07-undian 07a--gugatan pph badan -put. 02309 angsuran 25 -fujitsu

9
Berry Sihaloho 1406645090 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.02309/PP/M.II/99/2004 PT Fujitsu Systems Indonesia

Upload: berry-frans

Post on 05-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

7-

TRANSCRIPT

Page 1: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu

Berry Sihaloho1406645090

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.02309/PP/M.II/99/2004PT Fujitsu Systems Indonesia

Page 2: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu

Latar belakang perusahaan• Penggugat : PT Fujitsu Systems Indonesia• Jenis Usaha : Jasa konsultasi komputer engineering

PT. Fujitsu Indonesia didirikan pada tahun 1995 dengan nama PT Fujitsu Systems Indonesia. Berkantor pusat di Jakarta dengan beberapa service point di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan lebih 72 kewenangan penyedia layanan di seluruh Indonesia. Fujitsu Indonesia memiliki visi untuk menjadi berfokus pada pelanggan terkemuka Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) penyedia solusi di Indonesia. Fujitsu menawarkan one-stop end-to-end solusi, meliputi dari berkualitas tinggi PC untuk mission-critical Server, bisnis dan pembuatan aplikasi dan infrastruktur ICT. Fujitsu Indonesia Memiliki pelanggan dari macam-macam industri dan segmen seperti pemerintahan, manufaktur, ritel, minyak & gas serta telekomunikasi, termasuk telekomunikasi dan pabrik terbesar perusahaan di Indonesia.

Page 3: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu

Permasalahan

Surat Tagihan Pajak Pajak Penghasilan PT Fujitsu Systems Indonesia Masa Januari sampai dengan Mei 2002 sebesar Rp347.581.284,00 setelah penghitungan kembali atau angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2001 menjadi sebesar Rp126.082.238,00

Page 4: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu

Menurut tergugat

• Dalam menghitung angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25, Menurut Tergugat telah memperhitungkan penghasilan berupa keuntungan selisih kurs sebagai penghasilan teratur, di mana menurut Penggugat selisih kurs merupakan penghasilan tidak teratur yang harus dikeluarkan dalam menghitung angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25.

• Penggugat adalah perusahaan penanaman modal asing, oleh karenanya penghasilan berupa selisih kurs tersebut akan diperhitungkan tiap tahun, sehingga hal tersebut ada kaitan dengan Pasal 9 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994, oleh karenanya selisih kurs termasuk dari penghasilan teratur.

Page 5: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu

Menurut penggugat

• Sebagian besar transaksi menggunakan mata uang US Dollar sedangkan Penggugat tidak menyelenggarakan pembukuan dalam US Dollar, dengan demikian dalam pembukuan akan timbul laba rugi selisih kurs setiap tahunnya, untuk tahun 2000 Penggugat mengakui laba bersih dari selisih kurs sebesar Rp4.390.187.000,00. Penggugat telah mengeluarkan laba bersih selisih kurs tersebut dari penghasilan teratur, sedangkan KPP telah memasukkan laba bersih kurs tersebut sebagai penghasilan teratur.

• Terdapat perluasan definisi dari penghasilan tidak teratur dari hanya selisih kurs utang/piutang dan capital gain menjadi saldo utang/piutang serta saldo kas/bank pada akhir tahun dan atau pada saat pencairan utang/piutang serta pengambilan kas.

Berdasarkan surat Nomor : S-404/PJ.42/2001, dapat disimpulkan bahwa karena perusahaan Penggugat bukan perusahaan dalam hubungannya dengan usaha perdagangan valuta asing, sehingga penghasilan dari selisih kurs dikategorikan sebagai penghasilan tidak teratur.

Page 6: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu

PENDAPAT MAJELIS

• Dalam melakukan transaksi penjualan, Penggugat menggunakan mata uang US Dollar dan tahun buku perusahaan Penggugat dimulai pada 1 April tahun berjalan sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya (periode April sampai dengan Maret).

• Surat Tagihan Pajak Pajak Penghasilan Badan diterbitkan tanggal 1 Agustus 2002 adalah untuk Masa Pajak Januari 2002 sampai dengan Mei 2002 dengan telah memperhitungkan kembali angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk tahun pajak 2001.

• Tergugat menyatakan bahwa dalam melakukan pemeriksaan pada saat itu tidak mengetahui periode pembukuan Penggugat, namun baru mengetahui dalam sidang bahwa pembukuan Penggugat adalah periode April sampai dengan Maret dan bukannya Januari sampai dengan Desember tahun berjalan sebagaimana diperhitungkan sebelumnya. karenanya Majelis berkesimpulan bahwa penerbitan Surat Tagihan Pajak Penghasilan Badan tersebut harus dibatalkan.

Page 7: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu

• Penggugat menggunakan mata uang US Dollar dan tahun buku perusahaan Penggugat dimulai pada 1 April tahun berjalan sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya (periode April sampai dengan Maret).

• Surat Tagihan Pajak Pajak Penghasilan Badan diterbitkan tanggal 1 Agustus 2002 adalah untuk Masa Pajak Januari 2002 sampai dengan Mei 2002 dengan telah memperhitungkan kembali angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk tahun pajak 2001.

• terbukti bahwa penerbitan Surat Tagihan Pajak Pajak Penghasilan Badan Masa Pajak Januari 2002 sampai dengan Mei 2002 adalah diterbitkan untuk 2 (dua) tahun pajak (2001 dan 2002), dengan demikian secara yuridis adalah tidak sah karena tidak sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000,

• Pihak Pemenang sengketa:penggugat (PT Fujitsu Systems Indonesia)

Kesimpulan

Page 8: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-537/PJ/2000Pasal 1

Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini, yang dimaksud dengan :• Angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan adalah Pajak Penghasilan Pasal 25 yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak yang

bersangkutan setiap bulan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000.

• Hal-hal tertentu adalah :1) Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian;2) Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur;3) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang

ditentukan;4) Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan;5) Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan

lebih besardari angsuran bulanan sebelum pembetulan;6) Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.

• Kompensasi kerugian adalah kompensasi kerugian fiskal berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) atau Pasal 31A Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000.

• Penghasilan teratur adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setiap tahun pajak, yang bersumber dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta dan atau modal, kecuali penghasilan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final. Tidak termasuk dalam penghasilan teratur adalah keuntungan selisih kurs dari utang/ piutang dalam mata uang asing dan keuntungan dari pengalihan harta (capital gain) sepanjang bukan merupakan penghasilan dari kegiatan usaha pokok, serta penghasilan lainnya yang bersifat insidentil.

Page 9: 07-Undian 07a--Gugatan Pph Badan -Put. 02309 Angsuran 25 -Fujitsu