03042012-0511031012

44
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN ARUS KAS BEBAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Skripsi) Oleh: Nama : Munsa Ipaktri NPM : 0511031012 Pembimbing I: Drs.A.Zubaidi Indra, M.M.,C.P.A. PembimbingII: Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si.

Upload: qory-adjah

Post on 08-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akuntansi

TRANSCRIPT

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, DISPERSION OF OWNERSHIP, FREE CASH FLOW DAN COLLATERIZABLE ASSETS, TERHADAP DEVIDEN PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN ARUS KAS BEBAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Skripsi)

Oleh:

Nama

: Munsa Ipaktri

NPM

: 0511031012

Pembimbing I: Drs.A.Zubaidi Indra, M.M.,C.P.A.

PembimbingII: Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012ABSTRAK

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN ARUS KAS BEBAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh

MUNSA IPAKTRI

Tujuan penelitian ini adalah mencari bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ada maka diperoleh 8 perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik berupa uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas dan uji autokorelasi. Hasil uji secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Hasil uji secara simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa semua variabel independen (kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.Kata kunci: Kebijakan Dividen Kas, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Likuiditas, Arus Kas Bebas.

Nama

: Munsa Ipaktri

NPM

: 0511031012

Telpon: 087899548822

E-Mail

: [email protected]. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dilain pihak perusahaan juga mengharapkan pertumbuhan sekaligus mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memberikan kesejahteraan pemegang saham. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak pemegang saham (shareholder) yang menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional yang bertanggung jawab mengelola perusahaan, yang disebut manajer. Manajer sebagai pengelola perusahaan diharapkan mampu menghasilkan keuntungan yang pada akhirnya dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Dalam menjalankan operasional perusahaan seringkali tindakan manajer bukannya memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, melainkan sering tergoda untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Kondisi ini akan mengakibatkan munculnya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang disebabkan oleh adanya pemisahan antara kepemilikan dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan disebut konflik keagenan atau agency conflict. Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah keagenan disebut biaya keagenan (Keown,2000). Konflik keagenan juga muncul karena perusahaan menghasilkan arus kas bebas (free cash flow) yang sangat besar. Konflik kepentingan terjadi ketika manajer menginginkan kas tersebut diinvestasikan kembali pada aset-aset perusahaan, sedangkan pemegang saham menginginkan kas tersebut dibagikan sebagai dividen.

Peningkatan kepemilikan manajerial (insider ownership) dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan (Keown,2000). Perusahaan meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Dengan meningkatkan persentase kepemilikan, manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggungjawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang jumlahnya lebih besar mempunyai kinerja investasi yang lebih baik daripada perusahaan dengan kepemilikan manajerial kecil. Kepemilikan manajerial yang besar merupakan sinyal yang baik bagi pemegang saham.Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno,2003). Dividen merupakan sebagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, oleh karenanya kebijakan dividen sangat tergantung pada tingkat profitabilitas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham.

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak

kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka

semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan

semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sartono,

2001).Penelitian mengenai kebijakan dividen telah banyak dilakukan dan diantara penelitian tersebut menunjukkan hasil yang berbeda-beda, Sunarto (2004) dalam tesisnya menyimpulkan bahwa kepemilikan manjerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, namun Hatta (2002) mengungkapkan bahwa kepemilikan manjerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian Sumarto (2007) menguji tingkat likuiditas yang diproksikan dengan current ratio terhadap dividend payout ratio, mengungkapkan bahwa variabel current ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Namun berbeda pada penelitian Damayanti dan Fatchan (2006) yang menghasilkan pengaruh negatif tidak signifikan pada variabel current ratio terhadap dividend payout ratio.Hasil pengujian variabel profitabilitas terhadap dividend payout ratio juga menghasilkan kesimpulan yang berbeda- beda. Dafit (2008) menyimpulkan profitabilitas perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Namun, penelitian Budiarti (2009) menghasilkan simpulan berbeda bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Rosdini (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh arus kas bebas terhadap kebijakan dividen menemukan bahwa arus kas bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan hasil penelitian Endang dan Minaya (2004) menemukan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas, dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .1.2Permasalahan

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kepemilikan manjerial terhadap kebijakan dividen?

2. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen?

3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen?

4. Bagaimana pengaruh arus kas bebas terhadap kebijakan dividen? 1.2.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai ruang lingkup yang jelas dan terarah, berdasarkan uraian yang telah disajikan sebelumnya maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Kebijakan dividen kas yang diteliti diukur dari jumlah dividen kas yang dibayar perusahaan.

2. Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu; kepemilikan manjerial, profitabilitas,likuiditas, dan arus kas bebas.1.3Tujuan dan Manfaat PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan terhadap jumlah pembagian dividen tunai.

2. Sebagai referensi dan informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan akademisi pihak yang tertarik terhadap kebijakan dividen.3. memberikan masukan kepada investor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi.II. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan utilitas, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal (Hendriksen, 2000).2.2 Kebijakan Dividen2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Sartono (2000), mendefinisikan kebijakan dividen sebagai: Keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam retained earnings guna membiayai investasi di masa datang. Sedangkan menurut Sutrisno (2003) Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan.

2.2.2 Kebijakan Pembagian Dividen

Menurut (Sutrisno, 2003) ada beberapa bentuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham antara lain:

1. Pembagian dividen secara tunai atau cash dividend. Pembagian dividen secara tunai terdiri dari beberapa bentuk yaitu: a. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil

b. Kebijakan Dividen Meningkat

c. Kebijakan Dividen dengan Rasio yang Konstan

d. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yang Rendah ditambah Ekstra2. Pembagian Stock Dividend Salah satu kebijakan yang bisa diambil oleh perusahaan adalah dengan memberikan dividen tidak dalam bentuk uang, tetapi dividen diberikan dalam bentuk saham. Artinya pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti cash dividend.

3. Kebijakan Stock Split Apabila harga pasar saham suatu perusahaan terlalu tinggi, mengakibatkan banyak investor kurang berminat terhadap saham perusahaan. oleh karena itu perusahaan bisa mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil.

4. Kebijakan Repurchase Stock Repurcahse stock adalah pembelian kembali saham-saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham atau investor.2.2.3Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividenAda banyak faktor yang dapat mempengaruhi manajemen perusahaan untuk menetapkan suatu kebijakan dividen, yaitu:1. Peraturan hukum2. Posisi Likuiditas3. Membayar Pinjaman4. Kontrak Pinjaman5. Pengembangan Aset6. Tingkat Pengembalian7. Stabilitas Keuntungan8. Pasar Modal9. Kendali Perusahaan10. Keputusan Kebijakan Dividen

11. Kedudukan Pajak Pemegang Saham

2.2.4 Teori Kebijakan Dividen1. Teori Residual

Teori ini menjelaskan bahwa dividen yang dibayarkan oleh perusahaan merupakan sisa (residual) setelah dilakukan pembayaran atas kesempatan peluang investasi yang dilaksanakan. Berdasarkan teori ini, dividen dianggap tidak relevan karena hanya dianggap sebagai sisa pendapatan dan bukan variabel keputusan yang mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Teori Irrelevansi

Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta resiko bisnisnya, dengan kata lain, suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh asetnya, bukan bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba yang ditahan (Miller dan Modigliani, 1961).3. Teori Bird in the HandTeori ini menyatakan bahwa dengan mendapat dividen lebih baik daripada saldo laba karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan terwujud sebagai dividen di masa yang akan datang. Pandangan yang menyatakan dividen lebih pasti daripada perolehan modal, disebut bird in the hand theory (teori burung ditangan). Menurut Lintner (1962) dan Gordon (1963), investor menilai jumlah yang diterima dari expected dividend lebih tinggi daripada expected capital gains karena komponen dividen memiliki risiko lebih rendah daripada capital gains.Selain teori-teori tersebut, terdapat pemikiran dan pendapat-pendapat lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen, antara lain:

