wirausaha limbah

47
i WIRAUSAHA LIMBAH (Studi Kasus Pada UKM Produk Daur Ulang Bahan Plastik Di Semarang) Oleh : Nama :Umi Merlina NIM : 212010068 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 25-Jan-2022

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WIRAUSAHA LIMBAH

i

WIRAUSAHA LIMBAH

(Studi Kasus Pada UKM Produk Daur Ulang Bahan Plastik Di Semarang)

Oleh :

Nama :Umi Merlina

NIM : 212010068

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: WIRAUSAHA LIMBAH
Page 3: WIRAUSAHA LIMBAH
Page 4: WIRAUSAHA LIMBAH

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umi Merlina

NIM : 212010068

Program Studi : Manajemen-Kewirausahaan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi :

Judul : Wirausaha Limbah

(Studi Kasus Pada UKM Produk Daur Ulang Bahan Plastik

Di Semarang)

Pembimbing :Johnson Dongoran, SE, MBA

Tanggal diuji : 30 Januari 2015

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau symbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa ternyata saya melakukan tindakan menyalin atau

meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan

yang telah saya peroleh.

Salatiga, Januari 2015

Yang memberi pernyataan,

UMI MERLINA

Page 5: WIRAUSAHA LIMBAH

iii

Page 6: WIRAUSAHA LIMBAH

iv

Saripati

Sulitnya mencari pekerjaan memaksa untuk dapat berfikir kreatif dengan

membuka lapangan kerja sendiri atau berwirausaha. Salah satu cara yaitu dengan

bisnis daur ulang plastik. Hal ini dikarenakan komposisi sampah plastik di Indonesia

yang semakin banyak, sedangkan plastik merupakan limbah yang sangat berbahaya

dan sulit untuk diuraikan, disisi lain peran wirausaha mulai menjurus pada

pengeksploitasian sumber daya alam yang berlebihan. Hal- hal tersebut dapat

mengakibatkan rusaknya keseimbangan alam, sehingga perlu diupayakan

pemanfaatan limbah plastik secara lebih bijak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui cara membaca gagasan bisnis serta merubah gagasan tersebut menjadi

bisnis nyata terkait dengan limbah plastik.

Responden dalam penelitian ini adalah pemilik dari Rumah Plastik, suatu

UKM produk daur ulang bahan plastik yang berada di kota Semarang. Data

diperoleh melalui wawancara mendalam, dan juga pengamatan langsung.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemilik Rumah Plastik merupakan

seorang wirausaha yang menerapkan konsep ecoprenership. Cara membaca peluang

sehingga tercipta gagasan terkait dengan limbah plastik adalah dengan menggunakan

pemikiran dan perasaan dalam setiap kondisi dan situasi di sekitar, serta dilihat

dengan keterkaitan- keterkaitan yang ada. Sementara untuk merubah gagasan

tersebut menjadi bisnis nyata kuncinya ada pada diri sendiri yaitu dengan kemauan

dan keyakinan kuat,mendalami usaha yang akan digeluti, mempersiapkan modal dan

menjamin ketersediaan bakan baku, kemudian benar- benar mulai mempraktekanya.

Kata Kunci : wirausaha, daur ulang, peluang usaha, proses produksi

Page 7: WIRAUSAHA LIMBAH

v

Abstract

The difficulty in searching for job forces us to think creatively by starting our

own business or entrepreneurship. Ecopreneurship is a type of entrepreneurship

which is being developed and promoted by the government. Ecopreneurship is a

future- world entrepreneurship development concept that considers the continuity of

ecological, social and economical aspect. Plastic recycle business is one example of

ecopreneurship. The aim of this research is to explore how to read and realized

business idea.

The respondent of his research is the owner Rumah Plastik (Plastic House).

Rumah Plastic is an UKM (Usaha Kecil Menengah/ small and medium sized

enterprise) which is located in Semarang. This Business works on recycled plastic

products. The data was collected through in- depth interview and direct observation.

A research shows that the owner of Rumah Plastik is an entrepreneur who

apply ecopreneurship concept. How we see a chance until we create an idea related

to plastic waste is use our sense of sight sensitively to our environment, another

chance comes from other idea which is developed by our creativity, and to change

that idea into a real business is in our self with our positive attitude jump into a

business we are doing and prepare the asset and raw materials and in the and we

really practice it.

Key word: entrepreneur, recycling, business opportunities, production

process.

Page 8: WIRAUSAHA LIMBAH

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

Maha Pengasih dan Penyayang sehingga atas ijinya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “ Wirausaha Limbah (Studi Kasus Pada UKM Daur Ulang Bahan Plastik Di

Semarang)”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik yang harus dipenuhi

oleh penulis untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi strata satu dari Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah berusaha mengolah masalah- masalah

penelitian sebaik- baiknya dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Penulis

menyadari akan keterbatasan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis merasa perlu untuk meminta maaf kepada segenap pihak yang turut

berperan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun akan penulis terima

dengan lapang dada demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Salatiga, Januari 2015

Penulis

Page 9: WIRAUSAHA LIMBAH

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala sesuatu akan indah pada waktunya. Ucapan syukur yang mendalam

kepada AllahSWT, karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan rasa hormat yang mendalam penulis juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung penyelesaian karya

tulis ini, baik secara langsung maupun tak langsung.

1. Alm. Bapak,terimakasih untuk cinta, kasih sayang, dan kesabaran dalam

mendidik penulis. Terimakasih dukungan, doa, serta petuah yang telah diberikan,

yang akan selalu penulis kenang dan amalkan.

2. Ibu, Kakak Tuti, Adek Unik, terima kasih atas doa, bimbingan, dorongan

semangat, serta dukungan yang tak henti- hentinya diberikan kepada

penulis.Ponakan tersayang Queenaisya, terimakasih sudah menjadi penghibur

capek, menjadi obat pusingnya tante. Hehee..

3. Bapak Johnson Dongoran SE, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan masukan dan saran kepada

penulis dengan penuh kesabaran.

4. Ibu Yenny Purwati, SE, MBA selaku Wali Studi yang telah memberikan

dorongan dan masukan dalam perkuliahan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah mencurahkan

tenaga, pikiran guna memberikan ilmu dan pengetahuan bagi penulis. Staf dan

Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah membantu penulis

dalam hal administrasi.

6. My best friends : Putri, Fajar, Rizky, Nino, Susi, Nunik, Vein, Niko, Jaya, Edo,

Bahaduri, buat teman- teman Simulasi Bisnis dan teman-teman FEB 2010, terima

kasih atas doa dan dukungan yang selalu diberikan, terima kasih atas

persahabatan kita selama ini.“bakalan kangen kalian..semoga kita semua sukses!

Amin.”

7. My best partner, Anang Hartantyo yang selalu memberikan dukungan, semangat,

serta doa kepada penulis. “terimakasih bantuan sarananya, terimakasih sudah

menjadi pendengar dan penghibur yang setia disaat- saat penatnya

menyelesaikan skripsi. You’r best motivator and best partner I ever had!! thank

you dear..!

Page 10: WIRAUSAHA LIMBAH

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................ ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan ............................................................................. iii

Saripati....................................................................................................................... iv

Abstract ..................................................................................................................... v

Kata Pengantar .......................................................................................................... vi

Ucapan Terima Kasih ................................................................................................ vii

Daftar Isi .................................................................................................................... viii

Daftar Gambar ........................................................................................................... x

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan .............................................................................. 1

Masalah Penelitian ..................................................................... 2

Persoalan Penelitian ................................................................... 2

Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

Bab II Tinjauan Pustaka

Wirausaha .................................................................................. 3

Cara Membaca Peluang Bisnis .................................................. 4

Merubah Gagasan Menjadi Bisnis Nyata .................................. 5

Daur Ulang Plastik ..................................................................... 7

Proses Produksi .......................................................................... 7

Kendala- kendala dalam Berwirausaha ...................................... 9

Bab III Metode Penelitian

Jenis Penelitian .......................................................................... 10

Obyek Penelitian ........................................................................ 10

Jenis Data ................................................................................... 10

Teknik Analisis Data ................................................................. 10

Bab IV Analisis Data

Hasil dan Pembahasan ............................................................... 11

Gambaran Objek Penelitian ....................................................... 11

Sejarah Rumah Plastik ............................................................... 12

Page 11: WIRAUSAHA LIMBAH

ix

Cara Membaca Peluang Bisnis Oleh Rumah Plastik

Terkait Dengan Limbah Plastik ................................................. 13

Proses Mewujudkan Gagasan Menjadi Bisnis Nyata

Pada Rumah Plastik ................................................................... 14

Proses Daur Ulang Plastik ......................................................... 16

Proses Produksi .......................................................................... 17

Diagram Alir Proses Produksi ................................................... 17

Kendala yang Dihadapi .............................................................. 22

Upaya Mengatasi Kendala ......................................................... 23

Bab V Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 24

Implikasi Teori & Implikasi Terapan ................................................ 25

Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang .......................... 23

Page 12: WIRAUSAHA LIMBAH

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Simbol- Simbol Diagram Alir Proses Produksi........................................ 7

Gambar 2. Diagram Alir Proses Produksi Menurut Rumah Plastik .......................... 15

Gambar 3. Diagram Alir Realita Proses Produksi yang

Terjadi Di Rumah Plastik .......................................................................................... 16

Page 13: WIRAUSAHA LIMBAH

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara

Lampiran 2 Dokumentasi Produk Dari Rumah Plastik

Page 14: WIRAUSAHA LIMBAH

1

PENDAHULUAN

Sampah plastik merupakan limbah yang sangat berbahaya dan sangat sulit

diuraikan sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah terhadap kesehatan manusia

juga terhadap lingkungan, sebab limbah plastik dapat mencemari tanah, udara maupun

air. Membutuhkan waktu sekitar 200 sampai 1000 tahun untuk menguraikan sampah

plastik supaya dapat terdegradasi oleh alam (Purwaningsih, 2014). Padahal saat ini

sampah plastik merupakan limbah anorganik yang paling sulit untuk duraikan dengan

komposisi tertinggi di Indonesia. Jumlah penggunaan plastikpun semakin hari semakin

meningkat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah. Tercatat pada

tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia mencapai 253,60 juta jiwa

(beta.finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-penduduk-

terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar). Sedangkan bahan baku pembuatan plastik yang

berasal dari minyak bumi mulai menipis dan tidak dapat diperbaharui. Maka perlu

diupayakan pemanfaatan sampah plastik melalui metode daur ulang (Masluri, 2012).

Daur ulang adalah suatu proses untuk merubah barang bekas menjadi suatu

barang baru yang bernila lebih, dengan tujuan merubah sampah menjadi sesuatu yang

lebih bermanfaat, selain dapat memperoleh keuntungan juga dapat turut menjaga

kelestarian alam (Natalia dan Hardy, 2015). Berwirausaha melalui metode daur ulang

merupakan salah satu cara yang dapat di tempuh untuk mendapatkan keuntungan

sekaligus turut ikut andil dalam menyeimbangkan kelestarian alam dan lingkungan.

Sebab saat ini semakin banyak wirausaha yang lebih mengarah terhadap

pengeksploitasian sumber daya alam yang berlebihan sehingga meninggalkan dampak

buruk bagi lingkungan (Untari, 2013). Padahal wirausaha merupakan modal pembangun

bagi suatu negara, wirausaha juga memiliki peran penting dalam mengatasi masalah

pengangguran. Tercatat sejak tahun 2004 sampai pada tahun 2013 pengangguran di

Indonesia mencapai 7, 17 hingga 11,90 juta jiwa

(http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=1&id_subyek=06).

Page 15: WIRAUSAHA LIMBAH

2

Selain berwirausaha menggunakan daur ulang sampah anorganik seperti plastik,

sebenarnya limbah logam dan kaca juga dapat dimanfaatkan dengan cara daur ulang.

Namun komposisi sampah tersebut di Indonesia masih terlalu sedikit dan untuk

produksinya akan membutuhkan biaya yang lebih mahal, sehingga tidak efektif apabila

dilakukan dalam skala UKM. Meskipun sampah plastik sangat mudah untuk didapatkan

di Indonesia, namun berwirausaha dengan menggunakan limbah plastik tidaklah mudah,

maka penting untuk melakukan penelitian ini supaya dapat mengetahui cara membaca

peluang serta cara mewujudkan bisnis nyata dengan limbah plastik.

Demikian juga yang terjadi pada UKM Rumah Plastik di Semarang ini, pemilik

usaha mampu memanfaatkan peluang dengan menciptakan nilai tambah melalui inovasi

dan keunikan yang diciptakan melalui produk berbahan limbah plastik yang didaur ulang.

Produk daur ulang yang dihasilkan dapat menjadi berbagai macam produk yang

bermanfaat seperti tas, dompet, dan juga tempat pensil. Meskipun Rumah Plastik hanya

berskala kecil namun UKM ini dapat menjadi contoh bagi banyak calon wirausaha,

karena usaha yang dilakukan ini cara membaca peluang dan mewujudkan bisnis nyatanya

dengan memanfaatkan apa yang sudah dimiliki sehingga tidak memerlukan modal yang

besar, dengan begitu resikonya pun juga kecil.

Masalah Penelitian

Permasalahannya adalah bagaimana seorang wirausaha mampu memanfaatkan

sampah plastik dengan cara mendaur ulang plastik bekas tersebut, sehingga menjadi

produk nyata yang dapat bernilai ekonomis. Dari masalah yang sudah diuraikan di atas

maka masalah penelitian dirumuskan; “Wirausaha Limbah”.

Persoalan Penelitian

1. Bagaimana cara seorang wirausaha dapat membaca suatu peluang sehingga tercipta

gagasan bisnis terkait dengan limbah plastik ?

Page 16: WIRAUSAHA LIMBAH

3

2. Bagaimanakah proses mewujudkan suatu gagasan itu menjadi bisnis nyata terkait

dengan limbah plastik ?

3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam berwirausaa menggunakan limbah plastik?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara membaca peluang agar

dapat menciptakan suatu gagasan bisnis melalui bahan daur ulang sampah plastik

sehingga dapat menghasilkan suatu produk nyata yang menguntungkan.

Adapun manfaatnya adalah sebagai sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya manajemen kewirausahaan mengenai pemanfaatan sebuah peluang usaha

untuk menjadi suatu bisnis yang nyata melalui produk daur ulang dari sampah plastik.

TINJAUAN PUSTAKA

Wirausaha

Wirausaha adalah seseorang yang dapat memanfaatkan kesempatan dan sumber

daya yang ada serta berani mengambil resiko dan ketidakpastian untuk menciptakan

suatu bisnis yang menguntungkan (Suharyadi dkk, 2011:7). Pendapat lain dari

Suparmoko (2007), yang mendefinisikan wirausaha sebagai orang- orang yang memiliki

kemampuan melihat kesempatan bisnis, mengambil keuntungan, memiliki gagasan yang

kreatif dan inovatif serta dapat mewujudkanya dalam dunia nyata untuk meningkatkan

pendapatan. Sedangkan menurut Eeng dan Diding (2007), wirausaha adalah seseorang

yang dapat mengolah sumber daya untuk mendirikan dan mengembangkan produk dan

bisnisnya sendiri. Dari definisi- definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa wirausaha

adalah seseorang yang dapat memanfaatkan peluang, menggunakan sumber daya untuk

menciptakan bisnis yang menguntungkan dengan berbagai resiko yang dihadapi.

Wirausaha sangat penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara, hal ini

terlihat dari progam 100 hari presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang

Page 17: WIRAUSAHA LIMBAH

4

menggalakka pengetahuan berwirausaha kepada masyarakat luas untuk mengatasi

masalah pengangguran akibat lapangan kerja yang terbatas sehingga sangat penting bagi

masyarakat untuk dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri (Aditya dkk, 2012).

Bahkan Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

bekerja keras mengembangkan progam- progam wirausaha untuk menyiapkan calon

lulusan perguruan tinggi supaya dapat membuka lapangan kerja sendiri untuk

menghadapi persaingan (Bambang, 2009).

Ada beberapa keuntungan menjadi wirausaha yaitu, dapat menentukan nasib

sendiri, memiliki peluang untuk melakukan perubahan, dapat mengembangkan potensi

diri sepenuhnya, memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, dapat

berperan di masyarakat dan mendapat pengakuan, serta dapat melakukan pekerjaan yang

disukai (Zimmerer, 2008).

Menurut Richardson & Clarke (1993), ada faktor pembangun dan faktor

penghalang untuk menjadi seorang wirausahawan, faktor pembangun terdiri dari tiga

komponen yaitu (1) Faktor pendorong, seperti (imbalan, kebebasan, keamanan, atau

status sosial), (2) Memiliki tujuan yang jelas, (3) Ketidakpuasan (tidak bisa menerima

keadaan yang sekarang). Sedangkan faktor penghalang terdiri atas tanggungan atau

family responsibility (pembiayaan yang terlalu besar, takut gagal, tidak memiliki rekan

kerja, atau tidak bisa menjalankan bisnis).

Cara Membaca Peluang Bisnis

Peluang bisnis merupakan kesempatan yang di dapatkan untuk menghasilkan

suatu produk baru ataupun merubah atau mengembangkan produk yang sudah ada di

pasar. (Abrams & Alince, 2010). Cara membaca peluang bisnis dapat dilakukan dengan

melihat kebutuhan pasar, mengembangkan produk yang ada di pasaran, memadukan

bisnis- bisnis yang sudah ada, mengenali tren pasar, menambah suatu nilai dari bisnis

yang sudah ada (Suharyadi dkk, 2007: 117). Cara lain untuk dapat membaca peluang

bisnis adalah dengan menggunakan pemikiran dan perasaan dalam setiap kondisi dan

Page 18: WIRAUSAHA LIMBAH

5

situasi untuk dapat menyadari suatu fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar

dikaitkan dengan keterkaitan- keterkaitan yang ada, supaya dapat memanfaatkan peluang

tersebuat menjadi gagasan bisnis (Jackie dkk, 2007).

