weill’s disease

48
WEILL’S DISEASE Nama : Febrina Rambu NIM : C 111 11 162 RESIDEN PEMBIMBING dr. Nurhidayah Asjuh RESIDEN BACA dr. Agus Salim

Upload: febrina-rambu

Post on 30-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

Page 1: Weill’s Disease

WEILL’S DISEASE

Nama : Febrina RambuNIM : C 111 11 162

RESIDEN PEMBIMBINGdr. Nurhidayah Asjuh

RESIDEN BACAdr. Agus Salim

Page 2: Weill’s Disease

Nama Penderita : Tn. U

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tgl lahir : 17-9-1947

Alamat : Jl Pramuka Maroangin Enrekang

No. Rekam Medis : 709603

Tanggal Pemeriksaan : 19-04-2015

Dokter muda : Febrina Rambu

Page 3: Weill’s Disease

SUBJEKTIFKELUHAN UTAMA : DEMAM

o Pasien dirujuk dari RS Sidrap setelah dirawat selama 1 hari.

o Demam dirasakan terus-menerus sejak 4 hari yang lalu, disertai menggigil, dan turun dengan obat penurun panas selama beberapa jam, kemudian naik lagi, Sakit kepala tidak ada.

o Mata merah, bintik-bintik merah ada

o Sesak napas ada terutama saat beraktivitas, batuk disangkal tapi terasa banyak lendir yang sulit dikeluarkan berwarna putih.

o Mual muntah ada 1 hari terakhir, berupa lendir.

o Nyeri ulu hati ada.

o Nyeri otot pada otot, riwayat bertani 1 minggu terakhir

o Buang air kecil lancar, warna seperti teh sejak 1 hari terakhir.

o Buang air besar, biasa warna coklat kuning, tidak ada riwayat berak hitam sebelumnya.

Page 4: Weill’s Disease

SUBJEKTIF

Riwayat penyakit sebelumnya :

• Riwayat sering nyeri ulu hati, pasien rutin minum antasida bila nyeri kambuh. Riwayat hipertensi disangkal.

• Riwayat diabetes mellitus sejak 2 tahun terakhir, pasien mengkonsumsi obat gula (metformin)

• Riwayat sakit kuning sebelumnya tidak ada, riwayat konsumsi alkohol tidak ada, riwayat minum jamu bentuk kapsul untuk menghilangkan nyeri lutut, hampir setiap hari dalam kurun waktu lebih 3 bulan terakhir

• Riwayat menungunjungi daerah endemis malaria tidak ada

Page 5: Weill’s Disease

SUBJEKTIF

Riwayat pribadi dan keluarga :

Pekerjaan bertani

Riwayat pekerjaan seorang guru

Page 6: Weill’s Disease

OBJEKTIFStatus Pasien :

• Sakit sedang/gizi cukup/composmentis• BB : 60 kg• TB : 165 cm• IMT : = 22,0 kg/m2 (Normal)

 

Tanda vital :

Tekanan darah : 110/60 mmHg, reguler, kuat angkat

Nadi : 68 x /menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,5 oC (setelah diberikan paracetamol beberapa jam yang lalu)

Page 7: Weill’s Disease

OBJEKTIFPEMERIKSAAN FISIK

Ekspresi : BiasaSimetris muka : Simetris kiri dan

kananDeformitas : Tidak adaRambut : abu-abu, lurus,

sukar dicabut

KEPALA

Perdarahan : (-)Sekret : (-)

HIDUNGTophi : (-)Pendengaran : Dalam batas normalNyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)

TELINGA

Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)Gerakan : Dalam batas normalTekanan bola mata : tidak diukurKelopak mata: Edema palpebra (-)Konjungtiva : Anemis (+/+), Injeksio

konjungtiva (+/+)Sklera : Ikterus (+/+)Kornea : JernihPupil : Bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm

MATA

Page 8: Weill’s Disease

PEMERIKSAAN FISIK

Bibir : Pucat (-), Kering (-)

Gigi geligi : Caries (-)

Gusi : Perdarahan gusi (-)

Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)

Faring : Hiperemis (-)

Lidah : Kotor (-), tremor (-), hiperemis (-)

MULUT

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran

DVS : R-1 cm H2O

Pembuluh darah : Dalam batas normal

Kaku kuduk : Tidak ada (-)

