yesus sang firman yang menjadi manusia-libre

26
1 | Buletin IJI Vol 2/Desember 2014 YESUS SANG FIRMAN YANG MENJADI MANUSIA: Pemahaman Mengenai Hakikat Yesus Dan Implikasi Teologis dan Sosiologisnya Teguh Hindarto Tiap-tiap jatuh bulan Desember, bagi dunia Kristen pada umumnya, baik di Eropa, Amerika dan Asia khususnya di Indonesia toko-toko Kristen dan umat Kristen mulai sibuk menyiapkan Christmass atau Natal yaitu kelahiran Yesus Sang Mesias. Sekalipun saya tidak mengakui kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember 1 namun saya tetap memberikan apresiasi dan 1 Teguh Hindarto, Benarkah Yesus Sang Mesias Lahir Pada Tanggal 25 Desember? http://teguhhindarto.blogspot.com/20 12/01/benarkah-yesus-sang-mesias- lahir-pada.html Teguh Hindarto, Membaca Ulang Sejarah Kelahiran Mesias

Upload: bebekzadjah

Post on 22-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

YEsus Sang Firman yang Menjadi Manusia

TRANSCRIPT

Page 1: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

1 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4

YESUS SANG FIRMAN YANG MENJADI MANUSIA:

Pemahaman Mengenai Hakikat Yesus

Dan Implikasi Teologis dan Sosiologisnya

Teguh Hindarto

Tiap-tiap jatuh bulan Desember,

bagi dunia Kristen pada

umumnya, baik di Eropa,

Amerika dan Asia khususnya di

Indonesia toko-toko Kristen dan

umat Kristen mulai sibuk

menyiapkan Christmass atau Natal

yaitu kelahiran Yesus Sang

Mesias. Sekalipun saya tidak

mengakui kelahiran Yesus pada

tanggal 25 Desember1 namun saya

tetap memberikan apresiasi dan

1 Teguh Hindarto, Benarkah Yesus Sang Mesias Lahir Pada Tanggal 25 Desember? http://teguhhindarto.blogspot.com/2012/01/benarkah-yesus-sang-mesias-lahir-pada.html Teguh Hindarto, Membaca Ulang Sejarah Kelahiran Mesias

Page 2: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

2 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 ruang bagi semua denominasi

Kristen untuk merayakan apa

yang mereka yakini dengan sedikit

memberikan kritik dan masukkan

secara terbatas2. Terlepas dari

semua perbedaan tersebut, namun

masing-masing pihak yang

berbeda tentu mengimani teks

yang sama yang menjadi sumber

perayaan selain Matius 1:21

tentunya Yohanes 1:14.

Saya akan mengupas aspek lain

dari Yohanes 1:14 perihal Yesus

sebagai perwujudan Sang Firman

yang menjadi manusia dan segala

implikasinya baik di ranah teologis

maupun ranah sosiologis.

Firman Yang Menjadi Manusia:

Implikasi Teologis

Yohanes 1: 1 dibuka dengan

kalimat, εν α─χη ην ο λογο━ (en

arkhe en ho Logos – Greek New

http://teguhhindarto.blogspot.com/2012/01/membaca-ulang-sejarah-kelahiran-mesias.html 2 Teguh Hindarto, Natal Tanpa Santa dan Cemara: Mungkinkah? http://teguhhindarto.blogspot.com/2012/12/memisahkan-fakta-dan-fiksi-diseputar.html

Testament) Apa arti pernyataan tersebut? Istilah Logos dalam arti filsafatnya sudah lama di pakai sebelum penggunaannya di dalam Kitab Yohanes, baik dalam konteks pemikiran Yunani maupun Mesir bahkan pemikir Yahudi bernama Philo3. Heraklitus (500 SM) mula-mula menggunakan istilah Logos. Menurutnya, dunia selalu mengalami perubahan. daya penggerak perubahan tersebut adalah Logos. Logos adalah pikiran yang benar dan bersifat kekal. Anaxagoras (400 SM) beranggapan bahwa Logos adalah jiwa manusia yang menjadi pengantara antara Tuhan dan manusia. Logos berdiam di dalam dunia. Philo (20 SM-20 Ms) seorang Yahudi Alexandria menyatakan bahwa Logos adalah akal Tuhan yang menjadi pengantara antara Tuhan dan manusia. Logos tidak berkepribadian dan Logos tidak dapat berubah menjadi manusia. Purnawan Tenibemas mengatakan, ―Rasul Yohanes

3 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I, BPK Gunung Mulia, 1993, hal 363

Page 3: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

3 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 telah menyimak suasana pikiran zamannya, mengambil istilah yang umum di pakai dan tumpuan harapan orang sesamanya, serta memberi arti baru yang lebih dalam sesuai dengan ilham Roh Kudus kepadanya‖4. Berbeda dengan Tenibemas, Olla Tulluan, Ph.D., mengatakan bahwa penggunaan Logos dalam Injil Yohanes di karenakan istilah itu sudah di kenal dalam lingkungan Yahudi dan Yunani, namun penggunaan Logos harus di mengerti latar belakangnya dalam penyataan Tuhan dalam Perjanjian Lama5. Senada dengan Olla Tullan, DR. David Stern mengulas kata Logos dilihat dari latar belakang Semitik Hebraik kata Davar berdasarkan TaNaKh sbb: ―The language echoes the first sentence of Genesis…thus the TaNaKh lays the groundwork for Yochanan‘s statement that the Word was with God and was

4 Purnawan Tenibemas, Apologetika

Abad Pertama dalam Buletin

―Sahabat Gembala‖, Bandung, 1992, h.58)

5 Olla Tulluan, Ph.D., Tafsir Injil

Yohanes Pasal 1, STT I-3, Batu,

Malang, Jatim, 1993, hal 13

God‘s ―6 (bahasa tersebut menggemakan kalimat pertama dari Kitab Kejadian…sehingga TaNaKh meletakkan dasar bagi pernyataan Yohanes bahwa Sang Firman bersama Tuhan dan Firman adalah Tuhan). Apa yang dikatakan Yohanes mengenai Sang Firman?

1. Dia bersama Tuhan (ay 1). Artinya, sang Firman berdiam dan sehakikat dengan Tuhan YHWH. Kata yang di terjemahkan ―bersama dengan‖ adalah pros. Marcus Doods memberikan komentar mengenai penggunaan kata pros sbb : ―pros, implies not merely existence alongside with but personal intercourse‖ (kata ‗pros‘ bukan hanya menunjukkan keberadaan bersama melainkan hubungan pribadi)7

2. Dia adalah Tuhan (ay 1). Artinya, sang Firman

6 DR. David Stern., Jewish New Testament Commentary, JNTP 1992, p.153 7 Marcus Doods, The Exspositor‘s Greek Testament, Vol I, p. 684

Page 4: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

4 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4

adalah manifestasi, ekspresi dari pikiran dan kehendak Tuhan. Dia adalah daya Kreatif, Daya Cipta yang menciptakan sesuatu menjadi ada dan bukan ciptaan.

