epzarkazi.files.wordpress.com file · web viewtujuan penelitian. berdasarkan latar belakang di atas...

29
STATISTIKA II PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN LAJU INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN INVESTASI DISUSUN OLEH : IMAM ZARKAZI (130231100102) KELAS C JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: dangthu

Post on 17-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STATISTIKA II

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN LAJU INFLASI

TERHADAP PERTUMBUHAN INVESTASI

DISUSUN OLEH :

IMAM ZARKAZI (130231100102)

KELAS C

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2014

BAB I

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan ekonomi suatu Negara merupakan indikasi kemajuan

pembangunan di bidang ekonomi yang sedang di lakukan oleh pemerintah dan rakyat

di dalam Negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi di butuhkan untuk menggerakkan

dan memicu pembangunan di bidang-bidang lainnya dan juga merupakan kekuatan

utama untuk meningkatkan pendapatan, pertumbuhan ekonomi suatu Negara

merupakan indikasi kemajuan masyarakat, penyerapan tenaga kerja dan sekaligus

merupakan proses untuk semakin mengecilnya angka kemiskinan

Penanaman modal atau investasi merupakan salah satu factor krusial bagi

kelangsungan proses pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi jangka

panjang. Pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan

jasa) di semua sektor ekonomi. Untuk keperluan kegiatan-kegiatan tersebut perlu di

bangun kawasan industri, gedung perkantoran dan alat-alat produksi, infrastruktur

seperti jalan raya, jembatan, dan lain sebagainya. Untuk pengadaan semua itu, di

perlukan dana membiayainya yang di sebut dana investasi

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pembentukan modal atau

investasi perlu di tingkatkan mengingat bahwa pasar modal belum beerkembang

maka masyarakat pada umumnya menyimpan kekayaan dalam bentuk kas atau

deposit bank. Oleh karena itu kebijakan tingkat suku bunga dapat di pakai untuk

mempengaruhi jumlah deposito sehingga dapat di salurkan untuk investasi.

Tingginya tingkat suku bunga merupakan penghambat bagi pertumbuhan

investasi, begitupun sebaliknya tingkat suku bunga yang rendah dapat merangsang

investor untuk menginvestasikan dananya baik penanaman modal dalam negri

(PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), tapi suku bunga yang rendah dapat

berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tabungan

Investasi pada hakekatnya merupakan langkah awal kegiatan pembangunan

ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan

ekonomi, hal ini mencerminkan berkembang tidaknya pembangunan dalam upaya

menumbuhkan perekonomian setiap Negara senantiasa berusaha menciptakan iklim

yang dapat mendukung tumbuhnya investasi di Indonesia. Sasaran yang di tunjukkan

tidak hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negri, tetapi juga investor asing.

Investasi memiliki peran penting dalam mengurangi tingkat pengangguran.

Melalui investasi banyak sumber daya manusia yang di butuhkan agar kegiatan

produksi dapat berjalan dengan lancer. Apabila kegiatan produksi mampu

memberikan keuntungan yang tinggi pada perusahaan maka pendapatan tenaga kerja

akan tinggi.

Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas , maka dapat di rumuskan beberapa tujuan

yang ingin di capai dengan melalui penelitian ini.

1. Adapun tujuan yang pertama yakni mengetahui pengaruh tingkat inflasi, dan

tingkat suku bunga terhadap perkembangan investasi di Indonesia.

2. Mengetahui factor yang secara individu (parsial) manakah yang lebih banayk

mempunyai pengaruh dominan terhadap perkembangan investasi di Indonesia.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi khasana ilmu pengetahuan

Sebagai sarana untuk menambah referensi kepada para peneliti selanjutnya

yang berkaitan dengan masalah ini khususnya dan moneter pada umumnya ,

sehingga di harapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di masa

yang akan datang.

2. Bagi penyelesaian operasional dan kebijakan

Berdasarkan dari hasil yang di peroleh selama penelitian di harapkan dapat

memberikan gambaran umu bagi para atau kalangan pembuat kebijakan agar

dapat di pergunakan ataupun di pakai sebagai salah satu bahan pertimbangan

dan masukan bagi pemerintah dalam menentukan ataupun menjalankan dalam

menentukan kebijsanaan pembangunan ekonomi terutama yakni yang

berkaitandengan masalah peningkatan investasi. Yang pada akhirnya, hasil

dari penelitian ini di harapkan dapat mampu di jadikan sebagai tambahan

bahan referensi yang di harapkan dapat memberikan sumbangsih yang nyata

bagi penelitian-penelitian yang serupa di masa yang akan datang

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori ekonomi mendifinisikan atau mengartikan investasi sebagai

pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-

peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama untuk menambah

barang-barang modal dalam perekonomian yang akan di gunakan untuk memproduksi

barang dan jasa di masa yang akan datang (Sukirno, 1999;366)

