hrhighealth.files.wordpress.com file · web viewsimka dan adk tidak dapat menghasilkan informasi...

17
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SIM-SDM) di Nusa Tenggara Timur (NTT) Pardjono Kromoredjo 1 , Joyce Smith 2 dan James Darmawan 3 Latar Belakang. Sebelum desentralisasi dilaksanakan pada tahun 2001, administrasi kepegawaian pemerintah nasional sebagian besar disusun secara manual tetapi tertata rapi. Sistem administrasi kepegawaian yang manual ini mencakup semua komponen yang terkait dengan pegawai kesehatan yang diperlukan oleh semua bagian di Departemen Kesehatan (DepKes), tetapi dibutuhkan waktu yang cukup lama dan penyusunan data jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sangat sulit dengan sistem manual ini. Dalam proses desentralisasi yang berlangsung cepat ini, administrasi kepegawaian sistem kesehatan manual yang tersentralisasi ini tidak diserahterimakan dengan baik kepada kabupaten-kabupaten dan provinsi-provinsi, dan sistem tersebut tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Akibatnya, pemerintah pusat dan provinsi tidak lagi menerima secara teratur pemutakhiran data kepegawaian yang lengkap. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah mengembangkan berbagai database terkomputerisasi yang baru yang dirancang terutama untuk tujuan administrasi kepegawaian dengan penambahan beberapa komponen yang tidak relevan di tingkat daerah (SIMKA, ADK, SIMPEG). Namun demikian, database tersebut tidak mencakup secara memadai komponen-komponen yang diperlukan dalam perencanaan sumber daya manusia kualitatif, terutama yang terkait dengan pendidikan, pelatihan, dan riwayat kerja (misalnya, rincian tentang tingkatan eselon dan administratif, tapi tidak tentang pengalaman atau kualifikasi). Database yang ada saat ini disusun berdasarkan MS Excel dan pelatihan komputer yang ada di beberapa kabupaten sangat terbatas. SIMKA (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian) adalah sistem berbasis DOS yang dioperasikan dengan dBase III yang dibuat dengan program Clipper. Program ini tampaknya merupakan jenis aplikasi dengan pengguna tunggal. Sistem ini bersifat sentralistik dan tidak pernah dikembangkan atau ditingkatkan mutunya agar sesuai dengan kebutuhan daerah. SIMKA pusat pada awalnya diharapkan akan menerima pemutakhiran data secara teratur dari provinsi-provinsi; namun pendanaan yang tidak memadai berakibat sistem tersebut memburuk dan 1 Ahli Jangka Panjang Nasional yang berbasis di NTT, Proyek SDM EPOS/GTZ 2 Ketua Tim, Proyek SDM EPOS/GTZ 3 Ahli Jangka Panjang Nasional yang berbasis di Jakarta, Proyek SDM EPOS/GTZ

Upload: phamkhanh

Post on 20-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SIM-SDM) di Nusa Tenggara Timur (NTT)

Pardjono Kromoredjo1, Joyce Smith2 dan James Darmawan3

Latar Belakang. Sebelum desentralisasi dilaksanakan pada tahun 2001, administrasi kepegawaian pemerintah nasional sebagian besar disusun secara manual tetapi tertata rapi. Sistem administrasi kepegawaian yang manual ini mencakup semua komponen yang terkait dengan pegawai kesehatan yang diperlukan oleh semua bagian di Departemen Kesehatan (DepKes), tetapi dibutuhkan waktu yang cukup lama dan penyusunan data jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sangat sulit dengan sistem manual ini. Dalam proses desentralisasi yang berlangsung cepat ini, administrasi kepegawaian sistem kesehatan manual yang tersentralisasi ini tidak diserahterimakan dengan baik kepada kabupaten-kabupaten dan provinsi-provinsi, dan sistem tersebut tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Akibatnya, pemerintah pusat dan provinsi tidak lagi menerima secara teratur pemutakhiran data kepegawaian yang lengkap.

Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah mengembangkan berbagai database terkomputerisasi yang baru yang dirancang terutama untuk tujuan administrasi kepegawaian dengan penambahan beberapa komponen yang tidak relevan di tingkat daerah (SIMKA, ADK, SIMPEG). Namun demikian, database tersebut tidak mencakup secara memadai komponen-komponen yang diperlukan dalam perencanaan sumber daya manusia kualitatif, terutama yang terkait dengan pendidikan, pelatihan, dan riwayat kerja (misalnya, rincian tentang tingkatan eselon dan administratif, tapi tidak tentang pengalaman atau kualifikasi). Database yang ada saat ini disusun berdasarkan MS Excel dan pelatihan komputer yang ada di beberapa kabupaten sangat terbatas.

SIMKA (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian) adalah sistem berbasis DOS yang dioperasikan dengan dBase III yang dibuat dengan program Clipper. Program ini tampaknya merupakan jenis aplikasi dengan pengguna tunggal. Sistem ini bersifat sentralistik dan tidak pernah dikembangkan atau ditingkatkan mutunya agar sesuai dengan kebutuhan daerah. SIMKA pusat pada awalnya diharapkan akan menerima pemutakhiran data secara teratur dari provinsi-provinsi; namun pendanaan yang tidak memadai berakibat sistem tersebut memburuk dan kehilangan kredibilitas karena laporan-laporan yang disusun menggunakan data yang usang. Sistem tersebut juga tidak disesuaikan dengan era desentralisasi. Beberapa pejabat dinas kesehatan terpaksa mengumpulkan informasi dengan berbagai upaya lain dan nampaknya pada saat ini sistem tersebut tidak lagi digunakan.

Sejak mulainya era desentralisasi, perubahan-perubahan organisasi pada sektor kesehatan mengakibatkan adanya perbedaan sejumlah variabel data yang tidak terakomodasi oleh SIMKA. Pada tahun 2004 Dinas Kesehatan Provinsi NTT membuat kontrak untuk mengembangkan sebuah peranti lunak guna mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut yang dikenal dengan ADK (Aplikasi Data Kepegawaian). Aplikasi ini merupakan modifikasi dari SIMKA dan terbatas pada administrasi kepegawaian. ADK masih digunakan sebagai sebuah aplikasi dengan pengguna tunggal. ADK belum memenuhi persyaratan Perencanaan SDM sebagaimana yang diuraikan dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 81/2004 tentang “Pedoman Perencanaan Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Rumah Sakit.” Pemerintah pusat melalui Departemen Dalam Negeri melakukan prakarsa untuk menerapkan sebuah sistem informasi Sumber Daya Manusia, yaitu SIMPEG (Sistem

1 Ahli Jangka Panjang Nasional yang berbasis di NTT, Proyek SDM EPOS/GTZ2 Ketua Tim, Proyek SDM EPOS/GTZ 3 Ahli Jangka Panjang Nasional yang berbasis di Jakarta, Proyek SDM EPOS/GTZ

Page 2: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

Informasi Manajemen Pegawai). Di NTT, SIMPEG dikelola oleh Biro Kepegawaian yang berada di Kantor Gubernur NTT. Formulir-formulir SIMPEG untuk mengumpulkan data mentah tentang Sumber Daya Manusia tidak jauh berbeda dari formulir-formulir SIMKA. Uraian tentang pekerjaan, pendidikan, dan pelatihan bersifat lebih umum dibandingkan dengan SIMKA, karena SIMPEG dikembangkan agar dapat digunakan dalam lingkungan yang lebih umum sementara SIMKA dikhususkan untuk sektor kesehatan. SIMKA dan SIMPEG memiliki beberapa persamaan dan dapat dianggap sebagai bukti adanya duplikasi yang tidak perlu. SIMPEG Departemen Dalam Negeri bersifat lebih umum, sementara SIMKA Departemen Kesehatan secara khusus menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar penyebaran pegawai kesehatan. ADK bersifat lebih sederhana dan dikhususkan untuk mengumpulkan informasi tentang pegawai kesehatan. SIMKA dan SIMPEG dapat digabung menjadi satu atau sekurang-kurangnya ada kode-kode yang dapat digunakan bersama oleh kedua sistem tersebut. SIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Rumah Sakit (KepMenKes No. 81/2004).

Tidak adanya sistem Informasi SDM yang komprehensif dan efektif menyebabkan kurang memadainya data yang tersedia, yang seharusnya berkontribusi kepada perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang memadai di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional, sehingga berakibat kepada kebergantungan pada metode rasio sebagai satu-satunya metodologi yang tersedia.

