whatever

25
Analisa Sosial (Ansos) Dan Metode Swot Pengertian Ansos Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, structural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial Ruang lingkup ansos Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks transformasi sosial, maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau misi organisasi. Secara umum objek sosial yang dapat di analisis antara lain; Masalah-masalah sosial, seperti; kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminilitas Sistemsosial seperti: tradisi, usha kecil atau menengah, sitem pemerintahan, sitem pertanian Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan. Kebijakan public seperti : dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU.

Upload: abdul-latif

Post on 04-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

for free

TRANSCRIPT

Page 1: Whatever

Analisa Sosial (Ansos) Dan Metode Swot

Pengertian Ansos

Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, structural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial

Ruang lingkup ansos

Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks transformasi sosial, maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau misi organisasi. Secara umum objek sosial yang dapat di analisis antara lain;

Masalah-masalah sosial, seperti; kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminilitas

Sistemsosial seperti: tradisi, usha kecil atau menengah, sitem pemerintahan, sitem pertanian

Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan.

Kebijakan public seperti : dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU.

Pentingnya teori sosial

Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dari fakta sosial, sementara fakta sosial akan mudah di analisis melalui teori-teori sosial. Teori sosial melibatkan isu-isu mencakup filsafat, untuk memberikan konsepsi-konsepsi hakekat aktifitas sosial dan prilaku manusia yang ditempatkan dalam realitas empiris. Charles lemert (1993) dalam Social Theory; The Multicultural And Classic Readings menyatakan bahwa teori sosial memang merupakan basis dan pijakan teknis untuk bisa survive.Teori sosial merupakan refleksi dari sebuah pandangan dunia tertentu yang berakar pada positivisme. Menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat dua macam analisis sosial,pertama, analisis intitusional, yaitu ansos yang menekan pada keterampilan

Page 2: Whatever

dan kesetaraan actor yang memperlakukan institusi sebagai sumber daya dan aturan yang di produksi terus-menerus. Kedua, analisis perilaku strategis, adalah ansos yang memberikan penekanan institusi sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial.

Langkah-Langkah Ansos

Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain:

Memilih dan menentukan objek analisis

Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada pertimbangan rasional dalam arti realitas yang dianalsis merupakan masalah yang memiliki signifikansi sosial dan sesuai dengan visi atau misi organisasi.

Pengumpulan data atau informasi penunjang

Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka perlu didukung dengan data dan informasi penunjang yang lengkap dan relevan, baik melalui dokumen media massa, kegiatan observasi maupun investigasi langsung dilapangan. Re-cek data atau informasi mutlak dilakukan untuk menguji validitas data.

Identifikasi dan analisis masalah

Merupaka tahap menganalisis objek berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Pemetaan beberapa variable, seperti keterkaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama dilakukan pada tahap ini. Melalui analisis secara komphrehensif diharapkan dapat memahami subtansi masalah dan menemukan saling keterkaitan antara aspek.

Mengembangkan presepsi

Setelah di identifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi atau terlibat dalam masalah, selanjutnya dikembangkan presepsi atas masalah sesuai cara pandang yang objektif. pada tahap ini akan muncul beberapa kemungkinan implikasi konsekuensi dari objek masalah, serta pengembangan beberapa alternative sebagai kerangka tindak lanjut.

Menarik kesimpulan

Page 3: Whatever

Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang; akar masalah, pihak mana saja yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan dirugikan, akibat yang dimunculkan secara politik, sosial dan ekonomi serta paradigma tindakan yang bisa dilakukan untuk proses perubahan sosial.

Peranan Ansos Dalam Strategi Gerakan PMII

Ingat, paradigma gerakan PMII adalah kritis transformatif, artinya PMII dituntut peka dan mampu membaca realitas sosial secara objektif (kritis), sekaligus terlibat aktif dalam aksi perubahan sosial (transformatif). Transformasi sosial yang dilakukan PMII akan berjalan secara efektif jika kader PMII memiliki kesadaran kritis dalam melihat realitas sosial. Kesadaran kritis akan muncul apabila dilandasi dengan cara pandangan luas terhadap realitas sosial. Untuk dapat melakukan pembacaan sosial secara kritis, mutlak diperlakukan kemampuan analisis sosial secara baik. Artinya, strategi gerakan PMII dengan paradigma kritis transformatif akan dapat terlaksana secara efektif apabila ditopang dengan kematangan dalam analisis sosial (ANSOS).

ANALISA SWOT DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI

Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses(kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman).

Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.

Jika digunakan dgn benar, analisa SWOT akan membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut.

Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib dalam sebuah permasalahan.

“Luck is a matter of preparation meeting opportunity ??? Keberuntungan adalah sesuatu dimana persiapan bertemu dengan kesempatan (Oprah Winfrey)

Strengh (kekuatan)

Page 4: Whatever

adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.

Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.

Contoh :

Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)

Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)

Kenali kekurangan diri sendiri agar tidak sombong

dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri.

Weaknesses (Kelemahan)

Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.

Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.

Contoh :

Kurang terbinanya komunikasi antar anggota

Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.

Opportunity (kesempatan)

Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.

Page 5: Whatever

Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.

Contoh :

Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan

Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama.

Threat (ancaman)

Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program.

Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.

Contoh :

Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada

Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.

Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan kita gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi.

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah :

SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah.

Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan

Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya terjadi

Page 6: Whatever

Hindari grey areas .

Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin

SWOT untuk organisasi

Dalam sebuah organisasi biasanya setiap awal periode kepengurusan akan dilaksanakan pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan sebuah analisis kondisi mengenai suatu organisasi tersebut. Analisis SWOT biasanya dicantumkan dalam GBHK (Garis-garis Besar Haluan Kerja) yang menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut.

Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Dan yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi adalah Visi dan Misi dari organisasi tersebut. Sehingga analisa SWOT dapat berjalan dengan baik apabila visi dan misi organisasi telah terbangun.

Sumber Data: http://pmiisyariah-sunanampel.blogspot.com/2010/04/analisis-sosial.html

http://www.imadiklus.com/2010/04/analisa-swot-dan-penerapannya-dalam-organisasi.html

Page 7: Whatever

Teori-teori yang digunakan:

Teori Karl Marx (Marxist)

Karl Marx bukanlah satu- satunya sosiolog yang menganalisis teori kelas. Sejarah industri abad 19 membuat para pengamat sosiolog mengkaji bagaimana situasi buruh saat itu, termasuk Marx. Ia adalah seorang revolusioner yang mulai gelisah dengan adanya perkembangan industrialisasi yang terjadi saat itu. Marx bukanlah seorang penulis yang sistematis dimana dalam tulisannya masih banyak terkandung keraguan, kurang memahami persyaratan, seperti ketepatan, konsepsi statistik, dan probabilitas dewasa ini (Sidney Hook, 1955: 11). Pada abad 19, masyarakat industrialisasi terdiri dari dua kelas yang saling bermusuhan karena pembagian hasil produksi yang tidak adil. Di satu pihak terdapat kaum kapitalis yang memilik sarana produksi dan di pihak lain terdapat kaum proletar yang menjual tenaganya kepada kaum kapitalis. Akibatnya kaum proletar mengalami alienansi.

Alienansi dan pembagian hasil produksi yang tidak adil tersebut menimbulkan ketegangan antara kedua kelas yang ada dalam masyarakat industri. Ketegangan itu terus meningkat sehingga pemusuhan dan inilah yang disebut perjuangan kelas. Tidak dapat dihindari bahwa perjuangan kelas ini akan menghasilkan suatu masyarakat tanpa kelas dimana sarana-sarana produksi menjadi milik bersama. Dengan kata lain, perjuangan kelas mutlak perlu untuk mewujudkan masyarakat komunis, dimana akhirnya alienansi dan ketidakadilan pembagian hasil produksi ditiadakan.

Kelas pekerja kehilangan kontrol atas sistem produksi, maka mereka teralienasi dari tugas-tugas ketenagakerjaan; dari hasil produksi yang dijual di pasar oleh produsen, dari kalangan pekerja yang lain dan dari dimensi kemanusiaan manusia itu sendiri (species being). ”Species being” merujuk kepada dimensi yang membedakan manusia sebagai makhluk dengan binatang, yang digerakkan oleh instingnya sementara manusia tidak. Sebaliknya, manusia mampu beradaptasi terhadap lingkungan bahkan menguasainya dengan akal atau rasio yang dimiliki, sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh binatang. Dengan begitu, manusia akan menjadi “master” atau tuan (pengatur) atas lingkungannya secara aktif dan kreatif untuk bertahan hidup, menciptakan kreatifitas serta mampu mengendalikan keadaan-kedaan di sekitar dirinya yang secara intrinsik adalah bagian dari apa yang disebut manusia. Ketergantungan manusia kepada manusia lain (kelas pekerja, tani atau non-producers terhadap kapitalis) menyebabkan kemampuan membangun kesadaran diri menjadi dihilangkan. Dengan demikian, kesadaran manusia ditentukan oleh pihak lain yang justru menjadi “master” atas dirinya. Sebaliknya, hakikat kemanusiaan dari kelompok kapitalis juga hilang karena keserahakan mereka untuk terus menguasai. Untuk menggambarkan hubungan-hubungan sosial seperti ini, Marx menganalogikannya ke dalam suatu pernyataan yang sangat menarik, yakni “binatang menjadi manusia dan manusia menjadi binatang”.

Dalam Economic and Phiosophical Manuscripts, Marx menerangkan bahwa dalam pekerjaannya manusia mengalami empat lapis keterasingannya, yaitu: keterasingan dari hasil kerjanya, keterasingan dari tindakan berproduksi, keterasingan dari sesama manusianya dan, keterasingan dari spesciesnya (jenisnya). Menurut Marx, barang itu adalah obyektifitasi dari kerja. Hasil kerja adalah modal, tetapi modal itu menjadi tuan atas buruh. Bentuk kerja semacam ini bukanlah membebaskan, melainkan memperbudak manusia. Semakin banyak dia menghasilkan barang, semakin tidak berharga dirinya. semakin si buruh menyerahkan dirinya kepada obyek, hidupnya semakin milik obyek itu bukan miliknya sendiri. Jadi manusia mengalami keterasingan dari hasil kerjanya sendiri. Menurut pengertian Marx adalah mampu menguasai alam, bebas merdeka, kemampuannya terbuka untuk dikembangkan dan bersifat sosial. Apabila kerjanya hanya menjadi sarana mempertahankan hidupnya yang fisik ini, maka hal ini berarti bahwa barang produksi atau alam fisik baginya hanya dihadapinya sebagai yang bernilai tukar belaka. Padahal seharusnya alam

