yulasni astri a 1307113370

21
DEPARTEMEN PEDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK SIPIL S1 FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU Kampus Bina Widya, KM. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru TUGAS MANDIRI STRUKTUR BAJA I DISUSUN OLEH : YULASNI ASTRI 1307113370 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2015

Upload: yuherma-ajjah

Post on 17-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas beton

TRANSCRIPT

  • DEPARTEMEN PEDIDIKAN NASIONAL

    JURUSAN TEKNIK SIPIL S1

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

    Kampus Bina Widya, KM. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

    TUGAS MANDIRI

    STRUKTUR BAJA I

    DISUSUN OLEH :

    YULASNI ASTRI

    1307113370

    PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

    PEKANBARU

    2015

  • 1. Perbandingan AISC dengan SNI

    Jawaban :

    Tetapi formula AISC tidak mirip dengan yang punya SNI. Formula AISC

    masih terlihat cukup logis, dan konsisten dengan formula-formula AISC

    sebelumnya. Ini formula yang dimaksud :

    Ini formula yang menggabungkan aksial, momen, geser dan torsi pada balok.

    Tapi formula itupun aplikasinya untuk profil HSS (hollow structural sections) dan

    bukan profil I atau H. Sedangkan butir 8.9.3 pada SNI tidak jelas profilnya. Ini

    kelihatannya sepele, tetapi jika kamu sudah mengenal lebih dalam tentang baja,

    bentuk profil yang digunakan untuk memikul suatu gaya maka bisa berbeda

    perilakunya. Jika perilakunya berbeda, maka strategi design-nya juga berbeda.

    Prosedur AISC menjanjikan itu semua, jadi terus terang saya lebih confident

    menggunakannya, apalagi jika dikatikan dengan struktur-struktur tidak standar.

    Karena belajar dari AISC pula maka saya dipaksa memahami karakter tiap-tiap profil

    baja yang ada.

    Membandingkan formula AISC dan SNI di atas tentu membuat bingung.

    Bagaimana tidak mengapa sampai ada nilai lebih dari satu.

    Untunglah formula yang dimaksud adalah formula alternatif saja, karena ada

    cara lain yaitu butir sebelumnya, yaitu:

  • Menurut saya, cara ini lebih sederhana, juga dipakai oleh AISC dan lebih logis

    menurut kacamata mekanika bahan. Bagaimana tidak, memang pada satu penampang

    balok dimungkinkan terjadi gaya momen maksimum sekaligus gaya geser maksimum

    pula, seperti misalnya pada struktur kantilever.

    Meskipun keduanya terjadi secara sekaligus, tetapi lokasinya pada

    penampang , khususnya penampang IWF adalah tidak pada tempat yang sama.

    Tegangan maksimum akibat lentur pada profil IWF terdapat pada flange (sayap) pada

    serat di tepi luar balok, sedangkan tegangan maksimu geser terjadi pada garis netral.

    Dengan memisahkan asumsi seperti pada butir 8.9.2 maka hitungan lebih mudah,

    tetapi bahkan lebih logis dari tinjauannya mekanikanya. Ini yang selalu saya pakai,

    dan nggak pernah ada masalah.

    Tegangan pada penampang IWF akibat lentur dan geser.

  • Perhatikan distribusi tegangan penampang akibat lentur pada penampang IWF di atas.

    Tegangan maksimum terjadi pada serat luar. Jika tegangan kali luas penampang maka

    diperoleh gaya. Pada gambar juga dapat dilihat distribusi gaya-gaya internal kopel

    yang melawan momen eksternal dihasilkan dari bagian flange, sedangkan bagian web

    relatif kecil, sehingga ketika diabaikan dan hanya memperhitungkan gaya pada flange

    saja ternyata dalam praktek tidak menimbulkan masalah.

    Distribusi tegangan geser pada profil IWF seperti pada gambar di bawah

    inilah yang mendasari mengapa para insinyur berani mengabaikan pengaruh flange

    dalam memikul geser dan menganggap bahwa semua gaya geser akan dipikul web

    secara aman.

  • 2. SNI 1729:2015 F dan G