zzzz

3
DPD Minta Kapolri Tindak Pelaku Kasus Musi Rawas Wakil Ketua DPD Laode Ida, menilai polisi kemungkinan besar melanggar Hak Asasi Manusia dalam penanganan kerusuhan di Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan yang menewaskan lima warga menyusul demo pemekaran daerah beberapa waktu lalu. "Menurut informasi yang kita dengar, kerusuhan Musi Rawas tidak perlu terjadi kalau polisi  bisa mengendalikan diri saat mengamankan aksi demo warga yang menuntut pemekaran wilayah," katanya di Kendari, Minggu. Saat warga melakukan aksi demo kata Ladoe, semuanya berjalan aman, damai dan lancar tanpa ada yang bertindak anarkhis. Massa berubah anarkhis kata dia, setelah polisi yang mengamankan demo menembaki warga secara brutal yang menewaskan empat warga dan beberapa orang luka. "Warga yang luka kemudian dilarikan di rumah sakit, namun hanya beberapa hari menjalani  perawatan, korban kena tembak tersebut meninggal. Jadi korban meninggal akibat kerusuhan di Musi Rawas, Sumatera Selatan menjadi lima orang," katanya. Laode mengaku Senin pekan depan, dirinya bersama angggota DPD dari Sumatera Selatan, akan berkunjung ke Musi Rawas, berkomunikasi langsung dengan warga setempat. "Dalam kunjungan tersebut kami akan meminta warga Musi Rawas yang menuntut  pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Musi Rawas Utara, agar bersabar, karena wilayah tersebut akan segera dibahas menjadi daerah otonom baru bersama empat calon daerah otonom lainnya di Indonesia," katanya. Sebagai Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida meminta Kapolri agar oknum anggota Polri yang terlibat penembakkan warga di Musi Rawas diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku. "Mereka yang terlibat dalam penembakan warga itu, agar diberi hukuman yang setimpal, sehingga bisa menimbulkan efek jera bagi polisi-polisi lain untuk bertindak brutal," katanya. Menurut Laode, masih ada lima calon daerah otonom baru yang akan dibahas DPR pada sidang berikutnya yang direncakan pada Juli 2013. Kelima calon daerah otonom baru tersebut yakni, Kabupaten Musi Rawas Utara (Sumatera Selatan), Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Muna Barat dan Kota Muna (Sulawesi Tenggara.

Upload: tika-runifah

Post on 30-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

7/16/2019 ZZZZ

http://slidepdf.com/reader/full/zzzz55cf9d7b550346d033adceee 1/3

DPD Minta Kapolri Tindak Pelaku Kasus Musi Rawas

Wakil Ketua DPD Laode Ida, menilai polisi kemungkinan besar melanggar Hak Asasi

Manusia dalam penanganan kerusuhan di Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan yang

menewaskan lima warga menyusul demo pemekaran daerah beberapa waktu lalu.

"Menurut informasi yang kita dengar, kerusuhan Musi Rawas tidak perlu terjadi kalau polisi

 bisa mengendalikan diri saat mengamankan aksi demo warga yang menuntut pemekaran

wilayah," katanya di Kendari, Minggu.

Saat warga melakukan aksi demo kata Ladoe, semuanya berjalan aman, damai dan lancar 

tanpa ada yang bertindak anarkhis.

Massa berubah anarkhis kata dia, setelah polisi yang mengamankan demo menembaki warga

secara brutal yang menewaskan empat warga dan beberapa orang luka.

"Warga yang luka kemudian dilarikan di rumah sakit, namun hanya beberapa hari menjalani perawatan, korban kena tembak tersebut meninggal. Jadi korban meninggal akibat kerusuhan

di Musi Rawas, Sumatera Selatan menjadi lima orang," katanya.

Laode mengaku Senin pekan depan, dirinya bersama angggota DPD dari Sumatera Selatan,

akan berkunjung ke Musi Rawas, berkomunikasi langsung dengan warga setempat.

