· web viewtempat tinggal :jalan naskah, nomor 2, perumahan wartawan puri mulya, rukun tetangga...

51
Kepada Yth : Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat JL. Gajah Mada, No. 17, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10130, 10130, Indonesia Perihal : GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM PENGUASA (Onrechmatige Overheidsdaad) MELALUI HAK GUGAT ORGANISASI (Legal Standing) Dengan hormat, YAYASAN WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA [WALHI] Berkedudukan di Jalan Tegal Parang Utara No. 14 Mampang Jakarta Pusat 12790 Yang dalam hal ini diwakili oleh : 1. Nama :Abetnego Panca Putra Tarigan Kewarganegaraan : Indonesia Tempat Tinggal : Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat. Jabatan :Ketua Pengurus Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) 2. Nama :Kholisoh Kewarganegaraan : Indonesia Tempat Tinggal:Jalan P. Al-Mustaqim Mampang Prapatan II, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 002, Kelurahan Mampang Prapatan, Kecamatan Mampang Prapatan, Kotamadya Jakarta Selatan, Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jabatan :Sekretaris Pengurus Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) 3. Nama : Ahmad Syamsul Hadi Kewarganegaraan : Indonesia Tempat Tinggal : Desa, Pengadang Kecamatan PrayaTengah, Kabupaten Lombok Tenggah, Propinsi Nusa Tenggara Barat Jabatan :Bendahara Pengurus Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

Kepada Yth :Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat JL. Gajah Mada, No. 17, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10130, 10130, Indonesia

Perihal : GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM PENGUASA (Onrechmatige Overheidsdaad)

MELALUI HAK GUGAT ORGANISASI (Legal Standing)

Dengan hormat,YAYASAN WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA [WALHI]Berkedudukan di Jalan Tegal Parang Utara No. 14 Mampang Jakarta Pusat 12790Yang dalam hal ini diwakili oleh :

1. Nama : Abetnego Panca Putra TariganKewarganegaraan: IndonesiaTempat Tinggal : Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya,

Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat.

Jabatan : Ketua Pengurus Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)

2. Nama : KholisohKewarganegaraan : IndonesiaTempat Tinggal : Jalan P. Al-Mustaqim Mampang Prapatan II, Rukun

Tetangga 003, Rukun Warga 002, Kelurahan Mampang Prapatan, Kecamatan Mampang Prapatan, Kotamadya Jakarta Selatan, Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Jabatan : Sekretaris Pengurus Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)

3. Nama : Ahmad Syamsul HadiKewarganegaraan : IndonesiaTempat Tinggal : Desa, Pengadang Kecamatan PrayaTengah, Kabupaten Lombok

Tenggah, Propinsi Nusa Tenggara BaratJabatan : Bendahara Pengurus Yayasan Wahana Lingkungan Hidup

Indonesia (WALHI)

Berdasarkan Akta Pernyataan Rapat pembina Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Nomor 01 Tanggal 3 Agustus 2012 dan Berita Acara Rapat Pembina Wahana Lingkungan Hidup Indonesia yang disyahkan oleh kantor Notaris ARMAN LANY, SH, masing-masing selaku Ketua, Sekretaris dan Bendahara YAYASAN WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA. Dalam hal ini mewakili : Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Badan Hukum Yayasan, beralamat di Jl. Tegal Parang Utara 14, Jakarta

Page 2:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

Dengan ini memilih domisili hukum serta memberikan kuasa khusus kepada :

Wahyu Wagiman, SH. Muhnur,SH.M. Irsyad THamrin, SH,MH. Tandiono Bawor Purbaya, SH.Andi Mutaqien,SH. Nurkholis Hidayat, SH.Gatot Goei,SH. Iki Dulagin, SH, MH.Bahrain, SH., MH. Musri Nauli,SH.Grahat Nagara,SH. Sandoro Purba, SH.Judianto Simanjuntak,SH. Indra Jaya, SH.Suryadi, SH.Masing-masing adalah Advokat dan Konsultan Hukum yang tergabung dalam :

Tim Advokasi Pulihkan IndonesiaYang berlamat di Jalan Tegal Parang Utara No. 14 jakarta 12790, Telpon 021-79193363, fax 021-7941673. (Surat Kuasa terlampir), dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kepentingan hukum.

