digilib.uns.ac.id · i peningkatan keterampilan berbicara krama dengan metode fishbowl pada siswa...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA
DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII G
SMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Drajat Magister
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Oleh:
NADHIF DWI SAPUTRA
S441302010
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA
DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII G
SMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN
TESIS
Oleh
NADHIF DWI SAPUTRA
S441302010
Komisi
Pembimbing
Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Andayani, M. Pd.
NIP 1960103011986012001 .......................
Pembimbing II Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd.
NIP 195601211982032003 .......................
Telah dinyatakan memenuhi syarat
pada tanggal .....................2015
Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
FKIP UNS
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi., M. Pd.
NIP 196204071987031003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN PENGUJI
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA
DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII G
SMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN
TESIS
Oleh:NADHIF DWI SAPUTRA
S441302010
Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd.NIP 196204071987031003 ………….…………. ………
Sekertaris Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd.NIP 194612081982031001 ………….…………. ………
AnggotaPenguji
1.Prof. Dr. Andayani, M. Pd.NIP 196010301986012001 ………….…………. ………
2.Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd.NIP 195601211982032003 ………….…………. ………
Telah dipertahankan di depan penguji pada Ujian TesisDinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal................................. 2015
Mengetahui:
Dekan Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan
Ketua Program StudiMagister Pendidikan Bahasa Indonesia
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd.NIP 196007271987021001
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd.NIP 196204071987031003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TEKS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:1. Tesis yang berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA
KRAMA DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII GSMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN” ini adalah karya penelitian sayasendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan olehorang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya ataupendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulisdigunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan sertadaftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiahini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi teks Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lainharus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs KependidikanFKIP UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya dalamsatu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasidari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa IndonesiaMinat Utama Pendidikan Bahasa Jawa PPs Kependidikan FKIP UNS berhakmempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi PendidikanBahasa dan Sastra Jawa PPs Kependidikan FKIP UNS. Apabila saya melakukanpelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksiakademik yang berlaku.
Surakarta, 18 Februari 2015
Mahasiswa
Nadhif Dwi SaputraNIM S441302010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Goleka teken, nggonen teteken sing tekun, supaya ketekan sedyamu.
Ketika apa yang kita jalani terasa berat, percayalah kita sedang naik level.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Aku persembahkan karya ini kepada Bapak, Ibu, Istri, dan sumber semangatku:
Lintang Fazila Navisastra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis mengucapkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Berbicara Krama dengan Metode Fishbowl Pada Siswa Kelas VII G
SMPN 3 Mejayan Kabupaten Madiun”, dapat tersusun dengan baik dan lancar.
Penelitian ini dapat terlaksana dan laporan hasil dapat diwujudkan dalam bentuk tesis
karena melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sepantasnya pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar S-2 di Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.;
2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin penyusunan tesis;
3. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin
penyusunan tesis;
4. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa
dan Sastra Jawa, Prof. Dr. H. Sarwiji Suwandi, M.Pd. yang telah memberi saran dan
motivasi untuk segera menyelesaikan tesis ini;
5. Prof. Dr. Andayani, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dengan penuh kesabaran dan
ketekunan telah memberi saran dan arahan demi kesempurnaan tesis ini;
6. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. selaku dosen pembimbing II dengan penuh
kesabaran dan ketelatenan telah memberi bimbingan demi kesempurnaan tesis ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Pang Sugiharto, M.Pd. selaku Kepala SMPN 3 Mejayan yang telah memberi izin
untuk melakukan penelitian di sekolah yang menjadi tanggung jawab pengelolaan
dan pengawasannya;
8. Vivin Novalina Herawati, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Jawa SMPN 3
Mejayan yang telah berkenan menjadi kolaborator dan melaksanakan penelitian
tindakan kelas;
9. Teman-teman Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan Februari
2013 yang selalu berjuang bersama dan saling memberi motivasi;
Akhir kata, penulis hanya dapat berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada semua pihak tersebut di atas dan mudah-
mudahan tesis ini dapat bermanfaat untuk kita semua, khususnya bagi pendidik dan
umumnya bagi pembaca untuk menambah pengetahuannya.
Surakarta, 18 Februari 2015
Penulis
Nadhif Dwi Saputra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
Nadhif Dwi Saputra. S441302010. 2014. Peningkatan Keterampilan Berbicara KramaDengan Metode Fishbowl Pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 3 Mejayan KabupatenMadiun. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama PendidikanBahasa dan Sastra Jawa. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I: Prof. Dr.Andayani, M.Pd., Pembimbing II: Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berbicara krama siswa.Peserta didik cenderung kurang tertarik terhadap pembelajaran, sedangkan guru masihmenggunakan metode konvensional. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitasproses pembelajaran berbicara krama dan meningkatkan keterampilan berbicara kramasiswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan melalui penerapan metode fishbowl.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakandalam empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Metodepenelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan subyek penelitiansiswa dan guru kelas VII G SMPN 3 Mejayan. Teknik pengumpulan data menggunakanobservasi, wawancara, kajian dokumen dan tes. Uji validitas data menggunakantrianggulasi sumber data. Teknik analisis data dengan teknik analisis kritis dan teknikdeskriptif komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode fishbowl dapatmeningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara krama siswa ditandaimeningkatnya kinerja siswa. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan metodefishbowl dapat meningkatkan kemampuan berbicara krama siswa kelas VII G SMPN 3Mejayan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tindakan yang dilakukan selama dua siklus.Pada siklus I siswa tuntas memperoleh nilai di atas KKM (75) meningkat menjadi 19siswa atau sebesar (68%) dengan nilai rata-rata 74, 5. Pada siklus II ada 26 siswa (89%)yang sudah tuntas, dengan nilai rata-rata 84,6.Pada siklus II ini pencapaian nilai baiksecara kualitas proses (kinerja siswa) maupun hasil telah mencapai ketuntasan yanglebih dari 80%. Selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbicara kramadengan menggunakan metode fishbowl dapat meningkatkan kualitas prosespembelajaran berbicara krama dan dapat meningkatkan keterampilan berbicara kramasiswa.
Kata kunci: berbicara, krama, metode fishbowl.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACT
Nadhif Dwi Saputra. S441302010. 2014. The Improvement of Speaking Kramawith Fishbowl Method in the VII G Graders of SMP Negeri 3 Mejayan. Thesis.Indonesian Language Education Study Program of Javanese Language and LettersMain Concentration. Surakarta Sebelas Maret University. First Counselor: Prof.Dr. Andayani, M.Pd., Second Counselor: Prof. Dr. Prof. Dr. Retno Winarni,M.Pd.
Background of this research was low skill on speaking Javanese languagekrama. Student educated less interested to study, while teacher still use theconventional method. This research aimed to improve the quality of Javaneselanguage krama speaking learning process and to improve Javanese languagekrama speaking skill method in the VII G Graders of SMP Negeri 3 Mejayanusing fishbowl method.
This study was a Classroom Action Research (CAR) conducted in fourstages: planning, acting, observing, and reflecting. The research method employedwas descriptive qualitative one with the students and the teachers of the VII GGrade of SMP Negeri 3 Mejayan as the subjects of research. Techniques ofcollecting data used were observation, interview, document study and test. Thedata validation was conducted using data source triangulation. Techniques ofanalyzing data used were critical and descriptive comparative analysis ones.
The result of research showed that the fishbowl method could improve thequality of student’s speaking Javanese language krama learning process. Thisstudy also showed that using fishbowl method could improve the speakingJavanese language krama ability of the VII G Graders of SMP Negeri 3 Mejayan.It could be seen from the result of action conducted in two cycles. In cycle I,students obtained the score above KKM (Minimum Passing Criteria) (75)increased to 19 (68%) students with the mean score of 74.5. In cycle II, itincreased to 26 (89%) students with the mean score of 84,6. In cycle II, theachievement of score had achieved the passing criteria higher than 80%, in eitherthe process (student performance) or the result (outcome). Subsequently, it couldbe concluded that the speaking Javanese language krama learning using fishbowlmethod could improve the quality of speaking Javanese language krama learningprocess and the student’s speaking Javanese language krama skill.
Keywords: speaking, Javanese language krama, fishbowl method.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
SARIPATHI
Nadhif Dwi Saputra. S441302010. 2014. Mundhakake Kaprigelan WicaraKrama Kanthi Metode Fishbowl Tumrap Siswa Kelas VII G SMP Negeri 3Mejayan Kabupaten Madiun. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaMinat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Sebelas MaretSurakarta. Panuntun I: Prof. Dr. Andayani, M.Pd., Panuntun II: Prof. Dr. RetnoWinarni, M.Pd.
Panaliten punika dipunpawadani dening andhapipun pasinaon wicantenkrama. Siswa katingal kirang remen kaliyan pasinaon, ewadene dwija taksihngginakaken metodhe konvensional. Panaliten punika nggadhahi ancasmindhakaken kualitas proses pasinaon wicanten krama lan mindhakakenkaprigelan wicanten krama siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan lumantarpangetraping metodhe fishbowl.
Panaliten punika minangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ingkangdipunlampahi kanthi sekawan tataran inggih punika perencanaan, tindakan,observasi lan refleksi. Metodhe panaliten ingkang dipunginakaken inggih punikametodhe deskriptif kualitatif kanthi subjek panaliten siswa lan dwija kelas VII GSMPN 3 Mejayan. Teknik pangempalan dhata migunakaken observasi,wawancara, kajian dokumen lan tes. Uji validitas dhata ngginakaken triangulasisumber dhata. Teknik analisis dhata kanthi teknik analisis kritis lan teknikdeskriptif komparatif.
Asil panaliten nedahaken menawi metodhe fishbowl saged mindhakakenkualitas proses pasinaon wicanten krama siswa, tinengeran kanthi mindhakipunkinerja siswa. Panaliten punika ugi nedahaken menawi kanthi metodhe fishbowlsaged mindhakaken kaprigelan wicanten krama siswa kelas VII G SMPN 3Mejayan. Bab punika tiningalan saking asil tindakan ingkang dipunlampahidangunipun kalih siklus. Wonten ing siklus I siswa tuntas pikantuk bijisanginggilipun KKM (75) mindhak dados 19 siswa utawi (68%) kanthi biji rata-rata 74, 5. Wonten ing siklus II 26 siswa (89%) sampun tuntas, kanthi biji rata-rata 84,6. Wonten ing siklus II punika wekasanipun biji kualitas proses kinerjasiswa lan kinerja guru sarta asil sampun tuntas utawi langkung saking 80%.Sabibaripun, saged dipundudut menawi pasinaon wicanten krama kanthipangetraping metodhe fishbowl saged mindhakaken kualitas proses pembelajaranwicanten krama lan saged mindhakaken kaprigelan wicanten krama siswa.
Tembung wos: wicara, krama, metodhe fishbowl.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HalamanJUDUL ............................................................................................................ i
PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS......................................................... ii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS ................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ................ iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT ...................................................................................................... x
SARIPATHI ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 10
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 10
B. Kajian Teori................................................................................................. 11
1. Hakikat Ketrampilan Berbicara.................................................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. Pengertian Berbicara .................................................................................... 11
b. Tujuan Berbicara.......................................................................................... 13
c. Metode Pembelajaran Berbicara .................................................................. 14
c. Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara ..................................................... 15
d. Penilaian Keterampilan Berbicara................................................................ 16
e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbicara....................................................... 17
2. Hakikat Tingkat Tutur Bahasa Jawa ............................................................ 18
a. Pengertian Tingkat Tutur.............................................................................. 18
b. Bahasa Jawa Ragam Krama ......................................................................... 20
1) Krama Lugu ................................................................................................. 21
2) Krama Alus .................................................................................................. 22
c. Pembagian Tingkat Tutur Bahasa Jawa ....................................................... 23
1) Ngoko Lugu ................................................................................................. 24
2) Ngoko Alus .................................................................................................. 25
3) Krama Lugu ................................................................................................. 26
4) Krama Alus .................................................................................................. 26
3. Hakikat Metode Pembelajaran Fishbowl ..................................................... 27
a. Pengertian Pembelajaran .............................................................................. 27
b. Metode Pembelajaran................................................................................... 27
c. Metode Fishbowl .......................................................................................... 28
d. Prosedur Metode Fishbowl .......................................................................... 29
e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Fishbowl ............................................. 29
4. Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran......................................................... 30
a. Indikator Kualitas Proses Pembelajaran....................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
1) Kinerja Guru ................................................................................................ 31
2) Kinerja Siswa .............................................................................................. 34
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 37
D. Hipotesis Tindakan...................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 41
B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................................... 41
C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 41
D. Data dan Sumber Data ................................................................................ 42
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42
F. Validasi Data................................................................................................ 44
G. Teknik Analisis Data................................................................................... 44
H. Indikator Kinerja ......................................................................................... 45
I. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 49
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 49
1. Kondisi Pratindakan ..................................................................................... 49
2. Deskripsi Siklus 1 ........................................................................................ 52
a. Perencanaan Tindakan Siklus I .................................................................... 52
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I..................................................................... 55
c. Observasi Siklus I......................................................................................... 57
d. Refleksi Siklus I ........................................................................................... 62
3. Deskripsi Siklus 2 ........................................................................................ 63
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................................... 65
c. Observasi Siklus II ....................................................................................... 67
d. Refleksi Siklus II.......................................................................................... 73
B. Pembahasan ................................................................................................. 74
1. Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa danKualitas Proses Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama ................... 74
2. Pembelajaran Berbicara Jawa Krama dengan Menggunakan MetodeFishbowl ..................................................................................................... 75
3. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Kramadengan Menggunakan Metode Fishbowl .................................................... 76
4. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama denganMenggunakan Metode Fishbowl ................................................................. 76
5. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Kramadengan Menggunakan Metode Fishbowl .................................................... 77
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 79
A. Simpulan ..................................................................................................... 79
B. Implikasi ...................................................................................................... 80
C. Saran ............................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh Kosa Kata Madya ............................................................. 22
Tabel 2.2 Contoh Kosa Kata Krama Andhap-Krama Inggil ......................... 23
Tabel 2.2 Instrumen Penilaian Kinerja Guru ................................................ 33
Tabel 2.4 Instrumen Penilaian Kinerja Siswa ................................................ 36
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 40
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I...................................... 58
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I ...................................... 59
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I........................................................... 61
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II ................................... 69
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II ..................................... 70
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 71
Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dan
Siklus II ......................................................................................... 72
Tabel 4.8 Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa krama Siswa . 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 38
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 41
Gambar 4.1 Siswa tidak memperhatikan dan berbicara dengan temannya .. 49
Gambar 4.2 Siswa Ketika Berdiskusi Fishbowl Siklus 1 ............................. 46
Gambar 4.3 Siswa yang Aktif Mendapatkan Penghargaan .......................... 57
Gambar 4.4 Suasana Diskusi Kelompok Siklus I. ........................................ 58
Gambar 4.5 Suasana Pembelajaran Siklus I ................................................. 60
Gambar 4.6 Histogram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I .......................... 62
Gambar 4.7 Suasana Pembelajaran Siklus II ............................................... 66
Gambar 4.8 Suasana Ketika Siswa Berdiskusi Fishbowl ............................. 67
Gambar 4.9 Siswa Mendapat Penghargaan karena Aktif.............................. 68
Gambar 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II . ......................................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 01 Silabus ..................................................................................... 87
Lampiran 02 RPP Prasiklus .......................................................................... 95
Lampiran 03 Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Prasiklus ................................................................................. 103
Lampiran 04 Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Prasiklus ............... 109
Lampiran 05 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Prasiklus ............ 105
Lampiran 06 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru Prasiklus ............. 107
Lampiran 06a Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa Prasiklus....................... 109
Lampiran 06b Daftar Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Krama Prasiklus
.................................................................................................. 110
Lampiran 07 RPP Siklus I ............................................................................. 112
Lampiran 08 Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Siklus I...................................................................................... 118
Lampiran 09 Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Siklus I ................ 122
Lampiran 10 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus I ............... 126
Lampiran 11 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru Siklus I ................. 128
Lampiran 12 Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa Siklus I ......................... 130
Lampiran 13 Daftar Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Krama Siklus I 132
Lampiran 14 RPP Siklus II ........................................................................... 134
Lampiran 15 Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Siklus II .................................................................................... 140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Lampiran 16 Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Siklus II ............. 144
Lampiran 17 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus II .............. 148
Lampiran 18 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru Siklus II................ 150
Lampiran 19 Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa Siklus II ....................... 152
Lampiran 20 Daftar Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Krama
Siklus II .................................................................................... 154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran sebagai
penyampai informasi. Kebenaran seseorang dalam berbahasa akan berpengaruh
terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbahasa Jawa yang baik dan
benar mempunyai beberapa konsekuensi terkait dengan pemakaiannya sesuai
dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu yaitu ketika berbicara kepada
orang yang lebih tua atau orang yang dihormati, bahasa Jawa krama menjadi
prioritas utama. Sementara penggunaan bahasa Jawa ngoko diprioritaskan ketika
berbicara dalam situasi mitra tutur merupakan teman sebaya atau orang yang
memiliki hubungan yang sudah dekat atau akrab.
Berdasarkan aspek-aspek keterampilan berbahasa, berbicara merupakan
salah satu dari empat aspek keterampilan yang sangat penting dimiliki dan
dikuasai oleh sesorang. Semua aktivitas manusia terencana didasarkan pada
bahasa. Bahasa sendiri mempunyai bentuk dasar berupa ucapan dan lisan. Jadi
belajar bahasa pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi, dan berkomunikasi
adalah berbicara.
Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat Jawa memiliki sistem atau
adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat yang lain. Masyarakat Jawa
mengenal adanya sistem tingkat tutur. Sistem tingkat tutur masyarakat Jawa
dibagi dalam tingkatan-tingkatan yang memiliki fungsi masing-masing di dalam
kehidupan bermasyarakat. Ragam ngoko digunakan untuk berkomunikasi dengan
teman sebaya. Sementara ragam krama digunakan untuk berkomunikasi kepada
orang yang lebih tua atau orang yang dihormati.
Masyarakat menganggap anak yang salah dalam menggunakan bahasa
Jawa krama kepada orang tua dianggap tidak memiliki sopan santun. Oleh sebab
itu, kemampuan berbahasa Jawa siswa sebagai generasi muda Jawa sangat
diperlukan. Mereka sebagai generasi muda Jawa memiliki tanggung jawab untuk
menjaga dan melestarikan budaya Jawa, termasuk bahasa Jawa. Apalagi bahasa
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Jawa memiliki nilai budi pekerti yang dapat membentuk karakter bangsa menjadi
lebih baik. Ragam krama pada umumnya dianggap sebagai ragam bahasa Jawa
yang paling sulit untuk dipelajari. Diduga penyebabnya antara lain rendahnya
perbendaharaan kata siswa, kekurangpahaman siswa terhadap kaidah tingkat tutur
bahasa Jawa, dan lingkungan.
Berbicara merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan
berkembang apabila tidak dilatih secara terus menerus. Dalam lingkungan
pendidikan, para siswa dituntut terampil berbicara dalam proses pembelajaran.
Para siswa harus mampu mengutarakan gagasannya. Mereka juga harus menjawab
pertanyaan atau mengajukan pendapat, mempertahankan pendapat, menyanggah
pendapat siswa lain, atau mempengaruhi alur pemikiran siswa lain. Oleh sebab
itu, keterampilan berbicara harus dimiliki oleh semua orang. Seseorang yang
memiliki keterampilan berbicara yang baik akan memiliki kemudahan dalam
pergaulan dan segala pesan yang disampaikan akan mudah diterima oleh orang
lain.
Dalam kurikulum muatan lokal (2005:3), tujuan pembelajaran mata
pelajaran bahasa Jawa disebutkan sebagai berikut: (1) Siswa menghargai dan
membanggakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dan berkewajiban
mengembangkan serta melestarikan, (2) Siswa memahami bahasa jawa dari segi
bentuk, makna dan fungsi serta menggunakan dengan tepat untuk bermacam-
macam tujuan, keperluan dan keadaan misalnya: di sekolah, di rumah, di
masyarakat dengan baik dan benar, (3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan
bahasa jawa dengan baik dan benar untuk meningkatkan keterampilan,
kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan
kemampuan yang berguna, menggeluti konsep abstrak, dan memcahkan masalah),
kematangan emosional dan sosial, (4) Siswa dapat bersikap lebih positif dalam
tata kehidupan sehari-hari dalam lingkungannya.
Keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa adalah keterampilan menulis,
membaca, berbicara, dan menyimak. Keempat keterampilan berbahasa tersebut
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu keterampilan yang bersifat reseptif, yaitu
keterampilan menyimak dan membaca. Keterampilan yang bersifat produktif,
yaitu keterampilan berbicara dan menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Keterampilan menulis dan berbicara merupakan aspek penting dalam
pembalajaran bahasa Jawa. Lewat kemampuan menulis dan berbicara, ide dan
gagasan yang telah dimiliki oleh siswa dapat dituangkan. Keberadaan tulisan yang
sistematis, kohesif dan koherensif dan kemantapan dalam wicara, kefasihan dalam
pelafalan, dan ketepatan intonasi sangat dibutuhkan siswa. Dan, apabila dua
kemampuan bahasa tersebut tidak dimiliki oleh secara komperehensif, maka
hubungan kemampuan dan menulis bahasa Jawa menjadi tidak seimbang.
Keadaan seperti ini akan menghambat ketuntasan belajar siswa.
Siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan memiliki kebiasan menulis dan
berbicara. Kemampuan produktif ini diperoleh sejak duduk di bangku Sekolah
Dasar. Akan tetapi hasil observasi prapenelitian menunjukkan, bahwa
keterampilan siswa utamanya dalam berbicara krama masih rendah. Hal ini
tampak pada: (1) siswa kurang memberi respon pada pelajaran bahasa Jawa,
karena metode yang diterapkan masih dominan konvensional seperti ceramah,
tanya jawab, dan penugasan. Guru masih belum maksimal memanfaatkan model
pembelajaran inovatif, (2) pada saat diberi pertanyaan siswa menjawab
sekadarnya karena kurang pemahaman terhadap materi yang disampaikan guru.
Jawaban yang diberikan masih belum sesuai yang diharapkan, (3) siswa kurang
aktif, minat rendah dan kerja sama antarsiswa kurang sehingga dalam mengikuti
pelajaran mereka kurang percaya diri baik dalam menjawab pertanyaan mauun
berinteraksi dalam kelompok diskusi, (4) siswa takut dan malu bila jawaban yang
diberikan salah dan ditertawakan oleh teman-temannya.
Berdasarkan prapenelitian yang dilakukan, penyebab masih rendahnya
keterampilan berbicara terdapat beberapa permasalahan yang mendasar. Adapun
permasalahan yang terdapat bukan saja datang dari faktor kurang profesionalnya
seorang guru, akan tetapi juga berasal dari kurang berminatnya siswa akan
hadirnya mata pelajaran Bahasa Daerah. Pelajaran Bahasa Daerah dianggap kuno
dan sulit untuk dipelajari. Hal ini diperparah oleh keseharian siswa di rumah yang
tidak menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.
Penguasaan materi oleh seorang guru sangat berpengaruh terhadap
pengajaran di dalam kelas. Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa daerah
SMPN 3 Mejayan, diketahui bahwa: (1) pembelajaran bahasa Jawa masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dominan menggunakan metode ceramah. (2) guru belum maksimal dalam
merencanakan dan menerapkan langkah-langkah pembelajaran karena tidak ada
rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) guru kurang memotivasi siswa untuk aktif
dalam pembelajaran, (4) guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran,
sehingga membuat siswa pasif, (5) guru tidak memberikan reward kepada siswa,
(6) guru hanya bergantung pada LKS, buku materi atau literatur tertentu tanpa
adanya percobaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kejiwaan
siswa.
Terbukti dari hasil evaluasi mata pelajaran bahasa Jawa yang diberikan guru
kelas SMPN 3 Mejayan khususnya mengenai berbicara Jawa krama hasilnya
masih mengecewakan. Belum semua peserta didik mendapatkan nilai yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh
sekolah. Dari 28 peserta didik, hanya peserta didik berjumlah 9 yang nilainya
mencapai KKM. Nilai KKM yang ditentukan yaitu 75. Peserta didik yang nilainya
masih dibawah 75 atau belum mencapai KKM ada 19 siswa.
Siswa-siswa SMPN 3 Mejayan merupakan siswa-siswa yang berasal dari
berbagai kalangan masyarakat. Baik dari kalangan menengah ke bawah dan
menengah ke atas. Akan tetapi hasil observasi menyebutkan, bahwa mereka
kurang berminat terhadap materi bahasa daerah. Adapun nilai bahasa daerah
mereka bisa dikatakan kurang memenuhi persyaratan kategori nilai siswa yang
berminat, atau masih di bawah KKM.
Sebagai solusi dari permasahan yang mendasar tersebut, maka perlu adanya
Penelitian Tindak Kelas (selanjutnya disingkat PTK). PTK memberikan solusi dan
alternatif-alternatif pengobatan masalah yang sedang dialami dalam proses belajar
mengajar. Tentunya dengan menerapkan metode tertentu yang sekiranya sesuai
apabila diterapkan pada siswanya sekaligus mampu membawa kejiwaan siswa
menuju tingkat kesenangan yang sesungguhnya terhadap materi pelajaran yang
diajarkan.
Penelitian PTK bersifat reflektif-kolaboratif. Artinya, apa dan mengapa
permasalahan yang timbul hanya terjadi di dalam kelas dan diteliti oleh guru dan
peneliti. Menurut Hopkins (dalam Sarwiji, 2011:15) PTK memiliki karakteristik
sebagai berikut: (1) perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
practice from within); (2) usaha kolaboratif antara guru dan dosen (an
collaborative effort between school teachers and teacher educators); (3) bersifat
fleksibel (a reflective practice made public).
Pembelajaran berbicara akan efektif apabila siswa mau mencoba berbicara
langsung. Salah satu jenis kegiatan berbicara adalah melalui diskusi. Banyak guru
yang kurang menghargai potensi diskusi dalam proses pembelajaran. Mereka
berpendapat waktu mengajar dan menyampaikan materi akan tersita untuk
berdiskusi. Mereka tidak menyadari bahwa diskusi adalah metode yang ampuh
yang dapat digunakan tidak hanya untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah, namun juga untuk pemahaman sebuah materi (Gall dan Maxwell, 2001).
Berangkat dari hal tersebut, metode yang akan dipilih dalam PTK ini adalah
metode diskusi Fishbowl. Metode Fishbowl adalah metode diskusi yang
menekankan pada prinsip belajar berpusat pada pengalaman siswa (the center of
students experience). Metode ini bertujuan supaya seluruh anggota kelompok
diskusi mendpatkan kesemptan untuk memberikan kontribusi dan mendengarkan
pandangan serta pemikiran anggota lain. Metode ini memiliki struktur pengajaran
yang sangat sesuai digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, karena
menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.
Semua siswa mendapat kesempatan yang adil dan sama dalam menyumbangkan
pemikirannya. Metode ini sangat cocok untuk pelajaran bahasa Jawa pada
keterampilan berbicara krama, karena pembelajaran berbicara Jawa dari hari ke
hari semakin menunjukkan penurunan minat generasi muda, jadi perlu didukung
dengan metode yang efektif dan menarik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperlukan perbaikan dan
peningkatan terhadap kualitas proses dan keterampilan berbicara krama siswa.
Peneliti merumuskan judul penelitian tindakan kelas ini adalah “Peningkatan
Keterampilan Berbicara Krama dengan Metode Fishbowl Pada Siswa Kelas VII
G SMPN 3 Mejayan Kabupaten Madiun”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode Fishbowl dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran berbicara krama pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Kabupaten Madiun?
2. Apakah penerapan metode Fishbowl dapat meningkatkan keterampilan
berbicara krama pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan Kabupaten
Madiun?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara krama pada siswa
kelas VII G SMPN 3 Mejayan Kabupaten Madiun.
2. Meningkatkan keterampilan berbicara krama pada siswa kelas VII G SMPN
3 Mejayan Kabupaten Madiun.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat baik
secara teoretis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan pembelajaran bahasa
Jawa khususnya sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara krama
siswa SMP/Mts.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa:
1) Keterampilan berbicara krama siswa meningkat melalui metode Fishbowl.
2) Pembelajaran akan lebih menarik karena berlangsung dalam situasi yang
nyaman dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Menumbuhkan motivasi siswa untuk berpern aktif sebaai pelaku utama
pembelajaran dengan dasar suka rela, riang, dan gembira.
b. Bagi Guru:
1) Meningkatkan kualitas guru yang inovatif dan kreatif saat kegiatan belajar
mengajar dalam pembelajaran berbicara krama.
2) Sebagai upaya untuk menawarkan inovasi baru cara pembelajaran melalui
metode Fishbowl dalam meningkatkan keterampilan siswa berbicara
krama.
c. Bagi Sekolah:
1) Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya menciptakan inovasi-
inovasi pembelajaran bagi guru-guru yang lain.
2) Memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum sekolah
berdasarkan indikator-indikator pembelajaran berbicara krama yang telah
ditentukan.
3) Memberikan pengalaman bagi sekolah berkaitan dengan penelitian
tindakan kelas.
4) Dapat menumbuhkan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga tercipta
kualitas pembelajaran yang baik, aktif, efektif, dan inovatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bagian bab dua ini isinya meliputi deskripsi tentang tinjauan pustaka,
landasan teori, dan kerangka berpikir. Tinjauan pustaka menampilkan beberapa
penelitian yang memiliki relevansi dengan kompetensi yang ingin diraih dalam
penelitian ini, yakni kemampuan berbicara berbahasa Jawa ragam krama.
Sementara penelitian sejenis dengan model pembelajaran fishbowl, khususnya
dalam konteks pembelajaran bahasa Jawa belum ditemukan. Secara lengkap
tinjauan pustaka uraiannya meliputi, pustaka yang menyangkut deskripsi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), keterampilan berbicara ragam krama,dan
metode fishbowl.
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengacu pada penelitian-
penelitian sebelumnya tang sudah pernah dilakukan peneliti sebelumnya. Flor
(2013) dalam Use Of Fishbowl Method for A Discussion with A Large Group
menyimpulkan bahwa metode Fishbowl cocok untuk digunakan pada diskusi
dengan jumlah anggota yang besar, bahkan sampai 50 siswa. Peserta diskusi dapat
membuat aturan seperti kontrak belajar sebelum memulai diskusi. Guru sebagai
fasilitator harus memandu jalannya diskusi agar ketertarikan siswa tentang materi
yang sedang didiskusikan terjaga dan fokus. Relevansi dengan penelitian ini
adalah, hasil penelitian tersebut sesuai dengan keadaan kelas VII G SMPN 3
Mejayan yang siswanya berjumlah 28 anak. Biasanya semakin besar jumlah
rombongan belajar, apabila diadakan diskusi akan rawan terjadi
ketidakkondusifan keadaan. Aturan yang dibuat sebelum melakukan diskusi
ditujukan untuk menghindari hal tersebut. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu
jenis penelitian yang digunakan. Penelitian tersebut merupakan penelitian
kualitatif yang meneliti tingkat efektivitas metode fishbowl untuk kelompok besar,
sedangkan penelitian ini merupakan penelitian tindakan.
Pentingnya melestarikan bahasa Jawa terutama bahasa Jawa Krama juga
diteliti oleh Sukoyo (2013) dalam Hubungan Antara Penguasaan Tingkat Tutur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dan Sikap Ekstrovert dengan Keterampilan Berbicara Krama Alus Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri
Semarang. Hasil penelitian tersebut menyatakan sikap ekstrovert cukup
mempengaruhi keterampilan berbicara krama alus. Penelitian tersebut relevan
karena meneliti keterampilan berbicara Krama siswa, hanya bedanya pada jenis
penelitian yang digunaan dan juga subjeknya. Penelitian di atas bukan merupakan
PTK, dan subjek yang diteliti adalah mahasiswa.
