuluhan, penegakan hukum, agro forestry, penambahan polisi hutan
Terutama daerah hulu sungai Sadang
Kawasan hutan lindung dikelola berdasarkan ketentuan atau tata cara pemanfaatan hutan lindung yaitu pemanfaatan semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan pada kawasan budidaya di bawahnya.
2. Pemanfaatan Potensi Hutan (Kayu)
Hutan desa, diperlukan perencanaan terpadu, koordinasi lintas sektoral, sosialisasi UU No. 41
Terutama daerah hulu sungai Sadang
Pengelolaan hutan produksi dilakukan dengan pemanfaatan dan pelestarian hasil (kayu dan non kayu) sehingga diperoleh manfaat ekonomi, sosial dan ekologi yang maksimal bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan
3. Pengisian air pada sumber air
Pembuatan embung, penghijauan, terasering
Seluruh WS Sadang
Kawasan resapan air meliputi sebaran air tanah yang terdiri atas endapan aluvial sungai dan tanah. Secara keseluruhan kawasan resapan air tersebar di semua wilayah kabupaten/kota di sulsel
4. Hutan Milik Dinas Kehutanan
Penataan batas kawasan hutan, penanganan secara terpadu oleh instansi terkait, legalitas kesepakatan antar kepentingan
Terutama daerah hulu sungai Sadang
Pemanfaatannya secara umum dikuasai oleh negara khususnya pemerintah daerah tetapi pengembangannya harus tetap memperhatikan kepentingan masyarakat setempat
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR,
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-15
BIDANG /LINGKUP PROGRAM DIUSULKAN LOKASI ARAHAN RTRW PROP SULSEL
1 2 3 4
5.
Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air
Reboisasi, pelestarian sumber air, pembangunan waduk, embung, pemberdayaan masyarakat.
Hulu dan hilir DAS Sadang
Tata guna air ditujukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan air bersih dan irigasi bagi penduduk dan aktifitasnya melalui pengelolaan lahan terpadu di DAS dan kawasan pesisir sebagai suatu ekosistem
6. Pemanfaatan ladang di pegunungan
Pemberdayaan masyarakat, pengembangan hutan kemasyarakatan dan resetlement penduduk di luar kawasan hutan lindung
Hulu WS Sadang
Kawasan sentra perkebunan khususnya pengembangan komoditi unggulan diarahkan ke wilayah pegunungan.
7 Pengaturan daerah sempadan air
Perlu adanya Perda tentang sempadan sungai
Seluruh WS Sadang
Kawasan sempadan sungai besar 100 m di kiri kanan diukur dari tepi sungai, sungai kecil 50 m
8 Konservasi oleh Masyarakat (swadaya)
Perlu sosialisasi peran serta masyarakat, pelatihan, penyuluhan
Hulu WS Sadang
9 Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam
Pelestarian hutan lindung, penyuluhan
Hulu WS Sadang
Kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam meliputi cagar alam, taman nasional, suaka marga satwa dan taman wisata.
Kualitas Air
1. Kondisi Air di Mata Air, Sungai atau sumber air lainnya
Konservasi SDA dan pembangunan waduk, embung dll, pengamanan khusus sumber-sumber air
hulu sungai Sadang
Meminimalkan pencemaran air baik di darat maupun di laut termasuk dampak negatif dari penambangan bahan galian golongan C di sungai
2. Kerusakan Sumber Mata Air
Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air
Dalam WS Sadang
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR,
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-16
BIDANG /LINGKUP PROGRAM DIUSULKAN LOKASI ARAHAN RTRW PROP SULSEL
1 2 3 4
3 Kondisi Air Distribusi dari PDAM (Kebutuhan Domestik)
Pembangunan IPA, Penambahan jaringan, penyediaaan air baku
Kota dan Kabupaten
Arahan pengembangan air bersih adalah pengembangan sistem pelayanan air baku dan air bersih secara terpadu, peningkatan pelayanan air bersih dengan penambahan kapasitas produksi air, peningkatan pelayanan air bersih melalui kerjasama antar daerah dan kerjasama dengan swasta.
Komponen 2. PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
1. Kondisi Air Baku Perdesaan / Perkotaan
Penyediaan air baku yang berkualitas baik dari air permukaan maupun air tanah
Kota dan Kabupaten
2. Kondisi lokasi pengambilan air baku
Pembangunan sarana dan prasarana air baku untuk air bersih
Dalam WS Sadang
3. Kebutuhan air industri
4. Kebutuhan air irigasi
Diharapkan dibangun waduk-waduk penampungan air
Dalam WS Sadang
5. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi
Peningkatan/pemeliharaan sarana/prasarana irigasi
Dalam WS Sadang
Pengembangan irigasi sawah untuk melayani wilayah Bone, Soppeng, Wajo, Sidenrapang, Pinrang, Luwu dan Luwu Utara. Sistem irigasi di luar wilayah kab tersebut diprioritaskan pada kegiatan rehabilitasi dan pengembangan irigasi kecil
6. Permasalahan Irigasi Teknis, Semi Teknis, Tradisional/Desa
Pemberdyaan P3A Sidrap, Polewali, Enrekang
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR,
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-17
BIDANG /LINGKUP PROGRAM DIUSULKAN LOKASI ARAHAN RTRW PROP SULSEL
1 2 3 4
7 Perikanan darat dan tambak
Pembangunan jaringan irigasi tambak
Kec Alla
Kawasan perikanan air tawar diarahkan ke kab. Gowa, Tana Toraja, Enrekang, Soppeng, Sidenreng Rappang dan Wajo. Perikanan air payau diarahkan ke Kab. Pinrang, Polewali, Mamasa, Mamuju, Takalar, Bulukumba, Luwu, Bone, Maros, Pangkep dan Jeneponto.