3. Dia menjadikan segala sesuatu (ay 3). Artinya, dari segala yang ada dan hidup, Sang Firmanlah yang menyebabkan adanya sesuatu. Dalam Kitab Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14 ,20, 24, 26, 29, di tegaskan bahwa Firman ―menjadikan segala sesuatu‖, sebagaimana ungkapan yehi wa yehi (jadilah ada maka jadilah ada). Ungkapan tersebut sejajar dengan istilah Qur‘an, kun fa yakun.

4. Dia kekal (ay 4). Artinya, Dia tidak akan mengalami kemusnahan atau eksistensi yang temporal. Dia adalah eternal. Pernyataan ini tersirat di balik istilah Yunani zoe atau Ibrani khay yang bermakna ―kehidupan yang berkualitas kekekalan‖.

Penjelasan Yohanes

menggemakan kembali hakikat

Sang Firman dalam TaNaKh sbb:

1. Firman adalah Daya Cipta Tuhan

Mazmur 33:6 mengatakan, bi devar YHWH shamaym

naasyu, ube ruakh piw, kal

tsevaam yang artinya, (oleh

Firman YHWH langit telah di

buat dan oleh nafas dari

mulut-Nya, terbentuklah

semua tentara-Nya‖). Dalam Kitab Kejadian, sebanyak 9

kali istilah Amar (Firman) di

hubungkan dengan terjadinya

ciptaan. Di tuliskan, wayomer

Elohim, ‗yehi wa yehi, artinya,

―jadi maka jadilah‖.

2. Firman adalah Utusan Tuhan

Mazmur 107:20 mengatakan,

yislakh devaru we yirpaem…

(Dia mengutus Firman-Nya

dan di sembuhkannya

mereka)

Page 5: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

5 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4

3. Firman adalah Pelaksana Kehendak Tuhan

Yesaya 55:11 mengatakan, ken

yihye devari asher yetse mipiy.

Lo yashuv elay reqam. Ki

imasha et asher khapatsti we hitsliyakh asher shelakhtiw

(Demikianlah Dia, Firman-Ku

yang keluar dari mulut-Ku

tidak akan kembali kepada-Ku

dengan kehampaan namun

Dia akan melaksanakan

dengan sempurna apa yang

Aku inginkan dan akan

memperoleh tujuan-Nya

sebagaimana Aku mengutus-

Nya).

4. Firman adalah Kehendak Tuhan yang di komunikasikan pada para nabi-Nya

Yesaya 38:4 mengatakan, wa

yomer et YHWH el

YesaYah.. (Maka berfirmanlah

YHWH kepada Yesaya).

Kalangan Saksi Yehuwa

menerjemahkan secara berbeda

frasa Yunani kai Theos en ho

Logos (Yoh 1:1) Dengan

menerjemahkannya sbb, Dan

firman adalah suatu (tuhan).

Terjemahan ini untuk

mendukung pandangan mereka

yang menolak keilahian Yesus.

Donald Guthrie membahas

kesalahpahaman penafsiran

tersebut tersebut dan memberikan

penilaiannya sbb : ―Dalam Yohanes 1:1 dalam bahasa Yunani, kata Theos tidak

mempunyai kata sandang, hal ini

telah menyesatkan banyak orang yang berpikir bahwa pengertian

yang benar dari pernyataan itu

ialah, ‗Firman itu adalah seorang tuhan‘, tetapi secara tata bahasa pengertian itu tidak dapat di

pertahankan, karena kata Theos

merupakan predikat. Tidak dapat di ragukan bahwa Yohanes

bermaksud agar para pembacanya

mengerti bahwa Firman itu memiliki sifat (Ketuhanan), tetapi

ia tidak bermaksud bahwa Firman

dan Tuhan merupakan istilah

yang sama artinya, karena pernyataan sebelumnya dengan

jelas membedakan keduannya.

Seharusnya pernyataan ini berarti bahwa walaupun Firman itu

adalah Tuhan, namun pengertian

Page 6: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

6 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 tentang (Ketuhanan) mencakup

lebih dari Firman…dengan beberapa kata ia telah memberi

kesan mengenai sikap dan

kedudukan Ketuhanan dari

Firman yang selalu bersama-sama dengan (Tuhan)8

Implikasi teologis frasa ―Firman

itu telah menjadi manusia‖

bahwasanya Yesus memiliki aspek

keilahian dan sekaligus aspek

kemanusiaan. Aspek keilahian

tersebut dinampakkan bahwa

hakikat Yesus adalah Sang Firman

yang setara, sehakikat, melekat

dengan Tuhan (Yoh 1:1). Firman

tidak diciptakan melainkan daya

cipta Tuhan yang menjadikan

segala sesuatu ada (Kej 1:3, Mzm

33:6, Yoh 1:3).

Karena Firman tidak diciptakan

maka Firman itu kekal adanya.

Firman bukan yang begitu saja

serupa dengan Tuhan

sebagaimana terungkap dalam

frasa, ―Firman itu bersama dengan Tuhan‖ (Yoh 1:1) namun

8 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I, Jakarta: BPK 1993, hal 371

serentak bahwa Firman bukan

yang berbeda dengan Tuhan hal

itu terungkap dalam frasa ―Firman itu adalah Tuhan‖ (Yoh 1:1). Frasa ―bersama Tuhan‖ menunjukkan perbedaan

fungsional dan frasa ―adalah

Tuhan‖ menunjukkan kesatuan dan kesehakikatan dalam

Ketuhanan.

Meluruskan Berbagai

Kesalahaman Seputar Keilahian

Yesus

Pertama, Yesus bukan Sang Bapa

melainkan Sang Anak atau Sang

Putra. Baik Kitab Injil maupun

surat-surat rasuli tidak pernah

menisbatkan Yesus sebagai Sang

Bapa, melainkan Dia adalah Sang

Anak karena hakikat Dia adalah

Sang Firman yang menjadi

manusia (Yoh 1:14, 18).