Analisa Situasi Pada tahun 2006, GTZ yang bekerja sama dengan EPOS melalui Proyek Pengembangan Sumber Daya Manusia di Sektor Kesehatan berkolaborasi dengan Pejabat SDM Nasional WHO dalam pelaksanaan sebuah survei tentang komponen-komponen data dari beberapa database SDM terkait dengan komponen-komponen data SDM komprehensif pada administrasi kepegawaian manual tingkat Pusat yang lama. Penelitian tersebut dilakukan terhadap SIMKA, SIMPEG, SP2TP (LT-2), ADT dan sebuah asosiasi profesi. (Asosiasi profesi juga mendaftarkan anggotanya, namun ini bukan merupakan kewajiban dan mereka tidak memiliki komponen-komponen data yang lengkap). Temuan penelitian tersebut mengungkapkan adanya sejumlah database SDM yang tidak lengkap yang hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bagian layanan kesehatan tertentu atau asosiasi profesi secara individu, tetapi tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan semua pihak. Temuan tersebut (Lampiran 1) menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam komponen-komponen data yang diperlukan baik untuk kualifikasi dan pengalaman maupun perencanaan pendidikan dan pelatihan.

Pengembangan strategi berdasarkan temuan dalam Analisa Situasi Tidak adanya Sistem Informasi SDM yang efektif berdampak negatif terhadap Perencanaan SDM di semua tingkat. Disepakati bahwa ada kebutuhan mendesak akan sebuah database yang berisi SEMUA bidang SDM yang penting yang mencakup kebutuhan SEMUA bagian dan pelaku.

Opsi yang ditawarkan adalah: 1. Mengembangkan sebuah Database paralel baru untuk SDM, ATAU2. Menambahkan komponen-komponen yang terlewatkan.

Opsi kedua dipilih menjadi preferensi. Penambahan bidang-bidang yang terlewatkan akan memungkinkan petugas SDM yang ada di tingkat kabupaten dan provinsi untuk memenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan dan yang terkait akan informasi SDM tanpa

2

Page 3: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

terlalu membebani petugas tersebut. Opsi pertama akan menciptakan pekerjaan tambahan yang tidak diperlukan dan hanya akan membuat keadaan semakin membingungkan.

Kemudian disepakati bahwa Opsi ke-2 akan diperkenalkan di Provinsi NTT pada 5 Dinas Kesehatan Kabupaten (Sumba Barat, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan/TTS, Kupang serta Kota Kupang), Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi, serta Dinas Kesehatan Provinsi.

Penerapan Strategi

Langkah 1. Mengembangkan formulir pengumpulan data Formulir ini mencakup SEMUA informasi penting yang diperlukan oleh semua sistem database SDM yang berbeda-beda, serta yang diperlukan untuk Pengembangan SDM, berdasarkan komponen-komponen yang berasal dari catatan kepegawaian manual sebelumnya. Formulir ini harus mencakup komponen-komponen yang terlewatkan untuk memastikan tersedianya semua komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan dalam SIMPEG, SIMKA, SP2TP, ADK, dll., selain untuk menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan dalam perencanaan SDM kualitatif dan kuantitatif.

Langkah 1.2. Mengurangi duplikasi informasi dalam formulir pengumpulan data, dengan mengurangi jumlah halaman formulir dari sekitar 10 halaman menjadi 4 halaman yang berisi komponen-komponen data penting yang diperlukan. Proses ini memakan waktu kurang lebih 6 bulan dan dilakukan melalui diskusi serta pengkajian secara berulang-ulang.

Langkah 1.3. Uji lapangan terhadap formulir pengumpulan data di Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan kabupaten TTS untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada saat pengisian formulir.

Langkah 1.4. Mengembangkan pedoman pengisian formulir pengumpulan data, untuk mengatasi kesulitan atau kesalahpahaman yang dihadapi selama uji lapangan terhadap formulir-formulir tersebut.

Langkah 1.5. Finalisasi formulir-formulir pengumpulan data, formulir-formulir disempurnakan berdasarkan hasil uji lapangan. (Lampiran 2).

