file · web viewbab 20 penggunaan rasio dalam analisa finansiil. 15. manajemen keuangan...

21
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil BAB 20 PENGGUNAAN RASIO DALAM ANALISA FINANSIIL 20.1 Arti Pentingnya Analisa Laporan Finansiil Sebagaimana diuraikan di muka bahwa kita dengan menghubungkan elemen-elemen dari berbagai aktiva satu dngan yang lainnya, elemen- elemen dari berbagai pasiva satu dengan yang lainnya serta menghubungkan elemen-elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat tertentu akan dapat diperoleh banyak gambaan mengenai posisi atau keadaan finansiil suatu perusahan . Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansiil suatu perusahaan perlulah kita mengadakan interpretasi atau analisa terhadap sdata finansiil dari perusahan yang bersangkutan, dan data finansiil itu akan tercemin di dalam “laporan finansiil”-nya. Laporan Finansiil (Financial Statment ), memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil suatu perusahaan, di mana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan niali aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi & laba (Income Statement) mecerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu bulan. Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan finansiil suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembanganfinaasiil dari perusahaan yang bersangkutan. Pimpinan perusahaan atau manjemdn sangat berkepentingan terhadap laporan finansiil dari perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisa laporan finansiil dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari perusahaannnya. Dan akan diketahui hasil-hasil finansiil yang telah tercapai di waktu-waktu yang lalu waktu yang sedang berjalan. Dengan mengadakan analisa data finansiil dari tahun-tahun yang lalu dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari 1 Manajemen Keuangan Lanjutan

Upload: phamcong

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

BAB 20

PENGGUNAAN RASIO DALAM ANALISA FINANSIIL

20.1 Arti Pentingnya Analisa Laporan Finansiil

Sebagaimana diuraikan di muka bahwa kita dengan menghubungkan elemen-elemen dari

berbagai aktiva satu dngan yang lainnya, elemen-elemen dari berbagai pasiva satu dengan yang

lainnya serta menghubungkan elemen-elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat

tertentu akan dapat diperoleh banyak gambaan mengenai posisi atau keadaan finansiil suatu

perusahan .

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansiil suatu perusahaan perlulah kita

mengadakan interpretasi atau analisa terhadap sdata finansiil dari perusahan yang bersangkutan,

dan data finansiil itu akan tercemin di dalam “laporan finansiil”-nya.

Laporan Finansiil (Financial Statment ), memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil suatu

perusahaan, di mana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan niali aktiva, utang dan modal sendiri

pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi & laba (Income Statement) mecerminkan hasil-hasil yang

dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu bulan.

Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan finansiil suatu perusahaan akan

sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembanganfinaasiil

dari perusahaan yang bersangkutan. Pimpinan perusahaan atau manjemdn sangat berkepentingan

terhadap laporan finansiil dari perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisa laporan

finansiil dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil

dari perusahaannnya. Dan akan diketahui hasil-hasil finansiil yang telah tercapai di waktu-waktu

yang lalu waktu yang sedang berjalan. Dengan mengadakan analisa data finansiil dari tahun-tahun

yang lalu dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaannya serta hasil-hasil yang telah

dianggap cukup baik. Hasil analisa historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan

penyusunan rencana atau policy yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Dengan

mengetahui kelemahan-kelemahan yang di milikinya, diusahakan agar dalam penyusunan rencana

untuk tahun-tahun yang akan datang, kelemahan-kelemahan tersebut dapat di perbaiki. Hasil-hasil

yang dianggap sudah cukup bauik di waktu-waktu yang lampau harus di pertahankan untuk waktu-

waktu mendatang. Dalam hubungan dengan analisa laporan finansiil tersebut manajemen adalah

“orang dalam”, orang yang dapat menggunakan data finansiil apapun yang ada di dalam perusahaan,

dan hasil analisanya sepenuhnya untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu

analisa dilakukan oleh menajemen tersebut disebut “ analisa intern”.

