rhezaariyanto.files.wordpress.com€¦  · web viewbab ii – pembahasan. ... setelah listrik ac...

25
BAB I – Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Power supply unit atau disingkat PSU adalah komponen komputer yang memasok listrik ke komponen lain dalam komputer. Lebih khusus, power supply unit biasanya dirancang untuk mengkonversi arus linstrik bolak-balik (AC 220-240V) menjadi arus listrik DC tegangan rendah untuk dapat dikonsumsi oleh komponen internal komputer. Beberapa pasokan listrik memiliki tombol untuk mengubah antara 230 V dan 115 V. Model lainnya memiliki sensor otomatis untuk beralih tegangan input secara otomatis, atau dapat menerima tegangan antara batas- batas tertentu. misalna SMADAV free dan SMADAV Pr 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa definisi Power Supply Unit? 2. Apa saja bagian-bagian dari Power Supply Unit? 3. Apa fungsi dari Power Supply Unit? 4. Apa saja konektor Power Supply Unit? 5. Bagaimana cara kerja Power Supply Unit? 1.3. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui dan memahami definisi Power Supply Unit 2. Mengetahui dan memahami fungsi utama dari Power Supply Unit 3. Mengetahui bagian-bagian dan konektor Power Supply Unit 4. Mengetahui dan memahami cara kerja Power Supply Unit 1.4. Metode Penulisan 1

Upload: lethien

Post on 08-Sep-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I – Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Power supply unit atau disingkat PSU adalah komponen komputer yang memasok listrik ke

komponen lain dalam komputer. Lebih khusus, power supply unit biasanya dirancang untuk

mengkonversi arus linstrik bolak-balik (AC 220-240V) menjadi arus listrik DC tegangan rendah untuk

dapat dikonsumsi oleh komponen internal komputer. Beberapa pasokan listrik memiliki tombol

untuk mengubah antara 230 V dan 115 V. Model lainnya memiliki sensor otomatis untuk beralih

tegangan input secara otomatis, atau dapat menerima tegangan antara batas-batas tertentu.

misalna SMADAV free dan SMADAV Pr

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Power Supply Unit?

2. Apa saja bagian-bagian dari Power Supply Unit?

3. Apa fungsi dari Power Supply Unit?

4. Apa saja konektor Power Supply Unit?

5. Bagaimana cara kerja Power Supply Unit?

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui dan memahami definisi Power Supply Unit

2. Mengetahui dan memahami fungsi utama dari Power Supply Unit

3. Mengetahui bagian-bagian dan konektor Power Supply Unit

4. Mengetahui dan memahami cara kerja Power Supply Unit

1.4. Metode Penulisan

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif,

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan :

1) Melalui internet, yaitu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mencari sumber-sumber

terkait yang berhubungan dengan objek yang diteliti melalui website.

2) Studi kepustakaan adalah pengumpulan buku-buku sumber untuk mendapatkan landsan

teori yang berkaitan dengan obyek yang diteliti sehingga dapat membandingkan teori

dengan fakta yang ada.

1

1.5. Sistem Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Metode Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Power Supply Unit

2.1.1 Tiga Macam Power Supply

2.2 Bagian-bagian Power Supply Komputer

2.3 Fungsi Power Supply Unit

2.3.1 Fungsi Utama Power Supply Unit

2.3.2 Fungsi Lain dari Power Supply Unit

2.4 Konversi AC ke DC

2.5 Switching Power Supply

2.6 Berat Power Supply

2.7 Bentuk-bentuk Konektor Power Supply Unit

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

2

BAB II – Pembahasan

2.1. Pengertian Power Supply Unit

Sebuah perangkat yang ada di dalam CPU yang berfungsi untuk menyalurkan arus listrik ke

berbagai peralatan Komputer, sering juga disebut sebagai Power Supply Unit (PSU). Power

Supply Unit termasuk power conversion AC/DC. Pada dasarnya power supply termasuk dari

bagian power conversion.

