· badan ekonomi kreatif nomor 1 tahun 2015 tentang organsasi dan tata kerja badau ... sub sektor...

29
:.':\...' ,a'lt KRAF PETUNJUK TEKNIS FASILITASI PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) EKONOMI KREATIF 1..''i1..

Upload: trinhnhi

Post on 06-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

:.':\...'

,a'ltKRAF

PETUNJUK TEKNISFASILITASI PENYALURANKREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

EKONOMI KREATIF

1..''i1..

Page 2:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

KATA Pf,NGANTAR

Ekonomi keatif Indonesia memiliki potensi besar untuk dapat meqjadi salah satu sektor

penggerak pertumbuhan ekonomi yang dapat mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil

den makmw Sosuai dengan visi pembangunan Indonesia hingga 2025 mendatang.

Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang digeralkan oleh keativitas yang berasal dari

pengetahuan dan ide yang dimiliki oleh manusia untuk mencari solusi kreatif dan inovatif

terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam arti lain, kreativitas merupakan sumber daya

terbarukan yang tidak akan habis. Jika SDM kreatif Indonesia yang jumlahnya besar dapat

berkreasi dan menciptakan nilai tambah yang didukung oleh iklim yang kondusif maka akan

tercipta kekuatan ekonomi yang mampu mendorong tercapainya visi pembangunan.

Iklim yang kondusif, salah satunya adalah melalui peran pemerintah untuk menyediakan

kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif Indonesia, sehingga para pelaku

ini dapat berkreasi dan berinovasi untr,rk menghasilkan karya untuk meningkatkan tarafhidup

mereka dan kesejahteraan lingkungannya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Selaku

Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Miko, Kecil, Dan Menengah No. 1 I Tahun

2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat maka Badan Ekonomi Kreatif

menyusun Petunjuk Teknis Fasilitasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ekonomi

Kreatif. Petunjuk Teknis ini digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penyaluran KIJR

yang diharapkan dapat mernecahkan permasalahan tentang ketersediaqn akss5 pembiayaan

khususnya pembiayaan perbankan bagi pelaku ekonomi keatif.

Diharapkan kepada seluruh pemangku kepentingan sellor ekonomi kreatifdi Pusat dan Daerah

dapar melaksanakan dan memanfaatkan Petunjuk Teknis ini untuk peningkatan dan perluasan

pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.

Februari 2018J

9y.o N o4rl

utomoHr\BK

Y@

*

(.,& Permodalan

ii%

Page 3:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................ .......... I

PENDAHULUAN ...........I

1.1 Latar Belakang ...............".... I

1.2 Landasan Hukum ................-2

1.3 Tujuan dan Sasaran .......'...... 3

1.4 Pengertian Umum ... . '. ... -.. 4

1.5 Ruang Lingkup...... ...........-...4

PERSYARATAN PENERIMA DAN .....,.... ...........5

PROSEDUR DALAM MEMPEROLEH KUR.. .........................5

2.1 Persyaratan Penerima.... ...............'.......-.'. 5

2.2 Prosedur dalam memperoleh KUR........... ................." 5

GAMBARAN UMUM POTENSI PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)- EKONOMI

3.1 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Arsitektur ..-......' 8

3 .2 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Interior .......... '..- '. .... '.. 8

3.3 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Komunikasi Visual ..........'.......-..... 9

3.4 Sehor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Produk........ .....'-.-.-... 10

3.5 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fotografi..... '...-. l0

3.6 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Penerbitan ........ I I

PENYALUR KUR DAN BADAN EKONOMI KREATIF ...... 13

4.1 Penyalur KUR........... ......... 13

4.2 Badan Ekonomi Kreatif ........ .................14

PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI............. ............,.. 15

ilt

Page 4:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

PELAKSANAAN KUR EKONOMI KREATIF

5.1 Pemantauan ..

5.2 Pengendalian.......

5.3 Eva|uasi...............

BAB VI...............

PENUTUP

l5

l5

l5

l6

t7

17

tv

Page 5:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri kreatif di Indonesia mernberikan kontribusi yang cukup signifikan

terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, serta memiliki peranan penting dalam

pemberdayaan sumber daya manusia. Berdasarkan survei Badan Ekonomi Kreatif @el<raf)

bekerjasama dengan BPS melakukan Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2017,

kontribusi PDB ekonomi kreatif pada tahun 2016 sebesar 922 trilyun rupiah. Nilai ini setara

dengan 7 ,44yodari total perekonomian nasional. Potensi ekonomi kreatif yang besar ini juga

terlihat dari nilai ekspor ekonomi kreatif sebesar US$ 19,9 M dengan jumlah tenaga kerja

yang terserap sebanyak 16,9 luta yang setara dengan 14,3 o/o dari total penduduk bekerja

yang ada di lndonesia.

