06 susu uht-pengawasan mutu

7
Click Daftar Isi Pengawasan Mutu Pengawasan mutu dalam suatu industri merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan. Hal ini perlu untuk menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan standar perusahaan tersebut dan juga sesuai dengan standar peme- rintah sehingga dapat ditetrima oleh perusahaan dan juga masyarakat. Pengawasan mutu untuk bahan-bahan baku produk-produk jadi dilakukan oleh bagian pengawasan mutu. Sedangkan untuk pengawasan mutu selama proses dilakukan oleh bagian produksi. Laboratorium pengawasan mutu terbagi atas laboratorium UHT dan laboratorium mikrobiologi. Laboratorium mikrobio- logi merupakan laboratorium yang berdiri sendiri serta bergerak di segala bidang mulai dari baku, saat produksi, ruang produksi dan juga produk-produk jadi. Pengawasan Mutu Bahan Baku Semua bahan baku pembuatan susu UHT harus lolos uji jari laboratorium pengawasan mutu. Bahan baku yang diuji meliputi susu segar, air, dan bahan- bahan pembantu seperti gula dan bubuk coklat. Susu segar dari petani yang tiba di pabrik langsung diambil sampelnya dan diuji. Analisa langsung dilakukan saat itu juga di laboratorium UHT untuk menentukan dapat diterima tidaknya susu tersebut. Susu yang diterima harus dalam keadaan suhu rendah, yaitu ruang dari 8 o C. Selain itu juga harus bersih dan rasanya normal. Analisa lain yang dilakukan meliputi p, berat jenis, kadar lemak, ada tidaknya gula tambahan, uji titik beku, dan kestabilan mutu. Per- syaratan mutu susu segar yang dapat diterima dapat dilihat pada Tabel 4.2. Uji recorsin berguna untuk memeriksa ada tidaknya padatan terlarut yang sengaja ditambahkan agar berat jenis susu meningkat. Jika ada gula tambahan, warna susu yang diuji akan menjadi merah bata. Sedangkan jika ada tambahan soda kue, susu yang diuji dengan recorsin akan mengeluarkan gas CO 2 . Uji titik beku dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan susu. Model Industri: Teknologi Sterilisasi Susu Secara Sinambung 26

Upload: yulis-adriana

Post on 20-Oct-2015

160 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

  • Click Daftar Isi

    Pengawasan Mutu

    Pengawasan mutu dalam suatu industri merupakan hal yang mutlak

    untuk dilakukan. Hal ini perlu untuk menghasilkan produk-produk yang sesuai

    dengan standar perusahaan tersebut dan juga sesuai dengan standar peme-

    rintah sehingga dapat ditetrima oleh perusahaan dan juga masyarakat.

    Pengawasan mutu untuk bahan-bahan baku produk-produk jadi dilakukan

    oleh bagian pengawasan mutu. Sedangkan untuk pengawasan mutu selama

    proses dilakukan oleh bagian produksi. Laboratorium pengawasan mutu terbagi

    atas laboratorium UHT dan laboratorium mikrobiologi. Laboratorium mikrobio-

    logi merupakan laboratorium yang berdiri sendiri serta bergerak di segala

    bidang mulai dari baku, saat produksi, ruang produksi dan juga produk-produk

    jadi.

    Pengawasan Mutu Bahan Baku

    Semua bahan baku pembuatan susu UHT harus lolos uji jari laboratorium

    pengawasan mutu. Bahan baku yang diuji meliputi susu segar, air, dan bahan-

    bahan pembantu seperti gula dan bubuk coklat.

    Susu segar dari petani yang tiba di pabrik langsung diambil sampelnya

    dan diuji. Analisa langsung dilakukan saat itu juga di laboratorium UHT untuk

    menentukan dapat diterima tidaknya susu tersebut. Susu yang diterima harus

    dalam keadaan suhu rendah, yaitu ruang dari 8oC. Selain itu juga harus bersih

    dan rasanya normal. Analisa lain yang dilakukan meliputi p, berat jenis, kadar

    lemak, ada tidaknya gula tambahan, uji titik beku, dan kestabilan mutu. Per-

    syaratan mutu susu segar yang dapat diterima dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Uji recorsin berguna untuk memeriksa ada tidaknya padatan terlarut yang

    sengaja ditambahkan agar berat jenis susu meningkat. Jika ada gula tambahan, warna

    susu yang diuji akan menjadi merah bata. Sedangkan jika ada tambahan soda kue,

    susu yang diuji dengan recorsin akan mengeluarkan gas CO2. Uji titik beku dilakukan

    untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan susu.