8. Kebutuhan air minum binatang ternak
Pembagunan embung dan chekdam Di daerah peternakan
9 Ketersediaan air untuk listrik
Pengamanan hutan pada daerah hulu
Hulu WS Sadang
Memantapkan Kerangka Institusi Pengelola SDA
1. Balai DAS / BP-DAS
Perlu dibentuk Balai DAS dan pembuatan Perda Enrekang
2. P3A
Pemberdayaan P3A Kab dalam WS Sadang
3. Pengelola air di tingkat desa
Dibentuk pengelola air ditingkat desa
Seluruh desa
4. Pemantauan Survai dan Fasilitator Pengairan lainnya
Perlu adanya program pemantauan survai dan ditunjuk fasilitator pengairan
Enrekang, Sidrap
5 Sistem Pelaporan Kondisi Sungai dan Bangunan yang ada Disediakan biaya pelaporan dan
petugas yang memadai Enrekang, Sidrap
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR,
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-18
BIDANG /LINGKUP PROGRAM DIUSULKAN LOKASI ARAHAN RTRW PROP SULSEL
1 2 3 4
Komponen 3. PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
1. Banjir
Konservasi hulu sungai, perbaikan hilir sungai, peta rawan daerah banjir, pembangunan bendungan pengendali banjir
Enrekang, Tator, hilir Sadang
Berdasarkan kejadian bencana alam yang pernah terjadi, beberapa wilayah telah ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana
2. Erosi - Sedimentasi
Konservasi hulu sungai, perbaikan hilir sungai, rehabilitasi hutan kritis
Dalam WS Sadang
3. Perambahan Bantaran Sungai
Sosialisasi UU No. 7 tahun 2004 WS Sadang
Kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan sempadan sungai diijinkan sepanjang tidak mempengaruhi fungsi lindungnya terhadap ekosistem sungai tersebut, antara lain budidaya pertanian tanaman tahunan.
4 Bangunan Pengendali Banjir yang ada Pembangunan bangunan
pengendali banjir pada daerah rawan banjir
WS Sadang
5 Peringatan Dini tentang Bahaya Banjir
Pengadaaan alat peringatan dini bila terjadi banjir WS Sadang
Berdasarkan kejadian bencana alam yang pernah terjadi, beberapa wilayah telah ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana
6 Upaya untuk Menanggulangi Kerugian Banjir
Pembangunan bangunan pengendali banjir pada daerah rawan banjir
WS Sadang
7 Desa-desa Rawan Tergenang
Pemetaan dan pembuatan saluran pembuangan WS Sadang
Berdasarkan kejadian bencana alam yang pernah terjadi, beberapa wilayah telah ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR,
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-19
BIDANG /LINGKUP PROGRAM DIUSULKAN LOKASI ARAHAN RTRW PROP SULSEL
1 2 3 4
8 Pembuangan Sampah oleh Masyarakat
Program kali bersih Sungai Sadang
Komponen 4. PEMBERDAYAAN STAKEHOLDERS DAN KELEMBAGAAN
1. Upaya pemberdayaan oleh Pemda
Sosialisasi petunjuk pelaksanaan UU dan Perda dan pengucuran dana
WS Sadang
2. Belum terbentuknya Dewan Sumber Daya Air Provinsi dan Kabupaten
Perlu dibentuk Dewan SDA WS Sadang
3. Belum terbentuknya Balai PSDA Pembentukan balai PSDA WS Sadang
4 Kurangnya peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan SDA
Sosialisasi Provinsi
5 Konflik masyarakat antar kelompok/daerah
di kabupaten
Komponen 5. SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
1. Informasi mengenai kondisi hidrologi Perlu ada kegiatan penelitian dalam
rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
WS Sadang
2. Informasi mengenai kondisi hidro-meteorologi
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
WS Sadang
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR,
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-20
BIDANG /LINGKUP PROGRAM DIUSULKAN LOKASI ARAHAN RTRW PROP SULSEL
1 2 3 4
3. Informasi mengenai kondisi hidrogelogi Perlu ada kegiatan penelitian dalam
rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
WS Sadang
4 Informasi mengenai kondisi kebijakan sumber daya air
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Kab. Enrekang
5 Informasi mengenai kondisi prasarana sumber daya air
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Kab. Enrekang
6 Informasi mengenai kondisi teknologi sumber daya air
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Kab. Enrekang
7 Informasi mengenai kondisi lingkungan pada sumber daya air
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Kab. Enrekang
8 Informasi mengenai kondisi kegiatan sosial ekonomi budaya terkait dengan SDA
Perlu ada kegiatan penelitian dalam rangka penyusunan sistem lengkap, dibuat database
Kab. Enrekang
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-21
4.4. HASIL-HASIL PKM II
PKM II telah dilaksanakan di Makassar pada tangal 7 Desember 2006. Tanggapan
serta masukan para stakeholders terhadap konsep Rancangan Pola Pengelolaan
SDA WS Sadang dapat dilihat pada Table 4.4.1 berikut ini :
Tabel 4.4.1 Komentar dan Masukan Peserta Diskusi
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
1 Irawan Halid
(Balitbangda)
1. Dalam menyusun pola pengelolaan SDA ini apakah mengacu kepada RTRW Sulawesi Selatan, sehingga perlu dilakukan koordinasi dengan pihak pemerintah propinsi Sulawesi Barat
2. Diperlukan koordinasi dalam pengelolaan S. Mamasa
3. Sebelum ditetapkan sebaiknya dilakukan koordinasi di tingkat daerah
4. Sebaiknya dipertajam permasalahan dengan melakukan koordinasi di daerah
Tanggapan :
RTRW Sulawesi Selatan masih dalam tahap studi
2 Hari
(Bappeda Sulbar)
1. Menanggapi hal-hal : apakah bapak-bapak sudah mengundang masyarakat yang berada di wilayah ini, dan pihak pemerintah yang ada di wilayah ini ?
