rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · web viewhal ini didasarkan atas seberapa besar peranan...

23

Click here to load reader

Upload: buikhuong

Post on 22-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sektor Sekunder

Sektor sekunder  adalah bagian manufaktur dari perekonomian yang

menggunakan bahan-bahan mentah dan barang-barang setengah jadi (intermediate

products) untuk menghasilkan barang-barang jadi (final goods) atau barang-barang

setengah jadi lainnya. bagian dari sektor sekunder adalah sektor industri pengolahan,

sektor listrik , gas dan air minum, dan sektor bangunan.

Sektor industri adalah kegiatan yang meliputi proses peningkatan kapasitas

produksi yang bertujuan meningkatkan mutu barang dan jasa. proses produksi dapat

dilakukan secara mekanis, kimiawi ataupun proses lainnya. Sektor listrik, gas dan air

minum sektor listrik adalah kegiatan yang meliputi proses pembangkitan dan

distribusi tenaga listrik baik yang diselenggarakan oleh pln maupun non pln. sektor

gas adalah kegiatan proses produksi dan penyediaan gas kota untuk dijual baik

kepada sektor lain maupun kerumah tangga. sektor air minum adalah kegiatan yang

meliputi proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk

menghasilkan air bersih, termasuk penyalurannya.

Sektor bangunan adalah kegiatan yang meliputi proses konstruksi yang

dilakukan baik oleh kontraktor umum maupun oleh kontraktor khusus yang

mencakup kegiatan pembuatan, pembangunan, pemasangan dan perbaikan berat

maupun ringan. Sektor unggulan adalah sektor yang salah satunya dipengaruhi oleh

10

Page 2: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

11

keberadaan faktor anugerah (endowment factors). Selanjutnya faktor ini berkembang

lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi.

Kriteria sektor unggulan akan sangat bervariasi.

Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam

perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan tersebut memiliki laju

tumbuh yang tinggi; kedua, sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja

yang relatif besar; ketiga, sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang

tinggi baik ke depan maupun ke belakang; keempat, dapat juga diartikan sebagai

sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi (Sambodo, 2006:51).

2.2 Transformasi Struktur Ekonomi

Menurut Todaro (2002:28) dalam Analisis teori Pattern of Development

menjelaskan perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi dari

negara berkembang yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional beralih

ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Peningkatan peran

sektor industri dalam perekonomian sejalan dengan peningkatan pendapatan

perkapita yang berhubungan sangat erat dengan akumulasi capital dan peningkatan

sumber daya (Human Capital).

Selanjutnya Todaro (2002:46) jika dilihat dari permintaan domestik akan

terjadi penurunan permintaan terhadap konsumsi bahan makanan karena

dikompensasikan oleh peningkatan permintaan terhadap barang-barang non

kebutuhan pangan, peningkatan investasi, dan peningkatan anggaran belanja

pemerintah yang mengalami peningkatan dalam struktur Gross Nasional Product

(GNP) yang ada.

Page 3: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

12

Apabila dilihat dari sisi tenaga kerja ini akan terjadi proses perpindahan

tenaga kerja dari sektor pertanian di desa menuju sektor industri di perkotaan, meski

pergeseran ini masih tertinggal (lag) dibandingkan proses perubahan struktural itu

sendiri. Dengan keberadaan lag inilah maka sektor pertanian akan berperan penting

dalam peningkatan penyediaan tenaga kerja, baik dari awal maupun akhir dari proses

tranformasi perubahan struktural tersebut.

2.3 Teori Perubahan Struktural

Teori perubahan struktural menitikberatkan pada mekanisme transformasi

ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang seperti Indoensia yang

semula lebih bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke

struktur perekonomian yang lebih modern dan sangat di dominasi oleh sektor industri

dan jasa (Todaro, 2002:39).

Selanjutnya menurut Todaro (2002:62) konsep yang berkaitan dengan

transfer tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, tahapan transfer tenaga

kerja dibagi menjadi tiga berdasarkan pada Marginal Phisical Product (MPP) dan

upah yang dianggap konstan dan ditetapkan secara eksogenus (secara bebas), sebagai

berikut :

Pada tahap pertama, karena tenaga kerja melimpah maka Marginal Phisical

Product (MPP) tenaga kerja sama dengan atau mendekati nol sehingga surplus

tenaga kerja yang ditransfer dari sektor pertanian ke sektor industri mempunyai kurva

penawaran yang elastis sempurna (perubahan kurva penawaran secara sempurna).

