063

Upload: yna962

Post on 06-Jul-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HASIL PEMERIKSAANATAS LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2005 PADA KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) DAN PANITIA PENGAWAS (PANWAS) PROVINSI SUMATERA BARAT DI PADANG

Nomor Tanggal

: :

/S/XIV.1/3/2006 24 Maret 2006

DAFTAR ISIHalaman

DAFTAR ISI SIMPULAN PEMERIKSAAN BAB I GAMBARAN UMUM . A. DASAR PEMERIKSAAN ... B. TUJUAN PEMERIKSAAN . C. JENIS PEMERIKSAAN .. D. STANDAR PEMERIKSAAN .. E. METODE PEMERIKSAAN .... F. OBJEK PEMERIKSAAN ... G. LINGKUP PEMERIKSAAN ... BAB II LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN PENYELENGGARAAN PILKADA ...... HASIL PEMERIKSAAN A. HASIL PEMERIKSAAN ATAS EFEKTIFITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN. 1. Sistem Perencanaan dan Penganggaran .. 2. Sistem Pengelolaan Kas .. 3. Sistem Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa 4. Sistem Akuntansi dan Pertanggungjawaban ... B. HASIL PEMERIKSAAN ATAS KETAATAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPU) PROVINSI SUMATERA BARAT...... a. Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat yang Berstatus Pegawai Negeri Sipil Masih Mendapatkan Gaji PNS s.d. September 2005 Seluruhnya Sebesar Rp55.535.900,00.... b. Berita Acara Serah Terima Barang Dibuat Tidak Sesuai dengan Waktu Penyerahan Barang dan Denda Keterlambatan Tidak Dipungut Sebesar Rp7.382.537,80.. c. Pengeluaran Dana KPU Provinsi Sumatera Barat Sebesar Rp597.700.000,00 Belum Didukung dengan Bukti-bukti Pengeluaran yang Memadai............................................... d. Pengadaan Formulir Model A3.3-KWK Melebihi Kebutuhan Senilai Rp387.784.320,00............................... e. Pembuatan Kontrak Pengadaan Sampul II S.2 Dilakukan Secara Formalitas dan Tidak Efektif Penggunaannya... f. Pengadaan Formulir Model A3-KWK dan Model A4KWK Tidak Dapat Digunakan Sebagaimana Mestinya....

1 3 3 3 3 4 4 4 4

8 10 10 10 11 13 14 16 16

BAB III

16

21

26 29 32 37

2. PANITIA PENGAWAS (PANWAS) PILKADA PROVINSI SUMATERA BARAT..... a. Panitia Pengawasan (Panwas) Pilkada Provinsi Sumatera Barat Belum Menyampaikan Barang Inventaris dan Sisa Barang Persediaan Pilkada Kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Masing-masing Senilai Rp158.530.000,00 dan Rp6.702.600,00.............................

41

41

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SIMPULAN PEMERIKSAAN

Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-Undang No. 5 Tahun 1973, dan UndangUndang No. 15 Tahun 2004, BPK-RI telah melakukan pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Keuangan Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas (Panwas) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005. Pemeriksaan BPK-RI bertujuan untuk menguji dan menilai apakah Sistem Pengendalian Intern (SPI) Pertanggungjawaban Keuangan Penyelenggaraan Pilkada telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai serta KPU dan Panwas Provinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan kegiatannya telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tertentu. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada simpulan atas kondisi yang diungkapkan. BPK-RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Audit Pemerintahan (SAP) BPK-RI Tahun 1995. Standar tersebut mengharuskan pemeriksaan direncanakan dan dilaksanakan agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa simpulan BPK-RI telah didukung bukti kompeten yang cukup dan relevan. Hal-hal yang tidak diuji tidak menjadi dasar BPK-RI dalam mengambil simpulan. Terhadap Pertanggungjawaban yang diuji, BPK-RI menyimpulkan bahwa: 1. Efektivitas dari Sistem Pengendalian Intern yang dirancang terdiri dari Sistem Perencanaan dan Penganggaran, Sistem Pengelolaan Kas, Sistem Pelaksanaan

2

Kegiatan

Pengadaan

Barang

dan

Jasa,

serta

Sistem

Akuntansi

dan

Pertanggungjawaban telah memadai, namun belum sepenuhnya dilaksanakan. 2. Cakupan Pemeriksaan atas Belanja Pilkada sebesar Rp27.797.383.077,00 atau 100% dari realisasi Belanja, ditemukan penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan sebesar Rp1.265.234.157,80 terdiri dari: a. Indikasi kerugian sebesar Rp660.618.437,80 b. Penyimpangan administrasi sebesar Rp165.232.600,00 c. Penyimpangan kehematan dan efesiensi sebesar Rp387.784.320,00 d. Penyimpangan efektivitas sebesar Rp51.598.800,00

Berkenan dengan hal tersebut di atas, BPK-RI menyarankan agar dilakukan review atas pelaksanaan SPI, mempertanggungjawabkan pengeluaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, memperbaiki penyimpangan administrasi serta

memperhatikan azas efesiensi, azas efektivitas dan kepada para pelaksana dan penanggung jawab kegiatan pengelolaan Belanja Pilkada yang lalai melaksanakan tugas dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Medan, 24 Maret 2006 Penanggung Jawab, Kepala Perwakilan BPK-RI di Medan

Suryo Ekawoto Suryadi, S.E. NIP. 240000935

BAB I GAMBARAN UMUM

A. DASAR PEMERIKSAAN Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Keuangan Penyelenggaraan Pilkada pada KPUD dan Panwas Provinsi Sumatera Barat dilakukan berdasarkan: 1. Amandemen Ketiga UUD 1945 Pasal 23 E; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan RI; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pedoman Pemilihan Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005.

B. TUJUAN PEMERIKSAAN Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Keuangan Penyelenggaraan Pilkada Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 bertujuan untuk menguji dan menilai apakah: 1. Sistem Pengendalian Intern (SPI) Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Penyelenggaraan Pilkada telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai. 2. KPU dan Panwas Provinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan kegiatannya telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tertentu.

C. JENIS PEMERIKSAAN Sesuai dengan tujuan pemeriksaan tersebut, maka jenis pemeriksaan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

4

D. STANDAR PEMERIKSAAN Standar yang digunakan dalan pemeriksaan adalah Standar Audit Pemerintahan (SAP) BPK-RI Tahun 1995.

E. METODE PEMERIKSAAN Metodologi pemeriksaan dilakukan antara lain dengan: 1. Pengumpulan dan analisa data untuk mencapai tujuan audit. 2. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, dan tanya jawab. 3. Metode analisa yang digunakan oleh auditor adalah analisa prosedur, pengujian data, analisis hasil, survei, dan analisis kuantitatif. 4. Pemeriksaan dilakukan dengan uji petik (sampling) pada unit yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan Keuangan dalam penyelenggaraan Pilkada.

F. OBJEK PEMERIKSAAN Objek Pemeriksaan adalah Pertanggungjawaban Keuangan Penyelenggaraan Pilkada pada KPU dan Panwas Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005.

G. LINGKUP PEMERIKSAAN Lingkup pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Keuangan Penyelenggaraan Pilkada Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 hanya mencakup dana

Penyelenggaraan Pilkada oleh KPU dan Panwas Provinsi Sumatera Barat tidak termasuk operasional KPU dan Panwas diluar Penyelenggaraan Pilkada. Penyaluran dana Pilkada kepada unit-unit kerja terkait dimulai dengan pengajuan SPP oleh unit kerja yang bersangkutan melalui Pemegang Kas Sekretariat Daerah (PK Setda) berdasarkan SKO yang telah disetujui sesuai dengan alokasi anggaran dalam APBD/PAPBD. Pengajuan SPP ini ditindaklanjuti dengan penerbitan SPM tersebut ke BUD dan menyalurkan dananya ke masing-masing PK unit kerja terkait. Dana yang dialokasikan untuk pelaksanaan Pilkada Provinsi Sumatera Barat sesuai SKO adalah sebesar Rp68.774.160.600,00 dengan rincian sebagai berikut: 1. PK KPU dianggarkan sebesar Rp62.774.160.600,00 dengan realisasi

penerimaan sebesar Rp36.466.896.191,00 dan realisasi belanja sebesar Rp22.501.498.402,00, Rp13.965.397.789,00. sehingga terdapat sisa dana sebesar

5

2. PK Panwas dianggarkan sebesar Rp6.000.000.000,00 dengan realisasi penerimaan sebesar Rp5.774.627.100,00 dan realisasi belanja sebesar

Rp5.295.884.675,00, sehingga terdapat sisa dana sebesar Rp478.742.425,00. Luas cakupan pemeriksaan atas realisasi penerimaan dan belanja Pilkada sebagaimana diuraikan di atas dapat dilihat pada tabel berikut:

No.

Uraian

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

%

Nilai yang Diaudit (Rp)

Cakupan Pemeriksaan (%)

I 1 2 3 4 5

KPUD Penerimaan Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Kontinjensi Jumlah Belanja -18.889.470.000,00 20.992.816.970,00 19.673.771.000,00 3.218.102.630,00 62.774.160.600,00 -6.999.840.000,00 7.703.265.680,00 7.798.392.722,00 0,00 22.501.498.402,00 -37,06 36,69 39,64 0,00 35,85 -6.999.840.000,00 7.703.265.680,00 7.798.392.722,00 0,00 22.501.498.402,00 -100,00 100,00 100,00 0,00 100,00

II 1 2 3 4 5 6

PANWAS Penerimaan Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Operasi Belanja Kontijensi Belanja Untuk Kabupaten/ Kota Jumlah Belanja -91.500.000,00 383.112.000,00 2.345.500.000,00 383.313.000,00 2.796.575.000,00 6.000.000.000,00 -91.500.000,00 369.969.000,00 2.131.195.681,00 171.184.900,00 2.532.035.094,00 5.295.884.675,00 -100,00 96,57 90,86 44,66 90,54 90,54 -91.500.000,00 369.969.000,00 2.131.195.681,00 171.184.900,00 2.532.035.094,00 5.295.884.675,00 -100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Jumlah Penerimaan I+II Jumlah Belanja I+II

-68.774.160.600,00

-27.797.383.077,00

-126,39

-27.797.383.077,00

--

BAB II LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN PENYELENGGARAAN PILKADA

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS KPU PROVINSI SUMATERA BARAT ( Per 30 September 2005)

a. Jumlah Belanja Pilkada menurut DASK (Putaran I + II) Rp 62.774.160.600,00 b. Jumlah Penerimaan sampai saat pelaporan : 1) Jumlah Pengisian Kas (PK) Rp 30.744.874.217,00 2) Jumlah Beban Tetap (BT) Rp 5.722.021.974,00 + Jumlah Rp 36.466.896.191,00 c. Jumlah Pengeluaran sampai saat pelaporan : 1) Jumlah Pengeluaran Kas (PK) Rp 16.779.476.428,00 2) Jumlah Beban Tetap (BT) Rp 5.722.021.974,00 3) Panjar (UMK) ke pihak ketiga Rp 0,00 + Jumlah Rp 22.501.498.402,00 d. Saldo/Sisa Rp 13.965.397.789,00 e. Penerimaan dan Penyetoran Bukan Pajak (Jasa Giro, dll) 1) Penerimaan (Jasa Giro, dll) Rp 57.291.547,00 2) Penyetoran (Jasa Giro, dll) ke Kasda Rp 57.291.547,00 Saldo/Sisa Rp 0,00 f. Penerimaan Pemotongan dan Penyetoran Pajak : 1) Penerimaan PPN/PPh Rp 38.091.645,00 2) Penyetoran PPN/PPh ke Negara Rp 38.091.645,00 Saldo/Sisa Rp 0,00 g. Saldo/Sisa Buku pada tgl pelaporan Rp 13.965.397.789,00 h. Sisa Kas Rp 13.965.397.800,00 i. Perbedaan Positif/Negatif Rp 11,00 j. Perincian Selisih 1) PPN/PPh yang belum disetor Rp 0,00 2) Kesukaran uang kecil Rp 11,00 3) Jasa Giro Rp 0,00 + Jumlah Rp 11,00