Konsep tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga merupakan harga dari penggunaan uang untuk jangka

waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai “harga” bisa juga di nyatakan

sebagai harga yang harus di bayar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah

sekarang dengan satu rupiah nanti. “pembeli” dari satu rupiah sekarang dan sekaligus

penjual dari satu rupiah nanti adalah peminjam (debitur), sedangkan pembeli dari satu

rupiah sekarang yang sekaligus juga “pembeli” satu rupiah nanti adalah orang yang

meminjamkan (kreditur).

Teori klasik tingkat suku bunga

Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin

tingggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.

Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tingggi masyarakat akan lebih terdorong

untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah

tabungan

Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan

perhatian para pemikir ekonomi, soediyono menjelaskan bahwa : “pada asalnya

inflasi merupakan gejala ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga secara umum

dalam waktu terus menerus” (Reksoprayitno, 1985: 188). Dalam buku lain di

sebutkan bahwa yang di maksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga

umum secara terus menerus (Nopirin, 2000;174). Ini tidak berarti bahwa harga-harga

berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi

kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum

barang secara terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi

hanya sekali saja (meskipun dengan presentase yang cukup besar) bukanlah

merupakan inflasi

Prinsip ekonomi menjelaskan; harga-harga naik atau meningkat ketika

pemerintah mencetak uang terlalu banyak. Wawasan ini memiliki tradisi yang

panjang dan lama di antara para ekonom. Teori jumlah oleh ekonomterkemuka,

milton friedman, dari amerika. Teori tentang inflasi ini dapat menjelaskan inflasi

sedang dan hiperinflasi, seperti yang telah di alami jerman pada masa antara

perang,dan baru-baru ini, di beberapa amerika latin. (N.gregory mankiw euston quah

peter wilson.2008;156)

Teori klasik inflasi

Kita mulai pembelajaran tentang inflasi dengan mengembangkan teori jumlah

uang. Teori ini sering kali di sebut dengan “klasik” karena di kembangkan oleh para

pemikir palin awal tentang permasalahn ekonomi. Sebagian besar ekonom

mengandalkan teori ini untuk menjelaskan determinan jangka panjang pada

tingkatharga dan tingkat inflasi (N.gregory mankiw euston quah peter

wilson.2008;156)

Hubungan inflasi dan investasi

Adanya inflasi dapat mendorong atau merangsang para pengusaha atau

produsen untuk melakukan investasi sehingga stok capital bertambah dan akhirnya

menambah output yang di hasilkan. Sebaliknya, kalau tidak ada inflasi, artinya tidak

ada kenaikan harga-harga barang atau kalau harga-harga barang cendrung turun maka

hal ini menyebabkan pengusah menjadi enggan melakukan investasi. Dengan

demikian adanya inflasi pada tingkat tertentu meningkatkan investasi. (sarwono dan

warjiyo, 1998)

Hubungan tingkat suku bunga dengan investasi

Investasi yang merupakan pengeluaran atas tambahan-tambahan terhadap

persediaan modal, biasanya dilaksanakan dalam bentuk pembelian barang-barang

yang di gunakan dalam proses produksi. Barang-barang ini umumnya mempunyai

sifat yang tahan lama sedaangkan pembeliannya menggunakan dana pinjaman yang

mempunyai harga berupa tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga

maka semakin banyak pula perusahaaan yang harus membayar bunga dalam setiap

tahun berdasarkan keuntungan atau laba yang mereka terima dari hasil investasi.

sehingga dapat di katakan bahwa investasi merupakan fungsi dari tingkat suku bunga.

Hubungan antara tingkat suku bunga dengan penentuan besarnya investasi

dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Tingkat suku bunga (i)

I pengeluaran investasi

Gambar di atas memperlihatkan hubungan investasi dengan tingkat suku

bunga yang mempunyai kemiringanan negative. Hal tersebut menggambarkan asumsi

bahwa peningkatan pada tingkat bunga akan mengakibatkan pengeluaran investasi

yang di rencanakan lebih besar. (Dornbusch & fisher, 1986:108)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan obyek penelitian

Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan obyek penelitian adalah

pengaruh inflasi, tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan Investasi di Indonesia

tahun 1986-2013 .

Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang tidak dipengaruhi

oleh variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah inflasi, tingkat

suku bunga.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah yang di pengaruhi oleh variabel-

variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian adalah nilai investasi investasi

Jenis dan sumber data

Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder

yang sifatnya time series yaitu dari tahun 1986 sampai dengan tahun 2013. Data

tersebut di dapat dari word bank. Dalam penelitian ini adalah data inflasi, tingkat

suku bunga dan investasi .

Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang di gunakan daalam penelitian ini adalah

dengan cara melalui data world bank. Data yang sudah terkumpul kemudian di

tabulasikan untuk selanjutnya di olah dan di analisis baik secara kualitatif maupun

secara kuantitatif.

B. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda, melalui

metode ini peneliti berusaha mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat, dan akan di estimasi dengan menggunakan metode OLS untuk menghitung

nilai koofisien regresi. Persamaan garis regresi dalam penelitian : Y=α+β1+β2+µ

Keterangan : Y : Investasi

α : constanta

β1:inflasi

β2:tingkat suku bunga

µ:sisa atau kesalahan

Untuk melaksanakan analisis regresi linier berganda ada beberapa asumsi klasik yang

sangat penting yang harus di lakukan terlebih dahulu, adapun asumsi klasik tersebut

ada 5 yaitu: zero mean of error disturbance, memastikan tidak terdapat adanya

multikoliniaritas diantara variabel, yakni antar variabel bebas, memastikan tidak

terjadi atau bermasalah dengan uji heterokedastisitas, tidak terjadi auto korelasi, dan

memastikan bahwa tidak adanya hubungan antara u dengan vaariabel bebas.

Uji multikolinearitas

Multikolinearitas adalah dimana keadaan suatu variabel-veriabel yang independent

dalam persamaan regresinya mempunyai korelasi atau (hubungan) yang amat erat

antara variabel independent dengan variabel lain. Jika dalam uji ini terdapat

multikolineritas sempurna maka akan mengakibatkan populasi dari koefesien tidak

dapat di tentukan, serta standar deviasi akan menjadi tidak terhingga , sekalipun

terhingga maka akan memiliki standar deviasi yang bisa di katakan besar. Hal ini

menyebabkan populasi dari koefesien tersebut tidak dapat di interpretasikan secara

tepat ataupun benar. Adapun cara untuk mengetahui di dalam model regresi ada atau

tidaknya multikolinearitas yakni dengan cara melihat probability t statistik. Jika

terdapat yang signifikan dan nilai dari R squared yang tinggi maka itu merupakan

indikasi terkena gejala hetero, dan langkah selanjutnya yakni harus menganalisis

matriks korelasi antar variabel bebas. Jika ada silang antar variabel bebas terdapat

nilai yang lebih dari 0,8 maka itu bisa di katakan terindikasi multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah menguji hubunga yang di indikasikan terjadi di antara

anggota-anggota beberapa serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian

waktu. Adapun cara untuk mendeteksi auto korelasi terjadi adalah dengan memakai

serial correlation LM test. Jika terdapat probability chi square berada di bawah

kisaran di bawah 0,1 ataupun resid(-1) atau resid (-2) berada di bawah 0,1 maka itu

itu terindikasi kenak autokorelasi.

Uji zero mean of error disturbance

Uji zero mean of error disturbance yaitu uji yang mempunyai tujuan untuk

mengetahui bahwasanya nilai dari u(miu) adalah = 0

Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas kebanyakan biasanya di temukan pada data Cross-sectional.

Yaitu pengamatan yang di laksanakan pada tiap individu yang berbeda pada saat yang

bersamaan. Uji heterokedastisitas yang di gunakan adalah menggunakan teknik uji

white yang ke 1.yakni dengan menggunakan variabel bebas asli, yaitu variabel yang

di kuadratkan dan variabel interaksi yakni perkalian antar variabel bebas. Lalu

kemudian dari hasil regresi uji white perlu juga di lihat probability chi squared jika

siknifikan maka itu teridentifikasi heterokedastisitas.

Uji Tidak Adanya hubungan Antara u dan variabel bebas

Untuk menguji bahwa tidak adanya hubungan di antara u dengan variabel bebas.

Karena jika di antara u dengan variabel bebas tidak bisa terjadi hubungan. Tes ini di

lakukan dengan cara meregresikan u dengan semua variabel bebas, dan jika hasil nilai

probability 1, maka bisa di katakan bahwa tidak terjadi hubungan antara u dengan

variabel bebas.

