wee

20
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalammendukung program pemerintah dalam swasembada daging tahun 2014, diharapkan seluruh lapisan masyarakat ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program pemerintah tersebut. Berbagai tindakan dapat dilakukan untuk keberhasilan program swasembada daging, salah satu diantaranya adalah meningkatkan produksi ternak. Dalam hal ini pemerintah emberikan kesempatan pada asarjana peternakan untuk mlakukan pengembangan produksi ernak tersebut melalui program “sarjana Membangun Desa (SMD)”. Program ini dilakukan di daerah-daerah berptansi dalam pengembangan produksi ternak, termasuk produksi ternak sapi potong. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sangat bagus dalam mengebangkan agribisnis peternakan baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Pengembangan peternakan ini juga dapat dilakukan di Kabupaten Karo yang memilki daerah areal pertanian yang luas. Kondisi alam yang baik berpotensial untuk pengembangan ternak, khususnya ternak sapi potong. Namun, saat ini potensi belum dapat dikelola dan dieksploitas secara efisien, efektif dan optimal. 1

Upload: yanwar-ibnu-lizar-setyadin

Post on 26-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

adawd

TRANSCRIPT

Page 1: Wee

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalammendukung program pemerintah dalam swasembada daging tahun 2014,

diharapkan seluruh lapisan masyarakat ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program

pemerintah tersebut. Berbagai tindakan dapat dilakukan untuk keberhasilan program

swasembada daging, salah satu diantaranya adalah meningkatkan produksi ternak. Dalam hal

ini pemerintah emberikan kesempatan pada asarjana peternakan untuk mlakukan

pengembangan produksi ernak tersebut melalui program “sarjana Membangun Desa (SMD)”.

Program ini dilakukan di daerah-daerah berptansi dalam pengembangan produksi ternak,

termasuk produksi ternak sapi potong.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sangat

bagus dalam mengebangkan agribisnis peternakan baik potensi sumber daya manusia maupun

sumber daya alamnya. Pengembangan peternakan ini juga dapat dilakukan di Kabupaten Karo

yang memilki daerah areal pertanian yang luas. Kondisi alam yang baik berpotensial untuk

pengembangan ternak, khususnya ternak sapi potong. Namun, saat ini potensi belum dapat

dikelola dan dieksploitas secara efisien, efektif dan optimal.

Kebutuhan akan konsumsi daging dan produk produj peternakan dalam negeri semakin

meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, eningkatan pendapatan

serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi termasuk kebutuhan

protein hewani asal ternak sebesar 6gr /kapita /hari masih jauh dari terpenuhi. Dengan

meningkatnya permintaan tersebut, memberikan peluang yang besar untuk berkembanganya

usaha agribisnis peternakan.

Beberapa permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mengembangkan

peternakan adalah peluang ekspor yang belum dimanfaatkan secara maksiamal, sumber daya

pakan yang minimal, belum adanya bibit unggul produk nasional, kualitas produk yang masih

1

Page 2: Wee

belum standar, efisiensi dan produktivitas yang rendah, sumber daya manusia yang belum

dimanfaatkan secara optimal dan belum adanya keterpaduan antara pelaku peternakan.

Daerah-daerah yang memiliki areal pertanian yang luas dan terdapat hasil pertanian

yang berlimpah dimana limbah-limbah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak,

termasuk ternak sapi potong. Salah satu yang memiliki sumber daya alam yang cukup luas dan

sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani. Hasil dari limbah pertanian yang digunakan

sebagai pakan ternak, dapat membantu petani dalam mendayagunakan limbah pengembangan

agribisnis peternakan.

Hal tersebut di ataslah yang melandasi dasar pemikiran penulis untuk elakukan rencana

pengembangan ternak sapi potong kelompok tani Peternak Sapi “Purwodadi2” di Desa

Purwodadi Kec. Tiganderket Kab. Karo, dimana daerah tersebut juga merupakan daerah asal

penulis. Penulis adalah seorang sarjana peternakan danputera asli daerah tersebut, yang akan

mengabdikan diri dalam mengembangkan jiwa kewirausahaab dalam peternakan dan

peningkatan pendapatan ekonomi peternak.

Tujuan Program

1. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi potong.

2. Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat khusunya anggota kelompok.

3. Meningkatkan penerapan teknologi tepat guna dalam usaha ternak sapi potong.

4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan percaya diri anggota untuk

mengembangkan kelompok yang berwawasan agribisnis.