Terlepas dari kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian nasional, upaya

pengembangan industri laeatif di Indonesiajugamemiliki tantangan tersendiri. Bekraf telah

mengidentifrkasi sedikifirya terdapat tujuh isu strategis yang menjadi potensi sekaligus

tantangan yang perlu mendapat perhatian para pemangku kepentingan dalam

pengembangan industri kreatif mendatang. Tujuh isu strategis dalam pengembangan

industri kreatif meliputi :

1. Ketersediaan sumber daya manusia yang kreatif, professional dan kompetitif;

2. Ketersediaan sumber daya alam yang berkualitas, beragam, dan kompetitif serta

ketersediaan sumber daya budaya yang dapat diakses secara mudah;

3. Ketersediaan pernbiayaan yang sesuai, mudah diakses dan kompetitif;

4. Ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang sesuai dan akomodatif;

5. Perluasan pasar bagi karya kreatif;

6. Perlindungan terhadap kekayaan inteltekhlal yang belum teqjarnin dan belum dapat

dij adikan sebagai j aminan memperoleh pembi ayaan

7. Kelembagaan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif.

1

Page 6:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

Tantangan mengenai ketersediaan pembiayaan yang sesuai, mudah diakses dan kompetitif

dapat diatasi, salah satunya dengan Penyaluran KUR Ekonomi Kreatif. Kredit Usaha

Rakyat (KUR) menrpakan salah saflr skema keditipembiayaan yang diberikan oleh

perbankan dengan pola penjaminan, yang dilaksanakan atas kerjasama Pemerintah,

Lembaga penjamin dan Perbankan, dengan imbal jasa penjaminan disediakan oleh

Pemerintah. KUR ini dapat dimanfaatkan untuk membiayai semua usaha produktif

termasuk sektor ekonomi keatif yang layak (feasible) tetapi belum bonkable dari aspek

jaminan maupun agunan tambahan.

Oleh karena itu agar pernanfaatan KUR oleh sektor eko omi kreatif berhasil dan berjalan

lancar maka diperlukan Petunjuk Teknis Fasilitasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat sektor

ekonomi keatif. Petunjuk ini sebagai pedoman atau acuan pemangku kepentingan dan

petugas pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta menjadi referensi perbankan dalam

menyalurkan KUR ke sektor ekonomi kreatif.

1.2 Landasan Hukum

a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor l0 Tahun 1998 tentang perbankan.

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Milao Kecil dan Menengah.

c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro.

d. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 201 5 tentang Badafl Ekonomi Kreatif sebagaimana

diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015.

e. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan

Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Miko, Kecil dan Menengah.

f. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor KEP-

22M.Ekonl1012009 tentang Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/pembiayaan Kepada

Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM-K).

g. Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala

Badan Ekonomi keatifNomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala

2

Page 7:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau

Ekonomi Kreatif.

h. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Selaku Ketua

Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Milao, Kecil, Dan Menengah Nomor I I

Tahun 201 7 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.

1.3 Tujuan dan Sasaran

. Tujuan

Dalam rangka memberikan acuan bagi pemangku kepentingan di pusat dan daerah

dalam penyaluran KtlR sektor ekonomi keatif dalam bentuk pedoman/petunjuk

pelaksanaan bagi masing-masing pihak yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi, serta pengawasan progam KUR Ekonomi Kreatif, yang

bertuj uan:

a. Meningkatkan penyaluran kredit/ pembiayaan KUR kepada pelaku ekonomi keatifbaik

unnrk individu/perseorangan baik sendiri-sendiri maupun dalam Kelompok Usaha atau

badan usaha yang melakukan usaha yang produktif (sesuai ketentuan Pasal I Peraturan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan

Pembiayaan Bagi Usaha Mkro, Kecil dan Menengah Nomor 1 1 Tahun 2017 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.

b. Meningkatkan daya saing UKM lceatif, membantu penanggulangan kerniskinan dan

perluasan kesempatan ke{a, serta peningkatan nilai tambah pelaku di sektor ekonomi

kreatif.

Sasaran

Terlaksananya penyaluran K{IR kepada pelaku ekonomi keatif dan meningkatnya

pelalor ekonomi laeatif yang memanfaatkan KUR.

b. Terpenuhinya modal bagi pelaku ekonomi kreatif dan peningkatan kapasitas pelaku

ekonomi kreatif.

a

3

Page 8:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

I.4 Pengertian Umum

a. Penerima KUR sektor ekonomi lceatif adalah pelaku industri kreatif baik secara

individu dan atau melalui kelompok usaha yaitu kelompok usaha drn pelaku industri

kreatif lainnya yang berusaha di bidang ekonomi kreatif.

b. Usaha keatif adalah usaha industri keatif yang meliputi 16 (enam belas) sub-sektor,

yaitu: (1) aplikasi dan game developer, (2) arsitektur, (3) desain interior, (4) desain

komunikasi visual, (5) desain produk, (6) fesyen, (7) Iilm, animasi dan video, (8)

fotografi, (9) kriya, (10) kuliner, (l l) musik, (12) penerbitan, (13) periklanan, (14) seni

pertunjukan, (15) seni rupa, (16) televisi dan radio.

