zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · web viewbab 2. tinjauan pustaka. dalam bab ini...

37
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia dan konsep dasar UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia yang berlokasi di Babat Kabupaten Lamongan. 2.1 Konsep Dasar Lansia 2.1.1 Pengertian Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Wahjudi Nugroho, 2008). Menurut WHO dan UU No. 13 Tahun 1998 pada Bab 1 Pasal 1 Ayat (2), (3), dan (4) tentang kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia dikatakan bahwa lanjut usia merupakan seseorang yang memasuki usia lebih dari 60 tahun, baik pria maupun wanita (Dikutip oleh Kushariyadi, 2010). Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus dan 5

Upload: phunglien

Post on 28-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya

adalah konsep dasar lansia dan konsep dasar UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia

yang berlokasi di Babat Kabupaten Lamongan.

2.1 Konsep Dasar Lansia

2.1.1 Pengertian

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki/mengganti diri

dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) serta memperbaiki kerusakan yang

diderita (Wahjudi Nugroho, 2008).

Menurut WHO dan UU No. 13 Tahun 1998 pada Bab 1 Pasal 1 Ayat (2),

(3), dan (4) tentang kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia dikatakan bahwa

lanjut usia merupakan seseorang yang memasuki usia lebih dari 60 tahun, baik

pria maupun wanita (Dikutip oleh Kushariyadi, 2010).

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan

secara terus-menerus dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh, sehingga akan

memengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (DEPKES RI,

dikutip oleh Siti Maryam, (2008)).

2.1.2 Batasan-batasan Lanjut Usia

Menurut Kushariyadi (2010), Siti Bandiyah (2009) dan Wahjudi Nugroho

(2008) usia yang dijadikan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar

antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah

sebagai berikut:

5

Page 2: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

6

1. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada 4 tahapan yaitu ; Usia

pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun, Lanjut usia (elderly) usia

antara 60-74 tahun, Lanjut usia tua (old) usia antara 75-90 tahun, dan

Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun.

2. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (Alm.), Guru Besar

Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran, membagi periodisasi

biologis perkembangan manusia dibagi menjadi ; Masa bayi (usia 0-1

tahun), Masa prasekolah (usia 1-6 tahun), Masa sekolah (usia 6-10

tahun), Masa pubertas (usia 10-20 tahun), Masa setengah

umur/prasenium (usia 40-65 tahun), dan Masa lanjut usia/senium (usia >

65 tahun).

3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani, psikolog dari Universitas Indonesia,

kedewasaan dibagi menjadi 4 bagian, yaitu ; Fase iuventus (usia 25-40

tahun), Fase verilitas (usia 40-50 tahun), Fase prasenium (usia 55-65

tahun), dan Fase senium (usia 65 tahun hingga tutup usia).

4. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia

dewasa sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi :

1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun,

2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun,

3) Lanjut usia (geriatric age) usia ˃ 65/70 tahun, terbagi atas ; Young old

(usia 70-75 tahun), old (usia 75-80 tahun), dan very old (usia ˃ 80

tahun).

2.1.3 Klasifikasi Lansia

Menurut Siti Maryam (2008) lansia diklasifikasikan menjadi 5, yaitu :

1. Pralansia (prasenilis) : Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2. Lansia : Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3. Lansia resiko tinggi : Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau

seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

4. Lansia potensial : Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan

atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.

Page 3: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

7

5. Lansia tidak potensial : Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,

sehingga hidupnya bergantung dengan bantuan orang lain.

2.1.4 Tipe Lansia

Menurut Siti Maryam (2008) dan Wahjudi Nugroho (2008) beberapa tipe

lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, kondisi fisik, mental, sosial,

dan ekonominya. Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Tipe Arif Bijaksana :

Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan

diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,

rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi

panutan.

2. Tipe Mandiri :

Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan

kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan,

serta memenuhi undangan.

3. Tipe Tidak Puas :

Lanjut usia ini yang selalu mengalami konflik lahir batin,

menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan,

kehilangan daya cantik jasmani, kehilangan kekuasaan, statua, teman

yang disayangi, pemarah tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit

dilayani, dan pengkritik.