1. Teori Perbedaan Pajak (Tax Differential Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979) dengan melihat adanya perbedaan aturan pajak pendapatan yang dikenakan untuk investor dalam hal keuntungan dividen dan capital gain. Para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pajak. Pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen.2. Teori Signaling HypotesisDalam teori ini Miller dan Modigliani berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen akan diikuti dengan kenaikan harga saham, sebaliknya jika terjadi penurunan dividen maka akan dikuti dengan penurunan harga saham.3. Teori Clientele EffectTeori ini menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.2.2.5 Prosedur Standar Pembayaran DividenDalam pembayaran dividen terdapat beberapa tahapan prosedur yaitu sebagai berikut:

1. Declaration Date

Tanggal deklarasi adalah tanggal keputusan untuk membagikan dividen pada RUPS, atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen.

2. Date of record

Date of record merupakan tanggal keputusan bahwa para pemegang saham pada tanggal tertentu dinyatakan berhak untuk menerima dividen, atau hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan.

3. Ex-dividend

Ex-dividend adalah tanggal pada saat dimana hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya yaitu lima hari sebelum date of record. Pada tanggal ini atau sesudahnya pembeli tidak berhak untuk memperoleh dividen yang akan dibagikan.

4. Payment date

Payment date merupakan tanggal kapan dividen tersebut akan dibayarkan, dan bagaimana cara pembayaranya.2.2.6 Syarat Pembayaran Dividen

Jika suatu perusahaan mempertimbangkan pembagian dividen, ada dua persyaratan utama yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Legalitas Dividen

Legalitas dividen dapat ditentukan dengan melihat hukum suatu negara yang berlaku. 2. Kondisi Keuangan

Pengelolaan perusahaan yang baik memerlukan perhatian yang lebih daripada legalitaas pembagian dividen. Perimbangan harus diberikan pada kondisi ekonomi tertentu, terutama likuiditas. 2.2.7 Kendala Pembagian Dividen

Kendala-kendala dalam pembagian dividen antara lain :

1. Perjanjian Kredit atau Surat Pengakuan Utang2. Ketidakcukupan Laba

3. Ketersediaan Dana

4. Denda Pajak atas Penimbunan Laba yang Tidak Wajar

2.3Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan DividenKepemilikan manajerial (insider ownership) adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan kebijaksanaan dan mempunyai akses langsung terhadap informasi dalam perusahaan. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manajer dan pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol, pihak insider atau manajemen cenderung menginginkan pembagian dividen kecil, karena mereka menginginkan kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi perusahaan, namun pihak insider cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang saham. Semakin besar kepemilikan insider maka biaya agen semakin kecil, karena pemilik sekaligus merangkap sebagai manajemen sehingga biaya pengawasan berkurang. Dengan begitu semakin besar kekuatan dalam menentukan kebijakan dividen. Manajemen akan cenderung mengurangi pembayaran dividen dan menggunakan dananya untuk memperluas usahanya (Suwaldiman dan Aziz, 2006).Penelitian tentang pengaruh kepemilikan manjerial terhadap kebijakan dividen telah dilakukan oleh Sunarto (2004) dalam tesisnya menyimpulkan bahwa kepemilikan manjerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, namun Suwaldiman dan Azis (2006) menghasilkan kesimpulan berbeda bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis kesatu dalam penelitian ini, yaitu:Ha1: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen2.4Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan DividenProfitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh return on equity (ROE). Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik (Harahap, 2007).Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Karena dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio.Penelitian tentang pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen dilakukan oleh Dafit (2008) menyimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Namun, penelitian Budiarti (2009) menghasilkan simpulan berbeda bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.Berdasarkan keterangan di atas, maka dirumuskan hipotesis kedua dalam penelitian ini, yaitu:Ha2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen2.5Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan DividenLikuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian ini adalah current ratio. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas.Jadi kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan arus kas keluar, maka

semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan

semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sartono, 2000).

