01 perkerasan jalan

21
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Upload: becky-becker

Post on 08-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

perkerasan jalan

TRANSCRIPT

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN1Tujuan :Perkerasan berfungsi untuk melindungi tanah dasar ( subgrade) dan lapisan-lapisan pembentuk perkerasan supaya tidak mengalami tegangan dan regangan yang berlebihan oleh akibat beban lalu lintas.Perkerasan akan mempunyai kinerja yang baik, bila perancangan dilakukan dengan baik dan seluruh komponen-komponen utama dalam sistem perkerasan berfungsi dengan baik.Struktur perkerasan terdiri dari beberapa lapis material yang diletakkan pada tanah dasar ( Gambar 1.1) komponen lapisan terdiri dari beberapa macam bahan granuler yang memberikan sokongan penting dari kapasitas struktural sistem perkerasan.

I. 1 PENDAHULUANPerkerasan lenturPerkerasan kakuBahu aspalLajur lalu lintasBahu aspalBahu betonLajur lalu lintasBahu betonSumbu jalanLapis PondasiLapis Pondasi bawahPelat betonLapis Pondasi bawahMediana) Jalan raya terbagi2%2%Gambar 1.1 Tampang melintang tipikal perkerasan lentur dan kaku. Komponen komponen perkerasan meliputi : Lapis aus (wearing course) yang memberikan cukup kekesatan, tahanan gesek, dan penutup kedap air ataui drainase air permukaan.Lapis perkerasan terikat atau tersementasi (aspal atau beton) yang memberikanb daya dukung yang cukup, dan sekaligus sebagai penghalang air yang masuk kedalam material tak terikat dibawahnya.Lapis pondasi (base course) dan lapis pondasi bawah ( subbase course) tak terikat yang memberikan tambahan kekuatan (khususnya untuk perkerasan lentur), dan ketahanan terhadap pengaruh air yang merusak struktur perkerasan , serta pengaruh gradasi yang lain (erosi dan intrusi butiran halus).

2%2%Perkerasan lentur atau kakuLapis permukaanLapis pondasiLapis pondasi bawahBahuBahub) Jalan raya tidak terbagiKomponen komponen perkerasan meliputi : 4)Tanah dasr (subgrade) yang memberikan cukup kekuatan, kekuatan yang seragam dan merupakan landasan yang stabil bagi lapisan material perkerasan di atasnya.Sistem drainase yang membuang air dengan cepat dari sitem perkerasan, sebelum air menurunkan kualitas lapisan material granuler tak terikat dan tanah dasar.I.2.FUNGSI PERKERASAN.Fungsi utama perkerasan ; menyebarkan beban roda ke arah permukaan tanah dasar yang lebih luas dibandingkan laus kontak roda dan perkerasan , sehingga mereduksi tegangan maksimum yang terjadi pada tanah dasar, yaitu pada tekanan dimana tanah dasar tidak mengalami deformasi berlebihan selama masa pelayanan perkerasan.

Secara umum , fungsi perkerasan jalan, adalah :Untuk memberikan struktur yang kuat dalam mendukung beban lalu lintas.Untuk memberikan permukaan rata bagi pengendara.Untuk memberikan kekesatan atau tahanan gelincir (skid resistance) di permukaan perkerasan.Untuk mendistribusikan beban kendaraan ke tanah dasar secara memadai, sehingga tanah dasar terlindung dari tekanan yang berlebihan.Untuk melindungi tanah dasar dari pengaruh buruk perubahan cuaca .I.3.BAGIAN BAGIAN JALAN.Badan jalan adalah bagian jalan yang meliputi jalur lalu-lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah, dan bahu jalan. Gambar 1.2 komposisi potongan melintang jalan ;Jalur lalu-lintas.Bahu jalan.

I.3. BAGIAN BAGIAN JALAN.Saluran samping.Median, termasuk jalur tepian.Trotoar?jalur pejalan kaki.Jalur sepeda.Separator?jalur hijau.Jalur lambat.

Gambar 1.2 Tipikal potongan melintang jalan 2-lajur-2 arah tak terbagi

TrotoarTrotoarJalursepedaJalursepedaJalurhijauJalurhijauJalurtepianJalurtepianJalur lalu lintasSaluran samping di bawah trotoarSaluran samping di bawah trotoarJalur dan Lajur ;Jalur lalu lintas kendaraan didefinisikan sebagai bagian jalan yang digunakan untuk lalu-lintas kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan. Batas jalur lalu-liontas dapat berupa median jalan, bahu jalan, trotoar, pemisah/separator jalan. .Lajur didefinisikan sebagai bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor yang sedang berjalan (PP RI No.43, tahun 1993). Kemiringan lajur ke arah melintang umumnya sekitar 2 3%.Dalam Tabel 1.1 ditunjukkan lebar lajur dan bahu jalan sesuai dengan kelas jalan yang disarankan dalam RSNI T-14-2004. Lebar jalur minimum adalah 4,5 m. Tabel 1.1 Lebar jalur dan bahu jalan