Selanjutnya mohon disebut sebagai -------------------------------------------------------------------------------- PENGGUGAT

PENGGUGAT dengan ini mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap :

1 Negara Republik Indonesia Cq Pemerintah Republik Indonesia Cq Presiden Republik Indonesia, yang beralamat di Istana Negara Jl. Veteran No.16 Jakarta 10110 , selanjutntya disebut ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ TERGUGAT I

2 Negara Republik Indonesia Cq Pemerintah Republik Indonesia Cq Presiden Republik Indonesia Cq Kementrian Kehutanan beralamat di Gedung Pusat Kehutanan Manggala Wana-Bhakti Jl. Gatot Subroto, jakrat 10279, selanjutnya disebut sebagai ----- TERGUGAT II

3 Negara Republik Indonesia Cq Pemerintah Republik Indonesia Cq Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia beramalat di Jl. DI. Panjaitan Kebon Nanas jakrat 13410 , selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------------------------------------------ TERGUGAT III

4 Negara Republik Indonesia Cq Pemerintah Republik Indonesia Cq Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang berlamat di jalan Trunojoyo No.3 Kebayoran baru Jakrat Selatan, selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------------------------------------------ TERGUGAT IV

5 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Pemerintah Propinsi RIAU Cq. Gubernur Propinsi RIAU, berkantor di Jalan Jalan Jenderal Sudirman Nomor 460 Pekanbaru, selanjutnya disebut ------------------------------------------------------------------------- TERGUGAT V

6 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Pemerintah Propinsi JAMBI Cq. Gubernur Propinsi JAMBI, berkantor di Jalan. Ahmad Yani No. 1 Telanaipura, Jambi 36128, selanjutnya disebut  -----------------------------------------------------------------------------------------

Page 3:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

TERGUGAT VI7 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi

Riau cq Pemerintah Kabupaten Cq. Bupati Bengkalis Jl. Jend. A. Yani, Bengkalis, selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------------------------------------------------------------ TERGUGAT VII;

8 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah Kabupaten Cq Bupati Indragiri Hilir Jl. Akasia No. 1 Tembilahan, selanjutanya disebut sebagai ---------------------------------------------------------------------------------------------- TERGUGAT VIII;

9 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau CqPemerintah Kabupaten Cq Bupati Indragiri Hulu Jl. Raya Pematang Rebah, Rengat, selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------------------------------------- TERGUGAT IX;

10 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah Kabupaten Cq Bupati Kampar yang beralamat di Jl. H.R. Soebrantas S selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------------------------------------------ TERGUGAT X;

11 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah Kota Cq Walikota Dumai yang beralamat di Jl. Brigjen. H.R. Soebrantas No. 135, Dumai selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------------------------- TERGUGAT XI;

12 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah Kota Cq Walikota Pekanbaru yang beralamat di Jl. Sudirman No. 464, Pekanbaru, selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------------------------- TERGUGAT XII;

13 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah kabupaten Cq Bupati Kuantan Singingi Jl. Limuno Timur No. 29, Taluk Kuantan, selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------------------------- TERGUGAT XIII;

14 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah Kabupaten Cq Kabupaten Pelalawan yang beralamat di Jl. Lintas Timur, Pangkalan Kerinci, selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------- TERGUGAT XIV;

15 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah Kabupaten Cq Bupati Rokan Hilir yang beralamat di Jl. Merdeka No. 58, Bagan Siapi-api, selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------------- TERGUGAT XV;

16 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah Kabupaten Cq Bupati Rokan Hulu yang beralamat di Jl. Diponegoro Km. 6, Pasir Pengairan, selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------------- TERGUGAT XVI;

17 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi Riau Cq Pemerintah Kabupaten Cq Bupati Siak yang beralamat di Jl. Sultan Ismail No. 117, Siak selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------------------------------------------- TERGUGAT XVII;

Page 4:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

18 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi jambi cq Pemerintah Kabupaten Cq Bupati Tanjung Jabung Barat yang beralamat di Jl. Jend. Soedirman No.182 Kuala Tungkal, Jambi selanjutnya disebut sebagai ------ TERGUGAT XVIII;

19 Negara  Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq Pemerintah Propinsi jambi cq Pemerintah Kabupaten Cq Bupati Tanjung Jabung Timur yang beralamat di Muara Sabak, Jambi, selanjutnya disebut sebagai --------------------------------------------------------------- TERGUGAT XIX;