Bapa menyatakan sendiri bahwa

Yesus adalah Anak sebagaimana

dikatakan dalam Matius 3:16-17

sbb: ―Sesudah dibaptis, Yesus

segera keluar dari air dan pada

waktu itu juga langit terbuka dan

Ia melihat Roh Tuhan seperti

burung merpati turun ke atas-Nya,

Page 7: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

7 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 lalu terdengarlah suara dari sorga

yang mengatakan: "Inilah Anak-

Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah

Aku berkenan." Jika Yesus Sang

Bapa, siapa yang berkata ―Inilah Anak-Ku?‖ Apakah Anak Tuhan berbicara kepada Anak Tuhan?

Malaikat yang mewartakan

kelahiran Yesus mengatakan sbb:

―Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Tuhan Yang

Mahatinggi akan menaungi

engkau; sebab itu anak yang akan

kaulahirkan itu akan disebut

kudus, Anak Tuhan‖ (Luk 1:35)

Petrus murid Yesus menegaskan

siapa Yesus dan dibenarkan oleh

Yesus saat ditanya siapakah diri-

Nya, sebagaimana dikatakan,

―Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu,

siapakah Aku ini?" Maka jawab

Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Tuhan yang hidup!"

Kata Yesus kepadanya:

"Berbahagialah engkau Simon bin

Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,

melainkan Bapa-Ku yang di

sorga‖ (Matius 16 :15-17)

Bahkan Shatan saja mengakui

bahwa Yesus adalah Anak Tuhan

dengan mengatakan: ―Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang

Gadara, datanglah dari pekuburan

dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat

berbahaya, sehingga tidak seorang

pun yang berani melalui jalan itu.

Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan

kami, hai Anak Tuhan? Adakah

Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" (Mat

8:28-29)

Orang yang tidak menjadi murid

Yesus pun mengakui bahwa Dia

adalah Anak Tuhan sebagaimana

dilaporkan: ―Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika

mereka melihat gempa bumi dan

apa yang telah terjadi, lalu berkata:

"Sungguh, Ia ini adalah Anak

Tuhan" (Matius 27:54)

Tidak ada satupun referensi ayat

yang menegaskan secara langsung

bahwa Yesus adalah Sang Bapa

kecuali 2 ayat yang disalahpahami

pengertiannya. Kedua ayat yang

Page 8: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

8 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 disalahpahami tersebut adalah

Yesaya 9:5 yang berbunyi: ―Sebab seorang anak telah lahir untuk

kita, seorang putera telah

diberikan untuk kita; lambang

pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan

orang: Penasihat Ajaib, Tuhan

yang Perkasa, Bapa yang Kekal,

Raja Damai‖. Ayat ini menjadi referensi nubuatan yang

membuktikan sifat keilahian

Mesias yang dilahirkan. Thoh Yesus tidak pernah disapa dengan

sebutan ―Penasihat Ajaib‖, ―Tuhan yang Perkasa‖, ―Bapa yang Kekal‖, ―Raja Damai‖.

Julukan profetis tersebut lebih

memberikan informasi sifat

keilahian Mesias atau Pra Ada

Mesias sebagai Sang Firman.

Bukankah Firman itu tidak

diciptakan melainkan

menciptakan (Mzm 33:6)? Jika

Dia menciptakan, maka Dia

kekal. Sifat keilahian Mesias

dinyatakan pula dalam Mikha 5:1

sbb: ―Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil

di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku

seorang yang akan memerintah

Israel, yang permulaannya sudah

sejak purbakala, sejak dahulu

kala‖.

Frasa ―permulaannya sudah sejak dahulu kala‖ dalam bahasa Ibrani, umotsaotaiw miqqedem secara

literal artinya ―yang kehadirannya sudah sejak lampau‖. Kalimat ini

hendak memberikan petunjuk

kekekalan Sang Mesias sebagai

Firman YHWH yang berdiam

bersama YHWH. Dan frasa ini

hendak mengungkapkan sifat

keilahian yang ditegaskan dalam

Yesaya 9:5.

Ayat berikutnya yang

disalahpahami adalah Yohanes

14:7-9 sbb: ―Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini

kamu mengenal Dia dan kamu

telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuan tunjukkanlah

Bapa itu kepada kami, itu sudah

cukup bagi kami." Kata Yesus

kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus,

namun engkau tidak mengenal

Aku? Barangsiapa telah melihat

Page 9: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

9 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 Aku, ia telah melihat Bapa;

bagaimana engkau berkata:

Tunjukkanlah Bapa itu kepada

kami‖.

Ayat ini harus dipahami dengan

membaca dan

mempertimbangkan terlebih

dahulu ayat-ayat yang telah dikutip

sebelumnya yang menyatakan

bahwa Yesus adalah Anak Tuhan

(Mzm 2:7, Luk 1:35, Mat 16:15-

17, Mat 8:28-29, Mat 27:54).

Oleh karenanya di bawah terang

pemahaman ayat-ayat sebelumnya,

pernyataan Yesus ini harus

dipahami dalam artian bahwa

Yesus menyatakan Bapa yang

tidak nampak atau Bapa yang Roh

tersebut sebagaimana dikatakan

dalam Yohanes 1:18 sbb: ‖Tidak seorang pun yang pernah melihat

Tuhan tetapi Anak Tunggal

Tuhan, yang ada di pangkuan

Bapa, Dialah yang menyatakan-

Nya―. Dan Yesus menegaskan

pada Yohanes 14:10 sbb, ‖Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam

Aku? Apa yang Aku katakan

kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa,

yang diam di dalam Aku, Dialah

yang melakukan pekerjaan-Nya‖. Mengapa Yesus masih

menggunakan kalimat ‖Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam

Aku― jika Dia adalah Bapa itu sendiri?

Kemudian Yohanes 8:24

mengatakan, ‖Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab

jikalau kamu tidak percaya, bahwa

Akulah Dia, kamu akan mati

dalam dosamu."

Kata yang diterjemahkan ‖Akulah Dia― dalam ayat tersebut dipergunakan bahasa Yunani Ego

eimi. Persoalannya, apakah kata

Ego eimi dalam ayat ini menunjuk

pada Bapa atau menunjuk pada

pengertian lain?

Frasa Yunani, Ego eimi yang

diucapkan oleh Yesus dapat

menunjuk dan menegaskan sifat

keilahian-Nya namun disatu sisi

istilah ini dapat menunjuk pada

ungkapan penegasan saat

seseorang berbicara. Contoh:

‖Jawab malaikat itu kepadanya:

"Akulah Gabriel yang melayani

Page 10: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

10 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 Tuhan dan aku telah diutus untuk

berbicara dengan engkau dan

untuk menyampaikan kabar baik

ini kepadamu― (Luk 1:19).

Frasa "Akulah Gabriel― dalam teks

Yunani dipergunakan bentuk Ego eimi Gabriel. Tidak ada yang

istimewa dalam penggunaan

kalimat Ego eimi pada ayat ini.