Pada tahap ini walaupun ada transfer tenaga kerja, total produksi di sektor pertanian

tidak menurun, produktivitas tenaga kerja meningkat dan sektor industri dapat

Page 4: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

13

tumbuh karena didukung oleh adanya tambahan tenaga kerja yang disediakan sektor

pertanian, dengan demikian, transfer tenaga kerja menguntungkan kedua sektor

ekonomi.

Pada tahap kedua, pengurangan satu satuan tenaga kerja di sektor pertanian

akan menurunkan produksi karena Marginal Phisical Product (MPP). Transfer

tenaga kerja dari pertanian ke industri mempunyai biaya seimbang yang positif.

Transfer akan tetap terjadi, produsen disektor pertanian akan melepaskan tenaga

kerjanya walaupun mengakibatkan produksi menurun karena penurunan tersebut

lebih rendah dari besarnya upah yang tidak jadi dibayarkan. Di pihak lain, karena

surplus produksi yang ditawarkan ke sektor industri menurun sementara

permintaannya meningkat (karena tambahan tenaga kerja masuk), harga relatif

komoditi pertanian akan meningkat (Todaro 2002:89) .

Tahap ketiga adalah tahap komersialisasi di kedua sektor ekonomi, dimana

Marginal Phisical Product (MPP) tenaga kerja sudah lebih tinggi dari tingkat upah.

Produsen pertanian akan mempertahankan tenaga kerjanya sehingga masing-masing

sektor berusaha efisien. Transfer masih akan terus terjadi jika inovasi teknologi di

sektor pertanian dapat menigkatkan Marginal Phisical Product (MPP) tenaga kerja.

Sementara permintaan tenaga kerja terus meningkat dari sektor industri dengan

asumsi keuntungan di sektor ini diinvestasikan kembali untuk memperluas usaha.

2.4 Pertumbuhan Ekonomi Regional

Teori pertumbuhan ekonomi wilayah menganalisis suatu wilayah sebagai

suatu sistem ekonomi terbuka yang berhubungan dengan wilayah-wilayah lain

melalui arus perpindahan faktor-faktor produksi dan pertukaran komoditas.

Page 5: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

14

Pembangunan dalam suatu wilayah akan mempengaruhi pertumbuhan wilayah lain

dalam bentuk permintaan sektor untuk wilayah lain yang akan mendorong

pembangunan wilayah tersebut atau suatu pembangunan ekonomi dari wilayah lain

akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di suatu wilayah serta interrelasi (tidak

terealisasi).

Pertumbuhan ekonomi dapat dinilai sebagai dampak kebijaksanaan

pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi merupakan

laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara

tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan yang terjadi dan sebagai

indikator penting bagi daerah untuk mengevaluasi keberhasilan pembangunan

(Sirojuzilam, 2008:18). Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah peningkatan volume

variabel ekonomi dari suatu sub sistem spasial suatu bangsa atau negara dan juga

dapat diartikan sebagai peningkatan kemakmuran suatu wilayah. Pertumbuhan yang

terjadi dapat ditinjau dari peningkatan produksi sejumlah komoditas yang diperoleh

suatu wilayah.

Menurut Sukirno (2007:86) pertumbuhan regional dapat terjadi sebagai akibat

dari penentu-penentu endogen (tenaga dari dalam daerah) ataupun eksogen (tenaga

dari luar daerah), yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam daerah yang

bersangkutan ataupun faktor-faktor di luar daerah, atau kombinasi dari keduanya.

Penentu endogen, meliputi distribusi faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga

kerja, dan modal sedangkan penentu eksogen adalah tingkat permintaan dari daerah

lain terhadap komoditi yang dihasilkan oleh daerah tersebut.

Page 6: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

15

Perubahan sistem pemerintahan menimbulkan perubahan yang cukup

signifikan dalam pengelolaan pembangunan daerah. Pola pembangunan daerah dan

sistem perencanaan yang selama ini cenderung seragam telah berubah menjadi lebih

bervariasi tergantung pada potensi dan permasalahan pokok yang dihadapi di daerah.

Penetapan kebijaksanaan yang sebelumnya hanya sebagai pendukung kebijaksanaan

nasional telah mengalami perubahan sesuai dengan aspirasi yang berkembang di

daerah. Kondisi ini juga memicu persaingan antara daerah untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.