9

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PANWAS PROVINSI SUMATERA BARAT (Per 30 September 2005) a. Jumlah Belanja Pilkada menurut DASK Rp 6.000.000.000,00 b. Jumlah Penerimaan sampai saat pelaporan : 1) Jumlah Pengisian Kas (PK) Rp 5.470.135.500,00 2) Jumlah Beban Tetap (BT) Rp 304.491.600,00 + Jumlah Rp 5.774.627.100,00 c. Jumlah Pengeluaran sampai saat pelaporan : 1) Jumlah Pengeluaran Kas (PK) Rp 4.991.393.075,00 2) Jumlah Beban Tetap (BT) Rp 304.491.600,00 3) Panjar (UMK) ke pihak ketiga Rp 0,00 + Jumlah Rp 5.295.884.675,00 d. Saldo/Sisa Rp 478.742.425,00 e. Penerimaan dan Penyetoran Bukan Pajak (Jasa Giro, dll) 1) Penerimaan (Jasa Giro, dll) Rp 0,00 2) Penyetoran (Jasa Giro, dll) ke Kasda Rp 0,00 Saldo/Sisa Rp 0,00 f. Penerimaan Pemotongan dan Penyetoran Pajak : 1) Penerimaan PPN/PPh Rp 100.303.075,00 2) Penyetoran PPN/PPh ke Negara Rp 100.303.075,00 Saldo/Sisa Rp 0,00 g. Saldo/Sisa Buku pada tgl pelaporan Rp 478.742.425,00 h. Sisa Kas Rp 478.742.425,00 i. Perbedaan Positif/Negatif Rp 0,00 j. Perincian Selisih 1) PPN/PPh yg belum disetor Rp 0,00 2) Kesukaran uang kecil Rp 0,00 3) Jasa Giro Rp 0,00 + Jumlah Rp 0,00Catatan : Jasa giro dipotong langsung Kas Daerah

BAB III HASIL PEMERIKSAAN

A. HASIL PEMERIKSAAN ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Hasil pengujian Efektifitas Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas pengelolaan Belanja Pilkada Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Sistem penganggaran Belanja Pilkada Tahun 2005 diatur dalam Bab II Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 12 Tahun 2005 Jo. Permendagri Nomor 21 Tahun 2005. Dalam Permendagri tersebut antara lain telah ditetapkan bahwa Belanja Pilkada dibebankan dalam APBD yang dialokasikan untuk Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Operasi, dan Belanja Kontijensi. Untuk keperluan ini, maka KPUD dan Panwas diwajibkan menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Pilkada berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektifitas, transparan, dan akuntabel. Penyusunanan RKA pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur oleh KPU Provinsi mencakup kegiatan dan Anggaran Belanja KPU Provinsi, PPK, PPS, dan KPPS. Demikian pula penyusunan RKA oleh Panwas Provinsi mencakup anggaran Panwas Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota dan Panwas Kecamatan di Provinsi bersangkutan. Dalam ketentuan tersebut diatur bahwa Ketua KPUD dan Ketua Panwas Provinsi mengajukan RKA kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan kepada DPRD, yang selanjutnya RKA itu dibahas bersama oleh Tim Anggaran Eksekutif (TAE) dengan KPUD dan Panwas. Pembahasan ini untuk menilai kesesuaian dengan rincian kebutuhan belanja, standar harga satuan, tingkat kewajaran, dan kepatutan antara beban tugas dan belanja yang direncanakan dikaitkan dengan prestasi kerja yang akan dicapai/dihasilkan. RKA yang telah dibahas disusun dalam Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) Sekretariat Daerah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RASK

11

Sekretariat Daerah. RASK tersebut terdiri dari RASK untuk belanja KPU Provinsi dan RASK untuk belanja Panwas Provinsi yang dirinci menurut kelompok belanja, jenis belanja, objek belanja, sampai dengan rincian objek belanja sesuai dengan rekening berkenan. Penganggaran belanja Pilkada dalam APBD Provinsi dialokasikan dalam anggaran Sekretariat Daerah yang dimuat dalam Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK), dengan Jenis Belanja Bantuan Keuangan pada Objek Belanja Pilkada dengan rincian Objek Belanja KPUD dan Objek Belanja Panwas. Pengujian BPK-RI mengungkapkan bahwa sistem perencanaan dan penganggaran belanja Pilkada Provinsi Sumatera Barat telah dirancang secara memadai. Namun demikian, pelaksanaan dari sistem penganggaran mengandung kelemahan yaitu uang kehormatan kepada Ketua dan Anggota KPPS yang dialokasikan pada DASK KPUD dianggarkan per bulan (diberikan selama dua bulan) yang seharusnya dianggarkan dalam satu paket.

2. Sistem Pengelolaan Kas Sistem Pengelolaan Belanja Pilkada sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2005 Jo. Permendagri Nomor 21 Tahun 2005 telah menetapkan bahwa DASK Sekretariat Daerah untuk Belanja Pilkada merupakan acuan pelaksanaan dan pengendalian Belanja Pilkada. Selain itu, telah ditetapkan bahwa untuk tertibnya Belanja Pilkada, maka Ketua KPUD dan Ketua Panwas diwajibkan menetapkan Bendahara dan atasan langsung Bendahara dengan Surat Keputusan. Adapun tugas dan tanggung jawab atasan langsung Bendahara antara lain melakukan pengendalian terhadap penggunaan anggaran dan melakukan pemeriksaan kas Bendahara sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), sedangkan tugas dan tanggung jawab Bendahara KPUD dan Bendahara Panwas antara lain adalah melaksanakan pembayaran setelah meneliti kelengkapan dan menguji kebenaran perhitungan tagihan serta menguji ketersediaan dana sesuai dengan perintah bayar atasan langsung Bendahara, bertanggung jawab atas isi dan keselamatan kas yang dikelola, dan bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya.

12

Pengelolaan Belanja Pilkada pada KPUD dan Panwas Provinsi Sumatera Barat dilakukan masing-masing oleh Bendahara dan atasan langsung Bendahara KPUD dan Panwas Provinsi Sumatera Barat yang ditunjuk dan ditetapkan masing-masing dengan SK KPUD Provinsi Sumatera Barat No. 08/KPU/2005 dan SK Panwas Pilkada Provinsi Sumatera Barat No. 03/Panwas/IV/S/2005 Pasal 21 Permendagri No. 12 Tahun 2005 Jo. Permendagri No. 21 Tahun 2005 telah mengatur bahwa Kepala Daerah menetapkan Surat Keputusan Otorisasi (SKO) sebagai dasar pelaksanaan belanja Pilkada yang tercantum dalam DASK. SKO asli disampaikan kepada Sekretaris Daerah dan salinannya disampaikan kepada Ketua KPUD dan Ketua Panwas. Sistem pembayaran atas beban belanja Pilkada diatur dengan cara penerbitan Surat Perintah Membayar Beban Tetap (SPM BT) dan Surat Perintah Membayar Pengisian Kas (SPM PK). Dalam rangka pengisian kas Bendahara KPUD dan/atau Bendahara Panwas telah diatur bahwa Ketua KPUD atau Ketua Panwas mengajukan permintaan dana kepada Sekretaris Daerah melalui Bendahara Sekretariat Daerah, dengan jumlah untuk pengisian kas tahap pertama paling tinggi 15% dari anggaran yang tercantum dalam DASK. Berdasarkan surat permintaan dana tersebut, Bendahara Sekretariat Daerah mengajukan SPP PK kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sebagai dasar untuk menerbitkan SPM PK. Pengajuan surat permintaan dana untuk pengajuan kas tahap berikutnya telah diatur paling tinggi sebesar atas uang yang telah dipertanggung jawabkan. Selain itu diatur pula bahwa pengajuan surat permintaan dana untuk pengisian kas tahap berikutnya wajib dilampirkan dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas beban pengisian kas sebelumnya. Pengujian BPK-RI mengungkapkan bahwa Sistem Pengelolaan Kas yang dirancang tidak mengandung kelemahan. Namun demikian pelaksanaan sistem

tersebut tidak memadai yaitu pengajuan permintaan dana setelah tahap pertama tidak dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas pengisian beban kas sebelumnya.

13

3. Sistem Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa Sistem pengadaan barang dan jasa untuk pelaksanaan Belanja Pilkada sesuai dengan ketentuan Pasal 22 Permendagri Nomor 12 Tahun 2005 Jo. Permendagri Nomor 21 Tahun 2005 diatur supaya berpedoman pada Keputusan Presiden RI Nomor 61 Tahun 2004 tentang perubahan atas Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Dalam Keppres tersebut telah ditetapkan mengenai pembentukan, persyaratan, tugas dasar atau kenggotaan panitia/pejabat pengadaan. Selain itu telah ditetapkan pula mengenai proses pengadaan barang/jasa yang memerlukan penyedia barang/jasa. Berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005, Sekretaris KPUD Provinsi Sumatera Barat dengan SK No. 10 Tahun 2005 telah membentuk/mengangkat Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dalam SK ini telah ditetapkan mengenai tugas Panitia Pengadaan Barang dan Jasa adalah merencanakan, melaksanakan, mengawasi, melaporkan dan melakukan evaluasi proses pengadaan barang dan jasa. Selain itu, Sekretaris KPUD Provinsi Sumatera Barat dengan SK No. 11 Tahun 2005 telah mengangkat/menunjuk panitia pemeriksa barang/jasa Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Tugas dari Tim ini antara lain adalah memeriksa dan meneliti setiap pengadaan barang. Pengujian BPK-RI mengungkapkan bahwa Sistem Pengadaan Barang dan Jasa yang dirancang tidak mengandung kelemahan. Namun demikian, sistem yang dilaksanakan dalam pengadaan sampul II.S.2 tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, pengadaan formulir model A.3.3 KWK melebihi kebutuhan dan pengadaan formulir Model A.3 KWK dan Model A.4 KWK tidak sesuai dengan tujuan penggunaannya.

