07.11.2020 dr sanri,spp webinar dengan ubl (rev)
TRANSCRIPT
PENGENALAN COVID-19&
BEROLAHRAGA DIMASA PANDEMI
oleh: dr. Sanri Pramahdi, Sp.P,FISR
LATAR BELAKANG
WHO menetapkan2019-nCoV sebagai
PHEIC/KKMMD
Keppres Nomor 11 Tahun 2020: COVID-19 sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
30 Jan 2020
31 Maret 2020
11 Maret 2020
Keppres Nomor 12 tahun 2020: COVID-19 sebagai Bencana
Nasional
13 April 2020
WHO menetapkan COVID-19
sebagai Pandemi
Indonesia melaporkan 2
kasus konfirmasi COVID-19
2 Maret 2020
KMK NomorHK.01.07/MENKES/104/2020:
Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-
nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya
4 Feb 2020
2
Definisi
• COVID-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Coronavirus Severe Acute Respiratory Syndrome-CoV-2 (SARS-CoV-2).• COVID-19 adalah nama penyakit• SARS-CoV-2 adalah virus
penyebabnya
Apa itu Coronavirus?
Gambaran mikroskopik 2019-nCoV
• Coronavirus merupakan virus Zoonotic � transmisi dari hewan kemanusia
• Coronavirus merupakan RNA virus, bersirkulasi di hewan, sepertiunta, kucing, dan kelelawar.
• Hewan dengan coronavirus dapat berkembang dan menginfeksi manusia � kasus MERS dan SARS serta kasus outbreak saat ini(2019-nCoV)
• Epidemi dua betacoronavirus � SARS dan MERS � 10.000 kasus (tingkat kematian 10 % untuk SARS dan 37% untuk MERS)
• Kode genetik 2019-nCoV mirip Corona virus SARS-like Kelelawar,dan mungkin bermutasi sebelum menginfeksi manusia �setelah diteliti lebih lanjut � mirip coronavirus di ular (Ular makan kelelawar). Ular di jual di Pasar Tradisional di Wuhan.
Sumber gambar:https://www.gisaid.org/fileadmin/_processed_/csm_betacoronavirus_Wuhan_Jan_2020_a80d7aa623.png
Transmisi/Penularan COVID-19
• Tranmisi dari manusia ke manusia:
• Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin
• Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)
• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan
ketika menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci
tangan
• Kontaminasi feses
Patogenesis COVID-19
• Terdiri atas 3 fase1. Fase awal infeksi2. Fase pulmonary
(paru)3. Fase sistemik
inflamasi
Fase awal infeksi• Fase awal inflamasi ini akan ditandai dengan gejala yang
bersifat lokal
• Gejala klinis berupa sakit tenggorokan, batuk kering,
myalgia, demam tidak terlalu tinggi, sakit kepala
• Dapat TANPA GEJALA
• Fase infeksius dan dapat menularkan virus
• Banyak pasien sembuh pada fase ini setelah 2-6 minggu
Joseph T, et al. International Pulmonologist’s Consensus On Covid-19,2ndEdition
Fase Pulmonary
• Virus masuk ke parenkim paruà proliferasi
• Inflamasi pada paru sehingga terjadi vasodilatasi, peningkatan
permeabilitas endotel serta meningkatkan rekrutmen leukosità
paru rusak, hipoksemia, stress kardiovaskular.
