wrap up campak

25
DAFTAR ISI Daftar isi........................................................... .............................................................. ...........1 Skenario...................................................... .............................................................. ......2 Identifikasi kata-kata sulit......................................................... ........................................3 Brainstorming................................................. .............................................................. ...4 Analisis...................................................... .............................................................. .......5 Hipotesis..................................................... .............................................................. ........6 Sasaran belajar....................................................... ..........................................................7 LI 1. Memahami dan Menjelaskan Penyakit Campak........................................................ 8 1.1 Definisi Penyakit Campak................................................ ................................8 1.2 Etiologi Penyakit Campak................................................ ...............................8 1.3 Epidemiologi Penyakit Campak................................................ .......................9 1

Upload: nadhila-adani

Post on 25-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Campak

DAFTAR ISI

Daftar isi....................................................................................................................................1

Skenario..........................................................................................................................2

Identifikasi kata-kata sulit.................................................................................................3

Brainstorming..................................................................................................................4

Analisis...........................................................................................................................5

Hipotesis...........................................................................................................................6

Sasaran belajar.................................................................................................................7

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Penyakit Campak........................................................8

1.1 Definisi Penyakit Campak................................................................................81.2 Etiologi Penyakit Campak...............................................................................81.3 Epidemiologi Penyakit Campak.......................................................................91.4 Patogenesis Penyakit Campak..........................................................................91.5 Diagnosis Penyakit Campak............................................................................101.6 Diagnosis Banding Penyakit Campak...................................................................111.7 Cara Penularan Penyakit Campak..................................................................121.8 Manifestasi Klinik Penyakit Campak..............................................................131.9 Komplikasi Penyakit Campak.......................................................................131.10 Pencegahan Penyakit Campak.......................................................................151.11 Prognosis Penyakit Campak.........................................................................161.12 Penatalaksanaan Penyakit Campak................................................................16

Daftar Pustaka.............................................................................................................18

1

Page 2: Wrap Up Campak

Skenario

RUAM MERAH SELURUH TUBUH

Seorang ibu membawa anak perempuan usia 4 tahun ke RS dengan keluhan keluar ruam merah di seluruh tubuh sejak tadi malam. Sejak 4 hari yang lalu anak demam disertai batuk, pilek, mata merah, nyeri telan, muntah, nafsu makan menurun dan buang air besar lembek 2-3x / hari. Pana pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien tampak lemah, suhu 38,5 ᵒC. Ditemukan koplik spot di rongga mulut, ruam makulopapular di belakang telinga, wajah, leher, badan dan ekstremitas. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium ditemukan leukopemia.

2

Page 3: Wrap Up Campak

Identifikasi Kata-Kata Sulit

Koplik spot Bintik putih keabuan dengan areolar tipis berwarna putih, bersifat hemoragik.

Ruam makulopapularBintik-bintik dan benjolan kecil kemerahan pada kulit.

LeukopeniaKadar leukosit dalam tubuh rendah.

Ekstremitas bawahKaki.

Ruam merahBercak berwarna merah.

3

Page 4: Wrap Up Campak

BrainStorming

1. Siapa agen penyebab penyakit tersebut?2. Mengapa ruam merah muncul setelah demam 4 hari?3. Apa diagnosis penyakit tersebut?4. Apa perbedaan ruam merah dan ruam makulopapular?5. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan campak?6. Mengapa dengan koplik spot menyebabkan ditemukannya ruam merah?7. Mengapa dapat terjadi demam, batuk, dsb?8. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan?9. Bagaimana cara penularan campak?10. Mengapa pemeriksaan fisiknya masih normal?

4

Page 5: Wrap Up Campak

Analisis

1. Virus dari family Paramyxovirus.2. Pada hari pertama si sakit mengalami demam, batuk, dan pilek, setelah 4 hati kemudian

barulah muncul ruam merah.3. Campak. Karena adanya koplik spot dan ruam makulopapular.4. Ruam merah : hanya bercak

Ruam makulopapular : ada benjolannya.5. -Konjungtivitis

-Pneumonia-Radang otak-Untuk ibu hamil dapat melahirkan secara prematur.

6. Koplik spot : muncul 1-2 hari sebelum rushRush : kemerhan kulit selama 14 hari setelah terpapar. Muncul setelah koplik spot.