14

4. Sistem Pembukuan dan Pertanggung jawaban Kewajiban melakukan pencatatan/pembukuan secara tertib dan teratur terhadap setiap transaksi pembayaran dan penerimaan atas belanja pilkada Tahun 2005 yang harus dilaksanakan oleh Bendahara KPUD dan atau Bendahara Panwas diatur dalam Pasal 19 ayat 3 butir b Permendagri Nomor 12 Tahun 2005 Jo. Permendagri Nomor 21 Tahun 2005. Adapun model Buku Kas Umum yang diselenggarakan mempedomani Manual Adminitrasi Keuangan Daerah dalam hal ini adalah Buku Kas Umum model B. IX. Mengenai sistem penyusunan laporan Belanja Pilkada diatur dalam Surat Edaran Dirjen BAKD Nomor 279/536/BAKD tanggal 23 Agustus 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pertanggung jawaban Belanja Pilkada, KPUD dan Panwas Provinsi/Kabupaten/Kota. Berdasarkan Surat Edaran tersebut KPUD dan Panwas Provinsi/Kabupaten/Kota diharuskan menyusun Laporan Pertanggung jawaban Keuangan Penyelenggaraan Pilkada yang terdiri dari: a. Laporan Realisasi Penerimaan dan Belanja Pilkada 1) Laporan Rekapitulasi Realisasi Penerimaan dan Belanja Pilkada 2) Laporan Realisasi Belanja Pilkada perkegiatan 3) Laporan Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas 4) Laporan Daftar Kewajiban yang belum diselesaikan b. Laporan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Pilkada 1) Laporan Realisasi Barang Inventaris/Modal 2) Laporan Realisasi Barang Persediaan Habis Pakai 3) Laporan Realisasi Pengadaan dan Penggunaan Jasa c. Berita Acara Penyerahan Barang ke Pemda Pengujian BPK-RI yang mengungkapkan dirancang tidak bahwa Sistem Pembukuan kelemahan. dan Dalam

Pertanggungjawaban

mengandung

pelaksanaannya, Bendahara Panwas telah melaksanakan pembukuan secara tertib, sedangkan Bendahara KPUD hanya membuat BKU sampai dengan bulan Juni 2005, dan untuk transaksi penerimaan maupun pengeluaran bulan Juli tidak dilakukan pencatatan dalam BKU. Selain itu, Bendahara juga tidak membuat Buku Kas Pembantu untuk memisahkan pencatatan transaksi yang bersumber dari Anggaran Belanja Pilkada dengan

15

Belanja rutin yang berasal dari Anggaran Belanja Bantuan Keuangan Instansi Vertikal. Demikian pula dalam hal penyusunan laporan pertanggung jawaban, ternyata Bendahara Panwas terlambat dalam membuat Laporan Pertanggung jawaban Belanja Pilkada, yaitu yang seharusnya telah diselesaikan pada bulan Agustus 2005, pada saat pemeriksaan BPK-RI pada bulan Oktober 2005 masih belum diselesaikan. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK-RI menyarankan agar KPU dan Panwas Provinsi Sumatera Barat melakukan review atas pelaksanaan sistem perencanaan dan penganggaran, sistem pengelolaan kas, sistem pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa dan sistem pembukuan dan pertanggungjawabannya kembali.

16

B. HASIL PEMERIKSAAN ATAS KETAATAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Hasil pemeriksaan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan atas pertanggungjawaban keuangan penyelenggaraan Pilkada Tahun 2005 pada KPU dan Panwas Provinsi Sumatera Barat mengungkapkan masing-masing enam temuan senilai Rp1.100.001.477,80 uraian temuan sebagai berikut: 1. KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) PROVINSI SUMATERA BARAT a. Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat yang Berstatus Pegawai Negeri Sipil Masih Mendapatkan Gaji PNS s.d. September 2005 Seluruhnya Sebesar Rp55.535.900,00 dan satu temuan senilai Rp165.232.600,00 dengan

Menindaklanjuti ketentuan Pasal 19 ayat (5) Undang-undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Barat dengan Surat Keputusan No. 137 Tahun 2003 tanggal 22 Mei 2003 tentang Pengangkatan Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Barat masing-masing atas nama: 1) Drs. H. M. Mufti Syarfie 2) Ardyan, SH 3) Husni Kamil Manik, SP 4) Mazrul Veri, ST 5) Dra. Sri Zul Chairiyah, MA Dari komposisi personil KPUD tersebut diketahui bahwa salah seorang anggota yang bernama Dra. Sri Zul Chairiyah, MA berstatus Pegawai Negeri Sipil sebagai staf pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP) Universitas Andalas di Padang.

17

Hasil konfirmasi kepada Dekan Fakultas ISIP Universitas Andalas diketahui bahwa yang bersangkutan dinyatakan sedang menjalani tugas belajar Program Doktor (S3) di Universitas Indonesia dengan Surat Tugas No.

5359/J.16/PP/2002 tanggal 18 Juli 2002. Waktu pelaksanaan tugas belajar mulai sejak bulan September 2002 s.d. September 2006, dengan mendapatkan fasilitas sebagaimana aturan yang berlaku (Gaji PNS dibayar penuh dan ditambah tunjangan belajar). Atas keberadaannya sebagai Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat yang bersangkutan belum pernah memberitahukan atau melaporkan kepada Fakultas ISIP Universitas Andalas. Dari hasil pemeriksaan atas bukti-bukti pertanggungjawaban Bendahara KPU Provinsi Sumatera Barat diketahui, bahwa uang kehormatan dari Dra. Sri Zul Chairiyah, MA ternyata telah dibayarkan penuh sebesar Rp5.000.000,00 setiap bulan, selama yang bersangkutan menjabat anggota KPU Provinsi Sumatera Barat telah dibayarkan uang kehormatan sejak bulan Juni 2003 s.d. September 2005 seluruhnya sebesar Rp140.000.000,00 (28 bulan x Rp5.000.000,00), sementara itu berdasarkan daftar gaji PNS pada Fakultas ISIF Unand yang ada pada Kantor Perbendaharaan Negara di Padang menunjukkan bahwa gaji yang bersangkutan sebagai PNS sejak diangkat menjadi anggota KPU Provinsi Sumatera Barat juga dibayar penuh dengan rincian sebagai berikut: (dalam rupiah)No 1 2 Bulan Pembayaran Juni s.d. Agust 2003 September 2003 s.d. Februari 2004 3 Maret 2004 s.d. 19 2.041.100,00 38.780.900,00 Jumlah Bulan 3 6 Gaji Per Bulan 1.561.000,00 2.012.000,00 Jumlah 4.683.000,00 12.072.000,00

September 2005 Jumlah 55.535.900,00

Pembayaran gaji oleh Fakultas ISIP Universitas Andalas selama PNS yang bersangkutan menjadi anggota KPU Provinsi Sumatera Barat seharusnya dihentikan dan atau uang kehormatan oleh KPU Provinsi Sumatera Barat tidak

18

dibayar penuh, melainkan dikurangi sebesar gaji yang telah diterima dari Fakultas ISIP Universitas Andalas. Dengan demikian telah terjadi pembayaran gaji kepada PNS yang bersangkutan mulai bulan Juni 2003 s.d. September 2005 yang seharusnya tidak dibayarkan sebesar Rp55.535.900,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1) Pasal 18 Undang-undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang menyebutkan bahwa syarat untuk dapat menjadi anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota antara lain, adalah: a) tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural dan jabatan fungsional dan jabatan negeri; b) bersedia bekerja sepenuh waktu. 2) Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara No. K.26-30/V.148-8/47 tanggal 05 Desember 2003 yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal KPU, memutuskan bahwa PNS yang diangkat menjadi anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota berlaku ketentuan diantaranya sebagai berikut: a) PNS tersebut harus diberhentikan dari jabatan organiknya selama menjadi anggota KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil. b) Pemberhentian dari jabatan organik tersebut berlaku terhitung mulai tanggal PNS yang bersangkutan diangkat menjadi anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota. c) PNS yang diangkat menjadi anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota, gaji dan penghasilan sebagai PNS dihentikan terhitung mulai yang bersangkutan diangkat menjadi anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota. Kepada yang bersangkutan diberikan penghasilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota.

19

d) Apabila penghasilan yang diterima sebagai anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota lebih kecil dari yang diterima sebelumnya, maka kepada yang bersangkutan diberikan tambahan selisih penghasilan dari yang diterima sebelumnya dari instansi induknya.

Hal tersebut mengakibatkan terjadi kelebihan pembayaran kepada Dra. Sri Zul Chairiyah, MA sejak bulan Juni 2003 s.d. September 2005 sebesar Rp55.535.900,00.

Hal tersebut terjadi karena: 1) Dra. Sri Zul Chairiyah, MA pada saat diangkat sebagai Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat tidak melaporkan kepada Instansi Induknya pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unversitas Andalas. 2) Sekretaris KPU Provinsi Sumatera Barat tidak melakukan koordinasi dan memberitahukan kepada Instansi Induk terhadap Anggota KPUD yang berstatus PNS.

Anggota

KPU

Provinsi

Sumatera

Barat

Divisi

Logistik

(Sri Zul Chairiyah) menyatakan bahwa memang benar berstatus selaku Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan tugas belajar Program S3 Paska Sarjana UI di Jakarta mulai dari Tahun 2002 s.d. 2006, dan belum melaporkan serta mendapatkan izin dari Dekan Fakultas ISIP Universitas Andalas Padang. Selama menjadi Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat sejak bulan Juni 2003 menerima uang kehormatan dan juga gaji PNS. Mengenai gaji PNS sebelumnya diterima sejak bulan Mei s.d. Agustus 2003 sebesar Rp1.561.000,00 per bulan dan September 2003 s.d. Februari 2004 sebesar Rp2.012.000,00 per bulan serta Maret 2004 s.d. September 2005 sebesar Rp2.041.000,00.

20

BPK-RI menyarankan agar: 1) Saudara Dra. Sri Zul Chairiyah, MA untuk segera melaporkan secara tertulis kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas perihal pengangkatannya sebagai Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat, dan mengembalikan kelebihan penerimaan penghasilan s.d. September 2005 sebesar Rp55.535.900,00 tersebut ke Kas Negara. 2) Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat memerintahkan Sekretaris KPU Provinsi Sumatera Barat supaya melakukan koordinasi dengan Fakultas ISIP Universitas Andalas mengenai keanggotaan

Sdr. Dra. Sri Zul Chairiyah, MA dan memproses pembayaran gajinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

21

b. Berita Acara Serah Terima Barang Dibuat Tidak Sesuai dengan Waktu Penyerahan Barang dan Denda Keterlambatan Tidak Dipungut Sebesar Rp7.382.537,80 Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengalokasikan anggaran Belanja Barang dan Jasa Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2005 untuk pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sumatera Barat sebesar

Rp20.992.816.970,00 dengan realisasi sebesar Rp7.703.265.680,00 atau 36,69%. Pekerjaan pengadaan barang/jasa untuk keperluan kegiatan Pilkada tersebut dilakukan dengan cara penunjukan langsung. Dari hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen kontrak diketahui hal-hal sebagai berikut: 1) Pengadaan/pencetakan rubrik sosialisasi Pilkada sebanyak 25.000

eksemplar senilai Rp22.495.000,00 yang dilaksanakan oleh PT Padang Graindo Mediatama berdasarkan Surat Perjanjian Kerja No.

