05.-siti-novianti.pdf

8
SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA Siti Novianti 1 , Sri Maywati ABSTRAK Pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional program promosi kesehatan untuk mendukung pengembangan usaha gaya hidup sehat pada Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193 / MENKES / SK / X / 2004 tentang "Perilaku Sehat dan Higienis 2010" (PHBS 2010 ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di kecamatan Ciawi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif pada 676 kepala keluarga dengan menggunakan sampel kuota. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah sebanyak 82,12 %. Perilaku terbanyak adalah penggunaan air bersih dan melakukan aktifitas fisik (99,1%). Indikator PHBS yang masih kurang diantaranya adalah penggunaan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah. Perlunya peningkatan informasi mengenai perilaku merokok dan efeknya terhadap kesehatan serta peningkatan cakupan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja puskesmas Ciawi. Kata kunci : PHBS, rumah tangga ABSTRACT A National Health Promotion Policy to support developing of healthy lifestyle attempt, has already stated on National Vision of Health Promotion according to Minister of Health Decree No. 1193/MENKES/SK/X/2004 regarding “Healthy and Hygienic Behavior 2010” (PHBS 2010). The research objective was to discover healthy and hygienic behavior (PHBS) in the household structure at Kecamatan Ciawi Tasikmalaya. The research method was descriptive study with 676 housewife and family head as a sample who was chosen according to quota sampling method. Data collected by a questionnaire filled by respondent. The result find that average of healthy and hygienic behavior (PHBS) in the household structure are 82,12%,the used of health water (99,1%) and 99,1% household do physical activity. Indicator has still low found in behaviour health latrine usage (47,3%) and didn’t smoking at house. Puskesmas Ciawi need to increase frequency of promotion and health education especially about smoking and risk factors for health and to improve coverage of healthy latrine usage. Keywords: healthy and hygienic behavior (PHBS), household PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya memberikan pengalaman belajar dan menciptakan suatu kondisi bagi perorangan/individu, 1 Staf Pengajar pada Prodi Kesehatan Masyarakat FIK Unsil

Upload: selly-amelia

Post on 16-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT

    DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA

    Siti Novianti1, Sri Maywati

    ABSTRAK

    Pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional program promosi kesehatan untuk mendukung pengembangan usaha gaya hidup sehat pada Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193 / MENKES / SK / X / 2004 tentang "Perilaku Sehat dan Higienis 2010" (PHBS 2010 ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di kecamatan Ciawi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif pada 676 kepala keluarga dengan menggunakan sampel kuota. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah sebanyak 82,12 %. Perilaku terbanyak adalah penggunaan air bersih dan melakukan aktifitas fisik (99,1%). Indikator PHBS yang masih kurang diantaranya adalah penggunaan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah. Perlunya peningkatan informasi mengenai perilaku merokok dan efeknya terhadap kesehatan serta peningkatan cakupan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja puskesmas Ciawi.

    Kata kunci : PHBS, rumah tangga

    ABSTRACT

    A National Health Promotion Policy to support developing of healthy lifestyle attempt, has already stated on National Vision of Health Promotion according to Minister of Health Decree No. 1193/MENKES/SK/X/2004 regarding Healthy and Hygienic Behavior 2010 (PHBS 2010). The research objective was to discover healthy and hygienic behavior (PHBS) in the household structure at Kecamatan Ciawi Tasikmalaya. The research method was descriptive study with 676 housewife and family head as a sample who was chosen according to quota sampling method. Data collected by a questionnaire filled by respondent. The result find that average of healthy and hygienic behavior (PHBS) in the household structure are 82,12%,the used of health water (99,1%) and 99,1% household do physical activity. Indicator has still low found in behaviour health latrine usage (47,3%) and didnt smoking at house. Puskesmas Ciawi need to increase frequency of promotion and health education especially about smoking and risk factors for health and to improve coverage of healthy latrine usage. Keywords: healthy and hygienic behavior (PHBS), household

    PENDAHULUAN

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya memberikan

    pengalaman belajar dan menciptakan suatu kondisi bagi perorangan/individu,

    1 Staf Pengajar pada Prodi Kesehatan Masyarakat FIK Unsil

  • Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati

    943

    keluarga, kelompok serta masyarakat, dengan cara membuka jalur komunikasi,

    memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan

    pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana

    dan pemberdayaan masyarakat, sehingga pada akhirnya masyarakat mampu

    mengenali dan mengetahui masalah kesehatannya sendiri terutama pada

    tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup bersih dan sehat

    (Depkes,2005).