Sedangkan untuk menentukan jenis usaha yang cocok dengan diri pribadi dan

dengan pasar dapat dilakukan dengan menentukan jenis usaha terlebih dahulu, kemudian

melihat produk yang akan dipasarkan, selanjutnya menentukan target pasar, dan yang

terakhir adalah melihat usaha disekitar untuk dapat memastikan usaha yang dapat

berkembang dengan baik (Anonim, 2011).

Menurut Hendro (2011), ada beberapa sumber peluang atau kesempatan, (1) diri

sendiri yang bisa bersumber dari hobi dan keahlian, (2) pengetahuan dan latar belakang

pendidikan, (3) dari lingkungan yang dapat berasal dari usaha orang tua, lingkungan

rumah, kebiasaan, atau dimananpun manusia berada, (4) perubahan yang terjadi

contohnya: perubahan global, perubahan peraturan pemerintah, perubahan musim,

perubahan gaya hidup, perubahan tingkat kebutuhan, perubahan pola hidup, perubahan

tingkat tekanan pekerjaan, serta perubahan IPTEK, (5) konsumen, (6) gagasan orang lain,

(7) informasi yang diperoleh.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa peluang bisnis

merupakan kesempatan yang ada untuk memulai suatu bisnis dengan berbagai macam

cara yang dapat di tempuh. Sedangkan untuk membaca suatu peluang bisnis dapat

dilakukan dengan memperhatikan selera, tren, dan pesaing pasar. Atau dengan

menggunakan pemikiran dan perasaan untuk menyadari suatu fenomena yang ada di

lngkungan sekitar dengan melihat keterkaitkan- keterkaitan yang ada.

Merubah Gagasan Menjadi Bisnis Nyata

Wirausaha bukan hanya seseorang yang memiliki pengetahuan dan pendidikan

yang luas mengenai kewirausahaan, namun memiliki keterampilan untuk dapat

mendirikan usaha nyata (Anita dan Endang, 2013). Menurut Heru (2015), untuk dapat

Page 19: WIRAUSAHA LIMBAH

6

mengimplementasikan sebuah gagasan ke dalam bisnis nyata, alangkah baiknya

melakukan penelitian pasar terlebih dahulu, karena ide bisnis dan pasar saling

berhubungan.

Gagasan atau ide bisnis menjadi bisnis nyata dapat diwujudkan melalui beberapa

proses (Patel, 2014) : yang pertama adalah mendefinisikan ide, kemudian menguji ide

tersebut, selanjutnya mendefinisikan sumber daya yang dibutuhkan, mengamankan

sumber daya yang dibutuhkan, membuat daftar kerjaan, menetapkan jadwal pada

daftar kerjaan, eksekusi, dan yang terakhir adalah memperbaiki ide yang diperlukan

setelah peluncuran produk. Kemudian cara mengolah gagasan menjadi bisnis nyata

adalah dengan memikirkan modal usaha, lalu kemampuan untuk mengolah ide atau

gagasan tersebut untuk menjadi produk secara nyata, kemudian mengenali selera pasar

(Simanjuntak, 2010). Sedangkan menurut Purdi (2007), merealisasikan sebuah idea atau

gagasan bisnis akan dapat dilakukan apabila memiliki rasa optimis yang tinggi, karena

optimis merupakan modal utama memulai bisnis.

Menurut Hendro (2011), mengubah peluang yang diwujudkan menjadi bisnis

nyata, yang dilakukan pertama kali adalah menganalisis peluang tersebut, sejauh mana

tingkat keberhasilan dan gagasan pasar sangat tergantung pada penggabungan empat hal,

yaitu persaingan, pesaing, perubahan arah persaingan dan kebutuhan pelanggan. Menurut

(PP No. 13 Tahun 1995), mengenai Ijin usaha Industri wilayah Kabupaten Semarang,

untuk mewujudkan bisnis nyata dengan membuka suatu usaha atau industri ada beberapa

syaratnya umum pelayanan yang harus dipenuhi, yaitu formulir Permohonan, foto copy

NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), foto copy Akta Pendirian Perusahaan atau

perubahannya, foto copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB), foto copy Izin Gangguan

(HO), foto copy KTP pemilik/ penanggung jawab, surat kuasa bermaterai Rp 6000,-

apabila permohonan ijinnya dikuasakan orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa untuk merubah gagasan

menjadi bisnis nyata dapat dilakukan dengan menganalisis gagasan telebih dahulu

kemudian memilih gagasan terbaik dari beberapa peluang yang sesuai dengan selera

Page 20: WIRAUSAHA LIMBAH

7

pasar, keberadaan sumber daya serta modal yang dimiliki. Tentunya juga dengan

memperhatikan tingkat persaingan, pesaing, perubahan arah persaingan serta kebutuhan

pelanggan. Hal terpenting yang perlu dilakukan untuk mewujudkan sebuah bisnis nyata

yaitu dengan memenuhi peraturan daerah wilayah Kabupaten Semarang mengenai syarat

umum ijin usaha industri menurut PP No. 13 Tahun 1995.

Daur Ulang Plastik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daur ulang berarti memproses kembali

bahan yang sudah tidak terpakai untuk mendapatkan produk baru. Daur ulang adalah

suatu kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan sekaligus mengurangi banyaknya

sampah dengan cara mengolahnya menjadi sesuatu yang baru, dan bernilai ekonomis.

Manfaat daur ulang selain menghemat penggunaan energi, menyelamatkan SDA,

mengurangi polusi, memperpanjang penggunaan TPA (Zubair & Haeruddin, 2012).

Sehingga dapat dirumuskan bahwa daur ulang plastik adalah memperpanjang waktu

penggunaan suatu barang melalui proses merubah atau menambah nilai guna dari limbah

plastik hingga menjadi suatu produk plastik baru yang berbeda dari segi bentuk maupun

manfaatnya.

Menurut Ruslinda (2014), ada 4 proses daur ulang sampah:

“proses yang pertama adalah pemisahan dan pengelompokan, untuk

mendapatkan sampah sejenis yang penerapanya dapat dilakukan secara manual

maupun mekanis. Kemudian pemurnian, untuk mendapatkan bahan atau elemen

semurni mungkin yang dapat dilakukan melalui proses fisika, kimia, biologi atau

termal. Ke- tiga pencampuran, untuk mendapatkan bahan yang lebih bermanfaat,

misalnya sampah dicampur dengan bahan lain. Ke- empat adalah melalui proses

pengolahan atau perlakuan, untuk mengolah sampah menjadi bahan siap pakai”.

Proses Produksi

Proses diartikan sebagai transformasi suatu input menjadi output yang

memberikan nilai tambah (Gaspersz, 2005: 20). Input meliputi sumber daya material,

tenaga kerja, modal, atau informasi yang berasal dari lingkungan, dan output adalah

Page 21: WIRAUSAHA LIMBAH

8

produk, jasa atau keduanya (Griffin, 2004). Sedangkan produksi adalah kegiatan

penciptaan (Assauri, 2004). Menurut Madura and Thomson (2007), proses produksi

merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber

daya atau input untuk meghasilkan barang dan jasa atau output sehingga terbentuk suatu

sistem yang terdiri dari input- proses- output. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat

dirumuskan bahwa proses produksi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

menambah nilai atau manfaat suatu barang dengan menggunakan sumber daya yang ada

seperti tenaga kerja, mesin, bangunan, bahan dan dana.

Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses

perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa

adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dapat digambarkan dengan menggunakan

diagram alir atau flowchart. Menurut Kho (2013), diagram alir digunakan untuk

menggambarkan proses- proses produksi sehingga mudah dipahami dan mudah dilihat

berdasarkan urutan langkah dari suatu proses ke proses lainnya. Diagram alir sering

digunakan untuk mendokumentasikan standar proses yang telah ada sehingga menjadi

pedoman dalam menjalankan proses produksi. Disamping itu, juga digunakan untuk

melakukan analisis terhadap proses produksi sehingga dapat melakukan peningkatan atau

perbaikan proses yang berkesinambungan.

Gambar1. Simbol- simbol Diagram Alir Proses Produksi

Sumber: http://www.produksielektronik.com/2013/05/flowchart-diagram-alir/

Page 22: WIRAUSAHA LIMBAH

9

Kendala – Kendala Dalam Berwirausaha

Kendala dalam menemukan peluang bisnis

Orang yang dapat menciptakan bisnis berarti pasti dapat membaca peluang bisnis,

untuk dapat membaca sebuah peluang ada kendala yang biasanya dihadapi (Sandy, 2015)

yaitu :

1. Terlalu muluk dengan memikirkan suatu usaha yang menggunakan modal besar.

2. Sering tidak menyadari bahwa ide merupakan proses alam bawah sadar sehingga ide

tidak akan datang berkali- kali.