Page 8: Whatever

itu berarti hanya baginya, sebagai pelengkap hidupnya, sebagai obyek ilmu pengetahuan, dan lain- lain. Marx berkata bahwa kerja yang terasing mengasingkan hidup manusia dari hidup individua dan membuat hidup individual menjadi abstraksi yang terasing demi tujuan hidup manusia. Akibatnya, manusia mengalami keterasingan dari sesamanya. Sesamanya menjadi orang asing yang menjadi saingannya dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam masyarakat kapitalis, manusia menjadi sarana kebutuhan orang lain, hasil kerjanya menjadi milik dan dinikmati oleh orang lain.

Keadaan ekonomilah terutama yang mengubah masyarakat menjadi buruh. Kekuasaan kapital telah menciptakan suatu situasi bersama massa ini. Dan agaknya manusia dapat menyatakan: sejauh berjuta- juta keluarga hidup di bawah kondisi ekonomi yang memisahkan pandangan hidup mereka , kepentingan- kepentingan mereka, dan pendidikan mereka dari orang- orang yang termasuk anggota kelas lain dan mereka menentang kelas lain itu, maka mereka merupakan suatu kelas. Akibat dari ini adalah distribusi kekayaan dalam produksi adalah distribusi kekayaan itu menentukan distribusi kekuasaan politik di dalam masyarakat. Hubungan- hubungan produksi modern mencakup kekuasaan ekonomi pemilik kekayaan perseorangan, yakni kekuasaan ekonomi si kapitalis.

Aspek revolusi dalam pemikiran Marx adalah kekayaan dan kemiskinan, dominasi dan penundukan, pemilikan kekayaan dan ketiadaan pemilikan kekayaan, prestiise tinggi dan prestise rendah, kesemuanya sudah ada sebelum dan sesuadah terjadinya revolusi industri. Semuanya dipengaruhi oleh revolusi industri, menggantikan strata sosial lama dengan yang baru: pemilik tanah dan kaum bangasawan digantikan kaum kapitalis, buruh dan petani kecil digantikan oleh kelas proletariat. Perbedaan kedudukan dalam masyrakat pra industri di abad ke-18 banyak didasarkan atas tradisi yang dimitoskan, suatu sistem yang berbelit- belit sejak dahulu kala yang selalu mengkodifikasikan hak dan kewajiban termasuk berdasarkan gradasi kekayaan, kekuasaaan dan prsetise. Masyarakat pra industri jelas mempunyai awalnya pula. Masayarakat ini adalah masyarakat produk sejarah atau mungkin produk idiologi. Namun ketika berbenturan dengan Revolusi industri, masyarakat ini mempunyai suatu tata yang dianugrahi oleh abad keeemasan dengan suatu legitimasi dan keterpaduan yang khas. Tata masyarakat yang statis itu dileyapkan dengan adanya revolusi industri. Dua strata baru yang tercipta di inggris – yakni strata pengusaha dab buruh. Tidak ada yang ‘lebih utama’ dari keduanya, bahkan undang- undang kemiskinan Inggris mencampurkan strata miskin yang lama dan yang baru, demikian pula raja mencampurkan aristokrat yang lama dan yang baru. Kedua strata ini ‘borjuis dan proretariat’, yang tumbuh bersama- sama dan saling terikat satu sama lain. Tak memiliki tradisi kedudukan, mitos legitimasi maupun gengsi keturunan. Mereka semata- mata ditandai oleh petunjuk- petunjuk kasar berupa pemilikan kekayaan dan ketiadaan pemilik kekayaan. Pemgusaha industri dan buruh tidak mempunyai kelaziman, tradisi dan kesatuan sebagai sebuah strata. Mereka dikatakan nouveaux riches dan nouveaux pauvers, penyeludup di dalam sistem nilai lama yang diwariskan turun temurun, dan kurir dari sistem nilai baru.

Dalam teori marxisme tersebut mengenai analisis kelas menitik beratkan dalam perkataan adalah pernyataan yang terkenal dari communist manifesto yang didalamnya marx dang engels mendeklarasikan bahwa “sejarah dari semua bentuk masyarakat yang eksis sampai sekarang adalah sejarah tentang perjuangan kelas.”

