epzarkazi.files.wordpress.com file · web viewtujuan penelitian. berdasarkan latar belakang di atas...
TRANSCRIPT
STATISTIKA II
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN LAJU INFLASI
TERHADAP PERTUMBUHAN INVESTASI
DISUSUN OLEH :
IMAM ZARKAZI (130231100102)
KELAS C
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2014
BAB I
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi suatu Negara merupakan indikasi kemajuan
pembangunan di bidang ekonomi yang sedang di lakukan oleh pemerintah dan rakyat
di dalam Negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi di butuhkan untuk menggerakkan
dan memicu pembangunan di bidang-bidang lainnya dan juga merupakan kekuatan
utama untuk meningkatkan pendapatan, pertumbuhan ekonomi suatu Negara
merupakan indikasi kemajuan masyarakat, penyerapan tenaga kerja dan sekaligus
merupakan proses untuk semakin mengecilnya angka kemiskinan
Penanaman modal atau investasi merupakan salah satu factor krusial bagi
kelangsungan proses pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan
jasa) di semua sektor ekonomi. Untuk keperluan kegiatan-kegiatan tersebut perlu di
bangun kawasan industri, gedung perkantoran dan alat-alat produksi, infrastruktur
seperti jalan raya, jembatan, dan lain sebagainya. Untuk pengadaan semua itu, di
perlukan dana membiayainya yang di sebut dana investasi
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pembentukan modal atau
investasi perlu di tingkatkan mengingat bahwa pasar modal belum beerkembang
maka masyarakat pada umumnya menyimpan kekayaan dalam bentuk kas atau
deposit bank. Oleh karena itu kebijakan tingkat suku bunga dapat di pakai untuk
mempengaruhi jumlah deposito sehingga dapat di salurkan untuk investasi.
Tingginya tingkat suku bunga merupakan penghambat bagi pertumbuhan
investasi, begitupun sebaliknya tingkat suku bunga yang rendah dapat merangsang
investor untuk menginvestasikan dananya baik penanaman modal dalam negri
(PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), tapi suku bunga yang rendah dapat
berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tabungan
Investasi pada hakekatnya merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan
ekonomi, hal ini mencerminkan berkembang tidaknya pembangunan dalam upaya
menumbuhkan perekonomian setiap Negara senantiasa berusaha menciptakan iklim
yang dapat mendukung tumbuhnya investasi di Indonesia. Sasaran yang di tunjukkan
tidak hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negri, tetapi juga investor asing.
Investasi memiliki peran penting dalam mengurangi tingkat pengangguran.
Melalui investasi banyak sumber daya manusia yang di butuhkan agar kegiatan
produksi dapat berjalan dengan lancer. Apabila kegiatan produksi mampu
memberikan keuntungan yang tinggi pada perusahaan maka pendapatan tenaga kerja
akan tinggi.
Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas , maka dapat di rumuskan beberapa tujuan
yang ingin di capai dengan melalui penelitian ini.
1. Adapun tujuan yang pertama yakni mengetahui pengaruh tingkat inflasi, dan
tingkat suku bunga terhadap perkembangan investasi di Indonesia.
2. Mengetahui factor yang secara individu (parsial) manakah yang lebih banayk
mempunyai pengaruh dominan terhadap perkembangan investasi di Indonesia.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi khasana ilmu pengetahuan
Sebagai sarana untuk menambah referensi kepada para peneliti selanjutnya
yang berkaitan dengan masalah ini khususnya dan moneter pada umumnya ,
sehingga di harapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di masa
yang akan datang.
2. Bagi penyelesaian operasional dan kebijakan
Berdasarkan dari hasil yang di peroleh selama penelitian di harapkan dapat
memberikan gambaran umu bagi para atau kalangan pembuat kebijakan agar
dapat di pergunakan ataupun di pakai sebagai salah satu bahan pertimbangan
dan masukan bagi pemerintah dalam menentukan ataupun menjalankan dalam
menentukan kebijsanaan pembangunan ekonomi terutama yakni yang
berkaitandengan masalah peningkatan investasi. Yang pada akhirnya, hasil
dari penelitian ini di harapkan dapat mampu di jadikan sebagai tambahan
bahan referensi yang di harapkan dapat memberikan sumbangsih yang nyata
bagi penelitian-penelitian yang serupa di masa yang akan datang
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori ekonomi mendifinisikan atau mengartikan investasi sebagai
pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-
peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama untuk menambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan di gunakan untuk memproduksi
barang dan jasa di masa yang akan datang (Sukirno, 1999;366)
Konsep tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga merupakan harga dari penggunaan uang untuk jangka
waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai “harga” bisa juga di nyatakan
sebagai harga yang harus di bayar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah
sekarang dengan satu rupiah nanti. “pembeli” dari satu rupiah sekarang dan sekaligus
penjual dari satu rupiah nanti adalah peminjam (debitur), sedangkan pembeli dari satu
rupiah sekarang yang sekaligus juga “pembeli” satu rupiah nanti adalah orang yang
meminjamkan (kreditur).
