web viewproposal tugas akhir . ... pengaruh pengelasan dengan menggunakan kampuh v pada baja st60...

45
PROPOSAL TUGAS AKHIR METODE PENELITIAN (HMKK538) PENGARUH PENGELASAN DENGAN MENGGUNAKAN KAMPUH V PADA BAJA ST60 TERHADAP PENGUJIAN IMPAK DISUSUN OLEH BARAMSYAH (H1F114016) PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2016 i

Upload: nguyenngoc

Post on 06-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

METODE PENELITIAN

(HMKK538)

PENGARUH PENGELASAN DENGAN MENGGUNAKAN KAMPUH V PADA BAJA ST60 TERHADAP PENGUJIAN IMPAK

DISUSUN OLEH

BARAMSYAH (H1F114016)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2016

STRUKTUR ORGANISASI

REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

WAKIL REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

DEKAN FAKULTAS TEKNIK

Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT

WAKIL DEKAN III FAKULTAS TEKNIK

Nurhakim, ST., MT

WAKIL DEKAN I FAKULTAS TEKNIK

Dr. Chairul Irawan, ST., MT

WAKIL DEKAN II FAKULTAS TEKNIK

Maya Amalia, ST., M.Eng

KEPALA PRODI TEKNIK MESIN

Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.

DOSEN PENGAMPUH

Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.

MAHASISWA

BaramsyahH1F114016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. Tugas akhir ini berjudul PENGARUH PENGELASAN DENGAN MENGGUNAKAN KAMPUH V PADA BAJA ST60 TERHADAP PENGUJIAN IMPAK tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di program studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan kedepannya.akhir kata, penulis penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat diterima serta memberikan manfaat bagi semua pihak, serta berguna sebagai pengembang ilmu dan teknologi khususnya dalam bidang manufaktur.

Banjarbaru, Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULI

STRUKTUR ORGANISASI II

KATA PENGANTARIII

DAFTAR ISIIV

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1

1.2 Rumusan Masalah2

1.3 Batasan Masalah2

1.4 Tujuan Penelitian2

1.5 Manfaat2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu3

2.2 Las Listrik5

2.3 Cacat Las 14

2.4 Pengujian Impact Charpy19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian24

3.2 Bahan Dan Alat 24

3.3 Metode Penelitian24

3.4 Diagram Alir27

DAFTAR PUSTAKA28

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dibidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam. Pembangunan kunstruksi dengan logam pada masa sekarang ini banyak melibatkan unsur pengelasan khususnya bidang rancang bangun karena sambungan las meruapakan salah satu pembuatan sambungan yang secara teknis memerlkan keterampilan yang tinggi bagi pengelasnya agar diperoleh sambungan dengan kualitas baik. Lingkup penggunaan pengelasan dalam kunstruksi sangat luas meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, alat berat, sarana transportasi,pipa saluran dan lain sebagainya. Masalah yang sering terjadi pada sambungan las antara lain adalah porositas yang disebabkan oleh penggunaan kampuh las yang tidak sesuai dengan ketebalan plat atau juga kampuh las yang kotor oleh air, minyak, cat dan kotoran-kotoran lainnya. oleh karena itu mengakibatkan kerusakan sambungan las yang tidak sesuai dengan waktuny atau rusak yang tidak sesuai dengan perkiraan.

Faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan adalah prosedur pengelasan, yaitu suatu rancanganuntuk pelaksanaan, yang meliputi cara pembuatan konstruksi las yang sesuai rencana dan spesifikasi dengan menentukan semua hal yang dipelukan dengan pelaksanaan tersebut. Faktor produksi pengelasan adalah jadwal pembuatan, proses pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan, urutan pelaksanaan persiapan pengelasan.

Ada beberapa pengujian daerah las terbagin atas dua yaitu pengujian merusak benda kerja dan pengujian tidak merusak benda kerja. Pada pengujian ini menggunakan uji merusak dengan uji hentakan (impact). Pengujian impact adalah pengujian dengan menggunakan beban hentakan (tiba-tiba). Pada pengujian pukul takik (impact test) digunakan batang uji yang tertakik.

Pengujian impact digunakan untuk mengukur ketangguhan suatu material. Ketangguhan suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk menyerap energi pada daerah plastis. Dalam sambungan las, patah getas ini sangat penting karena adanya faktor-faktor onsentrasi tegangan, struktur yang tidak sesuai dan cacat dalam lasan. Salah satu untuk mengukur ketanguhan terhadap patah getas digunakan metode pengujian impact chapry

.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka permasalahan yang timbul adalah :

a. Bagaimana pengaruh variasi kampuh I, kampuh V, dan kampuh V terhadap kekuatan impact pada baja ST 60 ?

b. Bagai mana pengaruh cacat las terhadap kekuatan impact ?