Goh (2013) dalam Globalization and Teacher Development for Spoken
English Instruction (Globalisasi dan Pengembangan Guru untuk Pembelajaran
Berbicara Bahasa Inggris) menyatakan guru tidak boleh melupakan pentingnya
mengasah keterampilan mengajar bahasa sehingga dapat meningkatkan modal
profesional mereka untuk memediasi dampak globalisasi bagi siswanya. Ide-ide
yang terkait mengajar keterampilan berbicara dan menyimak (oracy) dalam
bahasa kedua karena pentingnya dua keterampilan berbahasa itu dalam
mengembangkan keterampilan penting abad ke-21 dalam dunia global. Relevansi
dengan penelitian di atas adalah keterampilan berbicara sangat penting dalam
menyongsong era global. Karena semakin global pengetahuan siswa harus segera
diimbangi dengan kebudayaan lokal.
Syahri (2013) menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul Resemblance of
Indirectness In Politeness of EFL Learners’ Request Realizations (Kesamaan
Ketidaklangsungan Dalam Realisasi Kesantunan Berbahasa Permohonan) bahwa
prinsip-prinsip kesantunan secara umum digunakan oleh penutur bahasa manapun
saat melakukan beragam tindak tutur. Akan tetapi, penutur bahasa tertentu
menerapkan kesantunan sesuai dengan norma-norma budaya yang berlaku. Dalam
hal ini bahasa Jawa, ragam krama alus pada zaman sekarang sangat menunjukkan
identitas orang Jawa. Semakin sedikit generasi muda Jawa yang menguasai dan
menggunakan ragam bahasa ini. Hal ini karena mereka menganggap bahasa Jawa
krama alus sulit dan tidak praktis, padahal nilai moral yang terkandung dalam
krama alus sangat tinggi.
Taylor (2007) dalam Fostering Engaging and Active Discussion in Middle
School Classroom mengatakan bahwa metode diskusi Fishbowl dapat menolong
guru sekolah menengah untuk memotivasi siswa dalam mengikuti diskusi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
komprehensif di berbagai bidang ilmu. Motivasi dan komitmen adalah dua kunci
dalam keberhasilan melakukan diskusi yang komprehensif. Penelitian yang
dilakukan Taylor relevan karena sama-sama membahas bagaimana membuat
sebuah diskusi yang aktif pada tingkat SMP (Middle School). Salah satu metode
diskusi yang disarankan adalah metode fishbowl yang digunakan dalam penelitian
ini.
Indriyani (2014) dengan judul penelitian Improving Effective Study
Groups in Speaking Class through Inside-Outside Circle juga relevan dengan
penelitian ini. Peneltitian tersebut menyatakan bahwa metode inside-outside circle
adalah metode yang menarik untuk pembelajaran berbicara. Dengan metode ini
siswa menjadi lebih aktif. Semua siswa akan mendapatkan kesempatan untuk
berbicara, jadi tidak ada siswa yang bersembunyi di belakang punggung temannya
seperti pada kelas konvensional. Perlu diketahui, metode inside-outside circle
merupakan nama lain dari metode fishbowl seperti yang digunakan pada
penelitian ini.
Pinandhita (2014) dalam penelitiannya Implementing 3D Animation Film
as a Device to Enhance Students‟ Speaking Skill for 1A Grade Students of IKIP
PGRI Madiun menyatakan bahwa keterampilan berbicara sangat penting untung
menunjang komunikasi yang efektif. Pembelajaran berbicara memerlukan metode
yang efektif agar peserta didik aktif dalam pembelajaran. Hal ini menjadi
kesamaan dengan penelitian ini, yaitu tentang pembelajaran berbicara., namun
metode yang digunakan berbeda.
Penelitian yang menggunakan metode yang sama ditulis oleh Yabarmase
(2014) Fishbowl Strategy: An Effective Way to Improve Students‟ Speaking
Ability. Penelitiannya yang juga berjenis PTK mengungkapkan bahwa sebelum
penggunaan metode fishbowl, tingkat ketuntasan siswa hanya mencapai 26,6%.
Setelah penerapan metode fishbowl, tingkat ketuntasan naik secara signifikan
menjadi 100%. Senada dengan penelitian ini, metode fishbowl sama-sama
digunakan untuk meningkatan keterampilan berbicara siswa. Hanya perbedaannya
selain setting penelitian, juga bidang bahasa yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Kajian Teori
1. Hakikat Keterampilan Berbicara
a. Pengertian Berbicara
Kemampuan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan
bahasa, selain menyimak, membaca dan menulis. Dalam konteks pengajaran
bahasa, empat keterampilan ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Karenanya setiap siswa yang belajar tentang bahasa harus
menguasai empat kompetensi tersebut.
Andayani (2010:3) mengemukakan bahwa pada hakikatnya berbicara
merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi
bahasa. Lebih jauh Andayani menjelaskan bahwa kemampuan berbicara adalah
kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan,
dan perasaan. Pendengar menerima pesan atau informasi melalui rangkaian nada,
tekanan, dan penempatan persendian. Jika komuniksi berlangsung secara tatap
muka, berbicara itu dapat dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara.
Harmer (2001:155) menyatakan bahwa sebagian besar kegiatan berbicara
melibatkan interaksi dengan satu atau lebih peserta, dimana kegiatan berbicara
yang efektif melibatkan banyak mendengarkan, dan memahami tentang
bagaimana yang dirasakan peserta lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa berbicara
melibatkan pembicara dan pendengar.
Slamet (2008: 33) menjelaskan, berbicara tidak sekadar pengucapan bunyi-
bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah sarana untuk mengkomunikasikan gagasan-
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
pendengar atau penyimak. Sementara Tarigan (2008: 16) mendefinisikan,
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Dalam pandangan Tarigan berbicara merupakan suatu sistem tanda-
tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang
memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot manusia demi maksud dan tujuan
gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbeda dengan Zuhri (2010:
10) memberikan batasan berbicara lebih praktis, yakni mengucapkan kata-kata
atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, baik kecil maupun besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Beberapa keterangan di atas dapat
disimpulkan, berbicara yaitu kemampuan untuk menguasai (mengucapkan) bunyi
artikulasi atau berupa kata atau kalimat sebagai sarana untuk mengkomunikasikan
perasaan dan gagasan kepada orang lain sesuai dengan kebutuhan.
Masih menurut Slamet (2008: 37) bahwa berbicara dapat ditinjau sebagai
seni dan sebagai ilmu. Berbicara sebagai seni menekankan penerapannya sebagai
alat komunikasi dalam masyarakat, dan yang menjadi perhatiannya antara lain (1)
berbicara di muka umum, (2) diskusi kelompok, dan (3) debat. Sedangkan
berbicara sebagai ilmu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan (1) mekanisme
berbicara dan mendengar, (2) latihan dasar tentang ujaran dan suara, (3) bunyi-
bunyi bahasa, dan (4) patologi ujaran (gangguan yang menghambat komunikasi
verbal). Tarigan (2008: 17) menandaskan bahwa berbicara memiliki tiga tujuan
umum, yakni (1) memberitahukan atau melaporkan (to inform), (2) menjamu dan
menghibur (to intertain), dan (3) membujuk, mengajak, mendesak dan
meyakinkan (to persude).
Keberhasilan berkomunikasi atau berbicara seseorang di masyarakat
sangat tergantung terhadap kedewasaan atau kematangan pribadinya. Syarat
utamanya meliputi empat hal. Meliputi (1) keterampilan sosial (social skill), yakni
kemampuan berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan masyarakat
(apa yang harus dikatakan, bagaimana cara mengatakannya, bagaimana apabila
mengatakannya, dan kapan tidak mengatakannya?), (2) keterampilan semantik
(semantic skill), yaitu kemampuan untuk mempergunakan kata-kata dengan tepat
dan penuh pengertian, (3) keterampilan fonetik (phonetic skill), yaitu kemampuan
membentuk unsur-unsur fonemik bahasa kita secara tepat, dan (4) kemampuan
vokal (vocal skill), adalah kemampuan untuk menciptakan efek emosional yang
diinginkan dengan suara kita (Tarigan, 2008: 20-22).
Dari beberapa pendapat di atas akhirnya dapat disimpulkan, makna
berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa, tentunya tidak saja
mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa saja, melainkan lebih itu berbicara dalam
konteks yang teratur, sistematis dan logis. Dalam berbicara seorang telah
mengumpulkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya kepada orang lain secara
lisan agar mampu diterima pesannya dengan baik. Berbicara adalah kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menyampaikan pikiran melalui sarana bahasa lisan. Kemampuan berbicara
merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai seorang guru. Seorang guru yang
menuntut siswanya dapat berbicara dengan baik, terlebih dahulu guru tersebut
harus mampu memberi contoh berbicara dengan baik. Melalui berbicara, guru
dapat mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya secara lisan.
Berdasarkan kepentingannya berbicara digunakan di muka umum, dalam
diskusi kelompok, dan debat. Tujuan bicara mencakup memberitahukan atau
melaporkan, menghibur, dan membujuk atau mengajak. Kunci keberhasilan bicara
sangat tergantung pada keterampilan sosial, keterampilan semantik, keterampilan
fonetik, dan keterampilan vokal. Hakikat kemampuan berbicara berbahasa Jawa
ragam krama dalam penelitian ini adalah bagaimana peserta didik mampu
melakukan ujaran atau percakapan dengan orang lain menggunakan ragam krama
sesuai dengan unggah-ungguh basa.
b. Tujuan Berbicara
Seseorang melakukan kegiatan berbicara secara umum adalah untuk
melakukan komunikasi. Komunikasi yang baik tentunya komunikasi yang terarah
sesuai dengan maksud dan tujuannya, serta dapat dipahami oleh lawan tutur.
Untuk itu seseorang tidak hanya bisa berbicara tetapi diharapkan untuk terampil
berbicara. Pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan
kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Adapun untuk mencapai tujuan tersebut perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: (1) kemudahan berbicara, (2) kejelasan, (3) bertanggung jawab,
(4) membentuk pendengaran yang kritis, dan (5) membentuk kebiasaan. Pada
akhirnya harapan seseorang dalam menyampaikan pesan kepada orang lain
adalah untuk mendapatkan responsi atau reaksi.
Andayani (2010:4) menyatakan secara umum tujuan berbicara adalah
sebagai berikut: (1) mendorong atau menstimulasi; (2) meyakinkan; (3)
menggerakkan; (4) menginformasikan; dan (5) menghibur.
Sebuah pembicaraaan dikatakan mendorong apabila pembicara berusaha
mendorong pendengar untuk tidak mudah putus asa. Pembicara selaku motivator
memberikan semangat yang diharapkan kemudian memberikan inspirasi kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pendengarnya.
Pembicara yang berusaha meyakinkan dan mempengaruhi pendengarnya
adalah pembicara yang bertujuan untuk meyakinkan pendengarnya. Guna
memperkuat pernyataannya, pembicara butuh contoh konkret agar meyakinkan
pendengar. Ketika pembicara menghendaki adanya tindakan atau perbuatan dari
para pendengar, maka ia bertujuan untuk menggerakkan. Misalnya, aksi
penggalangan dana korban bencana alam, dan penandatanganan resolusi.
Tujuan suatu pembicaraan dikatakan menginformasikan apabila
pembicara ingin memberi tahu pendengar tentang suatu hal yang ia anggap
penting untuk dimengerti dan dan dipahami oleh pendengar. Hal ini seperti yang
dilakukan seorang guru di depan anak didiknya ketika menjelaskan pokok
bahasan.
Tujuan terakhir dari seseorang berbicara adalah menghibur. Pembicara
dikatakn bertujuan menghibur apabila ia bermaksud menyenangkan atau
menggembirakan pendengarnya. Melalui humor yang tepat, pendengar yang
tertawa senang merupakan indikasi bahwa merasa terhibur.
c. Metode Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran berbicara mempunyai sejumlah komponen yang
pembahasanya diarahkan pada segi metode pengajaran. Guru harus dapat
mengajarkan keterampilan berbicara dengan menarik dan bervariasi. Menurut
Tarigan (2008: 106) ada 4 metode pengajaran berbicara antara lain: (1)
Pecakapan; percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu
topik tertentu antara dua atau lebih pembaca. Greene dan Petty dalam Tarigan
(2008: 106). Percakapan selalu terjadi dua proses yakni proses menyimak dan
berbicara secara simultan. Percakapan biasanya dalam suasana akrab dan
peserta merasa dekat satu sama lain dan spontanlitas. Percakapan merupakan
dasar keterampilan berbicara baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
(2) Bertelepon; Telepon adalah alat komunikasi yang sudah meluas sekali
pemakaianya. Keterampilan menggunakan telepon bisnis, menyampaikan berita
atau pesan. Penggunaan telepon menuntut syarat-syarat tertentu antara lain:
berbicara dengan bahasa yang jelas, singkat dan lugas. Metode bertelepon dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
digunakan sebagai metode pengajaran berbicara. Melalui metode bertelepon
diharapkan siswa didik berbicara jelas, singkat dan lugas. Siswa harus dapat
menggunakan waktu seefisien mungkin.
(3) Wawancara; Andayani (2010:7) megemukakan bahwa wawancara
merupakan bentuk komunikasi yang khas karena jarang terjadi perubahan pelaku
komunikasi. Menurut Tarigan (2008: 126) wawancara atau interview sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya wartawan mewawancara
para menteri, pejabat atau tokoh-tokoh masyarakat mengenai isu penting.
Wawancara dapat digunakan sebagai metode pengajaran berbicara, pada
hakekatnya wawancara adalah bentuk kelanjutan dari percakapan atau tanya
jawab. Percakapan dan tanya jawab sudah biasa digunakan sebagai metode
pengajaran berbicara.
(4) Diskusi; diskusi sering digunakan sebagai kegiatan dalam kelas.
Metode diskusi sangat berguna bagi siswa dalam melatih dan mengembangkan
keterampilan berbicara dan siswa juga turut memikirkan masalah yang
didiskusikan. Guru sekarang masuh sering meremehkan diskusi sebagai salah satu
proses pembelajaran, padahal dengan metode yang baik diskusi sangat efektif
membanu pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipelajari.
Diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih individu yang
berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu
melalui cara tukar menukar informasi untuk memecahkan masalah (Kim Hoa
Nio dalam Tarigan, 2008:128). Diskusi dapat juga berarti pembicaraan antar
dua atau lebih orang dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian,
kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu masalah (Andayani,
2010:7). Jadi, dapat disimpulkan diskusi adalah pertemuan antara dua orang atau
lebih untuk membahas penyelesaian dari suatu masalah.
c. Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
Berbicara adalah suatu kegiatan komunikasi antara 2 orang atau lebih
menggunakan bahasa lisan. Maidar dan Mukti (1993: 18) menyatakan dalam
berbicara ada beberapa faktor yang menunjang keefektifan berbicara. Faktor-
faktor tersebut antara lain : (1) Faktor kebahasaan yang meliputi (a) Ketepatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ucapan, pengucapan bunyi-bunyian harus tepat, begitu juga dengan penempatan
tekanan, durasi, dan nada yang sesuai; (b) Pemilihan kata atau diksi, harus jelas,
tepat dan bervariasi sehingga dapat memancing kepahaman dari pendengar; (c)
Ketepatan sasaran pembicara, pemakaian kalimat atau keefektivan kalimat
memudahkan pendengar untuk menangkap isi pembicaraan. (2) Faktor non
kebahasaan yang meliputi (a) Sikap yang tidak kaku; (b) Kesediaan menghargai
pendapat; (c) Pandangan ke pendengar; (d) Gerak-gerik atau mimik tepat; (e)
Kenyaringan suara; (f) Kelancaran berbicara; (g) Penguasaan topik.
d. Penilaian Keterampilan Berbicara
Setiap kegiatan belajar perlu diadakan penilaian, setelah proses belajar
mengajar itu selesai. Penilaian ini dapat diperoleh melalui tes. Tes merupakan alat
yang dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana siswa
mampu mengikuti proses belajar mengajar yang telah berlangsung. Cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berbicara adalah
tes kemampuan keterampilan berbicara. Pada prinsipnya ujian keterampilan
berbicara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara yang difokuskan
pada praktik berbicara.
Penilaian di dalam keterampilan berbicara ditentukan dari 2 hal, yaitu
faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan (Nurgiyantoro, 1995: 152).
Penilaian dari faktor kebahasaan meliputi: (1) ucapan, (2) tata bahasa, (3) kosa
kata, sedangkan penilaian dari faktor nonkebahasaan meliputi: (1) ketenangan, (2)
volume suara, (3) kelancaran, (4) pemahaman.
Yuwana (2012:124) memberikan contoh penilaian kinerja untuk berbicara
yaitu: (1) tekanan dan ucapan sudah standar, (2) tata bahasa digunakan dengan
benar tidak lebih dari dua kesalahan, (3) kosakata teknis dan umum digunakan
dengan tepat, (4) pembicaraan dalam segala hal lancar, dan (5) pemahaman
terhadap segala sesuatu dalam percakapan normal dan koloqi. Selanjutnya aspek-
aspek yang dinilai dalam berbicara secara lebih singkat meliputi: (1) tekanan, (2)
tata bahasa, (3) kosakata, (4) kelancaran, dan (5) pemahaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
e. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran berbicara perlu memahami beberapa prinsip-prinsip yang
mendasari kegiatan berbicara. Bahasa Jawa itu tidak sulit, tetapi juga tidak
semudah membalik telapak tangan, yang penting adalah kemauan dan ketekunan.
H. Douglas Brown mengemukakan lima prinsip belajar berbicara yang efektif
meliputi: (1) gaya hidup (lifestyle); (2) kemauan (total comittment); (3)mencoba
/ berlatih (trying); (4)pelajaran dalam kelas (beyond class); (5)strategi (strategy).
Masing-masing prinsip tersebut apabila dikaitkan dengan pembelajaran
berbicara bahasa Jawa secara ringkas akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Gaya hidup (Lifestyle)
Praktek dalam kehidupan sehari-hari, jika siswa ingin belajar berbicara
bahasa Jawa dengan efektif, siswa harus menjadikan bahasa Jawa sebagai bagian
dari kehidupan. Artinya, setiap hari siswa berbicara dengan menggunakan bahasa
Jawa, pada setiap ada kesempatan yang ditemui baik dalam lingkungan sekolah
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa juga disebut sebagai bahasa
ibu karena bahasa Jawa telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari.
2) Kemauan (Total Comittment)
Kemauan untuk menjadikan bahasa Jawa sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Siswa harus memiliki komitmen untuk
melibatkan bahasa Jawa dalam hidup secara fisik, secara mental, dan secara
emosional. Secara fisik, siswa harus bisa mencoba mendengar, membaca dan
menulis. Penggunan berbicara bahasa Jawa terus-menerus dan berulang-ulang,
misalnya dalam memahami bahasa Jawa, jangan kata per- kata, tetapi arti secara
keseluruhan. Paling penting adalah keterlibatan secara emosional dengan bahasa
Jawa, yaitu perlu memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar berbicara bahasa
Jawa.
3) Mencoba / Berlatih (Trying)
Pada tahappembelajaran (tahappercobaan), sangat wajar jika melakukan
kesalahan, yang penting adalah mengetahui kesalahan yang dilakukan dan
memperbaiki dikesempatan yang berikutnya. Siswa tidak usah malu bertanya
dengan menggunakan bahasa Jawa dan tidak usah takut melakukan kesalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dari pertanyaan yang diajukan, sehingga dengan kesalahan itu siswa bisa belajar
banyak dari kesalahan yang dilakukan dan berusaha memperbaiki kesalahan
tersebut.
4) Pelajaran dalam kelas (Beyond Class)
Belajar bahasa Jawa secara formal (di kelas), biasanya jam-jam belajar
sangat terbatas, karena seminggu hanya satu jam atau dua jam pelajaran, yang
pasti jam belajar di kelas ini tentunya sangat terbatas. Belajar bisa lebih efektif,
harus menciptakan kesempatan untuk belajar juga di luar jam-jam belajar di
kelas (informal), seperti: berdikusi dengan teman dan berkomunikasi
menggunakan bahasa Jawa dengan teman-teman, dengan percakapan langsung.
5) Strategi
Komitmen, keberanian mencoba, dan menjadikan bahasa Jawa sebagai
bagian hidup yang telah diterapkan. Langkah selanjutnya adalah menerapkan
strategi belajar yang tepat untuk menujang proses belajar. Strategi ini bisa
dikembangkan dan disesuaikan dengan kepribadiaan dan gaya belajar masing-
masing siswa, misalnya belajar berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan
bermain peran dan percakapan. Berbicara bahasa Jawa tersebut mencakup
tentang bertanya, mendengar, memperbaiki ucapan dan meningkatkan kosa
kata siswa dengan gaya belajar.
2. Hakikat Tingkat Tutur Bahasa Jawa
a. Pengertian Tingkat Tutur
Istilah unggah-ungguh, undha-usuk dan speech levels adalah beberapa
istilah serupa yang dimaksudkan sebagai tingkat tutur. Unggah-ungguh basa Jawa
selain mengandung makna tingkat-tingkatan, dalam bahasa juga mengandung
makna kesantunan atau etika (Sasangka, 2004:10). Menurut Harjodipuro (2000:
19) unggah-ungguh basa oleh orang asing disebut speech level, kemudian dalam
bahasa Indonesia disebut tingkat tutur atau tingkat ujaran.
Mangunsuwito (2002:288) mengatakan unggah-ungguh basa adalah kata-
kata yang sopan santun, basa-basi. Bentuk unggah-ungguh adalah kata majemuk,
atau juga merupakan bentuk perulangan dari kata unggah. Kata unggah
mempunyai makna ‘bergerak dari atas ke bawah, naik’. Hal ini berarti unggah-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ungguh ditujukan untuk menghormati kepada yang lebih tinggi, baik itu dari segi
umur maupun kedudukan.
Menjabarkan pengertian unggah-ungguh basa adalah persoalan seorang
penutur (O1) harus mampu membedakan penggunaan ragam ngoko dan ragam
krama ketika bertutur dengan mitra tutur (O2/O3, dan seterusnya). BJ ragam
ngoko adalah bentuk ungkapan biasa yang bernilai keakraban, sedangkan kosa
kata krama sebagai bentuk penghormatan. Orang Jawa dikenal sebagai pribadi
yang sangat memperhatikan unggah-ungguh, subasita atau tata krama, sebagai
watak dasar orang Jawa yang bersahaja dan senang menghormati orang lain.
Karenanya, saat berbicara dengan orang lain cenderung menggunakan BJ ragam
krama sebagai wujud penghormatan dan sikap santun, kecuali bagi mitra wicara
yang dianggap sudah akrab atau status umur dan status sosial di bawahnya.
Penggunaan unggah-ungguh basa berpedoman antara lain: (1) faktor umur
(contohnya anak kecil dengan orang yang lebih tua atau dewasa), (2) faktor
kekerabatan, orang yang status kekeluargaannya lebih muda akan menghormati
yang lebih tua, (3) faktor kedudukan, contohnya murid menghormati guru,
bawahan menghormati atasan, (4) faktor kualitas pribadi, orang yang
berpendidikan tinggi di masyarakat biasanya cenderung lebih dihormati, (5) faktor
perkenalan, orang yang baru kenal biasanya akan menggunakan BJ krama untuk
menghormati, (6) faktor darah, orang yang memiliki gelar kebangsaan atau
berdarah biru lebih dihormati (kendati poin ini sekarang sudah berkurang), dan (7)
faktor status ekonomi, sebagian pandangan orang Jawa masih menganggap orang
yang secara ekonomi lebih mampu akan lebih dihormati (Harjawiyana, 2001: 13).
Krama adalah salah satu tingkatan bahasa dalam Bahasa Jawa. Bahasa ini
paling umum dipakai di kalangan orang Jawa. Pemakaiannya sangat baik untuk
berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih tua. Membicarakan
Krama erat kaitannya dengan kesantunan berbahasa. Kesantunan (politiness),
kesopansantunan, atau etiket adalah tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan
disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus
menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karena itu,
kesantunan ini biasa disebut “tatakrama”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Berdasarkan pengertian tersebut, kesantunan dapat dilihat dari berbagai
segi dalam pergaulan sehari-hari. Pertama, kesantunan memperlihatkan sikap
yang mengandung nilai sopan santun atau etiket dalam pergaulan sehari-hari.
Ketika orang dikatakan santun, maka dalam diri seseorang itu tergambar nilai
sopan santun atau nilai etiket yang berlaku secara baik di masyarakat tempat
seseorang itu megambil bagian sebagai anggotanya. Ketika dia dikatakan santun,
masyarakat memberikan nilai kepadanya, baik penilaian itu dilakukan secara
seketika (mendadak) maupun secara konvensional (panjang, memakan waktu
lama). Sudah barang tentu, penilaian dalam proses yang panjang ini lebih
mengekalkan nilai yang diberikan kepadanya.
Kedua, kesantunan sangat kontekstual, yakni berlaku dalam masyarakat,
tempat, atau situasi tertentu, tetapi belum tentu berlaku bagian masyarakat,
tempat, atau situasi lain. Ketika seseorang bertemu dengan teman karib, boleh saja
dia menggunakan kata yang agak kasar dengan suara keras, tetapi hal itu tidak
santun apabila ditujukan kepada tamu atau seseorang yang baru dikenal.
Mengecap atau mengunyah makanan dengan mulut berbunyi kurang sopan kalau
sedang makan dengan orang banyak di sebuah perjamuan, tetapi hal itu tidak
begitu dikatakan kurang sopan apabila dilakukan di rumah. Ketiga, kesantunan
selalu bipolar, yaitu memiliki hubungan dua kutub, seperti antara anak dan
orangtua, antara orang yang masih muda dan orang yang lebih tua, antara tuan
rumah dan tamu, antara pria dan wanita, antara murid dan guru, dan sebagainya.
Dari penjelasan-penjelasan mengenai pengertian di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa tingkat tutur adalah tingkatan dalam suatu bahasa yang
berkaitan dengan tata krama dan sopan santun. Pemakaiannya menuntut
keterampilan penggunanya, karena dalam tingkat tutur lawan bicara atau mitra
tutur sangat menentukan jenis tingkat tutur mana yang dipakai. Salah dalam
menerapkannya akan berkibat anngapn dari mitra tutur bahwa pembicara kurang
sopan, atau tidak menghargai mitra tutur.
b. Bahasa Jawa Ragam Krama
Prinsip berbicara berbahasa Jawa ragam krama adalah bagaimana sikap
seorang penutur (O1) yang menunjukkan rasa hormat kepada mitra tutur (O2, O3,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dan seterusnya). Ragam krama adalah bahasa yang memiliki rasa penghormatan,
bahkan lebih tinggi. Penghormatan yang dilandasi sikap santun, perilaku terpuji,
kebaikan dan mengikuti aturan (Harjawiyana, 2001: 67). Penghormatan dari
perilaku bahasa ini tentunya membawa dampak sikap saling menghormati, rukun,
damai, tenggang rasa dan kehidupan harmonis dalam masyarakat.
Menurut Suwadji (dalam Harjodipuro 2000: 27) hubungan sopan santun
dengan BJ ragam krama yang sangat kuat, yakni (1) ajaran sopan-santun
merupakan warisan budaya Jawa yang masih hidup, (2) sopan santun sebagai ciri
khas masyarakat Jawa, (3) sopan santun dalam BJ menganjurkan bahwa
seseorang harus menghormati orang lain, dan (4) sopan santun dapat
memperlancar (membangun hubungan harmonis) dalam pergaulan.
Ragam krama secara praktis dibedakan menjadi dua, yakni krama lugu dan
krama alus. Ragam inilah yang sampai sekarang dipakai oleh penutur masyarakat
Jawa dan diajarkan dalam kurikulum BJ di tingkat sekolah dari pendidikan dasar
sampai menengah.
1) Krama Lugu
Krama lugu bukan diartikan sebagai kosa kata atau tuturan krama yang
standar (benar) sesuai unggah-ungguh basa. Krama lugu juga bisa disebut krama
madya. Sasangka (2010: 112) mengatakan bahwa krama lugu digunakan untuk
menandai suatu ragam yang kosa katanya terdiri atas leksikon krama, madya,
netral, dan atau ngoko serta dapat ditambah leksikon krama inggil dan krama
andhap. Secara semantis ragam krama lugu (madya) dapat didefinisikan sebagai
bentuk ragam krama yang kehalusannya masih rendah. Meski begitu, jika
dibanding ngoko lugu dan ngoko alus, krama lugu tetap menunjukkan kadar
kehalusan atau penghormatan dalam percakapan.
Krama madya atau krama lugu sering dipakai pada kalangan yang kurang
mahir bahasa krama dengan baik atau orang kebanyakan. Seperti kalangan petani,
pedagang di pasar, dan orang awam lain. Sayang dalam kenyataan masyarakat
dewasa ini, ragam krama lugu justru sering digunakan dalam percakapan sehari-
hari, khususnya dalam forum informal. Hal ini terjadi karena satu alasannya bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
generasi muda Jawa adalah sulitnya belajar ragam krama alus. Contoh kosa kata
madya seperti terlihat di bawah ini.
Tabel 2.1: Contoh Kosa Kata Madya
Ngoko Madya/ Krama Lugu Krama Inggil Artikowe njenengan panjenengan Andateka dugi dumugi datanglunga ndak tindak pergimarang teng dhateng menujukowe samang sampeyan kamu
Istilah madya sebenarnya hanya untuk menyebut jenis kosa kata (leksikon)
madya yang menandai ragam tersebut, dan tidak digunakan untuk menyebut suatu
ragam. Leksikon krama, baik itu krama inggil jenengan ‘Anda’ dan krama
andhap samang ‘Anda’ fungsinya sama digunakan untuk menghormati mitra tutur
(mitra wicara).
Dengan begitu dapat disimpulkan, bahwa ragam krama lugu (madya) adalah
ragam bahasa yang tidak standar. Ragam ini biasanya digunakan oleh kebanyakan
orang yang belum mahir berbahasa Jawa krama alus. Kendati diakui pada
kenyataannya di masyarakat, bahwa banyak penutur beranggapan bahasa krama
yang digunakan sudah benar (krama alus), padahal kenyataannya bahasa yang
digunakan ragam yang salah, krama lugu (madya).
2) Krama Alus
Ragam krama alus merupakan ragam BJ yang standar digunakan dalam
bahasa keseharian dan bernilai menghormati antara penutur dan mitra tutur.
Menurut Sasangka (2010: 119) bahwa ragam krama alus adalah bentuk unggah-
ungguh BJ yang semua kosa katanya terdiri atas leksikon krama dan dapat
ditambah dengan leksikon krama inggil dan krama andhap. Meskipun begitu yang
menjadi leksikon inti dalam ragam ini hanyalah leksikon yang berbentuk krama.
Sedangkan leksikon ngoko atau madya tidak ada dalam ragam ini, kecuali
leksikon netral (seperti kata tembok ‘dinding’, motor ‘motor’, meja ‘meja’, dan
sebagainya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Leksikon krama inggil digunakan untuk menyebutkan pada diri orang lain,
sedangkan leksikon krama andhap dikenakan untuk menyebutkan pada sikap
penutur atau orang yang kelas sosialnya lebih rendah daripada orang yang diajak
berbicara. Hal ini berkaitan dengan prinsip orang Jawa yang andhap asor ‘rendah
diri.’ Contoh leksikon krama andhap dan krama inggil dapat dibedakan pada data
di bawah ini.