Penelitian tentang pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen dilakukan oleh Sumarto (2007) mengungkapkan bahwa variabel current ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Namun berbeda pada penelitian Damayanti dan Fatchan, (2006) yang menghasilkan pengaruh tidak signifikan pada variabel current ratio terhadap dividend payout ratio.Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis ketiga dalam penelitian ini, yaitu:

Ha3: Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen 2.6Pengaruh Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan DividenBrigham dan Houston (2001) mendifinisikan arus kas bebas sebagai arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor ( pemegang saham dan pemilik utang ) setelah perusahaan menempatkan semua investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Arus kas bebas diwakili oleh rasio free cash flow dibagi dengan total aktiva. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin kecil laba perusahaan digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Sesuai teori keagenan, apabila perusahaan mempunyai aliran kas bebas, manajer akan mendapat tekanan dari pemegang saham untuk membagikannya dalam bentuk dividen. Hal ini dilakukan untuk mencegah pihak manajemen menggunakan free cash flow untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan dan cenderung merugikan para pemegang saham.

penelitian tentang pengaruh arus kas bebas terhadap kebijakan dividen dilakukan oleh Rosdini (2009) menemukan bahwa arus kas bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan hasil penelitian Endang dan Minaya (2004) menemukan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis keempat dalam penelitian ini, yaitu:Ha4: arus kas bebas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividenIII. METODE PENELITIAN

3.1Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu data yang menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa data historis perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian.3.2Populasi dan SampelPopulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2010, terdapat 193 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode penyampelan bersasaran (purposive sampling method) yang dipilih berdasarkan kriteria yang ditentukan berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, yaitu:1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.

2. Perusahaan tersebut membagikan dividen tunai setiap periode pengamatan yaitu periode 2006-2010.

3. Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan setiap periode pengamatan dan memiliki data yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini, yaitu kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas, dan arus kas bebas.Dari jumlah populasi sebanyak 193 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010, dengan menggunakan metode purposive sampling maka diperoleh sebanyak 8 perusahaan yang menjadi sampel karena hanya 8 perusahaan yang memiliki data yang dibutuhkan penulis.3.3Operasioanalisasi Variabel Penelitian3.3.1Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen kas yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Dalam penelitian ini data DPR diambil dari ICMD 2010. Dividend Payout Ratio dapat diukur dengan rumus:

3.3.2Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial ,profitabilitas, likuiditas, dan arus kas bebas.

3.3.2.1 Kepemilikan manajerialKepemilikan manajerial (insider ownership) adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan yang terdiri dari manajer, direktur, komisaris. Penelitian ini menggunakan persentase kepemilikan yang terdapat dalam ICMD 2010. Kepemilikan manajerial dihitung dengan rumus:

3.3.2.2 Profitabilitas Pada penelitian ini, tingkat profitabilitas diukur melalui Return on Equity (ROE). Profitabilitas menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik (Harahap, 2007). Profitabilitas dihitung dengan rumus:

3.3.2.3 Likuiditas

Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Variabel ini diukur dengan current ratio, dengan formulasi sebagai berikut:

3.3.2.4 Arus kas bebasArus kas bebas diwakili rasio arus kas bebas dibagi dengan total aset. Semakin kecil rasio ini menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan cenderung digunakan untuk membayar dividen, sehingga laba yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan semakin kecil. arus kas bebas dihitung dengan rumus (Hatta, 2002):

Arus kas bebas =

3.4 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda. Analisis regresi bertujuan untuk mengestimasi hubungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Keterangan:

Y : kebijakan dividen ( dividend payout ratio) a : konstanta b1,b2,b3,b4 : koefisien regresi variabelX1 : kepemilikan manajerial X2 : profitabilitas X3 : likuiditasX4 : arus kas bebase : errorIV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN4.1. Analisis DeskriptifDalam bab ini disajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif yang meliputi minimun, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi perbandingan antara variabel-variabel independen (kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas, dan arus kas bebas terhadap variabel dependen (dividend payout ratio). Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian disajikan dalam tabel di bawah ini:Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

NMinimumMaximumMeanStd. Deviation

DPR406.8295.6334.033015.84842

KM40.002.541.0830.86111

ROE404.7641.6824.667310.45541

CR401.077.182.20481.31407

AKB40-.104.445.12078.114812

Valid N (listwise)40

Sumber : Lampiran 34.2. Analisis Regresi Linear Berganda

Model Persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + eTabel 8. Hasil uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

ModelUnstandardized CoefficientsStandardized CoefficientstSig.