43/PB/Sek.KPU-SB/VI-2005 tanggal 16 Juni 2005. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama tiga hari kalender terhitung setelah Surat Perjanjian Kerja ditandatangani atau terakhir tanggal 19 Juni 2005. Pekerjaan telah selesai dan telah dibayar lunas. Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas bukti penerimaan barang ternyata barang tersebut baru diterima pada tanggal 25 Juni 2005 tetapi Berita Acara Serah Terima Barang No. 45/PB /Sek.KPU-SB/VI-2005 telah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 19 Juni 2005 dan telah dilakukan pembayaran lunas sesuai Berita Acara Pembayaran No.46/ PB/Sek.KPU-SB/VI-2005 tanggal 20 Juni 2005 dan SPMU No. 499/PK/2005/247 tanggal 2 Agustus 2005. Dengan demikian dalam pelaksanaannya ternyata terjadi keterlambatan penyerahan barang selama enam hari (20 s.d 25 Juni 2005), sehingga kepada rekanan semestinya dikenakan sanksi denda keterlambatan sebesar Rp134.970,00 (1 0/00 x 6 x Rp22.495.000,00). 2) Pengadaan/pencetakan daftar calon sebanyak 70.880 lembar senilai Rp77.968.000,00 dilaksanakan oleh PT ATS Divisi Grafika berdasarkan

22

Surat Perjanjian Kerja No. 29/PB/Sek.KPU-SB/V-2005 tanggal 9 Mei 2005. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama enam hari kalender terhitung setelah Surat Perjanjian Kerja ditandatangani atau terakhir tanggal 15 Mei 2005. Pekerjaan telah selesai dan telah dibayar lunas. Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen pendistribusian barang diketahui bahwa daftar calon tersebut didistribusikan oleh rekanan dari tanggal 4 s.d 13 Juni 2005 ke KPU Kabupaten/Kota, tetapi Berita Acara Serah Terima Barang No. 31/PB/Sek.KPU-SB/V-2005 telah

ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 14 Mei 2005 dan telah dilakukan pembayaran lunas sesuai Berita Acara Pembayaran No. 32/PB/Sek.KPU-SB/VI-2005 tanggal 2 Juli 2005 dan SPMU No. 546/BT/2005/247 tanggal 6 Agustus 2005. Dengan demikian dalam

pelaksanaannya ternyata terjadi keterlambatan penyerahan barang selama 28 hari (16 Mei s.d 13 Juni 2005), sehingga kepada rekanan semestinya dikenakan sanksi denda keterlambatan sebesar Rp2.183.104,00 (1 0/00 x 28 x Rp77.968.000,00). 3) Pengadaan alat-alat tulis untuk di TPS (ballpoint, spidol, lem, tali, kokarde dan kantong plastik) sebanyak 10.704 set senilai Rp337.630.920,00 dilaksanakan oleh PD Jasa Grafika berdasarkan Surat Perjanjian Kerja No. 54/PB/Sek.KPU-SB/V-2005 tanggal 21 Mei 2005. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 15 hari kalender terhitung setelah Surat Perjanjian Kerja ditandatangani atau terakhir tanggal 5 Juni 2005. Pekerjaan telah selesai dan telah dibayar lunas. Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen pendistribusian barang diketahui bahwa alat-alat tulis kelengkapan TPS tersebut didistribusikan oleh rekanan dari tanggal 6 s.d 21 Juni 2005 ke KPU Kabupaten/Kota, tetapi Berita Acara Serah Terima Barang No. 56/PB/Sek.KPU-SB/VI2005 telah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 3 Juni 2005 dan telah dilakukan pembayaran lunas sesuai Berita Acara Pembayaran No. 57/PB/Sek.KPU-SB/VI-2005 tanggal 4 Juni 2005 dan SPMU No. 373/BT/2005/247 tanggal 8 Juli 2005. Dengan demikian

23

dalam pelaksanaannya ternyata terjadi keterlambatan penyerahan barang selama 15 hari (6 s.d 21 Juni 2005), sehingga semestinya kepada rekanan dikenakan sanksi denda keterlambatan sebesar Rp5.064.463,80 (1 0/00 x 15 x Rp337.630.920,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1) Surat Perjanjian Kerja (SPK) pada: a) Pasal 4 tentang waktu penyerahan yang menyatakan bahwa pihak kedua harus menyerahkan barang-barang sebagaimana tersebut di atas selambat-lambatnya dalam waktu (tertentu) hari kalender terhitung setelah Surat Perjanjian Kerja ini ditandatangani dan tempat penyerahan barang di kantor-kantor KPU Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat. b) Pasal 5 tentang sanksi-sanksi yang menyatakan bahwa apabila waktu penyerahan barang sebagaimana tersebut pada pasal 4 di atas terlambat, maka pihak kedua dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu permil) dari harga borongan untuk setiap hari keterlambatan dan

dengan denda setinggi-tingginya 5 % (lima persen) dari jumlah harga yang diperjanjikan/borongan. 2) Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada: a) Pasal 1 point 17 menyatakan bahwa kontrak adalah perikatan antara pengguna barang/jasa dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. b) Pasal 5 point (d) menyatakan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika yaitu menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.

24

c) Pasal 36

point (3) menyatakan bahwa pengguna barang/jasa pekerjaan

menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil dilaksanakan sesuai ketentuan kontrak.

Hal tersebut mengakibatkan Berita Acara Serah Terima tidak dapat digunakan sebagai alat bukti penerimaan barang, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kehilangan kesempatan untuk memperoleh penerimaan denda keterlambatan sebesar Rp7.382.537,80 yaitu dari: 1) PT Padang Graindo Mediatama sebesar Rp134.970,00 2) PT ATS Divisi Grafika sebesar Rp2.183.104,00 3) PD Jasa Grafika sebesar Rp5.064.463,80

Hal tersebut terjadi karena: 1) Panitia Pemeriksaan Barang bekerja tidak sesuai dengan ketentuan. 2) Sekretaris dan Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat serta pihak rekanan penyedia barang dalam membuat berita acara serah terima barang tidak mempedomani ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang telah diatur pada Surat Perjanjian Kerja. 3) Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat dalam melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pengadaan logistik Pilkada lemah.

Ketua Panitia Pengadaan KPU Provinsi Sumatera Barat menyatakan bahwa pengadaan barang yang dilaksanakan oleh PT Padang Graindo Mediatama terjadi keterlambatan pendistribusian karena kekeliruan dalam pembuatan tanggal serah terima barang, dan PT ATS Divisi Grafika terjadi keterlambatan dalam pendistribusi karena menunggu pembentukan TPS oleh KPU Kabupaten/Kota dan Daftar Calon tersebut ditempelkan di TPS, serta antara KPU Provinsi Sumatera Barat dengan PD Jasa Grafika sepakat menyetujui secara lisan tentang masalah keterlambatan distribusi untuk alatalat tulis keperluan di TPS.

25

BPK-RI menyarankan agar: 1) Sekretaris dan Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat serta pihak rekanan penyedia barang dalam membuat berita acara serah terima barang dengan benar-benar secara cermat serta memperhatikan kondisi yang sebenarnya. 2) Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat lebih meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pengadaan logistik Pilkada serta menagih denda keterlambatan sebesar Rp7.382.537,80 kepada rekanan yang bersangkutan dan menyetorkan hasilnya ke Kas Daerah.

26

c. Pengeluaran

Dana

KPU

Provinsi

Sumatera

Barat

Sebesar

Rp597.700.000,00 Belum Didukung dengan Bukti-bukti Pengeluaran yang Memadai

Pada Tahun Anggaran 2005, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menganggarkan dana untuk Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp62.774.160.600,00 dengan realisasi sebesar Rp22.501.498.402,00 atau 35,85% dari anggaran, yang seluruhnya telah disalurkan dan dipertanggungjawabkan oleh masingmasing KPU Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi Sumatera Barat. Hasil pemeriksaan atas dokumen-dokumen pertanggungjawaban Pemegang Kas Pembantu pada KPU Provinsi Sumatera Barat, menunjukkan bahwa dari 19 KPU Kabupaten/Kota diantaranya terdapat tiga KPU Kabupaten/Kota yang pertanggungjawaban terhadap pengeluaran Uang Kehormatan bagi ketua dan anggota KPPS belum didukung dengan bukti-bukti pengeluaran yang lengkap, yaitu sebagai berikut: No 1 2 3 KPU Kabupaten/Kota Kabupaten Tanah Datar Kota Padang Panjang Kota Pariaman Jumlah Jumlah KPPS 627 105 128 Sebesar (Rp) 435.765.000,00 72.975.000,00 88.960.000,00 597.700.000,00

Pengeluaran dana sebesar Rp597.700.000,00 tersebut belum didukung dengan daftar bukti tanda terima dari masing-masing anggota dan linmas KPPS melainkan hanya berupa bukti kwitansi penyaluran dana kepada masingmasing ketua KPPS.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yaitu: 1) Pasal 19 ayat (3) huruf a. yang menyatakan bahwa tugas dan tanggung

27

jawab Bendahara KPUD atau Panwas diantaranya adalah melaksanakan pembayaran setelah meneliti kelengkapan dan menguji kebenaran perhitungan tagihan serta menguji ketersediaan dana sesuai dengan perintah bayar atasan langsung bendahara. 2) Pasal 20 ayat (2) yang menyatakan bahwa Bendahara KPUD dan Bendahara Panwas berhak menolak pembayaran apabila tidak dilengkapi dengan bukti-bukti persyaratan yang lengkap dan sah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Hal tersebut mengakibatkan pertanggungjawaban pengeluaran dana sebesar Rp597.700.000,00 belum memenuhi syarat sahnya suatu

pertanggungjawaban keuangan daerah

dan menimbulkan kerawanan

penyalahgunaan terhadap pengeluaran uang kehormatan.

Hal tersebut terjadi karena: 1) Pemegang Kas Pembantu KPU Kabupaten/Kota dalam bekerja tidak mematuhi ketentuan yang berlaku. 2) Atasan langsung Pemegang Kas Pembantu KPU Kabupaten/Kota kurang melakukan pengendalian dan pengawasan.

Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Barat menyatakan bahwa terhadap tiga KPU Kabupaten/Kota yang belum melengkapi SPJ dengan bukti tanda terima dari masing-masing anggota KPPS telah diberikan peringatan dan selanjutnya segera akan diupayakan untuk

melengkapi bukti-bukti pertanggungjawaban.

BPK-RI menyarankan agar Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat: 1) Memerintahkan Sekretaris KPU Provinsi Sumatera Barat untuk menegur secara tertulis Pemegang Kas Pembantu KPU Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Kota Pariaman supaya melengkapi Surat Pertanggungjawaban sesuai ketentuan yang berlaku.

28

2) Menegur secara tertulis Sekretaris KPU Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Kota Periaman sebagai Atasan Langsung Pemegang Kas Pembantu KPU Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Kota Pariaman supaya lebih meningkatkan pengendalian dan pengawasan.