Orang bebas dan budak, orang terpandang dan rakyat jelata, tuan dan hamba sahaya, penguasa guilda (guild master) dan pengangguran- dengan kata lain, penindas dan yang tertindas, berdiri dalam oposisi konstan satu sama lain membawa dalam dirinya semangat perlawanan, kadang tersembunyi kadang terbuka, dan setiap kali berakhir entah dalam bentuk pengonstitusian- ulang revolusioner masyarakat luas, atau hancurnya kelas-kelas yang melawan. (marx dan engels: 1976, hal. 482)

Page 9: Whatever

Analisa kasus dengan teori

Dalam teori marxis ada kejadian yang sama terjadi pada buruh kuali di tangerang yaitu Pada abad 19, masyarakat industrialisasi terdiri dari dua kelas yang saling bermusuhan karena pembagian hasil produksi yang tidak adil. Di satu pihak terdapat kaum kapitalis yang memilik sarana produksi dan di pihak lain terdapat kaum proletar yang menjual tenaganya kepada kaum kapitalis. Akibatnya kaum proletar mengalami alienansi. Yang terjadi pada buruh kuali adalah pemilik modal dan produksi (Yuki Irawan) mempekerjakan pekerjanya dalam satu hari selama 17 jam dan hanya mendapat gaji 700ribu perbulanya, tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan.

Dalam Economic and Phiosophical Manuscripts, Marx menerangkan bahwa dalam pekerjaannya manusia mengalami empat lapis keterasingannya, yaitu: keterasingan dari hasil kerjanya, keterasingan dari tindakan berproduksi, keterasingan dari sesama manusianya dan, keterasingan dari spesciesnya (jenisnya). Dalam kasus buruh kuali ini yang dimaksud keterasingan dari hasil kerjanya adalah buruh tidak mengetahui rincian hasil kerjanya selama dia bekerja dan juga bisa dilihat dari hasil produksi tersebut, buruh itu tidak tau kuali itu nantinya mau dijadikan apa yang tau hanya berproduksi-produksi saja. Keterasingan dari sesama manusianya, dalam kasus ini maksudnya adalah buruh kuali merasa terasing dari manusia lainnya karena harus terus bekerja dan ditempatkan di mes yang ada dalam tempat produksi sehingga sulit untuk bersosialisasi dengan manusia lainnya dan tidak diberikan kesempatan bersosialisasi dengan manusia lainnya.

Kesimpulan

Dari paparan kasus yang di analisis diatas dapat disimpulkan bahwa teori marxis dpat digunakan untuk menganalisi kasus perbudakan buruh kuali tangerang.

Daftar pustaka

(zico nurrashid priharseno, rabu, 8 mei 2013| 15.09 PM. Kompas.com)

(liputan 6.com senin, 27/5/13, 21:34. Oleh riski adam)

Sitorus, Utari Romauli. 2012. Teori Marxis. file://localhost/F. diakses pada tanggal 18 mei 2013.

Giddens, Anthony dan Jonathan Turner. social Teory Today. Yogyakarta: pustaka pelajar,2008.

Page 10: Whatever

a. Beberapa Contoh Anomali Sosial dan Budaya di Indonesia Saat ini.

Pada dasarnya tidak ada masyarakat yang tidak berubah, walaupun dalam tarap yang paling kecil sekalipun, masyarakat (yang di dalamnya terdiri atas banyak sekali individu) akan selalu berubah. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kecil sampai pada taraf perubahan yang sangat besar yang mampu memberikan pengaruh yang besar pada aktivitas atau perilaku manusia. Perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun yang luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku dan pola piker individu. Aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang nantinya dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang akan datang (Nanang Martono, 2011: 1).

Menghubungkan beberapa Teori Komunikasi dengan Proses Komunikasi Sosial dan Pembangunan

Sebelum kita memasuki pokok pembahasan yang di tuju, mari kita ketahui terlebih dahulu, apasih yang dimaksud dengan Komunikasi Sosial dan Pembangunan itu ? Dari berbagai buku yang penulis baca, penulis dapat menyimpulkan bahwa ;

" Komunikasi Sosial dan Pembangunan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu, Komunikasi Sosial dan Komunikasi Pembangunan. Kedua istilah tersebut mempunyai materi bahasan yang di dalamnya terkandung ilmu yang mengajarkan tentang bagaimana komunikasi harus dilakukan, sehingga berperan pada suatu penunjang pelaksanaan program - program pembangunan dalam rangka menciptakan perubahan pada suatu sistem sosial. "

" Lalu, pembangunan merupakan upaya untuk menciptakan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik, sehingga program-program pembangunan yang dicanangkan senantiasa bersifat ide-ide pembaruan (inovasi), baik yang berupa fisik maupun nonfisik. Program pembangunan yang bersifat fisik, misalnya berupa pembangunan infrastruktur, sedangkan program pembangunan yang brsifat nonfisik misalnya pembangunan suprastruktur dan pemberdayaan manusia (sumber daya manusia). "Dan pada Ilmu Komunikasi, terdapat beberapa teori - teori yang berhubungan dengan terciptanya proses pembangunan sosial tersebut. Maka penulis memilih beberapa Katagori Teori dari berbagai Teori Komunikasi yang ada, yaitu :

Katagori dari Teori Komunikasi Interpersonal yaitu , Teori Disonansi Kognitif

Katagori dari Teori Komunikasi Sosial yaitu , Teori Analisis Proses Interaksi

Katagori dari Teori Komunikasi Massa yaitu , Teori Difusi Inovasi

Penulis berpendapat bahwa ketiga teori di atas lah yang paling berpengaruh dalam proses pembangunan sosial. Mengapa demikian? Oleh Karena itu, penulis akan menjelaskan satu demi satu, mengapa ketiga teori di atas sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan sosial.