    Manajemen peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diupayakan

    mulai dari tatanan terkecil yakni rumah tangga dengan sasaran individu dan

    keluarga kemudian akan berkembang kearah desa/kelurahan,

    kecamatan/puskesmas dan Kabupaten/kota sehat hingga pada akhirnya secara

    nasional akan terwujud seluruh masyarakat Indonesia yang berperilaku hidup

    bersih dan sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan

    10 PHBS di rumah tangga, terdiri dari persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,

    memberi ASI Eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

    menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan

    sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari serta tidak merokok di

    dalam rumah. Penerapan 10 indikator PHBS di tingkat rumah tangga sangat

    tergantung dengan kesadaran dan peran serta aktif masyarakat di lingkungan

    tempat tinggalnya masing-masing. Sebab upaya untuk mewujudkan lingkungan

    yang sehat akan menunjang pola perilaku kehidupan rakyat yang sehat secara

    berkelanjutan (Depkes RI, 2007).

    Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Secara nasional, penduduk

    yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi

    dengan pencapaian di atas angka nasional yaitu DI Yogyakarta (59,4%), Bali

    (53,7%), Kalimantan Timur (52,4%), Jawa Tengah (51,2%), dan Sulawesi Utara

    (50,4%). Sedangkan propinsi dengan pencapaian PHBS rendah berturut-turut

    adalah Gorontalo (33,8%), Riau (30,1%), dan Sumatera Barat (28,2%), Nusa

    Tenggara Timur (26,8%), Papua (24,4%). Oleh sebab itu Rencana Strategis

    (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70%

    rumah tangga yang mempraktekkan PHBS pada tahun 2014 (Depkes, 2011).

    Merujuk kepada hasil riskesdas, penyakit maupun gangguan kesehatan

    yang muncul dan menjadi masalah kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi

    oleh faktor perilaku. Misalnya kasus diare yang tinggi berhubungan dengan

    perilaku BAB di sembarang tempat, perilaku cuci tangan tidak pakai sabun serta

  • Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014

    944

    ketidaktersediaan jamban keluarga. Masih tingginya AKI maupun AKB

    salahsatunya adalah karena perilaku persalinan tidak dilakukan di tenaga

    kesehatan. Tingginya obesitas maupun penyakit tidak menular salahsatunya

    karena kurangnya aktivitas fisik maupun perilaku konsumsi makanan yang tidak

    gizi seimbang. Hal tersebut merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan

    sehat (PHBS) dalam semua tatanan khususnya tatanan rumah tangga. Apabila

    kesepuluh PHBS dapat dijalankan di tingkat rumah tangga, maka akan tercapai

    rumah tangga sehat dan pada akhirnya derajat kesehatan masyarakat yang

    otimal akan tercapai.

    Wilayah puskesmas Ciawi yang terletak di kabupaten Tasikmalaya

    merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang menjadi rujukan di wilayah

    Tasikmalaya utara dengan jumlah penduduk 60 juta jiwa dan 17.802 KK.

    Berdasarkan data puskesmas, kasus penyakit yang berhubungan dengan

    perilaku hidup bersih dan sehat seperti diare masih cukup tinggi, terutama pada

    anak di bawah 5 tahun (555 kasus), pnemonia dan ISPA juga masih menjadi 10

    besar penyakit di Puskesmas tersebut. Data lingkungan penyebutkan masih

    rendahnya cakupan jamban keluarga yaitu 38,3% dari target 100 % pada tahun

    2012, serta masih terbatasnya akses air bersih (63,71%) dari target 100% pada

    tahun 2012. Data posyandu menunjukkan D/S sebesar 67,7% dan masih

    ditemukannya Balita dengan giji kurang sebesar 7,6%. Persalinan yang ditolong

    oleh tenaga kesehatan sebesar 77,93%, ditemukannya Angka Kematian Ibu

    (AKI) 2 orang dan Angka Kematian Balita 20 orang pada tahun 2012. Bayi yang

    mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 72,45% dari target nasional 85% (Laporan

    Puskesmas 2012).

    Dengan adanya survei rumah tangga sehat di wilayah kerja Puskesmas

    Ciawi, diharapkan data ini bisa menjadi informasi awal untuk mengidentifikasi

    aspek PHBS pada tatanan rumah tangga sebagai salah satu upaya peningkatan

    derajat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini termasuk bentuk studi deskriptif dengan sampel sebanyak

    676 rumah tangga dan responden ibu atau kepala keluarga. Indikator PHBS

    yang dinilai adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI

    eksklusif, menimbang balita setiap bulan, rumah bebas jentik, cuci tangan

    dengan sabun dan air mengalir, tersedianya air bersih, tersedianya jamban,

  • Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati

    945

    makan gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari), melakukan aktivitas

    fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Pengambilan data dilakukan

    dengan wawancara menggunakan isian kuesioner dan data dianalisis secara

    deskriptif.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Jumlah penduduk Ciawi Tahun 2012 adalah 61.250 jiwa. yang terdiri dari

    30.681 jiwa penduduk laki-laki dan 30.569 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan

    penduduk di Kecamatan Ciawi adalah 1.354 Jiwa/Km2. Jumlah kepala keluarga

    sebanyak 17.802 KK dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 22.158 Jiwa

    (7.364 KK ). Sebagian besar mata pencaharian penduduk Kecamatan Ciawi

    adalah sebagai Petani (56 %), Pedagang (25 %), PNS / TNI / PORLI (7 %), Jasa

    (4 %), Peternak (7 %) dan Pensiunan (1 %).