1.3. Batasan Masalah

Permasalahan yang dibahas dibatasi pada beberapa hal seperti dibawah ini :

a. Hanya membahas kampuh I, kampuh V, dan kampuh V

b. Bahan yang digunakan baja ST 60 dengan tebal 10 mm

c. Hanya membahas cara pengelasan SMAW (shielded metal arc welding)

d. Hanya membahas elektroda LB52U

e. Hanya membahas masalah pengujian impact

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada pengujian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui pengaruh nilai impact dari hasil pengelasan pada baja ST60 dengan tebal 10 mm

b. Untuk mengetahui bagai mana cacat las pada tiap-tiap sambungan

1.5. Manfaat

a. Mengetahui nilai impact pada baja ST60, pada tiap-tiap jenis kampuh

b. Dapat membandingkan seberapa besar energi yang dapat diserap pada tiap-tiap kampuh las

c. Dapat membandingkan pada tiap-tiap kampuh apakah bersifat ulet (ductile) atau rapuh (britle)

d. Dari penelitian ini dapat menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengelasan las listrik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu

Berdasarkan Penelitian terdahulu yang membahas masalah pengelasan dan pengujian impact antara lain.

Berdasarkan penelitian Arianto Leman S, (2004) dengan judul Pengaruh Kecepatan Pengelasan pada Submerged Arc Welding Baja SM 490 Terhadap Ketangguhan Beban Impak. Diperoleh fakta bahwa Kecepatan pengelasan mempengaruhi ketangguhan impak daerah lasan. Ketangguhan impak tertinggi sebesar 1,825 joule/mm2 diperoleh pada pengelasan dengan kecepatan 6,35 mm/s.

Nizam Effendi, (2004) dengan judul Studi Pengaruh Head Input Terhadap Ketangguhan Impact Las SMAW Posisi Vertikal Baja ST 60 Temper. Diperoleh hasil Nilai kekerasan baja terjadi penurunan dan kenaikan kekerasan dikarenakan pada daerah tersebut adanya perbedaan komposisi kimia logam las (baja lunak) dan logam induk (baja sedang) karena martensit timbul jika %C lebih besar 0,3 % sebaliknya jika %C di bawah 0,3 % martensit tidak timbul seiring dengan semakin besarnya heat input maka Haz akan semakin melebar dan timbulnya martensit sehingga mempunyai efek pada daerah Haz, kekerasannya akan menjadi naik seiring dengan besarnya masukan panas dan laju pendinginan. Pada masukan panas 275 j/mm teradi kenaikan ketangguhan impact, ketangguhan cenderung naik seiring naiknya masukan panas makin tinggi masukan panas maka makin ulet.

Satria Nova, (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Salinitas dan Suhu Air Laut Terhadap Laju Korosi Baja A36 pada Pengelasan SMAW. Penelitian ini berhasil mengkonfirmasi dan membuktikan pengaruh kadar salinitas dan suhu air Laut terhadap laju korosi. Semakin tinggi salinitas maupun suhu, semakin tinggi juga laju korosinya. Korosi tertinggi terjadi pada salinitas 38% dengan suhu 270 C sebesar 0,5616 mmpy. Untuk setiap penambahan salinitas sebesar 3% maka laju korosi rata-rata bertambah sebesar 0,0415 mmpy. Sedangkan untuk penambahan suhu sebesar 100 C maka laju korosi rata-rata bertambah sebesar 0,2052 mmpy.

Muhammad Anis, (2011) dengan judul Pengaruh Jenis Proses Pengelasan Terhadap Ketahanan Korosi SS316L. Memberikah hasil bahwa korosi pitting lebih dominan terjadi pada base metal dari pada welded metal. Selain itu dapat disimpulkan tidak terlihat secara signifikan pengaruh proses SMAW dengan GTAW terhadap laju korosi dan pitting factor, tetapi terlihat pengaruh signifikan dari penggunaan gas back purging dan filler TGX. Pengaruh ketebalan plat terlihat pada laju korosi, yaitu laju korosi bertambah dengan bertambahnya ketebalan. Proses preparasi sampel harus diperhatikan karena proses yang salah maka menyebabkan terjadinya pertambahan daerah korosi dan/atau merusak sampel pada saat pengujian korosi.

Ahmadil Amin, (2012) dengan judul Pengaruh Besar Arus Temper Bead Welding Terhadap Ketangguhan Hasil Las SMAW Pada Baja ST37. Didapatkan hasil Pengelasan temper bead welding dengan arus pengelasan antar lapisan yang rendah (70/70 Amper) memungkinkan terbentuknya struktur yang lebih homogen pada HAZ. Pada logam las, temper bead welding dengan arus pengelasan 70/70 amper memungkinkan terbentuknya struktur columnar dan struktur yang terkena pemanasan kembali (reheat).

Struktur columnar memperlihatkan struktur yang didominasi oleh accicular ferrite (AF) dan sedikit struktur Widmanstatten (WF) dan Grain boundary ferrite (GF). Sebaliknya pada logam las tanpa perlakuan struktur yang terbentuk didominasi oleh Grain boundary Ferrite (GF) serta Ferrite Widmanstatten (WF) dan sedikit Accicular Ferrite (AF). Pengkasaran butiran pada HAZ dan penurunan jumlah struktur accicular ferrit (AF) yang terb