Teori klasik tingkat suku bunga
Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin
tingggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.
Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tingggi masyarakat akan lebih terdorong
untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah
tabungan
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan
perhatian para pemikir ekonomi, soediyono menjelaskan bahwa : “pada asalnya
inflasi merupakan gejala ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga secara umum
dalam waktu terus menerus” (Reksoprayitno, 1985: 188). Dalam buku lain di
sebutkan bahwa yang di maksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga
umum secara terus menerus (Nopirin, 2000;174). Ini tidak berarti bahwa harga-harga
berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi
kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum
barang secara terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi
hanya sekali saja (meskipun dengan presentase yang cukup besar) bukanlah
merupakan inflasi
Prinsip ekonomi menjelaskan; harga-harga naik atau meningkat ketika
pemerintah mencetak uang terlalu banyak. Wawasan ini memiliki tradisi yang
panjang dan lama di antara para ekonom. Teori jumlah oleh ekonomterkemuka,
milton friedman, dari amerika. Teori tentang inflasi ini dapat menjelaskan inflasi
sedang dan hiperinflasi, seperti yang telah di alami jerman pada masa antara
perang,dan baru-baru ini, di beberapa amerika latin. (N.gregory mankiw euston quah
peter wilson.2008;156)
Teori klasik inflasi
Kita mulai pembelajaran tentang inflasi dengan mengembangkan teori jumlah
uang. Teori ini sering kali di sebut dengan “klasik” karena di kembangkan oleh para
pemikir palin awal tentang permasalahn ekonomi. Sebagian besar ekonom
mengandalkan teori ini untuk menjelaskan determinan jangka panjang pada
tingkatharga dan tingkat inflasi (N.gregory mankiw euston quah peter
wilson.2008;156)
Hubungan inflasi dan investasi
Adanya inflasi dapat mendorong atau merangsang para pengusaha atau
produsen untuk melakukan investasi sehingga stok capital bertambah dan akhirnya
menambah output yang di hasilkan. Sebaliknya, kalau tidak ada inflasi, artinya tidak
ada kenaikan harga-harga barang atau kalau harga-harga barang cendrung turun maka
hal ini menyebabkan pengusah menjadi enggan melakukan investasi. Dengan
demikian adanya inflasi pada tingkat tertentu meningkatkan investasi. (sarwono dan
warjiyo, 1998)
Hubungan tingkat suku bunga dengan investasi
Investasi yang merupakan pengeluaran atas tambahan-tambahan terhadap
persediaan modal, biasanya dilaksanakan dalam bentuk pembelian barang-barang
yang di gunakan dalam proses produksi. Barang-barang ini umumnya mempunyai
sifat yang tahan lama sedaangkan pembeliannya menggunakan dana pinjaman yang
mempunyai harga berupa tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga
maka semakin banyak pula perusahaaan yang harus membayar bunga dalam setiap
tahun berdasarkan keuntungan atau laba yang mereka terima dari hasil investasi.
sehingga dapat di katakan bahwa investasi merupakan fungsi dari tingkat suku bunga.
Hubungan antara tingkat suku bunga dengan penentuan besarnya investasi
dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
Tingkat suku bunga (i)
I pengeluaran investasi
Gambar di atas memperlihatkan hubungan investasi dengan tingkat suku
bunga yang mempunyai kemiringanan negative. Hal tersebut menggambarkan asumsi
bahwa peningkatan pada tingkat bunga akan mengakibatkan pengeluaran investasi
yang di rencanakan lebih besar. (Dornbusch & fisher, 1986:108)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan obyek penelitian
Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan obyek penelitian adalah
pengaruh inflasi, tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan Investasi di Indonesia
tahun 1986-2013 .
Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang tidak dipengaruhi
oleh variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah inflasi, tingkat
suku bunga.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah yang di pengaruhi oleh variabel-
variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian adalah nilai investasi investasi
Jenis dan sumber data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder
yang sifatnya time series yaitu dari tahun 1986 sampai dengan tahun 2013. Data
tersebut di dapat dari word bank. Dalam penelitian ini adalah data inflasi, tingkat
suku bunga dan investasi .
Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang di gunakan daalam penelitian ini adalah
dengan cara melalui data world bank. Data yang sudah terkumpul kemudian di
tabulasikan untuk selanjutnya di olah dan di analisis baik secara kualitatif maupun
secara kuantitatif.
B. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda, melalui
metode ini peneliti berusaha mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, dan akan di estimasi dengan menggunakan metode OLS untuk menghitung
nilai koofisien regresi. Persamaan garis regresi dalam penelitian : Y=α+β1+β2+µ
Keterangan : Y : Investasi
α : constanta
β1:inflasi
β2:tingkat suku bunga
µ:sisa atau kesalahan
Untuk melaksanakan analisis regresi linier berganda ada beberapa asumsi klasik yang
sangat penting yang harus di lakukan terlebih dahulu, adapun asumsi klasik tersebut
ada 5 yaitu: zero mean of error disturbance, memastikan tidak terdapat adanya
multikoliniaritas diantara variabel, yakni antar variabel bebas, memastikan tidak
terjadi atau bermasalah dengan uji heterokedastisitas, tidak terjadi auto korelasi, dan
memastikan bahwa tidak adanya hubungan antara u dengan vaariabel bebas.
Uji multikolinearitas
Multikolinearitas adalah dimana keadaan suatu variabel-veriabel yang independent
dalam persamaan regresinya mempunyai korelasi atau (hubungan) yang amat erat
antara variabel independent dengan variabel lain. Jika dalam uji ini terdapat
multikolineritas sempurna maka akan mengakibatkan populasi dari koefesien tidak
dapat di tentukan, serta standar deviasi akan menjadi tidak terhingga , sekalipun
terhingga maka akan memiliki standar deviasi yang bisa di katakan besar. Hal ini
menyebabkan populasi dari koefesien tersebut tidak dapat di interpretasikan secara
tepat ataupun benar. Adapun cara untuk mengetahui di dalam model regresi ada atau
tidaknya multikolinearitas yakni dengan cara melihat probability t statistik. Jika
terdapat yang signifikan dan nilai dari R squared yang tinggi maka itu merupakan
indikasi terkena gejala hetero, dan langkah selanjutnya yakni harus menganalisis
matriks korelasi antar variabel bebas. Jika ada silang antar variabel bebas terdapat
nilai yang lebih dari 0,8 maka itu bisa di katakan terindikasi multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah menguji hubunga yang di indikasikan terjadi di antara
anggota-anggota beberapa serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian
waktu. Adapun cara untuk mendeteksi auto korelasi terjadi adalah dengan memakai
serial correlation LM test. Jika terdapat probability chi square berada di bawah
kisaran di bawah 0,1 ataupun resid(-1) atau resid (-2) berada di bawah 0,1 maka itu
itu terindikasi kenak autokorelasi.
Uji zero mean of error disturbance
Uji zero mean of error disturbance yaitu uji yang mempunyai tujuan untuk
mengetahui bahwasanya nilai dari u(miu) adalah = 0
Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas kebanyakan biasanya di temukan pada data Cross-sectional.
Yaitu pengamatan yang di laksanakan pada tiap individu yang berbeda pada saat yang
bersamaan. Uji heterokedastisitas yang di gunakan adalah menggunakan teknik uji
white yang ke 1.yakni dengan menggunakan variabel bebas asli, yaitu variabel yang
di kuadratkan dan variabel interaksi yakni perkalian antar variabel bebas. Lalu
kemudian dari hasil regresi uji white perlu juga di lihat probability chi squared jika
siknifikan maka itu teridentifikasi heterokedastisitas.
Uji Tidak Adanya hubungan Antara u dan variabel bebas
Untuk menguji bahwa tidak adanya hubungan di antara u dengan variabel bebas.
Karena jika di antara u dengan variabel bebas tidak bisa terjadi hubungan. Tes ini di
lakukan dengan cara meregresikan u dengan semua variabel bebas, dan jika hasil nilai
probability 1, maka bisa di katakan bahwa tidak terjadi hubungan antara u dengan
variabel bebas.
