yudiansyah 105950042213 - unismuhmengeksploitasi hasil hutan baik berupa hasil hutan kayu maupun non...
TRANSCRIPT
NILAI EKONOMI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH
MASYARAKAT SEKITAR PADA
HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA KONTE
KECAMATAN KEMPO KABUPATEN DOMPU
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
YUDIANSYAH
105950042213
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
HALAMAN JUDUL
NILAI EKONOMI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH
MASYARAKAT SEKITAR PADA
HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA KONTE
KECAMATAN KEMPO KABUPATEN DOMPO
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
YUDIANSYAH
105950042213
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Strata
Satu (S-1)
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat
Sekitar Pada Hutan Kemasyarakatan di Desa Konte
Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB)
Nama : Yudiansyah
Stambuk : 105950042213
Program Studi : Kehutanan
Telah di periksa dan disetujui oleh :
Dosen pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Irma Sribianti, S. Hut., MP Muthmainnah, S.Hut, M. Hut
NBM : 0007017105 NBM : 0920018801
Diketahui oleh,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Kehutanan
H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P HusnahLatifah S.Hut.,M.Si
NBM : 853947 NBM : 742921
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat
Sekitar Pada Hutan Kemasyarakatan di Desa Konte
Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB)
Nama : Yudiansyah
Stambuk : 105950042213
Program Studi : Kehutanan
SUSUNAN KOMISI PENGUJI
NAMA TANDA TANGAN
Dr. Irma Sribianti, S. Hut., M.P (……………………)
Pembimbing I
Muthmainnah, S.Hut, M. Hut (……………………)
Pembimbing II
HusnahLatifah S.Hut.,M.Si (………………….…)
Penguji I
Dr. Hikmah,S.Hut.,M.Si (……………………)
Penguji II
Tanggal Lulus : ...................................
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi
NILAI EKONOMI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH
MASYARAKAT SEKITAR PADA HUTAN KEMASYARAKATAN DI
DESA KONTE KECAMATAN KEMPO KABUPATEN DOMPU
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB).
Adalah benar-benar merupakan hasil karya yang belum di ajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi
yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Makassar, Januari 2018
Penulis
ABSTRAK
YUDIANSYAH 105 9500 422 13. Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan oleh
Masyarakat Sekitar Pada Hutan Kemasyarakatan Di Desa Konte Kecamatan
Kempo Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tengga Barat (NTB) dibimbing oleh
Irma Sribianti dan Muthmainnah.
Hutan kemasyarakatan merupakan hutan Negara yang pemanfaatan
utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Tujuannya
untuk meningkatkan kesehjahteraan masyarakat setempat melalui pemanfaatan
sumber daya hutan secara optimal, adil dan berkelanjutan dengan tetap menjaga
kelestarian fungsi hutan dan lingkungan hidup. Izin usaha yang di berikan untuk
memanfaatkan sumber daya hutan pada kawasan hutan lindung dan/atau kawasan
hutan produksi. Hasil hutan non kayu yang memiliki potensi untuk di
kembangkan menjadi sumber bahan baku di bidang industry, di Desa Konte
Kecamtan Kempo Kabupaten Dompu masyarakat banyak yang memanfaatkan
tanaman Jambu Mente, Lebah Madu Hutan ( Apis dorsata ) dan Kayu Bakar
untuk di jadikan nilai uang. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini
bermaksud untuk mengetahui nilai nilai manfaat ekonomi hutan kemasyarakatan
yang di manfaatkan oleh masyarakat.
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai bulan Sebtember sampai
November 2017. Tahap persiapan yang dilakukan adalah penentuan lokasi
penelitian yaitu di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu. Dengan
pertimbangan bahwa di Desa tersebut banyak tanaman Jambu Mente, Madu hutan
(Apis dorsata) dan kayu bakar untuk menghasilkan produk utama yang diambil
dari tanaman Jambu Mente adalah Bijinya (Kacang Mete), olahan. Berdasarkan
hasil identifikasi diperoleh 25 responden, perhitungan nilai ekonomi tanaman
jambu mente, lebah madu (Apis dorsata), dan kayu bakar dengan menghitung
pendapatan berdasarkan harga pasar ( Market Price )
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai manfaat ekonomi tanaman
jambu mente yang diolah menjadi biji ( jambu mente) sebesar Rp.6.850.300
dengan presentase produk 23.3%. Nilai manfaat ekonomi lebah madu (Apis
dorsata) Rp.14.342.777 dengan presentase produk 48.8%. Dan nilai manfaat
ekonomi kayu bakar sebesar Rp. 8.170.000 dengan presentase produk 27.9%.
Sehingga total nilai manfaat ekonomi hutan kemasyarakatan sebesar 29.363.077
dengan jumlah total presentase 100%.
@Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2016
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh
Makassar.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh
Makassar.
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lain yang patut terucap melainkan ungkapan rasa syukur
kepada Allah Yang Maha Agung atas segala petunjuk dan kemudahan langkah
yang Allah curahkan selama ini, dan atas izin-Nya pula Penulis berhasil
menyelesaikan tugas akhir ini, guna memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, dari
Program Studi Kehutanan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Serta shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW suri
tauladan seluruh ummat.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda
tercinta Jubaidin dan ibunda yang kusayangi Turaya semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat, kesehatan, karunia dan keberkahan di dunia dan akhirat atas
budi baik yang telah diberikan kepada Penulis.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Rasa terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Dr, Irma Sribianti, S,Hut.,MP dan ibu Muthmainnah, S.Hut.,M,Hut yang
selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibunda Husnah Latifah, S.Hut., M.Si beserta para dosen yang telah mendidik
Penulis selama menempuh pendidikan pada program studi kehutanan Fakultas
Petani Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak H. Burhanuddin S.Pi., MP selaku Dekan Fakultas Pertanian, serta
seluruh staf yang telah banyak membantu Penulis dalam segala urusan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Teman-teman seangkatan yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, yang
senantiasa memberi dorongan moral dan sumbangan pemikiran dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Terima kasih kepada Kepala Desa Dusun Doromaria beserta staf dan seluruh
masyarakat yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada Penulis
dalam melakukan penelitian.
Penulis mengucapkan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan
yang mungkin penulis perbuat, baik sengaja maupun tidak, dalam penyajian tugas
akhir ini. Oleh karena itu, Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan
wawasan dan pengatahuan yang mungkin berguna bagi para pembaca.
Billahi fi sabilil haq fastabikul khaerat… Assalamualaikum Wr, Wb
Makassar, Januari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Nilai ...................................................................................... 5
2.2. Nilai Ekonomi ........................................................................................ 6
2.3.Pengertian Manfaat ................................................................................. 8
2.4. Hutan Kemasyarakatan .......................................................................... 13
2.5. Tujuan Hutan Kemasyarakatan .............................................................. 13
2.6. Pelaksanaa Hutan Kemasyrakatan ......................................................... 14
2.7. Sejarah Hutan Kemasyarakatan ............................................................. 16
2.8.Kerangka Pikir ........................................................................................ 18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat .............................................................................. 20
3.2. Objek dan Alat Penelitian .................................................................... 20
3.3. Teknik Penentuan Reponden ............................................................... 20
3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 21
3.5. Jenis Data ............................................................................................ 21
3.6. Analisis Data ....................................................................................... 22
3.7. Defenisi Operasional ........................................................................... 23
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Keadaan Fisik Wilayah ........................................................................ 24
4.2. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya ................................................ 25
4.3. Sarana Pendidikan .............................................................................. 27
4.4. Agama dan Adat Istiadat ..................................................................... 28
4.5. Sarana dan Prasaranan ........................................................................ 28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden ............................................................................. 30
5.2. Pendidikan Responden ......................................................................... 31
5.3. Luas Lahan ........................................................................................... 31
5.4. Identifikasi Manfaat Produk Jambu Mente, Produk Lebah Madu
Lokal dan Produk Kayu Bakar .......................................................... 32
5.5. Poduk Madu Hutan. .............................................................................. 33
5.6. Produk Kayu Bakar ............................................................................... .. 34
5.7. Nilai Total Manfaat Ekonomi Hutan Kemasyarakatan dari Produk
Jambu Mente ........................................................................................ 35
5.8. Nilai Total Manfaat Ekonomi Hutan Kemasyarakatan dari Produk
Lebah Madu ......................................................................................... 37
5.9. Nilai Total Manfaat Ekonomi Hutan Kemasyarakatan dari Produk
Kayu Bakar ........................................................................................... 39
5.10. Nilai Manfaat Ekonomi Total Hutan Kemasyarakatan ....................... 40
VI. SARAN DAN KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 42
6.2. Saran ...................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
1. Jumlah penduduk dirinci berdasarkan jenis kelamin ................................ 25
2. Mata pencaharian masyarakata ................................................................. 26
3. Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Konte ........................................... 27
4. Sarana dan Prasarana di Desa Konte .......................................................... 29
5. Klafikasi Umur Responden di Desa Konte ................................................ 30
6. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden di Desa Konte ....................... 31
7. Klasifikasi Luas Lahan di Desa Konte ....................................................... 32
8. Responden Jambu Mente di Desa Konte ................................................... 33
9. Responden Lebah Madu Lokal di Desa Konte .......................................... 34
10. Responden Kayu Bakar di Desa Konte ...................................................... 35
11. Nilai Manfaat Ekonomi Produksi Jambu mente ....................................... 36
12. Nilai Manfaat Ekonomi Masyarakat Dari Hasil Produksi Lebah
Madu Hutan ................................................................................................ 38
13. Nilai Total Manfaat Ekonomi Masyarakat Dari Hasil Produksi Kayu
Bakar .......................................................................................................... 39
14. Total Nilai Manfaat Ekonomi Hutan Kemasyarakatan .............................. 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
1. Kerangka Pikir ........................................................................................19
2. Wawancara Dengan ketua kelompok HKm sama ngawa. ............................... 64
3. Dokumentasi Jambu Mente ............................................................................. 64
4. Dokumentasi Lebah Madu ......................................................................66
5. Dokumentasi Kayu Bakar .......................................................................68
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Konsioner........................................................................................................... 45
2. Data Mentah Responden .................................................................................... 47
3. Identifikasi Petani .............................................................................................. 49
4. Produksi Jambu Mente ..............................................................................51
5. Biaya Produksi jambu mente ............................................................................. 53
6. Produksi Lebah Madu ................................................................................58
7. Biaya Produksi Lebah Maduh ............................................................................ 58
8. Produksi Kayu bakar .................................................................................62
9. Biaya prudoksi Kayu Bakar ............................................................................... 62
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah yang 50% kawasan darat merupakan hutan.
Hutan merupakan kawasan yang ditumbuhi beragam jenis pohon. Di kawasan
hutan, biasanya tinggal berbagai jenis binatang yang menggantungkan
kehidupannya pada hasil-hasil hutan. Hutan merupakan salah satu penyedia
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan baik
manusia maupun mahluk hidup lainnya. Hutan juga diartikan sebagai suatu
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan
yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Berdasarkan UU Kehutanan Nomor 41/1999, pasal 24 menerangkan
bahwa pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan pada semua kawasan hutan
kecuali pada Hutan Cagar Alam dan Taman Nasional. Pasal ini dapat memberikan
keterangan mengenai kreteria Kawasan Hutan yang dapat dikelola dengan ijin
Social Forestry ( Hutan lindung dan hutan produksi, dan bukan pada hutan
konservasi ). Salah satu program dari Social Forestry yaitu HKM.
Hutan Kemasyarakatan berdasarkan Permenhut No. P.37/Menhut-II/2007
Tentang Hutan Negara adalah hutan negara yang pemanfaatan utamannya
ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Kriteria kawasan yang
dapat ditetapkan sebagai Social Forestry adalah hutan produksi atau hutan
lindung, tidak dibebani hak atau ijin lain dan sumber mata pencaharian
masyarakat setempat.
2
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No P.88/Menhut-II/2014 tentang
pemanfaatan HKm merupakan hutan negara yang pemanfaatan utamanya
ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Hutan kemasyarakatan
adalah satu dari tiga skema pengelolaan hutan kolaboratif yang dikembangkan
oleh kementrian kehutanan bersama masyarakat. Hutan Kemasyarakatan (HKM)
menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan
untuk menekan laju deforestasi di Indonesia dengan melibatkan masyarakat, di
samping Hutan Desa dan Hutan Tanaman Rakyat.
