06. bab iv hasil dan pembahasan

25
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lokasi Sampling Pengambilan sampel air sungai Code dilakukan di beberapa lokasi yang terbentang dari hulu sampai ke hilir sungai, yaitu dari mata air Turgo hingga di daerah Wonokromo. Kondisi dari setiap lokasi dapat mempengaruhi distribusi dari polutan logam berat. Baik kondisi alam maupun karena faktor dari penggunaan lahan. Di samping itu, terdapatnya sumber-sumber pencemar yang berada di Daerah Aliran Sungai, juga memberikan kontribusi dalam proses penyebaran polusi logam berat. Secara garis besar penggunaan lahan dan sumber pencemar dari setiap lokasi pengambilan sampel sebagai berikut : Tabel 4.1 Lokasi sampling dan sumber pencemar sungai Code Lokasi Penggunaan Lahan Indikasi Sumber Pencemar Dam Boyong/Mata Air Turgo Pertambangan batu dan pasir Mata air langsung (air dari sumbernya), material-material pasir, batu, tanah dan lain-lain Boyong Pertambangan batu dan pasir Mata air langsung (air dari sumbernya), material-material pasir, batu, tanah dan lain-lain Ngentak, Sinduharjo Pertanian dan permukiman Adanya air irigasi masuk ke sungai, limbah cair dari pertanian (pestisida), limbah cair dari rumah tangga, limbah padat dari sampah domestik.

Upload: abdurrachman-nur-ichsan-sst

Post on 13-Jun-2015

493 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

My Final Task

TRANSCRIPT

Page 1: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Lokasi Sampling

Pengambilan sampel air sungai Code dilakukan di beberapa lokasi yang

terbentang dari hulu sampai ke hilir sungai, yaitu dari mata air Turgo hingga di

daerah Wonokromo. Kondisi dari setiap lokasi dapat mempengaruhi distribusi

dari polutan logam berat. Baik kondisi alam maupun karena faktor dari

penggunaan lahan. Di samping itu, terdapatnya sumber-sumber pencemar yang

berada di Daerah Aliran Sungai, juga memberikan kontribusi dalam proses

penyebaran polusi logam berat. Secara garis besar penggunaan lahan dan sumber

pencemar dari setiap lokasi pengambilan sampel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Lokasi sampling dan sumber pencemar sungai Code

Lokasi Penggunaan Lahan Indikasi Sumber Pencemar

Dam

Boyong/Mata

Air Turgo

Pertambangan batu dan

pasir

Mata air langsung (air dari

sumbernya), material-material

pasir, batu, tanah dan lain-lain

Boyong Pertambangan batu dan

pasir

Mata air langsung (air dari

sumbernya), material-material

pasir, batu, tanah dan lain-lain

Ngentak,

Sinduharjo

Pertanian dan permukiman Adanya air irigasi masuk ke

sungai, limbah cair dari

pertanian (pestisida), limbah

cair dari rumah tangga, limbah

padat dari sampah domestik.

Page 2: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

50

Tabel 4.1 Lokasi sampling dan sumber pencemar sungai Code (Lanjutan)

Lokasi Penggunaan Lahan Indikasi Sumber Pencemar

Ringroad Utara Pemukiman dan jasa

otomotif

Adanya limbah cair dari rumah

tangga, limbah padat berupa

sampah domestik, adanya

saluran air kotor dari rumah

tangga dan tempat

pembuangan sampah

Sardjito Jasa kesehatan dan

pemukiman

Adanya buangan air limbah

dari jasa yang berupa limbah

rumah sakit dan buangan

limbah dari rumah tangga

Recobuntung,

Tukangan

Jasa dan pemukiman Adanya buangan air limbah

dari jasa yang berupa limbah

rumah sakit dan hotel, serta

buangan limbah dari rumah

tangga

Tungkak Jasa, industri dan

pemukiman

Adanya buangan limbah dari

jasa yang berupa hotel, limbah

dari industri dan rumah tangga

(limbah domestik)