4. Tipe Pasrah :

Lanjut usia ini yang sallu menerima dan menunggu nasib baik,

mempunyai konsep habis (habis gelap datang terang), mengikuti kegiatan

beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.

5. Tipe Binggung :

Lanjut usia ini yang kagetan, kehilangan kepribadian,

mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.

Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe

dependen (ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan

Page 4: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

8

serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan

sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).

2.1.5 Teori Proses Penuaan (Ageing Process Theory)

Berikut macam-macam teori proses penuaan menurut Siti Bandiyah (2009)

dan Siti Maryam (2008):

1. Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory) :

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk

spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan

biokimia yang deprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel

pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah

mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan fungsional sel).

2. Pemakaian dan Rusak : Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel

tubuh lelah (terpakai).

3. Teori Akumulasi dari Produk Sisa :

Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh. Sebagai

contoh; adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung dan sel SSP

(Susunan Syaraf Pusat) pada orang lanjut usia yang mengakibatkan

mengganggu fungsi sel itu sendiri.

4. Peningkatan Jumlah Kolagen dalam Jaringan.

5. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.

6. Reaksi dari Kekebalan Sendiri (Auto Immune Theory) :

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat

khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat

tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

7. Teori Immunologi Slow Virus (Immunology Slow Virus Theori) :

Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ

tubuh.

8. Teori Stres :

Page 5: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

9

Menua menjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasanya digunakan

tubuh menjadi regenari jaringan yang tidak dapat mempertahankan

kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan

sel-sel tubuh telah terpakai.

9. Teori Radikal Bebas :

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya

radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-

bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan

sel-sel tidak dapat regenerasi.

10. Teori Rantai Silang :

Sel-sel yang tua atau using, reaksi kimianya menyebabkan ikatan

yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan

kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.

11. Teori Program :

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

2.1.6 Perubahan-perubahan Akibat Proses Penuaan Yang Terjadi Pada

Lansia

Menurut Wahjudi Nugroho (2008) dan Siti Maryam (2008) perubahan-

perubahan yang terjadi pada lansia akibat proses penuaan dalam hal perubahan

fisik dan fungsi diantaranya :

1. Sel

1) Jumlah sel menurun / lebih sedikit.

2) Ukuran sel lebih besar.

3) Jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang.

4) Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun.

5) Jumlah sel otak menurun.

6) Mekanisme perbaikan sel terganggu. Otak menjadi atrofi.

7) Beratnya berkurang 5-10%.

8) Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar.

Page 6: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

10

2. Sistem Persyarafan

1) Menurun hubungan persarafan.

2) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap otang berkurang tiap

harinya).

3) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap stress.

4) Saraf panca-indra mengecil.

5) Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman

dan perasa mengecil, lebih ensitif terhadap perubahan suhu, dan

rendahnya ketahanan terhadap dingin.

6) Kurang sensitive terhadap sentuhan.

7) Defisit memori.

3. Sistem Pendengaran

1) Gangguan pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga

dalam, terutama terhadap bunyi suara atu nada yang tinggi, suara yang

tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur

65 tahun.

2) Membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

3) Terjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya

keratin.

4) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan / stress.

5) Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinngi atau

rendah, bisa terus menerus atau intermiten).

6) Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau

berputar).

4. Sistem Penglihatan

1) Sfingter pupil timbul sklerosis dan respons terhadap sinar menghilang.

2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas

menyebabkan gangguan penglihatan.

Page 7: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

11

4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinptasi, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam gelap.

5) Penurunan / hilangnya daya akomodasi, dengan manifestasi

presbiopia, seseorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi

berkurangnya elastisitas lensa.

6) Lapang pandang menurun: luas pandang berkurang.

7) Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau

pada skala.

5. Sistem Kardiovaskular

1) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

2) Elastisitas dinding aorta menurun.

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan kontraksi dan

volume menurun (frekwensi denyut jantung maksimal = 200 – umur).

4) Curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun).

5) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektivitas pembuluh darah

perifer untuk oksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur ke

duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun

menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak)

6) Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan

perdarahan.