Pemanfaatan hasil hutan dengan cara yang tidak benar atau cenderung
mengeksploitasi hasil hutan baik berupa hasil hutan kayu maupun non kayu secara
besar besaran akan membawa dampak buruk bagi setiap makhluk hidup terutama
untuk lingkungan sekitar ( Bahrudin dan Ira, 2009 ). Untuk meminimalisir
kerusakan dan kegiatan illegal logging serta untuk meningkatkan kesadaran
masyrakat maka pemerintah membentuk unit pengelolaan hutan berbasis
masyarakat yang biasa di sebut dengan Hutan Kemasyrakatan (Hkm). Hutan
Kemasyarakatan merupakan unit pengelolaan hutan berbasis masyarakat daerah
tersebut dengan tujuan untuk mendukung kesejahteraan hidup masyarakat sekitar
hutan dengan mengutamakan kelestarian di sekitar lingkungan hutan. Program
hutan kemasyaratanada adalah suatu bentuk Social Forestry dengan menerapkan
teknologi agroforestry pada lahan milik. Program ini diselenggarakan untuk
mengatasi masalah erosi dan kemunduran kesuburan tanah.
Hutan kemasyarakatan merupakan salah satu model pengelolaan
sumberdaya alam yang berdasarkan inisiatif masyarakat. Hutan kemasyarakatan
3
ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat, ditujukan untuk menghasilkan kayu
atau komoditas ikutannya yang secara ekonomis bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat di lihat dari hasil manfaat
hutan kemasyarakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu.
Hutan Kemasyarakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu memiliki manfaat yang nyata bagi keberlangsungan hidup masyarakat di
sekitar hutan kemasyarakatan. Hutan Kemasyarakatan yang ada di Desa Konte
Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu berada didalam naungan hutan produksi,
Hutan Kemasyrakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu
memiliki luas sekitar 137 ha dengan berbagai macam hasil hutan yang bisa
menopang keberlangsungan hidup masyarakat di sekitar hutan. Seperti hasil hutan
non kayu berupa, madu, jambu mente dan hasil hutan berupa kayu yang dapat di
gunakan untuk keperluan pembangunan pemukiman masyarakat maupun kayu
bakar untuk keperluan rumah tangga.
Hutan Kemasyarakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu memiliki potensi yang cukup untuk menjamin kebutuhan kehidupan
sehari-hari masyarakat sekitar hutan yang berupa hasil hutan bukan kayu seperti
madu, jambu mente dan hasil hutan kayu seperti kayu untuk keperluan
pembangunan pemukiman masyarakat atau untuk keperluan rumah tangga. Desa
Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu memiliki potensi yang mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, namun kurang mendapatkan perhatian dari masyrakat maupun
pemerintah setempat (Rujehan, 2012).
4
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dilakukanlah penelitian tentang
Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Di Sekitar Hutan
Kemasyarakatan Di Desa Konte Kecematan Kempo Kabupaten Dompu.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan pertanyaan yang merupakan
ruang lingkup kajian penelitian;
1. Apakah jenis-jenis manfaat ekonomi hutan kemasyarakatan di Desa Konte
Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu?
2. Berapa besar nilai manfaat yang diperoleh dari hutan kemasyarakatan?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk;
1. Mengidentifikasi jenis-jenis manfaat ekonomi hutan kemasyarakatan Desa
Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu.
2. Mengetahui nilai manfaat ekonomi hutan kemasyarakatan di Desa Konte
Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu.
1.4.Manfaat penelitian
1. Memberikan informasi/data mengenai jenis-jenis hasil hutan
kemasyarakatan yang dimanfaatkan masyarakat di Desa Konte Kecamatan
Kempo Kabupaten Dompu.
2. Memberikan informasi mengenai pendapatan masyarakat di hutan
kemasyarakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Nilai
Nila merupakan persepsi manusia tentang makna suatu objek (sumber
daya hutan) bagi orang tertentu pada tempat dan waktu tetentu. Oleh karena itu
akan terjadi keragaman nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada persepsi dan
lokasi masyarakat yang berbeda-beda. Nilai sumberdaya hutan sendiri bersumber
dari berbagai manfaat yang diperoleh masyarakat. Masyarakat yang menerima
manfaat secara langsung akan memiliki persepsi yang positif terhadap nilai
sumberdaya hutan, dan hal tersebut dapat ditujukan dengan tingginya nilai
sumberdaya hutan tersebut.
Hutan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi para pembalak hutan
legal yang memenuhi syarat-syarat ketat yang diberikan oleh pemerintah, dalam
hal ini khususnya Kementerian Kehutanan. Hasil-hasil hutan dapat dijual
langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang dapat mendatangkan nilai
ekonomi yang cukup tinggi, seperti furniture dan barang-barang berunsur kayu
lainnya. Dengan demikian, manfaat hutan secara ekonomi juga akan
mendatangkan devisa bagi negara dari penjualan hasil-hasil hutan baik ke dalam
maupun luar negeri ( Johannes M.S, 2008 )
Namun demikian, manfaat hutan secara ekonomi tidak hanya dilihat dari
hasil hutan berupa kayu yang memang telah memberikan devisa yang cukup besar
bagi negara ini. Berbagai macam hasil hutan non kayu seperti kacang-kacangan,
biji-bijian, buah-buahan, jamur, minyak nabati, rempah-rempah, gambut, ranting
untuk kayu bakar, dan madu, adalah hasil-hasil hutan non kayu yang bermanfaat
6
secara ekonomi. Selain itu, tumbuhan paku, kayu manis, lumut, karet, resin, dan
getah juga termasuk ke dalam kategori hasil hutan non-kayu yang telah
memberikan sumbangan devisa tak kalah besar jika dilihat dari ekonomi skala
makro.
Bagi penduduk di sekitar hutan, manfaat hutan secara ekonomi juga
dirasakan dari ketersediaan hasil-hasil hutan untuk mencukupi kebutuhan sehari-
hari dengan mengambil hasil-hasil hutan untuk dikonsumsi atau dijual dalam
skala perorangan dalam sistem perdagangan tradisional. Selain manfaat dari segi
ekonomi, hutan juga memiliki manfaat dalam berbagai bidang, seperti pada
bidang ilmu pengetahuan dimana hutan dapat menjadi laboratorium raksasa pagi
para ilmuwan untuk mempelajari keanekaragaman hayati yang dapat bermanfaat
bagi kemajuan bangsa. Dengan menyadari bahwa manfaat hutan secara ekonomi
sangatlah besar, maka sudah sepatutnya apabila kita memiliki rasa tanggung
jawab dan kesadaran untuk bersama-sama menjaga keberlangsungan hutan
Indonesia. Sebab, jika hal ini tidak dilaksanakan, sudah tentu akan berdampak
buruk pada aspek-aspek yang lain (Sitanggang Pantas H, 2009. Manfaat Ekonomi
Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat. Skiripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Medan )
2.2. Nilai Ekonomi
Nilai Ekonomi adalah nilai ( value ) merupakan persepsi seseorang adalah
harga yang di berikan oleh seseorang terhadap sesuatu pada suatu tempat dan
waktu tertentu. Kegunaan, kepuasaan dan kesenangan merupakan istilah-istilah
7
lain yang diterima dan berkonotasi nilai atau harga. Ukuran harga ditentukan oleh
waktu, barang, atau uang yang akan dikorbankan seseorang untuk memiliki atau
menggunakan barang atau jasa yang diinginkan. Beberapa pengertian nilai
menurut beberapa ahli.
1. David dan Johnson (1987) dalam Hidayat (2016), mengklsifikasikan nilai
berdasarkan cara penilaian besar nilai dilakukan, yaitu :
a. Nilai pasar yaitu nilai-nilai yang di tetapkan melalui transaksi pasar
b. Nilai kegunaan yaitu nilai yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya
tersebut oleh individu tertentu
c. Nilai sosial yaitu nilai yang ditetapkan melalui peraturan, hokum
ataupun perwakilan masyrakat.
2. Hidayat (2016) menjelaskan tentang nilai yaitu:
a. Nilai dalam bahasa inggris, bahasa latim valere(berguna, mampu
akan, berdaya, berlaku, kuat)
b. Nilai ditinjau dari segi keistimewaan adalah apa yang di hargai, dinilai
tinggi atau dihargai sebagai Sesutu kebaikan
c. Nilai ditinjau dari sudut ekonomi yang bergelut dengan kegunaan dan
nilai tukar benda-benda materia
Nilai manfaat ekonomi merupakan upaya untuk menentukan nilai atau
manfaat dari suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia. Nilai hutan dapat
dilihat dari manfaat yang diperoleh dari hutan. Manfaat tersebut adalah:
8
1. Manfaat rill (real benefit) yaitu manfaat yang timbul bagi seseorang yang
tidak di imbangi oleh hilangnya manfaat bagi pihak lain.
2. Manfaat semu yaitu manfaat yang timbul dari suatu proyek dan diterima oleh
sekelompok orang tertentu, tetapi ada sekelompok orang lain yang menjadi
menderita karena ada proyek tersebut.
2.3. Pengertian Manfaat
Manfaat sering di artikan sebagai suatu penghadapan yang semata-mata
menunjukan kegiatan menerima. Penghadapan tersebut pada umumnya mengarah
pada perolehan atau pemakaian yang hal-hal yang berguna baik di pergunakan
secara langsung maupun tidak langsung agar dapat bermanfaat. Hutan
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, mulai dari pengatur tata
air, paru-paru dunia, sampai pada kegiatan industri. Dalam perkembangannya
hutan telah dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, antara lain pemanfaatan
hutan dalam bidang Hak Pengusahaan Hutan, Hak Pemungutan Hasil Hutan dan
Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Indutrsri.
Sebagai salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, manfaat hutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
: manfaat tangible (langsung/nyata) dan manfaat intangible (tidak langsung/tidak
nyata). Manfaat tangible atau manfaat langsung hutan antara lain : kayu,
hasi\hutan ikutan, dan lain-lain. Sedangkan manfaat intangible atau manfaat tidak
langsung hutan antara lain: pengaturan tata air, rekreasi, pendidikan, kenyamanan
lingkungan, dan lain-lain. Sedangkan manfaat tangible diantaranya berupa hasil
kayu dan non kayu.Hasil hutan kayu dimanfaatkan untuk keperluan kayu
9
perkakas, kayu bakar dan pulp. Dan hasil-hasil hutan yang termasuk non kayu
antara lain rotan, kina, sutera alam, kayu putih, dan terpentin, kemeyan dan lain-
lain. Berdasarkan kemampuan untuk dipasarkan,manfaat hutan juga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu : manfaat marketable dan manfaat non-marketable.
Manfaat hutan marketable adalah hasil hutan yang telah memiliki nilai jual,
sedangkan manfaat hutan non-marketable adalah barang dan jasa hutan yang
belum dikenal nilainya atau belum ada pasarnya, seperti : beberapa jenis kayu
lokal, kayu energi, binatang, dan seluruh manfaat intangible hutan (Technical
Focus Group Discussion, 2006. Pelestarian Hutan Memberi Manfaat Bagi
Ekonomi Rakyat Dan Lingkungan)
- Penggunaan Kawasan Hutan
adalah penggunaan atas sebagian kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan
kawasan hutan tersebut, kegiatan pembangunan dimaksud adalah untuk kegiatan
pertambangan. Istilah penggunaan kawasan hutan secara Vertikal dan secara
Horizontal disebutkan dalam PP No. 2 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Penggunaan Kawasan
Hutan Untuk Kepentingan Pembangunan di Luar Kegiatan Kehutanan yang
Berlaku Pada Departemen Kehutanan (“PP 2/2008”). Namun, dalam peraturan
tersebut belum disebutkan dengan jelas mengenai definisi yang pasti mengenai hal
tersebut. Maka dilakukan penafsiran hukum terhadap peraturan perundang-
undangan tentang Kehutanan yang berlaku.