Selain dari manajemen, para krediturpun berkepentingan terhadap laporan finansiil dari

perusahaan yang telah atau akan menjadi debitur atau nasabahnya. Para kreditur berkepentingan

1Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

untuk “keamanan” mereka sendiri. Kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau

menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlukah mengadakan analisa lebih dulu

terhadap laporan finansiil dari perusahaan yang mengajukan kredit, untuk mengukur kemampuan

perusahaan tersebut untuk membayar kembali utangnya plus bweban-beban bunganya. Para

kreditur jangka panjang berkepentingan uantuk dapat mengetahui apakah kredit yang akan

diberikan itu cukup mendapat jaminan dari aktiva, terutama aktiva tetap dari perusahaan yang

bersangkutan. Dengan kata lain apakah sebagian besar atau seluruh aktiva tetapnyatelah diikatkan

atau dijadikan jaminan terhadap kredit jangka panjang yang telah diterima sebelumnya oleh

perusahaan tersebut dari kreditur lain.

Para kreditur jangka pendek berkepentingan terhadap kemampuan nasabahnya untuk dapat

memenuhi kewajiban finansiil yang segera harus dipenuhi. Mereka lebih tertarik pada kemampuan

[perusahaan tersebut untuk membayar utang lancarnya dengan dana yang berasal dari aktiva

lancarnya.

Para investorpun berkepentingan terhadap laporan finansiil suatu perusahaan dalam rangka

penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah “rate of return”

dari dana yang akan diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu

perusahaan. Para kreditur maupun investor merupakan “orang luar” dari perusahaan, sehingga

mereka dalam mengadakan analisa finansiil adalah terbatas datanya, yaitu hanya atas dasar laporan-

laporan finansiil yang di publikasikan oleh perusahaan tersebut. Data finansiil yang dapat dianalisa

oleh kreditur atau investor adalah terbatas tidak seperti halnya manajemen. Berhubung dengan itu

analisa yang dilakukan oleh kreditur/investor sering disebut “analisa extern”.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa mengadakan interprestasi atau analisa laporan

finansiil suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap perusahaan yang bersangkutan meskipun kepentingan mereka masing-masing adalah

berbeda.

20.2 Analisa Rasio Finansiil

Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan finansiil suatu perusahaan, seorang

penganalisa finansiil memerlukan adanya ukuran atau “yardstick’ tertentu. Ukuran yang sering

digunakan dalam analisa finansiil adalah “rasio”. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang

dinyatakan dalam “arithmetical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara

dua macam data finansiil. Macamnya rasio finansiil banyak sekali, karena rasio dapat dibuat menurut

kebutuhan penganalisa.

Penganalisa finansiil dalam mengadakan analisa rasio finansiil pada dasarnya dapat melakukannya

dengan 2 macam cara pembandingnya, yaitu:

2Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang

lalu (ratio historis) atau dengan rasio-rasio yang di perkirakan untuk waktu-waktu yang akan

datang dari perusahan yang sama. Misalnya current rasio tahun 1976 dibandinkan dengan

current rasio dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan cara pembandingnya tersebut akan

dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Dengan

menganalisa satu macam rasio saja tidak banyak artinya. Karena kita dapat mengetahui

factor-faktor apa yang menyebabkan adanya perubahan tersebut.

2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahan (rasio perusahaan/company rasio) dengan

rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industry/ rasio

rata-rata/ rasio standard) untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio

perusahaan dengan rasio intustri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang

bersangkutan itu dalam aspek finansiil tertentu berada di atas rata-rata insdustri (above

average), berada pada rata-rata (average) atau terletak di bawah rata-rata (below average).

Apabila suatu perusahan mengetahui bahwa dia berada dibawah rata-rata industry haruslah

dianalisa faktor-faktor apa yang menyebankannya, untuk kemudian diambil kebijaksanaan finansiil

untuk meningkatkan rasionya sehingga menjadi “average” atau “above average” di dalam industry.

Penganalisa finansiil sedapat mungkin menghindari penggunaan “the rule of the thumb”,

pedoman kasar dalam mengadakan analisa finansiil suatu perusahaan. Penganalisa finansiil haruis

menganalisa laporan finansil suatu perusahan dalam hubungannya dengan perusahaan –perusahaan

lain yang bekerja dalam bidang usaha yang sama dengan perusahaan yang dianalisa. Dengan

demikin adalah tidak tepat apabila seorang penganalisa mengatakan bahwa untuk semua

perusahaan, current rasio kurang dari 200% adalah kurang baik,yang hanya mendasarkan pada

pedoman sangat kasar atau “the rule of the thumb”. Banyak perusahaan-perusahaan yang sehat

mempunyai current rasio kurang dari 200%. Hanya dengan membandingkan financial rasio suatu

perusahaan dengan financial rasio dari perusahaan-perusahan lain yang sejenis atau rasio industri

atau dengan mengadakan analisa rasio historis dari perusahaan yang bersangkutan selama beberapa

periode, penganalisa dapat membuat penilaian atau pendapat yang lebih realistis.