Menurut Richardson (2001:35) perbedaan pokok antara analisis pertumbuhan

perekonomian nasional dan analisis pertumbuhan daerah adalah bahwa yang

dititikberatkan dalam analisis tersebut belakangan adalah perpindahan faktor (factors

movement). Kemungkinan masuk dan keluarnya arus perpindahan tenaga kerja dan

modal menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi regional.

Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah akan lebih cepat apabila memiliki

keuntungan absolute (mutlak) kaya akan sumber daya alam dan memiliki keuntungan

komparatif apabila daerah tersebut lebih efisien dari daerah lain dalam melakukan

kegiatan produksi dan perdagangan (Sirojuzilam, 2008:26).

Pembangunan dengan pendekatan sektoral mengkaji pembangunan

berdasarkan kegiatan usaha yang dikelompokkan menurut jenisnya ke dalam sektor

dan sub sektor. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, pertambangan,

konstruksi (bangunan), perindustrian, perdagangan, perhubungan, keuangan dan

perbankan, dan jasa. Pemerintah daerah harus mengetahui dan dapat menentukan

penyebab, tingkat pertumbuhan dan stabilitas dari perekonomian wilayahnya.

Page 7: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

16

Identifikasi sektor dan sub sektor yang dapat menunjukkan keunggulan komparatif

daerah merupakan tugas utama pemerintah daerah.

2.5 Pengertian Tenaga Kerja

Menurut Soemitro Djojohadikusumo (2000:12) tenaga kerja didefenisikan

sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau sedang

mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif atau bisa juga

disebut sumber daya manusia, banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung

komposisi jumlah penduduknya, kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk

golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula.

Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu

peningkatan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tidak selalu

memberikan dampak yang positif terhadap kesejahteraan, menurut Mulyadi

(2003:128) Usia kerja adalah suatu tingkat umur seseorang yang diharapkan sudah

dapat bekerja dan menghasilkan pendapatannya sendiri, usia kerja ini berkisar antara

14 sampai 25 tahun, selain penduduk dalam usia kerja, ada juga penduduk di luar

usia kerja, yaitu dibawah usia kerja dan diatas usia kerja, penduduk dimaksud yaitu

anak anak sekolah dasar dan yang sudah pensiunan atau usia lanjut.

Bagian lain penduduk dalam usia kerja adalah bukan angkatan kerja yang

termasuk didalamnya adalah para remaja yang sudah termasuk usia kerja tetapi

belum bekerja atau belum mencari pekerjaan karena masih sekolah dan ibu rumah

tangga, penduduk dalam usia kerja yang termasuk angkatan kerja dikelompokkan

menjadi tenaga kerja (bekerja) dan bukan kerja (mencari kerja atau menganggur),

Page 8: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

17

tenaga kerja (man power) adalah bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut

serta dalam proses produksi serta menghasilkan barang atau jasa.

2.6 Penyerapan Tenaga Kerja

Pada negara yang sedang berkembang umumnya masalah pengangguran

merupakan problema yang sulit dipecahkan hingga kini, pengangguran menyebabkan

tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai

potensi yang maksimal, seperti halnya juga di negara Indonesia, pemerintah

mengupayakan berbagai jalan keluar untuk dapat mengatasi pengangguran baik di

perkotaan maupun di pedesaan.

Pengertian penyerapan dapat diartikan secara luas, menyerap tenaga kerja

dalam maknanya menghimpun orang atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha untuk

di tempatkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi, salah satu faktor

produksi dalam ekonomi adalah tenaga kerja yang benar sesuai kebutuhan dengan

keahlian dan keterampilan yang memiliki keahlian (skill) karena tenaga kerja yang

dimiliki dalam sektor industri merupakan modal utama yang dimiliki sebagai sumber

daya manusia.

Menurut Sondang P. Siagian (2005 :53 ), sumber daya manusia dan kekayaan

alam melimpah ternyata tidak banyak artinya tanpa dikelola manusia dengan baik,

artinya sumber daya lainnya dan kekayaan alam tetap modal yang berharga akan

tetapi modal tersebut hanya ada artinya apabila digunakan oleh manusia, tidak hanya

bagi kepentingan diri sendiri tetapi demi kepentingan kesejahtraan masyarakat secara

tuntas, tetapi tanpa Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal pengelolaan,

Page 9: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

18

penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang lain menjadi tidak berguna dan

tidak berhasil.