    Model Industri: Teknologi Sterilisasi Susu Secara Sinambung 26

  • Tabel 4.2. Persyaratan mutu susu segar yang dapat diterima Analisa Metode/Alat Syarat Mutu

    Berat jenis laktodensitometer 1.027 1.030

    pH pH-meter 6.7 6.9

    Keasaman titrasi 0.11% - 0.14%

    Kadar lemak gerber 2.9%

    Kestabilan Uji alkohol Negatif

    Uji penambahan gula recorsin Negatif

    Titik beku cryoscope -0.52oC - -0.56oC

    Setelah susu diterima, sebagian sampel diambil untuk uji mikrobiologis. Uji

    mikrobiologi membutuhkan waktu inkubasi yang relatif lama. uji mikrobiologi yang

    dilakukan adalah penghitungan total mikroba, total spora, total resisten (mikroba

    termodurik), dan total koliform. Selain itu juga dilakukan beberapa uji lain bila diper-

    lukan, yaitu uji MBRT (Methylene Blue Reduction Time) dan uji resazurin untuk menge-

    tahui tingkat pencemaran mikroba pada susu. Persyaratan mutu mikrobiologi yang

    dapat diterima dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Table 4.3. Syarat mutu mikrobiologis susu segar

    Analisa Syarat Mutu (per gram)

    Total Count < 10000000

    Total spora 1000 10000

    Total resisten 100

    Koliform 0

    Total count digunakan untuk menghitung jumlah mikroba yang mencemari susu.

    Total spora dilakukan pada susu yang telah dipanaskan pada suhu 100oC selama

    sepuluh menit. Sedangkan total resisten dilakukan pada susu yang telah dipanaskan

    pada suhu 80oC. Uji koliform dilakukan untuk mengetahui tingkat sanitasi yang

    dilakukan para petani susu dalam penanganan susu. Untuk analisa tersebut, sampel

    diinkubasikan pada suhu 37oC selama dua hari.

    Model Industri: Teknologi Sterilisasi Susu Secara Sinambung 27

  • Bahan-bahan pembantu juga diuji mutunya sebelum digunakan dalam proses

    produksi. Syarat mutu untuk susu bubuk skim dan coklat bubuk dapat dilihat pada

    Tabel 4.4 dan 4.5.

    Tabel 4.4. Syarat mutu susu bubuk skim Analisa Syarat Mutu

    Kadar lemak Maksimal 1.25%

    Keasaman Maksimal 0.12%

    Kadar air Maksimal 4.00%

    Total count Maksimal 50000/gram

    Tabel 4.5. Syarat mutu coklat bubuk Analisa Syarat Mutu

    Kadar air Maksimal 5.00%

    pH 7

    Koliform 0

    Kapang/khamir Maksimal 50/gram

    Total count Maksimal 5000/gram

    Pengujian gula secara mikrobiologis dilakukan terhadap ada tidaknya bakteri

    pembentuk asam datar (flat sour) dengan persyaratan harus kurang dari 50 tiap 10

    gram gula. Selain itu kandungan bakteri termofilik harus kurang dari 125 untuk tap 10

    gram gula. Pengujian mikrobiologis terhadap bubuk coklat meliputi uji Enterobac-

    teriaceae, total count, dan Salmonella.

    Persyaratan air untuk industri pangan adalah tingkat kesadahannya kurang dari

    50 ppm. pH yang harus dipenuhi oleh air produksi adalah antara 6.5 6.6. selain itu,

    air juga diuji warna, rasa, dan baunya.

    Pengambilan smpel air produksi yang keluar dari resin pnukar ion dilakukan tiap

    jam sekali. Uji kesadahan dilakukan dengan cara titrasi EDTA. Uji air secara menye-

    luruh dilakukan tiap minggu sekali, meliputi uji Fe dan Mn, serta uji mikrobiologi.