Uji Statistik t

Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:

Menentukan Hipotesis

HO :β1=0:adalah suatu variabel indpendent tidak berpengaruh secara parsial

terhadap variabel independent

Ha :β1≠0 : adalah suatu variabel independen yang berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen

Menghitung nilai t hitung

T=

Mencari nilai kritis dari t tabel dengan mengetahui nilai df (degree of

freedom) yaitu (n-k)

Menentukan taraf nyata ( signifikansi level), yaitu a=0,05

Keputusan menolak atau menerima Ho adalah sebagai berikut

Jika t hitung t tabel , maka Ho di tolak dan Ha di terima

Jika t hitung t tabel, maka Ho di terima dan Ha di tolak

BAB IV

Hasil dan pembahasan

Analisis hasil regresi

Berdasarkan tabel di atas, maka akan di peroleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 5,37E+14 + (-1,28E+13X1) + (-9,95E+12X2) Berdasarkan dari persamaan regresi

tabel di atas di peroleh nilai konstanta = 5,37E+14 Dan di peroleh variabel

independent : tingkat suku bunga (x1) memiliki pengaruh negatif dan signifikan,

dalam artian apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan sebesar 1 persen, maka

tingkat investasi akan mengalami penurunan sebesar -1,28E+13 satuan. Hal ini sesuai

dengan teori dimana apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga maka tingkat

investasi juga akan mengalami penurunan, hal ini di karenakan semakin tinggi tingkat

suku bunga maka akan semakin banyak pula perusahaaan yang harus membayar

bunga dalam setiap tahun berdasarkan keuntungan atau laba yang mereka terima dari

hasil investasi. Sehingga dapat di katakan bahwa investasi merupakan fungsi dari

tingkat suku bunga.. Variabel inflasi (X2) memiliki pengaruh negatif dan signifikan

yaitu sebesar -9,95E+12. Dengan demikian maka apabila inflasi mengalami kenaikan

sebesar 1 persen maka investasi akan mengalami penurunan sebesar -9,95E+12. Dan

konstanta : 5,37E+15 jika terjadi perubahan pada nilai suku bungan dan inflasi maka

investasi akan mengalami peningkatan sebesar 5,37E+15.

Uji t

Hipotesis untuk dari pengaruh variabel independent (X1), dan (X2) secara

parsial terhadap variabel dependen yakni (Y) dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. H0: b1 = 0, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak

ada, berarti koefesien variabel independen tidak signifikan.

2. H1: b ≠ 0, maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen, sehingga mengakibatkan koefisien variabel independen yang signifikan.

Berdasarkan dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa variabel tingkat suku

bunga bank mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningktan jumlah

investasi sebesar 0.0045. sedangkan variabel inflasi mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan jumlah investasi yaitu sebesar 0,0071.

Uji Zero mean Of Disturbance

Berdasarkan hasil dari tabel Uji Zero Mean of Error Disturbance di atas dapat di

ketahui bahwa nilai rata-rata µ = 0 atau bila mendekati 0 bisa di artikan atau di

asumsikan sebagai 0.

Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil dari uji multikoliniaritas bisa di lakukan dengan cara

meregresi antar variabel dependen dengan variabel bebas atau independen, lalu

kemudian melihat probability t statistic. Jika probability dari t statistic tersebut

bernilai signifikan maka hal itu merupakan salah satu indikasi terkena multikol.

Selain itu apabila nilai R-squered tinggi hal itu juga merupakan salah satu indikasi

terkena multikol maka harus di lakukan uji korelasi. Berdasarkan dari hasil uji

korelasi tersebut dapat dilihat bahwa hasil dari variabel yang saling bersilang terdapat

nilai yang tinggi yakni lebih dari 0,85 maka positif terkena multikol. Namun

berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai matrik korelasi rendah maka

bisa diartikan tidak terjadi atau terkena multikol.

Uji Heterokedastisitas

Untuk memperoleh hasil dari uji heterokedastisitas bisa di lakukan dengan

cara meregresikan antara variabel tergantung atau dependent dengan variabel bebas

atau independent, setelah itu melakukan uji white . sedangkan uji white sendiri bisa di

lakukan dengan 3 cara sebagai berikut :

1) Adapun cara yang pertama yaitu dapat di lakukan dengan meregresikan

residual kuadrat sebagai variabel dependen atau terikat dengan variabel

independent atau bebas, setelah itu di tambahkan dengan perkalian 2 variabel

independent atau bebas.