Lapangan usaha yang ada seharusnya tidak mungkin menyerap tenaga kerja

dalam kondisi yang tidak siap pakai, disinilah perlunya peranan pemerintah dalam

upaya mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di suatu daerah dan pertumbuhan

sektor ekonomi melalui pembinaan dan pengembangan industri kecil diharapkan

dapat memberikan hasil yang maksimal, upaya pengembangan tersebut dapat

dilakukan melalui peningkatan bantuan lunak dan peningkatan bantuan keras dapat

meningkatkan motivasi, pengetahuan, ketrampilan, dan wawasan serta pandangan

yang luas sehingga lebih mempermudah proses penyerapan tenaga kerja yang

dibutuhkan, masalah penyerapan tenaga kerja juga tidak terlepas dari kesempatan

yang tersedia ditengah-tengah masyarakat.

2.7 Pengertian Ketenagakerjaan

Untuk membahas masalah kesempatan kerja berarti harus memahami tentang

konsep ketenagakerjaan yang umum berlaku, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja (Man power) atau penduduk Usia Kerja (UK) adalah penduduk

dalam usia kerja (berusia 15 tahun ke atas) atau jumlah seluruh penduduk dalam

suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas kerja

(Simanjuntak, 2004:44).

Penerapan penduduk usia kerja di atas 15 tahun adalah setelah International

Labour Organization (ILO) mengintruksi agar batas awal usia kerja adalah setelah

15 tahun, sedangkan statistik Indonesia sejak tahun 1971 batas usia kerja adalah

Page 10: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

19

bilamana seseorang sudah berumur 10 tahun atau lebih, semenjak dilaksanakannya

Statistik Ketenagakerjaan Nasional (SAKERNAS 2001), batas usia yang semula 10

tahun atau lebih dirubah menjadi 15 tahun atau lebih mengikuti defenisi yang

dianjurkan International Labour Organization (ILO), sedangkan batas usia kerja di

Provinsi Aceh yaitu dengan usia antara 15 sampai 55 tahun.

2. Angkatan kerja (Labour force), adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk melibatkan dalam kegiatan produksi

barang dan jasa.

Dalam hal ini adalah penduduk yang kegiatan utamanya selama seminggu

yang lalu bekerja (K), atau sedang mencari pekerjaan (MP), untuk kategori bekerja

apabila minimum bekerja selama 1 jam selama seminggu yang lalu untuk kegiatan

produktif sebelum pencacahan dilakukan, mencari pekerjaan adalah seseorang yang

kegiatan utamanya sedang mencari pekerjaan, atau sementara sedang mencari

pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu, jadi

angkatan kerja dapat diformulasikan melalui persamaan identitas sebagai berikut AK

= K + MP, penjumlahan angka-angka angkatan kerja dalam bahasa ekonomi disebut

sebagai penawaran angkatan kerja (labour supply), sedangkan penduduk yang

berstatus sebagai pekerja atau tenaga kerja termasuk ke dalam sisi permintaan

(labour demand).

3. Penduduk yang bukan angkatan kerja (unlabour force), adalah penduduk yang

berusia kerja (15 tahun ke atas), namun kegiatan utama selama seminggu yang

lalu adalah sekolah, mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu,

Page 11: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

20

tetapi kegiatan utamanya adalah sekolah, maka individu tersebut tetap masuk

kedalam kelompok bukan angkatan kerja.

Penduduk yang tercatat lainnya jumlahnya tidak sedikit dan mungkin

sebagian besar masuk ke dalam transisi antara sekolah untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi atau tidak dalam kategori Bukan Angkatan Kerja

(BAK), jadi jumlah Usia Kerja (UK) apabila dilihat melalui persamaan identitas

adalah berikut: UK = AK + BAK

4. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labour force participation rate), adalah

menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai

persentasi penduduk dalam kelompok umur tersebut, yaitu membandingkan

angkatan kerja dengan tenaga kerja.

Untuk menghitung Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dapat

digunakan rumus sebagai berikut : TPAK = AK/UK x 100%, formulasi diatas dapat

digunakan dalam menentukan besarnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

menurut jenis kelamin, analisis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ini

identik dengan analisis penawaran angkatan kerja.

5. Tingkat pengangguran (unemployment) adalah angka yang menunjukkan berapa

banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan yaitu

membandingkan jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan jumlah angkatan

kerja, Tingkat Pengangguran (TP) dapat dirumuskan sebagai berikut : TP =

MP/AK x 100%.