Karangkajen Industri dan pemukiman Adanya air limbah dari rumah

tangga (limbah domestik) dan

limbah dari industri

Ringroad

Selatan

Jasa, pertanian dan

pemukiman

Adanya air limbah dari rumah

sakit, limbah cair dari

pertanian (pestisida), dan

limbah dari rumah tangga

Abang, Ngoto Industri, pertanian, dan

pemukiman

Adanya air limbah dari

industri, limbah cair dari

pertanian (pestisida), dan

limbah dari rumah tangga

Pacar,

Wonokromo

Pertanian dan pemukiman Adanya air irigasi masuk ke

sungai, limbah cair dari

pertanian (pestisida), limbah

cair dari rumah tangga, limbah

padat dari sampah domestik

Sumber : Data Primer Lab.AAN, 2006

Page 3: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

51

4.2 Dokumentasi Lokasi Sampling

Gambar 4.1 Pertambangan pasir di

sekitar Dam Boyong

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.2 Sampah di lokasi Ringroad

Utara

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.3 Banyak sampah di kanan

kiri sungai

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.4 Air sungai yang kotor di

lokasi Ringroad Utara

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.5 Input ke Sungai Code yang berasal dari kegiatan rumah tangga,

jasa, maupun industri

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Page 4: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

52

Gambar 4.6 Lokasi 1 Dam Boyong

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.7 Lokasi 2 Boyong

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.8 Lokasi 3 Ngentak, Sinduharjo

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.9 Lokasi 4 Ringroad Utara

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Page 5: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

53

Gambar 4.10 Lokasi 5 Sardjito

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.11 Lokasi 6 Recobuntung, Tukangan

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.12 Lokasi 7 Tungkak

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Page 6: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

54

Gambar 4.13 Lokasi 8 Karangkajen

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.14 Lokasi 9 Ringroad Selatan

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.15 Lokasi 10 Ngoto

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Gambar 4.16 Lokasi 11 Wonokromo

(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)

Page 7: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

55

4.3 Analisis SIG untuk Pemetaan Distribusi Logam Berat

4.3.1 Konsentrasi Logam Berat untuk Setiap Lokasi Sampling

4.3.1.1 Distribusi Logam Berat Tahun 2005

Dalam penampilan konsentrasi logam berat untuk setiap lokasi sampling

dibagi dalam tiga wilayah, yaitu : wilayah Sleman, Kodya, dan Bantul. Adapun

distribusi konsentrasi sebaran logam berat untuk wilayah Sleman dititik beratkan

pada daerah hulu, dekat Ringroad Utara, dan dekat Rumah Sakit Sarjito.

Pemilihan ini didasarkan atas perkiraan bahwa pada daerah hulu relatif belum

mengalami pencemaran.Daerah Ringroad Utara adanya pencemaran mulai terlihat

yang kemungkinan berasal dari perumahan warga yang bermukim di sekitar

Daerah Aliran Sungai Code, dan juga kemungkinan berasal dari pembuangan sisa

atau limbah dari jasa-jasa yang ada misalnya jasa otomotif.

Sedangkan untuk daerah Rumah Sakit Sarjito sumber pencemar

dimungkinkan berasal dari buangan limbah cair yang mengandung bahan-bahan

kimia sisa jasa kesehatan. Distribusi logam berat di wilayah Sleman pada tahun

2005 tertera pada Gambar 4.17.

Page 8: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

56

St.Ringroad

St.Sarjito

St.Sinduharjo

St.Boyong

MataAirTurgo

PropinsiJawaTengah

Gambar 4.17 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Sleman tahun 2005

Untuk wilayah Sleman selama tahun 2005, logam berat yang paling

dominan adalah Kadmium yaitu secara berturut-turut dari hulu, di Stasiun Turgo

konsentrasi Kadmium belum terdeteksi sampai Stasiun Ringroad Utara mulai

Page 9: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

57

muncul dengan konsentrasi 0,009+0,0007 ppm dan di Stasiun Sarjito mengalami

peningkatan yaitu sebesar 0,015+0,0000 ppm. Untuk logam Kromium tertinggi di

Stasiun Sarjito dengan konsentrasi 0,011+0,0009 ppm. Sedangkan untuk wilayah

Kodya Yogyakarta seperti pada gambar berikut :

Skala 1 : 130.000Legenda :