Seluruh TERGUGAT (TERGUGAT I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X,XI,XII,XIII,XIV,XV,XVI,XVII,XVIII,XIX) secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------------- PARA TERGUGAT

I. KEDUDUKAN DAN KEPENTINGAN HUKUM PENGGUGAT

1. Bahwa PENGGUGAT adalah Badan Hukum bernama Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia yang merupakan organisasi yang melakukan pembelaan atau advokasi hak atas lingkungan hidup dan hak asasi manusia, aktifitas ini meliputi penyelamatan ekosistem, pengorganisasian rakyat, pendidikan kritis, kampanye dan riset, litigasi dan menggalang aliansi kekuatan masyarakat sipil dan menggalang dukungan publik;

2. Bahwa ABETNEGO PANCA PUTRA TARIGAN, KHOLISOH dan AHMAD SYAMSUL HADI masing-masing selaku KETUA, SEKRETARIS dan BENDAHARA berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pembina YAYASAN WAHANA LINGKUNGAN HIDUP, Nomor 01 Tanggal 3 Agustus 2012 yang dibuat oleh Arman Lany, Sarjana Hukum, Notaris berkedudukan di Kota Jakarta Selatan. (Bukti P.1);

3. Bahwa berdasarkan anggaran dasar dan statuta organisasi, ketua, sekretaris dan bendahara memiliki tanggung jawab atas tindakan organisasi baik secara internal maupun eksternal (Bukti :P.2).

4. Bahwa tujuan organisasi Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (selanjutnya disebut WALHI) didirikan adalah untuk kepentingan penyelamatan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup sebagaimana di atur dalam Pasal 2 ayat (3) dan Pasal 3 STATUTA WALHI.

Pasal 2Azas, Sifat dan TujuanAyat (3)“WALHI bertujuan mendorong terwujudnya pengakuan hak atas lingkungan hidup dan dilindungi serta dipenuhinya hak asasi manusia sebagai bentuk dari tanggung jawab negara atas pemenuhan sumber-sumber kehidupan rakyat.”

Bahwa untuk mendorong terwujudnya tujuan Walhi tersebut maka berdasarkan pasal 3 STATUTA WALHI menjelaskan :

Pasal 3Kegiatan

Page 5:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

“Untuk mencapai tujuannya WALHI melaksanakan advokasi lingkungan hidup dan hak asasi manusia yang meliputi: penyelamatan ekosistem, pengorganisasian rakyat, pendidikan kritis, kampanye dan riset, litigasi, menggalang aliansi kekuatan masyarakat sipil, dan menggalang dukungan publik.”(Vide Bukti P.3 Statuta WALHI Pasal 2 ayat (3) dan Pasal 3)

5. Bahwa jelas dalam Pasal 92 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (selanjutnya disebut UU-PPLH) menjelaskan dalam Pasal 92, menyatakan yaitu :

1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup;

2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil;

3) Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan:

a. Berbentuk badan hukum;b. Menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi

tersebut didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup dan;

c. Telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya paling singkat 2 (dua) tahun.

5. Bahwa dengan demikian WALHI sebagai lembaga yang melaksanakan advokasi lingkungan hidup dan hak asasi manusia yang meliputi: penyelematan ekosistem, pengorganisasian rakyat, pendidikan kritis, kampanye dan riset, litigasi, menggalang aliansi kekuatan masyarakat sipil, dan menggalang dukungan publik diberikan hak dan kewenangan untuk melakukan/mengajukan Gugatan kepada PARA TERGUGAT sesuai dengan undang-undang tersebut diatas. Bahwa kepentingan hukum PENGGUGAT menggugat PARA TERGUGAT tidaklah lain untuk kepentingan fungsi pelestarian lingkungan yang merupakan perwujudan pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang No., 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah dicabut dan diganti oleh Pasal 92 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

6. Bahwa kemudian Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia sebagai badan hukum Yayasan berhak mengajukan gugatan ke Pengadilan, berdasarkan Pasal 92 Undang-undang Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009, dinyatakan bahwa :

1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup;

2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk melakukan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil;

Page 6:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

3) Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan :

a. Berbentuk badan hukum;b. Menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi

tersebut didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan

c. Telah melaksanakan kegiatan nyata sesusai dengan anggaran dasarnya paling singkat 2 (dua) tahun;