1.Teori Disonasi Kognitif

Teori Disonasi Kognitif karya Leon Festinger adalah satu teori yang paling penting dalam sejarah psikologi sosial. Teori Festinger tentang disonasi kognitif dimulai dengan gagasan bahwa pelaku komunikasi memiliki beragam elemen kognitif, seperti :

Page 11: Whatever

> Sikap

> Persepsi

> Pengetahuan

> Perilaku

Elemen - elemen tersebut tidak terpisahkan, tetapi saling menghubungkan satu sama lain dalams sebuah sistem serta setiap elemen dari sistem tersebut akan memiliki satu dari tiga macam hubungan dengan setiap elemen dari setiap sistem elemen lainnya. Jenis hubungannya ada 3, yaitu :Kosong atau Tidak Berhubungan : Tidak ada elemen yang benar - benar memengaruhi elemen lain.

Cocok atau Sesuai : Dengan salah satu elemen yang menguatkan atau mendukung elemen lain.

Tidak Cocok atau Disonansi : Ketidaksesuaian terjadi ketika salah satu elemen tidak dapat diharapkan untuk mengikuti yang lain.

Ada dua dasar pemikiran yang menolak Teori Disonansi.

Pemikiran Pertama adalah bahwa Disonansi menghasilkan keterangan atau tekanan yang menciptakan keharusan untuk berubah.

Dasar Pemikiran Kedua adalah secara alami mengikuti dasar pemikiran yang pertama. Ketika Disonansi hadir, individu bukan hanya akan mencoba untuk menguranginya, tetapi juga akan menghindari situasi - situasi adanya Disonansi lain yang mungkin akan dihasilkan. Dengan kata lain, semakin besar Disonansinya, semakin besar pula kebutuhan untuk menguranginya.

Dan dari beberapa Disonansi yang di alami sebagai hasil sebuah keputusan bergantung pada empat variabel. Variabel Pertama adalah kepentingan keputusan. Keputusan tertentu seperti tidak sarapan mungkin tidak penting dan menghasilkan sedikit disonansi, sedangkan membeli sebuah mobil dapat memberikan masalah disonansi masalah yang besar. Variabel yang kedua adalah ketertarikan pada alternatif yang dipilih. Hal lain dalam keadaan yang sama, semakin kurang menarik alternatif yang dipilih, semakin besar disonansinya. Varibel yang ketiga adalah semakin besar ketertarikan yang dirasakan dari alternatif yang tidak di pilih, semakin besar disonansi yang akan dirasakan. Variabel yang terakhir adalah terjadi keterpaksaan atau di perintahkan untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan nilai - nilai yang di inginkan. Situasi ini bisa terjadi ketika ada penghargaan untuk kepatuhan atau hukuman.

Resensi Buku : Teori Komunikasi, Theories of Human Communication, Stephen W.Little Jhon, hlm 115-120

Alasan Penulis

" Mengapa penulis memilih Disonansi Kognitif ? Dan apa hubungannya dengan Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ? "

Teori Disonansi sangat berpengaruh terhadap progres maju dan kemundurannya sebuah pembangunan sosial, karena pada Teori Disonansi Kognitif yang di paparkan oleh Leon Festinger, menjelaskan tentang ketidaksesuaian pada setiap pemikiran dan pengambilan keputusan yang di miliki oleh setiap individu yang bedasarkan Sikap, Persepsi, Pengetahuan dan Perilaku. Dan apabila pada setiap elemen itu tidak diikuti dengan suatu keseimbangan positif yang mengarah pada suatu

Page 12: Whatever

pembangunan dan kemajuan, maka akan terjadi suatu keterpurukan yang akan menyebabkan individu tersebut mengalami kesesatan hingga kegagalan. Dan dari kegagalan salah satu individu itu, maka akan berpengaruh terhadap setiap individu lainnya dalam menjalani kehidupan. Contohnya timbul Kriminalitas, Kebohongan, Penipuan DLL.

Contoh Kasus Disonansi Kognitif

Seorang remaja mengetahui bahwa banyak memakan daging akan menyebabkan kegemukan, maka remaja tersebut tidak memakan daging. Maka remaja tersebut Disonansi Kognitif terhadap daging. Akan tetapi sebagian orang menganggap daging adalah sumber protein yang berharga dan remaja tersebut pun akhirnya mengubah persepsinya akibat dari pengaruh statement orang orang tersebut.

2. Teori Analisis Proses Interaksi

Analisis Proses Interaksi yang dikemukakan Robert Bales merupakan yang klasik pada bidangnya. Bales menciptakan sebuah teori terpadu yang di kembangkan dengan baik dari komunikasi kelompok kecil yang bertujuan menjelaskan jenis pesan yang manusia tukar dalam suatu kelompok. Dalam kelompok, setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif atau gabungan dengan (1) menjadi ramah (2) mendramatisi atau (3) menyetujui. Sebaliknya, mereka juga dapat menunjukan sikap negatif atau sikap campur aduk dengan (1) penolakan (2) memperlihatkan ketegangan atau (3) menjadi tidak ramah. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap individu dapat (1) menanyakan informasi (2) menanyakan opini (3) meminta saran (4) memberi saran (5) memberi opini (6) memberi informasi.