2. Apakah pada saat survey melibatkan pihak pemda dan pihak pemerintah propinsi ?
3. Apakah sudah sinkron dengan Tata Ruang Propinsi?
4. Apakah masyarakat sudah dilibatkan dalam survey ?
Tanggapan konsultan :
Undangan pelaksanaan PKM ini sudah mengundang seluruh dinas yang ada di propinsi Sulawesi Selatan dan kabupaten-kabupaten yang dilalui.
3 Bappeda Sulawesi Selatan
1 Secara keseluruhan konsep ini masih kurang terpadu, dengan melibatkan lintas sektor maka outputnya akan sesuai rencana
2 Beberapa hal masih kompleks
3 Diprioritaskan untuk merehabilitasi sarana dan prasarana untuk konservasi SDA
4 Point 2: pembangunan embung dan sumber air
Tanggapan :
Rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur akan direncanakan di dalam tahap perencanaan, sementara saat ini adalah pembahasan pre-master plan untuk menjadi acuan pada tahap selanjutnya
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-22
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
4 Ir Anas Kahar, (Bappeda Sulawesi Selatan)
1. Mengenai daya rusak air, Propinsi Sulawesi Selatan memiliki 4 sub DAS, Mamasa, Sikuku, Matu Allo
2. Dalam kaitannya dengan daya rusak air, DAS manapun yang paling rusak akan berpengaruh ke seluruh Sulawesi Selatan, tapi secara global dapat dilihat dari DAS Bakaru.Dari beberapa hasil penelitian ada beberapa PLTA yang bisa dibangun di S. Mamasa.
3. PLTA Kuri-Kuri, Batu, Bonto Batu ,Malea, Bakaru, Paleleng 113MW, Jati Dengkok 20MW, dan sebagainya
4. Apabila usulan PLTA berproduksi, diperkirakan kebutuhan listrik di WS Sadang akan terpenuhi.
5. Air tanah di Kota Pare-Pare sampai Maros merupakan wilayah yang sempit, apabia dieksploitasi akan menimbulkan dampak intrusi air laut.
Tanggapan :
Watershed management sudah tercantum di dalam studi penyusunan pola ini
6 Ibu Retno
(PLN Persero Sulawesi Selatan, Sultra, Sulbar)
1. Kapasitas PLTA Bakaru 126MW, Tahap II Bakaru 126MW (terdiri dari 2 mesin), PLTA Batu – tidak feasible (NK dan JICA), PLTA Bonto Batu – 100MW, PLTA Selee di Mamasa – 78MW.
2. Usulan kawasan wisata, Kabupaten Enrekang, wisata di Kec.Barata berupa situs purbakala.
3. Usulan kawasan wisata Salo Pusi
7 Muhammad Darih
(Dinas Pertanian Propinsi Sulawesi Selatan)
1. Kegiatan ini perlu melibatkan seluruh pihak terkait, agar pola bisa tersusun sesuai keinginan
2. Ketersediaan air akhir-akhir ini berkurang terutama saat musim kemarau, karena ada kerusakan
3. Dimohon disusun juga pola pendistribusian pembagian air agar sesuai dengan pengguna dan para petani.
4. Di bendungan, kapasitas 5000 liter/det, musim kemarau 1100 liter/det, sehingga pada saat kritis hal ini perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi masalah
Tanggapan :
Pihak yang dilibatkan dalam PKM diwakili oleh pada stakeholder pemanfaat yaitu dinas-dinas di kabupaten dan propinsi yang dilalui oleh aliran Sungai Sadang.
8 Ibu Erni
(Kehutanan Propinsi Sulawesi Selatan)
1. Hampir di seluruh daerah di wilayah sungai merupakan DAS kritis, waktu hujan banjir dan musim kemarau kekeringan, sehingga perlu penyusunan pola dengan mempertimbangkan konsultasi
2. Apakah dalam penyusunannya sudah melibatkan msyarakat yang ada di Wilayah Sungai. Sadang ?
3. Bagaimana dengan kawasan konservasi yang dikelola oleh Dinas Kehutanan.
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-23
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
4. Dalam rangka pengelolaan WS Sadang, kami sarankan :
- Perlu konservasi DAS baik di hulu maupun hilir.
- Penyuluhan terpadu kepada masyarakat
- Perlu surat keputusan bersama Menteri Kehutanan, PU, Bappenas, dan Mendagri
- Perlu Model Pengelolaan Wilayah Sungai
- Perlu pembuatan tanggul DAS
5. Perlu dilakukan konfirmasi angka-angka luasan, juga ’kawasan hutan perairan’ apakah sudah diperhitungkan.
9 Tanggapan Bp. Bambang Subyandono
1. Partisipasi stakeholder : pihak Pemerintah Daerah sudah berusaha mengakomodasi kepentingan pihak yang terkait melalui undangan PKM.
2. Watershed dan catchment area dibedakan karena bahasa yang digunakan di Inggris dan Amerika
3. Sesuai UU yang baru, daerah pengaliran sungai menjadi satu nama dengan UU SDA No. 7/2004 pasar 11
4. Pembahasan dengan dewan SDA, ketua Menko Ekuin, anggota seluruh menteri, perumusan sudah memperhitungkan seluruh sistem dan pemanfaat yang terlibat.