7. Bahwa kepentingan hukum dan legal standing PENGGUGAT dalam mengajukan gugatan bagi kepentingan Hak Asasi Manusia ini, juga telah diakui dalam praktik pengadilan yang menjadi yurisprudensi, antara lain :

a. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 060/PUU-II/2005 tentang Pengujian UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air terhadap UUD 1945 (Bukti P : 3) .

b. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 003/PUU-III/2005 tentang Pengujian UU No. 19 tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan terhadap UUD 1945. (Bukti : P 4)

c. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 284/Pdt.G/2007/PN.Jak.Sel dalam Perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum antara WALHI melawan Lapindo Brantas, Inc., dkk. (Bukti P : 5)

d. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 584/Pdt.G/2007/PN.Jak.Sel. dalam Perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum antara WALHI melawan PT. Newmont Minahasa Raya, dkk; (Bukti P : 6)

e. Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.89/B/2012/PT.TUN-Medan dalam perkara gugatan Tata Usaha Negara antara Walhi melawan Gubenur Aceh dan Tergugat Intervensi PT. Kalista Alam (Bukti P : 7)

II. DASAR HUKUM DIAJUKANNYA GUGATAN PENGGUGAT :

8. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap PARA TERGUGAT melalui pertanggungjawaban perdata PERBUATAN MELAWAN HUKUM sebagaimana diatur dalam pasal 1365 Jo Pasala 1366 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata);

9. Bahwa perbuatan – perbuatan PARA TERGUGAT diatur dalam Pasal 1365 Jo. Pasal 1366 KUH Perdata:

Pasal 1365 KUH Perdata :

“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”

Pasal 1366 KUH Perdata :

"Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian ynag disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkankelalaian atau kurang hati-hatinya"

Page 7:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

10.Bahwa PENGGUGAT mendasarkan Pasal 73 Undang-undang nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan;

1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan hutan, organisasi bidang kehutanan berhak mengajukan gugatan perwakilan untuk kepentingan pelestarian fungsi hutan.

2) Organisasi bidang kehutanan yang berhak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:

a) Berbentuk badan hukum; b) Organisasi tersebut dalam anggaran da sarnya dengan tegas

menyebutkan tujuan didirikannya organisasi untuk kepentingan pelestarian fungsi hutan; dan;

c) Telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya

11.Bahwa PENGGUGAT juga mendasarkan Pasal 92 ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan Hidup;

Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan:a. berbentuk badan hukum;b. menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi tersebut

didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup; danc. telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya

paling singkat 2 (dua) tahun.

12.Bahwa penting juga dimaksudkan dalam dasar gugatan ini bermaksud meminta pertanggungjawaban hukum atas tata kelola pemerintahan yang baik dan benar, maka PENGGUGAT juga mendasarkan undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN. Dalam pasal 3 berbunyi sebagai berikut.

Asas penyelenggara Negara :1. Asas kepastian Hukum – adalah dalam rangka negara hukum yang

mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan setiap kebijakan penyelenggara negara;

2. Asas tertib penyelenggara negara - adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengeadilan penyelenggaraan negara;

3. Asas kepentingan umum – adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif;

4. Asas Keterbukaan – adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi golongan dan rahasia negara;

5. Asas Proporsionalitas – adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara;

6. Asas Profesioniltas – adalah asa yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Page 8:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

7. Asas akuntabilitas - adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

13.Bahwa berdasarkan peraturan tersebut diatas maka PENGGUGAT mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada PARA TERGUGAT;

III. KEDUDUKAN HUKUM PARA TERGUGAT :

14.Bahwa PARA TERGUGAT kesemuanya adalah lembaga negara yang mempunyai kedudukan dan kewajiban melakukan dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan;

15.Bahwa kedudukan PARA TERGUGAT dalam menjalankan pemerintahan Negara Republik Indonesia terdapat pada ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang mana PARA TERGUGAT atas kedudukannya memiliki kewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam alinea ke-4 UUD tahun 1945.