Jika manusia tidak berbagi informasi secara cukup, mereka akan memiliki seperti yang Bales sebut "Permasalahan dalam komunikasi" ; jika mereka tidak berbagi opini, mereka akan mengalami "Permasalahan dalam evaluasi" ; jika mereka tidak meminta atau memberi saran, kelompok akan menderita "Permasalahan dalam kendali" ; jika kelompok tidak dapat mencapai kesepakatan, anggota akan memiliki "Permasalahan dalam keputusan" ; dan jika ada dramatisi yang tidak mencukupi, maka akan menjadi "Permasalahan ketegangan" ; akhirnya jika kelompok tidak ramah, maka akan memiliki "Permasalahan dalam reintegrasi" , seperti yang dimaksud oleh Bales bahwa kelompok tidak mampu membangun kembali sebuah perasaan kesatuan atau kepaduan dalam kelompok.

Resensi Buku : Teori Komunikasi, Theories of Human Communication, Stephen W.Little Jhon, hlm 326 - 328

Alasan Penulis

" Mengapa penulis memilih Analisis Proses Interaksi ? Dan apa hubungannya dengan Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ? "

Sangat jelas yang di kemukakan oleh Robert Bales bahwa Teori Analisis Proses Interaksi merupakan salah satu teori yang mempengaruhi maju atau mundurnya proses pembangunan sosial. Mengapa? karena pada teori tersebut individu satu dengan yang lainnya harus mempunyai keseimbangan, keselarasan hingga toleransi dalam melakukan suatu hal hingga tercapainya suatu tujuan bersama yang telah di sepakati oleh lingkungan kelompok tersebut. Namun apabila tidak terdapat keseimbangan, keselarasan dan toleransi itu, maka arus komunikasi yang terjadi pada ruang lingkup

Page 13: Whatever

kelompok tersebut akan rusak, dan pastinya akan terjadi suatu konflik yang akan merusak relasi dari individu satu hingga individu lainnya. Dan hal itu semua akan berpengaruh pada proses kemajuan pembangunan sosial, seperti yang terjadi pada bangsa kita, bangsa Indonesia ini.

Contoh Kasus Analisis Proses Interaksi

Ada seseorang mahasiswa yang membentuk suatu kelompok untuk tugas kuliah pada kelasnya. Pekerjaan tim ini adalah memutuskan, melaksanakan, dan membuat laporan proyek tersebut. Jika satu anggota kelompok tetap menyimpan informasi dari yang lannya, mereka tidak dapat berkomunikasi dengan sangat baik dan akan memiliki gagasan kecil dari apa yang di lakukan oleh setiap orangnya. Jika mereka tidak berbagi opini, mereka tidak akan dapat mengevaluasi semua ide secara mendalam, dan akan berakhir dengan sebuah pekerjaan yang kacau balau.

3. Teori Difusi Inovasi

Model difusi inovasi akhir - akhir ini banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama pada negara kita ini yang sedang giat - giatnya membangun dan berkembang. Everet M.Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan - pesan sebagai ide baru. Sedangkan komunikasi di definisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama.

Di dalam pesan itu terdapat ketermasaan (newness) yang memberikan ciri khusus pada difusi yang menyangkut ketidakpastian (uncertainty). Derajat ketidakpastian seseorang akan dapat di kurangi dengan jalan memperoleh informasi.

Umumnya aplikasi komunikasi massa yang utama berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini sangat relevan baik pada masyarakat sedang berkembang maupun masyarakat yang sudah maju. Kondisi perubahan sosial dan teknologi dalam masyarakat melahirkan kebutuhan yang dapat menggantikan metode lama dengan metode baru. Semua itu menyangkut komunikasi massa karena berada dalam situasi dimana perubahan potensial bermula dari riset ilmiah , dan kebijaksanaan umum yang harus diterapkan oleh masyarakat.

Resensi Buku : Komunikasi Massa , hal 62 - 64 (Lupa pengarangnya. Yang covernya warna merah)

Alasan Penulis

" Mengapa penulis memilih Difusi Inovasi ? Dan apa hubungannya dengan Komunikasi yang mengarah ke Pembangunan Sosial ? "

Page 14: Whatever

Di lihat dari pengertiannya, penulis mengambil kesimpulan bahwa Difusi Inovasi adalah suatu langkah dan cara yang dilakukan oleh seorang individu atau sekelompok masyarakat, untuk menciptakan hal - hal baru yang dapat diterapkan dengan baik dan berguna bagi orang banyak, atau mengubah sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru yang lebih baik dan berguna untuk orang banyak. Hal tersebut bisa berupa benda, kegiatan ataupun sistem sosial. Berkat majunya teknologi, seorang inovator (orang yang melakukan inovasi) dapat mengetahui serta mendapatkan informasi yang lebih luas dari berbagai media dan dapat lebih mengembangkan cara pandang dan pola pikir dari informasi yang di dapat dari berbagai media tersebut. Maka teori ini mampu mendorong masyarakat untuk berpikir maju dan dapat beradaptasi dari pesatnya era globalisasi ini. Dan dengan mempunyai pola pikir yang demikian, maka suatu negara akan mempunyai banyak inovator atau penemu - penemu baru yang dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pembangunan suatu bangsa tersebut.