\Tumor : Tidak ada (-)

LEHER

Page 9: Weill’s Disease

PEMERIKSAAN FISIK

InspeksiBentuk :Normochest, simetris kiri dan

kananPembuluh darah: Spider nevi (-)Buah dada: Ginekomastia (-)Sela iga : Dalam batas normalLain-lain : Tidak ada (-)

THORAKS

AuskultasiBunyi pernapasan: VesikulerBunyi tambahan : Ronchi -/- ,

Wheezing-/

PARUPalpasiFremitus raba : Simetris kiri dan kananNyeri tekan : Tidak ada

PARU

PerkusiParu kiri : SonorParu kanan : SonorBatas paru-hepar : ICS VI dekstra anterior Batas paru belakang kanan : setinggi columna vertebra thorakal IX dekstra Batas paru belakang kiri : setinggi columna vertebra thorakal X sinistra

PARU

Page 10: Weill’s Disease

PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung kanan di linea parasternalis dextra, batas jantung kiri di linea midclavicularis sinistra ICS V, batas jantung atas ICS II sinistra)

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bising jantung (-)

JANTUNG

Page 11: Weill’s Disease

PEMERIKSAAN FISIK

Palpasi : Nyeri tekan (-),MT(-)Nyeri ketok : Tidak ada (-)Auskultasi : Bunyi pernapasan: Vesikuler , Ronchi -/-, Wheezing  -/-Gerakan : Dalam batas normal

PUNGGUNG

Superior : Edema (-), akral hangat, eritema palmaris (-), flapping tremor (-), petechie (+)Inferior : Edema (-), Nyeri tekan Gastrocnemius (+)

EKSTREMITAS

Hemoroid (-), sphincter ani mencekik, mukosa licin, pembesaran prostat (-), massa tumor (-), feses kesan normal, darah (-), lendir (-).

ANUS & REKTUM

Inspeksi : Cembung, ikut gerak napas Distensi abdomen (-)Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normalPalpasi : Nyeri tekan (+) pada regio epigastricu, Massa tumor (-), Hepar tidak teraba dan lien tidak terabaPerkusi : Timpani

ABDOMEN

Page 12: Weill’s Disease

LABORATORIUMJenis Pemerikaan Hasil

Nilai

Rujukan

 

 

 

D

A

R

A

H

R

U

T

I

N

 

WBC 12.11x103/uL 4 - 10 x 103/uL

RBC 4,3x106/uL 4 - 6 x 106/uL

HGB 13,4 g/dl 12 - 16 g/dl

HCT 37.8 % 37 - 48 %

MCV 87.9 fl 76 - 92 pl

MCH 31.2 pg 22 - 31 pg

MCHC 35.4 g/dl 32 - 36 g/dl

PLT 20x103/uL 150 - 400 x

103/uL

NEUT 9.9 % 52.0 - 75,0

LYMPH 1.01 % 20,0 - 40,0

MONO 1.02 % 2,00 - 8,00

EOS 0,14 % 1,00 - 3,00

BASO 0,04 % 0,00 - 0,10

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

  GDS 211 140 mg/dl

FAAL

HEMOSTATIS

Ureum 92 mg/dL 10-50 mg/dL

Kreatinin 2.97 mg/dL < 1,1 mg/dL

SGOT(19/4)42 U/L

(24/4)77 U/L

< 35 U/L

SGPT(19/4)44 U/L

(24/4)82 U/L

< 45 U/L

HbsAg Reactive Non reactive

Anti HCV Non reactive Non reactive

Leptospirosis positive Negative

Albumin 2,6 gr/dl 3,5 - 5,0 gr/Dl

Bilirubin total 8.53 mg % <1,1 mg %

Bilirubin direk 5.96 mg % <0,2 mg %

CK 128L(<190);

P(<167)

CK-MB 24.3 <25 U/L

PT

INR

10.3

1.00

10 – 14

APTT 43.122,0 - 30,0

ELEKTROLIT

DARAH

Natrium 132 mmol/L136-145

mmol/L

Kalium 4.2 mmol/L 3.5-5.1 mmol/L

Klorida 104 97-111 mmol/L

Page 13: Weill’s Disease

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil USG Abdomen Atas + Bawah :