Langkah 1.6. Orientasi staf di lima Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi dan Bapelkes untuk mendukung dan mengawasi pemasukan data (data entry) kedalam formulir yang telah diisi oleh pegawai di semua fasilitas kesehatan. (Langkah ini sangat penting untuk memastikan bahwa formulir pengumpulan data telah diisi dengan tepat – apabila langkah ini ditiadakan dapat berakibat pada tidak lengkapnya data yang dikumpulkan).

Langkah 1.7. Dimulainya pengumpulan Data SDM dari para tenaga Kesehatan di kabupaten-kabupaten yang ditunjuk. Lima hingga delapan staf dipilih dan mendapat pelatihan di masing-masing Dinas Kesehatan Kabupaten tentang cara mengisi formulir catatan kepegawaian secara tepat dan lengkap, kemudian mereka dikirim ke semua puskesmas dan unit kerja Dinas Kesehatan Kabupaten untuk memberikan bimbingan kepada para staf tentang cara pengisian formulir dan kemudian mengumpulkan formulir-formulir yang telah dilengkapi.

Langkah 2. Mengembangkan Peranti Lunak.Pengembangan peranti lunak dilakukan berdasarkan jumlah petugas kesehatan di provinsi dan hanya menjangkau data pegawai negeri sipil. Sektor swasta di provinsi NTT sangat kecil dan sebagian besar terdiri dari pegawai negeri sipil yang menjalankan praktik ganda. Kode-kode fasilitas kesehatan yang ada juga dimasukkan dalam peranti lunak tersebut.

3

Page 4: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

Langkah 2.1. Menunjuk seorang Konsultan Independen untuk mengawasi pemilihan perusahaan Teknologi Informasi (TI) yang akan mengembangkan peranti lunak tersebut dan memberikan bimbingan selama tahap pengembangan database. Langkah ini terbukti sangat bermanfaat karena sangat efektif membantu proyek dalam memantau kemajuan pengembangan dan pelaksanaan pembangunan database.

Langkah 2.2. Melaksanakan tender untuk pengembangan database SDM. Perusahaan-perusahaan yang mengikuti tender melakukan presentasi di hadapan staf proyek serta konsultan TI Independen. Presentasi dinilai dengan menggunakan kriteria dan sistem penentuan skor yang telah disepakati sebelumnya. Langkah 2.3. Memilih perusahaan TI untuk mengembangkan database. Dilaksanakan berdasarkan kriteria dan sistem penentuan skor yang telah disepakati.

Langkah 2.4. Mengembangkan Database dan memilih peranti lunak. Database dikembangkan dengan menggunakan program MS Access yang kompatibel dengan berbagai program yang lebih besar. Provinsi dan kabupaten-kabupaten di NTT tidak memiliki database SDM yang mutakhir selain dari sistem berbasis spreadsheet yang saat ini ada. MS Access dianggap sesuai untuk jumlah tenaga kesehatan di beberapa provinsi dan kabupaten yang akan dicakup dalam database tersebut. Selain itu, komponen-komponen SDM utama yang diperlukan oleh Sistem Informasi Manajemen Kesehatan dapat dengan mudah diekspor ke sebuah SIM Kesehatan terkomputerisasi setelah data tersebut dikembangkan. Rincian komponen data yang diperlukan diberikan kepada pengembang peranti lunak bersama dengan rincian bentuk laporan yang akan dihasilkan berdasarkan persyaratan dari semua pihak yang berkepentingan dan yang beragam.

Langkah 2.5. Menguji Database. Setelah peranti lunak dikembangkan, peranti lunak tersebut melewati tahapan pemeriksaan dan pengujian yang seksama oleh Konsultan TI Independen melalui konsultasi dengan tim Proyek SDM.

Langkah 3. Pelatihan tentang Penerapan DatabaseLangkah ini adalah langkah paling penting untuk memastikan bahwa pegawai yang mengelola database SDM memiliki KOMPETENSI dalam bidang komputer dan penggunaan peranti lunak. Diberikan pelatihan beserta bimbingan lanjutan di tempat kerja. Sistem mentoring dan bimbingan selama 6 bulan yang disediakan memberikan pengawasan, dukungan serta bimbingan yang memadai guna memastikan bahwa staf yang dilatih akan memiliki kompetensi dan rasa percaya diri dalam menggunakan database SDM secara efektif.