Contoh Kasus Difusi inovasi

Negara jepang. Kita melihat bahwa negara yang paling maju di dunia adalah Jepang. Seluruh teknologinya bisa di bilang mutakhir. Itu semua karena masyarakat Jepang mempunyai pola pikir yang maju dan berkembang. Akhirnya dampak dari pola pikir tersebut mempengaruhi proses pembangunan sosial di suatu negara tersebut. Maka lahirnya Jepang yang kita kenal saat in

Kebutuhan belajar bersumber dari adanya kebutuhan yang secara bawahan (Inhaerent) dipunyai individu semenjak ia dilahirkan. Kebutuhan inilah yang merupakan tenaga pendorong bagi individu untuk hidup , untuk mempertahankan diri dari ancaman bahaya , dan untuk berkembang terus. Menurut Maslow : Seorang ahli psikologi , kebutuhan dasar manusia itu berjenjang dari tingkat yang paling rendah sampai ke tingkat yang paling tinggi. Teori itu disebut sebagai teori “Jenjang Kebutuhan Manusia”

PENGERTIAN TENTANG IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR

Kata “identifikasi” berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Asal kata to identify sebagai kata kerja, dan identification sebagai benda.To identify secara sederhana artinya adalah mengenali. Hubungannya dengan pembicaraan kita disini “identifikasi kebutuhan belajar” artinya ialah mengenali kebutuhan belajar seseorang atau masyarakat atau kelompok orang tertentu yang akan menjadi sasaran didik atau peserta didik.Sebagai pembawa program atau pelaksana program PLS, dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar paling tidak kita dituntut menyadari dua hal, yaitu mengapa kebutuhan belajar itu muncul dan untuk apa ia perlu dimunculkan?

Pertanyaan mengapa dan untuk apa dicari jawabannya melalui suatu proses yang panjang, baik proses pemikiran dengan mendasarkan pada latar belakang konsepsional, maupun proses penganalisaan situasi kongkret dari kondisi lingkungan masayarakat setempat. Proses pemikiran dan analisa situasi ini berjalan bermacam-macam dengan kegiatan identifikasi kebutuhan belajar itu sendiri. Sehingga pada waktu seorang pembawa program PLS mengatakan bahwa dirinya telah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka berarti bahwa proses pemikiran dan analisa itu pun telah

Page 15: Whatever

mencapai kesimpulan. Oleh karena itu di bawah ini akan kita tinjau lebih lanjut latar belakang mengapa dan untuk apa yang mendasari diidentifikasinya suatu kebutuhan belajar tertentu.

MANFAAT IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR BAGI PENYUSUNAN PROGRAM BELAJAR

Salah satu ciri yang membedakan antara PLS dan Pendidikan Sekolah terletak pada cara penyusunan program belajar. Program belajar PLS fleksibel/relatif (artinya tidak baku), unik dan spesifik (artinya tidak seragam), dan temporer (artinya sesewaktu). Proses penyusunan program belajar bagi PLS nampak sangat berbeda-beda. Proses penyusunan program PLS pada umumnya lebih sederhana bahwa prosedurnya tidak berliku- liku melainkan langsung. Penyusunan program tidak dilakukan oleh Tim-tim khusus yang terpilih seperti halnya dengan peyusunan kurikulum, melainkan dikerjakan langsung oleh pengelola atau pembawa program PLS bersama-sama (dalam banyak hal memang begitu) dengan peserta atau calon peserta didik.

Baca Juga: Versi Mahasiswa - PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Secara sederhana dapat dikatakan Pendidikan Sekolah itu berjenjang dan berstruktur, sedang Pendidikan Luar Sekolah tidak. Implikasi dari kedua pengertian tersebut adalah bahwa identifikasi kebutuhan belajar bagi PLS itu perlu sebagai landasan penyusunan program. Dalam hal itu misi yang diemban oleh PLS, yaitu pendidkan seumur hidup (lifelong education) menjadika pentingnya pengkajian lebih lanjut tentang hubungan antara kebutuhan belajar dan program belajar seperti yang akan diuraikan dibawah ini.

Dorongan belajar itu muncul karena individu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya , baik jasmaniah maupun rohaniah . Menurit Maslow ada lima jenjang kebutuhan dasar manusia , yaitu kebutuhan untuk makan atau minum , kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan , kebutuhan untuk kasih sayang , kebutuhan mendapatkan pengakuan diri dan kebutuhan mendapatkan atau menemukan hakikat dirinya .

Kebutuhan belajar perlu diidentifikasi sebagai landasan penyusunan program belajar . Karena kebutuhan belajar yang telah di identifikasi akan memberikan arahan kemana program kegiatan itu di tujukan . Sukarnya ialah bahwa kebutuhan belajar itu tidak selalu di sadari oleh kelompok masyarakat yang bersangkutan . Untuk itu petugas PLS dituntun untuk dapat menggalih dan mengukap secara bijaksana sehingga kebutuhan belajar yang semuala tidak disadari menjadi di sadari .