10
Pasal 5 ayat (1) PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
(“PP 24/2010”) menjelaskan bahwa untuk kegiatan pertambangan
diperbolehkan untuk menggunakan kawasan hutan yang dilakukan dengan
ketentuan:
a. Dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan: (1) penambangan
dengan pola pertambangan terbuka; dan (2) penambangan dengan pola
pertambangan bawah tanah;
b. Dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan dengan pola
pertambangan bawah tanah. Merujuk pada ketentuan tersebut maka
dapat diartikan bahwa penggunaan kawasan hutan secara Vertikal
adalah penambangan yang dilakukan dengan pola penambangan bawah
tanah. Adapun pengertian penambangan di bawah tanah dijelaskan
dalam Pasal 1 angka 2 Perpres No. 28 Tahun 2011 tentang Penggunaan
Kawasan Hutan Lindung Untuk Penambangan Bawah Tanah (“Perpres
28/2011”) yakni penambangan yang kegiatannya dilakukan di bawah
tanah (tidak langsung berhubungan dengan udara luar) dengan
membuat jalan masuk berupa sumuran (shaft) atau terowongan
(tunnel) atau terowongan buntu (adit) termasuk sarana dan prasarana
yang menunjang kegiatan pertambangan.
11
Perbedaan antara penggunaan kawasan hutan secara Vertikal dan Horizontal
adalah terdiri atas hal-hal sebagai berikut:
(1) luas cakupan, pada penggunaan kawasan hutan secara Horizontal akan
mencakup kawasan hutan lebih luas daripada penggunaan kawasan
hutan secara Vertikal. Hal ini akan berdampak pada pemberian izin
pinjam pakai kawasan hutan. Apabila penggunaan kawasan hutan
untuk pertambangan memiliki cakupan yang luas serta bernilai
strategis yakni pertambangan yang berada di dalam Wilayah Usaha
Pertambangan Khusus (WUPK) yang berasal dari Wilayah
Pencadangan Negara (WPN) yang mana perubahan wilayah tersebut
telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), maka izin
tersebut hanya bisa diberikan oleh Menteri Kehutanan setelah
mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat dengan mengacu
pada ketentuan dalam Pasal 9 Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor: P.18/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Pinjam
Pakai Kawasan Hutan (“Permen P.18/2011)
(2) jenis hutan, penggunaan kawasan hutan secara Vertikal dapat
dilakukan pada jenis hutan produksi dan hutan lindung, sedangkan
penggunaan kawasan hutan secara Horizontal hanya dapat dilakukan
pada jenis hutan produksi saja;
12
- Pemanfaatan Kawasan Hutan
adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa
lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan hasil hutan non-kayu serta
memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk
kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. Di Indonesia,
pemanfaatan hutan diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 6 tahun 2007 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan
Hutan. Izin pemanfaatan merupakan izin yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha
pemanfaatan hasil kayu atau bukan kayu, ataupun izin pemungutan hasil hutan
kayu atau bukan kayu pada hutan yang telah diberikan izin. Tujuan utama
pemanfaatan hutan ialah untuk memberdayakan masyarakat atau mensejahterakan
masyarakat.
Bagi para pemegang izin usaha pemanfaatan hutan dikenakan
pungutan sebagai peganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang telah mereka
dapatkan. Tata hutan dan rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan
merupakan kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah Republik Indonesia.
Dalam setiap pemanfaatan hutan wajib disertai dengan izin pemanfaatan hutan.
Jangka waktu pemanfaatan hutan pada hutan lindung menurut undang-undang
paling lama sepuluh tahun. Menurut undang-undang dalam pemanfaatan hutan
lindung yang diberikan perizinan paling luas hanya 50 hektar.
13
2.4. Hutan Kemasyarakatan
Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem
pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan
nilai ekonomi, nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat
pengelola, dan masyarakat setempat), tanpa mengganggu fungsi pokoknya
(meningkatkan fungsi hutan dan fungsi kawasan, pemanfaatan kawasan,
pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu, hasil hutan bukan
kayu dengan tetap menjaga fungsi kawasan hutan.
Hutan Kemasyarakatan (HKm) menjadi salah satu kebijakan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan untuk menekan laju deforestasi di
Indonesia dengan melibatkan masyarakat, di samping Hutan Desa dan Hutan
Tanaman Rakyat. Banyak pihak memandang kebijakan ini sebagai pengakuan
negara terhadap pengelolaan hutan oleh rakyat yang selama ini terabaikan, namun
mampu menjaga kelestarian alam dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Bagi masyarakat, hutan tak hanya memiliki makna ekologis, tetapi juga sosial,
budaya dan ekonomi. Selain mengulas tentang kerangka kebijakan dan prosedur
perizinan Hutan Kemasyarakatan (HKM), Peran hutan kemasyarakatan dalam
memperkuat hak kelola rakyat dan mengurangi konflik kehutanan serta tantangan
dalam pelaksanaannya (Kamalluzaman N 2013)
2.5. Tujuan Hutan Kemasyarakatan
Maksud dari pelaksanaan hutan kemasyarakatan adalah pemberdayaan
masyarakat dan pemberian kepercayaan kepada masyarakat setempat yang tinggal
di dalam sekitar kawasan hutan untuk mengusahakan hutan negara sesuai dengan
14
kebutuhan, kemampuan dan pengetahuan sehingga kelestarian sumberdaya hutan
dapat dipertahankan. Pembangunan hutan kemasyarakatan bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, kemampuan dan kapasitas
ekonomi dan sosial masyarakat
2. Meningkatkan ikatan komunitas masyarakat pengusaha hutan
3. Mengembangkan keanekaragaman hasil hutan yang menjamin
kelestarian fungsi dan manfaat hutan
4. Meningkatkan mutu, produktivitas dan keamanan hutan
5. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesempatan berusaha dan
meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat Universitas Sumatera
Utara
6. Mendorong serta mempercepat pembangunan wilayah
2.6. Pelaksanaa Hutan Kemasyrakatan
Pelaksanaan hutan kemasyarakatan Model hutan kemasyarakatan
sebenarnya hanya sesuai diterapkan dalam pengelolaan dan sekaligus pelestarian
areal hutan yang berukuran kecil, dan kebanyakan berada pada lokasi-lokasi
terpencil, baik di dalam maupun di luar kawasan yang ditetapkan pemerintah
sebagai hutan negara. Luas kawasan hutan yang cocok untuk model hutan
kemasyarakatan adalah antara 4010.000 Ha. Kawasan hutan yang dijadikan areal
hutan kemasyarakatan adalah kawasan hutan produksi, hutan lindung, dan
kawasan pelestarian alam pada zonasi pemanfaatan taman hutan raya dan wisata.
15
Pelaksanaan hutan kemasyarakatan memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai
berikut :
1.Masyarakat sebagai pelaku utama
Sejalan dengan pembangunan kehutanan yang ingin memberdayakan
masyarakat, maka dalam kawasan hutan kemasyarakatan, yang menjadi pelaku
utama dalam pelaksanaannya adalah masyarakat yang berada di dalam atau di
sekitar kawasan hutan yang kawasannya ditetapkan sebagai areal hutan
kemasyarakatan.
Pelaksanaan hutan kemasyarakatan di prioritaskan pada masyarakat
setempat yang kehidupannya tergantung pada sumberdaya hutan. Hutan dan
masyarakat sekitarnya merupakan satu kesatuan ekosistem yang satu sama lain
saling ketergantungan. Hutan bagi masyarakat tradisional dianggap sebagai
Universitas Sumatera Utara sumber penghasil makanan/kebutuhan, seperti buah-
buahan, berburu binatang, bahan bakar, dan lain-lain. Sebaliknya masyarakat
modern lebih memandang hutan sebagai sumber bahan mentah bagi proses
manufaktur untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih lanjut. Atas dasar ini,
semua diaktualisasikan dalam bentuk pemberian hak pengusahaan kepada
masyarakat lokal untuk mengusahakannya.
2. Memiliki kepastian hak dan kewajiban semua pihak
Hak dan kewajiban semua pihak yang terlibat dalam pelasksanaan hutan
kemasyarakatan, baik itu masyarakat dan pemerintah diatur sangat jelas.
Masyarakat sebagai peserta hutan kemasyarakatan berhak atas hasil hutan non
kayu dan melakukan pemeliharaan hutan kemasyarakatan sesuai dengan lokalisasi
16
yang diterapkan. Di dalam pelaksanaannya setiap peserta kegiatan hutan
kemasyarakatan mendapat ijin mengelola areal hutan kemasyarakatan seluas
maksimum 4 ha untuk peserta perorangan, untuk peserta kelompok seluas 4 ha
jumlah anggota kelompok yang ikut serta sebagai peserta, dan untuk koperasi
maksimum seluas 4 ha dikalikan jumlah anggota koperasi yang turut serta sebagai
peserta hutan kemasyarakatan.
3. Keragaman komoditas (kayu dan non kayu)
Komoditas tanaman yang digunakan dalam hutan kemasyarakatan harus dipilih
sesuai dengan karakteristik daerah dan lahan yang akan ditanami. Sebelum
melakukan pemilihan komoditas harus dilakukan inventarisasi dan identifikasi
tanaman yang ada di daerah tersebut.Pemilihan komoditi termasuk hal yang
sangat penting.Secara teknis pemilihan jenis komoditi ini mempertimbangkan
faktor fisik teknis/ekologi, faktor sosial ekonomi dan sosial budaya.
2.7. Sejarah Hutan Kemasyarakatan
Sejarah pengelolaan hutan oleh masyarakat lokal Indonesia di beberapa
tempat telah berlangsung sebelum legalitas hukum formal ditetapkan oleh
pemerintah. Karena itu berbagai klaim kepemilikanpun muncul yang
menyebabkan konflik antara pemerintah dengan masyarakat, dan antara pemegang
konsesi (HPH/HPHTI) dengan masyarakat.
Kerusakan hutan hujan tropis di Indonesia tidak terlepas dari kebijakan
kehutanan Indonesia yang menjadikan hutan sebagai objek paling dragmatis
memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang pendek. Hutan dijadikan
komoditi yang paling mudah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
17
Pertumbuhan ekonomi dijadikan alasan guna melakukan eksploitasi hutan tanpa
memperhitungkan daya dukung, keberlanjutan dan kelestarian hutan.
Persoalan penting lainnya yang dihadapi oleh kehutanan Indonesia adalah
konflik dengan masyarakat setempat pada semua fungsi hutan. Konflik ini terjadi
karena adanya penggusuran secara besar-besaran terhadap hak kepemilikan atau
karena adanya masyarakat setempat yang tidak memiliki akses terhadap lahan
pertanian Seiring dengan berhembusnya reformasi, terjadi perubahan/pergeseran
orientasi pengelolaan hutan yang lebih meningkatkan peran serta masyarakat,
khususnya masyarakat sekitar hutan. Dalam kaitannya dengan hal ini, Dephut
mulai memberikan perhatian yang semakin besar kepada program-program hutan
kemasyarakatan.
Ide pembangunan kehutanan dengan pola hutan kemasyarakatan
sebenarnya mulai dirintis sejak tahun 1995, dengan ditetapkannya SK Menhut No.
622/Kpts-II/1995 tentang Pedoman Hutan Kemasyarakatan. Namun
pelaksanaannya sendiri kurang berjalan dengan baik karena masih kurang
tersosialisasinya program tersebut di masyarakat dan belum adanya petunjuk
teknis dan pelaksanaannya. Untuk mengatasinya, ditetapkan SK Menhut No.41
Tahun 1999, dan ditetapkan pada surat keputusan yang baru yang sesuai dengan
undang-undang tersebut yaitu Sk Menhut No.31 Kpts-II/2001 tentang
penyelengaraan hutan kemasyarakatan.
18
2.8. Kerangka Pikir
Berdasarka uraian pada kajian pustaka, diharapkan dalam penelitian ini
dapat diketahui kondisi masyarakat yang berada didalam dan disekitar areal
kawasan hutan kemasyarakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu dan mengidentifikasi hasil hutan kemasyarakatan sebagai sumber
penghasilan terhadap hutan kemasyarakatan sehingga dapat meningkatkan nilai
manfaat ekonomi masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk
lebih jelasnya kerangka piker penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1
19
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Hutan Kemasyarakatan
HHBK (Jambu Mente dan
Madu hutan )
HHK (Kayu Bakar)
Nilai Manfaat Ekonomi Hutan
Kemasyarakatan Desa Konte
Pemanfaatan Hasil Hutan
Masyarakat Sekitar Hutan Kemasyarakatan
Desa Konte
Analisis Manfaat Ekonomi
20
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu Dan Tempat
Penelitian ini di laksanakan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu. Penelitian ini di laksanakan dalam waktu kurang lebih 3 ( tiga ) bulan
dari bulan Agustus sampai Oktober 2017
3.2. Objek dan Alat Penelitian
1. Objek Penelitian
.Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengambil manfaat
dari hutan kemasyarakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu.