Langkah 3.1. Melaksanakan pelatihan tentang peranti keras, peranti lunak, dan pelatihan lain yang relevan. Disediakan peranti keras komputer baru untuk 5 Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Bapelkes. Pelatihan diberikan kepada staf kunci yang akan bertanggung jawab untuk memelihara Database SDM. Pelatihan tersebut termasuk instalasi peranti lunak, penggunaan Access dan aplikasinya, pemecahan masalah (troubleshooting), pemasukan data (data entry), dan pembuatan laporan. Pelatihan ini dilaksanakan oleh pengembang peranti lunak.

Langkah 3.2. Memulai proses pemasukan data. Pegawai yang telah mendapat pelatihan kembali ke tempat kerja mereka masing-masing dengan komputer baru yang berisi peranti lunak dan database sesuai yang telah diinstal. Mereka langsung melakukan pemasukan data dari formulir ketenagaan yang telah dikumpulkan dan diisi secara lengkap.

Langkah 3.3. Mentoring. Pelatih mengadakan kunjungan tindak lanjut ke tiap lokasi di mana database ditempatkan untuk memastikan bahwa pegawai yang dilatih bekerja dengan

4

Page 5: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

baik dan untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi. Komunikasi langsung dilakukan baik melalui telepon maupun e-mail antara 5 Dinas Kesehatan Kabupaten yang melaksanakan program percontohan database dan Ahli Jangka Panjang Proyek SDM serta Pelatih sehubungan dengan pelaksanaan program database mereka untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, bugs, serta memberikan dukungan dalam memecahkan masalah. Peranti lunak tersebut segera diperbaharui setelah diperbaiki dan segera didistribusikan ke unit-unit kerja yang turut serta.

Langkah 3.4. Melindungi Database. Menjaga agar komputer hanya digunakan untuk SIM-SDM merupakan hal yang penting untuk mencegah masuknya virus-virus komputer. Penggunaan sistem dengan password dan membatasi orang-orang yang diberi akses ke komputer dapat menjaga kerahasiaan data.

Langkah 3.5. Lokakarya evaluasi pelaksanaan SIM-SDM. Dalam lokakarya tersebut, lima Dinas Kesehatan Kabupaten percontohan menyajikan pengalaman mereka dalam melaksanakan SIM-SDM di hadapan para pengambil keputusan dan pihak yang terkait baik dari tingkat Provinsi maupun Kabupaten. Secara umum, kelima kabupaten percontohan tersebut memperoleh laporan-laporan yang diperlukan secara lebih cepat dan jauh lebih lengkap dengan menggunakan program SIM-SDM dibandingkan sistem manual. Berdasarkan masukan-masukan dari para peserta selama lokakarya, peranti lunak SIM-SDM diperbaharui kembali.

Langkah 4. Melanjutkan Penggunaan SIM-SDMSIM-SDM kini telah dilanjutkan dengan penerapan pada 5 Rumah Sakit Kabupaten. Kelima kabupaten dengan database SDM yang telah berfungsi tersebut akan mempresentasikan sistem SIM-SDM itu kepada semua kabupaten lainnya di NTT. Kabupaten yang telah menerapkan SIM-SDM memiliki kompetensi untuk melatih kabupaten lain menggunakan peranti lunak beserta penanganan database.

Selain itu, rombongan dari Dinas Kesehatan Provinsi dan beberapa Dinas Kesehatan Kabupaten Provinsi NTB mengadakan kunjungan ke Kabupaten TTS dan setelah melihat SIM-SDM dan fungsinya di Kabupaten TTS, mereka semua meminta agar SIM-SDM tersebut segera diterapkan di semua Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi di NTB.

Dampak

Pengertian yang jelas akan database dan pemanfaatannya. Dinas Kesehatan Provinsi dan kelima kabupaten di NTT telah menunjukkan pengertian yang jelas akan penting dan efektifnya database SDM serta bagaimana, apabila senantiasa diperbaharui, dapat membantu mereka dalam bekerja, mengirit waktu dan tenaga sambil memungkinkan mereka bekerja dengan data SDM yang akurat.

