04. bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di...

24
BAB 3 ANALISA DATA 3.1 Pengumpulan kebutuhan Metode pengumpulan kebutuhan yang dipakai adalah dengan membagikan kuesioner. Maka kuesioner tersebut dibagikan kepada tiga puluh mahasiswa praktisi Wushu Universitas Bina Nusantara dan wawancara kepada lima pelatih Wushu baik di Universitas bina Nusantara maupun di luar Universitas. Analisa pandangan praktisi muda UBinus akan perkembangan Wushu di Jakarta akan diperoleh melalui jawaban- jawaban kuesioner yang telah dibagikan. Setiap jawaban dari kuesioner tersebut akan dihitung dan dianalisis berdasarkan persentasenya. 3.1.1 Wawancara 3.1.1.1 Tujuan wawancara Pengumpulan kebutuhan melalui wawancara bertujuan untuk mengumpulkan, mendefinisikan, menganalisis, dan akhirnya menyimpulkan sejauh apa perkembangan wushu di Indonesia seperti bagaimana masuknya, terbentuknya, siapa saja pelopornya, sejauh apa perbedaan Wushu dahulu dengan Wushu yang ada pada saat ini, dan sejauh mana Inpres no.14 tahun 1967 mempengaruhi perkembangan Wushu. 3.1.1.2 Hasil Wawancara Adapun hasil dari wawancara ini bermaksud untuk mencari peresamaan dan jika ada perbedaan dengan landasan teori yang diperoleh melalui studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada beberapa pelatih UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)

Upload: dinhnhan

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

BAB 3

ANALISA DATA

3.1 Pengumpulan kebutuhan

Metode pengumpulan kebutuhan yang dipakai adalah dengan membagikan

kuesioner. Maka kuesioner tersebut dibagikan kepada tiga puluh mahasiswa praktisi

Wushu Universitas Bina Nusantara dan wawancara kepada lima pelatih Wushu baik

di Universitas bina Nusantara maupun di luar Universitas. Analisa pandangan praktisi

muda UBinus akan perkembangan Wushu di Jakarta akan diperoleh melalui jawaban-

jawaban kuesioner yang telah dibagikan. Setiap jawaban dari kuesioner tersebut akan

dihitung dan dianalisis berdasarkan persentasenya.

3.1.1 Wawancara

3.1.1.1 Tujuan wawancara

Pengumpulan kebutuhan melalui wawancara bertujuan untuk mengumpulkan,

mendefinisikan, menganalisis, dan akhirnya menyimpulkan sejauh apa perkembangan

wushu di Indonesia seperti bagaimana masuknya, terbentuknya, siapa saja pelopornya,

sejauh apa perbedaan Wushu dahulu dengan Wushu yang ada pada saat ini, dan

sejauh mana Inpres no.14 tahun 1967 mempengaruhi perkembangan Wushu.

3.1.1.2 Hasil Wawancara

Adapun hasil dari wawancara ini bermaksud untuk mencari peresamaan dan

jika ada perbedaan dengan landasan teori yang diperoleh melalui studi pustaka.

Wawancara dilakukan kepada beberapa pelatih UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)

Page 2: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

34

Wushu Universitas Bina Nusantara seperti Bapak Gao Tianmin selaku Pelatih senior

UKM Wushu Ubinus, Rizky selaku pelatih Wushu UKM Wushu Ubinus, dan

Handoko pelatih Sanshou UKM Wushu Ubinus, adapun pelatih Wushu diluar UBinus

seperti Bapak Tatang Budi selaku pelopor pembentuk PBWI (Pengurus Besar Wushu

Indonesia) dan Cao Qingwu selaku pelatih Taiji Internasional.

Dari hasil wawancara dengan pelatih-pelatih yang telah disebutkan diatas,

mengenai sejarah Wushu di China penulis menemukan bahwa seluruh narasumber

tersebut mengakui bahwa pada awalnya gerakan Wushu mengambil gerakan hewan

saat bertempur, seperti kera, bangau, harimau, elang, ular, dan lain-lain. Wushu

secara literal adalah Wu (武) terdiri dari kata Zhi (止 = menghentikan) dan Ge (戈 =

tombak dengan ujung kait) yang diterjemahkan menjadi menghentikan senjata atau

perang. Wushu bukanlah sesuatu kemampuan yang digunakan untuk menyerang dan

berperang melainkan hanya datang dari kebutuhan untuk melindungi individu dan

kelompok sehingga wushu hanya dipergunakan hanya sebatas mempertahankan diri

untuk kelangsungan hidup. Dalam perkembangannya diciptakan juga senjata untuk

mempertahankan diri dari serangan, seperti; toya dan tombak. Namun perihal yang

tidak ditemui penulis dalam studi pustaka adalah bahwa sepuluh tahun silam di

gunung Wudang, Sanshou atau Sanda dipertandingkan tanpa memakai pelindung,

tidak sedikit orang yang meninggal di arena pertandingan, hal yang lebih tidak

manusiawi lagi adalah di bawah panggung pertandingan, dibuat pisau-pisau yang

akan memastikan barang siapa yang jatuh keluar dari panggung tidak mungkin

selamat. Peradaban manusia yang sperti itulah yang membuat pemerintah China pada

masa itu melarang keras pelatihan Wushu dan penyebaran Wushu.