2. Alat Penelitian
Alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Daftar Pertanyaan ( kuisioner ).
b. Alat tulis untuk mencatat setiap informasi responden
c. Buku tally sheet, di gunakan untuk rekapitulasi hasil data responden
d. Kamera ( foto ), untuk dokumentasi
3.3. Teknik Penentuan Responden
Masyarakat yang memanfaatkan hasil hutan kemasyarakatan di Desa
Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu di Propinsi NTB ambil dengan
metode sensus yaitu berjumlah 25 orang.
21
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data di lakukan dengan mengumpul
kan data primer. Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan di teliti.
Adapun objek yang di teliti adalah masyarakat yang terlibat dalam
pengelolaan hutan kemasyarakatan.
b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar
pertanyaan yang harus di jawab responden, disusun secara sistesmatis
sehingga dapat berfungsi dalam penelitian.
3.5. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data primer dikumpulkan melalui wawancara masing-masing responden,
yang meliputi: Data identitas responden, pengetahuan dasar Masyarakat
tentang Hkm, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari Hutan
Kemasyarakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu.
b. Data sekunder data yang dikumpulkan dengan mengumpulkan beberapa
literatur yang mendukung penelitian ini yaitu keadaan umum lokasi yang
diperoleh dari kantor Desa Konte.
22
3.6. Analisis Data
Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
kuantitatif. Manfaat yang di peroleh masyarakat dari hutan kemasyarakatan yang
meliputi jambu mente, kayu dan madu.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terutama data yang diperoleh
dari rekapitulasi responden kemudian dianalisa secara deskriptif kuantitatif. Untuk
menghitug pendapatan masyarakat terlebih dahulu harus diketahui pemasukan dan
pengeluaran dalam periode tertentu.
a. Analisis Pendapatan
P = TR – TC
Dimana:
P = Pendapatan Bersih
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
b. Analisis Total Penerimaan
TR = ∑
Dimana:
TR = Total Penerimaan
Qi = Jumlah Produksi
Pi = Harga Produksi
c. Analisis Total Biaya Pendapatan
TR = ∑
Dimana:
23
TC = Total Cost
Xi = Jenis Input Biaya
PXi = Harga Input Biaya
3.7. Definisi Operasional
1. Nilai ekonomi adalah nilai suatu barang atau jasa jika diukur dengan uang.
Jadi nilai ekonomi hasil hutan dapat juga diartikan nilai/harga hasil hutan
yang di manfaatkan dan dapat ditukarkan dengan uang.
2. Hasil hutan adalah suatu hasil-hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah
menjadi berbagai barang yang dapat mendatangkan nilai ekonomi yang cukup
tinggi, seperti furniture dan barang-barang berunsur kayu lainnya.
3. Hutan Kemasyarakatan merupakan unit pengelolaan hutan berbasis
masyarakat daerah tersebut dengan tujuan untuk mendukung kesejahteraan
hidup masyarakat sekitar hutan dengan mengutamakan kelestarian di sekitar
lingkungan hutan.
4. Nilai ekonomi adalah nilai suatu barang atau jasa jika diukur dengan uang.
Jadi nilai ekonomi hasil hutan dapat juga diartikan nilai/harga hasil hutan
yang di manfaatkan dan dapat ditukarkan dengan uang.
24
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Keadaan Fisik Wilayah
4.1.1. Letak dan Luas
Desa Konte merupakan desa yang berada di Kecamatan Kempo dengan
luas wilayah kurang lebih 4292 Ha, dengan jumlah penduduk kurang lebih 1099
jiwa, jarak dari ibu Kota Dompu 15 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan roda
dua dan roda empat dengan waktu tempuh ± 30-40 menit.
Secara administrasi Desa Konte berbatas dengan :
- Sebelah Utara : Desa Taloko
- Sebelah Timur : Desa Kempo
- Sebelah Selatan : Desa Soro Barat
- Sebelah Barat : Desa Songgaja
4.1.2. Kondisi Geografis
Desa Konte terdiri dari 3 Dusun yakni : Dusun Konte, Dusun Doro Maria
Dusun Sambi. Desa Konte berada pada ketinggian < 25 dimana kondisi letak
geografisnya bukan pantai.
4.1.3. Penggunaan Lahan
penggunaan lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang
berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahtaraan
hidup manusia. Lingkungan fisis merupakan topografi,iklim, tanah dan air.
Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia yang
semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
25
Adapun berkaitan dengan kegiatan masyarakat yang ada di wilayah Desa
Konte pada bidang lahan tertentu, sebagian besar merupakan lahan pertanian, dan
perkebunan hanya sebagian yang diadakan sebagai lokasi pemukiman, sekolah,
perkantoran, posyandu, puskesmas, tempat ibadah dan pasar serta peternakan.
Penggunaan lahan juga merupakan pemanfaatan lahan dan lingkungan alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam penyelenggaraan kehidupannya.
4.2. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya
4.2.1. Keadaan Penduduk
Penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya sebuah negara
atau wilayah atau sekaligus sebagai asset atau modal bagi suksesnya
pembangunan disegala bidang kehidupan baik dalam bentuk pembangunan fisik
maupun non fisik. Oleh karena itu kehadiran dan perananya sangat menentukan
bagi perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun besar, sehingga
dibutuhkan data atau potensi kependudukan yang tertib dan Jumlah penduduk di
Desa Konte yaitu berjumlah 1099 jiwa terdiri dari laki-laki 547 jiwa dengan
presentase 49,77 % dan perempuan 552 jiwa dengan presentase 50,23 %. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 .
Tabel 1. Jumlah penduduk dirinci berdasarkan jenis kelamin masyarakat Desa
Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu, satu tahun terakhir.
No Jenis kelamin Jumlah jiwa Persentase %
1 Laki-laki 547 49,77
2 Perempuan 552 50,23
Jumlah 1.099 100
Sumber : Hasil Sensus Penduduk di Desa Konte, 2017
26
4.2.2. Mata Pencaharian
Jenis mata pencaharian utama masyarakat Desa Konte didominasi oleh
pertanian, perkebunan dan beternak. Sebagian masyarakat Desa Konte terdaftar
dalam Kelompok Sama Ade yang dapat mengelola didalam kawasan hutan
kemasyarakatan yang ada di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu
seperti mengambil madu, mengambil kayu bakar, mengambil tanaman obat dan
lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Mata pencaharian masyarakat Desa konte Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu
No Jenis Mata pencaharian Jumlah orang Persentase %
1
2
3
4
5
6
7
Petani
PNS
TNI
Pertukangan
Perdagangan
Peternak
Industri kecil
98
57
3
15
25
24
21
41
24
1
6
10
10
8
Jumlah 236 100
Sumber : Hasil Sensus Penduduk di Desa Konte, 2017
4.2.3. Kondisi Masyarakat
Mayoritas penduduk Desa Konte adalah suku Mbojo dan Sasak beragama
Islam. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Mbojo dan bahasa
Indonesia. Masyarakat Desa Konte sebagian besar bermata pencaharian dibidang
pertanian, peternakan perkebunan dan pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk
memanfaatkan kawasan hutan, dengan memanfaatkan hasil hutan kayu dan hasil
hutan non-kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal
dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.
27
4.2.4. Aksessibilitas
Desa Konte dapat diakses dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Jarak Desa ke ibu kota Kecamatan 10 km, dapat ditempuh dengan waktu ± 25
menit, jarak Desa ke ibu Kota Kabupaten 15 km dapat ditempuh dengan waktu ±
30-40 menit.
4.3. Sarana Pendidikan
4.3.1. Sarana Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemajuan masyarakat, tingkat
pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan
masyarakat dalam melaksanakan usaha taninya. Untuk lebih jelasnya jumlah
penduduk yang ada di Desa Konte, berdasarkan tingkat pendidikannya dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat pada Pendidikan Penduduk di Desa Konte Kecamatan Kempo
Kabupaten Dompu
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1
2
3
4
5
SD
SMP
SMA
Akademi ( D3)
Sarjana ( S1)
729
185
120
25
56
65
16
10
4
5
Jumlah 1.115 100
Sumber : Hasil Sensus Penduduk di Desa Konte, 2017
Berdasarkan Tabel 3 menujukan rata-rata tingkat pendidikan masyarakat
di lokasi pembangunan Hutan Kemasyarakatan relatif rendah. Hal ini ditandai
dengan rasio/menujukan kemampuan seseorang yang cukup tinggi antara jumlah
28
penduduk yang memiliki tingkat pendidikan SD hingga SMA di bandikan tingkat
Akademi (D3) dengan Sarjana (S1) yang relatif kurang.
4.4. Agama dan Adat Istiadat
Penduduk Desa Konte keseluruhannya beragama Islam. Hal ini merupakan
indikasi kuatnya pengaruh islam di daerah tersebut. Seperti pada kegiatan
pambangunan HKm, pemuka-pemuka agama dan tokoh masyarakat sering
memberikan motivasi kepada masyarakat yang ada di daerah tersebut untuk dapat
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan HKm.
Adat istiadat di Desa Konte masih diwarisih secara turun temurun dalam hal
pola penggunaan lahan. Pada umumnya mereka memanfaatkan lahan hutan
dengan tanaman jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan komsumsi bagi
mereka. Disamping itu, mereka juga memanfaatkan kayu-kayuan untuk kayu
bakar.Masyarakat memanfaatkan hutan dengan system tradisional, baik dalam hal
teknik budidaya, maupun dalam hal penebangan pohon untuk bahan-bahan
bangunan Penebangan yang mereka lakukan biasanya tidak di sertai penanaman
kembali untuk mengganti pohon yang sudah ditebang.
4.5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, karena amat berhubungan dengan, berbagai segi
kehidupan jasmani maupun rohani. Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut
tentu akan memperlancar kegiatan masyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.
29
Tabel 4 . Sarana dan Prasarana di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1
2
3
4
5
Jalan Aspal
Posyandu
TK
SD
Pasar
6
1
1
2
1
Sumber : Hasil Sensus Penduduk di Desa Konte, 2017
30
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden
Identitas petani menggambarkan kondisi atau keadaan serta status orang
yang menjadi responden. Identitas responden ini meliputi umur, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan.
1. Umur
Umur dan pendapatan mempunyai hubungan satu sama lain. Adapun
hubungan tersebut adalah semakin tua umur seseorang, maka semakin kurang pula
kemampuannya baik kemampuan berfikir maupun kamampuan fisiknya dalam
bekerja dan mengelolah hutan. Hal ini menujukan bahwa dengan berkurangnya
kemampuan seseorang dalam bekerja, maka pendapatan juga akan berkurang.
Berdasarkan hasil penelitian dari 25 orang, umur petani berkisar antara 31-
55 tahun yang lebih jelasnya dapat di pada Tabel 5.
Tabel 5. Klafikasi Umur Responden di Desa Konte Kecematan Kempo Kabupaten
Dompu
Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase(%)
30-36
37-43
44-50
51-57
3
14
7
1
12
56
28
4
Jumlah 25 100
Sumber : Hasil Pengelolahan Data Primer, 2017
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa dari 25 orang yang berumur ( 30-36
) tahun sebanyak 3 orang atau 12 %, umur (37-43) tahun sebanyak 14 orang atau
56 % dan umur (44-50) sebanyak 7 orang atau 28 %, umur (51-57) sebanyak 1
orang atau 4 %. Dari hasil data tersebut diketahui bahwa umur petani yang
tergolong usia muda atau lebih produktif lebih banyak di bandingkan usia yang
31
relatif tua. Karna umur yang relatif tua lebih ber pengalaman dalam masalah
petani di bandikan usia relatif muda.
5.2. Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kamampuan pola piker petani
dalam mengembangkan usahanya terutama pemanfaatan ekonomi di hutan
kemasyarakatan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Semakin tinggi
tingkat pendidikan formal yang diperoleh masyarakat semakin tinggi pula tingkat
pengetahuan dan kamampuan masyarakat dalam mengelola hutan
kemasyarakatan. Tingkat pendidikan petani dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden di Desa Konte Kecematan
Kempo Kabupaten Dompu.
Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SD
SMP
SMA
9
11
5
36
44
20
Jumlah 25 100
Sumber : Hasil Pengelohan Data Primer, 2017
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa jumlah petani yang tingkat
pendidikannya sampai SD sebanyak 9 orang atau 36 %, SMP sebanyak 11 orang
atau 44 % dan SMA sebanyak 5 orang atau 20 %. Tingkat pendidikan responden
yang paling banyak adalah SMP sehingga pemahaman dan ilmu yang dimiliki
sangat berpengaruh terhadap usaha dalam mengelolah hutan.
5.3. Luas Lahan
Luas lahan sangat mempengaruhi tingkat pendapatan petani, lahan yang
luas serta dimanfaatkan dalam memproduksi jambu mente secara optimal
32
tentunya akan memperoleh hasil yang lebih banyak. Luas lahan petani jambu
mente HKM dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Klasifikasi Luas Lahan petani jambu mente di Desa Konte Kecematan
Kempo Kabupaten Dompu
No Nama Luas Lahan (Ha) Persentase %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A 1
A 2
A 3
A 4
A 5
A 6
A 7
A 8
A 9
A 10
1 Ha
2 Ha
2 Ha
2 Ha
2 Ha
1 Ha
2 Ha
1 Ha
2 Ha
0,5 Ha
6,46
12,90
12,90
12,90
12,90
6,46
12,90
6,46
12,90
3,22
Jumlah 15.5 Ha 100
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa petani di hutan kemasyarakatan di
Desa Konte Kecematan Kempo Kabupaten Dompu yang memiliki luas lahan 2
hasebanyak 6 orang dengan persentase 12.90 % , dan luans 1 ha ada 3 orang
dengan persentase 6.46 %, luas lahan 0.5 ha hanya 1 orang dengan persentase
3.22
5.4 Identifikasi Manfaat Produk Jambu Mente, Produk Lebah Madu Lokal
dan Produk Kayu Bakar.
Produk Jambu mente di Desa Konte Kecematan Kempo Kabupaten Dompu
relatif besar. Hal ini terjadi karena hampir sebagian besar masyarakat Desa konte
menggunakan jambu mente untuk kebutuhan sendiri. Selain untuk kebutuhan
sendiri ada beberapa responden yang menjual jambu mente dan biji (kacang
mente). Hasil panen jambu mente hanya sekali dalam setahun. Dari pengelolahan
33
data responden yang memanfaatkan jambu mente untuk kebutuhan hidup dapat
dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Responden Jambu Mente di Desa Konte Kecematan Kempo Kabupaten
Dompu
Banyaknya Jambu
Mente (kg)
Jumlah Responden
Orang
Persentase (%)
30-41
42-53
54-65
1
3
6
10
30
60
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Pengelohan Data Primer, 2017
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa biji jambu mente yang diambil oleh
responden di Desa Konte yang paling banyak 54-65kg dengan jumlah responden
sebanyak 6 orang (60%) dan 42–53 kg dengan jumlah responden sebanyak 3
orang (30%), 30-41kg dengan jumlah responden 1 orang (10%) dari jumlah total
responden. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap jambu
mentedi Desa Konte relatif besar tinggi, karena responden memperoleh nilai
manfaat yang besar dari jambu mente untuk di jual maupun kebutuhan sendiri.
5.5. Produk Madu Hutan
Pemanfaatan lebah madu telah dimanfaatkan oleh masyarkat. Sebagai
Kebutuhan sehari-hari. Salah satu manfaat madu hutan (Apis dorsata) adalah
dijual dan dijadikan obat. Sebagian besar masyarakat di Desa Konte adalah lebah
madu lokal yang dimanfaatkan secara tradisional untuk pembuatan obat. Produksi
lebah madu hutan di Desa Konte dipasarkan untuk digunakan sebagai kebutuhan
34
hidup sehari-hari. Adapun responden yang memanfaatkan madu lokal dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Responden lebah Madu hutan di Desa Konte Kecamatan Kempo
Kabupaten Dompu
Banyak Madu (per
liter)
Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
54–134
135-215
216-296
297-377
378-458
459–539
4
1
1
1
1
1
45
11
11
11
11
11
Jumlah 9 100
Sumber : Hasil Pengelohan Data Primer, 2017
Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa jumlah madu yang dapat diproduksi
masyarakat di Desa Konte paling banyak adalah 54-136 botol dengan jumlah
responden sebanyak 4 orang dengan persentase 45% sedangkan masyarakat yang
memproduksi lebah madu yang berkisar dari 135 sampai 539 botol dengan
jumlah responden 5 orang dengan persentase masing-masing 11%, Hal ini
membuktikan bahwa masyarakat banyak mengambil manfaat dari penjualan
madu.
5.6. Produk Kayu Bakar
Pemanfaatan kayu bakar telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebabagai
kebutuhan sehari-hari. Salah satu manfaat dari kayu bakar adalah dijual dan di
jadikan bahan alami yang di gunakan untuk memasak masih menjadi pilihan
banyak orang. Produk Kayu Bakar di Desa Konte dipasarkan untuk digunakan
sebagai kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun responden yang memanfaatkan kayu
bakar dapat dilihat pada Tabel 10.
35
Tabel 10 Responden Kayu Bakar di Desa Konte Kecamatan Kempo Kabupaten
Dompu
Banyak kayu bakar
(per/ikat)
Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
240-320
321-401
402-482
1
2
3
16
33
51
Jumlah 6 100
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa jumlah kayu bakar yang dapat
diambil masyarakat di Desa Konte paling banyak adalah 402-482 ikatan dengan
jumlah responden sebanyak 3 orang dengan nilai persentase 51% dari jumlah total
responden.Masyarakat di Desa Konte yang memanfaatkan kayu bakar di dalam
kawasan hutan kemasyarakatan dengan melakukan pengambilan atau pencarian
kayu bakar dalam pengambilan satu minggu 3 kali melakukan pengambilan kayu
bakar, Sedangkan jumlah kayu bakar yang di ambil per minggu paling banyak
menghasilkan 10 ikatan, Sedangkan responden yang memiliki pendapatan paling
rendah dalam pengambilan kayu bakar 240-320 ikat dengan jumlah responden 1
orang dan nilai persentase (16%) karna dalam intesitas pengambilan kayu bakar
dalam seminggu hanya melakukan pengambilan kayu bakar 1 kali dalam satu
minggu sehingga jumlah kayu yang di dapatkan dalam satu minggu menghasilkan
5 ikatan.
5.7. Nilai Manfaat Ekonomi Hutan kemasyarakatan dari Produksi Jambu
Mente
Berdasarkan hasil nilai manfaat ekonomi dari jambu mente di Desa Konte di
peroleh dengan menghitung semua penerimaan yang di peroleh oleh petani
kemudian dikurangi dengan semua pengeluaran yang di keluarkan oleh petani
36
pada saat melakukan produksi jambu mente. Untuk mengetahui berapa besar
pendapatan petani dari hasil usaha jambu mente di Desa Konte Kecamatan Kempo
Kabupaten Dompu dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Nilai Manfaat Ekonomi Produksi Jambu mente
No Nama
Responden
Produksi Jambu
mente(RP/ Tahun)
Biaya Produksi
(Rp/ Tahun)
Nilai
Manfaat
(Rp /Tahun)
1 Narto 2.400.000 881.000 1.519.000
2 Arifin 21.600.000 1.365.000 20.235.000
3 Surianto 9.600.000 1.140.000 8.460.000
4 Hengki 9.600.000 1.285.000 8.315.000
5 Iksan 14.400.000 1.450.000 12.950.000
6 Megiansyah 3.600.000 985.000 2.615.000
7 Joni 9.600.000 1.230.000 8.370.000
8 Heri 3.600.000 300.000 3.300.000
9 Junaidin 9.600.000 1.210.000 8.390.000
10 Latifah 2.400.000
500.000 1.900.000
Jumlah 86.400.000 10.346.000 68.503.000
Rata-rata 8.640.000 1.034.600 6.850.300
Sumber : Data Primer setelah diolah 2017
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa nilai manfaat ekonomi dari
produksi jambu mente yang paling tinggi adalah bapak Arifin dengan nilai
manfaat sebesar Rp.20.235.000/tahun, hal ini di sebabkan bapak Arifin sering
melakukan perawatan dalam melakukan budidaya tanaman jambu mente nya,
berupa melakukan pemberian pupuk urea pada pohon jambunya,atau
membersikan lahanya sehingga pohon jambunya dapat menghasilkan biji jambu
yang memuaskan, sehigga pendapatan bapak Arifin lebih tinggi di banding
responden yang lain. Sedangkan petani yang memiliki nilai manfaat ekonomi
yang paling rendah adalah ibu Latifah dengan nilai manfaat sebesar
Rp.1.900.000/tahun karena ibu latifah kurang melakukan perawatan dalam
37
budidaya tanaman jambu mente berupa kurang melakukan memberikan pupuk
urea, racun rumput,biasa juga di pengaruhi oleh hujan sehingga biji jambu mente
rusakatau biaya produksi jambu mente kurang sehingga penghasilan bapak narto
lebih rendah di banding responden yang lain, Penerimaan petani pada hutan
kemasyarakatan dari hasil produksi jambu mente sebesar Rp.86.400.000/tahun
atau dengan rata-rata Rp. 8.640.000/tahun. Pengeluaran dari usaha jambu mente
sebesar Rp.10.346.000/tahun atau dengan rata-rata Rp.1.034.600./tahun. Nilai
manfaat ekonomi di hutan kemasyarakatan yang di peroleh masyarakat dari
produksi jambu mente sebesar Rp.68.503.000/ tahun atau dengan rata-rata
Rp.6.850.300/ tahun
5.8. Nilai Manfaat Ekonomi Hutan Kemasyarakatan dari Produksi Lebah
Madu Hutan
Hasil perhitungan nilai total manfaat HKm lebah madu dengan
menghitung nilai pendapatan masyarakat di hutan kemasyarakatan dari produksi
lebah madu hutan dikurangi dengan semua pengeluaran pada saat melakukan
usaha produksi madu hutan. Untuk mengetahui beberapa besar pendapatan
masyarakat dari hasil usaha lebah madu hutan di Desa Konte Kecamatan Kempo
kabupaten dompu dapat dilihat pada Tabel 12.
38
Tabel 12. Nilai Manfaat Ekonomi Masyarakat Dari Hasil Produk Lebah Madu
Hutan
No Nama
Responden
Produksi
Lebah Madu
(RP/ Tahun)
Biaya Produksi
(Rp/ Tahun)
Nilai Manfaat
(Rp /Tahun)
1 M.Tayeb 7.192.800 462.000 6.730.800
2 Sarif 3.596.400 137.000 3.459.400
3 Abdulah 17.982.000 315.000 17.667.000
4 Sarifudin 33.566.400 462.000 33.104.400
5 Saiful 8.991.000 315.000 8.676.000
6 Muh.tamin 20.979.000 260.000 20.719.000
7 Wahidin 3.596.400 350.000 3.246.400
8 Agani 7.192.800 260.000 6.932.800
9 Edi 28.771.200 222.000 28.549.200
Jumlah 131.868.000 2.747.000 129.085.000
Rata-rata 14.652.000 305.222.222 14.342.777
Sumber : Data Primer setelah diolah 2017
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa nilai manfaat ekonomi dari
produksi madu hutan yang paling tinggi adalah bapak Sarifudin dengan nilai
manfaat sebesar Rp.33.104.400 / tahun, hal ini dipengaruhi rajinnya bapak
Sarifudin mencari lebah madu hutan di hutan kemasyarakatan sehingga pendapat
lebih tinggi dari pada responden yang lain, dan biaya pengeluaran ongkos
makanan persiapan di saat pergi cari madu tidak terlalu mahal. Selain itu bapak
Sarifudin melakukan pengambilan madu dalam enam bulan 7 kali mencari madu
dan 1 kali pencarian madu menghasilkan 8 botol dan penerimaan nilai manfaat
dari produksi madu hutan yang paling sedikit yaitu bapak Wahidin dengan nilai
manfaat sebesar Rp.3.246.400/tahun karna di pengaruhi kurangnya masa
pencarian madu, karna bapak Wahidin melakukan pengambilan madu dalam enam
39
bulan 2 kali mencari madu dan 1 kali pencarian madu menghasilkan 3 botol
sehingga pendapatan bapak Wahidin paling rendah . Penerimaan masyarakat dari
hasil produksi lebah madu hutan sebesar Rp. 131.868.000 atau dengan rata-rata
Rp. 14.652.000/tahun. Pengeluaran masyarakat dari usaha lebah madu sebesar Rp.