Demikian pula dalam Matius

14:27 dikatakan: ‖Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka:

"Tenanglah! Aku ini, jangan

takut!". Kalimat ‖Aku ini― dalam teks Yunani dipergunakan bentuk

Ego eimi.

Demikian pula saat Yesus

menegaskan diri-Nya pada Paul di

Damsyik sebagaimana dilaporkan

Kisah Rasul 9:5 sbb: ‖Jawab Saulus: "Siapakah Engkau,

(Tuan)?" Kata-Nya: "Akulah Yesus

yang kauaniaya itu―. Kalimat,

"Akulah Yesus― dalam ayat

tersebut dipergunakan bentuk Ego

eimi Iesous.

Sekali lagi, tidak ada yang

istimewa dengan penggunaan

kalimat tersebut selain bentuk

penegasan dan idiom Yunani yang

khas. Jika membuat kesimpulan

Yesus adalah Bapa berdasarkan

penggunaan Ego eimi, mengapa

malaikat (Luk 1:19) yang

menggunakan bentuk Ego eimi

tidak disebut sebagai Bapa?

Dengan melakukan kajian teks di

atas, sekarang kita harus

memecahkan apa makna bentuk

kalimat Ego eimi dalam Yohanes

8:24? Ayat 24 tidak dapat

dipahami tanpa sebelumnya

membaca ayat 23 dimana Yesus

mengatakan,― Lalu Ia berkata

kepada mereka: "Kamu berasal

dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari

dunia ini―. Oleh karenanya istilah

Ego eimi pada ayat 24 hendak

menegaskan apa yang dinyatakan

pada ayat 23 bahwa apabila orang-

orang Yahudi tidak percaya bahwa

Yesus adalah yang datang dari atas

dan bukan dari dunia ini, maka

mereka akan mati dalam dosa

mereka.

Kedua, Yesus bukan Tuhan

(Elohim, Alaha, Theos, God)

melainkan Tuan atau Junjungan

Agung (Adon, Maran, Kurios,

Page 11: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

11 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 Lord)9. Mereka yang memegang

pandangan bahwa Yesus adalah

Tuhan (Ibr: Elohim/Yun:Theos)

mempergunakan Yesaya 9:5

dimana muncul frasa El Gibor

yang artinya ―Tuhan Yang Perkasa‖ dan Yohanes 10:34

dimana Yesus mengutip Mazmur

82:6 dengan mengatakan,

―Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah

berfirman: Kamu adalah tuhan?‖

Namun ayat ini harus dipahami

secara keseluruhan dari ayat 36

hingga 38 sbb: ―Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari

Bapa-Ku yang Kuperlihatkan

kepadamu; pekerjaan manakah di

antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"

Jawab orang-orang Yahudi itu:

"Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari

Engkau, melainkan karena

Engkau menghujat Tuhan dan

karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja,

9 Teguh Hindarto, Haruskah Gelar ―Kurios‖ (Adon) Bagi Yesus Diterjemahkan Dengan Tuhan? Buletin IJI Vol II Maret 2014

menyamakan diri-Mu dengan

Tuhan" . Kata Yesus kepada

mereka: "Tidakkah ada tertulis

dalam kitab Taurat kamu: Aku

telah berfirman: Kamu adalah

tuhan? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan,

disebut tuhan -- sedang Kitab Suci

tidak dapat dibatalkan --,masihkah

kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang

telah diutus-Nya ke dalam dunia:

Engkau menghujat Tuhan! Karena Aku telah berkata: Aku

Anak Tuhan?‖.

Dalam kasus pelemparan batu

orang-orang Yahudi kepada

Yesus, bukan dikarenakan diri-

Nya menisbatkan diri sebagai

Tuhan (Elohim/Theos)

melainkan ucapan Yesus dianggap

menyetarakan diri-Nya dengan

Tuhan (ay 33). Ucapan apa yang

membuat orang Yahudi

tersinggung dan menuduh Yesus

menyetarakan diri-Nya dengan

Tuhan? Pertama, Yesus

mengatakan diri-Nya berkuasa

memberikan hidup yang kekal (ay

28). Kedua, Yesus menyatakan

diri-Nya dan Bapa adalah satu (ay

Page 12: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

12 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 30). Ketiga, menyatakan diri-Nya

Anak Tuhan (ay 36).

Jika Yesus adalah Tuhan

(Elohim/Theos) mengapa Dia

justru mengajarkan pada para

murid-Nya sbb: "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Tuhan

percayalah juga kepada-Ku‖ (Yoh

14:1). Demikian pula dikatakan,

―Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus

menyembah YHWH Tuhanmu,

dan hanya kepada Dia sajalah

engkau berbakti!" (Luk 4:8). Dan

akhirnya dikatakan, ―Tuhan itu

Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya

dalam roh dan kebenaran‖ (Yoh

4:24).

Penjelasan saya di atas kerap

disalahpahami bahwa saya

mengingkari status Ketuhanan

Yesus hanya dikarenakan saya

menolak terjemahan kata Yunani

Kurios atau kata Aramaik Maran

atau kata Ibrani Adon atau kata

Inggris Lord bagi Yesus dengan

sebutan Tuhan melainkan Tuan

atau Junjungan Agung serta

Junjungan Agung Yang Ilahi

(tergantung konteks kalimatnya)10

Saya tidak menolak status

keilahian Yesus sebagai Sang

Firman yang menjadi manusia.

Namun istilah Kurios bagi Yesus

tidak berhubungan dengan status

keilahian beliau dan tidak perlu

mengubah arti kata Kurios yang

adalah ―Tuan‖ menjadi ―Tuhan‖ karena keilahiaan Yesus bukan

dibuktikan oleh penggunaan kata

Kurios melainkan dibuktikan oleh

pernyataan Yohanes 1 mengenai

hakikat Yesus sebagai ―Sang

Firman yang menjadi manusia‖.

Kita harus membedakkan antara

gugatan bahasa dimana saya

mempertanyakan akurasi

terjemahan kata Kurios bagi Yesus

dengan meyakini keilahian Yesus

sebagai Sang Firman. Ini dua

kasus yang berbeda dan yang

sedang saya persoalkan bukan soal

hakikat beliau melainkan

10 Dalil teologis dan kebahasaan sudah saya jabarkan dalam kajian di buletin sebelumnya, Haruskah Gelar ―Kurios‖ (Adon) Bagi Yesus Diterjemahkan Dengan Tuhan?

Page 13: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

13 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 penerjemahan kata Kurios dalam

bahasa Indonesia.

