zzzz
DESCRIPTION
aaaTRANSCRIPT
7/16/2019 ZZZZ
http://slidepdf.com/reader/full/zzzz55cf9d7b550346d033adceee 1/3
DPD Minta Kapolri Tindak Pelaku Kasus Musi Rawas
Wakil Ketua DPD Laode Ida, menilai polisi kemungkinan besar melanggar Hak Asasi
Manusia dalam penanganan kerusuhan di Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan yang
menewaskan lima warga menyusul demo pemekaran daerah beberapa waktu lalu.
"Menurut informasi yang kita dengar, kerusuhan Musi Rawas tidak perlu terjadi kalau polisi
bisa mengendalikan diri saat mengamankan aksi demo warga yang menuntut pemekaran
wilayah," katanya di Kendari, Minggu.
Saat warga melakukan aksi demo kata Ladoe, semuanya berjalan aman, damai dan lancar
tanpa ada yang bertindak anarkhis.
Massa berubah anarkhis kata dia, setelah polisi yang mengamankan demo menembaki warga
secara brutal yang menewaskan empat warga dan beberapa orang luka.
"Warga yang luka kemudian dilarikan di rumah sakit, namun hanya beberapa hari menjalani perawatan, korban kena tembak tersebut meninggal. Jadi korban meninggal akibat kerusuhan
di Musi Rawas, Sumatera Selatan menjadi lima orang," katanya.
Laode mengaku Senin pekan depan, dirinya bersama angggota DPD dari Sumatera Selatan,
akan berkunjung ke Musi Rawas, berkomunikasi langsung dengan warga setempat.
"Dalam kunjungan tersebut kami akan meminta warga Musi Rawas yang menuntut
pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Musi Rawas Utara, agar bersabar, karena wilayah
tersebut akan segera dibahas menjadi daerah otonom baru bersama empat calon daerah
otonom lainnya di Indonesia," katanya.
Sebagai Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida meminta Kapolri agar oknum anggota Polri yang
terlibat penembakkan warga di Musi Rawas diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku.
"Mereka yang terlibat dalam penembakan warga itu, agar diberi hukuman yang setimpal,
sehingga bisa menimbulkan efek jera bagi polisi-polisi lain untuk bertindak brutal," katanya.
Menurut Laode, masih ada lima calon daerah otonom baru yang akan dibahas DPR pada
sidang berikutnya yang direncakan pada Juli 2013.
Kelima calon daerah otonom baru tersebut yakni, Kabupaten Musi Rawas Utara (SumateraSelatan), Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Muna Barat dan
Kota Muna (Sulawesi Tenggara.
7/16/2019 ZZZZ
http://slidepdf.com/reader/full/zzzz55cf9d7b550346d033adceee 2/3
KRONOLOGIS RUSUH DI MUSI RAWAS 2013 Penyebab Aksi Unjuk Rasa
Warga Pemekaran Wilayah Di Musi Rawas Sumsel
KRONOLOGIS RUSUH DI MUSI RAWAS 2013 Penyebab Aksi Unjuk Rasa WargaPemekaran Wilayah Di Musi Rawas Sumsel. Ribuan warga di Kecamatan Musi Rawas,
Sumatera Selatan, yang menuntut pemekaran daerah Kabupaten Muratara bentrok dengan
polisi. Unjuk rasa digelar karena tidak dikabulkannya pengajuan pemekaran wilayah itu.
Massa yang menggelar aksi penutupan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di kawasan itu sejak
Senin, 29 April 2013, dan menolak dibubarkan petugas meski sudah malam hari. Warga pun
melakukan perlawanan.
Tak puas hanya membakar dua mobil patroli, mereka membakar bangunan Polsek Rupit,Musi Rawas, Sumsel. "Masa menolak kami bubarkan, mereka bertindak anarkis dan Polsek
Rupit dibakar," Kapolres Musi Rawas, Ajun Komisaris Besar Barly Ramadhan.
Aksi yang menutup Jalan Lintas Sumatera itu membuat macet total di jalur yang
menghubungkan Palembang dan Bengkulu. Bahkan, lalu lintas nyaris terpaku tak bergerak
akibat aksi ini. Aksi itu berlangusng hingga malam hari, dan membuat petugas melakukan
pembubaran.
Massa menolak membuka jalur yang diblokir itu, dan malah melempari petugas dengan
batu. Akibat bentrokan itu, 4 warga tewas, puluhan warga luka-luka, dan enam polisi terluka.
Hingga saat ini situasi di Kecamatan Musi Rawas masih tegang. Pengamanan masih
dilakukan tim gabungan Polisi dan TNI.
"Memang benar sudah empat warga meninggal, empat warga luka-luka dan ada enam
anggota saya yang terluka parah," kata Kapolres Musi Rawas, Ajun Komisaris Besar Barly
Ramadhan, Selasa, 30 April 2013.
Menurut Barly Ramadhan, kerusuhan terjadi karena warga yang melakukan unjuk rasa di
Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) tidak mau membubarkan diri sampai malam hari.
Kerusuhan terjadi saat petugas berusaha membubarkan massa.
"Kejadian semalam pukul 20.20 WIB. Situasi menjadi chaos dan terjadi ricuh," katanya.