yusep

25
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT Oleh : Yusep Herfriansyah 04101401054 Pembimbing : Drg. Billy Sujatmiko, SpKG F A K U L T A S K E D O K T E R A N

Upload: youichi-shigeaki

Post on 08-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

herfiransyah

TRANSCRIPT

Page 1: yusep

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Oleh :

Yusep Herfriansyah

04101401054

Pembimbing :

Drg. Billy Sujatmiko, SpKG

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

1. Apa yang dimaksud Lesi D1-D6 ?

Page 2: yusep

Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies

gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email

sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang

disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat sehingga timbul

destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas.

Lesi D1-D6 merupakan klasifikasi dari karies gigi. Adapun beberapa klasifikasi

Karies Menurut (International Caries Detection and Assessment System) ICDAS:

a. D1, merupakan suatu lesi dini yang terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi pada saat

gigi dalam keadaan kering.

b. D2, merupakan suatu lesi yang terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi pada saat gigi

dalam keadaan basah.

c. D3, terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.

d. D4, lesi email lebih dalam dengan tampaknya bayangan gelap dentin atau lesi sudah

menyerang bagian Dentino Enamel Junction (DEJ).

e. D5, lesi telah menyerang dentin.

f. D6, lesi sudah menyerang pulpa.

Page 3: yusep

2. Bagaimana terjadinya karies dari gigi sehat sampai abses?

Progresifitas Karies

White spot(lesi subsurface/lesi insipien/lesi putih)

↓Karies email

↓Karies dentin

↓Karies mencapai pulpa vital

↓Karies mencapai pulpa non vital

↓Abses

3. Jelaskan inervasi pada gigi!

Page 4: yusep

Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau

nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain

saraf trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.

a. N. Opthalmicus

Cabang terkecil dari ganglion gasseri keluar dari cranium melalui fissura orbitalis

superior.Inervasi struktur di dalam; orbita, dahi, kulit kepala, sinus frontalis, palpebra

superior.

b. N. Maksila

N. Maxillaris keluar dari cranium melalui foramen rotundum fossa pterygopalatina terus

berjalan melalui fissura orbitalis inferior ke anterior canalis infra orbitalis.

Cabang N. Maxillaris

Saraf Lokasi Inervasi

1. n. pharyngeus

2. n. palatinus

mayus

3. n. palatinus

minor

4. n.

n. palatinus

mayus

keluar mell

foramen palatinus

mayor

mucoperiosteum palatal molar &

premolar RA & beranastomosis dg n.

nasopalatinal

n. nasopalatinus mucoperiosteum palatal regio gigi

Page 5: yusep

nasopalatinus

5. n. nasalis

keluar dari kanalis

nasopalatinusanterior RA (caninus ka-ki)

2. N. Alveolaris

Superior

Posterior

semua akar gigi molar ke-2, 3 & akar

gigi molar 1 kec. Akar mesiobukal

3. N. Alveolaris Superior

Medius

gigi premolar 1 & 2 & akar mesiobukal

gigi molar 1 RA

4. N. Alveolaris

Superior

Anterior

gigi insisivus sentral & lateral, caninus,

membran mukosa labial, periosteum,

alveolus semua pada satu sisi RA

5. N. Infra orbitalis

Keluar melalui

foramen infra

orbitalis.

palpebra inferior, sisi lateral hidung &

labium oris superior

c. N. Mandibula

Cabang terbesar keluar dari ganglion gasseri. Dari cranium keluar melalui foramen

ovale membentuk 3 cabang; n. buccalis longus, n. Lingualis, n. alveolaris inferior

Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus

alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi

molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan

sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang

membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.

Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan

mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini

juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di

area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari

caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan

memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus

mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot

mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline.

Pada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral

dan ligament periodontal.

Page 6: yusep

Cabang N. Mandibularis

Saraf Lokasi Inervasi

I. N. Buccalis

longus

Berjalan diantara

kedua caput m.

pterygoideus

externus menyilang

ramus dan masuk

ke pipi melalui m.

buccinators

membran mukosa bukal,

mucoperiosteum lateral gigi

molar atas dan bawah

II. N. Lingualis Berjalan ke bawah

superfisial dari m.

pterygoideus

internus berlanjut

kelingual apeks gigi

molar ke-3 RB.

Masuk ke basis

lidah melalui dasar

2/3 anterior lidah,

mucoperiosteum & membran

mukosa lingual

Page 7: yusep

mulut

III. N. Alveolaris

Inferior

Cabang terbesar N. Mandibularis. Turun dibalik m.

pterygoideus externus disebelah posterior-lateral

n.lingualis, berjalan antara ramus mandibula &

ligamentum sphenomandibularis masuk ke canalis

mandibula.