Dari hasil diskusi saya dengan

beberapa pihak, sejumlah ayat

kembali diajukan sebagai dalil

bahwa Yesus adalah Elohim,

Alaha, Theos, God atau Tuhan

yang menjadi manusia dengan

mengutip sejumlah ayat yaitu

Yohanes 20:28, Roma 9:5, Filipi

2:5b-7, Titus 2:13. Mari kita

telaah satu persatu.

Mengenai Yohanes 20:28,

seharusnya diterjemahkan ―Ya Tuanku dan Tuhanku‖. Mengapa? Karena ungkapan di

atas bukan sapaan terhadap Yesus

sebagaimana struktur kalimat

Kisah Rasul 16:31, ―Percayalah kepada Kurios Iesous....‖. Ungkapan Thomas dapat akan

dimengerti jika kita

meletakkannya dalam kerangka

kebudayaan Yahudi dimana setiap

ada peristiwa yang menakjubkan

atau menyedihkan atau melihat

serta mendengar sesuatu yang

menimbulkan reaksi baik bahagia,

sedih, takjub selalu mengucapkan,

Baruk Atta YHWH asyer....‖. Jika

mendengar kabar baik maka akan

berkata, Baruk Atta YHWH

Eloheinu asyer tov we hamativ.

Jika mendengar kabar duka,

Baruk Din ha Emet dll. Dalam

konteksnyanya, Yohanes 20:28

merupakan bentuk ketakjuban

Thomas melihat mukjizat

kebangkitan Yesus dari kematian

sehingga beliau mengucapkan

―takbir‖ atau ―birkat‖.

Mengenai Roma 9:5. Inilah yang

saya katakan kegagalan

memahami konteks kalimat

dikarena ceroboh dan menolak

kajian konteks dan kultur budaya

Yahudi dalam setiap ucapan

Yesus dan tulisan para rasunya.

Frasa, ―Dia adalah Tuhan yang harus dipuji sampai selama-lamanya, Amin‖ tentu saja tidak

menunjuk pada diri Yesus karena

Yesus tidak pernah mengklaim

itu. Frasa tersebut adalah Berakah

alias ucapan berkat dan doxologi

bagi Tuhan Sang Bapa

sebagaimana dikatakan oleh

seorang Messianic Jew bernama

DR. David Stern sbb: ―This is the language of a Jewish brakhah (blessing); in Hebrew it would be

Page 14: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

14 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 ―Baruk Adonai le‘olam wa‘ed‖. In Jewish liturgies a recital of God‘s attributes or deed, such as here,

elicits a blessing; for example the

Aramaic Brik hu‖ (blessed be He) in the Kadish‖ 11(Jewish New

Testament, 1998: p.388)

Mengenai Filipi 2:5b-7.

Perhatikan frasa ―Tidak

mengganggap kesetaraan dengan

Tuhan (Elohim, Alaha, Theos,

God)‖. Apa artinya? Hakikat

Yesus adalah Sang Firman dan

Sang Firman itu setara dengan

Tuhan (Elohim, Alaha, Theos,

God), oleh karenanya digunakan

istilah ―Firman itu bersama dengan Tuhan (Elohim, Alaha,

Theos, God)‖.

Mengenai Titus 2:13 sejajar

dengan ayat-ayat berikut: ―Namun

bagi kita hanya ada satu Tuhan

(Elohim, Alaha, Theos, God) saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya

berasal segala sesuatu dan yang

11 DR. David Stern , Jewish New

Testament Commentary, JNTP

1998: p.388

untuk Dia kita hidup, dan satu

Junjungan Agung (Adon, Maran,

Kurios, Lord) saja, yaitu Yesus

Sang Mesias yang oleh-Nya segala

sesuatu telah dijadikan dan yang

karena Dia kita hidup‖ (1

Korintus 8:6)

―Karena Tuhan (Elohim, Alaha,

Theos, God) itu esa dan esa pula

Dia yang menjadi pengantara antara Tuhan (Elohim, Alaha,

Theos, God) dan manusia, yaitu

manusia Mesias Yesus‖ (1 Tim

2:5)

―Terpujilah Tuhan (Elohim,

Alaha, Theos, God) dan Bapa Junjungan Agung (Adon, Maran,

Kurios, Lord) kita Yesus Sang

Mesias yang dalam Mesias telah

mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga‖ (Ef

1:3)

Marilah kita kembali kepada dasar

pengakuan Gereja Perjanjian Baru

yang adalah Gereja Perdana yang

berpusat pada komunitas Yahudi

dan Yudaisme yang telah

menerima Yesus sebagai Mesias

dan Anak Tuhan yang bersaksi:

―Lalu aku melihat sorga terbuka:

Page 15: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

15 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 sesungguhnya, ada seekor kuda

putih; dan Ia yang

menungganginya bernama: "Yang

Setia dan Yang Benar", Ia

menghakimi dan berperang

dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas

kepala-Nya terdapat banyak

mahkota dan pada-Nya ada

tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia

sendiri. Dan Ia memakai jubah

yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman

Tuhan." Dan semua pasukan yang

di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan

memakai lenan halus yang putih

bersih. Dan dari mulut-Nya

keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala

bangsa. Dan Ia akan

menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras

anggur dalam kilangan anggur,

yaitu kegeraman murka Tuhan,

Yang Mahakuasa. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis

suatu nama, yaitu: "Raja segala raja

dan Tuan di atas segala tuan‖ (Why 19:11-16)

Keyakinan iman ini tetap

dipelihara oleh murid-murid para

rasul baik Polikarpus, Ignatius,

Ireneus.

Polikarpus (murid Rasul Yohanes,

Bishop Smirna, 69-155 Ms)

menuliskan: ―I bless you for having judged me worthy from

this day and this hour to be

counted among your martyrs. . . . You have kept your promise, God

of faithfulness and truth. For this

reason and for everything, I praise

you, I bless you, I glorify you

through the eternal and heavenly

High Priest, Jesus Christ, your beloved Son. Through him, who

is with you and the Holy Spirit,

may glory be given to you, now

and in the ages to come. Amen‖

(Aku memberkati-Mu karena

telah menetapkan kelayakkannku

pada hari ini dan jam ini untuk

diperhitungkan diantara para

martirmu…Engkau telah menepati janji-Mu, Tuhan yang setia dan

kebenaran. Untuk alasan ini dan

untuk semuanya, aku memuji-Mu,

aku memberkati-Mu, aku

memuliakan-Mu melalui Imam

Agung yang kekal dan surgawi

Page 16: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

16 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 yaitu Yesus Sang Mesias, Anak-

Mu terkasih. Melalui-Nya, yang

bersama-Mu dan Roh Kudus,

biarlah kemuliaan diberikan

hanya kepada-Mu dari sekarang

sampai masa yang akan datang.