2.747.000 atau dengan rata-rata Rp.305.222.222/tahun. Nilai manfaat ekonomi
yang diperoleh masyarakat dari produksi lebah madu sebesar Rp.129.085.000 atau
dengan rata-rata Rp.14.342.777/tahun
5.9. Nilai Manfaat Ekonomi Hutan Kemasyarakatan dari Produksi Kayu
Bakar
Hasil nilai manfaat Hutan Kemasyarakatan kayu bakar dengan
menghitung nilai pendapatan masyarakat di hutan kemasyarakatan dari produksi
kayu bakar adalah semua penerimaan petani kayu bakar dikurangi dengan semua
pengeluaran pada saat melakukan usaha produksi kayu bakar. Untuk mengetahui
berapa besar pendapatan masyarakat dari hasil usaha kayu bakar di Desa Konte
Kecamatan Kempo Tabel 13.
Tabel 13. Nilai Total Manfaat Ekonomi Masyarakat Dari Hasil Produksi Kayu
Bakar
No Nama
Responden
Produksi Kayu
Bakar (RP/ Tahun)
Biaya Produksi
(Rp/ Tahun)
Nilai
Manfaat
(Rp /Tahun)
1
2
3
4
5
6
Faisal
Irawan
Irma
Jamaludin
Wawan
Ardiansyah
9.600.000
6.720.000
7.680.000
8.640.000
12.000.000
6.000.000
280.000
315.000
290.000
175.000
185.000
375.000
9.320.000
6.405.000
7.390.000
8.465.000
11.815.000
5.625.000
Jumlah 50.640.000 1.620.000 49.020.000
Rata-rata 8.440.000 270.000 8.170.000
Sumber : Data Primer setelah diolah 2017
40
Berdasarkan Tabel 13 di ketahui bahwa nilai manfaat ekonomi dari
produksi kayu bakar yang paling tinggi adalah bapak wawan dengan nilai manfaat
sebesar Rp. 11.815.000 /tahun, Hal ini di pengaruhi rajinnya bapak wawan
mengambil kayu bakar di hutan kemasyarakatan, dan biaya ongkos makanan di
saat pergi pengambilan kayu bakar tidak terlalu banyak pengeluaran,serta bapak
Wawan melakukan intesitas pengambilan kayu dalam satu minggu 3 kali
pengambilan kayu bakar dan jumlah kayu bakar yang di ambil dalam satu minggu
dapat menghasilkan 10 ikat/ dan nilai manfaat ekonomi dari produksi kayu bakar
yang paling renda yaitu bapak ardiansyah dengan nilai manfaat sebesar
Rp.5.625.000/tahun, Hal ini di pengaruhi kurangnya intesitas pengambilan
kayu dalam satu minggu yaitu hanya 1 kali pengambilan kayu bakar dan jumlah
kayu bakar yang di ambil dalam satu minggu dapat mengahasilkan 5 ikat/minggu
sehigga pendapatan bapak wawan lebih rendah di banding responden yang lain.
Hasil penerimaan petani pada hutan kemasyarakatan dari hasil produksi kayu
bakar sebesar Rp.50.640.000/tahun atau dengan rata-rata Rp.8.440.000
/tahun.Pengeluaran masyarakat dari usaha kayu bakar sebesar Rp.1.620.000
/tahun atau dengan rata-rata Rp. 270.000/tahun. Nilai manfaat ekonomi yang di
peroleh masyarakat dari produksi kayu bakar sebesar Rp. 49.020.000 atau dengan
rata-rata Rp. 8.170.000./tahun
5.10. Nilai Manfaat Ekonomi Total Hutan Kemasyarakatan
Nilai ekonomi total hutan kemasyarakatan diperoleh dengan
menjumlahkan semua nilai yang terkandung seperti nilai penggunaan lansung.
Nilai manfaat ekonomi total hutan kemasyarakatan diperoleh dari nilai manfaat
41
ekonomi produksi jambu mente, nilai manfaat ekonomi produksi lebah madu
hutan, nilai manfaat ekonomi ekonomi kayu bakar. Hasil penjumlahan dari ketiga
manfaat tersebut diperoleh nilai ekonomi total hutan kemasyarakatan .Secara
lengkap nilai manfaat ekonomi total hutan kemasyarakatan dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 14 . Total Nilai Manfaat Ekonomi Hutan Kemasyarakatan
No Manfaat Ekonomi Nilai Total (Rp) Persentase Nilai
Manfaat (%)
1
2
3
Produksi lebah madu
hutan
Produksi jambu mente
Produksi kayu bakar
14.342.777
6.850.300
8.170.000
48.8
23.3
27.9
Total 29.363.077 100
Sumber : Data Primer setelah diolah 2017
Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa total nilai manfaat Ekonomi hutan
kemasyarakatan dari produksi lebah madu hutan sebesar Rp.14.342.777 dengan
persentase Rp.48.8%, produksi jambu mente sebesar Rp.6.850.300 dengan
persentase Rp. 23.3% dan produksi kayu bakar sebesar Rp.8.170.000 dengan
persentase Rp.27.9 %. Nilai manfaat ekonomi hutan kemasyarakatan di Desa
Konte Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu yang paling besar adalah produksi
lebah madu hutan dengan nilai total Rp.14.342.777 dengan persentase Rp. 48.8%,
hal ini di karenakan jumlah produksi kayu bakar cukup tinggi dibandingkan
dengan produksi jambu mente sama produksi lebah madu hutan (Apis dorsata).
42
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan
Oleh Masyarakat Di Sekitar Hutan Kemasyarakatan Di Desa Konte Kecamatan
Kempo Kabupaten Dompu dapat disimpulkan bahwa :
1. Manfaat hutan kemasyarakatan di Desa Konte Kecamatan Kempo
Kabupaten Dompu terdiri atas manfaat produk lebah madu hutan,produk
jambu mente dan produk kayu bakar.
2. Nilai manfaat ekonomi hutan kemasyarakatan dari produksi lebah madu
sebesar Rp.14.342.777 dengan persentase 48.8 %, dan nilai manfaat
ekonomi hutan kemasyarakatan dari produksi jambu mente sebesar
Rp.6.850.300 dengan persentase 23.3%, sedangkan nilai manfaat ekonomi
hutan kemasyarakatan dari produksi kayu bakar sebesar Rp. 8.170.000
dengan persentase 27.9 %. Total nilai manfaat ekonomi hutan
kemasyarakatan dari produksi lebah madu, produksi jambu mente dan
kayu bakar sebesara Rp.29.363.077
6.2. Saran
Untuk meningkatkan nilai manfaat ekonomi dari hasil tanaman jambu
mente, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah terkait yang nantinya bisa
membantu per ekonomian masyarakat dan perlu adanya peninnjauan terhadap
masalah-masalah apa saja yang menghambat proses pemasaran dari tanaman
jambu mente
43
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen KehutananNomor 41/1999 pasal 24 tentang Pemanfaatan Kawasan
Hutan
David, L.S. dan Johnson, Kn. 1987. Forest management 3 rd
Edition. Mc GrawHill
Book Company. New York.
Baharuddin dan Ira, T. 2009. Hasil Hutan Bukan Kayu, Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin.Makassar.DiaksesTanggal 05 Oktober 2015
Johannes M.S, 2008 Kontribusi Pemanfaatan Hasil Hutan Rakyat Terhadap
Pendapatan Masyrakat. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara.
Kamalluzaman N. 2013 Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan Di Desa Gudang
Garam Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai. Gelar
Magister Sains dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. Universitas Sumatera Utara.
Menteri Kehutanan No. 622/Kpts-II/1995 Tentang Pedoman Hutan
Kemasyarakatan. Menteri Kehutanan, Jakarta
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.37/Menhut-II/2007 Tentang Hutan
Negara.Menteri Kehutanan. Jakarta
Peraturan Menteri Kehutanan No P.88/Menhut-II/2014 tentang Pemanfaatan
Hutan Kemasyarakatan,Menteri Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta
Rujehan, 2012.Nilai Manfaat Langsung Ekosistem Dipterokarpa Bagi
Masyrakatan, Setempat Di Hutan Lindung Sungai Wain.
Sitanga Pantas H, 2009. Manfaat Ekonomi Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Meda.
Syamsul A, Supratman, Muhammad Alif KS. 2009. Ekonomi Sumber Daya
Hutan, Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan
Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Tamalanrea.
SK Menteri Kehutanan No. 622/Kpts-II/1995 tentang Pedoman Hutan
Kemasyarakatan.Menteri Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta
SK Menteri Kehutanan No.31 Kpts-II/2001 Tentang Penyelengaraan Hutan
kemasyarakatan.Menteri Kehutanan. Jakarta
44
Technical Focus Group Discussion, 2006. Pelestarian Hutan Memberi Manfaat
Bagi Ekonomi Rakyat Dan Lingkungan. http;//uwityangyoyo.
wordprees.com/2009/11/30/ pelestarian-hutan. Memberi-manfaat-bagi
ekonomi-rakyat-dan-lingkungan/. Di akses memberi-manfaat-bagi-
ekonomi-rakyat-dan-lingkungan/. Di akses senin, 14-09-2015.
45
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner
KUESIONER PENELITIAN
NILAI EKONOMI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT
PADA SEKITAR HUTANKEMASYARAKATAN DI DESA KONTE
KECAMATAN KEMPO KABUPATEN DOMPU PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT (NTB)
A. IDENTIFIKASI RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Status Perkawinan :
Pekerjaan :
Tingkat Pendidikan :
Nama Kelompok HKm :
Nomor Urut Responden :
Tanggal Wawancara :
Agama :
Jumlah anggota keluarga :
Luas lahan :
B. KUISIONER JAMBU MENTE
1. Apakah anda bekerja/menggarap lahan di lokasi hutan kemasyarakatan ?
A. Ya
B. Tidak
46
2. Apakah bapak/ibu mengelola jambu mente ?
A. Ya
B. Tidak
3. Jika ya berapa luasnya : ha
4. Berapa kali bapak panen jambu mente dalam setahun ?
5. Berapa banyak yang bapak peroleh dalam semusim : kg
6. Berapa harga biji jambu mente dalam 1 kg :
7. Biaya-biaya apa saja yang di keluarkan untuk memproduksi jambu mente ?
8. Berapa biaya yang bapak keluarkan untuk jambu mente dalam semasa semusim ?
9. Apakah penghasilan bapak mencukupi kebutuhan bapak ?
10. Apakah penghasilan bapak semakin meningkat ?
C. KUISIONER KAYU
1.Apakah bapak/ibu mengelola kayu sebagai kayu bakar ?
A. Ya
B. Tidak
2. Jika yah berapa kayu bakar yang diperoleh dalam seminggu :
3. Kayu bakar yang bapak peroleh digunakan untuk apa ?
A. Simpan
B. Jual
4. Jika bapak menjual kayu bakar berapa harga kayu bakar yang bapak jual dalam satu
ikat ?
5. Biaya-biaya apa saja yang bapak keluarkan untuk prosesnya jadi kayu bakar ?
6. Berapa biaya bapak yang keluarkan untuk proses di jadikan kayu bakar ?
7. Apakah penghasilan bapak mencukupi kebutuhan bapak.?
8. Apakah penghasilan bapak jual kayu bakar semakin meningkat ?
47
D. KUISIONER MADU
1.Apakah bapak/ibu mengelola lebah madu ?
A. Ya
B. Tidak
2. Jika yah berapa botol madu yang diperoleh dalam semusim : botol
3. Madu yang bapak peroleh digunakan untuk apa ?
A. Simpan
B. Jual
4. Jika bapak menjual madu berapa harga madu yang di jual oleh bapak dalam satu botol
?