3. Kurang peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar, serta

4. Mudah menyerah ketika menghadapi tantangan sehingga tidak dapat meruba tantangan

tersebut menjadi sebuah peluang bisnis.

Kendala untuk mewujudkan gagasan menjadi bisnis nyata

Menurut Supriyanto (2009), kendala- kendala untuk mewujudkan gagasan

menjadi bisnis nyata adalah :

1. Tidak memiliki keberanian untuk memulai, misalnya dikarenakan kultur di Indonesia

yang masih menganggap profesi wirausaha sebagai suatu profesi yang kurang

terhormat.

2. Memiliki anggapan bahwa berwirausaha selalu faktor modal yang utama (keharusan

memiliki modal besar). Padahal banyak bukti pengusaha sukses justru memulai usaha

tanpa modal.

Kendala dalam menjalankan usaha

Menurut Tambunan (2009), ada beberapa kendala dalam menjalankan suatu usaha

yaitu keterbatasan modal, kesulitan untuk mendapatkan bahan baku produksi dengan

kualitas baik dan harga terjangkau, keterbatasan teknologi, SDM yang berkualitas baik

dalam manajemen atau teknik produksi, informasi pasar yang kurang, serta kesulitan

dalam hal pemasaran. Pendapat lain mengenai 10 kendala dalam melakukan suatu usaha

menurut Ipan (2008), adalah tidak terjadinya penjualan, biaya awal yang tinggi,

kurangnya keterampilan, tidak adanya produk baru, akses pendanaan, keuntungan yang

Page 23: WIRAUSAHA LIMBAH

10

tidak mencukupi, tidak adanya kepercayaan diri, pemasok yang berbiaya tinggi,

hambatan birokrasi, dan suku bunga tinggi.

Sedangkan Wisber (2012), berpendapat:

“Sejumlah persoalan umum yang dihadapi UKM dalam menjalankan usahanya

antara lain dikarenakan oleh keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan dalam

pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya, keterbatasan akses

informasi mengenai peluang pasar dan lainnya, keterbatasan pekerja dengan keahlian

tinggi (kualitas SDM rendah) dan kemampuan teknologi, keterbatasan komunikasi dan

biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks khususnya dalam

pengurusan ijin usaha dan ketidakpastian akibat peraturan dan kebijakan yang tidak

jelas.”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus.

Pendekatan studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.

Penelitian dilakukan pada UKM produk daur ulang bahan plastik di kota Semarang yaitu

Rumah Plastik. Data yang digunakan ada data primer dan sekunder, data primer diperoleh

langsung dari pemilik usaha melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung

untuk mengetahui proses produksi. Wawancara dilakukan dengan tetap menggunakan

pedoman, namun penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur, tetap

mencantumkan isu -isu yang perlu diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman

wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek- aspek yang akan

ditanyakan, sekaligus menjadi daftar pengecekan pada aspek- aspek yang sudah dibahas

atau dinyatakan. Data sekunder diperoleh dari blog pemilik. Aspek yang berusaha

diungkapkan melalui wawancara dalam penelitian ini adalah hal- hal yang berkaitan

dengan produk daur ulang bahan plastik khususnya mengenai cara membaca peluang

hingga menjadi sebuah bisnis nyata terkait dengan limbah plastik.

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan konsep interactive

model dari Miles and Huberman (2004:12), melalui reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan mengedit dan menyederhanakan

data kasar yang telah didapat, kemudian merangkum, memilih, memberi kode- kode dan

Page 24: WIRAUSAHA LIMBAH

11

mengkategorisasikan pada setiap permasalahan yang diuraikan secara singkat untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas. Penyajian data dilakukan dengan menyusun data

dalam sebuah pola yang saling dikaitkan sesuai dengan konsep dan teori yang digunakan

kemudian diinterpretasikan dalam bentuk naratif agar mudah dipahami untuk dapat

menarik suatu kesimpulan. Sedangkan kesimpulan diambil berdasarkan semua data yang

telah diperoleh. Dari data yang sudah disajikan kemudian dipertajam, ditarik kesimpulan

sesuai fokus- fokus pada permasalahan secara lebih rinci dan jelas menjadi kesimpulan

final sehingga dapat memberikan informasi untuk menjawab masalah penelitian (Parwito,

2007: 104). Sedangkan analisis data pada proses produksi dilakukan dengan cara

membanding data hasil wawancara dengan pengamatan langsung yang dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini berisi data terkait dengan jawaban atas persoalan yang

mencangkup gambaran objek penelitian, sejarah Rumah Plastik, cara membaca peluang

bisnis oleh Rumah Plastik, proses mewujudkan gagasan menjadi bisnis nyata pada

Rumah Plastik, proses produksi yang dilakukan, serta kendala sekaligus upaya untuk

mengatasi kendala yang telah dilakukan.

Gambaran Objek Penelitian

Rumah palstik adalah suatu UKM yang memproduksi berbagai macam produk

unik dengan cara daur ulang, dan menggunakan limbah plastik sebagai bahan baku

utamanya. Pemilik UKM adalah bapak Imrani Mashadi beserta istrinya ibu Lilik Idawati

yang beralamat di kampung Desel RT 02/ 03 kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati,

Semarang. Pekerja yang dimiliki saat ini sebanyak dua orang yang berasal dari sekitar

rumah bapak Imrani.

Produk- produk yang sudah dihasilkan oleh Rumah Plastik antara lain tas, tempat

pensil, tempat kosmetik, dan sandal. Produk tersebut masih akan selalu berkembang dan

dapat diproduksi sesuai permintaan konsumen. Produk hasil olahan dipasarkan sendiri

Page 25: WIRAUSAHA LIMBAH

12

oleh Bapak Imrani melalui media online dan belum memiliki galeri khusus untuk

mendisplay hasil- hasil produksinya. Pemasaranya produk bisa dikatakan cukup berhasil

karena sampai sekarang ini Rumah plastik sudah pernah mengirim pesanan sampai ke

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Bali. Bahkan ada juga pembeli yang berasal

dari luar negeri.

“Bahkan kemarin ada juga seorang mahasiswa dari Prancis yang

kebetulan main dengan temannya di Semarang sempat membeli beberapa produk

kami.”

Sejarah Rumah Plastik

Rumah Plastik berdiri tahun 2009, sebagai usaha sampingan yang dimiliki oleh

bapak Imprani. Pekerjaan utama Bapak Imprani adalah pegawai di sebuah perusahaan

media cetak di kota Semarang sebagai designer grafis.

“Berawal dari tuntutan ekonomi yang semakin hari semakin bertambah,

saya dan istri berusaha mencari ide untuk membuat usaha yang bisa dikerjakan

di rumah. Akhirnya munculah ide untuk membuat usaha daur ulang sampah

plastik menjadi produk- produk yang menarik, bermanfaat dan tentunya memiliki

nilai jual. Mengapa kita memilih usaha ini, karena selain bahan bakunya banyak

dan mudah didapat, hasil produknya juga unik, dan masih sedikit juga yang

menggeluti usaha ini sehingga peluang pasarnya masih terbuka lebar.”

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di rumuskan bahwa alasan yang mendasari

pak Imrani untuk berwirausaha adalah alasan keuangan. Dalam Enterpreneur.s

Handbook seperti yang dikutip oleh Wirasasmita dalam Suryana (2006: 55),

dikemukakan alasan yang menumbuhkan minat seseorang berwirausaha yakni alasan

keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan dan

sebagai jaminan stabilitas keuangan.

Page 26: WIRAUSAHA LIMBAH

13

Cara Membaca Peluang Bisnis Oleh Rumah Plastik Terkait Dengan Limbah Plastik

Awal mula bapak Imrani membaca- baca mengenai berbagai macam bisnis kreatif

di internet pada waktu senggang di kantornya, termasuk mengenai usaha yang berkaitan

dengan limbah plastik yang didaur ulang menjadi sebuah tas samping (tote bag). Karena

desakan ekonomi, pak Imrani mulai memikirkan dengan serius untuk membuat usaha

sampingan yang benar- benar dapat dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan.

”Melihat sampah plastik yang semakin hari semakin banyak pada saat

perjalanan berangkat ke kantor, saya pun memiliki keinginan untuk ikut

berparsisipasi menanggulangi sampah tersebut, karena yang sudah pernah saya

baca sampah plastik sangat sulit untuk diuraikan secara alami oleh alam.

Seketika itu saya teringat pada bisnis yang sudah saya baca di internet.”

Dari pernyataan tersebut secara tidak langsung pak Imrani sudah

mempertimbangkan mengenai bisnis dari limbah plastik yang pernah beliau baca, serta

sudah mulai memikirkan ketersediaan bahan baku yang akan dibutuhkanya. Hal tersebut

bermula dari keinginan yang dimiliki pak Imrani untuk turut berpartisaipasi

menanggulangi sampah, terutama sampah plastik. Sebab beliau sudah mengetahui sendiri

bahwa sampah plastik sangat sulit diuraikan.