Page 3: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

35

Di willayah utara China Wushu dianggap sebagai olahraga pedesaan, oleh

karena ada musim dingin maka mereka berlatih Wushu untuk menghangatkan tubuh,

mereka tidak menggunakan kayu bakar, hanya keluarga-keluarga berada yang

menggunakan kayu bakar. Di wilayah selatan Wushu lebih digunakan untuk

berkumpul dengan keluarga, dan juga tiap-tiap suku disana memiliki Wushu sendiri,

misalnya; suku Hui (suku Islam) dengan Zha Quan, Suku Han dengan aliran Shaolin,

Wudang, dan E Mei.

Mengenai sejarah terbentuknya Wushu ke Indonesia, pernyataan narasumber

sesuai dengan data yang didapat oleh penulis dalam landasan teori, bahwa wadah

Wushu yaitu Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) terbentuk pada tahun 1992

oleh Bapak I Gusti Ketut Manila, yang mana beliau juga dikenal sebagai Bapak

Wushu Indonesia hingga saat ini, namun melalui informasi dari narasumber yang ada

dapat diketahui bahwa pada saat itu Bpk. I GK Manila tidak sendiri karena beliau

masih memiliki pelopor-pelopor yang turut serta ambil bagian dalam pembetukan

PBWI, yaitu; Bapak Tatang Budi yang juga merupakan salah satu senior dari Jawa

Barat, Bapak Willy dari Jawa Timur, Bapak Bossy CP. dari Jawa Tengah, dan

beberapa tetua lainnya dari DKI dan Medan, Bapak Sutanto, Bapak Oeying Darma,

Bapak Aripin yang akrab disebut Apin dari Rajawali Sakti Jakarta dan Bapak John

Pandey dari Naga Mas.

Dari hasil wawancara tersebut juga dapat diketahui bahwa sejak dulu Wushu

sudah ada di Indonesia, akan tetapi pelatihannya lebih bersifat tertutup, hanya dari

rumah ke rumah. Akan tetapi menurut Bpk. Tatang Budi tidak dapat dikatakan bahwa

Inpres No.14 Tahun 1967 berdampak besar bagi Wushu, yang oleh karena

dikeluarkannya Instruksi Presiden yang berisikan larangan mengenai segala macam

Page 4: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

36

bentuk kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan kesenian asing terutama kesenian yang

berasal dari China, lantas menangkap dan menghukum pesilat-pesilat Indonesia, pada

kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih berjalan

seperti biasanya, hanya memang tidak dipungkiri bahwa perkembangan Wushu pada

saat itu tidaklah terbuka dan pesat seperti sekarang. Sependapat dengan apa yang

telah dikemukankan Bpk. Tatang Budi, Bpk. Gao Tianmin juga menyatakan bahwa

dikeluarkannya Inpres No.14 Tahun 1967 pada saat itu tidak mempunyai pengaruh

yang sangat besar bagi Wushu, karena pada tahun 1967, beliau sudah diundang untuk

atraksi di Mangga Besar, Akan tetapi perkembangannya saat itu juga tidak dapat

dikatakan pesat, karena Wushu saat itu hanya melalui door to door, privat, latihan

bawah tanah, ritual keagamaan dan hanya diwariskan kepada keluarga. Menurut

beliau besar kecilnya pengaruh Instruksi Presiden pada saat itu sebenarnya sangat

tergantung sikap pejabat-pejabat setempat. Namun yang patut dibanggakan adalah

ditengah-tengah tekanan serta pelarangan-pelarang yang bersifat politik ini atlet-atlet

Wushu Indonesia ini mampu turun untuk bersaing dalam Asean Games pertama

kalinya pada tahun 1993 di Singapura.