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau demand

dalam masyarakat, permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan

Page 12: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

21

tingkat upah, proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan

dan permintaan tenagakerja dinamakan pasar kerja, besar penempatan (jumlah orang

yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan

dan permintaan tersebut, selanjutnya, besarnya penyediaan dan pemintaan tenaga

kerja dipengaruhi oleh tingkat upah.

2.8 Teori Ketenagakerjaan

Sumber daya manusia atau sering disebut dengan human resources

merupakan penduduk secara keseluruhan, dari segi penduduk sebagai faktor

produksi, maka tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi,

hanya penduduk yang berupa tenaga kerja (man power) yang dapat dianggap sebagai

faktor produksi (Suparmoko, 2002 : 36), tenaga kerja mencakup penduduk yang

sudah bekerja atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang sedang

melakukan kegiatan lain, seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga (Payaman

Simanjuntak, 2004 : 55).

Sedangkan menurut Secha Alatas (dalam Aris Ananta, 2001: 63), tenaga kerja

merupakan bagian dari penduduk yang mampu bekerja untuk memproduksi barang

dan jasa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggolongkan penduduk usia 15-64

tahun sebagai tenaga kerja, menurut Payaman Simanjuntak (1985) konsep dari tenaga

kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja (labour force) merupakan bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlihat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu

menghasilkan barang dan jasa, angkatan kerja ini terdiri dari golongan yang bekerja

dan golongan yang menganggur, golongan yang bekerja (employed persons)

Page 13: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

22

merupakan sebagian masyarakat yang sudah aktif dalam kegiatan yang menghasilkan

barang dan jasa.

Sedangkan sebagian masyarakat lainnya yang tergolong siap bekerja dan

mencari pekerjaan termasuk dalam golongan menganggur, bukan angkatan kerja

adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja maupun mencari pekerjaan, atau

bisa dikatakan sebagai bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat atau

tidak berusaha terlibat dalam kegiatan produksi, kelompok yang bukan angkatan

kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga,

dan golongan lain yang menerima pendapatan.

2.9 Penelitian Sebelumnya

`Rani dan Abdullah (dalam Elfindri dan Bactiar, 2000) dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa faktor utama yang menyebabkan tingginya perluasan

kesempatan kerja dalam industri-industri yang berorientasi eksport adalah karena

industri-industri tersebut lebih tepat untuk mencapai skala ekonomi karena luasnya

pasar menyebabkan kegiatan usaha juga meningkat, sehingga menyebabkan

keperluan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan tertentu bertambah dan pekerja-pekerja

lebih terkonsentrasi untuk bekerja dalam jenis pekerjaan tertentu dengan

keahliannya.

Syafaat dan Friyatno (2000) meneliti kesempatan kerja di kawasan timur

Indonesia pasca krisis ekonomi dengan membandingkan kesempatan kerja yang

tercipta dengan pertumbuhan PDRB di kawasan timur Indonesia, dalam penelitian

tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB yang menurun yang

mengakibatkan kesempatan kerja mengalami penurunan, dengan kondisi ini

Page 14: rajaphotocopy.files.wordpress.com …  · Web viewHal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan

23

disarankan perlu perencanaan pembangunan ekonomi yang berpijak pada

kemampuan sumber daya yang agar struktur ekonomi mempunyai ketahanan yang

tinggi untuk dapat menciptakan kesempatan kerja.

Rachman (2005) dalam studinya tentang kesempatan kerja di DKI Jakarta

menemukan Faktor upah minimum regional berpengaruh negatif terhadap

kesempatan kerja, hal ini berarti tingkat upah minimum propinsi di DKI Jakarta

merupakan salah satu masalah pengganggu bagi pengguna tenaga kerja untuk

mempekerjakan para tenaga kerja yang masuk ke bursa tenaga kerja.

Rimmar Siringo Ringo (2007) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kesempatan Kerja Pada Industri Menengah dan Besar Di Provinsi Sumatera Utara

Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara, dengan variabel-variabel

bebas Tingkat Upah, Tingkat Bunga, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

dedangkan variabel terikat adalah kesempatan kerja, data yang digunakan data times

series tahun 1990 – 2005 dengan metode Ordinary Least Square (OLS), dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat bunga memberikan pengaruh

negatif sebesar 41.26% dan signifikan, variabel tingkat upah memberikan pengaruh

negatif dan signifikan sebesar 22.73%, dan variabel Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB memberikan pengaruh positif dan signifikan sebesar 6.16% terhadap

kesempatan kerja pada sektor industri skala menengah dan besar di Provinsi

Sumatera Utara.