Tidak tampak kelainan radiologik pada USG Abdomen ini

Page 14: Weill’s Disease

ASSESMENT• Leptospirosis berat (Weils disease)

• Acute Kidney Injury

• Koagulopati hepatikum dd/ DIC

• Dispepsia fungsional

• DM tipe 2

Page 15: Weill’s Disease

PLANNING• Diet DM 1700 kkal

• IVFD asering 20 tpm

• Rehidrasi adekuat-balance cairan target urin 1cc/kgBB/hari

• N-Acetyl Sistein

• Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena dalam NaCl 0.9% 100 cc habis 30 menit

• Ambroxol 4 mg/8 jam/oral

• Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena

Page 16: Weill’s Disease

PROGNOSIS

Ad Functionam : Dubia

Ad Sanationam : Dubia

Ad Vitam : Dubia

Page 17: Weill’s Disease

TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER

21/04/2015

(06.00)

LAB :

WBC : 12.11;

Hb : 13.4;

Plt : 20000;

PT : 10.3;

INR : 1.0;

APTT : 43.1;

GDS : 211;

Ur/cr:92/2.97;

SGOT/SGPT :

42/44 ;Urinalisa :

Protein : trace,

glukosa : +3,

bilirubin : +1

Perawatan hari-3

S : Demam naik-turun, menggigil tidak ada, lemas ada. Batuk tidak ada, lendir ada

namun sulit dikeluarkan, sesak napas ada terutama saat beraktivitas. Mual ada,

muntah tidak ada

BAB : biasa, warna kuning, riwayat BAB hitam tidak ada.

BAK : kesan cukup, kuning pekat.

Riwayat DM dalam 2 tahun terakhir

Riwayat terapi dengan methformin 500 mg

O : SS/GC/CM

TD : 110/60 mmHg N : 80x/menit

P : 20x/menit S : 36,5 C⁰

Anemis (-), Ikterus (+)

DVS R-1 cm H2O

BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-

BJ : I/II regular, Bising (-)

Abd : Peristaltik (+) kesan normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba, Nyeri

tekan (+) regio epigastricum

Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-), nyeri tekan gastrocnemius (-)

A :

Curiga leptospira

Aki pre renal et causa ?

Diabetes melitus tipe 2 non obese

Koagulopati

Dispepsia

P :

IVFD asering 20 tpm

Sistenol 500 mg/8 jam/oral

Omeprazole 20 mg/12 jam/oral

Rehidrasi adekuat – balance cairan

Injeksi vit K 1 amp/hari selama 3 hari

 

Rencana Pemeriksaan

Leptodisptik, DDR, ADT, Darah Rutin, IgG &

IgM DHF, HbsAg, Anti HCV, Bil total/direk

Monitor ur/cr per 3 hari

EKG

GDP, GD2PP, HBA1C, TTGO profil lipid

Page 18: Weill’s Disease

22/04/2015

(06.00)

LAB : 21/4/2015

Wbc :12.100 6900

HB : 13.4 12.9

PLT:20.100 27000

GDP : 114 156

GD2PP : 228

HBA 1c : 8.8%

Ureum : 92

Cretainin : 2.97

SGOT : 15

SGPT : 151

HCV : non reactive

Leptospira : positif

DDR : negatif

Bil. Total : 8.54

Bil. Direk : 5.96

Albumin : 2.6

 

Perawatan hari-4

 

S : Demam naik turun, saat demam menggigil ada, dan manifestasi perdarahan

tidak ada. Sesak nafas ada, batuk ada. Mual ada, muntah bila batuk. Riwayat

bertani ada.

BAB: biasa, kuning

BAK: lancar, kuning

O : SS/GC/CM

TD : 120/80 mmHg

N : 76x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 C⁰

Anemis (-), Ikterus (+)

DVS R-1 cm H2O

BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-

BJ : I/II regular, Bising (-)

Abd : Peristaltik (+) kesan normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba

Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-), nyeri tekan gastrocnemius (-)

A :

Leptospira

AKI pre renal

DM tipe 2 non obese

Dispepsia fungsional

Hipoalbuminemia

Trombositopenia

Koagulopati dd/DIC skoring masih menunggu hasil D-Dimer, fibrinogen

P :

