· web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan....

64
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Upload: vantuyen

Post on 09-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,KEBUDAYAAN NASIONAL DAN

KEPERCAYAANTERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Page 2:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia
Page 3:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

BAB XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DANKEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, sebagaimana di-tetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepriba-dian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Dengan demikian jelaslah bahwa selain meningkatkan kecer-dasan dan keterampilan pendidikan nasional bertujuan pula me-ninggikan, menguatkan dan mempertebal budi pekerti, kepribadi-an, semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air. De-ngan perkataan lain, pendidikan ditujukan pula pada mantapnya kesejatian diri pribadi selain memberikan seseorang memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, berbagai keahlian dan kemahiran. Hal itu berarti bahwa pendidikan di Indonesia tidak dapat lain dari pada memberikan kemantapan pembentukan kepribadian Indone-sia.

Garis-garis Besar Haluan Negara telah pula menggariskan bahwa generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu perlu ditingkatkan upaya pembinaan dan pengembangan genera-si muda secara terus menerus dalam kerangka pendidikan nasio-nal. Pembinaan dan pengembangan generasi muda menuntut partisi-pasi dan tanggung-jawab semua pihak dan untuk itu perlu diting-katkan program nasional tentang pembinaan kepemudaan yang me-nyeluruh dan terpadu.

Pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda seba-gaimana diutarakan di atas akan menghasilkan keseimbangan dan keserasian pendidikan nasional yang sangat panting bagi pengem-bangan sumberdaya manusia muda, sesuai dengan kebutuhan pem-bangunan nasional secara keseluruhan. Hal ini akan menunjang tercapainya keserasian dan keterpaduan bidang pendidikan dengan

XVI/

Page 4:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

bidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan.

Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan ke-rangka landasan bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkem-bang terus atas kekuatannya sendiri, untuk kemudian dimantapkan landasan tersebut dalam Repelita V, sehingga dalam Repelita VI nanti Bangsa Indonesia sudah benar-benar dapat tinggal lan-das untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Di bidang pendidikan dan kebudayaan, wujud usaha tinggal landas tersebut adalah, di satu pihak menyiapkan tenaga-tenaga pembangunan, dan di lain pihak berupa kemampuan untuk membangun pendidikan dan mengembangkan budaya dengan kekuatan sendiri.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Serangkaian kebijaksanaan pokok dan langkah-langkah utama telah ditempuh sebagai pelaksanaan pembangunan di bidang pendi-dikan serta pembinaan dan pengembangan generasi muda terutama dalam tahun 1984/85 dan 1985/86, antara lain sebagai berikut:

a. Pendidikan Pancasila diwujudkan dengan meningkatkan pendi-dikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Panca-sila (P4) dan Pendidikan Moral Pancasila. Pendidikan seja-rah perjuangan bangsa (PSPB) di laksanakan disekolah-seko-lah baik negeri maupun swasta dalam rangka meneruskan dan mengembangkan jiwa dan semangat nilai-nilai 1945.

b. Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia makin ditingkat-kan pada semua jenis dan jenjang pendidikan di dalam dan di luar sekolah.

c. Pendidikan selain dilaksanakan di sekolah, dilakukan juga dalam lingkungan rumah tangga serta masyarakat. Selanjutnya pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan juga tanggung jawab keluarga, masyarakat dan warga belajar itu sendiri.

d. Pembangunan dan pengembangan seluruh prasarana dan sarana pendidikan, ditujukan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu dan relevansi serta perluasan kesempatan memperoleh pendidikan.

e. Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan di dalam dan di luar sekolah pada tingkat pendidikan dasar dilakukan dalam

XVI/4

Page 5:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

rangka melaksanakan wajib belajar, sedangkan perluasan ke-sempatan belajar pada tingkat pendidikan menengah dilakukan dengan meningkatkan daya tampung dan partisipasi perguruan swasta.

f. Pendidikan kejuruan dan keterampilan diarahkan dalam suatu sistem yang utuh dan mantap sehingga terdapat kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

g. Perguruan tinggi agar supaya melaksanakan Wawasan Almamater dalam upaya menjadikan perguruan tinggi sungguh-sungguh se-bagai lembaga ilmiah dan menjadikan kampus sebagai masya-rakat ilmiah. Daya tampung perguruan tinggi ditingkatkan sesuai dengan kemampuan yang ada.

h. Pembinaan perguruan swasta ditujukan untuk membantu pertum-buhan dan perkembangannya dengan tetap mengindahkan ciri-ciri khas masing-masing perguruan swasta dalam rangka meme-nuhi kebutuhan tenaga untuk pembangunan.

i. Pendidikan masyarakat diarahkan agar setiap anggota masya-rakat sedini mungkin dan seumur hidup mendapat kesempatan memperoleh pengetahuan yang berguna, yang mengarah kepada lapangan mata pencaharian.

j. Pendidikan jasmani dan olahraga diarahkan pada usaha membi-na kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masya-rakat dalam rangka usaha memasyarakatkan olahraga, mengo-lahragakan masyarakat dan meningkatkan prestasi.

k. Pembinaan dan pengembangan generasi muda meliputi usaha-usaha mendorong dan mengarahkan generasi muda agar menjadi kader-kader pembangunan dalam segenap bidang pembangunan.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Hasil-hasil pelaksanaan program-program pembangunan di bi-dang pendidikan dan generasi muda tahun kedua Repelita IV (1985/86) dapat dilaporkan sebagai berikut:

a. Pembinaan Pendidikan Dasar

Program Pembinaan Pendidikan Dasar meliputi pembinaan Se-kolah Dasar (SD), pembinaan Taman Kanak-kanak (TK) dan Pembi-naan Sekolah Luar Biasa (SLB).

XVI/5

Page 6:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

Jumlah murid tingkat pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah) pada akhir Repelita III (1983/84) mencapai 28.869 ribu. Dalam jumlah tersebut murid usia 7 - 12 tahun sebanyak 23.153 ribu, yang berarti bahwa 97,2% dari kelompok usia 7 - 12 tahun yang seluruhnya berjumlah 23.808 ribu anak (angka partisipasi murni) telah dapat tertampung di pendidikan dasar (SD dan MI) (Tabel XVI-1 dan 2).

Dalam tahun 1984/85 jumlah murid pendidikan dasar meningkat menjadi 29.270 ribu, termasuk di dalamnya murid usia 7 - 12 tahun sebanyak 24.001 ribu, atau 98,9% dari kelompok usia 7 - 12 tahun yang keseluruhannya berjumlah 24.270 ribu (Tabel XVI-1 dan 2).

Dalam tahun 1985/86, jumlah murid pendidikan dasar mening-kat lagi menjadi29.317 ribu, termasuk di dalamnya murid beru-sia 7 - 12 tahun24.597 ribu. Hal ini berarti bahwa dalam tahun 1985/86 sebanyak 99,6% dari jumlah kelompok usia 7 - 12 tahun yang keseluruhannya berjumlah 24.695 ribu anak, telah tertam-pung di pendidikan dasar (SD dan MI) (Tabel XVI-1 dan2).

Dalam rangka mencapai dan memantapkan pelaksanaan wajib be-lajar di tingkat pendidikan dasar bagi kelompok usia 7 - 12 tahun dalam Repelita IV, sebagaimana tercermin dari perkembang-an angka-angka daya tampung di atas, maka dalam tahun 1985/86 telah dilanjutkan usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar dalam bentuk pembangunan gedung SD baru 2.950 buah, dan ruang kelas baru 12.500 buah, rehabilitasi gedung sekolah seba-nyak 11.300 gedung yang terdiri dari rehabilitasi gedung seba-nyak 7.850 SD Negeri, 1.230 SD Swasta dan 2.220 Madrasah Ibti-daiyah Swasta, serta pembangunan rumah Kepala Sekolah/Guru sebanyak 60.180 buah dan rumah Penjaga Sekolah sebanyak 1.950 buah. Sejalan dengan kegiatan pembangunan fisik tersebut telah dilakukan pula pengangkatan guru dan tenaga lainnya sejumlah 66.950 orang yang terdiri dari 44.300 orang guru kelas, 20.700 orang guru agama serta 1.950 penjaga sekolah (Tabel XVI-4).