20.3 Macam-macam Rasio Finansiil

Sebagaimana diseburkan di muka macamnya rasio finansiil banyak sekali karena rasio dapat

di buat menurut kebutuhan penganalisa.

Demikian pula pengelompokan rasio juga macam-macam. Apabila dilihat dari sumbernya dari mana

rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu

3Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

1. Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang

berasal dari neraca, misalnya current rasio, acid-test rasio, current assets to total assets

rasio, current liabilities to total assets rasio dan lain sebagainya.

2. Rasio-rasio laporan Rugi & Laba (income statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun

dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit margin, net operating

rasio dan lain sebagainya.

3. Rasio-rasio antar – laporan (inter-statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data

yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income statement, misalnya assets

turnover, inventory turnover, receivables turnover dan lain sebagainya.

Ada pula penulis yang menggunakan istilah “financial ratios” untuk rasio-rasio neraca, “Operating

ratios” untuk rasio-rasio laporan rugi & laba dan “financial operating ratios” untuk rasio-rasio antar

laporan.

Ada pula yang mengelompokan rasio-rasio dalam rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio leverage,

rasio-rasio aktivitas dan rasio-rasio profitabilitas.

Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan

(current ratio, acid test ratio).

Ratio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh

aktiva perusahaan dibiayai utang (Debt to total assets rasio, Net worth to debt rasio dan lain

sebagainya).

Rasio-rasio aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa

besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory

turnover, average collection period dan lain sebagainya).

Rasio-rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah

kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (Profit magin on sales, return on total assets,

return net worth dan lain sebagainya).

Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa macam rasio, cara perhitungannya

beserta interpretasinya berdasarkan laporan finansiil di bawah ini.

4Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

PT HARUM

Neraca per 31 desember 1986

AKTIVA

Aktiva lancar:

Kas

Efek

Piutang

Persediaan (Inventory)

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap:

Mesin

Akumulasi depresiasi

Bangunan-bangunan

Akumulasi depresiasi

tanah

intangibles

Jumlah aktiva tetap

Jumlah Aktiva

700.000

(100.000)

200.000

200.000

160.000

840.000

Utang dan Modal sendiri:

Utang Lancar:

Utang perniagaan

Utang wesel

Utang pajak

Jumlah hutang lancar

Utang jangka panjang:

5% obligasi

Modal Sendiri:

Modal saham

Agio saham

Laba ditahan

Modal sendiri

Jumlah Utang dan Modal

Sendiri

1.200.000

200.000

300.000

100.000

160.000

560.000

600.000

1.840.000

1.400.000

1.600.000

600.000

1.000.000

200.000

1.400.000

440.000

800.000

100.000

100.000

3.000.000

3.000.000

PT HARUM

Laporan Rugi & Laba

Per 31 Desember 1989

Penjualan

Harga Pokok penjualan

Laba Bruto

Biaya-biaya administrasi, penjualan umum

Keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT)

Bunga Obligasi (5% x Rp 600.000,-)

Keuntungan sebelum pajak

Pajak Penghasilan

Keuntungan Neto sesudah pajak (EAT)

4.000.000

3.000.000

1.000.000

570.000

430.000

30.000

400.000

160.000

240.000

5Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

Berdasarkan data dari laporan finansiil tersebut kita akan menghitung berbagai macam rasio finansiil

seperti Nampak dalam table di bawah ini:

Table 20.1.

Rasio-rasio finansiil

Rasio Metode perhitungan InterpretasiI. Rasio Likuiditasa. Current rasio Aktivalancar

UtangLancar

¿ Rp1.400 .000560.000

=2,5 :1

Atau 2,50%

Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 2.50

b. Cash ratio (Ratio of immediate solvency)

Kas+EfekUtangLancar

¿ 200.000+200.000560.000

=¿

= 0.71 : 1 atau 71%

Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahan dan efek yang da[pat segera diuangkan.Setiap utang lancara Rp 1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp 0,71

c. Quick (Acid test) ratio Kas+Efek+PiutangUtang Lancar

200.000+20.000+160.000560.000

= 1 atau 100%

Kemampuan untuk membiayai utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh quick assers Rp 1,00.

