library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2013-2... · web view2.7 praktek...

46
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-commerce dan E-business E-commerce merupakan proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet (Turban et al., 2012). Dengan kata lain e-commerce hanya mencakup transaksi bisnis secara digital antar organisasi dan antara organisasi dengan individu (Laudon & Laudon, 2010). Selain itu e-commerce merupakan bagian di dalam e- business yang memiliki pengertian lebih luas. Menurut O’Brien & Marakas (2006) e-business adalah penggunaan internet dan jaringan lainnya serta teknologi informasi yang mendukung e-commerce, enterprise communication & collaboration, dan proses bisnis berbasis web yang menghubungkan perusahaan dengan pelanggan dan partner bisnisnya. Menururt Chaffey (2009), terdapat beberapa model transaksi e-commerce: 1. Business to Business (B2B) adalah transaksi penjualan online antara organisasi dan organisasi lain (marketing interorganisasional). 2. Business to Consumer (B2C) adalah transaksi penjualan antara organisasi dan konsumen. 3. Consumer to Consumer (C2C) adalah transaksi penjualan online antara konsumen, tetapi biasanya 7

Upload: ngodieu

Post on 09-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 E-commerce dan E-business

E-commerce merupakan proses pembelian, penjualan, transfer, atau

pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk

internet (Turban et al., 2012). Dengan kata lain e-commerce hanya mencakup

transaksi bisnis secara digital antar organisasi dan antara organisasi dengan individu

(Laudon & Laudon, 2010).

Selain itu e-commerce merupakan bagian di dalam e-business yang memiliki

pengertian lebih luas. Menurut O’Brien & Marakas (2006) e-business adalah

penggunaan internet dan jaringan lainnya serta teknologi informasi yang mendukung

e-commerce, enterprise communication & collaboration, dan proses bisnis berbasis

web yang menghubungkan perusahaan dengan pelanggan dan partner bisnisnya.

Menururt Chaffey (2009), terdapat beberapa model transaksi e-commerce:

1. Business to Business (B2B) adalah transaksi penjualan online antara

organisasi dan organisasi lain (marketing interorganisasional).

2. Business to Consumer (B2C) adalah transaksi penjualan antara organisasi

dan konsumen.

3. Consumer to Consumer (C2C) adalah transaksi penjualan online antara

konsumen, tetapi biasanya dimediasi melalui situs bisnis.

4. Consumer to Business (C2B) adalah transaksi penjualan online terjadi

ketika individu menjual produk atau jasa kepada perusahaan.

2.2 Transaksi Business to Business (B2B)

Salah satu model e-commerce ini dilakukan antara sesama organisasi.

Biasanya hubungan transaksi perusahaan dengan supplier. Terdapat 3 tipe transaksi

B2B, yaitu (Turban et al., 2012):

1. One to many (sell-side marketplace)

tempat jual beli berbasis web dimana satu perusahaan menjual ke banyak

pembeli melalui e-catalog, forward auction, biasanya dengan jaringan

extranet.

7

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

2. Many to one (buy-side marketplace)

Pada tipe ini, pembeli (perusahaan) membuka marketplace-nya sendiri,

dengan mengundang penjual (supplier) untuk mencari dan memenuhi

pesanan perusahaan.

3. Many to Many (neutral exchange)

Pada tipe ini dimana perdagangan secara elektronik dilakukan oleh banyak

pembeli dan banyak penjual.

2.3 Pengadaan

2.3.1 Manjemen Pengadaan

Terdapat beberapa definisi Manajemen Pengadaan dari para ahli:

1. Menurut buku Strategic Proactive Procurement (Burt & Pinkerton,

2006), Manajemen Pengadaan adalah proses sistematik apa yang

diputuskan, kapan dan berapa banyak yang dibeli, tindakan pembelian

dan proses memastikan apa yang dibutuhkan dapat diterima tepat waktu

sesuai dengan spesifikasi kuantiti dan kualitas.

2. Menurut buku Business Dictionary yang dicetukan oleh kalangan

pebisnis, Manajemen Pengadaan adalah tindakan pengadaan sumber

dari sesuatu yang dibeli dari satu titik (sumber) ke tujuan. Pembelian

adalah tindakan membeli (dari administrasi/ perspektif keuangan)

layanan atau baik yang akan dibeli meliputi kegiatan pencarian

pemasok, negosiasi, penghitungan penyelesaian harga dan kesepakatan

pengiriman.

3. Berdasarkan buku Manajemen Pengadaan (Siahaya, 2013), Manajemen

Pengadaan adalah bagian dari Supply Chain Management yang secara

sistematik dan strategis memproses pengadaan barang dan jasa mulai

dari sumber barang sampai dengan tempat tujuan berdasarkan tepat

mutu, jumlah, harga, waktu, sumber dan tempat, untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan.

2.3.2 Objek Pengadaan

Dalam kegiatan pengadaan, objek pengadaan terdiri dari barang dan jasa.

Dibawah ini akan dijelaskan perbedaan kedua objek tersebut.

8

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

9

a) Barang

Barang adalah benda dalam berbagai bentuk yang meliputi bahan baku,

barang setengah jadi dan peralatan. Secara garis besar, barang dibagi menjadi

tiga jenis

Barang konsumsi adalah barang hasil akhir produksi yang langsung

digunakan, seperti makanan, minuman, obat-obatan dan suku-cadang.

Barang produksi adalah barang yang diperlukan untuk proses produksi,

seperti bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.

Barang modal adalah barang yang dapat dipakai beberapa kali dan

mengalami penyusutan, seperti peralatan, kendaraan dan rumah.

b) Jasa

Jasa konstruksi yaitu layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi dan

wujud fisik lainnya, seperti membangun jembatan, gedung, instalasi,

jalan dan rekayasa (engineering).

Jasa Konsultasi yaitu layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai

bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan

konstruksi, dan jasa konsultan proyek dan teknis.

Jasa Lainnya yaitu segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain jasa

konstruksi, konsultasi dan pemasokan barang, seperti penyewaan,

pemeliharaan dan inspeksi.

2.3.3 Metode Pengadaan

Menurut buku yang ditulis oleh Siahaya (2013) disebutkan beberapa

metode pengadaan dalam pemilihan pemasok, diantaranya adalah:

a) Pelelangan umum

Metode pemilihan penyedia barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka

dengan pengumuman secara luas melalui media massa (cetak, elektronik,

internet) dan papan pengumuman resmi sehingga masyarakat luas dan dunia

usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat berpartisipasi

b) Pelelangan Terbatas

Metode Pelelangan terbatas, mengikut-sertakan penyedia barang dan jasa

yang telah diyakini mampu dan jumlahnya terbatas.