* = jalan 1-jalur, 2 arah dengan lebar 4,50 m

Kelas jalanLebar Lajur (m)Lebar bahu sebelah luar (m)DisarankanMinimumTanpa trotoarDengan trotoarDisarankanMinimumDisarankanMinimumIIIIIIAIIIBIIIC3,603,603,603,603,603,503,002,752,75*2,502,502,502,501,502,002,002,002,000,501,000,500,500,500,500,500,250,250,250,25Jalur lalu-lintas atau kendaraan .Jalur lalu-lintas untuk kendaraan adalah bagian jalur jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan bermotor.Jalur lalu-lintas untuk pejalan kaki .Bagian jalur jalan yang direncanakan khusus untuk pejalan kaki.Jalur hijau.Bagian dari jalan yang disediakan untuk penataan tanaman (pohon, perdu, atau rumput) yang ditempatkan menerus berdampingan dengan trotoar atau dengan jalur sepeda atau dengan bahu jalan atau pada pemisah jalur (median jalan).Jalur tepian.Bagian dari median yang ditinggikan atau separator yang berfungsi memberikan ruang bebas bagi kendaraan yang berjalan pada jalur lalu lintasnya.Habu.Bahu jalan (shoulder) adalah bagian jalan yang bersebelahan dengan perkerasan jalan , bagu berguna untuk memberikan tempat bagi kendaraan yang berhenti dalam kondisi terpaksa.

Kereb.Kereb (kerb) atau curb adalah suatu bentuk elemen pembatas yang dipasang ditepi jalan dari jalan. Kereb merupakan bangun pelengkap jalan yang dipasang sebagai pembatas jalur lalu-lintas dengan bagian jalan lainnya.Fungsi kereb :Penghalang atau pencegah kendaraan keluar dari jalur lalu-lintas .Pengaman terhadap pejalan kaki, mempertegas batas tepi perkerasan jalan.Memperbaiki estetika/pemandangan.

Trotoar .Jalur lalu-lintas untuk pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan sumbu jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan (untuk menjamin keselamatan pejalan kaki yang bersangkutan).Median .Bagian dari jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan dengan bentuk memanjang sejajar jalan. Median terletak disumbu/tengah jalan, dimaksudkan untuk memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan.

I.4. KLASIFIKASI JALANTabel 1.2 Klasifikasi jalan menurut kelas, fungsi, dimensi kendaraan dan muatan sumbu terberat.

Istila-istila dan definisi fungsi jalan yang mengacu pada RSNI T-14-2004 adalah ;Jalan Perkotaan adalah jalan didaerah perkotaan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien ( UU RI No. 13 Tahun 1980)Kelas jalanFungsi jalanDimensi kendaraan maksimumMuatan Sumbu Terberat, MST (ton)Panjang (m)Lebar (m)IIIIIIAArteri

1818182,52,52,5> 10108IIIAIIIBKolektor18122,52,588IIICLokal92,18Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata yang sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi, (UU RI No. 13 Tahun 1980)Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi (UU RI No. 13 Tahun 1980).

1.5. JENIS JENIS PERKERASAN. Perkerasan Lentur (flexible pavement).Perkerasan kaku (rigit pavement)Perkerasan komposit (composite pavement)Jalan tak diperkeras (unpaved road).

1.5.1. Perkerasan Lentur .Secara umu perkerasan lentur terdiri dari tiga lapisan utama yaitu ;Lapis permukaan (surface course)Lapis pondasi (base course).Lapis pondasi bawah (subbase course)

Gambar 1.4 Perbedaan strktur perkerasan lentur dan kaku.

1.5.2. Perkerasan kaku.Perkerasan kaku (rigit pavement) atau perkerasan beton (concrite pavement) banyak digunakan untuk jalan-jalan utama dan bandara.

Lapis PermukaanLapis pondasi (base)Lapis pondasi bawah (subbase)Tanah dasar dipadatkan(compacted subgrade)Timbunan/tanah asliLapis pondasi bawah (subbase)Tanah dasar dipadatkan(compacted subgrade)Pelat beton semen portlandTimbunan/tanah aslia) Perkerasan lenturb) Perkerasan kakuTabel 1.3 Perbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku.

NoPerkerasan kakuPerkerasan lentur1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Komponen perkerasan terdiri dari pelat beton yang terletak tanah atau lapisan material granuler pondasi bawah (subbase).