Power Supply komputer menggunakan sistem SMPS (Switching Mode Power Supply), yaitu

sistem power supply yang menggunakan metode pensaklaran tegangan dengan kecepatan

tertentu (frekuensi tertentu). Hasil dari pensaklaran ini berupa sinyal kotak (pulse) diinduksikan

ke sebuah transformator (primer) untuk menghasilkan beberapa tegangan output pada sekunder

transformator yang kemudian disearahkan dengan dioda dan elko.

Selain itu pada sistem SMPS juga ada sistem regulasi dengan sistem feedback, artinya tegangan

output disensor lalu hasilnya dipakai untuk mengendalikan proses pensaklaran SMPS. Sistem

SMPS lebih efisien dari pada sistem power suply konvensional yang menggunakan satu buah

transformator 50Hz.

2.1.1. Power conversion terdiri dari tiga macam

1. AC/DC Power Supply

2. DC/DC Converter

3. DC/AC Inverter

3

2.2. Bagian bagian Power Supply Komputer

1. AC-IN Socket

AC socket adalah jalan masuk begi tegangan AC jala-jala listrik ke dalam modul rangkain power

supply. AC socket berisi 3 pin, yaitu 2 pin untuk tegangan AC dan 1 pin untuk ground.

Penyambungan Ground pada power supply komputer sangat penting untuk

menetralisirtegangan bocor pada proses induksi SMPS.

Tegangan bocor ini tidak mematikan bagi manusia namun bisa mengagetkan dan bahayanya bagi

komputer adalah dapat menyebabkan kejutan listrik bagi motherboard yang bisa membuat

motherboard hang.

2. Modul SMPS

Modul SMPS adalah bagian utama sebuah power supply komputer. Modul ini berisi rangkaian

pemroses tegangan AC input menjadi beberapa tegangan DC. Dalam modul SMPS terdapatdua

unit power supply yaitu Stand-by Power Supply dan Main power supply.

Stand-by power supply menghasilkan tegangan output +5vDC dengan arus sekitar 2 Auntuk

kebutuhan tegangan stand-by bagi motherboard. Stand-by power supply langsung hidup saat

pertama kali komputer di hubungkan ke jala-jala listrik, jadi independen tidak tergantung kontrol

dari motherboard.

(Bagian dalam PSU)

Main power supply menghasilkan beberapa tegangan output yang dibutuhkan oleh motherboard

dan beberapa bagian komputer yang lain. Keluaran dari Main power supply berupa tegangan

+3V3, +12V, -12V, +5V dan -5V. Main power supply bisa hidup jika ada trigger dari

motherboard, dengan kata lain Main supply inilah yang hidup jika komputer dihidupkan dengan

menekan tombol power.

4

3. DC output Socket

DC output socket adalah soket konektor yang berisi tegangan DC hasil keluaran dari modul

SMPS. Soket ini ada beberapa macam, yaitu:

Soket 20+4 pin yang menuju ke motherboard. Soket ini berisi tegangan-tegangan yang

dibutuhkan oleh motherboard. Keterangan pin dari soket 20+4 pin :

24-pin ATX12V 2.x power supply connector

Color Signal Pi

n

Pin Signal Color

Orange +3.3 V 1 13 +3.3 V Orange

+3.3 V sense Brown

Orange +3.3 V 2 14 −12 V Blue

Black Ground 3 15 Ground Black

Red +5 V 4 16 Power on Green

Black Ground 5 17 Ground Black

Red +5 V 6 18 Ground Black

Black Ground 7 19 Ground Black

Grey Power good 8 20 No connection

Purple +5 V standby 9 21 +5 V Red

Yellow +12 V 10 22 +5 V Red

Yellow +12 V 11 23 +5 V Red

Orange +3.3 V 12 24 Ground Black

Tiga pin yang ditandai (8, 13, dan 16) adalah sinyal kontrol,

bukan tegangan output. “Power On” harus didorong rendah (di

nol-kan)untuk menghidupkan PSU. “Power good” akan  rendah

ketika keluaran lain belum tercapai, dan tinggi ketika tegangan

sudah benar. Tegangan “3,3 V” adalah sensor untuk

5

penginderaan jauh.

