0711 – 998877
DESCRIPTION
jurnal koperasiTRANSCRIPT
1
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN
PADA KOPERASI BUNUT ABADI
KABUPATEN SIAK
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
U N IV ER S ITA S IS LA M R IA U
P EK AN B A R U
OLEH
EVA PURNAMA SARI
NPM 045310389
JURUSAN :AKUNTANSI – S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2010
2
ANALISIS PEMERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA
KOPERASI BUNUT ABADI KABUPATEN SIAK
ABSTRAK
Dalam koperasi perlu adanya laporan keuangan. Aktivitas koperasi yang mempengaruhi keuangan dalam setiap bulannya perlu diketahui, sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Dengan diterapkannya system akuntansi pada koperasi maka akan mempermudah mengetahui laba atau rugi koperasi selama satu periode.
Penelitian ini dilakukan di Desa Pinang Sebatang Barat Kecamatan
Tualang Kabupaten Siak. Berkenaan dengan dilakukannya penelitian ini yang menjadi objek adalah Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pencatatan transaksi anggota dan non anggota, pengakuan pendapatan, serta penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh Koperasi Bunut Abadi.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem
akuntansi yang dilakuakan Koperasi Bunut Abadi Kaupaten Siak apakh sudah sesuai dengan fungsinya yaitu untuk menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi koperasi maupun bagi anggota koperasi. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang diperlukan penulis untuk bahan penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pencatatan yang dilakukan oleh
Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak belum sepenuhnya dapt memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan.
3
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim ……….
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
karunianya yang telah dilimpahkan sehingga penulis akhirnya dapat
merampungkan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Analisis Penerapan
Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
dalam menempuh ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana jurusan akuntansi
pada fakultas ekonomi Univesitas Islam Riau Pekanbaru.
Selanjutnya dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit bantuan serta
bimbingan yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Drs.Syamri syamsuddin, Msi,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Bapak Drs. Abrar, Msi.Ak selaku pembantu Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Riau.
3. Ibu Dra. Eny Wahyuningsih, Msi, Ak sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Yusrawati, SE, Msi sebagai Pembimbing II dan Ketua Jurusan Akuntansi
Fakulatas Ekonomi Universitas Islam Riau yang telah banyak membantu
dalam penulisan dan penyelesian skripsi ini.
5. Bapak Pimpinan dan Karyawan Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak yang
telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen selaku Staf Pengajar serta Staf Karyawan/ti yang ada di
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau.
7. Yang tercinta kedua orang tua penulis Ayahanda A. Bakar S (Alm) dan Ibunda
Missiti, yang telah banyak berkorban dan memberikan doa serta bantuan
4
moral maupun materil bagi penulis yang tidak bosan-bosannya memberikan
semangat kepada penulis dalam menjalani perkuliahan dan dalam menyusun
sampai selesainya skripsi ini.
8. Terima kasih untuk keluargaku kak Eka, bang Hadi, dan keponaanku Bintang
yang selalu memberikan dorongan, saran dan semangat.
9. Thanks buat sahabat-sahabatku Ike, Bunga, Ungu dan sikecil zaki, Tere, dan
shera yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi dan doa agar
dapat menyelesaikan skripsi ini.cayooo!!!!
10. Specially thanks for Jhon Friandy to supporting me.
11. Serta rekan-rekan angkatan tahun 2004 jurusan akuntansi Universitas Islam
Riau yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan
dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini
.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis selalu terbuka dalam menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun. Akhirnya kepada Allah SWT penulis bermohon semoga
pengorbanan dan keikhlasan serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
Amin ……….
Pekanbaru, 2010
Penulis
EVA PURNAMA SARI
5
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...…………………………………………1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...……………………........6
D. Sistematika Penulisan .....................................................................7
BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Telaah Pustaka ……………………………………………………9
1. Pengertian Koperasi …………..………………………………9
2. Perbedaan Antara Koperasi dan Non Koperasi .......................10
3. Tujuan dan karakteristik Laporan Keuangan Koperasi ……...12
4. Penyajian Laporan Keuangan ……………………………….13
5. Penyajian Laporan Perhitungan Hasil Usaha ………………..20
6. Penyajian Laporan Arus Kas ………………………………...21
7. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota ……………..22
8. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan …………………23
9. Laporan Anggota Koperasi ………………………………….24
6
10. Permodalan Koperasi ………………………………………25
11. Pengertian Akuntansi dan Lingkungannya …………………28
12. Konsep dan Prinsip Akuntansi ………………………………29
13. Jenis Laporan Keuangan …………………………………….31
B. Hipotesis …………………………………………………………33
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ………………………………………………...34
B. Jenis dan Sumber Data …………………………………………..34
C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………34
D. Analisis Data ……………………………………………………35
BAB IV : GAMBARAN UMUM KOPERASI
A. Sejarah Singkat Koperasi ………………………………………..36
B. Struktur Organisasi ………………………………………………36
C. Aktivitas Koperasi ……………………………………………….39
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pencatatan Transaksi Anggota dan Non Anggota ……………….41
B. Pengakuan Pendapatan dan Beban ………………………………42
C. Neraca …………………………………………………………...47
D. Penyajian Perhitungan Sisa Hasil Usaha ………………………...53
E. Penyajian Laporan Arus Kas …………………………………….54
F. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota …………………55
G. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan ……………………..55
7
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………...........................................61
B. Saran-Saran ……………………………………………………...62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR GAMBAR
Gamabar IV. I Struktur Organisasi Koperasi Bunut Abadi ..................................37
9
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Format Neraca ....................................................................................57
Tabel V.2 Format Perhitungan Hasil Usaha .......................................................58
Tabel V.3 Format Laporan Arus kas ..................................................................59
Tabel V.4 Format Laporan Promosi Ekonomi Anggota ....................................60
10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang mempunyai per
dalam perekonomian Indonesia. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat p
terus didorong perkembangannya. Dalam rangka mewujudkan demo
ekonomi koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat
mandiri yang pertumbuhannya berakar dari masyarakat.
Sebagai suatu badan usaha yang berwatak sosial dengan tujuan u
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
umumnya, koperasi memiliki katakteristik yang berbeda dengan badan u
milik negara dan swasta. Ciri utama koperasi adalah pengelolaan
kelangsungan koperasi yang dikendalikan oleh anggota. Sehingga kekua
tertinggi terletak pada anggota melalui rapat anggota tahunan. Ciri lain
anggota koperasi memiliki identitas ganda yaitu anggota sebagai pem
sekaligus pengguna jasa koperasi.
Sebagai alat pertanggungjawaban, koperasi perlu menyusun lap
keuangan yang merupakan salah satu sumber informasi yang relevan dan d
diandalkan untuk pengambilan keputusan, perencanaan maupun pengend
koperasi. Laporan keuangan koperasi memiliki perbedaan dengan lap
keuangan badan usaha lain. Diantaranya adalah pada perkiraan modal terdiri
Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela, Modal Penyer
Sumbangan dan Sisa Hasil Usaha Yang Belum Dibagi, sedangkan pada b
10
anan
erlu
krasi
yang
tama
pada
saha
dan
saan
nya,
ilik
oran
apat
alian
oran
dari
taan,
adan
11
usaha lainnya seperti CV, permodalannya merupakan milik sekutu komanditier
dan permodalan berupa saham bagi Perseroan Terbatas (PT). Pada koperasi
Laporan Laba Rugi disebut Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha dan untuk
akun-akun tertentu seperti Piutang, Pendapatan dan Kewajiban harus dibedakan
antara transaksi yang terjadi dengan anggota dan non anggota.
Mengingat koperasi mempunyai ciri yang berbeda dengan badan usaha
lainnya, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan standar khusus bagi
koperasi yang dikenal dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 27 yang mengatur tentang seluruh aturan badan usaha koperasi serta konsep
dasar, bentuk penyajian laporan keuangan.
Laporan keuangan koperasi merupakan suatu pelaporan mengenai
pertanggungjawaban kegiatan usaha kepada pihak luar yang mempunyai
hubungan dengan koperasi baik sebagai anggota koperasi maupun sebagai
kreditur yang terdiri dari: (1) Neraca; (2) Perhitungan Hasil Usaha; (3) Laporan
Arus Kas; (4) Laporan Promosi Ekonomi Anggota; dan (5) Catatan Atas Laporan
Keuangan.
Pada Neraca koperasi juga terdiri dari Aktiva, Kewajiban dan Modal.
Untuk Aktiva didalam Neraca bentuk dan susunannya diawali dengan Aktiva
yang tahan lama kegunaannya atas wujudnya seperti Tanah, Gedung, Mesin,
Peralatan dan lain-lain. Pada Investasi Jangka Panjang terdapat Penyertaan yang
juga disajikan terpisah antara anggota dengan non anggota.
Sedangkan pada bagian Kewajiban, bentuk dan penyajian Kewajiban
Lancar maupun Kewajiban Jangka Panjang diklasifikasikan menjadi Kewajiban
12
kepada anggota dan kepada non anggota. Hal ini dianggap tepat oleh karena
informasi semacam ini dapat merupakan petunjuk penting tentang manfaat yang
dapat diberikan oleh koperasi kepada anggota.
Laporan Perhitungan Hasil Usaha menyajikan informasi mengenai
Pendapatan dan Beban Usaha perkoperasian selama periode tertentu. Sisa Hasil
Usaha Tahun Berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
koperasi. Apabila jenis dan jumlah Pembagian Sisa Hasil Usaha belum dibagi dan
harus dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan Arus Kas menyajikan informasi arus kas suatu bahan usaha yang
berguna sebagai dasar menilai kemampuan badan usaha dalam menghasilkan Kas
atau Setoran Kas serta menilai kebutuhan suatu badan usaha terhadap Kas
tersebut. Koperasi menyajikan Arus Kas dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.
Pada badan usaha koperasi, penyajian Laporan Arus Kas juga tidak berbeda
dengan penyajian pada badan usaha lain yaitu meliputi Saldo Awal Kas, Sumber
Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Saldo Akhir Kas pada periode tertentu.
Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperihatkan
ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu yang
disesuaikan dengan jenis koperasi dan jenis usaha yang dijalankan. Manfaat
tersebut mencakup dari Pembelian Barang atau Pengadaan Jasa Koperasi,
Pemasaran dan Pengelolaan Bersama, Simpan Pinjam dan Bentuk Pembagian Sisa
Hasil Usaha.
13
Catatan Atas Laporan Keuangan Koperasi merupakan bagian yang terpadu
dari penyajian laporan keuangan. Catatan Atas Laporan Keuangan digunakan
untuk memberikan informasi tambahan mengenai pos-pos Neraca dan
Perhitungan Sisa Hasil Usaha. Catatan atas laporan keuangan menyajikan
pengungkapan yang memuat antara lain perlakuan akuntansi dan pengungkapan
informasi lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan koperasi.