29

d. Pengadaan Formulir Model A3.3-KWK Melebihi Kebutuhan Senilai Rp387.784.320,00 Pada Tahun Anggaran 2005, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menganggarkan dana untuk Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp62.774.160.600,00 dengan realisasi sebesar Rp22.501.498.402,00 atau 35,85% dari anggaran. Dari realisasi tersebut sebesar Rp704.445.665,00 digunakan untuk pengadaan logistik berupa cetakan formulir model AKWK sesuai dengan Surat Perintah Kerja No. 03/PB/Sek.KPU-SB/III-2005 tanggal 28 Maret 2005 yang dilaksanakan oleh PT ATS Divisi Grafika. Jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan selama empat hari. Pekerjaan tersebut telah selesai dan dibayar lunas sesuai SPMU No. 177/BT/2005/247 tanggal 9 Juni 2005. Pengadaan formulir model AKWK tersebut terdiri dari tujuh jenis formulir yaitu : formulir model A3.2-KWK, model A3.3-KWK, model A3.1-KWK, model A2-KWK, model A4-KWK model A3-KWK dan model A5-KWK. Khusus untuk formulir A3.3-KWK diadakan sebanyak 3.598.700 lembar @ Rp110,00 atau sebesar Rp395.857.000,00. Formulir model A3.3KWK tersebut digunakan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) sebagai tanda bukti pemilih baru (tambahan) untuk setiap keluarga. Dari hasil pemeriksaan atas dokumen pengadaan formulir model A3.3-KWK diketahui bahwa formulir tersebut diperuntukkan bagi pemilih baru (tambahan) per tiap keluarga. Pemilih baru/tambahan diperkirakan adalah sebanyak 2,5% dari jumlah pemilih yang telah ditetapkan sebanyak 2.935.489 pemilih atau sebanyak 73.388 pemilih tambahan. Sedangkan formulir tersebut diadakan sebanyak 3.598.700 lembar sehingga terdapat kelebihan sebanyak 3.525.312 lembar (3.598.700 lembar - 73.388 lembar) atau senilai Rp387.784.320,00 (3.525.312 x Rp110,00). Hasil cek fisik pada KPU Kota Padang, Kota Sawahlunto dan Kota Padang Panjang diketahui bahwa Panitia Pemungutan Suara (PPS) tidak

menggunakan formulir tersebut untuk pemilih lama karena sudah terdaftar pada formulir Model A1-KWK sedangkan formulir model A3.3KWK hanya

30

digunakan untuk tanda bukti terdaftar sebagai pemilih baru sehingga tidak seluruhnya digunakan. Sisa formulir A3.3-KWK tersebut tidak dikembalikan oleh masing-masing KPPS kepada KPU Kabupaten/Kota. Selain itu dalam mengadakan dibuatkan spesifikasi yang jelas. formulir model A3.3KWK tersebut tidak

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1) Keppres No. 80 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2003 pasal 3 yang antara lain menyatakan bahwa: a) Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan; b) Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. 2) Surat Keputusan Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Barat No. 37 Tahun 2005 tanggal 11 Mei 2005 tentang penetapan jumlah pemilih dan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Pilkada Provinsi Sumatera Barat.

Hal tersebut mengakibatkan terdapat kelebihan pengadaan formulir model A3.3KWK yang memboroskan keuangan daerah sebanyak 3.525.312 lembar atau senilai Rp387.784.320,00 dan sulit untuk mengukur kualitas formulir model A3.3KWK yang dipersyaratkan.

Hal tersebut terjadi karena: 1) Panitia Pengadaan Barang lalai dalam melaksanakan tugas dengan merencanakan kebutuhan barang yang tidak berpedoman pada jumlah pemilih yang telah ditetapkan dan tidak membuat spesifikasi teknis atas formulir yang diadakan sesuai kebutuhan.

31

2) Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Barat dalam melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan

pengadaan formulir model A3.3KWK lemah.

Ketua Panitia Pengadaan KPU Provinsi Sumatera Barat menyatakan bahwa kelebihan pengadaan formulir A3.3-KWK dilakukan untuk

mengantisipasi adanya pemilih yang belum terdaftar hasil dari koordinasi dengan KPU Kota Padang, dengan asumsi perhitungan pemilih per PPS terdiri dari 11 RW, 1 RW terdiri dari 5 RT, dan masing-masing RT terdiri dari 30 KK, sehingga kebutuhan penambahan formulir seluruhnya untuk 2.177 PPS adalah sebanyak 11 RW x 5 RT x 30 KK x 2.177 = 3.592.050 lembar. Selanjutnya untuk masa mendatang akan menjadi perhatian untuk terulang lagi. tidak

BPK-RI menyarankan agar Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat: 1) Menegur secara tertulis Panitia Pengadaan Barang/Jasa supaya dalam merencanakan kebutuhan barang berpedoman pada perkiraan penambahan jumlah pemilih yang telah ditetapkan. 2) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan

pengadaan formulir model A3.3KWK.

32

e. Pembuatan Kontrak Pengadaan Sampul II S.2 Dilakukan Secara Formalitas dan Tidak Efektif Penggunaannya

Dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Barat telah melaksanakan untuk pengadaan pencetakkan, salah satunya adalah pengadaan sampul Surat Suara (Sampul II S.2). Pekerjaan pengadaan Sampul II S.2 sebanyak 32.112 lembar seharga

Rp22.960.000,00 dilaksanakan oleh PT ATS Divisi Grafika berdasarkan Surat Perjanjian Kerja (SPK) No.67/PB/KPU-SB/VI-2005 tanggal 18 Juni 2005. Jangka waktu pekerjaan pekerjaan selama tujuh hari kalender, terhitung setelah SPK ditandatangani atau terakhir tanggal 25 Juni 2005, melalui penunjukkan langsung. Pekerjaan tersebut telah selesai dan dibayar lunas. Dari hasil pemeriksaan atas dokumen pengadaan barang cetakan tersebut diketahui: 1) PT ATS Divisi Grafika ditunjuk sebagai pelaksana pengadaan/pencetakan Sampul II S.2 sesuai Surat Keputusan KPU Provinsi Sumatera Barat No. 66/PB/KPU-SB/VI-2005 tanggal 17 Juni 2005 atas dasar usulan Ketua Panitia Pengadaan Pekerjaan Unit (P3U) KPU Provinsi Sumatera Barat sesuai suratnya No. 240/Pan/PBJ/KPU-SB/VI-2005 tertanggal 16 Juni 2005. 2) Proses penunjukan langsung tersebut dilaksanakan melalui beberapa tahapan, antara lain: a) Surat undangan kepada PT ATS Divisi Grafika yang mengikuti proses penunjukan pengadaan barang /jasa tanggal 13 Juni 2005. b) Surat permintaan penawaran hanya oleh Panitia Pengadaan/Pekerjaan Unit (P3U) KPU Provinsi Sumatera Barat kepada PT ATS Divisi Grafika tanggal 15 Juni 2005. c) Surat penawaran harga dari PT ATS Divisi Grafika tanggal 16 Juni 2005.

33

d) Pembukaan dokumen penawaran serta evaluasi dokumen. Penawaran dan negosiasi penyedia barang/jasa oleh Panitia Pengadaan/Pekerjaan Unit (P3U) KPU Provinsi Sumatera Barat dilakukan pada tanggal 16 Juni 2005. e) Penetapan hasil negosiasi harga pengadaan/pencetakan Sampul II S.2 oleh Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat tanggal 17 Juni 2005 atas dasar usulan Ketua Panitia Pengadaan/Pekerjaan Unit (P3U) KPU Sumatera Barat. 3) Sampul II S.2 tersebut oleh rekanan (PT ATS Divisi Grafika) ternyata sudah lebih dahulu didistribusikan, yaitu sejak tanggal 13 Juni 2005 dan berakhir pada tanggal 23 Juni 2005 ke KPU Kabupaten/Kota. Dari uraian tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa pendistribusian Sampul II S.2 tersebut oleh rekanan telah dilakukan sebelum PT ATS Divisi Grafika ditunjuk sebagai pelaksanaan pengadaan pencetakan sampul II S.2, dan telah dilakukan pencetakan Sampul II S.2 sebelum PT ATS Divisi Grafika ditunjuk sebagai pelaksana. Dengan demikian kontrak/Surat Perjanjian Kerja pengadaan Sampul II S.2 dibuat hanya untuk memenuhi persyaratan administrasi/formal. Pemeriksaan selanjutnya atas Sampul II S.2 tersebut telah didistribusikan ke KPU Kabupaten/Kota sebanyak 32.112 lembar @ Rp650,00 dengan rincian tiga lembar per TPS (3 x 10.704 TPS), ukuran 29 x 39 cm menggunakan bahan kertas cassing coklat. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan diketahui bahwa sampul II S.2 tersebut ternyata tidak efektif dipergunakan untuk menyimpan surat suara karena berbentuk amplop dengan jenis bahan kertas cassing coklat dan ukuran 29 x 39 cm. Seharusnya sampul II S.2 tersebut berbentuk kantong dengan ukuran 36 x 42 x 11 cm dan jenis bahan kertas sampson coklat, sesuai SK Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat Nomor 41 Tahun 2005 tanggal 16 Mei 2005 tentang penetapan formulir dan alat kelengkapan administrasi untuk pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara Pilkada Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005. Hal tersebut terbukti dari hasil pemeriksaan

34

fisik secara uji petik, diketahui sebanyak 6.567 lembar sampul senilai Rp4.268.500,00 yang tidak digunakan/ dipakai yaitu pada: 1) KPU Kota Padang Pada KPU Kota Padang sampul II S.2 didistribusikan sebanyak 4.458 lembar untuk keperluan 1.486 TPS, sisa lembar 4.400 lembar sedangkan 58

tidak jelas penggunaannya. Menurut keterangan anggota KPU

Kota Padang Divisi Sosialisasi tanggal 30 September 2005, sampul tersebut tidak digunakan karena surat suara langsung dimasukkan ke dalam plastik ukuran 40 x 70 cm. 2) KPU Kota Padangpanjang Pada KPU Kota Padang Panjang sampul II S.2 didistribusikan sebanyak 315 lembar untuk keperluan 105 TPS, sisa 308 lembar sedangkan tujuh lembar tidak jelas penggunaannya. Menurut keterangan anggota KPU

Kota Padangpanjang tanggal 21 September 2005, sampul tersebut tidak digunakan karena surat suara langsung dimasukkan ke dalam plastik ukuran 40 x 70 cm. 3) KPU Kabupaten Pasaman Pada KPU Kabupaten Pasaman sampul II S.2 didistribusikan sebanyak 1.794 lembar untuk keperluan 598 TPS, sisa 1.667 lembar sedangkan 127 lembar tidak jelas penggunaannya. Menurut keterangan anggota KPU Kabupaten Pasaman tanggal 22 September 2005, sampul tersebut tidak digunakan karena surat suara sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran 40 x 70 cm.

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1) Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada pasal 1 point 17 menyatakan bahwa kontrak adalah perikatan antara pengguna barang/jasa dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa, dan pasal 3 yang antara lain menyatakan bahwa:

35

a) Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan; b) Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. 2) Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Barat No. 41 Tahun 2005 tanggal 16 Mei 2005 tentang penetapan formulir dan alat kelengkapan administrasi untuk pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara Pilkada Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 point ketiga yang menyatakan bahwa alat kelengkapan administrasi dalam pelaksanaan penghitungan suara di PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU sebagaimana dimaksud dalam Diktum Pertama antara lain terdiri dari sampul kertas dengan tulisan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yaitu sampul II S.2-KWK dengan bahan kertas sampson/kraft 80 gram/m2, warna coklat dan ukuran 36 x 42 x 11 cm sebanyak tiga lembar/TPS Selain itu seharusnya pendistribusian barang cetakan dilakukan setelah rekanan ditunjuk sebagai pelaksana/penyedia barang cetakan.

Hal tersebut mengakibatkan harga pengadaan pencetakan sampul II S.2 belum mencerminkan harga yang menguntungkan bagi pihak KPU Provinsi Sumatera Barat, dan tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya yang pada akhirnya memboroskan keuangan daerah sebesar Rp22.960.080,00.