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, dalam tahun 1985/86 telah dilaksanakan antara lain penataran bagi sekitar 20.700 guru SD termasuk guru PMP dan penilik, penyediaan 10.000.000 buku pelajaran pokok, dan 32.600.000 buku baca-an/perpustakaan, pengadaan alat peraga IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia 74.868 perangkat, dan alat keterampilan, kesenian dan olahraga 157.799 perangkat (Tabel XVI-4). Selan-jutnya dilaksanakan pula EBTANAS pada Sekolah Dasar dalam rang-ka usaha menuju standard nasional dalam mutu pendidikan dasar.

XVI/6

Page 7:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

Dalam tahun 1985/86 kegiatan pembinaan Taman Kanak-ka- nak terdiri dari antara lain penyelesaian pembangunan 3 buah TK Negeri pembina tingkat kabupaten, penataran 1.440 orang guru/pembina dan penilik Taman Kanak-kanak, penyediaan 30.000 eksemplar buku kurikulum, 200.000 eksemplar buku pedoman guru dan 537.749 eksemplar buku perpustakaan, serta pengadaan 806 perangkat alat peraga.

Sebagai kelanjutan usaha pembinaan pendidikan luar biasa telah ditingkatkan 5 buah Sekolah Luar biasa (SLB); disediakan 600 perangkat peralatan pendidikan, 250.000 eksemplar buku kurikulum, 130.400 eksemplar buku pelajaran pokok dan 52.000 eksemplar buku pedoman guru, serta diselenggarakan penataran bagi 575 orang guru pembina.

b. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Pertama

Program Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Pertama ter-diri dari pembinaan SMP dan SMTP Kejuruan. Jumlah siswa SMTP secara keseluruhan (SMP dan SMTP Kejuruan) dalam tahun 1983/84 adalah 4.713 ribu. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan penduduk usia 13-15 tahun yang berjumlah 10.709 ribu maka daya tampung SMTP terhadap kelompok usia sekolah yang bersangkutan (angka partisipasi kasar) mencapai 44,0 % (Tabel XVI-1 dan 2).

Dalam tahun 1984/85 jumlah murid SMTP meningkat menjadi 5.342 ribu. Jika dibandingkan dengan kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 10.944,8 ribu, maka angka partisipasinya mencapai 48,8% (Tabel XVI-2).

Dalam pada itu lulusan SD dari tahun 1983/84 adalah 2.869 ribu dan yang dapat ditampung pada SMTP tahun 1984/85 sebagai murid baru tingkat I adalah 2.085 ribu, yang berarti bahwa ang-ka melanjutkan dari lulusan SD ke SMTP mencapai sekitar 72,7% (Tabel XVI-3). Angka tersebut merupakan kenaikan dibandingkan dengan angka melanjutkan 71,4% dalam tahun 1983/84.

Dalam tahun 1985/86 jumlah murid SMTP meningkat menjadi 6.165 ribu. Dibandingkan dengan penduduk usia 13-15 tahun seba-nyak 11.185 ribu maka daya tampung SMTP terhadap kelompok usia sekolah yang bersangkutan (angka partisipasi di tingkat SMTP) meningkat mencapai 55,1% (Tabel XVI-2).

Dalam pada itu, lulusan SD tahun 1984/85 telah meningkat menjadi 3.298 ribu (Tabel XVI-3), yang berarti kenaikan dengan

XVI/7

Page 8:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI - 1PERKEMBANGAN JUMLAH MURID/MAHASISWA

1983/84 - 9185/86*)(RIBU ORANG)

XVI/8

Page 9:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

GRAFIK XVI — 1PERKEMBANGAN JUMLAH MURID/MAHASISWA,

1983/84 — 1985/86

XVI/9

XVI/9

Page 10:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

GRAFIK XVI – 1 – 2

XVI/10

Page 11:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

GRAFIK XVI – 1 - 3

XVI/11

Page 12:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI – 2JUMLAH PENDUDUK DAN MURID KELOMPOK USIA SEKOLAH SERTA ANGKA PARTISIPASI

1983/84 – 1985/86

*) Angka diperbaiki

XVI/12

Page 13:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

GRAFIK X V I _ 2JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAH,

1983/84 — 1985/86

XVI/13

Page 14:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

GRAFIK XVI — 2—1

XVI/14

Page 15:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

GRAFIK XVI — 2—2

XVI/15

Page 16:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

GRAFIK XVI — 2—3

XVI/16

Page 17:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI – 3JUMLAH LULUSAN, JUMLAH PEMASUKAN DAN ANGKA MELANJUTKAN,

1983/84 – 1985/86

XVI/17

Page 18:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI – 4

PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR1983/84 – 1985/86

1) Termasuk PMP dan Penilik2) Termasuk PMP, PSPB dan IPA, IPS3) Termasuk PSPB dan PMP

XVI/18

Page 19:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

15% terhadap lulusan SD tahun sebelumnya. Walaupun demikian, jumlah yang melanjutkan ke SMTP telah meningkat pula menjadi 2.440 ribu yang berarti kenaikan 17%, sehingga angka melanjut-kan lulusan SD ke SMTP dapat meningkat mencapai 74,0% (Tabel XVI-3).

(1) Pembinaan SMP

Dalam rangka usaha terus meningkatkan daya tampung SMTP, baik dalam arti angka melanjutkan maupun angka partisipasi pada SMTP, maka dalam tahun 1985/86 telah diusahakan pembangunan 178 unit gedung baru SMP dan 2.605 ruang kelas baru, di samping rehabilitasi 347 gedung SMP (Tabel XVI-5). Sejalan dengan usaha perluasan kesempatan belajar pada SMP telah dilaksanakan pula pengangkatan dan penempatan sebanyak 32.250 orang guru calon pegawai. Selanjutnya, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan SMP telah dilaksanakan pembangunan 127 ruang laboratorium IPA, 100 ruang keterampilan dan 102 ruang perpustakaan bagi SMP yang masih memerlukannya; penyediaan 1.900 perangkat alat kese-nian dan olahraga, 703 perangkat alat peraga matematika dan 2.312 perangkat alat laboratorium IPA. Di samping itu beberapa kegiatan lainnya, seperti penataran tenaga pendidikan serta penyediaan buku pelajaran pokok dan buku perpustakaan yang di-laksanakan secara terpadu baik bagi SMP maupun SMA melalui pro-gram Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas (Tabel XVI-5).

(2) Pembinaan SMTP Kejuruan

Dalam rangka peningkatan mutu dan relevansi pendidikan SMTP Kejuruan untuk membantu menyediakan tenaga kerja yang terampil terutama di daerah pedesaan, telah dilanjutkan pembinaan 341 buah Sekolah Teknik (ST) dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga Tingkat Pertama (SKKP). Dalam tahun 1985/86 antara lain telah dilanjutkan rehabilitasi dan peningkatan 33 buah ST dan SKKP.

c. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas

Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas meliputi pembi-naan SMA, berbagai SMTA Kejuruan dan SMTA Keguruan (SPG/SGO). Pada akhir Repelita III (tahun 1983/84), jumlah murid SMTA se-cara keseluruhan (SMA, SMTA Kejuruan dan SPG/SGO) adalah 2.490 ribu yaitu 1.697 ribu murid SMA,. 552 ribu murid SMTA Kejuruan dan 241 ribu murid SPG/SGO. Hal ini berarti bahwa angka parti-sipasi di SMTA, atau daya tampung SMTA terhadap kelompok usia 16-18 tahun, adalah 25,1% pada tahun 1983/84 (Tabel XVI-1 dan 2).