5. Membantu dalam mewujudkan program pemerintah dalam swasembada daging

tahun 2014.

Tugas Sarjana Membangun Desa (SMD) yaitu mendampingi, membimbing dan

membina Kelompok Sukses Makmur Sejahtera untuk mengembangkan usaha

peternakannya menuju skala ekonomis dan menerapkan teknologi-teknologi tepat guna.

2

Page 3: Wee

Sasaran yang ingin dicapai :

1. Aspek Ekonomi

a. Meningkatkatnya produksi dan produktivitas sapi potong

b. Meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat khususnya anggota

kelompok.

2. Aspek Sosial

a. Meningkatkan sumberdaya masyarakat melalui pengenalan pelatihan dan

penyuluhan

b. Meningkatnya adopsi masyarakat terhadap teknologi tepat guna dalam

usaha ternak sapi potong..

c. Meningkatkan hubungan sosial yang saling mendukung dan kerjasama.

3. Aspek Organisasi

Membiayaai kegiatan kelompok secara mandiri.

4. Aspek Ekologi.

Pengelolaan limbah memberikan nilai tambah ekonomis.

Geografis Tanah Karo

Jika dilihat dari letak geografisnya, Dataran Tinggi Karo terletak di hamparan

Pegunungaan Bukit Barisan yang dikelilingi oleh gunung-gunung dengan ketinggian 140

sampai 1400 m diatas permukaan laut. Wilayah ini dapat dicapai 2 jam perjalanan darat

dari kota Medan menuju ibu kota Kabupaten, Kabanjahe. Daerah ini sejuk dengan suhu

udara antara 160C sampai 270C serta memiliki kelembapan udara rata-rata 20%, terletak

pada garis koordinat 050’ LU, 3019’ LS, 97055’ BT, 298038’ BB. Wilayah yang

memiliki luas 2127,3 Km2 terletak berbatasan dengan daerah Deli Serdang, Langkat,

Simalungun, Tapanuli Utara, Dairi dan dengan Aceh Tenggara. Oleh karena itu Dataran

Tinggi Karo, sangat cocok bagi usaha-usaha pertanian dan peternakan. Beberapa potensi

khususnya antara lain adalah keberadaan lahan persawahan yang cukup luas, lahan

perladangan yang masih menghampar luas serta bahan baku makanan ternak yang cukup

banyak.

3

Page 4: Wee

BAB II

GAMBARAN PROGRAM

Melalui Program Pemerintah yaitu rogram SMD tahun 2012 diharapkan Produksi

dan Pengembangbiakan Sapi Potong dapat dilaksanakan oleh Kelompok Tani Peternak

Sapi “Purwodadi2” bersama dengan SMD di Desa Tanjungmerawa Kecamatan

Tiganderket Kabupaten Karo Sumatera Utara. Jika dilihat dari letak geografisnya Desa

Tanjungmerawa Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo dikelilingi oleh hamparan

lahan pertanian sayur mayur. Tanjungmerawa adalah wilayah pertanian yang memiliki

potensi untuk Pengembangabiakan Ternak Sapi Potong dengan metode pemeliharaan

yang termenejemen yang baik melalui teknologi-teknologi tepat guna.

Dengan pola kemitraan bersama kelompok dan SMD akan bersama-sama

mengelola usaha peternakan ini dan membagi hasil secara adil dari seluruh keuntungan

yang didapat mulai dari penjualan sapipotong maupun kompos yang dihasilkan sesuai

hasil rapat kelompok yang dituangkan dalam notulen rapat kelompok bersama SMD.

Potensi alam yang dimiliki kelompok :

Beberapa kelebihan yang dimiliki kelompok ini antara lain : memiliki lahan yang

cukup sekitar 5 – 7 Ha, dan akan dijadikan untuk penanaman Hijauan Makanan Ternak

(HMT). Hasil ikutan tanaman pertanian yang dikelola anggota kelompok berupa, limbah

kulit jagung, sayur mayur dan jerami padi yang akan menjadi pakan alternatif selain

konsentrat. Peranan SMD sangat diperlukan untk mengelola sumber daya alam tersebut

untuk dimanfaatkan dalam usaha peternakan melalui teknologi-teknologi tepat guna

yang diterima di perguruan tinggi dan media informasi lainnya.