c. Petunjuk Teknis ini merupakan panduan tambahan bagi Penyalur KUR yang akan

menyalurkan pembiayaan KIIR ke 6 (enam) subsektor Ekonomi Kreatif yaitu

Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fotografi dan

Penerbitan. Adaprm penyaluran KUR Ekonomi Kreatif tidak terbatas pada 6 (enan)

sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

ekonomi kreatif.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Telods KUR Ekonomi Kreatif dengan sistematika sebagai berikut:

l. Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, landasan hukum, tujuan dan sasaran,

pengertian umum dan ruang lingkup.

2. Persyaratm Penerima dan prosedur dalam me'rrperoleh KUR

3. Gambaran Umum Potensi Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ekonomi Kreatif

4. Penyalur KUR dan Badan Ekonomi Kreatif

5. Pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan penyaluran KUR

6. Penutup.

4

Page 9:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

BAB II

PERSYARATAN PENERIMA DAN

PROSEDTJR DALAM MEMPEROLEH KUR

2.1 Persyaratan Penerima

1) Individu: Pelaku ekonomi kreatif dengan syarat:

(l) Wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dibuktikan dengan kartu

identitas berupa e-KTP;

(2) Memiliki usaha di bidang ekonomi kreatif;

(3) Usahanya produktif dan layak (feasible) namun belum banknble.

2) Kelompok usaha, badan usaha, pelaku usaha ekonomi kreatif yang memiliki usaha di

bidang ekonomi kreatif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Memiliki Surat Izin Usaha yang diterbitkan pemerintah setempat.

4) Ketenhran lain yang ditetapkan oleh Penyalur KIIR.

2.2 Prosedur Dalam Memperoleh KUR

l) Badan Ekonomi Kreatif berkoordinasi dengan asosiasi sub sektor ekonomi kreatif untuk

mendata pelaku ekonomi kreatif yang menjadi anggotanya yang merniliki potensi untuk

menjadi calon-calon penerimaKUR. Asosiasi akan memverifikasi datapelaku ekonomi

kreatif yang berminat menjadi Penerima KUR.

2) Badan Ekonomi Kreatif akan menggugah data calon-calon penerima KUR yang telah

didapatkan dari Asosiasi ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP). Badan

Ekonomi Kreatifjuga dapat bekerja sama dengan Penyalur KUR untuk mengirirnkan

data calon-calon penerima KUR ekonomi kreatif agar dapat ditindaklanjuti oleh

Penyalur KUR untuk diunggah ke SIKP. Format isian data SIKP dapat dilihat pada

larnpiran VII dokumen petunjuk teknis ini.

3) Penyalur KUR akan memanfaatkan data di SIKP dan data yang dikirimkan oleh Badan

Ekonomi Kreatif untuk dapat memperoleh data calon penerima KUR yang memiliki

potensi untuk dibiayai.

5

Page 10:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

4) Penerima KUR akan langsung berhubungan dengan Penyalur KUR unftrk melakukan

penilaian kelayakan pembiayaan usaha dmi Penerima KUR.

5) Penyaluran KUR dilakukan mengikuti persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

6

Page 11:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

BAB III

GAMBARAN UMUM POTENSI PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT

(KUR) EKONOMI KREATIF

KUR urtuk sektor ekonomi kreatif dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian target-

target utama program Badan Ekonomi Kreatif, dmi aspek pemenuhan permodalan guna

mendorong pengembangan Rantai Nilai Produk Kreatif sesuai dengan Garnbar 3.1.

Gambar 3.1. Rantai Nilai Produk Kreatif

I(REAsI Pf,ODU|(sI-i:' XOHSUII Sl r,,rr XOI{SERVAS!DtsTRltusr

. Ruang Kreatif

. Sarana Kreasi

. Xlaster lkeasi

. Sarana/AlatProduksi

6DM/teknisiProduki

.Akses

Permodalan

. StrukturPasar

. Akses ke

Pasar

Repositoriessebagai sumberide kreatif pada

riklus berikutnya

Berdasarkan Rantai Nilai Produk Kreatif tersebut, peran Badan Ekonomi Kreatif adalah di

bidang Produksi yaitu Akses Permodalan. Sub sektor ekonomi kreatif yang diarnpuh oleh

Badan Ekonomi Kreatif sesuai dengan Peraturan Presiden No. 6 Juncto No. 72 Tahun 2015

Tentang Badan Ekonomi Kreatif, meliputi zubsektor (1) Kuliner, (2) Kerajinan, (3) Fesyen, (4)

Aplikasi dan Game Developer, (5) Arsitektur, (6) Desain Interior, (7) Desain Komunikasi

Visual, (8) Desain Produk, (9) Film, Animasi dan Video, (10) Fotografi, (11) Musik, (12)

Penerbitan, (13) Periklanan, (14) Senin Pernrnjukan (15) Seni Rupa, (16) Televisi dan Radio.