Hal tersebut terjadi karena: 1) Panitia Pengadaan Barang/Jasa KPU Provinsi Sumatera Barat lalai dalam melaksanakan tugasnya. 2) Panitia Pengadaan Barang Pilkada Provinsi Sumatera Barat kurang melakukan koordinasi dengan KPU Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat.

36

3) Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat kurang melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengadaan barang cetakan lemah.

Sekretaris KPU Provinsi Sumatera Barat menyatakan bahwa distribusi pengadaan sampul II S.2 oleh PT ATS Divisi Grafika dilakukan mulai tanggal 13 s.d 23 Juni 2005 karena waktu yang sangat mendesak dan perubahan spesifikasi cassing coklat ukuran 29 X 39 cm @ Rp650,00 dilakukan setelah melalui negosiasi yang dilakukan oleh panitia pengadaan dengan tetap berpedoman pada standar harga yang ditetapkan oleh SK Gubernur Sumatera Barat No 020/567/2004. Selanjutnya terhadap pengadaan sampul surat suara II S.2 sebanyak tiga lembar setiap TPS kapasitas 600/TPS karena sampul yang ada kapasitas isinya hanya untuk 300 surat suara. Berhubung kertas jenis sampson sebagai bahan dasar pembuatan sampul surat suara II S.2 tidak terdapat stok kertas di Padang dan untuk pengadaannya membutuhkan waktu yang lama. Selanjutnya untuk masa mendatang akan dirancang yang lebih sesuai dan menjadi perhatian untuk tidak terulang lagi.

BPK-RI menyarankan agar Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat: 1) Menegur secara tertulis Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pilkada Provinsi Sumatera Barat supaya dalam melaksanakan pengadaan sampul II S.2 mentaati ketentuan berlaku dan melakukan koordinasi dengan KPU Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat barang. 2) Meningkatkan pengendalian dan pengawasannya. sebelum melaksanakan pengadaan

37

f. Pengadaan Formulir

Model

A3-KWK dan Model A4-KWK

Tidak

Dapat Digunakan Sebagaimana Mestinya Pada Tahun Anggaran 2005, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menganggarkan dana untuk Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp62.774.160.600,00 dengan realisasi sebesar Rp22.501.498.402,00 atau 35,85% dari anggaran. Dari realisasi tersebut sebesar Rp704.445.665,00 digunakan untuk pengadaan logistik berupa cetakan formulir model AKWK sesuai dengan Surat Perintah Kerja No. 03/PB/Sek.KPU-SB/III-2005 tanggal 28 Maret 2005 yang dilaksanakan oleh PT ATS Divisi Grafika. Jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan selama empat hari. Pekerjaan tersebut telah selesai dan dibayar lunas. Pengadaan formulir model AKWK tersebut terdiri dari tujuh jenis formulir antara lain formulir model A3-KWK (Daftar Pemilih Tetap Pemilihan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah) sebanyak 53.002 set atau 848.032 lembar/Rp110,00 sebesar Rp93.283.520,00 dan formulir model A4-KWK

(salinan/rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah) sebanyak 50.710 set atau 811.360 lembar/Rp110,00 sebesar Rp89.249.600,00. Formulir model A3-KWK dan formulir model A4-KWK tersebut untuk dikerjakan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) sebanyak lima rangkap untuk mendata pemilih tetap pada setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dari hasil pemeriksaan fisik secara uji petik diketahui beberapa hal sebagai berikut: 1) KPU Kota Padang KPU Kota Padang menerima formulir model A3-KWK sebanyak 9.020 set atau 144.320 lembar untuk keperluan 1.486 TPS. Dari jumlah formulir tersebut yang terpakai sesuai penggunaannya sebanyak 28.864 lembar (1/5 x 144.320) dan sisa 115.456 lembar (4/5 x 144.320) atau sebesar Rp12.700.160,00 (115.456 lembar x Rp110,00) dan formulir model A4KWK diterima sebanyak 9.020 set atau 144.320 lembar, terpakai sesuai

38

penggunaannya sebanyak 28.864 lembar (1/5 x 144.320) dan sisa 115.456 lembar (4/5 x 144.320) atau sebesar Rp12.700.160,00 (115.456 lembar x Rp110,00). Hal ini berarti formulir model A3-KWK dan model A4-KWK yang tidak digunakan sebanyak 230.912 lembar dengan nilai sebesar Rp25.400.320,00. Menurut keterangan anggota KPU Kota Padang Divisi Sosialisasi tanggal 30 September 2005, keberadaan formulir tersebut mengharuskan petugas PPS mencatat daftar pemilih tetap dengan tulis tangan lima rangkap, tetapi kenyataannya sulit dilaksanakan. Mengingat kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk dikerjakan karena keterbatasan waktu dan tenaga petugas PPS sehingga KPU Kota Padang membuat kebijakan dengan cara ketik dan diperbanyak dengan

memfotokopi empat rangkap yang dibiayai oleh APBD Kota Padang. 2) KPU Kota Padangpanjang KPU Kota Padang Panjang menerima formulir model A3-KWK sebanyak 460 set atau 7.360 lembar untuk keperluan 105 TPS. Dari jumlah formulir tersebut yang terpakai sesuai penggunaannya sebanyak 1.472 lembar (1/5 x 7.360 lembar), yang tidak terpakai sebanyak 5.888 lembar (4/5 x 7.360 lembar) atau sebesar Rp647.680,00 (5.888 lembar x Rp110,00) dan formulir model A4-KWK diterima sebanyak 460 set atau 7.360 lembar, yang terpakai sesuai penggunaannya sebanyak 1.472 lembar (1/5 x 7.360 lembar), yang tidak terpakai sebanyak 5.888 lembar (4/5 x 7.360 lembar) atau sebesar Rp647.680,00 (5.888 lembar x Rp110,00). Hal ini berarti formulir model A3-KWK dan model A4-KWK yang tidak digunakan adalah sebanyak 11.776 lembar dengan nilai seluruhnya sebesar Rp1.295.360,00. Menurut keterangan petugas anggota KPU Kota Padangpanjang tanggal 21 September 2005 diketahui bahwa mengingat kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk dikerjakan sebagaimana mestinya karena keterbatasan waktu dan tenaga petugas PPS sehingga KPU Kota Padangpanjang membuat kebijakan dengan cara ketik

komputer dan diperbanyak dengan menggunakan bagian belakang formulir tersebut.

39

3) KPU Kota Sawahlunto Pada KPU Kota Sawahlunto menerima formulir model A3-KWK

sebanyak 690 set atau 11.040 lembar untuk keperluan 138 TPS. Dari jumlah formulir tersebut yang terpakai sesuai penggunaannya sebanyak 2.208 lembar (1/5 x 11.040 lembar) dan sisa 8.832 lembar (4/5 x 11.040 lembar) atau sebesar Rp971.520,00 (8.832 lembar x Rp110,00) dan formulir model A4-KWK diterima sebanyak 690 set atau 11.040 lembar, terpakai sesuai penggunaannya sebanyak 2.208 lembar (1/5 x 11.040 lembar) dan sisa 8.832 lembar (4/5 x 11.040 lembar) atau sebesar Rp971.520,00 (8.832 lembar x Rp110,00). Hal ini berarti formulir model A3-KWK dan formulir model A4-KWK yang tidak digunakan sebanyak 17.664 lembar dengan nilai seluruhnya sebesar Rp1.943.040,00. Menurut keterangan anggota KPU Kota Sawahlunto tanggal 26 September 2005 diketahui bahwa mengingat kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk dikerjakan sebagaimana mestinya karena keterbatasan waktu dan tenaga petugas PPS sehingga KPU Kota Sawahlunto membuat kebijakan dengan cara tulis tangan dan diperbanyak dengan cara fotokopi empat rangkap. Hal seperti tersebut di atas terbuka kemungkinan terjadi juga pada 16

Kabupaten/Kota lainnya di wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Hal itu tidak sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pasal 3 yang antara lain menyatakan bahwa: 1) Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan

menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapat

dipertanggungjawabkan; 2) Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

40

Hal tersebut mengakibatkan pengadaan formulir model A3-KWK dan model A4-KWK untuk tiga KPUD tidak tepat guna dan memboroskan keuangan daerah minimal sebesar Rp28.638.720,00 (Rp25.400.320,00 + Rp1.295.360,00 + Rp1.943.040,00).

Hal tersebut terjadi karena: 1) Panitia Pengadaan Barang tidak mempertimbangkan kondisi di lapangan dalam merencanakan kebutuhan formulir model A3-KWK dan model A4-KWK. 2) Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat kurang melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan formulir model A3-KWK dan model A4KWK.

Ketua Pengadaan KPU Provinsi Sumatera Barat menyatakan bahwa temuan BPK-RI benar adanya dan untuk masa mendatang menjadi perhatian dan diupayakan dirancang sesuai dengan model dan kebutuhan riil di lapangan.

BPK-RI menyarankan agar Ketua KPU Provinsi Sumatera Barat: 1) Menegur secara tertulis Panitia Pengadaan Barang/Jasa supaya dalam mengadakan formulir model A3-KWK dan model A4-KWK

mempertimbangkan kondisi di lapangan. 2) Lebih meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengadaan formulir-formulir dimaksud.

41

2. PANITIA PENGAWAS (PANWAS) PILKADA PROVINSI SUMATERA BARAT a. Panitia Pengawasan (Panwas) Pilkada Provinsi Sumatera Barat Belum Menyampaikan Barang Inventaris dan Sisa Barang Persediaan Pilkada Kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Masing-masing Senilai Rp158.530.000,00 dan Rp6.702.600,00

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membentuk Panwas Pilkada Sumatera Barat Tahun 2005 sesuai Surat Keputusan Pimpinan DPRD Sumatera Barat No. 02/KEP.PIMP/2005 tentang Pembentukan Panitia Pengawas Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat tanggal 24 Maret 2005, dengan anggaran sebesar Rp6.000.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp5.295.884.675,00 atau 88,26%. Pilkada dilaksanakan tanggal 27 Juni 2005 dan gubernur/wakil gubernur terpilih dilantik tanggal 15 Agustus 2005. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Pilkada tersebut, Panwas mengadakan barang inventaris senilai Rp158.530.000,00, berupa: 1) Komputer beserta printer sebanyak dua unit senilai Rp13.500.000,00 2) Laptop sebanyak enam unit senilai Rp86.700.000,00 3) Handy Camera (kamera tangan) satu unit senilai Rp7.550.000,00 4) Digital Camera sebanyak dua unit senilai Rp49.060.000,00 5) Tape recorder sebanyak dua unit senilai Rp1.720.000,00. Selain itu juga diadakan barang persediaan senilai Rp98.500.000,00, berupa: 1) Buku Undang-undang No. 32 Tahun 2004 sebanyak 1.000 unit senilai Rp9.000.000,00. 2) Buku Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005 sebanyak 1.000 unit senilai Rp7.000.000,00. 3) Buku Panduan TPS sebanyak 12.000 unit senilai Rp48.000.000,00. 4) Buku regulasi Panwas sebanyak 1.000 unit senilai Rp15.000.000,00. 5) Buku panduan pengawas Panitia Pemungutan Suara sebanyak 2.500 unit senilai Rp19.500.000,00.