4

Page 5: Wee

BAB III

RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

A. PERENCANAAN UMUM

Program penggemukan dan pengembangangbiakan sapi potong ini direncanakan

sebagai satu usaha peternakan komersial yang meliputi peningkatan produksi dan

produktifitas. Program penggemukan dan pengembangangbiakan sapi potong ditujukan

kepada perolehan keuntungan seefisien mungkin dengan usaha memperoleh daging sapi

dan bakalan sapi potong yang berkualitas, dalam kegiatan ini direncanakan akan

memelihara dan mengembangbiakkan sapi potong sebanyak 15 ekor jantan dan 10 ekor

indukan sapi potong.

B. PERENCANAAN STRATEGIS

Kondisi iklim, musim penyakit, peristiwa lain yang terjadi secara periodik, yang

berkaitan dengan usaha penggemukan dan pengembangbiakan ternak sapi potong, pada

umumnya dijadikan bahan masukan. Sehingga bisa diharapkan jaminan kondisi

kesehatan sapi potong : sehat, produksi karkas baik secara kualitas dan kuantitasi. Oleh

karena itu, kualitas makanan, pemberian makanan, penyusunan makanan sesuai dengan

usia, berat dan tujuan harus diperhatikan dalam perencanaan.

C. PERENCANAAN TAKTIS

Disusun untuk menanggulangi masalah-masalah yang serba tak terduga namun

telah diperhitungkan misalnya telah diketahui gangguan penyakit berpeluang terjadi

dalam suatu areal peternakan. Namun, kapan gangguan tersebut timbul tidak dapat

diketahui dengan pasti, meskipun metode dan teknik pencegahan sudah dilakukan.

D. PERKANDANGAN

Fungsi kandang adalah melindungi sapi dari hujan dan panas matahari,

mempermudah perawatan dan pemantauan, menjaga keamanan kesehatan sapi. Ukuran

kandang disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara.

Ukuran kandang yang direncanakan untuk seekor induk sapi dan sapi jantan 1,8

x 2 m. Kandang akan dilengkapi tempat pakan dan minum.

E. PEMBERIAN PAKAN

Jenis pakan sapi yang akan diberikan ada dua macam yaitu : Pakan Pokok yang

terdiri dari hijauan rumput dan sisa ikutan pengolahan hasil pertanian seperti sayur

mayur, ketela, jagung, bungkil kedele, ampas tahu, dll dan pakan kedua pakan penguat

5

Page 6: Wee

berupa konsentrat dan suplemen lainnya. Pemberian jumlah perbandingan pakan

disesuaikan dengan kubutuhan sapi potong demikian juga dengan kebutuhan

konsentranya.

F. RECORDING

Semua ternak kelompok akan diberi tanda contoh seperti pemakaian anting

telinga sehingga memudahkan dalam pencatatan. Semua kejadian yang dialami tiap

individu ternak akan dicatat seperti catatan status kesehatan, perkawinan, kelahiran,

produksi susu dll dalam buku rekording.

G. PENGENDALIAN PENYAKIT

Pengendalian penyakit sapi potong yang baik adalah menjaga kesehatan sapi

dengan tindakan pencegahan meliputi : menjaga kebersihan kandang dan peralatannya,

vaksinasi dan pemberian obat cacing. Pemisahan sapi potong yang sakit dan segera

dilakukan pengobatan, lantai kandang selalu kering, pemeriksaan sapi secara teratur,

pemberian vitamin dan pelaksanaan vaksinasi sesuai petunjuk dari dokter hewan

berwenang.

H. PEMASARAN

Dengan adanya Program Sarjana Membangun Desa, diharapkan dapat mengisi

kebutuhan masyarakat akan susu daging dan bakalan sapi potong yang sampai sekarang

belum terpenuhi. Selain itu penjualan juga dapat dilakukan secara langsung kepada

masyarakat di Kabupaten Karo.

I. PENGOLAHAN LIMBAH

Limbah usaha peternakan sapi potong berupa kotoran feces yang dapat

dipergunakan untuk bidang pertanian dengan mengingat sekarang terjadi kelangkaan

pupuk terutama urea. Keadaan ini memberi peluang pada anggota kelompok untuk

mendapatkan hasil sampingan. Kotoran sapi-sapi tersebut akan diolah terlebih dahulu

sebelum dipasarkan.