Kebetulan istrinya adalah seorang penjahit dan pak Imrani sendiri senang bergelut

didepan monitor sehingga dia merasa akan dapat memasarkan produknya melalui media

online.

“Mengingat istri saya juga bisa menjahit dan saya bisa menjualkan

melalui media online, saya rasa bisnis dengan limbah plastik ini adalah bisnis

yang paling cocok untuk saya geluti.”

Hal ini didukung dengan pemikiran pengerjaanya yang dapat dilakukan di rumah

serta kemudahan mendapatkan bahan baku dari lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.

Kemudian pak Imrani mulai mencoba membuat namun dengan produk yang berbeda.

Page 27: WIRAUSAHA LIMBAH

14

Zimmerer (1996), banyak ide yang betul- betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang

tercipta ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Produk

hasil percobaan produksi awalnya yaitu berupa tas slempang dan sandal mendapatkan

respon yang sangat baik dari lingkungan sekitarnya, hal ini jugalah yang membuat pak

Imrani semakin yakin pada usaha yang akan digelutinya dengan menggunakan limbah

plastik ini.

Menurut Jackie dkk (2007), cara membaca peluang bisnis yaitu dengan

menggunakan pemikiran dan perasaan dalam setiap kondisi dan situasi untuk dapat

menyadari suatu fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar, kemudian dilihat dengan

keterkaitan- keterkaitan yang dimiliki supaya dapat memanfaatkan peluang tersebut

menjadi gagasan bisnis. Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan, pak Imrani

dapat membaca peluang bisnis karena menyadari ada banyaknya sampah plastik di

lingkungan sekitar tempat tinggalnya yang dilihat setiap hari waktu berangkat ke kantor.

Kemudian beliau memikirkan keterkaitan- keterkaitan yang ada dengan berbagai hal yang

sudah dia miliki seperti (modal mesin jahit, bahan baku, kemampuan menjahit, dan

kemampuan pemasaran), dimana sumbernya berasal dari gagasan orang lain (meniru

bisnis orang lain) (Hendro, 2011).

Proses mewujudkan gagasan menjadi bisnis nyata pada Rumah Plastik

Dalam usaha yang berkaitan dengan sampah plastik, untuk mewujudkanya

menjadi bisnis nyata selain mengerti betul mengenai seluk- beluk usaha yang akan

dijalankan, yang terpenting adalah memiliki kemauan keras dan keyakinan serta

memastikan bahwa hal tersebut benar- benar dapat dilakukan. Sumbernya ada dalam diri

sendiri yaitu kesabaran, ketekunan dan pantang menyerah.

”Butuh beberapa hal yang mungkin tidak semua orang mau melakukan

yaitu keberanian melawan rasa jijik dan bau yang tidak sedap. Karena yang akan

kita olah adalah sampah yang kotor. Butuh waktu dan tenaga yang lumayan

Page 28: WIRAUSAHA LIMBAH

15

exstra untuk bisa merubahnya menjadi suatu produk yang pantas kita pakai dan

bernilai jual.”

Setelah mendapat dukungan penuh dan kesediaan dari sang istri untuk membantu

dalam proses jahit, pak Imrani mulai mencoba mencari sendiri sampah plastik di wilayah

kompleknya. Mencari sampah plastik bukan perkara mudah karena harus memilah plastik

mana yang dapat digunakan di antara sekian banyak tumpukan sampah yang kotor dan

bau. Pada tahap permulaan, pak Imrani terjun langsung dari proses penyiapan bahan

baku, mulai dari mencari sampah plastik sendiri di tempat- tempat sampah, mencuci

sendiri, jemur, dilap dan dipotong- potong sendiri untuk kemudian menjadi bahan baku

yang siap dibentuk menjadi aneka produk. Setelah itu membuat pola untuk kemudian

dijahit oleh istriya sesuai design yang dia buat. Percobaan awal yang dilakukan berbekal

dari pengetahuan yang sudah didapatkan dari internet. Seperti yang diungkapkan oleh

bapak Imrani sebagai berikut:

” Pada permulaan kita memulai usaha ini, saya sendiri yang terjun

langsung dalam proses penyiapan bahan. Mulai dari mencari sampah plastik

sendiri di tempat- tempat sampah sampai menjadi bahan baku yang siap dibentuk

menjadi aneka produk. Karena untuk memulai sebuah bisnis pengetahuan saja

tidak cukup, yang terpenting adalah kemampuan untuk mempraktekanya. ”

Richardson & Clarke (1993), yang menyatakan bahwa ada beberapa tahap yang

akan dilalui oleh para calon wirausaha sebelum mendirikan usaha atau bisnis nyata, dan

tahap yang terakhir adalah “The Doers : Pada tahap ini entrepreneur melaksanakan

langkah- langka nyata mendirikan perusahaan yang dilanjutkan dengan tahap Start- Up.”

Bagi ketersediaan bahan baku untuk selanjutnya, pak Imrani melakukan inisiatif

untuk bekerjasama dengan penjaga- penjaga TPS yang berada di sekitar tempat

tinggalnya untuk dapat memenuhi bahan baku yang akan diperlukan bagi kelancaran

usahanya. Dengan kemauan keras dan keyakinannya untuk dapat membuat sesuatu yang

bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis, usaha ini pun dapat membuahkan hasil. Melalui

Page 29: WIRAUSAHA LIMBAH

16

proses panjang dengan beberapa kali percobaan, akhirnya beliau dapat menghasilkan

beberapa produk yang kemudian berhasil mendapatkan respon yang sangat baik setelah

dicoba dipasarkan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Dari berbagai proses itulah

sehingga bapak Imrani dapat benar- benar mewujudkan bisnis nyata nya menggunakan

limbah plastik, dengan masih selalu melakukan perbaikan yang didapat melalui masukan

dari para tetangganya. Cara yang telah ditempuh pak Imrani tersebut sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Simanjuntak (2010), yaitu dengan memikirkan modal usaha,

kemampuan untuk mengolah ide atau gagasan tersebut untuk menjadi produk secara

nyata, kemudian mengenali selera pasar. Serta didasari dengan kemauan dan keyakinan.

Proses Daur Ulang Plastik

Metode daur ulang yang dilakukan bukan melalui proses peleburan, melainkan

hanya dengan mencucinya, menyusunya, menjahit, menyetrika dan menempelkan tanpa

menghilangkan corak asli dari sampah plastik tersebut. Plastik yang digunakan dalam

pembuatan produk ini pun bukanlah plastik sembarangan, meskipun dari sampah plastik

yang didaur ulang tetapi plastik yang digunakan adalah plastik- plastik yang memiliki

tekstur tebal, warna yang menarik dan juga mudah untuk didapatkan, sehingga mampu

menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan. Limbah plastik yang digunakan

seperti bekas kemasan minuman kopi, permen atau detergen yang masih layak, serta

botol minuman plastik. Dengan proses daur ulang seperti ini diharapkan bahan baku

produksi bisa menjadi lebih murah, serta menghemat alat berat produksi. Melihat potensi

pemanfaatan hasil daur ulang sampah plastik, selain mampu memberikan keuntungan

sekaligus dapat memberikan peluang bisnis yang menjanjikan. Bisnis daur ulang sampah

plastik juga akan membuka lapangan pekerjaan baru karena untuk mengumpulkan

plastik, pengolahan sampai pemasarannya memerlukan jaringan tersendiri.

Page 30: WIRAUSAHA LIMBAH

17

Proses Produksi

Alat dan bahan yang dibutuhkan:

Dalam melakukan proses produksi, digunakan alat- alat dan bahan- bahan sebagai

berikut:

Alat yang dibutuhkan antara lain satu set mesin jahit, jarum ukuran 9-11

dan 16, cutter, penggaris, gunting. Kemudian untuk bahan yang dibutuhkan dalam proses

produksi antara lain benang nilon ukuran 19- 11 dan 16, perekat, bisban (dalam beberapa

ukuran), aksesoris lainya.

Diagram alir proses produksi dalam suatu sistem produksi

Berikut merupakan gambaran diagram alir proses produksi mulai dari input,

proses dan output yang terjadi di Rumah Plastik berdasarkan pemahaman oleh pemilik

usaha yang ditunjukan dalam gambar 2, yang terdiri dari pencucian, pemisahan

berdasarkan warna dan jenisnya, pemotongan, penyambungan, pola dan finishing.

Page 31: WIRAUSAHA LIMBAH

18

Input Proses Output

Bahan baku dan

perlengkapan produksi: Hasil produk:

1. Bahan baku yang 1. Tas samping

terdiri dari plastik 2. Tas ransel

kemasan minuman, 3. Tas jinjing

permen, detergen, 4. Totebag

pewangi, pembersih 5. Tempat pensil

lantai, snack 6. Tempat kosmetik

2. Tenaga kerja 7. Tabungan

3. Beserta alat- alat 8. Sendal

dan bahan lain 9. Tempat sampah

yang diperlukan.

Gambar2. Diagram Alir Proses Produksi Menurut Rumah Plastik

Gambar3 merupakan gambaran diagram alir mengenai proses produksi sesuai

dengan realita yang terjadi di Rumah Plastik setelah dilakukan penelitian. Ada perbedaan

diagram alir proses produksi menurut Rumah Plastik dengan hasil olahan peneliti melalui

pengamatan langsung yang sudah dilakukan. Ada beberapa step yang belum dimasukkan

oleh pemilik usaha seperti proses pemikiran, quality control, dan juga packaging.

Sedangkan untuk input dan output nya tidak ada perbedaan.

“saya membuat langkah- langkah proses itu sebisa dan sebatas

pengetahuan saya saja. Kalau pada tahap pemikiran, saya kira hal itu tidak perlu

di gambarkan karena tindak ada aktifitas yang dilakukan. Sedangkan pada tahap

Quality control dan packaging saya tidak memikirkan sampai kesitu, karena

control yang saya lakukan juga manual dan sangat sederhana, dan pengepakan

juga hanya menggunakan tas plastik pada umumnya.”

Pencucian

Pemisahan berdasarkan

warna dan jenisnya

Pemotongan

Penyambungan

(jahitan pertama)

Pola

Finishing

(jahitan ke dua)

Page 32: WIRAUSAHA LIMBAH

19

Gambar 3. Diagram Alir Realita Proses Produksi Yang Terjadi Di Rumah Plastik

Air sabun,

Desinfektan,

Air biasa

A

ir

biasa

Pencucian

Pemisahan

berdasarkan warna

dan jenisnya

Proses pemikiran

Cutter, penggaris Pemotongan

Mesin jahit,

benang

Penyambungan

(jahitan pertama)

Gunting Pola

Aksesoris/

perlengkap

an

Finishing

(jahitan ke dua)

Quality control Perbaikan

Pesanan

Packaging

Page 33: WIRAUSAHA LIMBAH

20

Proses produksi real yang terjadi di Rumah Plastik dapat diuraikan lebih jelas seperti

berikut ini :

Proses produksi terdiri dari pencucian, pemisahan warna dan jenisnya, proses

pemikiran, pemotongan, penyambungan (jahitan pertama), membuat pola, finishing

(jahitan ke dua), quality control dan packaging.

Keterangan lebih rinci diuraikan sebagai berikut :

1. Pencucian

Dalam proses pencucian pastikan benar- benar bersih. Direndam terlebih dahulu

menggunakan diterjen kurang lebih 1 jam supaya kotoran larut. Kemudian dicuci

kembali dengan mengunakan sabun pencuci piring (sunlight) supaya benar-benar

bersih dan kesat. Gosok menggunakan kain atau spon. Pastikan sudah tidak ada

kotoran yang menempel pada plastik, baik dari dalam maupun dari luar kemasan.

Setelah itu dibilas dengan air bersih, lalu dijemur sampai kering.

2. Pemisahan sesuai warna dan jenisnya

Setelah kering kemudian plastik dikumpulkan sambil dipisahkan sesuai warna dan

jenisnya. Untuk mendapatkan design yang bagus, pilih dan padukan warna dengan

baik jangan asal gabung. Untuk lebih memudahkan itu, perlu memisahkannya sesui

warna dan jenis. Kemudian dilap terlebih dulu agar warnanya bisa mengkilap.

3. Proses pemikiran

Pada tahap ini difikirkan produk apa yang akan dibuat disesuaikan dengan jenis

dan warna plastik yang ada dan sudah digolongkan.

4. Pemotongan

Proses selanjutnya adalah pemotongan, bahan dipotong sesuai bentuk dan ukuran

yang dikehendaki. Proses pemotongan dapat menggunakan cutter dan penggaris.

5. Menyambung ( jahit pertama)

Plastik yang telah dipotong disambung dengan dijahit sampai sepanjang dan

selebar ukuran serta design yang dikehendaki. Untuk menyambungkan ini bisa di zig-

Page 34: WIRAUSAHA LIMBAH

21

zag atau alur sejajar sesuaikan dengan coraknya. Pada proses ini lebih baik

menggunakan senar (senar andaria ukuran 20- 40) atau pun benang, untuk jarum

memakai yang ukuran kecil : 9-11. Proses ini memang lumayan sulit, karena karakter

plastik yang licin sehingga perlu hati-hati supaya hasilnya bagus dan rajin.

6. Pola

Setelah plastik disambung dan digabungkan menjadi lembaran - lembaran, lalu

diukur dan dipotong sesuai pola yang sudah dibuat. Kemudian dipersiapkan semua

perlengkapan dan aksesoris yang akan dipasang, supaya lebih cepat dalam proses

pengerjaanya.

7. Finishing (jahit 2)

Inilah proses paling sulit. Mulai dari proses pemasangan bisban, perekat sampai

penggabungan bahan untuk membentuk sebuah tas dengan berbahan plastik yang

lumayan licin dan kaku. Dibutuhkan kesabaran, ketelatenan dan ketelitian agar hasil

yang didapat bisa bagus, rajin dan sesuai yang diharapan.

8. Quality control

Quality control dilakukan secara manual, dikerjakan sendiri oleh bapak Imrani

dan ibu Lilik dengan cara melihat untuk mengetahui ada tidaknya kecacatan pada

produk seperti corak yang salah atau terbalik, sobek, jahitan yang kurang rapi atau

bahkan belum terjahit, aksesoris yang belum menempel kuat serta keadaan resleting

yang dapat dibuka tutup dengan baik.

9. Packaging

Packaging dilakukan apabila sudah ada kesepakatan pemesanan dan pengiriman

barang. Pada proses ini sebaiknya menggunakan benang nilon atau benang biasa yang

agak besar (benang jens). Untuk jarum memakai ukuran 14 -16. Sedangkan untuk

pembuatan sandal atau produk lainnya prosesnya hampir sama semua, hanya bahan

pendukunngnya saja yang berbeda.

Page 35: WIRAUSAHA LIMBAH

22

Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan, dilihat dari wujudnya proses produksi

yang dilakukan oleh Rumah Plastik termasuk proses perubahan bentuk. Proses perubahan

bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya menitik beratkan pada

perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga didapatkan penambahan

manfaat atau faedah dari barang tersebut (Ahyari, 2002).

Kendala yang dihadapi

Berbagai kendala yang dihadapi dalam berwirausaha dengan menggunakan

limbah plastik adalah :

Kendala dalam mewujudkan gagasan menjadi nyata :

1. Merasa tidak yakin untuk dalam melakukanya karena belum memiliki

pengalaman berwirausaha.

2. Memikirkan kegagalan, sehingga ada ketakutan untuk memulai.

3. Kendala waktu, karena pada awal mula percobaan awal pak Imrani sendiri yang

terjun langsung mulai dari mencari bahan baku sampai bahan baku siap untuk di

jahit.

Kendala dalam menjalankan usaha:

1. Kerumitan dalam menjadikan limbah plastik menjadi bahan baku siap produksi

dikarenakan perlu melalui beberapa tahap, mulai dari mencari limbah plastik serta

memilah- milah plastik kemasan yang masih dapat digunakan. Kemudian proses

pencucian juga dilakukan beberapa kali mulai dari menggunakan air sabun,

pemberian desinfektan, kemudian baru menggunakan air bersih biasa, selanjutnya

memisahkan plastik sesuai dengan jenisnya, penjemuran, barulah plastik yang

sudah kering dapat digunakan untuk diproduksi lebih lanjut.

4. Kerumitan design, dalam proses design sebelum melakukannya terlebih dahulu di

pilih dan dilihat dengan cermat jenis pastik serta corak yang akan digunakan.

Sebab design yang akan dibuat harus sesuai dengan corak yang sudah ada pada

plastik supaya bisa cocok saat digabungkan.

Page 36: WIRAUSAHA LIMBAH

23

5. Kendala dalam proses jahit, hal ini dikarenakan proses jahit dikerjakan melalui

dua tahap. Tahap yang pertama, proses jahit dilakukan untuk membuat lembaran-

lembaran dari plastik yang memiliki corak yang sama dengan cara zig- zag atau

sejajar. Kesulitan proses jahit awal ini dikarenakan bahan plastik yang memiliki

tekstur kaku dan juga licin, sehingga membutukan kesabaran dan ketelitian untuk

bisa mendapatkan hasil yang bagus. Kemudia pada saat proses jahit yang kedua

lebih rumit lagi karena pada tahap ini lembaran plastik yang sudah jadi mulai

dijahit membentuk pola yang diinginkan yang disesuaikan juga degan

pemasangan aksesoris dan juga corak yang ada.

6. Kendala yang selanjutnya disebabkan dari cara pandang masyarakat. Karena

masih ada sebagian orang yang beranggapan bahwa limbah plastik merupakan

sampah yang kotor dan bau sehingga tidak memiliki nilai. Meskipun sudah didaur

ulang menjadi produk yang unik dan cantik, namun harga jual belum bisa tinggi.

7. Kendala untuk mendapatkan karyawan produksi, karena tidak mudah untuk

mencari karyawan yang memiliki keterampilan dalam mengolah plastik.

Upaya Mengatasi Kendala

Kendala- kendala untuk mewujudkan gagasan menjadi bisnis nyata dapat

dihadapi karena pak Imrani memiliki keinginan kuat yang didorong oleh desakan

ekonomi, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan sehingga dapat mempraktekan dan

melakukan percobaan awal yang membuahkan hasil.

Sampai sekarang ini, untuk kendala dalam proses menjadikan limbah plastik

sampai menjadi barang setengah jadi, belum ada upaya yang bisa dilakukan untuk

mengatasinya. Karena menurut pak Imrani hal ini sudah merupakan resiko dalam

berbisnis menggunakan plastik bekas. Meskipun harga bahan baku murah namun

prosesnya lebih sedikit rumit. Namun beberapa proses tersebut sudah merupakan cara

paling mudah untuk dapat menghasilkan suatu produk yang bagus, berkualitas dan

memiliki nilai jual. Pada proses design dan juga jahit untuk mengatasinya bisa saja tidak

perlu menggabungkan corak gambar atau warna yang ada dalam plastik kemasan. Namun

Page 37: WIRAUSAHA LIMBAH

24

pak Imrani tidak menggunakan cara tersebut karena tentu saja produk yang dihasilkan

akan memiliki hasil yang berbeda, tidak sebagus dengan produk yang memiliki pola

dengan mengikuti corak asli yang sudah ada pada plastik kemasan tersebut.

Kemudian untuk kendala dari cara pandang atau anggapan masyarakat terhadap

bahan baku yang digunakan, bapak Imrani mensiasatinya dengan cara membuat blog

mengenai Rumah Plastik yang didalamnya tidak hanya terdapat informasi mengenai

barang yang dijual saja namun juga diberikan pengertian mengenai alasanya

berwirausaha menggunakan limbah plastik yaitu untuk turut berpartisipasi menjaga

lingkungan karena limbah plastik sangat sulit diuraikan oleh alam. Dan untuk kendala

tenaga kerja Pak Imrani dan Istrinya memberikan contoh dan memberikan pelatihan

terlebih dahulu sebelum dipekerjakan, namun dalam urusan menjahit masih tetap

dipegang oleh Ibu Lilik.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara

membaca peluang bisnis yang dilakukan oleh Rumah Plastik yaitu dengan menyadari ada

banyaknya sampah plastik di lingkungan sekitarnya yang dilihat setiap hari saat

berangkat ke kantor. Kemudian memikirkan keterkaitannya dengan berbagai hal yang

sudah di miliki, seperti (mesin jahit, bahan baku, kemampuan menjahit dan kemampuan

pemasaran). Sumber peluangnya dari meniru bisnis orang lain yang informasinya didapat

dari media internet. Untuk mewujudkan peluang tersebut menjadi bisnis nyata adalah

dengan memastikan ketersedian keberlangsungan bahan baku melalui cara melakukan

kerjasama dengan beberapa pihak, dan yang terpenting ada pada diri sendiri yaitu dengan

kemauan, keyakinan, ketekunan dan pantang menyerah, serta pengetahuan mendalam

mengenai usaha yang akan dijalankan untuk dapat mempraktekanya dengan baik agar

dapat menghasilkan produk sesuai selera pasar.

Page 38: WIRAUSAHA LIMBAH

25

Implikasi

Implikasi Teori:

Berdasarkan beberapa teori mengenai proses mewujudkan bisnis menjadi nyata,

ada sedikit perbedaan dengan proses nyata yang dialami oleh nara sumber. Seperti teori

menurut Simanjuntak (2010), untuk mewujudkan suatu bisnis nyata yaitu dengan

memikirkan modal usaha, kemampuan untuk mengolah ide atau gagasan tersebut untuk

menjadi produk secara nyata, kemudian mengenali selera pasar. Dalam proses yang

dialami narasumber ada tambahan yaitu berupa sifat positif yang sebelumnya harus

dimiliki calon wirausaha yaitu kemauan, dan keyakinan untuk dapat melakukanya. Sebab

apabila memiliki modal, kemampuan dan dapat mengenali selera pasar namun tidak

memiliki kemauan keras dan keyakinan maka hal tersebut tidak akan dapat berjalan

dengan baik.

Implikasi Terapan:

Kendala dari cara pandang masyarakat yang masih menganggap produk dari daur

ulang bahan plastik hanyalah sebuah sampah yang tidak memiliki nilai, hal tersebut dapat

diupayakan oleh Rumah Plastik melalui cara :

1. Memperkuat image produk, dengan membuat strategi khusus agar dapat

mempengaruhi konsumen dan membangun citra yang baik mengenai hasil produk

daur ulang bahan plastik, sehingga memiliki posisi yang jelas dan persepsi tersendiri

di benak konsumen. Cara yang dapat dilakukan pertama kali adalah membuat merek

produk yaitu “Rumah Plastik” lebih dikenal orang. Dapat dilakukan dengan cara

membuat logo merek dan memasangnya pada setiap produk yang dihasilkan,

kemudian membuat slogan produk misalnya “daur ulang menyelamatkan bumi, keep

our earth dan lain- lain”, yang menunjukan kepedulian terhadap lingkungan. Logo

produk beserta slogannya dapat di tampilkan pada blog pemilik atau dapat

ditempelkan pada kantong plastik kemasan. Selain sebagai media pengepakan, secara

tidak langsung langkah ini dapat menjadi media promosi agar orang- orang dapat

Page 39: WIRAUSAHA LIMBAH

26

mengenal Rumah Plastik. Promosi dapat dilakukan juga melalui acara- acara bazar

atau ikut mensponsori kegiatan- kegiatan yang melibatkan orang banyak.

2. Meningkatkan kualitas, dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan baku dari

sampah plastik yang memiliki karakteristik baik (tebal, tidak kusut, tidak sobek atau

tercoret- coret). Kemudian memberikan standar- standar tertentu pada setiap proses

produksi seperti pemberian desinfektan dan pencucian yang bersih, pemotongan yang

lurus dan sepola, jahitan dan pemasangan aksesoris yang tepat dan rapi,

menggunakan benang jahit yang tebat, kuat, dan sesuai dengan warna produk, lebih

ketat lagi dalam quality control sehingga tidak ada produk cacat yang lolos dari

pengamatan, serta packaging yang rapi.

3. Kreatif dan inovatif untuk selalu melakukan sesuatu yang baru, hal ini dapat

dilakukan dengan menambah varietas produk, memproduksi jenis lain atau membuat

produk yang memang belum ada dipasaran. Contohnya : tempat sepatu, tempat tas,

tempat pembalut, atau tempat handphone.

Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang

Keterbatasan pada penelitian ini adalah :

1. Skala objek penelitian yang kecil sehingga belum dapat menggambarkan

kesimpulan secara umum.

2. Belum dapat melakukan validitas data karena sumber informasinya hanya berasal

dari satu narasumber dengan wawancara saja, sehingga penelitian ini hanya

membandingkan validitas menurut peneliti dan dilihat juga dengan narasumber.

Bagi penelitian mendatang diharapkan dapat mengupas mengenai Berwirausaha

menggunakan Konsep Ecopreneurship, Persepsi Konsumen Atas Produk Dari Bahan

Limbah, Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Penjualan Produk Berbahan Limbah,

atau lebih menekankan pada Nilai Lebih Yang Tercipta Dari Pengolahan Bahan Limbah

Menjadi Produk dengan nara sumber lebih dari satu.

Page 40: WIRAUSAHA LIMBAH

27

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, Rhonda dan Alince Laplante, 2008. Passion to Profits: Panduan Sukses Bagi

Pengusaha Pemula, Diterjemahkan Dari Passion to Profit Business Success for

New Enterpreneurs, Penerbit Pertama Dari ASTD Press, Alexandria, VA, USA,

Penerbit Kedua Oleh Azkia Publisher 2010, Halaman 25, Tangerang.

Aditya, Dion Mahesa, Edy Rahardjan, 2012. Analisis Faktor- Faktor Motivasi Yang

Mempengaruhi Minat Berwirausaha, Diponegoro Journal Of Management,

Semarang, Vol. 1, No. 1.

Ahyari, Agus, 2002. Manajemen Produksi: Pengendalian Produksi, Edisi Empat, Buku

dua, BPFE, Yogyakarta.

Anita, Voliantia Dewi & Endang Mulyatiningsih, 2013. Pengaruh Pengalaman

Pendidikan Kewirausahaan dan Keterampilan Kejuruan terhadap Motivasi

Berwirausaha Siswa, Jurnal Pendidikan Vokasi UNY, Vol. 3, No. 2, halaman

163.

Anonim, 2011. Cara Membaca Peluang Usaha, Rabu 19 Juni, Diunduh dari

http://infoduit.com/cara-membaca-peluang-usaha, 24 Desember 2014.

Assauri, Sofjan, 2008. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi revisi 2004, Lembaga

Penerbit FE UI, Jakarta.

BPS, 2013. Jumlah Pengangguran di Indonesia Dari Tahun 2004 Sampai 2013,

Diunduh dari

http://www.bps.go.id/tabsub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&idsubyek=06&

notab=5, 5 Januari 2015.

Eeng, Ahmad, Diding Ahmad Badri, 2007. Membina Kompetensi Ekonomi, Ed. 1,

Cet. 1, Grafindo Media Pratama, Bandung.

Gaspersz, Vincent, 2005. Production Planning and Inventory Control Berdasarkan

Pendekatan Sintem Terintegrasi MRP II dan JIT menuju Manufakturing 21,

Hal. 20, Diterjemahkan & Dipublikasikan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Griffin, Ricky, 2004. Management, Edisi 7, Jilid 1, Hal. 50, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hendro, 2011. Dasar- Dasar Kewirausahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Heru, Surya Dharma, 2015. Perencanaan Bisnis Bagi Bisnis Pemula, Artikel Magister

Manajemen Sistem Informasi, Universitas Gunadarma, Depok.

Page 41: WIRAUSAHA LIMBAH

28

Ipan, Pranasakti, 2008. Kewirausahaan dan Strategi Bisnis : 10 Kendala Bisnis Utama

Menurut Penelitian, Diunduh dari http://ipan.web.id/kewirausahaan-dan-strategi-

bisnis-dan-kewirausahaan-10-kendala-bisnis-utama-menurut-penelitian/, 6 Januari

2015.

Jackie, Ambadar, Miranty Abdin dan Yanty Isa, 2007. Membentuk Karakter

Pengusaha, Mizan Digital Publishing, Jakarta.

Jumlah Penduduk Indonesia, 6 Maret 2014. Diunduh dari

http://beta.finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-

penduduk-terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar, 3 Januari 2015.

Kho, Dickson, May 2, 2013. Produksi Perakitan Elektronik: Sumber Pengetahuan

Tentang Produksi Perakitan Elektronik Berbahasa Indonesia, Diunduh dari

http://www.produksielektronik.com, 7 November 2014.

Madura, Jeff & Thomson, 2007. Pengantar Bisnis; Introduction to business Edisi 4,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Masluri, 2012. Pengembangan Jiwa Kewirausahaa Mahasiswa Melalui Magang Pada

Industri Daur Ulang Plastik, Jurnal DIANMAS, Jurusan Manajemen dan Teknik

Mesin Universitas Muria Kudus, Vol. 1, No, 1 hal. 64- 71.

Miles, B Mattew, Huberman A Michael, Saldana Jonny, 2014. Qualitative Data

Analysis A Methods Sourcebook, Edition 3, SAGE Publications, Inc, Los

Angeles, London, New Delhi, Singapore, Washington DC.

Natalia, Widiasari & Hardy Djohari, 2015. Strategi Komunikasi Perusahaan pengolahan

Sampah “JP” Dalam Mempromosikan Usahanya Kepada Para Pelanggan Dan

Pemasok Berdasarkan Segmenting, Targeting dan Positioning, Jurnal

Universitas Atmajaya, Yogyakarta, Diunduh dari E-book: Beyond Borders

Communication Modernity & History, 2010, Hal. 253, Publisher STIKOM The

London School of Public Relations.

Patel, Sujan 4 February 2014. Articel: Comparehensive 7-step Processfor Launching

Great Ideas, 25/12/2014, sujanpatel.com.

Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Cetakan Pertama, Hal. 104, Penerbit

YkiS, Yogyakarta.

PP No. 13 Tahun 1995. Ijin Usaha Industri Wilayah Kabupaten Semarang, Diunduh

dari www.jdih.setjen.kemendagri.go.id, 24 November 2014.

Purdi, E. Chandra, 2007. Cara Gila Menjadi Pengusaha, Halaman 42, Penerbit PT Elex

Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Page 42: WIRAUSAHA LIMBAH

29

Purwaningsih, Dyah 2014. Pemanfaatan Daur Ulang Limbah Plastik Dan Logam Untuk

Sumber Pembuatan Peraga Pendidikan Inovatif , Makalah Staff Jurdik Kimia

UNY. Diunduh dari http://ebookbrowsee.net/makalah-raja-pemulung-pdf-

d419867421, 17 Oktober 2014.

Rirchardson, Pat & Laurence Clarke, 1993. Businnes Start- Up for Professional

Managers, 1st ED, Kogan Page.

Bambang, H Banu Siswoyo, 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalanga

Dosen dan Mahasiswa, Jurnal Ekonomi Bisnis, Fakultas Ekomomi Universitas

Negeri Malang, ISSN: 0853-7283, No. 2.

Sandy, Triyasa, 2015. Strarting Your Business In Crisis, Penerbit Elex Komputindo,

Jakarta.

Simanjunak, J Payman, 2001. Pengembangan Usaha Kecil, Penerbit Pembina Sumber

Daya Manusia, Indonesia.

Simbol Diagram Alir, 2 May 2013. Diunduh dari

http://www.produksielektronik.com/2013/05/flowchart-diagram-alir/ , 2 Januari

2015.

Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto S.K, Maman Faturohman, 2007.

Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Cetakan ke

Duam, Halaman 117, Salemba Empat 2011, Jakarta.

Suparmoko, M, 2007. Ekonomi SMA Kelas III, Yudhistira Quadra.

Suprehatin, M Iqbal Irfan, Lindawati Kartika, Adi Hadianto, 2011. Green Economy

Menuju Pembangunan Berkelanjutan, Penerbit PT IPB PRESS, Kampus IPB

Taman Kencana Bogor.

Supriyanto, 2009. Business Plan Sebagai Langka Awal Memulai Usaha, Jurnal

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 6, No. 1.

Suryana, 2006, Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,

Cetakan IV, Salemba Empat, Jakarta.

Tambunan T. H Tulus, 2009. Usaha Kecil Dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu

Penting, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, Hal. 75.

Untari, Dhian Tyas, 2013. Ecopreneurship Dalam Konsep Pembangunan Yang

Berkelanjutan, Jurnal Universitas Indraprasta PGRI, Vol. 3, No. 1.

Page 43: WIRAUSAHA LIMBAH

30

Wisber, Wiryanto, 2012. Makalah : Pemberdayaan Usaa Kecil Dan Menengah Di

Kota Banjarbaru Dalam Rangka Millenium Development Goals 2015

Penelitian pada Pusat Kajian Administrasi Internasional, Lembaga

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka.

Yenni, Ruslinda, 2002. Diktat Daur Ulang Sampah, Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Universitas Andalas, Jakarta. Diunduh dari

http://ilearn.unand.ac.id/pluginfile.php/17897/mod_resource/content/2/Teknik%2

0Pengolahan%20Sampah%207.pdf?, 2 Novemer 2014.

Zimmerer, Scarborough, 2008. Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha Kecil 1,

Halaman 4, Salemba, Jakarta.

Zubair, Achmad & Haeruddin, 2012. Studi Potensi Daur Ulnag Sampah Di TPA

Tamanggapa Kota Makasar, Jurnal Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Unhas, Makasar. Vol. 6, Hal. 4.

Page 44: WIRAUSAHA LIMBAH

Lampiran

Daftar wawancara kepada owner Rumah Plastik ( Bapak Imrani Mahsadi ) :

Sejarah :

1. Pada tahun berapa Rumah plastik berdiri ?

2. Bagaimana sejarah awal berdirinya Rumah Plastik ?

3. Ada berapa pekerja yang membantu ?

Cara membaca peluang hingga tercipta gagasan bisnis :

1. Bagaimana dapat terfikirkan untuk bergelut dengan usaha daur ulang plastik ?

2. Darimana bapak dapat membaca adanya peluang bisnis berkaitan dengan limbah

plastik? (dari lingkungan sekitar, teman, perkumpulan, atau penyuluhan dll, ).

Proses mewujudkan bisnis :

1. Bagaimanakah proses mewujudkan gagasan tersebut menjadi bisnis nyata ?

2. Apakah ada pihak- pihak yang membantu bapak dalam mewujudkan bisnis ini ?

3. Apa sajakah kendala yang terjadi pada saat mulai awal merintis sampai dengan

sekarang ini ? (kendala dalam membaca peluang bisnis, kendala untuk

mewujudkan bisnis nyata, kendala saat menjalankan usaha)

4. Apakah ada upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi kendala- kendala

tersebut ?

Page 45: WIRAUSAHA LIMBAH

Contoh- contoh produk Rumah Plastik

Page 46: WIRAUSAHA LIMBAH
Page 47: WIRAUSAHA LIMBAH