Stasiun Sampling

Sungai Code

Batas Kota

PETA KONSENTRASI LOGAM BERAT DI WILAYAH KODYA

KonsLogam

KONSEN_AS

KONSEN_HG

KONSEN_CR

KONSEN_CO

KONSEN_CD

Kodya

Ringroad

St. Tukangan

St. Karangkajen

St. Tungkak

KotaMadyaYogyakarta

Bantul

Sleman

110˚21'

110˚22' 110˚23' 110˚24'

110˚24'110˚23'110˚22'

TUGAS AKHIR

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK PEMETAAN DISTRIBUSI POLUSI

LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co, DAN Cd PADA AIR SUNGAI CODE DALAM FUNGSI WAKTU

DAN LOKASI SAMPLING

ABDURRACHMAN NUR ICHSAN

STTN‐BATAN YOGYAKARTA

2009

Gambar 4.18 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Kodya tahun 2005

Page 10: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

58

Sama halnya dengan wilayah Sleman, logam berat yang dominan di wilayah

Kodya Yogyakarta adalah Kadmium dengan besar konsentrasi tertinggi di Stasiun

Karangkajen yaitu 0,032+0,0011 ppm. Logam Kromium juga dominan dengan

konsentrasi tertinggi di Stasiun Karangkajen sebesar 0,018+0,0009 ppm.

St. Wonokromo

St. Ngoto

St. Ringroad Selatan

KulonProgo

Gambar 4.19 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Bantul tahun 2005

Page 11: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

59

Konsentrasi logam Kadmium makin meningkat di wilayah Bantul dengan

konsentrasi 0,034+0,0011 ppm di Stasiun Ringroad Selatan, 0,034+0,0012 ppm

di Stasiun Ngoto, dan 0,034+0,0010 ppm di Stasiun Wonokromo. Begitu juga

dengan logam Kromium, konsentrasi meningkat menjadi 0,025+0,0003 ppm di

Stasiun Ringroad Selatan, 0,028+0,0033 ppm di Stasiun Ngoto, dan 0,032+0,0025

ppm. Untuk logam Arsen dan Raksa dari lokasi sampling MataAirTurgo sampai

Stasiun Wonokromo relatif tidak terjadi perubahan. 0,001+0,00008 ppm di

MataAirTurgo, 0,002+0,00022 ppm di Stasiun Wonokromo untuk logam Arsen.

Dan untuk logam Raksa di MataAirTurgo tidak terdeteksi, di Stasiun Wonokromo

sebesar 0,0011+0,00001 ppm.

Distribusi untuk masing-masing logam berat di setiap lokasi sampling dapat

diperlihatkan dengan grafik sebagai berikut :

Gambar 4.20 Grafik distribusi logam Arsen tahun 2005

0.00108

0.00104

0.00109

0.00106

0.00217

0.00219

0.00215

0.0021

0.00207

0.00206

0.00222

0

0.0005

0.001

0.0015

0.002

0.0025

Konsentrasi

Konsentrasi

Konsentrasi

Konsentrasi

LokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSampling

DISTRIBUSI LOGAM ARSEN TAHUN 2005

Page 12: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

60

Gambar 4.21 Grafik distribusi logam Raksa tahun 2005

Gambar 4.22 Grafik distribusi logam Kromium tahun 2005

0 0

0.00035

0.00055

0.00093

0.0009

0.00092

0.00095

0.00095

0.00107

0.00111

0

0.0002

0.0004

0.0006

0.0008

0.001

0.0012Konsentrasi

Konsentrasi

Konsentrasi

Konsentrasi

LokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSampling

DISTRIBUSI LOGAM RAKSA TAHUN 2005

0 0 0 0

0.0119

0.0132

0.0152 0.0189

0.02530.0283

0.0325

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

Konsentrasi

Konsentrasi

Konsentrasi

Konsentrasi

LokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSampling

DISTRIBUSI LOGAM KROMIUM TAHUN 2005

Page 13: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

61

Gambar 4.23 Grafik distribusi logam Kadmium tahun 2005

Selama tahun 2005, distribusi logam berat dari Arsen (As), Raksa (Hg),

Kromium (Cr), dan Kadmium (Cd) dapat terdeteksi. Namun logam berat Kobalt

(Co) tidak dapat terdeteksi, sehingga distibusi untuk logam berat Kobalt tidak

dapat dipetakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG).