6

Page 7: Wee

BAB IV

ANGGARAN BIAYA YANG DIBUTUHKAN

Untuk membuat analisa usaha maka perlu diketahui sebelumnya besaran anggaran

yang dibutuhkan dan jenis usaha yang akan dilaksanakan. Kelompok ternak SuksesMakmur

Sejahtera bersama SMD mengusulkan Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk usaha

kelompoknya dalam program ini sebesar Rp. 325.000.000.- (Tiga ratus dua puluh lima juta

rupiah) dengan rincian pada Tabel 1.

No URAIAN NILAI

1 Pembelian induk sapi potong unggul 10 ekor@Rp.

12.000.000

120.000.000

2 Pembelian bakalan sapi potong jantan 15 ekor @8.000.000 120.000.000

3 Perbaikan Kandang 15.000.000

4 Peralatan Kandang 17.000.000

5 Obat-obatan 8.000.000

6 Pengolahan Limbah Ternak 5.000.000

7 Pengembangan HMT 8.000.000

8 Pakan Konsentrat 14.000.000

9 Administrasi Kelompok 1.000.000

10 Honor SMD (Rp 1.500.000 x 12 Bulan) 18.000.000

TOTAL DANA YANG DIBUTUHKAN 325.000.000

Tabel 2. Ringkasan Analisa Usaha Pengembangbiakan ternak Sapi Potong pada Kelompok Ternak Rehna Latersia

No. URAIAN TAHUNPERTAMA KEDUA dst

A Modal awal yang dibutuhkan kelompok1 Pembelian induk sapi potong unggul 10 ekor@Rp.

12.000.000

120.000.000 -

2 Pembelian bakalan sapi potong jantan 15 ekor

@8.000.000

120.000.000 120.000.000

3 Perbaikan Kandang 15.000.000 1.000.000

4 Peralatan Kandang 17.000.000 1.000.000

5 Obat-obatan 3.000.000 3.000.000

6 Pengolahan Limbah Ternak 3.000.000 3.000.000

7 Pengembangan HMT 5.000.000 -

7

Page 8: Wee

8 Pakan Konsentrat 6.000.000 6.000.000

9 Administrasi Kelompok 1.000.000 1.000.000

10 Honor SMD (Rp 1.500.000 x 12 Bulan) 18.000.000 -

TOTAL PENGELUARAN (modal) 325.000.000 135.000.000.

B PENDAPATAN1 Penjualan bakalan hasil kawin suntik umur 6-8

bulan @Rp. 8.000.000 x 10 ekor80.000.000 80.000.000

2 Penjualan Sapi Potong [email protected] x 15 240.000.000 240.000.000

3 Penjulan pupuk kandang/kompos siap pakai 1460 karung/th

21.900.000 21.900.000

TOTAL PENDAPATAN 341.900.000 341.900.000

C KEUNTUNGAN KELOMPOK 16.100.000 206.900.000KETERANGAN :

1. 1 periode/Tahun dengan FCR = 1,22. BB Induk + 250kg/ekor3. Kebutuhan konsentrat induk = 2%BB/hr4. Harga Konsentrat = Rp 1.200/Kg5. Produksi Kompos ternak = 5 Kg/ekor/hari6. Harga Kompos/karung (30 Kg) = Rp. 15.000,-7. Induk dipelihara sampai umur melahirkan sebanyak 5 kali (8 Tahun)8. Tenaga Kerja oleh anggota kelompok bersama SMD

8

Page 9: Wee

BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan aspek kelayakan lokasi kelompok bertani – berternak memadai, lahan hijauan

pakan ternak sapi potong tersedia. Menunjukkan Program Sarjana Membangun Desa (SMD)

Tahun 2012 layak dilakukan di Desa Tangkulen Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi

Kabupaten Karo.

9

Page 10: Wee

9. Alokasi Anggaran

Anggaran usaha integrasi Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong ditetapkan

berdasarkan asumsi biaya faktor teknis seperti diuraikan pada tabel 1, uraian anggaran

usaha tersebut disajikan pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Anggaran Biaya Integrasi Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong Pada Kelompok Tani “ REHNA LATERSIA”

NO. URAIAN HARGA SATUAN

JUM-LAH

SATU- AN

JUMLAH

I Pengadaan Ternak1. Sapi Induk Bunting Brahman 12.000 23 Ekor 113.000.0002. Sapi Induk Bunting Lokal 8.100.000 30 Ekor 243.000.000