BStd. ErrorBeta

1(Constant)7.8057.4641.046.303

KM-2.1672.616-.118-.828.413

ROE.761.214.5023.563.001

CR3.8221.648.3172.319.026

AKB11.40919.263.083.592.557

a. Dependent Variable: DPR

Sumber: Lampiran 3

Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model regresi berganda sebagai berikut :Y = 7,805 2,167 KM + 0,761 ROE + 3,822 CR + 11,409 AKB + e

Y

: Kebijakan dividen kas

KM

: Kepemilikan manajerial ROE

: Return on equity / ProfitabilitasCR: Current ratio / Likuiditas AKB: Arus kas bebas Keterangan dari persamaan tersebut sebagai berikut :

Konstanta sebesar 7,805 menyatakan bahwa jika nilai kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas, dan arus kas bebas adalah nol, maka dividend payout ratio yang terjadi adalah sebesar 7,805%.

Koefisien regresi kepemilikan manjerial sebesar -2,167 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% kepemilikan manjerial akan menurunkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 2,167%.

Koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,761 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% return on equity akan meningkatkan kebijakan dividen kas (DPR) sebesar 0,761%.

Koefisien regresi likuiditas sebesar 3,822 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% current ratio(CR) akan meningkatkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 3,822%.

Koefisien regresi arus kas bebas sebesar 11,409 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% arus kas bebas akan meningkatkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 11,409%.

4.3. Pengujian Hipotesis4.5.1 Uji Kelayakan Model (Uji F)Uji F dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen (kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas) terhadap variabel dependen ( kebijakan dividen ). Hasil pengujian dengan uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:Tabel 9. Hasil Uji Signifikansi Model Regresi

ANOVAb

ModelSum of SquaresdfMean SquareFSig.

1Regression3465.3814866.3454.790.003a

Residual6330.34135180.867

Total9795.72239

a. Predictors: (Constant), AKB, CR, ROE, KM

b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 4,790 dengan tingkat signifikansi 0,003. Dengan melihat Sig 0,003 dan 0,05 maka model regresi penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi kebijakan dividen tunai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen tunai dipengaruhi secara bersama-sama oleh kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas. Dengan kata lain model regresi penelitian ini adalah signifikan.4.5.2 Uji- t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kebijakan dividen). Pengujian dengan uji-t dilakukan pada tingkat keyakinan 95% dan kesalahan dalam analisis 5%. HipotesisUraianNilai SignifikansiSimpulan

Ha1Kepemilikan manjerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen kas0,413Ha1 ditolak

Ha2Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen kas0,001Ha2 diterima

Ha3Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen kas0,026Ha3 diterima

Ha4Arus kas bebas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen kas0,557Ha4 ditolak

Tabel 10. Hasil Uji-tBerdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil olahan dari model SPSS 16, maka dapat disimpulkan bahwa hanya variabel profitabilitas dan likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan variabel kepemilikan manjerial dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

4.4 Pembahasan4.4.1 Pengaruh Kepemilikan manjerial Terhadap Kebijakan Dividen Pengujian terhadap hipotesis pertama bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari kepemilikan manjerial terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,413. Karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka Ha1 ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manjerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suwaldiman dan Azis (2006) yang mengungkapkan bahwa kepemilikan manjerial tidak bepengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Tidak signifikannya variabel kepemilikan manjerial terhadap kebijakan dividen dalam penelitian ini disebabkan karena sebagian besar perusahaan yang menjadi sampel merupakan perusahaan dengan kepemilikan manjerial yang rendah. Karena pemilik perusahaan hanya memiliki saham dalam jumlah yang kecil, maka keputusan dividen banyak ditentukan oleh pemilik saham diluar perusahaan (outsider ownership).