Pin 20 digunakan untuk menyediakan-5VDC di ATX dan versi

ATX12V hingga 1,2. Hal ini opsional dalam versi 1.2, dan

hilang di ver. 1.3 dan ke atas.

Keterangan pin dari soket 20+4 pin – sumber: wikipedia

Soket 4 pin ke IDE harddisk dan CD/DVD. Soket berisi 1 kabel warna merah (+5V), 1 kabel

warna kuning (+12V) dan 2 kabel warna hitam (ground- 0V).

Soket 4 pin ke motherboard untuk VGA adapter (AGP / PCI-E). Soket ini berisi 2 kabel

warna kuning (+12V) dan dua kabel warna hitam (ground-0V).

Soket 4 pin ke Floppy. Soket berisi 1 kabel warna merah (+5V), 1 kabel warna kuning (+12V)

dan 2 kabel warna hitam (ground- 0V).

Soket 15 pin ke SATA. Soket ini berisi tegangan +3V3, +5V dan +12V.

4. FAN Cooler

FAN Cooler berfungsi sebagai unit pendingin untuk membuang panas yang muncul pada

modul SMPS. Panas yang muncul terutama pada komponen semikonduktor seperti Dioda,

MOSFET, dan IC.

Sebetulnya pada modul SMPS sudah ada pendingin berupa Plat alumunium, namun karena

struktur casing dari power supply yang tertutup maka panas tidak bisa dibuang keluar dengan

sempurna dan harus menggunakan bantuan sebuaf Fan Cooler.

5. Casing Power Supply

Casing power supply terbuat dari logam dengan maksud untuk melindungi bagian-bagian

komputer yang lain dari induksi gelombang elektromagnetik (EMI) efek dari proses

pensaklaran SMPS.

Gelombang elektromagnetik ini bisa menyebabkan noise pada sinyal audio dan video dan

dapat mengganggu sinyal BUS pada motherboard.

6

2.3. Fungsi Power Supply Unit

2.2.1. Fungsi utama Power Supply Unit

mengubah tegangan listrik (AC 220/230/240 V, 110/120 V) agar bisa digunakan oleh computer

(DC 3,3 V, 5 V, 12 V). Besarnya listrik yang mampu ditangani power supply ditentukan oleh

dayanya dan dihitung dengan satuan Watt.

2.2.2. Fungsi lain dari Power Supply Unit

1. Rectification: Konversi input listrik AC menjadi DC.

2. Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan/voltage DC yang sesuai

dengan yang dibutuhkan.

3. Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih , bebas dari ripple ataupun

noise listrik yang lain.

4. Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada

tingkatan yang dinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga

toleransi perubahan tegangan daya input.

5. Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.

6. Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada

output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal ini terjadi.

Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan

output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya,

juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.

2.4. Konversi AC ke DC

Untuk konversi dari listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin digunakan. Pertama

dengan linear power suply. Ini adalah rangkaian AC ke DC yang sangat sederhana. Setelah listrik

AC dari line input di-step-down oleh transformer, kemudian di jadikan DC secara sederhana

dengan rangkaian empat diode penyearah. Komponen tambahan lain adalah kapasitor untuk

meratakan tegangan. Tambahan komponen yang mungkin disertakan adalah linear regulation,

yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang dinginkan, meski daya output yang dibutuhkan

bertambah. Linear power supply dapat Anda temukan pada DC power adapter sederhana. Ia

7

memungkinkan untuk diproduksi dengan ongkos yang minimum. Kelemahan utamanya pada

tingkat power conversion dengan efisiensi yang rendah. Berikutnya adalah dibutuhkanya ukuran

transformer yang besar, untuk daya ampere yang besar. Tingkat efsiensi konversi yang rendah

(sekitar 50%), juga menyebabkannya mengeluarkan panas yang besar saat beroperasi.