4.3.1.2 Distribusi Logam Berat Tahun 2006

Distribusi konsentrasi logam berat untuk logam Arsen, Kromium, dan

Kadmium di tahun 2006 mengalami peningkatan. Namun, untuk logam Raksa dan

Kobalt konsentrasinya tidak terdeteksi. Besar konsentrasi Arsen di wilayah

Sleman tertinggi berada di Stasiun Ringroad Utara yaitu 0,86+0,05, untuk logam

Kromium tertinggi berada di Stasiun Sarjito dengan konsentrasi 0,72+0,08 ppm,

dan untuk logam Kadmium tertinggi di Stasiun Sarjito sebesar 1,73+0,10. Adapun

0 0 0

0.009

0.015 0.022

0.031

0.032

0.034

0.034

0.034

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

Konsentrasi

Konsentrasi

Konsentrasi

Konsentrasi

LokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSampling

DISTRIBUSI LOGAM KADMIUM TAHUN 2005

Page 14: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

62

visualisasi distribusi konsentrasi logam berat di wilayah Sleman tampak pada

gambar berikut ini :

Skala 1 : 130.000Legend

PETA KONSENTRASI LOGAM BERAT DI WILAYAH SLEMAN

KonsLogam

KONSEN_AS

KONSEN_HG

KONSEN_CR

KONSEN_CO

KONSEN_CD

KabupatenSleman

PropinsiJawaTengah

KodyaYogyakarta

PropinsiJawaTengah

St.Sinduharjo

St.Boyong

St.RingroadLor

St.sarjito

MataAirTurgo

SlemanKab

Ringroad

Sungai Code

Batas Propinsi

Stasiun Sampling

110˚20' 110˚30'

7˚35'

7˚40'

7˚45'

7˚35'

7˚40'

7˚45'

110˚20' 110˚30'

TUGAS AKHIR

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK PEMETAAN DISTRIBUSI

POLUSI LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co, DAN Cd PADA AIR SUNGAI CODE DALAM

FUNGSI WAKTU DAN LOKASI SAMPLING

ABDURRACHMAN NUR ICHSAN

STTN‐BATAN YOGYAKARTA

2009

Gambar 4.24 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Sleman tahun 2006

Senada dengan distibusi konsentrasi di wilayah Sleman, di wilayah Kota

Madya Yogyakarta logam berat yang teridentifikasi adalah Arsen, Kromium, dan

Page 15: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

63

Kadmium. Dengan konsentrasi tertinggi untuk Arsen berada di Stasiun

KarangKajen yaitu 2,67+0,2 ppm, untuk Kromium di Stasiun Tungkak dan

KarangKajen besar konsentrasi sama yaitu 6,65+0,3 ppm, sedangkan untuk logam

Kadmium tertinggi di Stasiun Wonokromo yaitu 7,14+0,2 ppm. Sebaran

konsentrasi logam berat tersebut tampak pada gambar berikut ini :

Skala 1 : 130.000Legend

PETA KONSENTRASI LOGAM BERAT DI WILAYAH KODYA

KonsLogam

KONSEN_AS

KONSEN_HG

KONSEN_CR

KONSEN_CO

KONSEN_CD

Bantul

Sleman

St. Tukangan

St. Karangkajen

St. Tungkak

Rel Sepur

Sungai Code

Ringroad

Batas Kota

Stasiun Sampling

Kodya

110˚21'

110˚22' 110˚23' 110˚24'

110˚24'110˚23'110˚22'

KotaMadyaYogyakarta

TUGAS AKHIR

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK PEMETAAN DISTRIBUSI POLUSI

LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co, DAN Cd PADA AIR SUNGAI CODE DALAM FUNGSI WAKTU

DAN LOKASI SAMPLING

ABDURRACHMAN NUR ICHSAN

STTN‐BATAN YOGYAKARTA

2009

Gambar 4.25 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Kodya tahun 2006

Page 16: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

64

Distibusi logam berat di wilayah Bantul tidak berbeda dengan Kabupaten

Sleman dan Kota Madya Yogyakarta, logam yang dapat teridentifikasi adalah

Arsen, Kromium, dan logam Kadmium.