XVI/19

Page 20:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia
Page 21:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI – 5PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH UMUM (SMP DAN SMA)

1983/84 – 1985/86

1) Calon guru SMP tahun 1984/85 digabung dengan SMA2) Termasuk calon guru SMP tahun 1984/85

XVI/20

Page 22:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

Dalam pada itu, lulusan SMTP tahun sebelumnya yang dapat ditampung pada SMTA tahun 1983/84 (angka melanjutkan) adalah 84,4%, yaitu 58,7% di SMA, 17,6% di SMTA Kejuruan dan 8,1% di SPG/SGO (Tabel XVI-3).

Dalam tahun 1984/85 jumlah murid Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) meningkat menjadi 2.733 ribu, yang terdiri atas 1.874 ribu murid SMA, 601 ribu murid SMTA Kejuruan dan 258 ribu murid SPG/SGO, yang berarti pula bahwa secara keseluruhan angka partisipasi di tingkat SMTA telah meningkat menjadi 26,8% (Tabel XVI-1 dan 2). Dalam pada itu, lulusan SMTP tahun 1983/84 telah mencapai sebanyak 1.255,1 ribu, sedangkan yang dapat melanjutkan ke SMTA adalah 1.058,8 ribu, yang berarti bahwa 84,4% dari lulusan SMTP tahun 1983/84 dapat ditampung dalam SMTA tahun 1984/85 (angka melanjutkan), yaitu 58,2% di SMA, 18,8% di SMTA Kejuruan dan 7,4% di SPG/SGO (Tabel XVI-3).

Dalam tahun 1985/86, jumlah murid SMTA tersebut telah men-jadi 3.022 ribu, terdiri atas 2.083 ribu murid SMA, 675 ribu murid SMTA Kejuruan dan 264 ribu murid SPG/SGO. Jika dibanding-kan dengan kelompok usia SMTA (16-18 tahun) yang berjumlah 10.393,7 ribu dalam tahun 1985/86, maka angka partisipasi tingkat SMTA telah meningkat lagi menjadi 29,0 % (Tabel XVI-2).

Dalam pada itu, jumlah lulusan SMTP dari tahun 1984/85 telah meningkat menjadi 1.389 ribu, yang berarti kenaikan 10,6% terhadap lulusan tahun 1983/84. Walaupun demikian, angka melan-jutkan ke SMTA pada tahun 1985/86 tetap dapat dipertahankan pada 84,4%, yaitu 58,3% di SMA, 19,4% di SMTA Kejuruan dan 6,7% di SPG/SGO (Tabel XVI-3).

Dapat dikemukakan bahwa walaupun dalam tahun-tahun selan-jutnya dalam Repelita IV jumlah lulusan SMTP akan terus mening-kat, angka melanjutkan ke SMTA tetap akan diusahakan sebanyak 84,4% sebagaimana keadaannya sejak akhir Repelita III (tahun 1983/84).

(1). Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Dalam melaksanakan perluasan dan pemerataan kesempatan be-lajar pada SMTA dalam tahun 1985/86 telah dilakukan pembangunan 76 unit gedung SMA dan 1.592 ruang kelas baru, serta mereha-bilitasi 175 gedung SMA (Tabel XVI-5). Untuk memenuhi kebu-tuhan tenaga guru maka sejalan dengan pembangunan gedung dan ruang kelas baru, telah dilaksanakan penempatan 798 orang calon guru.

XVI/21

Page 23:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

Dalam tahun 1985/86 telah pula dibangun 60 ruang laborato-rium IPA, 60 ruang perpustakaan dan 51 ruang keterampilan, ser-ta penyediaan 279 perangkat alat peraga matematika dan 855 pe-rangkat alat praktek IPA, di samping pengadaan 798 perangkat alat keterampilan dan 488 perangkat alas kesenian dan olahraga (Tabel XVI- 5).

Selanjutnya, untuk SMP dan SMA bersama sebagai jenjang/je-nis pendidikan menengah umum telah diadakan penataran tenaga kependidikan bagi 25.478 orang, serta telah diusahakan pengada-an lebih dari 3.676 ribu buku pelajaran pokok dan 1.175 ribu buku perpustakaan (Tabel XVI-5).

(2). Pembinaan SMTA Kejuruan

Sampai dengan akhir Repelita III (tahun 1983/84), secara berkelanjutan dan bertahap telah dilakukan pengembangan (reha-bilitasi/perluasan/pembangunan kembali gedung sekolah serta penyediaan peralatan) sejumlah 8 Sekolah Teknik Menengah Pemba-ngunan (STM 4 tahun), 148 STM (3 tahun), 4 Sekolah Menengah Teknologi Khusus (SMT Grafika, Perkapalan dan Penerbangan), dan 21 SMT Pertanian serta 279 Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas (SMEA) dan 112 sekolah SMTA Kejuruan dan Teknologi lainnya.

Dalam Repelita IV sebagian dari kegiatan tersebut masih perlu dilanjutkan, di samping pembangunan baru sejumlah SMTA Kejuruan dan Teknologi yang terutama dimulai tahun 1984/85.

Dalam tahun 1985/86 dikembangkan 8 STM (4 tahun), 35 STM (3 tahun), 15 SMT Pertanian, 59 SMEA, dan 10 SMTA Kejuruan dan Teknologi lainnya (antara lain Sekolah Menengah Teknologi Keru-mahtanggaan (SMTK), Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK), Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK) dan lain seba-gainya). Dalam jumlah-jumlah tersebut termasuk baik yang meru-pakan pengembangan lanjutan tahun-tahun sebelumnya maupun yang baru yang sudah dalam persiapan pembangunan/pengembangannya.

Di samping itu, dalam tahun 1985/86 dilaksanakan kegiatan penataran guru kejuruan/teknologi sebanyak 40.976 orang teru-tama melalui 9 Pusat Pengembangan/ Penataran Guru Teknik yang telah dikembangkan dalam Repelita III serta penyediaan sebanyak 501.100 buku bacaan perpustakaan (Tabel XVI-6).

XVI/22

Page 24:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI - 6

PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN TEKNOLOGI,1983/84 - 1985/86

1) Angka kumulatif2) Kegiatan berkelanjutan dan bertahap

Mulai tahun 1984/85 sudah termasuk pula persiapan pembangunan/pengembangan sekolah baru

XVI/23

Page 25:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

(3). Pembinaan SMTA Keguruan

Sebagaimana halnya dengan SMTA Kejuruan, pengembangan SMTA Keguruan dilaksanakan pula secara bertahap dan berkelanjutan bagi sekitar 216 Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Guru Olahraga (SGO) dan Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) yang telah ada dalam Repelita III.

Dalam rangka peningkatan mutu SMTA Keguruan, dalam tahun 1985/86 dikembangkan 55 SPG/SGO/SGPLB, terutama melalui penye-diaan peralatan pendidikan sebanyak 164 perangkat dan pemba-ngunan berbagai fasilitas pendidikan. Selanjutnya telah dilak-sanakan penataran bagi 11.548 orang tenaga pendidikan serta pe-nyediaan 409.000 buku pelajaran pokok dan 139.000 buku baca-an/perpustakaan, dan penempatan/pengangkatan 250 guru SPG dan SGPLB (Tabel XVI-7).

d. Pembinaan Pendidikan Tinggi

Jumlah mahasiswa dalam tahun 1983/84 (akhir Repelita III) adalah 805,2 ribu. Dibandingkan dengan penduduk usia 19 - 24 tahun sebanyak 15.667,6 ribu, maka daya tampung perguruan ting-gi terhadap kelompok usia sekolah yang bersangkutan mencapai 5,1% (angka partisipasi kasar) (Tabel XVI-2).

Dalam tahun 1984/85, jumlah mahasiswa bertambah menjadi 1.023,6 ribu (948,5 ribu mahasiswa program gelar dan 75,1 ribu mahasiswa program diploma). Dengan jumlah penduduk usia 19 - 24 tahun sebanyak 18.166,8 ribu, maka daya tampung perguruan ting-gi terhadap kelompok usia sekolah yang bersangkutan meningkat menjadi 5,6 %.

Jumlah mahasiswa meningkat lagi dalam tahun.1985/86 menjadi 1.106,1 ribu (917,6 ribu mahasiswa program gelar dan 188,5 ribu mahasiswa program diploma). Dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 19 - 24 tahun yang berjumlah 18.514,4 ribu, maka daya tampung perguruan tinggi terhadap kelompok usia sekolah yang bersangkutan naik menjadi 6,0%.

Kenaikan angka-angka partisipasi di tingkat pendidikan tinggi tersebut diatas dimungkinkan terutama karena peningkatan angka-angka melanjutkan lulusan SMTA tahun-tahun sebelumnya, dalam hal ini berturut-turut 42,3% dalam tahun 1983/84, 43,3% dalam tahun 1984/85, dan 44,4% dalam tahun 1985/86 (Tabel XVI - 3). Kenaikan-kenaikan relatif ini terjadi walaupun jumlah-jumlah lulusan SMTA itu sendiri cukup meningkat, yaitu dari

XVI/24

Page 26:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI - 7PEMBINAAN PENDIDIKAN GURU (SPG, SGO DAN SGPLB),

1983/84 - 1985/86

*) Berkelanjutan dan bertahap

XVI/25

XVI/25

Page 27:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

666,1 ribu dalam tahun 1983/84 menjadi 721,0 ribu dalam tahun 1984/85 (Tabel XVI-3) atau kenaikan 8,2% ; dan, dalam hal lu-lusan SMA raja dari 449,0 ribu dalam tahun 1983/84 menjadi 481,0 ribu dalam tahun 1984/85 Tabel XVI-3, atau kenaikan 7,1%.

Dalam tahun 1985/86 fasilitas pendidikan tinggi telah di-tambah/diperluas dengan pembangunan 102.207 m2 ruang ku-liah/kantor, 31.660 m2 ruang laboratorium, 11.551 m2 ruang perpustakaan serta 1.800 m2 rehabilitasi gedung.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi, dalam ta-hun 1985/86 telah dilaksanakan penataran bagi 5.115 tenaga do-sen; penyediaan 115.265 buku perpustakaan dan penerbitan 12.000 buku pelajaran; penelitian 1.766 judul; penyediaan peralatan laboratorium 892 perangkat; pemberian beasiswa kepada 7.054 mahasiswa; pendidikan diploma non kependidikan/politeknik bagi 13.676 mahasiswa; pendidikan pasca sarjana/doktor dengan 2.335 peserta; kuliah kerja nyata (KKN) bagi 19.725 mahasiswa; dan, pengembangan/perluasan kampus bagi 11 universitas/institut (Tabel XVI-8).

Di samping itu baik jenis maupun jenjang pendidikan telah bertambah pula, diantaranya telah dibuka fakultas-fakultas baru program S-1 dan diploma di semua perguruan tinggi negeri; pro-gram diploma kependidikan di 10 IKIP dan di perguruan tinggi negeri yang ada fakultas ilmu pendidikan; dan, pendidikan di-ploma non kependidikan dan pendidikan diploma politeknik pada 6 perguruan tinggi negeri; serta pendidikan pasca sarjana/doktor pada 9 perguruan tinggi negeri.

e. Pembinaan Bakat dan Prestasi

Pembinaan bakat dan prestasi dilaksanakan terutama dalam rangka pemerataan pendidikan, agar anak yang berbakat akan tetapi lemah dalam kemampuan ekonominya dapat meningkatkan prestasi sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Dalam tahun 1985/86 pembinaan bakat dan prestasi dilakukan antara lain berupa pemberian beasiswa kepada murid SD sebanyak 10.228 orang, siswa SMTP sebanyak 6.894 orang dan siswa SMTA sebanyak 5.076 orang.

f. Peningkatan Pendidikan Masyarakat

Pelaksanaan program ini antara lain meliputi kegiatan-kegi-atan pemberantasan buta huruf gaya baru atau pemberantasan 3

XVI/26

Page 28:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI - 8

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI,1983/84 - 1985/86

Repelita IV

No. Jenis Kegiatan Satuan 1983/84 1983/84 1985/86

1. Pembangunan Ruang Kuliah/Kantor M2 195.605 138.234 102.207

2. Pembangunan Ruang Laboratorium M2 50.577 36.650 31.660

3. Pembangunan Ruang Perpustakaan M2 29.803 14.417 11.551

4. Rehabilitasi Gedung M2 46.684 12.119 1.800

5. Pengadaan Tenaga Kependidikan Orang 35.892 36.975 48.034

6. Penataran Dosen Orang 4.500 2.459 5.115

7 Pengadaan Buku Perpustakaan Buku 45.836 75.516 115.265

8 Pengadaan/Penerbitan Buku Buku 9.861 22.000 12.000

9. Penelitian Judul 1.163 1.484 1.766

10. Pengadaan Peralatan Laboratorium Perangkat 694 1.934 892

11. Pemberian Beasiswa Orang 8.347 8.035 7.054

12. Pendidikan Diploma Non-Kependidikan Orang 4.400 10.175 13.676

13. Pendidikan Pasca Sarjana/Doctor Orang 839 2.831 2.335

14. Pengembangan Kampus Universitas 11 11 11

15. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa 15.000 19.150 19.725

XVI/27

Page 29:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

buta, yaitu buta aksara Latin dan angka, buta Bahasa Indonesia, dan buta Pendidikan Dasar. Bentuk usaha pendidikan masyarakat ini dilakukan melalui kelompok belajar (Kejar) pendidikan dasar (Paket A), kelompok belajar pendidikan kesejahteraan keluarga dan kelompok belajar pendidikan kejuruan. Untuk memanfaatkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh mereka yang berhasil menyele-saikan, paket A-1 sampai dengan A-20 dikembangkan kegiatan ke-lompok belajar kejar usaha (Kejar Usaha) sebagai wadahnya.

Dalam tahun 1985/86 telah dilaksanakan antara lain berbagai kegiatan pembinaan belajar yang melibatkan 2.316.447 peserta dan penyediaan 15.565.965 buku paket A beserta perlengkapannya, di samping pembangunan/rehabilitasi/perluasan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) sebanyak 39 gedung dan penataran/latihan bagi pe-tugas dan pembina pendidikan masyarakat sebanyak 39.341 orang (Tabel XVI-9).

g. Peranan Wanita

Melalui program ini dilaksanakan berbagai usaha di bidang pendidikan masyarakat untuk memberikan keterampilan dan penge-tahuan kepada kaum wanita agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi serta menanamkan sikap kepercayaan kepada kemampuan sendiri untuk berperanserta dalam pembangunan.