Dilaksanakan untuk pekerjaan yang kompleks serta terdaftar dalam

daftar pemasok (short list)

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

Diumumkan secara luas untuk memberi kesempatan kepada peserta lain

yang memenuhi kualifikasi

c) Pemilihan Langsung

Metode Pemilihan langsung dilaksanakan dengan cara mengundang calon

peserta pengadaan barang dan jasa yang telah lulus prakualifikasi

Diketahui secara luas bahwa penyedia barang dan jasa yang mampu

menyediakan barang atau melaksanakan pekerjaan hanya ada 2 (dua).

Merupakan kelanjutan dari proses pelelangan umum atau pelelangan

terbatas

Merupakan kelanjutan dari proses pelelangan gagal karena peserta

mendaftar atau yang memasuki penawaran hanya ada 2 (dua) dan

diketahui secara luas bahwa hanya terdapat 2 (dua) penyedia barang dan

jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.

Merupakan kelanjutan proses dari pelelangan ulang yang gagal karena

peserta yang mendaftar atau yang memasukkan penawaran hanya ada

dua 2 (dua)

Pekerjaan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi sehubungan dengan telah

terjadinya keadaan darurat (emergency).

Sebagai proses lanjut atas pemilihan langsung gagal karena hanya ada 1

(satu) peserta yang memasukkan penawaran.

d) Penunjukan Langsung

Metode Penunjukkan Langsung hanya dapat dilaksanakan bila memenuhi

kriteria:

Dilaksanakan terhadap 1 (satu) penyedia barang dan jasa dengan cara

melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga

yang wajar dan memenuhi persyaratan teknis.

Dilaksanakan pada saat keadaan darurat (bencana alam, pertahanan dan

keamanan negara, keselamatan masayarakat) yang pekerjaannya tidak

dapat ditunda.

Pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah.

Pekerjaan spesifik (produsen/pabrikan, hak paten, teknologi khusus)

e) Swakelola

Merupakan pekerjaan yang pelaksanannya direncanakan, dikerjakan dengan

10

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

11

menggunakan tenaga dan peralatan sendiri dan diawasi sendiri atau

pelaksanaannya dikuasakan kepada pihak lain.

Pelaksanaan swakelola yang dilakukan sendiri secara langsung yaitu

penyelenggaran pendidikan dan latihan, kursus, penataran, seminar, dan

lokakarya.

Pelaksanan swakelola dapat dikuasakan kepada instansi terkait yang

melaksanakan pekerjaan dimaksud, yaitu pemetaan lokasi, pengawalan

bahan peledak, pengelolaan menara kontrol bandara, pengamanan

wilayah kerja, sertifikasi dan verifikasi.

Pelaksanaan swakelola dapat dikuasakan kepada Lembaga Pemerintah,

Lembaga Ilmiah dan perguuruan tinggi, yaitu seleksi penerimaan

pekerja, penelitian, studi, pengembangan dan sertifikasi.

Pelaksanaan swakelola dapat dikuasakan kepada kelompok masyarakat,

yaitu pelaksanaan pekerjaan tertentu dalam rangka pemberdayaan

masyarakat setempat.

Pelaksanaan swakelola dapat dikuasakan kepada Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) nasional yaitu pelaksanaan jasa peningkatan

partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan di bidang

pendidikan, penyuluhan, penerapan dan penyebarluasan teknologi

sederhana yang tepat guna untuk kepentingan masyarakat.

2.3.4 Prinsip Pengadaan

- Efisien

Pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan

daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu

sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

- Efektif

Pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan

dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran

yang ditetapkan.

- Terbuka dan Bersaing

Pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang

memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu

berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.

- Transparan

Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk

syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,

penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia

barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

- Adil dan tidak diskriminatif

Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa

dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu,

dengan cara dan atau alasan apapun.

- Akuntabel

Harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi

kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat

sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan

barang/jasa.

2.4 Pengadaan Secara Elektronik / E-procurement

2.4.1 Definisi E-procuremet

Menurut Infonet dalam makalahnya tentang e-procurement menyebutkan

bahwa e-procurement adalah nama lain untuk pembelian barang dan jasa B2B

melalui pertukaran dagang extranet, antar ERP langsung, dan koneksi internet

dengan pemasok-pemasok. (DeMin, 2002).

Definisi menurut jurnal Moving Procurement Systems to The Internet

(Davila et al., 2003) menyebutkan e-procurement:

- Teknologi yang dirancang untuk memfasilitasi pengadaan barang melalui

internet,

- Manajemen seluruh aktivitas pengadaan secara elektronik

- Aspek-aspek fungsi pengadaan yang didukung oleh bermacam-macam

bentuk komunikasi secara elektronik.

Menurut buku E-Business and E-Commerce Management, definisi e-

procurement adalah integrasi elektronik dan pengelolaan semua kegiatan

12

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

13

pengadaan termasuk permohonan pembelian, otorisasi, pemesanan, pengiriman

dan pembayaran antara pembeli dan pemasok (Chaffey, 2009).

2.4.2 Tipe E-procurement

Menurut buku yang berjudul Electronic Commerce: A Managerial

Perspective (Turban et al., 2012) terdapat 6 tipe e-procurement, diantaranya:

E-sourcing: mengidentifikasi pemasok baru untuk kategori specific pada

kebutuhan pembelian dengan menggunakan teknologi internet

E-tendering: Mengirimkan permintaan untuk informasi dan harga ke

pemasok dan menerima jawaban dari pemasok dengan teknologi internet

E-reverse auction: Menggunakan teknologi internet untuk membeli

barang dan jasa melalui sejumlah pemasok yang sudah dikenal maupun

belum.

E-informing: mengumpulkan dan mendistribusikan informasi pembelian

baik dari pihak internal maupun eksternal dengan menggunakan teknologi

internet

Web-based ERP (electronic resource planning): Membuat dan

menyetujui permintaan kebutuhan pembelian, menetapkan pesanan

pembelian, dan menerima barang dan jasa dengan menggunakan sistem

aplikasi berbasis teknologi internet.

E-MRO (maintenance, repair dan operationg): sama seperti Web-based

ERP kecuali barang dan jasa yang diorder adalah produk yang tidak

berhubungan dengan pemasok MRO.