Koperasi Bunut Abadi merupakan koperasi primer yang beranggotakan
157 orang yang terdiri dari 110 orang laki-laki dan 47 orang perempuan. Koperasi
ini mengelola usaha pada sektor agribisnis yang bergerak dibidang Nursery,
Labour Supply, dan Usaha Jasa lainnya, seperti Simpan Pinjam dan Penyewaan
Mobil. Koperasi Bunut Abadi menjalin hubungan kerjasama dengan PT. Arara
Abadi terutama pada unit usaha dibidang Nusery dimana Koperasi Bunut Abadi
membeli benih akasia pada PT. Arara Abadi setelah menjadi bibit akasia
kemudian dijual kembali pada PT. Arara Abadi.
Unit Nursery adalah merupakan kegiatan usaha pembibitan akasia dengan
menggunakan media tanam gambut, biaya-biaya yang digunakan pada unit usaha
ini adalah media tanam, benih, polybag, NPK, dolomit, TSP, urea dan fungisida.
Kemudian Unit Labour Supply adalah usaha yang bergerak dibidang kontraktor
dalam penyediaan tenaga kerja. Sedangkan Unit Simpan Pinjam merupakan usaha
yang bertujuan untuk membantu para pekerja dalam memenuhi kebutuhan
pekerja, biasanya bagi peminjam di kenakan bunga sebesar 3% per bulan. Dan
Unit Penyewaan Mobil adalah usaha pengangkutan.
14
Dalam pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh koperasi ini
menggunakan konsep accrual basis. Dimana pendapatan dicatat pada saat
terjadinya transaksi atau pendapatan diakui meskipun belum berpengaruh pada
kas pada setiap unit usaha, jumlah pendapatan yang diakui sebesar nilai transaksi.
Dan beban diakui dengan menggunakan konsep accrual basis yang mana
koperasi mengakui beban pada saat belum berpengaruh pada kas.
Dari pengurus koperasi didapat keterangan persentase hutang dana bagian
SHU seperti Dana Anggota 40%, Dana Cadangan 40%, Dana Pengurus 5%, Dana
Karyawan 5%, Dana Pendidikan 5%, Dana Sosial 2,5% dan Dana Pembangunan
Daerah Kerja 2,5%, tetapi didalam Catatan Atas Laporan Keuangan tidak ada
penjelasan atas pembagian dana-dana SHU tersebut.
Pada Laporan Rugi Laba Koperasi Bunut Abadi belum memisahkan
pendapatan dari anggota dan non anggota, sehingga alokasi pendapatan dilakukan
dari total pendapatan keseluruhan.
Selanjutnya pada Neraca tahun 2007 terdapat perkiraan Bangunan Kantor
yang belum disusutkan dan terdapat perkiraan Kendaraan, nilai yang dicantumkan
dalam neraca masih nilai harga belinya belum dikurangi dengan penyusutan tahun
sebelumnya. Selain itu pada Neraca terdapat perkiraan Piutang yang terdiri dari
Piutang Anggota dan Piutang Usaha dimana Piutang Anggota berasal dari usaha
Simpan Pinjam, sedangkan piutang usaha berasal dari Nursery, Labour Supply
dan Penyewaan Mobil.
Dan pada Neraca tahun 2006 dan 2007 juga terdapat perkiraan Dana
Pengurus, Dana Anggota dan Dana-Dana SHU yang nilainya tidak tercantum
15
dalam neraca tetapi tidak ada penjelasan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
Selain itu masih terdapat perkiraan SHU tahun berjalan dalam Neraca.
merupakan sisa dari tahun sebelumya yaitu tahun 2005.
Koperasi Bunut Abadi tidak menyajikan Laporan Arus Kas dan juga tidak
menyajikan Laporan Promosi Ekonomi Anggota.
Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menuangkannya dalam
bentuk skripsi dengan judul :
“ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA
KOPERASI BUNUT ABADI KABUPATEN SIAK”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik
suatu perumusan masalah sebagai berikut:
“Apakah Penerapan Akuntansi Perkoperasian pada Koperasi Bunut Abadi
Kabupaten Siak telah sesuai dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berlaku Umum”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pada Koperasi Bunut
Abadi Kabupaten Siak telah sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku
Umum.
2. Manfaat Penelitian
16
a. Dapat menamabah wawasan penulis dalam penerapan akuntansi
perkoperasian yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
b. Bagi pengurus koperasi dapat dijadikan sebagai masukan dalam menerapkan
akuntansi perkoperasian yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
c. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti berikutnya untuk
masalah yang sama pada masa yang akan datang.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman, maka pembahasan dalam skripsi ini
penulis bagi dalam enam bab dan dirinci ke dalam sub bab dengan urutan sebagai
berikut:
BAB I : Bab ini memuat latar belakang permasalahan, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Bab ini Menguraikan pengertian koperasi, perbedaan antara
koperasi dan non koperasi, tujuan dan karakteristik laporan
keuangan koperasi, penyajian neraca, penyajian laporan sisa hasil
usaha, penyajian laporan arus kas, penyajian laporan promosi
ekonomi anggota, penyajian catatan atas laporan keuangan,
permodalan koperasi, pengertian akuntansi dan lingkungannya,
konsep dan prinsip akuntansi, jenis laporan keuangan dan
hipotesis.
17
BAB III : Bab ini menggambarkan lokasi penelitian, jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV : Bab ini merupakan uraian secara garis besar mengenai sejarah
singkat koperasi, struktur organisasi koperasi dan aktivitas
koperasi.
BAB V : Bab ini berisikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
penyajian neraca, penyajian perhitungan hasi usaha, penyajian
laporan arus kas, penyajian laporan promosi ekonomi anggota,
penyajian catatan atas laporan keuangan.
BAB VI : Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan hasil
penelitian dengan teori yang ada dan juga saran penulis sebagai
bahan pertimbangan bagi koperasi.
8
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Koperasi
Terdapat bermacam mengenai definisi koperasi, diantaranya da
Standar Akuntansi Keuangan No.27 mendefinisikan koperasi sebagai berikut:
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorangan a
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berda
atas asas kekeluargaan.1)
Sedangkan menurut Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko defi
koperasi sebagai berikut:
Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mengakui adakebutuhan tertentu yang sama dikalangan mereka. Kebutuhan yang saini secara bersamaan diusahakan pemenuhannya melalui usaha ydilaksanakan untuk koperasi. Jadi, orang-orang tersebut bergabung densukarela atas kesadaran adanya kebutuhan bersama, tanpa paksaan ancaman dari pihak lain.2)
Dan menurut Hendrojogi pengertian koperasi adalah sebagai berikut:
Koperasi adalah suatu wadah bagi golongan masyarakat y
berpenghasilan rendah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan bersuaha untuk meningkatkan taraf hidup mereka.3)
1) Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salem
Empat, Jakarta, 2007, Hal.27.3 2) Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko, Koperasi Kewiraan dan Us
Kecil, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta, 2002, Hal. 4 3) Hendrojogi, Koperasi Asas-Asas Teori dan Praktek, Edisi Keem
Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Hal. 20
18
1
lam
tau
kan
sar
nisi
nya ma ang gan dan
ang
nya
ba
aha
pat,
19
Dari beberapa rumusan pengertian kopeasi menurut para ahli diatas maka
dapat disimpulkan bahwa pada tiap-tiap organisasi koperasi akan terlihat paling
tidak ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya kelompok orang yang mempunyai kepentingan ekonomis yang
sama.
2. Memiliki dan membangun satu usaha bersama.
3. Memiliki motivasi kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama
dan pada kelompok.
Kepentingan bersama yang merupakan cermin dari kepentingan
individu/anggota adalah tujuan utama bersama mereka.
2. Perbedaan Koperasi dan Non Koperasi
Ditinjau dari proses kegiatan dalam usaha mencapai cita-citanya sebagai
badan usaha, dapat dengan jelas terlihat perbedaan antara koperasi dengan non
koperasi tersebut. Dalam hubungan ini beberapa dimensi dapat digunakan sebagai
variabel menjelaskan perbedaan yang dimaksud, yaitu antara lain:
1. Dimensi Kekuasan Tertinggi Dalam Menentukan Kebijaksanaan Usaha.
Perbedaannya dalam koperasi kebijaksanaan ada ditangan para anggota melalui
kelengapan koperasi yang disebut “Rapat Anggota Tahunan”. Sedangkan dalam
badan usaha non koperasi kekuasaan terdapat pada para pemegang saham.
2. Dimensi Ketatalaksanaan Usaha.
Kopersi pada prinsipny adalah ‘Open Management” (keterbukaan manajemen).
Sedangkan pada non koperasi dimensi ketatalaksanaan usaha ini adalah bersifat
tertutup. Perbedaannya yaitu bila koperasi usahanya ditujukan kepada dua
20
sektor yaitu sektor intern (anggota) dan sektor ekstern (bukan anggota/umum).
Sedangkan bagi non koperasi aspek tersebut cuma ditujukan untuk umum dan
masyarakat.
3. Dimensi Dasar Keyakinan Usaha.
Koperasi lebih mengutamakan pada kekuatan sendiri. Sedangkan non koperasi
berdasarkan keyakinan usahanya pada kekuatan modal dan pasar.
4. Dimensi Kemanfaatan Usaha, Dimensi Modal Kerja, Dimensi Pembagian Sisa
Hasil Usaha.
Bagi koperasi usahanya bermanfaat bagi anggotanya dan juga masyarakat.
Sedangkan pada non koperasi kemanfaatan usaha tersebut tertuju kepada
pemilik-pemilik modal dan masyarakat. Bila didasarkan pada modal usahanya
dari simpanan para anggota. Sedngkan non koperasi akan memperoleh modal
usahanya dari masyarakat yang membeli saham-sahamya.
5. Dimensi Sikap Terhadap Pasar.
Dalam pembagian SHU atau surplus atau keuntungan maka dalam koperasi
didasarkan pada banyaknya jasa anggota sedangkan pada usaha non koperasi
berdasarkan pada modal yang disetorkan. Demikian pula bila ditinjau dari
dimensi sikap keduanya terhadap pasar, pada koperasi dijalin koordinasi antara
koperasi sedangkan pada usaha non koperasi sikapnya terhadap pasar adalah
persaingan murni.
6. Dimensi Tujuan Usaha.
21
Ditinjau dari dimensi tujuan usaha yaitu tujuan didirikannya koperai adalah
untuk memberikan pelayanan sedangkan pada non koperasi tujuan usahanya
adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya.
3. Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi
Sedangkan menurut Sofyan Syafari Harahap ada perbedaan utama
organisasi yang tujuannya bukan mencari laba dengan organisasi yang bertujuan
mencari laba, antara laporan keuangan koperasi sebagai organisasi adapun tujuan
laporan keuangan adalah:
a. Laporan keuangan harus dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan mengenai alokasi sumber-sumber kekayaan.
b. Laporan keuangan berguna untuk menilai jasa dan kemampuan organisasi untuk memberi jasa.
c. Laporan keuangan berguna untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan bagaimana menilai investasinya.
d. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi terhadap sumber kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, dan perubahannya.
e. Laporan keuangan harus dapat menyajikan prestasi organisasinya. f. Laporan keuangan harus dapat menyajikan kemampuan organisasi
membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek. g. Laporan keuangan harus memuat penjelasan dan penafsiran
manajemen.4)
Pada badan usaha koperasi, pemiliknya adalah anggota koperasi. Berarti
laporan keuangan yang disusun terutama untuk kepentingan anggota. Oleh karena
kegiatan koperasi cenderung ditujukan kepada kepentingan anggota maka dalam
laporan keuangan sedapat mungkin harus memisahkan antara aktvitas yang
dilakukan oleh anggota dan non anggota.