    Model Industri: Teknologi Sterilisasi Susu Secara Sinambung 28

  • Pengawasan Mutu Bahan dalam Proses

    Produk setengah jadi diuji oleh bagian produksi. Hal ini untuk mengetahui

    terjadinya penyimpanan mutu selama proses masih berlangsung. Oleh karena itu tin-

    dakan perbaikan dapat segera dilakukan.

    Produk susu setengah jadi yang diuji adalah susu yang telah dipasteurisasi.

    Pengambilan sample itu dilakukan untuk tiap batch produksi. Analisa yang dilakukan

    meliputi kestabilan susu, pH, kadar gula, ukuran globula lemak, kadar lemak, berat

    jenis, warna, rasa, dan aroma.

    Uji warna, rasa, dan aroma dilakukan secara organoleptik. Kadar gula diukur

    dengan alat sakarometer. Ukuran globula lemak diukur dengan alat emulsion quality

    analyser. Ukuran globula lemak yang diinginkan adalah lebih kecil dari 2m. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya pemisahan globula lemak dari susu.

    Pengawasan Mutu Produk Jadi

    Sampel diambil saat produk baru selesai diisikan ke dalam kemasan oleh mesin

    pengemas. Sampel yang diambil terdiri dari tiga jenis sampel utama, yaitu sampel

    inkubasi, sampel mikrobiologis, dan sampel masa simpan. Selain itu juga ada jenis

    sampel yang lain, yaitu sampel organoleptik untuk uji organoleptik, dan sampel kom-

    posisi untuk uji komposisi. Sampel ini diambil untuk tiap batch kecuali sampel inkubasi

    dan sampel mikrobiologis diambil dari tiap mesin.

    Sampel inkubasi terdiri dari dua bagian, yaitu sampel rutin, dan sampel sam-

    bungan. Sampel rutin diambil dari tiap mesin setiap sepuluh menit, sehingga tiap

    mesin dari tiap batch produksinya diperoleh 50 buah sampel. Jika terjadi gangguan,

    maka pengambilan sampel rutin diperbanyak menjadi 500 buah tiap mesin untuk tiap

    batch produksi.

    Sampel rutin kemudian diinkubasi di dalam ruangan yang suhunya 35oC 36oC

    selama enam hari. Inkubasi ini untuk memberi waktu berkembang biaknya bakteri

    yang mungkin masih ada akibat proses sterilisasi yang kurang sempurna, atau terjadi-

    nya rekontaminasi. Setelah diinkubasi, tiap kotak sampel diperiksa. Pemeriksaan meli-

    puti volume produk, warna, rasa, dan ada tidaknya pemisahan produk. Selain itu juga

    dilakukan uji ada tidaknya kebocoran kemaan, lebar dan daya rekat transversal seal,

    dan juga ketepatan letak longitudinal seal. Pengukuran volume produk dilakukan

    Model Industri: Teknologi Sterilisasi Susu Secara Sinambung 29

  • dengan menggunakan gelas ukur. Volume produk harus tepat dengan selang 2 ml. Uji warna dan rasa dilakukan secara organoleptik oleh petugas laboratorium. Selain itu

    juga dilakukan pH susu.

    Sampel sambungan diambil dari setiap sambungan rol. Sampel yang diambil

    adalah tiga kemasan sebelum dan sesudah sambungan. Dua kemasan sebelum dan

    sesudah sambungan langsung dibuka dan diperiksa oleh operator mesin, sedangkan

    kemasan ketiga sebelum dan sesudah sambungan diperiksa oleh petugas laboratorium

    iquality control.

    Sampel sambungan ini perlu diperiksa untuk mengetahui adanya perbedaan

    antara kemasan pada rol yang satu dengan kemasan pada rol berikutnya. Perbedaan

    yang terjadi misalnya pada daya tahan kemasan terhadap suhu mesin, sehingga

    biasanya segera dilakukan penyesuaian pada mesin yang sedang beroperasi.