"Dalam kunjungan tersebut kami akan meminta warga Musi Rawas yang menuntut

 pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Musi Rawas Utara, agar bersabar, karena wilayah

tersebut akan segera dibahas menjadi daerah otonom baru bersama empat calon daerah

otonom lainnya di Indonesia," katanya.

Sebagai Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida meminta Kapolri agar oknum anggota Polri yang

terlibat penembakkan warga di Musi Rawas diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku.

"Mereka yang terlibat dalam penembakan warga itu, agar diberi hukuman yang setimpal,

sehingga bisa menimbulkan efek jera bagi polisi-polisi lain untuk bertindak brutal," katanya.

Menurut Laode, masih ada lima calon daerah otonom baru yang akan dibahas DPR pada

sidang berikutnya yang direncakan pada Juli 2013.

Kelima calon daerah otonom baru tersebut yakni, Kabupaten Musi Rawas Utara (SumateraSelatan), Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Muna Barat dan

Kota Muna (Sulawesi Tenggara.

7/16/2019 ZZZZ

http://slidepdf.com/reader/full/zzzz55cf9d7b550346d033adceee 2/3

KRONOLOGIS RUSUH DI MUSI RAWAS 2013 Penyebab Aksi Unjuk Rasa

Warga Pemekaran Wilayah Di Musi Rawas Sumsel 

KRONOLOGIS RUSUH DI MUSI RAWAS 2013 Penyebab Aksi Unjuk Rasa WargaPemekaran Wilayah Di Musi Rawas Sumsel. Ribuan warga di Kecamatan Musi Rawas,

Sumatera Selatan, yang menuntut pemekaran daerah Kabupaten Muratara bentrok dengan

 polisi. Unjuk rasa digelar karena tidak dikabulkannya pengajuan pemekaran wilayah itu.

Massa yang menggelar aksi penutupan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di kawasan itu sejak 

Senin, 29 April 2013, dan menolak dibubarkan petugas meski sudah malam hari. Warga pun

melakukan perlawanan.

Tak puas hanya membakar dua mobil patroli, mereka membakar bangunan Polsek Rupit,Musi Rawas, Sumsel. "Masa menolak kami bubarkan, mereka bertindak anarkis dan Polsek 

Rupit dibakar," Kapolres Musi Rawas, Ajun Komisaris Besar Barly Ramadhan.

Aksi yang menutup Jalan Lintas Sumatera itu membuat macet total di jalur yang

menghubungkan Palembang dan Bengkulu. Bahkan, lalu lintas nyaris terpaku tak bergerak 

akibat aksi ini. Aksi itu berlangusng hingga malam hari, dan membuat petugas melakukan

 pembubaran.

Massa menolak membuka jalur yang diblokir itu, dan malah melempari petugas dengan

 batu. Akibat bentrokan itu, 4 warga tewas, puluhan warga luka-luka, dan enam polisi terluka.

Hingga saat ini situasi di Kecamatan Musi Rawas masih tegang. Pengamanan masih

dilakukan tim gabungan Polisi dan TNI.

"Memang benar sudah empat warga meninggal, empat warga luka-luka dan ada enam

anggota saya yang terluka parah," kata Kapolres Musi Rawas, Ajun Komisaris Besar Barly

Ramadhan, Selasa, 30 April 2013.

Menurut Barly Ramadhan, kerusuhan terjadi karena warga yang melakukan unjuk rasa di

Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) tidak mau membubarkan diri sampai malam hari.

Kerusuhan terjadi saat petugas berusaha membubarkan massa.

"Kejadian semalam pukul 20.20 WIB. Situasi menjadi chaos dan terjadi ricuh," katanya.

7/16/2019 ZZZZ

http://slidepdf.com/reader/full/zzzz55cf9d7b550346d033adceee 3/3

 

Keributan baru dapat diredam menjelan tengah malam. Pengamanan terus dilakukan dengan

mengerahkan petugas gabungan dengan bantuan dari Polda Sumsel. Hingga kini pengamanan

masih dilakukan di sekitar Polsek Rupit.