Menurut PSAK No. 27 karakteristik laporan keuangan koperasi adalah
sebagai berikut:
4) Sofyan Syafari Harahap, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007, Hal. 101
22
a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam RAT.
b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara lomparatif.
c. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan koperasi, maka beberapa akun dan istilah yang sama akan muncul baik pada kelompok aktiva maupun kewajiban/kekayaan bersih.
d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut SHU.5)
Dan menurut Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan bahwa laporan
keuangan koperasi meliputi:
a. Neraca,
b. Perhitungan Hasil Usaha,
c. Laporan Aru Kas,
d. Laporan Promosi Ekonomi Anggota,
e. Catatan Atas Laporan Keuangan.6)
4. Penyajian Laporan Keuangan
Neraca yang merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang
menjelaskan posisi keuangan pada saat tertentu, menurut Niswonger, Philip E.
Fess dan Carls mendefinisikan neraca sebagai berikut:
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan modal pemilik
perusahaan pada tanggal tertentu, yang biasanya pada tanggal terakhir satu
bulan atau tahun.7)
Sedangkan neraca badan usaha koperasi menurut Riva’i Wirasamita dan
Ani Kenanga Sari adalah sebagai berikut:
5) Ikatan Akuntan Indonesia, Op. Cit., Hal.27.5 6) Ibid., Hal.27.9 7) Niswonger, Philip E. Fess dan Carls, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jilid 1,
Edisi 19, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999, Hal. 214
23
Neraca adalah suatu daftar aktiva yang disusun pada waktu berdirinya kopersi (neraca pembukuan), atau yang disusun pada saat tertentu selama tahun pembukuan masih berjalan (neraca bulanan atau neraca antara) maupun yang disusun pada akhir tahun buku (neraca tahunan, dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan bentuk perkiraan scontro atau T account ataupun stuffel atau refort form, dalam hal mana harta atau aktiva, hutang atau pasiva dan modal pada saat tertentu atau periode tertentu yng dinyatakan dalam bentuk uang atau nilai uang.8)
1. Aktiva (Assets)
Menurut Donal E. Kieso dan Jerry J. Weygandt aktiva didefinisikan
sebagai berikut:
Aktiva adalah kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh
atau dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau
kejadian yang lalu.9)
Sehubungan dengan badan usaha koperasi, ketentuan mengenai
penggunaan aktiva pada koperasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Aset yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai asset lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalan catatan atas laporan keuangan.
b. Aset-aset yan dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aset dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.10)
Menurut Donal E. Kieso aktiva yang terdapat dalam badan usaha berbentuk
koperasi terdiri dari pos-pos berikut:
8) Riva’i Wirasamita dan Ani Kenanga Sari, Analisis Laporan Keuangan
Koperasi, Edisi Pertama, Pionir Jaya, Jakarta, 1999, Hal.12 9) Donal E. Kieso dan Jerry J. Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi
Kesepuluh, Terjemahan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002, Hal. 55
10) Ibid., Hal. 27.7-27.8
24
a. Aktiva Lancar,
b. Investasi Jangka Panjang,
c. Aktiva Tetap,
d. Aktiva Lain-Lain.11)
a. Aktiva Lancar
Aktiva lancar pada umumnya yang dapat dikelompokkan menjadi harta
lancar jika suatu harta dapat diubah menjadi kas atau digunakan untuk membayar
kewajiban lancar didalam jangka waktu satu tahun atau siklus operasi mana yang
panjang. Aktiva lancar antara lain:
1. Kas atau Bank
2. Piutang
3. Persediaan
4. Lain-Lain
Kas dan Bank
Kas dan Bank Menurut Ikatan Akuntan Inonesia dalam penyajian aktiva
lancar dan kewajiban janga pendek, menyatakan antara lain:
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan.
Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat digunakan secara
bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.12)
Pos-pos akun kas dan bank dalm nerca koperasi dapat digolongkan
menjadi:
11) Donal E. Kieso dan Jerry J. Weygandt, Op. Cit., Hal.56 12) Ibid., Hal. 27.12
25
a. Kas dan Bank milik koperasi yang penggunaanya tidak dibatasi.
b. Kas dan Bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi.
c. Kas dan Bank atas nama koperasi titipan dan oleh karena itu
penggunannya dibatasi.13)
Piutang
Untuk perkiraan piutang, perlakuan piutang dalam koperasi tidak sama
denga usaha lainnya. Kelompok akun piutang pada koperasi disajikan berikut:
a. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa pada anggota.
b. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa pada bukan anggota.
c. Piutang pada koperasi lain. d. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian SHU dari koperasi
lain yang pencairannya tergantung pada persyaratan tertentu.14)
Penilaian piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi
dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Dalam menentukan taksiran
piutang yang tidak dapat ditagih, menurut Zaki Baridwan dapat digunakan salah
satu cara perhitungan yaitu:
1. Jumlah Penjualan
Apabila kerugian piutang dihubungkan dengan proses pengukuran sisa
hasil usaha maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah jumlah
penjualan.
2. Saldo Piutang
Apabila perhitungan kerugian piutang maka arahnya adalah menilai
aktiva dengan teliti.15)
13) Ibid., Hal. 27.12 14) Ibid., Hal. 27.13
26
Persediaan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ada beberapa kerakteristik khusus
sehubungan dengan akun persedian pada koperasi adalah sebagai berikut:
a. Persediaan pada koperasi dapat digolongkan menjadi persediaan komoditi
program dan komoditi umum.
b. Selain harga beli, jumlah kewajiban koperasi sehubungan dengan transaksi
untuk mendapatkan komoditi program mencakup berbagai jenis dana yang
ditetapkan oleh pemerintah atau gerakan koperasi itu sendiri.16)
b. Investasi atau Penyertaan
Investasi atau penyertaan merupakan penanaman modal diluar koperasi.
Beberapa karakteristik yang terdapat dalam akun investasi pada koperasi adalah
sebagai berikut:
a. Penyertaan uang yang sifatnya permanent (jangka waktu tidak terbatas dan
tidak dapat diperjual belikan).
b. Penyertaan yang jumlahnya selalu bertambah dalam jangka waktu tertentu
dan umumnya tergantung pada ketentuan dalam anggaran dasar rumah
tangga koperasi.
c. Penyertaan yang jangka waktunya tidak terbatas dan pencairannya diluar
wewenang koperasi yang dimilikinya.
d. Penyertaan yang dapat diambil sewaktu-waktu, dimaksudkn untuk
memperoleh pendapatan dan tidak dapat diperjual belikan.
15) Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, Edisi Revisi, Penerbit BPFE-
UGM, Yogyakarta, 2003, Hal. 50 16) Ibid., Hal. 27.15
27
Investasi jangka pendek dianggap sebagai penyertaan sementara walaupun
investasi tersebut tidak dapat diperjual belikan, sedangkan untuk investsi jangka
panjang dicatat dengan metode harga pokok.
c. Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aktiva yang jangka waktu pemakaiannya lama,
digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki untuk tidak diperjual belikan
dalam kegiatan normal perusahaan dan memiliki nilai yang cukup besar.aktiva
tetap dinilai sebesar harga perolehan, aktiva tetap dikurangi dengan akumulasi
penyusutan.
d. Aktiva Lain-Lain
Yang termasuk aktiva lain-lain adalah aktiva tetap dalam kontruksi dan
beban yang ditangguhkan. Dalam koperasi, terdapat perkiran aktiva lain-lain yang
ditujukan untuk melaporkan aktiva selain aktiva lancar dan aktiva tetap.
2. Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban merupakan kewajiban koperasi kepada pihak luar bukan
pemilik yang timbul akibat transaksi perolehan sumber daya ekonomi yang
dilakukan sehingga mengakibatkan arus kas keluar dimasa yang akan datang.
Adapun karakteristik kewajiban pada badan usaha berbentuk koperasi
adalah sebagai berikut:
1. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban pada anggota dan
bukan anggota.
2. Kewajiban berhubungan dengan simpanan dari anggota yang sifatnya
sukarela.
28
3. Kewajiban pada koperasi lain atau anggota.
4. Kewajiban merupakan dana-dana koperasi yang timbul sehubungan dengan
pembagian SHU.
5. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menanggung
kerugian yang diderita oleh koperasi lainnya.
6. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menangung
kewajiban sesama anggota koperasi yang tidak mampu.
3. Modal (Ekuitas)
Modal merupakan jumlah nilai kekayaan pemilik yang ditanamkan dalam
sumber-sumber daya ekonomi koperasi atau merupakan selisih antara harta dan
kewajiban.
Adapun karakteristik dan penyajian modal koperasi yang diatur dalam
Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Modal Anggota a. Simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain yang memiliki
karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib diakui sebagai ekuitas koperasi dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
b. Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib.
c. Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru diatas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai Modal Penyetaran Partisipasi Anggota.
2. Modal Penyertaan a. Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah
nilai nominal setoran. Dalam hal modal penyertaan yang diterima selain uang tunai, maka modal penyertaan tersebut dinilai sebesar harga pasar yang berlaku pada saat diterima.
b. Ketentuan mengenai perjanjian dengan pemodal yang menyangkut pembagian keuntungan atau hasil usaha, tanggungan kerugian, jangka waktu dan hak-hak pemodal harus harus dijelaskan dalam catatn atas laporan keuangan.
3. Modal Sumbangan
29
Modal sumbangan yang diterima oleh koperasi yang dapat menutup resiko kerugian diakui sebagai ekuitas, sedangkan modal sumbangan yang substansinya merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban jangka panjang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
4. Cadangan
a. Cadangan dan tujuan penggunaannya dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
b. Pembayaran tambahan kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi di atas jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain-lain dibebankan pada cadangan.17)
5. Penyajian Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Sisa hasil usaha (SHU) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku bersangkutan.18)
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ketentuan mengenai penyajian laporan
perhitungan sisa hasil usaha adalah:
Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian sisa hasil telah diatur secara jelas, maka bagian yang tidak menjadi hak koperasi diakui sebagai kewajiban. Apabiala jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas,maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.19)
Perhitungan hasil usaha harus memuat hsil usaha dengan anggota atau rugi kotor dengan non anggota.20)
17) Ibid., Hal. 27.4-27.6 18) Pemerintah RI, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Tentang
Perkoperasian Negara RI, Jakarta, 1992, Hal. 9 19) Ibid., Hal. 27.7 20) Ibid., Hal. 27.9
30
6. Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi
saldo awal, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada
periode tertentu.
Menurut Sofyan Syafari Harahap laporan arus kas akan membantu para
pemakainya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas dimasa yang
akan datang.
2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.
3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas.