d. Working capital to total assets ratio

Aktiva lancar−Utang lancarJumlahaktiva

1.400.000−560.0003.000 .000

= 0.28 : 1 atau 28%

Likuiditas dari tiotal aktiva dan posisi modal kerja (neto)

II. Ratio Leveragea. Total debt to Equity

ratio

Utanglancar+Utang jangka panjangJumlahmodal sendiri

560.000+600.0001.840 .000

= 0.63 : 1 atau 63%

Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.Rp 63.00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang

b. Total debt to total capital assets

Utanglancar+Utang jangka panjangJumlahModal /Aktiva

Beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang.atau

6Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

560.000+600.0003.000 .000

= 0.39 : 1 atau 39%

Beberapa bagian dan aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Rp 39,00 dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin utang.

c. Long term debt to Euqity rasio

Utang jangka panjangModal sendiri

600.0001.840.000

= 0.33 : 1 atau 33%

Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang Rp 0.33 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin utang jangka panjang.

d. Tangible assets debt coverage

Jumlah Aktiva – Intangible−Utang LancarUtang jangka panjang

3.000.000−100.000−560.000600.000

2.340.000600.000

= 3,9 : 1 atau 390%

Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.Setiap utang jangka panjang dijamin oleh aktiva tangible sebesar Rp 3,90.

e. Times intrest earned rasio

EBITBungaUtang jangka panjang

430.00030.000

= 14,3 x

Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang.Setiap rupiah bunga utang jangka panjang di jamin oleh keuntungan Rp14,33.

III. Rasio Aktivitasa. Total assets turnover Penjualan Neto

Jumlah Aktiva

4.000 .0003.000 .000

=1,33 : 1 Atau 1,33 x

Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “revenue”.Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktina rata-rata dalam satu tahun berputar 1,33 x atau setiap rupiah aktiva selama setahun dapat menghsilkan revenue sebesar Rp 1,33.

b. Receivable turnover PenjualanKreditPiutang rata−rata

4.000 .000160.000

= 25 x

Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu. Dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalm piutang berputar 25 x.

c. Average collection periode

Piutang rata−rata x360Penjualankredit

Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.Piutang dikumpulkan rata-rata setiap

7Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

160.000 x 3604.000 .000

= 14,4 hari atau 15hari

15 hari sekali.Makin kecil harinya makin baik.

d. Inventory turnover Harga pokok penjualanInventoryrata−rata

3.000.000840.000

= 3,6 x

Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya “overstock”.Dana yang tertanam dalam inventory berputar rata-rata 3,6 x dalam setahun.

e. Average day inventory Inventory rata−rata x360Harga pokok penjualan

840.000 x 3603.000 .000

= 10 hari

Periode menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang berada digudang Inventory berada digudang rata-rata selama 10 hari.

f. Working capital turnover

Penjualan netoAktiva Lancar−Utang lancar

4.000.0001.400.000−560.000

= 4,76 x atau 4,8 x

Kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklis kas (cash cycle) dari perusahaan.Dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 4,8 x dalam setahunnya

VI. Rasio Keuntungana. Gross profit margin

Penjualan netio−Harga pokok penjualanPenjualan neto

4.000 .000−3.000 .0004.000.000

= 25 %

Laba bruto per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,25

b. Operating income ratio ( Operating prifit margin)

Penjualan Neto – Harga pokok penjualan – biaya-biaya administrasi, penjualan umum

Penjualan Neto

4.000 .000−3.000 .000−570.0004.000 .000

= 10,75% = 11%

Laba operasi sebelum bunga dan pajak (neto operating income) yang dihasilkan oleh setiap jumlah penjualan.Setiap rupiah panjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,11.

c. Operating rasio Harga pokok penjualan + biaya-biaya Adm, penjualan , umum

Penjualan neto

3.000.000−570.0004.000.000

= 89,25%

Biaya operasi per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan mempunyai biaya operasi Rp 0.89.Makin besar rasio ini berarti makin buruk.

d. Net profit margin (sales margin)

Keuntunganneto sesudah pajakPenjualanneto

Keuntungan neto per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghailkan keuntungan neto sebesar Rp. 0,06.

8Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

240.0004.000 .000

= 6%

e. Earning power of total investment (rate of return on an total assets)

EBITJumlah Aktiva

430.0003.000.000

= 14,3%Atau operating profit margin X total assets turnover = 10,7% x 1,33= 14,3%

Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi + saham). Setiap satu rupiah modal menghasilkan keuntungan Rp 0,14 untuk semua investor.

f. Net earning power ratio (Rate of return on inverstment/ROI)

Keuntunganneto sesudah pajakJumlahaktiva

240.0003.000.000

= 8%

Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.

g. Rate of return the owners (Rate of return on Net Wordth)

Keuntunganneto sesudah pajakJumlahModal Sendiri

240.0001.840.000

= 13%

Kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi megang saham preferen dan saham biasa.Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp 0,13 yang tersedia bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.

20.4 Penerapan Analisa Rasio Finansiil

Sebagaimana diuraikan di muka bahwa dalam analisa rasio penganalisa dapat mengdakan

dua macam pembandingnya, yaitu pembanding “ present ratio” dengan rasio-rasio semacam

diwaktu-waktu yang lalu (rasio historis) dari perusahaan yang sama dan pembanding antara rasio-

rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis

atau industri (rasio rata-rata atau rasio industri).

Di Indonesia kalau perusahaan-perusahaan akan mengadakan analisa rasio mungkin pada waktu ini

hanya dapat dengan mengadakan analisa rasio historis, karena pada waktu ini belum ada lembaga

atau badan yang menyusun rasio industry.

Di Amerika Serikat pembandingan rasio perusahaan dengan rasio industri sudahlah luas

penggunaannya, kerena di nehgaratersebut ada beberapa badan, lembaga atau bank yan menyusun

rasio-rasio industri.

9Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

Adapun badan-badan di Negara tersebut yang menyusun rasio industri dapat disebut: “Dun &

Bradstreet”. Mungkin diantara rasio industri yang sudah dikenal dan luas penggunaannya adalah

rasio industri yang disusun oleh Dun & Bradstreet. Inc. tersebut. Badan ini menyusun 14 rasios yang

disusun dari 125 macam perusahaan, di mana terdiri dari 71 kelompok manufacturing dan

contruktion, 30 macam wholesalers dan 24 macam retailers.

Kelompok lain dari rasio yang berguna disusun dan dipublikasikan oleh Robert morris associates

(RMA). Di samping dua lembaga tersebut masih ada badan-badan lain yang menyusun rasio-rasio

industri.

Unatuk dapat memberikan gam,baran yang lebih jelas mengenai analisa rasio dengan

mengadakan pembandingan antara “present rasio” dengan rasio historis di satu pihak, dan

pembandingan rasio perusahan dengan rasio industry di lain pihak dapatlah diberikan contoh seperti

di bawah ini.

Contoh 20.1.

Perusahan BIMA telah menyusun berbagai rasio perusahaan setiap tahunnya selama 3 tahun

yaitu 1982,1983,dan 1984 sebagai berikut.

Rasio perusahan / company rasios

1982 1983 1984

1. Current ratio

2. Inventory turnover

3. Collection period

4. Net profit margin

5. Rate of return on Net Worth

6. Rate of return on Total Assets

3,6 x

3,6 x

85 hari

2,4%

4,7%

3,1%

3,7 x

4,2 x

59 hari

2,3%

4,3%

2,9%

3,4 x

6,2 x

52 hari

4,7%

12,3%

7,1%

Hari pembayaran penjualan kredit ditetepkan 60 hari sesudah barang diterima. Dengan mengadakan

perbandingan antara present rasio (1984) dengan rasio-rasio dari tahun-tahun sebelumnya (ratio

historis) dapatlah kita mengetahui bahwa:

1. Dari data tersebut di atas Nampak bahwa hampir semua rasio selama 3 tahun mengalami

perubahan-perubahan yang menonjol.

2. Untuk tahun 1982 yang sangat menonjol adalah “collection period” sebesar 85 hari yang ini

berarti jauh lebih beasr dari pada hari pembayaran penjualan kredit yang telah ditetapkan

sebelumnya (60 hari) ini berarti bahwa banyak piutang yang tidak dibayar tepat pada waktunya.

Karena keaslahan collection policy maka mengakibatkan rendahnya net profit margin dan rasio-

rasio rate of return lainnya.

10Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

3. Untuk tahun 1983 perusahaan sudah memperbaiki collection policynya sehingga collection

period dapat ditekan menjadi 59 hari yang ini sudah lebih kecil dari pada hari pembayaran

penjualan kredit yang telah ditetapkan sebelumnya (60 hari), tetepi di lainpihak perusahan

kurang baik dalam inventory policynya sehingga menurunkan inventory turnovernya dari 6,5 x

menjadi 4,2 x.

4. Dalam tahun 1984 nampaknya perusahaan berhasil dalm memperbaiki inventory policy dan

collection policynya, dimana nampak jelas inventory turnover naik dari 4,2 x menjadi 6,2 x dan

collection period dapat ditekan dari 59 hari menjadi 52 hari yang ini jauh lebih kecil dari pada

hari pembayaran penjualan kredit yang ditetapkan sebelumnya.

Sebai akibat dari perbaikan policy pada inventory dan pengumpulan piutang, net profit margin

dapat dinaikan dari 2,3% menjadi 4,7%, Rate of return on net Worth dapat dinaikan dari 4,3%

menjadi 12,3% dan pada akhirny rate of return on total assets dapat dinaikan dari 2,9% menjadi

7,1%.

Bagaimana halnya kalau kita adakan perbandingan antara rasio perusahan tersebut dengan

rasio industri?

Misalnya rasio industry untuk ketiga tahun tersebut adalah sebagai berikut:

Rasio perusahan / company rasios

1982 1983 1984

1. Current ratio

2. Inventory turnover

3. Collection period

4. Net profit margin

5. Rate of return on Net Worth

6. Rate of return on Total Assets

3,5 x

5,6 x

63 hari

4,4%

11%

5,3%

3,6 x

5,8 x

61 hari

4,5%

11,2%

5,9%

3,7 x

6,0 x

58 hari

4,7%

11,5%

6,7%

Untuk mempermudah analisa kedua macam rasio tersebut kita bandingkan sebagai berikut

Table 20.2

Rasio Perusahan – Rasio Industri

Rasio

1982 1983 1984

Rasio

Prsh.

Rasi

industri

Rasio

Prsh.

Rasi

industri

Rasio

Prsh.

Rasi

industri

1. Current ratio

2. Inventory turnover

3. Collection period

4. Net profit margin

3,6 x

3,6 x

85 hari

2,4%

3,5 x

5,6 x

63 hari

4,4%

3,7 x

4,2 x

59 hari

2,3%

3,6 x

5,8 x

61 hari

4,5%

3,4 x

6,2 x

52 hari

4,7%

3,7 x

6,0 x

58 hari

4,7%

11Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

5. Rate of return on Net Worth

6. Rate of return on Total

Assets

4,7%

3,1%

11%

5,3%

4,3%

2,9%

11,2%

5,9%

12,3%

7,1%

11,5%

6,7%

Dengan mengadakan pembandingan antara rasio perusahan (company ratio) dengan rasio industry

dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk tahun 1982

Di antara 6 rasio hanya ada 2 rasio dari perusahaan tersebut yang berada di atas rasio

industry yaitu current rasio dan inventory turnover. Perbedaan ke empat rasio tersebut sangat

mencolok, dan sebab utamanya adalah kesalahan dalam collection policy. Rasio perusahaan 85

hari sedang rasio industry 63 hari. Jadi perbaikan dalam collection policy harus segera

dilakukan.

2. Untuk tahun 1983

Collection policy telah diberbaiki sehingga rasio perusajhan (59 hari) lebih kecil dari pada

rasio rata-rata. Tetapi di lain pihak ada kesalahan dalam inventory policy sehingga turnovernya

(4,2 x) lebih kecil darp rasio industry (5,8 x). Kesalahan inventory policy inilah yang

mengakibatkan rasio-rasio lainnya (kecuali rasio likuiditas) tetap berada di bawah rasio

industry.

3. Untuk tahun 1984

Dalam tahun 1984 baik collection policy maupun inventory policy telah berhasil dapat

menempatkan perusahan di atas rata-rata industry.

Dalam tahun tersebut semua rasio dari perusahan itu berada di atas rasio-rasio industry (above

average), yang ini mencerminkan keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan,

setelah selama 2 tahun sebelumnya selalu berada di bawah rata-rata industry (below average).

20.5 Penggunaan Rasio Finansiil Rata-rata Untuk Penyusunan Proyeksi Lapora Finansiil

Di muka telah di uraikan bagaimana penggunaan rasio rata-rata atau rasio industry untuk

mengevaluir rasio finansiil suatu perusahaan individual dalam industry bersangkutan.