7. Demam : virus yang masuk menyebabkan infeksi, kemudian tubuh meresponnya dengan demam.Batuk : virus yang masuk ke dalam tubuh mengikuti aliran darah dan menyerang saluran pernapasan, kemudian tubuh meresponnya dengan batuk.Diare : virus yang masuk ke dalam tubuh mengikuti aliran darah dan menyerang saluran pencernaan, kemudian tubuh meresponnya dengan diare.

8. -Pemeriksaan fisik-Tes serologi-Pembiakan kultur virus

9. Lewat udara ketika imun individu sedang lemah.10. Karena si sakit baru terpapar selama 4 hari.

5

Page 6: Wrap Up Campak

Hipotesis

Paramyxovirus yang berada di udara masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, sehingga terjadi infeksi pada sel. Virus bereplikasi pada sel. Virus bereplikasi pada sel, kemudian tubuh meresponnya dengan menimbulkan demam. Virus terbawa ke aliran darah dan masuk ke dalam organ-organ tubuh dan menimbulkan kelainan pada orang tersebut. Pada saluran pernapasan menyebabkan batuk dan pilek, sedangkan pada saluran pencernaan menyebabkan diare.

6

Page 7: Wrap Up Campak

Sasaran Belajar

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Penyakit Campak

1.1 Definisi Penyakit Campak1.2 Etiologi Penyakit Campak1.3 Epidemiologi Penyakit Campak1.4 Patogenesis Penyakit Campak1.5 Diagnosis Penyakit Campak1.6 Diagnosis Banding Penyakit Campak1.7 Cara Penularan Penyakit Campak1.8 Manifestasi Klinik Penyakit Campak1.9 Komplikasi Penyakit Campak1.10 Pencegahan Penyakit Campak1.11 rognosis Penyakit Campak1.12 Penatalaksanaan Penyakit Campak

7

Page 8: Wrap Up Campak

1. Memahami dan Menjelaskan Penyakit Campak

1.1. Definisi Penyakit Campak

Definisi Congenital Rubella Syndrome Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rubella. Di anak-anak, infeksi biasanya hanya menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa gejala. Infeksi pada orang dewasa dapat menimbulkan keluhan demam, sakit kepala, lemas dan konjungtivitis. Tujuh puluh persen kasus infeksi rubella di orang dewasa menyebabkan terjadinya atralgi atau artritis. Jika infeksi virus rubella terjadi pada kehamilan, khususnya trimester pertama sering menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS)

Campak adalah suatu penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium:1. Stadium kataral

Di tandai dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringansampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk.

2. Stadium erupsiDitandai dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh,lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi.

3. Stadium konvalesensiDitandai dengan hilangnya ruam sesuai urutan munculnya ruam, dan terjadi hiperpigmentasi

1.2. Etiologi Penyakit Campak

Penyebab terjadinya Campak tidak lain lagi dengan adanya infeksi virus. Virus yang berperan dalam penyakit ini adalah virus yang termasuk golongan Paramyxovirus. Virus ini berada di sekret nasofaring dan di dalam darah dan juga air kencing dan aktif dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar, sementara tidak aktif pada keadaan yang mempunyai pH rendah.

Virus campak yang tergolong Paramyxovirus ini memiliki struktur yang mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan bergaris tengah 140 nm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Didalamnya terdapat nuleokapsid yang berbentuk bulat lonjong, terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA) – yang merupakan struktur nukleoprotein dari myxovirus. Pada selubung luar, sering terdapat tonjolan pendek. Salah satu protein yang berada di selubung luar berfungsi sebagai hemaglutinin.

Virus campak ini merupakan oragnisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi. Virus ini dapat bertahan selama beberapa hari pada temperatur 0ºC dan selama 15 minggu pada sediaan beku. Namun, virus ini mudah mati atau tidak akan aktif apabila erada diluar tubuh manusia. Pada suhu kamar sekalipun, virus ini akan kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari, pada suhu 37 ºC waktu paruh usianya 2 jam, sedangkan pada suhu 56 ºC hanya satu jam. Sebaliknya virus ini tahan pada suhu yang dingin, dan virus ini mudah sekali dihancurkan oleh sinar ultraviolet.

Virus campak dapat tumbuh pada berbagai macam tipe sel, tetapi untuk isolasi primer digunakan biakan sel ginjal manusia atau kera. Pertumbuhan virus campak

8

Page 9: Wrap Up Campak

lebih lambat daripada virus lainnya, baru mencapai kadar tertinggi pada fase larutan setelah 7-10 hari. Virus campak ini menyebabkan 2 perubahan sitopatik. Perubahan sitopatik yang pertama berupa pertumbuhan pada sel yang batas tepinya menghilang sehingga sitoplasma dari banyak sel akan saling bercampur dan membentuk anyaman dengan pengumpulan 40 nucleus di tengah, dimana pada kedua sitoplasma dan intinya terdapat inclusion bodies. Efek sitopatik yang kedua menyebabkan perubahan bentuk sel perbenihan dari poligonal menjadi bentuk gelondong. Selnya akan menjadi lebih hitam dan lebih membias daripada sel normal dan jika di cat menunjukan inclusion bodies yang berada dalam inti.

1.3. Epidemiologi Penyakit Campak

Campak merupakan penyakit endemik di banyak negara terutama di negara yang berkembang. Angka kesakitan di seluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000 dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang.

Di Indonesia campak masih menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit utama pada bayi dan anak balita (1-4 tahun) berdasarkan laporan SKRT tahun 1985/1986. Angka kesakitan campak di Indonesia tercatat 30.000 kasus per tahun yang dilaporkan, meskipun hampir semua anak setelah usia balia pernah terserang campa. Pada zaman dahulu ada anggapan bahwa setiap anak harus terkena campak sehingga tidak perlu diobati. Masyarakat berpendapat bahwa penyakit ini akan sembuh sendiri jika ruam merah pada kulit sudah timbul sehingga ada usaha-usaha untuk mempercepat timbulnya ruam. Mereka beranggapan jika ruam tidak keluar ke kulit, maka penyakit ini akan menyerang ‘ke dalam’ tubuh dan menimbulkan akibat yang lebih fatal daripada penyakitnya sendiri.

Sebelum pengguanaan vaksin campak, penyakit ini biasanya menyerang anak yang berusia 5-10 tahun. Setelah masa imunisasi (mulai tahun 1977), campak sering menyerang anak usia remaja dan orang dewasa muda yang tidak mendapat vaksinasi sewaktu kecil, atau mereka yang diimunisasi pada saat usianya lebih dari 15 bulan.

Penelitian di rumah sakit selama tahun 1984-1988 melaporkan bahwa campak paling banyak terjadi pada usia balita, dengan kelompok tertinggi pada usia 2 tahun (20,3%), diikuti oleh bayi (17,6%), anak usia 1 tahun (15,2%), usia 3 tahun (12,3%) dan usia 4 tahun (8,2%). Untuk angka kematian yang mungkin terjadi itu terus menurun dari waktu ke waktu.

1.4. Patogenesis Penyakit Campak

Penularannya sangat efektif, dengan sedikit virus yang terinfeksi sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Di tempat awal infeksi, pengandaan virus sangat minimal dan jarang dapat ditemukannya virusnya. Virus masuk ke dalam limfatik local, bebas maupun berhubungan dengan sel mononuclear, kemudian mencapai kelenjar getah bening regional. Di sini virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan dimulailah penyebaran ke sel jaringan limforetikular seperti limpa. Sel mononuclear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti banyak (sel warthin),

9

Page 10: Wrap Up Campak

sedangkan limfosit-T (termasuk T-supressor dan T-helper) yang rentan terhadap infeksi, turut aktif membelah.

Gambaran kejadian awal di jaringan linfoid masih belum diketahui secara lengkap, tetapi 5-6 hari setelah infeksi awal, terbentuklah focus infeksi yaitu ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, kunjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus.

Pada hari ke 9-10, focus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva, akan menyebabkan timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis sel. Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis dari system saluran nafas diawali dnegan keluhan batuk pilek disertai dengan selaput konjungtiva yang tampak merah. Respon imun yang terjadi ialah proses peradangan epitel pada system saluran pernafasan diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat dan tampak suatu ulsera kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak koplik, yang merupakan tanda pasti untuk menegakkan diagnosis.

Selanjutnya daya tahan tubuh menurun. Sebagai akibat respons delayed hypersensitivity terhadap antigen virus, muncul ruam makulopapular pada hari ke 14 sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibody humoral dapat dideteksi pada kulit. Kejadian ini tidak tampak pada kasus yang mengalami deficit sel-T.

Focus infeksi tidak menyebar jauh ke pembuluh darah. Vesikel tampak secara mikroskopik di epidermis tetapi virus tidak berhasil tumbuh di kulit. Penelitian dengan imunofluoresens dan histologik menunjukan adanya antigen campak dan diduga terjadi suatu reaksi Arthus. Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media, dll. Dalam keadaan tertentu pneumonia juga dapat terjadi, selain itu campak dapat menyebabkan gizi kurang.

1.5. Diagnosis Penyakit Campak

Diagnosis campak biasanya dapat dibuat berdasarkan kelompok gejala klinis yang sangat berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk dan demam tinggi dalam beberapa hari, diikuti timbulnya ruam yang memiliki ciri khas, yaitu diawali dari belakang telinga, kemudian ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh dan selanjutnya mengalami hiperpigmentasi dan mengelupas. Pada stadium prodromal dapat ditemukan entema di mukosa pipi yang merupakan tanda petognomonis campak (bercak koplik).

Meskipun demikian menentukan diagnosis perlu ditunjang data epidemiologi. Tidak semua kasus manifestasinya sama dan jelas. Sebagai contoh, pada pasien yang campak dan mengalami gizi buruk, ruam yang timbul bisa sampai berdarah dan mengelupas atau bahkan pasien sudah meninggal sebelum ruamnya muncul, dan juga pada kasus ini, dapat terjadi diare yang berkelanjutan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa diagnosis campak dapat ditegakkan secara klinis, sedangkan pemeriksaan penunjang sekedar membantu seperti pada pemeriksaan sitologik ditemukan sel raksasa pada lapisan mukosa hidung dan pipi, dan pada

10

Page 11: Wrap Up Campak

pemeriksaan serologi ditemukan IgM spesifik. Campak yang bermanifestasi tidak khas disebut campak atipikal, diagnosis banding lainnya adalah rubela, demam skarlatina, ruam akibat obat-obatan, eksantema subitum, dan infeksi Staphylococcus.

Diagnosis juga dapat ditegakkan dengan adanya isolasi virus ini.

1.6. Diagnosis Banding Penyakit Campak

Diagnosis banding penyakit campak yang perlu dipertimbangkan adalah campak jerman, infeksi enterovirus, eksantema subitum, meningokoksemia, demam skarlantina, penyakit riketsia dan ruam kulit akibat obat, dapat dibedakan dengan ruam kulit pada penyakit campak.

1. Campak jerman.Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.

2. Infeksi enterovirusRuam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan dengan campak. Sesuai dengan derajat demam dan berat penyakitnya.

3. Penyakit RiketsiaDisertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak mengenai wajah yang secara khas terlihat pada penyakit campak.

4. MeningokoksemiaDisertai ruam kulit yang mirip dengan campak, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan konjungtivits.

5. Ruam kulit akibat obatRuam kulit tidak disertai dengan batuk dan umumnya ruam kulit timbul setelah ada riwayat penyuntikan atau menelan obat.

6. Demam skarlantina.Ruam kulit difus dan makulopapuler halus, eritema yang menyatu dengan tekstur seperti kulit angsa secara jelas terdapat didaerah abdomen yang relatif mudah dibedakan dengan campak.

7. Exantema SubitumKelainan yang disebabkan karena infeksi virus inilah yang paling sering terjadi yang sering dianggap campak. Pada kelainan ini biasanya demam 1-3 hari setelah demam hilang baru timbul bercak kemerahan diseluruh tubuh yang mirip campak. Setelah timbul dalam 2-3 hari akan hilang tidak membekas. Bedanya pada campak bercak merah timbul demam masih terjadi, seminggu setelah itu timbul bekas kehitaman pada bercak merah yang ada. Kelainan ini sering dialami pada penderita alergi dengan riwayat kulit yang sangat sensitif.

11

Page 12: Wrap Up Campak

8. DBDPada awal perjalanan penyakit DBD pada hari ke 1-4 kadang juga disertai bercak kemerahan yang mirip campak. Bercak merah ini biasanya akan hilang setelah hari ke 5-7. Manifestasi ini sering dialami pada penderita alergi dengan riwayat kulit yang sangat sensitif.

9. Infeksi mononukleosMononukleosis Infeksiosa adalah penyakit yang ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening, yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, salah satu dari virus herpes. Setelah menyususp ke dalam sel-sel di Hidung dan tenggorokan, virus ini akan menyebar ke limfosit B (sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap pembentukan antibodi). Infeksi virus Epstein-Barr sering terjadi dan bisa menyerang anak-anak, remaja dan dewasa. Sekitar 50% anak-anak Amerika mengalami infeksi ini sebelum usia 5 tahun. Tetapi virus ini tidak terlalu menular. Remaja atau dewasa muda biasanya mendapatkan infeksi ini melalui ciuman atau hubungan intim lainnya dengan orang yang terinfeksi.

10. Penyakit KawazakiPenyakit Kawasaki juga dikenal sebagai sindrom kelenjar getah bening, penyakit simpul mukokutan, poliarteritis kekanak-kanakan. Sindrom Kawasaki adalah penyakit, sebagian besar bayi, yang mempengaruhi banyak organ, termasuk kulit, selaput lendir, kelenjar getah bening, dan dinding pembuluh darah, tetapi Efek yang paling serius adalah pada jantung mana ia dapat menyebabkan dilasi aneurismal parah. Tanpa pengobatan, kematian dapat mendekati 1%, biasanya dalam waktu 6 minggu onset. Dengan pengobatan, angka kematian kurang dari 0,01% di AS Sering ada infeksi yang sudah ada virus yang dapat memainkan beberapa peran dalam patogenesis. Mukosa konjungtiva dan oral, bersama dengan epidermis (kulit), menjadi erythmatous (merah dan inflammed). Edema sering terlihat di tangan dan kaki dan kelenjar getah bening leher sering diperbesar. Juga, beberapa derajat demam sering dicatat.

1.7. Cara Penularan Penyakit Campak

Virus campak mudah menularkan penyakit. Virulensinya sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan kontak keluarga, sehingga hampir 90% anak yang rentan akan tertular. Campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari kemudian baru munculnya ruam merah. Masa inkubasi campak ini sekitar 10-12 hari.

Ibu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungannya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa bertahan sampai bayinya berusia 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi diharapkan membentuk antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi campak. Dalam waktu 12 hari setelah infeksi campak mencapai puncak titer sekitar 21 hari, IgM akan membentuk dan cepat menghilang, hingga akhirnya diagntikan oleh IgG.

Adanya carrier campak sampai sekarang tidak terbukti.

12

Page 13: Wrap Up Campak

Cakupan imunisasi campak yang lebih dari 90% akan menyebabkan kekebalan kelompok (herd immunity) dan menurunkan kasus campak di masyarakat.

1.8. Manifestasi Klinik Penyakit Campak

Masa inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu:

1. Stadium kataral (prodormal).

Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan coryza. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni dan limfositosis.

2. Stadium erupsi

Coryza dan batuk bertambah. Timbul enantem atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang – kadang terlihat bercak koplik. Terjadi eritem bentuk makulopapuler disertai naiknya suhu badan. Diantara macula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan menghilang sesuai urutan terjadinya.

Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Sedikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah.

Variasi yang biasa terjadi adalah Black Measless, yaitu morbili yang disertai dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus.

3. Stadium konvalesensiErupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada komplikasi.

1.9. Komplikasi Penyakit Campak

Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi alergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif). Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti:

1. BronkopnemoniaBronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh pneumococcus, streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi

13

Page 14: Wrap Up Campak

protein, penderita penyakit menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain-lain. Oleh karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan.

2. Komplikasi neurologisKompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, afasia, gangguan mental, neuritis optica dan ensefalitis.

3. Encephalitis morbili akutEncephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian rendah. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah 1:1000 kasus, sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup adalah 1,16 tiap 1.000.000 dosis.

4. SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis)SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf pusat. Ditandai oleh gejala yang terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi motorik, kejang, dan koma. Perjalan klinis lambat, biasanya meninggal dalam 6 bulan sampai 3 tahun setelah timbul gejala spontan. Meskipun demikian, remisi spontan masih dapat terjadi. Biasanya terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum usia 2 tahun. SSPE timbul setelah 7 tahun terkena morbili, sedang SSPE setelah vaksinasi morbili terjadi 3 tahun kemudian.

Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada bukti-bukti bahwa virus morbilli memegang peranan dalam patogenesisnya. Anak menderita penyakit campak sebelum umur 2 tahun, sedangkan SSPE bisa timbul sampai 7 tahun kemudian SSPE yang terjadi setelah vaksinasi campak didapatkan kira-kira 3 tahun kemudian. Kemungkinan menderita SSPE setelah vaksinasi morbili adalah 0,5-1,1 tiap 10.000.000, sedangkan setelah infeksi campak sebesar 5,2-9,7 tiap 10.000.000.

5. Immunosuppresive measles encephalopathyDidapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat-obatan imunosupresif.

6. Langritis akutLaringitis timbul karena adanya edema pada mukosa saluran nafas, yang bertambah parah pada saat demam mencapai puncaknya

7. Kejang demamKejang dapat timbul pada periode demam, umumnya pada puncak demam saat ruam keluar. Kejang dalam hal ini diklasifikasikan sebagai kejang demam.

8. EnsefalitisMerupakan penyulit neurologik yang paling sering terjasi, biasanya terjadi pada hari ke 4-7 setelah timbulnya ruam. Terjadinya ensefalitis ini dapat melalui mekanisme immunilogik maupun melalui invasi langsung virus campak ke dalam otak. Gejala ensefalitis ini dapat beruppa kejang, letargi, koma dan

14

Page 15: Wrap Up Campak

iritabel. Keluhan nyeri kepala, frekuensi nafas meningkat, twitching, disorientasi juga dapat ditemukan.

9. Otitis mediaInvesi virus ke dalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak. Gendang telinganya biasanya hiperemis pada fase prodromal dan stadium erupsi.

10. KonjungtivitisAdanya komplikasi ini ditandai dengan adanya mata merah, pembengkakan kelopak mata, lakrimasi dan fotofobia. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Konjungtivitas dapat memperburuk keadaan dengan terjadinya hipopion dan pan-oftalmitis hingga menyebabkan kebutaan.

11. KebutaanTerjadi karena virus campak mempercepat episode defisiensi vitamin A yang akhirnya dapat menyebabkan xeropthalmia atau kebutaan

12. Apenditis

13. Pada ibu hamil, dapat terjadi abortus, partus prematur dan kelainan kongenital pada bayi.

1.10. Pencegahan Penyakit CampakA. Imunisasi aktif.

Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik). Imunisasi aktif dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 – 15 bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur 9 bulan ke atas.

Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap telur. Hanya saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai 2 minggu sembuh. Vaksin ini juga dapat diberikan pada penderita tuberkulosis aktif yang sedang mendapat tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif4.

B. Imunisasi pasif.

Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin.

15

Page 16: Wrap Up Campak

Proteksi sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk kontak dibangsal rumah sakit anak5.

C. Isolasi

Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.

1.11. Prognosis Penyakit Campak

Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita panyakit kronis atau bila ada komplikasi.

Angka kematian kasus di Amerika Serikat telah menurun pada tahun ini sampai titingkat rendah pada semua kelompok umur, terutama karena keadaan sosioekonomi membaik.

Campak bila dimasukkan pada populasi yang sangat rentan , akibatnya bencana. Kejadian demikian di pulau Faroe pada tahun 1846 mengakibatkan kematian sekitar seperempat, hampir 2000 dari populasi total tanpa memandang umur.

1.12. Penatalaksanaan Penyakit CampakSistimatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul.a. Istirahatb. Pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizic. Medikamentosa:

Antipiretik Parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam.

Ekspektoran Gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.

Antitusif perlu bila batuknya hebat atau mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.

Mukolitik bila perlu Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral

sangat bermanfaat. Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya

berat atau sampai terjadi komplikasimaka harus dirawat di rumahh sakit. Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan

penyakitnya kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak.

Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkandaya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain seperti radang tenggorokan, flu atau lainnya. Masa rentan ini masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang masih lemah.

16

Page 17: Wrap Up Campak

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Wrap Up Campak

Anonim, 2008. Measles. http://dermnetnz.org/viral/morbilli.html.

Burnett M., 2007. Measles, Rubeola. http://www.e-emedicine.com.

Depkes, R.I., 2004. Campak di Indonesia. http://www.penyakitmenular. info.

Hassan, et al. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Infomedika.

Maldonado, Y. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC.

Mubin Halim Prof. dr., Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam (Diagnosis dan Terapi), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008.  

Silalahi Levi, 2004. Campak. http://www.tempointeraktif.com

18