rsudlawang.files.wordpress.com · web viewpenyebabnya secara umum ada dua, pertama karena faktor...

8
Penderita Diabetes Dapat Berpuasa dengan Aman Oleh: dr. Nisa Arifani-RSUD Lawang Datangnya bulan puasa tak ayal membuat para penderita diabetes (diabetesi) resah. Meskipun terlepas dari kewajiban puasa bila kondisinya tidak memungkinkan, namun tidak sedikit diabetesi yang ingin tetap berpuasa. Lantas bagaimana sebaiknya para diabetesi menjalankan ibadah puasa dengan aman? Diabetes Sebelumnya mari kita kupas terlebih dahulu penyakit diabetes. Diabetes atau sering disebut kencing manis adalah suatu kondisi tubuh dimana gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl, atau gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl. Penyebabnya secara umum ada dua, pertama karena faktor keturunan, atau yang kerap disebut DM tipe I. Kedua dan yang paling sering dijumpai adalah diabetes akibat gaya hidup yang kurang sehat, atau yang disebut DM tipe II. Meskipun keduanya sama-sama akibat kurangnya insulin dalam darah, namun penyebabnya berbeda. Perlu diketahui bahwa insulin dibutuhkan tubuh untuk menyimpan gula yang beredar dalam darah

Upload: ledat

Post on 10-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penderita Diabetes Dapat Berpuasa dengan Aman

Oleh: dr. Nisa Arifani-RSUD LawangDatangnya bulan puasa tak ayal membuat para penderita diabetes (diabetesi) resah.

Meskipun terlepas dari kewajiban puasa bila kondisinya tidak memungkinkan, namun tidak

sedikit diabetesi yang ingin tetap berpuasa. Lantas bagaimana sebaiknya para diabetesi

menjalankan ibadah puasa dengan aman?

Diabetes

Sebelumnya mari kita kupas terlebih dahulu penyakit diabetes. Diabetes atau sering

disebut kencing manis adalah suatu kondisi tubuh dimana gula darah sewaktu lebih dari 200

mg/dl, atau gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl. Penyebabnya secara umum ada dua,

pertama karena faktor keturunan, atau yang kerap disebut DM tipe I. Kedua dan yang paling

sering dijumpai adalah diabetes akibat gaya hidup yang kurang sehat, atau yang disebut DM

tipe II.

Meskipun keduanya sama-sama akibat kurangnya insulin dalam darah, namun

penyebabnya berbeda. Perlu diketahui bahwa insulin dibutuhkan tubuh untuk menyimpan gula

yang beredar dalam darah menjadi bentuk yang dapat disimpan di dalam hati dan otot. Pada

tipe I, kekurangan insulin terjadi akibat tubuh tidak dapat menghasilkan insulin sebagaimana

mestinya, sehingga kadar insulin darah kurang atau bahkan tidak ada. Sedangkan pada DM tipe

II, terjadi kekurangan insulin secara relatif akibat tingginya kadar gula dalam darah sehingga

meskipun tubuh menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, namun tidak cukup untuk

memecah gula dalam darah yang jumlahnya terlalu banyak.

Gejala diabetes bervariasi, ada yang menunjukkan tanda-tanda yang khas, namun

banyak diantaranya tidak khas. Tanda yang khas seperti sering kencing (kencing malam hari

lebih dari dua kali), sering haus, sering merasa lapar, atau terjadi penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan sebabnya. Sedangkan keluhan yang tidak khas, seperti lemah,

kesemutan, gatal, pandangan kabur, gangguan ereksi pada pria, atau gatal-gatal di sekitar

kemaluan pada wanita.

Jika anda seorang diabetesi, maka

Anda dapat berpuasa dengan aman bila:

Anda diabetesi yang belum memiliki ketergantungan pada insulin

Anda telah meminta saran dokter sebelumnya mengenai kondisi kesehatan Anda dan

dokter menyatakan diabetes anda cukup terkontrol, serta tidak ada komplikasi serius

Anda termasuk diabetesi yang dapat mengendalikan diri untuk tidak mengkonsumsi

makanan dan minuman manis secara berlebihan pada saat berbuka dan sahur.

Anda sebaiknya tidak berpuasa bila:

Anda diabetesi yang sedang pengobatan dengan insulin

Diabetes Anda tidak terkelola dengan baik.

Anda memiliki komplikasi diabetes serius seperti penyakit jantung atau hipertensi.

Anda sedang hamil atau menyusui.

Anda memerlukan pengawasan atau perawatan harian (seperti pada lansia atau

memiliki masalah kesadaran atau pemahaman).

Anda sedang sakit dengan kondisi temporer seperti flu dan lainnya yang cukup berat.

Anda memiliki riwayat diabetik ketoasidosis (kedaruratan yang terjadi saat gula darah

tidak tersedia sebagai sumber tenaga sehingga tubuh menggunakan lemak sebagai

penggantinya) atau Anda rentan pingsan karena hipoglikemi.

Beberapa tips berpuasa bagi penderita diabetes:

1. Konsultasikan dengan dokter anda

Mintalah saran dokter sebelum dan selama berpuasa, karena mereka mungkin akan

mengubah atau mengganti obat yang harus Anda konsumsi.