Perencanaan Tenaga Kerja yang lebih efektif. SIM-SDM merupakan alat bantu perencanaan tenaga kerja yang esensial dan terkait dengan perencanaan tenaga kerja provinsi dan kabupaten (Dewdney Method) serta Workload Indicators of Staffing Need (WISN). SIM-SDM memungkinkan provinsi dan kabupaten-kabupaten menghasilkan laporan-laporan secara cepat serta memperlihatkan keadaan yang sesungguhnya tentang penempatan, distribusi serta pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, sehingga membantu perencanaan dan pengelolaan tenaga kerja menjadi lebih efektif.

Kemampuan setempat untuk melatih penggunaan dan pemeliharaan SIM-SDM. Staf dikelima kabupaten memiliki kemampuan untuk melatih staf di kabupaten lainnya dan rumah sakit- rumah sakit untuk menerapkan dan mengelola SIM-SDM dengan

5

Page 6: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

menggunakan perangkat lunak yang ada. Hal ini telah diperlihatkan dalam pekerjaan mereka yang siap memberikan motivasi dan pelatihan bagi Dinas Kesehatan kabupaten-kabupaten di NTB.

6

Page 7: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

Lampiran 1. Pemetaan Komponen-Komponen Informasi SDM Utama

= Menunjukkan komponen-komponen yang terlewatkan

KOMPONEN APA YANG DIKUMPULKAN SAAT INI SIMKA SIMPEG ADK SP2TP

2.3 Pelatihan Peningkatan Mutu 2.3.1. D1 ---> D3 (Tanggal), Lembaga dan

Tempat

2.3.2. D3---> D4 (Tanggal), Lembaga dan Tempat

2.3.3. D3--->S1 (Tanggal), Lembaga dan Tempat

2.3.3 S1--->S2 (Tanggal), Lembaga dan Tempat??

2.3.4. S2---->S3 (Tanggal), Lembaga dan Tempat??

2.3.5. Bidang studi untuk eselon

2.4 Pelatihan Spesialis Daftar spesialisasi (daftar pilihan tersedia) V V V V Perlukah Pendidikan Kesehatan

Masyarakat, Manajemen dimasukkan????

2.4.1 Lembaga Pelatihan 2.4.2 Tempat 2.4.3 Lamanya Pelatihan dari....sampai

dengan ....

2.4.4 Subjek/Bidang Spesialis 2.4.5 Gelar/Sertifikat yang diperoleh

2.5 Pendidikan Lanjutan Kursus-Kursus Terakreditasi 2.5.1 Lembaga Pelatihan V V V 2.5.2 Tempat V V V 2.5.3 Lamanya Pelatihan dari....sampai

dengan ..... V V V

2.5.4 Subjek/Bidang Spesialis V V V 2.5.5 Sertifikat yang diperoleh 2.5.6 Disponsori oleh

2.6 Kursus-Kursus yang Tidak Terakreditasi 2.6.1 Lembaga Pelatihan 2.6.2 Tempat 2.6.3 Lamanya Pelatihan dari......sampai

dengan .....

2.6.4 Subjek/Bidang Spesialis 2.6.5 Sertifikat yang diperoleh

3 Keterampilan Bahasa , 3.1 Bahasa Asli

3.2 Bahasa Indonesia 3.3 Bahasa Inggris + tingkat

3.3.1. Skor TOEFL/IELTS 3.4 Lain-Lain + tingkat

4 Riwayat Pekerjaan berisi rincian semua jabatan secara kronologis

4.1 Atasan (daftar pilihan tersedia) V V V V 4.1.1 Departemen Kesehatan

4.1.2 Departemen Lain 4.1.3 Lain-Lain (uraikan)

4.2 Nama Atasan V V V V

= Menunjukkan komponen-komponen yang terlewatkan

KOMPONEN APA YANG DIKUMPULKAN SAAT INI SIMKA SIMPEG ADK SP2TP 1 Personal Data

1.1 Data Pribadi V V V V 1.2 Nomor Induk Pegawai (NIP) V V V V

Nomor Registrasi Pokok (NRP) V V V V 1.3 No. Seri karpeg V V V V 1.4 Nama Lengkap V V V V 1.5 Tahun Kelahiran V V V V 1.6 Jenis Kelamin V V V V 1.7 Status Pernikahan V V V V 1.8 Jumlah Anak – Rincian Tanggal Lahir V V V V 1.9 Jumlah Tanggungan