Tabel 2.2: Contoh Kosa Kata Krama Andhap-Krama Inggil
Ngoko Krama Andhap Krama Inggil Artikowe sampeyan panjenengan kamumangan nedha dhahar makanturu tilem sare tiduromong matur ngendika bicaralunga kesah tindak pergi
Dalam tingkat tutur krama (krama alus), selain bentuk kata yang dijadikan
krama (kecuali leksokon netral), afiks (imbuhan) juga harus diubah dari ngoko
menjadi krama. Seperti imbuhan awalan di- menjadi dipun-, akhiran -e menjadi –
ipun, dan akhiran –ake menjadi –aken. Seperti dalam contoh: ditulis → dipun
serat ‘ditulis’, sikile → sukunipun ‘kakinya’, nukokake → numbasaken
‘membelikan,’ dan sebagainya.
Ragam krama alus merupakan ragam bahasa yang paling sempurna (standar)
yang digunakan untuk menghormati mitra tutur. Penggunaan ragam krama alus
selalu berpedoman kepada unggah-unggah basa (penggunaan kosa kata
berdasarkan tingkat umur dan sosial), yakni menggunakan kosa kata krama inggil
(orang yang lebih tinggi status sosial dan umurnya) dan krama andhap (orang
yang lebih rendah status sosial dan umurnya. Penggunaan krama diberlakukan
pada kata dasar (tembung lingga) dan imbuhan (panambang).
c. Pembagian Tingkat Tutur Bahasa Jawa
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang mengenal adanya tingkat tutur atau
undha-usuk basa atau unggah-ungguh basa. Adanya tingkat tutur dalam bahasa
Jawa merupakan adat sopan santun berbahasa Jawa. Adat sopan santun ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mencerminkan perilaku kebahasaan yang sebenarnya juga tercermin dari perilaku
masyarakat.
Menurut Harjawiyana dan Supriya (2001: 17-19) undha-usuk basa dapat di
golongkan menjadi dua yaitu undha-usuk basa di zaman kejawen dan undha-usuk
basa di zaman modern. Yang dimaksud dengan undha-usuk zaman kejawen
adalah zaman Keraton Surakarta dan Ngayogyakarta Hadiningrat, sekitar tahun
1900 Masehi. Undha-usuk di zaman modern ditandai setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Bahasa bersifat dinamis. Artinya akan selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman. Hal ini berlaku juga untuk bahasa Jawa. Pembagian undha-
usuk yang sangat banyak akhirnya mengerucut hanya menjadi dua yaitu ngoko
dan krama. Menurut Sudaryanto, 1989 dan Ekowardono, 1993 (dalam Sasangka,
2004: 16), Sudaryanto membagi tingkat tutur bahasa Jawa menjadi ngoko, ngoko
alus, krama dan krama alus, sedangkan Ekowardono mengelompokkan unggah-
ungguh bahasa Jawa menjadi dua, yaitu ngoko dan krama. Jika unggah-ungguh
ngoko ditambah kata krama inggil, unggah¬ungguh tersebut akan berubah
menjadi ngoko alus. Jika unggah-ungguh krama ditambah kata krama inggil,
unggah-ungguh tersebut akan berubah menjadi krama alus. Tanpa pemunculan
kata krama inggil, unggah-ungguh itu hanya berupa ngoko lugu dan krama lugu.
Perubahan undha-unsuk menjadi lebih sederhana sangat logis. Hal ini
seiring dengan perubahan sistem pemerintahan, dari zaman monarki, feodalisme
ke zaman demokrasi. Perubahan zaman tersebut berdampak pada perubahan
politik, ekonomi termasuk unggah-ungguh basa yang semakin sederhana. Zaman
demokrasi menginginkan kebebasan, sesuatu yang mudah dan sederhana,
termasuk dalam berbahasa.
Pembagian unggah-ungguh bahasa Jawa yang sekarang digunakan dalam
proses belajar mengajar di sekolah, mengacu pada pendapat Sudaryanto (1989)
dan Ekowardono (1993) yang pada dasamya memiliki kesamaan, yaitu: 1) ngoko
lugu, 2) ngoko alus, 3) krama lugu, dan 4) krama alus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Ngoko Lugu
Ngoko Lugu adalah ragam pemakaian bahasa Jawa yang seluruh
kalimatnya dibentuk dengan kosakata ngoko (tennasuk kosakata netral). Afiksnya
(awalan, akhiran) juga tetap menggunakan afiks ngoko. Ragam ini digunakan oleh
peserta tutur yang mempunyai hubungan akrab dan tidak ada usaha untuk saling
menghormati.
Ragam ngoko lugu digunakan untuk: (1) Berkomunikasi dengan orang
yang kedudukan atau statusnya lebih rendah misalnya antara guru dengan murid,
orang tua dengan anak, dan antara orang yang sudah akrap. (2) Berkomunikasi
yang sifatnya mum, misalnya pengumuman, iklan, menawarkan barang, dan juga
dapat digunakan dalam penulisan surat kabar.
2) Ngoko Alus
Ngoko alus adalah ragam pemakaian bahasa Jawa yang dasarnya adalah
ragam ngoko, namun juga menggunakan kosakata krama inggil, dan atau krama
andhap. Ngoko alus digunakan oleh peserta tutur yang mempunyai hubungan
akrab, tetapi diantara mereka ada usaha untuk saling menghormati (Hardyanto dan
Utami, 2001:47). Afiks yang digunakan adalah afiks ngoko, kecuali awalan -kok,
dan akhiran -mu. Awalan dan akhiran -mu diganti dengan kata panjenengan.
Harjawiyana dan Supriya (2001:46-49) mengemukakan tentang konsep
pembentukan ragam ngoko alus sebagai berikut. (1) Leksikon ngoko untuk
menghonnati orang lain diganti menjadi leksikon krama inggil (apabila ada) kalau
tidak ada maka tetap menggunakan leksikon ngoko tersebut. (2) Leksikon ngoko
yang berhubungan dengan diri pribadi walaupun memiliki leksikon krama inggil,
tetap digunakan leksikon ngoko. (tidak boleh menggunakan krama inggil untuk
diri pribadi), (3) Leksikon ngoko yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-
tunbuhan, walaupun memiliki kosakata krama inggil, maka tetap digunakan
ngoko. Misalnya : ''Perkutut Panjenengan njaluk ngombe 'Perkututmu minta
minum.' Kalimat tersebut sudah benar, jangan sampai justru diganti menjadi
"Perkutut panjenengan nyuwun unjukan." (4) Tidak digunakan leksikon krama,
hanya krama inggil atau ngoko saja, (5) Awalan, sisipan, akhiran tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
menggunakan ngoko kecuali awalan - kok, dan akhiran --mu. Awalan -kok dan
akhiran --mu diganti dengan kata panjenengan.
3) Krama Lugu
Krama adalah ragam pemakaian bahasa Jawa yang seluruh kalimatnya
dibentuk dengan kosakata krama, aliknya jugs menggunakan afiks krama. Krama
lugu digunakan oleh peserta tutur yang belum atau tidak akrap misalnya baru
kenal. Kaidah pembentukan krama lugu adalah sebagai berikut (1) Leksikon
ngoko yang memiliki padanan dalam leksikon krama, maka diubah menjadi
leksikon krama kecuali, yang tidak memiliki leksikon krama, maka tetap
menggunakan leksikon ngoko. (2) Leksikon ngoko yang berhubungan dengan diri
pribadi seandainya memiliki padanan dalam leksikon krama maka diubah menjadi
krama. (3) Afiks ngoko diubah menjadi krama, misalnya awalan di- diubah
menjadi dipun-, awalan kok- diubah menjadi sampeyan, ater-ater dak- diubah
menjadi kula. (4) Leksikon yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-tumbuhan
yang memiliki leksikon krama maka diubah menjadi krama. (Harjawiyana dan
Supriya,2001: 46-49)
4) Krama Alus
Ragam krama alus adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang
semua kosakatanya terdiri atas leksikon krama dan dapat ditambah dengan
leksikon krama inggil atau krarna andhap. Meskipun begitu yang menjadi
leksikon inti adalah leksikon yang berbentuk krama. Leksikon madya dan ngoko
tidak pernah muncul di dalam tingkat tutur krama alus (Sasangka, 2004;111)
Harjawiyana dan Supriya (2001: 98-101) menjelaskan tentang kaidah
pembentukan ragam krama alus, sebagai berikut. (1) Leksikon ngoko yang
memiliki padanan krama inggil maka diubah menjadi krama inggil kecuali yang
berhubungan dengan diri pribadi tetap menggunakan krama. (2) Apabila leksikon
ngoko tidak memiliki padanan dalam leksikon krama inggil, tetapi hanya
memiliki padanan dalam leksikon krama, maka diubah menjadi krama saja. (3)
Apabila leksikon ngoko tidak memiliki padanan dalam leksikon krama inggil,
maupun krama, tetapi hanya memiliki padanan dalam leksikon ngoko maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
diubah menjadi ngoko. (4) Semua afiks diubah menjadi krama. Misalnya di-
menjadi dipun-, kok-menjadi panjenengan. Akhiran —e diubah menjadi —ipun, -
en menjadi panjenengan.
3. Hakikat Metode Pembelajaran Fishbowl
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan membelajarkan siswa dengan menggunakan
asas pendidikan maupun teori belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297)
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional,
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu Pertama, dalam
proses pembelajaran melibatkan mental siswa secara maksimal, bukan hanya
menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas
siswa dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana
dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan
berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka
kontruksi sendiri (Sagala, 2007:63).
Sehubungan dengan ini, penggunaan pendekatan dan metode yang baik sangat
membantu. Penggunaan metode dalam pembelajaran harus dilakukan secara
selektif. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah kesesuaian antara metode
dengan: (1) bahan atau materi pelajaran; (2) tujuan yang ingin dicapai; (3)
keadaan dan kemampuan siswa; (4) kemampuan guru yang bersangkutan; (5)
tersedianya sumber dan sarananya; dan (6) waktu yang tersedia (Tarigan,
1987:68). Artinya jika guru menguasai materi pelajaran, diharuskan juga
menguasai metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan materi ajar yang mengacu
pada prinsip pedagogik, yaitu dengan memahami karakteristik peserta didik.
b. Metode Pembelajaran
Secara umum metode mempunyai arti pola kegiatan guru atau anak didik
dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Ruqojjah, 2000:13). Dalam belajar
mengajar, metode sangat dibutuhkan oleh guru dalam mencapai tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pembelajaran. Metode merupakan cara atau keinginan guru dalam membawa
siswa menuju target yang diinginkan secara tepat.
Menurut Kasihani (1998:34) metode merupakan satu latar belakang filosofis
mengenai pokok bahasan yang hendak diajarkan. Berdasarkan uraian tersebut
maka dalam metode maka dipikirkan bagaimana guru memahami dan bagaimana
menyampaikan materi agar dapat diterima siswa dengan mudah.
c. Metode Fishbowl
Metode Fishbowl merupakan bagian dari pembelajaran kolaboratif yang
sesuai untuk aspek berbicara. Barkley (2005:145) mengemukakan dalam metode
Fishbowl “an outer circle of students sits around a smaller, inner circle of
students”. Siswa dibentuk menjadi kelompok besar dan kelompok kecil.
Kelompok besar membentuk lingkaran luar yang melingkari kelompok kecil.
Barkley menambahkan “students in the inner circle engage in an in-depth
discussion, while students in the outer circle consider what is being said and how
it is being said”. Siswa dalam kelompok kecil mempresentasikan hasil kerjanya
dengan dikelilingi kelompok luar yang berfungsi sebagai pengamat. Kelompok
besar ini mengamati apa yang diucapkan temannya, dan bagaimana bahasa
tersebut diucapkan. Bentuk diskusi ini menyebabkan pembelajaran kolaboratif ini
disebut Inside Outside Circle (Barkley, 2005:145).
Fishbowl adalah strategi pembelajaran yang membantu praktek siswa
menjadi kontributor dan pendengar dalam diskusi (Yabarmase, 2014). Siswa
mengajukan pertanyaan, pendapat ini, dan berbagi informasi ketika mereka duduk
di dalam lingkaran, sedangkan siswa di luar lingkaran mendengarkan dengan
seksama ide-ide yang disajikan dan memperhatikan proses diskusi. Kemudian
peran dibalik. Strategi ini sangat berguna ketika guru ingin memastikan semua
siswa berpartisipasi dalam diskusi, dan ketika guru ingin membantu siswa
merefleksikan baaimana sebuah diskusi yang baik, dan ketika guru membutuhkan
strategi untuk mendiskusikan topik-topik kontroversial atau sulit. Dalam fishbowl,
guru memiliki peran untuk mengontrol, seperti ketika siswa berbicara lebih dari
satu menit, guru akan membatasi waktu atau menghentikan siswa itu dan
mengundang siswa berikutnya untuk berbicara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
d. Prosedur Metode Fishbowl
Pembelajaran kolaboratif menjadikan guru hanya sebagai kolaborator
dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk menemukan sendiri apa masalah apa
yang sedang mereka diskusikan. Pada tahap persiapan guru harus menentukan ia
ingin mengutamakan kelompok mana yang ingin dibimbing. Apabila ia ingin
membimbing kelompok kecil, ia dapat duduk bersama dengan lingkaran luar agar
dapat ikut mengamati presentasi dari kelompok kecil. Sebaliknya apabila guru
ingin mengamati kedua kelompok ini, ia dapat memisahkan diri dari kedua
lingkaran.
Langkah-langkah metode Fishbowl sebagai berikut (1) Perintahkan siswa
membentuk kelompok kecil beranggota 3-5 orang lalu membuat lingkaran dalam
kelas, kemudian siswa yang tersisa membentuk lingkaran besar mengelilingi
lingkaran kecil. (2) Beri siswa pengarahan, misalnya hanya lingkaran kecil yang
boleh berbicara, lingkaran luar berfungsi sebagai pengamat. Pengamat disuruh
membuat catatan-catatan berkaitan dengan jalannya diskusi, tentu saja nantinya
kelompok luar ini diberi kesempatan untuk berbicara menyampaikan
pendapatnya. (3) Beri siswa masalah yang akan didiskusikan. (4) Tugaskan siswa
untuk membuat kesimpulan bagaimana jalannya diskusi.
e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Fishbowl
Kelebihan metode diskusi kelas model Fishbowl antara lain: (1)
Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. (2) Cocok diterapkan untuk
aspek pembelajaran berbicara. Kelemahan metode diskusi kelas model Fishbowl :
(1) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang. (2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. (3) Peserta mendapat
informasi yang terbatas. (4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka
berbicara atau ingin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4. Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran
a. Pengertian Kualitas Proses Pembelajaran
Efektif tidaknya proses pembelajaran dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni
faktor dari lingkungan dan faktor dari diri peserta didik. Faktor internal tersebut
seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial, ekonomi serta faktor fisik dan psikis. Selain itu terdapat faktor
utama, yaitu kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk cepat memahami
segala sesuatu.
Mendengar istilah kualitas, pemikiran tertuju pada suatu benda atau keadaan
yang baik. Kualitas lebih mengarah pada sesuatu yang baik (Glaser dalam Uno,
2011: 153). Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa (Uno Hamzah
dalam Uno, 2011: 153). Jadi, membicarakan kualitas pembelajaran artinya
mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini
berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Agar pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya dapat diandalkan, maka
perbaikan pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pendidikan
yang dapat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran dan mutu pendidikan.
Oleh karena itu, untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik, diperlukan proses
pembelajaran yang berkualitas pula (Sukmadinata, 1999:7). Kualitas proses
belajar tergantung pada tiga unsur: (1) tingkat partisipasi dan jenis kegiatan
belajar yang dihayati oleh siswa, (2) peran guru dalam proses belajar mengajar
dan (3) suasana proses belajar. Makin intensif partisipasi siswa dalam kegiatan
belajar-mengajar makin tinggi kualitas proses belajar itu (Soedijarto, 1993:18).
Hidayatullah (2009: 160-166) mengungkapkan agar pembelajaran yang
berkualitas terwujud diperlukan suasana pembelajaran yang memadai. Suasana ini
menyebabkan baik guru maupun murid merasa nyaman untuk belajar. Untuk
mewujudkan suasana pembelajaran yang baik, terdapat tiga indikator yaitu: (a)
menyenangkan atau membahagiakan, (b) lingkungan kondusif dan (c) layanan dan
penampilan prima. Suasana pembelajaran hendaknya bukan hanya mentransfer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pengetahuan dari guru kepada peserta didik, tetapi melakukan pendidikan dalam
arti keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas proses
pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh partisipasi
siswa, peran guru, serta suasana proses belajar dengan harapan luaran atau tujuan-
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai denga hasil yang lebih
baik.
a. Indikator Kualitas Proses Pembelajaran
(1) Kinerja Guru
Rusman (2013: 53) mengungkapkan kualitas kinerja guru dinyatakan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan
bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama, yaitu Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan
Profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Barlow dalam Uno (2011: 79-80) mengemukakan bahwa kemampuan guru
adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara
bertanggung jawab dan layak. Dengan demikian, kemampuan guru merupakan
kapasitas internal yang dimiliki guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Tugas
profesional guru bisa diukur dari seberapa jauh guru mendorong proses
pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Slameto (2010: 97) menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar
bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah
satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis
dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.
Secara lebih terperinci Slameto (2010: 97) mengungkapkan tiga tugas guru
yaitu: (1) mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian
tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang; (2) memberi fasilitas
pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai; (3) membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.
Dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu
pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan
perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar
yang sedemikan rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif
dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.
Cooper dalam Uno (2011: 80) mengemukakan empat kompetensi guru,
yakni: (a) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia; (b)
mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya; (c)
mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan
bidang studi yang dibinanya; (d) mempunyai keterampilan teknik mengajar.
Pendapat lain yang hampir sama dikemukakan oleh Grasser dalam Uno
(2011: 80) ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni: (a) menguasai bahan
pelajaran, (b) kemampuan mendiagnosis tingkah laku siswa, (c) kemampuan
melaksanakan proses pengajaran, dan (d) kemampuan mengukur hasil belajar
siswa.
Nana Sudjana dalam Uno (2011: 80) telah membagi kompetensi guru dalam
tiga bagian, yaitu sebagai berikut: (a) kompetensi bidang kognitif, artinya
kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengahuan mengenai
cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu,
pengetahuan tentang bimbingan, penyuluhan, pengethuan tentang administrasi
kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang
kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya; (b) kompetensi bidang sikap,
artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan
tugas profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, menintai dan
memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi
terhadap sesame teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk
meningkatkan hasil pekerjaannya; (c) kompetensi perilaku/performance, artinya
kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan
mengajar, membimbing menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul
atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar,
keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.
Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar
di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun
persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja
guru, Suwandi (2011: 160-161) menyebutkan indicator/aspek yang dinilai dalam
instrumen penilaian kinerja guru. Instrumen tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.2. Instrumen Penilaian Kinerja Guru
No Indikator / Aspek yang Dinilai Skor1 2 3 4
I PRAPEMBELAJARAN1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media.2 Memeriksa kesiapan siswa.II MEMBUKA PEMBELAJARAN1 Melakukan kegiatan apersepsi.2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatan.III KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA Penguasaan materi pembelajaran1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.B Pendekatan/strategi pembelajaran1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai.2 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa.3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut.4 Menguasai kelas.5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif (nurturant effect).7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan.8 Penggunaaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
pembelajaran.9 Penggunaan model pembelajaran inovatif.C Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran1 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber
belajar/media pembelajaran.2 Menghasilkan pesan yang menarik.3 Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan sumber
belajar/media pembelajaran.D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2 Merespons positif partisipasi siswa.3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa.4 Menunjukan sikap terbuka terhadap respons siswa.5 Menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif.6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.E Penialain proses dan hasil belajar1 Memantau kemajuan belajar.2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi.
IV PENUTUP1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan
siswa.2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.SKOR TOTALSKOR AKHIR= (Skor Total:112) x 100
(2) Kinerja Siswa
Pembelajaran dilukiskan sebagai upaya seseorang yang bertujuan untuk
membantu orang belajar. Menurut Darsono dkk (2001: 25) menjelaskan
pengertian pembelajaran secara humanistik yaitu memberikan kebebasan kepada
siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelelajarinya sesuai dengan
minat dan kemampuannya. Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) menambahkan
bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Jadi proses pembelajaran dikatakan berkualitas
apabila siswa aktif. Slavin (2009: 4) berpendapat bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik apabila siswa dapat bekerja sama dengan anggota di dalam kelompoknya.
Slameto (2010: 44) mengungkapkan dalam proses belajar siswa melatih
bekerja sama dalam kelompok berdiskusi. Mereka bertanggung jawab bersama
dalam proses memecahkan masalah. Timbulnya pertanyaan, saran dan komentar
mendorong mereka untuk berpikir lebih lanjut, dan berusaha memperbaiki
kekurangannya. Mutu makna dan efektifitas belajar sebagian besar tergantung
pada kerangka sosial tempat belajar itu berlaku. Di sini berlaku prinsip pengajaran
sosialisai. Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya atas proses
belajar yang sedang berjalan di kelas itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Seseorang akan lebih baik melakukan tugasnya bila ia melakukannya dalam
kelompok dengan orang-orang yang bersamaan tugasnya. Bekerja secara
kelompok semacam itu, menimbulkan kecenderungan mencapai kecepatan
bekerja yang lebih besar, menimbulkan kesungguhan bekerja, dan menghasilkan
ketelitian bekerja. Guru tidak perlu memberi dorongan yang dibutuhkan siswa,
cukup hanya memberikan masalahnya, kemudian membiarkan segala sesuatunya
berjalan untuk mendapatkan pemecahan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator kualitas
pembelajaran siswa meliputi: minat, keaktifan, kerja sama, dan tanggung jawab.
Berkenaan dengan hal tersebut, untuk memudahkan dalam penilaian kinerja siswa
masing-masing aspek kualitas pembelajaran di atas perlu di jabarkan dalam
indikator penilaian. Penjabaran masing-masing aspek kualitas pembelajaran siswa
dapat di lihat pada tabel berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 2.4. Instrumen Penilaian Kinerja Siswa
Aspek Keterangan SkorMinat Siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi pelajaran, tidak melamun, tidak mengantuk, tidak melihatke luar ruangan, dan mencatat semua materi dan penjelasan yang diberikanguru.
5
Siswa memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelaskanmateri pelajaran, tidak melamun, tidak mengantuk, tidak melihat ke luarruangan, dan kadang-kadang terlihat mencatat semua materi dan penjelasanyang diberikan guru.
4
Siswa sudah tidak terlihat melamun, mengantuk, melihat ke luar ruangan,namun masih beberapa kali berbincang-bincang dengan temannya tidak begitumemperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelasan materipelajaran.
3
Siswa beberapa kali masih terlihat melamun, mengantuk, melihat ke luarruangan, masih sibuk dengan aktivitas nasing-masing dan tidakmemperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelasan materipelajaran.
2
Siswa sering melamun, mengantuk, melihat ke luar ruangan, sibuk denganaktivitas nasing-masing dan tidak memperhatikan ketika guru melakukanapersepsi dan menjelasan materi pelajaran.
1
Keaktifan Siswa sangat antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sangatberani menyatakan pendapat, sangat aktif dalam berdiskusi dan sangat beranimenanyakan tentang materi yang belum dipahami.
5
Siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, berani menyatakanpendapat, aktif dalam diskusi tapi masih sedikit menanyakan tentang materiyang belum dipahami.
4
Siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, berani menyatakanpendapatnya tapi belum berani menanyakan tentang materi yang belumdipahami.
3
Siswa sudah mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, tetapimasih belum berani bertanya tentang materi yang belum dipahami.
2
Siswa tidak mau menjawab pertanyaan guru, dan tidak berani bertanya tentangmateri yang belum dipahami.
1
Kerjasama
Siswa sangat serius bekerjasama dengan siswa kelompok, sangat aktifberdiskusi, dan sangat berani menyampaikan pendapatnya.
5
Siswa serius bekerjasama dengan siswa kelompok, aktif berdiskusi, dan beraniberpendapat.
4
Siswa siswa cukup serius bekerjasama dengan siswa kelompok, cukup aktifberdiskusi, dan kurang berani berpendapat.
3
Siswa kurang serius bekerjasama dengan siswa kelompok, kurang aktifberdiskusi, dan tidak berani berpendapat.
2
Siswa sangat kurang serius bekerjasama dengan siswa kelompok, tidak beraniaktif berdiskusi, dan tidak pernah berpendapat.
1
TanggungJawab
Siswa sangat serius dan sangat bertanggung jawab dalam melaksanakanpembelajaran, sangat aktif serta mengerjakan tugas kelompok dan individu.
5
Siswa serius dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, aktif,serta mengerjakan tugas kelompok dan individu.
4
Cukup serius dalam mengikuti pembelajaran, cukup bertanggung jawabterhadap apa yang dilakukan, serta mengerjakan tugas kelompok dan individu.
3
Kurang bertanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran, malas terhadap apayang dilakukan, serta kadang-kadang mengerjakan tugas kelompok danindividu.
2
Siswa tidak punya tanggung jawab sama sekali dalam pembelajaran, suka buatgaduh, dan tidak serius serta tidak mengerjakan tugas kelompok dan individu.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
C. Kerangka Berpikir
Seseorang melakukan kegiatan berbicara secara umum adalah untuk
melakukan komunikasi. Komunikasi yang baik tentunya komunikasi yang terarah
sesuai dengan maksud dan tujuannya, serta dapat dipahami oleh lawan tutur.
Karena itu, seseorang tidak hanya bisa berbicara tetapi diharapkan untuk terampil
berbicara. Pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan
kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Keterampilan berbicara krama di SMPN 3 Mejayan Madiun masih
rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai ulangan bahasa Jawa khususnya kompetensi
berbicara. Siswa yang mencapai batas kelulusan pada KD berbicara ini masih
berkisar 40% dari jumlah siswa keseluruhan, terutama pada kelas VII G.
Penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa diindikasikaan karena
beberapa faktor, antara lain: 1) Motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran
bahasa Jawa masih kurang karena dianggap belajar bahasa Jawa kurang penting
dan ketinggalan zaman; 2) Guru kurang tepat dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran, oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik
diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat diterapkan, yaitu dengan metode
Fishbowl.
Metode Fishbowl adalah metode diskusi yang menekankan pada prinsip
belajar berpusat pada pengalaman siswa. Metode ini bertujuan supaya seluruh
anggota kelompok diskusi mendpatkan kesemptan untuk memberikan kontribusi
dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Metode ini memiliki
struktur pengajaran yang sangat sesuai digunakan untuk mengajarkan
keterampilan sosial, karena menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau
siswa diam sama sekali. Semua siswa mendapat kesempatan yang adil dan sama
dalam menyumbangkan pemikirannya. Metode ini sangat cocok untuk pelajaran
bahasa Jawa pada keterampilan berbicara krama, karena pembelajaran berbicara
Jawa dari hari ke hari semakin menunjukkan kemerosotan minat generasi muda,
jadi perlu didukung dengan metode yang efektif dan menarik. Setelah diterapkan
pendekatan pembelajaran tersebut, kualitas proses dan hasil belajar siswa
meningkat yang pada akhirnya sasaran utama meningkatnya hasil pembelajaran
kemampuan berbicara krama siswa akan ikut meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Bertolak pada uraian di atas dapat disusun kerangka berpikir sebagai
berikut.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Kondisi akhir, keterampilan berbicara krama inggilmeningkat
Penerapan metode Fishbowl
Kualitas proses berbicara kramasiswa meningkat
Keterampilan berbicara krama siswameningkat
Kondisi awal pembelajaran berbicara krama inggil di SMPN3 Mejayan
Kualitas proses belajarBahasa Jawa rendah
Guru belum dapatmenerapkan metode
pembelajaran yang tepat
Kemampuan berbicarakrama rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
D. Hipotesis Tindakan
Metode Fishbowl akan membantu mengembangkan kemampuan berbicara
krama alus siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berbicara
krama alus pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan Madiun. Dengan demikian
dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1. Penerapan metode Fishbowl dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran berbicara krama pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Kabupaten Madiun.
2. Penerapan metode Fishbowl dapat meningkatkan keterampilan berbicara
krama pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan Kabupaten Madiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII G SMPN 3 Mejayan . Secara
keseluruhan penelitian ini berlangsung selama enam bulan, yaitu bulan Januari
dan berakhir pada bulan Juni 2014. Jadwal selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No.
JenisKegiatan
Tahun, Bulan, Minggu ke-
Jan.2014 Feb.2014 Mar.2014 Apr.2014 Feb. 20151 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.PenyusunanProposal X X X X
2.
Seminar &RevisiProposal X X
3.PermohonanIzin X
4.PenyusunanInstrumen X X
5. Siklus I X X
6. Siklus II X X
7. Siklus III X X
8. AnalisisData X X
9.
PenyelesaianNaskahAkhir Tesis X X
10.
Ujian Tesis& Revisi X X
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian merupakan penelitian kualitatif berupa penelitian tindakan.
Sutopo (1990: 19) menjelaskan bahwa tindakan partisipasif adalah kegiatan yang
dilakukan sebagai tindakan penelitian yang secara langsung bersumber dari
subyek yang diteliti, artinya kekhususan kondisi dengan karakteristik dan semua
kebutuhan, keinginan subyek yang diteliti menjadi kegiatan ini. Arikunto (2006:
16) menyatakan terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model
dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini menitik-beratkan pada siswa kelas VII G SMPN 3
Mejayan tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 16 laki-
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Perencanaan
SIKLUS IIRefleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
PelaksanaanSIKLUS IIIRefleksi
Pengamatan
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
laki dan 12 perempuan, dan guru Mata Pelajaran (Mapel) Bahasa Jawa di SMP
tersebut (Vivin Novalina Herawati, S.Pd.). Adapun objek penelitian ini adalah
pembelajaran berbicara berbahasa Jawa ragam krama yang dalam Kurikulum
KTSP kelas VII semester gasal disebut Kompetensi Dasar (KD) Menyampaikan
pesan secara lisan dengan menggunakan berbagai ragam bahasa Jawa secara
baik dan benar. Kelas VII G dipilih sebagai objek penelitian karena berdasarkan
pengamatan peneliti, kemampuan berbahasa Jawa ragam krama peserta didik di
kelas tersebut masih kurang, dibuktikan dari nilai yang masih di bawah KKM.
Kedudukan peneliti adalah pengamat pembelajaran, pengatur pelaksanaan refleksi
melalui pendekatan kolaboratif model Fishbowl. Hasil investigasi digunakan
untuk menentukan langkah-langkah penelitian pada siklus-siklus berikutnya.
D. Data dan Sumber Data
Data yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini
adalah data kualitatif yang berupa peristiwa dan informasi tentang keterampilan
berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan sebelum
ditetapkan pendekatan kolaboratif model Fishbowl maupun setelah diterapkan
pendekatan tersebut.
Adapun sumber data berupa: (1) peristiwa pembelajaran yaitu
pembelajaran selama di dalam kelas khususnya pembelajaran berbicara melalui
kolaboratif model Fishbowl, (2) informan yaitu data yang bersumber dari guru
lain yang membantu pelaksanaan penelitian untuk mengamati kegiatan guru
maupun kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan (3) dokumen berupa
kurikulum KTSP, silabus, RPP yang dibuat oleh guru, dan hasil kerja siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1)
wawancara, (2) pengamatan, (3) dokumen, dan (4) pemberian tugas/ tes.
1. Wawancara
Wawancara dilaksanakan guru dan peneliti sebelum dilaksanakan
siklus I, siklus II, dan siklus III. Wawancara dilakukan untuk mengkaji
permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran. Sebelum dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
siklus I peneliti dan guru membahas mengenai masalah-masalah yang
dihadapi berdasarkan hasil pratindakan. Hasil refleksi sikluls I dibahas
oleh guru dan peneliti untuk mempersiapkan pelaksanaan siklus II. Hasil
refleksi siklus II dibahas oleh guru dan peneliti untuk mencari solusi yang
akan diterapkan pada siklus III.