Bersama arteri alveolaris inferior berjalan di dalam

canalis mandibula & mengeluarkan percabangan

untuk inervasi geligi RB dan keluar melalui foramen

mentale

Cabang N. Alveolaris Inferior

1. n.

Mylohyoi

deus

m. Mylohyoideus, venter

anterior m. digastrici di dasar

mulut.

2. r. Dentalis

brevis

molar, premolar, proc.

Alveolaris & periosteum,

membran mukosa bukal

3. r.

Mentalis

kulit dagu, membran mukosa

labium oris inferior

4. r.

Incisivus

gigi incisivus sentral-lateral,

caninus

4. Apa yang dimaksud dengan ?

a. White spot/ lesi putih: Proses awal terjadinya lubang gigi yang timbul akibat

pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang disebut dengan

demineralisasi namun pada fase ini permukaan gigi masih utuh. Bercak putih

(White spot) timbul akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang

disebut dengan demineralisasi.

b. Karies email: Karies email merupakan karies yang terjadi pada permukaan email

gigi (lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email. Apabila keseimbangan antara laju

proses demineralisasi dengan remineralisasi berlanjut maka permukaan lesi awal

Page 8: yusep

akan runtuh akibat dari pelarutan apatie yang sudah melemah sehingga

menghasilkan kavitas.

c. Karies dentin: Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya

terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.

d. Iritasi pulpa:

Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami

kerusakan sampai batas dentino enamel junction

Gejala-gejala :

Kadang-kadang ngilu bila makan/ minum dingin,manis,asam dan bila sikat

gigi

Rasa ngilu akan hilang bila rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan objektif :

Terlihat karies yang kecil

Dengan sonde : tidak memberi reaksi, tetapi kadang-kadang terasa sedikit

Tes thermis : dengan chlor etil terasa ngilu, bila rangsang dihilangkan

biasanya rasa ngilu juga hilang

Therapi : diberi tumpatan sesuai indikasinya

e. Hiperemi pulpa:

Hyperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hyperemi pulpa adalah

suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan , terjadi sirkulasi darah

bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa.Pulpa

terdiri dari saluran pembuluh darah halus, urat-urat syaraf,dan saluran lympe

Gejala :

Terasa lain jika terkena makanan/ minuman manis,asam panas dan dingin.

Makanan / minuman dingin lebih ngilu daripada makanan / minuman panas

Kadang-kadang sakit kalau kemasukan makanan

Pemeriksaan objektif :

Terlihat karies media atau propunda

Page 9: yusep

Bila di tes dengan chlor etil terasa ngilu

Di test dengan sonde kadang terasa ngilu,kadang tidak

Perkusi tidak apa-apa

Therapi :

bila ada karies media ditambal sesuai indikasinya,bila mahkota cukup baik.

Bila karies propunda dilakukan pulpa capping , bila mahkotanya baik

f. Pulpitis reversible:

Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila

penyebabnya dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali

normal. Faktor-faktor yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus

ringan atau sebentar seperti karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal,

sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontium yang dalam dan fraktur

email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.

Gejala

Pulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang

baru muncul dan akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi

dengan baik, apabila ada gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola

khusus. Aplikasi stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang

tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera reda. Stimulus panas dan

dingin menimbulkan nyeri yang berbeda pada pulpa normal. Ketika panas

diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang tidak terinflamasi, respon awal yang

langsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus panas ditingkatkan maka intensitas

nyeri akan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus dingin diberikan, pulpa normal akan

segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus dingin dipertahankan. Berdasarkan

observasi hal ini, respon dari pulpa sehat maupun terinflamasi tampaknya sebagian

besar disebabkan oleh perubahan dalam tekanan intrapulpa.

g. Pulpitis Irreversibel:

Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih

walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi

Page 10: yusep

nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari

pulpa reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat

pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi

dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.

Gejala

Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu

paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut:

perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke

dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap

berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit

biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi

secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh

pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah

parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada

tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya

suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang

menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang

terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit dibandingkan nyeri pada

periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jika nyerinya semakin intens.Stimulus

eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan.

Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat.

Sebagai contoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang

cepat dan aplikasi dingin, responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun

telah diklaim bahwa gigi dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang

yang rendah terhadap stimulasi elektrik, menurut Mumford ambang rangsang

persepsi nyeri pada pulpa yang terinflamasi dan tidak terinflamasi adalah sama.

h. Nekrosis Pulpa:

Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya,

tergantung pada seluruh atau sebagian yang terlibat. Nekrosis, meskipun suatu

inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas traumatic yang pulpanya rusak sebelum

terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuifaksi

Page 11: yusep

(pengentalan dan pencairan). Pada jenis koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut

mengendap atau diubah menjadi bahan solid. Pengejuan adalah suatu bentuk

nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju, yang terdiri

atas protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim

proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau

debris amorfus. Pulpa terkurung oleh dinding yang kaku, tidak mempunyai sirkulasi

daerah kolateral, dan venul serta limfatiknya kolaps akibat meningkatnya tekanan

jaringan sehingga pulpitis irreversible akan menjadi nekrosis likuifaksi. Jika eksudat

yang dihasilkan selama pulpitis irreversible diserap atau didrainase melalui kavitas

karies atau daerah pulpa yang tebuka ke dalam rongga mulut, proses nekrosis akan

tertunda; pulpa di daerah akar akan tetap vital dalam jangka waktu yang cukup lama.