Amin)12

Ignatius (murid Polikarpus, murid

Yohanes dan Bishop Antiokia

ketiga, 35 atau 50 – sampai 98

atau 117 Ms) menuliskan: ―Be not deceived with strange doctrines,

"nor give heed to fables and

endless genealogies," and things in

which the Jews make their boast.

"Old things are passed away: behold, all things have become

new." For if we still live according

to the Jewish law, and the

circumcision of the flesh, we deny that we have received grace. For

the divinest prophets lived

according to Jesus Christ. On this

account also they were

persecuted, being inspired by

grace to fully convince the

unbelieving that there is one God,

12 Martyrium Polycarpi 14,2-3:PG 5,1040; SCh 10,228 http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s2c2a8.htm

the Almighty, who has manifested

Himself by Jesus Christ His Son,

who is His Word, not spoken, but

essential. For He is not the voice

of an articulate utterance, but a

substance begotten by divine power, who has in all things

pleased Him that sent Him‖ (Jangan tertipu dengan doktrin

yang aneh atau mengindahkan

dongeng dan silsilah tiada ujung

pangkal dalam mana orang-orang

Yahudi bermegah. "Hal-hal yang

lama telah berlalu: lihatlah, segala

sesuatu telah menjadi baru."

Sebab jika kita masih hidup

menurut hukum Yahudi, dan

menyunatkan secara daging, kita

menyangkal bahwa kita telah

menerima kasih karunia. Karena

para nabi pelihat Tuhan hidup

menurut Yesus Sang Mesias.

Dengan jalan ini juga mereka

dianiaya, yang terdorong oleh

kasih karunia diyakinkan untuk

sepenuhnya percaya bahwa hanya

ada satu Tuhan, Yang Mahakuasa,

yang telah menyatakan diri-Nya

melalui Yesus Sang Mesias Putra-

Nya, yang adalah Firman-Nya,

bukan ucapan belaka namun

esensial. Karena Dia bukan suara

Page 17: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

17 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 ucapan belaka melainkan

diperanakkan melalui kekuatan

ilahi, yang dalam segala hal

menyukakan Dia yang mengutus-

Nya)13

Ireneus menuliskan (murid

Polikarpus, Bishop Lugdunum di

Gaul, 130-202): ―But there is one only God, the Creator— He who is

above every Principality, and Power, and Dominion, and

Virtue: He is Father, He is God,

He the Founder, He the Maker,

He the Creator, who made those

things by Himself, that is, through

His Word and His Wisdom— heaven and earth, and the seas,

and all things that are in them: He

is just; He is good; He it is who

formed man, who planted paradise, who made the world,

who gave rise to the flood, who

saved Noah; He is the God of

Abraham, and the God of Isaac,

and the God of Jacob, the God of

the living: He it is whom the law

13 The Epistle of Ignatius to the Magnesians, Chapter VIII.-Caution Against False Doctrines. http://www.earlychristianwritings.com/text/ignatius-magnesians-longer.html

proclaims, whom the prophets

preach, whom Christ reveals,

whom the apostles make known

to us, and in whom the Church

believes. He is the Father of our

Lord Jesus Christ‖ (Namun hanya

ada satu Tuhan, Sang Pencipta -

Dia yang mengatasi segala

kerajaan, dan kekuatan dan

kekuasaan, serta Kebajikan: Dia

adalah Bapa, Dia adalah Tuhan,

Dia adalah Pendiri, Dia adalah

Pembuat, Dia Sang Pencipta, yang

membuat sesuatu seorang diri

saja, yaitu melalui Firman-Nya dan

Hikmat-Nya yaitu bumi, dan laut,

serta semua hal-hal yang ada di

dalamnya: Dia Adil; Dia baik;

Dia-lah yang membentuk

manusia, yang menanam di surga,

yang membuat dunia, yang

memunculkan banjir, yang

menyelamatkan Nuh; Dia adalah

Tuhan Abraham, dan Tuhanh

Ishak, dan Tuhan Yakub, Tuhan

yang hidup: Daripada-Nyalah

hukum disingkapkan, Daripada-

Nyalah para nabi memberitakan,

Daripada-Nyalah Mesias

menyingkapkan, Daripada-Nyalah

para rasul diperkenalkan bagi kita

serta Daripada-Nyalah Gereja

Page 18: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

18 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 percaya. Dia adalah Bapa dari

Junjungan Agung kita Yesus Sang

Mesias)14

Bambang Noorsena kawan dan

lawan diskusi dalam presentasinya

mengenai Kristologi dari

perspektif Gereja Ortodox Syria

mengatakan, ―Apabila umat

Kristiani berusaha keras

mempertahankan keilahian Yesus, sesungguhnya yang kita

maksudkan adalah menegaskan

keabadian Firman Allah yang

selalu berada dalam Wujud Dzat-

Nya, yang melalui-Nya alam

semesta dan segala isinya ini diciptakan. Dan karena sejak

kekal Kristus adalah Akal Allah

dan Sabda-Nya, maka jelaslah

Firman itu adalah Allah‖15.

14 Against Heresies (Book II, Chapter 30, number 9) http://www.newadvent.org/fathers/0103230.htm 15 DR. Bambang Noorsena, Tiga Arus Pemikiran Mengenai Ajaran Tritunggal dan Hubunganya Dengan Keesaan Allah, Makalah disajikan dalam rangka Ulang Tahun Majalah Rohani Populer BAHANA,

Sekalipun saya bersebrangan

prinsip terkait penggunaan nama

Allah dalam kosa kata Ketuhanan

Kristiani namun saya hanya

mengutip pernyataan yang senada

mengenai status Ketuhanan Yesus

sebagai Sang Firman (Davar,

Milta, Logos, Word) yang menjadi

manusia dan bukan Tuhan

(Elohim, Alaha, Theos, God)

yang menjadi manusia.

Firman Yang Menjadi Manusia:

Implikasi Sosiologis

Implikasi sosiologisnya, Sang

Firman yang telah menjadi

manusia demi tugas penyelamatan

dunia dan manusia, demi

memperdamaikan perseteruan

antara manusia dengan Tuhan itu,

tidak lahir dalam ruang kosong

yang bersifat metahistoris. Dia

datang dalam suatu lingkup

kehidupan, peradaban dan

kebudayaan serta peradaban

Yahudi dan Yudaisme.

Dengan menyatakan aspek

Keyahudian Yesus, bukan berarti

Auditorium Universitas Duta Wacana, 30 Juli 2012, hal 7

Page 19: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

19 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 kita meniadakan aspek Ontologis

Yesus sebagai Sang Firman yang

menjadi manusia, namun kita

hendak mendalami aspek

Anthropologis Yesus sebagai

Firman yang menjadi Manusia.