Dalam wawancara antara guru dan peneliti untuk membahasa
kelemahan dan kelebihan serta sarana penunjang yang berkaitan dengan
pembelajaran yang dilakukan guru, serta mengembangkan hasil dari
pengamatan dalam proses belajar mengajar. Wawancara juga dilakukan
setelah tindakan untuk mengetahui tanggapan dari seoranng guru terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan, serta tindak lanjut dari seorang guru
dalam menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran berikutnya.
2. Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti di kelas
yang sedang dilaksanakan pembelajaran. Pengamatan terhadap guru
dipusatkan pada aktivitas guru dalam pembelajaran dengan pendekatan
kolaboratif model Fishbowl. Pengamatan terhadap aktivitas siswa
diarahkan pada tingkat peran serta siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Dokumen
Kajian dokumen dilakukan terhadap rencan pembelajaran yang
telah disusun oleh guru, antara lain mengacu pada penilaian sertifikasi
guru (penilaian rencana dan pelaksanaan pembelajaran), yang mencakup:
1) pra pembelajaran, 2) kegiatan inti pembelajaran meliputi penguasaan
materi pembelajaran, pendekatan dan strategi pembelajaran, 3)
memanfaatkan sumber belajar atau media pembelajaran, 4) penilaian
proses dan hasil belajar, dan 5) menggunakan bahasa.
4. Pemberian tugas/ tes
Tes dilakukan untuk mengukur nilai yang dicapai siswa sebelum
pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan dalam
pembelajaran. Tes diberikan awal untuk mengetahui peningkatan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
yang diperoleh siswa. Guna menghindari subjektivitas penilai, maka dari
penilaian ini dilakukan oleh guru dan peneliti sendiri.
F. Validasi Data
Teknik yang digunakan untuk uji validitas data dalam penelitian ini adalah
triangulasi dan review informasi kunci. Triangulasi adalah teknik uji validitas data
dengan memanfaatkan sarana luar data itu untuk keperluan pengecekan terhadap
data. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi
metode. Penerapan triangulasi ini misalnya untuk mengetahui kesulitan-kesulitan
yang dihadapai siswa dalam berbicara bahasa Jawa krama, siswa melaksanakan
tes kemampuan berbicara bahasa Jawa krama, dan mengadakan pengamatan saat
pembelajaran berlangsung. Peneliti mewawancarai guru mengenai proses
pembelajaran sehari-hari dan pandangan mereka terhadap pendekatan
pembelajaran.
Review informan kunci adalah mengonfirmasi data kepada informan
pokok sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data
tersebut. Hal ini dilakukan melalui diskusi antara peneliti dan guru setelah
kegiatan atau kajian dokumen. Peneliti dan guru sama-sama mengevaluasi
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan demikian, apabila ada
kekurangan dapat dirumuskan perbaikan pada pertemuan berikutnya.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis
kritis dan deskriptif komparatif (Suwandi, 2011:65). Teknik deskriptif komparatif
merupakan teknik untuk membandingkan hasil antar-siklus. Teknik analisis kritis
mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa
dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang
diturunkan dari kajian teoretis maupun ketentuan yang ada (Suwandi, 2011: 66).
Analisis kritis yaitu dengan cara membandingkan hasil yang didapat dari
pelaksanaan setiap siklus. Hasil tindakan pada setiap siklus dibandingkan dengan
hasil tes awal untuk mengetahui presentase peningkatan keterampilan berbicara
bahasa Jawa krama. Teknik analisis kritis tersebut mencakup kegiatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja dalam proses pembelajaran
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari hasil analisis tersebut kemudian
dibahas yang hasilnya dijadikan sebagai dasar penyusunan perencanaan tindakan
tahap berikutnya sesuai dengan siklus-siklus yang sudah direncanakan. Sedangkan
analisis deskriptif komparatif yaitu memadukan dan membandingkan hasil siklus
pertama dengan siklus berikutnya yang kemudian dijadikan dasar untuk
menyusun perencanaan pembelajaran pada siklus berikutnya sampai tingkat
keberhasilan benar-benar tercapai.
Guna mengadakan analisis data secara keseluruhan, maka dipergunakan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Reduksi data
Reduksi data adalah pencatatan data-data diuraikan terperinci, dirangkum,
dipilih, dan difokuskan hal-hal yang perlu sesuai dengan rumusan masalah
penelitian yang telah ditetapkan.
2. Sajian data
Setelah dilaksanakan reduksi data, selanjutnya dilakukan penayangan data
yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penataan
data. Penayangan data dilakukan dengan membuat tabulasi data sebelum
dan sesudah dilakukan tindakan.
3. Verifikasi data
Dengan membandingkan data sebelum dan sesudah dilakukannya
tindakan, maka akan diperoleh laporan perkembangan tentang kemampuan
keterampilan berbicara bahasa Jawa krama masing-masing anak.
H. Indikator Kinerja
Indikator yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah kualitas
pembelajaran menggunakan pendekatan kolaboratif model Fishbowl serta
keterampilan berbicara bahasa Jawa krama kelas VII G SMPN 3 Mejayan. Guna
mengetahui peningkatan tersebut digunakan indikator sebagai berikut.
1. Minimal 80% siswa memperoleh nilai 75 atau lebih sebagai batas tuntas
dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara berbicara melalui
metode fishbowl.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Minimal 80% siswa memperoleh nilai 75 atau lebih sebagai batas tuntas,
sebab kriteria kelulusan minimal (KMM) untuk mata pelajajaran bahasa
Jawa di SMP Negeri 3 Mejayan adalah 75.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap
siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai. Dengan berpegang
pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan
prosedur yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi
(observation), dan refleksi (reflection) dalam setiap siklus.
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
tindakan yang ideal adalah dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya
tindakan. Sebelum penelitian ini dilaksanakan terlebih dahulu harus
dipersiapkan dengan baik hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian
yang mencakup metode yang digunakan, variabel penelitian, alat
pengumpul data, dan teknik yang digunakan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksaan tindakan merupakan proses pelaksanaan penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan kolaboratif model
Fishbowl untuk mengatasi kesulitan belajar siswa khususnya dalam
menguasai keterampilan berbicara bahasa Jawa krama. Pada tahap ini guru
lain sebagai kolaborator penelitian.
Dengan kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar yang tampak
adalah kesulitan siswa mempresentasikan hasil diskusi melalui metode
Fishbowl baik kebahasaan dan nonkebahasaan. Maka perlu dilakukan
langkah-langkah:
a. Melakukan kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Melakukan organisasi kelas dengan baik, misalnya memperbaiki
hubungan antara siswa dengan siswa lain dan siswa dengan
lingkungan kelas.
c. Mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa.
Dalam hal ini adalah keterampilan siswa berbicara dalam bahasa Jawa
krama yang masih rendah.
3. Observasi (Observation)
Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memantau sejauh
mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu tindakan terus
dimonitor secara reflektif. Data-data yang perlu dikumpulkan adalah data-
data kualitatif maupun kuantitatif tentang kemajuan belajar siswa.
Monitoring dilakuakn untuk mencari dampak tindakan terhadap proses dan
dampak terhadap hasil. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan secara
teliti untuk mengetahui perubahas yang terjadi setelah diterapkannya
pendekatan kolaboratif model Fishbowl.
Adapun yang menjadi objek monitoring ada dua yaitu dampak
tindakan terhadap proses dan dampak tindakan terhadap hasil. Dengan
demikian perlu dilakukan tindakan secara teliti untuk mengetahui
perubahan apa saja yang telah terjadi dan seberapa jauh hasil belajar dalam
proses instruksional.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah evaluasi dengan melakukan perenungan kelemahan
dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Kekurangan
atau kelemahan pada siklus I menjadi bahan dasar perencanaan pada siklus
berikutnya.
Refleksi kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi pada guru, siswa, dan kelas. Guru sebagai peneliti menjawab
pertanyaan mengapa, bagaimana, dan sejauh mana intervensi telah
menghasilkan perubahan secara signifikan. Dengan demikian sebagai
peneliti, guru harus mencatat perubahan-perubahan yang terjadi dalam
kelas setiap proses pembelajaran. Catatan tersebut berisi perubahan yang
berkembang di kelas. Perubahan yang terjadi pada siswa disajikan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
bentuk hasil belajar, catatan-atatan tentang hasil prestasi belajar dan
perubahan sikap percaya diri, responsive dan ingin tahu. Adapun
perubahan yang terjadi pada guru sebagai peneliti, yaitu peningkatan
pengetahuan tentang pengelolaan kelas, kepercayaan diri, dan peningkatan
keterampilan mengajar. Perubahan pada suasana kelas, seperti perubahan
suasana kelas yang mendorong pembelajaran dan suasana kelas yang lebih
akrab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan peningkatan
kualitas proses pembelajaran dan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa
krama dengan menggunkan metode fishbowl siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Mejayan
Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari deskripsi hasil penelitian dan pembahasan.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Kondisi Pratindakan
Sebelum dilaksanakan tindakan, aktivitas pada kondisi awal diamati pada
pembelajaran. Pengamatan dilakukan pada kinerja siswa yaitu aspek diskusi, kerja
sama, dan keaktifan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Kurangnya
motivasi dari guru menyebabkan siswa tampak pasif dalam kegiatan belajar mengajar.
Hanya terlihat beberapa siswa yang mengerjakan, sedangkan yang lain menunggu
jawaban dari teman yang lain. Beberapa siswa bahkan sama sekali tidak menngerjakan
tugas dengan alasan tidak membawa buku atau tidak bisa. Mereka lebih memilih
bercakap-cakap dengan temannya, bermain-main sendiri atau dengan teman daripada
mengerjakan tugas. Siswa kurang memperhatikan tugas dari guru pada saat
pembelajaran, dan masih takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Kelihatan sekali siswa yang pada dasarnya rajin, dan siswa yang malas.
Gambar 4.1 Siswa tidak memperhatikan dan berbicara dengan temannya
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Apabila dilihat dari sudut pandang guru, memang sebelum dilaksanakan
penelitian tindakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar masih monoton.
Penggunaan metode ceramah dan pemberian tugas masih dominan, sehingga siswa pasif
dalam pembelajaran. Guru tidak menyiapkan media yang menarik dan bervariasi. Guru
kurang sigap dalam merespon pertanyaan siswa. Guru kurang aktif mengelola kelas.
Siswa ramai sendiri, kegiatan pembelajaran pun menjadi tidak kondusif. Berdasarkan
keterangan tersebut dapt disimpulkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran masih
kurang.
Pada Rabu, 16 April 2014 pukul 10.00 WIB dilakukan wawancara dengan guru
pengajar bahasa Jawa (Vivin Novalina Herwati, S.Pd.) di SMPN 3 Mejayan.
Wawancara dilakukan di ruang tamu sekolah, pada jam istirahat. Pertanyaan yang
disampaikan kepada guru pengajar berkaitan dengan kondisi pembelajaran Mapel
Bahasa Jawa di SMPN 3 Mejayan, potensi, hambatan atau kesulitan yang ada. Dalam
wawancara guru berkenan menyampaikan secara terbuka atas kondisi dan problem yang
terjadi di sekolahnya selama ini.
Dari hasil wawancara dan observasi terhadap guru pengajar akhirnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut (1) kesiapan guru secara materi dalam mengajar
Mapel BJ, khususnya kemampuan berbicara ragam krama dan unggah-ungguh basa
masih kurang. Guru hanya mengandalkan RPP yang didapatnya dari MGMP, (2)
metode mengajar guru cenderung klasikal (ceramah) sehingga kurang menarik perhatian
siswa, (3) bahan ajar dan sumber belajar yang digunakan guru masih relatif terbatas
(guru hanya mengandalkan modul/lembar kerja siswa), (4) sekolah belum menyediakan
media pembelajaran seperti LCD di tiap kelas. Sekolah sebenarnya menyediakan LCD,
namun guru harus mengambil sendiri di ruang guru, sedangkan jumlahnya terbatas, dan
(5) belum ada strategi mengajar dari guru dalam mensiasati terbatasnya alokasi waktu
pelajaran.
Setelah selesai wawancara dengan guru pengajar, peneliti minta izin untuk
wawancara dengan perwakilan siswa. Akhirnya peneliti diijinkan bertemu dan
wawancara dengan dua siswa yang mewakili siswa kelas VII G, dengan kriteria siswa
yang memiliki nilai BJ tinggi dan kurang. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran
BJ jam ke-1 selesai waktunya mulai pukul 08.30. Kepada ketiga siswa diberikan
pertanyaan secara bergantian (giliran) sesuai dengan lembar pertanyaan yang sudah
disiapkan peneliti. Dari hasil wawancara akhirnya dapat disimpulkan (1) secara materi
pembelajaran unggah-ungguh basa dianggap sulit dan rumit karena siswa kesulitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
menghafal dan membedakan kosa kata ngoko-krama (ngoko, netral, krama andhap, dan
krama inggil), (2) metode mengajar guru kurang menarik, siswa cenderung banyak
mendengarkan ceramah dari guru, dan jarang ada kesempatan tanya-jawab, (3) sumber
belajar siswa masih terbatas (cuma LKS), (4) kesempatan berlatih berbicara ragam
krama secara langsung di kelas kurang, dan (5) kebiasaan di kelas, di luar kelas, dan
asrama (tempat tinggal) peserta didik cenderung berkumunikasi dengan ragam ngoko
dan Indonesia.
Kualitas pembelajaran berbicara ragam krama pada pratindakan diketahui pula
melalui catatan lapangan hasil pengamatan dan penilaian kinerja guru dengan
menggunakan instrumen rubrik penilaian kinerja guru. Pada proses kegiatan belajar
mengajar prasiklus banyak ditemui kekurangan. Penggunaan metode ceramah dan
penugasan siswa untuk mengerjakan LKS menunjukkan guru masih menggunakan
metode konvnsional. Proses pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher
centered). Guru tidak membentuk siswa dalam kelompok. Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru secara individu pada LKS-nya masing-masing. Hal ini memicu
siswa untuk bersikap seenaknya sendiri, bercanda, ramai, dan kurang berkonsentrasi
pada proses pembelajaran. Setelah waktu yang diberikan habis siswa yang ditunjuk pun
kurang maksimal bahkn da yang tidak menyimak. Ini menyebabkan skor akhir guru
hanya mendapat 40,6 dan masuk kategori amat kurang.
Berdasarkan analisis terhadap pekerjaan siswa yang dilakukan pada Rabu, 16
April 2014 diketahui bahwa dari 28 siswa yang sudah mampu berbicara ragam krama
secara baik atau memperoleh nilai 75 ke atas berjumlah 9 siswa (32,14 %), sedangkan
19 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah 75 (67,85 %). Sementara untuk
kompetensi berbicara ragam krama guru memberikan standar nilai batas minimal adalah
75 (KKM). Berdasarkan paparan di atas, diketahui hanya 12 siswa yang sudah tuntas
kompetensi atau memenuhi KKM. Penjelasan tersebut mempertegas adanya
permasalahan dalam pembelajaran KD Berbicara Sesuai dengan Tingkat Kesantunan
(Unggah-ungguh BJ), baik itu secara proses maupun hasil.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan hasil pada peningkatan kemampuan
berbicara ragam krama secara baik dan benar, entah itu dalam situasi formal atau
informal. Dalam situasi formal penggunaan berbicara ragam krama dilakukan dalam
suasana belajar di kelas, baik saat bertanya, menjawab, atau berkomentar dalam suasana
pembelajaran. Sedangkan situasi informal digunakan saat siswa berkomunikasi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
guru pengajar atau guru-guru lain di lingkungan sekolah, berkomunikasi dengan
keluarga saat di rumah, maupun dengan lingkungan sekitar.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah menitikberatkan kemampuan
berbicara ragam krama pada semua peserta didik di kelas VII G SMPN 3 Mejayan.
Indikator keberhasilan pada siklus I ditarget naik 50 % dengan kriteria siswa mampu
mengenali sebagian kosa kata krama, membedakan kosa kata ngoko-krama, dan
memahami letak kesalahannya saat berbicara krama. Pada siklus II dengan indikator
peningkatan 80 %, diharapkan siswa mulai lancar mengikuti pola pembelajaran dengan
metode fishbowl yang dilakukan oleh guru pengajar. Dengan begitu siswa sudah lebih
menguasai kosa kata krama, ungguh-ungguh basa dan kaidah penggunaannya, serta
berani atau terbiasa berbicara krama dengan baik dalam suasana diskusi.
2. Deskripsi Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan
metode fishbowl melalui 4 tahap, yaitu: (a) tahap perencanaan (planning), (b) tahap
pelaksanaan (acting), (c) tahap observasi (observing), dan (d) tahap refleksi (reflecting).
Hasil siklus meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes adalah tes ketrampilan berbicara
bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl, sedangkan hasil nontes meliputi
wawancara dan observasi.
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Peneliti dan guru mengadakan serangkaian kegiatan sebelum tindakan
dilaksanakan. Rangkaian kegiatan adalah mengidentifikasi masalah, menganalisis
masalah dengan mengacu pada teori-teori yang relevan, dan merumuskan masalah. Hal
dilakukan agar model pembelajaran yang dipilih tepat sasaran. Setelah itu guru
menyusun semua perangkat pembelajaran berdasarkan model yang akan dirancang.
Perangkat yang disiapkan adalah (1) Silabus, (2) RPP, (3) Pedoman Penilaian, (4)
Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) Media, (6) Pedoman Wawancara, (7) Lembar
Observasi.
Pada hari Sabtu tanggal 19 April 2014, peneliti dan guru mengadakan
pertemuan yang intinya membahas tindak lanjut yang isinya akan dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas di kelas VII G SMP Negeri 3 Mejayan pada keterampilan
berbicara Jawa krama. Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 08.00 bertempat di
ruang guru. Setelah pada hari Rabu mengadakan observasi prasiklus, peneliti dan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
telah merencanakan pertemuan ini. Pada hari Sabtu tidak ada jam mengajar jadi peneliti
dan guru bisa lebih leluasa dalam menggunakan waktu. Hal pertama yang dibicarakan
adalah rencana penelitian tindakan kelas atau PTK yang akan dilaksanakan. Setelah
peneliti dan guru berdiskusi tentang apa itu PTK, bagaimana PTK dilaksanakan,
manfaat PTK dan bagaimana langkah-langkah dalam PTK, serta hal lain yang berkaitan
dengan PTK, terutama PTK kolaborator antara peneliti dan guru yang akan
dilaksanakan. Guru dan peneliti sepakat bahwa PTK sangat penting untuk perbaikan
pembelajaran. Selain itu, PTK bagi guru sudah bukan hal yang asing lagi sehingga
diskusi dapat mengalir dengan baik dan segera mendapatkan titik temu.
Diskusi kemudian dilanjutkan untuk membahas PTK dan bagaimana
pelaksanaan PTK yang dilaksanakan secara kolaborator. Proses pembelajaran menjadi
bahan perbincangan yang menarik antara guru dan peneliti. Peneliti menawarkan untuk
mengubah pola pembelajaran berbicara Jawa krama dengan menerapkan metode atau
model pembelajaran yang dapat menambah intensitas dan kualitas proses pembelajaran,
sehingga ada peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama pada siswa.
Peneliti menawarkan metode fishbowl dalam pembelajaran bahasa Jawa krama.
Peneliti menawarkan metode fishbowl dalam pembelajaran berbicara bahasa
Jawa krama. Setelah peneliti dan guru ada kata sepakat tentang pcnggunaan metode
tersebut dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama, kemudian
dilanjutkan dengan memberikan bekal tentang bagaimana langkah-langkah (sintak)
metode fishbowl dalam pernbelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama.
Setelah semua jelas dibicarakan terutama tentang bagaimana langkah- langkah
PTK pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode
fishbowl. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun perangkat mulai dari
silabus dan RPP pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama
menggunakan metode fishbowl. Perencanaan pembelajaran tertuang dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran, yang meliputi: 1) menentukan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum KTSP SMP N 3 Mejayan, 2) menyusun indikator-
indikator, 3) menyusun tujuan pembelajaran, 4) menentukan materi pembelajaran, 5)
menentukan langkah-langkah pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan
metode fishbowl, 6) menentukan buku sumber materi, 7) menentukan media, 8)
merancang penilaian. Materi dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang ada pada
silabus, yaitu: Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dalam
bentuk menyampaikan pesan dan himbauan secara langsung. Kompetensi Dasar:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Menyampaikan pesan/informasi sacara lisan dengan menggunakan berbagai ragam
Bahasa Jawa secara baik dan benar. Peneliti dan guru berdiskusi tenting perangkat yang
telah dibuat, dan melakukan pembenahan terhadap hal-hal yang masih kurang.
Perencanaan tindakan siklus I yang telah disusun bersama-sama, dilaksanakan
dalam beberapa tahapan. Pada pertemuan pertama, tahap pertama kegiatan awal kurang
lebih sepuluh menit. Selanjutnya adalah tahap penyampaian materi berbicara bahasa
Jawa krama kira-kira sepuluh menit. Tahap ketiga siswa ditunjuk untuk memeragakan
siswa ketika berbicara kepada orang tua dan evaluasi sekitar lima belas menit. Tahap
keempat adalah empat siswa yang telah ditunjuk membentuk lingkaran kecil sedangkan
sisa siswa yang lain membentuk lingkaran besar mengelilingi empat siswa tersebut.
Siswa dalam lingkaran kecil berdiskusi menggunakan bahasa Jawa krama, sedangkan
siswa di lingkaran luar mengamati. Guru dengan acak memerintahkan siswa di
lingkaran luar menggantikan siswa di lingkaran kecil. Tahap ini membutuhkan waktu
kurang lebih empat puluh menit. Tahap terakhir adalah refleksi.
Memasuki pertemuan kedua, pada tahap awal apersepsi sekitar sepuluh menit,
dilanjutkan tahap kedua yaitu diskusi dengan membentuk lingkaran kecil dan lingkaran
besar (fishbowl) kurang lebih enam puluh menit. Bedanya pada pertemuan kedua ini
satu kelas dibagi menjadi dua fishbowl. Tahap terakhir adalah refleksi. Tiap pertemuan
ditentukan siswa yang aktif untuk diberikan penghargaan.
Setelah pembicaraan dengan guru selesai dan dirasa cukup, serta segala sesuatu
telah dipersiapkan untuk dilaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa
Jawa krama menggunakan metode fishbowl pada minggu depan, peneliti kemudian
berpamitan dengan guru. Peneliti melanjutkan tugas sendiri yaitu menyusun instrumen
penelitian. Mulai dari instrumen penilaian kualitas proses pembelajaran yang digunakan
untuk menilai kinerja siswa dan kinerja guru, serta instrumen penilaian keterampilan
berbicara bahasa Jawa krama untuk mengetahui seberapa besar keterampilan berbicara
bahasa Jawa krama siswa setelah dilaksanakannnya pembelajaran berbicara bahasa
Jawa krama menggunakan metode fishbowl.
Semua perangkat disusun berdasarkan langkah-langkah metode fishbowl yang
terdiri atas pemilihan tema, kerja kelompok, observasi dan penilaian keterampilan
berbicara bahasa Jawa krama. Pembelajaran berbicara hahasa Jawa krama dialokasikan
dalam dua pertemuan (4x40 menit). Masing-masing pertemuan akan dibagi menjadi
beberapa tahap sesuai prosedur pelaksanaan metode fishbowl.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pembelajaran berbicara menggunakan bahasa Jawa krama pada siklus I diawali
dengan mengondisikan siswa dalam pembelajaran kooperatif, penjelasan guru tentang
berbicara menggunakan bahasa Jawa krama sesuai unggah-ungguh yang benar.
Pelaksanaan tindakan pertama ini, dilakukan dalam dua pertemuan (4 jam pelajaran,
4x40 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 di ruang
kelas VII G selama 2 x 40 menit. Dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukui 08.20
WIB. Pertemuan kedua pada hari rabu tanggal 30 April 2014 di ruang kelas VII G
selama 2 x 40 menit. Dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukul 08.20 WIB. Alokasi
waktu yang digunakan baik pada pertemuan pertama maupun kedua adalah 2 x 40
menit.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014, dan pertemuan
kedua tanggal 30 April 2014. Pada pertemuan pertama, guru memberi penjelasan
tentang konsep berbicara bahasa Jawa krama. Kegiatan diawali dengan (1) menyiapkan
siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, (2) bertanya tentang kegiatan
sehari-hari dan mengarahkan pada pembicaraan tentang penggunaam berbicara bahasa
Jawa krama sehari-hari, dan menunjuk beberapa siswa memeragakan praktik berbicara
mereka kepada orang tua ketika dirumah, (3) menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
(4) mengondisikan siswa membentuk kelompok diskusi fishbowl dengan membuat
lingkaran kecil dan lingkaran besar.
Setelah mengkondisikan siswa, guru melaksanakan kegiatan inti, yakni
menyampaikan materi berbicara bahasa Jawa krama, serta aspek penilaiannya. Setelah
itu, siswa diberikan soal berupa kata dalam bahasa Jawa ngoko untuk dicari bahasa
Jawa krama-nya. Selanjutnya siswa diwajibkan menggunakan kata tersebut dalam
kalimat yang tepat dengan memperhatikan siapa lawan bicara.
Langkah-langkah berbicara menggunakan bahasa Jawa krama sudah diberikan
guru dalam bentuk lembar kerja siswa. Dalam menyusun kalimat, siswa memperhatikan
pilihan kata sesuai dengan unggah-ungguh yang tepat.
Pada tahap kegiatan kelompok semua siswa wajib menaati aturan yang
disepakati. Siswa yang tidak bisa menemukan kosa kata yang diminta akan digantikan
oleh siswa dari lingkaran luar. Guru bertugas memandu jalannya diskusi agar siswa
tetap kondusif. Pada akhir diskusi siswa yang paling aktif akan mendapatkan
penghargaan dari guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pertemuan kedua pada siklus I guru mengondisikan siswa dalam kelompok
seperti pertemuan sebelumnya untuk membentuk lingkaran. Perbedaanya, pada
pertemuan kedua ini seluruh siswa dibagi menjadi dua sama banyak. Tiap kelompok
beranggota 14 siswa kemudian membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil untuk
mengerjakan tugas dari guru. Siswa yang pada pertemuan pertama mendapatkan
penghargaan dijadikan pengawas untuk tiap kelompok. Guru menilai siswa sesuai
dengan kriteria penilaian berdasarkan aspek penilaian berbicara yaitu kosakata, tekanan,
pemahaman, tata bahasa, dan kelancaran. Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa
krama menggunakan metode fishbowl pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan ketika
siswa berdiskusi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.2 Siswa Ketika Berdiskusi Fishbowl Siklus I
Pada tahap evaluasi, guru bersama-sama dengan siswa bertanya jawab
menyampaikan kelebihan dan kekurangan mereka dalam berbicara krama dalam
kelompok. Selanjutnya tiap kelompok mempresentasikan perwakilan tiap kelompok
untuk diadu dengan kelompok yang lain. Pada akhir pertemuan guru mengumumkan
siswa paling aktif yang selanjutnya mendapatkan penghargaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 4.3 Siswa yang Aktif Mendapatkan Penghargaan
c. Observasi Siklus I
1) Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I
Pengamatan penelitian ini menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan oleh
peneliti. Berdasarkan pengamatan, siswa lebih aktif dan lebih senang mengikuti
pembelajaran yang diawali dengan model pembelajaran fishbowl. Pembelajaran
berbicara bahasa Jawa krama berjalan cukup lancar meskipun belum semua siswa
mencapai KKM. Hal ini tampak pada antusiasme siswa selama proses pembelajaran.
Minat siswa untuk dapat bcrbicara bahasa Jawa krama meningkat. Siswa
menganggap bahwa pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan metode
fishbowl cukup menarik. Mereka bersemangat untuk bekerja di dalam kelompok. Hal ini
karena mereka beranggapan bahwa tugas yang dianggap sulit dapat diselesaikan
bersama-sama. Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan
metode fishbowl pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan ketika siswa berdiskusi
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 4.4 Suasana Diskusi kelompok Siklus I
Metode fishbowl membantu siswa mengatasi kesulitan dalam berbicara bahasa
Jawa krama. Siswa yang termasuk dalam kelompok besar dapat bertanya secara bebas
pada teman satu kelompok. Kebosanan yang biasanya menjadi kendala dalam
pembelajaran berbicara dapat terkurangi dengan cara berdiskusi. Siswa tampak serius
mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Siswa yang menjadi kelompok
kecil beberapa masih ada yang masih kaku ketika berbicara. Masih ada siswa yang
malu-malu ketika berbicara karena tidak serius.
Adapun aspek-aspek yang diamati dan hasil pada pengamatan kinerja siswa
siklus I dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama adalah sebagai berikut.
Tabel. 4.2 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Skor Pertemuan
RerataI II
1 Keaktifan siswa dalam mendengarkanpenjelasan guru 77% 82% 79,5%
2 Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran78% 81% 79,5%
3 Kemampuan siswa dalam merespon danmenjawab pertanyaan guru 67% 73% 70%
4 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok79% 80% 79,5%
5 Kemampuan dalam melaksanakan tugas guru74% 77% 75,5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan data hasil pengamatan kinerja siswa di atas, dapat dideskripsikan
bahwa siswa lebih aktif, tidak jenuh, dan lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran
berbicara bahasa Jawa krama. Siswa lebih kelihatan antusias dan senang dalam
berdiskusi dengan model fishbowl. Keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan
mencapai persentase 82%, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
mencapai persentase 81%. Siswa dalam merespon pertanyaan dan menjawab pertanyaan
guru mencapai persentase 73%. Dalam berdiskusi kelompok siswa mencapai persentase
80%. Sedangkan kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas guru mencapai
persentase 79%. Dengan kata lain intensitas belajar siswa atau kinerja siswa dalam
proses pembelajaran lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya.
2) Pengamatan Kinerja Guru Siklus I
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang dan ditetapkan oleh
peneliti dan guru kolaborator telah dilaksanakan sasuai dengan rencana dan aturan atau
tahapan demi tahapan metode pembelajaran fishbowl. Dalam pembelajaran, guru belum
sepenuhnya bisa mengkondisikan siswa. Masih banyak siswa yang bermain, atau
berbicara dengan teman ketika kelompok kecil berdiskusi. Kegiatan guru belum optimal
dalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode
fishbowl. Adapun hasil pengamatan kinerja guru siklus I dalam pembelajaran berbicara
bahasa Jawa krama yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I
No. KegiatanSkor Pertemuan
RerataI II
1 Pra Pembelajaran 4 4 4
2 Kegiatan Pendahuluan 2 6 4
3 Kegiatan Inti 43 46 44,5
4 Kegiatan Penutup 3 4 3,5
Skor Perolehan 56
Skor Total 84
Nilai 66,7
Kategori cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja guru yang dilakukan selama
pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama pada siklus I sudah mengalami peningkatan
dibandingkan pada prasiklus. Kegiatan I, yaitu kegiatan pra pembelajaran dengan poin
menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa
mendapat skor 4 pada pertemuan 1 dan skor 4 pada pertemuan 2. Pada kegiatan II, yaitu
kegiatan pendahuluan dengan poin memberikan apersepsi dan menginformasikan SK,
KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran mendapatkan skor 2
pada pertemuan 1 dan skor 6 pada pertemuan 2. Kemudian pada kegiatan inti, yaitu
yang terdiri atas poin penguasaan materi pembelajaran, pendekatan/metode
pembelajaran, pemanfaatan sumber/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu
dan memelihara keterlibatan siswa, dan penilaian proses dan hasil belajar mendapatkan
skor 43 pada pertemuan 1 dan skor 46 pada pertemuan 2. Terakhir, pada kegiatan IV,
yaitu kegiatan akhir mendapatkan skor 3 pada pertemuan 1 dan skor 4 pada pertemuan
2. Skor total dari yang diperoleh pada siklus I ini adalah 112 dengan nilai rata-rata 66,7.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran mulai dari apersepsi, guru masih kurang
dalam memulai proses pembelajaran yang akan memancing siswa untuk berani
bertanya. Dalam pengelolaan kelas guru juga masih kurang respon terhadap siswa yang
bemain ketika siswa lain berdiskusi di kelompok tengah. 3 Mejayan ketika
pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.5 Suasana Pembelajaran Siklus I
3) Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Setelah peneliti melakukan penilaian pembelajaran berbicara terhadap
keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa, dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa pada siklus I belum mencapai target yang telah ditentukan. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Panjang Interval Frekuensi Prosentase (%)
76 – 80 8 2971 – 75 11 39
66 – 70 7 25
61 – 65 2 7
Nilai Rata-rata 74,5
Ketuntasan Klasikal 74%
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa ada delapan siswa (29%)
memperoleh nilai lebih dari 76 dengan kategori baik, sebelas siswa (39%) memperoleh
nilai 71-75. Namun tujuh siswa (25%) masih ada yang memperoleh nilai 66-70.