Kontak/Rincian Tempat Tinggal V V V 1.9.1 Alamat Rumah 1.9.2 Alamat Pos 1.9.3 Alamat E-mail 1.9.4 No. Telepon/HP

1.10. Status Cuti

1.10.1 Cuti Tahunan 1.10.2 Cuti Khusus/Cuti untuk Keperluan

Keluarga

1.10.3 Cuti untuk Kepentingan Lain

1.11 Peningkatan Dua Kali Setahun/Biaya Tunjangan Hidup

1.12 4 Tingkat Tahunan V V 1.13 Angka Kredit 1.14 Insentif Lain

1.15 Pensiun

1.15.1 Awal 1.15.2. Bulan, Tahun, Normal

2 Pendidikan 2.1 Jenjang Pendidikan Umum

2.1.1. Sekolah Dasar V V V V 2.1.2. Sekolah Menengah Pertama V V V V 2.1.3. Sekolah Menengah Atas V V V V

2.2 Pendidikan Tinggi (Pra-jabatan >1 tahun) 2.2.1. Lembaga Pelatihan 2.2.2. Tempat 2.2.3.Lamanya Pelatihan dari.....sampai

dengan .........

2.2.4. Subjek/bidang profesional V V V 2.2.5. Gelar/Sertifikat yang diperoleh V V 2.2.6. Jenjang Pendidikan Tertinggi V V V V

Page 8: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

Lampiran 2: Formulir Pengumpulan DataFIP-01

Formulir Isian Pegawai (FIP)

Pengisian Formulir tgl bulan tahun

1. Identitas Pegawai

a Nama ..

b NIP / NIK….

NIP / NIK (Sebelumnya)

c Karpeg (Nomor)

d Warga negara WNI WN lain………………

e Gelar di depan di belakang

f Jenis kelamin laki-laki perempuan

g Tempat / tanggal lahir …………… Tgl Bulan Tahun

h Agama Islam Protestant Katolik Hindu Budha O ...............

i Status Perkawinan Belum Kawin Kawin Janda Duda Cerai

j Alamat tempat tinggal saat ini

Provinsi ………………………………………..

Kab/Kota: ......................... Kode Pos: .............................

Kecamatan: ................................................

Desa/Kelurahan: ........................... RT: ...... RW: ......

Telp. Rumah: ................. HP: ....................... E-mail: .................

k Status Kepegawaian CPNS PNS TNI Polisi Kontrak Lainnya: ......

l Diskripsi Status Kepegawaian Aktif Tidak Aktif: a.Meninggal; b.Pindah; c.Pensiun; d.Cacat; e.Tubel

m Jenis Kepegawaian Pusat DPK DPB PNSD CPNSD PTT Kontrak

n Cuti tgl tgl bulan tahun Cuti Besar tgl tgl bulan tahun Cuti

Khusus tgl tgl bulan tahun

to to to2. Pengangkatan sebagai CPNS / PNS / PTT / Kontrak / Lainnyaa SK CPNS/PTT/Kontrak/ ... .......

b TMT Tgl Bln Thn

c Pangkat/Gol. Ruang ............ Gol

d SK Pengangkatan PNS ...

Page 9: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

e TMT Tgl Bln Thn

3. Kenaikan Gaji Berkala (KGB) terakhir

a SK KGB (Nomor) ....

b Date of appointment Tgl Bln Thn

4. Instansi Bekerja Saat Ini a Instansi Induk b Instansi Tempat Bekerja (nama)

i Departemen / Provinsiii Kabupaten / Kotaiii Kecamataniv Desa / Kelurahan

c Unit Kerja (nama)d Sub Unit Kerjae Lokasi Kerja Desa/Kel

KecamatanKab/kotaProvinsi

Pemutakhiran akhir: tgl…. bulan…… tahun….. Dicetak: tgl…. bulan…… tahun…..

1

2

Page 10: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

5. Riwayat Kepangkatan

No. Pangkat GolSurat Keputusan (SK) Terhitung Mulai Tgl (TMT)

Nomor Tgl Bln Tahun Tgl Bln Tahuna Juru Muda I/Ab Juru Muda Tk I I/Bc Juru I/Cd Juru Tk I I/De Pengatur Muda II/Af Pengatur Muda Tk I II/Bg Pengatur II/Ch Pengatur Tk I II/Di Penata Muda III/Aj Penata Muda Tk I III/Bk Penata III/Cl Penata Tk I III/D

m Pembina IV/An Pembina Tk I IV/Bo Pembina Utama Muda IV/Cp Pembina Utama Madya IV/Dq Pembina Utama IV/Er PTTs Kontrakt .......