16.Bahwa TERGUGAT I berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar 1945. Selanjutnya didalam Pasal 17 UUD 1945 disebutkan bahwa Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara, dengan kata lain bahwa Presiden merupakan atasan langsung dari menteri-menteri termasuk didalam hal ini adalah TERGUGAT II dan TERGUGAT III. Lebih lanjut dalam pasal 3 Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara dinyatakan: ‘Kementerian berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden”. Dan karenanya, berdasarkan Pasal 1367 KUHPerdata, atasan memiliki tanggung jawab atas orang-orang yang menjadi tanggungannya yakni para menteri

17.Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III adalah Menteri yang memiliki kedudukan yang dinyatakan dalam Pasal 17 UUD 1945 yaitu :

1) Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara.2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden3) Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

. 18.Bahwa Selanjutnya, dalam Pasal 1 ayat 15 Undang-Undang No. 41 Tahun

1999 tentang Kehutanan dinyatakan bahwa Menteri adalah menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang kehutanan. Berdasarkan Pasal 1 ayat (39) Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

19.Bahwa TERGUGAT II adalah Menteri Kehutanan yang memiliki kewenangan berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan jo. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan jo.

Page 9:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas PP No. 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/Kota, bahwa TERGUGAT II berwenang dalam pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) di kawasan hutan produksi.

20.Bahwa TERGUGAT III adalah Menteri Lingkungan Hidup Indonesia yang memiliki kewenangan berdasarkan undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup. Kewenangan TERGUGAT III adalah salah satunya melakukan pengawasan atas praktik-praktik usaha di sektor lingkungan. Peran aktif TERGUGAT III sangat penting dalam upaya penyelamatan perlindungan lingkungan hiudp di Indonesia;

21.Bahwa TERGUGAT III jelas merupakan institusi yang melakukan penyelengaraan urusan lingkungan hidup hal ini diasarkan pada pasal 1 ayat (39) menyatakan “menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”;

22.Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III sebagai perangkat pemerintah yang membidangi urusan Kehutanan dan Lingkungan Hidup Indonesia dalam pemerintahan, TERGUGAT II dan TERGUGAT III berada dibawah dan bertanggung jawab kepada TERGUGAT I;

23.Bahwa berdasarkan undang-undang Nomor 38 tahun 2008 tentang Kementrian Negara pasal 7 menyebutkan “kementrian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam meneyelenggarakan Pemerintahan Negara”;

24.Bahwa TERGUGAT IV adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pasal 2 Undang-undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia. TERGUGAT IV adalah lembaga yang menjalankan salah satu fungsi pemerintah negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat;

25.Bahwa TERGUGAT IV dalam pasal 13 Undang-undang Kepolisian mempunyai tugas pokok diantaranya memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. tiga tugas pokok ini juga jelas berkaitan dengan penegakan hukum lingkungan dimana gugatan ini dimaksudkan;

26.Bahwa TERGUGAT V adalah Pemerintah Daerah Propinsi Riau Cq Gubernur Riau dan TERGUGAT VI adalah Pemerintah Daerah Propinsi jambi Cq Gunernur Jambi;

27.Bahwa berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 13 ayat (1) menyebutkan

1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi:

Page 10:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;d. penyediaan sarana dan prasarana umum;e. penanganan bidang kesehatan;f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia

potensial;g. penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota;h. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota;i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah

termasuk lintas kabupaten/kota;j. pengendalian lingkungan hidup;k. pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota;l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;;n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas

kabupaten/kota;o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat

dilaksanakan oleh kabupaten/kota ; dan;p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-

undangan.

28.Bahwa Bupati Bengkalis adalah TERGUGAT VII, Bupati Indragiri Hilir adalah TERGUGAT VIII, Bupati Indragiri Hulu adalah TERGUGAT XIX, Bupati Kampar adalah TERGUGAT X, Walikota Dumai adalah TERGUGAT XI, Walikota Pekanbaru adalah TERGUGAT XII, Bupati Kuantan Singingi adalah TERGUGAT XIII, Kabupaten Pelalawan adalah TERGUGAT XIV, Bupati Rokan Hilir adalah TERGUGAT XV, Bupati Rokan Hulu adalah TERGUGAT XVI, Bupati Siak adalah TERGUGAT XVII, Bupati Tanjung Jabung Barat adalah TERGUGAT XVIII, Bupati Tanjung Jabung Timur adalah TERGUGAT XIX;

29.Bahwa TERGUGAT VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV, XV, XVI, XVII, XVII, XIX adalah pemerintah daerah Kabupaten / Kota yang merupakan penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah.