Kebanyakan digunakan untuk jalan kelas tinggi

Pencampuran adukan beton mudah dikontrol

Umur rencana dapat mencapai 20 40 tahun

Lebih tahan terhadap drainase yang buruk.

Biaya awal pembangunan lebih tinggi.

Biaya pemeliharaan kecil . Namun jika terjadiKerusakan biaya pemeliharaan lebih tinggi.

Kekuatan perkerasan lebih ditentukan oleh kekuatan pelat beton.

Tebal struktur perkerasan adalah tebal pelat betonnya.

Perkerasan dibuat dalam panel-panel (untuk tipe JPCP dan JRCP), sehingga dibutuhkan sambungan-sambungan (kecuali tipe CRCP)

Komponen perkerasan terdiri dari lapis aus, pondasi atas (base) dan pondasi bawah (subbase)

Digunakan untuk semua kelas jalan dan tingkat Volume lalu-lintas

Pengentrolan kualitas campuran lebih rumit

Umur rencana lebih pendek yaitu sekitar 10 20 tahun, jadi kurang dari perkerasan kaku.

Kurang tahan terhadap drainase buruk.

Biaya awal pembangunan lebih rendah.

Biaya pemeliharaan lebih besar

Kekuatan perkerasan ditentukan oleh kerja sama setiap komponen lapis perkerasan.

Tebal perkerasan adalah seluruh lapisan pembentuk perkerasan di atas tanah dasar.

Tidak dibuat dalam panel-panel , sehingga tidak ada sambungan

Keuntungan dan kerugian perkerasan lentur (seperti di Tabel 1.3) ;

Permukaan perkerasan lentur , umumnya memberikan kualitas layanan yang lebih nyaman, karena tidak bersambungan. Pada perkerasan kaku , banyak sambungan diantara blok-blok pelat beton mengakibatkan gangguan kenyamanan kendaraan.Perkerasan aspal tidak menimbulkan banyak gangguan suara akibat kontak roda kendaraan dengan permukaan aspal.Perkerasan aspal bisa dengan cepat dibuka untuk lau lintas, segera setelah pemadatan selesai dan pendinginan aspal mencapai keseimbangan dengan suhu sekitar. Keuntungan perkerasan beton (seperti di Tabel 1.3) ;Lebih mampu mengatasi kelebihan yang tidak diharapkan, dan lebih tahan terhadap tumpahan bakar dalam area industri.Lebih tahan dalam menjaga kekesatan dalam waktu yang lebih lama dibandingkan dengan perkerasan aspal.

1.5.3 Perkerasan Komposit.

Perkersan komposit adalah perkerasan gabungan antara perkerasan beton semen portland dan perkerasan aspal. Perkerasan terdiri dari ;Lapis beton aspal (asphalt concrete, AC)Lapis pondasi ATB (asphalt treated base).Lapis pondasi semen CTB (cement treated base).

Gambar 1.5 Beberapa contoh struktur perkerasan komposit

Lapis Tambahan ACATB (asphald treated base)CTB (cement treated base)Perkerasan lamaLapis Tambahan ACLapis Pondasi GranulerATB (asphalt treated base)Perkerasan lama1.5.4 Jalan Tak Diperkeras. Jalan tak diperkeras (unpaved road) adalah jalan dengan perkerasan sederhana , yaitu permukaan jalan hanya berupa lapisangranular (kerikil) yang dihamparkan di atas tanah dasar. 1.6. JENIS-JENIS PEMBANGUNAN PERKERASAN.Pembangunan baru (new construction).Pembangunan kembali (reconstruction).Reklamasi (reclamation).Perataan (resurfacing).Pemeliharaan (preservation).Penjelasan masing-masing jenis pembangunan perkerasan adalah sebagai berikut ;Pembangunan baru ,adalah pembanguna struktur perkerasan yang diletakkan pada tanah dasar yang disiapkan . Hal ini bisa berupa pembangunan jalan raya baru, pemeliharaan jalan raya, atau bagian jalan baru yang berupa pelebaran jalan.

Pembangunan kembali adalah pembangunan kembali perkerasan dilakukan bila struktur perkerasan eksisting dibongkar total dan diganti dengan struktur perkerasan yang baru. Hal ini di lakukan bila perkerasan eksisting telah mengalami kerusakan berat, sehingga tidak bisa dilakukan aksi perbaikan kembali.

Reklamasi adalah pengunaan kembali struktur perkerasan dengan cara menghacurkan dan mengaduk perkerasan eksisting dan lapis pondasi bawah granuler ke dalam material pondasi kerikil yang dilapis ulang/lapis tambahan (overlay) denga campuran aspal panas. Reklamasi perkerasan umumnya dilakukan langsung di tempat.