5. Pembentukan dewan SDA melibatkan Menteri Pekerjaan Umum, Pertanian, Kehutanan, Dalam Negeri, Lingkungan Hidup, sehingga seluruh kepentingan telah diakomodasi dan dilibatkan
6. Konsultan diharapkan mengumpulkan data-data tambahan dari bappeda untuk hal-hal ini
10 Masukan dari Bp Ir. Suprapto Budi Santoso, MSc
(Dinas PSDA, Dinas PU Sulsel)
1. Butir 20 : aset sungai Sadang, seharusnya tidak hanya aset saja, namun juga aset prasarana perhubungan, aset prasarana perkotaan, aset prasarana industri, aset kawasan perkotaan yang rawan banjir belum diinventory seperti Pangkep, Baru, Pare-Pare, dan di sepanjang pantai barat Sulawesi Selatan.
2. Populasi juga aset, dan pertimbangkan keharusan penyedikan air baku untuk masyarakat perkotaan
3. Kabupaten Pangkep mempunyai kepulauan, merupakan SWS kepulauan yang memerlukan kebutuhan penyediaan kebutuhan air baku. Jadi Kepulauan Pangkep merupakan aset juga.
4. Butir 21: pola terdapat 4 upaya, 5 aspek, apa saja yang perlu ditinjau dari seluruh aspek tersebut.
5. Butir 22: menimbulkan kontroversi karena sudah detil dan arahan untuk FS, sebaiknya kolom “prioritas” merupakan “prioritas permasalahan”
6. Kabupaten Pangkep belum masuk di dalam hal 17
7. Di Pangkep ada pabrik Semen Tonasa, perlu dihitung kebutuhan air baku
8. Di Maros ada pabrik Semen Bosowa, diperhitungkan kebutuhan airya
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-24
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
9. Pengendalian daya rusak air, saat ini sudah ada, perlu dipertimbangkan sebagai aset yang perlu dilindungi. Zona ini dimasukan sebagai daerah pengendalikan daya rusak
10. Tabel 18: dilengkapi seperti pada paparan diatas, prasaran industri, prasarana perhubungan, prasaran perkotaan, prasarana sosial, sws kepulauan, pabrik semen, dan
11. Tabel 18 : disesuaikan dengan peta arahan
12. Kajian kolom usulan : sosialisasi iuran air hanya pada jaringan tersier dan menjadi tanggung jawab petani
13. Usulan ini belum ada unsur POAC
14. Kolom usulan pengelolaan diubah menjadi 5 kolom, ditambah dengan kolom : merencanakan, melaksanakan, memantau, mengevaluasi
15. Kolom prioritas : ditinjau dari aspek-aspek kelayakan, kecuali hal-hal mendesak seperti banjir, dan kekurangan air baku.
11 Abdul Kadir
(Dinas PSDA Sulawesi Selatan)
1. Pola akan menjadi acuan pengelolaan SDA WS Sadang
2. Di bagian hulu di Enrekang, Tator, dan Mamasa, dimana pada saat musim hujan terjadi sedimentasi di kabupaten Pinrang, dan air hujan melimpas tanggul sungai tiap tahunnya.
3. Belum ditinjau dalam neraca air, kebutuhan air di kota Pare-Pare. Kemungkinan pada suatu saat akan kekurangan air.
4. Hal 23. sungai Sadang melalui 4 kabupaten, bukan 8 kabupaten. Maros termasuk Wilayah Sungai Sadang apakah betul?
12 H. Abdul Gani
(Subdin PSDA)
1. Dalam daftar undangan PKM harap dimasukan juga Dinas Pariwisata, Perhubungan, Pemuda dan Olah Raga, dan PDAM
2. Semen Bosowa mengambil dari hulu mercu bendung, sehingga produksi berkurang menjadi 2700 Ha
13 Syaifudin
(Dinas Pengairan Kabupaten Pinrang)
Data-data luasan perlu klarifikasi lagi
Tabel 10
Point 13
Tabel 11, ’jaringan irigasi Sadang’, bukan ’data di bendung Benteng’
Kolom ranting dinas,
Tidak ada lagi nama Benteng
Point 18: Satuan Wilayah Sungai Sadang,
a) Sudah ada pengaturan pemanfaatan, staf Sadang sudah melaksanakan hal ini, dan perlu klarifikasi
b) Kekurangan dana OP, perlu klarifikasi lagi
c) Bendung Benteng perlu ditinjau secara khusus
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-25
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
d) Sebelum UU No 7/2004, namun setelah ada UU No.7/2004 hal ini tidak lagi sesuai, karena lahan diatas 3000 ha dikelola pusat.
e) Diperlukan klarifikasi mengenai penerapan UU No 7/2004, iuran mana yang ditetapkan untuk dibayarkan
f) Bagaimana daya rusak air di hilir S. Sadang ?
14 Tanggapan Ir. Bambang Subyandono
1. Aplikasi UU No 7/2004 merupakan peraturan baru, dan penerapannya memerlukan proses, khususnya hal yang terkait dengan irigasi. Beberapa waktu yang lalu dilakukan diseminasi pola pengelolaan WS dan termasuk irigasi di dalamnya.