30.Bahwa berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 14ayat (1) menyebutkan :

1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskal kabupaten/kota meliputi:

a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;d. penyediaan sarana dan prasarana umum;e. penanganan bidang kesehatan;f. penyelenggaraan pendidikan;g. penanggulangan masalah sosial;h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;

Page 11:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

j. pengendalian lingkungan hidup;k. pelayanan pertanahan;l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;;n. pelayanan administrasi penanaman modal;o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan;p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-

undangan;

31.Bahwa TERGUGAT V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV, XV, XVI, XVII, XVIII, XIX adalah penyelenggara yang turut bertanggungjawab atas kebakaran hutan yang terjadi di wilayah kewenangannya;

32.Bahwa TERGUGAT V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV, XV, XVI, XVII, XVIII, XIX tidak melakukan perbuatan sebagaimana di wajibkan oleh undang-undang Pemerintah daerah maupun undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup beserta aturan pelaksanaannya dan undang-undnag kehutanan beserta aturan pelaksanaannya;

IV. PERBUATAN MELAWAN HUKUM PARA TERGUGAT (onrechmatige overheidsdaad) :

33.Bahwa gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang PENGGUGAT maksud dalam gugatan ini adalah gugatan Perbuatan Melawan Hukum oleh Penguasa (onrechmatige overheidsdaad);

34.Bahwa PARA TERGUGAT adalah para penguasa yang mempunyai kewajiban melakukan perbuatan hukum untuk melindungi, menjamin pemenuhan hak masyarakat atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat;

35.Bahwa Perbuatan PARA TERGUGAT merupakan Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana diatur Pasal 1365 jo. Pasal 1366 jo. Pasal 1367 ayat (3) KUHPerdata.

Pasal 1365 KUHPerdata:“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”

Pasal 1366 KUHPerdata:"Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian ynag disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya".

Pasal 1367 ayat (3) KUHPerdata:“Majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain untuk mewakili urusan-urusan mereka, adalah bertanggungjawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh pelayan-pelayan atau bawah-bawahan mereka di dalam melakukan pekerjaan untuk mana orang-orang ini dipakainya”.

Page 12:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

36.Bahwa yang dimaksud dengan Perbuatan Melawan Hukum menurut M.A.Moegni Djodjodirdjo di dalam bukunya yang berjudul "Perbuatan Melawan Hukum" adalah “Kealpaan berbuat, yang melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku atau melanggar kesusilaan ataupun bertentangan dengan kepatutan yang harus diindahkan dalam pergaulan masyarakat tentang orang lain atau barang”.

37.Bahwa sejak putusan Hoge Raad tanggal 31 januari 1919 dalam perkara Lindenbaum versus Cohen, Konsep perbuatan melawan hukum telah berkembang. Sejak itu terdapat 4 (empat) kriteria perbuatan melawan hukum yaitu :

1. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;2. Melanggar hak subyektif orang lain;3. Melanggar kaidah tata susila;4. Bertentangan dengan asa kepatutan, ketelitian, serta sikap hati-hati

yang seharusnya dimilik seseorang atau pejabat dalam mengeluarkan kebijakan;

38.Bahwa dengan demikian sejak putusan Hege Raad Belanda tersebut maka pengertian perbuatan melawan hukum tidak hanya meliputi perbuatan yang bertentangan dengan pasal-pasal dalam perundang-undangan yang berlaku tetapi termasuk juga perbuatan yang melanggat kepatutan dan masyarakat;

39.Bahwa istilah penguasa menurut Putusan mahkamah Agung RI Nomor 66 tahun 1952 disebutkan sebagai Pemerintah dan menurut Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 838 tahun 1970 disebutkan sebagai PENGUASA.

40.Bahwa menurut Mariam Darulzaman mengatakan bahwa syarat-syarat yang harus ada untuk menentukan perbuatan sebagai perbuatan melawan hukum adalah sebagai berikut:

1. Harus ada perbuatan – yang dimaksud dengan perbuatan ini baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif, artinya setiap tingkah laku berbuat atau tidak berbuat;

2. Perbuatan itu harus melawan hukum;3. Ada kerugian;4. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu

dengan kerugian;5. Ada kesalahan;

Berikut ini penjelasan bagi masing-masing unsur dari perbuatan melawan hukum tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Adanya suatu perbuatan :Suatau perbuatan melawan hukum diawali oleh perbuatan dari si pelakunya. Umumnya diterima anggapan bahwa dengan perbuatan di sini dimaksudkan, baik berbuat sesuatu (aktif) maupun tidak berbuat sesuatu (pasif). Perbuatan tersebut melawan hukum;