2

Page 11: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

6. Riwayat Jabatan

No.Jabatan

S = Struktural; F = Fungsional; St = Staff PAK Surat Keputusan Unit Kerja Sub Unit Kerja Kategori tenaga Jenis tenaga

S/F/St Nama Jabatan Gol Eselon Nomor tgl bln tahunabcdefghij

Note: Penetapan Angka Kredit; Gol (Golongan): IA, IB, IC, ID, IIA, IIB, IIC, IID, IIIA, IIIB, IIIC, IIID, IVA, IVB, IVC, IVD, IVE; Eselon: IA, IB, IIB, IIIA, IIIB, IVA, IVB

Kategori tenaga Jenis TenagaMedis Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter GigiKeperawatan Bidan, PerawatFarmasi Analis farmasi, Apoteker. Asisten apotekerKesehatan Masyarakat Administrator Kesehatan, Entomolog kesehatan, Epidemolog kesehatan, Mikrobiolog kesehatan, Penyuluh kesehatan, SanitarianGizi Dietisien, NutrisionisKeteknisian Medis Analis kesehatan, Otorik prosterik, Perekam medis. Radiografer, Radioterapis, Refraksionis optisien, Teknisi elektromedis, Teknisi gigi, Teknisi

transfuseKeterapian Fisik Fisioterapis, Okupasiterrapis, Terapis wicaraNon Kesehatan Non-Above

7. Riwayat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jurusan Nama Sekolah Lokasi Biaya Tahun Ijazaha Sponsor

Pribadib Sponsor

Pribadic Sponsor

Pribadid Sponsor 3

Page 12: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

Pribadie Sponsor

Pribadif Sponsor

Pribadi Tingkat Pendidikan : SD, SLTP, SLTA, S1, S2, S3

8. Riwayat Pelatihan (dalam/luar negeri)

No Jenis Pelatihan Nama pelatihan Tempat pelatihan Pelaksana pelatihan Lama pelatihan TerakreditasiJam Tahun ya tdk

a Struktural a.b.c.

b Fungsional a.b.c.

c Teknis a.b.c.

d Manajemen a.b.c.

4

Page 13: hrhighealth.files.wordpress.com file · Web viewSIMKA dan ADK tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan dan penyebaran SDM kesehatan serta Perencanaan

9. Kemampuan Bahasa Asing

No Jenis Bahasa Asing Kemampuan Sertifikat Tahun PerolehanWriting Speaking

a Bahasa Inggris Baik Cukup Kurang Tidak Bisa

Baik Cukup Kurang Tidak Bisa

Ya Tidak

b Bahasa …........................

Baik Cukup Kurang Tidak Bisa

Baik Cukup Kurang Tidak Bisa

Ya Tidak

c Bahasa …........................

Baik Cukup Kurang Tidak Bisa

Baik Cukup Kurang Tidak Bisa

Ya Tidak

10. Status Keluarga (Suami / Isteri dan Anak)

a Suami / Isteri

i Namaii Tgl/bln/th Kelahiran Tgl Bulan Tahuniii Tgl/bln/th Perkawinan Tgl Bulan Tahuniv Pekerjaanv No. Seri Karis / Karsu

bAnak (nama)(sah secara hukum)

Lahir Jenis KelaminTgl Bulan Tahun L P

iiiiii

11. Tanda Jasa / Penghargaan / Kehormatan

No. Tanda jasa/ penghargaan/ kehormatan Tahun perolehan Diberikan oleh

ab

12. Keanggotaan Organisasi Profesi

No.Organisasi

Profesi Nomor Anggota Nama Organisasi Profesiya tidakab

13. Riset dan Tulisan

No. Judul Riset/Tulisan Diterbitkan olehWaktu penerbitan

tgl bln tahunab

Tempat ......................, Tgl ...... Bln ................ Thn 20......

Institusi/Unit Kerja: ……………………

Nama Pegawai:

Diketahui oleh:

Atasan langsung,

5