Sebaliknya, tertutup atau ditutupnya pulpa yang terinflamasi mengakibatkan proses

nekrosis pulpa yang cepat dan total serta timbulnya patosis periapikal.

Gejala

Gejala umum nekrosis pulpa :

1. Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irreversible

2. Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri spontan.

3. Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografik

4. Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif seperti

pelebaran jaringan periodontal yang sangat nyata adalah kehilangan lamina dura

5. Perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas terlihat

Page 12: yusep

6. Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari salah

satu atau beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.

Keluhan subjektif :

1. Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panas

2. Bau mulut (halitosis)

3. Gigi berubah warna.

Pemeriksaan objektif :

1. Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman

2. Terdapat lubang gigi yang dalam

3. Sondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakit

4. Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal. Kecuali pada nekrosis

tipe liquifaktif.

5. Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi dan

sondenasi sakit.

i. Periodontitis:

Periodontitis adalah seperangkat peradangan penyakit yang

mempengaruhi periodontium yaitu jaringan yang mengelilingi dan mendukung

gigi. Periodontitis melibatkan hilangnya progresif dari tulang alveolar di sekitar

gigi dan jika tidak diobati dapat menyebabkan melonggarnya jaringan

periodontium serta kehilangan gigi. Merupakan suatu penyakit jaringan

penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingiva, ligamen periodontal, sementum,

dan tulang alveolar karena suatu proses inflamasi. Inflamasi berasal dari gingiva

(gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut maka akan menginvasi

struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan

peradangan berlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi,

akibatnya gigi menjadi goyang dan akhirnya harus dicabut. Karekteristik

periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasi gingiva, pembentukan poket

periodontal, kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya

sebagian atau seluruh gigi.

Page 13: yusep

Gejala

Periodontitis kronis bisa terdiagnosis secara klinis dengan mendeteksi

perubahan inflamasi kronis pada marginal gingival, kemunculan poket

periodontal dan kehilangan perlekatan secara klinis. Penyebab periodontal ini

besifat kronis, kumulatif, progresif dan bila telah mengenai jaringan yang lebih

dalam akan menjadi irreversible. Secara klinis pada mulanya terlihat peradangan

jaringan gingiva disekitar leher gigi dan warnanya lebih merah daripada jaringan

gingiva sehat. Pada keadaan ini sudah terdapat keluhan pada gusi berupa

perdarahan spontan atau perdarahan yang sering terjadi pada waktu menyikat

gigi.

Bila gingivitis ini dibiarkan melanjut tanpa perawatan, keadaan ini akan

merusak jaringan periodonsium yang lebih dalam, sehingga cement enamel

junction menjadi rusak, jaringan gingiva lepas dan terbentuk periodontal poket.

Page 14: yusep

Pada beberapa keadaan sudah terlihat ada peradangan dan pembengkakan

dengan keluhan sakit bila tersentuh.

Bila keparahan telah mengenai tulang rahang, maka gigi akan menjadi goyang

dan mudah lepas dari soketnya.

j. Trepanasi:

Tujuan trepanasi adalah menciptakan drainase melalui saluran akar atau

melalui tulang untuk mengalirkan sekret luka serta mengurangi rasa sakit. Jika

timbul abses alveolar akut, berarti infeksi telah meluas dari saluran akar melalui

periodontal apikalis sampai ke dalam tulang periaapeks. Nanah dikelilingi oleh

tulang pada apeks gigi dan tidak dapat mengalir keluar. Pada stadium ini belum

tampak pembengkakan. Perasaan sangat nyeri terutama bila ditekan sehingga

untuk menghilangkannya perlu segera dilakukan drainase. Untuk itu dapat

dipakai dua cara:

1. Trepanasi melalui saluran akar

Usaha awal untuk memperoleh drainase adalah membuka saluran akar lebar-

lebar sampai melewati foramen apikalis dan saluran akar dibiarkan terbuka

beberap hari supaya sekret dapat mengalir keluar. Kedalam kavum pulpa

dimasukkan kapas yang longgar agar sisa makanan tidak menutup jalan

drainase. Setiap hari kapas diganti dan saluran dibersihkan dengan larutan

garam fisiologis atau NaCl 0,5% bila sekret pus tidak ada lagi. Dalam hal ini,

Schroeder (1981) menganjurkan terapi alternatif, yaitu pemberian preparat

antibiotik kortikosteroid dan menutup saluran dengan oksida seng eugenol.