Diet DM 1700 kkal

IVFD asering 20 tpm

Sistenol 500 mg/8 jam/oral

Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena

Ambroxol 4 mg/8 jam/oral

Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena

Rehidrasi adekuat – balance cairan

Kateter, target urin 1 cc/kgBB/hari

Injeksi vit K 1 amp/hari selama 3 hari

TUNDA

 

Rencana Pemeriksaan

ADT, Darah Rutin, D Dimer, fibrinogen, PT,

APTT

Monitor ur/cr per 3 hari

Page 19: Weill’s Disease

23/4/2015

 

 

 

 

 

 LAB : 21/4/2015

Wbc : 6.900

HB : 12.9

PLT : 27.000

GDP : 156

Ureum : 92

Cretainin : 2.92

HCV : non reactive

Leptospira : positif

Bil. Total : 8.54

Bil. Direk : 5.96

Albumin : 2.6

 

 

Perawatan hari-5

 

S : Demam saat ini tidak ada. Sesak nafas ada, batuk ada, lendir sulit

dikeluarkan. Tidak ada nyeri tekan gastrocnomius. Riwayat bertani ada

BAB: biasa

BAK: lancar, kuning

O : SS/GC/CM

TD : 120/80 mmHg

N : 76x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 C⁰

Anemis (-), Ikterus (+)

DVS R-1 cm H2O

BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-

BJ : I/II regular, Bising (-)

Abd : Peristaltik (+) kesan menurun, Hepar tidak teraba dan lien tidak

teraba. Shifting dullnes (+)

Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-), nyeri tekan

gastrocnemius (-)

A :

Leptospira

AKI pre renal

DM tipe 2 non obese

Koagulopati dd/DIC

Dispepsia fungsional

P :

Diet DM 1700 kkal

IVFD asering 20 tpm

Sistenol 500 mg/8 jam/oral

Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena

Ambroxol 4 mg/8 jam/oral

Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena

Rehidrasi adekuat – balance cairan

Kateter urin target 1cc/kgBB/hari

 

Rencana Pemeriksaan

ADT, Darah Rutin, D Dimer, PT, APTT

Monitor ur/cr per 3 hari

GDP, GD2PP, HBA1C, TTGO profil lipid

Page 20: Weill’s Disease

24/04/2015

 

 

 

 

 

LAB : 21/4/2015

Wbc : 6.900

HB : 12.9

PLT : 27.000

GDP : 156

Ureum : 92

Cretainin : 2.92

HCV : non reactive

Leptospira : positive

Bil. Total : 8.54

Bil. Direk : 5.96

Albumin : 2.6

 

Perawatan hari-6

 

S : Demam tidak ada. Bebas demam hari ke 2. Sesak nafas ada, batuk

ada, lendir sulit dikeluarkan. Tidak ada nyeri tekan gastrocnomius. Riwayat

bertani ada

BAB: biasa

BAK: lancar, kuning

O : SS/GC/CM

TD : 120/70 mmHg

N : 76x/menit

P : 16x/menit

S : 36,5 C⁰

Anemis (-), Ikterus (+)

DVS R-1 cm H2O

BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-

BJ : I/II regular, Bising (-)

Abd : Peristaltik (+) kesan normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba

Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-), nyeri tekan

gastrocnemius (-)

A :

Leptospira

AKI pre renal

DM tipe 2 non obese

Koagulopati dd/DIC

Dispepsia fungsional

P :

Diet DM 1700 kkal

Connecta

IVFD asering 20 tpm

Sistenol 500 mg/8 jam/oral

Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena

Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena

Rehidrasi adekuat – balance cairan

Kateter, target urin 1 cc/kgBB/hari

 

Rencana Pemeriksaan

ADT, Darah Rutin, D Dimer, fibrinogen,

PT, APTT

Monitor ur/cr per 3 hari

GDP, GD2PP, HBA1C, TTGO profil

lipid

Page 21: Weill’s Disease

25/04/2015

LAB : 21/4/2015

Wbc : 6.900

HB : 12.9

PLT : 27.000

GDP : 156

Ureum : 92

Cretainin : 2.92

HCV : non reactiv3

Leptospira : positi

Bil. Total : 8.54

Bil. Direk : 5.96

Albumin : 2.6

Perawatan hari-7

 

S : Demam tidak ada. Bebas demam hari ke 3. Lemas, makan sedikit.