Kurikulum bagi pendidikan sekolah sama penting artinya bagi program pendidik luar sekolah . Namun proses penyusunan dari keduanya adalah sangat berbeda yang satu dari yang lain . Kurikulum sekali disusun berlaku untuk jangka waktu panjang , sedangkan program kegiatan disusun untuk memenuhi kebutuhan ketika itu .

Page 16: Whatever

PLS tidak berjenjang artinya , program PLS pada umumnya merupakan program yang berdiri sendiri dan merupakan satu kebulatan . Program-program PLS berlaku untuk jangka waktu pendek dengan jenis variasi program yang sangat luas itu sebabnya maka pada PLS setiap program kegiatan perlu di rumuskan secara tersendiri .

PLS tidak berstruktur . Itu merupakan salah satu sebab mengapa PLS sering disebut pendidikan non formal atau di sebut PNP . PLS disebut pendidikkan non formal karena hampir dari semua seginya PLS dikelolah secara tidak formal atau kurang formal . Ketidak formalan ini dapat menyangkut :

a) Bentuk Program.

b) Tempat kegiatan.

c) Waktu penyelenggara.

d) Persiapan pengelola atau pembawa program.

e) Pendaftaraan sasaran atau peserta didik.

f) Metode yang di pakai

g) Bahan atau materi belajar.

Oleh

Pengertian Kebutuhan dan Macam Kebutuhan | Kebutuhan manusia dibahas secara khusus dalam ilmu ekonomi. Apa itu kebutuhan? Kebutuhan adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi oleh setiap manusia agar manusia dapat mempertahankan kehidupannya. Dalam pengertian yang lain, kebutuhan adalah hasrat atau keinginan manusia untuk memiliki dan menikmati kegunaan barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan bagi jasmani dan rohani demi kelangsungan hidupnya. Sehingga, kebutuhan diartikan juga sebagai keinginan untuk

Page 17: Whatever

mendapatkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dengan disertai kemampuan membayarnya, sebab jika kebutuhan tidak terpenuhi maka akan membawa efek negatif.

Pengertian Kebutuhan Macam Kebutuhan

Pengertian Kebutuhan Macam Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal mendasar yang dibutuhkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya. Kebutuhan manusia, baik berupa barang maupun jasa sangat banyak jumlahnya. Begitu bermacam-macamnya kebutuhan manusia sehingga kebutuhan perlu dikelompokkan. Macam-macam kebutuhan dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat kepentingannya, waktu pemenuhannya, sifatnya, dan penggunaannya.

Macam-macam kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingannya dapat dibedakan atas kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus segera dipenuhi pemuasannya agar manusia dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan baik. Kebutuhan yang tergolong dalam kebutuhan primer adalah makan dan minum (pangan), pakaian (sandang), dan perumahan (papan).

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan atau pelengkap yang pemuasannya dapat ditunda. Kebutuhan yang tergolong dalam kebutuhan sekunder adalah olahraga, hiburan, radio, dan televisi. Dengan terpenuhinya kebutuhan sekunder, manusia bisa hidup lebih baik, lebih senang, dan lebih beradab.

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi dengan mengonsumsi benda yang tergolong mewah atau luks. Kebutuhan tergolong dalam kebutuhan tersier adalah mobil, intan berlian, dan vila.

Macam-macam kebutuhan manusia menurut waktu pemenuhan dapat dibedakan atas kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang.

Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan mendesak dan sangat penting yang harus dipenuhi saat itu juga. Contohnya adalah makan dan minum ketika lapar, obat ketika sakit, atau payung ketika hujan.

Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemuasannya tidak harus dilakukan sekarang dan bisa ditunda hingga masa yang akan datang. Contohnya adalah rekreasi (berlibur ke Bali).

Macam-macam kebutuhan manusia menurut sifatnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

Page 18: Whatever

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi agar jasmani manusia bisa berfungsi dengan baik. Kebutuhan jasmani umumnya bisa dipenuhi dengan mengonsumsi benda yang berwujud, seperti makan, minum, pakaian, rumah, sepeda, arloji, dan sepatu.

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi agar rohani atau mental manusia bisa berfungsi dengan baik. Kebutuhan rohani umumnya bisa dipenuhi dengan mengonsumsi benda tak berwujud, seperti pendidikan, agama, dan hiburan.

Macam-macam kebutuhan manusia menurut subjeknya dapat dibedakan atas kebutuhan pribadi dan kebutuhan sosial.

Kebutuhan pribadi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi berdasarkan selera atau pilihan pribadi. Contohnya, Afdan membutuhkan sepatu hitam, sedangkan Wawan membutuhkan sepatu putih.

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan bersama, mulai dari keluarga hingga masyarakat. Contohnya, kebutuhan akan jembatan penyeberangan, jalan raya, atau listrik.

Sekian uraian tentang Pengertian Kebutuhan Macam Kebutuhan, semoga bermanfaa

Identifikasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Identifikasi berasal dari kata Identify yang artinya meneliti, menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak dan kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak.

Fungsi dan tujuan identifikasi kebutuhan program untuk mengetahui berbagai masalah atau kebutuhan program yang diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk pendukung pelaksanaan program dan mempermudah dalam menyusun rencana program yang akan dilaksanakan.

Fungsi agar program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Data yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana program yang dapat di pengaruhi pengelola program. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan