zaman megalithikum

24
MEGALITHIKUM DISUSUN OLEH: ADETA SELA NURANITA (01/XA) DHITA PUTRI PUSPITASARI (07/XA) HANA MAIMUNAH (12/XA) HENGKI RAHARJO (14/XA) KANA SUSANTI (17/XA) RIDHO ADHI BARATA (27/XA)

Upload: kana-susanti

Post on 10-Aug-2015

473 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

Zaman Megalithikum tugas sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: ZAMAN MEGALITHIKUM

MEGALITHIKUM

DISUSUN OLEH:

ADETA SELA NURANITA (01/XA)

DHITA PUTRI PUSPITASARI (07/XA)

HANA MAIMUNAH (12/XA)

HENGKI RAHARJO (14/XA)

KANA SUSANTI (17/XA)

RIDHO ADHI BARATA (27/XA)

Page 2: ZAMAN MEGALITHIKUM

PENGERTIAN MEGALITHIKUM

Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti

batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada

zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang

terbuat dari batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum

sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal

kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu

kepercayaan terhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena

pengetahuan manusia sudah mulai meningkat.

Page 3: ZAMAN MEGALITHIKUM

PERIODISASI ZAMAN MEGALITIKUM

Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2

gelombang yaitu :

1) Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa

oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan

Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.

2) Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa

oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya

adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.

Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan

batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik,

alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara

halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk

yang diperlukan.

Page 4: ZAMAN MEGALITHIKUM

KEBUDAYAAN MEGALITIKUMPeninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai sekarang,

karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan

megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.

Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai berikut:

• Menhir : tugu batu digunakan untuk menghormati roh nenek

moyang

• Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji

• Dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji

• Waruga : kubur batu yang berbentuk kubus

• Kubur batu : tempat menyimpan mayat

• Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung

Page 5: ZAMAN MEGALITHIKUM

MENHIRMenhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh

nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok

serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi

tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah

dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir,

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk

saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Lokasi

tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah

dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-gambar berikut

ini.

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk

saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain

menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden

berundak-undak.

Page 6: ZAMAN MEGALITHIKUM

MENHIR

Page 7: ZAMAN MEGALITHIKUM

PUNDEN BERUNDAK-UNDAK

Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan

fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal.

Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat

penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa

Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-

gambar berikut ini.

Page 8: ZAMAN MEGALITHIKUM

PUNDEN BERUNDAK-UNDAK

Page 9: ZAMAN MEGALITHIKUM

DOLMENDolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk

pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut

tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup

rapat oleh batu.

Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan

kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso /

Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.

Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat

menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.

Page 10: ZAMAN MEGALITHIKUM

DOLMEN

Page 11: ZAMAN MEGALITHIKUM

SARKOFAGUSSarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya

menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan

umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi,

perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.

Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali

Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa

sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam.

Page 12: ZAMAN MEGALITHIKUM

SARKOFAGUS

Page 13: ZAMAN MEGALITHIKUM

PETI KUBURPeti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari

lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi

dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu.

Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari

(Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan

rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik. Dari

penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur

dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang

disertai bekal kuburnya.

Page 14: ZAMAN MEGALITHIKUM

PETI KUBUR

Page 15: ZAMAN MEGALITHIKUM

ARCA BATU

Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang

yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca

manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan

penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah.

Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang

menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah

(Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain

Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Page 16: ZAMAN MEGALITHIKUM

ARCA BATU

Page 17: ZAMAN MEGALITHIKUM

WARUGAWaruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum.

Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain

berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda logam,

pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah

gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah

merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga

dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda

periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai

bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

Page 18: ZAMAN MEGALITHIKUM

WARUGA

Page 19: ZAMAN MEGALITHIKUM

BUDAYA MEGALITIKUM DI INDONESIA

Di Indonesia, beberapa etnik masih memiliki unsur-unsur megalitik yang dipertahankan

hingga sekarang.