2.5. Switching Power Supply

Power suply untuk PC membutuhkan daya besar, dengan tingkat panas yang minim dan tegangan

yang lebih terjaga. Linear power supply tidak cocok untuk hal ini. Maka digunakan metode

switching power suply. Jauh lebih kompleks, tapi menawarkan tingkat efisiensi dan daya lebih

besar. Kelebihan utama pada kemampuan mengendalikan tegangan output agar tetap terjaga.

Pulse Width Modulation (PWM) adalah sinyal utama yang memberikan perintah, untuk

mengendalikan tegangan, sekiranya terjadi perubahan beban pada output. Ia dapat bekerja dalam

selang waktu singkat, hanya dalam hitungan micro second. Secara sederhana, apa yang terjadi

pada power supply adalah sebagai berikut. Input listrik AC 220V via rectifier (diubah ke DC),

filter (membersihkan dari noise sumber listrik AC). Dimungkinkan juga ditambah dengan

rangkaian PFC (power factor corection). Sejumlah kapasitor berkapasitas besar juga digunakan

untuk lebih meratakan tegangan. Rangkaian kapasitor ini juga dihubungkan dengan field-efect

transistor (biasanya oleh MOSFET).

Metal-oxide semi conductor field-efect transistor (MOSFET) terhubung secara serial dengan sisi

input transformer berfungsi sebagai on-of switch. Ia akan mengomunikasikan (fedback)

sekiranya terjadi perubahan daya yang dibutuhkan, berupa sinyal PWM. Contohnya adalah

sebagai berikut, sewaktu jalur 12V DC membutuhkan arus daya 6A saat PC dengan load normal.

Saat bekerja full load, meningkat hingga 8A, ini akan menyebabkan tegangan output power

supply turun. Feedback dikirim ke sirkuit PWM dengan adanya perubahan tegangan tersebut,

yang akan membuat MOSFET berubah state menjadi on, dan menyampaikan pada sisi input

8

transformer. Hasil akhirnya, dalam waktu singkat, tegangan output akan kembali normal (DC

12V).

Switching power supply memiliki frekuensi antara 30 kHz-150 kHz (bahkan lebih tingi lagi).

Selang waktu untuk mengembalikan ke tegangan yang dinginkan tidak akan lebih dari 33 micro

second. Sedangkan dengan linear power supply, menggunakan frekuensi yang sama dari line AC

input(50 Hz untuk Indonesia).

Dengan Upgrade Power Supply, Apakah Menambah Beban Daya dan Tagihan Listrik?

Banyak penguna PC yang salah kaprah dalam melakukan perkiran perhitungan daya listrik yang

digunakan. Khususnya untuk hubungannya dengan power supply. Perlu digaris bawahi di sini

adalah power supply tugasnya adalah menyediakan catu daya yang dibutuhkan oleh system.

Artinya, jika power supply yang digunakan memiliki supply daya 500W,sedangkan komponen

dalam system hanya membutuhkan catuan daya 350W, maka daya yang dibutuhkan power

supply hanya 350W (dikalikan power factor).  Menggunakan power supply dengan kemampuan

suplai daya yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan daya sangat disarankan. Power

suply yang bekerja (jauh) dibawah suplai daya maksimal dapat bekerja lebih maksimal, tanpa

harus mengeluarkan panas yang berlebihan. Untuk masalah daya yang dibutuhkan akan sangat

berpengaruh dengan power factor. Makin rendah power factor, tingkat efisiensi dari power

supply juga semakin rendah. Artinya akan butuh makin banyak input daya untuk menghasilkan

daya yang sama, dibandingkan power supply yang memiliki power factor yang lebih baik.

Karena dalam proses konversi AC ke DC menjadi lebih efektif, dan makin sedikit daya yang

terbuang menjadi panas. Menggunakan power supply dengan tingkat efisiensi yang baik, jelas

dapat mengurangi pengeluaran.

Berapa Besar Penghematan yang didapat, menggunakan Power Supply dengan Power

Factor yang Tinggi?