Dalam rangka pelaksanaan program tersebut dalam tahun 1985/86 telah dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain latihan dan pengembangan warga belajar wanita, kegiatan belajar wanita menuju wiraswasta, pendidikan mata pencaharian di desa dan pe-nyediaan buku menuju keluarga sehat dan sejahtera serta pembi-naan swadaya wanita pedesaan. Di samping itu telah dilaksanakan Temu Karya Penyusunan Program Terpadu P2W-KSS tingkat Propin-si/Kabupaten/Kotamadya/Kotip di DI Aceh, DKI Jakarta, Kaliman-tan Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Iri-an Jaya; pengadaan peralatan praktek masak-memasak 48 set untuk 8 propinsi dan buku penunjang pendidikan mata pencaharian 63.750 eksemplar untuk 27 propinsi, serta pelaksanaan kelompok belajar usaha (Kejar Usaha) di 16 propinsi bagi sebanyak 2.820 kelompok dengan peserta 28.200 orang.

h. Generasi Muda

Pelaksanaan program generasi muda di bidang pendidikan dalam tahun 1985/86 antara lain meliputi kegiatan-kegiatan se-bagai berikut: pendidikan dan latihan generasi muda dengan me-

XVI/28

Page 30:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

TABEL XVI – 9

PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT,1983/84 – 1985/86

1) Termasuk 2,300,000 orang merupakan kegiatan pengintegrasian a,b dan cMenjadi Kejar Paket A yang dipadukan dengan Upajiwa (mata pencaharian)(sejak tahun 1983/84 dan seterusnya)

2) Termasuk 991 orang petugas Sanggar Kegiatan Belajar yang ditatar olehDitdiktentis

XVI/29

Page 31:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

libatkan 181.560 orang; kegiatan pertukaran pemuda Indonesia-Kanada dengan mengirimkan 50 orang wakil dari 27 propinsi; ke-giatan pertukaran pemuda Indonesia-Australia, dengan mengi-rimkan 14 orang pemuda; keikutsertaan dalam program Kapal Pemu-da Asia Tenggara, dengan mengikutsertakan 35 orang pemuda; ke-giatan pertukaran Pemuda/Remaja Indonesia-Jepang, dengan me-ngirimkan 40 orang remaja dengan 2 orang pendamping; latihan kepemimpinan dan keterampilan pemuda tingkat pemuka dengan pe-serta 820 orang; pendidikan politik pemuda tingkat kader daerah 1.080 orang; bimbingan kelompok kerja produktif bagi 550 orang; penataran penilik pembinaan pemuda 907 orang; bimbingan kelom-pok minat pemuda sebanyak 1.230 orang; latihan Kejar Usaha Pe-muda bagi 3.285 orang serta bimbingan teknis Purna Paskibraka dan Caraka Muda 940 orang.

Dalam pada itu pembinaan/pengembangan generasi muda diinte-grasikan dalam berbagai bidang pembangunan lainnya sehingga mencakup pula antara lain kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Di bidang perindustrian, kegiatan program generasi muda bertujuan untuk menciptakan kesempatan bagi keterlibatan gene-rasi muda dalam pembangunan industri pada khususnya dan pem-bangunan nasional pada umumnya. Kegiatan tersebut meliputi an-tara lain pelaksanaan berbagai jenis dan tahap pendidikan dan latihan keterampilan (PLK) di daerah/propinsi, terutama di bi-dang industri kecil dalam rangka mengembangkan wiraswasta yang mandiri, serta penyelenggaraan berbagai lomba perekayasaan in-dustri. Selain itu dilakukan pula sejumlah penelitian untuk perumusan kebijaksanaan pengembangan generasi muda di lokasi transmigrasi.

Di bidang ketenagakerjaan, kegiatan pembinaan generasi muda meliputi antara lain penyelenggaraan pendidikan bagi kader/in-struktur hubungan ketenagakerjaan bagi pemuda pencari kerja sebanyak 20 orang yang selanjutnya ditempatkan di bursa tenaga kerja setelah selesainya pendidikan; pendidikan di bidang hu-bungan ketenagakerjaan terutama bagi lulusan SMTA/mahasiswa sebanyak 650 orang; latihan keterampilan bagi 1.460 orang pemuda di bidang kerajinan dengan menugaskan 75 pengrajin di 13 pro-pinsi (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kali-mantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Te-ngah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan Maluku); dan penataran bagi sebanyak 20 orang pengelola kelompok usaha di bidang kewiraswastaan.

Di bidang koperasi, kegiatan program generasi muda dituju-

XVI/30

Page 32:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

kan untuk menyiapkan kader koperasi di kalangan generasi muda, menimbulkan kemampuan di kalangan generasi muda untuk dapat membangun dirinya sendiri melalui kegiatan organisasi koperasi, mendorong generasi muda untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam perkoperasian baik sebagai anggota/pengurus badan peme-riksa dan manager/karyawan koperasi, serta mendorong terbukanya kesempatan kerja bagi generasi muda pada koperasi/KUD sesuai dengan potensinya. Usaha tersebut dilaksanakan antara lain me-lalui berbagai latihan bagi pemuda putus sekolah, pemuda teram-pil, dan mahasiswa serta pengikutsertaan pemuda di kepengu-rusan/pengelolaan koperasi.

Di bidang transmigrasi, untuk lebih meningkatkan keteram-pilan generasi muda transmigran telah dilakukan berbagai latih-an yang menyangkut tidak hanya mengolah dan mengembangkan hasil produksi pertanian tetapi juga keterampilan di bidang-bidang lain seperti industri rumah tangga dan pertukangan. Latihan-latihan ini juga dimaksudkan untuk menghasilkan tenaga-tenaga instruktur yang dapat menyebarkan kemampuannya di kalangan ma-syarakat transmigran.

Di bidang kesehatan, kegiatan pembinaan generasi muda ditu-jukan untuk meningkatkan kesehatan dan status gizi generasi muda, meningkatkan upaya perlindungan anak dan remaja terhadap kelainan dan gangguan mental, dan meningkatkan peranserta gene-rasi muda dalam upaya kesehatan.

Kegiatan-kegiatannya antara lain meliputi pelayanan konsul-tasi kesehatan remaja, penyebarluasan berbagai penerbitan (leaflet/brosur) perihal kesehatan, usaha penanggulangan penya-lahgunaan obat/narkotika melalui berbagai penataran, pelayanan konsultasi kesegaran jasmani dan kesehatan olah raga dan lain sebagainya. Di bidang kesejahteraan sosial, kegiatan ditujukan untuk mencegah timbulnya berbagai masalah sosial di kalangan generasi muda. Usaha ini dilaksanakan melalui wadah Karang Ta-runa sebagai organisasi sosial remaja pada tingkat desa.

Melalui kegiatan ini, para remaja melakukan berbagai kegi-atan yang meliputi latihan keterampilan kerja, kerajinan ta-ngan, kesenian dan olah raga, dan cara-cara berorganisasi agar waktu terluang mereka dapat dimanfaatkan untuk karya-karya yang produktif dan bermanfaat. Di samping itu kegiatan-kegiatan ter-sebut dimaksudkan pula untuk menanamkan disiplin dan tanggung jawab sosial serta upaya penghayatan dan pengamalan Pancasila di kalangan para remaja. Kegiatan-kegiatan pembinaan yang dila-kukan antara lain berupa bantuan paket peralatan olah raga dan

XVI/31

Page 33:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

kesenian sebagai stimulan untuk Karang Taruna dan latihan kepe-mimpinan bagi pengurus dan pembina Karang Taruna. Dibidang agama, pembinaan generasi muda ditujukan untuk meningkatkan kehidupan keagamaan para pemuda dan remaja melalui latihan-latihan keterampilan dan kewiraswastaan yang dikaitkan dengan ajaran-ajaran agama yang dianut, dengan prioritas utama diberi-kan kepada pemuda dan remaja yang ada di daerah pedesaan. Ber-bagai kegiatan telah dilaksanakan dengan peserta pemuda dan re-maja dari semua golongan agama antara lain : penataran tenaga pembina tingkat daerah, penataran keterampilan kewiraswastaan dan darmabakti kemasyarakatan, bantuan apresiasi dan bantuan paket pembinaan kepada kelompok.

Di bidang hukum, pelaksanaan program generasi muda terutama ditujukan bagi mereka yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan/ Lembaga Pemasyarakatan Anak Negara, khususnya dalam rangka pem-binaan bimbingan dan kemasyarakatan dan pengentasan anak, mela-lui peningkatan usaha pendidikan sekolah, pendidikan keagamaan dan pembinaan kepramukaan, serta latihan keterampilan bertani, berternak dan berwiraswasta.

i. Keolahragaan

Program ini bertujuan untuk mengolahragakan masyarakat luas melalui proses pemasukan dan pembibitan serta pembinaan presta-si dalam berbagai jenis kegiatan olahraga.