Hasil penelitian ini mendukung teori clientele effect yang menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Pemegang saham yang sedang membutuhkan uang kas akan mengharapkan pembagian dividen kas yang tinggi, sedangkan pemegang saham yang belum memerlukan uang kas lebih menyukai capital gain daripada dividen karena dapat menunda pembayaran pajak. Pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen.

4.4.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap kebijakan dividenPengujian terhadap hipotesis kedua bertujuan untuk membuktikan pengaruh profitabilitas yang diwakili oleh return on equity (ROE) terhadap kebijakan dividen kas perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001. Karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka Ha2 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan. Variabel profitabilitas mempunyai koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 0.698, hal ini berarti bahwa profitabilitas berhubungan positif dengan dividend payout ratio. Semakin besar profitabilitas, semakin besar dividend payout ratio dan sebaliknya, semakin kecil profitabilitas semakin kecil dividend payout ratio.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Dafit (2008) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan tehadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besar kecilnya pembagian dividen. Dimana dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, jadi semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang saham. Peningkatan pembayaran dividen akan memberikan sinyal kepada pemegang saham bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang.

4.4.3 Pengaruh Likuiditas terhadap kebijakan dividen Pengujian terhadap hipotesis ketiga bertujuan untuk membuktikan pengaruh likuiditas yang diwakili oleh current ratio terhadap kebijakan dividen kas perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,026. Karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka Ha3 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan. Variabel likuiditas mempunyai koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 3,480, hal ini berarti bahwa likuiditas berhubungan positif dengan dividend payout ratio. Semakin besar likuiditas, semakin besar dividend payout ratio dan sebaliknya, semakin kecil profitabilitas semakin kecil dividend payout ratio.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sumarto (2007) yang mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besar kecilnya tingkat likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas.Jadi kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan arus kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

4.4.4 Pengaruh Arus kas bebas terhadap kebijakan dividen Pengujian terhadap hipotesis keempat bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,557. Karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka Ha4 ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Budiarti (2009) yang mengungkapkan bahwa arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Ketidaksignifikanan variabel arus kas bebas terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa besar kecilnya arus kas bebas tidak berpengaruh pada tinggi rendahnya pembayaran dividen. Hal ini mungkin disebabkan perusahaan cenderung untuk menahan dividen agar memiliki sumber dana internal yang tinggi. Dengan cara ini perusahaan dapat menunda penggunaan utang yang relatif lebih berisiko daripada penggunaan dana internal. Hal ini juga sesuai dengan teori residual yang menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan oleh perusahaan merupakan sisa (residual) setelah dilakukan pembayaran atas kesempatan peluang investasi yang dilaksanakan.

V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 SimpulanPenelitian ini menguji pengaruh variabel kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas, terhadap kebijakan dividen serta mengetahui dari faktor-faktor tersebut, manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap kebijakan dividen.. Variabel dependen kebijakan dividen diukur dengan dividend payout ratio (DPR). Variabel independen kepemilikan manjerial diukur dengan persentase kepemilikan saham, profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE), likuiditas diukur dengan current ratio (CR) dan arus kas bebas diukur dengan rasio arus kas bebas terhadap total asset.

Berdasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien determinasi regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebesar 0,280 yang berarti 28% variabel kebijakan dividen kas dapat dijelaskan oleh variabel independen, yaitu kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas, dan arus kas bebas. Sehingga dapat dikatakan bahwa model penelitian layak uji. Sedangkan sisanya (72%) kemungkinan dijelaskan adanya faktor-faktor lain diluar model.