Uji Statistik t
Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:
Menentukan Hipotesis
HO :β1=0:adalah suatu variabel indpendent tidak berpengaruh secara parsial
terhadap variabel independent
Ha :β1≠0 : adalah suatu variabel independen yang berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen
Menghitung nilai t hitung
T=
Mencari nilai kritis dari t tabel dengan mengetahui nilai df (degree of
freedom) yaitu (n-k)
Menentukan taraf nyata ( signifikansi level), yaitu a=0,05
Keputusan menolak atau menerima Ho adalah sebagai berikut
Jika t hitung t tabel , maka Ho di tolak dan Ha di terima
Jika t hitung t tabel, maka Ho di terima dan Ha di tolak
BAB IV
Hasil dan pembahasan
Analisis hasil regresi
Berdasarkan tabel di atas, maka akan di peroleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 5,37E+14 + (-1,28E+13X1) + (-9,95E+12X2) Berdasarkan dari persamaan regresi
tabel di atas di peroleh nilai konstanta = 5,37E+14 Dan di peroleh variabel
independent : tingkat suku bunga (x1) memiliki pengaruh negatif dan signifikan,
dalam artian apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan sebesar 1 persen, maka
tingkat investasi akan mengalami penurunan sebesar -1,28E+13 satuan. Hal ini sesuai
dengan teori dimana apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga maka tingkat
investasi juga akan mengalami penurunan, hal ini di karenakan semakin tinggi tingkat
suku bunga maka akan semakin banyak pula perusahaaan yang harus membayar
bunga dalam setiap tahun berdasarkan keuntungan atau laba yang mereka terima dari
hasil investasi. Sehingga dapat di katakan bahwa investasi merupakan fungsi dari
tingkat suku bunga.. Variabel inflasi (X2) memiliki pengaruh negatif dan signifikan
yaitu sebesar -9,95E+12. Dengan demikian maka apabila inflasi mengalami kenaikan
sebesar 1 persen maka investasi akan mengalami penurunan sebesar -9,95E+12. Dan
konstanta : 5,37E+15 jika terjadi perubahan pada nilai suku bungan dan inflasi maka
investasi akan mengalami peningkatan sebesar 5,37E+15.
Uji t
Hipotesis untuk dari pengaruh variabel independent (X1), dan (X2) secara
parsial terhadap variabel dependen yakni (Y) dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. H0: b1 = 0, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak
ada, berarti koefesien variabel independen tidak signifikan.
2. H1: b ≠ 0, maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen, sehingga mengakibatkan koefisien variabel independen yang signifikan.
Berdasarkan dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa variabel tingkat suku
bunga bank mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningktan jumlah
investasi sebesar 0.0045. sedangkan variabel inflasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan jumlah investasi yaitu sebesar 0,0071.
Uji Zero mean Of Disturbance
Berdasarkan hasil dari tabel Uji Zero Mean of Error Disturbance di atas dapat di
ketahui bahwa nilai rata-rata µ = 0 atau bila mendekati 0 bisa di artikan atau di
asumsikan sebagai 0.
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil dari uji multikoliniaritas bisa di lakukan dengan cara
meregresi antar variabel dependen dengan variabel bebas atau independen, lalu
kemudian melihat probability t statistic. Jika probability dari t statistic tersebut
bernilai signifikan maka hal itu merupakan salah satu indikasi terkena multikol.
Selain itu apabila nilai R-squered tinggi hal itu juga merupakan salah satu indikasi
terkena multikol maka harus di lakukan uji korelasi. Berdasarkan dari hasil uji
korelasi tersebut dapat dilihat bahwa hasil dari variabel yang saling bersilang terdapat
nilai yang tinggi yakni lebih dari 0,85 maka positif terkena multikol. Namun
berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai matrik korelasi rendah maka
bisa diartikan tidak terjadi atau terkena multikol.
Uji Heterokedastisitas
Untuk memperoleh hasil dari uji heterokedastisitas bisa di lakukan dengan
cara meregresikan antara variabel tergantung atau dependent dengan variabel bebas
atau independent, setelah itu melakukan uji white . sedangkan uji white sendiri bisa di
lakukan dengan 3 cara sebagai berikut :
1) Adapun cara yang pertama yaitu dapat di lakukan dengan meregresikan
residual kuadrat sebagai variabel dependen atau terikat dengan variabel
independent atau bebas, setelah itu di tambahkan dengan perkalian 2 variabel
independent atau bebas.