Dalam tahun 1985/86 telah dilaksanakan antara lain pembina an olahraga bagi seluruh anggota masyarakat serta pembinaan olahraga pelajar dan mahasiswa yang telah melibatkan sejumlah 408.000 orang; pembinaan olahragawan pelajar dan mahasiswa 238.000 orang dan menyelenggarakan pertemuan Asean School Sport Council di Jakarta yang diikuti 6 negara peserta.

Selain itu telah diselenggarakan pula berbagai kegiatan olahraga, yang meliputi kejuaraan atletik senior, invitasi bu-lutangkis dan renang tingkat nasional dengan jumlah peserta seluruhnya berjumlah 1.049 orang; menyelenggarakan kejuaraan sepak bola pelajar Asia ke XIV di Jakarta diikuti 11 negara, dimana Indonesia keluar sebagai juara pertama, dan bersamaan dengan itu dilangsungkan pula pertemuan Asian School Football Federation (ASFF) yang diikuti oleh 25 peserta dari 11 negara. Selanjutnya telah diselenggarakan kejuaraan sepak bola antar pusdiklat; menyelenggarakan invitasi tennis, hockey dan soft-ball dengan jumlah peserta 430 orang; menyelenggarakan penatar-an pelatih softball mahasiswa dengan peserta 31 orang, bola

XVI/32

Page 34:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

basket 41 orang dan renang 30 orang.

Dalam rangka mengolahragakan masyarakat, telah disebar-luaskan leaflet panji olahraga sebanyak 60.000 lembar; pengada-an kaset Senam Pagi Indonesia Seri D yang disempurnakan seba-nyak 14.000 buah; penyuluhan olahraga asli/tradisional; penye-lenggaraan pemusatan latihan sepak takraw. Dengan bekerjasama dengan BPKB Kebun Jeruk dan BPKB Jayagiri, telah dilaksanakan penyusunan dan penggandaan paket penggerak olahraga. Demikian Pula telah diselenggarakan penataran pelatih/guru olahraga pencak silat bertempat di Cisarua Bogor dengan jumlah peserta sebanyak 58 orang, dan peserta penggerak olahraga tradisional dengan jumlah peserta sebanyak 57 orang; pemasalan olahraga masyarakat 407,840 orang; pembinaan olahraga pelajar 183.700 prang; pembinaan olahraga mahasiswa 48.000 orang; penataran pelatih/pembina olahraga 1.600 orang serta pembinaan pusat latihan olahragawan berbakat 245 orang.

j. Pendidikan KedinasanProgram ini dikembangkan untuk melaksanakan berbagai pena-

taran dan pendayagunaan aparatur dengan kegiatan peningkatan penyelenggaraan pendayagunaan tenaga administrasi. Dalam tahun 1985/86 telah dilaksanakan berbagai penataran dan pendidikan antara lain SESPA; SEPADYA; SEPALA; PATA; penataran tingkat menengah; penataran pelaksana; penataran P1; penataran ca-lon/kepala SMTA, STM, SPG, SMP dan SD; latihan Keterampilan Ma-najemen dan program orientasi Kakanwil. Selain itu telah dila-kukan Penataran Tenaga Teknis Grafika untuk 435 orang, pener-bitan buku-buku kegrafikaan 12.500 eksemplar; penerbitan Maja-lah Penyuluh Grafika 16.000 eksemplar dan pengujian/eksperimen bahan grafika 12 paket.

k. Pengembangan Sistem Pendidikan

Program ini dikembangkan untuk mengadakan penelitian dan pengembangan kebijaksanaan di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam rangka penyelenggaraan dan pembangunan sistem pendidikan serta pengembangan kebudayaan.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan kebijaksanaan peningkatan pendidikan pada tahun 1985/86 telah dilaksanakan antara lain: penelitian pendidikan daerah terpencil yang penduduknya hidup berpindah-pindah; pengembangan model belajar-mengajar pendidikan non-formal; dan pengembangan sekolah menengah peria-ma terbuka.

XVI/33

Page 35:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

Dalam rangka menunjang kebijaksanaan peningkatan mutu dan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, pada tahun 1985/86 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain: penelitian proses belajar-mengajar di SD dan SMP; penelitian aspirasi pendidikan dan pekerjaan siswa SMTA; penelitian pendi-dikan ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar serta penelitian kebutuhan dasar manusia Indonesia yang harus dipenuhi melalui pendidikan.

Dalam rangka menunjang kebijaksanaan peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan, dalam tahun 1985/86 telah dilakukan kegiatan antara lain: penelitian sistem perencanaan, penelitian kedudukan perguruan tinggi dalam pengembangan khususnya peman-faatan KKN dalam pengembangan pendidikan serta penelitian ke-lembagaan pendidikan kedinasan. Selain itu telah dilaksanakan pula pengadaan dan penempatan guru SMA.

Dalam rangka menunjang kebijaksanaan peningkatan pengelo-laan dan penyempurnaan sistem pendidikan dan kebudayaan pada tahun 1985/86 telah dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain: penelitian sistem kebudayaan; penelitian pendidikan kebudayaan di dalam keluarga dan masyarakat serta dilanjutkan pula penyu-sunan naskah akademik pendidikan dasar, menengah umum, menengah kejuruan, luar sekolah, pendidikan tinggi dan tenaga kependi-dikan.

B. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan

Landasan dan arah pengembangan kebudayaan nasional dalam Repelita IV telah digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) antara lain sebagai berikut :

Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bang-sa, harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, memperkuat kepribadian bangsa, mem-pertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional serta memper- kokoh jiwa kesatuan. Kebudayaan nasional terus dibina dan dia-rahkan pada penerapan nilai-nilai kepribadian bangsa yang ber-landasakan Pancasila.

Dengan tumbuhnya kebudayaan bangsa yang berkepribadian dan berkesadaran nasional maka sekaligus dapat dicegah nilai-nilai

XVI/34

Page 36:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

sosial budaya yang bersifat feodal dan kedaerahan yang sempit serta ditanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negatif, sedang di lain pihak ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan memang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan.

Usaha kearah pembauran bangsa perlu lebih ditingkatkan di segala bidang kehidupan baik di bidang ekonomi maupun sosial budaya, dalam rangka usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta memantapkan ketahanan nasional.

Selanjutnya, atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terha-dap Tuhan Yang Maha Esa maka perikehidupan beragama dan perike-hidupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah selaras dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila.

Kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan, sehingga terbina hidup rukun di antara sesama umat beragama, di antara sesama penganut keperca-yaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan antara semua umat bera-gama dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dan meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun masyarakat.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Sesuai dengan pengarahan GBHN maka dalam pembinaan dan pe-ngembangan kebudayaan nasional perlu diperhatikan antara lain :

- Keanekaragaman masyarakat Indonesia yang terdiri dari beraneka-ragam suku bangsa, agama, budaya dan bahasa bersatu dalam perkembangan sejarah. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.

- Keanekaragaman latar belakang budaya juga mengalami per-geseran nilai-nilai sebagai akibat pembangunan. Hal ini berarti adanya pembauran nilai dalam berbagai segi kehidupan.

- Selain itu adanya pengaruh kebudayaan asing yang masuk dengan cepat, berkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan terutama bidang komunikasi dan transportasi yang memper-lancar hubungan kebudayaan antar bangsa.