2. Model pengalihan wewenang : pendelegasian ke bawah, penyerahan ke atas, pengambilalihan wewenang dengan pemda
3. Model tugas pembantuan : kriteria dari pemerintah pusat pemerintah propinsi, pemerintah kota
4. Model dekosentrasi, pelimpahan wewenang pemerintah pusat ke gubernur, atau instansi vertikal di wilayah tertentu.
5. Daerah irigasi yang lintas negara atau lintas propinsi dikelola oleh pemerintah pusat
6. DI > 3000-10000 tugas pembantuan ke pemerintah dibawahnya
7. OP sistim irigasi primer dan sekunder
15 Tanggapan Bp Ir. Suprapto Budi Santoso, MSc
(Dinas PSDA, Dinas PU Sulsel)
1. Iuran dipungut oleh petani, bukan pemerintah
2. Mengelola jaringan irigasi tersier yang menjadi tanggung jawab pemerintah
3. Petani yang mampu dan mau disarankan untuk mengelola dengan partisipasi sendiri, atau 50% pemerintah – 50% petani,
4. Kalau petani mengumpulkan 10% maka pemerintah akan mengakomodir sisainya.
5. Kalau beberapa petani, pemungut bukan pemda
6. Kalau petani tidak mau dan tidak mampu, maka pemerintah menarik kembali
7. Saat ini 100% biaya OP ditanggung pemerintah
16 Irawan Halid
(Balitbangda Sulsel)
1. Sebaiknya kuisener disampaikan seminggu sebelum pertemuan
17 Hari
(Bappeda Sulsel)
1. Di dalam kuisener dicantumkan juga Sulawesi Barat, pertemuan juga dilaksanakan di Sulawesi Barat
2. Instansi terkait dengan SDA WS Sadang di Sulbar diundang
3. Di Sulbar, hulu S. Mamasa, terjadi perambahan hutan oleh masyarakat, sebaiknya masyarakat dilibatkan dalam koordinasi
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-26
No. Nara Sumber Komentar dan Masukan
18 Bappeda Sulawesi Selatan
1. Intinya merupakan keterpaduan sektor/stakeholder
2. Konsep yang dibahas sebaiknya berbasis perlindungan dan
3. Perlu adanya pusat data SDA di Sulawesi Selatan, termasuk pengendalian pencemaran
4. Pengelolaan pesisir dan pengelolaan sumber daya perikanan
5. Pengembangan wisata
6. Pulau-pulau kecil disepanjang WS Sadang perlu diperhatikan
19 Ibu Retno, PLN (Persero)
Hal 28: koreksi untuk point 1) dan 2) diatas 80-110 m3/det digunakan 1 mesin untuk flushing
Point 3) data tersedia sudah cukup
Konservasi di hulu DAS: konsep pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat
20 Ibu Emmy
(Bappeda Sulsel)
Luasan-luasan direvisi
21 Prasarana dan Permukiman
1. Apakah dengan sedimen tersebut masih bisa digelontor?
2. Bagaimana pengaliran air sungai ini dilakukan pembagian di sepanjang daerah-daerah yang dilewati?
3. Kelebihan aliran dapat dikelola dan dimanfaatkan
4. Program dari dinas tata ruang dapat mendukung
22 Bp Ir. Suprapto Budi Santoso, MSc
(Dinas PSDA, Dinas PU Sulsel)
Penambahan kolom usulan pengelolaan menjadi 5 kolom
Dalam usulan pola pengelolaan juga ada usulan terhadap sektor-sektor lain, yaitu Perhubungan, Pertanian, Kehutanan, Perkebunan
Pola menghasilkan kerangka dasar POAC terhadap kelima aspek SDA
Selanjutnya Ir. Suprapto Budi S., MSc menutup acara dengan menyampaikan beberapa hal :
1. Kegiatan penyusunan Pola Pengelolaan WS akan diikuti pula di wilayah lain di propinsi Sulawesi Selatan
2. Di wilayah Walanae dan Cenranae sudah ada Master Plan namun diperlukan pola pengeloaan, sebagai evaluasi kembali terhadap master plan
3. Mengucapkan terima kasih kepada para undangan yang memberikan tanggapan, masukan, dan revisi dalam PKM II ini.
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-27
Tabel 4.4.2 Ringkasan Masukan Peserta Diskusi PKM II
Komponen disusun berdasarkanpengelolaan SDA, dalam UU No. 7 Tahun 2004
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
Bappeda Sulsel, BalitbangmSulsel, Dinas Perta TPH Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
1. Konservasi DAS dan penghijauan serta agroforestry di hulu S. Mamasa Kab. Poliwali Mandar, konservasi hutan di Kab. Tana Toraja dan Sidrap, reboisasi di Kab. Pinrang (Jangka Menengah)
Dep. Hut, DPU, Bappeda, LSM
Semua pemangku kepentingan dan pemakai juga dilibatkan, seperti Bapedalda, perkebunan, Tata Ruang, PLN wil Sulsel, Sultra dan Sulbar, serta dinas terkait lainnya, termasuk masyarakat dan DPR yang nantinya akan mensinkronkan antara peran pemerintah dengan masyarakat
2. Merehabilitasi sarana dan prasarana untuk konservasi sumber daya air.(Jangka Menengah)
- Pembangunan Sabo Dam di S. Mamasa.
- Perbaikan tanggul sungai Mamasa.
- Perbaikan sistim terassering di hulu S. Mamasa dan pada alur utama S. Saddang.
- Perbaikan jalan di Kab. Poliwali Mandar.
Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra dan Sulbar
Sebagian kegiatan merupakan program yang mendesak, namun perlu pengoptimalan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang telah dibangun, kegiatan rehabilitasi juga melihat pemanfaatan ruang, prioritas utama S. Mamasa bagian hilir
Dep. Hut, DPU, Bappeda, LSM
1 Konservasi 1. Penyediaan air bagi kemanfaatan umum secara berkelanjutan.
3. Penggunaan air tanah untuk irigasi dan air minum, prioritas di Kab. Pinrang dan Kab. Pangkep
DPU, Dep Tan Dinas Pertanian TPH Sulsel, Bappeda Sulsel
Mengoptimalkan penggunaan air S. Sadang (air permukaan), penggunaan air tanah merupakan pilihan kedua untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat namun perlu hati-hati agar tidak terjadi abrasi/ air laut
2. Mempertahankan daya dukung, daya tampung dan fungsi sumber daya air secara berkelanjutan.
Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
1. Penerbitan Perda tentang kawasan lindung, dengan prioritas (Jangka Menengah) :
- Hulu S. Mamasa, Kab. Polman.