Petunjuk teknis ini ditujukan untuk menjadi panduan tarnbahan bagi Penyalur KUR yang ingin

menggali potensi pernbiayaan KUR pada 6 (enam) sub sektor ekonomi kreatif yaitu: Arsitektur,

Desain lnterior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fotografi, dan Penerbitan.

7

Page 12:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

Pemilihan sub sektor ini dilakukan dengan mempertimbangkan struktur biaya dan profitabilitas

masing-masing zub sektor yang masih relatif dapat di-cover oleh besarannya nominal

pembiayaan kredit usaha rakyat. Rincian struktur biaya dan profitabilitas untuk 6 (enam) sub

sektor diatas dapat dilihat pada lampiran I sampai VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari dokumen pehrnjuk teknis ini.

Bekraf akan berusaha menambah jumlah sub seklor ekonomi kreatif yang dapat difasilitasi

untuk memperoleh KUR ekonomi kreatif dengan mempertimbangkan skala usaha yang

bersangkutan dan telah dibuat struktur biayanya. Penyaluran KUR ekonomi kreatif diberikan

untuk sub sektor diatas dapat dirinci seperti dibawah ini:

3.1 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Arsitektur

a. Arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni secara utuh dalam mengubah ruang dan lingkuogan binaan sebagai bagian dari

kebudayaan dan peradaban manusia yang memenuhi kaidah fungsi, kaidah konstruksi,

dan kaidah estetika serta mencakup faktor keselamatan, keamanan, kesehatan,

kenyamanan dan kemudahan. (UU No. 6 Tahun 2017 tentang Arsitek)

b. Pembiayaan difokuskan pada aktivitas arsitektur yaitu kelompok yang mencakup

kegiatan penyediaanjasa konsultasi arsitek, seperti jasa arsitekhr perancangan gedung

dan drafting, jasa arsitektur perencanaan perkotaan dan arsitektur landscape, jasa

arsitektur pemugaran bangunan bersejarah, termasuk jasa inspeksi gedung dan

bangunan (KBLI71101).

c. Kelompok ini mencakup usaha jasa konsultasi arsitek (seperti: design bangunan,

pengawasan konsfuksi, perercanaim kota dan sebagainya) (Kode LBU 742000).

d. Pelaku ekonomi kreatif yang terdaftar di Ikatan Arsitek Indonesia

e. Penyalur KUR melakukan identifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif Sub Sektor

Arsitektur.

3.2 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Interior

a. Desain interior didefinisikan sebagai proses pemecahan masalah objektif manusia dan

Iingkungan yang didasari kolaborasi ilmu dan kreativitas dengan menambahkan nilai-

8

Page 13:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

nilai termasuk nilai identitas budaya dan nilai tambah (added valued) baik secara

ekonomis, fungsional, sosial, dan estetika sehingga dapat memberikan solusi subjektif.

6. Pembiayaan difokuskan pada kelompok kegiatan penyediaan jasa perancangan khusus,

seperti perancangan mode yang berhubungan dengan tekstil, pakaian jadi, sepatu,

perhiasan, furnitur dan karasteristik manusia, keamanan, pengeflalan pasar dan efisien

dekorasi interior lain serta barang mode lainnya seperti halnya barang pribadi atau

rumah tangga; perancang industrial, yaitu penciptaan dan pengembangan desain dan

spesifikasi yang mengoptimalkan penggunaan, nilai dan tampilan produk, termasuk

penentuan akhir pennukaan produk, pendekatan kepada kebutuhan dan dalam produksi,

distribusi, penggunaan dan produksi; kegiatan perancangar grafis, kegiatan desainer

interior dan kegiatan dekorator interior (KBLI74l00).

c. Kelompok ini mencakup dekorasi interior untuk penyelesaian konstruksi gedung (Kode

LBU 4s4000).

d. Pelaku ekonomi kreatif merupakan anggota komunitas/asosiasi desain interior di

Indonesia.

e . Penyalur KUR melakukan identifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif sub sektor desain

rnterror

3.3 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Komunikasi Visual

a. Desain komunikasi visual didefinisikan sebagai proses desain yang tujuan utamanya

adalah menyampaikan gagasan atau ide yang menggunakan bantuan visual.

b. Pembiayaan KIIR difokuskan pada aktivitas perancangan khusus yaitu kegiatan yang

mencakup penyediaan jasa perancangan khusus, seperti perarlcangan mode yang

berhubungan dengan tekstil, pakaian jadi, sepatu, perhiasan, furnitur dan karasteristik

manusia, keamanan, pengenalan pasar dan efisien dekorasi interior lain serta barang

mode lainnya seperti halnya barang pribadi atau rumah tangga; perancang industrial,

yaitu penciptaan dan pengembangan desain dan spesifikasi yang mengoptimalkan

penggunaan, nilai dan tampilan produk, termasuk penenfuan akhir permukaan produk,

pendekatan kepada kebutuhan dan dalam produksi, distribusi, penggunaan dan

produksi; kegiatan perancangan grafis, kegiatan desainer interior dan kegiatan dekorator

interior (KBLI 74100).