2.4.3 Proses E-procurement

Proses pengadaan seperti yang dijelaskan oleh Chaffey (2009) pada

dasarnya dimulai dari:

Fungsi perencana menentukan barang yang dibutuhkan

Fungsi perencana mengisi formulir permintaan lalu diserahkan kepada

buyer pada departemen pembelian. Manajer di departemen pembelian

mengesahkan formulir pembelian

Buyer mengisi formulir pemesanan lalu dikirim ke pemasok

Pemasok menerima pesanan lalu pesanan tersebut dikirim

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

Barang pesanan diperiksa apakah sudah sesuai dengan formulir

pemesanan dan tagihan pekerjaan yang dibuat oleh supplier

Tagihan dibayarkan kepada supplier

Untuk menerapkan e-procurement manajer beserta tim pengadaan harus

bekerja sama untuk menemukan solusi yang menghubungkan orang-orang dan

tugas pengadaan yang berbeda. Proses e-procurement diterapkan dengan

dukungan sistem informasi. Berikut ini akan dijelaskan jenis sistem informasi

yang mendukung proses pengadaan.

Stock control system: berhubungan dengan proses produksi

perusahaan/pengadaan. Sistem akan memberi tanda jika pesanan perlu

dilakukan jika stok item untuk kebutuhan produksi sudah mulai habis

CD / web-based catalogue: form katalog yang masih dimuat paper-based

telah digantikan dengan bentuk katalog secara eletronik untuk

mendapatkan pencarian pemasok yang lebih cepat

E-mail / database-based workflow systems: mengintegrasikan masuknya

pesanan oleh fungsi perencana, persetujuan oleh manajer dan pemasukan

pesanan oleh buyer. Semua alur kerja tersebut disimpan didalam sistem

database dan diberikan pemberitahuan melalui e-mail agar semua orang

yang terkait dapat melihat sampai mana proses pengadaan berlangsung.

Order entry on website: buyer memiliki kesempatan untuk memesan

secara langsung di situs web pemasok, tetapi akan mengakibatkan tidak

ada integrasi dengan sistem untuk requisitioning atau akuntansi.

Accounting system: sistem akuntansi memungkinkan staff di departemen

pembelian untuk memasukkan perintah yang kemudian dapat digunakan

oleh staff akuntansi untuk melakukan pembayaran ketika faktur/tagihan

tiba.

Integrated e-procurement / ERP system: bertujuan untuk

mengintegrasikan semua fasilitas sistem yang dijelaskan di atas dan

mencakup integrasi dengan sistem pemasok. Misalnya untuk mengatur

dokumen pesanan di dalam sistem e-procurement. Untuk

membandingkan faktur/tagihan dari pemasok dengan form pemesanan,

apakah tagihannya sesuai dengan pesanan yang dikirimkan.

14

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

15

Gambar 2.1 Kegunaan Sistem Informasi dalam pemenuhan siklus

e-procurement

Sumber: (Chaffey, 2009)

Sedangkan menurut Turban et al. (2012) alur proses e-procurement

sebagai berikut:

Mencari vendor dan produk yang diinginkan dengan menggunakan e-

katalog, brosur, telepon, kunjungan langsung, dan lain-lain.

Melakukan kualifikasi vendor dilakukan memilih vendor yang dapat

diajak bekerja sama demi keperluan pengadaan perusahaan. Pemilihan

vendor dapat dilakukan pencarian informasi tentang vendor apakah

sesuai dengan spesifikasi.

Memilih mekanisme pasar, seperti private, umum, lelang, barter, dan

lain-lain.

Melakukan perbandingan serta negosiasi mengenai kualitas barang,

harga barang, metode pengiriman, dan lain-lain.

Membuat kesepakatan kontrak untuk pembelian setelah negosiasi

berhasil.

Membuat Purchase Order (PO).

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

Mengatur jadwal pengambilan atau pengiriman barang, sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibentuk sebelumnya. Melakukan pembayaran

kepada vendor.

Gambar 2.2 Alur Proses E-procurement

Sumber: (Turban et al., 2012)

2.4.4 Infrastruktur E-procurement

Menurut buku yang ditulis oleh Kalakota & Robinson (2001), generasi

baru dari pengadaan dengan menggunakan aplikasi berbasis web untuk proses

16

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

17

pembelian yang terotomatisasi. Proses e-procurement dibagi menjadi 3 (tiga)

alur kerja: order flow (pemesanan), fulfillment flow (pemenuhan), dan payment

flow (pembayaran).

a. Order Flow

- Browse authorized supplier catalogs. Requisitioners yang ingin

membuat permintaan dapat mencari di berbagai katalog pemasok.

Katalog berisi informasi kategori spesifikasi pemasok, fungsi produk

yang dimiliki pemasok, serta daftar harga dan produknya. Admin

pembelian dapat menambah detail produk untuk membantu

requisitioners memilih produk mana yang baiknya disetujui untuk

dibeli sesuai dengan permintaan awal.

- Create requisition/order. Saat membuat permintaan melalui sistem e-

procurement, requisitioners dapat memilih produk yang diminta. Lalu

pesanan di-submit dan mennjadi purchase order yang dikirimkan

kepada pemasok untuk memenuhi permintaan pesanan tersebut.

- Approvals and Purchase. Manajer pembelian pada perusahan harus

dapat mengkontrol produk mana yang tersedia untuk dibeli oleh user,

dimana produk ini dapat dibeli, dan siapa yang bertanggung jawab

untuk menyetujui pesanan. Lalu menunggu untuk dikonfirmasi

mengenai status barang pesanan tersebut.

b. Fulfillment Order

- Order dispatch. Permintaan dibagi menjadi satu pesanan pembelian

pemasok dan dikirim ke setiap pemasok melalui berbagai format

untuk mencocokkan penerimaan yang lebih sesuai dengan pemasok.

Salinan pesanan pembelian dikirim ke sistem pembelian untuk

pelaporan dan pelacakan. Saat pesanan terpenuhi, pemasok mengirim

kembali pengakuan order, status pesanan, dan pemberitahuan

pengiriman.

- Order tracking. Requisitioners diberitahukan melalui e-mail mengenai

status pesanannya, isinya yaitu apakah pesanan telah disetujui,

konfirmasi dari pemasok, dan status pengiriman pesanan. Dengan

sistem e-procurement, requisitioners juga dapat mengakses secara

online informasi status pesanan untuk melihat rincian pesanan dan

status sejarah tiap item pesanan.