Rasio industry semacam itu atau rasio-rasio perusahaan yang bersangkutan di waktu-waktu yang lalu

bersama-sama dengan data dari budget kas dapat pula digunakan sebagai basis untuk penyusunan

laporan finansiil yang diproyeksikan atau “pro forma financial statement”.

“ Pro forma financial statement” atau “projected financial statement”adalah estimasi bagaiman

sekiranya susunan dari laporan finansiil pada suatu waktu diwaktu yang akan datang.

12Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

Penyusunan “Pro forma financial statement” itu penting artinya bagi perencanaan finansiil

perusahaan.

Unruk lebih jelasnya tentang bagaimana cara penyusunan “Pro forma financial statement” dapatlah

diberikan contoh dibawah ini.

Contoh 20.2

Berdasarkan rasio industry di bawah ini susunlah “ Neraca pro forma” (pro forma balance sheet) dan

tentukan pula estimasi penjualan beserta estiamsi harga pokok penjualannya. Perusahaan tersebut

termasuk dalam kelompok “average” di dalam industry yang bersangkutan.

Data finansiil (rasio industri)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Deb/net worth

Acid test rasio

Assets turnover

Collection period

Gross profit margin

Inventory turnover (at cost)

Common stock

Retained earning

50%

150%

2 x

36 hari (1 tahun = 360 hari)

40%

8 x

Rp 20.000,00

Rp 18.000,00

Catatan: - Semua utang adalah utang lancar.

- Semua penjualan adalah penjualan kredit.

Pemecahan

a) Besarnya Utang

DebtNet worth

= debtRp20.000+Rp18.000

=50%

Utang = ½ x Rp 38.000,00 = Rp 19.000,00

b) Total aktiva

Total aktiva = Utang + modal sendiri

= Rp 19.000,00 + Rp 38.000,00

= Rp 57.000,00

c) Total aktiva likuid (Kas + Piutang)

Acid test ratio = 1,5 x.

Kas+Piutang19.000 = 1,5 x

Kas + Piutang = 1,5 x Rp 19.000,00 = Rp 28.500,00

13Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

d) Luas penjualan (sales)

SalesAssets

= SalesRp57.000,00

=2x

Sales = 2 x Rp 57.000,00 = Rp 114.000,00

e) Piutang

Collection period = 36 hari.

Piutang ¿36x Rp114.000,00

Rp360,00=Rp11.400,00

f) Kas

Kas = (Kas + Piutang ) – Piutang

Kas = Rp 28.500,00 – Rp 11.400,00 = Rp 17.100,00

g) Harga pokok penjualan (C.G.S.)

C.G.S. = 100% - Gross profit margin

= 100% - 40% - 60% x sales

= 60% x Rp 114.000,00

= Rp 68.400,00

h) Gross profit margin

Gross profit margin = 40% x Rp 114.000,00 = Rp 45.600,00

i) Inventory

Inventory turnover (at cost) = 8 x C.G.S.

C .G .SInventory

=8x

Rp68.400,00Inventory

=8 x

Inventory= Rp68.400,008

=Rp8.550,00

j) Aktiva Tetap

Aktiva tetap = Total aktiva – (Kas + Piutang + inventory)

= Rp 57.000,00 – (Rp 17.100 + Rp 11.400 + RP 8.550)

= Rp 57.000,00 – Rp 37.050,00

= Rp 19.950,00

14Manajemen Keuangan Lanjutan

Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapatlah disusun “Pro forma Balance Sheet” seperti di

bawah ini.

Neraca pro forma (Pro Forma Balance sheet)

Aktiva:

Kas

Piutang

Inventory

Aktiva Tetap

Jumlah Aktiva

Rp 17.100,00

Rp 11.400,00

Rp 8.550,00

Rp 19.950,00

Rp 57.000,00

==========

Utang & Moda :

Utang

Modal Saham

Laba Ditahan

Jumlah Utang &

Modal

Rp 19.000,00

Rp 20.000,00

Rp 18.000,00

Rp 57.000,00

==========

Proyeksi laporan Rugi & labaPenjualan

Harga pokok Penjualan

Laba Bruto

Rp 114.000,00

Rp 68.400,00

Rp 45.600,00

15Manajemen Keuangan Lanjutan