Sebagian penguna PC masih memikirkan mahalnya harga power supply yang sudah mengunakan

PFC. PFC termasuk salah satu variabel yang memastikan sebuah power supply dengan tingkat

power factor yang semakin efisien. Selisih antara power suply dengan PFC dan power supply

non-PFC memang cukup tinggi. Selisih sekitar US $40, dan akan lebih terasa saat dikonversikan

9

ke mata uang rupiah. Namun jika memperhitungkan penghematan yang didapatkan, sebetulnya

hal ini cukup masuk akal. 

Untuk lebih jelasnya akan kami ilustrasikan sebagai berikut:

Power supply A, rated 550W dengan power factor0,74. Artinya untuk dapat menghasilkan daya

sebesar 450 W diperlukan daya input 608,10W. Katakanlah power supply B dengan PFC, rated

550 W dengan PFC. Efisisensi power factor 0,82. Untuk menghasilkan daya output sebesar

450W, hanya akan memerlukan daya input 548,78W. Sampai di sini,terlihat hanya perbedan

sekitar 60W dan mungkin belum memiliki arti apapun.

Katakanlah penggunaan harian PC Anda akan beroperasi selama rata-rata 8 jam dalam sehari.

Jadi dalam satu tahun power supply A akan membutuhkan daya sebesar

608,10x8x365=1.775.652 Wh atau setara dengan 1.776 kWh. Sedangkan, power supply B hanya

akan membutuhkan 548,78 x 8 x 365 = 1.602.437,6 atau dibulatkan menjadi 1.603 kWh. Dalam

setahun, kedua power supply tersebut memiliki selisih daya 173kWh.

Sekarang dikonversi kerupiah. Dengan tarif dasar listrik (TDL), katakanlah sekitar Rp 500, maka

penghematan 173 kWh berarti penghematan sebesar Rp 86.500. Jika asumsi umur teknis power

supply sekitar 5 tahun, tidak kurang selisih penghematan biaya rekening listrik dapat mencapai

Rp 400 ribu. Jumlah nominal yang sama untuk mendapatkan power supply dengan PFC. Dengan

keuntungan, komponen Anda mendapatkan catuan daya yang lebih baik, panas yang dihasilkan

lebih minim dan seterusnya. Perhitungan ini merupakan perhitungan kasar. Akan berbeda dengan

jenis komponen yang digunakan, lama dan intensitas penggunan dan beberapa faktor lain yang

tidak dipertimbangkan dicontoh ini.

Power Supply Berapa Watt? Seberapa Pentingkah Hal Ini?

Beberapa merk power supply memiliki standar yang berbeda untuk menyatakan hal ini. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah wattage untuk suhu kerja maksimum. Namun untuk informasi tersebut, sering tidak disampaikan produsenya. Kebanyakan menyatakan watage untuk suhu ruangan ( ± 25° C ). Ini hanya akan terjadi pada saat power supply baru mulai beroperasi. Ketika sudah beroperasi secara terus menerus, suhu akan meningkat ( ± 40~50° C ). Ini dapat menurunkan kemampuan wattage hingga 33-50 %, tergantung komponen yang digunakanya.

10

2.6. Berat Power Supply

Ada pendapat berat dari power supply akan mempengaruhi kualitasnya. Layaknya speaker,

dikarenakan kemampuan magnet pada driver yang digunakan. Hal ini tidak tepat diberlakukan

untuk power supply pada PC.  Masih masuk akal untuk power supply DC adapter yang lain,

dikarenakan masih ada korelasi dengan berat transformer (yang didominasi oleh gulungan

tembaga), akhirnya menentukan besar kuat arus yang mampu ditangani. Berat power supply

memang didominasi transformer. Heatsink untuk mendinginkan utamanya transistor dan

beberapa komponen panas yang lain juga mendominasi bagian dalam power supply. Tapi,

heatsink terbuat dari bahan alumunium yang sangat ringan. Sedangkan, yang sangat menentukan

kualitas sebuah power supply lebih pada dua variabel ini. Desain dan pilihan penggunan

komponen di dalamnya. Keduanya memang secara tidak langsung akan memperngaruhi berat

power supply secara keseluruhan. Namun, bukan seperti pernyatan diatas. Desain yang berbeda

membuat power supply akan menggunakan jenis dan jumlah komponen yang berbeda. Sebagai

contoh transistor. Beratnya tidak akan lebih dari 1 gram, dengan ukuran standar. Perbedan adalah

pesifikasi dan merk transistor yang digunakan. Ini tentunya akan berpengaruh dengan harga.