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

- Receiving, penerimaan berfungsi untuk melacak barang/jasa yang

dikirim oleh pemasok. Tiap pengiriman dari vendor, catatan

penerimaan dimasukkan kedalam pesanan pembelian.

c. Payment

- Invoicing dan billing. Untuk mengecek invoice baik dalam

memasukkan dan prosesnya dari berbagai supplier. Sedangkan sistem

billing menyediakan mekanisme untuk manajemen akun billing, yang

fungsi tugasnya seperti setup akun, produk subscription, statement

processing, dan account review.

- Payment. Proses pembayaran adalah kunci dari software pengadaan.

Software pembayaran harus mendukung kemampuan seperti proses

kartu kredit, menyediakan jalur kredit, pajak penghasilan, dan apapun

yang disyaratkan agar menghasilkan praktek e-procurement yang

terealisasikan.

- Reporting. Keakuratan informasi laporan adalah kunci optimalisasi

proses dan penghematan biaya. Sistem pengadaan yang baik melacak

yang dibeli, siapa, dari siapa, harganya, dan berapa lama untuk

memenuhi siklusnya.

2.4.5 Prinsip-Prinsip E-procurement

E-procurement dalam pelaksanaannya memiliki prinsip-prinsip agar

proses pengadaan berjalan dengan baik. Menurut Chaffey (2009) prinsip-prinsip

e-procurement sebagai berikut:

- At The Right Place

E-procurement memastikan bahwa barang dikirim ke tempat yang benar.

Hal ini meningkatkan efektifitas karena barang akan sampai ke tempat yang

benar dengan tingkat keakuratan 100% karena jalur pengiriman sudah diatur

oleh sistem.

- Deliverd At The Right Time

E-procurement memastikan bahwa setiap barang dikirim tepat waktu. Hal

ini juga meningkatkan efektifitas perusahaan dalam proses bisnisnya karena

perusahaan bisa mendapatkan material-material yang dibutuhkan tepat

waktu.

- Of The Right Quality

18

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

19

E-procurement memastikan bahwa kualitas barang yang sampai di tangan

perusahaan benar-benar sama dengan yang dipesan. Hal ini meningkatkan

efisiensi perusahaan karena kualitas barang yang terjamin sehingga

berpotensi mengurangi kemungkinan terjadi defect.

- Of The Right Quantity

E-procurement memastikan bahwa barang yang dipesan sampai dengan

jumlah yang tepat. Hal ini memastikan bahwa tidak ada kehilangan yang

menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Perusahaan juga tidak perlu

mengecek jumlah barang lagi karena akan memakan waktu yang panjang

dan terbuang sia-sia.

- From The Right Source

E-procurement memastikan bahwa barang yang dipesan berasal dari sumber

yang benar. Hal ini sangatlah berguna untuk menghilangkan pemalsuan

terhadap barang yang dipesan, sehingga mendukung efektifitas dan efisiensi

perusahaan dalam proses bisnisnya.

2.4.6 Manfaat dan Tujuan E-procurement

Manfaat e-procurement seperti yang dijelaskan oleh Kalakota dan

Robinson (2001) terbagi dalam dua kategori utama; efektivitas dan efisiensi.

Manfaat efektivitas meliputi peningkatan kontrol atas rantai pasokan,

manajemen proaktif kunci data, dan keputusan pembelian kualitas yang lebih

tinggi dalam organisasi. Manfaat efisiensi termasuk biaya pengadaan yang lebih

rendah, waktu siklus yang lebih cepat, mengurangi maverick atau pembelian

yang tidak sah, melaporkan informasi yang terorganisir dengan baik, dan

integrasi yang lebih kuat dari fungsi pengadaan dengan kunci back-office sistem.

Dalam menerapkan pengadaan secara e-procurement, terdapat beberapa

manfaat serta tujuannya yaitu sebagai berikut (Turban et al., 2012):

- Meningkatkan produktivitas agent pembelian (menyediakan mereka lebih

banyak waktu dan mengurangi tekanan pekerjaan)

- Mengurangi harga pembelian melalui standar produk, reverse auction,

diskon jumlah banyak dan konsolidasi pembelian.

- Meningkatkan arus informasi dan manajemen (misalnya informasi

pemasok dan harga)

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

- Mengurangi pembelian yang terjadi dari penjual tidak berkontrak.

(mengurangi maverick buying)

- Meningkatkan proses pembayaran.

- Meningkatkan efisiensi, kolaborasi relasi pemasok

- Meyakinkan pengiriman tempat waktu, dan setiap saat.

- Mengurangi kebutuhan keahlian dan pelatihan sebagai agen pembelian

- Mengurangi jumlah pemasok.

- Menyesuaikan proses pembelian, membuat sederhana dan cepat (dapat

melibatkan pemasok yang berhak untuk menghasilkan pembelian dari

desktop, atau melewati bagian pembelian)

- Mencari pemasok dan penjual baru yang dapat menyediakan barang dan

jasa lebih cepat dan atau lebih murah.

- Mengintegrasi pengendalian budget ke proses pembelian

- Mengurangi kesalahan manusia dalam membeli atau proses pengiriman

- Memonitor dan menregulasi tingkah laku membeli.

2.5 User-Perceived E-Procurement Quality

Menurut jurnal dari Brandon-Jones dan Carey (2010), user-perceived e-

procurement quality adalah sebuah persepsi pengguna secara individu terhadap

kualitas sistem e-procurement dan pendukung untuk menggunakan sistem tersebut.

Terdapat beberapa dimensi dari user-perceived e-procurement quality, yaitu:

Professionalism, Usability, dan Training.

Pertama, professionalism adalah kemampuan pengguna dalam memahami

sistem e-procurement. Dimensi ini menekankan dukungan dalam ketersediaan

(availability), tanggapan (responsiveness), kehandalan (reliability), dan tingkat

keahlian teknis untuk memecahkan masalah secara fleksibel dan efektif (problem

resolution). Selain itu, professionalism yang bersangkutan dengan sikap (attitude)

personil dan diukur melalui tingkat keramahan (friendliness), dan kerahasiaan

transaksi (confidentiality)

Kedua, Usability adalah persepsi pengguna terhadap kemudahan navigasi

sistem e-procurement. Jika sistem tidak tersedia untuk digunakan karena server tidak

dapat diandalkan misalnya, pengguna cenderung untuk menemukan cara-cara

alternatif untuk menempatkan pesanan di luar sistem. Selain itu, kecepatan koneksi

20

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

21

akan memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi kegunaan. Jika server yang

digunakan oleh sebuah organisasi lambat, pengguna akan melihat bahwa sistem sulit

untuk digunakan. Sebuah sistem dianggap lambat, terutama dalam periode puncak

penggunaan, kemungkinan akan menimbulkan dorongan agar meninggalkan

mendukung metode pembelian alternatif. Pada akhirnya, sistem navigasi ini

berkaitan dengan bagaimana agar pengguna menemukan cara mudah untuk bekerja

dengan menggunakan sistem e-procurement.