Perataan Permukaan . Perataan permukaan perkerasan terdiri dari penghamparan campuran aspal panas dengan tebal tertentu di atas perkerasan eksisting. Perataan permukaan dimaksudkan untuk memelihara tingkat pelayanan yang lebih tinggi dan memberikan kekuatan struktur selama periode rancangan perkerasan.

Pemeliharaan adalah perbaikan permukaan untuk meyakinkan bahwa perkerasan dulunya mempunyai kondisi baik kembali menjadi baik. Pemeliharaan perkerasan ini hasilnya akan memperpanjang umur pelayanan , namun biasanya tidak memberikan kenaikan kekuatan struktur perkerasan.

1.7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA STRUKTUR PERKERASAN.1.7.1.Pengaruh kelembaban. Perubahan kelembaban air dalam perkerasan, umumnya diakibatkan oleh satu atau lebih , hal-hal berikut ;Rembesan dari permukaan tanah yang lebih tinggi ke jalan.Fluktuasi muka air tanah.Infiltrasi air yang berasal dari permukaan perkerasan jalan dan bahu jalan.Transfer kelembaban sebagai akibat perbedaan kadar air atau suhu dalam bentuk cair atau uap.Permeabilitas relatif dari lapisan-lapisan perkerasan terhadap tanah dasar.1.7.2.Pengaruh Temperatur .Perubahan temperatur terhadap struktur perkerasan dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut ;Material aspal akan berubah nilai modulusnya akibat perubahan temperatur. Modulus aspal dapat berubah-ubah dari 14.000 20.000 Mpa, bahkan lebih, selama masi dingin dan 700 Mpa atau kurang selama masih panas.-

Walaupun sifat-sifat material , seperti ; kuat lentur dan modulus tidak begitu dipengaruhi oleh perubahan temperatur yang normal, namun gradien temperatur dan kelembaban dapat mengakibatkan defleksi dan tegangan yang signifikan. Kejadian ini dapat merusakkan perkerasan kaku (beton).Pada temperatur pembekuan, air yang berada dalam tanah yang membeku, dan nilai modulus resilient tanah dasar dan material tak terikat (granular) , dapat 20 120 kali dibandingkan dengan sebelum pembukaan .Material yang di ikat semen dapat rusak selama siklus beku-cair dan basah-kering , sehingga mereduksi modulus dan menambah defleksi permukaan.1.7.3Pengaruh Cuaca.Pemilihan kondisi cuaca yang tepat diperlukan terutama untuk pekerjaan pemeliharaan perkerasan. Sebagai contoh , pengisian retakan akan berhasil baik , bila dilakukan pada musim dingin dan panas.1.7.4Pengaruh Darainase.Darainase jalan yang baik harus mampu menghindarkan masalah-masalah kerusakan jalan yang diakibatkan oleh pengaruh air dan bebanm lau-lintas .

Dalam perencanaan perkerasan , usaha penanganan masalah yang harus diperhatikan adalah ;Mencegah masuknya air ke dalam perkerasan.Penyediaan drainase jalan yang baik untuk mengalirkan air secara cepat meninggalkan struktur perkerasan.Membangun perkerasan yang cukup kuat untuk menghindari pengaruh buruk dari beban lalu-lintas dan air. 1.8.KONDIS FUNGSIONAL DAN STRUKTURAL.Kondisi Fungsional menyatakan kualitas kenyamanan kendaraan yang terutama bergantung pada kekasaran permukaan perkerasan. Karaktristik fungsional , kecuali berhubungan langsung dengan karakteristik profil permukaan, juga terkait dengan karekteristek kekesatan.Kondisi Struktural bergantung pada daya dukung dan kondisi dari perkerasan secara struktur. Ullidtz (1987) mendefinisikan, daya dukung perkerasan sebagai jumlah lintasan roda dengan tipe kendaraan yang dispesifikasikan, di mana perkerasan masih dapat mendukung, sebelum perkerasan tersebut mencapai tingkat kerusakan fungsional dan struktural yang tidak dapat diterima.

1.9. TAHANAN GELINCIR.Problem penggelinciran roda (slip) oleh akibat kurangnya kekesatan permukaan tersebut, biasanya terjadi pada saat permukaan perkerasan basah oleh air.

Faktor-faktor penyebab penggelinciran yang menyebabkan kecelakaan , antara lain ; Hydroplaning ban kendaraan yang disebabkan oleh genangan air di permukaan perkerasan yang bergelombang.Kandungan agregat dengan permukaan licin di dalam struktur perkerasan terlalu berlebihan.Kegemukan (bleeding) emulsi aspal pada permukaan aspal, akibat kadar aspal yang berlebihan campuran beton aspal.Adanya tumpahan bahan berminyak di permukaan perkerasan.