2) Selanjutnya cara yang ke 2 adalah dengan cara menambahkan variabel resid
3) Dan cara yang terakhir adalah dengan cara meregresikan residual kuadrat
sebagai variabel dependent dengan hat dan variabel hat kuadrat.
Adapun dalam regresi ini dengan melakukan uji white 1 melalui residual test dan
heterokedasticity tesh dengan white system, maka dari hasil tersebut akan di dapat
probability dari obs*R-squered dan apabila berada di bawah 0,1 maka itu terindikasi
terkena heterokedasticity.
Uji Autokorelasi
Untuk mendapatkan hasil dari uji autokorelasi dapat di lakukan dengan cara
meregresi variabel dependent dan variabel independent, setelah itu kemudian uji
dengan serial correlation LM test. Dari hasil uji autocorelasi di atas maka di peroleh
probability obs*R-squared yang bernilai signifikan, maka dari itu menunjukkan
bahwa adanya indikasi terkena autokorelasi. Terdapat beberapa cara untuk
mengobatinya, adapun cara yang pertama yakni dengan dengan menggunakan cara
log.
Namun apabila dengan menggunakan metode log juga belum sembuh atau
masih terindikasi autokorelasi, langkah selanjutnya memakai metode lain yakni
dengan menggunakan cara difference method.
Namun dikarenakan difference method juga belum bisa untuk menyembuhkan
maka diperlukan cara lain, yaitu dengan menggunakan cara lag dependent. Cara ini
merupakan cara terakhir yang saya lakukan.
Dan dengan menggunakan cara lag dependent gejala terindikasi penyakit
autokorelasi dapat terobati karena nilai probability dari obs*R-squared sudah tidak
signifikan lagi.
Uji Tidak Ada Hubungan antara µ dengan Variabel Bebas
Dalam uji ini tidak ada hubungan antara miu (µ) dengan variabel independent
yakni dapat dilakukan dengan cara meregresikan miu (µ) dengan variabel
independent dan apabila jika nila probabilitas mempunyai nilai sama dengan 1 pada
semua variable maka itu sudah dpat di pastikan ataupun bisa di simpulkan bahwa
tidak ada hubungan apapun antara µ dengan variable independent.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa:
a) Tingkat suku bunga memiliki pengaruh negativ dan signifikan terhadap
partumbuhan investasi. Oleh karena itu jika tingkat suku bunga bank
mengalami kenaikan maka arah pertumbuhan investasi terhadap tingkat suku
bunga akan berbanding terbalik. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan untuk
mengatur standar nilai tingkat suku bunga bank yang berimbang bagi para
investor. Sehingga akibat yang di timbulkan akibat dari tingkat suku bunga
yang terlalu rendah atau tinggi yang akan berdampak pada pertumbuhan
investasi menjadi resiko yang bisa merugikan para investor
b) Laju inflasi mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap
pertumbuhan investasi.. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan
inflasi dapat mendorong atau merangsang para pengusaha atau produsen
untuk melakukan investasi sehingga stok capital bertambah dan akhirnya
menambah output yang di hasilkan. Sebaliknya, kalau tidak ada inflasi,
artinya tidak ada kenaikan harga-harga barang atau kalau harga-harga barang
cendrung turun maka hal ini menyebabkan pengusah menjadi enggan
melakukan investasi
REFERENSI
N.gregory mankiw euston quah peter wilson.2008;156 ekonomi makro
Analisis tingkat suku bunga http://google.com, diakses tanggal 5 Desember 2014
Gus asta iwara http://google.com, Analisis Teori hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi diakses tanggal 3 Desember
Mankiw , gregori, N, 1999, Teori Makro Ekonomi, terjemahan : Imam Murmawan, SE, Penerbit ; erlangga, jakarta
Nopirin , 2000. Pengantar ilmu ekonomi makro & mikro, Edisi pertama. Yogyakarta ; BPFE – yogyakarta
Samuelson , Paul A dan William D, Nordhaus. 1995. Makro ekonomi , terjemahan; Jakarta ; Erlangga.
Sukirno , sadono, 2000, Makro ekonomi modern : Edisi pertama, Jakarta: Penerbit Raja Grafindi Persada
Rosyidi , Suherman 1995, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada teori ekonomi mikro dan makro .Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Dornbusch, Rudiger & Stanley Fisher, 1986, Macroeconomics, Terjemahan , Edisi 3, Jakarta : Penerbit Erlangga.