    Kebocoran pengemas diuji dengan alat ampere meter. Uji ini dilakukan dengan

    cara mencelupkan potongan kemasan melintang yang berisi larutan garam ke dalam

    wadah yang berisi larutan garam. Anoda dan katoda ampere meter kemudian

    dicelupkan masing-masing pada larutan garam dalam wadah dan larutan garam pada

    potongan kemasan seperti terlihat pada Gambar 4.18. Larutan garam merupakan

    larutan elektrolit yang mampu menghantarkan listrik. Oleh karena itu kebocoran

    kemasan akan menyebabkan adanya arus listrik yang mengalir dari anoda ke katoda

    yang dihan-tarkan oleh larutan garam. Adanya arus ini dapat dideteksi pada ampere

    meter. Kebo-coran ini pada umumnya disebabkan oleh perekatan kemasan (sealing)

    yang tidak sempurna.

    Gambar 4.18. Pengujian kebocoran pada kemasan tetra pak

    Model Industri: Teknologi Sterilisasi Susu Secara Sinambung 30

  • Pengujian lebar longitudinal seal dilakukan dengan merobek sambungan dan

    mengukur lebar bagian kertas kemasan yang merekat. Lebar longitudinal seal ini harus

    3 mm dan letaknya tepat di atas sambungan secara simetris.

    Uji daya rekat sambungan dilakukana dengan memperhatikan bekas penarikan

    sambungan. Jika sambungan melekat dengan baik, mak plastik polietilen hanya terda-

    pat pada satu sisi kemaan saja karena ikatan antar polietilen lebih kuat daripada ikatan

    antara polietilen dengan karton kemasan, sehingga tenaga tarikan akan melepas ikatan

    antara polietiler dan karton pengemas pada satu sisi seperti yang tampak pada

    Gambar 4.19.

    Gambar 4.19. Uji daya rekat sambungan kemasan

    Sampel mikrobiologis diambil dari kotak yang dihasilkan pada awal produksi oleh

    masing-masing mesin. Syarat pengujian mikrobiologis susu UHT ini adalah total count

    harus nol.

    Sampel masa simpan (shelf life) berfungsi untuk memberikan keterangan kea-

    daan produk selama pemasaran. Dari setiap batch diambil sepuluh kotak dan disimpan

    pada suhu kamar. Setiap bulan sebuah sampel dianalisa. Analisa dilakukan selama

    sepuluh bulan sesuai dengan masa kadaluarsa susu UHT yang telah ditetapkan. Bila

    setelah dianalisa ternyata terdeteksi adanya kerusakan, maka produk dengan kode

    kemasan yang sama segera ditarik dari pasaran.

    Model Industri: Teknologi Sterilisasi Susu Secara Sinambung 31

  • Pengujian organoleptik selain dilakukan pada sampel yang telah diinkubasi

    (sampel rutin), juga dilakukan pada sampel organoleptik yang diambil satu kotak tiap

    batch secara acak. Pengujian dilakukan keesokan harinya oleh petugas laboratorium.

    Pengujian yang dilakukan meliputi keadaan kemasan, warna, rasa, dan aroma produk.

    Pada kasus-kasus tertentu, pengujian organoleptik ini dilakukan oelh para staf pabrik

    yang sudah berpengalaman.

    Sampel komposisi diambil setiap pak untuk tiap batch produksi. Dari uji kom-

    posisi dapat diketahui ada tidaknya penyimpangan selama proses produksi. Bila tidak

    ada penyimpangan, produk dapat dipasarkan. Sedangkan jika terdapat penyimpangan

    pada sampel komposisi, maka produk yang kodenya sama dengan sampel untuk

    sementara ditahan dan dilakukan pangambilan sampel lagi. Jika hasil uji ulang dapat

    diterima, maka produk dapat dilepas (released) ke pasaran. Namun jika tidak dapat

    diterima, maka produk harus dibuang atau diproses ulang.

    Uji komposisi susu yang lengkap meliputi jumlah kalori, protein, lemak, vitamin,

    dan mineral. Uji ini dilakukan dengan mengirimkan sampel ke BPOM (untuk produk-

    produk dalam negeri), dan ke Sucofindo (untuk produk-produk ekspor).

    Model Industri: Teknologi Sterilisasi Susu Secara Sinambung 32