Lalu pada masa pemerintahan Presiden KH. Abdurrahman Wahid dengan

dikeluarkan Kepres no.06 Tahun 2000 yang berisikan pencabutan terhadap Inpres

No.14 Tahun 1967, saat inilah titik balik bagi Wushu bersama barongsai dan liong

diakui menjadi budaya nasional

Dari hasil wawancara, penulis juga menemukan adanya perbedaan aliran

Wushu di China dan di Indonesia, dimana di China Di China Wushu dibagi menjadi

aliran-aliran yang mana karakteristiknya dibedakan menjadi Utara dan Selatan.

Secara fisik praktisi Wushu Utara lebih kurus sedangkan di sebelah selatan lebih

Page 5: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

37

kekar, senjata yang dipergunakan di Utara lebih lentur daripada di Selatan yang jauh

lebih keras, perbedaan gerakan Utara lebih banyak menggunakan aerial moves atau

lompatan, sedangkan gerakan Selatan lebih banyak menggunakan ground moves,

kuda-kuda, dan teriakan. Namun, Wushu di Indonesia tidak lagi dibagi menjadi

aliran-aliran akan tetapi sasana-sasana atau perguruan-penguruan yang tersebar di

seluruh Indonesia, misalnya di Jawa Timur terdapat Yasanis dan Serunai, di Jawa

Barat Teratai Putih, di Medan YKWT, dan lain-lain. Berdasarkan Institusinya,

Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) membawahi Pengurus Daerah atau

propinsi, kemudian Pengurus Cabang, lalu barulah sasana atau perguruan.

Adapun Wushu di Indonesia sudah tidak dibedakan berdasarkan aliran-aliran

lagi karena Indonesia telah mengikuti standar internasional yang mana patokan jurus

pertandinganya telah dibakukan. penyebarannya adalah dengan mengundang praktisi-

praktisi Wushu di seluruh dunia untuk menentukan patokan perlombaan yang akan

dipergunakan untuk kejuaraan Internasional. Pada awalnya pengurus-pengurus

Wushu di seluruh dunia dikumpulkan untuk menggodok aturan-aturan yang akan

digunakan pada pertandingan Internasional, hingga terbentuklah Wushu yang

sekarang ada di Indonesia yang secara standar Internasional sama dengan Wushu

yang ada diseluruh dunia.

Wushu yang dipertandingkan adalah Sanshou atau Sanda (seni tarung atau

sparring), Taolu (seni keindahan jurus), dan Dui Lian. Sanshou adalah seni tarung,

Taolu adalah seni keindahan jurus, sedangkan Dui Lian adalah duel yang sudah diatur

sebelumnya. Taolu dibagi lagi menjadi sepuluh jurus, yaitu; Taolu itu sendiri yang

dipertandingkan adalah tiga tangan kosong (Nan Quan, Chang Quan, Taiji quan yang

di dalamnya terbagi lagi menjadi Taiji Jian dan Taiji Kipas), senjata pendek (Daoshu,

Page 6: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

38

Nan Dao, Jianshu) dan tiga senjata panjang (Qiangshu, Gunshu, Nan Gun),

sedangkan Sanshou dibagi menjadi kelas-kelas, yaitu; bobot empat puluh delapan

kilogram keatas dikategorikan sebagai kelas ringan, bobot diatas lima puluh dua

kilogram kategori kelas menengah, bobot diatas lima puluh enam kilogram kategori

kelas berat, dan bobot diatas enam puluh lima keatas kategori kelas bebas dan Dui

Lian dibagi atas jurus atau kelasnya, yaitu; tangan kosong, senjata, kombinasi, dan

jumlah pemain yang mana duel satu lawan satu, satu lawan dua, satu lawan tiga,

tangan kosong lawan tangan kosong, tangan kosong lawan senjata, dan seterusnya.

Menurut narasumber yang ditemui penulis, Manfaat Wushu sangat kaya,

selain bela diri Wushu dapat untuk kesehatan terutama bagi orang tua dapat melatih

tenaga dalam, memperlancar aliran darah, dan untuk kepekaan syaraf, sedangkan

untuk anak-anak muda sebagai pembentukan mentalitas mereka, dimana anak-anak

muda yang berlatih Wushu tidak ada yang nakal karena mereka diajar untuk sportif

dengan bisa menerima kekalahan, selain itu juga menghasilkan manusia-manusia

yang tahan uji, karena mereka dilatih untuk bersabar melalui proses latihan yang

tidak dapat dikatakan instant. Bagi orang yang mempunyai berat badan berlebih,

berlatih Wushu secara rutin dapat menurunkan berat badan. Wushu bermanfaat

sebagai hiburan seperti demo Wushu bersama barongsai dalam pertunjukkan-

pertunjukkan kebudayaan, dan lain-lain. Selain itu, oleh karena Wushu berasal dari

beragam gaya tarung aliran-aliran Wushu yang ada, maka seluruh anggota dapat

dijadikan sebagai senjata, seperti teknik pukulan, tendangan, kuncian, yang

penggunaan senjata, juga latihan pernafasan untuk kesehatan.

