wrap up skenario 2 respi

Upload: misha409

Post on 06-Oct-2015

241 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skenario 2 respi

TRANSCRIPT

SKENARIO 2 BATUK DARAH

Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk darah. Pada pemeriksaan didapatkan habitus asthenikus dan ronkhi basah halus yang nyaring pada apeks paru kanan.Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia, laju endap darah yang tinggi dan ditemukan bakteri tahan asam (BTA) pada pemeriksaan sputum. Hasil pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya infiltrat di apeks paru kanan.Dokter memberi terapi obat anti tuberculosis (OAT) dan menganjurkan keluarga serumah dengan beliau melakukan pemeriksaan serta menunjuk seorang keluarganya sebagai pengawas minum obat (PMO). Dan dokter juga mengajarkan etika batuk untuk mencegah penularan.

KATA SULIT1. HABITUS ASTHENIKUS:Bentuk tubuh yang tinggi, kurus, dada rata/cekung.2. RONKI BASAH:Suara putus-putus akibat penyempitan bronkus.3. INFILTRAT:Gambaran adanya dahak pada paru.4. BATUK DARAH:Darah yang keluar bersama mukus saat batuk, berwarna merah.PERTANYAAN1. Mengapa terjadi batuk berdarah2. Mengapa ditemukan anemia pada pasien?3. Mengapa LED meningkat?4. Mengapa ronki basah ditemukan di apeks paru?5. Apakah termasuk penyakit keturunan?6. Mengapa harus ditunjuk PMO?7. Apa saja jenis OAT?8. Bagaimana etika batuk untuk mencegah penularan?9. Apakah penyebab penyakit terebut?10. Apakah penyakit tersebut dapat disembuhkan?JAWAB1. Infeksi di paru mengakibatkan kerusakan jaringan pada pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah pecah, kemudian darah keluar bersama batuk.2. Anemia terjadi karena pembuluh darah yang rusak sehingga darah keluar dari pembuluh darah3. LED meningkat karena infeksi bakteri4. Infeksi di bagian apeks karena banyak mengandung oksigen. Akibat dari infeksi terjadi penyempitan yang menjadi ronki.5. Tidak6. Karena pengobatan harus rutin dan tidak boleh putus7. OAT lini primer dan OAT lini sekunder8. Menutup hidung dengan tissue atau tangan ketika batuk, memakai masker, tidak membuang mukus sembarangan9. Mycobacterium tuberculosis10. Dengan pengobatan yang teratur, penyakit ini dapat disembuhkan.HIPOTESISDroplet yang mengandung M. tuberculosis terhirup oleh orang yang daya imunnya lemah. Terjadi infeksi pada saluran napas bawah yang menimbulkan gejala seperti batuk darah, habitus asthenikus, ronki basah halus. Untuk mengetahui diagnosis maka dilakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi kultur sputum, radiologi, dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan gambaran infiltrate yang terjadi akibat proses fagositosis oleh makrofag yang kemudian akan terkumpul dalam granuloma. Diagnosis dari penyakit ini adalah Tuberkulum paru. Jika sudah ditegakkan diagnosis maka dilakukan penganan dengan memberikan OAT untuk mencegah komplikasi. Jika ditangani dengan baik, maka prognosis pasien baik.

SASARAN BELAJAR1. Memahami dan menjelaskan anatomi saluran napas bawah1.1 Memahami dan menjelaskan makroskopik1.2 Memahami dan menjelaskan mikroskopik2. Memahami dan menjelaskan fisiologi saluran napas bawah2.1 Memahami dan menjelaskan mekanisme2.2 Memahami dan menjelaskan fungsi saluran napas bawah3. Memahami dan menjelaskan Mycobacterium3.1 Memahami dan menjelaskan klasifikasi3.2 Memahami dan menjelaskan morfologi4. Memahami dan menjelaskan Tuberkulosis Paru4.1 Memahami dan menjelaskan definisi4.2 Memahami dan menjelaskan epidemiologi4.3 Memahami dan menjelaskan etiologi4.4 Memahami dan menjelaskan klasifikasi4.5 Memahami dan menjelaskan patofisiologi4.6 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis4.7 Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding4.8 Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan4.9 Memahami dan menjelaskan pencegaham4.10 Memahami dan menjelaskan komplikasi4.11 Memahami dan menjelaskan prognosis5. Memahami dan menjelaskan POM dan P2M 6. Memahami dan menjelaskan etika batuk7. Memahami dan menjelaskan farmako obat anti tuberculosis