KulonProgo

St. Wonokromo

St. Ngoto

St. Ringroad Selatan

Gambar 4.26 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Bantul tahun 2006

Page 17: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Dengan rincian konsentrasi tertinggi untuk masing

adalah : konsentrasi 3,6

7,14+0,2 ppm untuk Kadmium di Stasiun Wonokromo, dan untuk Kromium besar

konsentrasi di Stasiun Ngoto dan Stasiun Wonokromo sama yaitu 6,98

Distibusi logam berat Arsen, Kromiun, dan Kadmium dapat digambarkan

secara grafik, yaitu :

Gambar 4.27 Grafik distribusi logam Arsen tahun 2006

Gambar 4.28 Grafik distribusi logam

0.58

0.58

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Ko

nse

ntr

asi

DISTRIBUSI LOGAM ARSEN TAHUN 2006

0 00

1

2

3

4

5

6

7

8

ko

nse

ntr

asi

DISTRIBUSI LOGAM KROMIUM TAHUN 2006

Dengan rincian konsentrasi tertinggi untuk masing-masing lokasi sampling

adalah : konsentrasi 3,6+0,4 ppm di Stasiun Wonokromo untuk logam Arsen,

0,2 ppm untuk Kadmium di Stasiun Wonokromo, dan untuk Kromium besar

asi di Stasiun Ngoto dan Stasiun Wonokromo sama yaitu 6,98+

Distibusi logam berat Arsen, Kromiun, dan Kadmium dapat digambarkan

Gambar 4.27 Grafik distribusi logam Arsen tahun 2006

Gambar 4.28 Grafik distribusi logam Kromium tahun 2006

0.58

0.65

0.86

0.82 1.64

2.132.67

2.67

3

3.6

LokasiSampling

DISTRIBUSI LOGAM ARSEN TAHUN 2006

0

0.63 0.72

6.156.65

6.65

5.97

6.98

6.98

LokasiSampling

DISTRIBUSI LOGAM KROMIUM TAHUN 2006

65

masing lokasi sampling

0,4 ppm di Stasiun Wonokromo untuk logam Arsen,

0,2 ppm untuk Kadmium di Stasiun Wonokromo, dan untuk Kromium besar

+0,7 ppm.

Distibusi logam berat Arsen, Kromiun, dan Kadmium dapat digambarkan

6.98

Page 18: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

66

Gambar 4.29 Grafik distribusi logam Kadmium tahun 2006

4.3.2 Visualisasi Pemetaan Distribusi Konsentrasi Logam Berat

Dalam memvisualisasikan distibusi konsentrasi logam berat untuk setiap

lokasi sampling yang akan dipetakan, dipilih logam yang paling dominan dengan

metode untuk memetakan distibusi konsentrasi masing-masing logam adalah sama

yaitu menggunakan Ekstensi Tiga Dimensi (3D) Spatial Analyst dalam perangkat

lunak ArcGIS versi 9.2. Berdasarkan data primer Lab AAN PTAPB-BATAN

tahun 2005 dan 2006, logam berat yang dominan adalah Kadmium (Cd).

4.3.2.1 Peta Kontur Distribusi Logam Berat

Data spasial berupa data konsentrasi logam berat pada tahun 2005 dan 2006

untuk setiap lokasi sampling yang diolah menggunakan ArcGIS akan

menghasilkan model ketinggian digital atau Digital Elevation Model (DEM). Di

dalam Sistem Informasi Geografis secara umum DEM merupakan bentuk

0 0

0.65 0.731.73

5.01

5.17

6.3

6.25

6.85

7.14

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Ko

nse

ntr

asi

LokasiSampling

DISTRIBUSI LOGAM KADMIUM TAHUN 2006

Page 19: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

67

visualisasi digital rupa bumi berdasarkan atas harga ketinggian suatu tempat

dengan sistem koordinat (x,y, dan z).

Tanpa mengurangi arti dari DEM secara SIG tersebut, penelitian ini

mencoba untuk mengganti nilai z dengan harga konsentrasi logam berat di setiap

lokasi sampling. Perubahan nilai z tersebut bertujuan untuk mempermudah

metode pembacaan besar konsentrasi logam berat yang ada di dalam air sungai

Code. Dengan metode pengolahan data dalam ArcGIS, pola distribusi logam berat

di setiap lokasi sampling dapat ditampilkan dalam bentuk peta kontur dan DEM.