4. Menilai pengaruh investasi, baik kas maupun bukan kas dan transaksi
keuangan selama satu tahun periode tertentu.21)
Arus kas diklasifikasikan berdasarkan arus kas aktivitas operasi, aktivitas
investasi, aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan perusahaan, membayar deviden dan melakukan operasi baru tanpa
melakukan sumber pendanaan dari luar.
Menurut Rudianto ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus kas
yaitu:
21) Sofyan Syafari Harahap, Op. Cit., Hal. 243-244
31
1. Metode Langsung adalah suatu metode penyusunan laporan arus kas
dimaa dirinci aliran masuk kas dari aktivitas-aktivitas operasi dan aliran
keluar dari aktivitas-aktivitas operasi.
2. Metode Tidak Langsung adalah suatu metode penyusunan laporan arus
kas, dimana dibuat rekonsiliasi antara laba yang dilaporkan dengan aliran
kas.22)
7. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun. Laporan
tersebut mencakup empat unsur:
1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU.
Selain unsur-unsur laporan promosi ekonomi anggota Ikatan Akuntan
Indonesia juga menguraikan beberapa karakteristik laporan promosi ekonomi
anggota yaitu sebagai berikut:
a. Dalam hal sisa hasil usaha tahunan belum berjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian hasil usaha pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk anggota.
b. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagin sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankannya.
22) Rudianto, Akuntansi Koperasi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan
Keuangan, Penerbit PT. Gramedia Wiasarana Indonesia, Jakarta, 2006, Hal. 191
32
c. Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfat ekonomi yang diterima dari pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota.23)
8. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan koperasi merupakan bagian yang terpadu
dari penyajian laporan keuangan. Catatan digunakan untuk memberi informasi
tambahan mengenai pos-pos neraca dan perhitungan sisa hasil usaha.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan catatan atas laporan keuangan
menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat:
a. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:
1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota.
2. Kebijakan akuntansi tentang aset tetap, penilaian persediaan, piutang, dan
sebagainya.
3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota.
b. Pengungkapan informasi lain, antara lain:
1. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktik, atau yng telah dicapai oleh koperasi.
2. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan
usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha manajemen yang diselenggarakan untuk anggota, dan penciptan lapangan usaha baru untuk anggota.
23) Ibid., Hal. 27.9-27.10
33
3. Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota.
4. Pengklasifikasian piutang dan utang yang timbul dari transaksi koperasi
dengan anggota dan non anggota.
5. Pembatasan penggunaan dan resiko atas asset tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan.
6. Aset yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik kopersi.
7. Aset yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari
perusahaan swasta.
8. Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.
9. Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan.
10. Penyelenggaran rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting yang berpegaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.24)
Pencatatan atas laporan keuangan menjelaskan yang berkaitan dengan
laporan keuangan koperasi juga mengenai kebijaksanaan koperasi atas dasar
metode-metode yang dipergunakan, perolehan aktiva, pembagian sisa hasil usaha
dan lain-lain.
9. Laporan Anggota Koperasi
Laporan anggota koperasi adalah laporan yang memperlihatkan manfaat
ekonomi yang diperoleh oleh anggota koperasi selama satu tahun. Dan mencakup
empat unsur yaitu:
a. Pembelian barang dan pengadaan jasa bersama.
b. Pemasaran dan pengolahan bersama.
c. Simpan pinjam lewat koperasi.
24) Ibid., Hal. 27.10
34
d. Pembagian hasil usaha.
Karakteristik pelaporan ekonomi anggota koperasi adalah:
1. Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan yang belum dibagi manfaat
ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada
akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha
yang akan dibagikan kepada anggota.
2. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahu berjalan
dan transaksi pelayanan yang dilakukan oleh koperasi untuk anggota dan
manfaat yang diperoleh dari akhir tahun buku pembagia sisa hasil usaha
tahun berjalan.
3. Laporan ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan
usaha yang dijalankan.
4. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang
diterima anggota pada akhir tahun buku.
5. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan, belum dibagi
karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran rumah
tangga dan harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfaat
ekonomi yang dan pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar
taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang akan diterima anggota.
10. Permodalan Koperasi
a. Sumber dan Modal Koperasi
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa sumber modal
koperasi terdiri dari beberapa jenis yaitu berupa simpan pinjam baik pokok, wajib,
35
sukarela serta cadangan yang dipupuk dari SHU yang merupakan kekayaan
koperasi.
Disamping itu juga memiliki madol yang bersifat potensial yang
didasarkan pada sikap para anggotanya terhadap koperasinya. Modal ini dapat
besar dan dapat pula kecil nilainya berkaitan dengan besar atau kecilnya
kesadaran orang dalam berkoperasi.
Selain sumber diatas yang disebut juga sebagai sumber modal intern.
Koperasi dapat pula menambah modalnya berasal dari sumber ekstern yang
berasal dari simpanan dan pinjaman/deposito dari luar keanggotaan koperasi
termasuk pula dalam sumber ekstern ini misalnya berbagai fasilitas yang berasal
dari pemerintah.
Simpanan pokok sebagai dasar atau modal pertama koperasi yang
simpanan yang besarnya sama diwajibkan pada calon anggota saat hendak
menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil lagi selama
anggota yang bersangkutan masih aktif menjadi anggota koperasi.
Simpanan wajib adalah simpanan yang diwajibkan kepada anggota untuk
menyetorkan dalam waktu dan ksmpatan tertentu. Simpanan ini dapat ditarik
kembaki dengan cara dan waktu yang ditentukan koperasi, oleh anggaran dasar,
ART dan keputusan-keputusan rapat anggota dengan mengutamakan kepentingan
koperasi.
Pada dasarnya simpanan sukarela dapat diterima dari non anggota.
Simpanan ini merupakan suatu jumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan
pada koperasi mungkin oleh anggota atau bukan anggota atas hendak sendiri.
36
Seperti diuraikan diatas, selain simpanan atau kredit pihak ketiga, modal
tersebut dapat pula dibentuk dari cadangan yang diperoleh dari laba. Dalam
hubungan memperbesar modal dapat melalui cara sebagai berikut:
1. Pembentukan Cadangan
Ini tidak saja ditujukan untuk memperbesar modal tetapi juga untuk
meringankan beban yang timbul dari adanya kegagalan atau kerugian
usaha, melalui pengumpulan laba yang ditahan pada kondisi baik guna
menjaga likuiditas dan dapat pula untuk ekspansi (perluasan usaha).
2. Laba Dari Setiap Anggota
Sebagian laba dari setiap anggota dikhususkan untuk memperbesar
modal anggota koperasi yang bersangkutan. Para anggota
berkemungkinan tidak menyetujui pembentukan cadangan modal, sebab
laba yang mereka terima untuk cadangan itu menjadi otomatis milik
koperasi. Namun diperlukan tingkat kesadaran yang tinggi dari setiap
anggota. Sebab dengan adanya kemungkinan mobilitas anggota yang
bebas didalam koperasi maka dapat menimbulkan kedudukan koperasi
menjadi kritis.
b. Lembaga-Lembaga Modal Ekstern Sebagai Koperasi Penunjang
Untuk keperluan kebutuhan modal ekstern tersebut maka diperlukan
lembaga-lembaga atau koperasi lainnya yang mampu menjadi penyelia modal
dimaksud.
1. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN)
2. Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK)
37
3. Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI)
11. Pengertian Akuntansi dan Lingkungannya
Informasi mengenai laporan keuangan suatu perusahaan atau badan usaha
merupakan suatu kebutuhan bagi orang-orang yang terlibat secara langsung
maupun suatu kebutuhan bagi orang-orang yang terlibat secara langsung maupun
yang tidak terlibat secara langsung dengan perusahaan atau badan usaha, agar
mereka bisa mengambil keputusan dengan baik dan tepat.
Defenisi akuntansi menurut Carl S. Warren adalah :
Sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.25)
Sedangkan defenisi akuntansi menurut Ahmed Rhiani Belkoui adalah
sebagai berikut :
Akuntansi merupakan seni pencatatan, pengolahan dan peringkasan
transaksi kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdayaguna
dan dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasikan hasil proses
tersebut.26)
Kusnadi medefenisikan akuntansi sebagai berikut :
Akuntansi adalah suatu seni atau ketrampilan mengolah transaksi atau kejadian yang setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang, menjadi laporan keuangan dengan cara sedemikian sistematisnya pada setiap waktu yang diperlukan dan dari padanya dapat mengetahui posisi keuangan serta hasil operasinya pada setiap waktu yang diperlukan dan
25) Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Frees, Pengantar Akuntansi,
Salemba Empat, Jakarta, 2008. Hal.10 26) Ahmed Riahi Belkoui, Teori Akuntansi, Buku I edisi I, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2000. Hal. 38
38
dari padanya dapat diambil keputusan maupun pemilihan berbagai tindakan dibidang ekonomi.27)
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan sistem
informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan baik oleh pihak
perusahaan sendiri maupun oleh pihak luar yang mempunyai kepentingan
terhadap kesatuan usaha tersebut.
12. Konsep dan Prinsip Akuntansi
Praktik akuntansi berdasarkan pada aturan-aturan tertentu. Hukum yang
mengatur bagaimana menggukur atau menilai, mengolah dan mengkomunikasikan
informasi akuntansi didalam PSAK yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan berisi
tentang Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum.
Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum tidak hanya berisi tentang prinsip
tetapi juga tentang konsep dan metode yang menunjukkan bagaimana cara yang
tepat untuk menghasilkan informasi akuntansi. Prinsip Akuntnsi Yang Berlaku
Umum sangat mirip dengan hukum atau peraturan yaitu himpunan hukum atau
peraturan yang mengatur tingkah laku atau perbuatan manusia dengan suatu cara
yang dapat diterima secara luas oleh masyarakat. SAK dibuat berdasarkan
kerangka pemikiran konseptual oleh komite Prinsip Akuntansi Indonesia dari IAI.
Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna untuk keputusan penanaman modal atau investasi dan peminjaman. Agar
informasi tersebut dapat berguna maka haruslah relevan., dapat diandalkan dan
27) Kusnadi. H. Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi Pertama, Penerbit
Universitas Brawijaya, 2002, Hal. 7
39
dapat dibandingkan. Akuntansi berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan ini dalam
informasi yang dihasilkan.
Konsep atau prinsip yang berlaku dalam akuntansi yaitu
mempertimbangkan hal sebagai berikut:
a. Konsep Entitas
Suatu entitas akuntansi adalah suatu orgnisasi atau suatu bagian dari
organisasi yang terpisah dari orgnisasi lainnya dan individu-individu lainnya
yang merupakan suatu unit ekonomi yang terpisah. Dari sudut pandang
akuntansi, setiap entitas harus membuat satu gari batas atau pemisah yang
jelas disekelilingnya agar tidak mencampurkan kejadian-kejadian yang
dialami oleh entitas-entitas lainnya.
b. Prinsip Keandalan
Catatan dan laporan akuntansi harus didasarkan atas data yang tersedia yang
paling dapat diandalkan sehingga catatan dan laporan tersebut akan menjadi
akurat dan berguna.
c. Prinsip Biaya
Prinsip biaya menyatakan bahwa aktiva dan jasa yang diperoleh harus dicatat
menurut harga aktualnya atau juga disebut nilai historis.
d. Konsep Kesinambungan
Sebab yang lain mengapa aktiva harus dicatat menurut harga perolehannya
adalah adanya suatu konsep kesinambungan, yang menyatakan bahwa suatu
entitas akan terus melakukan usahanya untuk masa yang tidak dapat
ditetapkan atau diramalkan dimasa depan.