• Jika fase ini tidak dapat diatas akan terjadi sistemik inflamasi
Joseph T, et al. International Pulmonologist’s Consensus On Covid-19,2ndEdition
Fase sistemik inflamasi
• Badai sitokin
• Hiperinflamasi ditandai juga peningkatan kadar ferritin,
peningkatan CRP, peningkatan Interleukin
• Kerusakan organ lain seperti myocardial injury, gagal jantung,
Acute Kidney Injury (AKI)
Joseph T, et al. International Pulmonologist’s Consensus On Covid-19,2ndEdition
Definisi Pneumonia
• Pneumonia adalah radang paru karena mikroorganisme,
tidak termasuk oleh krn TB
• Klasifikasi: CAP; HAV; VAP
• Pneumonia dapat menyerang siapa aja, terbanyak pada
balita dan lanjut usia
Sumber gambar:
- https://i.pinimg.com/236x/7c/10/c8/7c10c8a776e53a6cc5ed4d710c0da622--bronchitis-
death.jpg
- https://wittysparks.com/pneumonia-causes-symptoms-treatment/]
- https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pneumonia-atau-
bronkopneumonia/15438
Patogen Penyebab Pneumonia
Salah satunya: Coronavirus
Manifestasi klinis
• Manifestasi klinis bervariasi :• Tanpa gejala (asymptomatic)• Ringan (uncomplicated iliness)• Pneumonia ringan• Pneumonia berat• Pneumonia berat dan
berkomplikasi (ARDS,sepsis, syok sepsis)
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Severity-of-coronavirus-cases-in-China-1.png
● Masa inkubasi 2-9 hari
dengan rata-rata 5 hari
● Empat keluhan utama
pasien COVID-19
1. Demam (83%)
2. Batuk (82%)
3. Sesak napas (31%)
4. Mialgia dan mudah lelah
(11%)
1.Chen N, Zhou M, Dong X, et al. Epidemiological and clinical characteriscs of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: A descrip ve study.
Lancet. 2020;395(10223):507–513.
2.Huang C, Wang Y, Li X, et al. Clinical features of pa ents infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020;395(10223):497–506.
Keluhan awal yang banyak muncul adalah
myalgia, mudah lelah, batuk dan demam
yang tidak terlalu tinggi (meriang-
meriang)
90% mempunyai keluhan lebih dari 1,
tapi hanya 15% yang mempunyai
keluhan demam, batuk (umumnya batuk
kering) dan sesak napas secara
bersamaan.
Gejala
Diperkirakan 1 dari 5 orang yang terinfeksi akanmuncul gejalaberat
Sumber: EPI WIN,WHO
Demam
Batuk
Lemah/ kelelahan
Sakit kepala
Mata merah/radang
Hilang perasa/pembau
Tenggorokan nyeri
Badan terasa sakit
Diare
Penularan
• Droplet: partikel ludahberukuran >5 um• Ditularkan melalui:
a. Kontak langsungb. Kontak tidak langsung
• Airborne : jika dilakukanprosedur penghasil aerosol à intubation, CPR, nebulasi.
Menjadi dasar upaya pencegahan: menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan.
Berapa Lama virus ini bisa bertahan di permukaan?
• Permukaan:a. Plastik: 5 harib. Kayu: 4 haric. Stainless steel: 48 jamd. Kertas: 4-5 harie. Kaca: 4 hari
• Penting untuk melakukan disinfeksi pada permukaan yang sering disentuh oleh orang
• Cuci tangan: air dan sabun, atau hand-sanitizer berbasis alcohol.
Sumber: EPI WIN,WHO
Deteksi COVID-19
1. Tes deteksi virus
2. Tes deteksi antibodi terhadapvirus
Laboratorium• Leukosit bervariasi pada COVID-19
• Dapat ditemukan leukopenia, leukositosis tetapi limfopenia lebih banyak ditemukan (80%)
• Trombositopenia ringan sering ditemukan. Menunjukan prognosisburuk!
• Procalcitonin biasanya normal. Bisa meningkat jika terjadi infeksi sekunder
• D-dimer yang meningkat, Limfofenia penanda prognosis buruk
• C-Reactive Protein (CRP) yang meningkat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Jika seseorang memenuhi kriteria untukpemeriksaan swab (kasus suspek), makadilakukan pemeriksaan laboratorium
a. Pengambilan spesimen usap naso danorofaring (Swab)
b. Pemeriksaan menggunakan PCRc. Perlu 2x hasil negative dengan jarak
minimal 24 jam untuk mendiagnosis• Rapid test antibody tidak bisa digunakan