Pembuatan peta kontur dibagi menjadi dua bagian, pertama peta kontur

dalam segmen-segmen kecil antara dua lokasi sampling untuk logam berat yang

terdeteksi, dan peta kontur secara keseluruhan lokasi sampling di sungai Code

untuk logam berat yang dominan mencemari sungai Code. Peta kontur distribusi

logam berat untuk tahun 2005 tampak pada Gambar 3.20, Gambar 3.25, Gambar

3.26, dan Gambar 3.27. Sedangkan peta kontur distribusi logam berat pada tahun

2006 dengan cara pengolahan yang sama dengan proses pemetaan distribusi

logam berat pada tahun 2005 yaitu menggunakan Ekstensi Tiga Dimensi (3D)

Spatial Analyst software ArcGIS 9.2, tampak pada Gambar 4.30, 4.31, dan 4.32

berikut ini :

Page 20: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

68

0.86

Gambar 4.30 Kontur logam berat Arsen

(Sumber : Lab. AAN, 2006)

Page 21: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

69

0.63

0,0

6,98

Gambar 4.31 Kontur konsentrasi logam berat Kromium

(Sumber : Lab. AAN, 2006)

Page 22: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

70

7,14

Gambar 4.32 Kontur konsentrasi logam berat Kadmium

(Sumber : Lab.AAN, 2006)

Page 23: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

71

Sedangkan logam berat yang dominan mencemari sungai Code pada tahun

2005-2006 adalah logam Kadmium (cd), dan kontur konsentrasi logam Kadmium

pada tahun 2005 dan tahun 2006 tertera pada Gambar 4.33 dan Gambar 4.34.

Gambar 4.30 Peta kontur konsentrasi logam berat Kadmium tahun 2005

Page 24: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

72

Gambar 4.31 Peta kontur konsentrasi logam berat Kadmium tahun 2006

Page 25: 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan

73

4.3.2.2 Digital Elevation Model (DEM) Logam Kadmium

Pola distribusi konsentrasi logam berat Kadmium untuk tahun 2005 dan

2006 seperti pada gambar 4.32 berikut ini :

Konsentrasi Kadmium tahun 2005 (ppm)

0,000 ± 0,00000

0,000 ± 0,00000

0,000 ± 0,00000

0,009 ± 0,00070

0,015 ± 0,00000

0,022 ± 0,00220

0,031 ± 0,00130

0,032 ± 0,00011

0,034 ± 0,00110

0,034 ± 0,00120

0,034 ± 0,00100

St1.

St2.

St3.

St4.

St5.

St6.

St7.

St8.

St9.

St10.

St11.

Konsentrasi Konsentrasi

0,000 ± 0,00000

0,000 ± 0,00000

0,065 ± 0,07000

0,073 ± 0,07000

1,730 ± 0,10000

5,010 ± 0,70220

5,170 ± 0,20000

6,300 ± 0,30000

6,250 ± 0,50000

6,850 ± 0,40000

7,140 ± 0,20000

St1.

St2.

St3.

St4.

St5.

St6.

St7.

St8.

St9.

St10.

St11.

Konsentrasi Konsentrasi

Konsentrasi Kadmium tahun 2006 (ppm)

7˚50'7˚40' 7˚45' 7˚55'

110˚27'110˚37'

7˚50'7˚40' 7˚45' 7˚55'

110˚37'

a) DEM Kadmium tahun 2005, dengan titik puncak tidak muncul karena dibawah harga nol

b) DEM Kadmium tahun 2006, titik puncak muncul karena bernilai 7

110˚27'

Konsentrasi Kadmium (ppm)

Low : 0.000

High : 7.140

Konsentrasi Kadmium (ppm)

Low : 0.000

High : 0.034

TUGAS AKHIR

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK PEMETAAN

DISTRIBUSI POLUSI LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co, DAN Cd PADA AIR

SUNGAI CODE DALAM FUNGSI WAKTU DAN LOKASI SAMPLING

ABDURRACHMAN NUR ICHSAN

STTN‐BATAN YOGYAKARTA

2009

Legenda :

Sungai Code

Batas Propinsi

Stasiun SamplingSt.

Gambar 4.32 DEM logam Kadmium tahun 2005 dan 2006