Ketiga, Training adalah metode pelatihan untuk pengguna dalam memahami

sistem e-procurement. Pelatihan yang efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan

pengguna individu dan dapat mencakup penggunaan tutorial online, sesi kelompok,

pelatihan lanjutan pada aspek-aspek tertentu dari sistem, kursus, atau bantuan

tersendiri dari personil pengadaan kepada pengguna. Ketepatan waktu (timeliness)

penyediaan pelatihan dan sejauh mana pelatihan diperbarui sejalan dengan perubahan

pada sistem juga perlu diperhatikan. Efektivitas pelatihan yang diberikan melalui

kualitas tidak hanya dari pelatihan yang sebenarnya, tetapi kualitas pendukung

manual yang disediakan. Penyediaan pelatihan diusulkan untuk mempengaruhi

kemauan dan kemampuan pengguna untuk mematuhi sistem. Selain itu ketersedian

personil pengadaan dalam membantu setiap permasalahan yang dihadapi pengguna

terhadap sistem e-procurement menentukan berjalannya proses pengadaan agar tetap

lancar (help-desk).

2.6 Procurement Practice

Menurut penjelasan dari jurnal (Quesada et al., 2010) proses berjalannya

pengadaan sesuai dengan prakteknya dibagi menjadi beberapa tahap:

A. Pengumpulan Informasi.

Sebelum melakukan pembelian dari pemasok, dilakukan pengumpulan

informasi dengan mengidentifikasi kebutuhan mereka dan mengevaluasi

pemasok yang berpotensial untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain

itu proses ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai kondisi

pasar, produk dan penjual.

B. Kontak Pemasok.

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

Request For Quotation (RFQ), Request For Proposal (RFP), Request For

Information (RFI), dan Request For Bid adalah cara menghubungi kontak

pemasok di dalam siklus pengadaan.

C. Contracting.

Negosiasi adalah interaksi mitra untuk menentukan harga, ketersediaan dan

waktu pengiriman barang dan jasa. Persetujuan hanyalah hasil dari negosiasi

yang sukses. Proses kontrak bervariasi tergantung pada apakah transaksi

tersebut adalah membeli baru, pembelian kembali yang dimodifikasi, atau

hanya pembelian kembali.

D. Requisitioning.

Dalam permintaan, persyaratan kontrak dilakukan lalu barang dan jasa yang

dikirim dengan imbalan uang atau bentuk kompensasi lainnya. Permintaan ini

juga disebut sebagai pembayaran atau pengiriman produk dan kinerja

pelayanan dan berakhir pada generasi data kinerja yang digunakan sebagai

masukan dalam tahap berikutnya, intelijen, dan analisis.

E. Intelegensi dan analisis.

Tahap ini dipakai untuk identifikasi, pengumpulan dan penggunaan data

internal dan eksternal untuk memungkinkan pengadaan dalam membuat

keputusan sumber dan keputusan dalam pemilihan pemasok. Intelijen dan

analisis berguna sebagai evaluasi kinerja dengan tujuan pengendalian.

2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero)

Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan prinsip-prinsip

sesuai dengan good corporate governance. Hal ini diharapkan untuk menciptakan

praktek pengadaan yang bersih sehingga tidak ada lagi dalam proses awal hingga

akhir dari pengadaan yang memungkinkan terjadinya kecurangan.

Dalam pengadaan pada PT. Pertamina (Persero) sangat menjunjung tinggi

hal-hal tersebut yang diatur di dalam Tata Kerja Organisasi Pengadaan Barang/Jasa

No.B-006/I10100/2007-SO dan No.B.001/I00020/2010-SO. Tujuan dari TKO ini

adalah untuk membakukan prosedur pengadaan barang/jasa di lingkungan PT.

Pertamina (Persero) agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik dapat

dilakukan secara efektif, efisien, kompetitif, transparan, adil dan bertanggung jawab,

serta senantiasa memperhatikan prinsip kehati-hatian. Salah satunya dengan

22

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

23

melakukan proses pengadaan secara elektronik yang sudah dilakukan oleh Pertamina

melalui E-procurement Pertamina.

Gambar 2.3 Proses Procurement Pertamina

Sumber: E-procurement Pertamina

2.7.1 Metode Pengadaan Secara Elektronik di Pertamina (Pertamina E-

procurement)

Pertamina E-procurement adalah media interaksi buyer dengan supplier

dalam proses pengadaan barang dan jasa secara online. Pertamina E-

procurement merupakan kombinasi:

- Online: pengumuman-pengumuman seperti Lelang Pekerjaan, Hasil

Prakualifikasi, Undangan Pemasukan Penawaran, Hasil Evaluasi

Admisistrasi/Harga, Proses e-Auction, Pengumuman Pemenang, dan lain-

lain.

- Offline: Seperti kegiatan prakualifikasi, evaluasi administrasi/teknis,

evaluasi penawaran harga perdana, sanggah, dan lain-lain.

Di dalam praktek pengadaan di Pertamina, disebutkan beberapa metode

pengadaan yang dapat menggunakan sistem e-procurement yaitu:

Pelelangan Umum

Pemilihan Langsung, dan

Penunjukan Langsung

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

2.7.1.1 Pelelangan

Berikut ini merupakan penjelasan prosedur dari Pelelangan

sebagai berikut:

1) Persiapan Pelelangan

a. Penyiapan Dokumen Pengadaan

Fungsi pengadaan menyiapkan dokumen pengadaan, sebelum

dilaksanakan pengumuman pelelangan dengan melakukan upload

dokumen tersebut kedalam aplikasi Pertamina E-procurement

apabila file dokumen pengadaan tersebut memungkinkan untuk

dilakukan upload.

b. Penyiapan OE/HPS

Owner Estimate / Harga Perhitungan Sendiri adalah perkiraan

harga yang dikalkulasikan secara keahlian yang digunakan sebagai

acuan utama dalam menilai kewajaran harga.

c. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Fungsi pengadaan bekerjasama dengan fungsi Pengguna

Barang/Jasa menbuat jadwal pelaksanaan proses pengadaan yang

meliputi pelaksaan pemilihan penyedia barang/jasa, waktu mulai

dan berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, dan waktu serah terima

akhir hasil pekerjaan.

2) Pengumuman dan Pendaftaran Pelelangan

a. Diumumkan melalui aplikasi Pertamina E-procurement

b. Pengumuman pelelangan sekurang-kurangnya memuat:

Nama Unit Operasi/Unit Usaha/ Direktorat yang akan

menagadakan pelelangan.

Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan

atau barang yang akan dibeli

Syarat peserta pelelangan

Tempat, hari dan waktu untuk mendaftarkan diri sebagai

peserta

c. Penyedia barang/jasa yang ingin mengikuti lelang melakukan

pendaftaran secara online pada website Pertamina E-procurement

3) Prakualifikasi

24

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

25

a. Prakualifikasi dilakukan untuk menyaring penyedia barang/jasa

yang dapat diikutkan pada proses pengadaan berdasarkan kriteria

tertentu, yaitu:

Dokumen yang menunjukkan kemampuan umum perusahaan

(seperti akte pendirian perusahaan, susunan pemilik modal,

neraca perusahaan, dan sebagainya)

Pengalaman kerja sejenis, yang dilampiri kontrak pekerjaan

yang pernah dilakukan oleh penyedia barang/jasa sebelumnya.

b. Bagi yang sudah lulus prakualifikasi dan mendapatkan user ID dan

password, dapat melakukan download Dokumen Pengadaan dan

diberitahukan waktu tahap proses pelelangan berikutnya

4) Pemberian Penjelasan / pre-bid meeting (Aanwizjing)

a. Panitia Pelelangan/Fungsi Pengadaan apabila diperlukan

memberikan penjelasan mengenai dokumen pengadaan

barang/jasa di tempat dan pada waktu yang ditentukan, dengan

mengundang para calon peserta.

b. Penjelasan mengenai dokumen pengadaan harus diberikan kepada

para peserta secara jelas dan lengkap sehingga dapat diikuti dan

dimengerti (dilakukan secara off-line)

5) Penyampaian Dokumen Penawaran

Peserta pelelangan menyususn dokumen penawaran dan memasukkan

dokumen tersebut melalui sistem Pertamina E-procurement (entry

dan submit).

6) Pembukaan Dokumen Penawaran

a. Setelah saat penyampaian dokumen penawaran ditutup, tidak dapat

lagi diterima dokumen penawaran, surat keterangan dan

sebagainya dari para peserta.

b. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan jika minimal 2 peserta

pelelangan yang memasukkan penawaran

c. Panitia pelelangan/Fungsi Pengadaan membuka penawaran pada

aplikasi.

7) Evaluasi Penawaran

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

Evaluasi dilakukan terhadap semua penawaran yang dinyatakan

sah/tidak gugur meliputi evaluasi administrasi, teknis, dan harga.

8) Negosiasi Harga Penawaran

a. Negosiasi dilakukan dengan cara manual dan e-auction. Khusus

untuk cara e-auction dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu melalui

Bidding Room atau Remote

Bidding Room

Metode negosiasi ini dilakukan di tempat Pertamina di sebuah

ruangan yang berisi perangkat komputer yang terhubung

dengan jaringan LAN. Waktu negosiasi dilakukan selama 15

menit sampai 30 menit dengan menggunakan aplikasi

Pertamina Reverse e-Auction.

Remote

Metode negosiasi ini dapat dilakukan dimana saja dengan akses

internet. Dilaksanakan paling lambat 30 menit setelah

diumumkan hasil evaluasi. Batas waktu pelaksanaan minimal 3

jam dan maksimal 24 jam

b. Negosiasi e-auction tidak diperbolehkan untuk pengadaan jasa

tenaga kerja, pekerjaan yang sangat rumit/kompleks seperti

pembangunan gedung, dan pekerjaan yang bernilai dibawah 1

miliar.

c. Negosiasi dapat dilakukan beberapa kali putaran kepada 5

penyedia barang/jasa yang memiliki penawaran terbaik atau

kurang bila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 5 peserta.

d. Berdasarkan hasil negosiasi:

o apabila akan didapatkan 1 penawaran harga yang sama atau

dibawah OE/HPS, maka penawar diusulkan sebagai calon

pemenang.

o Apabila terdapat lebih dari 1 penawaran harga yang sama serta

sudah dibawah OE/HPS, maka dilakukan negosiasi ulang

kepada para peserta yang memberikan penawaran yang sama

sampai didapatkan 1 harga penawaran terendah.

9) Keputusan Pengusulan Calon Pemenang

26

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

27

1) Panitia/Fungsi Pengadaan menetapkan 1 calon pemenang yang

telah memasukkan penawaran

2) Panitia/Fungsi Pengadaan meyertakan 2 urutan penawaran

paling menguntungkan sebagai cadangan apabila calon

pemenang mengundurkan diri.

3) Panitia/Fungsi pengadaan membuat laporan dalam rangka

pengambilan keputusan penetapan pemenang

10) Keputusan Penetapan Pemenang

Panitia Pelelangan/Fungsi Pengadaan memberitahukan kepada para

peserta, keputusan Pejabat Berwenang tentang penetapanan

pemenang pelelangan selambat-lambatnya satu hari kerja setelah

diterimanya keputusan tersebut.

11) Pengumuman Pemenang

Keputusan pemenang diumumkan di website/email

12) Sanggahan Peserta

1) Vendor mengajukan sanggahan di website (soft copy) dan

tertulis (hardware) kepada pejabat berwenang menetapkan

pemenang

2) Jawaban sanggahan diberikan baik melalui website (soft copy)

dan tertulis (hard document) kepada pejabat berwenang

menetapkan pemenang

13). Penunjukkan Pemenang

a. Penunjukan pemenang dapat dilakukan apabila tidak ada

sanggahan atau ternyata sanggahan tidak benar, atau sanggahan

diterima melewati waktu masa sanggah. Selanjutnya pemenang

melakukan tanda tangan kontrak kerjasama pekerjaan lelang

dengan Pertamina.

b. Pembuatan Perjanjian/Kontrak, setelah pemenang pelelangan

ditunjuk, maka Fungsi Pengadaan membuat draft kontrak yang

mengikat kedua belah pihak dan ditandatangani oleh Pejabat

Berwenang dan pemenang pelelangan.