2) Selanjutnya cara yang ke 2 adalah dengan cara menambahkan variabel resid

3) Dan cara yang terakhir adalah dengan cara meregresikan residual kuadrat

sebagai variabel dependent dengan hat dan variabel hat kuadrat.

Adapun dalam regresi ini dengan melakukan uji white 1 melalui residual test dan

heterokedasticity tesh dengan white system, maka dari hasil tersebut akan di dapat

probability dari obs*R-squered dan apabila berada di bawah 0,1 maka itu terindikasi

terkena heterokedasticity.

Uji Autokorelasi

Untuk mendapatkan hasil dari uji autokorelasi dapat di lakukan dengan cara

meregresi variabel dependent dan variabel independent, setelah itu kemudian uji

dengan serial correlation LM test. Dari hasil uji autocorelasi di atas maka di peroleh

probability obs*R-squared yang bernilai signifikan, maka dari itu menunjukkan

bahwa adanya indikasi terkena autokorelasi. Terdapat beberapa cara untuk

mengobatinya, adapun cara yang pertama yakni dengan dengan menggunakan cara

log.

Namun apabila dengan menggunakan metode log juga belum sembuh atau

masih terindikasi autokorelasi, langkah selanjutnya memakai metode lain yakni

dengan menggunakan cara difference method.

Namun dikarenakan difference method juga belum bisa untuk menyembuhkan

maka diperlukan cara lain, yaitu dengan menggunakan cara lag dependent. Cara ini

merupakan cara terakhir yang saya lakukan.

Dan dengan menggunakan cara lag dependent gejala terindikasi penyakit

autokorelasi dapat terobati karena nilai probability dari obs*R-squared sudah tidak

signifikan lagi.

Uji Tidak Ada Hubungan antara µ dengan Variabel Bebas

Dalam uji ini tidak ada hubungan antara miu (µ) dengan variabel independent

yakni dapat dilakukan dengan cara meregresikan miu (µ) dengan variabel

independent dan apabila jika nila probabilitas mempunyai nilai sama dengan 1 pada

semua variable maka itu sudah dpat di pastikan ataupun bisa di simpulkan bahwa

tidak ada hubungan apapun antara µ dengan variable independent.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa:

a) Tingkat suku bunga memiliki pengaruh negativ dan signifikan terhadap

partumbuhan investasi. Oleh karena itu jika tingkat suku bunga bank

mengalami kenaikan maka arah pertumbuhan investasi terhadap tingkat suku

bunga akan berbanding terbalik. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan untuk

mengatur standar nilai tingkat suku bunga bank yang berimbang bagi para

investor. Sehingga akibat yang di timbulkan akibat dari tingkat suku bunga

yang terlalu rendah atau tinggi yang akan berdampak pada pertumbuhan

investasi menjadi resiko yang bisa merugikan para investor

b) Laju inflasi mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap

pertumbuhan investasi.. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan

inflasi dapat mendorong atau merangsang para pengusaha atau produsen

untuk melakukan investasi sehingga stok capital bertambah dan akhirnya

menambah output yang di hasilkan. Sebaliknya, kalau tidak ada inflasi,

artinya tidak ada kenaikan harga-harga barang atau kalau harga-harga barang

cendrung turun maka hal ini menyebabkan pengusah menjadi enggan

melakukan investasi

REFERENSI

N.gregory mankiw euston quah peter wilson.2008;156 ekonomi makro

Analisis tingkat suku bunga http://google.com, diakses tanggal 5 Desember 2014

Gus asta iwara http://google.com, Analisis Teori hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi diakses tanggal 3 Desember

Mankiw , gregori, N, 1999, Teori Makro Ekonomi, terjemahan : Imam Murmawan, SE, Penerbit ; erlangga, jakarta

Nopirin , 2000. Pengantar ilmu ekonomi makro & mikro, Edisi pertama. Yogyakarta ; BPFE – yogyakarta

Samuelson , Paul A dan William D, Nordhaus. 1995. Makro ekonomi , terjemahan; Jakarta ; Erlangga.

Sukirno , sadono, 2000, Makro ekonomi modern : Edisi pertama, Jakarta: Penerbit Raja Grafindi Persada

Rosyidi , Suherman 1995, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada teori ekonomi mikro dan makro .Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Dornbusch, Rudiger & Stanley Fisher, 1986, Macroeconomics, Terjemahan , Edisi 3, Jakarta : Penerbit Erlangga.