II Sarana Produksi3. Pengadaan Kandang 18.000.000 1 Paket 18.000.0004. Mesin Pencacah Hijauan Pakan 19.000.000 1 Paket 19.000.0005. Konsentrat 16.000.000 1 Paket 16.000.0006. Sarana IB 1.000.000 1 Paket 1.000.0007. Vaksinasi dan Obat-obatan 2.400.000 1 Paket 2.400.0008. Nomor Identifikasi 10.000 1 Unit 10.000

III Sarana Air Bersih Dan Limbah9. Pengadaan Sumur Bor 30.000.000 1 Paket 30.000.00010. Kolam Limbah dan Instalasi 12.000.000 1 Paket 12.000.000

IV Pendampingan11. Pelatihan dan Pelaporan 1.750.000 1 Paket 1.750.00012. Administrasi Organisasi 1.000.000 1 Paket 1.000.000

TOTAL (I + II + III + IV) 457.160.000

10

Page 11: Wee

BAB V

ANALISA USAHA

Analisa usaha dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha, adapun alat

analisa yang digunakan adalah :

1. Perhitungan Laba – Rugi

2. Rasio Return Cost Ratio (R / C Ratio)

3. Benefit Cost Ratio (B / C)

Hasil analisa akan diketahui apakah usaha “Perkembangbiakan Ternak Sapi

Potong” Dapat memberikan keuntungan. Perhitungan ke tiga pendekatan analisis pada

usaha Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Struktur Biaya dan Pendapatan Usaha Pengembangbiakan Ternak Sapi Potong selama 1 tahun ( satu periode).

NO. Uraian SatuanKebutu-

hanJum- lah

Harga Satuan

Waktu/ Periode

Jumlah Biaya

I INVESTASI

1. Penyusutan Kandang Paket - - 5.000.000 - 5.000.000

2. Induk Sapi Brahman Bunting Ekor - 10 11.300.000 1 113.000.000

3. Induk Sapi Lokal Bunting Ekor - 30 8.100.000 1 243.000.000

II OPERASIONAL

1. Pakan Hijauan Kg 35 40 100 360 50.400.000

2. Konsentrat Kg 2 40 1.600 360 46.080.000

3. Tenaga Kerja Paket 1 40 5.000 360 72.000.000

4. Obat-obatan dan Vitamin Paket - 40 5.000 12 2.400.000

5. Layanan IB Paket - 40 50.000 - 2.000.000

6. Recording Indentifikasi Unit 1 40 10.000 - 400.000

III BIAYA LAIN-LAIN

1. Administrasi dan ATK Paket - - 1.750.000 - 1.750.000

2. Pelatihan dan Pelaporan Paket - - 1.000.000 - 1.000.000

3. Biaya Tak Terduga Paket - - 5.000.000 - 5.000.000

IV. TOTAL BIAYA = ( I + II + III ) 542.030.000

V PENDAPATAN / PENJUALAN

1. Sapi Brahman Induk Bunting Ekor - 10 11.300.000 - 113.000.000

2. Sapi Lokal Induk Bunting Ekor - 30 8.100.000 - 243.000.000

3. Pedet Jantan Brahman 6 bln Ekor - 5 8.500.000 - 42.500.000

4. Pedet Betina Brahman 6 bln Ekor - 5 7.500.000 - 37.500.000

5. Pedet Jantan Lokal 6 bln Ekor - 15 7.500.000 - 112.500.000

6. Pedet Betina Lokal 6 bln Ekor - 15 6.500.000 - 97.500.000

7. Kompos Kg 12 40 100 360 17.280.000

11

Page 12: Wee

TOTAL PENDAPATAN (V) 663.280.000

A. Laba Usaha (Cash Flow) = Total Penerimaan – Total Pengeluaran

= Rp. 663.280.000,- – Rp. 542.030.000,-

= Rp. 121.250.000,-

B. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) = Laba : Total Biaya

= Rp. 121.250.000,- : Rp. 542.030.000,-

= 0,18

Artinya bahwa : 1. Setiap penambahan Rp. 1 dalam proses produksi akan diperoleh

keuntungan Rp. 0,18.

2. Program usaha ini layak dan menguntungan.

C. Ratio Pendapatan Dan Biaya (R/C Ratio)

= Total Penerimaan – Total Biaya

= Rp. 663.280.000,- – Rp. 542.030.000,-

= 1,18

Artinya bahwa setiap penambahan biaya Rp. 1.000.000,- akan diperoleh penerimaan

sebesar Rp 1.180.000,-

12

Page 13: Wee

13