5. Biaya-biaya apa saja yang bapak keluarkan untuk memproduksi lebah madu ?
6. Berapa biaya yangbapak keluarkan untuk memproduksi lebah madu dalam semusim ?
7. Apakah penghasilan bapak mencukupi kebutuhan bapak.?
8. Apakah penghasilan bapak semakin meningkat ?
Lampiran 2. Data Mentah Responden
No Nama Responden
Hasil Produksi Keterangan
Jambu
Mente
Lebah
Madu Kayu Bakar
1 Narto - - -
2 Arifin - - -
3 Surianto - - -
4 Hengki - - -
5 Iksan - - -
6 Megiansyah - - -
7 Joni - - -
8 Heri - - -
9 Junaidin - - -
10 Latifah - -
11 M. Tayeb - - -
12 Sarif - - -
48
13 Abdulah - - -
14 Sarifudin - - -
15 Saiful - - -
16 Muh.tamin - - -
17 Wahidin - - -
18 Agani - - -
19 Edi - - -
20 Faisal - -
21 Irawan - -
22 Jamaludin - -
23 Irma - -
24 Ardiansyah - -
25 Wawan - -
Sumber : Hasil Pengelolaan Data Primer, 2017
49
L
am
pir
an
3
. Id
en
titas
Peta
ni
Hu
tan
K
em
asy
ara
kata
n
Di
Desa
K
on
te
Kecam
ata
n
Kem
po
Ka
bu
pate
n
Dom
pu
No
Nam
a Resp
ond
en
Um
ur ( T
ahun
) T
ingk
at Pen
did
ikan
Ju
mlah
Luas
1
Narto
3
8
SM
P
1.H
a
2
Arifin
42
SD
2
.Ha
3
Surian
to
42
SD
2
. Ha
4
Hen
gki
40
SM
P
2.H
a
5
Iksan
3
2
SD
2
.Ha
6
Meg
iansy
ah
38
SD
1
.Ha
7
Joni
40
SM
A
2.H
a
8
Heri
38
SM
P
1.H
a
9
Junaid
in
40
SD
2
.Ha
10
Latifah
4
0
SM
P
0,5
.Are
11
M. T
ayeb
5
5
SM
P
-
12
Sarif
45
SM
P
-
13
Ab
dulah
4
4
SD
-
14
Sarifu
din
4
4
SM
A
-
15
Saifu
l 4
1
SD
-
16
Muh.tam
in
46
SM
A
-
17
Wah
idin
4
5
SM
P
-
50
18
Ag
ani
45
SM
A
-
19
Ed
i 4
2
SM
P
-
20
Faisal
31
SM
P
-
21
Irawan
3
8
SM
P
-
22
Jamalu
din
3
7
SD
-
23
Irma
40
SM
P
-
24
Ard
iansy
ah
46
SM
A
-
25
Waw
an
34
SD
-
Sum
ber : H
asil P
engelo
laan D
ata
Prim
er, 2017
51
L
am
pir
an
4. P
rod
uk
si Ja
mb
u M
en
te D
ari H
uta
n K
em
asy
ara
kata
n
No
N
ama
Resp
onden
Ban
yak
Pohon Jam
bu
Men
te
Jum
lah 1
Pohon
jambu
men
te yan
g
di p
etik p
er/KG
Masa P
anen
atau
masa p
etik B
uah
Jambu
Men
te
( per/b
ulan
)
Ban
yak
pen
dap
atan
Kg/tah
un
Harg
a Jual
per K
g(R
p)
Hasil P
roduksi
( Rp/K
g T
ahun
)
1
Narto
40 p
ohon
1
Kg
3
120 K
g
20,0
00
2,4
00,0
00
2
Arifin
80 p
ohon
3 K
g
3
720 K
g
30,0
00
21,6
00,0
00
3
Surian
to
80 p
ohon
2 K
g
3
480 K
g
20,0
00
9,6
00,0
00
4
Hen
gki
80 p
ohon
2
Kg
3
480 K
g
20,0
00
9,6
00,0
00
5
Iksan
80 p
ohon
3 K
g
3
720 K
g
20,0
00
14,4
00,0
00
6
Meg
iansy
ah
40 p
ohon
1
Kg
3
120 K
g
30,0
00
3,6
00,0
00
7
Joni
80 p
ohon
2 K
g
3
480 K
g
20,0
00
9,6
00,0
00
8
Heri
40 p
ohon
1 K
g
3
120 K
g
30,0
00
3,6
00,0
00
52
9
Junaid
in
80 p
ohon
2 K
g
3
480 K
g
20,0
00
9,6
00,0
00
10
Latifah
20 p
ohon
2
Kg
3
120 K
g
20,0
00
2,4
00,0
00
Ju
mla
h
620
19
30
3,8
40
8
6,4
00
,00
0
Ra
ta-ra
ta
62
1,9
3
3
84
8,6
40
,000
53
L
am
pir
an
5.B
iay
a P
rod
uk
si Ja
mb
u M
en
te
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
a/Satu
an (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
1. N
arto
Um
ur : 3
8
Luas lah
an 1
.Ha
Paran
g
1
Buah
R
p. 5
0.0
00
Rp. 5
0.0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p. 4
0.0
00
Rp. 4
0.0
00
Lin
ggis
1
Buah
R
p. 3
0.0
00
RP
. 30.0
00
Sab
it 1
Buah
R
p. 1
5.0
00
Rp. 1
5.0
00
Racu
n ru
mput
5
Liter
Rp. 5
5.0
00
R
p.2
75.0
00
P
upuk u
rea 2
Zak
R
p. 1
50.0
00
R
p. 3
00,0
00
Karu
ng
15
Buah
R
p. 1
0.0
00
Rp. 1
50,0
00
Em
ber
1
Buah
R
P. 2
0.0
00
Rp. 2
0,0
00
Rp
. 881
,00
0
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
a/Satu
an (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
2. A
rifin
Um
ur : 4
2
Luas lah
an 2
. Ha
Paran
g
1
Buah
R
p. 5
0.0
00
Rp. 5
0.0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p. 4
0.0
00
Rp. 4
0,0
00
Sab
it 1
Buah
R
p. 3
0.0
00
Rp. 3
0.0
00
Karu
ng
20
Buah
R
p. 1
0.0
00
Rp. 2
00,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p. 2
0.0
00
R
p. 4
0.0
00
Pupuk K
CI
2
Zak
R
p. 3
.000
R
p. 6
0.0
00
Pupuk u
rea 3
Zak
R
p. 1
50
.000
Rp. 4
50
.000
Racu
n ru
mput
9
Liter
Rp.5
5.0
00
Rp. 4
95.0
00
Rp
. 1,3
65,0
00
54
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
a/Satu
an (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
3. S
urian
to
Um
ur : 4
2
Luas lah
an 2
. Ha
Paran
g
1
Buah
R
p. 5
0.0
00
R
p.5
0.0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p. 4
0.0
00
R
p.4
0.0
00
Sab
it 1
Buah
R
p. 3
0.0
00
R
p.3
0.0
00
Karu
ng
20
Buah
R
p. 1
0.0
00
R
p.2
00.0
00
Lin
ggis
1
Buah
R
p. 3
0.0
00
R
p,3
0,0
00
Pupuk u
rea 3
Zak
R
p. 1
50,0
00
R
p.4
50,0
00
Racu
n h
ama
6
Liter
Rp. 5
0.0
00
R
p.3
00,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p, 2
0,0
00
R
p. 4
0.0
00
Rp
. 1,1
40,0
00
Nam
a Resp
ond
en
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
arga/S
atuan
(Rp
) T
otal B
iaya/ (R
p tah
un)
4. H
engki
Um
ur : 4
0
Luas lah
an 2
.Ha
Lin
gg
is 1
B
uah
R
p.3
0,0
00
Rp
. 30,0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p.4
0,0
00
Rp
. 40,0
00
Sab
it 1
B
uah
R
p.3
0,0
00
Rp
. 30,0
00
Karu
ng
2
0
Buah
R
p.1
0,0
00
Rp
. 200
,000
Pup
uk u
rea
3
Zak
R
p.1
50
,00
0
Rp
. 450
,000
Pup
uk K
CI
2
Zak
R
p.3
.00
0
Rp
. 60,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p.2
0.0
00
Rp
. 40,0
00
Ten
aga k
erja
1
Oran
g
Rp
.50
,000
Rp
. 50,0
00
Racu
n ru
mp
ut
7
Liter
Rp
. 55,0
00
Rp
. 385
,000
Rp
. 1.2
85
,00
0
55
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
a/Satu
an (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
5. Ik
san
Um
ur : 3
2
Luas lah
an : 2
.Ha
Paran
g
1
Buah
R
p.5
0,0
00
R
p. 5
0,0
00
Pupu
k u
rea 3
Zak
R
p. 1
50,0
00
Rp. 4
50,0
00
Racu
n h
ama
6
Liter
Rp.5
0,0
00
R
p. 3
00,0
00
Racu
n ru
mput
6
Liter
Rp.5
5,0
00
R
p. 3
30,0
00
Lin
ggis
1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p.3
0,0
00
Sab
it 1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Karu
ng
20
Buah
R
p.1
0,0
00
R
p. 2
00,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p.1
0,0
00
R
p.4
0,0
00
Rp
. 1,4
30,0
00
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
a/ Satu
an
(Rp
)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
6.M
egian
syah
Um
ur : 3
8
Luas lah
an .1
Ha
Lin
ggis
1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p.4
0,0
00
R
p. 4
0,0
00
Sab
it 1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Karu
ng
15
Buah
R
p.1
0,0
00
R
p. 1
50,0
00
Pupuk u
rea 2
Zak
R
p.1
50,0
00
R
p. 3
00,0
00
Pupuk K
CI
2
Zak
R
p.3
.000
R
p.3
0,0
00
Em
ber
1
Buah
R
p.2
0.0
00
R
p.6
0,0
00
Ten
aga k
erja 1
Oran
g
Rp.5
0,0
00
R
p.5
0,0
00
Racu
n ru
mput
5
Liter
Rp. 5
5,0
00
R
p.2
75,0
00
Rp
. 985,0
00
56
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
ai (Rp)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
7.Jo
ni
Um
ur : 4
0
Luas lah
an. 2
Ha
Lin
ggis
1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p.4
0,0
00
R
p. 4
0,0
00
Sab
it 1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Karu
ng
20
Buah
R
p.1
0,0
00
R
p. 2
00,0
00
Pupuk u
rea 3
Zak
R
p.1
50,0
00
R
p. 4
50,0
00
Pupuk K
CI
2
Zak
R
p.3
.000
R
p. 6
0,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p.2
0.0
00
R
p.4
0,0
00
Ten
aga k
erja 1
Oran
g
Rp.5
0,0
00
R
p. 5
0,0
00
Racu
n ru
mput
6
Liter
Rp. 5
5,0
00
R
p.3
30,0
00
Rp
. 1.2
30.0
00
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
ai (Rp)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
8.H
eri
Um
ur : 3
8
Luas lah
an. 1
Ha
Lin
ggis
1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p.4
0,0
00
R
p. 4
0,0
00
Sab
it 1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Karu
ng
15
Buah
R
p.1
0,0
00
R
p. 1
50,0
00
Pupu
k u
rea 2
Zak
R
p.1
50,0
00
R
p. 3
00,0
00
Rp
.55
0,0
00
57
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
ai (Rp)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
9.Ju
naid
in
Um
ur : 4
0
Luas lah
an : 2
Ha
Lin
ggis
1
Buah
R
p.3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p 4
0,0
00
R
p.4
0,0
00
Sab
it 1
Buah
R
p. 3
0,0
00
R
p. 3
0,0
00
Karu
ng
20
Buah
R
p. 1
0,0
00
R
p. 2
00,0
00
Pupuk u
rea 3
Zak
R
p.1
50,0
00
R
p.4
50,0
00
Pupuk K
CI
2
Zak
R
p. 3
.000
R
p.6
0,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p. 1
0.0
00
R