    Penerapan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga

    Tabel 1 Distribusi Frekuensi Indikator PHBS pada Tatanan Rumah

    Tangga di Kecamatan Ciawi Tahun 2013 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Frekuensi %

    Tujuh Indikator PHBS 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

    (n=36) 36 100

    2. Memberi ASI Eksklusif (n bayi < 6bln=24) 17 70,8 3. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan

    (n=143) 135 94,4

    4. Menggunakan air bersih 671 99,3 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 612 90,5 6. Menggunakan jamban sehat 320 47,3 7. Memberantas jentik nyamuk 585 86,5

    Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat 8. Makan buah dan sayur setiap hari 576 85,2 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 670 99,1 10. Tidak merokok di dalam rumah 325 48,1

    Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian PHBS

    berdasarkan 10 indikator di atas adalah sebesar 82,12 persen. Hal ini sudah

    sesuai dengan target pemerintah yang menetapkan kriteria minimal 65% rumah

    tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari sejumlah indikator perilaku hidup

    bersih dan sehat yang dilaksanakan di kecamatan Ciawi, yang paling sedikit

    adalah perilaku penggunaan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah.

    Adapun indikator yang paling banyak dilakukan oleh rumah tangga adalah

  • Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014

    946

    persalinan oleh tenaga kesehatan, menggunakan air bersih (99,3%) dan perilaku

    mencuci tangan pake sabun.

    Perilaku penggunaan jamban sehat ditemukan pada 47,3% responden.

    Indikator kriteria jamban sehat adalah apabila rumah tangga harus memiliki dan

    menggunakan jamban leher angsa dan tangki septic atau lubang penampungan

    kotoran sebagai penampung akhir. Sebagian besar responden yang tidak

    memiliki lubang penampungan kotoran mengaku membuang kotoran rumah

    tangga ke selokan maupun ke sungai. Data kesehatan lingkungan Puskesmas

    Ciawi menunjukkan bahwa dari target 100%, cakupan jamban keluarga hanya

    38,3 %.

    Perilaku penggunaan air bersih berdasarkan pengakuan responden adalah

    sebesar 99,3%. Di tingkat puskesmas, cakupan air bersih tahun 2012 adalah

    sebesar 63,71%. Air bersih adalah air yang secara kuantitas tidak berbau,

    berasa dan berwarna dan secara kuantitas terbebas dari sumber ataupun bahan

    pencemar. Data puskesmas Ciawi tahun 2012 mencatat bahwa tidak ditemukan

    tingkat kecemaran air yang sangat tinggi. Sebesar 6,2% ditemukan tingkat

    kecemaran air tinggi dan 55% sumber air memiliki tingkat kecemaran air yang

    rendah. Adapun sumber air bersih yang umumnya digunakan adalah sumur,

    sumber mata air maupun PDAM.

    Sebanyak 90,5 % responden mengaku berprilaku mencuci tangan dengan

    air bersih dan sabun. Hal ini sudah sesuai dengan perilaku kesehatan yang baik,

    dimana mencuci tangan merupakan salah satu upaya untuk memutus mata

    rantai penularan penyakit. Penggunaan sabun juga sangat dianjurkan karena

    sabun dapat mengikat kotoran dan lemak, bahkan bisa digunakan untuk

    membunuh kuman.

    Memberantas jentik nyamuk merupakan indikator PHBS yang dilakukan

    oleh 86,5% responden. Mereka mengaku melakukan kegiatan pemberantasan

    jentik nyamuk dengan cara membersihkan bak mandi dan penggunaan obat anti

    nyamuk.

    ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) saja tanpa tambahan

    makanan apapun pada bayi 0-6 bulan. Pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas

    Ciawi pada tahun 2012 adalah sebesar 72,45% masih lebih rendah dibandingkan

    dengan cakupan nasional sebesar 85%. Berdasarkan hasil penelitian, pada 24

    rumah tangga yang memiliki bayi kurang dari 6 bulan, diperoleh data bahwa 70,8

    % mengaku memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.

  • Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati

    947

    Dari 143 rumah tangga yang memiliki bayi dan balita, sebesar 94,4%

    mengaku melakukan penimbangan setiap bulan. Apabila dibandingkan dengan

    data pencapaian puskesmas Ciawi tahun 2012, cakupan D/S adalah sebesar

    88,4%. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita

    setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau

    gizi buruk.

    Indikator gaya hidup sehat meliputi makan buah dan sayur setiap hari,

    melakukan aktifitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah. Perilaku makan

    buah dan sayur setiap hari dilakukan oleh 85,2 responden. Makan buah dan

    sayur merupakan salah satu gaya hidup sehat yang memiliki banyak manfaat.

    Dianjurkan untuk mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayur atau

    sebaliknya setiap hari. Adapun sebanyak 99,1% responden mengaku melakukan

    aktifitas fisik setiap hari. Hal ini memungkinkan karena hampir seluruh responden

    bekerja. Terkait dengan kebiasaan merokok, sebesar 48,1% mengaku tidak

    merokok di dalam rumah. Hal ini berarti bahwa 42,9% rumah tangga memiliki

    anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah. Padahal

    merokok di dalam rumah sementara ada anggota keluarga yang lain terutama

    balita bisa menjadi faktor risiko untuk terjadinya gangguan pernafasan.

    Dikatakan rumah tangga ber-PHBS apabila rumah tangga melaksanakan

    kesepuluh indikator PHBS, maka hasil penelitian di kecamatan Ciawi belum

    mencapai rumah tangga sehat, dengan rata-rata 82,12%. Hasil penelitian di atas

    masih lebih baik dibandingkan dengan pencapaian rumah tangga ber-PHBS

    kecamatan Ciawi tahun 2011, dimana pencapaiannya hanya 62,18%. Hal ini

    tidak terlepas dari upaya puskesmas

    Promkes Ciawi tahun 2012 tercatat penyuluhan di dalam gedung sebanyak 13

    kali dan penyuluhan di luar gedung sebanyak 47 kali dengan lebih dari tiga jenis

    media promosi.

    Penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi dan

    meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini

    terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

    Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

    penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

    melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007).

    PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

    rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih

  • Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014

    948

    dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di

    Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga

    sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap

    anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang

    kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).

    Agar cakupan rumah tangga ber-PHBS di kecamatan Ciawi makin

    meningkat, maka perlu adanya penyebarluasan informasi secara lebih luas dan

    intensif sehingga tujuan pencapaian rumah tangga sehat akan dapat terwujud.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Pencapaian rata-rata rumah tangga ber-PHBS di kecamatan Ciawi adalah

    82,12%. Dengan indikator PHBS yang paling banyak dilakukan adalah bersalin di

    tenaga kesehatan (100%), pemakaian air bersih (99,1%) dan 99,1% melakukan

    aktifitas fisik. Sedangkan indikator PHBS yang masih rendah adalah penggunaan

    jamban sehat (47,3%) dan tidak merokok di dalam rumah (48,1%).

    Saran

    Perlunya peningkatan informasi mengenai perilaku merokok dan efeknya

    terhadap kesehatan serta peningkatan cakupan penggunaan jamban sehat di

    wilayah kerja puskesmas Ciawi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Departemen Kesehatan RI. 2011 (a), Laporan Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Barat tahun 2007. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

    Departemen Kesehatan RI.2011 (b). Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS

    di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK, Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI. 2008 (a). Pedoman Pengelolaan Promosi

    Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2008 (b). Panduan Promosi Kesehatan dalam

    Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga. Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI. 2008 (c). Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan

    PHBS, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2013 (d) Pedoman PHBS. [Online]. [diunduh pada 31

    Januari 2013]. Pada web: http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20phbs.pdf

  • Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati

    949

    Erna Irawati, Wahyuni. Gambaran Karakteristik Keluarga tentang PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Karangasep Wilayah Kerja Puskesmas Tanon II Sragen. (Jurnal). GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (741 - 749)

    Lindawati, Abuna. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Terapan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Bukit Tingki Kec. Popayato Kab. Pohuwanto Tahun 2012. Public Health Journal Vol. 1 No.1 tahun 2012. Dalam http://ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/PHJ/article/view/118

    Notoadmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

    Notoadmodjo, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta.

    Masulili, Chalik, 2007, Upaya Peningkatan Perilaku PHBS dalam Keluarga dalam

    Rangka Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta. Kemenkes RI,2011. Peraturan mentri kesehatan republik indonesia NOMOR:

    2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat. Kemenkes RI tahun 2011. Jakarta

    Wibowo, Yudi. Survei Cepat Strata PHBS serta Fungsi Fisiologis Keluarga di

    Desa Tambaksari Kidul Kec. Kembaran Mei Juni 2010. (Jurnal). Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010