Dari segi perkembangan wushu dewasa ini peminat Wushu sekarang sudah

banyak pemuda-pemuda bahkan anak-anak kecil, alasan anak-anak menyukai Wushu

Page 7: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

39

adalah selain karena meneruskan kebudayaan orang tuanya yang mana biasanya

orang tua mereka adalah praktisi-praktisi Wushu juga untuk melatih kelenturan

karena anak-anak sangat dinamis, sangat suka bermain dan emosi labil, dengan

Wushu mereka dapat bermain dengan melakukan atraksi-atraksi dan dapat

melampiaskan emosi dengan cara yang positif. Pada tingkat remaja biasanya tertarik

karena ingin mendapakan penghargaan terutama bila mengikuti kejuaraan-kejuaraan

Wushu. Alasan Anak-anak muda yang tertarik dengan Wushu adalah karena tertarik

dengan seni kekerasannya.

Selain perkembangan praktisi Wushu yang semakin banyak dan anak-anak

muda yang memiliki minat yang besar terhadap Wushu, perkembangan lainnya

adalah apabila dulu hanya ada jurus biasa yang menjadi patokan pertandingan,

sekarang sudah ada jurus yang mempunyai tingkat kesulitan, misalnya; dulu gerakan

putar salto adalah tiga ratus enam puluh derajat, sekarang bisa mencapai tujuh ratus

dua puluh derajat bahkan lebih. Di China bahkan sudah mencapai sembilan ratus

derajat. Hal ini sudah digunakan di China pada tahun 2001, sedangkan di Indonesia

baru digunakan pada tahun 2005. Jurus standar Taolu sempat berubah dua kali yaitu

sebelum tahun 2003 dan sesudah tahun 2004, pada tahun 2006-2007 penalar dari

China mensosialisasikan jurus baru yaitu Zi Xuan (自选) atau freestyle.

Dulu Jingsai Taolu digunakan untuk jurus senior dan Quitting adalah jurus

pemula, dibawah tujuh belas tahun masih manggunakan Quitting atau jurus pemula,

namun sekarang senior menggunakan Zi Xuan, usia tujuh belah tahun kebawah

menggunakan Jing Sai Taolu, dan usia dua belas tahun kebawah menggunakan

Quitting.

Page 8: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

40

Dibandingkan dulu Wushu yang dilihat sebagai sebuah ilmu perang, sekarang

pandangan masyarakat secara umum adalah sebagai acrobatic sport atau olahraga

akrobat sedangkan pandangan masyarakat secara khusus melihat Wushu yang ada

saat ini sangatlah sport oriented atau orientasi sebagai olah raga dikarenakan praktisi

Wushu yang menekuni bidang tersebut dengan gerakan gymnastic yang sulit mampu

untuk bertanding dalam kejuaraan, akan tetapi belum tentu terpakai sebagai bela diri

sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Dulu pola latihannya sangat berbeda

dengan sekarang, dulu berlatih Wushu dengan kedisiplinan tinggi selain karena

merupakan salah satu cara berkumpul dengan keluarga, juga karena rasa kebanggaan

sebagai etnis Tionghoa, dan keterbatasan-keterbatasan dari pemerintah. Selain dari

pada itu, pelatihan Wushu dulu jauh lebih keras dari pada sekarang, dimana mereka

sebelum berlatih diharuskan membaca nilai-nilai susila, yang melatih kejiwaan dan

mental mereka. Berlatih dari pukul delapan pagi hingga pukul enam sore, Wushu

adalah way of life bukan sekedar hobi atau kegiatan pengisi waktu. Akan tetapi

sekarang pelatihan Wushu lebih fleksibel dimana praktisi datang latihan selama dua

setengah jam lalu pulang dan begitu seterusnya.

Dulu Taolu juga bukan sekedar seni keindahan jurus, tetapi dapat digunakan

sebagai bela diri sesungguhnya oleh karena ada unsur serangan dan bertahan. Akan

tetapi Wushu sekarang lebih banyak unsur keseniannya, salah satu faktor yang

memungkinkan adalah para orang tua takut dengan berlatih Wushu anak-anak

manjadi rusak.

