yataba askep osteomilitis dan borsistis akper pemkab muna
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteomilitis adalahinfeksi tulang, infeksi tulang lebih sulit di sembuhkan di
banding infeksi jaringan lunak karena keterbatasan asupan darah, respon jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (bruner
dan suddarath 2012)
Bursotis merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2
struktur tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama
dengan cairan persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit. Bunsitis
adalah peradangan pada bursa dapat disebabkan oleh adanya friksi, benturan secara
langsung pada persendian atau disebabkan oleh infeksi bakteri. Bursitis paling sering
di bursa subdeltoid, bursa olekranon, bursa prepatelan dan bursa radiohumenal,
sesuai urutan kekerapannya lebih menonjol rasa nyeri dari pada keparahan penyakit.
Bursitis dapat dikelompokkan menjadi bursitis akut adalah terjadi secara mendadak..
bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera
yang berulang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari osteomilitis dan bursitis ?
2. Apakah etiologi dari osteomolitis dan bursitis ?
3. Bagaimanakah tanda dan gejala dari osteomilitis dan bursitis ?
4. Bagaimanakah pengobatan dari osteomilitis dan bursitis ?
5. Bagaimanalah pemeriksaan penunjang dari osteomilitis dan bursitis ?
6. Bagaimanakah ASKEP dari osteomilitis dan bursitis ?
C. Tujuan Penulisan Masalah
1. Mahasiswa mengetahui definisi dari osteomilitis dan bursitis
2. Mahasiswa mengetahui etiologi dari osteomolitis dan bursitis
3. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala dari osteomilitis dan bursitis
4.mahasiswa mengetahui pengobatan dari osteomilitis dan bursitis
5. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang dari osteomilitis dan bursitis
6. Mahasiswa mengetahui ASKEP dari osteomilitis dan bursitis
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilllah kami hatarkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayahnya yang diberikan kepada
kami sehingga dapat merampungkan tulisan ataupun makalah yang menjadi tugas
individu
Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah “KMB” yang
dipercayakan kepada kelompok kami yang pada dasarnya mengulas tentang
“gangguan sistem moskulokoletal yang berhubungan dengan osteomilitis dan
Bursitis ”, .kami menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang kamimiliki, materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari
kesempuranaan dalam hal ini masih sangat sederhana sehingga tentunya tak akan
luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu, kami menghargai segala bentuk
masukan dan kritik dari rekan-rekan ataupun pihak lain untuk lebih membangun dan
menyegarkan wawasan yang lebih bijaksana di tengah-tengah perkembangan ilmu
pengetahuan yang kompetitif Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagaimana yang kami harapkan.
Raha, september 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Konsep medis ........................................................................................ 2
1. Pengertian ....................................................................................... 2
2. Etiologi ............................................................................................ 2
3. Patofisilogi ...................................................................................... 2
4. Manifestasi klinis ............................................................................ 2
5. Komplikasi ...................................................................................... 2
6. Penata laksanan ................................................................................ 2
B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................... 4
1. Pengkajian Keperawatan ................................................................. 4
2. Diagnose Keperawatan ................................................................... 5
3. Rencana Tindakan ........................................................................... 6
4. Implementasi ................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10
A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
1. OSTEOMILITIS
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Osteomilitis adalahinfeksi tulang, infeksi tulang lebih sulit di sembuhkan di
banding infeksi jaringan lunak karena keterbatasan asupan darah, respon jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (bruner
dan suddarath 2012)
Osteomilitis adalah infeksi pada tulang dan medula tulang, baik karena infeksi
piogenikmaupun non piogenik, misalnya kuman mycrobacterium tubercolosis
(mutaqqin 2008)
Osteomilitis adalah infeksi tulang yang dapat terjadi karena penyumbatan
infeksi dari darah atau lebih sering atau sering kontaminasi fraktur terbuka atau
reduksi ( corwin 2001)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa osteomilitis adalah
infeksi tulang yang di sebabkan oleh kuman yang melalui aliran darah baik bersifat
plogenik maupun non poegenik.
2. Etiologi
Ostomylitis dapat di sebabkan oleh kangker bakteri, virus dan jamur, dan
mkroorgansme lain. Golongan atau jenis patogen yang sering adalah stapylococus
aureus menyebabkan 70% sampai 80% infeksi tulang, pnemucocs, typhus bacil,
proteus, psedomanas, echercia coli, tubrcolosis bacil, dan spirochaeta (price dan
wilson, 2006)
3. Patofisiologis
Ostomylitis okegen terjadi karena lukatusuk pada jarigan lunak atau tulang,
akibat gigitan hewan, manusia, atau penyuntikan intramuskular. Pada umumnya
terdapat suatu embolus bacteri yang umumnya terjadi di bagian metaphyse dari
tulang, bakteri yang berserang pada metaphyse tadi berkembang baik.