9

Page 14:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

c. Kelompok ini mencakup kegiatan lainnya yang berkaitan deugan komputer. (Kode

LBU 729000).

d. Pelaku ekonomi kreatif merupakan anggota komunitas/asosiasi desain komunikasi

visual di Indonesia.

e. Penyalur KUR melakukan identifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif sub sektor desain

komunikasi visual.

3.4 Sektor Bkonomi Kreatif Sub Sektor Desain Produk

a. Desain produk merupakan suatu alat manajemen untuk menerjemahkan hasil kegiatan

penelitian dan pengembangan suatu poduk yang dilakukan sebelurn menjadi rancangan

yang nyata yang akan diproduksi dan dijual.

b. Pembiayaan KUR difokuskan pada kelompok jasa pengepakan yang mencakup usaha

jasa pengepakan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, baik menggunakan atau tidak

suafu proses otomatis. Termasuk pembotolan minuman dan makanan, pengemasan

benda padat {blister packaging pembungkusan dengan alumunium foil, dan lain-lain),

pengemasan obat dan bahan obat-obatan, pelabelan, pembubuhan perangko dan

pemberian cap, pengemasan parsel atau bingkisan dan pembungkusan hadiah.

Termasuk pengalengan dan sejenisnya (KBLI 82920).

c. Kelompok ini mencakup usaha pembuatan segala macam kemasan dan kotak dari

kertasikarton yang digunakan untuk pembungkus/pengepakan, termasuk juga

pembuatan kotak untuk rokok dan barailg-barang lainnya (Kode LBU 210200).

d. Pelaku ekonomi kreatif merupakan anggota komunitas/asosiasi desain produk di

Indonesia.

e. Penyalur KUR melakukan identifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif sektor desain

komunikasi visual.

3.5 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fotografi

a. Fotografi didefinisikan sebagai sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas

individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan

perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan

berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan

juga kesempatan kerja.

10

Page 15:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

b. Pembiayaan KUR diutamakan pada aktivitas fotografi yang mencakup kegiatan

fotografi atau pemohetan, baik untuk perorangan atau kepentingan bisnis, seperti

fotografi untuk paspor, sekolah, pernikahan dan lain-lain; fotografi untuk tujuan

komersil, publikasi, mode, real estate atau pariwisata; fotografi dari udara (pemotretan

dari udara atau aerial photography) dan perekaman video untuk acara seperti

pemikahan, rapat dan lainJain. Kegiatan lain adalah pemrosesan dan pencetakan hasil

pemotretan tersebut, meliputi pencucian, pencetakan dan perbesaran dari negatif film

atau cine-film yang diambil klien; laboratorium pencucian film dan pencetakan foto;

photo shop (tempat cuci foto) satujarn (bukan bagian dari toko kamera); mounting slide

dan penggandaan dan restoring atau pengubahan sedikit tranparasi dalam hubungannya

dengan fotografi. Termasuk juga kegiatan jurnalis foto dan pembuatan mikofilm dari

dokumen (KBLI 74201).

c. Dalam 19 Sektor Ekonomi LBU, subsekstor fotografi ini tennasuk dalam kategori

sektor I 1 (Jasa Perusahaan) yaitujasa fotografi (Kode LBU 749000).

d. Pelaku ekonomi keatif merupakan anggota komunitas/asosiasi fotografi di Indonesia.

e. Penyalur KUR melakukan identiflkasi kepada pelaku ekonomi kreatif sub seltor desain

komunikasi visual.

3.6 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Penerbitan

a. Penerbitan didefinasikan sebagai suahr usaha/kegiatan mengelola informasi dan daya

imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituargkan

dalam bentuk tulisan, gambar dar/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk

dikonsumsi public, melalui media cetak, media elekhonik ataupun media daring untuk

mendapatkan nilar ekonomi, social ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi.

b. Pembiayaan KUR difokuskan pada kegiatan yang mencakup usaha penjilidan lembar

cetakan, misalnya menjadi buku, brosur, majalah, katalog dan sebagainya, dengan

melipat, memasang, menjahit, merekatkan, menyatukan, penjilidan dengan perekat,

perapihan dan gold stamping; prodr*si composed type, plates atau cylinders, penjilidan

buku; komposisi, pernasangan huruf, atau cylinders, penjilidan buku; komposisi,

pemasangan huruf, pengenalan karakter atau huruf optik, penyusunan elektronik;

pembuatan gambar mencakup pemasangan image atau gambar (untuk proses

pencetakan mesin cetak dn ffiet); pengukiran atau sketsa cylinders untuk gravure;