2. Kepemilikan manjerial (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Artinya besar kecilnya kepemilikan manjerial tidak berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pembayaran dividen.3. Profitabilitas (X2) yang diwakili oleh return on equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Artinya semakin besar profitabilitas perusahaan akan semakin tinggi dividen yang dibagikan dan sebaliknya, semakin kecil profitabilitas perusahaan akan semakin rendah dividen yang dibagikan.4. Likuiditas (X3) yang diwakili oleh current ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Artinya semakin besar tingkat likuiditas perusahaan akan semakin tinggi dividen yang dibagikan dan sebaliknya, semakin kecil tingkat likuiditas perusahaan akan semakin rendah dividen yang dibagikan.5. Arus kas bebas (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Artinya besar kecilnya arus kas bebas tidak berpengaruh pada tinggi rendahnya pembayaran dividen.5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh kepemilikan manjerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel lain yang berperan dalam mempengaruhi kebijakan dividen masih cukup banyak, misalnya variabel resiko, hutang, ukuran perusahaan, struktur modal dan sebagainya.

2. Kebijakan dividen dinilai hanya dari dividend payout ratio yang dibayar tunai. Sehingga tidak memperhitungkan kebijakan dividen lainnya.

3. Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut-turut. Sehingga sampel yang didapat jumlahnya terlalu sedikit dan kurang menggambarkan perusahaan secara keseluruhan.

5.3 Saran

Mendasar pada keterbatasan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu:

1. Untuk peneliti selanjutnya akan lebih baik apabila melakukan penelitian berdasarkan kelompok dan jenis perusahaan, karena antara kelompok perusahaan satu dengan kelompok perusahaan yang lain mempunyai karakteristik pembagian deviden yang berbeda.

2. Variabel independen yang digunakan harus lebih dikembangkan. Pengembangan ini perlu dilakukan mengingat banyak variabel lain yang berperan dalam mempengaruhi kebijakan deviden, misalnya variabel resiko, hutang, ukuran perusahaan dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKAArilaha, Asril,M. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Volume. 13, No. 1 Januari 2009.

Brigham, Eugene, F., dan Houston, J.F. 2001. Manajemen Keuangan. Buku 11. Edisi Kedelapan Tejemahan.Suharto, Dodo dan Wibowo, Herman. Jakarta: Erlangga.Budiarti,A. 2009. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia.

Dafit, M. 2008. Pengaruh Pertumbuhan Laba Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks LQ-45. Skripsi. Universitas Lampung.

Damayanti, Susana dan Fatchan, Achyani. 2006. Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1, April 2006.

Endang, dan Minaya 2003. Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets danTingkat Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Deviden, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Volume 14, No.21, Agustus 2004, 281-301

Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Hatta, A.J. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI Volume 6 No.2 Desember 2002.Hendriksen, Eldon S. 2000.Teori Akuntansi Edisi Kelima. Batam: Penerbit Interaksara.

Keown, et al. 2000. Manajemen Keuangan Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Rosdini, D. 2009. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio. Paper. Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran.

Sartono, Agus. 2000. Manajemen Keuangan Edisi ketiga. Yogyakarta: BBFE.Suherly, Michell, Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 4, No.3, Desember 2004Sumarto. 2007. Anteseden dan Dampak dari Kebijakan Deviden beberapa perusahaan Manufaktur. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7. No.1 Maret 2007.

Sunarto. 2004. Analisis ( Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Return On Asset dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio ( Studi Kasus Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Jakarta). Tesis. Program Studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Ekonisia

Suwaldiman dan A. Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. SINERGI Vol.8 No.1 Januari 2006, 53-64.Wahidawati. 2001. Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Deviden Perusahaan: Sebuah Perspektif Teori Agensi. Simposium Nasional Akuntansi IV. Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ).Wijaya,D.P.2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen kas. Skripsi. Universitas Lampung.Yuniningsih. 2008. Insider ownership, Free Cash Flow dan Dividend Policy Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2008.

Laba Bersih Perlembar Saham

Dividen Tunai Perlembar Saham

DPR =

KM =

Jumlah Saham Dimiliki Komisaris dan Direktur

Total Saham

Laba Bersih Setelah Pajak

ROE =

Total Ekuitas

Aktiva Lancar

Current Ratio =

Utang Lancar

Arus Kas Operasi - Dividen

Total Aktiva