2.7.1.2 Pemilihan Langsung

Pemilihan Langsung memiliki prosedur yang sama dengan

pelelangan namun perbedannya tidak dilakukan pengumuman pengadaan

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

melainkan Panitia/Fungsi Pengadaan langsung mengundang 5 (lima)

calon penyedia barang/jasa yang dipilih dari data rekanan/vendor atau

yang telah mempunyai Surat Keterangan Terdaftar (SKT).

2.7.1.3 Penunjukan Langsung

Penunjukan langsung tidak melakukan pengumuman pengadaan

melainkan langsung menunjuk 1 (satu) penyedia barang/jasa dan tidak

ada masa sanggah.

2.7.2 Diagram Alir Pengadaan

Berikut ini adalah diagram aliran Tata Kerja Organisasi Pengadaan

Barang/Jasa di PT. Pertamina.

28

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

29

Gambar 2.4 Alur lelang E-procurement Pertamina

Sumber: Tata Kerja Organisasi Pengadaan Barang/Jasa Metode Pelelangan No.B-

006/I10100/2007-SO

2.7.3 Pemasok dan Rekanan

Dalam dokumen Tata Kelola Perusahaan milik PT. Pertamina, Perseroan

menganggap bahwa Pemasok dan Rekanan sebagai mitra strategis dalam rangka

mendukung kegiatan operasional perusahaan. Keberadaan Pemasok dan

Rekanan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberlangsungan

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

usaha perusahaan. Oleh karena itu, Perseroan senantiasa menjaga hubungan

kerja sama secara profesional dan saling menguntungkan.

Kontrak pekerjaan antara Perseroan dengan Pemasok dan Rekanan

merupakan perikatan yang memberikan hak dan kewajiban kepada masing-

masing pihak. Perseroan mempunyai komitmen untuk menyusun kontrak dan

menyampaikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan kontrak tersebut

secara benar dan bukan informasi yang menyesatkan atau mengelabui Pemasok

dan Rekanan. Penyusunan kontrak pekerjaan dengan Pemasok dan Rekanan

dilakukan dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dalam hubungan bisnis

yang saling menguntungkan. Perseroan senantiasa memenuhi kewajiban-

kewajiban yang tercantum dalam kontrak pekerjaan tersebut dengan penuh

tanggung jawab.

2.8 Procurement Performance

Definisi kinerja sebenarnya memiliki banyak arti dan dikaitkan kegunaannya

dengan ketenagakerjaan baik dari individu maupun kelompok dalam suatu

organisasi. Menurut Rivai dan Basri (2005) pengertian kinerja adalah kesediaan

seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang

diharapkan. Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun

kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu

maupun kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada

personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada

keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi (Ilyas, 2001). Sedangkan menurut

Amstrong (2004) kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja

dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang

disepakati. Dengan kata lain kinerja dapat didefinisikan sebegai penampilan

seseorang atau kelompok yang memiliki tanggung jawab sesuai jabatan pekerjaannya

untuk mencapai tujuan-tujuan sesuai dengan strategi yang dibentuk dalam organisasi.

Dalam proses pengadaan, variabel kinerja dapat menentukan seberapa besar

tingkat keberhasilannya. Menurut jurnal yang membahas tentang manfaat kinerja

pengadaan yang dapat dicapai dengan mengadopsi e-procurement di perusahaan

sektor publik, terdapat dampak yang dijadikan pengukuran yaitu: efektifitas,

30

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

31

efesiensi, dematerialisasi, kompetitif, dan transparansi. (Gardenal et al., n.d.).

Procurement Performance merupakan pengaruh dari penggunaan sistem e-

procurement terhadap proses pengadaan sehingga berdampak pada kinerja

operasional organisasi. Pada penelitian ini, dampaknya terhadap kinerja pengadaan

dapat diukur dengan beberapa dimensi, yaitu: internal performance, supplier-related,

dan internal customer (Quesada et al., 2010).

Penggunaan teknologi e-procurement terbukti dapat memberikan pengaruh

positif untuk kinerja pengadaan dari suatu perusahaan. Pernyataan ini datang sebagai

hasil dari penetrasi TI di segala aspek kehidupan yang menyatakan bahwa saat ini

semuanya cenderung berputar di sekitar penggunaan teknologi pada berbagai

perusahaan (Wu et al., 2009). Terdapat pernyataan lain bahwa dengan memanfaatkan

teknologi pengadaan baru, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dari proses

pengadaan dengan demikian dapat mencapai kinerja perusahaan yang lebih tinggi

(Lindskog dan Wennberg, 2002).

Kinerja pengadaan juga dapat berdampak pada hubungan dengan para

pemasok. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Talluri et al. (2006) dan Fang et

al. (2007) manajer mengakui manfaat dari e-procurement seperti: koordinasi yang

lebih baik dengan pemasok, waktu transaksi lebih cepat, fleksibilitas yang lebih

tinggi, integrasi pemasok yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah. Maka

menjaga hubungan dengan pemasok sangat penting untuk proses pengadaan sebagai

pendukung operasional perusahaan. Selanjutnya menurut jurnal dari Nath dan

Angeles (2007) yang membahas tentang hubungan antara seller-buyer dalam B2B e-

procurement, selain untuk menjalin hubungan dengan pemasok untuk pertukaran

informasi, perusahaan harus dapat mencari pemasok mereka dengan barang dan jasa

sesuai dengan yang mereka butuhkan. Faktor lain yang mempengaruhi lebih lanjut

hubungan seller-buyer meliputi karakteristik pasokan seperti pentingnya untuk

pembeli, kompleksitas pasokan, dinamika pasar, dan alternative ketersediaan

pasokan.

Selanjutnya menurut Croom dan Johnston (2003) kinerja pengadaan dapat

diukur dengan fokus pada penggunaan e-procurement sebagai e-service, hal itu

menunjukkan dampak dari segi e-business terhadap internal customer. Pada

penelitian di jurnal ini responden sebagai pelanggan internal puas menggunakan

sistem pengadaan elektronik karena efisien, cepat, dan mudah. Walaupun kepuasan

dari sisi external customer juga penting, nanun setiap bagian dari suatu organisasi

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

memberikan kontribusi untuk kepuasan pelanggan eksternal, caranya dengan

memuaskan pelanggan internalnya sendiri terlebih dahulu. Internal customer

merupakan orang-orang yang bekerja di dalam suatu perusahaan, baik secara

langsung atau di departemen lain, termasuk orang-orang dalam perusahaan lain yang

bekerja dengan perusahaan tersebut untuk menyediakan produk atau jasa. Dengan

kata lain, kinerja pengadaan secara elektronik dapat berdampak kepada internal

customer dari segi penghematan biaya, proses, maupun kepuasan internal customer.

