yuanitalevany.files.wordpress.com file · web viewada dua pandangan dalam pencapaian proses...

24
1 Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5) Decision Making (Part-2) Yang dimaksud dengan keputusan (decision) adalah berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan mempercepat Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Upload: builiem

Post on 30-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

1

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

Decision Making (Part-2)

Yang dimaksud dengan keputusan (decision) adalah berarti pilihan (choice), yaitu pilihan

dari dua atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada

perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata

karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk

mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih

melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses

yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena

terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan

bijaksana.

Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai

sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang

lain dikesampingkan.

Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan

metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan

masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang

tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan

mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill,1979).

Pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian yaitu (1) penetapan

tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita, aspirasi dan (2) pencapaian tujuan melalui

implementasinya (Inbar,1979). Ringkasnya keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui

pelaksanaan dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk suksesnya

pengambilan keputusan itu maka sepuluh hukum hubungan kemanusiaan (Siagian,1988)

hendaknya menjadi acuan dari setiap pengambilan keputusan.

A. Pandangan Pengambilan Keputusan

Ada dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi

(Brinckloe,1977) yaitu :

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 2: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

2

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

1) Optimasi.

Di sini seorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif,

memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Sesudah

itu memperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kejadian ke depan,

mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang

telah dirumuskan dan kemudian menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai dengan

prioritas lalu dibuat keputusan. Keputusan yang dibuat dianggap optimal karena setidaknya

telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut.

2) Satisficing. Seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang berasal memuaskan

ketimbang mengejar penyelesaian yang terbaik. Model satisficing dikembangkan oleh Simon

(Simon,1982; roach, 1979) karena adanya pengakuan terhadap rasionalitas terbatas (bounded

rationality). Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang

membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas karena pikiran

manusia tidak megolakan dan memiliki kemampuan untuk memisahkan informasi yang

tertumpuk.

Menurut Frank Harison (Hitt, 1970), faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya

rasionalitas terbatas antara lain informasi yang datang dari luar sering sangat kompetitif atau

informasi itu tidak sempurna, kendala waktu dan biaya, serta keterbatasan seorang

mengambil keputusan yang rasional untuk mengerti dan memahami masalah dan informasi,

terutama informasi dan teknologi.

B. Unsur Prosedur Keputusan

Di balik suatu keputusan ada unsur prosedur, yaitu pertama pembuatan keputusan

mengidentifikasikan masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan,

memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan

mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi suatu keputusan sebenarnya

didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). Keduanya sangat penting tetapi tampaknya

fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam menyehatkan keputusan suatu organisasi (Bridges,

1971).

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 3: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

3

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

C. Alternatif dan Konsekuensi Keputusan

Dapat dikatakan bahwa setiap keputusan bertolak dari beberapa kemungkinan atau

alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti,

menurut Simon, sejumlah alternatif itu berbeda satu sama lain mengingat perbedaan dari

konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif

itu harus dapat memberikan kebahagiaan atau kepuasan karena merupakan salah satu aspek

paling penting dalam keputusan.

D. Tingkat-Tingkat Keputusan

Brinckloe (1977) menawarkan bahwa ada empat tingkat keputusan yaitu (1) automatic

decisions, (2) expected information decisions, (3) factor weighting decisions dan (4) dual

uncertainty decisions.

1) Keputusan otomatis (outomatic decisions), keputusan yang dibuat dengan sangat

sederhana, meski sederhana informasi tetap diperlukan.

2) Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (Expected information decision), tingkat

informasi mulai sedikit kompleks artinya informasi yang ada sudah memberi aba-aba

untuk mengambil keputusan. Tetapi keputusan belum segera diambil karena informasi

tersebut perlu dipelajari.

3) Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (factor weighting decisions), informasi-

informasi yang telah dikumpulkan dianalisis, lalu dipertimbangkan dan diperhitungkan

sebelum keputusan diambil.

4) Keputusan berdasar ketidakpastian ganda (Dual uncertainty decisions), dalam setiap

informasi yang ada masih diharapkan terdapat ketidakpastian artinya semakin luas ruang

lingkup dan semakin jauh dampak dari suatu keputusan, semakin banyak informasi yang

dibutuhkan semakin tinggi ketidakpastian itu.

E. Klasifikasi Keputusan

1) Keputusan Terprogram.

Menurut Siagian, S.P. (1993), Keputusan Terprogram adalah tindakan menjatuhkan

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 4: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

4

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin dam organisasi.

Biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak

memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi. Biasanya langkah-

langkah dan prosedur yang perlu ditempuh telah dituangkan dalam buku pedoman,

yang biasanya terdapat dalam organisasi yang dikelola secara rapi. Pengambilan

keputusan terprogram akan berlangsung dengan efektif apabila empat criteria dasar

dipenuhi :

a. Tersedia waktu dan dana yang memadai untuk pengumpulan dan analisis data.

b. Tersedia data yang bersifat kuantitatif.

c. Kondisi lingkungan yang relatif stabil, yang didalamnya tidak dapat tekanan

yang kuat untuk secara cepat melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu

terhadap kondisi yang selalu berubah.

d. Tersedia tenaga trampil untuk merumuskan permasalahan secara tepat,

termasuk tuntutan operasional yang harus dipenuhi.

Sedangkan dalam Salusu menyebutkan bahwa keputusan terprogram yang

dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah organisasi yang repetitif atau

yang sudah baku, mencakup keputusan operasional dan keputusan pada

tingkat menengah dari Morgan dan Cerello, keputusan operasinal dan taktis

dari Sutherland serta dari Mangkusubroto dan Trisnadi dan keputusan

terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe;

2) Keputusan yang tidak Terprogram.

Biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum

pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif (berulang-ulang), tidak terstruktur,

dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Sebagai akibat keadaan

demikian, para ahli belum mampu menyajikan teknik pemecahan yang sudah terbukti

efektif di masa lalu, baik karena sifatnya yang baru itu maupun karena sukar untuk

mendefinisikan hakikatnya secara tepat. Keputusan yang tidak Terprogram tidak

menyangkut hal-hal yang sifatnya operasional, akan tetapi menyangkut kebijaksanaan

organisasi dengan dampak yang strategis bagi eksistensi organisasi. (Siagian, S.P.;

1993), Keputusan Terprogram

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 5: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

5

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

Sedangkan dalam Salusu menyebutkan bahwa keputusan tidak terprogram, dibuat

sebagai respon dari masalah-masalah unik, yang jarang dijumpai dan yang tidak dapat

didefinisikan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama keputusan

strategik, meliputi keputusan strategik dari Morgan dan Cerello, Mangkusubroto dan

Trisnadi, keputusan strategik dan tujuan (goal) Sutherland, serta keputusan tidak

terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe.

Dari segi struktur keputusan tertinggi adalah yang berhubungan dengan cita-cita,

tujuan, menyusul keputusan strategik lalu keputusan taktis dan yang paling bawah

adalah keputusan operasional. Keputusan tertinggi hanya dibuat satu atau dua kali

makin ke bawah tingkat keputusan makin tinggi frekuensi pembuatannya.

F. Kategori Keputusan

Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dibagi

empat kategori (Nutt, 1989) :

1) Keputusan Representasi, pengambilan keputusan menghadapi informasi yang cukup

banyak dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan data tersebut.

Keputusan ini banyak menggunakan model-model matematik seperti operation

research, cost-benefit analysis dan simulasi.

2) Keputusan Empiris, suatu keputusan yang sedikit informasi tetapi memiliki cara yang

jelas untuk memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh.

3) Keputusan Informasi, suatu situasi yang banyak informasi tetapi meliputi kontroversi

tentang bagaimana memproses informasi tersebut.

4) Keputusan Eksplorasi, suatu situasi yang sedikit informasi dan tidak ada kata sepakat

tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi.

G. Proses Pengambilan Keputusan :

1) Pendekatan yang interdisipliner.

Proses pengambilan keputusan tidak bisa dilihat sebagai suatu tindakan tunggal dan

tidak sebagai suatu tindakan yang Seragam yang berlaku untuk semua keadaan serta

dapat digunakan oleh pengambil keputusan yang berbeda dengan tingkat efektifitas

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 6: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

6

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

yang sama. Proses pengambilan keputusan terdiri dari berbagai ragam keterampilan

dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi.

2) Proses yang sistematis.

Suatu proses logis yang melibatkan pengambilan langkah-langkah secara berturut

atau sekuensial dengan merinci proses tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih

kecil (pendekatan atomik). Pendapat lain mengatakan proses pengambilan keputusan

menyangkut dengan naluri, daya pikir, dan serangkaian metode intuitif yang

keseluruhannya dirangkum yang menjadi suatu kreatifitas (pendekatan holistik).

3) Proses berdasarkan informasi.