1. Memahami dan menjelaskan anatomi saluran napas bawah1.1 Memahami dan menjelaskan makroskopikA. TRACHEATerdiri dari tulang rawan dan otot yang berbentuk pipa yang terletak ditengah-tengah leher sampai incisura jugularis dibelakang manubrium sterni masuk cavum thorax melalui aperture thoracis superior tepatnya pada mediastinum superior.Dimulai dari bagian bawah cartilage cricoid setinggi cervical V1 sampai bercabang menjadi bronchus dextra dan sinistra setinggi vertebrae thoracal ke IV-V. percabangan tersebut dikenal dengan Bifurcatio thraches dalam cavum thorax. Panjang trachea (10-12)cm, pria (12cm) dan wanita (10cm) yang terdiri dari (16-20) cincin yang berbentuk lingkaran, berhubungan dengan daerah laring melalui cartilage cricoid dengan ligamentum cricothrachealis.Diantara tulang rawan terdapat jaringan ikat ligamentum intertrachealis (ligamentum anulare. Trachea adalah saluran nafas yang penting dalam penyumbatan saluran nafas terutama daerah laring dengan membuat tracheostomy (membuat lubang pada trachea terutama obstruksi laring mendadak) 1-2cm di atas incisura jugularis sterni.

B. BRONCHUSPercabangan trachea setinggi batas vertebrae thoracal IV-V yang dikenal dengan bifucartio trachea memberi 2 cabang bronchus bronchus dextra dan sinistra, keduanya yang disebut dengan bronchus primer.Dinding bronchus terdiri dari cincin tulang rawan tapi di bagian posterior berbentuk membrane. Bronchus dextra lebih sering terkena infeksi bila dibandingkan dengan bronchus sinistra, hal ini disebabkan oleh karena :a. Lumen bronchus dextra lebih luas dibandingkan dengan lumen bronchus sinistrab. Bronchus dextra lebih pendek dengan panjang 2.5 cm dan sebanyak 6-8 buah cincin. Bronchus sinistra dengan panjang 5cm dengan 9-12 buah cincin.BRONKUS DEXTRA

1. Lobus superior ( ada 3 segmen ) : a. Broncus segmentalis apicalis b. Broncus segmentalis posterior c. Broncus segmentalis Anterior 2. Lobus Media ( ada 2 segmen ) : a. Broncus segmentalis lateralis b. Broncus segmentalis medialis 3. Lobus Inferior (ada 5 segmen ) : a. Broncus segmentalis superior b. Broncus segmentalis basalis Anterior c. Broncus segmentalis basalis medialis d. Broncus segmentalis basalis lateralis e. Broncus segmentalis basalis Posterior

BRONKUS SINISTRA

1. Lobus superior ( ada 4 segmen ) : a. Broncus segmentalis Apicoposterior b. Broncus segmentalis Anterior c. Broncus segmentalis Lingularis superior d. Broncus segmentalis lingularis inferior 2. Lobus Inferior (ada 5 segmen ) : a. Broncus segmentalis superior b. Broncus segmentalis basalis anterior c. Broncus segmentalis basalis mediad. Broncus segmentalis basalis lateralis e. Broncus segmentalis basalis posterior