2.9 Hubungan User-Perceived E-procurement Quality terhadap Procurement

Practice

Terdapat beberapa teori yang dapat menghubungkan user-perceived e-

procurement quality dengan procurement practice. Pertama, teori menurut Tavi

(2008) bahwa organisasi tidak dapat mengabaikan manfaat dari praktek pengadaan

secara e-procurement untuk meningkatkan kontrol, penghematan biaya, efisiensi, dan

hubungan dengan pemasok. Kedua, teori menurut Brandon Jones dan Carey (2009)

yang menyatakan bahwa efektifitas dan efisiensi sebagai manfaat pengadaan secara

e-procurement tidak akan didapat jika pengguna e-procurement tidak mematuhi

sistem dan kontrak. Maksud dari mematuhi sistem adalah mematuhi semua prosedur

sistem e-procurement dengan melakukan proses pengadaan dari awal hingga akhir

secara elektronik yang berlaku. Sedangkan mematuhi kontrak adalah sejauh mana

individu mematuhi kontrak pengadaan yang diamanatkan. Jika dikaitkan dengan

kedua teori di atas maka pada saat pengguna mematuhi sistem dan kontrak selama

proses e-procurement akan berdampak pada praktek pengadaan yang efektif dan

efesien. Dari teori-terori tersebuk dapat disimpulkan bahwa user-perceived e-

procurement quality memiliki hubungan terhadap procurement practice.

2.10 Hubungan User-Perceived E-procurement Quality terhadap Procurement

Performance

Menurut Lindskog dan Wennberg (2002) dengan memanfaatkan teknologi e-

procurement maka perusahaan dapat meningkatkan proses pengadaan yang lebih

efisien. Manfaat e-procurement akan dirasakan oleh pengguna jika mematuhi proses

e-procurement sehingga berdampak pada kinerja pengadaan (Brandon-Jones &

Carey, 2010). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rossler dan Hirsz (1996),

berfokus pada pengukuran kinerja untuk memeriksa dan memahami user-perceived

32

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

33

e-procurement quality. Dengan pengukuran tersebut dapat diketahui juga bagaimana

dampaknya kepada procurement performance. Maka dapat disimpulkan bahwa user-

perceived e-procurement quality memiliki hubungan terhadap procurement

performance.

2.11 Hubungan Procurement Practice terhadap Procurement Performance

Procurement Practice memiliki hubungan terhadap procurement

Performance. Pernyataan tersebut dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan

Vaidyanathan et al. (2008) menunjukkan bahwa frekuensi penerapan procurement

practice yang lebih tinggi secara postif mempengaruhi dampak dari e-procurement

pada procurement performance.

2.12 Penelitian Terdahulu

Berikut ini dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan

untuk penelitian sekarang.

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian

1. (Quesada et al.,

2010)

Impact of e-procurement

on procurement practices

and performance

Structural

Equation

Model

Penelitian

menunjukkan bahwa

penggunaan E-

procurement

Technology

(EPT) positif

mempengaruhi

persepsi

manajer dari

kedua PPR dan

PP

2 (Brandon-Jones The impact of user- OLS Bukti kuat

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian

& Carey, 2010) perceived

e-procurement quality on

system

and contract compliance

Regression ditemukan dari

hubungan

positif antara

pengguna

dirasakan EPQ

dan kedua

sistem dan

kepatuhan

kontrak

3 Sekarang Analisis Pengaruh User-

Perceived E-Procurement

Quality Terhadap

Procurement Practice

dan Dampaknya Pada

Procurement

Performance; Studi

Kasus: PT. Pertamina

(Persero)

Path Analysis Untuk

mengetahui

hubungan

pengaruh

antara User-

Perceived E-

Procurement

Quality,

Procurement

Practice, dan

Procurement

Performance

2.13 Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini variabel independent yang pertama adalah User-Perceived

Eprocurement Quality (X), dengan dimensi professionalism, usability, dan training.

Variabel Dependen pada penelitian ini adalah procurement performance (Z), yang

terdiri dari internal performance, supplier-related, dan Internal Customer.

Procurement Practice (Y), yang terdiri dari Request For Quotation, Negotiation,

Contracting. Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar 2.5 sebagai berikut.

34

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

35

Variabel Independent Variabel Dependent

Variabel mediasi

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran

Sumber: Peneliti 2014

2.14 Hipotesis

Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diuraikan diatas, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berkut:

Dasar pengambilan keputusan:

Sig > 0,05: Ho diterima, Ha ditolak

Sig < 0,05: Ho ditolak, Ha diterima

1. Untuk T-1

Ho = Penerapan user-perceived e-procurement quality (X) tidak memiliki

pengaruh terhadap procurement practice (Y) pada PT. Pertamina (Persero)

Ha = Penerapan user-perceiced e-procurement quality (X) memiliki pengaruh

terhadap procurement practice (Y) pada PT. Pertamina (Persero)

2. Untuk T-2

Ho = Penerapan user-perceived e-procurement (X) tidak memiliki pengaruh

terhadap procurement performance (Z) pada PT. Pertamina (Persero)

Ha = Penerapan user-perceived e-procurement quality (X) memiliki pengaruh

terhadap procurement performance (Z) pada PT. Pertamina (Persero)

3. Untuk T-3

Procurement Practice (Y)

Request For Quatation

Negotiation Contracting

Procurement Performance (Z)

Internal Performance

Supplier Related

Internal Customer

User-Perceived E-Procurement

Quality (X)

Professionalism Usability Training

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-2... · Web view2.7 Praktek Pengadaan di PT. Pertamina (Persero) Untuk menjalankan praktek pengadaan harus mengutamakan

Ho = Procurement Practice (Y) tidak memiliki pengaruh terhadap Procurement

Performance (Z) pada PT. Pertamina (Persero)

Ha = Procurement Practice (Y) memiliki pengaruh terhadap Procurement

Performance (Z) pada PT. Pertamina (Persero)

4. Untuk T-4

Ho = Penerapan user-perceived e-procurement quality (X) tidak memiliki

pengaruh terhadap procurement practice (Y) dan dampaknya procurement

performance (Z) pada PT. Pertamina (Persero)

Ha = Penerapan user-perceived e-procurement quality (X) memiliki pengaruh

terhadap procurement practice (Y) dan dampaknya procurement performance

(Z) pada PT. Pertamina (Persero).

36