p.2
0,0
00
Ten
aga k
erja 1
Oran
g
Rp. 5
0.0
00
Rp.5
0,0
00
Racu
n ru
mput
6
Liter
Rp. 5
5.0
00
R
p 3
30,0
00
Rp
. 1,2
10,0
00
Nam
a Resp
onden
A
lat dan
Bah
an
Jum
lah
Harg
ai (Rp)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
10.L
atifah
Um
ur : 4
0
Luas lah
an :5
00 are
Lin
ggis
1
Buah
R
p. 3
0.0
00
R
p. 3
0,0
00
Can
gkul
1
Buah
R
p. 4
0.0
00
R
p. 4
0,0
00
Sab
it 1
Buah
R
p. 3
0.0
00
R
p. 3
0,0
00
Karu
ng
10
Buah
R
p.1
0,0
00
R
p.1
00,0
00
Pupuk u
rea 2
Zak
R
p.1
50,0
00
R
p.3
00,0
00
Rp
.500,0
00
58
L
am
pir
an
6. P
rod
uk
si Leb
ah
Ma
du
Da
ri H
uta
n K
em
asy
ara
kata
n
No
Nam
a
Resp
ond
en
Masa P
anen
Leb
ah M
adu
Hutan
( Ap
is do
rsata
) Ju
mlah
Pen
gam
bilan
/bo
tol p
ertahun
Ju
mlah
Pro
duksi
liter /tahu
n
Harg
a
Jual (R
p liter)
Pen
erimaan
(Rp
)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
M.T
ayeb
Sarif
Ab
dulah
Sarifu
din
Saifu
l
Muh,tam
i
Wah
idin
Ag
ani
Ed
i
6
6
6
6
6
6
6
6
6
72
bo
tol
36
bo
tol
18
0 b
oto
l
33
6 b
oto
l
90
bo
tol
21
0 b
oto
l
36
bo
tol
72
bo
tol
22
8 b
oto
l
10
8 L
54
L
27
0 L
50
4 L
13
5 L
31
5 L
54
L
10
8 L
43
2 L
Rp
.66
.600
Rp
.66
.600
Rp
.66
.600
Rp
.66
.600
Rp
.66
.600
Rp
.66
.600
Rp
.66
.600
Rp
.66
.600
Rp
.66
.600
7.1
92
.800
3.5
96
.400
17
.982
.00
0
33
.566
.40
0
8.9
91
.000
20
.979
.00
0
3.5
96
.400
7.1
92
.800
28
.771
.20
0
Ju
mla
h
54
1.3
20
1.9
80
L
59
9.4
00
13
1.8
68
.000
Ra
ta-ra
ta
6
14
6.6
66
22
0 L
6
6.6
00
14
.652
.00
0
Sum
ber : H
asil L
ebah m
adu h
uta
n A
pis D
orsa
ta P
engelo
laan D
ata
Prim
er, 2017
La
mp
iran
7.B
iay
a P
rod
uk
si Leb
ah
Mad
u
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
argai (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
1 M
. Tayep
Um
ur : 5
5
Paran
g
3
Buah
R
p. 1
00,0
00
R
p. 3
00,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p. 2
5,0
00
R
p.7
5,0
00
Cerg
en 2
0 liter
3
Buah
R
p. 2
5,0
00
R
p.7
5,0
00
Sarin
gan
1
Buah
R
p. 1
0,0
00
R
p. 1
0,0
00
Korek
1
Hari
Rp.2
,000
R
p.2
,000
R
p. 4
62,0
00
59
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
arga (R
p)
Total p
roduk B
iaya (R
p tah
un
2. S
arif
um
ur : 4
5
Paran
g
1
Buah
R
p. 7
0.0
00
R
p.7
0,0
00
Em
ber
1
Buah
R
p. 3
0.0
00
R
p. 3
0,0
00
Cerg
en 2
0 liter
1
Buah
R
p. 2
5.0
00
R
p.2
5,0
00
Sarin
gan
1
Buah
R
p.1
0.0
00
R
p.1
0,0
00
Korek
1
Buah
R
p. 2
.000
R
p. 2
000
R
p. 1
37,0
00
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
arga (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
3. A
bdulah
Um
ur : 4
4
Paran
g
2
Buah
R
p. 7
0,0
00
R
p. 1
40,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p. 3
0,0
00
R
p.6
0,0
00
Cerg
en 2
0 liter
3
Buah
R
p. 2
5,0
00
R
p. 7
5,0
00
Sarin
gan
2
Buah
R
p. 1
0,0
00
R
p.2
0,0
00
Korek
1
Hari
Rp. 2
0,0
00
R
p.2
0,0
00
Rp
. 315,0
00
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
arga (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
4. S
arifudin
Um
ur : 4
4
Paran
g
3
Buah
R
p. 1
00,0
00
R
p. 3
00,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p. 2
5,0
00
R
p.7
5,0
00
Cerg
en 2
0 liter
3
Buah
R
p. 2
5,0
00
R
p.7
5,0
00
Sarin
gan
1
Buah
R
p. 1
0,0
00
R
p. 1
0,0
00
Korek
1
Hari
Rp.2
,000
R
p.2
,000
Rp
. 462,0
00
60
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
arga (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
5, S
aiful
Um
ur : 4
1
Paran
g
2
Buah
R
p. 7
0,0
00
R
p. 1
40,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p. 3
0,0
00
R
p.6
0,0
00
Cerg
en 2
0 liter
3
Buah
R
p. 2
5,0
00
R
p. 7
5,0
00
Sarin
gan
2
Buah
R
p. 1
0,0
00
R
p.2
0,0
00
Korek
1
Hari
Rp. 2
0,0
00
R
p.2
0,0
00
Rp
. 315,0
00
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
arga (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
6. M
uh T
amin
Um
ur : 4
6
Paran
g
1
Buah
R
p. 7
0,0
00
R
p. 7
0,0
00
Em
ber
3
Buah
R
p. 3
0,0
00
R
p. 9
0,0
00
Cerg
en 2
0 liter
2
Buah
R
p. 2
5,0
00
R
p. 5
0,0
00
Sarin
gan
3
Buah
R
p. 1
0,0
00
R
p.3
0,0
00
Korek
1
Hari
Rp. 2
0,0
00
R
p.2
0,0
00
Rp
. 260,0
00
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
argai (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
7. W
ahid
in
Um
ur : 4
5
Paran
g
3
Buah
R
p. 7
0,0
00
R
p.2
10,0
00
Em
ber
2
Buah
R
p. 5
0,0
00
R
p. 1
00,0
0
Cerg
en 2
0 liter
3
Buah
R
p. 3
0,0
00
R
p 9
0,0
00
Sarin
gan
2
Buah
R
p. 1
0,0
00
R
p.2
0,0
00
Korek
2
Buah
R
p.1
0,0
00
R
p.2
0,0
00
R
p. 3
50,0
00
61
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
argai (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
8, A
gan
i
Um
ur : 4
5
Paran
g
1
Buah
R
p. 7
0,0
00
R
p. 7
0,0
00
Em
ber
3
Buah
R
p. 3
0,0
00
R
p. 9
0,0
00
Cerg
en 2
0 liter
2
Buah
R
p. 2
5,0
00
R
p. 5
0,0
00
Sarin
gan
3
Buah
R
p. 1
0,0
00
R
p.3
0,0
00
Korek
1
Hari
Rp. 2
0,0
00
R
p.2
0,0
00
R
p. 2
60,0
00
Nam
a
Resp
onden
Alat d
an B
ahan
Ju
mlah
H
arga (R
p)
Total B
iaya/ (R
p tah
un)
9. E
di
Um
ur : 4
2
Em
ber
1
Buah
R
p. 3
0,0
00
R
p.3
0,0
00
Paran
g
2
Buah
R
p. 9
0,0
00
R
p. 1
80,0
00
Sarin
gan
1
Buah
R
p.1
0,0
00
R
p.1
0,0
00
Korek
1
Buah
R
p. 2
.000
R
p. 2
000
R
p.2
22.0
00
62
L
am
pir
an
8. P
rod
uk
si Kay
u b
ak
ar
No
N
ama
Resp
onden
Intesitas
Pen
gam
bilan
(k
ali/min
ggu)
Jum
lah k
ayu y
ang d
i
ambil/M
inggu
(ikat/m
inggu)
Jum
lah k
ayu
yan
g d
iambil/
bulan
Jum
lah K
ayu
Bak
ar
(Ikat/T
ahun)
Harg
a
(Rp/Ik
at)
Pro
duktiv
itas
(Rp/T
ahun)
1
2
3
4
5
6
Faisal
Irawan
Irma
Jamalu
din
Waw
an
Ard
iansy
ah
3
2
2
2
3
1
10
7
8
9
10
5
40
28
32
36
40
20
480
336
384
432
480
240
20,0
00
20,0
00
20,0
00
20,0
00
25,0
00
25,0
00
9,6
00,0
00
6,7
20,0
00
7,6
80,0
00
8,6
40,0
00
12,0
00,0
00
6,0
00,0
00
Ju
mla
h
13
49
196
2352
130,0
00
50,6
40,0
00
Rata
-rata
2.1
667
8.1
667
32.6
67
392
21,6
66
8,4
40,0
00
Su
mb
er : Ha
sil Pen
gelo
laa
n D
ata
Prim
er, 20
17
La
mp
iran
9. B
iay
a P
rod
uk
si Kay
u B
ak
ar
NO
N
ama R
esponden
A
lat dan
Bah
an
Masa P
akai
Jum
lah
Harg
a/Satu
an ( R
p )
Total b
iaya
( Rp tah
un )
1
Faisal
Paran
g
Tali rafiah
3
1
Tah
un
Tah
un
1
2
Buah
Kg
70,0
00
35,0
00
210,0
00
70,0
00
280,0
00
NO
N
ama R
esponden
A
lat dan
Bah
an
Masa P
akai
Jum
lah
Harg
a/Satu
an ( R
p )
Total b
iaya
( Rp tah
un )
2
Irawan
Paran
g
Tali rafiah
4
1
Tah
un
Tah
un
1
1
Buah
Kg
70,0
00
35,0
00
280,0
00
35,0
00
315,0
00
63
NO
N
ama R
esponden
A
lat dan
Bah
an
Masa P
akai
Jum
lah
Harg
a/Satu
an ( R
p )
Total b
iaya
( Rp tah
un )
3
Irma
Paran
g
Tali rafiah
3
1
Tah
un
Tah
un
1
1
Buah
Kg
85,0
00
35,0
00
255,0
00
35,0
00
290,0
00
NO
N
ama R
esponden
A
lat dan
Bah
an
Masa P
akai
Jum
lah
Harg
a/Satu
an ( R
p )
Total b
iaya
( Rp tah
un )
4
Jamalu
din
Paran
g
Tali rafiah
2
1
Tah
un
Tah
un
1
1
Buah
Kg
70,0
00
35,0
00
140,0
00
35,0
00
175,0
00
NO
N
ama R
esponden
A
lat dan
Bah
an
Masa P
akai
Jum
lah
Harg
a/Satu
an ( R
p )
Total b
iaya
( Rp tah
un )
5
Waw
an
Paran
g
Tali rafiah
3
1
Tah
un
Tah
un
1
2
Buah
Kg
50,0
00
35,0
00
150,0
00
35,0
00
185,0
00
NO
N
ama R
esponden
A
lat dan
Bah
an
Masa P
akai
Jum
lah
Harg
a/Satu
an ( R
p )
Total b
iaya
( Rp tah
un )
6
Ard
iansy
ah
Paran
g
Tali rafiah
4
1
Tah
un
Tah
un
1
1
Buah
Kg
85,0
00
35,0
00
340,0
00
35,0
00
375,0
00
64
Lampiran 10. Gambar Dokumentasi Penelitian
Gambar : wawancara responden ketua kelompok HKm sama ngawa.
Lampiran 10.1. Dokumentasi Jambu Mente
Gambar.2 wawancara responden jambu mente
Gambar.3 wawancara responden jambu mente
65
Gambar.4 wawancara responden jambu mente
Gambar.7 Biji dan buah jambu mente
66
Gambar.8 alat untuk menibang beratnya jambu mente
Lampiran 10.2. Dokumentasi Lebah Madu
Gambar.1 Sarang lebah madu hutan
Gambar.2 proses pengambilan madu hutan
67
Gambar.3 prose pengambilan atau peras air madu hutan
Gambar.4 Wawancara responden madu hutan
68
Lampiran 10. 3. Dokumentasi Kayu Bakar
Gambar.1 kayu bakar
Gambar.2 pimpa alat untuk memotong kayu bakar
Gambar.3 responde lagi memotong kayu bakar
69
Gambar.4 wawancara responden kayu bakar
Gambar.5 wawancara responden kayu bakar
Gambar.6 kayu bakar yang sudah bisah dijual
Gambar.7 manfaat dari kayu bakar