BAB: biasa

BAK: lancar, kuning

O : SS/GC/CM

TD : 120/70 mmHg

N : 76x/menit

P : 16x/menit

S : 36,5 C⁰

Anemis (-), Ikterus (+)

DVS R-1 cm H2O

BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-

BJ : I/II regular, Bising (-)

Abd : Peristaltik (+) kesan normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba

Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-) , nyeri tekan

gastrocnemius (-)

A :

Leptospira

AKI pre renal

DM tipe 2 non obese

Koagulopati dd/DIC

Dispepsia

P :

Diet DM 1700 kkal

IVFD asering 20 tpm

Sistenol 500 mg/8 jam/oral

Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena

Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena

Rehidrasi adekuat – balance cairan

Kateter, target urin 1cc/kgBB/hari

 

Rencana Pemeriksaan

ADT, Darah Rutin, D Dimer, fibrinogen, PT,

APTT

Monitor ur/cr per 3 hari

GDP, GD2PP, HBA1C, TTGO profil

lipid

Page 22: Weill’s Disease

RESUMEPasien ♂ usia 67 tahun MRS dengan keluhan Demam dirasakan terus-menerus sejak 4 hari yang lalu, dan turun dengan obat penurun panas selama beberapa jam. Demam disertai menggigil, dan dirujuk dari RS Sidrap setelah dirawat selama 1 hari. Sakit kepala tidak ada. Manifestasi perdarahan ada. Sesak napas ada terutama saat beraktivitas, batuk disangkal, namun ada lendir yang sulit dikeluarkan. Mual muntah ada 1 hari terakhir, berupa lendir. Nyeri ulu hati ada. Nyeri otot ada. Buang air kecil lancar, warna seperti teh sejak 1 hari terakhir. Buang air besar, biasa warna coklat kuning, tidak ada riwayat berak hitam sebelumnya.

Riwayat sering nyeri ulu hati, pasien rutin minum antasida bila nyeri kambuh. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat diabetes mellitus sejak 2 tahun terakhir, konsumsi methformin. Riwayat sakit kuning sebelumnya tidak ada, riwayat konsumsi alkohol tidak ada, riwayat minum jamu bentuk kapsul untuk menghilangkan nyeri lutut, hampir setiap hari dalam kurun waktu lebih 3 bulan terakhir. Pasien ada riwayat bertani.

Page 23: Weill’s Disease

RESUMEDari pemeriksaan fisik KU SS/GC/CM, diperoleh tanda-tanda

vital dalam batas normal. Sklera ikterus (+), anemis (+), injeksio konjungtiva (+), pembesaran getah bening (-), DVS R-1 cmH2O, thorax dalam batas normal, gynecomastia (-), abdomen pada inspeksi ditemukan bentuknya yang cembung ikut gerak nafas, hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani dengan batas redup. Tidak ada edema pada ekstremitas, eritem palmaris (-) dan flapping tremor (-), nyeri tekan gastrocnemius (+)

Dari pemeriksaan penunjang, yakni laboratorium, pemeriksaan darah rutin ditemukan WBC 12.11x103/uL, PLT 20x103/uL. GDS 211 mg/dl, ur/ct 92/2.97 mg/dl, SGOT/SGPT 77/82 U/L, HbsAg reactive, leptospirosis positif, bilirubin total 8.53 mg%, bilirubin direk 5.96 mg%, APTT 43.1, Natrium 132 mmol/L. Sedangkan pada pemeriksaam radiologi, yakni USG Abdomen Atas + Bawah : tidak tampak kelainan radiologik pada USG Abdomen

Page 24: Weill’s Disease

RESUME

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka pasien ini didiagnosis sebagai Leptospirosis, Acute kidney injury, diabetes mellitus type 2, koagulopati, dispepsia fungsional.

Page 25: Weill’s Disease

DISKUSI

Demam indikasi ada infeksi/inflamasi?Nyeri otot invasi langsung bakteri, antigen lepto +,

perubahan berupa fokal nekrotis, vakuolisasi, kehilangan striata.