Page 9: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

41

3.1.2 Kuesioner

3.1.2.1 Tujuan penyebaran kuesioner

Pengumpulan kebutuhan melalui pembagian kuesioner bertujuan untuk

mengumpulkan, mendefinisikan, menganalisis, dan akhirnya menyimpulkan sejauh

apa generasi muda yang menekuni Wushu khususnya di Universitas bina nusantara

memandang eksistensi Wushu yang sudah memiliki sejarah panjang di Indonesia

bahkan di dunia, akan tetapi baru diakui menjadi sebuah budaya di Indonesia dan

bagaimana perkiraan perkembangan Wushu di kalangan generasi muda dewasa ini

khususnya mahasiswa Bina Nusantara.

3.1.2.2 Hasil Kuesioner

Adapun Kuesioner dijalankan pada hari rabu, 09 Januari 2008 bertempat di

Universitas Bina Nusantara dan dibagikan kepada 30 praktisi muda Wushu UBinus.

Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Lamanya responden menekuni wushu.

Tabel 3.1 Persentase Masa Menekuni Wushu

Jawaban Jumlah Responden Persentase

1 – 6 bulan 8 27%

6 bulan – 1 tahun 12 40%

1 – 2 tahun 6 20%

> 2 tahun 4 13%

Analisa jawaban:

Dari hasil diatas terlihat jelas bahwa para sebagian besar mahasiswa belum lama

menekuni Wushu.

Page 10: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

42

2. Sumber pengenalan responden terhadap wushu pertama kalinya.

Tabel 3.2 Persentase Sumber Pengenalan Terhadap Wushu Pertama Kali

Jawaban Jumlah Responden Persentase

Teman atau kerabat 18 44%

Media informasi (majalah, koran, tv,

internet) 8 20%

Keluarga dan orang tua 4 10%

Menyaksikan pertunjukkan langsung 10 24%

POM UBinus 1 2%

Analisa jawaban:

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa pada

awalnya mengenal Wushu melalui teman atau kerabat mereka.

3. Dasar awal ketertarikan responden untuk menekuni wushu.

Tabel 3.3 Persentase Dasar Ketertarikan Untuk Menekuni Wushu Pada Awalnya

Jawaban Jumlah Responden Persentase

Atas kemauan sendiri 21 60%

Ajakkan teman 12 34%

Dorongan pihak keluarga dan orang tua 2 6%

Analisa jawaban:

Hasil diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tertarik untuk

mengikuti Wushu atas kemauan sendiri.

Page 11: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

43

4. Alasan responden tertarik untuk menekuni wushu atas kemauan sendiri pada

awalnya.

Tabel 3.4 Persentase Alasan Atas Kemauan Sendiri

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Untuk membela diri 9 26%

Untuk sekedar mengisi waktu (hiburan) 0 0%

Karena Wushu adalah olahraga yang indah 10 30%

Untuk kesehatan 10 29%

Karena pengaruh media informasi, iklan, dll 0 0%

Karena keingintahuan terhadap Wushu 2 6%

Hobi 3 9%

Analisa jawaban:

Menurut hasil diatas dapat disimpulkan, sebagian besar alasan mahasiswa untuk

mendalami Wushu pada awalnya adalah karena melihat Wushu sebagai olahraga

yang indah dan tidak jarang yang berpendapat bahwa Wushu baik untuk

kesehatan.

Page 12: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

44

5. Alasan responden memilih Wushu dibanding seni beladiri yang lain.

Tabel 3.5 Persentase Alasan memilih Wushu Dibanding Seni Beladiri yang lain

Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Karena melatih ilmu bela diri dengan dan tanpa

senjata 9 16%

Karena pembagian jurus tangan dan kaki yang

seimbang 10 17%

Karena dapat melatih tenaga dalam 4 7%

Melatih koordinasi kerjasama saraf motorik dan

sensorik 10 17%

Karena membentuk watak yang positif 5 9%

Mempunyai nilai keindahan dan seni atraksi yang

cukup tinggi dipandang dari segi postur, gaya, skill,

ekspresi, tenaga batin dan ketangkasan fisik

17 28%

Beladiri paling lengkap karena selain bela diri bisa

untuk mengobati 1 2%

Merupakan beladiri China kuno yang

dikembangkan 1 2%

Diajak teman 1 2%

Analisa jawaban:

Berdasarkan hasil persentase hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar alasan mahasiswa memilih Wushu dibanding seni beladiri yang lain adalah

karena Wushu mempunyai nilai keindahan dan seni atraksi yang cukup tinggi

Page 13: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

45

dipandang dari segi postur, gaya, skill, ekspresi, tenaga batin dan ketangkasan

fisik.

6. Jenis-jenis wushu yang ditekuni oleh responden

Tabel 3.6 Persentase Bidang Yang Ditekuni

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Chang Quan (Tinju Panjang) 11 30%

Nan Quan (Tinju Selatan) 3 8%

Taiji quan (Tai Chi) 5 14%

Daoshu (Ilmu Golok) 6 16%

Jianshu (Ilmu Pedang) 5 14%

Gunshu (Ilmu Toya/Tongkat) 3 8%

Qiangshu (Ilmu Tombak) 2 5%

Taiji Jian (Pedang Tai Chi) 0 0%

Sanshou 2 5%

Analisa jawaban:

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bidang yang rata-rata ditekuni

oleh mahasiswa adalah Chang Quan atau Tinju Panjang;

a. Ada 11 orang (30%) responden menekuni Chang Quan, alasannya:

Menurut 2 orang (18%) responden, karena sudah ditentukan dari sananya

Menurut 3 orang (28%) responden, karena melakukan beladiri tanpa

menggunakan menggunakan senjata

Menurut 1 orang (9%) responden, karena sesuai dengan postur tubuh

Menurut 1 0rang (9%) responden, karena baik untuk kesehatan dan beladiri

Page 14: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

46

Menurut 3 orang (27%) responden, karena gerakannya indah dan menarik

untuk dilihat

Menurut 1 orang (9%) responden, karena diajak teman

b. Ada 3 orang (8%) responden menekuni Nan Quan (Tinju Selatan), alasannya:

Menurut 2 orang (50%) responden, karena merupakan beladiri dengan

ketangkasan fisik

Menurut 1 orang (25%) responden, karena hanya sekedar ingin memperdalam

Menurut 1 orang (25%) responden, karena baik untuk kesehatan

c. Ada 5 orang (14%) responden menekuni Taiji Quan (Taichi), alasannya:

Menurut 3 orang (50%) responden, karena membantu membentuk Qi untuk

kesehatan dan stamina

Menurut 1 orang (17%) responden, karena untuk beladiri

Menurut 2 orang (33%) responden, karena gerakannya lembut, indan dan

menarik

d. Ada 6 orang (16%) responden menekuni Daoshu (Ilmu Golok), alasannya:

Menurut 2 orang (40%) responden, karena merupakan hobi dan kesukaan

menggunakan senjata

Menurut 3 orang (60%) responden, karena gerakannya menarik

e. Ada 5 orang (14%) responden menekuni Jianshu (Ilmu Pedang), alasannya:

Menurut 1 orang (33%) responden, karena tidak ada pilihan lain, hanya itu

yang tersedia

Menurut 2 orang (67%) responden, karena suka melihat gerakan Jianshu yang

menarik

Page 15: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

47

f. Ada 3 orang (8%) responden menekuni Gunshu (Ilmu Toya/Tongkat), alasannya:

Menurut 1 orang (33%) responden, karena sekedar ingin ikut

Menurut 2 orang (67%) responden, karena ingin memperdalam agar dapat

bermain dengan baik

g. Ada 2 orang (5%) responden menekuni Qiangshu (Ilmu Tombak), alasannya:

Menurut 1 orang (50%) responden, karena suka dan hobi

Menurut 1 orang (50%) responden, karena gerakannya menarik

h. Ada 2 orang (5%) responden menekuni Sanshou (Ilmu Tarung), alasannya:

Menurut 1 orang (50%) responden, karena beladiri

Menurut 1 orang (50%) responden, karena melatih ketangkasan fisik

7. Partisipasi responden dalam kegiatan wushu di luar Ubinus.

Tabel 3.7 Persentase Keikutsertaan Organisasi Wushu Di Luar UBinus

Jawaban Jumlah Responden Persentase

Exkul SMA 1 3%

Genta Suci 1 3%

Pekalongan 1 3%

Jogja 1 3%

Tidak 26 88%

Analisa jawaban:

Berdasarkan pada persentase mahasiswa, hampir seluruhnya hanya berlatih

Wushu dalam lingkup Ubinus

Page 16: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

48

8. Manfaat / hasil akhir yang ingin diperoleh responden melalui wushu.

Tabel 3.8 Persentase Hasil Yang Ingin Dicapai Dari Berlatih Wushu

Jawaban Jumlah Responden Persentase

Kesehatan yang baik 24 27%

Menjaga postur tubuh tetap tegak hingga usia

lanjut

10 11%

Membuat bobot tubuh menjadi ideal 6 7%

Bersosialisasi 9 10%

Menjaga diri 11 13%

Meningkatkan kekuatan fisik 22 25%

Apresiasi terhadap seni dan atraksi 5 6%

Maksimalkan potensi dalam Wushu 1 1%

Analisa jawaban:

Hasil persentase menunjukkan sebagian besar mahasiswa berharap dapat

memperoleh kesehatan yang baik dan tidak sedikit yang berlatih Wushu karena

ingin meningkatkan kekuatan fisik.