Sedangkan dengan nilai 61-65 terdapat dua siswa (7%). Melihat hasil data di atas dapat
diketahui bahwa masih ada 33% atau 9 siswa yang memperoleh nilai dibawah standar
kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75. Sedangkan siswa yang sudah memenuhi
standar kriteria ketuntasan minimal berjumlah 19 orang atau sekitar 68%. Target
pencapaian dalam penelitian ini adalah nilai keterampilan berbicara bahasa Jawa krama
80% siswa mencapai nilai minimal 75, sedangkan pada siklus I ini baru ada 68% siswa
mencapai nilai minimal 75, maka pembelajaran pada siklus dinyatakan belum tuntas
atau belum mencapai target. Dengan demikian perlu dilakukan perbaikan untuk proses
pembelajaran siklus II. Guna lebih jelasnya, perolehan hasil ketuntasan belajar siswa
pada siklus I digambarkan dalam grafik berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 4.6 Histogram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Rentang Nilai
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siklus I,
siswa kelas VIII G SMP N 3 Mejayan baru mencapai nilai rata- rata 79. Sepuluh siswa
masih di bawah nilai ketuntasan belajar atau sekitar 35%, sedangkan delapan belas
siswa sudah mencapai nilai di atas ketuntasan belajar atau sekitar 65%. Dari lima aspek
kriteria penilaian berbicara bahasa Jawa krama, aspek yang paling rendah perolehan
nilainya adalah aspek kosakata yang hanya mencapai rata- rata nilai 71%. Aspek
tekanan mencapai nilai rata-rata 78%, aspek pemahaman mencapai nilai rata-rata 77%,
aspek tata bahasa mencapai nilai rata-rata 86%, dan aspek kelancaran mencapai nilai
rata-rata 86%. Kualitas proses pembelajaran, yang terdiri dari aspek kinerja siswa dan
aspek kinerja guru, kinerja siswa mencapai nilai rata-rata 81% dari lima aspek. Kinerja
guru dari perencanaan mencapai rata-rata nilai 75%, sedangkan untuk pelaksanaan
kinerja guru mencapai rata-rata nilai 78%.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Jawa kruma mcnggunakan
metode fishbowl siklus I ada beberapa hal yang menjadi catatan, yaitu:
(1) Karena kompetensi siswa cukup beragam, maka guru perlu mengatur penyebaran
siswa untuk memperlancar proses pembelajaran.
pers
enta
se
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
(2) Guru perlu memberikan perhatian lebih kepada anggota kelompok yang cenderung
individual, sehingga tidak terjadi dominasi 1 atau 2 siswa.
(3) Guru perlu lebih tegas menegur siswa yang cenderung pasif atau tidak serius dalam
pembelajaran.
(4) Guna meningkatkan aktivitas belajar, guru perlu menyiapkan siswa untuk
memahami kosa kata ragam krama agar semua siswa dapat terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran.
(5) Aspek yang masih belum tercapai siswa adalah kosakata, tekanan dan pemahaman.
Oleh karena itu, pada siklus II ketiga aspek itu perlu mendapat perhatian khusus
karena pada siklus I masih kurang. Hal ini juga yang mendasari penelitian ini
dilanjutkan pada siklus II.
3. Deskripsi Siklus II
Pada siklus II dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa krama dengan
metode fishbowl melalui 4 tahap sama seperti pada siklus I, yaitu; (a) tahap perencanaan
(planning), (b) tahap pelaksanaan (acting), (c) tahap observasi (observing), dan (d)
tahap refleksi (reflecting). Namun pada siklus II perencanaan dibuat berdasarkan hasil
siklus 1 yang direfleksi dan dicari solusinya agar pada siklus II nanti target nilai bisa
tercapai. Hasil siklus II meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes adalah tes keterampilan
berbicara bahasa Jawa krama ketika melaksanakan diskusi fishbowl. Hasil nontes
meliputi hasil observasi dan wawancara.
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti dan guru mengadakan serangkaian
kegiatan. Kegiatan tersebut adalah menyususn perencanaan berdasarkan hasil dari siklus
I. Setelah pelaksanaan siklus I, dan mendapatkan hasil serta catatan kekurangan-
kekurangan dan kelebihan, maka peneliti dan guru bisa menyusun perencanaan
pembelajaran yang lebih sempurna, agar target nilai pada siklus II bisa tercapai.
Penyusunan rencana pembelajaran ini dilaksanakan sebelum tindakan siklus II
dilaksanakan. Tepatnya pada hari Sabtu 3 Mei 2014 pukul 08.30 di kantor guru, peneliti
dan guru kolaborator mengadakan pertemuan membicarakan rencana pelaksanaan siklus
II yang disertai penyempurnaan agar target nilai pada siklus II nanti dapat tercapai.
Berdasarkan hasil nilai keterampilan berbicara siklus I, aspek kosakata, tekanan, dan
pemahaman. yang sangat perlu diperhatikan, karena masih dibawah rata-rata target nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
atau KKM. Rencana penyempurnaannya adalah diawal pembelajaran, guru akan
melakukan permainan semacam kuis yang teknisnya dirancang oleh guru sendiri. Hal
ini dilaksanakan dengan maksud agar siswa mendapat pengetahuan yang banyak
tentang kosa kata bahasa Jawa krama, bagaimana pelafalannya, intonasinya dan
bagaimana sikap unggah-ungguh yang benar ketika berbicara kepada orang yang lebih
tua yang pada akhimya bisa menambah keterampilan berbicara siswa dengan harapan
target minimal nilai berbicara bahasa Jawa krama siswa akan tercapai pada siklus II.
Pada siklus II direncanakan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama 2x40
menit, dan pertemuan ke dua 2x40 menit. Adapun kompetensi yang hendak dicapai
sama seperti pada siklus I yaitu; Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran,
gagasan, perasaan dalam bentuk menyampaikan pesan dan himbauan secara langsung.
Kompetensi Dasar: Menyampaikan pesan/informasi sacara lisan dengan menggunakan
berbagai ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar.
Perencanaan tindakan siklus II yang telah disusun bersama-sama, dilaksanakan
dalam beberapa tahapan. Pada pertemuan pertama, tahap pertama kegiatan awal kurang
lebih sepuluh menit. Selanjutnya adalah tahap penyampaian materi berbicara bahasa
Jawa krama kira-kira sepuluh menit. Tahap ketiga permainan dan evaluasi sekitar lima
belas menit. Tahap keempat adalah diskusi fishbowl kurang lebih empat puluh menit.
Tahap terakhir adalah refleksi. Memasuki pertemuan kedua, pada tahap awal apersepsi
seitar sepuluh menit, dilanjutkan tahap kedua yaitu presentasi menggunakan diskusi
fishbowl tiap kelompok kurang lebih enam puluh menit. Tahap terakhir adalah refleksi.
Setelah pembicaraan dengan guru selesai dan dirasa cukup serta segala sesuatu
sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa
krama menggunakan metode fishbowl pada siklus II, peneliti kemudian berpamitan
dengan guru.
Peneliti melanjutkan tugas sendiri yaitu menyusun instrumen penelitian siklus II.
Mulai dari instrumen penilaian kualitas proses pembelajaran yang digunakan untuk
menilai kinerja siswa dan kinerja guru serta instrumen penilaian keterampilan berbicara
bahasa Jawa krama untuk mengetahui seberapa besar keterampilan berbicara bahasa
Jawa krama siswa setelah dilaksanakannnya pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama
menggunakan metode fishbowl pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II, pertemuan pertama yang sedianya akan
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 Mei 2014 diruang kelas VII G SMPN 3
Mejayan, akhirnya mundur menjadi hari Jumat tanggal 9 Mei 2014. Hal ini dikarenakan
pada hari Rabu Guru kolaborator meminta izin untuk menyelesaikan materi yang belum
tuntas. Guru kolaborator ternyata merangkap mengajar seni budaya dan jam yang
dipakai sebenarnya adalah jam seni budaya. Siswa telah diberi tahu terlebih dahuu
sehingga telah mempersiapkan diri. Pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 08.20 WIB. Pertemuan kedua kembali dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 14 Mei 2014 mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB
diruang kelas VII G SMPN 3 Mejayan.
Pembelajaran berbicara menggunakan bahasa Jawa krama pada siklus II diawali
dengan evaluasi atau penyampaian kekurangan yang ada pada siklus I, sehingga
diharapkan kekurangan yang terdapat pada siklsus I tidak terjadi lagi pada siklus II.
Selanjutnya penjelasan guru tentang berbicara menggunakan bahasa Jawa krama sesuai
unggah-ungguh yang benar. Pada siklus II ini guru lebih menekankan pada aspek
kosakata, tekanan, dan pemahaman.. Karena ketiga aspek tadi yang masih kurang rata-
rata nilainya. Siswa tetap terbagi dalam 2 kelompok, kelompok kecil terdiri alas 4 siswa
dan sisanya mengelilingi membentuk lingkaran. Pelaksanaan tindakan siklus II ini,
dilakukan dalam dua pertemuan atau 4 jam pelajaran (4x40 menu). Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Mei 2014 di ruang kelas VII G selama 2 x 40 menit.
Dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukul 08.20 WIB. Pertemuan kedua pada hari
Rabu tanggal 14 Mei 2014 di ruang kelas VII G selama 2 x 40 menit. Dimulai pukul
07.00 WIB dan diakhiri pukul 08.20 WIB. Alokasi waktu yang digunakan baik pada
pertemuan pertama maupun kedua pada siklus II adalah 2 x 40 menit.
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2014, dan
pertemuan kedua tanggal 14 Mei 2014. Pada pertemuan pertama siklus II, guru tidak
(lagi memberi penjelasan tentang konsep berbicara bahasa Jawa krama, melainkan pada
kosakata, tekanan, dan pemahaman.. Kegiatan diawali dengan (1) menyiapkan siswa
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, (2) menyampaikan tujuan pembelajaran
(3), mengajak siswa melakukan permainan yang yang menguji kosakata dan pelafalan
siswa, dan (4) membentuk siswa menjadi kelompok kecil dan kelompok besar atau
fishbowl.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Setelah mengondisikan siswa, guru melaksanakan kegiatan inti, yakni
menyampaikan materi berbicara bahasa Jawa krama, serta aspek penilaiannya. Guru
membagi sebuah lembar kerja yang berisi macam-macam orang yang harus dihadapi
dan pilihan bahasa yang digunakan. Siswa yang berada di kelompok kecil diberi
kesempatan pertama untuk menjawab. Selanjutnya guru menunjuk secara acak siswa
dari kelompok besar, apabila siswa dari kelompok kecil tidak mampu menjawab.
Langkah-langkah berbicara menggunakan bahasa Jawa krama sudah diberikan
guru dalam bentuk lembar kerja siswa. Pada pertemuan pertama, siswa harus
menentukan bahasa ngoko atau krama yang dipakai, jika melihat siapa yang dihadapi.
Siswa harus lebih memperhatikan pemakaian pilihan kata yang sesuai dengan unggah-
ungguh yang tepat.
Pada tahap kegiatan kelompok semua siswa bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru. Guru mendampingi dan membantu
jalannya diskusi. Terutama apabila diskusi fishbowl menemui jalan buntu, misalnya
semua siswa tidak ada yang mampu menjawab. Siswa dapat kepada guru dalam
mengerjakan tugas agar kesulitan yang mereka hadapi dapat teratasi. Kegiatan
pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl siklus II
pada siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.7 Suasana Pembelajaran Siklus II
Pertemuan kedua pada siklus II guru mengondisikan siswa dalam kelompok
besar dan kelompok kecil (fishbowl) seperti pertemuan sebelumnya. Bedanya pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
pertemuan ini siswa berpasangan dengan temannya untuk mempresentasikan dialog
dengan bahasa Jawa krama. Siswa bergantian sebagai kelompok kecil, sedangkan
kelompok besar mengamati, sekaligus menilai temannya Guru menilai siswa sesuai
dengan kriteria penilaian berdasarkan aspek penilaian berbicara bahasa Jawa krama
yaitu kosakata, tekanan, dan pemahaman., tata bahasa, dan kelancaran. Kegiatan
pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl siklus II
pertemuan 2 pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan apat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 4.8 Suasana Ketika Siswa berdiskusi Fishbowl
Pada tahap evaluasi, guru bersama-sama siswa bertanya jawab tentang
kesimpulan apa yang mereka peroleh dari diskusi tersebut. Siswa kemudian menuliskan
sendiri kesimpulan tersebut pada selembar kertas.
c. Observasi Siklus II
1) Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II
Pengamatan penelitian pada siklus II ini menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan oleh peneliti yang disusun pada awal pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan, siswa lebih aktif dan lebih senang mengikuti pembelajaran yang diawali
dengan model pembelajaran fishbowl. Terlebih lagi ketika siswa terlebih dahulu diajak
melakukan permainan untuk menguji kosakata bahasa Jawa krama. Mereka terlihat
lebih antusias dan penuh percaya diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama berjalan lancar. Hal ini tampak pada
antusiasme siswa selama proses pembelajaran. Terjadi peningkatan minat siswa untuk
dapat berbicara bahasa Jawa krama. Siswa semakin menganggap bahwa pembelajaran
berbicara bahasa Jawa krama dengan metode fishbowl menarik. Mereka semakin
bersemangat untuk bekerja sama di dalam kelompok. Hal ini karena mereka
beranggapan bahwa tugas yang dianggap berat dapat diselesaikan bersama-sama.
Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl
siklus II pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan bertambah menarik karena di tiap
siklus ada siswa yang diberi penghargaan karena aktif dalam pembelajaran. Fenomena
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.9 Siswa Mendapat Penghargaan karena Aktif
Pada siklus II ini, metode fishbowl sangat membantu siswa mengatasi kesulitan
dalam berbicara bahasa Jawa krama. Mereka yakin akan mendapatkan manfaat yang
besar yang didapat setelah mereka bisa berbicara menggunakan bahasa Jawa krama.
Kebosanan yang biasanya menjadi kendala dalam pembelajaran berbicara dapat
terkurangi dengan cara berdiskusi. Siswa tampak lebih serius mengikuti pembelajaran
berbicara bahasa Jawa krama.
Dari hasil observasi siklus II yang meliputi lima aspek penilaian kinerja siswa
dalam pembelajaran, kinerja siswa mengalami peningkatan. Adapun aspekaspek yang
diamati dan hash pada pengamatan kinerja siswa siklus II dalam pembelajaran berbicara
bahasa Jawa krama adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II
No Aspek yang Dinilai
Skor Pertemuan
RerataI II
1Keaktifan siswa dalam mendengarkan
penjelasan guru85% 91% 88%
2Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran83% 87% 85%
3
Kemampuan siswa dalam merespon dan
menjawab pertanyaan guru 73% 75% 74%
4 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok 80% 84% 82%
5Kemampuan dalam melaksanakan tugas
guru82% 85% 83,5%
Berdasarkan data hasil pengamatan kinerja siswa pada siklus II di atas, dapat
dideskripsikan bahwa aspek keaktifan siswa mengalami peningkatan. Siswa tidak lagi
canggung dalam proses pembelajaran, tidak lagi takut salah dalam berbicara, dan
tampak sekali siswa lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa
krama. Siswa Iebih kelihatan antusias dan senang dalam berdiskusi dengan model
fishbowl. Keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan mencapai persentase 89%
dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai persentase 86%. Siswa
dalam merespon pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru mencapai persentase 85%.
Dalam berdiskusi kelompok siswa mcncapai persentase 84%. Sedangkan kemampuan
siswa dalam melaksanakan tugas guru mencapai persentase 91%. Dengan kata lain
intensitas belajar siswa atau kinerja siswa dalam proses pembelajaran lebih baik
dibandingkan kondisi siklus I dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
2) Pengamatan Kinerja Guru Siklus II
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang dan ditetapkan oleh
peneliti dan guru kolaborator pada awal siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan aturan. Tahapan demi tahapan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama
menggunakan metode pembelajaran fishbowl pada siklus II selesai dilaksanakan. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pembelajaran, guru sudah sepenuhnya dapat mengkondisikan siswa terutama ketika
praktik bermain peran. Siswa yang ketika siklus I masih berbicara dan kurang
memperhatikan siswa/ kelompok lain ketika maju bermain peran di depan kelas, kini
sudah bisa lebih memperhatikan. Kegiatan guru sudah optimal dalam proses
pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl. Adapun
hasil pengamatan kinerja guru siklus II tahap perencanaan pembelajaran berbicara
bahasa Jawa krama yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Nilai Kinerja Guru pada Siklus II
No KegiatanSkor Pertemuan
RerataI II
1 Prapembelajaran 6 8 7
2 Kegiatan Pendahuluan 4 6 5
3 Kegiatan Inti 51 59 55
4 Kegiatan Penutup 5 7 6
Skor Perolehan 73
Skor Total 84
Nilai 86,9
Kategori Sangat Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja guru yang dilakukan selama
pembelajaran berbicara krama pada siklus II sudah mengalami peningkatan
dibandingkan pada siklus I. Kegiatan I, yaitu kegiatan prapembelajaran dengan poin
menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa
mendapat skor 6 pada pertemuan 1 dan skor 8 pada pertemuan 2. Pada kegiatan II, yaitu
kegiatan pendahuluan dengan poin memberikan apersepsi dan menginformasikan SK,
KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran mendapatkan skor 4
pada pertemuan 1 dan skor 6 pada pertemuan 2. Pada kegiatan inti, yaitu yang terdiri
poin penguasaan materi pembelajaran, pendekatan/metode pembelajaran, pemanfaatan
sumber/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa, dan penilaian proses dan hasil belajar mendapatkan skor 51 pada pertemuan 1
dan skor 59 pada pertemuan 2. Terakhir, pada kegiatan IV, yaitu kegiatan akhir
mendapatkan skor 5 pada pertemuan 1 dan skor 7 pada pertemuan 2. Skor total dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
yang diperoleh pada siklus II ini sebanyak 84 dengan nilai rata-rata 86,9 dengan
kategori sangat baik. Catatan hasil pengamatan penilaian kinerja guru terlampir.
3) Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa Siklus II
Peneliti telah melaksanakan pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap
keterampilan berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl pada siklus
II, dan dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa khususnya keterampilan berbicara
bahasa Jawa krama sudah mencapai target yang telah ditentukan atau memenuhi standar
ketuntasan minimal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Panjang Interval Frekuensi Persentase (%)
71 – 75 3 11
76 – 80 7 25
81 – 85 7 25
86 – 90 9 32
91 – 95 2 7
Nilai Rata-Rata 84,6
Ketuntasan Klasikal 85%
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa: 1) siswa yang mendapat nilai 71-75
sebanyak 3 orang, 2) siswa yang mendapat nilai 76-80 sebanyak 7 orang, 3) siswa yang
mendapat nilai 81-85 sebanyak 7 orang, 4) siswa yang mendapat nilai 86-90 sebanyak 9
orang, dan 5) siswa yang mendapat nilai 91-95 sebanyak 2 orang.
Melihat hasil data tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari 80% siswa sudah
memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75 dengan kata
lain target dalam penelitian ini telah tercapai. Guna memberikan gambaran yang jelas
mengenai peningkatan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.8 Perbandingan Presentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dengan Siklus II
No SiklusJumlah Siswa
Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Siklus I 19 9 67,8%
2 Siklus II 26 2 92,8%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran bahwa persentase ketuntasan pada
siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I siswa yang tuntas hanya
19 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 9 orang, sedangkan pada siklus II siswa tuntas
menjadi 26 orang dan yang tidak tuntas 2 orang. Persentase ketuntasannya pun
meningkat dari 67,8% pada siklus I menjadi 92,8% pada siklus II.
Guna lebih jelasnya, perolehan hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II
digambarkan dalam grafik berikut ini.
Gambar 4.9 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Guna memberikan gambaran yang jelas berkenaan peningkatan keterampilan
berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas VIII G tiap aspek dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.9. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama siswa
No AspekPersentase Target Capaian
Siklus I Siklus II
1 Kosakata 68% 80%
2 Tekanan 79% 86%
3 Pemahaman 67% 78%
4 Tata Bahasa 80% 91%
5 Kelancaran 79% 88%
Rata-Rata 74% 84%
d. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siklus II,
siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan sudah mencapai nilai rata- rata 84. Dua siswa
masih di bawah nilai ketuntasan belajar atau sekitar 7%, sedangkan satu siswa
memperoleh nilai tepat KKM yaitu 75. Tujuh siswa sudah mencapai nilai di atas
ketuntasan belajar tepatnya nilai rentang 76-80 atau sekitar 25%. Tujuh siswa atau
sekitar 25% siswa nendapatkan nilai baik atau mendapatkan rentang nilai antara 81-85.
Sembilan siswa berada di rentang nilai 86-90 atau 32%, dan dua siswa mendapat nilai
tertinggi 91-95 atau 7%.
Dari lima aspek kriteria penilaian berbicara bahasa Jawa krama, aspek yang
pertama aspek kosakata mencapai rata- rata nilai 79%. Aspek tekanan mencapai nilai
rata-rata 92%, aspek pemahaman mencapai nilai rata-rata 81%, aspek tata bahasa
mencapai nilai rata-rata 88%, dan aspek kelancaran mencapai nilai rata- rata 95%. Pada
kualitas proses pembelajaran yang terdiri dari aspek kinerja siswa dan aspek kinerja
guru, kinerja siswa mencapai nilai rata-rata 87% dari lima aspek. Kinerja guru dari
perencanaan mencapai rata-rata nilai 86%, sedangkan untuk pelaksanaan kinerja guru
mencapai rata-rata nilai 92%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II. Dapat dilakukan suatu
pembahasan hasil penelitian yang berkaitan dengan teori-teori yang dijadikan acuan
dalam penelitian. Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah,
tujuan, dan hasil penelitian. Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah penerapan
metode fishbowl untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Jawa krama
siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan kabupaten Madiun. Selain itu, dalam pembahasan
ini juga dibahas peningkatan keterampilan berbicara berbicara bahasa Jawa krama
dengan penerapan metode fishbowl. Pembahasan dan pokok-pokok temuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa dan
Kualitas Proses Pembelajaran Barbicara Bahasa Jawa Krama
Berdasarkan hasil observasi awal, diperoleh hasil bahwa keterampilan berbicara
bahasa Jawa krama siswa masih rendah. Begitu juga dengan kualitas proses
pembelajaran bahasa Jawa krama yang belum maksimal. Penyebab rendahnya
keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa diakibatkan oleh kurang tetariknya
siswa terhadap pembelajaran. Hal tersebut terjadi adalah sebagai akibat dari proses
pembelajaran yang kurang berkualitas. Dalam mengajar, guru masih cenderung
menggunakan pola lama. Siswa lebih sering diam, duduk, dengar dan catat dalam
mendengarkan pcnjelasan materi guru. Guru merupakan satu-satunya sumber dan
menjadi sentral pembelajaran. Siswa kurang berperan secara aktif dalam pembelajaran.
Akibatnya pembelajaran menjadi kurang gembira den menyenangkan. Hal inilah yang
membawa dampak negatif terhadap keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa.
Berdasarkan hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
kualitas proses pembelajaran dengan hasil pembelajaran sangat erat. Kualitas proses
pembelajaran akan baik jika kinerja guru dan kinerja siswa juga baik. Guna
mewujudkan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa, harus ada
kerja sama dan hubungan atau komunikasi yang baik dan lancar antara guru dengan
siswa. Selain itu, inovasi guru dalam memilih strategi dan metode pembelajaran yang
tepat untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran merupakan kunci utama
keberhasilan dalam pembelajaran. metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
permasalahan dalam pembelajaran merupakan kunci utama keberhasilan dalam
pembelajaran.
2. Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama dengan Menggunakan Metode
Fishbowl
Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa
terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan
penerapan metode fishbowl. Dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran
berbicara bahasa Jawa krama, terjadi pula peningkatan keterampilan berbicara bahasa
Jawa krama siswa. Siswa dalam kelompok kecil mempresentasikan hasil kerjanya
dengan dikelilingi kelompok luar yang berfungsi sebagai pengamat. Kelompok besar ini
mengamati apa yang diucapkan temannya, dan bagaimana bahasa tersebut diucapkan.
Bentuk diskusi ini menyebabkan pembelajaran kolaboratif ini juga disebut Inside
Outside Circle (Barkley, 2005:145).
Pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan menggunakan metode
fishbowl diawali dengan, (1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan,
menjelaskan tentang keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dan tata cara
melaksanaan pembelajaran dengan metode fishbowl dengan singkat, (2) Guru
memerintahkan siswa membentuk kelompok kecil beranggota 2-4 orang lalu membuat
lingkaran dalam kelas, kemudian siswa yang tersisa membentuk lingkaran besar
mengelilingi lingkaran kecil. (3) Siswa diberi pengarahan, hanya lingkaran kecil yang
boleh berbicara, lingkaran luar berfungsi sebagai pengamat. Pengamat disuruh membuat
catatan-catatan berkaitan dengan jalannya diskusi, tentu saja nantinya kelompok luar ini
diberi kesempatan untuk berbicara menyampaikan pendapatnya. (4) Siswa diberi
masalah yang akan didiskusikan, dan (5) Siswa ditugaskan untuk membuat kesimpulan
bagaimana jalannya diskusi.
Jalannya diskusi diamati dan dinilai dari aspek kosakata, tekanan, pemahaman,
tata bahasa, kelancaran, berdasarkan tolak ukur yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil
pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl mulai siklus
I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan
peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
3. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama
dengan Menggunakan Metode Fishbowl
Setelah dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan
metode fishbowl mulai siklus I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan kualitas
proses pembelajaran pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan. Ini terlihat pada
meningkatnya kinerja siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Berdasarkan kriteria
aspek penilaian, kinerja siswa mengalami peningkatan. Siklus I kinerja siswa mencapai
rata-rata nilai 78,8, sedangkan pada siklus II mencapai rata-rata nilai 84,3.
Begitu pula pada kinerja guru, berdasarkan observasi dan kriteria aspek
penilaian mulai dan tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan kinerja guru
mengalami peningkatan. Pada siklus I kinerja guru sudah dapat dikatakan cukup dengan
nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 66,7. Pada siklus II, kinerja guru semakin
meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 86,9 dengan kategori sangat baik.
Jadi semua komponen dalam pembelajaran mulai dari siklus I dan II semua mengalami
peningkatan baik proses maupun kinerja siswa sangat baik terbukti dari pengamatan dan
nilai kinerja siswa maupun guru mengalamai peningkatan.
4. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama dengan
Menggunakan Metode Fishbowl
Sebagaimana telah diuraikan pada awal laporan penelitian ini, masalah yang
dihadapi dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa
yang masih rendah. Kompetensi standar minimal yang harus dicapai siswa yang telah
ditetapkan dalam kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, dan ketuntasan secara
klasikal adalah 80%. Faktor yang kedua adalah kurangnya kemampuan guru dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi dalam dirinya dan
menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk lisan. Pembelajaran berbicara bahasa Jawa
krama hendaknya dilaksanakan dengan memberikan keterlibatan Iangsung siswa dalam
proses pengamatan sampai dengan penyusunan skenario dan pengembangan ide dan
gagasan berbicara bahasa Jawa krama.
Ternyata kemampuan siswa sesuai dengan kurikulum belum terpenuhi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan metode fishbowl untuk
meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama agar kemampuan mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
mencapai batas KKM, atau memenuhi target penelitian ini yaitu 80% siswa mencapai
nilai 75.
Pada siklus I, siswa yang sudah tuntas sebanyak sembilan belas siswa atau
sebesar 68 %, sedangkan sembilan siswa atau sebesar 33% siswa belum tuntas,
sehingga perlu dilanjutkan pembelajaran siklus II. Pada siklus II, siswa yang tuntas
berjumlah 26 atau sebesar 93%, sedangkan 7% belum tuntas atau sebanyak 2 siswa.
Target dalam penelitian ini adalah 80% siswa telah mencapai nilai di atas KKM yaitu
75. Pada siklus II 93% siswa telah mencapai KKM atau mencapai nilai rata-rata di atas
75. Dengan demikian, pada siklus II target penelitian telah tercapai.
Pada siklus I, nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama
mencapai 74,5. Ada sembilan belas (68%) siswa memperoleh nilai 74-81 atau
berkategori baik. Namun sembilan siswa (33%) masih ada yang memperoleh nilai 66-73
dengan kategori cukup. Pada Siklus I masih ada 33% atau 9 siswa yang memperoleh
nilai di bawah standar kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75. Sedangkan siswa yang
sudah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal berjumlah 19 orang atau sekitar
68%.
Pada siklus II, nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa
mencapai 84,6. Ada dua siswa (11%) memperoleh nilai lebih dari 91 dengan kategori
sangat baik, sembilan siswa (32%) memperoleh nilai 86-90 atau berkategori baik. Siswa
yang memperoleh nilai dibawah 75 dengan kategori cukup masih ada 2 siswa. Pada
siklus II, lebih dari 80% siswa sudah memperoleh nilai di atas standar kriteria
ketuntasan minimal yaitu nilai 80.
5. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama
dengan Menggunakan Metode Fishbowl
Keberhasilan sebuah pembelajaran akan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Iskandarwasiss (2008:167) Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran
tersebut adalah, 1) karakteristik peserta didik, 2) kompetensi dasar yang diterapkan, 3)
bahan ajar, 4) waktu yang tersedia, 5) sarana dan prasarana, 6) strategi mengajar yang
diterapkan oleh guru. Hal tersebut sejalan dengan apa yang terjadi pada penelitian ini.
Meskipun dalam penelitian ini terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan
peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama dengan menggunakan metode
fishbowl, akan tetapi masih ada kekurangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Kekurangan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dengan
menggunakan metode fishbowl adalah, 1) menghabiskan waktu yang banyak, 2) masih
ada siswa yang tidak mematuhi aturan dan berbisik-bisik dengan teman sebelahnya, 3)
situasi sosial yang diciptakan dalam kelas tidak bisa sepenuhnya sama dengan situasi
yang terjadi dalam lingkungan, 4) Peserta didik yang kurang berani, yang menjadi
pengamat, mungkin enggan menukar peranan (Sudjana, 2010:14).
Kelebihan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dengan
mcnggunakan metode fishbowl adalah, 1) seluruh siswa dapat berpartisipasi dan
mempunyai kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya, 2) kegiatan
belajar dilakukan dalam suasana gembira dan pengajuan pendapat diajukan secara
terbuka, 3) guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan ketika
siswa berdiskusi, 4) pertanyaan-pertanyaan akan terarah pada bahan yang dievaluasi
karena telah disiapkan terlebih dahulu, 5) pendapat akan bervariasi dan lebih lengkap
karena siswa pada kedua lingkaran dapat bertukar tempat dan saling berganti peran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian tindakan kelas yang menerapkan metode fishbowl dalam
pembelajaran bahasa Jawa krama untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
berbicara bahasa Jawa krama dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa
krama telah selesai dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklusnya ada empat
tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Ketidakberhasilan dalam
siklus akan diperbaiki dalam siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian selama tindakan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kualitas proses pembelajaran berbicara bahasa jawa krama siswa kelas VII G
SMPN 3 Mejayan mengalami peningkatan setelah penerapan metode fishbowl.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah selesai dilaksanakan, mulai siklus I sampai
dengan siklus II terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran pada siswa kelas
VII G SMP N 3 Mejayan. Ini terlihat pada meningkatnya kinerja siswa dan kinerja
guru dalam pembelajaran. Berdasarkan kriteria aspek penilaian, kinerja siswa
mengalami peningkatan. Begitu pula pada kinerja guru, berdasarkan observasi dan
kriteria aspek penilaian mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap
pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan.
2. Penerapan metode pembelajaran fishbowl dapat meningkatkan keterampilan
berbicara bahasa jawa krama siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah selesai dilaksanakan, terindikasi adanya peningkatan
keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dan peningkatan jumlah siswa yang
mengalami ketuntasan belajar dari siklus 1 hingga siklus II. Pada siklus I, nilai rata-
rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama mencapai 74. Pada Siklus I masih
ada 33% atau 9 siswa yang memperoleh nilai di bawah standar kriteria ketuntasan
minimal yaitu nilai 75. Sedangkan siswa yang sudah memenuhi standar kriteria
ketuntasan minimal berjumlah 19 orang atau sekitar 68%. Pada siklus II, nilai rata-
rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa mencapai 86. Pada siklus II
lebih dari 93% siswa sudah memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan
minimal yaitu nilai 75.
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bersasal
dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan dalam
mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan
guru dalam mengelola kelas, memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan
materi. Kemudian faktor dari siswa yaitu minat, keaktifan, kerja sama dan tanggung
jawab siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung sehingga harus diupayakan agar semua
faktor tersebut dapat terpenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam
menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana
yang memadai, pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Selain faktor tersebut,
pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan sangat mengefektifkan pembelajaran.
Proses pembelajaran menuntut kemampuan guru menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan, aktif, dan bermakna. Salah satunya cara yaitu dengan guru memilih
metode fishbowl.
Metode Fishbowl adalah metode diskusi yang menekankan pada prinsip belajar
berpusat pada pengalaman siswa. Metode ini bertujuan supaya seluruh anggota
kelompok diskusi mendpatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi dan
mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Metode ini memiliki struktur
pengajaran yang sangat sesuai digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial,
karena menghindari siswa mendominasi pembicaraan, atau siswa diam sama sekali.
Semua siswa mendapat kesempatan yang adil dan sama dalam menyumbangkan
pemikirannya. Metode ini sangat cocok untuk pelajaran bahasa Jawa pada keterampilan
berbicara krama, karena pembelajaran berbicara Jawa dari hari ke hari semakin
menunjukkan kemerosotan minat generasi muda, jadi perlu didukung dengan metode
yang efektif dan menarik. Setelah diterapkan pendekatan pembelajaran tersebut, kualitas
proses dan hasil belajar siswa meningkat yang pada akhirnya sasaran utama
meningkatnya hasil pembelajaran kemampuan berbicara krama siswa akan ikut
meningkat.
Pendidikan yang berkualitas dapat diindikasikan dari ketercapaian mutu
(kualitas) proses dan hasil belajar. Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
pembelajaran, dapat diupayakan melalui berbahai hal, di antaranya melalui PTK. PTK
merupakan serangkaian aktivitas dari beberapa tindakan yang direncanakan,
dilaksanakan, dan direfleksikan, yang dilakukan atas dasar dari permasalahan
pembelajaran yang ditemukan. Dengan kata lain, penelitian jenis ini dilakukan untuk
memberikan solusi dari permasalahan pembelajaran sehingga didapatkan peningkatan
kualitas proses (motivasi belajar siswa) dan hasil yang telah ditentukan. Begitu pula
dalam penelitian ini, yang berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran berbicara
berbahasa Jawa ragam karma dengan menerapkan metode fishbowl, baik kualitas proses
(motivasi belajar) maupun hasilnya.
Pemberian tindakan pada siklus I dan siklus II memberikan deskripsi bahwa
terdapat kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran berbicara
bahasa Jawa krama berlangsung. Pada siklus berikutnya kekurangan-kekurangan dapat
segera teratasi dengan penggunaan cara yang tepat. Setelah pelaksanaan tindakan
kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa
krama, baik secara kualitas proses maupun kualitas keterampilan berbicara bahasa Jawa
krama.
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari proses maupun hasil belajar yang
dicapai siswa. Pada proses pembelajaran harus dimulai dengan motivasi yang baik,
kemudian terwujud interaksi sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Perhatian siswa,
keaktifan siswa, motivasi belajar, dan keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa selama
proses pembelajaran berlangsung menunjukkan proses pembelajaran yang berkualitas.
Proses pembelajaran yang menuntut terwujudnya motivasi belajar tinggi dan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran juga diperlukan dalam pembelajaran
bahasa Jawa, khususnya kompetensi berbicara berbahasa Jawa ragam krama. Pada
proses latihan ini siswa membutuhkan adanya dorongan dan arahan dari guru, termasuk
pemberian motivasi dalam belajar dan berlatih berbicara berbahasa Jawa ragam krama.
Dari simpulan yang telah dikemukakan diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan
pembelajaran bahasa Jawa krama untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
berbicara bahasa Jawa krama dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa
krama berjalan efektif dengan menerapkan metode fishbowl.
Penelitian ini membuktikan bahwa metode fishbowl dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa
krama siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dikemukakan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
simpulan di atas. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pembelajaran bagi guru,
metode fishbowl dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang membuat siswa
lebih aktif dan kreatif serta menyenangkan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka peneliti dapat
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya menyiapkan perangkat pemebelajaran yang selengkap-
lengkapnya sehingga jalannya proses pembelajaran sesui dengan indikator serta
fokus pada tujuan indikator pembelajaran yang hendak dicapai. Penyiapan
perangkat pemebelajaran itu terkait dengan dinamika yang berkembang di dalam
kelas sehingga inovasi strategi pembelajaran selalu dimiliki oleh guru.
b. Guna meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa, guru
mata pelajaran bahasa Jawa dapat menggunakan metode fishbowl.
c. Guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensinya terkait materi berbicara
bahasa Jawa krama, sehingga ketika memberikan pelajaran tidak ada yang salah.
d. Guru bahasa Jawa hendaknya selalu memotivasi siswanya dengan cara
memberikan penghargaan kepada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan
memberikan bimbingan kepada siswa yang memiliki kemampuan rendah.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya mempersiapkan diri dengan belajar terlebih dahulu sehingga
pembelajaran dapat cepat terserap.
b. Siswa harus menyadari bahwa bahasa Jawa krama merupakan upaya untuk
menjaga kelestarian bahasa Jawa di kalangan generasi muda.
c. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga mendukung
terciptanya pembelajaran yang menyenangkan.
d. Siswa diharapkan dapat berlatih belajar tuntas dan mandiri, tidak hanya selama
kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga harus mampu
mengaplikasikan bahasa Jawa krama dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
keluarga maupun masyarakat.
3. Bagi Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Sekolah hendaknya lebih memperhatikan potensi siswa dalam kaitannya dengan
potensi nembang macapat, sehingga diharapkan dapat memberikan motivasi bagi siswa
untuk lebih mengasah kemampuannya lagi. Sekolah seyogyanya memberikan ruang
yang lebih dalam kaitannya perlengkapan pembelajaran serta kelas yang bervariatif
sehingga pembelajaran tidak hanya di kelas saja. Pembelajaran bahasa Jawa hendaknya
tidak hanya dijadikan pembelajaran yang dianggap biasa saja akan tetapi harus diberi
ruang lebih untuk berkreatifitas terutama menunjukkan keunggulannya di bidang seni
dan budaya.
Deskripsi penelitian ini terbatas pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa
krama pada siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lain sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa
Jawa krama siswa pada kelas dan jenjang lain melaui metode fishbowl. Melalui
penelitian tersebut diharapkan dapat memperkaya khazanah pada bidang karya ilmiah
khususnya penelitian tindakan kelas dan pada akhimya membantu mengatasi persoalan-
persoalan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
berbicara bahasa Jawa krama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
DAFTAR PUSTAKA
Andayani. 2010. Metode Pengajaran Wicara. Surakarta: UNS Press.
Ardiana. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional DirektoratPendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: BinaAksara.
Baharudin dan Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-RuzzMedia.
Barkley, Elizabeth F. 2005. Collaborative Learning Techniques: A Handbook forCollege Faculty. San Francisco: Josey Bass.
Bown, H. Douglas. 2008. Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa, Edisi Kelima.Jakarta: kedutaan Besar Amerika di Jakarta.
Flor, Patricia, Ann De Meulemeester, Tomas Allen, Karl Isaksson. 2013. Use OfFishbowl Method for A Discussion with A Large Group. Journal of theEuropean Association for Health Information and Libraries. Vol. 9 (3). pp. 24-25.
Gall, Meredith Damien dan Maxwell Gillet. 2001. The Discussion Method in ClassroomTeaching. Theory Into Practice. Volume XIX Number 2. pp. 98-103.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Goh, Christine C. M. 2013. Globalization and Teacher Development for Spoken EnglishInstruction. Indonesian Journal of Applied Linguistics. Vol. 3 No. 1. pp. 29-38.
Hadi, Nur. 2002. Pendidikan Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Omar. 205. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara.
Harjawiyana, Haryana dan Supriyo. 2001. Marsudi Unggah-Ungguh Basa Jawa.Yogyakarta: Kanisius.
Hariyanto. 2004. Pembelajaran Aktif dan Model Penilaian. Surbaya: Workhsb.
Harmer, J. 2001. The Practice of English Language Teaching Third Edition. England:Pearson Education Limited.
Hidayatullah, Furqon. 2009. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat danCerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
Indriyani, Ellisa P.H., Teguh Sarosa, and Martono. 2014. Improving Effective StudyGroups in Speaking Class through Inside-Outside Circle. The 61st TEFLINInternational Conference 2014 Proceedings. Oktober 2014. pp. 878-881.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Syahri, Indawan. 2013. Resemblance of Indirectness In Politeness of Efl Learners’Request Realizations. Indonesian Journal of Applied Linguistics. Vol. 3 No. 1.pp. 148-165.
Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas: Guru sebagai Peneliti. Malang: PusatPenelitian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Keputusan Gubernur JATIM. 2005. Kurikulum Bahasa Jawa Untuk JenjangSD/SDLB/MI DAN SMP/SMPLB/Mts . Surabaya.
Lan, Mei Hua. 2013. The Effects Of Reflective Teaching On An Intensive TeacherTraining Program. Indonesian Journal of Applied Linguistics, Vol. 3 No. 1.pp. 81-102
Latunussa, Izaak. 1988. Penelitian Kelas Suatu Pengantar. Jakarta: Depdiknas DirjendPendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Pendidikan
Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Muliyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, H. 1982. Asas-Asas Kurikulum. Bandung: C.V. Jemmars
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.Yogyakarta: BPFE UGM.
Pinandhita, Fitra. 2014. Implementing 3D Animation Film as a Device to EnhanceStudents‟ Speaking Skill for 1A Grade Students of IKIP PGRI Madiun. The61st TEFLIN International Conference 2014 Proceedings. Oktober 2014. pp.560-563.
Poedjasoedarma,Soepomo. 1979. Tingkat Tutur Bahasa Jawa. Jakarta: Depdikbud.
Sagala, Syaiful, H. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2004. Unggah-ungguh Bahasa Jawa. Jakarta:Yayasan Paramalingua.
Slamet, St.Y. 2007. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia DiSekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Soedijarto. 1993. Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: GramediaWidiarsa Indonesia.
Sudirman. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlqasindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1999. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek).Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah.Surakarta: Yuma Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (edisirevisi). Bandung: Angkasa.
Taylor, D. Bruce. 2007. Fostering Engaging and Active Discussion in Middle SchoolClassroom. Middle School Journal. September 2007. pp. 54-59.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Yabarmase, Dominicus. 2014. Fishbowl Strategy: An Effective Way to ImproveStudents‟ Speaking Ability. The 61st TEFLIN International Conference 2014Proceedings. Oktober 2014. pp. 524-526.
Yuwana, Setya, Sugeng Adipitoyo, Budi Nuryanta. 2012. Piwulangan KetrampilanUnggah-Ungguh Basa. Sidoarjo: Media Ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
LAMPIRAN 01SILABUS BAHASA JAWA KELAS VII SEMESTER GENAP
Kelas/Semester : VII / GenapStandar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Memahami cerita anak (wacan bocah) melalui kegiatan mendengarkan.6. Berbicara
Mengungkapkan berbagai informasi dan pesan secara langsung.
KompetensiDasar
MateriPokok/
Pembelajaran
PengalamanBelajar
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
SumberBelajar/Sara
naTeknik Bentuk Inst.
ContohInstrumen
Karakter
Mendengarkan5.1 Menemukan
tema dan pesan
cerita anak
(wacan bocah)
yang
diperdengarkan
Teks wacanbocah
a. Menyimakcerita anak(wacan bocah)yangdiperdengarkan(dengancermat)b.Menemukantema dari ceritaanak (wacanbocah) yangdiperdengarkan(cermat dantepat)c. Menemukanpesan dari ceritaanak (wacanbocah) yangdiperdengarkan(dengan tepat)
5.1.1 Dapat menyimakcerita anak (wacanbocah) yangdiperdengarkan (denganpenuh konsentrasi dancermat).5.1.2 Dapat menemukantema dari cerita anak(wacan bocah) yangdiperdengarkan (dengantepat dan benar).5.1.3 Dapat menemukanpesan dari cerita anak(wacan bocah) yangdiperdengarkan (dengantepat dan benar).
Tes tulis
Tes lisan
Tes isian
Daftar
a. Sawisenyemakwacan bocahmau, tema-ne yaiku ... .
b. Piwulang/amanah kangtinemu ingwacan bocahmau yaiku ....
4 x 40menit
4 x 40
Rahardjo,Slamet. Drs,dkk. -- . Pitutur.Surakarta :Pustaka Baru
Rubrik wacanbocah dalammajalahberbahasaJawa
Rekamanpembacaanwacan bocah.
KerjaKeras,kreatif,komuni-katif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
5.2 Menanggapi
cerita anak
(wacan bocah ).
d. Menyusunurutankejadian ,penokohan,setting daricerita anakyangdiperdengarkan (denganruntut danjelas)
e.menemukanalur, konflikdari ceritaanak (wacanbocah) yangdiperdengarkan (denganruntut danjelas).
f. Menanggapicerita anak(wacanbocah) yangdiperdengarkan (denganpenalaran yglogis).
5.2.1 Dapat menyusunurutan kejadian ,penokohan, settingdalam cerita anak(wacan bocah)yangdiperdengarkan(dengan runtut,jelas, dan tepat).
5.2.2 Dapat menemukanalur, konflik daricerita anak (wacanbocah) yangdiperdengarkan(dengan runtut,jelas dan tepat).
5.2.3 Dapat menanggapicerita anak (wacanbocah) yangdiperdengarkan(denganpenalaran yglogis)
pertanya-an
c. Sapa paragautama ingwacan bocahmau ?
d. Apa sebabe..
menit
Berbicara6.1 Menyampai-
kan pesansecara lisandengan
Wicara ;Unggah-ungguh Basamatur -
a. menyampaikan pesansecara lisandengan ragam
6.1.1 Dapatmenyampaikanpesan secara
TesLisan
Daftarpertanya-an
a. MaturamarangBpk/IbuGurumu yen
6 x 40menit
Kreatif,komunika-tif,berani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
menggunakan berbagairagambahasaJawa secarabaik danbenar.
ngandhani basakramasesuaitatakrama(denganbahasa ygsantun,logisdan jelas).
b. Menyampaikan pesandengan ragambasa ngokosesuaitatakrama(dengansantun, logisdan jelas).
lisan denganmenggunakanragam basakrama sesuaitatakrama(dengansantun,logis dantepat).
6.1.2 Dapatmenyampaikanpesan denganmenggunakanragam basangoko sesuaitatakrama(dengansantun,logis danjelas).
sesuk kowelankelompokmuarep sowaning daleme !
b. MaturamarangBpk?Ibumuyen minggungarep kowearep melukemahmenyangCobanRandhalimang dinasuwene!
c. Kandhaamarangkancamu yensesuk arepana pameranbuku,manggoneingPerpustakaan UmumDaerah.Sapa baeoleh nekani,ora mbayar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Standar Kompetensi : 7. MembacaMemahami teks berhuruf Latin dan Jawa dengan teknik membaca cepat dan membaca ekspresif
8. MenulisMengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif.
KompetensiDasar
MateriPokok/
Pembelajaran
PengalamanBelajar
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
SumberBelajar/Saran
a
KarakterTeknik Bentuk
Inst.Contoh
Instrumen
Membaca7.1
Menyimpulk
an isi suatu
teks
berhuruf
Jawa
dengan
membaca
cepat
minimal 5
kata
permenit.
Membacacepat teksberhurufJawa,”KenDedes” AksaraLegena danSandhangan.
Membaca
a. Membacacepat teksberhurufJawaminimal 5kata permenit(dengancepat dantepat).
b. Menyimpulkan isi teksberhurufJawa denganbenar(dengancermat danteliti).
7.1.1 Dapat
membaca
cepat teks
berhuruf
Jawa minimal
5 kata
permenit
(dengancepat dantepat).
7.1.2 Dapat
menyimpulka
n isi teks
berhuruf
Jawa dengan
Tes pilihanganda
Uji petikkerjaprosedurdan produk
a. Wacan ingaksara Jawaiki wacanenkanthi prematilan cathetemwektune!
b. Sawiserampunganggonmumaca,wangsulanapitakon-pitakon ingngisor ikikanthi milih sijiwangsulansing palingbener!
c. Cocognagarapanmu,lan etungenukuran “macacepet”mu!
4 x 40menit
6 x 40
Teks berhurufJawa tentang“Aji Saka”
Teks pacelathon
Mandiri,kreatif,Komunika-tif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
7.2 Membaca
dengan penuh
penghayatan
dengan intonasi,
volume suara,
mimik, dan
kinetik sesuai
dengan isi
bacaan
pacelathon
ekspresifPacelathon
c. Membacabacaanpacelathondenganintonasi danvolumesuara yangsesuaidengan isibacaan(denganpenuhpercayadiri).
d. Membacabacaanpacelathondenganmimik dankinetik yangsesuaidengan isibacaan(denganpenuhpercaya diri)
benar
(dengancerma dantepat).
7.2.1 Dapat
membaca
bacaan
pacelathon
dengan
intonasi dan
volume
suara yang
sesuai
dengan isi
bacaan
(denganpenuhpercayadiri).
7.2.2 Dapat
membaca
bacaan
pacelathon
dengan
d.Pacelath
on ikuwacanenkanthilafal, intonasi,mimik lan kinetikkang trep karoisine kanthikelompokan!
menit tema “Kegiatan”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
mimik dan
kinetik yang
sesuai
dengan isi
bacaan
(denganjelas,tepatdan penuhpercaya diri).
Menulis8.1 Menulis
kalimat yang
mengan dung
basa rinengga.
Basa rinengga; tembungentar, tembungsaroja,tembunggarba,paribasan,sanepan.
a. Menuliskancontoh-contohbasa rinengga(dengankreatif daninovatif)).
b. Mengartikancontoh-contohbasa rinengga(dengantepat).
c. Membuatkalimatdengan basarinenggauntuk men-jelaskan artiyg dikandung(dengantepat)
8.1.1 Dapat
menuliskan
contoh-
contoh basa
rinengga
(dengankreatif daninovatiff,) .
8.1.2 Dapat
mengartikan
contoh-
contoh basa
rinengga
Tes tulis Tes Isian
Tes Uraian
a. Apa tuladhanetembung entariku?
b. Apa tuladhanetb. Saroja iku?
c. Nabok nyilihtangan ikukalebu apa?
d. Terangnategeseparibasan ingngisor iki!
e. Tembungentar,Paribasan ikigawenen
4 x 40menit
Kreatif ,Komunika-tif,mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
8.2 Membuat
parikan dengan
memperhatikan
ciri dan kaidah
penulisan
parikan.
Parikan d. Menyimpulkankaidah-kaidahparikan daricontoh yangdiberikan(dengancermat,dantepat).
e. Membuatparikan sesuaidengankaidahnya(dengantepat).
(dengantepat)
8.1.3 Dapat
membuat
kalimat
dengan basa
rinengga
untuk
menjelaskan
arti yang
dikandung
(dengancermat,kreatif daninovatif) .
8.2.1 Dapat
menyimpulka
n kaidah-
kaidah
parikan dari
contoh yang
diberikan
(dengan
Penuga-san
Tugasrumah
ukara supayaterang tegese!
f. Saka contoparikan,golekana tatapaugeranparikan!
g. Gaweatuladhaparikan!
4 x 40menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
tepat).8.2.2 Dapat
membuat
parikan
sesuai
dengan
kaidah-kaidah
parikan
(dengancermat,kreatif daninovatif).
Mengetahui,Kepala SMP Negeri 3 Mejayan
PANG SUGIHARTO, M.Pd.NIP. 19680322 199703 1 005
Mejayan, 9 Januari 2014Guru Mata Pelajaran
VIVIN NOVALINA H., S.Pd.NIP.19871116 2011 01 2 020
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Lampiran 02
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Sekolah : SMP NEGERI 3 MEJAYANMata Pelajaran : Bahasa JawaKelas / Semester : VII /II
Standar Kompetensi : Berbicara6. Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dalam bentuk menyampaikan pesan
dan himbauan secara langsung
Kompetensi Dasar6.1 Menyampaikan pesan / informasi sacara lisan dengan menggunakan berbagai
ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar.
Indikator :6.1.3 Dapat menyampaikan pesan secara lisan dengan menggunakan ragam basa krama
sesuai tatakrama.6.1.4 Dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan ragam basa ngoko sesuai
tatakrama.
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran :1. Dapat menyampaikan pesan secara lisan dengan menggunakan ragam basa krama
sesuai tatakrama.2. Dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan ragam basa ngoko sesuai
tatakrama.
Karakter siswa yang diharapkan: Kreatif Komunikatif Percaya diri
B. Materi Pembelajaran : Teks pesan atau himbauanTuladha:
a. Kepareng matur Pak, kula dipun utus Pak Budi, Inggih bapakipunMarsini, kapurih matur panjenengan bilih dinten punika Marsini botenmlebet amargi sakit Tipus., lan enjing kalawau dipun bekta dhatengrumah sakit.
b. Gus, aku mau diutus Pak Budi, Bapake Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amaraga lara Tipug, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
c. Gus , aku mau dikongkon Andi, adhike Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amarga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.
Cara menyampaikan pesanWacan a. wong kapisan / sing rembugan yaiku murid
Wong kapindo / sing diajak rembugan yaiku Pak GuruWong katelu / sing dirembug yaiku Pak Budi (bapake murid)
Basane : Migunakake basa karma amarga murid rembugan karo gurulan sing ngongkon yo wong tuwa.
Wacan b. wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho / sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)Wong katelu/ sing dirembug yaiku Pak Budi
Basane : Migunakake basa ngoko campuran karma, amarga singdirembug tatarane padaha, dene kecampuran krama awit singdirembug ana sing luwih tuwa (Pak Budi)
Wacan c.Wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)
Wong katelu / sing dirembug yaiku adhine muridBasane : migunakake basa ngoko kabeh amarga sing diajak rembugan
lan sing dirembug tataran drajate padha lan sangisore.
Unggah-ungguh bahasa JawaManut Unggah-ungguhing basa Jawa kang baku kapilah dadi telung warna, yaiku1. Basa ngoko yaiku basa wantah, tanpa nganggo pakurmatan. Kang
migunakake basa ngoko yaiku:a. Bocah kang durung bisa guneman ganep utawa bocah kang durung ngerti
unggah-ungguh.b. Wong guneman marang sapdha-padha sing kulina bangetc. Wong ngunandika.d. Wong tuwa marang wong kang kaprenah enome. Wong luhur (pemimpin ) marang andhane.
Basa ngoko isih kapilah maneh dadi rong warna, yaiku:(1). basa Ngoko lugu, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko kabeh ora
kecampuran tembung madya lan tembung krama.(2) Basa ngoko Andhap, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko
kecampuran tembung krama inggil/kramamratelakake ngajeni.
2. Basa krama/ basa kurmat yaiku basa taklim utawa basa kang ngajeni .Dene kanggone:
a. Wong enom marang wong tuwa.b. Murid marang Guruc. Anak marang wong tuwane
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
d. Reh-rehan marang dhedhuwurane.
3. Basa Madya. Yaiku basa kang manggone ana ing antarane krama karo ngoko.Dadi kalah taklim karo krama, nanging luwih taklim tinimbang basa ngoko.Lumrahe awujud wancahaning tembung krama/ kurmat.Kaya umpamane:
empun, teng, nggih, ngga, napa, niku, niki Lsp.
C. Metode Pembelajaran :1. Permodelan2. Pemberian tugas
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:Pertemuan pertama
1. Kegiatan awalApersepsiSiswa mendengarka model menyampaikan pesan sesuai unggah-ungguh bahasa Jawa.
MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa mendiskusikan kerangka pesan atau himbauan.
Elaborasib. Siswa menyusun pesan atau himbauan dalam bahasa ngoko.c. Siswa mengubah teks pesan berbahasa Jawa ngoko ke krama.
Konfirmasid. Guru meneliti hasil kerja siswa.
3. Kegiatan akhirGuru melakukan evaluasi
Pertemuan kedua1. Kegiatan awalApersepsiSiswa meneliti kembali hasil pekerjaannya.
MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa memperagakan menyampaian pesan atau himbauan kepada teman dan guru.
Elaborasib. Siswa saling menilai penampilan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Konfirmasic. Guru memberikan penilaian dan penguatan materi.
3. Kegiatan akhirGuru mengevaluasi
E. Sumber belajar :1. Teks pesan himbauan
2. Kerangka teks pesan atau himbauan
3. Cara menyampaikan pesan
4. Unggah-ungguh Bahasa Jawa
5. Buku teks
F. Penilaian Teknik : observasi, penugasan Bentuk intsrumen : lembar observasi, Tugas proyek Soal / Instrumen :
1. Tugas Proyek
NO INSTRUMEN SKOR
1 a. Menuliskan pesan dengan benar dan penggunaan bahasa Jawa ngokodan krama yang tepat.
b. Menuliskan pesan dengan benar dan penggunaan bahasa Jawa yangkurang tepat atau sebaliknya.
c. Menuliskan pesan dan penggunaan bahasa keduanya kurang tepat
d. Hanya menuliskan pesan dalam satu bahasa
e. Tidak menuliskan apa-apa
4
3
2
1
0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
2. Lembar observasi
NO INSTRUMEN 3 2 1
1 Ketepatan intonasi (tepat/kurang tepat/ tidak tepat)
Ketepatan Volume ( jelas/ kurang jelas /tidak jelas)
Ketepatan ekspresi ( Tepat, kurang tepat/ tidak tepat)
Skor Maksimal : 13
Nilai akhir = Skor Perolehan X 100Skor Maksimal
Mengetahui,Kepala SMP Negeri 3 Mejayan
PANG SUGIHARTO, M.Pd.NIP. 19680322 199703 1 005
Mejayan, 9 Januari 2014Guru Mata Pelajaran
VIVIN NOVALINA H., S.Pd.NIP.19871116 2011 01 2 020
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Lampiran 03INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURU
BERBICARA JAWA KRAMA PRASIKLUS
No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor
1 2 3 4
I PRAPEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √
2 Memeriksa kesiapan siswa √
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi √
2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
3 Mencapai tujuan komunikatif √
4 Menggunakan struktur logika √
5 Menggunakn unsur-unsur kebahasaan √
6 Menggunakan unsur sosio-kultural √
B Pendekatan/strategi pembelajaran
1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai
√
2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa
√
3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
4 Menguasai kelas √
5 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √
6Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkantumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effects)
√
7Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yangtelah dialokasikan
√
8 Penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
pembelajaran
9 Penggunaan model pembelajaran inovatif √
C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran
1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran
√
2 Menghasilkan pesan yang menarik √
3Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatansumber belajar/media pembelajaran
√
DPembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa
1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran
√
2 Merespon positif partisipasi siswa √
3Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
√
4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √
5 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √
6Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar
√
E Penilaian proses dan hasil belajar
1 Memantau kemajuan belajar √
2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √
IV PENUTUP
1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa
√
2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan
√
SKOR TOTAL 52
SKOR AKHIR=(SKOR TOTAL:128)X100 40,625
Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik; 5 = sangat baik
Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
CATATAN REFLEKTIF:
Pada proses kegiatan belajar mengajar prasiklus banyak ditemui kekurangan. Penggunaanmetode ceramah dan penugasan siswa untuk mengerjakan LKS menunjukkan guru masihmenggunakan metode konvnsional. Proses pembelajaran masih berpusat kepada guru (teachercentered). Guru tidak membentuk siswa dalam kelompok. Siswa mengerjakan tugas yangdiberikan guru secara individu pada LKS-nya masing-masing. Hal ini memicu siswa untukbersikap seenaknya sendiri, bercanda, ramai, dan kurang berkonsentrasi pada prosespembelajaran. Setelah waktu yang diberikan habis siswa yang ditunjuk pun kurang maksimalbahkn da yang tidak menyimak. Ini menyebabkan skor akhir guru hanya mendapat 40,6 danmasuk kategori amat kurang.
Madiun, 16 April 2014Pengamat
Nadhif Dwi Saputra, S.Pd.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Lampiran 04CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PRASIKLUS
Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2014
Waktu : 07.00 - 08.20
Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Jenis : Prasiklus
Informan : Siswa dan Guru Kelas VII G
Setting:
Observasi awal ini dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan Mejayan,
Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang tiap
mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1 data
administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di
bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan
PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.
Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan
kemoceng.
Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul
Husna. Kebijakan kepala sekolah, sebelum masuk kelas seluruh siswa berbaris sesuai kelasnya
masing-masing untuk kemudian dipimpin salah satu perwakilan membaca Asmaul Husna.
Bahasa Jawa jatuh pada jam pertama dan kedua, jadi siswa baru saja selesai membaca Asmaul
Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengindisikan siswa
agar siap menerima pelajaran.
Deskripsi:
Guru memerintahkan salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Setelah berdoa selesai,
guru mengabsen siswa dengan cara menanyakan siapa siswa yang tidak hadir pada hari itu.
Peneliti duduk di bagian belakang sambil mengamati proses kegiatan belajar mengajar. Pada
awalnya memang siswa tampak bertanya-tanya dan berbisik-bisik melihat kehadiran peneliti,
namun hal tersebut langsung dijelaskan oleh guru bahwa peneliti tidak akan mengganggu
jalannya pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Memulai jalannya pembelajaran guru menggunakan apersepsi singkat dengan cara
melempar sebuah pertanyaan tentang bahasa Jawa krama. Siswa menjawab secara serampangan
bersama-sama dan tidak jelas. Guru kemudian menyuruh siswa membuka LKS masing-masing
pada materi berbicara krama. Siswa bergantian ditunjuk membaca keras materi dan contoh yang
ada di LKS. Beberapa siswa ketika ditunjuk menggantikan temannya untuk membaca terlihat
kebingungan. Hal ini menandakan siswa tersebut tidak menyimak. Setelah sesi membaca selesai,
guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LKS. Guru memberikan waktu 10
menit untuk mengerjakan. Selama proses mengerjakan siswa mulai seenaknya sendiri. Ada yang
sibuk dengan hal-hal kecil seperti uang, pinjam bolpoin kesana kemari, dan malah
bercengkerama dengan teman di sekitarnya. Guru sering sekali mengingatkan siswa untuk segera
menyelesaikan tugas.
Guru memberi tanda bahwa waktu yang diberikan telah habis, kemudian menunjuk siswa
untuk membacakan hasil kerjanya satu per satu. Beberapa kesalahan dibahas bersama kemudian
oleh guru diberi contoh yang benar. Setelah semua membacakan hasil kerjanya guru menutup
pembelajaran pada hari itu dan pembelajaran pun selesai.
Refleksi:
Proses belajar mengajar prasiklus masih menunjukkan metode konvensional, dimana
pusat pembelajaran berada pada guru seorang. Guru tidak menggunakan media apapun selain
LKS. Kesalahan terbesar terdapat pada penilaian. Aspek yang dinilai adalah berbicara namun
siswa malah diperintahkan untuk menulis. Ketika mempresentasikan hasil kerjanya siswa juga
membaca, tidak murni menyampaikan hasil kerjanya secara lisan. Hal ini tidak sesuai dengan
aspek yang dinilai yaitu berbicara.
Kegiatan observasi prasiklus ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kondisi
kegiatan belajar mengajar di kelas VII G SMPN 3 Mejayan pada pokok bahasan berbicara Jawa
krama. Melalui observasi awal ini peneliti dapat menentukan rencana penyelesaian masalah
tersebut pada pertemuan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Lampiran 05CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA PRASIKLUS
Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2014
Waktu : 07.00-08.20
Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Jenis : Prasiklus
Informan : Kukuh Dwi Setiawan
Peneliti : Bagaimana sehabis diajar oleh Bu Vivin, pelajarannya apa?
Kukuh : Bahasa Jawa
Peneliti : Menurut kamu cara mengajar Bu Vivin hari ini bagaimana?
Kukuh : Kalau menurut saya cara mengajar Bu Vivin kurang menarik, Pak.
Peneliti : Alasannya kurang menarik apa?
Kukuh : Bosan, Pak. Tiap hari Cuma disuruh menulis, mengerjakan, mengerjakan (LKS)
Peneliti : Kalau menurut kamu biar pelajaran bahasa Jawa itu menarik, ditambah apa?
Kukuh : Ya ditambah permainan-permainan, Pak
Peneliti : (Maksudnya) Seperti diskusi?
Kukuh : Ya, Pak.
Peneliti : Kalau menurut kamu pelajaran Bahasa Jawa itu sulit apa tidak?
Kukuh : Tidak. Biasa saja, Pak. (Peneliti kurang yakin dengan jawaban ini)
Peneliti : Tapi kalau melihat teman-teman kamu berbicara bahasa Jawa itu banyak yangsalah, kan?
Kukuh : Iya, Pak. (sambil tersenyum)
Peneliti : Menurut kamu penyebabnya apa?
Kukuh : Itu Pak... apa istilahnya... (mulai bingung)
Peneliti : Apa mungkin di zaman yang semakin modern bahasa Jawa dianggap kuno?
Kukuh : Iya, Pak.
Peneliti : Ya saya kira cukup, terimakasih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA PRASIKLUS
Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2014
Waktu : 07.00-08.20
Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Jenis : Prasiklus
Informan : Arifiyah
Peneliti : Nama kamu siapa?
Arifiyah : Arifiyah
Peneliti : Kelas berapa?
Arifiyah : Tujuh G
Peneliti : Menurut kamu pelajaran bahasa Jawa itu bagaimana?
Arifiyah : Sulit, Pak.
Peneliti : Kenapa kamu mengatakan sulit?
Arifiyah : Karena belum diterapkan di keluarga.
Peneliti : Jadi kamu di rumah tidak memakai Bahasa Jawa?
Arifiyah : Tidak, sulit lho, Pak.
Peneliti : Tidak apa-apa memang kebanyakan begitu sekarang, namun sesulit apapun kan
di sekolah ada pelajarannya. Menurut kamu cara mengajar Bu Vivin yang seperti
tadi bagaimana?
Arifiyah : Kalau menurut saya membosankan karena langsung disuruh mengerjakan.
Peneliti : Kalau caranya menerangkan materi?
Arifiyah : Caranya menerangkan jelas, tapi bagi teman lainnya tidak tahu.
Peneliti : Menurut kamu pembelajaran bahasa Jawa kalau Cuma dari LKS cukup apa
tidak?
Arifiyah : Tidak. Perlu ditambah biar lebih menarik.
Peneliti : Menurut kamu biar lebih menarik ditambah apa?
Arifiyah : ditambah permainan, dan disuruh apa itu... seperti kuis, diskusi.
Peneliti : Kalau di rumah pakai Bahasa Jawa apa tidak?
Arifiyah : Tidak, Pak.
Peneliti : Ya sudah terimakasih
Arifiyah : Ya, Pak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Lampiran 06CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA GURU PRASIKLUS
Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2014
Waktu : 10.00-10.15
Tempat : Ruang Tamu SMPN 3 Mejayan
Jenis : Prasiklus
Informan : Vivin Novalina Herawati, S.Pd. (Guru Bahasa Jawa)
Peneliti : Permisi ya, Bu. Saya ingin melakukan wawancara dengan Ibu tentang pembelajaranberbicara bahasa Jawa krama yang baru saja Ibu lakukan tadi. Apakah Ibuberkenan?
Ibu Vivin : Iya Pak, silakan.
Peneliti : Begini, Bu setiap pembelajaran yang baik harusnya didahului dengan perencanaanyang baik. Apakah sebelum mengajar sudah membuat perencanaan yang baiksesuai dengan materi yang akan disampaikan?
Ibu Vivin : Sudah Pak, ya RPP itu kan perencanaan sebelum kita mengajar.
Peneliti : RPP yang membuat Anda sendiri, Bu?
Ibu Vivin : Tidak, Pak. Itu saya dapat dari MGMP Guru Bahasa Daerah Kabupaten Madiun.
Peneliti : Jadi Anda belum membuat perencanaan sendiri ya, Bu. Di MGMP apa tidak dibuatbersama-sama?
Ibu Vivin : Sebenarnya di sekolah ini guru bahasa Jawanya selain saya ada satu lagi, yaitu BuTitik. Beliau, karena lebih senior, mewakili SMP N 3 Mejayan di MGMP, karenaaturan MGMP hanya satu guru tiap sekolah, Pak.
Peneliti : Jadi begitu, tapi kenapa anda belum membuat perencanaan sendiri, Bu?
Ibu Vivin : Kan sudah ada yang dari MGMP. Saya kira dari MGMP itu sudah cukup, Pak.
Peneliti : Saya lihat tadi siswa mengerjakan LKS, Ibu sendiri yang membuat?
Ibu Vivin : Itu juga buatan MGMP, Pak. Seluruh Kabupaten dianjurkan memakainya.
Peneliti : Apa kendala yang Anda hadapi ketika pembelajaran berbicara Jawa krama?
Ibu Vivin : Kalau hubungannya dengan pembelajaran berbicara Jawa krama banyak, Pak.
Peneliti : Misalnya apa, Bu?
Ibu Vivin : Anak sekarang menganggap pelajaran bahasa Jawa itu kuno. Sudah mulai banyakdari mereka yang tidak menggunakannya di keluarga. Kalau masih di tataran ngoko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
mungkin bisa, tapi kalau sudah masuk krama sulit sekali bagi mereka. Seperti asingdi telinga mereka.
Peneliti : Kondisi pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama yang ada sekarang bagaimana?
Ibu Vivin : Sebenarnya kelas VII G ini termasuk pintar-pintar, jika dibandingkan dengan kelasVII yang lain. Tapi untuk bahasa Jawa memang masih kurang. Sekitar 50%menurut saya sudah mampu berbicara Jawa krama seperti Kukuh, Arifiyah, dll.Tapi yang lain masih belum bisa. Terlihat jika mereka akan izin ke belakang atauingin berbicara dengan saya, mereka lebih memilih memakai bahasa Indonesia,padahal sudah saya wajibkan memakai bahasa Jawa krama khusus dengan saya.
Peneliti : Saya dengar ada murid pindahan dari luar Jawa Bu? Bagaimana andamengatasinya?
Ibu Vivin : Ohya namanya Rijal, dia dari Papua. Tetap saya motivasi sedikit-sedikit semester 2ini mulai bisa meskipun baru “Nggih Bu” tapi dia mau mencoba. Biasanya sayapasangkan dengan siswa yang pintar agar bisa membantunya.
Peneliti : Selama pembelajaran berlangsung anda pernah memakai media, metode, ataupendekatan tertentu?
Ibu Vivin : Ya seperti itu tadi cara saya mengajar, Pak.
Peneliti : Baiklah terima kasih, Bu saya kira cukup.
Ibu Vivin : Ya Pak, sama-sama.
Refleksi:
Berdasarkan hasil wawancara prasiklus dengan Ibu Vivin menunjukkan bahwa pada
umumnya siswa masih belum menguasai berbicara dengan bahasa Jawa krama. Sudah ada 50%
siswa yang berkemampuan baik, namun masih cenderung menggunakan bahasa Indonesia ketika
berbicara dengan guru.
Selain itu dari segi perencanaan guru juga belum matang. Dapat dilihat dari RPP yang
masih memakai buatan MGMP tanpa dilakukan penyesuaian. Dalam pembelajaran pun guru
masih berpusat pada LKS. Guru juga belum menggunakan metode atau pendekatan tertentu
untuk menunjang pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
DAFTAR HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KRAMA PRASIKLUS
No NoInduk
Nama Siswa L/PAspek yang Diamati
Skor Nilai Predikat1 2 3 4 5
1 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 5 4 4 3 4 20 80 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 4 3 4 3 17 68 Cukup4 3897 ANANDA P 4 3 4 3 4 18 72 Cukup5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang
6 3899 ARIFIYAH NUR A P 5 5 4 4 4 22 88AmatBaik
7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 3 3 4 3 4 17 68 Cukup8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 4 3 4 3 3 17 68 Cukup9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 4 4 3 4 4 19 76 Baik
10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 4 3 3 16 64 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 3 4 4 4 3 18 72 Cukup12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 4 4 19 76 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang14 3907 IVANDA MELIN R P 4 4 4 3 4 19 76 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 3 4 3 4 4 18 72 Cukup16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 4 4 4 3 4 19 76 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 4 4 4 4 4 20 80 Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 3 4 4 3 17 68 Cukup19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 4 3 16 64 Cukup20 3913 M MIFTAHUL HUDA L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 3 4 4 4 19 76 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 4 3 3 3 16 64 Cukup23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 3 3 2 3 3 14 56 Kurang24 3917 RISMA NUR ASWIN P 3 3 4 3 3 16 64 Cukup25 3918 SABNA ANANDA P P 5 4 3 3 4 19 76 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 3 15 60 Kurang27 3920 WINDY ARISKA P 4 4 4 4 3 19 76 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 4 3 3 3 4 17 68 Cukup
Jumlah 100 98 97 95 97 487 1948Rata-Rata 6,9 6,8 6,7 6,6 6,7 33,6 134
Presentase(%) 71 70 69 68 69 348 1391
Keterangan Aspek nilai:1. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan penjelasan
guru2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran3. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
guru dan mengajukan pertanyaan4. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas
guru
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
DAFTAR HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KRAMA PRASIKLUS
No NoInduk
Nama Siswa L/PAspek yang
Diamati Skor Nilai Predikat1 2 3 4 5
1 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 4 4 4 4 20 80 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 4 3 4 4 18 72 Cukup4 3897 ANANDA P 4 3 4 3 4 18 72 Cukup5 3898 ARIEN ROYAN R L 4 3 4 4 3 18 72 Cukup6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 4 4 5 21 84 Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 4 3 3 3 4 17 68 Cukup8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 3 3 3 4 3 16 64 Cukup9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 4 4 3 4 4 19 76 Baik
10 3903 DIMAS ADI SURYA L 4 3 4 4 4 19 76 Baik11 3904 DYAS FILLAH A L 4 3 3 4 4 18 72 Cukup12 3905 ELSA PRITANTI P 3 4 4 3 4 18 72 Cukup13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 3 4 3 16 64 Cukup14 3907 IVANDA MELIN R P 4 4 5 4 4 21 84 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 3 4 3 4 4 18 72 Cukup16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 4 3 4 4 5 20 80 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 4 4 3 3 4 18 72 Cukup18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 4 3 3 3 16 64 Cukup19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 4 16 64 Cukup20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 4 4 3 17 68 Cukup21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 4 3 4 4 19 76 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 4 3 3 3 4 17 68 Cukup23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 3 4 3 4 18 72 Cukup25 3918 SABNA ANANDA P P 4 4 4 3 4 19 76 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 4 3 4 3 17 68 Cukup27 3920 WINDY ARISKA P 4 3 4 4 3 18 72 Cukup28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 4 3 3 4 4 18 72 Cukup
Jumlah 101Rata-Rata 7
Presentase (%) 72
KETERANGAN: < 75 TIDAK TUNTAS, ≥ 75 TUNTAS
Keterangan Aspek nilai:1. Kosakata2. Tekanan3. Pemahaman4. Tata Bahasa5. Kelancaran
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Lampiran 07RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
(RPP)
Sekolah : SMP NEGERI 3 MEJAYANMata Pelajaran : Bahasa JawaKelas / Semester : VII /IIAlokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Berbicara6. Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dalam bentuk menyampaikan pesan
dan himbauan secara langsung
Kompetensi Dasar6.1 Menyampaikan pesan / informasi sacara lisan dengan menggunakan berbagai
ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar.
Indikator :6.1.5 Dapat membedakan tingkatan bahasa Jawa yang dipakai sesuai dengan lawan
bicara yang dihadapi.6.1.6 Dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan ragam basa krama sesuai
unggah-ungguh basa yang benar.
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran :Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat berbicara atau berdialogdengan orang yang lebih tua sesuai dengan unggah-ungguh yang benar.
Karakter siswa yang diharapkan: Kreatif Komunikatif Percaya diri
B. Materi Pembelajaran : Teks pesan atau himbauanTuladha:
e. Kepareng matur Pak, kula dipun utus Pak Budi, Inggih bapakipunMarsini, kapurih matur panjenengan bilih dinten punika Marsini botenmlebet amargi sakit Tipus., lan enjing kalawau dipun bekta dhatengrumah sakit.
f. Gus, aku mau diutus Pak Budi, Bapake Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amaraga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.
g. Gus , aku mau dikongkon Andi, adhike Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amarga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Cara menyampaikan pesanWacan a. wong kapisan / sing rembugan yaiku murid
Wong kapindo / sing diajak rembugan yaiku Pak GuruWong katelu / sing dirembug yaiku Pak Budi (bapake murid)
Basane : Migunakake basa karma amarga murid rembugan karo gurulan sing ngongkon ya wong tuwa.
Wacan b. wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho / sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)Wong katelu/ sing dirembug yaiku Pak Budi
Basane : Migunakake basa ngoko campuran karma, amarga singdirembug tatarane padaha, dene kecampuran krama awit singdirembug ana sing luwih tuwa (Pak Budi)
Wacan c.Wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)
Wong katelu / sing dirembug yaiku adhine muridBasane : migunakake basa ngoko kabeh amarga sing diajak rembugan
lan sing dirembug tataran drajate padha lan sangisore.
Unggah-ungguh bahasa JawaManut Unggah-ungguhing basa Jawa kang baku kapilah dadi telung warna, yaiku4. Basa ngoko yaiku basa wantah, tanpa nganggo pakurmatan. Kang
migunakake basa ngoko yaiku:a. Bocah kang durung bisa guneman ganep utawa bocah kang durung ngerti
unggah-ungguh.b. Wong guneman marang sapdha-padha sing kulina bangetc. Wong ngunandika.d. Wong tuwa marang wong kang kaprenah enome. Wong luhur (pemimpin ) marang andhane.
Basa ngoko isih kapilah maneh dadi rong warna, yaiku:(1). basa Ngoko lugu, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko kabeh ora
kecampuran tembung madya lan tembung krama.(2) Basa ngoko Andhap, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko
kecampuran tembung krama inggil/kramamratelakake ngajeni.
5. Basa krama/ basa kurmat yaiku basa taklim utawa basa kang ngajeni .Dene kanggone:
a. Wong enom marang wong tuwa.b. Murid marang Guruc. Anak marang wong tuwaned. Reh-rehan marang dhedhuwurane.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
6. Basa Madya. Yaiku basa kang manggone ana ing antarane krama karo ngoko.Dadi kalah taklim karo krama, nanging luwih taklim tinimbang basa ngoko.Lumrahe awujud wancahaning tembung krama/ kurmat.Kaya umpamane:
empun, teng, nggih, ngga, napa, niku, niki Lsp.
C. Metode dan Model Pembelajaran :3. Metode : Permodelan, Penugasan, Tanya Jawab4. Model : Fishbowl
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:Pertemuan pertama
4. Kegiatan awalApersepsia. Guru bertanya siapa saja yang menggunakan bahasa Jawa Krama dalam berbicara
dengan orang tuanya.b. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai oleh
siswa.c. Guru menjelaskan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan oleh siswa
MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa membentuk kelompok beranggotakan lima orang, siswa yang lain
membentuk lingkaran di luar kelompok kecil tersebut.b. Guru membagi daftar kosakata ngoko dan menjelaskan langkah-langkah kerja.
Elaborasia. Siswa yang berada di tengah mencari bahasa Krama dari bahasa Ngoko yang
diberikan.b. Siswa yang berada di tengah bergantian menjawab, apabila ada siswa yang tidak
dapat menjawab, siswa di lingkaran luar diberikan kesempatan mengacungkantangan.
c. Siswa yang berada di lingkaran luar diberikan kesempatan masuk ke kelompokkecil di tengah apabila dapat menjawab.
d. Siswa membuat kesimpulan.
Konfirmasia. Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan siswab. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa.
6. Kegiatan akhira. Guru membuat simpulan tentang bahasa Jawa ragam Krama.b. Guru memilih 3 anak yang paling aktif dalam diskusi untuk mendapatkan reward.c. Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa pada pertemuan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Pertemuan kedua4. Kegiatan awalApersepsiGuru mengecek kehadiran siswa.Guru bertanya tentang tugas yang diberikan siswa
MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran.
5. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa memperagakan menyampaian pesan atau himbauan kepada teman dan guru.
Elaborasib. Siswa saling menilai penampilan temannya.
Konfirmasic. Guru memberikan penilaian dan penguatan materi.
6. Kegiatan akhirGuru mengevaluasi
E. Sumber belajar :6. Teks pesan himbauan
7. Kerangka teks pesan atau himbauan
8. Cara menyampaikan pesan
9. Unggah-ungguh Bahasa Jawa
10. Buku teks
F. Penilaian Teknik : observasi, penugasan Bentuk intsrumen : lembar observasi, Tugas proyek Soal / Instrumen :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
1. Penilaian Proses
No Aspek yangdinilai
TeknikPenilaian
WaktuPenilaian
InstrumenPenilaian
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Keaktifan Siswadalammendengarkanpenjelasan guruKeaktifan siswadalam mengikutipembelajaranKemampuansiswa dalammenjawabpertanyaan gurudan mengajukanpertanyaanKeaktifan siswapada saat diskusifishbowlKemampuansiswa dalammelaksanakantugas guru
Pengamatan Proses LembarPengamatan
Diamati ketikaprosespembelajaranberlangsung
Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa
No Nama Siswa Aspek yang Diamati Skor Nilai Predi-kat1 2 3 4 5
123
JumlahRata-rataPersentase
Keterangan Aspek nilai:1. Minat2. Keaktifan Siswa3. Kerja Sama4. Tanggung Jawab
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 - 100 Amat baik75 - 89 Baik60 - 74 Cukup50 - 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
Pedoman penskoran
Nilai akhir = jumlah skor x 5 = ….
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
2. Penilaian Hasil
No Aspek yang dinilai TeknikPenilaian
WaktuPenilaian
InstrumenPenilaian
Keterangan
1.2.3.4.5.
KosakataTekananPemahamanUnggah-UngguhKelancaran
Pengamatan Proses LembarPengamatan
Diamati ketikaprosespembelajaranberlangsung
Daftar Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama
No Nama Siswa Aspek yang Diamati Skor Nilai Predi-kat1 2 3 4 5
123
JumlahRata-rataPersentase
Keterangan Aspek nilai:1. Kosakata2. Tekanan3. Pemahaman4. Tata Bahasa5. Kelancaran
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
Pedoman penskoran
Nilai akhir = Jumlah skor x 5 = ……
Mengetahui,Kepala SMP Negeri 3 Mejayan
PANG SUGIHARTO, M.Pd.NIP. 19680322 199703 1 005
Mejayan, April 2014Guru Mata Pelajaran
VIVIN NOVALINA H., S.Pd.NIP.19871116 2011 01 2 020
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Lampiran 08INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURUBERBICARA JAWA KRAMA SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor
1 2 3 4
I PRAPEMBELAJARAN √
1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √
2 Memeriksa kesiapan siswa
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi √
2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
B Pendekatan/strategi pembelajaran
1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai
√
2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa
√
3 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √
4 Melaksanakan pembelajaran dengan metode fishbowl √
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √
C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran
1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran
√
2 Menghasilkan pesan yang menarik √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
D Pembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa
1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran
√
2Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
√
3Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar
√
E Penilaian proses dan hasil belajar
1 Memantau kemajuan belajar √
2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √
IV PENUTUP
1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa
√
2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan
√
JUMLAH 52
SKOR TOTAL 84
JUMLAH RATA-RATA 61,90
Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik
Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURU
BERBICARA JAWA KRAMA SIKLUS 1 PERTEMUAN 2
No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor
1 2 3 4
I PRAPEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √
2 Memeriksa kesiapan siswa √
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi √
2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
B Pendekatan/strategi pembelajaran
1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai
√
2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa
√
3 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √
4 Melaksanakan pembelajaran dengan metode fishbowl √
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √
C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran
1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran
√
2 Menghasilkan pesan yang menarik √
DPembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran
√
2Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
√
3Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar
√
E Penilaian proses dan hasil belajar
1 Memantau kemajuan belajar √
2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √
IV PENUTUP
1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa
√
2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan
√
JUMLAH 60
SKOR TOTAL 84
JUMLAH RATA-RATA 71,42
Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik
Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Lampiran 09CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Hari/Tanggal : Rabu, 23 April 2014
Waktu : 07.00-08.20
Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Jenis : Siklus I Pertemuan 1
Informan : Siswa dan Guru SMPN 3 Mejayan
Setting:
Kegiatan Pembelajaran dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan
Mejayan, Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang
tiap mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1
data administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di
bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan
PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.
Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan
kemoceng.
Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul
Husna. Kebijakan kepala sekolah, sebelum masuk kelas seluruh siswa berbaris sesuai kelasnya
masing-masing untuk kemudian dipimpin salah satu perwakilan membaca Asmaul Husna.
Bahasa Jawa jatuh pada jam pertama dan kedua, jadi siswa baru saja selesai membaca Asmaul
Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengindisikan siswa
agar siap menerima pelajaran.
Deskripsi:
Guru masuk kelas selanjutnya setelah itu baru mengkondisiakan beberapa siswa yang
masih gaduh berbicara sendiri. Peneliti duduk di bagian belakang sambil mengamati proses
belajar mengajar tanpa harus menganggu jalannya proses pembelajaran. Kegaitan pembelajaran
pada pertemuan ini membahas tentang keterampilan berbicara bahasa Jawa krama. Pada minggu
sebelumnya guru sudah menerangkan juga materi tentang huruf Jawa. Kegiatan Pembelajaran
diawali dengan guru mengingatkan pelajaran minggu lalu dan menanyakan pada bagian apa saja
yang belum dikuasai siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Kegiatan pembelajaran selanjutnya guru membacakan standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru kemudian mengingatkan siswa
dengan materi minggu sebelumnya. Siswa masih banyak yang bercanda dan berbicara sendiri di
belakang. Pada pertemuan ini untuk pertama kalinya metode fishbowl diterapkan, karena itu guru
menjelaskan tata cara melaksanakan diskusi fishbowl. Dimulai dari langkah-langkah kemudian
aturan-aturan yang harus ditaati.
Pada kegiatan inti siswa dikondisikan untuk membentuk lingkaran besar. Guru menunjuk
empat siswa untuk menjadi kelompok yang berada di lingkaran kecil. Siswa yang ditunjuk
sempat tidak mau, namun akhirnya setelah dibujuk oleh guru kalau semua akan kebagian berada
di tengah, siswa kooperatif. Guru membagikan kertas berisi instruksi yang harus dikerjakan.
Awalnya siswa bingung karena memang ini baru pertama. Setelah berjalan satu putaran, siswa
pun mulai menikmati dan kondisi pembelajaran menjadi lebih kondusif dan menyenangkan.
Pada akhir pembelajaran siswa telah merasakan menjadi kelompok yang berada di
tengah. Guru kemudian mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut secara
bersama-sama. Empat siswa ditunjuk maju ke depan kelas untuk mendapatkan penghargaan
sebagai siswa paling aktif dalam pembelajaran pada hari itu.
Refleksi:
Setelah dilakukan tindakan ternyata perlu dilakukan perbaikan, perbaikan itu setting
tempat duduk untuk pertemuan berikutnya serta penyiapan kelas yang kondusif dipersiapkan.
Kemudian guru harus menerangkan bagaimana diskusi fishbowl itu dilaksanakan agar siswa
cepat dalam membentuk lingkaran dan waktu yang terbatas tidak terbuang percuma. Guru harus
dapat memanfaatkan alokasi waktu yang telah disediakan, sehingga waktu yang terbatas dapat
dimaksimalkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014
Waktu : 07.00-08.20
Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Jenis : Siklus I Pertemuan 2
Informan : Siswa dan Guru SMPN 3 Mejayan
Setting:
Kegiatan Pembelajaran ini dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan
Mejayan, Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang
tiap mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1
data administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di
bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan
PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.
Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan
kemoceng.
Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul
Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengondisikan siswa
agar siap menerima pelajaran.
Deskripsi:
Pada pertemuan kedua siklus I ini guru terlihat lebih siap. Siswa juga tampak antusias
dalam menghadapi pembelajaran. Setelah berdoa, guru memberikan salam dan siswa menjawab
dengan serempak. Setelah itu guru memberikan pertanyaan tentang pembelajaran yang telah
disamapaikan minggu kemaren. Setelah itu guru mengulas sedikit tentang materi tembang
macapat yang telah dipelajari.
Pada pertemuan ini guru memberitahukan siswa bahwa akan terdapat variasi diskusi
fishbowl dibanding pertemuan terdahulu. Apabila minggu sebelumnyasatu kelas dijadikan satu
lingkaran besar dan satu lingkaran kecil, maka pada pertemuan ini masing-masing lingkaran
akan dibagi menjadi dua. Pertama guru memanggil siswa yang di pertemuan sebelumnya
mendapatkan penghargaan untuk maju. Siswa tersebut diinstruksikan untuk menjadi pengawas di
tiap-tiap kelompok. Siswa yang lain dibagi menjadi 2 sama banyak kemudian tiap-tiap bagian
membentuk lingkaran. Setelah itu tiap lingkaran menunjuk 2 siswa untuk berada di tengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Siswa yang ditunjuk mengawasi menjalankan tugasnya sebagai pengawas kelompok masing-
masing. Diantara dua kelompok fishbowl, kelompok 2 ternyata lebih aktif dalam menjalankan
diskusi, sedangkan kelompok dua tampak ramai. Guru sebagai fasilitator sering mengingatkan
agar siswa lebih berkonsentrasi. Ketika diskusi dirasa cukup, guru memerintahkan tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Guru melakukan penilaian
pada tiap siswa yang maju ke depan kelas.
Pada akhir pembelajaran, siswa diajak menarik kesimpulan secara bersama-sama hasil
pembelajaran pada hari tersebut. Guru kemudian membacakan empat orang siswa yang aktif
untuk mendapatkan penghargaan. Pembelajaran diakhiri dengan penjelasan materi yang harus
dipersiapkan minggu depan.
Refleksi:
Saat pembentukan kelompok, siswa sudah dapat memaksimalkan waktu agar tidak
terbuang. Siswa lebih cepat dan tidak terjadi siswa mogok maju ketika ditunjuk guru. Kendala
dalam pertemuan ini adalah antara dua kelompok fishbowl, tampak sekali perbedaan yang
terjadi. Kelompok dua tampak lebih aktif daripada kelompok satu. Hal ini diakibatkan siswa
yang ditunjuk sebagi pengawas di kelompok satu kurang tegas mengatur temannya. Guru masih
kurang sigap dalam menghadapi situasi ini. Walaupun demikian secara keseluruhan pertemuan
pertama dalam siklus I ini sedikit mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses
pembelajaran pertemuan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Lampiran 10
CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS I
Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014
Waktu : 08.25 WIB
Tempat : Ruang kelas VII G
Jenis : Wawancara terstruktur
Informan : Ivanda Melin R.
Peneliti : Selamat pagi, namanya siapa?
Ivanda : Selamat pagi, Pak. Saya Ivanda.
Peneliti : Ivanda kan baru saja menjalani pembelajaran bahasa Jawa dengan Ibu
Vivin, menurut Ivanda bagaimana pembelajaran tadi?
Ivanda : Seru, Pak.
Peneliti : Seru bagaimana maksudnya?
Ivanda : Ya beda dengan biasanya.
Peneliti : Tadi diskusinya namanya apa masih ingat?
Ivanda : Ikan dalam akuarium (fishbowl)
Peneliti : Menurut Ivanda lebih senang mana dibanding pertemuan yang lalu?
Ivanda : Enak ini, Pak. Lebih bisa paham.
Peneliti : Itu kok dapat tanda Smile kenapa?
Ivanda : Karena paling aktif, Pak.
Peneliti : Senang mendapat penghargaan dari guru?
Ivanda : Senang pak.
Peneliti : Bagian mana yang masih belum paham?
Ivanda : Bahasa krama-nya banyak, Pak. Belum hapal semua.
Peneliti : Oke terimakasih, ya.
Ivanda : Ya. Pak
Refleksi:
Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran berbicaraJawa krama lebih menyenangkan dengan digunakannya metode fishbowl. Siswa yang mendapatpenghargaan juga merasa bangga karena keaktifannya dihargai oleh guru. Hal ini diharapkanmemacu teman yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS I
Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Ruang kelas VII G
Jenis : Wawancara terstruktur
Informan : Renaldy Dwi Saputra
Peneliti : Selamat pagi, namanya siapa?
Renaldy : Selamat pagi, Renaldy, Pak..
Peneliti : Setelah diajar Ibu Vivin ini tadi, menurut kamu bagaimana pembelajaran
tadi?
Renaldy : Asyik, Pak.
Peneliti : Sudah pernah apa belum diajak berdikusi seperti tadi?
Renaldy : Belum, Pak.
Peneliti : Apa namanya tadi?
Renaldy : Fishbowl.
Peneliti : membantu memahami materi apa tidak?
Renaldy : Membantu sekali, tidak terasa kalau sedang pelajaran Pak.
Peneliti : Materi berbicara bahasa Jawa krama sulit tidak?
Renaldy : Sulit, Pak.
Peneliti : Bagian mana yang masih belum paham?
Renaldy : Bahasa krama-nya itu belum hapal, Pak
Peneliti : Oke terimakasih, ya.
Renaldy : Ya. Pak
Refleksi:
Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran berbicaraJawa krama lebih menyenangkan dengan digunakannya metode fishbowl. Siswa merasakanpembelajaran jadi seperti permainan. Kesulitan siswa adalah belum hapal kosakat bahasa Jawakrama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Lampiran 11CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA GURU SIKLUS I
Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014
Waktu : 09.50-10.15
Tempat : Ruang Perpustakaan SMPN 3 Mejayan
Jenis : Wawancara Terstruktur
Informan : Vivin Novalina Herawati, S.Pd.
Peneliti : Selamat pagi, Bu Vivin.
Ibu Vivin : Selamat pagi, silahkan duduk Pak.
Peneliti : Terima kasih, Pak.
Ibu Vivin : Bagaimana apa ada yang dapat saya bantu?
Peneliti : Ketika ibu melaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama
dengan metode fishbowl apakah ada kesulitan?
Ibu Vivin : Untuk awal-awal memang ada, karena saya belum mengerti tentang
metode ini sebelumnya, dan merupakan metode baru bagi saya.
Peneliti : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kendala tersebut Bu?
Ibu Vivin : Ya saya mempelajari terus metode yang njenengan tawarkan ini, serta
melihat contoh video yang Anda tunjukkan kepada saya.
Peneliti : Dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan metode
fishbowl apakah materi pembelajaran bisa disampaikan dengan mudah?
Ibu Vivin : Ya. Memang lebih mudah tersampaikan, dan anak bisa langsung
mempraktikkannya.
Peneliti : Bagaimana kondisi anak-anak sekarang Bu, mengenai keterampilan
berbicara bahasa Jawa krama?
Ibu Vivin : Lebih bagus daripada sebelumya.
Peneliti : Apakah anda sudah pernah menerapkan metode fishbowl sebelumnya
pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama?
Ibu Vivin : Belum pernah sama sekali Pak, wong ya baru tahu dari anda ini.
Peneliti : Berarti ini pengalaman ibu menggunakan metode fishbowl yang pertama,
ya Bu?
Ibu Vivin : Ya, Pak.
Peneliti : Saya rasa sudah cukup Bu. Saya ucapkan terima kasih atas
kerjasamanya.
Ibu Vivin : Sama-sama, Pak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Refleksi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi bahwa guru meskipunbaru sekali ini mencoba metode fishbowl, namun sudah dapat memahaminya dengan bantuanvideo dari peneliti. Sebagaian besar siswa sudah merasa senang ketika belajar berbicara bahasaJawa krama. Siswa lebih mudah mempelajari huruf Jawa dengan metode fishbowl. Metode inimembawa siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Ada beberapa kendala yang dihadapai diantaranya siswa masih membutuhkan waktu lama untuk membentuk formasi fishbowl.Hal ini dapat diatasi ketika dipertemuan kedua siswa sudah pernah mempraktekkan sehinggamenjadi lebih efisien dalam penggunaan waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
Lampiran 12DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 1
SMP NEGERI 3 MEJAYANTAHUN PELAJARAN 2013/2014
1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 3 4 3 3 3 16 80 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 2 2 3 2 12 60 Kurang4 3897 ANANDA P 3 3 3 4 3 16 80 Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 3 3 15 75 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 3 3 3 3 3 15 75 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup
10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 3 4 3 3 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 3 3 17 85 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 2 3 2 2 3 12 60 Kurang14 3907 IVANDA MELIN R P 2 3 3 4 4 16 80 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 4 3 3 3 3 16 80 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 3 4 3 17 85 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 3 3 3 2 14 70 Cukup19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 3 3 3 3 16 80 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 3 3 3 2 14 70 Cukup23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 3 3 3 3 16 80 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 4 3 3 4 4 18 90 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 3 15 75 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 3 3 4 3 17 85 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 3 2 3 3 2 13 65 Cukup
86 87 75 89 83 420 21005,9 6 5,2 6,1 5,7 29 7577 78 67 79 74 75 75
DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS I
Aspek yang DiamatiNo No Induk Nama Siswa L/P Skor
JumlahRata-Rata
Presentase (%)
Nilai Predikat
Keterangan Aspek nilai:1. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan penjelasan
guru2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran3. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
guru dan mengajukan pertanyaan4. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas
guru
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 2SMP NEGERI 3 MEJAYAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Lampiran 13DAFTAR HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KRAMA SIKLUS I
1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 3 4 3 4 3 17 85 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 3 3 3 2 14 70 Cukup4 3897 ANANDA P 4 3 3 4 3 17 85 Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 3 3 15 75 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 4 3 3 3 3 16 80 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 4 3 3 3 3 16 80 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 4 3 3 3 16 80 Baik
10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 3 4 3 3 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 3 3 17 85 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 2 3 3 2 3 13 65 Cukup14 3907 IVANDA MELIN R P 4 3 3 4 4 18 90 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 4 3 3 3 3 16 80 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 3 4 3 17 85 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 4 3 3 3 3 16 80 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 4 3 3 3 17 85 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 3 3 3 3 16 80 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 4 3 3 4 4 18 90 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 3 15 75 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 3 3 4 3 17 85 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 3 3 3 3 3 15 75 Baik
92 91 82 90 86 441 22056,3 6,3 5,7 6,2 5,9 30,4 78,882 81 73 80 77 78,8 78,8
JumlahRata-Rata
Presentase (%)
No No Induk Nama Siswa L/PAspek yang Diamati
Skor Nilai Predikat
Keterangan Aspek nilai:1. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan
penjelasan guru2. Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran3. Kemampuan siswa dalam menjawab
pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan4. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas
guru
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
SMP NEGERI 3 MEJAYANTAHUN PELAJARAN 2013/2014
KKM: 75
KETERANGAN: < 75 TIDAK TUNTAS, ≥ 75 TUNTAS
Keterangan Aspek nilai:1. Kosakata2. Tekanan3. Pemahaman4. Tata Bahasa5. Kelancaran
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 3 3 3 3 16 80 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup4 3897 ANANDA P 3 4 3 2 3 15 75 Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup6 3899 ARIFIYAH NUR A P 3 3 3 4 3 16 80 Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 3 4 2 3 3 15 75 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 2 3 3 4 3 15 75 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 2 4 3 3 3 15 75 Baik
10 3903 DIMAS ADI SURYA L 2 3 2 4 3 14 70 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 3 3 3 4 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 2 3 3 3 4 15 75 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 2 3 4 15 75 Baik14 3907 IVANDA MELIN R P 3 3 3 4 3 16 80 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 3 3 3 3 4 16 80 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 3 3 4 3 16 80 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 3 4 3 3 3 16 80 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup24 3917 RISMA NUR ASWIN P 3 3 3 3 3 15 75 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 3 3 3 3 3 15 75 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 3 15 75 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 3 3 3 4 3 16 80 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 3 3 2 3 4 15 75 Baik
76 88 75 90 88 417 20855,2 6,1 5,2 6,2 6,1 28,8 74,568 79 67 80 79 74,5 74
JumlahRata-Rata
Presentase (%)
Nilai PredikatAspek yang Diamati
No No Induk Nama Siswa L/P Skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II(RPP)
Sekolah : SMP NEGERI 3 MEJAYANMata Pelajaran : Bahasa JawaKelas / Semester : VII /IIAlokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Berbicara6. Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dalam bentuk menyampaikan pesan
dan himbauan secara langsung
Kompetensi Dasar6.1 Menyampaikan pesan / informasi sacara lisan dengan menggunakan berbagai
ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar.
Indikator :6.1.7 Dapat membedakan tingkatan bahasa Jawa yang dipakai sesuai dengan lawan
bicara yang dihadapi.6.1.8 Dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan ragam basa krama sesuai
unggah-ungguh basa yang benar.
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran :Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat berbicara atau berdialogdengan orang yang lebih tua sesuai dengan unggah-ungguh yang benar.
Karakter siswa yang diharapkan: Kreatif Komunikatif Percaya diri
B. Materi Pembelajaran : Teks pesan atau himbauanTuladha:
h. Kepareng matur Pak, kula dipun utus Pak Budi, Inggih bapakipunMarsini, kapurih matur panjenengan bilih dinten punika Marsini botenmlebet amargi sakit Tipus., lan enjing kalawau dipun bekta dhatengrumah sakit.
i. Gus, aku mau diutus Pak Budi, Bapake Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amaraga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.
j. Gus , aku mau dikongkon Andi, adhike Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amarga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Cara menyampaikan pesanWacan a. wong kapisan / sing rembugan yaiku murid
Wong kapindo / sing diajak rembugan yaiku Pak GuruWong katelu / sing dirembug yaiku Pak Budi (bapake murid)
Basane : Migunakake basa karma amarga murid rembugan karo gurulan sing ngongkon ya wong tuwa.
Wacan b. wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho / sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)Wong katelu/ sing dirembug yaiku Pak Budi
Basane : Migunakake basa ngoko campuran karma, amarga singdirembug tatarane padaha, dene kecampuran krama awit singdirembug ana sing luwih tuwa (Pak Budi)
Wacan c.Wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)
Wong katelu / sing dirembug yaiku adhine muridBasane : migunakake basa ngoko kabeh amarga sing diajak rembugan
lan sing dirembug tataran drajate padha lan sangisore.
Unggah-ungguh bahasa JawaManut Unggah-ungguhing basa Jawa kang baku kapilah dadi telung warna, yaiku7. Basa ngoko yaiku basa wantah, tanpa nganggo pakurmatan. Kang
migunakake basa ngoko yaiku:a. Bocah kang durung bisa guneman ganep utawa bocah kang durung ngerti
unggah-ungguh.b. Wong guneman marang sapdha-padha sing kulina bangetc. Wong ngunandika.d. Wong tuwa marang wong kang kaprenah enome. Wong luhur (pemimpin ) marang andhane.
Basa ngoko isih kapilah maneh dadi rong warna, yaiku:(1). basa Ngoko lugu, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko kabeh ora
kecampuran tembung madya lan tembung krama.(2) Basa ngoko Andhap, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko
kecampuran tembung krama inggil/kramamratelakake ngajeni.
8. Basa krama/ basa kurmat yaiku basa taklim utawa basa kang ngajeni .Dene kanggone:
a. Wong enom marang wong tuwa.b. Murid marang Guruc. Anak marang wong tuwaned. Reh-rehan marang dhedhuwurane.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
9. Basa Madya. Yaiku basa kang manggone ana ing antarane krama karo ngoko.Dadi kalah taklim karo krama, nanging luwih taklim tinimbang basa ngoko.Lumrahe awujud wancahaning tembung krama/ kurmat.Kaya umpamane:
empun, teng, nggih, ngga, napa, niku, niki Lsp.
C. Metode dan Model Pembelajaran :5. Metode : Permodelan, Penugasan, Tanya Jawab6. Model : Fishbowl
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:Pertemuan pertama
7. Kegiatan awalApersepsid. Guru bertanya siapa saja yang menggunakan bahasa Jawa Krama dalam berbicara
dengan orang tuanya.e. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai oleh
siswa.f. Guru menjelaskan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan oleh siswa
MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran
8. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa membentuk kelompok beranggotakan lima orang, siswa yang lain
membentuk lingkaran di luar kelompok kecil tersebut.b. Guru membagi daftar kosakata ngoko dan menjelaskan langkah-langkah kerja.
Elaborasia. Siswa yang berada di tengah mencari bahasa Krama dari bahasa Ngoko yang
diberikan.b. Siswa yang berada di tengah bergantian menjawab, apabila ada siswa yang tidak
dapat menjawab, siswa di lingkaran luar diberikan kesempatan mengacungkantangan.
c. Siswa yang berada di lingkaran luar diberikan kesempatan masuk ke kelompokkecil di tengah apabila dapat menjawab.
d. Siswa membuat kesimpulan.
Konfirmasic. Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan siswad. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa.
9. Kegiatan akhira. Guru membuat simpulan tentang bahasa Jawa ragam Krama.b. Guru memilih 3 anak yang paling aktif dalam diskusi untuk mendapatkan reward.c. Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa pada pertemuan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Pertemuan kedua7. Kegiatan awalApersepsiGuru mengecek kehadiran siswa.Guru bertanya tentang tugas yang diberikan siswa
MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran.
8. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa memperagakan menyampaian pesan atau himbauan kepada teman dan guru.
Elaborasib. Siswa saling menilai penampilan temannya.
Konfirmasic. Guru memberikan penilaian dan penguatan materi.
9. Kegiatan akhirGuru mengevaluasi
E. Sumber belajar :11. Teks pesan himbauan
12. Kerangka teks pesan atau himbauan
13. Cara menyampaikan pesan
14. Unggah-ungguh Bahasa Jawa
15. Buku teks
F. Penilaian Teknik : observasi, penugasan Bentuk intsrumen : lembar observasi, Tugas proyek Soal / Instrumen :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
1. Penilaian Proses
No Aspek yangdinilai
TeknikPenilaian
WaktuPenilaian
InstrumenPenilaian
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Keaktifan Siswadalammendengarkanpenjelasan guruKeaktifan siswadalam mengikutipembelajaranKemampuansiswa dalammenjawabpertanyaan gurudan mengajukanpertanyaanKeaktifan siswapada saat diskusifishbowlKemampuansiswa dalammelaksanakantugas guru
Pengamatan Proses LembarPengamatan
Diamati ketikaprosespembelajaranberlangsung
Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa
No Nama Siswa Aspek yang Diamati Skor Nilai Predi-kat1 2 3 4 5
123
JumlahRata-rataPersentase
Keterangan Aspek nilai:5. Minat6. Keaktifan Siswa7. Kerja Sama8. Tanggung Jawab
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 - 100 Amat baik75 - 89 Baik60 - 74 Cukup50 - 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Pedoman penskoran
Nilai akhir = jumlah skor x 5 = ….
3. Penilaian Hasil
No Aspek yang dinilai TeknikPenilaian
WaktuPenilaian
InstrumenPenilaian
Keterangan
1.2.3.4.5.
KosakataTekananPemahamanTata BahasaKelancaran
Pengamatan Proses LembarPengamatan
Diamati ketikaprosespembelajaranberlangsung
Daftar Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama
No Nama Siswa Aspek yang Diamati Skor Nilai Predi-kat1 2 3 4 5
123
JumlahRata-rataPersentase
Keterangan Aspek nilai:1. Kosakata2. Tekanan3. Pemahaman4. Tata Bahasa5. Kelancaran
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
Pedoman penskoran
Nilai akhir = Jumlah skor x 5 = ……
Mengetahui,Kepala SMP Negeri 3 Mejayan
PANG SUGIHARTO, M.Pd.NIP. 19680322 199703 1 005
Mejayan, Mei 2014Guru Mata Pelajaran
VIVIN NOVALINA H., S.Pd.NIP.19871116 2011 01 2 020
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Lampiran 15INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURUBERBICARA JAWA KRAMA SIKLUS 2 PERTEMUAN 1
No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor
1 2 3 4
I PRAPEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √
2 Memeriksa kesiapan siswa √
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi √
2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
B Pendekatan/strategi pembelajaran
1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai
√
2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa
√
3 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √
4 Melaksanakan pembelajaran dengan metode fishbowl √
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √
C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran
1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran
√
2 Menghasilkan pesan yang menarik √
DPembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran
√
2Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
√
3Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar
√
E Penilaian proses dan hasil belajar
1 Memantau kemajuan belajar √
2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √
IV PENUTUP
1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa
√
2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan
√
JUMLAH 64
SKOR TOTAL 84
JUMLAH RATA-RATA 76,19
Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik
Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURU
BERBICARA JAWA KRAMA SIKLUS 2 PERTEMUAN 2
No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor
1 2 3 4
I PRAPEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √
2 Memeriksa kesiapan siswa √
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi √
2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan materi pembelajaran
1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
B Pendekatan/strategi pembelajaran
1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai
√
2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa
√
3 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √
4 Melaksanakan pembelajaran dengan metode fishbowl √
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √
C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran
1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran
√
2 Menghasilkan pesan yang menarik √
DPembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran
√
2Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
√
3Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar
√
E Penilaian proses dan hasil belajar
1 Memantau kemajuan belajar √
2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √
IV PENUTUP
1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa
√
2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan
√
JUMLAH 77
SKOR TOTAL 84
JUMLAH RATA-RATA 91,66
Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik
Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Lampiran 16
CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Hari/Tanggal : Jumat, 2 Mei 2014
Waktu : 07.00-08.20
Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Jenis : Siklus II Pertemuan 1
Informan : Siswa dan Guru SMPN 3 Mejayan
Setting:
Kegiatan Pembelajaran dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan
Mejayan, Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang
tiap mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1
data administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di
bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan
PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.
Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan
kemoceng.
Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul
Husna. Kebijakan kepala sekolah, sebelum masuk kelas seluruh siswa berbaris sesuai kelasnya
masing-masing untuk kemudian dipimpin salah satu perwakilan membaca Asmaul Husna.
Bahasa Jawa jatuh pada jam pertama dan kedua, jadi siswa baru saja selesai membaca Asmaul
Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengindisikan siswa
agar siap menerima pelajaran.
Deskripsi:
Pertemuan telah sampai pada siklus II. Telah banyak pengalaman yang didapat oleh guru
dan siswa. Guru membuka pertemuan dengan memberikan salam yang dijawab serempak.
Ingatan siswa kembali digali dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru. Pada siklus I kemampuan
Kosakata siswa masih kurang, karena itu pada pertemuan I siklus II ini guru mengajak siswa
melakukan permainan tebak kata. Guru menginstruksikan aturan main dan seiswa dengan segera
memahami cara bermainnya. Guru menunjuk siswa yang mendapat penghargaan pada pertemuan
sebelumnya untuk memimpin permainan ini. Siswa tampak menikmati jalannya permainan. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
akhir permainan terdapat siswa yang mendapatkan hukuman bernyanyi karena dalam permainan
berada di posisi terakhir. Siswa yangt lain tampak terhibur melihat temannya bernyanyi.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan membentuk lingkaran besar dan lingkaran
kecil atau diskusi fishbowl. Siswa tampak sudah terlatih sehingga kurang dari satu menit posisi
duduk sudah siap. Diskusi berjalan lancar, dan ditutup dengan siswa menuliskan sendiri
kesimpulan dari hasil pembelajaran. Guru pun menutup pembelajaran, setelah menunjuk siswa
yang aktif dalam pembelajaran untuk mendapatkan penghargaan.
Refleksi:
Sebenarnya pada pertemuan ini siswa sudah mulai bosan dengan materi pembelajaran
yang terus berkutat pada berbicara bahasa Jawa krama. Untuk mengatasinya guru dengan cerdik
mengajak siswa melakukan permainan yang selain mengatasi kebosanan, juga meningkatkan
kosakata siswa. Pada pertemuan berikutnya guru perlu meningkatkan tingkat kesulitan materi,
serta memikirkan agar siswa tidak jenuh dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Hari/Tanggal : Rabu, 7 Mei 2014
Waktu : 07.00-08.20
Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan
Jenis : Siklus II Pertemuan 2
Informan : Siswa dan Guru SMPN 3 Mejayan
Setting:
Kegiatan Pembelajaran dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan
Mejayan, Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang
tiap mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1
data administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di
bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan
PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.
Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan
kemoceng.
Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul
Husna. Kebijakan kepala sekolah, sebelum masuk kelas seluruh siswa berbaris sesuai kelasnya
masing-masing untuk kemudian dipimpin salah satu perwakilan membaca Asmaul Husna.
Bahasa Jawa jatuh pada jam pertama dan kedua, jadi siswa baru saja selesai membaca Asmaul
Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengindisikan siswa
agar siap menerima pelajaran.
Deskripsi:
Pada pertemuan ini siswa kembali dikondisikan melaksanakan pola duduk diskusi
fishbowl. Bedanya pertemuan ini sekaligus guru melakukan penilaian. Siswa bergantian maju
untuk mempresentasikan keterampilannya. Siswa yang lain ikut menilai kemampuan temannya.
Kondisi pembelajaran tampak kondusif dan siswa menikmati jalannya pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Refleksi:
Guru harus lebih kreatif melaksanakan pembelajaran dengan cara memberikan variasi
berupa permainan-permainan. Guru juga harus memotivasi siswa agar tidak jenuh. Guru kadang
kurang menguasai materi sehingga beberapakali tampak tidak konsisten dalam membenarkan
hasil kerja siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Lampiran 17
CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS II
Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014
Waktu : 08.25 WIB
Tempat : Ruang kelas VII G
Jenis : Wawancara terstruktur
Informan : Moch. Syafiuddin
Peneliti : Selamat pagi, namanya siapa?
Udin : Selamat pagi, Udin, Pak..
Peneliti : Bagaimana Din senang mana diajar Bu Vivin seperti dulu Cuma
mengerkjakan LKS atau seperti barusan tadi?
Udin : Senang yang sekarang Pak
Peneliti : Diskusi fishbowl membantu apa tidak dalam memahami materi?
Udin : Membantu, Pak. Jadi lebih mudah.
Peneliti : Lebih mudahnya bagaimana?
Udin : Ada kelompok ikan dan akuarium. Kalau kita pas jadi ikan tidak bisa, di
kelompok akuarium ada yang membenarkan Pak.
Peneliti : Bu vivin mengajarnya menarik apa tidak?
Udin : Seru pak. Ada permainannya juga
Peneliti : Oke terimakasih, ya.
Udin : Sama-sama, Pak.
Refleksi:
Dari Hasil wawancara diatas menunjukan kalau siswa sangat tertarik dan senang dengan
pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama yang disajikan guru. Ternyata metode pembelajaran
fishbowl dapat membuat siswa senang. Siswa sangat tertarik mengikuti pembelajaran salah
satunya karena selain diskusi guru juga mengajak siswa melaksanakan permainan. Siswa sudah
tidak merasa kesulitan lagi belajar berbicara bahasa Jawa krama yang disajikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS II
Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Ruang kelas VII G
Jenis : Wawancara terstruktur
Informan : Muhammad Rizqi Wijaya
Peneliti : Selamat pagi, namanya siapa?
Rizqi : Selamat pagi, Rizqi, Pak..
Peneliti : Sudah hampir 4 pertemuan kita melaksanakan pembelajaran berbicara
bahasa Jawa krama. Masih merasakan ada kesulitan nggak, Riz?
Rizqi : Tidak ,Pak
Peneliti : Apa bedanya pembelajaran tadi dibanding ketika Bu Vivin masih
menerangkan dan hanya mengerjakan LKS?
Rizqi : Lebih menyenangkan ini, Pak. Jadi cepat paham.
Peneliti : Menyenangkannya dimana?
Rizqi : Ya ada ikan, ada akuarium. Seperti permainan jadi tidak terasa kalo
pelajaran
Peneliti : Kok dapat tanda Smile itu kenapa?
Rizqi : Karena aktif Pak
Peneliti : Oke terimakasih, ya.
Rizqi : Sama-sama, Pak.
Refleksi:
Dari Hasil wawancara diatas menunjukan kalau siswa sangat tertarik dan senang dengan
pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama yang disajikan guru. Ternyata metode pembelajaran
fishbowl dapat membuat siswa senang. Siswa sangat tertarik mengikuti pembelajaran salah
satunya karena selain diskusi guru juga mengajak siswa melaksanakan permainan. Siswa sudah
tidak merasa kesulitan lagi belajar berbicara bahasa Jawa krama yang disajikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
Lampiran 18
CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA GURU SIKLUS II
Hari/Tanggal : Rabu, 7 Mei 2014
Waktu : 10.00-10.15
Tempat : Ruang Perpustakaan SMPN 3 Mejayan
Jenis : Wawancara Terstruktur
Informan : Vivin Novalina Herawati, S.Pd.
Peneliti : Permisi bu, maaf menganggu. Saya mau wawancara dengan Ibu berkaitan
dengan pembelajaran yang baru saja Ibu laksanakan?
Ibu Vivin : Ya Pak, silahkan.
Peneliti : Ketika ibu membuat rancangan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama
dengan metode fishbowl apakah ada kesulitan?
Ibu Vivin : Kalau kesulitan jelas ada pak. Apalagi waktu pertama kali menggunakannya
karena baru bagi saya. Tetapi ketika sudah diterapkan beberapa kali lama-
lama jadi terbiasa jadi mudah..
Peneliti : Berarti sekarang anda sudah tahu langkah-langkahnya ya? Jika
dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Ibu Vivin : Sudah,Pak.
Peneliti : Berkaitan dengan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama pada siklus
dua ini, apakah masih kesulitan dalam menerapkan metode fishbowl?
Ibu Vivin : Kalau kesulitan tidak, paling hanya mengatur anaknya saja yang cenderung
ramai dikelas dan trus bagaimana biar mereka bisa tenang dan teratur, paling
hanya seperti itu saja pak.
Peneliti : Kalau langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode fishbowl apakah
masih ada kendala?
Ibu Vivin : Kalau langkah-langkahnya sudah bisa. Mungkin hanya kendala siswa yang
ramai dan ada satu dua anak yang pasif.
Peneliti : Dampak apa yang ibu rasakan terkait penerapan metode fishbowl terhadap
siswa?
Ibu Vivin : Dampaknya sangat positif, anak-anak cenderung mudah memahami
penggunaan bahasa Jawa krama yang biasanya mereka hanya menghafal
sekarang mereka harus bisa menerapkannya. Sehingga mereka merasa lebih
mudah dalam berbicara bahasa Jawa krama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
Peneliti : Bagaimana kondisi siswa kalau dilihat dari segi keaktifannya Bu?
Ibu Vivin : Anak-anak menjadi sangat aktif sekali. Saya rasakan pembelajaran menjadi
terpusat kepada siswa. Saya hanya menjadi fasilitator.
Peneliti : Dari segi materi bagaimana keterampilan berbicara bahasa Jawa krama
siswa sekarang ini bu?
Ibu Vivin : Kalau dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya anak-anak
sangat mengalami peningkatan, terutama dengan metode seperti ini menjadi
lebih meningkat lagi. Karena biasanya mereka hanya diberi soal dan
menjawab. Dengan permainan seperti ini mereka terarik dan mau belajar.
Peneliti : Kendala apa saja yang ibu rasakan selama pembelajaran berlangsung?
Ibu Vivin : Kendala jelas ada pak, namanya anak kan bermacam-macam, selain itu ada
satu siswa yang pindahan dari Papua, Dia sangat kesulitan sekali karena
baru mengenal bahasa Jawa pada semester ini.
Peneliti : Apakah anak tersebut ada peningkatan bila dibandingkan dengan
pertemuan-pertemuan awal sebelumnya?
Ibu Vivin : Ada pak. Paling tidak anak sudah mengenal bahasa Jawa yang mudah
seperti iya ‘nggih’, dan bahasa Jawa yang ngoko.
Peneliti : Jadi bisa dikatan penerapan metode fishbowl memberikan dampak positif
bagi siswa ya Bu?
Ibu Vivin : Sangat positif sekali terlihat dari kemajuan nilai hasil belajar anak-anak.
Peneliti : Terimakasih banyak informasi dan waktunya bu.
Ibu Vivin : Ya, Sama-sama pak.
Refleksi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat ditarik kesimpulan bahwa metodefishbowl telah dilaksanakan dengan baik. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi, namun. gurutelah dapat mengatasinya dengan baik. metode fishbowl juga berdampak pada hasil belajarsiswa, dapat ditunjukkan dari hasil ketuntasan belajar siswa. Selama pembelajaran berlangsungsiswa juga menjadi lebih aktif. Dari keseluruhan proses pembelajaran berbicara bahasa Jawakrama, dapat disimpulkan bahwa metode fishbowl berdampak positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Lampiran 19DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN 1
SMP NEGERI 3 MEJAYANTAHUN PELAJARAN 2013/2014
1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 3 3 4 4 18 90 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik4 3897 ANANDA P 3 4 3 3 4 17 85 Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 4 3 16 80 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 4 3 3 3 3 16 80 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 4 3 3 3 3 16 80 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 4 3 3 3 16 80 Baik
10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 4 3 3 3 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 3 3 17 85 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 3 2 4 15 75 Baik14 3907 IVANDA MELIN R P 3 4 3 4 3 17 85 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 4 3 3 3 4 17 85 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 4 4 4 19 95 Amat Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 4 2 3 3 15 75 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 4 16 80 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 3 3 4 3 17 85 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 4 3 3 3 3 16 80 Baik23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 3 3 3 3 3 15 75 Baik24 3917 RISMA NUR ASWIN P 3 3 3 3 3 15 75 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 3 4 3 4 3 17 85 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 4 16 80 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 4 3 3 3 17 85 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 4 3 3 3 3 16 80 Baik
95 93 82 90 92 452 22606,55 6,4 5,7 6,2 6,3 31,2 80,7
85 83 73 80 82 81 81
JumlahRata-Rata
Presentase (%)
No No Induk Nama Siswa L/PAspek yang Diamati
Skor Nilai Predikat
Keterangan Aspek nilai:6. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan penjelasan
guru7. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran8. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
guru dan mengajukan pertanyaan9. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl10. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas
guru
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 2SMP NEGERI 3 MEJAYAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Lampiran 20
1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik4 3897 ANANDA P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 4 3 3 4 3 17 85 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 4 3 3 3 3 16 80 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 4 3 3 3 3 16 80 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 4 3 3 3 16 80 Baik
10 3903 DIMAS ADI SURYA L 4 3 2 3 3 15 75 Baik11 3904 DYAS FILLAH A L 4 4 3 3 3 17 85 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 3 2 4 15 75 Baik14 3907 IVANDA MELIN R P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 4 3 3 3 4 17 85 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 4 4 4 19 95 Amat Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 4 3 3 3 16 80 Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 4 4 3 3 3 17 85 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 4 16 80 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 4 3 4 3 18 90 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 4 3 3 3 3 16 80 Baik23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 3 3 3 3 3 15 75 Baik24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 3 3 4 3 17 85 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 4 16 80 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 4 3 4 3 18 90 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 4 3 3 3 3 16 80 Baik
102 97 84 94 95 472 23607,03 6,7 5,8 6,5 6,6 32,6 84,3
91 87 75 84 85 84 84
JumlahRata-Rata
Presentase (%)
No No Induk Nama Siswa L/PAspek yang Diamati
Skor Nilai Predikat
Keterangan Aspek nilai:1. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan
penjelasan guru2. Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran3. Kemampuan siswa dalam menjawab
pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan4. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas
guru
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
DAFTAR HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KRAMA SIKLUS IISMP NEGERI 3 MEJAYAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014KKM: 75
KETERANGAN: < 75 TIDAK TUNTAS, ≥ 75 TUNTAS
Keterangan Aspek nilai:6. Kosakata7. Tekanan8. Pemahaman9. Tata Bahasa10. Kelancaran
Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang
1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 3 4 3 16 80 Baik2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 3 3 4 4 18 90 Amat Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 3 3 4 3 16 80 Baik4 3897 ANANDA P 4 4 3 3 4 18 90 Amat Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 4 3 16 80 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 3 4 3 3 4 17 85 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 3 3 3 4 3 16 80 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 4 3 4 3 17 85 Baik
10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 3 4 4 17 85 Baik11 3904 DYAS FILLAH A L 3 3 3 4 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 3 3 3 4 4 17 85 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 2 3 2 3 4 14 70 Cukup14 3907 IVANDA MELIN R P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 3 4 3 4 4 18 90 Amat Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 4 4 3 18 90 Amat Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 4 3 4 4 18 90 Amat Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 4 4 3 3 3 17 85 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 3 3 4 16 80 Baik21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 3 4 4 4 3 18 90 Amat Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 3 3 4 4 17 85 Baik23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 4 4 3 3 18 90 Amat Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 4 3 4 3 4 18 90 Amat Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 4 4 17 85 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 4 3 4 3 18 90 Amat Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 3 3 3 3 4 16 80 Baik
90 96 87 102 99 474 23706,21 6,6 6 7 6,8 32,7 84,64
80 86 78 91 88 85 84,6
JumlahRata-Rata
Presentase (%)
Nilai PredikatAspek yang DiamatiNo No Induk Nama Siswa L/P Skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user