11

Page 16:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

proses pembuatan gambar langsung di atas pelat (temasuk pelat fotopolimer)

pembuatan gambar untuk pencetakan rtan pengecapan relief; pembuatan cetakan untuk

percobaan; pekerjaan artistik mencakup penyiapan batu litho dan woodblocks (produksi

batu lithographic, untuk digunakan dalam kegiatan percetakan di unit lain); pembuatan

barang reprografi; desain barang cetakan seperti skets4 layout, barang contoh dan

sebagainya; dan kegiatan grafis lainnya seperti die-sinking dan die-staurping,

penggandaan huruf braille, peurukulan dan pengeboran, penyulaman timbul,

pemvemisan dan pelapisan" penyisipan dan pelipatan (KBLI 18120).

c. Kelompok ini mencakup usaha penerbitan buku, brosur, buku musik, dan publikasi

lainnya; penerbitm surat kabar, jurnal, tabloid dan majalatr, penerbitan dalam media

rekaman; industri penerbitan khusus dan indusfri penerbitan lainnya (Kode LBU

221000).

d. Pelaku ekonomi laeatif merupakan auggota komunitas/asosiasi penerbitan di Indonesia.

e. Penyalur KUR melakukan identifikasi dengan pelaku ekonomi kre*if sub sektor

penerbitan.

12

Page 17:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

BAB IV

PEI{YALUR KUR DAN BADAN EKONOMI KREATIF

4.1 Penyalur KUR

Penyalur KUR adalah lembaga keuangan atau koperasi yang ditunjuk untuk menyalurkan KUR.

Lembaga Keuangan yang berhak menyalurkan KUR adalah lembaga keuangan yang

berdasarkan prinsip konvensional maupun syariah yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang otoritas jasa keuangan.

Sedangkan koperasi adalah koperasi simpan pinjam (KSP) darlatau koperasi simpan pinjam

pembiayaan syariah (KSPS) yang diawasi oleh Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perkoperasian.

Beberapa lembaga keuangail yang menyalurkan KUR

Bank Umum

l. BRI 7. BankPermata

2. Bank Mandiri 8. Maybank

3. BNI 9. BTPN

4. Bukopin 10. OCBC NISP

5. BCA 11. Bank Artha Graha

6. Bank Sinarrnas 12. BRI Syariah

Bank Daerah

1. BPD Kalbar

2. BPD NTT

3. BPD Bali

4. BPD DIY

5. BPD Sulselbar

6. BPD Sumatera Utara

Lembaga Pembiayaan

1. BCA Finance

2. MegaFinance

7. Bank Jatim

8. BPD Sumbar

9. BPD Riau Kepri

10. Bank Jambi

11. Bailk Lamptrng

12. Bank Papua

3. FIF

4. AdiraFinance

13

Page 18:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

Penyalur KUR dapat berubah sewaknr-waktu menye ;uaikan dengan Penetapal Penyalur

Kredit Usaha Rakyat oleh Kementerian Koordinator Perekonomian selaku Ketua Komite

Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menegah.

4.2 Badan Ekonomi Kreatif

Badan Ekonomi Kreatif dalam hal melaksanakan tugas dan fungsinya untuk meningkatkan

akses pembiayaan KUR melalui perbankan kepada pelaku ekonomi kreatif mempunyai tugas :

l. Melakukan koordinasi dengan asosiasi dan pelaku ekonomi kreatif untuk mendata para

pelaku ekonomi keatif yang membutuhkan pembiayaan KUR untuk diunggah datanya

ke dalam Sistem Infonnasi Kredit Program (SIKP).

2. Melakukan pembinaan dm pendampingan kepada pelaku ekonomi keatif. Pembinaaan

dan pendampingan ini ditunjukan untuk meningkatkan kapasitas pelaku agar layak

mendapat pembiayaan KUR.

3. Berkoordinasi dengan perbankan Penyalur KUR untuk menetapkan target/sasaran

penyalur KUR terhadap sub sektor ekonomi kreatif

4. Berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang membina pelaku ekonomi kreatif untuk

6 (enam) sub sektor diatas agar para pelaku ekonomi kreatif di deaerah mendapat

hedit/pembiayaan KUR sesuai dengan ketentuan Penyalur KUR

5. Pembinaan dan pendampingan dalam pelaksanaan KUR dilakukan oleh Drektorat

Akses Perbmkan, Deputi Akses Pennodalan Badan Ekonomi Kreatif.

14

Page 19:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

BAB V

PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN EYALUASI

PELAKSANAAN KUR EKONOMI KREATIF

Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan KUR bagi pelaku ekonomi kreatif untuk 6 (enam)

sub sektor diatas agar tepat sasaran maka diperlukan adanya pemantauan, pengendalian dan

evaluasi secara periodik.