Manusia Ilahi itu lahir dalam

konteks ruang dan waktu, yaitu

Yerusalem yang dijajah dan

dikuasai Pemerintahan Romawi.

Konteks kebudayaan dan

keagamaan tertentu, yaitu Yahudi

dan Yudaisme.

Kekristenan lebih menekankan

aspek Ontologis Yesus sehingga

mengabaikan aspek Antropologis

Yesus. Hal itu berdampak

mendistori hakikat dan ajaran

Yesus. Hal ini dapat kita lihat

dalam sejumlah doktrin yang

memfokuskan segala sesuatu pada

Yesus Sang Mesias. Ketika

seorang Kristen ditanya, ―siapa Tuhan Anda?‖ Selekas mungkin Kekristenan akan menjawab,

―Yesus Kristus‖. Padahal Yesus bersabda, ―Tuhan adalah roh barangsiapa hendak menyembah-

Nya haruslah menyembah dalam

roh dan kebenaran‖ (Yoh 4:24).

Dalam kesempatan lain Yesus

bersabda, "Janganlah gelisah

hatimu; percayalah kepada

Tuhan, percayalah juga kepada-

Ku‖ (Yoh 14:1). Dan dikatakan

pula dalam percakapan

berikutnya, ―Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka

mengenal Engkau, satu-satunya

Tuhan yang benar, dan mengenal

Yesus Sang Mesias yang telah Engkau utus‖ (Yoh 17:3).

Yesus Bukan Kristen Melainkan

Seorang Yahudi dan Penganut

Yudaisme

Yesus bukan seorang Kristen dan

tidak mendirikan agama Kristen.

Kristen berasal dari kata Yunani

Christos yang merupakan bentuk

terjemahan terhadap kata Ibrani

Mashiakh yang artinya ―Yang Diurapi‖. Pengikut Yesus dari golongan Yahudi dijuluki

Nazarane/Netsarim/Nazoraios (Kis 24:5) sementara pengikut

Yesus dari golongan non Yahudi

dijuluki Christianoi/Kristen (Kis

11:26)

Apakah bukti-bukti bahwa Yesus

adalah seorang Yahudi dan

Page 20: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

20 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 penganut Yudaisme ?‖16 Pertama,

garis silsilah Yesus (Mat 1:1-17,

Luk 3:23-28). Silsilah yang

dilaporkan oleh Matius

mengambil garis Yesus dari

Salomo anak Daud, Raja Israel

(Mat 1:6) dan jika ditarik terus ke

atas, sampailah pada leluhur

Mesias, yaitu Yahuda yang

merupakan anak Yakub, anak

Ishak, anak Abraham, sebagai

anak pewaris perjanjian kekal

Yahweh dengan keturunan

Abraham. Sementara silsilah yang

dilaporkan Lukas mengambil garis

dari Natan anak Daud yang lain

(Luk 3:32), hingga sampai

Abraham dan terus sampai

kepada Adam. Asal-usul

kesukuan Yesus ditegaskan

kembali dalam Ibrani 7:14,

―Sebab telah diketahui semua

orang, bahwa Junjungan Agung kita berasal dari suku Yahuda dan

mengenai suku itu Musa tidak

pernah mengatakan suatu apa pun

tentang imam-imam‖.

16 Teguh Hindarto, Yesus, Yahudi, Yudaisme http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/03/yesus-yahudi-yudaisme.html

Kedua, gaya berpakaian yang

mencirikan seorang Yahudi.

Dilaporkan dalam Matius 9:20,

―Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas

tahun lamanya menderita pendarahan (zavat dam) maju

mendekati Yesus dari belakang

dan menjamah jumbai jubah-

Nya‖. Apa yang dimaksudkan

dengan ―jumbai jubah-Nya?‖ Itulah ujung tepi jubah dimana

terikat Tsit-tsit yang mencirikan

seorang laki-laki Yahudi

berpakaian. Kita tidak tahu

apakah perempuan ini seorang

Yahudi atau non Yahudi, namun

nubuatan Zakaria secara tidak

langsung genap dalam diri Yesus.

Ketiga, mengalami prosesi Brit Millah atau Sunat pada hari ke

delapan, sesuai Torah, sebagai

bagian dari tanda fisik perjanjian

antara keturunan Abraham

dengan YHWH Semesta Alam.

Lukas 2:21-24 melaporkan, ―Dan ketika genap delapan hari dan Dia harus disunatkan, Dia diberi nama

Yesus yaitu nama yang disebut

oleh malaikat sebelum Dia dikandung ibu-Nya. Dan ketika

Page 21: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

21 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 genap waktu pentahiran , menurut

Torah Musa, mereka membawa

Dia ke Yerusalem untuk

menyerahkan-Nya kepada

Yahweh, seperti ada tertulis dalam

Torah YHWH: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi

Tuhan", dan untuk

mempersembahkan korban

menurut apa yang difirmankan

dalam Torah YHWH, yaitu

sepasang burung tekukur atau dua

ekor anak burung merpati.

Keempat, mengalami prosesi Bar

Mitswah dalam Lukas 2:41-52, di

mana Yahshua mulai muncul

pada usia 12 tahun dan

kemunculan di usia 12 tahun itu

dimulai di Bait Suci, saat kedua

orang tuanya melaksanakan

perayaan tahunan Pesakh.

Kelima, membaca Torah dan

beribadah Sabat. Dikatakan dalam

Lukas 4:16, ‖Dan datang ke Nazaret tempat Dia dibesarkan,

dan menurut kebiasaan-Nya pada

hari Sabat Dia masuk ke Sinagog, lalu berdiri hendak membaca dari

Gulungan Kitab‖. Yesus

melakukan Aliyah (menaikkan

Torah) di Sinagog Yahudi yang

jatuh pada tiap hari Shabat.

Keenam, melaksanakan Sheva

Moedim atau Tujuh Hari Raya

yang ditetapkan YHWH. Sheva

Moedim artinya Tujuh Hari Raya

yang merupakan ketetapan

Yahweh (Imamat 23:1-44). Sheva

Moedim bukan hanya merupakan

perayaan panen, namun suatu

perayaan momentum perbuatan

Yahweh bagi umat-Nya di masa

lalu serta perayaan yang bersifat

propetik Mesianik. Nama ketujuh

Hari Raya tersebut adalah: Pesakh

, Hag ha Matsah (Roti Tidak

Beragi), Hag Sfirat ha Omer

(Buah Sulung), Hag Shavuot

(Pentakosta), Hag Rosh ha

Shanah/Yom Truah (Tahun

Baru/peniupan Sangkakala), Hag

Yom Kippur (Pendamaian) dan

Hag Sukkot (Pondok Daun)

Dari ketujuh Hari Raya tersebut,

ada tiga Hari Raya besar yang

diperingati setiap tahun dengan

berkumpul di Yerusalem, yaitu

Pesakh, Shavuot dan Sukkot

(Ulangan 16:16-17). Kitab

Perjanjian Baru mencatat tiga

Page 22: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

22 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 perayaan penting tersebut dihadiri

oleh Yesus, baik saat Yesus mulai

beranjak remaja maupun sudah

mulai dewasa dan melakukan

karya Mesianik-Nya. Yesus

menghadiri Perayaan Pesakh

bersama kedua orang tua-Nya

(Luk 2:41-42). Yesus merayakan

Sukkot bersama murid-murid-Nya

(Yoh 7:1-13).

Nilai Pengkajian Keyahudian dan

Keyudaismean Yesus Bagi

Kekristenan

Seseorang memberikan

pernyataan, ―Apa pentingnya sich kita mengetahui bahwa Yesus

adalah seorang Yahudi dan

penganut Yudaisme?‖, ―Apakah itu berpengaruh pada keselamatan

jiwa kita?‖ Ini bukan soal selamat atau tidak selamat. Ini bukan soal

kehidupan kekal di sorga atau

kehidupan kekal di neraka. Ini

soal pemahaman yang berimbang

terhadap Yesus Sang Mesias

Juruslamat dan Junjungan Agung

Ilahi kita.

Berulangkali Kitab Perjanjian

Baru menegaskan kemanusiaan

Yesus dengan berkata, ―Karena

Tuhan itu esa dan esa pula Dia

yang menjadi pengantara antara

Tuhan dan manusia, yaitu

manusia Mesias Yesus‖ (1 Tim

2:5). Dan dikatakan pula,

―Demikianlah kita mengenal Roh Tuhan setiap roh yang mengaku,

bahwa Yesus Sang Mesias telah

datang sebagai manusia, berasal

dari Tuhan‖ (1 Yoh 4:2).

Kajian ini menolong kita

memahami aspek kemanusiaan

Yesus yang Yahudi dan

Yudaisme. Pengabaian aspek

kemanusiaan Yesus yang Yahudi

dan Yudaisme, membawa

sejumlah konsekwensi serius

dibidang Akidah-Ibadah-Akhlak

Kristiani. Apakah sajakah itu?

Dampak Pengabaian Keyahudian

dan Keyudaismean Yesus Sang

Mesias

Memutuskan hubungan sejarah

bahwa Yesus adalah Bangsa

Yahudi, bahwasnya Kekristenan

berakar dari Yudaisme,

menimbulkan konsekwensi

teologis yang mendalam, berupa

kehilangan orientasi dan kesatuan

iman dan tata ibadat. Nelly Van

Page 23: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

23 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 Doorn-Harder, MA., menjelaskan

kenyataan di atas sbb: ―…proses melupakan warisan keyahudian ini

berawal dari pengajaran mengenai

amanat Kristen diluar tanah

asalnya sendiri, tanah Palestina, yakni ketika pesan Kristen ini

dikontekstualisasikan dengan cara

menyerap budaya-budaya dan ide-

ide lokal seperti ide-ide filsafat Yunani…Dalam kenyataan, yang terjadi adalah para reformator

bahkan membawa gereja keluar jauh dari warisan aslinya karena

mereka dipengaruhi oleh suatu

budaya yang berorientasikan ilmu pengetahuan sebagai hasil dari

Renaisance. Sehingga keaslian

sikap Kristen Yahudi yang

senantiasa berdialog secara konstan dengan (Tuhan) yang

penuh simbol dan misteri, sama

sekali hilang dari kehidupan liturgi Protestan dan diganti oleh

penekanan ala Protestan yakni

doktrin…anti Yahudi telah memberi andil terhadap paham (ide) bahwa Kekristenan adalah

sebuah agama yang betul-betul asli

dan tidak menggunakan unsur Yudaisme apapun. Melupakan

akar-akar keyahudian,

memberikan konsekwensi-

konsekwensi serius terhadap

kehidupan liturgi Kristen. Bila

orang-orang Kristen tidak lagi

memahami arti sepenuhnya latar

belakang keyahudian dalam kehidupan liturgi mereka,

kontroversi-kontroversi seperti

yang ada dalam interpretasi

mengenai perjamuan kudus, mulai nampak diantara orang-

orang Kristen. Akibat dari

kontroversi-kontroversi ini adalah munculnya perpecahan-

perpecahan dan aliran-aliran

dalam gereja‖17

Kiranya pengkajian singkat ini

dapat menuntun kita untuk lebih

dekat lagi melihat sosok Yesus

secara berimbang baik dari sudut

pandang keimanan yang

berdasarkan Kitab Suci maupun

berdasarkan sudut pandang

sosiologis dan historis

17 Nelly Van Doorn-Harder, MA.,

Akar-akar Keyahudian dalam Liturgi

Kristen, dalam : Jurnal Teologi

GEMA Duta Wacana, no 53,

Yogyakarta: 1998, hal 72-73

Page 24: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

24 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4 berdasarkan berbagai literatur-

literatur di luar Kitab Suci yang

meneguhkan keimanan. Dengan

melihat secara utuh siapa Yesus

Sang Mesias Anak Tuhan,

Juruslamat dan Junjungan Agung

Yang Ilahi maka kita akan

meletakkan keimanan kepada

beliau dalam konsep yang obyektif

dan tidak mencederai sejarah

sebagaimana disaksikan dalam

Kitab Perjanjian Baru.

Page 25: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

25 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4

INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang didirikan

dengan maksud dan tujuan sbb:

1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai

akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam

Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan Tata Peribadatan

(Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)

2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar

Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi

3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci

dengan pola pikir Ibrani

4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya

terhadap Kekristenan masa kini

5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal

dengan kebudayaan Semitik

6. Memperkokoh Teologi Judeochristianity

Page 26: Yesus Sang Firman Yang Menjadi Manusia-libre

26 | B u l e t i n I J I V o l 2 / D e s e m b e r 2 0 1 4

7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual

bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya

Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM).

Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012

lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) bekerjasama dan berafiliasi

dengan Hebraic Root Teaching Institute (HRTI) yang berdomisili di Afrika

Selatan dengan pimpinan Prof. Liebenberg.

Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya adalah

menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan pembelajaran

anggota IJI.

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)

Email: [email protected]

Website: www.messianic-indonesia.com (www.hrti.co.za)

Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)

Donasi dan Informasi: 081327274269