7) Tekanan dara meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer

meningkat. Systole normal ±170 mmHg, diastole ±95 mmHg.

6. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu

thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu. Kemunduran terjadi

berbagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara

lain :

1) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis ±35°C ini

akibat metabolisme yang menurun.

Page 8: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

12

2) Pada kondisi ini, lanjut usia akan meras kedinginan dan dapat pula

menggigil, pucat, dan gelisah.

Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.

7. Sistem Pernafasaan (Respiration System)

1) Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan

kekuatan, dan menjadi kaku.

2) Aktivitas silia menurun.

3) Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas

lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun dengan

kedalaman bernapas menurun.

4) Ukuran alveoli melebar (membesar secara progesif) dan jumlah

berkurang.

5) Berkurangnya elastisitas bronkus.

6) Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.

7) Karbon dioksida pada arteri tidak berganti. Pertukaran gas terganggu.

8) Refleks dan kemampuan untuk batuk berkurang.

9) Sensitivitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun.

10) Sering terjadi emfisema senilis.

11) Kemampuan pegas dinding dada dan kekakuan otot pernapasan

menurun seiring pertambahan usia.

8. Sistem Pencernaan (Gastrointestinal System)

1) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa

terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi

dan gizi yang buruk.

2) Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lender yang kronis,

atrofi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecap di

lidah, terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas saraf

pengecap terhadap rasa asin, asam, dan pahit.

3) Esofagus melebar.

Page 9: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

13

4) Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung

menurun, motilitas, motilitas dan waktu pengosongan lambung

menurun.

5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

6) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu, terutama

karbohidrat).

7) Hati semakin mengecildan tempat penyimpanan menurun, aliran darah

berkurang.

9. Sistem Reproduksi

1) Wanita

(1)Vagina mengalami kontraktur dan mengecil.

(2)Ovari menciut, uterus mengalami atrofi

(3)Atrofi payudara.

(4)Atrofi vulva.

(5)Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi

berkurang, sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna.

2) Pria

(1)Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada

penurunan secara berangsur-angsur.

(2)Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun, asal

kondisi kesehatannya baik, yaitu diantaranya :

a. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.

b. Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan

kemampuan seksual.

c. Tidak perlu cemas karena prosesnya alamiah.

d. Sebanyak ±75% pria diatas 65 tahun mengalami pembesaran

prostat.

Page 10: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

14

10. Sistem Genitorurinaria

1) Ginjal

Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme

tubuh, melalui urin darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan

(unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus).

Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darah ke ginjal menurun

sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang. Akibatnya,

kemampuan mengonsentrasi urine menurun, berat jenis urine

menurun, proteinurea (biasanya +1), BUN (blood urea nitrogen)

meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa

meningkat.

2) Vesika Urinaria

Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau

menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada pria lanjut

usia, vesika urinaria sulit dikosongkan seingga mengakibatkan retensi

urine meningkat.

3) Pembesaran Prostat

Kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.

4) Atrofi Vulva

5) Vagina

Seseorang yang semakin menua, kebutuhan hubungan

seksualnya masih ada. Tidak ada batasan umur tertentu kapan fungsi

seksual seseorang berhenti. Frekuensi hubungan seksual cenderung

menurun secara bertahap setiap tahun, tetapi kapasitas untuk

melakukan dan menikmatinya berjalan terus sampai tua.

11. Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang

memprouksi hormon. Hormon pertumbuhan berperan sangat penting

dalam pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan, dan metabolism organ

tubuh. Yang termasuk hormone kelamin adalah :

Page 11: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

15

1) Esterogen, progesterone, dan testosterone yang memelihara alat

reproduksi dan gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.

2) Kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting

dalam pengaturan gula darah).

3) Kelenjar adrenal/anak ginjal yang memproduksi adrenalin. Kelenjar

yang berkaitan dengan ormon pria/wanita. Salah satu kelenjar

endokrin dalam tubuh yang mengatur agar arus darah ke organ

tertentu berjalan dengan baik, dengan jalan mengatur vasokontriksi

pembuluh darah. Kegiatan kelenjar anak ginjal ini berkurang pada usia

lanjut.

4) Produksi hamper semua hormone menurun.

5) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

6) Hipofisis : pertumbuhan hormon ada, tetapi lebih rendah dan hanya

didalam pembuluh darah; berkurangnya produksi ACTH, TSH, FSH,

dan LH.

7) Aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya pertukaran zat

menurun.

8) Produksi aldosteron menurun.

9) Sekresihormon kelamin, misalnya progesterone, esterogen, dan

testosterone, menurun.

12. Sistem Kulit/Integumen (Integumentary System)

1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2) Permukaan kulit cenderung kusam, kasar, dan bersisik (karena

kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel

epidermis).

3) Timbul bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis yang tidak

merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik-bintik atau

nodaa coklat.

4) Terjadi perubahan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-kerut

halus di ujung mata akibat lapisan kulit menipis.

5) Respons terhadap trauma menurun.

Page 12: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

16

6) Mekanisme proteksi kulit menurun :

(1)Produksi serum menurun,

(2)Produksi vitamin D menurun,

(3)Pigmentasi kulit terganggu.

7) Kulit kepala dan rambut menipis dan warna kelabu.

8) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

9) Berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan

vaskularisasi.

10) Pertumbuhan kuku lebih lambat.

11) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.

12) Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.

13) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

14) Jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang.

13. Sistem Muskuloskeletal (Musculosceletal System)

1) Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh.

2) Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi.

3) Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra,

pergelangan, dan paha. Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat

pada area tulang tersebut.

4) Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak dan

aus.

5) Kifosis.

6) Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.

7) Gangguan gaya bejalan.

8) Kekakuan jaringan penghubung.

9) Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya

berkurang).

10) Persendian membesar dan menjadi kaku.

11) Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.

Page 13: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

17

12) Atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi

lamban, otot kram, dan menjadi tremor (perubahan pada otot cukup

rumit dan sulit dipahami).

13) Komposisi oto berubah sepanjang waktu (myofibril digantikan oleh

lemak, kolagen, dan jaringan parut).

14) Alitan darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.

15) Otot polos tidak begitu berpengaruh.

2.1.7 Permasalahan yang Terjadi pada Lansia

Menurut Siti Bandiyah (2008) terdapat berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain :

1. Permasalahan Umum.

1) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.

2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang

berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.

3) Lahirnya kelompok masyarakat industri.

4) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan

lanjut usia.

5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia.

2. Permasalahan Khusus.

1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik

fisik, mental maupun sosial.

2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

3) Rendahnya produktifitas kerja lansia.

4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.

5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan

masyarakat individualistik.

6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat

mengganggu kesehatan fisik lansia.

Page 14: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

18

2.1.8 Penyakit Lanjut Usia Di Indonesia

Menurut Siti Bandiyah (2009) penyakit lanjut usia di Indonesia, meliputi:

1. Penyakit-penyakit system pernafasan.

2. Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah.

3. Penyakit pencernaan makanan.

4. Penyakit system urogenital.

5. Penyakit gangguan metabolik/endokrin.

6. Penyakit pada persendian tulang.

7. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses keganasan.

2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Kesehatan merupakan suatu keadaan tidak adanya penyakit atau

ketidakmampuan. Kesehatan untuk lansia adalah kemampuan untuk hidup dan

berfungsi secara efektif dalam masyarakat dan melatih rasa percaya diri dan

otonomi sampai tingkat maksimum yang dapat dilakukan, tetapi tidak perlu bebas

dari penyakit secara total (Mickey Stanley & Patricia Gauntlett Beare, 2006).

Menurut Mickey Stanley & Patricia Gauntlett Beare (2006) kesehatan untuk

lansia merupakan interaksi yang kompleks sebagai berikut :

1. Fungsional

Keterbatasan fungsional merupakan manifestasi dari penyakit

sehingga pengkajian tentang defisit fungsional akan memperjelas

kebutuhan pelayanan yang spesifik bagi lansia.

2. Mental dan Emosional

Lansia dapat mengalami berbagai perubahan fisik, mental, dan

emosional seiring dengan bertambahnya usia. Masalah mental dan

emosional seperti penurunan rasa berharga dan ketertarikan serta takut

menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat dapat dimanifestasikan

dalam berbagai macam gejala fisik yang menunjukkan adanya adanya

suatu penyakit.