42

Berdasarkan pemeriksaan fisik pada Panwas Provinsi Sumatera Barat tanggal 16 September 2005 diketahui bahwa seluruh barang inventaris di atas senilai Rp158.530.000,00 dan sisa barang persediaan senilai Rp6.702.600,00 berupa: 1) Buku Undang-undang No. 32 Tahun 2004 sebanyak 103 unit senilai Rp927.000,00 2) Buku Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005 sebanyak 154 unit senilai Rp1.078.000,00 3) Buku Panduan TPS sebanyak 575 unit senilai Rp2.300.000,00 4) Buku regulasi Panwas sebanyak 151 unit senilai Rp2.265.000,00 5) Buku panduan pengawas Panitia Pemungutan Suara (PPS) sebanyak 17 unit senilai Rp132.600,00 Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan tanggal 4 September 2005 laporan pertanggungjawaban belanja Pilkada serta berita acara serah terima barang inventaris dan sisa barang persediaan oleh kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Panwas belum disampaikan

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pasal 32 A point (1) yang menyatakan bahwa Ketua Panitia Pengawasan Pilkada menyampaikan

laporan pertanggungjawaban belanja Pilkada yang disertai dengan berita acara serah terima sisa barang persediaan yang pengadaannya bersumber dari APBD dan/atau sarana dan prasarana Pemerintah Daerah yang digunakan untuk Pilkada kepada Kepala Daerah paling lambat satu minggu setelah pengucapan sumpah/janji Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang terpilih dilantik.

Hal tersebut mengakibatkan: 1) Membuka peluang bagi Panwas Pilkada untuk penyalahgunaan barang inventaris senilai Rp158.530.000,00 dan sisa barang persediaan senilai Rp6.702.600,00.

43

2) Barang

inventaris senilai Rp158.530.000,00 belum dapat dicatat

dalam Daftar Inventaris Barang Daerah Provinsi Sumatera Barat.

Hal tersebut terjadi karena Ketua Panwas Pilkada Provinsi Sumatera Barat kurang mematuhi ketentuan yang berlaku.

Ketua Panwas Pilkada Provinsi Sumatera Barat menyatakan bahwa pengembalian barang inventaris hasil pengadaan barang Panwas Pilkada segera akan dilakukan setelah seluruh pertanggungjawaban selesai

dilaksanakan oleh Sekretariat Panwas Pilkada Provinsi Sumatera Barat dan sisa persediaan dalam jumlah besar disebabkan adanya perubahan jumlah PPS dan TPS.

BPK-RI menyarankan agar Ketua Panwas Pilkada Provinsi Sumatera Barat segera menyampaikan laporan pertanggungjawaban belanja Pilkada dan mengembalikan barangbarang inventaris dengan berita acara serah terima barang inventaris dan sisa barang persediaan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

6

DAFTAR REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DALAM SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2005

KPUD/Panwas Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2005Rincian Temuan No Nama Obrik/Sasaran Jumlah Anggaran/ Jml Realisasi Asset Nilai yang diperiksa Total Nilai Temuan % Yang Ditemukan Pada Cakrik Saat Pemeriksaan Jml3 4 5 6=5:4 7

(nilai dalam juta rupiah) Ketertiban dan Ketaatan (2K) Indikasi Kerugian Jml10

Kekurangan Penerimaan Jml13

Administrasi Jml16

Jumlah 2 K Jml19

Kehematan dan Efisiensi % Jml22

Efektivitas Jml25

Jenis Entitas1 2

Nilai8

%9=8:5

Nilai11

%12=11:5

Nilai14

%15=14:5

Nilai17

%18=17:5

Nilai20

Nilai23

%24=23:5

Nilai26

%27=26:5

Pendapat Tingkat Usulan Opini Pencapaian Pokok (Pemeriks Kinerja Temuan aan atas Ikhtisar Pemeriksaan Lap Keu) Hapsem % Sebulan28 29 30 31

21=20:5

I 1

Pemeriksaan dengan tujuan tertentuPengeluaran Dana KPU Provinsi Sumatera Barat Sebesar Rp597,70 juta Belum Didukung Dengan Bukti-Bukti Pengeluaran yang Memadai Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat yang Berstatus Pegawai Negeri Sipil Masih Mendapatkan Gaji PNS Sebesar Rp55,54 juta Berita Acara Serah Terima Barang Dibuat Tidak Sesuai dengan Waktu Penyerahan Barang dan Denda Keterlambatan Tidak Dipungut Sebesar Rp7,38 juta Pengadaan Formulir Model A 3.3-KWK Melebihi Kebutuhan Sebesar Rp387,78 juta Pembuatan Kontrak Pengadaan Sampul II.S.2 Dilakukan Secara Formalitas dan Tidak Efektif Penggunaannya Pengadaan Formulir Model A3-KWK dan Model A4KWK Tidak Sesuai Tujuan Penggunaan Sebagaimana Mestinya Panitia Pengawasan (Panwas) Pilkada Provinsi Sumatera Barat Belum Menyam-paikan Barang Inventaris Sebesar Rp158,53 juta dan Sisa Barang Persediaan Pilkada Sebesar Rp6,70 Kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

56.527,78

27.797,38

27.797,38

100%

7

1.265,23

4,55%

3

660,62

0,23%

1

165,2

0,59%

4

825,85

0,03

1

387,78

1,40%

2

51,60

0,19%

1

597,70

2,15%

1

597,70

2,15%

2

1

55,54

0,20%

1

55,54

0,00

3

1

7,38

0,03%

1

7,38

0,00 1 387,78 1,40%

4 5

1

22,96

0,08%

6

1

28,64

0,10%

7

1

165,23

0,59%

1

165,23

0,01

LAPORAN REALISASI RINCIAN ANGGARAN BELANJA PILKADA BELANJA KPU PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN ANGGARAN 2005No. I PENERIMAAN BELANJA II. BELANJA PEGAWAI 1.1. Honorarium a. KPU Provinsi 1. Ketua 2. Anggota b. Sekretariat KPU Provinsi 1. Sekretaris 2. Kabag 3. Kasubag 4. Bendahara 5. Pelaksana 6. Tenaga Pendukung c. KPU Kabupaten/Kota 1. Ketua 2. Anggota d. Sekretaris Kab/Kota 1. Sekretaris 2. Kasubag 3. Bendahara 4. Pelaksana 5. Tenaga Pendukung e. PPK dan Sekretariat 1. Ketua 2. Anggota 3. Sekretaris 4. Staf Sekretariat 5. Uang Lembur 1 Org 4 Org 1 Org 3 Org 4 Org x x x x x 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 325.000 x 275.000 x 175.000 x 125.000 x 75.000 x 61 61 61 61 61 PPK PPK PPK PPK PPK Rp Rp Rp Rp Rp 118.950.000 402.600.000 64.050.000 137.250.000 109.800.000 Rp Rp Rp Rp Rp 78.000.000 264.000.000 42.000.000 90.000.000 66.000.000 65,57% 65,57% 65,57% 65,57% 60,11% Rp Rp Rp Rp Rp 40.950.000 138.600.000 22.050.000 47.250.000 43.800.000 1 Org 4 Org 1 Org 4 Org 1 Org 8 Org 5 Org x x x x x x x 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 1.250.000 x 1.000.000 x 400.000 x 300.000 x 200.000 x 150.000 x 100.000 x 19 19 19 19 19 19 19 Kab/Kota Rp Kab/Kota Rp Kab/Kota Rp Kab/Kota Rp Kab/Kota Rp Kab/Kota Rp Kab/Kota Rp 142.500.000 456.000.000 45.600.000 136.800.000 22.800.000 136.800.000 57.000.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 111.250.000 341.750.000 37.200.000 100.200.000 18.200.000 101.250.000 40.700.000 100% 100% 81,58% 73,25% 79,82% 74,01% 71,40% Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 31.250.000 114.250.000 8.400.000 36.600.000 4.600.000 35.550.000 16.300.000 1 Org 3 Org 6 Org 1 Org 8 Org 5 Org x x x x x x 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 500.000 400.000 350.000 250.000 200.000 150.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3.000.000 7.200.000 12.600.000 1.500.000 9.600.000 4.500.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3.000.000 6.350.000 11.700.000 1.500.000 9.600.000 4.200.000 100% 100% 100% 100% 100% 93% Rp Rp Rp Rp Rp Rp 850.000 900.000 300.000 1 Org 4 Org x x 6 bulan x Rp 6 bulan x Rp 1.500.000 1.250.000 Rp Rp 9.000.000 30.000.000 Rp Rp 9.000.000 30.000.000 100% 100% Rp Rp Uraian Kegiatan Jumlah Penerimaan Anggaran Realisasi Pengeluaran % Jumlah Sisa Anggaran Ketr.

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pwk. III BPK-RI di Jakarta

8

No. f. PPS dan Sekretariat 1. Ketua 2. Anggota 3. Sekretaris 4. Staf Sekretariat e.

Uraian Kegiatan

Jumlah Penerimaan Anggaran

Realisasi Pengeluaran

%

Jumlah Sisa Anggaran

Ketr.

1 Org 2 Org 1 Org 2 Org

x x x x

6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan

Rp Rp Rp Rp

125.000 x 105.000 x 65.000 x 65.000 x

896 896 896 896

PPS PPS PPS PPS

Rp Rp Rp Rp

672.000.000 1.128.960.000 349.440.000 698.880.000

Rp Rp Rp Rp

435.000.000 732.060.000 226.590.000 453.180.000

64,73% 64,84% 64,84% 64,84%

Rp Rp Rp Rp

237.000.000 396.900.000 122.850.000 245.700.000

Kelompok Panitia Pemungutan Suara ( KPPS ) 1. Ketua 2. Anggota 3. Linmas 1 Org 6 Org 2 Org x x x 3 bulan x Rp 3 bulan x Rp 3 bulan x Rp 100.000 x 5.146 TPS 85.000 x 5.146 TPS 85.000 x 5.146 TPS Rp Rp Rp 1.543.800.000 7.873.380.000 2.624.460.000 Rp Rp Rp 461.750.000 2.354.670.000 784.720.000 29,91% 29,91% 30% Rp Rp Rp 1.082.050.000 5.518.710.000 1.839.740.000

f.

Kelompok Kerja KPU 1. Pokja, Panja Provinsi 2. Pokja, Panja Kab/Kota 1 Prov. x 41 19 K/K x 41 x Rp x Rp 3.500.000 2.500.000 Rp Rp Rp 143.500.000 1.947.500.000 18.889.470.000 Rp Rp Rp 35.970.000 150.000.000 6.999.840.000 399% 1298% Rp Rp Rp 107.530.000 1.797.500.000 11.889.630.000

II.

BELANJA BARANG DAN JASA 2.1. Barang Cetakan / Penggandaan a. Cetak Surat Suara Termasuk Penggandaan Kertas Penggandaan Formulir - Form. A KWK - Form. C KWK - Form. D KWK - Form. DA KWK - Form. Model Plano c. 22.602 x 5 lbr 1.382.382 lbr 56.202 lbr 3.416 lbr 8.654 lbr x Rp x Rp x Rp x Rp x Rp 150 123,35 123,35 123,35 1.575 Rp Rp Rp Rp Rp 16.951.500 170.516.820 6.932.517 421.364 13.630.050 Rp Rp Rp Rp Rp 16.950.750 170.516.820 6.932.517 421.364 13.630.050 100% 100% 100% 100% 100% Rp --------------------750 2.935.489 Org x 101% x 102,50% Rp 4.254.550.982 Rp 1.654.881.800 39% Rp 2.599.669.182

b.