Transistor yang murah, dapat menjalankan fungsi sebagai (biasanya) switch, namun akan

menghasilkan panas yang lebih banyak dibandingkan transistor high-quality. Akibatnya,

transistor yang lebih panas membutuhkan pendinginan yang lebih baik agar dapat tetap bekerja

11

dengan normal. Ini juga berlaku untuk diode ataupun IC power, gabungan dari keduanya.

Komponen lain seperti kapasitor, resistor tidak akan memerlukan heatsink. Seperti yang sudah

disampaikan, panas juga menjadi masalah tersendiri pada power supply. Produsen tentunya akan

selalu mencoba mencari komponen seefisien mungkin untuk mengoptimalkan ongkos produksi.

Beberapa produsen mengambil alternatif dengan cara mengunakan komponen yang murah. Efek

sampingnya, komponen ini akan lebih mudah panas. Solusinya dengan melepas panas yang

dihasilkan secepatnya. Dengan luas penampang heatsink yang bertambah drastis, ataupun aliran

udara ekstra. Ingat, ini bukan menghilangkan panas, hanya memindahkan panas secepatnya dari

power supply. Solusi tersebut lebih banyak digunakan, mengingat tambahan heatsink ataupun

fan lebih ekonomis. Setidaknya dibandingkan mengunakan komponen yang lebih berkualitas

dalam power suply. Tentunya ada beberapa efek samping. Noise fan bertambah untuk mengusir

panas. Komponen murah juga memiliki kecenderungan hanya menghasilkan nilai efisiensi yang

rendah, karena lebih banyak energi yang akan dilepas dalam bentuk panas. Jadi ada beberapa

petunjuk untuk menilai power supply secara sekilas, meski tidak 100% akurat. Jumlah fan

pendingin yang banyak, bukan lagi pertanda bagus. Artinya banyak panas yang dihasilkan dan

perlu ditanggulangi dengan fan tersebut. Kabel yang digunakan di dalamnya juga dapat dijadikan

acuan. Nomor kabel menentukan luas penampang atau diameter kabel yang digunakan (makin

besar nomor, makin tipis/sempit), makin kecil semakin baik. Pada kabel untuk 24 pin power

konektor biasanya digunakan kabel 16 AWG, sedangkan kabel lain menggunakan minimal 18

AWG.

Kualitas konektor di dalam molex juga perlu diperhatikan. Kebanyakan mengunakan bahan besi.

Tapi, yang paling baik mengunakan bahan ataupun berlapis emas. Tentu saja gold-plated

konektor akan sangat mahal, juga mengingat konektor pada kebanyakan motherboard juga masih

berbahan metal, ini tidak akan memberikan peningkatan yang berarti.

2.7. Bentuk-bentuk konektor power supply dan fungsinya adalah sebagai berikut:

1. Konektor untuk Mainboard ada 2 jenis yaitu 20 pin ATX dan 24 pin ATX.

Konektor ini merupakan konektor dari power supply unit (PSU) yang dihubungkan ke

motherboard, berfungsi sebagai sumber daya utama motherboard. Konektor ini terdiri dari 2

bagian. Bagian pertama berjumlah 20 pin dan bagian kedua 4 pin. Jika kita menggunakan

12

motherboard yang baru maka konektor 20 dan 4 pin digabungkan.Versi lama ATX motherboard

masih menggunakan konektor ATX 20 pin. Sedangkan pada motherboard selanjutnya sudah

menggunakan konektor ATX 24 pin sebagai konektor sumber daya dari power supply.

Contoh untuk jenis mainboard dengan 20 pin

Contoh untuk jenis mainboard dengan 24

pin

13

2. Konektor Untuk HDD, CDROM, FAN

Konektor 4 pin peripheral power connector (Molex), Konektor ini digunakan untuk memasok

daya ke berbagai komponen hardware yang terdapat di dalam casing komputer. Komponen

tersebut antara lain harddisk, CD-ROM, kipas, dll. Konektor ini terdiri atas empat kabel. Sebuah

kabel warna merah dengan tegangan +5V berfungsi memberikan daya pada logic controller.

Sebuah kabel kuning dengan tegangan +12V sebagai sumber tenaga bagi motor penggerak. Dua

buah kabel hitam sebagai ground.

Contoh: Konektor Molex

Kabel  warna kuning   ( + 12 Volt )

Kabel  warna Hitam    ( Ground )

Kabel  warna Hitam    ( Ground )

Kabel  warna merah    ( +   5 Volt )

14

3. Konektor untuk Floppydisk, LS120, Zipdrives

Konektor ini hanya berfungsi memasok daya ke floppy disk drive. Jumlah jalur pada konektor ini

sama dengan pada konektor Molex, yaitu sebanyak 4 jalur dengan pembagian warna kabel dan

besar tegangan sama. Hanya berbeda fisik, yaitu konektor floppy lebih kecil dibanding konektor

Molex.

Contoh: Konektor Floppy

Kabel  warna kuning   ( + 12 Volt )

Kabel  warna Hitam    ( Ground )

Kabel  warna Hitam    ( Ground )

4. Konektor untuk HDD SATA

Konektor ini digunakan khusus untuk komponen yang menggunakan interface SATA, misalnya

harddisk. Konektor ini memiliki 3 tegangan, yaitu +3,3V, +5V, dan +12V.

Contoh : Konektor SATA

15

Kabel  warna Orange  ( +   3.3  Volt )

Kabel  warna Hitam    ( Ground )

Kabel  warna merah    ( +   5 Volt )

Kabel  warna Hitam    ( Ground )

Kabel  warna kuning   ( + 12 Volt )

BAB III - PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Komputer telah berkembang begitu jauh dari generasi ke generasi, perkembangan yang sangat

signifikan terlihat dari bobot, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan komputer dapat kita lihat

mulai dari komputer diciptakan, dimana komputer berukuran sangat besar dan mempunyai berat

sekitar 30 ton, hanya dapat berfungsi dengan cara kerja analog dan sangat lambat, juga

membutuhkan daya 160 kilowatt. Sekarang komputer berukuran jauh lebih kecil, dapat berfungsi

dengan cara kerja hybrid(dapat berfungsi secara analog maupun digital) dan dapat melakukan

proses yang sangat cepat, serta pangunaan listrik yang jauh lebih efisien. perkembangan

komputer tersebut tentunya diikuti dengan perkembangan dari komponen-komponen

pendukungnya, seperti halnya PSU. PSU sendiri mengalami perkembangan dari model dulu yang

masih mengunakan cara kerja manual pada saat mematikan computer (turn off) dan sekarang

dapat mematikan komputer secara otomatis.

3.2. Saran – saran

Dengan teknologi Power supply saat ini jauh lebih bagus dari pada power supply pada

jaman dahulu dimana power supply ini dapat di ON/OFF  hanya dengan mengelik  Shut

Down pada power supply jenis ATX, tanpa harus menekan tombol ON/OFF pada jenis

ower supply AT.

Ketika kita membeli power supply unit belilah yang bersertifikat resmi, artinya tidak

diragukan daya dan stabilitasnya

16

DAFTAR PUSTAKA

Mulyono, Hasyim. 2008. Buku Pintar Komputer. Jakarta: Kriya Pustaka

http://abisabrina.wordpress.com/2010/08/06/bagian-bagian-komputer-power-supply-psu/

http://lughot.blogspot.com/2011/05/power-supply-unit-psu.html

http://setiaditkj.files.wordpress.com/

.

17