9. Pandangan responden terhadap pengenalan Wushu di masyarakat.

Tabel 3.9 Persentase Pandangan Terhadap Pengenalan Wushu Di Masyarakat

Jawaban Jumlah Responden Persentase

Kesenian 21 30%

Olahraga 25 35%

Beladiri 25 35%

Page 17: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

49

Analisa jawaban:

Berdasarkan hasil jawaban responden, dapat dilihat kesimbangan pengenalan

Wushu dalam masyarakat sebagai olahraga, beladiri dan kesenian;

a. Alasan pandangan Wushu dalam masyarakat dikenal sebagai “kesenian”

Tabel 3.10 Persentase Alasan Pandangan Wushu Dikenal Sebagai Kesenian

Jawaban Jumlah

Responden

Persentase

Karena memiliki nilai jual tinggi untuk dipertujukan 1 3%

Karena membutuhkan keteraturan dan keluwesan

dalam gerakan

7 19%

Karena harus memiliki irama gerakan jelas dan

gaya berkarakter

7 19%

Teknik gerakan mata, tangan, badan dan langkah

harus terkoordinir rapih dan berkesinambungan

19 53%

Kesenian karena Shu ”术” sudah merupakan arti

dari seni

1 3%

Kesenian karena sejenis tarian 1 3%

Analisa jawaban:

Mengacu pada hasil diatas terlihat bahwa sebagian besar mahasiswa berpendapat

bahwa alasan Wushu lebih dipandang sebagai kesenian dalam masyarakat karena

teknik gerakan mata, tangan, badan dan langkah harus terkoordinir rapih dan

berkesinambungan.

Page 18: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

50

b. Alasan pandangan Wushu dalam masyarakat dikenal sebagai “olahraga”.

Tabel 3.11 Persentase Alasan Pandangan Wushu Dikenal Sebagai Olahraga

Jawaban Jumlah Responden Persentase

Karena merupakan salah satu bentuk olah tubuh 19 44%

Karena dapat menjaga daya tahan tubuh 9 21%

Karena melatih fisik menjadi lebih kuat 15 35%

Analisa jawaban:

Berdasarkan hasil persentase diatas, sebagian besar mahasiswa berpendapat

bahwa alasan Wushu lebih dipandang sebagai olahraga dalam masyarakat karena

merupakan salah satu bentuk olah tubuh.

c. Alasan pandangan Wushu dalam masyarakat dikenal sebagai “beladiri”.

Tabel 3.12 Persentase Alasan Pandangan Wushu Dikenal Sebagai Beladiri

Jawaban Jumlah Responden Persentase

Karena dapat melindungi diri dari tindak

kejahatan

8 19%

Karena mengandung jurus-jurus yang

mengandung unsur gerakan tangkisan dan

serangan

18 43%

Karena dapat menguasai siasat menyerang dan

berlindung

7 17%

Dalam situasi terancam dapat bereaksi cepat

untuk menyelamatkan diri

8 19%

Page 19: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

51

Beladiri yang punya seni dan kebijakan 1 2%

Analisa jawaban:

Berdasarkan hasil persentase diatas, sebagian besar mahasiswa berpendapat

bahwa alasan Wushu lebih dipandang sebagai beladiri dalam masyarakat karena

mengandung jurus-jurus yang mengandung unsur gerakan tangkisan dan serangan

10. Pandangan anak muda terhadap perkembangan wushu di Jakarta dewasa ini

menurut pendapat responden.

Tabel 3.13 Persentase Pandangan Anak Muda Terhadap Perkembangan Wushu Di Jakarta.

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Masih kurang dikenal 10 25%

Cukup dikenal 23 57%

Dikenal dan diminati 7 18%

Analisa jawaban:

Menurut hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden memandang perkembangan Wushu di Jakarta dewasa ini sudah cukup

dikenal, akan tetapi masih ada kecenderungan kurang dikenal lebih banyak

daripada kecenderungan menjadi budaya yang dikenal dan diminati;

Page 20: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

52

a. Menurut pendapat responden, alasan pandangan anak muda terhadap

perkembangan Wushu di Jakarta yang masih “kurang dikenal”.

Tabel 3.14 Persentase Alasan Wushu Masih Kurang Dikenal

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Kurangnya minat masyarakat tehadap seni

beladiri wushu

6 26%

Tersaingi oleh seni bela diri yang lain 3 13%

Kurangnya publikasi atas seni beladiri wushu 10 44%

Kurangnya prestasi yang dihasilkan oleh atlit-

atlit wushu di kancah nasional maupun

internasional

4 17%

Analisa jawaban:

Menurut hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

alasan responden yang memandang perkembangan Wushu di Jakarta dewasa ini

masih kurang dikenal adalah karena kurangnya publikasi atas seni beladiri

Wushu.