Page 15: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

19

3. Psikososial

Defisit nurologis yang menyebabkan penarikan diri, isolasi dan

rasa asing menyebabkan lansia binggung dan mengalami disorientas seta

hilangnya fungsi tubuh dan gangguan gambaran diri turut berperan

terhadap hilangnya harga diri klien.

4. Promosi Kesehatan.

Pola multidemensional dari tindakan dan pesepsi yang berasal dari

dalam diri sendiri yang dapat memelihara atau meningkatkan

kesejahteraan.Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat untuk lansia

adalah aktivitas fisik, mental, dan sosial secara teratur, nutrisi yang

adekuat, pengendaliaan berat badan dan manajemen stres.

5. Perlindungan Kesehatan

Perilaku Perlindungan kesehatan adalah aktivitas yang diarahkan

untuk mengurangi resiko individu terhadap berkembangnya penyakit

tertentu. Misalnya olah raga secara teratur merupakan perilaku untuk

melindungi kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko seseorang

menderita penyakit kardiovaskuler, depresi, daibetes millitus pada saat

dewasa akibat obesitas dan osteoporosis.

6. Proses Penyakit

Penyebab penyakit pda lansia pada umumnya berasal dari dalam

tubuh (endogen), sedangkan pada orang dewasa berasal dari luar tubuh

(eksogen). Halm ini disebabkan karena pada lansia telah terjadi

penurunan fung dari berbagai organ-organ tubuh akibat kerusakan sel-sel

karena proses menua, sehingga produksi hormon, enzim, dan zat-zat

yang diperlukan untuk kekebalan tubuh menjadi berkurang.

Page 16: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

20

2.1.10 Diagnosa Keperawatan Pada Lansia

1. Fisik/Biologis :

1) Gangguan persepsi sensori : pendengaran b/d adanya hambatan

penerimaan dan pengiriman rangsangan.

2) Gangguan persepsi sensorik : penglihatan b/d penurunan ketajaman

penglihatan, adanya presbiopia, glaukoma, faktor eksternal.

3) Gangguan nutrisi : kurang/lebih dari kebutuhan tubuh b/d asupan tidak

adekuat, reaksi obat, anoreksia, depresi, gangguan mengunyah, isolasi

sosial, tidak mampu memasak/menyiapkan hidangan.

4) Perubahan eliminasi defekasi : konstipasi b/d xerostomi, efek obat,

gangguan mengunyah, penyakit periodontal, menurunnya selera/daya

pengecapan, gangguan gigi geligi, hygiene mulut.

5) Perubahan eliminasi urine b/d urgensi, frekuensi, dribbing, nokturia,

hesistansi.

6) Perubahan eliminasi urine : inkontinensia b/d fecal lith, defisiensi

hormone esterogen, hipertrofi prostat, infeksi traktus urinaria, reaksi

obat, gangguan kognitif.

7) Kurang perawatan diri b/d penurunan minat dalam merawat diri.

8) Perubahan pemeliharaan status kesehatan tubuh : intoleransi aktivitas,

penurunan curah jantung, gangguan perfusi jaringan.

9) Risiko tinggi trauma akibat hipotensi post prandial dan risiko tinggi

jatuh/fraktur b/d osteoporosis, gangguan neurologis/efek samping

obat.

10) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d merokok, kifosis, inflamasi,

infeksi, penyakit berat/menahun/keterbatasan gerak.

11) Potensial cedera fisik b/d penurunan fungsi tubuh.

12) Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan sendi.

13) Ketidaknyamanan pada kulit (gatal/kulit kering) b/d dehidrasi,

penuaan kulit, kelembaban udara sangat rendah.

Page 17: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

21

14) Gangguan integritas kulit b/d inkontinensia, malnutrisi, dehidrasi,

keterbatasan gerak, tirah baring/paparan langsung terhadap sinar

matahari.

15) Gangguan pola tidur b/d nyeri, ansietas, depresi, nokturia,

inkontinensia, efek obat, perubahan hormonal selama menopause,

perubahan cuaca lingkungan/demensia.

16) Risiko tinggi hipotermia/hipertermia b/d imobilisasi, usia jompo,

efek obat/penyakit kronis.

17) Gangguan pola seksualitas b/d efek obat (hipertensi), penyakit

endokrin (Diabetes Mellitus), Penyakit Jantung Koroner, gangguan

genitorurinaria (vaginitis, prostatitis, inkontinensia).

18) Ketidakpatuhan minum obat b/d gangguan status fungsional,

regimen obat yang serba rumit, rendahnya dukungan sosial, reaksi

obat, miskin/kesulitan transportasi, tidak memahami petunjuk obat.

2. Psikososial :

1) Isolasi sosial b/d perasaan curiga.

2) Menarik diri dari lingkungan b/d perasaan tidak mampu.

3) Depresi b/d isolasi sosial.

4) Harga diri rendah b/d perasaan ditolak.

5) Koping tidak adekuat b/d ketidakmampuan mengemukakan perasaan

secara tepat.

6) Cemas b/d sumber keuangan yang terbatas.

3. Spiritual :

1) Reaksi berkabung/berduka b/d ditinggal pasangan.

2) Penolakan terhadap proses penuaan b/d ketidaksiapan menghadapi

kematian.

3) Marah terhadap Tuhan b/d kegagalan yang dialami.

4) Perasaan tidak tenang b/d ketidakmampuan melakukan ibadah secara

tepat.

Page 18: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

22

2.2 Konsep Dasar UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia yang Berlokasi Di

Babat Kabupaten Lamongan

2.2.1 Pengertian

Pelayanan sosial adalah proses pemberian bantuan pelayanan dan

bimbingan yang dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan untuk

memenuhi kebutuhan lanjut usia, sehingga yang bersangkutan mampu

melaksanakan fungsi sosialnya.

Pelayanan sosial adalah lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang

memiliki tugas dan fungsi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

dan memberdayakan penyandang masalah kesejahteraan sosial kearah kehidupan

normatif secara fisik, mental dan sosial.

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan yang berlokasi di Babat

Kabupaten Lamongan adalah pelayanan sosial yang mempunyai tugas

memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup

secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

2.2.2 Prinsip Pelayanan

Pelayanan kesejahteraan sosial dalam UPT berlangsung dengan memegang

teguh beberapa prinsip pelayanan sebagai berikut :

1. Menghormati harkat dan martabat klien (respect for human diginity).

Lanjut usia sebagai manusia mempunyai harkat, martabat sehingga

pelayanan sosial kepada lanjut usia harus menghormati dan menjujung

tinggi harkat martabat lanjut usia yang dilayani.

2. Menjaga kerahasiaan (confidentiality).

Data dan informasi yang terkait dengan kondisi, kebutuhan.

Masalah dan pelayaan yang diberikan kepada lanjut usia perlu dijaga

kerahasiaanya. Data yang untuk kepentingan pelayanan.

3. Tidak memberikan stigma (destigmatisasi).

Kelanjutusiaan merupakan proses alamiah yang dialami

manusia.proses penurunan kemampuan penglihatan, mobilitas dan

produktifitas merupakan peristiwa wajar yang dialami oleh lanjut usia,

Page 19: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

23

sehingga pelayanan sosial harus dijauhkan dari kesan stigma atau

pandangan negative terhadap lanjut usia.

4. Tidak mengucilkan (deisolasi).

Lanjut usia sebagai makhluk sosial (social being) harus selalu

diberi kesempatan dan dukungan untuk dapat berinteraksi kepada orang

lain. Lanjut usia ingin mencintai dan dicintai, menerima dan diterima,

serta menemani dan ditemani sehingga pelayanan tidak boleh

mengucilkan lanjut usia dari lingkungan sosialnya.

5. Menghidari sikap positif (desensitiasi).

Lanjut usia mempunyai perasaan sensitive (marah, tersinggung,

kecewa, tidak berharga) atas kondisi dan kesulitan yang menyertai

kelanjutusiaannya, sehingga pelayanan jangan sampai menyinggung

perasaan sensitive lanjut usia.

6. Pemenuhan kebutuhan secara tepat.

Program-program yang dirancang untuk memberikan pelayanan

yang diberikan kepada lanjut usia dalam mengatasi masalah dan

peningatan peranan sosialnyaharus dapat secara nyata memenuhi

kebutuhan lanjut usia.

7. Pelayanan secara komprehensif.

Program-program yang dirancang untuk member pelayanan kepada

lanjut usia dalam mengatasi masalah dan peningkatan peranan sosialnya

harus beraneka ragam dalam arti tidak hanya sekedar memberi alat bantu

mobilitas (misal kursi roda, tongjkat), tetapi juga member keterampilan

mobilitas mandiri dan member askes kesumber-sumber yang lebih luas.

8. Menghindari sikap belas kasihan (desimpatisasi).

Sikap simpati yang bernada belas kasihan dapat mendorong

timbulnya perasaan tidak berdaya bagi diri lanjut usia. Pelayanan social

harus menghindari sikap belas kasihan, tetapi harus mampu mendorong

semangat dan meningkatkan motivasi lanjut usia agar tetap tegar dan

mampu mandiri.

Page 20: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

24

9. Pelayanan yang cepat dan tepat.

Pelayanan sosial pada lanjut usia harus dilakukan secara tepat dan

cepat. Cepat berarti tidak berbelit-belit dan dalam waktu relative singkat.

Tepat berarti sesuai dengan kebutuhan, masalah dan kemampuan lanjut

usia.

10. Pelayanan yang bermutu.

Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang menjamin

kepuasan klien (lansia). Untuk menjamin kepuasan tersebut, maka

pelayanan harus dilakukan dengan prosedur yang standar, tenaga yang

berkualitas, dan peralatan yang memadai.

11. Pelayanan yang efisien dan efektif.

Pelayanan kepada lansia harus diarah untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan , dengan menggunakan sumber daya yang hemat.

12. Pelayanan yang akuntabel.

Pelayanan yang diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada lansia, keluarga, masyarakat, dan penyandang dana.

2.2.3 Metode Pelayanan

Metode yang digunakan dalam pemberian pelayanan kepada lanjut usia

dalam UPT sebagai berikut :

1. Pekerjaan sosial dengan individu (social case work).

1) Pengertian

Pekerjaan sosial dengan individu adalah suatu proses pelayanan

professional yang diberikan oleh pekerja social kepada lanjut usia

yang mengalami permasalahan psikososial yang menggangu peran

sosialnya. Metode ini bertujuan untuk membantu lanjut usia dalam

pemenuhan kebutuhan, menghadapi dan memecahkan masalahnya

serta dalam peningkatan kemampuan penyesuain diri terhadap

lingkungan sehingga terjalin social secara efektif dan efisien.

Page 21: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

25

2) Jenis-jenis pelayanan yang diberikan :

(1)Intervensi krisis

Pelayanan intervensi krisis diberikan kepada lanjut usia dan

keluarga yang mengalami masalah psikososial yang diakibatkan

oleh terjadinya perubahan yang tiba-tiba sehubungan dengan

kondisi kesehatan atau tingkah lakun lanjut usia itu sendiri atau

orang yang merawatnya.

(2)Pelayanan pekerjaan sosial berorientasi tugas

Pelayanan pekerjaan sosial berorientasi tugas merupakan

pelayanan pekerjaan sosial yang dianggap paling berguna dalam

pemberian pelayanan bagi lanjut usia terutama untuk mengatasi

permasalahan relasi.

(3)Konseling

Semakin tua seseorang semakin mengalami banyak

kehilangan orang-orang yang dicintanya, baik itu keluarga

dekatnya atau sahabat-sahabatnya. Kehilangan yang bersifat

beruntun akan diikuti dengan periode berkabung yang ditandai

dengan perasaan-perasaan tertekan, kesedihan dan depresi.

Pelayanan konseling merupakan pelayanan untuk membantu lanjut

usia mengatasi kesulitan atau memecahkan masalahnya.

(4)Kunjungan rumah (home visite)

Pelayanan kunjungan rumah diberikan kepada keluarga lanjut

usia untuk mengetahui kondisi sosial lanjut usia dan keluarganya,

dalam keluarga mengikutsertakan keluarga dalam pelayanan lanjut

usia.

(5)Rujukan

Pelayanan rujukan diberikan kepada lanjut usia yang

memerlukan layanan lanjutan.

Page 22: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

26

3) Aplikasi pelayanan.

(1)Diterapakan pada lanjut usia yang mempunyai masalah yang

bersifat pribadi.

(2)Dilakukan dengan pembicara dari hati kehati, dapat mendengarkan

cerita clien dengan sepenuh hati.

(3)Dapat dilakukan secara berulang-ulang tetapi tidak terkesan

mengorak-orak masalah lanjut usia.

(4)Diterapkan untuk mengungkapan masalah yang sulitdipaparkan

lanjut usia dan menggali berbagai hal yang dianggap penting untuk

penanganan masalah.

(5)Dilaksanakan secara terlaksana dan sistematis.

(6)Dibuatkan kesimpulan hasil dari setiap pertemuan yang diadakan

dan tidal perlu disampaikan kepada lanjut usia (dokumen secara

tertulis menjadi file klien yang bersangkutan). Sehingga dapat

mengetahui perkembangan penanganan permasalah klien.

2. Pekerjaan sosial dengan kelompok (social group work).

1) Pengertian

Pekerjaan sosial dengan kelompok adalah proses pelayanan

profesional yang dilakukan pekerjaan social untuk membantu lanjut

usia mengatasi permasalahan psikososialnya dengan memanfaatkan

proses dan interaksi hubungan kelompok.

2) Model-model kelompok

Model-model kelompok dalam pekerjaan social sering disebut

kelompok terapi yang diantaranya adalah terapi kelompok, konseling

kelompok, kelompok swadaya.

Page 23: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

27

3. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat (community

organization/community development).

1) Pengertian

Pengembangan dan pengorganisasi masyarakat adalah suatu

proses pelayanan profesional yang dilakukan pekerja social bersama

profesi lain kepada kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki

lanjut usia agar mereka mempunyai kepedulian dan tanggung jawab

untuk membantu memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah

lanjut usia.

2) Jenis-jenis pelayanan yang diberikan :

(1)Promosi social (social promotion).

(2)Mediasi.

(3)Kemitraan (partnership).

(4)Penggalaan dana (fundrising).

3) Aplikasi pelayanan

Perlu dilakukan pemetaan terhadap kelompok-kelompok

masyarakat yang diharapkan mempunyai kepedulian dan dapat

berpartisipasi dalam pelayanan social lanjut usia. Perlu diindentifikasi

lembaga-lembaga penyandang dana untuk pelayanan social lanjut

usia. Panti social lanjut usia perlu menyiapkan materi yang menarik

untuk mempromosikan program dan pelayanan lanjut usia.

2.2.4 Teknik Pelayanan

Teknik yang biasa digunakan dalam pelayanan social lansia melibatkan

berbagai teknik penyembuhan atau terapi psiko-sosial: terapi berpusat pada klien (

client centered threrappy), dan terapi perilaku (behavior therapy), terapi keluarga

(family therapy), dan terapi kelompok (group therapy).

Page 24: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang beberapa konsep dasar, diantaranya adalah konsep dasar lansia

28

Untuk penerapanya, para lansia diajak untuk mengetahui dan menyadari

masalahnya (problem awarenes), membangun relasi hingga implementasi strategi

yang dimaksud. Untuk itu secara sederhana dapat dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Memulai pembicaraan yang menyenangkan.

2. Mberbicara dengan lansia.

3. Mendengarkan pembicaraan lansia.

4. Membawa kepermukaan perasaan dan sikap-sikap lansia yang dapat

menggangu keberfungsian social lansia.

5. Memberi dukungan dan motivasi lansia.

6. Menciptakan situasi dan lingkungan yang menyenangkan.

7. Menggunakan pengalaman-pengalaman hidup yang berbagai dan

menyenangkan bagi penanganan pelayanan.

8. Melakukan konseling.

9. Menciptakan kegiatan yang rekreatif.

10. Memanfaatkan sumber-sumber yang ada.