40
e. Konsep Satuaan Moneter
Kita mengasumsikan bahwa daya beli dari rupiah secara reltif adalah stabil.
Konsep satuan moneter ini adalah sebagai dasar untuk mengabaikan adanya
efek dari inflasi didalam catatan akuntansi. Sehingga kita dapat mengurangkan
atau menambahkan nilai-nilai rupiah yang tercatat seolah-olah setiap rupiah
tersebut memiliki daya beli yang sama. Para akuntan telah menetapkan pula
cara-cara jika inflsi tersebut harus dihitungkan. Jika terjadi, maka menurut
SAK perusahaan harus menunjukkan nilai-nilai yang telah disesuaikan dengan
inflasi tersebut dalam laporan-laporannya.
13. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan utama adalah:
a. Neraca
Dalam neraca tergambar besarnya alokasi dana atau sumberdaya perusahaan
yang tertanam dalam bentuk aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya
beserta sumber-sumber pembelanjaan perusahaan yang tergambar dalam
hutang lancar, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Neraca adalah
seluruh daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik dari suatu unit usaha
pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.
Neraca merupakan gambaran dari suatu unit usaha sebab neraca sering
disebut juga laporan posisi keuangan. Neraca dapat disusun dalam bentuk
perkiraan atau bentuk laporan. Bentuk perkiraan mencantumkan aktiva disisi
kiri laporan, dengan kewajiban dan modal/ekuitas pemilik berada disisi
41
kanan. Pada bentuk laporan, aktiva, kewajiban, dan modal pemilik disusun
dari atas kebawah dalam satu halaman.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba adalah suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran atau
beban dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu, misalnya untuk
satu bulan atau satu tahun. Laporan laba rugi atau laporan operasi adalah
suatu gambaran tentang operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan
laba rugi mengandung informasi megenai hasil usaha perusahaan yaitu, laba
bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban. Jika beban
melebihi pendapatan maka hasilnya adalah kerugian bersih periode tersebut.
Ada dua bentuk perhitungan laba rugi yang umum digunakan yaitu bentuk
bertahap dan bentuk langsung. Perhitungan laba rugi bentuk bertahap disebut
demikian karena berisi saldo bagian, sub bagian dan antara. Perhitungan laba
rugi bentuk langsung mengambil namanya dari kenyataan bahwa total semua
beban dikurangi dari total semua pendapatan.
c. Laporan Ekuitas Pemilik
Menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu
unit usaha untuk suatu jangka waktu tertentu. Penambahan dalam ekuitas
pemilik berasal dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dan dari laba
bersih yang dihasilkn selama periode berjalan. Pengurangan ekuitas pemilik
dari pengambilan pribadi oleh pemilik dan dari kerugian bersih selama
periode berjalan.
42
d. Laporan Arus Kas
Menggambarkan jumlah kas masuk-penerimaan kas dan jumlah kas keluar-
pengeluaran kas dalam suatu periode tertentu. Aktivitas usaha akan
menghasilkan arus kas masuk bersih (bila penerimaan kas lebih besar dari
pengeluaran kas), serta arus kas keluar bersih (bila penerimaan kas lebih
kecil dari pengeluran kas). Laporan arus kas menggambarkan kenaikan atau
penurunan bersih kas yang dimiliki perusahaan selama periode berjalan, serta
saldo kas yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.
B. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan dihubungkan dengan teori-teori
yang telah penulis kemukakan diatas,maka dapat dikemukakan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
“Penerapan Akuntansi Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak belum
sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku Umum.”
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak yang
berkolasi di Desa Pinang Sebatang Barat Kecamatan Tualang Kabupaten Siak.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang penulis pakai sebagai pedoman adalah:
1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
Pengurus Koperasi mengenai sejarah berdirinya koperasi, sistem pencatatan
yang digunakan dalam koperasi, kebijakan-kebijakan akuntansi yang
diterapkan koperasi dan mengenai kegiatan usaha koperasi.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan
data yang telah disusun oleh pengurus koperasi, seperti Neraca, Laporan
Perhitungan Hasil Usaha, Daftar Aktiva Tetap dan Struktur Organisasi
Koperasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan sebagai pedoman dalam
menyusun skripsi ini, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Teknik wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara
langsung dengan pengurus koperasi dan karyawan koperasi mengenai hal-
hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
43
44
2. Teknik dukumentasi yaitu pengumpulan data sekunder dalam bentuk
dokumen-dokumen yang dimiliki koperasi.
D. Analisis Data
Untuk menelaah permasalahan yang diangkat dalam penelitian di Koperasi
Bunut Abadi Kabupaten Siak ini, maka penulis melakukan analisis data
menggunakan metode deskriptif yaitu penganalisaan terhadap kenyataan-
kenyataan yang ditemui di lapangan, kemudian menghubungkannya dengan teori-
teori yang telah penulis dapatkan, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang
merupakan pemecahan masalah yang dihadapi.
45
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOPERASI
A. Sejarah Singkat Koperasi
Koperasi Bunut Abadi adalah koperasi primer yang beranggotakan 157
orang terdiri dari 110 orang laki-laki dan 47 orang perempuan. Koperasi ini
didirikan pada tanggal 15 november 2002 denan Badan Hukum No.
02/BH/DKP.4/XI/2002, oleh masyarakat Dusun Bunut, Desa Pinang Sebatang
Barat, Kecamatan Tualang Siak atas inisiasi Unit Community Development PT.
Arara Abadi.
Pendirian koperasi tersebut didasarkan atas potensi yang ada di Desa
Pinang Sebatang yang berbatasan langsung dengan Konsensi HIT PT. Arara
Abadi. Pada saat itu masyarakat tertarik dan mulai membangun Hutan Taman
Rakyat (HTR) pada lahan kosong bekerja sama dengan PT. Arara Abadi. Koperasi
Bunut Abadi mengelola usaha pada sektor agribisnis bergerak dibidang Nursery,
Labour Supply, dan Usaha Jasa lainnya seperti Simpan Pinjam dan Penyewaan
Mobil.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang memperlihatkan sejumlah
tugas, wewenang dan tanggung jawab atas fungsi yang harus dijalankan oleh
orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut. Dari struktur organisasi dapat
dilihat pembagian dan pendistribusian tugas dari atau setiap orang yang ada
didalamnya secara tegas dan jelas. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur
45
46
organisasi koperasi berikut ini bentuk dari struktur organisasi dari Koperasi Bunut
Abadi, yaitu sebagai berikut:
Gambar IV. I
Struktur Organisasi Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak
Rapat Anggota
Ketua Badan Pengawas
Wakil Ketua Seketaris
Bendahara/Pembukuan
Pengawas Nursery
Anggota
Sumber: Koperasi Bunut Abadi
Adapun tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing bagian
koperasi adalah sebagai beikut:
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam struktur
organisasi operasional koperasi yang memiliki wewenang dalam pengambilan
47
keputusan untuk melaksanakan kegiatan koperasi. Dalam rapat anggota ditentukan
kebijakan dan rencana serta pemilihan pengurus koperasi yang akan
melaksanakan tugas-tugasnya dalam organisasi tersebut.
Fungsi dari Rapat Anggota adalah:
1. Menetapkan/merubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.
2. Mempertimbangkan, menolak/mengesahkan laporan pertanggungjawaban
pengurus dan badan pemeriksa mengenai kegiatan organisasi, usaha dan
keuangan tahun buku yang lalu.
3. Memilih anggota pengurus dan anggota badan pengawas/pemeriksa.
4. Mengesahkan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi untuk tahun
buku berikutnya.
5. Menetapkan Pembagian Sisa Hasil Usaha.
2. Pengurus
Pengurus bertanggungjawab mengenai segala kegiatan pengelolaan
koperasi dan usahanya kepada rapat anggota. Susunan Pengurus terdiri dari
Ketua, Wakil Ketua, Seketaris dan Bendahara yang mempunyai tugas dan
wewenang sebagai pengelola koperasi secara bersamaan.
Fungsi Pengurus adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta
bertindak untuk dan atas nama koperasi dalam hubungannya dengan pihak ketiga
atau pihak luar sesuai dengan keputusan rapat anggota dalam anggaran dasar atau
anggaran rumah tangga koperasi.
48
Tugas Pengurus adalah:
1. Mengelola koperasian dan usahanya.
2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran rumah
tangga koperasi.
3. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
3. Badan Pengawas/Pemeriksa
Badan Pengawas/Pemeriksa berfungsi sebagai pengawas keseluruhan tata
kehidupan koperasi meliputi organisasi dan usaha serta pelaksanaan kebijakan
pengurus. Pengawas dipilih oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas
bertanggungjawab kepada rapat anggota.
Tugas Pengawas adalah:
1. Melakukan pengawas terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
3. Pengawas harus merasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
C. Aktivitas Koperasi
Salah satu manfaat ekonomi yang layak dan mensejahterakan anggotanya
untuk itu bidang usaha yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan anggota dan
non anggota dan benar-benar memiliki peluang untuk dikembangkan dan
memberikan manfaat bagi koperasi untuk melanjutkan usahanya. Aktivitas
Koperasi Bunut Abadi terdiri atas beberapa bidang, yaitu sebagai berikut:
49
1. Nursery
Unit Nursery adalah merupakan kegiatan usaha pembibitan akasia
dengan menggunakan media tanam gambut, biaya-biaya yang digunakan
pada unit usaha ini adalah media tanam, benih, polybag, NPK, dolomit,
TSP, urea dan fungisida.
2. Labour Supply
Unit Labour Supply adalah usaha yang bergerak dibidang kontraktor
dalam penyediaan tenaga kerja.
3. Simpan Pinjam
Unit Simpan Pinjam merupakan usaha yang bertujuan untuk membantu
para pekerja dalam memenuhi kebutuhan pekerja. Adapun anggaran yang
dipakai diambil dari simpanan sukarela beberapa orang anggota, sebagai
jasa untuk penyimpanan ditetapkan 2 % per bulan. Sedangkan bagi
peminjam ditetapkan bunga senesar 3 % per bulan.
4. Penyewaan Mobil
Unit Penyewaan Mobil adalah usaha pengangkutan, yang digunakan
untuk mengangkut kebutuhan operasional koperasi juga digunakan oleh
masyarakat pedagang karet dan sawit. Adapun pembayaran sewa mobil
tersebut tidak tetap tergantung jumlah muatan yang dibawa.
50
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, berikut ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
terhadap Penerapan Standar Akuntansi Keuangan No.27 pada Koperasi Bunut
Abadi Kabupaten Siak, yang mana akan dibagi kedalam tujuh pokok masalah,
yaitu:
A. Pencatatan Transaksi Anggota dan Non Anggota.
B. Pengakuan Pendapatan dan Beban.
C. Neraca.
D. Penyajian Perhitungan Hasil Usaha.
E. Penyajian Laporan Arus Kas.
F. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota.
G. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan.
A. Pencatatan Transaksi Anggota dan Non Anggota
Dalam Koperasi ini terdapat dua sumber transaksi yaitu transaksi dari
anggota dan non anggota. Pada unit Simpan Pinjam transaksi hanya dengan
anggota, sedangkan untuk unit Nursery, Labour Supply dan Penyewaan Mobil
selain melayani anggota juga melayani non anggota. Meskipun demikian
pencatatannya oleh koperasi ini tidak dipisahkan antara transaksi dengan anggota
dan non anggota.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan bahwa pendapatan Koperasi yang
timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar partisipasi bruto sedangkan
50
51
pendapatan koperasi yang berasal dari non anggota diakui sebagai pendapatan
(penjualan) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam Laporan
Perhitungan Hasil Usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan
harga pokok transaksi dengan non anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor
dengan non anggota.
Dari pencatatan transaksi yang dilakukan koperasi dapat diketahui, bahwa
pencatatan yang dilakukan belum sesuai dengan PSAK No.27. Dengan demikian,
Koperasi Bunut Abadi harus melakukan pemisahan antara transaksi yang
bersumber dari anggota dan non anggota. Sebab pada unit Nursery, Labour
Supply dan Penyewaan Mobil transaksi terjadi bukan saja kepada anggota tetapi
juga dengan non anggota.
B. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Sebelum penulis membahas tentang pengakuan pendapatan dan beban,
penulis akan menjelaskan terlebih dahulu proses penyusunan laporan keuangan
yang dilakukan Koperasi Bunut Abadi. Dalam pencatatan transaksi bagian
administrasi keuangan koperasi menggunakan buku bantu sebagai bukti adanya
transaksi, buku bantu tersebut antara lain Buku Setoran Simpan Pinjam, Buku Kas
Harian, Buku Bukti Penerimaan Kas/Bank, Buku Bukti Pengeluaran Kas/Bank,
Buku Bukti Penjualan Bibit dan Buku Memorial. Dan untuk menentukan saldo
akhir tiap-tiap akun, Koperasi akan menjumlahkan saldo setiap akun yang ada
pada buku pembantu pada setiap akhir tahunnya.
Dalam hal ini menurut penulis, Koperasi masih sederhana dalam
melakukan pencatatan dimana koperasi hanya mengandalkan buku-buku
52
pembantu untuk menghasilkan laporan keuangan. Seharusnya Koperasi juga
memakai buku besar dalam pencatatan transaksi sehingga akan mempermudahkan
bagian administrasi keuangan dalam penjumlahan saldo akhir pada tiap-tiap akun
pada akhir tahun.
a. Pengakuan Pendapatan
Dalam Standar Akuntansi Keuangan menggungkapkan bahwa pendapatan
dapat diartikan sebagai arus kas masuk bruto dari manfat ekonami yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode akuntansi, bila arus masuk
itu mengakibatkan kenaikan yang berasal dari kontribusi penanaman modal.
Pengakuan pendapatan yang diterapkan pada Koperasi Bunut Abadi
menggunakan konsep accrual basis yaitu pendapatan diakui saat terjadinya
transaksi meskipun belum berpengaruh pada kas. Pendapatan yang diperoleh
koperasi ini berasal dari:
1. Unit Nursery
Unit Nursery adalah merupakan kegiatan usaha pembibitan akasia dengan
menggunakan media tanam gambut. Pendapatan yang dihasilkan pada unit
nursery ini adalah berupa pendapatan hasil penjualan bibit akasia. Pada tahun
2007 pendapatan penjualan bibit akasia sebesar Rp 1.045.650.800,- (Lampiran
42). Pada saat penjualan bibit akasia koperasi mencatat transaksi pada buku bukti
penjualan bibit. Sebagai contoh, pencatatan yang dilakukan koperasi pada saat
penjualan bibit akasia kepada anggota sebesar Rp 7.500.000,- adalah sebagai
berikut:
Piutang Usaha Rp 7.500.000
53
Penjualan Bibit Akasia Rp 7.500.000
2. Unit Labour Supply
Unit ini merupakan proyek dari sosial Forestry yang dikenal dengan
sebutan BPPM merupakan singkatan dari Balai Pelatihan dan Peningkatan
Masyarakat. Fungsinya sebagai Kontraktor dalam penyediaan tenaga kerja
(Labour Supply).
Pada tahun 2007 pendapatan dari jasa labour supply sebesar Rp
173.994.993,- (Lampiran 42). Dan pada unit ini bila terjadi transaksi koperasi
mencatatanya pada buku memorial. Sebagai contoh, pencatatan yang dilakukan
koperasi pada saat terjadi transaksi untuk unit Labour Supply sebesar Rp
7.500.000,- adalah sebagai berikut:
Piutang Usaha Rp 7.500.000
Pendapatan Jasa Labour Supply Rp 7.500.000
3. Unit Jasa lainnya
Pendapatan dari unit ini merupakan pendapatan yang tidak termasuk
didalam RABKOP dan bukan pendapatan dari usaha yang direncanakan. Adapun
sumber dari pendapatan ini adalah:
a. Pendapatan Jasa Simpan Pinjam
Unit Simpan Pinjam merupakan usaha yang bertujuan untuk membantu
para pekerja dalam memenuhi kebutuhan pekerja. Adapun anggaran yang dipakai
diambil dari simpanan sukarela beberapa orang anggota, sebagai jasa untuk
penyimpanan ditetapkan 2 % per bulan. Sedangkan bagi peminjam ditetapkan
bunga senesar 3 % per bulan.
54
Pada tahun 2007 pendapatan dari jasa simpan pinjam sebesar Rp
3.071.970,- (Lampiran 42). Untuk mencatat transaksi pada unit simpan pinjam,
Koperasi mencatatanya pada buku setoran simpanan anggota bila ada anggota
yang menyetor simpanan dan pada buku pengeluaran kas bila ada anggota yang
meminjam sebesar nilai transaksi sedangkan bila anggota melakukan pembayaran
pinjaman Koperasi akan mencatatnya pada buku penerimaan kas.
Sebagai contoh, saat anggota melakukan pinjaman sebesar Rp 5.000.000
pencatatan yang dilakukan koperasi saat transaksi sebagai berikut:
Piutang Anggota Rp 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000
Kemudian saat pembayaran cicilan pinjaman selama 10 kali cicilan, koperasi akan
melakukan pencatatan pada setiap kali cicilan sebagai berikut:
Kas Rp 515.000
Piutang Anggota Rp 500.000
Pendapatan Jasa Simpan Pinjam Rp 15.000
b. Pendapatan Penyewaan Mobil
Unit Penyewaan Mobil adalah usaha pengangkutan, yang digunakan untuk
mengangkut kebutuhan operasional koperasi juga digunakan oleh masyarakat
pedagang karet dan sawit. Adapun pembayaran sewa mobil tersebut tidak tetap
tergantung jumlah muatan yang dibawa. Pendapatan dari unit penyewaan mobil
ini pada tahun 2007 sebesar Rp 4.355.000,- (Lampiran 42). Transaksi pada unit
penyewaan mobil ini dicatat pada buku memorial. Sebagai contoh, pencatatan
55
yang dilakukan koperasi pada saat terjadi transaksi untuk unit penyewaan mobil
sebesar Rp 850.000,- adalah sebagai berikut:
Piutang Usaha Rp 850.000
Pendapatan dari mobil Rp 850.000
Dari pengakuan pendapatan yang diterapkan Koperasi Bunut Abadi ini
dapat diketahui bahwa Koperasi sudah menerapkan akuntansi perkoperasian
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Pengakuan Beban
Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah
dalam laporan perhitungan hasil usaha. Dalam meningkatkan kesejahteraan
anggota, kopersi tidak hanya berfungsi menjalankan usaha-usaha bisnis yang
memberikan manfaat atau keuntungan ekonomi kepada anggota, tetapi juga harus
menjalankan fungsi lain untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya anggota,
baik secara khusus maupun sumber daya koperasi secara nasional. Kegiatan ini
tidak dilakukan oleh badan usaha lain.
Dalam PSAK No.27, beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan ini
disebut dengan beban perkoperasiaan. Yang termasuk dalam beban ini antara lain,
Beban Pelatihan, Beban Pengembangan Usaha dan Beban Iuran Untuk Gerakan
Koperasi.
Untuk perkiraan beban, Koperasi Bunut Abadi melakukan pengakuan
beban dengan menggunakan konsep accrual basis, berarti koperasi mengakui
beban pada saat terjadinya transaksi meskipun belum berpengaruh pada kas. Dan
dalam penyajian beban, Koperasi telah memisahkan antara beban perkoperasian
56
dengan beban usaha. Menurut penulis, pengakuan beban yang dilakukan Koperasi
Bunut Abadi sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
C. Neraca
Koperasi Bunut Abadi dalam membuat laporan keuangan dineraca
koperasi telah mencantumkan aktiva, kewajiban dan kekayan bersih koperasi pada
tanggal neraca. Unsur-unsur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.
Sedangkan pada kewajiban koperasi tidak menunjukkan mana yang termasuk
kewajiban lancar dan mana yang termasuk kewajiban jangka panjang. Kemudian
pada kekayaan bersih terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, donasi dan SHU tahun berjalan.
1. Aktiva
a. Kas
Sesuai dengan sifat kas yang paling likuid, sehingga kas disajikan pada
urutan yang paling atas dari aktiva lancar, penilaian kas yang dicantumkan
dineraca merupakan jumlah kas yang dapat digunakan sewaktu-waktu dan
tidak terikat panggunaannya.
Jumlah Kas yang dimiliki koperasi pada tahun 2007 sebesar Rp
33.128.563,- (Lampiran 43) dan merupakan jumlah uang tunai yang berada
pada koperasi.
b. Bank
Perkiraan Bank adalah yang disajikan Koperasi setelah Kas, sebab
perkiraan Bank disini dimaksudkan adalah sejumlah Kas Koperasi yang
disimpan dibank. Untuk tahun berjalan, jumlah perkiraan bank yang dimiliki
57
koperasi adalah sebagai berikut, Bank BPD sebesar Rp 111.663.942,-
(Lampiran 43) dan Bank Mandiri sebesar Rp 1.348.602,- (Lampiran 43).
c. Piutang
Pada perkiraan Aktiva Lancar dineraca terdapat perkiraan Piutang
yang disajikan sebesar Rp 273.315.811,- yang terdiri atas Piutang Anggota
sebesar Rp 1.600.000,- yang berasal dari usaha Simpan Pinjam (Lampiran 43)
kemudian Piutang Usaha sebesar Rp 271.715.811,- (Lampiran 43) yang
berasal dari usaha Nursery, Labour Supply dan Penyewaan Mobil.