Page 21: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

53

b. Menurut pendapat responden, alasan Pandangan anak muda terhadap

perkembangan wushu di Jakarta telah “dikenal dan diminati” dewasa ini.

Tabel 3.15 Persentase Alasan Wushu Dikenal Dan Diminati

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Keunikan seni bela diri wushu yang menarik

minat masyarakat

5 56%

Seni beladiri wushu mampu bersaing dengan

seni beladiri lain yang hadir di masyarakat

4 44%

Publikasi wushu yang memadai 0 0%

Prestasi yang banyak diraih para atlit wushu

dalam kejuaraan nasional maupun

internasional

0 0%

Analisa jawaban:

Menurut hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

alasan responden yang memandang perkembangan Wushu di Jakarta dewasa ini

masih dikenal dan diminati adalah Wushu memiliki keunikannya tersendiri yang

mampu menarik minat masyarakat.

Page 22: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

54

11. Perkiraan responden mengenai perkembangan wushu ke depannya.

Tabel 3.16 Persentase Perkiraan Perkembangan Wushu Ke Depan

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Tidak berkembang 0 0%

Kurang berkembang 3 10%

Berkembang 27 90%

Sangat berkembang 0 0%

Analisa jawaban:

Menurut hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh

responden memperkirakan bahwa Wushu dapat lebih berkembang dari sekarang,

walaupun belum ada responden yang berani memperkirakan perkembangan

Wushu terbilang sangat pesat, akan tetapi kecenderungan untuk kurang

berkembang masih tetap ada walaupun terhitung sangat kecil;

a. Alasan perkiraan generasi muda akan perkembangan wushu ke depan “kurang

berkembang”.

Tabel 3.17 Persentase Alasan Perkiraan Wushu Kurang Berkembang

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Banyak saingan yang lebih sesuai dengan budaya

Indonesia 1 33%

Kurangnya publikasi mengenai Wushu 2 67%

Page 23: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

55

Analisa jawaban:

Hasil diatas menunjukkan bahwa sebagian besar alasan responden yang

memperkirakan Wushu ke depannya terhitung kurang berkembang adalah

kurangnya publikasi mengenai Wushu di tengah-tengah masyarakat.

b. Alasan perkiraan generasi muda akan perkembangan wushu ke depan

“berkembang”.

Tabel 3.18 Persentase Alasan Perkiraan Wushu Berkembang

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Sudah banyak pertunjukkan di mall-mall 10 37%

Karena sudah mulai dikenal dan banyak generasi

muda yang minat 8 30%

Orangtua banyak yang mulai mendaftarkan anak-

anaknya mengikuti latihan Wushu 2 7%

Pertandingan Wushu mulai marak dimana-mana

dan pesertanya juga hampir keseluruhan adalah

anak2 muda

4 15%

Di beberapa sekolah atau universitas Wushu

mulai masuk sebagai kegiatan tambahan 3 11%

Analisa jawaban:

Page 24: 04. Bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2008-1-00188-md bab 3.pdfsudah ada di Indonesia, ... kenyataannya tidak demikian karena pelatihan Wushu pada saat itu masih

56

Hasil diatas menunjukkan bahwa alasan kebanyakan responden yang

memperkirakan seni beladiri Wushu dimasa mendatang dapat berkembang adalah

karena sudah banyak pertunjukkan di mall-mall.

12. Saran yang diberikan responden demi kemajuan wushu agar Wushu dapat lebih

dikenal dan diminati.

Tabel 3.19 Persentase Saran Agar Wushu Dapat Lebih Diminati Dan Mengalami Kemajuan

Jawaban Jumlah suara masuk Persentase

Memperbanyak Publikasi, Promosi dan

demonstrasi 13 43%

Meningkatkan prestasi dan latihan 5 17%

Sering ikut ambil bagian dalam acara dan

pertandingan 5 17%

Dirikan banyak tempat latihan di daerah yang

mudah dijangkau 3 10%

Memberikan Informasi atau pengenalan mengenai

Wushu baik dari segi paradigma masyarakat yang

salah mengenai Wushu maupun resikonya

4 13%

Analisa jawaban:

Berdasarkan hasil persentase diatas, Hampir setengah dari keseluruhan saran-

saran responden yang masuk menyatakan perlunya memperbanyak publikasi,

promosi dan demonstrasi untuk membuat Wushu lebih diminati dan mangalami

kemajuan di masa depan.