Jika daya tahan tubuh kuat maka berkembang biaknya bakteri tidak bertahan
dan akhirnya akan ada keseimbangan di antara kekuatan bakteri dan daya tahan ubuh.
Sementara itu jaringaan-jaringan dan bakteri telah musnah sehingga merupakan
benda cair yang kita kenal sebagai nanah (pus), terletak pada lobang metaphyse tulang
panjang. Dalam keadaan keseimbangan tadi umpulan nanah dapat bertahun-tahun di
tempat itu tanpa melakukan perubahan-perubahan. Keadaan ini di kenal dengan nama
“brodie’s abscess”.
Jika daya tahan tubh lemah, maka pandangan yang mula-mula metaphyse
tidak bertahan di tempat itu saja tetapi dapat segera menjalar kelain tempat. Di
antaranya ia bia melalui metaphyse menerobos ke dalam sendi di dekatnya sehigga
menimbulkan peradangan sendi peradangan ini tidak hanya menerobos pada sendi
saja namun daat menerobos juga ada diaphyse sehingga seluruh sumsung tulang akan
terserang peradangan ini, menerebos priost sehingga terdapat priostitis, peradangan
menerobos ke dalam pembuluh darah sehigga dapat menimbulkan spesies.
Peradangan dapat berjalan lama sehingga proses tersebut menjadi suatu proses
kronis. Di sampang itu dapat juga terjadi bahwa ada tulang-tulang yang terputus dari
pembuluh darah sehingga mati karenanya. Tulang-tulang tadi merupakan squestra
(jaringan tulang yang putih) yang harus di keluarkan (squestrotomy) sebelum penyakit
menjadi sembuh agar tidak menggangu pertumbuhan tulang baru dan mempercepat
proses penyembuhan itu sendiri (price dan willson, 2006).
4. Menisfasi Klinik
a. Menifestasi Klinik
1. Awitan Hematogen :
- Menggilan, demam tinggi, nadi cepat, dan malaise umum
- Ekstremitas menjadi sangat singkat,enggan menggerakan anggota badan
yang sakit, bengkak dan nyeri tekan.
- Pasien munkin menggambarkan nyeri berdenyuk yang konstan yang menguat
dengan gerakan (akibat tekanan pus yang tertumpuk)
- Infeksi saluran nafas, saluran kemih, telinga atau kulit sering mendahului
ostemiylitis hematogen
2. Infeksi berbatasan atau kontaminasi langsung :
- Tidak terdapat gejala septicemia
- Area tampak bengkak, hangat, nyeri, dan nyeri tekanan saat di sentuh
- Biasanya di tasertai tanda-tanda cederah dan peradangan di tempat nyeri
- Terjadi damam dan pembesaran kelenjar getah bening ragional
3. ``Fase akut
Fase akut adalah fase sejak kejadiaya infeksi sampai 10-15 hari. Pada stadium
akut pada pandangan belum tertahan oleh daya tahan tubuh maka anak yang terserang
osteomylitis akan merasa nyeri pada tulang-tulang yang terkena dan selanjutnya akan
ada gejala-gejala panas tinggi dan syndrom yang mennunjukan bahwa anak sakit
keras, seperti gelisah, pols tingggi dan cepat, leucocitosis yang hebat, dan munkin
anak tersebut tidak sadar. Anggota tubuh yang terdapat osteomiylitis tidak dapat di
gunakan/di gerakan karena sakit, nyeri tekan kulit berwarnah merah, bengkak lokal
dan juga panas.
4. Pola ostemilitis kronik :
Biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota tubuh yang terkrna bangkak
dan merah atau di sertai terjadinya fistel.
5. Penatalaksanaan
Perawatan di rumah sakit:
- Pada stadiun akut sudah tentu yang pokok adalah pemberian antibiotik spektrum
luas yang efektif terhadap gram positif dan gram negatif dan di berikan langsung
tanpa menunggu hasil biakan darah secara parentel selama 3-6 minggu.