Mual + muntah gejala gastrointestinal,Urin warna teh indikasi terdapat gangguan infiltrasi ginjal

ANAMNESIS

ANEMIS+INJEKSIO KONJUNGTIVA Terdapat perdarahanIKTERUS Kerusakan sel hati ringan, kolestasis intrahepatik

sekresi bilirubinPETECHIE Aktivitas endotoksin aktivasi neutrofil perlekatan

pada endotel & trombosit vaskulitis &trombositopeniaNYERI TEKAN OTOT GASTROCNEMIUS disebabkan invasi

leptospira, antigen, perubahan fokal nekrotis, vakuolisasi, kehilangan striata

PEMFIS

Page 26: Weill’s Disease

DISKUSI

WBC 12.11x103/uL nilai ini menggambrkan kenaikan nilai leukosit yang mengindikasikan adanya proses inflamasi.

PLT 20x103/uL akibat endotoksin stimulasi netrofil melekat pada trombosit

GDS 211 mg/dl nilai ini menunjukkan peninggian gula darah, pasien diketahui memiliki riwayat DM dengan konsumsi obat methformin.

Ureum/kreatinin mengalami kenaikan dalam darah atau azotemia, ureum 92 mg/dL dan kreatinin 2.97 mg/dl. GGN GINJAL

Nilai fungsi hati SGOT/SGPT Juga mengalami kenaikan pada hari ke-9 adanya gangguan hati yang dapat disebabkan oleh penurunan hepatic flow dan toksin yang dilepas leptospira.

HbsAg ysng reactive gangguan fungsi hati yang terjadi pada pasien ini mungkin saja tidak disebabkan oleh kuman leptospira, melainkan disebabkan oleh virus Hepatitis B.

pemeriksaan leptodisptik positif tes penyaring untuk mendiagnosa leptospira

Pem. LAB

Page 27: Weill’s Disease

DISKUSI

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium, semuanya menunjang diagnosis leptospirosis berat atau Weill’s disease.

ini pada Akut Kidney Injury, nilai GDS serta riwayat DM dengan konsumsi obat metformin menunjang diagnosis diabetes mellitus type 2, peninggian nila APTT mengarahkan pasien pada koagulopati, dan nyeri pada ulu hati tanpa adanya kelainan struktural pada organ abdomen mengarahkan pasien pada diagnosa dispepsia fungsional.

Page 28: Weill’s Disease

DISKUSI

Pengobatan yang diberikan antara lain N-Acetyl sistein 500 mg dengan frekuensi 3 kali sehari melalui oral, untuk mengatasi gejala demam. Ambroxol 4 mg dengan frekuensi 3 kali sehari melalui oral, untuk fungsi mukolitik, diketahui pasien mengeluh banyak lendir yang sulit dikeluarkan, pemberian omeprazole 40 mg 2 kali sehari melalui intravena untuk meredakan nyeri ulu hati. Ceftriaxone 2 gram 1 kali sehari diberikan secara intravena dalam NaCl 0.9% 100 cc habis 30 menit, sebagai antibiotik golongan sefalosporin untuk mengatasi bakteri leptospirosis.

Page 29: Weill’s Disease

TINJAUAN PUSTAKA

Page 30: Weill’s Disease

DEFINISI

Leptospirosis merupakan suatu penyakit zoonosis yang disebabkan mikroorganisme genus Leptospira. Nama lain penyakit ini adalah swamp fever, mud fever, infectious jaundice, cane cutter fever, field fever, dan sebagainya.

Leptospirosis berat disebut Weil disease yang ditandai dengan ikterus, perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran, dan demam terus-menerus dengan gambaran klinis bervariasi berupa gangguan renal, hepar, dan disfungsi vaskular atau trombositopenia

Page 31: Weill’s Disease

ETIOLOGI

Leptospira interrogan dari genus Leptospira dan famili treponemataceae.

L.icterohaemorrhagica dengan reservoir tikus

L.canicola dengan reservoir anjing

L.pomona dengan reservoir babi dan sapi.

Page 32: Weill’s Disease

PENULARAN

Page 33: Weill’s Disease

PATOFISIOLOGI

Page 34: Weill’s Disease

MANIFESTASI KLINISMasa inkubasI : 2 – 26 hari, biasanya 7 - 13 hari dan rata-rata 10 hari.