Selanjutnya, kebijaksanaan pengembangan kebudayaan nasional dalam Repelita IV adalah antara lain sebagai berikut:

XVI/35

Page 37:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

1. Berbagai upaya perlindungan dan pembinaan peninggalan seja-rah dan purbakala beserta situs-situsnya bertujuan untuk memajukan kebudayaan nasional. Dalam rangka ini peraturan perundang-undangan tentang kepurbakalaan akan disempurnakan. Kegiatan permuseuman diarahkan agar museum berfungsi sebagai sarana kultural-edukatif untuk mengembangkan kesadaran nasional, memantapkan pengembangan budaya nasional serta mendorong penalaran dan sikap positif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

2. Perwujudan nilai budaya Indonesia ditekankan pada usaha melakukan inventarisasi dan memasyarakatkan nilai-nilai budaya Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sehingga masyarakat tanggap terhadap perubahan zaman, mampu menyaring dan menerapkan pengaruh kebudayaan asing yang relevan dengan perkembangannya, dan sekaligus mampu menangkal unsur-unsur kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, serta memiliki rasa toleransi terhadap keragaman agama, budaya, asal keturunan (ras) dan golongan kemasyarakatan.

3. Pengembangan kesenian termasuk seni daerah diarahkan untuk menciptakan kondisi dan situasi masyarakat yang memungkinkan tumbuhnya kreativitas seniman serta penghargaan atas hasil karya seni.

4 Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia diarahkan agar bahasa itu dapat berfungsi sebagai unsur kebudayaan yang dinamis dan sebagai sarana pendukung dalam usaha pengem-bangan ilmu dan teknologi. Pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dilaksanakan melalui penelitian-penelitian dan berbagai usaha untuk memasyarakatkan penggunaan bahasa In-donesia secara baik dan benar. Pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra daerah diarahkan dalam rangka memperkaya perbendaharaan bahasa dan satra Indonesia serta khasanah kebudayaan nasional sebagai salah satu unsur identitas na-sional.

5. Dalam rangka pemantapan sistem perpustakaan dan perbukuan serta peningkatan pelayanan perpustakaan yang mampu men-jangkau seluruh lapisan masyarakat dilaksanakan berbagai usaha peningkatan pelayanan bahan pustaka dan pengembangan perbukuan nasional secara menyeluruh.

6. Pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilanjutkan karena hal itu merupakan budaya yang hidup

XVI/36

Page 38:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

dan dihayati oleh sebagian bangsa Indonesia. Dalam hubungan ini pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Ma-ha Esa diarahkan kepada pembinaan budi luhur bangsa dan be-nar-benar sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

Langkah-langkah yang telah ditempuh dalam rangka pelaksana-an program-program pembangunan khususnya dalam dua tahun perta-ma Repelita IV (1984/85 - 1985/86) di bidang kebudayaan nasio-nal dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain sebagai berikut:

1. Dalam rangka pemantapan kesadaran bersejarah serta mendo-rong penalaran dan sikap positif terhadap perkembangan bu-daya, ilmu dan teknologi serta pula membangkitkan dan memu-puk kebanggaan nasional dan memberikan corak kepada buda-ya nasional, telah terus dilanjutkan dan ditingkatkan usa- ha-usaha di bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permu-seuman.

2. Sebagai usaha pengembangan seni, terus dilanjutkan dan ditingkatkan kegiatan penggalian dan pengolahan terhadap berbagai seni. Untuk pembinaan dan pengembangan bahasa, sastra, buku dan pustaka, telah terus ditingkatkan pembinaan dan pengembangan bahasa daerah, penyelenggaraan kerjasama kebahasaan, peningkatan kegiatan karya tulis dan pemantapan sistem nasional perpustakaan serta peningkatan minat dan kebiasaan membaca.

3. Sebagai usaha pembinaan dan pengembangan budaya nasional berlandaskan budaya lama dan asli, telah dilanjutkan kegi-atan inventarisasi sejarah nasional, inventarisasi dan doku-mentasi budaya daerah, pembinaan kesadaran dan penjernihan sejarah, penelitian dan pengkajian budaya nusantara, pene-litian purbakala, penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, serta pemantapan pembauran bangsa.

4. Pembinaan penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa terus ditingkatkan tanpa mengarah pada pembentukan aga- ma baru dan mengefektifkan pengambilan langkah yang diper-lukan agar pelaksanaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa benar-benar sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusian yang adil dan beradab.

3. Hasil-hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Langkah-langkah yang telah ditempuh dalam rangka pembinaan

XVI/37

Page 39:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

dan pengembangan kebudayaan nasional dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa selama dua tahun pertama Repelita IV (1984/85 - 1985/86) telah menghasilkan hal-hal konkrit sesuai dengan sasaran-sasaran tahunan berdasarkan program. Untuk tahun 1985/86 pelaksanaan kegiatan pembangunan antara lain sebagai berikut:

a. Program Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman

Pelaksanaan kegiatan pembangunan dalam program ini dalam tahun 1985/86 antara lain ialah telah diresmikannya 1 buah museum negeri yaitu Museum Negeri Propinsi Sumatera Selatan di Palembang, sehingga keseluruhan museum negeri di Propinsi yang telah diresmikan kini menjadi 14 buah. Selain itu untuk kegiat-an pengembangan permuseuman telah dilakukan pengadaan koleksi 14.400 buah di 27 propinsi. Sehubungan dengan hal tersebut telah dilakukan peningkatan tenaga teknis permuseuman serta alih bahasa dan transkripsi. Untuk memfungsikan museum-museum swasta/lokal, telah diberikan bantuan kepada 60 museum daerah. Pameran museum keliling telah dilakukan sebanyak 21 kali di Pusat dan Daerah.

Untuk meningkatkan usaha pelestarian dan pemanfaatan pe-ninggalan sejarah dan purbakala telah dilakukan kegiatan per-lindungan, perawatan dan pembinaan peninggalan sejarah dan purbakala antara lain konservasi batu-batu candi dan konserva-si kayu, sedangkan kegiatan pemugaran peninggalan sejarah dan purbakala meliputi studi kelayakan/teknis serta pemugaran si-tusnya. Kegiatan pemugaran telah lebih ditingkatkan dan bersi-fat lanjutan yang antara lain meliputi: konservasi Candi Boro-budur; pemugaran Monumen Nasional; pemugaran bekas Ibu Kota Kerajaan Majapahit, bekas Keraton Lama Banten, Candi Muara Takus, Candi Muara Jambi, Candi Prambanan, Candi Sewu dan Candi Ratu Boko. Selain itu dilanjutkan pemugaran Mesjid Demak, Mes-jid Syuhada di Kalimantan Selatan, Mesjid Kebon Jeruk di DKI Jakarta serta Mesjid Kyai Gede Kota Waringin Lama di Kalimantan Tengah; demikian pula pemugaran Gereja Immanuel di DKI Jakarta dan pemugaran Pura Besakih di Bali. Telah dilanjutkan pula pemugaran gedung bersejarah di 3 lokasi yaitu bekas Rumah Bung Karno di Ende/Nusa Tenggara Timur, bekas Rumah Bung Karno di Bengkulu dan bekas Rumah Dr.Sam Ratulangi di Serui/Irian Jaya. Pemugaran benteng-benteng kuno dilanjutkan pula antara lain pemugaran benteng Marlborough di Bengkulu, Duurstede di Maluku serta Vredeburg di D.I Yogyakarta.

XVI/38

Page 40:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

b. Program Pengembangan Seni Budaya

Dalam tahun 1985/86 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain pemeliharaan dan pemanfaatan seni serta penyebar-luasan dan pemanfaatan kesenian daerah dengan menyelenggarakan pekan/lomba/sayembara terutama bagi seni yang dikhawatirkan Akan punah. Di samping itu telah dilakukan pula peningkatan mutu seni dan daya kreativitas di empat bidang seni dengan melalui pagelaran/pemeran/sayembara di Pusat dan Daerah. Dalam hal penyebaran kesenian, usaha yang telah dilakukan antara lain pagelaran kesenian di Taman Mini Indonesia Indah sebanyak 24 kali, pameran seni lukis 2 kali, duta seni antara daerah 3 kali serta persiapan dalam rangka kerjasama kesenian antara negara Asean.