- Kab. Tator
Dep. LH, Bapedalda.
Peraturan perlu ditinjau lagi apakah perda, peraturan wilayah sungai, atau cukup dengan peraturan gubernur/ bupati, cakupannya tidak hanya untuk kawasan lindung tapi juga kawasan lainnya, dalam penyusunan perlu melibatkan Biro Hukum, DPR Propinsi dan Kabupaten, Kehutanan, dan Bappeda
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-28
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
1 Konservasi 2. Mempertahankan daya dukung, daya tampung dan fungsi sumber daya air secara berkelanjutan.
2. Pemantauan lingkungan.(Jangka Panjang) Dep. LH, LSM, Bapedalda.
Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Kegiatan pemantauan lingkungan melibatkan instansi pusat, PLN (wilayah Mamasa), peran masyarakat, prioritas kegiatan jangka panjang, menengah dan pendek
Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar, Balitbang Sulsel
Pelaksanaan penanganan persub DAS, instansi PLN (wilayah Mamasa) juga perlu dilibatkan
3. Regional Development pada kawasan hutan kemasyarakatan di hulu S. Mamasa (Kab. Mamuju dan Kab. Mamasa). (Jangka Menengah)
Dep. Hut, DPU, Bappeda
4. Rencana Induk Pengelolaan SDA S. Saddang. (Jangka Pendek)
DPU, Bappeda Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel
Rencana Induk Pengelolaan SDA S. Sadang sesuai dengan keinginan stakeholder
2 Pendayagunaan sumber daya air
1. Menyediakan pasokan air dengan prioritas pada (Jangka Panjang) :
- Kab. Tator.
- Kab. Pinrang
- Kab. Barru
- Kab. Sidrap
- Kab. Pare-Pare
- Kab.Enrekang
DPU, PDAM Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar, Balitbang Sulsel
Dalam pelaksanaan Bappeda, stakeholder serta instansi yang terkait dilibatkan, informasi tambahan 'pada prediksi pemenuhan listrik jangka panjang, erosi di DAS Sadang dan Mamasa tergolong tinggi'
Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Pembangunan embung harus dikonsultasikan ke Dep. Pertanian, Kehutanan serta Bappeda, banyak embung yang telah dibangun dan tidak berfungsi
2. Membangun embung dan bangunan pengambilan air baku serta instalasi pengelolaan air baku.(Jangka Panjang)
DPU
Bappeda Sulsel Alokasi dan hak guna air perlu dipertimbangkan
1. Menyediakan air untuk memenuhi kebutuhan air pokok secara berkelanjutan.
3. Menetapkan alokasi dan hak guna air bagi pengguna yang sudah ada, target tahun 2015.
DPU
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-29
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
2 Pendayagunaan sumber daya air
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyediaan dan penggunaan air irigási.
1. Memelihara dan mengoperasikan jaringan irigasi (Jangka Menengah)
- Kab. Pinrang dan Kab. Sidrap seluas 70,000 Ha.
- Kab. Tana Toraja
- Kab. Enrekang
DPU, Dep. Tan Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar, Balitbang Sulsel, Din Perta THP Sulsel
Pemeliharaan jaringan merupakan kebutuhan mendesak, dalam pendistribusian perlu pengaturan terutama pada musim kemarau, dan dirinci per kabupaten, kewenangan sesuai UU no. 7 tahun 2004
2. Mengoptimalkan jaringan irigasi yang belum berfungsi seluas 20,000 Ha di Kab. Tator dan Kab. Enrekang (Jangka Menengah)
DPU, Dep. Tan Bappeda Sulsel Pengoptimalan perlu ditinjau ulang dan saluran yang selalu mengalami kerusakan perlu diupgrade
3. Membangun jaringan irigasi air tanah untuk lahan sawah tadah hujan di Kalosi, Barru, Pangkajene dan Pinrang. (Jangka Panjang)
DPU Bappeda Sulsel Pembangunan jaringan irigasi air tanah perlu feasibility study dengan pertimbangan konservasi, perlu melibatkan diperta
4. Peningkatan peran serta institusi dan pelatihan staff (Jangka Menengah)
DPU Bappeda Sulsel Lebih mengefektifkan peningkatan SDM di areal kegiatan, perlu instansi lain selain DPU
5. Kalibrasi kurva debit pada pintu air ke DI yang dilayani (Jangka Menengah)
DPU Bappeda Sulsel Kalibrasi setiap tahun, pengelolaan DI lebih dioptimalkan
Bappeda Sulsel Strategi jangka panjang
1. Mengembangkan mekanisme pengelolaan sumber daya air antar sector, antar wilayah, tanpa mengorbankan lingkungan. (Jangka Menengah)
DPU, Dep. Hut, Dep. LH, Pemda setempat.
Bappeda Sulsel Melibatkan Dinas koperasi, tokoh masyarakat serta UKM
3. Melaksanakan pendayagunaan sumber daya air untuk menunjang perkembangan ekonomi secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan kepentingan antar sektor, antar wilayah.
2. Meningkatkan peran serta koperasi, badan usaha swasta dan masyarakat dalam pelayanan air minum. (Jangka Panjang)
LSM, Pemda
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-30
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
2 Pendayagunaan sumber daya air
3. Melaksanakan pendayagunaan sumber daya air untuk menunjang perkembangan ekonomi secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan kepentingan antar sektor, antar wilayah.