5.1Pemantauan

Pemantauan adalatr kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan KUR ekonomi

l<reatif, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan

tirnbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pemantauan pelaksanaan KUR

ekonomi kreatif dilakukan terhadap perkembangan realisasi penyerapan dana KUR untuk

6 (enam) sub sektor yang meliputi Sub Sektor Arsitek, Desain Interior, Desain

Komunikasi Visual, Fotografi dan Penerbitan.

Realisasi penyerapan dana KUR ini diperoleh dari data perbankan khususnya Bank yang

sudah melaksanakan Nota Kesepahaman dengan Badan Ekonomi Kreatif. Dari data

penyaluran KUR dapat dipantau perkembangan kredit/pembiayaan untuk ke enam sub

sektor diatas. Pemantauan ini akan dilaporkan dalam waktu setiap 6 bulan.

5.2 Pengendalian

Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimakstrdkan untuk

mdamin agar suatu program/kegratan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

ditetapkan, untuk tercapainya tujuan dan sasaran KUR ekonomi kreatif yang tertuang

dalam skema KUR dilakukan melalui kegiatan pengawasan. Porgawasan kegiatan KUR

ekonomi kreatif akan dilakukan oleh Kedeputian Akses Permodelan Badan Ekonomi

Kreatif.

Untuk mengendalikan kelancaran pelaksanaan dari KUR Sub SektorEkonomi Kreatif ini,

maka Kedeputian Akses Permodalan akan membuat buku Lending Model untuk Sub

Sektor Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fotografi

dan Penerbitan yang akan memberikan wawasan kepada para Penyalur KUR atas

15

Page 20:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

karakteristik dari masing-masing sub sektor ini sehingga Penyalur KIJR dapat lebih

me6ahami resiko dari masing-masing sub sektor tersebut diatas datr tidak enggan untuk

menyalurkan KUR kepada para pelakrmya.

5.3 Evaluasi

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (rnput),keluaran

(output)dm hasil (outcome).Evaluasi dilakukan dengan makzud untuk dapatmengetahui

dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajum dan kendala yang dijumpai dalam

petaksanaan rencana kegiatan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan

rencanaKUR ekonomi lreatif di mnsayang akan datang.

16

Page 21:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

BAB VI

PENUTUP

Pedoman Teknis KUR sektor ekonomi kreatif di susun dalam rangka percepatan dan perluasan

KUR Tahun 2018 yang menjadi salah satu tugas Badan Ekonomi Kreatif sesuai Surat Menko

perekonomian Nomor 230/I\d.EKON/lll20l5 tanggal 3 November 2015. Pedoman ini

digunakan sebagai acuan bagi pemangku kepentingan baik di pusat dan daerah dalam

pemanfaatan KUR untuk mendukung permodalan pelaku industi laeatif dalam melaksanakan

usaha sektor ekonomi kreatif, dengan tujuan:

a. Meningkatkan penyaluran kreditipembiayaan KUR kepada pelaku ekonomi kreatif baik

untuk individu/perseorangan atau badan usaha yang melakukan usaha yang produktif

b. Membantu penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja, serta peningkatan

nilai tambah pelaku di sektor ekonomi kreatif.

Adapun sasffan dari pedoman KUR Ekonomi Kreatif adalah:

a. Terlaksananya penyaluran KUR kepada pelaku ekonomi kreatif dan meningkatnya pelaku

ekonomi kreatif yang memanfaatkan KUR.

b. Terpenuhinya modal bagi pelaku ekonomi kreatif dan peningkatan kapasitas pelaku

ekonomi laeatif.

Agar pelaksanaan penyaluran KUR Ekonomi Kreatif sesuai dengan tujuan dan sasaran seperti

yang direncanakan dengan "ciri khas" sentuhan ekonomi kreatif, makaBadan Ekonomi Kreatif

melaksanakan kegiatan pembinaan dan pendampingan untuk peningkatan kompetensi baik

teknis maupun adminisfrasi bagi pelaku reatif yang menjadi Penerima KUR Ekonomi Kreatif.

Selain itu Badan Ekonomi Kreatifjuga melaksanakan kegiatan Pemantauan, Pengendalian dan

Evaluasi pelaksanaan KUR Ekonomi Kreatif.

t7

Page 22:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

LAMPIRAN STRUKTUR BIAYA DAI[ PROFITABILITAS

LAMPIRAN I : STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS SUB SEKTOR BISNIS

ARSITEKTUR

105,500,0001Belanja Modal

Awal

a illodal 105,500,000: TotrlBalanl

24,000,0002Biaya Operasional

I Tahunllmat'l Tahun 24,000,000

100,000,0003Target

Pendapatan100,000,000

(Total Pendapatan -Biaya Operasional)

76,000,0004 Keuntungan(Laba)

Marjin Keuntungan :76%76,000,000

Tahun(Modal/Laba) 1.705 BEP Target

((Laba/(Modal+Laba) 16 ROA

Total 100%

0.5868ROE (Laba/Modal)