Dalam penyajian Piutang Usaha, Koperasi Bunut Abadi tidak
memisahkan antara Piutang anggota dan non anggota. Berdasarkan penyajian
Piutang yang dilakukan koperasi dapat diketahui bahwa koperasi tidak
menyajikan adanya penyisihan piutang tak tertagih, sementara piutang anggota
dan non anggota terdapat kemungkinan tidak dapat tertagih apabila orang
tersebut pindah atau meninggal. Selain itu, koperasi juga tidak menyajikan
daftar piutang macet dalam catatan atas laporan keuangan. Jika daftar piutang
macet disajikan, maka dapat diketahui yang mana piutang lancar dan yang
mana piutang tidak lancar.
Maka dapat diketahui bahwa penyajian piutang yang dilakukan
Koperasi Bunut Abadi belum sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
2. Aktiva Tetap
Aktiva Tetap yang tercantum dalam neraca Koperasi Bunut Abadi terdiri
atas Tanah sebesar Rp 18.640.000,- ; Bangunan Kantor sebesar Rp 41.063.500.- ;
58
Mesin sebesar Rp 12.750.000,- ; Peralatan sebesar Rp 9.361.000,- ; Kendaraan
sebesar Rp 103.000.000,- dan Perlengkapan sebesar Rp 4.702.700,- (Lampiran
43). Tetapi pada aktiva tetap ini terdapat kesalahan dimana Bangunan Kantor
belum disusutkan dan pada Kendaraan belum dikurangi dengan penyusutan tahun
sebelumnya.
2. Passiva
Pada Neraca bagian passiva yang pertama adalah Kewajiban, pada saat
transaksi terjadi akun-akun Kewajiban sebelumnya dicatat dalam Buku Memorial.
Dan pada neraca, kewajiban hanya terdiri dari kewajiban lancar tanpa
membedakan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang yang terdiri
atas:
a. Hutang Usaha
Pada tahun 2007 jumlah Hutang Usaha koperasi sebesar Rp 157.780.000,-
(Lampiran 43). Hutang usaha ini berasal dari pinjaman yang dilakukan Koperasi
kepada PT. Arara Abadi.
b. Hutang Kendaraan
Jumlah Hutang Kendaraan pada tahun 2007 sebesar Rp 49.826.010,-
(Lampiran 43). Hutang ini berasal dari hutang kredit mobil per 31 desember 2007.
c. Hutang PPH, PPN, Gaji, Honor dan Lainnya
Jumlah Hutang PPH, PPN, Gaji, Honor dan lainnya pada tahun 2007
sebesar Rp 77.071.207,- (Lampiran 43) yang berasal dari hutang pajak PPN yang
belum disetor dan Gaji bulan desember 2007.
d. Simpanan Sukarela
59
Jumlah Simpanan Sukarela Koperasi pada tahun 2007 sebesar Rp
7.220.000,- (Lampiran 43), Simpanan Sukarela ini berasal dari Simpanan Sukarela
anggota Per 31 desember 2007.
e. Dana Pendidikan
Selanjutnya pada neraca terdapat Dana Pendidikan dimana terjadi
perubahan dari tahun 2006 ke tahun 2007. Dimana yang semulanya pada tahun
2006 nilainya nol mengalami pertambahan pada tahun 2007 sebesar Rp 473.773,-
(Lampiran 43) yang berasal dari Sisa Dana SHU untuk Dana Pendidikan per 31
desember 2007. Dana ini digunakan untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan dalam
penambahan pengetahuan pekerja. Berikut perhitungan yang dilakukan koperasi
pada Dana Pendidikan sebagai berikut:
Saldo Akhir Tahun 2006 Rp -
Pertambahan ( 5% X Rp 169.765.503 ) Rp 8.488.275
Total Rp 8.488.275
Pemakaian Dana Pendidikan Rp (8.014.502)
Saldo Akhir Taahun 2007 Rp 473.773
Jurnal yang dilakukan koperasi pada saat terjadinya pengeluaran untuk
dana ini adalah sebagai berikut:
Sisa Hasil Usaha Rp 473.773
Dana Pendidikan Rp 473.773
60
f. Dana Sosial
Selain itu pada Neraca terdapat Dana Sosial, dimana pada perkiraan ini
mengalami pertambahan dari tahun 2006 ketahun 2007 sebesar Rp 522.597,-
(Lampiran 43). Dana ini berasal dari Sisa Dana SHU untuk kegiatan Sosial per 31
desember 2007. Sedangkan kegunaan Dana Sosial ini oleh koperasi sebagai
bantuan-bantuan berupa sumbangan sosial seperti, peringatan hari besar nasional
dan hari hari besar islam, sumbangan untuk musibah yang terjadi dilingkungsn
Desa Pinang Sebatang. Pehitungan yang dilakukan koperasi pada Dana sosial ini
sebagai berikut:
Saldo Akhir Tahun 2006 Rp -
Pertambahan ( 2,5% X Rp 169.765.503) Rp 4.244.138
Total Rp 4.244.138
Pemakaian Dana Sosial Rp (3.721.541)
Saldo Akhir Taahun 2007 Rp 522.597
Jurnal yang dilakukan koperasi pada perkiraan ini bila terjadi pengeluaran
adalah
Sisa Hasil Usaha Rp 522.597
Dana Sosial Rp 522.597
g. Dana Pembangunan Daerah Kerja
Dan pada Neraca juga terdapat perkiraan Dana Pembangunan Daerah
Kerja, pada perkiraan ini juga terjadi peningkatan pada tahun 2006 ke tahun 2007
61
sebesar Rp 235.382,- (Lampiran 43). Dana ini juga berasal dari Sisa Dana SHU
untuk kegiatan Pembangunan Daerah Kerja per 31 desember 2007.
Saldo Akhir Tahun 2006 Rp -
Pertambahan ( 2,5% X Rp 169.765.503) Rp 4.244.138
Total Rp 4.244.138
Pemakaian Dana Pembangunan Daerah Kerja Rp (4.008.756)
Saldo Akhir Taahun 2007 Rp 235.382
Jurnal yang dilakukan koperasi bila terjadi pengeluaran adalah
Sisa Hasil Usaha Rp 235.382
Dana Pembangunan Daerah Kerja Rp 235.382
Dapat diketahui, dari penyajian Kewajiban yang diterapkan oleh Koperasi
Bunut Abadi sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Kekayaan Bersih
Unsur-unsur Ekuitas atau Kekayaan Bersih Koperasi terdiri dari Simpanan
Pokok dan Simpanan Wajib. Simpanan Pokok merupakan jumlah nilai uang
tertentu yang sama banyaknya yang wajib diserahkan kepada koperasi pada waktu
masuk menjadi anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Sedangkan Simpanan Wajib
merupakan jumlah uang tertentu yang sama banyaknya yang wajib diserahkan
kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota. Simpana Wajib dapat
diambil kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan dalam RAT koperasi.
Kemudian Dana Cadangan merupakan dana yang digunakan untuk pemupukan
62
modal dan menutup kerugian, sehingga tidak dibagikan kepada anggota. Dan
Donasi merupakan sumbangan yang berupa uang tunai dari Departemen Koperasi.
Selain itu koperasi juga menyajikan Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan. Simpanam
Pokok dan Simpanan Wajib disajikan sebesar nilai nominalnya sesuai dengan
jumlah yang disetor oleh masing-masing anggota. Hal tersebut telah sesuai dengan
PSAK No. 27, karena menurut standar tersbut modal yang terdiri dari Simpanan
Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan Lain yang memiliki karakteristik yang
sama dengan Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib dicatat sebesar nilai
nominalnya.
Untuk melihat penyajian neraca yang sesuai dengan PSAK No. 27 dapat
dilihat pada table V. 1 sebagai berikut:
D. Penyajian Perhitungan Hasil Usaha
Pelaporan Sisa Hasil Usaha yang dilaksanakan Koperasi dengan cara
mengurangkan pendapatan dengan biaya. Berpedoman pada Standar Akuntansi
Keuangan Koperasi dan Prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku umum, maka
penyajian Perhitungan Sisa Hasil Usaha memuat pendapatan yang timbul dari
transaksi anggota yang diakui sebagai partisipasi anggota yang dikurangi dengan
beban pokok yang terjadi. Sedangkan pendapatan koperasi yang berasal dari non
anggota diakui sebagai pendapatan non anggota yang sudah dikurangi biaya yang
terjadi sehubungan dengan transaksi yang terjadi dengan anggota.
Dalam penyajian beban, pihak Koperasi Bunut Abadi sudah memisahkan
beban berdasarkan kriteria beban usaha dan beban koperasi, dimana kedua jenis
beban ini memiliki manfaatdan fungsi yang berbeda.
63
Menurut Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa pendapatan dan
beban disajikan sebagai berikut:
1. Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota.
2. Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan anggota diakui sebagai
pendapatan (penjualan) dan laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai
transaksi selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non
anggota diakui sebagai laba kotor dengan non anggota.
3. Beban usaha dan beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan
perhitungan hasil usaha.
Dalam hal ini dapat disimpulkan, bahwa penyajian laporan perhitungan
hasil usaha pada Koperasi Bunut Abadi telah sesuai dengan PSAK No. 27. Untuk
memperoleh gambaran lebih lengkap dan jelas mengenai penyajian laporan
perhitungan hasil usaha, berikut disajikan contoh bentuk laporan perhitungan hasil
usaha sesuai dengan PSAK No. 27 pada table V. 2
E. Penyajian Laporan Arus Kas
Koperasi Bunut Abadi belum menyajikan laporan arus kas, hal ini belum
sesuai dengan PSAK No. 27, dikarenakan laporan arus kas sangat berguna bagi
badan usaha dalam menghasilkan kas dan setara kas. Laporan arus kas
menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi arus kas dari
aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang penyajian Laporan Arus Kas, berikut akan disajikan
bentuk Laporan Arus Kas yang sesuai dengan PSAK No. 27 pada table V. 3
64
F. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperlihatkan
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.
Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama satu tahun berjalan
dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang
diperoleh pada akhir tahuna buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan.
Laporan Promosi Ekonomi Anggota ini sesuai dengan jenis koperasi dan usaha
yang dijalankan.
Dalam hai ini Koperasi Bunut Abadi belum menyajikan Laporan Promosi
Ekonomi Anggota sehinggga tidak diketahui seberapa besar manfaat yang
diterima anggota dari usaha koperasi tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK
No. 27, karena Laporan Promosi Ekonomi Anggota merupakan salah satu bagian
laporan keuangan yang dilaporkan pada laporan keuangan koperasi.
Untuk memperoleh gambaran lebih lengkap dan jelas mengenai laporan
promosi ekonomi anggota, berikut disajikan contoh bentuk Laporan Promosi
Ekonomi Anggota sesuai dengan PSAK No. 27 pada table V. 4
G. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian dari laporan keuangan
yang menyajikan informsi tambahan mengenai kebijakan yang tidak dicantumkan
dalam laporan keuangan lainnya. Catatan Atas Laporan Keuangan Koperasi
memberikan informasi tambahan mengenai pos-pos neraca dan perhitungan sisa
hasil usaha.