3. Menyehatkan kelembagaan air minum mencakup redefinisi kelembagaan, profesionalisme pelayanan, full cost recovery dan peningkatan cakupan pelayanan. (Jangka Menengah)
DPU, PDAM, Bappeda
Bappeda Sulsel Memberikan sosialisasi pada pengusaha air minum tentang fungsi air minum (kesehatan)
4. Pengelolaan sumber daya air secara terpadu dalam rangka optimalisasi PLTA (Jangka Menengah)
DPU, PT. PLN Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar, Balitbang Sulsel
Pengelolaan listrik secara optimal dan merata, untuk jangka pendek, menengah dan panjang, melibatkan Pemda, informasi 'prediksi erosi tinggi
4. Menerapkan prinsip penerima manfaat membayar kecuali untuk keperluan pokok
1. Menyusun pedoman perhitungan biaya jasa pengelolaan sumber daya air serta metode pembebanannya kepada para pemanfaat, target tahun 2006 serta sosialisasinya (Jangka Pendek)
DPU, Bappeda Bappeda Sulsel Perlu melibatkan Dispenda
2. Perda tentang penerima manfaat menanggung biaya jasa pengelolaan dengan target tahun 2015
DPU, Bappeda Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel
Dalam penyusunan sebaiknya dipercepat sebelum tahun 2015 dan melibatkan DPR Propinsi Sulsel dan Sulbar dan Tk II serta masyarakat
1. Menciptakan kepastian hukum bagi dunia usaha dalam pengusahaan sumber daya air (Jangka Menengah)
DPU, Pemda Bappeda Sulsel Sosialisasi kelembagaan usaha jasa SDA
5. Meningkatkan peran dunia usaha dalam pengusahaan sumber daya air dengantetap mengutamakan kepentingan masyarakat.
2. Memperkuat instansi pemerintah daerah terkait untuk mengatur peran dunia usaha dalam pengusahaan sumber daya air. (Jangka Panjang)
Dep. Perindag, Bapedda, Pemda
Bappeda Sulsel Strategi sesuai
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-31
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
3 Pengendalian daya rusak air
1. Menyiapkan kesiapan dan ketahanan para stakeholders dalam menghadapi bencana akibat daya rusak air.
1. Menyiapkan sistem peringatan dini terhadap banjir, dengan prioritas daerah rawan banjir (Jangka Pendek):
Bappeda Sulsel
- Kab. Enrekang
- Kab. Pinrang (hilir S. Saddang)
DPU, Pemda
Sistem peringatan dini agar dapat disosialisasikan pada masyarakat dengan Menyiapkan sistem informasi yang akurat (strategi jangka panjang), ssosialisasi Rencana Aksi Nasional penanggulangan bencana, salah satu prioritas Kab. Tator
2. Menyiapkan sistem evakuasi terhadap banjir dan latihan menghadapi banjir sekali setiap tahun.(Jangka Pendek)
DPU, Pemda, LSM
Bappeda Sulsel Melatih SDM untuk mengelola sistem peringatan dini dan informasi, pelatihan pennaggulangan bencana, serta melibatkan badan yang bertugas menangani bencana (satkorlak)
3. Mencegah perubahan fungsi daerah penguasaan sungai (palung sungai, sempadan sungai, bantaran banjir) (Jangka Menengah)
DPU, Bappeda Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Koordinasi dengan pihak-pihak terkait tentang daerah penguasaan sungai, strategi jangka panjang
4. Pengkajian ulang RTRW pada kawasan rawan banjir dan kawasan penyebab banjir.(Jangka Pendek)
DPU Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel
Melibatkan Bappeda serta instansi lain dalam kaji ulang RTRW
2. Melindungi kawasan budidaya dari bencana banjir (terutama kawasan permukiman, produksi dan prasarana umum)
1. Menetapkan zona rawan banjir dan disosialisasikan ke masyarakat. Target tahun 2015
DPU Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel
Melibatkan Bappeda, Pemda dan instansi lainnya selama proses penetapan zona rawan banjir, mensosialisasikan Rencana Aksi nasional penanggulangan bencana
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-32
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
3 Pengendalian daya rusak air
2. Melindungi kawasan budidaya dari bencana banjir (terutama kawasan permukiman, produksi dan prasarana umum)
2. Melindungi kawasan pemukiman, prasarana umum dan kawasan produksi terhadap banjir 25 tahunan dan kawasan pertanian terhadap banjir 10 tahunan, dengan prioritas daerah irigasi Saddang
DPU, masyarakat
Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel
Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam upaya melindungi kawasan budidaya dari bencana agar penanganan dapat terpadu dan berkelanjutan, mensosialisasikan Rencana Aksi nasional penanggulangan bencana
3. Mengintegrasikan drainase perkotaan dengan pengendalian banjir dan pemisahan sistem drainase (Jangka Menengah)
DPU, Dep. Hut, Bappeda
Bappeda Sulsel Mensosialisasikan RAN penanggulangan bencana di kab/ kota, strategi jangka panjang
1. Penerapan prinsip zero delta discharge bagi sungai (Jangka Menengah)
DPU Bappeda Sulsel Stragi sesuai
2. Pengendalian erosi dan sedimentasi serta pengendalian mutu air pada daerah tangkapan air sungai dengan prioritas (Jangka Pendek) :
Bappeda Sulsel Stakeholder perlu skala prioritas DAS/subDAS
- S. Mamasa (PLTA Bakaru)
3. Mengendalikan debit banjir sungai
- Muara S. Saddang
DPU, Dep. Hut, LSM, Bappeda
1. Mengeluarkan sistem perijinan bagi yang akan mengubah daerah tangkapan air. (Jangka Menengah)
DPU, Dep. Hut, Bappeda
Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Perlu pengkajian yang lebih dalam tentang sistem perijinan dan instansi yang memberi ijin, berpedoman pada UU no. 7 Tahun 2004
4. Pengelolaan Dataran Banjir (floodplain)
2. Naturalisasi sungai (river restoration) DPU Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Strategi sesuai
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-33
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
3 Pengendalian daya rusak air
1. Merehabilitasi kerusakan struktural maupun non struktural pada daerah rawan banjir (Jangka Menengah)
DPU Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Melibatkan instansi lain yang terkait, strategi jangka panjang
5. Pemulihan kawasan yang terkena bencana akibat daya rusak air
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam upaya pemulihan akibat banjir (Jangka Panjang)
DPU, LSM Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Melibatkan masyarakat dan BPM (Badan Pemberdayaan Masyarakat) sebagai instansi yang menangani pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, kata mengembangkan sebaiknya meningkatkan
1. Perda atau SKB antar kabupaten menyangkut kerjasama hulu hilir dalam bidang konservasi dan pengendalian pencemaran air dan pengendalian banjir, prioritas (Jangka Pendek):
Bappeda Sulsel
- DAS Saddang Hilir Benteng
- Kab. Enrekang
Perlu ditinjau ulang penyusunan perda atau cukup MOU kerjasama kab yang difasilitasi oleh propinsi, melibatkan Bapedalda, strategi jangka panjang
6. Penerapan sistem intensif disintensif bagi kawasan hulu dan hilar DAS
DPU, Dep. Hut, Bappeda, Pemda terkait.