Toht f 59Yo

18

Page 23:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

LAMPIRAN II : STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS BISMS SUB

SEKTOR DESAIN INTERIOR

Sub Sektor Desain Interior Murni

1Belanja Modal

Awal 77,500,000

77,500,000

2Biaya

Operaslonal lTahun

80,600,000

80,600,000

3Target

Pendapatan 240,000,000

240,000,000

4Keuntungan

(Laba)(Total Pendapatan - Biaya

Operasional)159,400,000

159,/fi10,000 Mariln Keuntungan : 66.41%

5 BEP Target (Modal/Laba) 0.99 Tahun

6 ROA ((Laba/(Modal+Laba) 1

100o/o

7 ROE (Laba /Modal) 1.008

101o/o

19

Page 24:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

Sub Sektor Desain Interior Rancang Bangun

1Belanja Modal

Awal 107,500,000

107,500,000

2Biaya

Operaslonal lTahun

121,560,000

12r,560,000

3Target

Pendapatan600,000,000

600,000,000

4Keunfungan

(Laba)(Target Pendapatan -

Biaya Operasional)478,440,000

479,{46,ggg MarJin Keuntungan : 79.74oh

5 BEP Target (Modal/Laba) 0./[8 Tahun

6 ROA ((Laba/(Modal+Laba) 1

100o/o

7 ROE (Laba /Modal) 2.088

209o/o

20

Page 25:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

LAMPIRAN III : STRUKTI]R BIAYA DAN PROFITABILITAS SUB SEKTOR

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

164,500,0001Belanja Modal

Awal164,500,000

350,000,0002Biaya Operaslonal

I Tahun350,000,000

600,000,0003Target

Pendapatan600,000,000

(Target Pendapatan -Biava Operasional)

250,000,0004Keuntungan

(Laba)Mariln Keuntungan 41.6%250,000,000

Tahun2.0585 BEP Target (Modal/Laba)

a3276 ROA ((Laba/Modal+Laba)

32.TYo

0.49127 ROE (Laba /Modal)

49%

2L

Page 26:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

LAMPIRAN IV

DESAIN PRODUK

r STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS SI]B SEKTOR

25,300,0001 Belanja ModalAwal25,300,000

2Blaya Operasional

{ Tahun 225,550,000

225,550,000

3Target

Pendapatan 570,000,000

570,000,000

344,450,0004Keuntungan

(Labal(Target Pendapatan -

Biaya Operasional)344,450,000 Marlin Keuntungan : 60.42oh

0.728 Tahun5 BEP Target (Modal/Laba)

6 ROA ((Laba/(Modal+L66", 0.5802

58.O2olo

7 ROE (Laba /Modal) 1.37

137olo

22

Page 27:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

LAMPIRAN V

FOTOGRAFI

STRIXTI]R BIAYA DAN PROFITABILITAS STJB SEKTOR

1Belanja Modal

Awal 493,000,000

493,000,000

Biaya Mainpower +Tenaga Keria Ahli

186,600,000

Biaya Overhead +Utilitas 159,500,0002

BlayaOperaslonal t

TahunBiaya Lain-lain 50,000,000

h"i?:'rl:lll 396,{00,000

3Target

Pendap.tan 660,000,000

660,000,000

4 Keuntungan(Laba)

(Target Pendapatan -Biaya Operasional)

263,900,000

liarlln Kountungan : 39.98%263,900.000

5 BEP Terget (Modaulaba) 3.37 Tahun

6 ROA ((Laba(Modal+Laba) 0.422

42Yo

7 ROE (Laba/Modal) 0.2968

:-r.i.i ili;.:r-:. 30%

21

Page 28:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

LAMPIRAN VI

PENERBITAN

STRUKTI]R BIAYA DAN PROFITABILITAS SUB SEKTOR

Belania Modal Peralatan Kerja 49,000,0001

49,000,000

Biaya Mainpower &Tenaoa Keria Ahli

336,500,000

Biaya Overhead &utilitas

75,000,0002Biaya

Operasional ITahun

Biaya Lain-lain 140,000,000

551,500,000

3Target

PendaDatan700,000,000

700,000,000

149,500,0004Keuntungan

(Labal(Target Pendapatan -

Biava Operasional)tariin Keuntungan : 21.21o/o148,500,000

Tahun5 BEP Target (ModaULaba) 4

6 ROA ((Laba/(Modal+Laba) 1

2A%

(Laba/Modal) 0.2472939227 ROE

25o/o

24

Page 29:  · Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau ... sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor

LAMPIRAN VII : FORMAT ISIAN SISTEM INFORMASI KREDIT PROGRAM

(Str(P)

I . Nama Lengkap Sesuai KTP

No. KTP

Jenis Kelamin (L/K)

Alamat

Nama lJsaha

Alamat Usaha

Jenis Usaha

Nornor Telepon

Email

10. Total Debit

2

J

4

5

6

7

8

9

25