GAMBARAN KLINIK :

GEJALA YANG SERING GEJALA YANG JARANG

• Demam, menggigil• sakit kepala, meningismus • Anoreksia• Mialgia• Conjungtivitis• fotofobia • mual, muntah• nyeri abdomen• Ikterus• hepatomegali • ruam kulit

• Pneumonitis, hemaptoe • Delirium• Perdarahan• Diare• Edema• Splenomegali• Artralgia• gagal ginjal• periferal neuritis• Pankreatitis• Parotitis• Epididimytis• Hematemesis• Asites• miokarditis.

Page 35: Weill’s Disease

Leptospirosis mempunyai 2 fase penyakit yang khas (bifasik) yaitu fase leptospiremia/septikemia dan fase imun :

FASE LEPTOSPIREMIA

FASE IMUN

FASE RECONVALESENCE

Page 36: Weill’s Disease

ANICTERIC DISEASE (Meningitis aseptik)

ICTERIC DISEASE

• gejala dan keluhan meningeal ditemukan pada sekitar 50 % pasien.

• cairan cerebrospinalis yang pleiositosis ditemukan pada sebagian besar pasien.

• Gejala meningeal umumnya menghilang dalam beberapa hari atau dapat pula menetap sampai beberapa minggu.

• Meningitis aseptik ini lebih banyak dialami oleh kasus anak-anak dibandingkan dengan kasus dewasa 

• Icteris disease merupakan keadaan di mana leptospira dapat diisolasi dari darah selama 24-48 jam setelah warna kekuningan timbul.

• Gejala yang ditemukan adalah nyeri perut disertai diare atau konstipasi ( ditemukan pada 30 % kasus ), hepatosplenomegali,mual, muntah dan anoreksia.

• Uveitis ditemukan pada 2-10 % kasus, dapat ditemukan pada fase awal atau fase lanjut dari penyakit.

• Gejala iritis, iridosiklitis dan khorioretinitis ( komplikasi lambat yang dapat menetap selama beberapa tahun ) dapat muncul pada minggu ketiga namun dapat pula muncul beberapa bulan setelah awal penyakit.

FASE IMUN

Page 37: Weill’s Disease
Page 38: Weill’s Disease

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN LABORATORIUM UMUM

a. Pemeriksaan darah

- Pemeriksaan darah rutin : leukositosis normal atau menurun.

- Hitung jenis leukosit : peningkatan netrofil.

- Trombositopenia ringan.

- LED meninggi.

-Pada kasus berat ditemui anemia hipokrom mikrositik akibat perdarahan yang biasa terjadi pada stadium lanjut perjalanan penyakit.

b. Pemeriksaan fungsi hati

- Jika tidak ada gejala ikterik fungsi hati normal.

- Gangguan fungsi hati : SGOT, SGPT dapat meningkat.

- Kerusakan jaringan otot kreatinin fosfokinase meningkat peningkatan terjadi pada fase-fase awal perjalanan penyakit, rata- rata mencapai 5 kali nilai normal.

Page 39: Weill’s Disease

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

khusus

Pemeriksaan secara langsung

Kultur

Mikroskopik

Inokulasi hewan

immunostaining

Reaksi polimerase

berantai

Pemeriksaan secara tidak

langsung

MAT

Ig M ELISA

TES PENYARING (lepto dipstik asay, lepto tek dri dot, dan lepto tek lateral

flow)

Komplikasi di hati ditandai dengan peninggian transaminase dan

bilirubin.

Pada pemeriksaan sedimen urin leptospirosis ringan bisa terdapat proteinuria dan pada leptospirosis

berat dapat terjadi azotemia.

Page 40: Weill’s Disease

DIAGNOSIS LEPTOSPIRA

Page 41: Weill’s Disease

Diagnosis leptospirosis dapat ditegakkan atas dasar pemeriksaan klinis dan laboratorium. dapat dibagi dalam 3 klasifikasi, yaitu :

Suspek bila ada gejala klinis tapi tanpa dukungan tes laboratorium.

Probable bila gejala klinis sesuai leptospirosis dan hasil tes serologi penyaring yaitu dipstick, lateral flow, atau dri dot positif.