1.Pasemah

Pasemah merupakan wilayah dari Propinsi Sumatera Selatan, berada di kaki Gunung

Dempo. Tinggalan-tinggalan megalitik di wilayah ini tersebar sebanyak 19 situs,

berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Budi Wiyana (1996), dari Balai Arkeologi

Palembang. Tinggalan megalitik Pasemah muncul dalam bentuk yang begitu unik,

patung-patung dipahat dengan begitu dinamis dan monumental, yang mencirikan

kebebasan sang seniman dalam memahat sehingga tinggalan [megalitik pasemah],

disebut oleh ahli arkeologi sebagai Budaya Megalitik Pasemah.

Page 20: ZAMAN MEGALITHIKUM

BUDAYA MEGALITIKUM DI INDONESIA

2.Nias

Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati kematian

seorang penting di Nias (awal abad ke-20).

Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya. Lompat

batu dan kubur batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik. Demikian pula

ditemukan batu besar sebagai tempat untuk memecahkan perselisihan.

3.Sumba

Etnik Sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa elemen

megalitik dalam kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di sejumlah

perkampungan. Meja batu juga dipakai sebagai tempat pertemuan adat.

Page 21: ZAMAN MEGALITHIKUM

KEPERCAYAANPenemuan-penemuan sejumlah bangunan era Megalitikum mengindikasikan bahwa rakyat Sunda kuno

cukup religius. Sebelum pengaruh Hindu dan Buddha tiba di Pulau Jawa, masyarakat Sunda telah

mengenal sejumlah kepercayaan, seperti terhadap leluhur, benda-benda angkasa dan alam seperti

matahari, bulan, pepohonan, sungai, dan lain-lain. Pengenalan terhadap teknik bercocok tanam (ladang)

dan beternak, membuat masyarakat percaya terhadap kekuatan alam. Untuk mengungkapkan rasa

bersyukur atas karunia yang diberikan oleh alam, mereka lalu melakukan upacara ritual yang

dipersembahkan bagi alam. Karena itu, mereka percaya bahwa alam beserta isinya memiliki kekuatan

yang tak bisa dijangkau oleh akal dan pikiran mereka.

Dalam melaksanakan ritual atau upacara keagamaan, masyarakat prasejarah itu berkumpul di komplek

batu-batu besar (megalit) seperti punden-berundak (bangunan bertingkat-tingkat untuk pemujaan), menhir

(tugu batu sebagai tempat pemujaan), sarkofagus (bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti

mati), dolmen (meja batu untuk menaruh sesaji), atau kuburan batu (lempeng batu yang disusun untuk

mengubur mayat). Bangunan-bangunan dari batu ini banyak ditemukan di sepanjang wilayah Jawa bagian

barat. Dibandingkan dengan wilayah Jawa Tengah dan Timur, Jawa Barat paling banyak meninggalkan

bangunan-bangunan megalitik tersebut.

Page 22: ZAMAN MEGALITHIKUM

KEHIDUPAN SOSIALPada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan yang menyangkut kehidupannya. Mereka

sudah mepunyai aktifitas seperti berbueu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam.

Ciri-cirinya adalah:

- Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar

- Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu

- Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animism

Page 23: ZAMAN MEGALITHIKUM

MANUSIA PENDUKUNGDisebut kebudayaan batu besar karena pada umumnya menghasilkan kebudayaan dalam bentuk

monument yang terbuat dari batu berukuran besar. Kebudayaan ini muncul pada akhir jaman

Neolhitikum , tetapi perkembangannya justru terjadi pada jaman perunggu

Jadi :

1. Suku dayak golongan ras proto melayu

2. Bangsa deuteuro melayu (melayu muda) yang migrasi ke Indonesia sambil membawa

kebudayaan dongson. Keturunannya adalah jawa, bali, bugis,madur, dll. Bahkan ditemukan

beberapa bukti bahwa telah terjadi pembaruan antara melayu monggoloide (proto melayu dengan

deuteuromelayu) dan papua melaneside.

Page 24: ZAMAN MEGALITHIKUM

TERIMA KASIHAPAKAH ADA

PERTANYAAN ?