untuk diagnosis hanya digunakan untukkeperluan penelitian -serosurvei
Deteksi Virus• Pemeriksaan standar utk COVID-19 adalah Reverse Transcriptase Polymerase
Chain Reaction (RT-PCR) (Genom sekuensing)
• Rapid amplification PCR (sudah mendapat persetujuan dari FDA)
• Keuntungan PCR
Ø Diperlukan “primer” reagen tertentu dan bisa diproduksi segera jika diketahui
sekuens virusnya
Ø Spesifitas tinggi (hampir 100%)
Ø Dapat positif diawal fase infeksi
• Kerugian PCR
Ø PCR kompleks dan berbiaya tinggi
Ø Sensitifitas tidak terlalu tinggi (50-70%)
Deteksi Antibodi terhadap Virus SARS-COV2
• Standar test menggunakan metoda ELISA (Enzyme linked immunosorbent assay)
• Rapid test (IgM & IgG antibody)
• Keuntungan Rapid test
v Dapat untuk skrining cepat untuk pasien asimptomatik maupun simptomatik
v Merupakan tes kualitatif IgM dan IgM antibody dari darah, serum maupun plasmapasien
v Kombinasi IgM&IgG lebih baik dibanding pemeriksaan single IgM atau IgG saja
• Kerugian
v Biasanya negative pada fase awal (sangat tergantung waktu pemeriksaan)
v Spesifitas tidak terlalu tinggi
Onset perjalanan gejala klinis
Masa inkubasi menurut WHO antara 2 sd 14 hari
Lama gejala• Ringan : 2 minggu• Berat-kritis: 3-6 mgg
Faktor risiko• Populasi rentan
1. Usia lanjut (umumnya > 60 tahun)2. Populasi dengan komorbid
• Perokok• Penyakit jantung dan pembuluh darah (termasuk
hipertensi)• Diabetes• Penyakit paru kronik• Gizi kurang• Kanker• Kondisi imunitas rendah...................... DLL
• Dapat mengenai usia produktif• Anak-anak jarang
STRATEGI PENGENDALIAN COVID-19TEST
TRACE
ISOLATE
TREAT
§ Pembentukan jejaring lab pemeriksa COVID-19§ Percepatan tes COVID-19 bagi yang bergejala (suspek)
§ Penguatan PE dan pelacakan kontak§ Pemantauan kontak erat
§ Isolasi mandiri, isolasi di RS darurat, isolasi di RS rujukan§ Karantina mandiri bagi kontak erat
§ Penyiapan RS darurat, RS perawatan, dan RS rujukan COVID-19§ Pengobatan simtom, suportif, penyakit komorbid
KO
LAB
OR
ASI
DA
N K
OO
RD
INA
SI L
INTA
S SE
KT
OR
Kebijakan untuk memutus penularan COVID-19
• Lockdown/PSBB pada daerah terinfeksi• Restriksi Perjalanan• Surveilans dan Tracing aktif terutama pada kontak
erat• Karantina dan Isolasi• Keharusan penggunaan masker di tempat umum
PENCEGAHAN UNTUK DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
No Tindakan Pencegahan1 Tinggal dirumah dan bepergian jika sangat diperlukan2 Sering cuci tangan, dengan air dan sabun atau dengan hand sanitizer3 Tutup mulut dan hidung dengan tissue atau bagian dalam siku jika batuk atau
bersin4 Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut5 Jaga jarak, minimal 1 meter dari orang lain6 Jauhi kerumunan dan ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang cukup7 Pakai masker, 3 lapis kain8 Secara rutin membersihkan dan mendesinfektan permukaan-permukaan
benda yang sering disentuh orang
Bagaimana Menghentikan Penularan?
ALUR PENEMUAN KASUS
KONTAK ERATKASUS KONFIRMASI TRACE
- PE- Pelacakan Kontak
KASUS SUSPEK
TEST
TREAT KASUS KONFIRMASI
BUKAN COVID-19
ISOLATE
MENGHITUNG MASA KARANTINA• Karantina dilakukan selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan kasus konfirmasi
atau probabel.• Contoh penghitungan:a. Terakhir bertemu: 22 Agustus 2020b. Baru terlacak sebagai kontak erat tanggal 28 Agustus 2020c. Selama tanggal 22-28 Agustus kontak erat mengaku tidak memiliki gejalad. Maka kontak erat harus melakukan karantina dan pemantauan harian sampai
tanggal 5 September 2020.
Apa yang harus dilakukan pasien saat isolasi mandiri-1
● Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
● Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi dengan
anggota keluarga
● Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering
mungkin.
● Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing), upayakan kamar tidur sendiri
/ terpisah
● Menerapkan etika batuk (diajarkan oleh tenaga medis)
Protokol Tatalaksana COVID-19, PDPI,PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. 2020
Apa yang harus dilakukan pasien saat isolasi mandiri-2
● Alat makan-minum segera dicuci dengan air dan sabun
● Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya● Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik / wadah
tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor keluarga yang lainnya sebelum dicuci,
dan segera dimasukkan mesin cuci
● Segera memberi informasi ke petugas pemantau / FKTP atau keluarga jika
terjadi peningkatan suhu tubuh > 38 °C
Protokol Tatalaksana COVID-19, PDPI,PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. 2020
Lingkungan yang diperlukan saat isolasi mandiri
● Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara. Membuka jendela kamar secara berkala
● Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar isolasi, setidaknya masker. Lebih baik menggunakan juga sarung tangan dan goggle
● Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin
● Bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan desinfektan lainnya
Protokol Tatalaksana COVID-19, PDPI,PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. 2020
Apa yang dilakukan keluarga jika ada pasien terkonfirmasi atau PDP isolasi mandiri di rumah?
● Bagi anggota keluarga yang kontak erat dengan pasien sebaiknya memeriksakan diri ke FKTP / Rumah Sakit
● Anggota keluarga senantiasa memakai masker● Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien● Senantiasa mencuci tangan● Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin apakah tangan bersih● Ingat! Senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara bertukar● Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh pasien, misalnya
gagang pintu dll
Protokol Tatalaksana COVID-19, PDPI,PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. 2020
Karantina
• Ruanganterpisahatau
• Jaraktempattidur >1 meter
• Sering cucitangan
• Selalumenggunakanmasker
• Monitoring harian
• Alat makantersendiri
• Selalu menjagajarak
• Sering dilakukanpembersihan
• Ventilasi dan pencahayaanyang cukup
UPAYA PENCEGAHAN COVID-19
LEVEL INDIVIDU LEVEL MASYARAKAT
01 Upaya Kebersihan Personal dan Rumah Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial (PhysicalContact/Physical Distancing dan Social Distancing)
02 Peningkatan Imunitas Diri danMengendalikan Komorbid
Menerapkan Etika Batuk dan Bersin
03Isolasi mandiri dan karantina rumah sampai Pembatasan Sosial Berskala Besar
Meningkatkan kebugaran
KONSEP ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Masyarakat perluberaktifitas untuk
memenuhikebutuhan
hidupnya. (Bekerja, berdagang, mengajar,
bersosialisasi, aktualisasi diri)
PANDEMI COVID-19
MasyarakatSehat, Bugar, dan Produktif
AKBKondisi dimana
masyarakat dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan melakukan adaptasi untuk dapat hidup
berdampingan dengan Covid-19
² Peraturan Baru² Gaya hidup baru² Kebiasaan Baru
“New Normal” (Adaptasi Kehidupan Baru/AKB) di Indonesia?• Berdasarkan kriteria WHO, “new normal” diterapkan
pada negara yang telah berhasil mengendalikan transmisi penyakit.• Transisi “new normal” (Adaptasi Kehidupan Baru/AKB)
dapat dipertimbangkan jika Rt <1 yang konsisten dalam jangka waktu tertentu (14 hari) à transmisi terbukti terkendali à pengurangan PSBB
“New Normal” (Adaptasi Kehidupan Baru/AKB) di Indonesia?• Transisi ke “new normal” harus dilakukan dengan persiapan yang matang
dengan memperhatikan berbagai aspek:
• Pelaksanaan yang tidak tepat dan kurangnya persiapan akan menyebabkan transmisi meningkat dan wabah meluas kembali
Kemampuan pemeriksaan yang
tinggiKesiapan kapasitas sistem kesehatan
Sarana/fasilitas di komunitas yang
mendukung
Kesadaran dan kedisiplinan gaya hidup masyarakat
PENCEGAHAN COVID-19 dalam kondisi“New Normal” (Adaptasi Kehidupan Baru/AKB)
- Menggunakan masker bila keluar rumah- Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain- Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat- Sering mencuci tangan dan tidak menyentuh daerah wajah- Istirahat yang cukup- Makan makanan bergizi dan halal- Aktivitas fisik rutin- Mengkonsumsi suplemen tambahan / vitamin bila perlu
PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN
JAGA JARAK
CUCI TANGAN PAKAI SABUN ATAU HAND SANITIZER
MENGGUNAKAN MASKER
JAGA IMUNITAS TUBUH
KENDALIKAN COMORBID
GERMASCOVID-19
ADAPTASI KEBIASAAN
BARU
TERIMA KASIH