4 Peran serta masyarakat dan swasta
1. Meningkatkan peran masyarakat dan swasta untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya air
1. Mengakui hak ulayat masyarakat hukum adat dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk kepada KAT (Jangka Panjang)
Dep. sos, Bappeda
Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel
Dalam setiap kegiatan yang melibatkan masyarakat hendaknya mengikutsertakan lembaga/ instansi pemerintah yang berwenang menangani pemberdayaan masyarakat (BPM), Biro hukum propinsi dan kabupaten
2. Memeberdayakan masyarakat dan swasta dengan sosialisasi, pelatihan, pendampingan, pembinaan, sehingga peduli, berpartisipasi dan tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya air (Jangka Panjang)
Dep. Sos, DPU Bappeda Sulsel Dilibatkan badan pemberdayaan masyarakat, stakeholder
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-34
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
4 Peran serta masyarakat dan swasta
1. Menyusun standar kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam pengelolaan sumber daya air (Jangka Panjang)
DPU Bappeda Sulsel Dilibatkan badan pemberdayaan masyarakat
2. Meningkatkan kinerja lembaga pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air
2. Meningkatkan lembaga pemerintah di tingkat propinsi, kabupaten/ kota dan wilayah sungai dalam pengelolaan sumber daya air dan meningkatkan verja sama, koordinasi, komunikasi antar lembaga terkait dalam pengelolaan sumber daya air (Jangka Panjang)
DPU, Dep. hut, Dep. LH
Bappeda Sulsel Dilibatkan badan pemberdayaan masyarakat
1. Membentuk Badan Koordinasi pengelolaan sumber daya air lintas propinsi, kabupaten/ kota dalam pengelolaan sumber daya air. Prioritas membentuk Dewan Air atau PTPA atau bentuk lain lintas propinsi, PPTPA dan Balai PSDA di WS Saddang (Jangka Menengah)
DPU, Dep. Hut, Pemda terkait
Bappeda Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
memberdayakan lembaga yang ada seperti yang sudah terbentuk, dalam pembentukan melibatkan badan pemberdayaan masyarakat serta mengacu pada UU no. 7 Tahun 2004
3. Meningkatkan koordinasi di tingkat lintas propinsi, di tingkat propinsi, kabupaten/ kota dalam pengelolaan sumber daya air
2. Meningkatkan kompetensi anggota Dewan SDA (Jangka Menengah)
DPU Prov/Kab Bappeda Sulsel Sesuai
5 Keterbukaan data dan informasi sumber daya air.
1. Menyediakan data dan informasi sumber daya air yang akurat, tepat waktu, berkelanjutan dan mudah
1. Mengembangkan jeringan sistem informasi sumber daya air propinsi yang terpadu dan didukung oleh kelembagaan yang tangguh (Jangka Panjang)
DPU Bappeda, Balitbang Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Melibatkan Pemda, mangacu pada UU No. 7 tahun 2004
2. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi tentang sumber daya air.(Jangka Panjang)
DPU, LSM Bappeda Sulsel Strategi sesuai
PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR LAPORAN AKHIR
WILAYAH SUNGAI SADANG
P.T. INDRA KARYA Consulting Engineers 4-35
No LINGKUP ASPEK PENGELOLAAN
STRATEGI PRIORITAS INSTANSI TERLIBAT
INSTANSI PEMBERI MASUKAN
SARAN / TAMBAHAN
5 Keterbukaan data dan informasi sumber daya air.
1. Menyediakan data dan informasi sumber daya air yang akurat, tepat waktu, berkelanjutan dan mudah
3. Membangun sistem data base WS Saddang (Jangka Panjang)
Bappeda, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Strategi sesuai
4. Pemeliharaan dan pengembangan stasiun Pengamatan hujan dan debit
DPU
Bappeda Sulsel Strategi sesuai
1. Pembuatan website sumber daya air propinsi dan wilayah sungai Saddang (Jangka Panjang)
DPU Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Instansi terlibat ditambah sesuai kewenangan
2. Memudahkan pengaksesan data dan informasi oleh masyarakat, swasta dan dunia usaha
2. Pembuatan prosedur akses data dan informasi sumber daya air oleh masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumber daya air. (Jangka Panjang)
LSM Bappeda Sulsel, Balitbang Sulsel, PT PLN wil Sulsel, Sultra & Sulbar
Sosialisasi informasi SDA kepada masyarakat dan swasta tentang pengelolaan air, melibatkan masyarakat dan instansi terkait