Setelah Ramadhan, kunjungi dokter untuk memastikan kadar gula darah Anda terkelola

dengan baik dan untuk menyesuaikan ulang obat-obatan yang anda minum.

2. obat-obatan

Jangan menghentikan pengobatan, tetapi dosis dan waktunya harus disesuaikan dengan

waktu berpuasa.

jangan meminum obat peningkat insulin pada saat sahur (tanyakan kepada dokter

anda), karena insulin yang meningkat tidak disertai asupan makan sesudahnya, dapat

menyebabkan hipoglikemia

Obat peningkat insulin yang biasanya diminum pada pagi hari, pada saat puasa sangat

dianjurkan untuk diminum pada saat berbuka saja.

3. Persiapkan sebelumnya

Pada kondisi normal, orang akan mengalami lapar ketika waktu makan lebih dari 8 jam.

Saat itu terjadi penurunan kadar gula darah. Setelah itu, tubuh akan membentuk insulin.

Namun, karena penderita diabetes kekurangan insulin, maka tubuh secara otomatis

akan mencari bahan pembentuk gula, yang tersimpan dalam lemak dan protein dari

dalam tubuh. Ketika tubuh memecah protein di dalam tubuh, akan menghasilkan zat

buangan yang disebut badan keton. Tumpukan badan keton inilah yang akan

menimbulkan efek asam pada darah yang biasa disebut ketoasidosis. Kondisi inilah yang

berbahaya bagi tubuh. Karena itu, diabetesi harus mempersiapkan puasa dengan

matang, yaitu latihan puasa dua bulan sebelumnya. Supaya, tidak terjadi kondisi

kelaparan atau penurunan kadar gula darah yang memicu kondisi ketoasidosis.

Sebaiknya anda menyiapkan alat cek gula darah mandiri di rumah, sehingga anda dapat

memantau gula darah lebih ketat selama berpuasa.

4. pengaturan pola makan

tetap menjaga pola makan sesuai dengan saran ahli gizi anda, yang dikenal dengan 3J,

tepat Jenis, Jumlah dan Jadwal

Sebaiknya 50 persen dari total kebutuhan energi dikonsumsi saat berbuka puasa, 10

persen setelah tarawih dan 40 persen saat sahur

Usahakan untuk makan sahur sedekat mungkin dengan waktu imsak/subuh, karena

akan membuat gula darah lebih terjaga selama masa berpuasa.

Untuk pemilihan karbohidrat, pilihlah karbohidrat kompleks yang butuh pembakaran

lama saat sahur, seperti nasi merah, kentang, gandum, havermut

Membatasi konsumsi lemak

perbanyaklah serat seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian sehingga tidak

menyebabkan lonjakan gula darah segera setelah berbuka.

Minumlah banyak air tawar di malam hari, kurang lebih delapan gelas atau 1,5-2 liter.

Kurangi konsumsi teh dan kopi karena cenderung merangsang keluarnya air seni

sehingga memicu dehidrasi di siang hari.

Segeralah berbuka dengan makanan yang manis dan mengandung karbohidrat tinggi

agar dapat segera mengembalikan energi yang hilang pada saat berpuasa, seperti kurma

atau kolak. Namun tentu saja dalam jumlah yang tidak berlebihan.

Pantaulah kadar gula darah Anda secara ketat, Dianjurkan untuk mengecek gula darah

sebelum sahur, 2 jam sesudah sahur, sebelum berbuka, dan 2 jam sesudah buka. Hasil

pengukuran dapat menunjukkan bagaimana tubuh Anda beradaptasi terhadap rutinitas

baru.

5. aktivitas fisik

Selain pengaturan makanan, diabetesi diharapkan bisa tetap menjaga kondisi tubuhnya

dengan melakukan aktivitas fisik. Pasien diabetes tetap boleh berolahraga dengan intensitas

ringan. Sebab olahraga dapat membantu tubuh menangkap kelebihan gula supaya bisa

disimpan didalam otot.

6. jangan ragu membatalkan puasa bila:

Anda mengalami gejala hipoglikemia (gula darah turun menjadi 60 mg/dl) seperti

berkeringat, gelisah, gemetar, sebaiknya segera berbuka dengan minuman bergula yang

diikuti makanan kaya karbohidrat. Hipoglikemia pada saat berpuasa umumnya terjadi

pada sore hari menjelang berbuka puasa dan terutama pada penderita berusia lanjut.

Bila dengan mengkonsumsi makanan manis dan karbohidrat anda masih merasakan

gejala hipoglikemi, anda harus segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan

terdekat.

Anda mengalami tanda-tanda hiperglikemia (gula darah naik lebih dari 300 mg/dl)

seperti lemah, bingung, sesak, atau cegukan yang tidak berhenti. Bila ini terjadi

segeralah datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan tindakan

lebih lanjut.

Untuk mencegah kedua hal tersebut, sangat dianjurkan pasien diabetes memperketat

pemeriksaan gula.

Rubrik ini diasuh oleh:

dr. Muhammad Fauzi, M.Si

dr. Dewi Kurniawati

dr. Nisa Arifani