65
Koperasi Bunut Abadi telah menyajikan Catatan Atas Laporan Keuangan
namun belum sesuai dengan PSAK No. 27, Catatan Atas Laporan Keuangan harus
menyajikan pengungkapan yang memuat perlakuan akuntansi secara jelas dan
terperinci sehingga dapat diketahui kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
perusahaan dan asal dan kegunaan dana perusahaan.
66
Tabel V. 1 Koperasi Pembangunan Rakyat
Neraca Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
ASET 20X1 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0
ASET LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kas dan Bank Rp XX Rp XX Utang Usaha Rp XX Rp XX Invrstasi Jangka Pendek XX XX Utang Bank XX XX Piutang Usaha XX XX Utang Pajak XX XX Piutang Pinjaman Anggota XX XX Utang Simpanan Anggota XX XX Piutang Pinjaman Non-Anggota XX XX Utang Dana Bagian SHU XX XX
Piutang Lain-lain XX XX Utang Jangka Panjang Akan
Jatuh Tempo XX XX
Peny Piutang Tidak Tertagih (XX) (XX) Biaya Harus Dibayar XX XX
Persedian XX XX Jml. Kwj. Jangka
Pendek Rp XX Rp XX
Pendapatan akan Diterima XX XX
Jumlah Aset Lancar Rp XX Rp XX
INVESTASI JANGKA PANJANG
Penyertaan Pada Koperasi Rp XX Rp XX KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Penyertaan Pada NonKoperasi XX XX Utang Bank Rp XX Rp XX Jumlah Investasi Jangka
Panjang Rp XX Rp XX Utang Jangka Panjang Lainnya XX XX
Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang Rp XX Rp XX
ASET TETAP Tanah/Hak Atas Tanah Rp XX Rp XX Bangunan XX XX Mesin XX XX EKUITAS Investasi XX XX Simpanan Wajib Rp XX Rp XX
Akumulasi Penyusutan (XX) (XX) Simpanan Pokok XX XX
Jumlah Aset Tetap Rp XX Rp XX Modal Penyertaan Partisipasi Anggota XX XX
Modal Penyertaan XX XX ASET LAIN-LAIN Modal Sumbangan XX XX Ak. Tetap Dalam Konstruksi Rp XX Rp XX Cadangan XX XX
Beban Ditangguhkan XX XX SHU Belum XX XX
Jumlah Aset Lain-lain Rp XX Rp XX Jumlah Ekuitas Rp XX Rp XX
JUMLAH ASET Rp XX Rp XX JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp XX Rp XX
Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta, 2007.
67
Tabel V. 2 Koperasi Pembangunan Rakyat
Perhitungan Hasil Usaha Untuk Tahun Berakhir pada 31 Desember 20X1 dan 20X0
20X1 20X0 PARTISIPASI ANGGOTA Partisipasi Broto Anggota Rp XXXXX Rp XXXXX
Beban Pokok (XXXXX) (XXXXX)
Partisipasi Neto Anggota Rp XXXXX Rp XXXXX
PENDAPATAN DARI Non-Anggota Penjualan Rp XXXXX Rp XXXXX Harga Pokok (XXXXX) (XXXXX)
Laba (Rugi) Kotor Dengan Non-Anggota XXXXX XXXXX
Sisa Hasil Usaha Kotor Rp XXXXX Rp XXXXX
BEBAN OPERASI
Beban Usaha (XXXXX) (XXXXX)
Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp XXXXX Rp XXXXX
Beban Perkoperasian (XXXXX) (XXXXX)
Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Rp XXXXX Rp XXXXX
Pendapatan dan Beban Lain-lain XXXXX XXXXX
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Rp XXXXX Rp XXXXX
Pendapatan dan Beban Luar Biasa XXXXX XXXXX
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp XXXXX Rp XXXXX
Pajak Penghasilan (XXXXX) (XXXXX)
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp XXXXX Rp XXXXX
Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta, 2007.
68
Tabel V. 3 Koperasi Pembangunan Rakyat
Laporan Arus Kas Untuk Tahun Berakhir pada 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Metode Tidak Langsung)
20X1 20X0 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Rp XXXX Rp XXXX
SHU Sebelum Pajak XXXX XXXX Penyesuaian Untuk: Penyusutan Aktiva Tetap XXXX XXXX Penyisihan Piutang (XXXX) (XXXX) Koreksi Cadangan XXXX XXXX SHU Tahun Lalu XXXX XXXX
Hasil Usaha Operasi Sebelum Perubahan Modal Kerja Rp XXXX Rp XXXX
Ditambah (Dikurangi) Dengan: Penurunan (Kenaikan) Piutang Dagang Rp XXXX Rp XXXX Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain XXXX XXXX Penurunan (kenaikan) Persediaan XXXX XXXX Kenaikan (pengurangan) Hutang Dagang XXXX XXXX Kenaikan (pengurangan) Hutang Anggota XXXX XXXX Kenaikan (Pengurangan) Dana-dana Pembagian SHU XXXX XXXX Kenaiakan (Penurunan) Simpanan Sukarela XXXX XXXX Kas Dihasilakan Dari Operasi XXXX XXXX Pembayaran Bunga (XXXX) (XXXX) Pembayaran Pajak Penghasilan (XXXX) (XXXX)
ARUS KAS BESIH DARI AKTIVITAS OPERASI Rp XXXX Rp XXXX ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian Aktiva Tetap Rp XXXX Rp XXXX Hasil Penjualan Peralatan XXXX XXXX Penerimaan SHU XXXX XXXX Penerimaan Bunga XXXX XXXX
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI Rp XXXX Rp XXXX ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penanbahan Simpanan Pokok Rp XXXX Rp XXXX Penambahan Simpanan Wajib XXXX XXXX Penambahan Cadangan XXXX XXXX
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PENDANAAN Rp XXXX Rp XXXX
Kas Bersih Setara Kas Rp XXXX Rp XXXX Kas dan Setara Kas Awal Periode (XXXX) (XXXX)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE Rp XXXX Rp XXXX
Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta, 2007.
69
Tabel V. 4 Koperasi Pembangunan Rakyat
Laporan Promosi Ekonomi Anggota Untuk Tahun Berakhir pada 31 Desember 20X1 dan 20X0
20X1 20X0 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA: Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga pasar Rp XXX Rp XXX Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Koperasi XXX XXX
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transakasi Pemasaran Produk Anggota Rp XXX Rp XXX
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA: Pengadaan Barang atas Dasar Harga Pasar Rp XXX Rp XXX Pengadaan Barang atas Dasar Harga Koperasi XXX XXX
Jumlah Promosi Ekonami dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota Rp XXX Rp XXX
MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA: Penyediaan Jasa atas Dasar Harga Pasar Rp XXX Rp XXX Penyediaan Jasa atas Dasar Harga Koperasi XXX XXX
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota Rp XXX Rp XXX
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp XXX Rp XXX
PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Rp XXX Rp XXX
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp XXX Rp XXX
Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta, 2007.
70
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada koperasi serta melakukan
analisis terhadap data yang ada, maka penulis dapat memberikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pencatatan transaksi yang dilakuakan koperasi belum memisahkan antara
transaksi anggota dan non anggota.
2. Pengakuan pendapatan yang diterapkan dalam koperasi ini dengan
menggunakan konsep accrual basis dimana pendapatan dicatat pada saat
terjadinya transaksi atau pendapatan diakui meskipun belum berpengaruh
dengan kas pada setiap unit usaha baik usaha nursery, simpan pinjam dan
maupun usaha jasa lainnya. Pengakuan beban diakui koperasi dengan
menggunakan konsep accrual basis, berarti koperasi mengakui beban pada
saat belum berpengaruh dengan kas.
3. Pada neraca koperasi masih tercantum SHU tahun berjalan, sedangkan
menurut PSAK No.27 perkiraan SHU tahun berjalan tidak ada lagi. Selain
itu pada bagian aktiva tetap terdapat perkiraan kendaraan belum dikurangi
dengan penyusutan tahun sebelumnya dan pada perkiraan bangunan belum
disusutkan.
4. Koperasi Bunut Abadi tidak menyajikan buku besar tetapi hanya
menggunakan buku pembantu.
70
71
5. Koperasi Bunut Abadi belum menyajikan laporan arus kas sehingga tidak
dikuetahui informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal
kas, sumber pemerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada
periode tertentu.
6. Kopersi belum menyajikan laporan promosi ekonomi anggota, sehingga
tidak diketahui seberapa besar manfaat ekonomi yang diperoleh anggota
koperasi dari setiap unit usaha koperasi. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK
No.27.
7. Berdasarkan catatan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Koperasi
Bunut Abadi secara umum belum menerapkan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
B. Saran-saran
1. Pencatatan transaksi yang dilakukan koperasi sebaiknya melakukan
pemisahan antara transaksi anggota dan non anggota.
2. Koperasi seharusnya tidak lagi mencantumkan SHU tahun berjalan pada
neraca agar sesuai dengan PSAK No.27 tertang perkoperasian.
3. Koperasi hendaknya melakukan pemisahan antara pendapatan dari anggota
dan non anggota.
4. Koperasi seharusnya menyajikan buku besar, yang mana buku besar
tersebut dapat mempermudah koperasi dalam penjumlahan saldo pada
tiap-tiap akun.
5. Koperasi hendaknya menyajikan laporan arus kas agar dapat mengetahui
perputaran kas koperasi setiap periode.
72
6. Koperasi hendaknya menyajikan laporan promosi ekonomi anggota,
sehingga dapat mengetahui seberapa besar manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota koperasi dari setiap unit kegiatan usaha koperasi agar
sesuai dengan PSAK No.27.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko, Koperasi Kewiraan dan Usaha Kecil, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta, 2002.
Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Revisi, Penerbit BPFE-UGM,
Yogyakarta, 2003. Hendrojogi, Koperasi Asas-Asas Teori dan Praktek, Edisi Keempat, Penerbit Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Harahap, Sofyan Syafari, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2007. Iswandi, Akuntansi Koperasi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Andalas,
Padang, 2000. James M. Reeve, Fess dan Carls S. Waren, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat,
Jakarta, 2008. Kusnadi. H. Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi Pertama, Penerbit Universitas
Brawijaya, 2002. Kieso, Donald E dan Jerry J. Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi
Kesepuluh, Terjemahan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002.
Riahi belkaoui,ahmed, Teori Akuntansi, Buku I edisi I, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta, 2000. Niswonger, C.Rollin, Philip E. Fress dan Carl S. Waren, Prinsip-Prinsip
Akuntansi, Jilid 1, Edisi 19, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999. Pemerintah RI, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian
Negara RI, Jakarta, 1992. Riva’I, Wirasamita dan Ani Kenanga Sari, Analisis Laporan Keuangan Koperasi,
Edisi Pertama, Pionir Jaya, Jakarta, 1999. Rudianto, Akuntansi Koperasi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan
Keuangan, Penerbit PT. Gramedia Wiasarana Indonesia, Jakarta, 2006. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta,
2007.