Kemudian daya tahan tubuh perlu di perkuat misalnya memberikan vitamin dan
obat-obat menahan rasa nyeri
- Imbolisasi anggota geark yang terkena, bisa dengan pemasangan gips yang di beri
jendela
- Tindakan pembedahan dengan indikasi: adanya abces, rasa sakit yang hebat,
adanya squester dan bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan
(karsinoma epidermoid)
- Pada stadium kordik di samping antibiotik, maka tulang yang jelas sudah mati
dan telepas perlu di ambil dengan jalan operasi
- Untuk drainage pandangan yang sudah kronis dapat pula di buat lubang-lubang
pada tulang.
6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pada fase akut di temukan CRP yang meninggi, LED dan leukositosis.
2. Pemeriksaan radiologic
Rongent dini menunjukan hanya jaaringan lunak yang mengalami
pembengkakan. Pada osteomilitis kronik di temukan hasil rongent tulang
menunjukan rongga besar tak teratur, kenaikan priesteum, dan di temukan
suatu involukrum serta sqauester
3. Pemeriksaan scan tulang
Pada pemeriksaan scan tulang dengan menggunakan nuklotida berlabel
radioaktifdapat memperlihatkan peradangan di tulang.
7. Komplikasi
Terjadinya fraktur patologik
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengumpulan data
1) biodata
a). Identitas Klien
Meliputi nama, umur jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pekerjaan, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, dan alamat.
b). Identitas penanggung jawab
meliputi namaa, umur, agama, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan
dengan klien dan alamat.
2) Riwyat Kesehatan Sekarang
a). Kluhan utama :
merupakan keluhan pertama yang di rasakan klien saat di lakukan pengkajian.
Biasanya keluhan utama pada klien dengan osteomilitis adalah nyeri, ekstemitas susah
di gerakan.
b). Riwayat Keluhan Utama
menggambarkankeluhan saat dilakukan pengkajian yang mencakup
pengumpulan informasi tentang gejala-gejala terakhir juga sampai menimfaksi
penyakit seblumnya, kaji adanya adanya trauma fraktur terbuka, riwayat pemasangan
tulang dengan pemasangan fiksasi inernal dan fiksasi eksternal dan pad aosteomilitis
penting di tanyakan apakah pernah mengalami osteomilitis akut yang tidak perawatan
adekuat sehingga memungkinkan terjadinya proses supurasi di tulang kemudian di
kembangkan dengan menggunakan konsep PQRST.
(1) paliatif/provokarif (p) : apa yang menyebabakan pertambahan atau kekuranganya
keluhan. Pada klien dengan osteomolitis nyeridi sebabakan karena proses supurasi
di tulang, hala yang membreratkan bila banyak gerakan dan meringankan adalah
dengan istrahat.
(2) Qualitas/kuantitas (Q) : bagaimana bentuk atau gambaran keluhan dan sejauh
mana tingkat keluhan. Pada klien dengan osteomilitis nyeri sangat menusuk
sehinngga mengganggu aktifitas.
(3) Region/radiasi (r) : lokasi keluhan yang di rasakan dan penyebaranya. Pada klien
dengan osteomilitis biasanya mengenai tulang yang mengalami peradangan
terutama ekstermitas bawah.
(4) Skala/saverty (s) : intensitas keluhan apakah mengganggu atau tidak. Pada klien
dengan osteomilitis sangat mengganggu dengan skala nyeri sedang (1-5).
(5) Timing (t) : kapan mulai terjadinya keluhan dan sudah berapa lama kejadian ini
berlangsung. Pada klien dengan osteomilitis nyeriberlangsung 3-4 menit dan
keluhan di rasakan bertambah pada malam hari.
c) Riwayat kesehatan Dulu
kaji adanya riwayat infeksi tulang, biasannya pada daerah vetebrata torako-
lumbal yang terjadi akibat totakonsetensis atau prosedur urologis, ada di temukan
riwayat tubercolosis, malnutrisi, adiksi obat-obatan atau dengan pengebatan
imunosupresif, riwayat terpapar virus, jamur dan mokroganisme lain.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
dengan menggunakan genogram tiga generasi apakah dalam kluarga klien
apakah ada anggita kluarga yang pernah menderita penyakit yang sama dengan
klien.
e) Riwayat Psikospritual
perawat mengkaji respon emosi klien terhadap penyakit yang di dideritanya
dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat, respon atau pengarunya dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam kluarga maupun masyarakat. Pada kasus
osteomilitis, akan timbul ketakutan mengalami kecatatan dan klien harus
menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk penyembuhan tulang. Selain itu
pengkajian kebiasaan kehidupan klien seperti penggunaan obat steroit, konsumsi
alkohol dan kebiasaan olahraga, dampak yang timbulpada klien osteomilitis yaitu
timbul kekakuan akan prognosis penyakit, rasa cemas,tidak mampu melakuka
aktivitas secara optimal dan pandangna terhadap dirinya yang salah (gangguan
citradiri).
Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum meliputi:
1) Tingkat kesadaran (apatis, sopor, gelisah, koma, kompon menitis yang
bergantung pada keadaan klien).
2) Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang dan pada
kasus osteomilitis biasanya akut)
3) Tanda-tada vital tidak normal, terutama pada kasus osteomilitis dengan
komplikasi septicemia.
Sistem pernapasan
Inpeksi : tidak di dapat kelainan pernaoasan
Palpasi : fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : resonan pada area paru
Aukultasi : tidak di dapatkan suara nafas tambahan
Sistem kardiovaskuler
Inpeksi dan palpasi : nampak ictus cordis, frekuensi nadi meningkat
Perkusi : redup pada batas-batasan jantung
Aukultasi : S1 dan S2 terdengar jelas, tidak ada bunyi nafas
tambahan
Sistem pencernaan
Inspeksi abdomEN : bentuk datar, sistematis, tidak ada hernia
Palpasi : tugor baik, hiper tidak terasa
Perkusi : suara timpani, ada pantulan gelombang cairan
Aukultasi : pristaltik usus normal (20x/mnit).
Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran biasanya kompos metis
Status mental : observasi penampilan dan tingkah laku klien
Pemeriksaan saraf carnial, biasanya tidak mengalami gangguan
Pemeriksaan refleks : biasanya tidak terdapat refleks patologis
Sistem perkemihan
Pengkajian keadaan urin meliputi warnah, jumlah, karateristik, dan berat jenis.
Sistem musculokeletal
Ispeksi : pergerakan klien terganggu oleh karena proses infeksi
pada tulang dan sendi, adanya gangguan pergerakan,
adanya perkembangan pada area perkembangan.
Palpasi : adanya nyeri tekan pada area yang mengalami
peradangan.
Sistem endokrin
inspeksai : terjadi pembesaran kelenjar tiroid
palapasi : tidak ada nyeri tekan pada kelenjar endokrin
Sistem imun
Inspeksi : adanya pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kelenjar getah bening
Sistem intergumen
Inspeksi : warna kulit merah dan lembab, turgor jelek,, distribusi rambut
merata, keadaan kuku merah mudah.
Palpasi :adanya nyeri tekan pada area yang meradang, akral
hangat,tidak ada nyeri tekan pada kuku
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa kepeawatan yang mungkinmuncul adalah:
1. Nyeri yang berhubungan dengan abses tulang, pertubuhan tulang baru den
pengeluaran pus
2. Kerusakan intergritas jaringan berhubungan dengan proses pembentukan tulang
baru, pengeluaran pus tirah baring lama dan lokal
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan penuunannafsu
makan,penurunan kemampuan tonus otot, demam dan malaise.
4. Difisit perawatandiri berhubungan dengan penurunan kemampuan pergerakan.
5. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kemampuan pergerakan
6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kemampuan pergerakan
7. Gangguan citra diri berhubungan dengan defomitas, bau dari adanya luka
8. Defesiensi pengetahuan dan info berhubungan dengan kurang terpajan
pengetahuan dan info tentang penyakitnya
9. Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit
Klasifikasi data
Data subjektif:
- Klien mengatakan rasa nyeri di tulang
- Keluarga klien mengatakan klien tidak mau makan
- Klien mengatakan kesulitan dalam bergerak
- Klien merasa mali dengan penyakitnya
- Klien mengatakan tidak tahu dengan penyakitnya
Data obyektif:
- Klien terlihat kesakitan
- Klien terlihat kurus
- Klien terlihat sulit untuk bergerak
- Klien terlihat murung
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya
- Klien sering berdiam diri
- Terjadi kerusakan tulang dan kulit
- Terlihat pembengkakan
- Klien terlihat terpasang gips
Analisis data
No Data Etiologi Masalah
1 2 3 4
1 Ds:
-klien mengatakan
rasa nyeri di tulang
Do:
-klien terlihat
kesakitan
-terlihat
pembengkakan
Abses tulang
Pertumbuhan tulang
Pengeluaran pus
Nyeri
2 Ds:
- klien mengatakan
malu dengan
penyakitnya
Do:
- terlihat kerusakan
kulit dan tulang
Pertumbuhan tulang
Pengeluaran pus
Tirai baring lama
Penekanan lokal daerah kulit
Kerusakan intregitas
jaringan
3 Ds:
- kluarga klien
mengatakan klien
tidak mau makan
Do:
- klien terlihat kurus
Penurunan tonus otot
Nafsu makan berkurang
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Nutrisi kurang dan
kebutuhan
4 Ds:
-klien mengatakan
sulit dalam bergerak
Do:
-klien terlihat sulit
untuk bergerak
Abses tulang
Pembentukan tulang
Pengeluaran pus
Nyeri
Penurunan tonus otot
Deficit perawatan diri
Defenisi perawatan diri
5 Ds:
-klien mengatakan
tidak tahu dengan
penyakitnya
Do:
-klien serinng
bertanya tentang
penyakitnya
Penurunan status kesehatan
Kurangnya informasi
Koping tidak efektif
Defenisi pengetahuan
Defenisi pengetahuan
2. ReNcana tindakan rasionalisasi
Diagnosa keperawatan 1 : nyeri yang berhubungan dengan abses tulang
Pertumbuhan tulang baru dan pengeluaran pus
Tujuan : nyeri berkurang, hilang atau transiksi
Kriteria hasil : secara subyektif klien mengatakan nyeri berkurang
INTERVENSI RASIONAL
Kaji nyeri dengan skala 0-4
Nyeri merupakan respon subjektif
yang dapat di kaji menggunakan
Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi
atau nyeri tulang yang mengalami infeksi.
Bantu klien dengan mengidentifikkasi faktor
pencentus.
Ajarkan relaksasi : teknik mengurangi
ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi
intensitas nyeri dan meningkatkan relaksasi
masae
Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
Beri kesempatan istrahat bila terasa nyeri dan
beri posisi yang nyaman(misalnya: ketika tidur
punggul klien di beri bantal kecil
Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab
nyeri dan hubungan dengan beberapa lama
nyeri akan berlangsung.
skala nyeri. Klien melaporkan nyeri
biasanya di atas tingkay cederah
Mobilisasi yang adekuat dapat
mengurangi nyeri pada daerah nyeri
sendi atau di tulang yang
mengalami unfeksi
Nyeri di penngaruhi oleh
kecemasan, pergerakan sendi
Pendekatan dengan menggunakan
relaksasi dan tingkat
nonfarmakologi lain menunjukan ke
efektifan dalam mengurangi nyeri
Tehnik ini melancarkan peredaran
darah sehingga kbutuhan 02 pada
tulang terpenuhu dan nyeri
berkurang.
Mengalihkan perhatian klien
terhadap nyeri ke hal-hal yang
menyenangkan
Istrahat melaksanakan semua
jaringan sehingga meningkatkan
kenyamanan.
Pengetahuan tersebut membantu
mengurangi dan dapat membantu
meningkatkan kepatuhan klien
terhadap rencana trapeutik
Analgesik memblok lintasan nyeri
sehingga nyeri akan berkurang.
B. BURSITIS
1. Pengertian.
Bursitis adalah peradangan pada kantung-kantung atau burse. Burse adalah
kantung-kantung kecil yang terisi air yang terdapat antara otot dengan sendi.
Bursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi pada tempat perlekatan tendon atau otot
dengan tulang oleh sebab yang belum diketahui dengan pasti.
Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah
kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahi pergerakan normal
dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan.
Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana
atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat
sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan.
Bursa yang sering terkena adalah :
1. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling penting
dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan nyeri akut serta
pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri
menetap pada insersi deltoid terutama pada malam hari. Sering kali sekunder akibat
robeknya bungkus rotator yang terjadi tanpa di ketahui.
2. Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan yang mengeras pada permukaan
metakarpofalangeal I. penanggulangan dengan aspirasi cairan pada bagian yang
membengkak dan suntikan kortikosteroid local.
3. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang
kallaneus (retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan kulit (bursa sub
kutaneous). Menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada kalkaneus
posterior. Mudah untuk melakukan suntikan kortikosteroid dan xilokain pada daerah
pembengkakan di sini, tetapi harus hati-hati tidak boleh ada bolus pada tendon untuk
menghindari risiko rupture.
4. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. Suntikan local
kortikosteroid dan atau lidokain sangat membantu.
5. Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan sebagai osteortritis karena dijumpai pada
wanita tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang (tender) dan kadang-
kadang membengkak dan terasa panas di daerah lutut bagian medial inferior, distal
garis sendi.
6. Bursitis pre patellar (house maid’s knee dengan keluhan yang khas pada lutut, yaitu
rasa nyeri sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan berwarna merah pada bagian
anterior lutut (patela). Penyebab yang paling sering karena lutut sering bertumpu pada
lantai. Berbeda dengan sinovitis pada lutut yang menimbulkan pembengkakan di
daerah belakang bagian pinggir lutut.
7. Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku (tip). Hal ini sering terjadi pada posisi
dengan menggunakan siku atau sering jalan tiarap. Walaupun inflamasinya jelas tetapi
kadang-kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat timbul pada artristis rheumatoid,
gout, akibat trauma dan infeksi. Pencegahan dilakukan dengan memakai alas karet
busa untuk protektif. Kalau perlu dapat diberi suntikan local kortikosteroid.
8. Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling kalkanrus yang dapat mengalami
inflamasi dan menimbulkan rasa sakit yaitu :
Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior Achilles.
Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior Achilles
Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior tulang kalkaneus. Bursitis yang
berulang-ulang di tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada Achilles dan dapat
mengakibatkan rupture tendon.
9. Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I, kelingking dan tumit. Hal ini terutama di
sebabkan ukuran sepatu yang tidak sesuai.
10. Bursitis hip (pada pinggul), ada 3 yang terpenting yaitu :
bursitis trokanter, pada inseri otot gluteus medius di trokanter femur,
menimbulkan rasa nyeri pada bagian lateral pinggul sebelah bawah trokanter
dan dapat menjalar ke bawah, ke kaki atau lutut. Rasa nyeri istimewa pada
malam hari dan bertamnah nyeri kalau dibengkokkan, rotasi internal atau
kalau mendapat penekanan di daerah trokanter tersebut dijumpai otot-otot
menegang kaku. Dan pada foto roentgen terlihat adanya deposit kalsium.
Penanggulangan dengan suntikan local lidocain 1%.
Bursitis iliopektineal, menimbulkan rasa nyeri dan tegang di daerah lateral
segi tiga skarpa (daerah segi tiga yang dibatasi oleh ligament inguinal,
Bursitis digolongkan menjadi 2 :
Bursitis akut terjadi secara mendadak.
Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di daerah yang meradang.
Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang
disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri luar biasa dan daerah
yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat
Bursitis kronis
merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang
berulang. Pada akhirya, dinding bursa akan menebak dan di dalamnya terkumpul
endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami
kerusakan sangat peka terhadap peradangan tanbah. Nyeri menahun dan
pembengkakan bisa membatasi pregerakan, sehingga otot mengalami penciutan
(atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa
hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.
2. Etiologi.
Penggunan burse berulang kali dan luka pada sendi. Peradangan disertai
dengan peningkatan junlah cairan yang menyebabkan distensi (
pelembungan ). Dinding burse akan mengeras dan terkalsifikasikan sendi yang sering
terserang adalah sendi pinggul dan bahu.
Bursitis dibagi dalam:
1) Bursitis Prepatela.
Disebut juga lutut pembantu RT. Bursitis yang tidak terinfeksi bukanlah akibat
tekanan tetapi akibat friksi tetap antara kulit dan patela.
Penyakit ini terjadi pada:
● Penenun karpet.
● Buruh tambang.
Pembengkakan terbatas akan berfluktuasi tetapi sendi itu normal.
2) Bursitis Intrapatela.
Pembengkakan berada pada tempat yang lebih dangkal daripada ligamentum patela
karena lebih ke distal.
Terjadi pada orang yang berada berlutut lebih tegak daripada orang yang mengepel.
3) Bursitis Trokanter.
Nyeri bagian lateral pinggul dan paha terdapat nyeri lokal dan kadang-kadang
krepitus ketika melakukan flexi dan extensi pinggul.
Penyebab:
Iritasi dan radang burse trokanter yang terletak di bagian dalam tensor fasia lata.
Penyebab dari nyeri dan nyeri tekan pada trokanter mayor:
● Fraktur tekanan, misalnya; Atlet dan Usila.
● Pergeseran epifisis pada remaja.
● Infeksi tulang pada anak-anak.
Penyakit yang mendasari:
● Gout / encok.
● Rhematoid.
● Infeksi ( termasuk TBC ).
4) Bursitis Iliopsous.
Nyeri pada lipat paha dan paha anterior. Nyeri yang paling khas adalah peningkatan
nyeri yang tajam saat abduksi dan rotasi internal pada panggul.
3. Patofisiologi.
Bursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeutosis otot gluteus di trokanter
mayor sering dikelirukan dengan penyakit intra antrikuler.
Tendinitis M. gluteus medsus dan M. gluteus minimus pada insersinya di dalam
trokanter mayor adalah penyakit tersering panggul pada usia pertengahan dan lanjut.
Inflamasi di daerah insersi otot tersebut biasanya juga meliputi burse trokanter yang
terletak di sub cutan, dengan nyeri lokal di posterolateral prominensia ( menonjol di
atas permukaan ) trokanter.
Gejala utam bursitis dan tendinitis panggul ialah nyeri loka yang meliputi trokanter
mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrem atau abduksi panggul.
Penderita mengeluh nyeri panggul, biasanya menjadi lebih hebat pada eksuserbasi dan
beralih ke sisi lateral paha. Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi
trokanter mayor terlihat kemerahan.
Karena nyeri di bokong dan panggul keatas berhubungan dengan penyakit tulang
belakang daerah lumbal. Perlu dissrykirk, penyakit degeneratif diskus invertebratalis
dan iskias pada burtitis terdapat nyeri setempat pada palpasi burse, sedangkan gerak
mengangkat tungkai yang lurus tidak menimbulkan nyeri, nyeri ini perlu pula
dibedakan dengan penyakit intra artikuler endo rotasi maksimal akan menimbulkan
nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian pada penyakit sendi panggul perkusi di tumit
dengan tungkai lurus akan meningkatkan nyeri tidak demi penanggulangan.
Bersifat simptomatik dengan istirahat dan obat anti inflamasi. Nyeri biasanya
menghilang dalam waktu 2 – 3 hari.
4. Manifestasi Klinik.
Gejala utama pada bursitis pada umunya berupa pembengkakan lokal, panas,
merah, dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan,
tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa
di bahu meradang, maka jika penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju
akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.
1. Bursitis akut
terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri didaerah yang
meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitisakut yang disebabkan
oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri yang luar biasadan daerah yang terkena tampak
kemerahan dan teraba
2. Bursitis kronis
merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karenacedera yang berulang.
Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan di dalamnyaterkumpul endapan kalsium padat yang
menyerupai kapur.Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan
tambahan.Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga otot
mengalamipenciutan (atrofi)
Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dansering
kambuh.Macam-macam Bursitis antara lain:
1. Bursitis alekranon
-Radang bursa alekranon merupakan penyebab tersering nyeri periartikuler sikron
-Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya berhubungan dengankegiatan
kerja
Gambaran klinis-
-Gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri-
-Bursitis trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak -
-Bursitis alekranon sering merupakan radang piogenik -
-Gejala dini berupa tanda radang akut dengan hipertemia, edema luas di sekitarnyatetapi tidak ada
2. Bursitis panggung / bursitis trokanter
-Bursitis trokanter sering dikelirukan dengan penyakit intra artikuler
-Penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut
Gambaran klinis
-Gambaran utama bursitis panggul adalah local yang meliputi trokanter mayor dan nyerisaat
melakukan rotasi ekstrim dan abduksi panggul
3. Bursitis kaki
antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles biasanya terdapatbursa.
Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan kulit. Perbedaan antara keduabursitis ini dapat
ditentukan karena bursitis retrokalkareus menonjol bilateraldisamping tendon sedangkan bursitis
rettendo Achilles menutup tendon tersebut
Penyebabnya adalah pembebanna yang berlebihan atau rangsangan alas kaki yang tidak cocok
misalnya rangsangan pinggir belakang sepat
Rasasakit.
●ROMyangterbatas.
●Pembengkakan.
● Erythema.
5. Penatalaksanaan
Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.Bursitis akut
non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara waktusendi
yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya
indometasin,ibuprofen atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu
bisa disuntikkan campuran dariobat bius lokal dan kortikosteroid lan
Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.
Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa
membantumengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.F. Patofisiologi
Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahunPergeseran yang
berulang Robekan terjadi pada insersasiRotator cuff ke tulangDinding bursa menebalPergeseran
tergangguTerjadi proses peradanganJaringan parut Gangguan mobilitas fisik Efusi pada bursa
Adanya organisme piogen/ granula matosa di dalam jaringan parutNyeri akutMedia berkembangnya
kumanResiko terhadap infeksi konsep keperawatan
Ada pemeriksaan khusus untuk memastikan adanya bursitis yaitu dengan
radiografi. Pada daerah yang terserang biasanya menunjukkan adanya klasifikasi
dalam bursa, tendonatau jaringan lunak yang berdekatan.
6. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. pengkajian
pengumpuln data
-Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak
-Klien tampak berhati-hati saat bergerak
-Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya
-Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak
-klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama.
-Nadi meningkat
-Adanya bengkak
-Gelisah
-Tekanan darah meningkat
-Pernapasan meningkat
-Penurunan kekuatan otot
klasifikasi data
Ds:
Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak
Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya
Klien mengungkapkan sakit bilaberaktivitas dalam waktu yang lama. Do:
Klien tampak berhati-hati saat bergerak
Ekspresi wajah tampak meringis saatbergerak
Nadi meningkat
Adanya bengkak
Gelisah
Pernapasan meningkat
Tekanan darah meningkat
Penurunan kekuatan otot
Analisis data
Sympton Etiologi Problem
Ds:
- Klien mengeluh nyeri pada
daerah yangbengkak
Do:
- Adanya bengkak
-Gelisah
Abses Tulang
Pembentuka pus
efusi bursa
Ansietas
Ansietas
Ds:
- Klien mengatakan nyeri bila
melakukan gerakan memutar
misalnya memutar lengannya
Do:
- Klien tampak berhati-hati saat
bergerak
-Ekspresi wajah tampak
meringis saat bergerak
Abses Tulang
Penurunan tonus otot
Gangguan mobilisasi fisik
Gangguan mobilisasi fisik
Ds:
- Klien mengungkapkan sakit
bilaberaktivitas dalam waktu
yang lama.
Do:
- Nadi meningka
-Pernapasan meningkat
-Tekanan darah meningkat
-Penurunan kekuatan otot
Pertumbuhan tulang
Pengeluaran pus
ATP meningkat
Penurunan kekuatan otot
Penurunan kekuatan otot
2. Perencanaan
Gangguan inteloriensi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.
Tujuan : Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x 24 jam.
Kriteria hasil :
-Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuan
-Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleriansi aktifitas
INTERVENSI RASIONAL
1.Kaji lokasi, intensitas dan derajat
nyeri.
2.Berikan posisi yang nyaman.
3.Berikan kasur busa atau bantal air
pada bagian yang nyeri.
4.Ajarkan teknik relaksasi dan
distraksi.
5.Kolaborasi pemberian aspirin.
1.Membantu dalam menentukan kebutuhan
manajemen nyeri dan keafektifan
program.
2.Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah
baring mungkin diperlukan untuk
membatasi nyeri.
3.Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit
dan mempertahankan posisi netral.
4.Meningkatkan relaksasi / mengurangi
tegangan otot.
5.Aspirin bekerja sebagai anti dan efek
analgetik ringan dalam mengurangi
kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpul
Osteomilitis adalahinfeksi tulang, infeksi tulang lebih sulit di sembuhkan di
banding infeksi jaringan lunak karena keterbatasan asupan darah, respon jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (bruner
dan suddarath 2012)
Osteomilitis adalah infeksi pada tulang dan medula tulang, baik karena infeksi
piogenikmaupun non piogenik, misalnya kuman mycrobacterium tubercolosis
(mutaqqin 2008)
Osteomilitis adalah infeksi tulang yang dapat terjadi karena penyumbatan infeksi dari
darah atau lebih sering atau sering kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi ( corwin
2001)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa osteomilitis adalah infeksi
tulang yang di sebabkan oleh kuman yang melalui aliran darah baik bersifat plogenik
maupun non poegenik
Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa yang kadang-kadang disertai dengan
pengendapan kapur pada tendon supraspinatus di bawahnya ( Kamus Kedokteran
Dorland Bursitis adalah peradanganpada bursa yang terjadi pada tempat perlekatan
tendon atau otot dengan tulang sebab yang belum diketahui dengan pasti.Bursitis
adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeriBursa adalah kantong datar
yang mengandung cairan sinovialyang memedahkan prgerakan normal daripada otot
dan berfungsi untuk mengurangi gesekan
B. Saran
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, khususnya pada klien gangguan
sistem muskulokeletal pada penyakit osteomilitis dan parau, hendaknya
memperhatikan dengan seksama masalah-masalah yang ada yang akan terjadi
sehingga asuhan keperawatan akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, J. Claude, and Fred Plum, eds. Cecil Textbook of Medicine. Philadelphia:W.
B. Saunders Co., 1996.
Bennett, Robert M. “Bursitis, Tendinitis, Myofascial Pain, and Fibromyalgia.” In
Conn’s Current Therapy. ed. Robert E. Rakel. Philadelphia:W. B. Saunders Co., 1996.
The Burton Goldberg Group. Alternative Medicine: The Definitive Guide. Fife,WA:
Future Medicine Publishing, 1995.
Jacqueline L. Longe. The Gale Encyclopedia of Medicine Second Edition. 27500
Drake Road :Gale Group, 2002
Doenges, E. Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC Jakarta.
http://jhon-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2012/09/osteomilitis: adventure1331