C. CAVUM THORAXAdalah ruangan yang terdapat pada daerah dada yang dibatasi oleh os sternum, os costae yang melingkar, vertebrae thoracalis. Di Antara os costae terdapat ruang yang dinamakan ruang intercostalis. Terdapat m.intercostalis externus dan internus, arteria, vena dan nervus intercostalis. Arteria intercostalis terletak di bagian bawah iga, sehingga pada waktu oenusukan ICS untuk pengeluaran cairan harus pada bagian atas iga di bawahnya.Fungsi pleura adalah tindakan yang dilakukan untuk pengambilan cairan dalam cavum pleura, biasanya pada ICS 4-5. Pada bagian bedah dikenal dengan WSD. Pada cavum thorax terdapat 2buah organ paru di kedua sisi lateral mediastinum. Batas Antara cavum thorax adalah aperture thoracis superior yang dibentuk oleh : incisura jugularis sterna, iga 1, dan corpus vertebrae thoracal 1. Batas bawah cavum thorax adalah aperture thoracis inferior yang dibentuk oleh diafragma, processus xiphoideus, arcus costarum dan V.Th 12.Pada dada terdapat 12 pasang coatae dan dibagi atas :a. Costae vera 1 pasang (iga 1 yang melekat pada manubrium sterni)b. Costae spuriae 6 pasang (iga 2-7 yang melekat pada corpus sterni c. Costae iga 8,9,10 menyatu membentuk lengkung yang dikenal dengan arcus costarum (melekat pada iga 7 corpus sterni)d. Costae fluctuantes iga 11 dan 12 melayang tidak melekat pada sternum atau iga lainPada ruang intercostalis terdapat 3jenis otot yang berfungsi untuk respirasi yaitu m.intercostalis externus dan internus dan intima. Sedangan A,V,N intercostalis terletak dipinggir bawah iga Antara lapisan tengah otot dan bagian bawah dan tersusun dari atas ke bawah berurutan vena, arteri, nervus.Otot-otot dinding thorax :a. M. intercostalis externus membentuk lapisan yang paling luar arah serabutnya dari pinggir bawah iga di atasnya ke pinggir iga yang ada di bawahnya. Serabut-serabut m.intercostalis externus ke depan membentuk aponeurosis yang disebut dengan membrane intercostalis anteriorb. M. intecostalis internus arah serabutnya dari bawah ke belakang membentuk lapisan tengah, arah serabutnya ke belakang dari sternum sampai angulus costae membentuk aponeurosis yang dinamakan membrane intercostalis posterior

Di belakang sternum mediastinum anterior terlihat pembuluh darah pada linea para sternalis pada sisi kiri dan kanan yaitu : arteria thoracica interna / arteria mamaria interna (dipercabangkan dari A.subclavia dextra dan sinistra)Arteria Mamaria interna memperdarahi daerah thorax bagian anterior,pericardium, m. intercostalis anterior dengan cabang-canag sebagi berikut : a. A. intercostalis anterior untuk 6 buah spatium teratas, kecuali spatium ke 1 dari intercostalis supremab. A. pericardiophrenica untuk memperdarahi pericardium jantungc. A. epigastrica superiord. A. musculophrenica untuk memperdarahi sebagian diafragmaSedangkan V. mamaria interna mengalirkan darah ke vena brachiocephalica dextra dan sinistraD. PULMOOrgan paru mempunyai 2 bagian penting :a. Apex (terdapat di bagian atas) yang ditutupi cupula pleurab. Basal (bagian bawah) yang ditutupi oleh pleura diafragma

Pulmo terbungkus oleh jaringan ikat kuat yaitu pleura lapisan luar yang melapisi dinding dada yang terletak di bawah fascia endothoracica dinamakan pleura parietalis dan bagian yang melekat ke jaringan paru disebut pleura visceralis. Di Antara kedua lapisan tersebut terdapat ruangan yang disebut cavum pleura (cavitas pleuralis). Cavum pleura mengandung sedikit cairan pleura yang dihasilkan oleh lapisan pleura parietalis yang berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi friksi Antara kedua pleura. Pleura parietalis berdasarkan letaknya terbagi atas :a. Pleura costalis : yang terdapat pada daerah iga-igab. Pleura diafragmatika : pada daerah diafragmac. Pleura mediastinalis : pada daerah mediastinumd. Pleura cervicalis (cupula pleura) : pada daerah apeks paruRecessus Pleura adalah kantong pleura yang terdapat pada lipatan pleura parietalis, disebabkan paru tidak sepenuhnya mengisi cavum pleura. Fungsi recessus ini adalah pada waktu inspirasi paru akan mengembang dan mengisi recessus tersebut.Dalam cavum pleura normal tidak pernah ada udara. Dan bila ada robekan pada pleura parietal dan udara masuk cavum pleura, dapat terjadi pneumothorax dan dapat menekan perkembangan paru sehingga paru akan collaps dan terjadi sesak nafas. Pada hillus kedua paru, kedua lapisan pleura saling berhubungan dan bergantung longgar di atas hillus dan disebut dengan ligamentum pulmonale yang berfungsi untuk mengatur pergerakan alat dalam hillus pulmonalis selama proses respirasi.Pulmo dextra mempunyai 3lobus (superior, media, inferior) dan pulmo sinistra mempunyai 2 lobus (superior dan inferior). Antara lobus superior dengan media terdapat fissure horizontal. Antara lobus media dengan inferior terdapat fissure obliq.Hillus pulmonalis adalah suatu lipatan pleura pada fascies mediastinalis, dimana terjadi peralihan dari pleura parietalis menjadi pleura visceralis. Daerah lipatan tersebut membatasi keluar masuknya vasa, nervus, bronkus. Lipatan tersebut sebagai penggantung paru yang dikenal dengan ligament pulmonale. Pada jaringan paru bagian posterior didapatkan jejas (alur) dari alat-alat yang lewat menekan jaringan paru antara lain a. Impresio cardiac (jantung)b. Sulcus arcus aorta (arcus aorta)c. Sulcus aorta thoracalis (aorta thoracalis)d. Sulcus esophagia (esophagus)e. Area trachea (tempat trachea)

Perdarahan PulmoYang mendarahi pulmo adalah arteria bronchialis, cabang dari aorta thoracalis. Sedangkan a.pulmonalis tidak memperdarahi paru, tetapi berfungsi untuk respirasi dan v.bronchialis mengalirkan darah ke v.azygos dan v.hemyazygos

Persarafan PulmoSerabut aferen dan eferen visceralis berasal adri truncus sympathicus (Th 3,4,5) dan serabut para sympathicus berasal dari N.vagusa. Serabut sympatis : truncus sympathicus kanan dan kiri memberikan cabang-cabang pada paru membentuk plexus pulmonalis yang terletak di depan dan di belakang bronchus primaries. Fungsi saraf simpatis : untuk relaksasi tunica muskularis dan menghambat sekresi bronchus. Biasanya diberikan pada penderita asma bronchiale (karena menyempitnya lumen bronchus)b. Serabut parasymphatis : N.vagus kanan dan kiri juga memberikan cabang-cabang pada plexus pulmonalis ke depan dan ke belakang. Fungsi saraf parasymphatis untuk kontraksi tunica muscularis akibatnya lumen menyempit dan merangsang sekresi bronchus.

1.2 Memahami dan menjelaskan mikroskopikParu-paru : sepasang menempati sebagian besar toraks selalu berubah bentuk dan ukurannya pada fase respirasi yang berbeda Paru kanan: terdiri dari 3 lobusParu kiri: terdiri dari 2 lobus Percabangan bronkus: Trakea bercabang menjdi 2 bronchus primer. Bronkus primer bercabang menjadi 3 bronki pd paru kanan, 2 bronki pada paru kiri Bronkus bercabang bronkiolus Setiap bronkiolus bercabang 5-7 bronkiolus terminalis Permukaan luar paru dibungkus oleh membran serosa pleura viseralis

Bronkus Trakea bercabang menjadi 2 bronkus primer Bronkus primer masuk ke jaringan melalui hilus dan bercabang menjadi 2 bronkiolus sekunder (sisi kiri) dan 3 bronkiolus sekunder sisi kanan Tiap bronkus sekunder untuk satu lobus paru Bronkus sekunder/bronkus lobaris bercabang menjadi bronkiolus Bronkus sebelum masuk ke paru bronkus ekstrapulmonal (struktur = trakea , diameter lebih kecil) Masuk ke paru bronkus intrapulmonal (masih ada tulang rawan), lumen diliputi epitel bertingkat torak bersilia dengan sel goblet Terdapat kelenjar campur di lamina propria Otot polos mengelilingi bronkus (spiral) Bronkiolus Diameter kurang 1 mm Tidak terdapat tulang rawan Epitel selapis torak bersilia dengan beberapa sel goblet Tanpa kelenjar Ada otot polos Makin kecil bronkiolusnya ( 0,3 mm) epitelnya selapis kubis bersilia tanpa sel goblet

Bronkiolus Terminalis Bronkiolus yang terkecil disebut BRONKIOLUS TERMINALIS (selapis torak bersilia atau kubis bersilia atau tanpa silia tanpa sel goblet) Bronkiolus terminalis saluran terakhir dari konduksi Pada epitel bronkiolus terdapat SEL CLARA tidak terdapat silia tetapi memliki mikrofili, Sitoplasma bergranula kasar Lamina propria tipis Otot polos tipis Tidak ada kelenjar

Sintesa surfaktan dapat diinduksi, sehingga penanganannya akan lebih singkat Mempermudah transport gas antara udara dan cairan Penemuan terakhir mempunyai efek bakterisid terhadap bakteri yang sampai ke alveoli

Bronkiolus Respiratorius Tiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi 2 atau lebih B. respiratorius Diameter B. respiratorius pada orang dewasa 0,5 mm Merupakan saluran yang pendek Peralihan antara bagian konduksi dan bagian respirasi Dilapisi oleh epitel selapis kubis bersilia dan terdapat sel clara Terdapat alveolus Terdapat adanya serat kolagen, elastin dan otot polos yang terputus-putus Jadi, ciri B. respiratorius adalah diantara alveoli terdapat epitel selapis kubis Disini alveoli merupakan pertukaran gas yg pertama

Duktus Alveolaris Saluran yang berdinding tipis dan putus-putus Dilanjutkan saluran yang panjang berkelok-kelok dan bercabang banyak D. alveolaris biasanya dikelilingi oleh sakus alveolaris Dinding D. alveolaris diantara mulut alveoli diliputi oleh serat elastin, serat kolagen dan sedikit otot polos seperti titik2 diantara alveoli berdekatan

Sakus Alveolaris Merupakan kantong yang dibentuk oleh dua alveoli atau lebih

Alveoli atau Alveolus Kantung-kantung kecil yang dibentuk oleh selapis sel (spt sarang tawon) Mudah terjadi difusi oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah Melekat satu sama lain dan dipisahkan oleh septum interalveolaris/dinding alveolus Antara dinding alveoli yang berdekatan terdapat lubang kecil dg diameter 10-15 mm stigma alveoli (porus alveolaris) sirkulasi udara (keuntungan) Kerugiannya : memudahkan bakteri menyebar Setiap septum berisi satu atau lebih stigma alveoli Septum interalveolaris terdiri atas 2 lapis epitel gepeng di dalamnya terdapat kapiler, serat elastin, kolagen, fibroblast, serat retikulin

Lobulus Paru Merupakan struktur dasar paru yang berbentuk piramid Basisnya menghadap ke permukaan pleura dan apexnya menuju ke hilus

Lung Unit Lung unit merupakan satu kesatuan fungsional paru, terdiri atas : Bronkiolus respiratorius Duktus alveolaris Sakus alveolaris Alveoli Arteri pulmonalis Vena pulmonalis Kapiler limf Serat-serat saraf dan anyaman penyambungnya Pada septum interalveolaris terdapat macam sel yang hanya dapat dibedakan dengan mikroskop elektron yaitu : Sel pneumosit tipe I / sel epitel alveoli / alveolar cell : 95 % sel dinding alveoli Inti gepeng Sitoplasma tipis mengelilingi dinding alveoli Pneumosit tipe II / sel septal / sel alveolar besar / sel sekretoris Bentuk kubis, inti bulat Sel menonjol ke arah lumen alveoli Berkelompok 2-3 sel Sitoplasma mengandung multilamellar bodies, zat ini dilepaskan ke permukaan sebagai surfaktan

Sel alveolar fagosit / sel debu / dust cell Berasal dari monosit yang dihasilkan oleh sumsum tulang Sel agak besar berbentuk bulat dengan inti bulat Sitoplasma mengandung vakuola / yang tidak bervakuola tetapi bergranula Yang bervakuola berasal dari sel darah yang telah memfagosit lipid atau kolesterol sehingga terlihat selnya bervakuola .

Sel endotel kapiler Sel ini melapisi kapiler darah Inti sel gepeng Kromatin inti halus Relatif banyak ditemukan

Sel interstitial Termasuk fibroblast dan sel mast Blood air barrier :Merupakan struktur yang mempunyai tebal 0,2-0,5 m, memisahkan udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler. Struktur ini terdiri dari :1. Sitoplasma sel epitel alveoli2. Lamina basalis sel epitel alveoli3. Lamina basalis sel endotel, sitoplasma sel endotel kapiler tipe kontinyu 4. Pada beberapa tempat lamina basalis sel epitel dan lamina basalis sel endotel saling melekat satu sama lain, shg mengurangi Blood air barrier5. Paru mempunyai sekitar 300 juta alveoli, sehingga permukaan alveoli untuk pertukaran gas sekitar 70-80 m

Pembuluh Darah Paruterdapat dua pembuluh darah :A. Pulmonalis dan A. Bronkialis Pulamonalis : arteri tipe elastis berisi darah venosa yang berasal dari ventrikel kanan jantung Arteri bercabang-cabang berjalan bersama cabang bronkus sampai bronkiolus respiratorius Bagian akhir arteriolnya akan membentuk jala-jala kapiler yang mengelilingi alveolus dan terletak di septum interalveolaris Venula yang berasal dari pleksus bersama dengan cabang dari pleura akan berjalan dalam septum interlobularis kemudian membentuk V. Pulmonalis yang akan masuk ke atrium kiri jantung A. bronkialis lebih kecil dari A. Pulmonalis berisi darah arteri yang berasal dari aorta atau A. interkostalis Cabang-cabangnya akan memasuki dinding bronkus dan jaringan sekitarnya Di daerah duktus alveolaris terdapat anastomosis antara kapiler-kapiler dari A. Pulmonalis dan A. Bronkialis Darah venosa akan kembali melalui V. Bronkialis dan bermuara ke V. Pulmonalis

Pembuluh Limf Paru Terdapat 2 sistem aliran getah bening , yaitu aliran di permukaan / pleura dimana pembuluh limf yang terdapat di bawah pleura viseralis membentuk anyaman dan menyalurkan ke kelenjar getah bening di hilus paru Aliran di bagian dalam paru merupakan pembuluh limf di tepi lobulus dan isinya dialirkan melalui bagian tepi paru ke hilus Semua limf yang lebih dalam berjalan bersama-sama bronkus , A. Pulmonalis dan V. Pulmonalis dialirkan ke kelenjar limf di hilus

Persarafan Paru Serat saraf yang berasal dari N. Vagus membentuk pleksus di sekitar bronkus dan pembuluh darah dan akan menyebabkan BRONKOKONSTRIKSI Sel saraf yang berasal dari cabang : stimulasi simpatis dilatasi bronkus

Pleura Merupakan membran serosa yang membungkus paru Terdiri atas 2 lapisan : parietal dan viseral yang saling berhubungan di daerah hilus Terdiri atas : serat kolagen, serat elastin, fibrobalas dan makrofag Dilapisi oleh sel mesotel seperti pada peritonium Yang melekat pada paru pleura viseral Yang melekat pada toraks pleura prietalis Dalam keadaan normal rongga pleura berisi sedikit cairan yang bekerja sebagai agen pelumas Pada keadaan patologis tertentu, rongga pleura dapat menjadi rongga sesungguhnya yang mengandung cairan atau udara di dalamnya Dinding rongga pleura seperti rongga serosa yang lain, sangat permiabel untuk air dan substansi lain Cairan ini berasal dari plasma darah melalui eksudasi Sebaliknya pada keadaan tertentu cairan atau gas cepat diabsorbsi

2. Memahami dan menjelaskan fisiologi saluran napas bawaha. Memahami dan menjelaskan mekanismeAgar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada: Tekanan intar-pleuralDinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir (760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intra pleural dan intra alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk. Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.

ComplianceHubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai copliance.Ada dua bentuk compliance: Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas (airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O Effective Compliance: (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: 50 ml/cm H2OCompliance dapat menurun karena: Pulmonary stiffes: atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomenPenurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas. Airway resistance (tahanan saluran nafas)Rasio dari perubahan tekanan jalan nafasSIRKULASI PARU Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit. Ventilasi alveolar = 4 liter/menit. Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8. Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg. Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg. Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari rongga kapiler ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik garam dan air dari rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan normal selalu seimbang. Peningkatan tekanan kapiler atau penurunan koloid akan menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam dalam rongga interstitial.TRANSPOR OKSIGEN HemoglobinOksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk: Kelarutan fisik dalam plasma Ikatan kimiawi dengan hemoglobinIkatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobin dan O2 menurun. Oksigen contentJumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2) Plasma HemoglobinREGULASI VENTILASIKontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di dalam darah.Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur: Rate impuls Respirasi rate Amplitudo impuls Tidal volumePusat inspirasi dan ekspirasi: posterior medulla oblongata. Pusat kemo reseptor: anterior medulla oblongata. Pusat apneu dan pneumothoraks: pons.Rangsang ventilasi terjadi atas: PaCo2, pH darah, PaO2. Pernapasan Dada, adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk, yang berperan mengangkat tulang rusuk, sedangkan otot antar tulang rusuk dalam berperan menurunkan tulang rusuk ke posisi semula.Mekanisme pernapasan dada dapat dibedakan sebagai berikut. Fase inspirasi, berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya, tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi, merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antartulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga volume rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. Pernapasan Perut, merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat sebagai berikut. Fase inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar. Akibatnya, volume rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.Fase ekspirasi, merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula) sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar. Akibatnya, udara keluar dari paru-paru keluar.

b. Memahami dan menjelaskan fungsi saluran napas bawahMemahami FungsiProses pernapasan dibagi menjadi 2,yaitu:a. Pernapasan luar (eksternal)Dimana terjadi penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secara keseluruhanb. Pernapasan dalam (internal)Akan terjadi penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya.Fungsi pernapasan: i. Mengeluarkan air dan panas dari tubuhii. Proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dalam paruiii. Meningkatkan aliran balik venaiv. Mengeluarkan dan memodifikasikan prostaglandin

Volume

1. Volume Tidal Volume udara yang di inspirasi atau diekspirasi setiap kali bernafas normal . Nilai rata-rata saat istirahat = 500 ml. 2. Volume Cadangan Inspirasi (IRV) Volume udara ekstra yang dapat di inspirasi setelah dan diatas volume alun nafas normal . Nilai rata-ratanya = 3.000 ml. 3. Volume Cadangan Ekspirasi (ERV) Jumlah udara ekstra yang dapat di ekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun nafas normal. Nilai rata-ratanya = 1100ml. 4. Volume Residu (RV) Volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini besarnya kira-kira = 1200ml.

Kapasitas

a) Kapasitas Inspirasi (CI) KI = VCI + VT = 3500 ml Jumlah udara yangdapat dihirup seseorang, dimulai dari tahap ekspirasi normal dan selanjutya inspirasi dengan pengembangan paru yang maksimal. b) Kapasitas Residu Fungsional (FRC) KRF = VCE + VR = 2300 ml Jumlah udara yang tersisa dalam paru setelah akhir ekspirasi normal c) Kapasitas Vital (VC) KV = VCI + VT + VCE = 4600 ml. Jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru., setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya. d) Kapasitas Paru Total (TLC) KPT = KV + VR = 5800 ml. Volume maksimum dimana paru dapat dikembangkan sebebsar mungkin dengan inspirasi paksa.

3. Memahami dan menjelaskan Mycobacteriuma. Memahami dan menjelaskan klasifikasiPembagian Kelompok Mycobacterium menurut Sub Divisio Divisio : Mycobacteria Class : Actinomycetes Ordo : Actinomycetales Family : Mycobacteriaceae Genus : Mycobacterium Spesies : Mycobacterium tuberculosis

Sebagian besar dari golongan Mycobacterium ini hidup bebas dan tidak merugikan manusia, akan tetapi beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia, binatang, burung, dan mamalia. Yang menyebabkan penyakit pada manusia umumnya adalah Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae. Kuman yang menyerang manusia biasanya melalui udara yang tercemar bakteri tuberculosis, melalui hirupan nafas dan masuk ke dalam paru-paru melalui bronkus dan menyebar di dalam paru dalam waktu lama. Apabila seseorang sudah tertular kuman tuberculosis, maka gejalanya adalah batuk-batuk secara terus menerus >3 minggu, berat badan menurun, berkeringat malam hari walau tidak ada aktifitas. Penderita yang sudah dinyatakan positif TB, harus diobati dengan segera dan minum obat anti tuberculosis (OAT) selama 6-8 bulan lamanya.

Beberapa tipe dari tuberculosis adalah:1. M. tuberculosis type human: dapat menyebabkan penyakit TBC pada manusia 2. M. tuberculosis type bovine: dapat menyebabkan penyakit TBC pada hewan (sapi) 3. M. tuberculosis type avium: menyebabkan penyakit TBC pada burung4. M. tuberculosis type murine: menyebabkan penyakit TBC pada tikus M. tuberculosis dinamakan juga Basil Koch karena pertama sekali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882, sedangkan M. leprae yang bentuk kumannya serupa ditemukan oleh Hansen pada tahun 1868, dan kuman ini juga disebut basil Hansen.

Untuk kelangsungan hidup dan perkembangbiakan Mycobacterium dipengaruhi oleh lingkungan tempat kehidupannya, penanganan, dan pengenalan koloni sangat diperlukan, karena tiap koloni mempunyai sifat kehidupan yang berbeda satu sama lainnya.

b. Memahami dan menjelaskan morfologiSifat-sifat pertumbuhan kuman Mycobacterium secara bakteriologik adalah: - Tidak membentuk spora dan tidak bergerak - Berbentuk coccoid dan seperti benang - Gram positif staf (sulit diwarnai dengan gram, memerlukan waktu lama) - Tahan asam dan alkohol, berwarna merah dengan pulasan Ziehl-Nellsen - Tumbuh lambat pada media buatan (6-8 minggu)

Morfologi kuman adalah berbentuk langsing seperti silinder, akan tetapi bisa juga berbentuk benang. Pertumbuhan pada media kultur yang tua tampak bercabang karena pengaruh obat-obatan, dan dapat juga berubah bentuk involusi, karena kuman tidak berspora tidak bergerak dan tidak berkapsul. Sifat pertumbuhan kuman tuberculosis adalah aerob, sukar tumbuh pada media biasa, dan memerlukan pembenihan istimewa (mengandung telur). Suhu optimum 37 C, pH optimum pembenihan antara 6,0-8,0 dan pH optimum antara 6,5-6,8. Keistimewaan kuman ini adalah sekali menangkap zat warna maka sukar terlepaskannya, tahan terhadap asam dan mineral. Oleh karena itu dikenal dengan sebutan Acid Fast Staining atau Bakteri Tahan Asam (BTA).

4. Memahami dan menjelaskan Tuberkulosis Parua. Memahami dan menjelaskan definisiTB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes)

b. Memahami dan menjelaskan epidemiologiAda 3 hal yang mempengaruhi epidemiologi TB:1. Perubahan strategi pengendalian.2. Infeksi HIV.3. Pertumbuhan populasi yang cepat.

Di Asia Tenggara selama 10 tahun diperkirakan bahwa jumlah kasus kasus baru adalah 35,1 juta, 8% diantaranya (2,8 juta) disertai infeksi HIV. Menurut WHO (1994), Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam kasus baru TB (0,4 juta kasus baru) setelah India (2,1 juta kasus) dan Cina (1,1 juta kasus). Sebanyak 10% dari seluruh kasus terjadi pada anak berusia