Untuk pemantapan eksistensi taman budaya telah diadakan apresiasi seni di Taman Budaya. Selanjutnya telah dibangun 16 buah Taman Budaya baru. Di samping itu dilanjutkan rehabilita-si gedung Wisma Seni nasional. Bantuan peralatan kesenian untuk Kecamatan, Kabupaten/ Kodya, Propinsi, Organisasi-organisasi Kesenian, daerah Transmigrasi serta Taman Budaya terus diting-katkan.

c. Program Kebahasaan dan Kesastraan serta Perbukuan dan Perpustakaan

Dalam tahun 1985/86 telah dilanjutkan kegiatan-kegiatan antara lain pengembangan bahasa dan sastra Indonesia, pengem-bangan perpustakaan, serta penerbitan buku sastra Indonesia dan Daerah serta media kebudayaan. Untuk kegiatan pembinaan dan pe-ngembangan bahasa dan sastra Indonesia antara lain telah dila-kukan pembakuan kebahasaan dan kesastraan 29 jenis serta pe-ngembangan karya kebahasaan. Selain itu dilakukan pula penyu-sunan kamus bahasa, kamus istilah, kamus antologi, penerjemahan buku serta sayembara mengarang bahasa dan sastra Indonesia un-tuk guru SMP. Dalam rangka pemasyarakatan penggunaan Bahasa In-donesia yang baik dan benar dilanjutkan usaha pembinaan bahasa Indonesia melalui RRI dan TVRI sebanyak 104 kali serta mengada-kan diskusi sastra Indonesia.

Dalam rangka pengembangan perpustakaan telah pula dilanjut-kan pengadaan buku-buku perpustakaan, pengenalan perpustakaan dengan cara penyebaran informasi perpustakaan melalui RRI dan TVRI, pameran perpustakaan, lomba perpustakaan serta bantuan kepada organisasi profesi. Demikian pula telah diberikan bantu-an pada Pusat Dokumentasi Sastra HB Jasin. Sementara itu seba-

XVI/39

Page 41:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

gai kegiatan pengembangan perpustakaan nasional telah dibuat micro film, fumigasi, dan penjilidan bahan pustaka yang rusak serta penyusunan bibliografi daerah 18.500 eksemplar. Telah pula dilanjutkan pengadaan buku bacaan untuk perpustakaan wila-yah, perpustakaan Umum Dati II, perpustakan keliling, perpus-takaan kecamatan, dan perpustakaan perintis sekolah sebanyak 36.490 eksemplar.

Sementara itu dilanjutkan kegiatan di bidang penerbitan buku sastra serta pengadaan dan pengolahan naskah sebanyak 120 judul, serta penerbitan dan penyebaran naskah sastra kuno ke lembaga-lembaga yang memerlukan. Sebagai kegiatan penyebarluas-an hasil pembinaan dan pengembangan kebudayaan melalui media kebudayaan telah dilakukan penerbitan film kebudayaan 12 judul, penyusunan pustaka wisata budaya 8 judul, album seni budaya 14 judul, serta mengadakan siaran dan pameran seni budaya serta pegadaan booklet budaya.

d. Program Inventarisasi Kebudayaan

Dalam tahun 1985/1986 telah dilaksanakan kegiatan antara lain penelitian sejarah dan nilai tradisional, penelitian baha-sa, dan penelitian arkeologi. Sebagai kegiatan penelitian seja-rah dan nilai tradisional telah dilakukan antara lain peneliti-an aspek kebudayaan daerah serta penerbitan dan penyebarluasan 76 naskah hasil penelitian. Demikian pula telah dilaksanakan penelitian dan penulisan aspek kesejarahan dan penerbitan ha-sil-hasilnya untuk disebarluaskan. Pengkajian kebudayaan Nusan-tara telah dilanjutkan pula melalui pengkajian naskah berbagai budaya nusantara, antara lain penelitian dan pengkajian kebuda-yaan Jawa (Javanologi), penelitian dan pengkajian kebudayaan Sunda (Sundanologi), penelitian dan pengkajian kebudayaan Bali (Baliologi), penelitian dan pengkajian kebudayaan Melayu (Mela-yulogi) serta penelitian dan pengkajian kebudayaan Sulawesi Selatan. Hasil-hasil kajian tersebut telah diperkenalkan/dise-barluaskan melalui pameran, peragaan dan penerbitan. Penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah telah ditingkatkan mela-lui antara lain penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah sebanyak 274 judul penelitian serta penerbitan hasil-hasil kajian untuk disebarluaskan.

Penelitian arkeologi telah dilanjutkan di berbagai situs. Penelitian arkeologi meliputi penelitian-penelitian arkeologi prasejarah, klasik, Islam, dan arkeometri. Penelitian praseja-

rah telah dilanjutkan di berbagai situs yaitu situs di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur,

XVI/40

Page 42:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia

Kalimantan Barat. Penelitian Arkeologi Klasik dilakukan antara lain di Museum Nasional Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Kali mantan Timur dan di Jawa Tengah (daerah Rembang). Penelitian arkeologi Islam telah dilakukan di Banten, Tuban Jawa Timur. Penelitian naskah kuno di Jawa Barat telah mencakup sejumlah 445 naskah. Penelitian arkeometri telah dilakukan di Candi Borobudur, di Gilimanuk/Bali serta di Plawangan Jawa Tengah. Untuk pelestarian hasil-hasil penelitian dilakukan dokumentasi, penerbitan dan penyebarannya.

e. Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam tahun 1985/86 telah dilaksanakan kegiatan antara lain lebih meningkatkan inventarisasi dan dokumentasi terhadap ma-syarakat penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di 26 propinsi dengan hasil 9 naskah, serta penyebaran informasi melalui TVRI/RRI dan, media cetak. Selain itu juga telah dilaku-kan komunikasi terhadap masyarakat penghayat melalui sarasehan dan kerja sama antar instansi. Disamping itu telah dilanjutkan pula dokumentasi pelaksanaan peri kehidupan penghayat keperca-yaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

f. Pendidikan Kedinasan Tenaga Kebudayaan

Pelaksanaan kegiatan kegrafikaan dalam tahun 1985/86 antara lain meliputi penataran tenaga teknis kegrafikaan sebanyak 435 orang, termasuk didalamnya Penataran Asisten Instruktur seba-nyak 20 orang untuk meningkatkan kemampuan mengajar kegrafika-an. Selain itu telah diterbitkan Penyuluh Grafika sebanyak 16.000 eksemplar.

Guna mengetahui mutu dan ketetapan bahan cetak oleh Pusat Grafika Indonesia, telah diadakan eksperimen dan pengujian ba-han-bahan kegrafikaan antara lain tentang mutu kertas, tinta dan bahan-bahan kimia lainnya yang keseluruhannya berjumlah 12 paket pengujian.

Dalam tahun 1985/86, untuk meningkatkan mutu penataran tek-nis kegrafikaan, Pusat Grafika Indonesia telah memperoleh pe-nambahan peralatan di bidang kegrafikaan antara lain satu unit mesin potong kertas dan satu unit mesin Cerozgrafie Dek. Seba-gai usaha lebih memperkenalkan teknologi kegrafikaan telah di-laksanakan dua kali ceramah kegrafikaan oleh para ahli dalam bidangnya masing-masing dan dua kali pameran kegrafikaan di Jakarta dan di Yogyakarta.

XVI/41

Page 43:  · Web viewbidang-bidang ekonomi, agama dan sosial budaya, politik serta pertahanan keamanan. Pelaksanaan Repelita IV diusahakan untuk menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia