wilayah pertambangan.pptx
TRANSCRIPT
Wilayah Pertambangan disusun oleh :
1. Diyan Adiatma H1C1140142. Gading Abi P. H1C1140243. Julianardo Yansen E.H H1C1140344. Resa Maharani H1C1140545. Suci Inda Sari H1C1140646. Arifuddin NurH1C1140747. Hasbi H1C1140848. Shanty V.A Nababan H1C1141049. Jery Indrawan H1C112044
LIRIK LAGU SATU NUSA SATU BANGSASatu nusaSatu bangsaSatu bahasa kitaTanah airPasti jayaUntuk Selama-lamanyaIndonesia pusakaIndonesia tercintaNusa bangsaDan BahasaKita bela bersama
WP merupakan kawasan yang memiliki potensi mineral dan atau batubara, baik di permukaan tanah maupun di bawah tanah, yang berada dalam wilayah daratan atau wilayah laut untuk kegiatan pertambangan.
Wilayah yang dapat ditetapkan sebagai WP memiliki kriteria, adanya:a. indikasi formasi batuan
pembawa mineral dan atau pembawa batubara.
b. potensi sumber daya bahan tambang yang berwujud padat dan atau cair.
Wilayah Pertambangan
◦WP sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan.
◦WP ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Penetapan WP dilaksanakan secara : transparan, partisipatif dan bertanggung jawab
Terpadu memperhatikan pendapat dari instansi terkait, masyarakat dan aspek ekonomi – sosial budaya dan berwawasan lingkungan.
Memperhatikan aspirasi daerah.
Wilayah PertambanganTerdiri dari : WUP, WPR, WPNPemerintah dan pemerintah
daerah wajib melakukan penyelidikan dan penelitian dalam rangka penetapan WP
Ketentuan lebih lanjut mengenai batas, luas, dan mekanisme penetapan WP diatur dengan peraturan pemerintah
Wilayah usaha pertambanganWUP terdiri atas:a. WUP mineral radioaktif;b. WUP mineral logam;c. WUP batubara;d. WUP mineral bukan logam
dan atau e. WUP batuan.
WUP ditetapkan oleh Menteri.Untuk WUP mineral radioaktif,
penetapannya dilakukan oleh Menteri berdasarkan usulan dari instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenaganukliran.
WUP harus memenuhi kriteria: a. memiliki formasi batuan pembawa batubara,
formasi batuan pembawa mineral logam, dan atau formasi batuan pembawa mineral radioaktif, termasuk wilayah lepas pantai berdasarkan peta geologi.
b. memiliki singkapan geologi untuk mineral radioaktif, mineral logam, batubara, mineral bukan logam, dan atau batuan.
c. memiliki potensi sumber daya mineral atau batubara. d. memiliki 1 (satu) atau lebih jenis , mineral
termasuk mineral ikutannya dan atau batubara. e. tidak tumpang tindih dengan WPR dan atau WPN; f. merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan pertambangan secara bekelanjutan; dan g. merupakan kawasan peruntukan pertambangan
sesuai dengan rencana tata ruang.
Penetapan WUP : pemerintah (menteri)
Koordinasi dilakukan dengan pemerintah daerah yang bersangkutan
Pemerintah dapat melimpahkan kepada pemerintah provinsi
Kewenangan yang dilimpahkan: menetapkan WUP untuk mineral
bukan logam dan batuan
Hal-hal yang berkaitan dengan WUP :
Satu WUP terdiri atas 1 (satu) atau beberapa WIUP
Luas dan batas WIUP mineral logam dan batubara ditetapkan oleh Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah daerah
Yang dimaksud dengan luas adalah luas maksimum dan luas minimum.
Penentuan batas dilakukan berdasarkan keahlian yang diterima oleh semua pihak
Kriteria untuk menetapkan 1 (satu) atau beberapa WIUP dalam 1 (satu) WUP
◦Letak geografis◦kaidah konservasi;◦daya dukung lindungan lingkungan;◦optimalisasi sumber daya mineral
dan/atau batubara; dan◦tingkat kepadatan penduduk
Wilayah Pertambangan Rakyat
Kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu WPR
ditetapkan oleh bupati/walikotadidasarkan pada perencanaan
dengan melakukan sinkronisasi data dan informasi melalui sistem informasi WP.
Kriteria untuk menetapkan WPR adalah sebagai berikut
mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di antara tepi dan tepi sungai;
mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal 25 (dua puluh lima) meter;
endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba;
luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima) hektar.
menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau
merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.bupati/walikota berkewajiban melakukan pengumuman
Wilayah Pencadangan Negara
Untuk kepentingan strategis nasionalWPN sebagai daerah yang dicadangkan untuk
komoditas tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan
diusahakan sebagian luas wilayahnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
ditentukan batasan waktu dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Wilayah yang akan diusahakan statusnya menjadi WUPK.
Perubahan status WPN menjadi WUPKpemenuhan bahan baku industri dan
energi dalam negeri;sumber devisa negara;kondisi wilayah didasarkan pada
keterbatasan sarana dan prasarana;berpotensi untuk dikembangkan
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;daya dukung lingkungan; dan/ataupenggunaan teknologi tinggi dan
modal investasi yang besar.
Wilayah Usaha Pertambangan Khusus
ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah
Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan di WUPK dilakukan dalam bentuk IUPK
Wilayah Usaha Pertambangan Khusus
WUPK yang akan diusahakan ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah
Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan di WUPK dilakukan dalam bentuk IUPK
Luas dan batas WIUPK mineral logam dan batubaraditetapkan oleh Pemerintah
berkoordinasi dengan pemerintah daerah berdasarkan kriteria daninformasi yang dimiliki oleh Pemerintah.
Yang dimaksud dengan luas adalah luas maksimum dan luas minimum.
Penentuan batas dilakukan berdasarkan keahlian yang diterima oleh semua pihak.
Kriteria penetapan WIUPK dalam WUPK
letak geografis;kaidah konservasi;daya dukung lindungan lingkungan;optimalisasi sumber daya mineral
dan/atau batubara; dan tingkat kepadatan penduduk.
TERIMAKASIH