Penggandaan Juknis dan Peraturan Perundang-undangan Kabupaten PPK PPS KPPS / TPS 87 exp. x Rp 34 PPK + 2,5 % x Rp 373 PPS + 2,5 % x Rp 2.289 KPPS + 2,5 % x Rp 1.117.474 x Rp 27.937 x Rp 9.500 9.500 9.500 9.500 540 390 Rp Rp Rp Rp Rp (non personalisasi) Rp 826.500 332.500 3.629.000 22.287.000 603.435.960 10.895.430 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 826.500 332.500 3.629.000 22.287.000 603.435.960 10.895.430 100% 100% 100% 100% 100% 100% -------------------------------

d. e.

Cetak Kartu Pemilih + Personalisasi Cetak Blanko Kartu Pemilih Plastik Laminating ( cadangan 2.5%)

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pwk. III BPK-RI di Jakarta

9

No. f. g. h.

Uraian Kegiatan Cetak Blanko Piagam Penghargaan untuk PPK, PPS dan KPPS / TPS 23.145 lembar + 1 % x Rp Cetak Daftar Pasangan Calon Penulisan Piagam Penghargaan - PPK - PPS - KPPS / TPS 2.2. Perlengkapan KPPS / TPS 1 2 3 4 5 6 7 8 Bantalan Alat Pencoblos Sampul SK 1, 2 SD 1, 2 ST 1, 2, 3 Sampul ST 4,5 Segel Tanda Pengenal Plastik Tanda Pengenal + Tali Karet 6.867 100 7.873 9.384 36.185 32.846 32.846 55 buah buah buah buah kpg lbr lbr kg x x x x x x x x Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3.000 7.700 875 1.200 330 275 575 9.500 1.000 1.750 1.350 3.650 17.975 115 34 x 373 x 2.289 x 9 Org 6 Org 9 Org x Rp x Rp x Rp 200 200 200 8.748 x Rp

Jumlah Penerimaan Anggaran 750 1.100 9 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 17.532.000 9.622.800 61.000 447.000 4.120.000 20.601.000 770.000 6.888.875 11.260.800 11.941.050 9.032.650 18.886.450 522.500 2.763.000 13.441.750 12.669.750 8.354.850 84.338.700 1.993.000 809.485

Realisasi Pengeluaran

%

Jumlah Sisa Anggaran

Ketr.

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

17.532.000 9.622.800 61.000 447.000 4.120.000 20.601.000 525.000 6.888.875 11.260.800 11.941.050 9.032.650 18.886.450 418.000 2.696.000 13.441.750 12.669.750 8.354.850 84.338.700 1.937.500 269.780

100% 100%

--------------------------

100% 68% 100% 100% 100% 100% 100% 80% 98% 100% 100% 100% 100% 97% 33%

-----Rp -------------------------Rp Rp --------------------Rp Rp 55.500 539.705 104.500 67.000 245.000

9 Lem 10 Spidol dan Ballpoint 11 Label Pilkada 12 Gembok Kotak Suara 13 Tanda Khusus ( Tinta Pilkada ) 14 Plastik Kantong 15 Tali Sol 2.3. Pengangkutan 2.4. 2.5. Dari Kabupaten Ke Kecamatan ( PPK ) Bantuan Desa Khusus

2.763 buah x Rp 7.681 buah x Rp 9.835 lbr x Rp 2.289 buah x Rp 4.692 botol x Rp 7.039 ikat x Rp

34 PPK 5 PPS

x Rp x Rp

300.000 x 2 PP 500.000 x 2 PP

Rp Rp

20.400.000 5.000.000

Rp Rp

20.400.000 5.000.000

100% 100%

-----------

Pemeliharaan Gedung Kantor / Inventaris a. b. c. Perbaikan Saluran Pipa Air Roda 4 Roda 4 Roda 2 1 unit 1 unit 6 unit x x x 4 bulan x Rp 3 bulan x Rp 4 bulan x Rp 3 bulan x Rp 3 bulan x Rp 200.000 200.000 50.000 200.000 100.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 750.000 800.000 600.000 1.200.000 600.000 300.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 750.000 800.000 600.000 1.200.000 600.000 300.000 100% 100% 100% 100% 100% 100% ------------------------------BBM

2.6. 2.7.

Alat Listrik dan Elektronik Biaya Peralatan Kebersihan

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pwk. III BPK-RI di Jakarta

10

No.

Uraian Kegiatan

Jumlah Penerimaan Anggaran

Realisasi Pengeluaran

%

Jumlah Sisa Anggaran

Ketr.

III.

BELANJA OPERASI 3.1. Keperluan Perkantoran KPU Kabupaten Serang a. b. c. d. e. f. g. h i Alat Tulis Kantor ( ATK ) Listrik / Telepon Sewa Kendaraan Rapat Tahapan Sidang / Rapat Biasa Pengamanan Kantor Biaya Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa Langganan Surat Kabar Biaya Makan dan Minum - Sewa Dispenser - Air Mineral - Makan dan Minum Tamu j k l m n o p Pembelian White Board Drive R/W Combo External Pembelian Pen Drive Pembelian CBD Blank Prangko dan Materai Biaya Cetakan/Foto Copy Pembelian Printer 2 unit x 3 bulan x Rp 35.000 8.500 100.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 210.000 935.000 2.400.000 630.000 1.500.000 900.000 300.000 600.000 10.000.000 2.000.000 60.000.000 20.000.000 125.000.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 210.000 935.000 2.400.000 420.000 900.000 300.000 600.000 10.000.000 2.000.000 37.995.000 20.000.000 125.000.000 100% 100% 100% 67% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 63% 100% 100% Rp Rp Rp -------------------------22.005.000 -------------------------210.000 1.500.000 110 galon x Rp 6 orang x 4 bulan x Rp 4 bulan x Rp 185.000 Rp 4 5 bulan x Rp 2 paket x 3 bulan x Rp x Rp 3 kend x 21 hari 750.000 6 750.000 x 3 Kwh/Ps 250.000 + pajak 2.000.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3.750.000 11.250.000 9.540.000 12.000.000 5.000.000 5.000.000 3.000.000 700.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3.750.000 11.217.852 9.540.000 12.000.000 5.000.000 5.000.000 3.000.000 700.000 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Rp -----------------------------------32.148

6 tahap x Rp

1 Unit 3 Unit 1 Unit

x Rp x Rp x Rp

1.500.000 300.000 300.000 300.000 1.000.000 60.000.000 20.000.000 25.000.000

2 bulan x Rp 2 buah x Rp 1 paket x Rp 1 paket x Rp 5 paket x Rp

Dokumentasi / Rubrikasi Publikasi Akuntan Publik KPPS a. b. c. d. Alat Tulis Kantor ( ATK ) Sidang / Rapat Biasa Angkutan Tenda, Meja dan Kursi 2.289 x 2.289 x 2.289 x 2.289 x

1 paket x Rp 1 paket x Rp 1 paket x Rp 1 paket x Rp 373 PPS x Rp

100.000 100.000 100.000 250.000 100.000

6

Rp Rp Rp Rp Rp

228.900.000 228.900.000 228.900.000 572.250.000 37.300.000

Rp Rp Rp Rp Rp

228.900.000 228.900.000 228.900.000 572.250.000 37.300.000

100% 100% 100% 100% 100%

--------------------------

PPS Bantuan Biaya Operasional PPS Dalam Rangka Monitoring

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pwk. III BPK-RI di Jakarta

11

No. 3.2. Pembentukan PPK,PPS dan KPPS Peresmian dan Pelantikan PPK 3.3.

Uraian Kegiatan

Jumlah Penerimaan Anggaran

Realisasi Pengeluaran

%

Jumlah Sisa Anggaran

Ketr.

1

paket x Rp

29.510.000

Rp

29.510.000

Rp

29.510.000

100%

------

Persiapan Pemungutan Suara Penetapan Daftar Pemilih Sementara a. (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT) / Validasi b. c. d Sortir Surat Suara oleh PPK Sortir Surat Suara oleh KPU Kegiatan Up Dating Data

2.300 PPS

x Rp

50.000 40 10

Rp Rp Rp Rp

115.000.000 45.805.480 11.451.370 29.781.250

Rp Rp Rp Rp

115.000.000 45.805.480 11.451.370 29.450.000 100% 100% 99%

---------------Rp 331.250

1.145.137 x Rp 1.145.137 x Rp

3.4. 3.5. 3.6.

Rapat Kerja / Pelatihan Advokasi Hukum Perjalanan Dinas - Ke Pusat - Golongan IV - Golongan III - Golongan II - Golongan I - Ke Provinsi / Daerah - Golongan IV - Golongan III - Golongan II - Golongan I 3 Org 2 Org 2 Org 2 Org x x x x 3 Org 2 Org 2 Org 2 Org x x x x

2 Raker x Rp 1 paket x Rp

28.210.000 25.000.000

Rp Rp

56.420.000 25.000.000

Rp Rp

56.420.000 25.000.000

-----------

2 kali 2 kali 2 kali 2 kali

x Rp x Rp x Rp x Rp

5 150.000 x 5 bln 140.000 x 5 bln 130.000 x 5 bln 120.000 x 5 bln

Rp Rp Rp Rp

4.500.000 2.800.000 2.600.000 2.400.000

Rp Rp Rp Rp

4.500.000 2.800.000 2.600.000 2.400.000

100% 100% 100% 100%

---------------------

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

x Rp x Rp x Rp x Rp

110.000 x 3 bln 100.000 x 3 bln 90.000 x 3 bln 80.000 x 3 bln

Rp Rp Rp Rp

990.000 600.000 540.000 480.000

Rp Rp Rp Rp

20.000 600.000 540.000 480.000

2% 100% 100% 100%

Rp ----------------

970.000

3.7.

Pencalonan Penelitian Keabsahan Pencalonan dan Pengumuman pada masyarakat Proses Perhitungan Suara 1. 2. Biaya Penghitungan Suara Rapat Pleno Penghitungan Suara 1 paket x

1 paket x Rp

1.000.000

Rp

1.000.000

Rp

1.000.000

100%

------

3.8.

34 PPK 1 kali

x Rp x Rp

500.000 12.700.000 35.500.000

Rp Rp Rp

17.000.000 12.700.000 35.500.000

Rp Rp Rp

17.000.000 12.700.000 35.500.000

100% 100% 100%

----------------

3.9 Biaya Pengamanan Pilkada

1 paket x Rp

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pwk. III BPK-RI di Jakarta

12

No.

Uraian Kegiatan

Jumlah Penerimaan Anggaran

Realisasi Pengeluaran

%

Jumlah Sisa Anggaran

Ketr.

3.10 Penerangan / Penyuluhan / Sosialisasi 1. 2. Biaya Pembuatan Baligho Biaya Leaflet, Spanduk dan Brosur 3 buah x Rp 1 paket x Rp 3.500.000 20.000.000 Rp Rp Rp Rp 10.500.000 20.000.000 24.000.000 45.168.599.382 Rp Rp Rp Rp 10.500.000 20.000.000 24.000.000 18.763.609.347 100% 100% 100% Rp ---------------26.404.990.035

3.11 Biaya Pengamanan Pasangan Calon

Jumlah Seluruhnya

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pwk. III BPK-RI di Jakarta

13