Setelah rasa sakit berkurang, dan drainase telah berhenti, saluran akar

dipersarafi dengan sempurna dan diisi dengan bahan pengisi saluran akar.

2. Trepanasi di daerah apeks akar

Trepanasi melalui tulang dikenal dengan nama fistulasi apikal.

6. Bagaimana penggunaan Antibiotik dan Analgesik pada ibu hamil ?

Kehamilan akan mempengaruhi pemilihan antibiotik. Umumnya penisilin dan

sefalosporin dianggap sebagai preparat pilihan pertama pada kehamilan, karena pemberian

sebagian besar antibiotik lainnya berkaitan dengan peningkatan risiko malformasi pada

Page 15: yusep

janin. Bagi beberapa obat antibiotik, seperti eritromisin, risiko tersebut rendah dan kadang-

kadang setiap risiko pada janin harus dipertimbangkan terhadap keseriusan infeksi pada ibu.

Beberapa jenis antibiotika dapat menyebabkan kelainan pada janin. Hal ini terjadi

karena antibiotika yang diberikan kepada wanita hamil dapat mempengaruhi janin yang

dikandungnya melalui plasenta. Antibiotika yang demikian itu disebut teratogen. Definisi

teratogen adalah suatu obat atau zat yang menyebabkan pertumbuhan janin yang

abnormal.

Daftar Obat Antibiotik yang Aman dan Berbahaya untuk Ibu Hamil/Kehamilan & Menyusui

:

Lactation Risk Categories Pregnancy Risk Categories

L1 (safest)

L2 (safer)

L3 (moderately safe)

L4 (possibly hazardous)

L5 (contraindicated)

A (controlled studies show no risk)

B (no evidence of risk in humans)

C (risk cannot be ruled out)

D (positive evidence of risk)

X (contraindicated in pregnancy)

Antibiotika [contents]

Amoxicillin Larotid, Amoxil Approved B L1

Aztreonam Azactam Approved B L2

Cefadroxil Ultracef, Duricef Approved B L1

Cefazolin Ancef, Kefzol Approved B L1

Cefotaxime Claforan Approved B L2

Cefoxitin Mefoxin Approved B L1

Cefprozil Cefzil Approved C L1

Ceftazidime Ceftazidime, Fortaz, Taxidime Approved B L1

Page 16: yusep

Ceftriaxone Rocephin Approved B L2

Ciprofloxacin [more] Cipro Approved C L3

Clindamycin Cleocin Approved B L3

ErythromycinE-Mycin, Ery-tab, ERYC,

Ilosone Approved B

L1

L3 early

postnatal

Fleroxacin - Approved - NR

Gentamicin Garamycin Approved C L2

Kanamycin Kebecil, Kantrex Approved D L2

Moxalactam Moxam Approved - NR

Nitrofurantoin Macrobid Approved B L2

Ofloxacin Floxin Approved C L2

Penicillin - Approved B L1

Streptomycin Streptomycin Approved D L3

Sulbactam - Approved - NR

Sulfisoxazole Gantrisin, Azo-Gantrisin Approved C L2

TetracyclineAchromycin, Sumycin,

Terramycin Approved D L2

Ticarcillin Ticarcillin, Ticar, Timentin Approved B L1

Trimethoprim/

sulfamethoxazoleProloprim, Trimpex Approved C L3

Tabel data obat-obat analgesic beserta keamanannya pada kehamilan:

Page 17: yusep

Obat KategoriParacetamol BAmitriptiline DMexiletine BAspirin/ NSAIDs DClonidine BCodein C/ jangka panjang DClonazepam CCarbamazepin CFlecainide CValproate DGabapentin CErgotamine XSumatriptan CBaclofen C

Page 18: yusep

Daftar Pustaka

Endah Kusumawardani (2011) ; Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut.

Heasman, P., 2003, Master Dentistry: Restorative Dentistry, Paediatric Dentistry, and

Louis I. Grosssman, dkk. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta: EGC.

Moestopo (1982); Pemeliharaan Gigi dimulai dari Kandungan sang Ibu

Orthodontics, vol. 2, Churchill Livingstone, Edinburgh

Stanley J. Nelson and Major M. Ash. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion.

9th Ed. Missouri : Saunders Elsevier. 2010:256-8

Sutomo Nawawi (1992); Kedokteran Gigi Pencegahan bidang Studi Periodontologi. FKG

UGM Yogyakarta

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25049/4/Chapter%20II.pd diakses pada

hari kamis tanggal 19 april 2012 jam 15.10.