Definitif bila hasil pemeriksaan laboratorium secara langsung positif, atau gejala klinis sesuai dengan leptospirosis dan hasil MAT / ELISA serial menunjukkan adanya serokonversi atau peningkatan titer 4 kali atau lebih

Page 42: Weill’s Disease

KOMPLIKASI

Liver failure

Perdarahan gastrointestinal

SHOCK MIOKARDITIS

ENCEPHALOPATY

Perdarahan Paru

Gagal Ginjal Akut

Page 43: Weill’s Disease

PENATALAKSANAAN

KURATIF PENCEGAHAN

Intervensi pada penjamu manusia

Intervensi pada jalur penularan

Intervensi Sumber Infeksi

Kemoprofilaksis

Treatment

Page 44: Weill’s Disease

PENATALAKSANAAN KURATIF

Tujuan Pemberian Obat Regimen

1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Treatment

 

a. Leptospirosis ringan

 

 

 

Doksisiklin 2 x 100 mg/oral atau

Ampisillin 4 x 500-750 mg/oral atau

Amoxicillin 4 x 500 mg/oral

 

b.Leptospirosis sedang/ berat

 

 

 

 

Penicillin G 1,5 juta unit/6jam i.m atau

Ampicillin 1 g/6jam i.v atau

Amoxicillin 1 g/6jam i.v atau

Eritromycin 4 x 500 mg i.v

 

2. Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/oral/minggu

Page 45: Weill’s Disease

PENATALAKSANAAN

• Penatalaksanaan konservatif

• Pemberian antipiretik, terutama apabila demamnya melebihi 38°C

• Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat.

• Kalori diberikan dengan mempertimbangkan keseimbangan nitrogen, dianjurkan sekitar 2000-3000 kalori tergantung berat badan penderita. Karbohidrat dalam jumlah cukup untuk mencegah terjadinya ketosis. Protein diberikan 0,2 – 0,5 gram/kgBB/hari yang cukup mengandung asam amino essensial.

• Pemberian antibiotik-antikuman leptospira.

paling tepat diberikan pada fase leptospiremia yaitu diperkirakan pada minggu pertama setelah infeksi.

• Terapi suportif supaya tidak jatuh ke kondisi yang lebih berat. Pengawasan terhadap fungsi ginjal sangat perlu.

LEPTOSPIROSIS RINGAN

Page 46: Weill’s Disease

PENATALAKSANAAN• Antipiretik

• Nutrisi dan cairan.

• Pemberian antibiotik

• Pada kasus yang berat atau sesudah hari ke-4 dapat diberikan sampai 12 juta unit (sheena A Waitkins, 1997). Lama pemberian penisilin bervariasi, bahkan ada yang memberikan selama 10 hari. Penelitian terakhir : AB gol. fluoroquinolone dan beta laktam (sefalosporin, ceftriaxone) > baik dibanding antibiotik konvensional tersebut di atas, meskipun masih perlu dibuktikan keunggulannya secara in vivo.

• Penanganan kegagalan ginjal.

• Pengobatan terhadap infeksi sekunder.

• Penanganan khusus

• Hiperkalemia diberikan kalsium glukonas 1 gram atau glukosa insulin (10-20 U regular insulin dalam infus dextrose 40%). Merupakan keadaan yang harus segera ditangani karena menyebabkan cardiac arrest.

• Asidosis metabolik diberikan natrium bikarbonas dengan dosis (0,3 x KgBB x defisit HCO3 plasma dalam mEq/L)

• Hipertensi diberikan antihipertensi• Gagal jantung pembatasan cairan, digitalis dan diuretik• Kejang Dapat terjadi karena hiponatremia, hipokalsemia, hipertensi ensefalopati dan

uremia. Penting untuk menangani kausa ptimernya, mempertahankan oksigenasi / sirkulasi darah ke otak, dan pemberian obat anti konvulsi.

• Perdarahan transfusi• Gagal ginjal akut hidrasi cairan dan elektrolit, dopamin, diuretik, dialisis.

LEPTOSPIROSIS BERAT

Page 47: Weill’s Disease

PROGNOSIS• Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus

dengan ikterus, angka kematian 5 % pada umur di bawah 30 tahun, dan pada usia lanjut menjadi 30-40 %

Faktor-faktor sebagai indikator prognosis mortalitas, yaitu :

• Leptospirosis yang terjadi pada masa kehamilan menyebabkan mortalitas janin yang tinggi.

Page 48: Weill’s Disease

TERIMA KASIH