Pengambilan keputusan tanpa informasi berarti menghilangkan kesempatan belajar

secara adaptif. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang

Informatika untuk pengambilan keputusan yang efektif serta harus menuntut agar

tersedia baginya informasi yang memenuhi persyaratan kemutakhiran, kelengkapan,

dapat dipercaya dan disajikan dalam bentuk yang tepat.

4) Memperhitungkan faktor-faktor ketidakpastian.

Betapa pun telitinya perkiraan keadaan, dalamnya kajian terhadap berbagai alternatif,

tetap tidak ada jaminan bebas dari resiko ketidakpastian. Untuk itu pengambilan

keputusan harus dapat Memperhitungkan probabilitas (kemungkinan) keberhasilan

atau kekurang-berhasilan pelaksanaan suatu keputusan.

5) Diarahkan pada tindakan nyata.

Mengambil suatu tindakan harus dapat ditentukan secara pasti, kapan pemecahan

berakhir dan proses pengambilan keputusan dimulai. Masalah dan sasaran sering

mempunyai siklus pertumbuhan dan penyusutan, demikian juga faktor-faktor yang

mempengaruhi. Hal tersebut harus dikenali secara tepat karena akan sangat

mempengaruhi keputusan untuk bertindak atau tidak bertindak.

H. Teknik Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan meliputi antara lain hal-hal yang berhubungan dengan

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 7: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

7

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

pengumpulan fakta. Teknik pengambilan keputusan dalam klasifikasi ada dua yaitu teknik

tradisional dan teknik modern. Teknik pengambil keputusan juga sering dibagi dalam teknik

pengambilan keputusan matematik atau kuantitatif (Heenan dan Addleman, 1976;Robbins,

1978) dan teknik pengambil keputusan non-matematik atau kualitatif (Moody, 1983). Teknik

matematik biasa diberi nama multivariate analysis (analisis variabel ganda atau analisis

berdimensi ganda).

Teknik non-matematik, yang lebih sering digunakan untuk keputusan strategik antara lain

sumbang saran, consensus, Delphi, fish bowling, interaksi didaktik, tawar- menawar kolektif.

I. Pendekatan terhadap Pengambil Keputusan

Berbagai model tentang pendekatan terhadap pengambilan keputusan telah diperkenalkan

oleh para ahli teori pengambilan keputusan, diantaranya adalah :

1) Model Brinckloe (1977)

Keputusan yang menggunakan pendekatan (i) Fakta, secara sistematis akan

mengumpulkan semua fakta mengenai masalah dan hasilnya ialah kemungkinan

keputusan akan lahir dengan sendirinya; (ii) Pengalaman, seseorang yang sudah

memiliki pengalaman tentu lebih matang dalam membuat keputusan daripada seorang

yang sama sekali belum mempunyai pengalaman apa-apa namun perlu diperhatikan

bahwa peristiwa-peristiwa yang lampau tidak akan pernah sama dengan pada saat ini;

(iii) Intuisi, tidak jarang keputusan yang diambil berdasarkan intuisi dikarenakan

kurang mengadakan analisis yang terkendali maka perhatian hanya ditujukan pada

beberapa fakta; (iv) Logika, pengambilan keputusan yang berdasar logika ialah suatu

studi yang rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan

keputusan; (v) Analisis Sistem, kecanggihan dari komputer telah merangsang banyak

orang untuk mengambil keputusan secara kuantitatif.

2) Model McGrew (1985)

McGrew hanya melihat adanya tiga pendekatan yaitu proses pengambilan keputusan

rasional, model proses organisasional dan model tawar-menawar politik (political

bargaining model) yaitu (i) Pendekatan proses pengambilan keputusan rasional

memberi perhatian utama pada hubungan antara keputusan dengan tujuan dan sasaran

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 8: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

8

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

dari pengambilan keputusan; (ii) Model proses organisasional menangani masalah

yang jelas tampak perbedaannya antara pengambil keputusan individu dan organisasi;

(iii) Model tawar-menawar politik melihat kedua pendekatan itu mengatakan bahwa

pengambilan keputusan kolektif sesungguhnya dilaksanakan melalui tawar-menawar

namun hasil akhir keputusan itu sesungguhnya tergantung pada proses memberi dan

menerima di antara individu dalam kelompok tersebut.

J. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan. (Siagian, S.P. (25-26;1993).

1) Brainstorming

Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi menghadapi suatu situasi problematic

yang tidak terlalu rumit, dan dapat diidentifikasikan secara spesifik mereka

mengadakan diskusi dimana setiap orang yang terlibat diharapkan turut serta

memberikan pandangannya. Pada akhir diskusi berbagai pandangan yang

dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu kesepakatan tentang

cara-cara yang hendak ditempuh dalam mengatasi situasi problematic yang dihadapi.

Penting diperhatikan dalam teknik ini yaitu :

a) Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti.

b) Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas

pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan.

c) Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat

atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai pendapat

atau gagasan anggota kelompok lainnya.

d) Para peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan

yang telah dikemukakan oleh orang lain.

e) Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga

kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat yang kemudian dituangkan dalam

bentuk keputusan.

2) Synetics

Seorang diantara anggota kelompok peserta bertindak selaku pimpinan diskusi.

Diantara para peserta ada seorang ahli dalam teori ilmiah pengambilan keputusan.

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 9: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

9

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

Apakah ahli itu anggota organisasi atau tidak, tidak dipersoalkan. Pimpinan mengajak

para peserta untuk mempelajari suatu situasi problematik secara menyeluruh.

Kemudian masing-masing anggota kelompok mengetengahkan daya pikir kreatifnya

tentang cara yang dipandang tepat untuk ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi

memilih hasil-hasil pemikiran tertentu yang dipandang bermanfaat dalam pemecahan

masalah. Dan tenaga ahli menilai melakukan penilaian atas berbagai gagasan

emosional dan tidak rasional yang telah disaring oleh pimpinan diskusi serta

kemudian menggabungkannya dengan salah satu teori ilmiah pengambilan keputusan

dan tindakan pelaksanaan yang diambil.

3) Consensus thinking

Orang-orang yang terlibat dalam pemecahan masalah harus sepakat tentang hakikat,

batasan dan dampak suatu situasi problematik yang dihadapi, sepakat pula tentang

teknik dan model yang hendak digunakan untuk mengatasinya. Teknik ini efektif bila

beberapa orang memiliki pengetahuan yang sejenis tentang permasalahan yang

dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang seyogyanya digunakan. Orang-orang

diharapkan mengikuti suatu prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Kelompok

biasanya melakukan uji coba terhadap langkah yang hendak ditempuh pada skala

yang lebih kecil dari situasi problematik yang sebenarnya.

4) Delphi

Umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang

diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok

pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat.

Pengambil keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu

situasi peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut

ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi

atau tidak. Jawaban dari anggota kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing

anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat oleh masing-masing rekannya yang

tidak pernah ditemuinya. Pada kesempatan berikutnya, rangkaian pertanyaan yang

sama dikembalikan kepada para anggota kelompok dengan melampirkan jawaban

yang telah diberikan oleh para anggota kelompok pada putaran pertama serta hal-hal

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 10: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

10

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

yang dipandang sudah merupakan kesepakatan kelompok. Apabila pendapat

seseorang ahli berbeda maka memberikan penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap

jawaban diberikan kode tertentu sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan

jawaban.

Jawaban tersebut di atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar

pertanyaan dan analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh bahan

tentang ramalan kemungkinan terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.

5) Fish bowling

Sekelompok pengambil keputusan duduk pada suatu lingkaran, dan di tengah

lingkaran ditaruh sebuah kursi. Seseorang duduk di kursi tersebut hanya dialah yang

boleh bicara untuk mengemukakan pendapat ide dan gagasan tentang suatu

permasalahan. Para anggota lain mengajukan pertanyaan, pandangan dan pendapat.

Apabila pandangan orang yang duduk di tengah tersebut telah dipahami oleh semua

anggota kelompok dia meninggalkan kursi dan digantikan oleh orang yang lain untuk

kesempatan yang sama. Setelah itu semua pandangan didiskusikan sampai ditemukan

cara yang dipandang paling tepat.

6) Didactic interaction

Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”. Dibentuk

dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan pendapat yang bermuara pada

jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban “tidak”. Semua ide yang

dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dengan teliti. Kemudian kedua

kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil catatan yang telah dibuat. Pada tahap

berikutnya terjadi pertukaran tempat. Kelompok yang tadinya mengemukakan

pandangan pro beralih memainkan peranan dengan pandangan kontra.

7) Collective bargaining

Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang atas suatu

masalah duduk di satu meja dengan saling menghadap. Masing-masing pihak datang

dengan satu daftar keinginan atau tuntutan dengan didukung oleh berbagai data,

informasi dan alasan-alasan yang diperhitungkan dapat memperkuat posisinya dalam

proses tawar-menawar yang terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan bahwa dukungan

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 11: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

11

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

data dan informasi serta alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak

mempunyai persamaan, maka tidak terlalu sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi

sebaliknya, pertemuan berakhir tanpa hasil yang kemudian sering diikuti dengan

timbulnya masalah yang lebih besar.

K. Metode Pengambil Keputusan

Gortner (1987) lebih cenderung menganalisis pengambilan keputusan dari sudut metode.

Ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim dipergunakan dalam

pengambilan keputusan organisasional.

Metode pertama adalah metode rasional yang disebut juga model rasional. Ini adalah

metode klasik yang secara implicit mencakup model birokratik dari pengambilan keputusan.

Metode kedua, adalah metode tawar-menawar incremental (incremental-bargaining) yang

dipandang sebagai model paling dasar aktifitas politik, yaitu penyelesaian konflik melalui

negosiasi. Karakteristik dari incremental ialah bahwa keputusan tentang suatu kebijakan

terjadi dalam bentuk langkah-langkah kecil karenanya tidak terlalu jauh dari status quo.

Metode ketiga yang disebut metode agregatif (aggregative methods) mencakup antara

lain teknik Delphi dan teknik-teknik pengambilan keputusan yang berkaitan. Konsensus dan

peran serta merupakan karakteristik utama dari metode agregatif.

Metode keempat adalah metode keranjang sampah (the garbage-can) atau nondecision-

making model yang dikembangkan oleh March dan Olsen (1979). Model keranjang sampah

menolak model rasional bahkan rasional-inkremental yang sederhana sekalipun. Ia lebih

tertarik pada karakter yang ditampilkan dalam keputusan, pada isu yang bermacam-macam

dari peserta pengambil keputusan dan masalah-masalah yang timbul pada saat itu. Sering kali

keputusan yang diambil tidak direncanakan sebagai akibat dari perdebatan dalam kelompok.

L. Teori-Teori Pengambilan Keputusan

Sehubungan dengan pendekatan yang telah diutarakan, lahirlah berbagai aliran yang

menampilkan teori-teori pengambilan keputusan yang berbeda (Brinckloe, 1977) yaitu :

1) Aliran Birokratik (Bureaucratic School)

Teori ini memberi tekanan yang cukup besar pada arus dan jalannya pekerjaan dalam

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 12: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

12

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

struktur organisasi. Tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah, memberi

informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-keterangan lain kepada atasannya.

Dengan segala pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya, atasan membuat

keputusan setelah mempelajari semua informasi.

2) Aliran Manajemen Saintifik (Scientific Management School)

Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu dapat dijabarkan ke

dalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara saintifik. Sementara

manajemen sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan

suatu masalah.

3) Aliran Hubungan Kemanusiaan (Human Relations School)

Teori ini menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik apabila lebih banyak

perhatian yang diberikan kepada manusia dalam organisasi, seperti yang

menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam pengambilan keputusan,

memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok social yang mempunyai tujuan.

Selain itu kebutuhan dan keinginan anggota selalu dipertimbangkan dalam membuat

keputusan.

4) Aliran Rasionalitas Ekonomi (Economic Rasionality School)

Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomi yang

mengkonversikan masukan (input) menjadi keluaran (output) dan yang harus

dilakukan dengan cara yang paling efisien. Menurut aliran ini suatu langkah

kebijakan akan terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih tinggi

daripada biayanya.

5) Aliran Satisfacing

Aliran ini tidak mengharapkan suatu keputusan yang sempurna. Aliran ini yakin

bahwa para manajer yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu membuat

keputusan yang rasional.

6) Aliran Analisis Sistem

Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berada dalam suatu system yang terdiri dari

berbagai sub sistem yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan.

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 13: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

13

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

M. Pengambilan Keputusan Birokratik

Keputusan rutin adalah keputusan terprogram, keputusan repetitive, keputusan yang

berulang-ulang dibuat. Disebut keputusan repetitive karena berbagai peraturan dan prosedur

sebagai dasar untuk membuat keputusan telah dilembagakan. Peraturan dan prosedur

semacam ini banyak dijumpai dikalangan birokrasi. Ada yang mengatakan bahwa

sesungguhnya keputusan-keputusan dikalangan birokrasi telah dirutinkan sehingga dapat

dikatakan bahwa keputusan rutin sama dengan keputusan birokratik (Inbar, 1979).

Dalam pengambilan keputusan birokratik selalu bertindak tidak memihak tetapi juga

tidak responsive bahkan soulless, tidak punya jiwa pendeknya seperti organisasi robot dalam

banyak hal. Pengaruh yang terutama memegang peranan dalam pengambilan keputusan

birokratik ialah tekanan politik dan pengaruh elit.

N. Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan

Sering kali orang sulit membedakan antara penyelesaian masalah dan pengambilan

keputusan. Bila dilihat dari sudut prosesnya sulit dibedakan karena keduanya menggunakan

langkah-langkah proses yang mirip. Perbedaan diantara keduanya terletak pada hasilnya.

Penyelesaian masalah adalah pemikiran yang akhirnya bermuara pada hasil berupa

penyelesaian kesenjangan antara performance yang diinginkan dan performance yang

menjadi kenyataan. Sering juga disebut perbedaan antara das sollen dan das sein. Dalam

istilah Downs (Nutt, 1989), perbedaan antara kenyataan yang ada dan kenyataan yang

diinginkan disebut kesenjangan kinerja (performance gap).

Lain halnya dengan pengambilan keputusan karena dalam hal ini pengambilan keputusan

adalah pemikiran yang menghasilkan pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Sebaliknya,

pilihan itu terjadi dalam proses penyelesaian masalah karena dalam menyelesaikan suatu

masalah, setiap langkah yang ditempuh mencakup aspek pengambilan keputusan.

O. Ciri-ciri Keputusan Strategik (Nisjar, Karhi dan Winardi ; 1997) :

1) Keputusan-keputusan strategik pada umumnya berkaitan dengan skope dari aktifitas

sesuatu organisasi.

Timbullah pertanyaan di sini: “Apakah kirannya organisasi yang bersangkutan

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 14: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

14

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

memusatkan perhatiannya pada satu bidang aktifitas saja, ataukah perlu ia memiliki

aneka macam bidang aktifitas?”

2) Strategi berkaitan dengan upaya menyesuaikan (MATCHING) aktifitas-aktifitas

organisasi dengan lingkungan di mana ia beroperasi.

Misalnya persaingan luar negeri merupakan salah satu perubahan lingkungan yang

dapat mempengaruhi sesuatu organisasi.

3) Strategi juga berhubungan dengan tindakan dan upaya menyesuaikan aktifitas-

aktifitas organisasi yang bersangkutan dengan kemampuan sumberdayanya.

Strategi bukan hanya sekedar menghadapi ancaman lingkungan dan memanfaatkan

peluang karena lingkungan, tetapi juga berkaitan dengan upaya menyesuaikan

sumber-sumber daya keorganisasian dengan ancaman dan peluang tersebut..

4) Keputusan-keputusan strategik sering kali menimbulkan implikasi-implikasi serius

terhadap sumber daya sesuatu organisasi.

Misalnya perusahaan-perusahaan mobil sudah banyak menggunakan tenaga robot

agar mereka tetap dapat bertahan dalam persaingan mobil.

5) Keputusan-keputusan strategik besar kemungkinan mempengaruhi keputusan-

keputusan operasional.

6) strategi suatu organisasi bukan saja akan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan

lingkungan, dan ketersediaan sumber-sumber daya, tetapi akan dipengaruhi oleh

nilai-nilai dan harapan-harapan pihak yang memiliki kekuasaan dalam organisasi

yang bersangkutan.

7) Keputusan-keputusan strategik kirannya akan mempengaruhi arah jangka panjang

suatu organisasi.

8) Keputusan-keputusan strategik sering kali bersifat kompleks.

Kompleksitas itu terjadi karena adanya :

a. Keputusan-keputusan strategik biasanya mencakup ketidakpastian tingkat tinggi.

Mungkin di dalamnya termasuk keputusan tentang landasan pandangan-

pandangan sehubungan dengan masa yang akan datang yang tak mungkin

diketahui secara pasti oleh manajer.

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Page 15: yuanitalevany.files.wordpress.com file · Web viewAda dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi ... Menurut Frank Harison ... E. Klasifikasi Keputusan

15

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert.5)

b. Keputusan-keputusan strategik, kirannya menuntut adanya suatu pendekatan yang

terintegrasi guna memanajemen organisasi yang bersangkutan.

c. Keputusan-keputusan strategik, biasanya menyebabkan timbulnya dampak berupa

perubahan besar pada organisasi-organisasi.

Kamis / 20 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si