2. Perbuatan tersebut melawan hukum :

Page 13:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

Perbuatan yang dilakukan tersebut haruslah melawan hukum sejak tahun 1919, unsur melawan hukum ini diartikan dalam arti yang seluas-seluasnya, yakni meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Perbuatan yang melanggar undang-undang yang berlaku;b. Yang dilanggar hak orang lain yang dijamin oleh hukum si p-

elaku;c. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si

pelaku;d. Perbuatan uang bertentangan dengan kesusilaan (geode

zeden)e. Perbuatan yang bertentangan dengan sikap yang baik dalam

bermasyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang lain – (indruist tegen de zorgvuldigheid, welke in het maatschappelijk verkeer betaamt ten aanzein van ander person of goed)

3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku :

Perbuatan melawan hukum haruslah mengandung unsur kesalahan (schuldement)dalam melalsanakan perbutaan (PARA TERGUGAT) tersebut. Secara hukum disbeut sebagai adanya kesalahan jika memenuhi unsur. Pertama, unsur kesengajaan. Kedua, unsur kelalaian (negligence, culpa). Ketiga, tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf (rechtvaardigingsgrond), seperti overmacht, membela diri, tidak waras dan lain-lain;

4. Adanya kerugian bagi korban;

Adanya kerugian (schade) bagi PENGGUGAT/ korban juga merupakan syarat agar gugatan berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdt. dapat dipergunakan. Berbeda dengan kerugian karena wanprestasi yang hanya mengenal kerugian materil, maka kerugian karena perbuatan melawan hukum di samping kerugian materil, yurisprudensi juga mengakui konsep kerugian immaterial yang juga akan dinilai dengan uang.

5. Adanya hubungan kausalitas antara perbuatan dengan kerugian Hubungan kausalitas ini antara perbuatan yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT dengan kerugian yang terjadi menimpa PENGGUGAT adalah merupakan syarat dari suatu perbuatan melawan hukum;

41.Bahwa kebakaran hutan dan lahan bukanlah fenomena rutin hutan tropis basah. Kebakaran besar hanya terjadi pada skala ratusan tahun sekali, karena lembabnya hutan tropisk mampu menghambat memperbesarnya kabakaran. Di kalimantan timur kebakaran besar tercatat oleh petualang belanda pertengahan abad yang lalu, tapi saat itu, tidak kurang dari 3,7 juta hektar hutan terbakar, 70% terjadi dibekas tebangan Hak mengusahakan Hutan [HPH], sekitar 20% diladang rakyat dan kurang dari 10% dihutan primer. Tapi, dari beberapa penelitian ditemukan benang merah sebab kebakaran, yaitu kebijakan manajemen hutan yang semrawut dan amburadul;

Page 14:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

42.Bahwa pada tahun 1989 – 1990 FAP dan Dephut (waktu itu) melakukan studi kelestarian hutan Indonesia, hasilnya mengejutkan pada tahun 2000- an Indonesia akan kekurangan kayu yang membahayakan industri kehutanan, ekspor dan devisa. Karena itu dicanangkan penanaman kayu besar-besaran yang dipsebut dengan Proyek HTI (hutan Tanaman Industri) target Repelita ke V akan dibangun 6 juta hektar HTI, untuk itu insentif berupa pinjaman DR dengan bunga 0 %, penyertaan modal pemerintah, IPK pun diberikan akibatnya tebang besar-besaran terjadi lalu pembersihan lahan menjadi model;

43.Bahwa sejak tahun 1990an telah ditemukan teknologi yang maju, yang mampu membuka informasi tentang kebakaran hutan. Dalam catatan Walhi 80% kebakaran hutan dilahan ditemukan di lokasi kebun kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri. Sampai sekarang inilah satu-satunya inisiatif pemerintah yang dilakukan dengan menginformasikan nama-nama perusahaan yang terlibat tetapi langkah ini tidak diikuti dengan langkah penegakan hukum selanjutnya;

44.Bahwa sudah sejak tahun 1980an hutan lahan Indonesia mengalami kebakaran besar-besaran dan terus berulang dari tahun ke tahun, namun PARA TERGUGAT tidak mampu dan tidak berhasil mengatasi, menegakkan hukum dan melakukan penanggulangan dini;

45.Bahwa sekalipun sejak awal telah dapat diperhitungkan akan menimbulkan dampak kerusakan hutan, pencemaran dan kerusakan hutan yang berdampak buruk bagi lingkungan hidup dan kemanusiaan, PARA TERGUGAT tidak mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengantisipasi dampak kebakaran hutan khususnya di Propinsi Riau dan Propinsi Jambi dan seluruh wilayah Indonesia pada umumnya. Hal ini menunjukkan bahwa PARA TERGUGAT selaku penyelangggara Pemerintahan tidak pernah belajar dari peristiwa-peristiwa kebakaran hutan sebelumnya;

46.Bahwa meskipun dampak kebakaran hutan tersebut nyata dirasakan baik oleh penduduk di Propinsi Riau dan Propinsi Jambi maupun masyarakat diluar kedua Propinsi tersebut bahkan sampai ke mancanegara seperti singapura dan malaysia, akan tetapi langkah-langkah konkrit, cepat dan efektif dari PARA TERGUGAT selaku kepala pemerintahan yang memiliki tanggung jawab konstitusional untuk melindungi waga negaranya. TERGUGAT I bertanggung jawab atas segala kelalaian dan pembiaran atas peristiwa kebakaran hutan di Propinsi Riau. Kelalaian juga dilakukan pemerintah dibawahnya termasuk TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III dan TERGUGAT IV (Bukti P : 8 );

47.Bahwa kebakaran terus terjadi setiap tahunnya, tidak ada upaya dari PARA TERGUGAT untuk serius menghentikan terjadinya kebakaran ini. Selama ini PARA TERGUGAT hanya melakukan pemadaman padahal upaya pemadaman tersebut tidak pernah efektif mengatasi kebakaran dan tidak bisa mencegah adanya kebakaran lagi dItahun berikutnya;

48.Bahwa TERGUGAT I bertanggung jawab atas segala kelalaian dan pembiaran atas peristiwa kebakaran hutan di Propinsi Riau dan Propinsi Jambi. Kelalaian juga dilakukan pemerintah dibawahnya termasuk TERGUGAT II, TERGUGAT III, TERGUGAT IV, TERGUGAT V,

Page 15:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX;

49.Bahwa kebakaran terus terjadi setiap tahunnya, tidak ada upaya dari TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III, TERGUGAT IV, TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX untuk serius menghentikan terjadinya kebakaran ini. Yang selama ini dilakukan oleh TERGUGAT I, TETRGUGAT II, TERGUGAT III, TERGUGAT IV, TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX adalah melakukan pemadaman padahal upaya pemadaman tersebut tidak pernah efektif mengatasi kebakaran dan tidak bisa mencegah adanya kebakaran lagi dutahun berikutnya (Bukti P : 9 );

50.Bahwa perbuatan melawan hukum PARA TERGUGAT telah jelas bisa dilihat dari 7 tahun terakhir ini. Kebakaran hutan di Indonesia ditahun antara tahun 1982 atau tahun 1983 merupakan kebakaran hutan atau lahan terbesar pertama di Indonesia, setelah itu kebakaran terjadi pada tahun 1997 dan 1998 terjadi 23 propinsi dari waktu itu 27 Propinsi di Indonesia Hak Asasi Manusiapir seluruh wilayah ASEAN terkena dampaknya;

51.Bahwa pada tahun 1999-2007 kerugian dari kebakaran hutan dan lahan ditahun 2001 sampai dengan tahun 2006 diwilayah Sumatera saja mencapai kerugian US $ 7,8 Millyar dan wilayah Pulau Kalimantan US $ 5,8 Millyar; untuk lebih jelasnya berdasarkan data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia :

Tahun 2006 146.264 titik apiTahun 2007 37.909 titik apiTahun 2008 30.616 titik apiTahun 2009 29.463 titik apiTahun 2010 9.898 titik apiTahun 2011 22.456 titik apiTahun 2012 - Agustus 2012

5.627 tititk api

Tahun 2013 - Juni 2013 9,236 titik api

52.Bahwa dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan, kondisi udara di Kota Pekanbaru dalam status berbahaya bagi kesehatan akibat tercemar asap sisa kebakaran lahan dan hutan. Dari pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dipasang di sejumlah titik di wilayah Pekanbaru mencatat kualitas udara mencapai 300 pollutant standart index (PSI);

Page 16:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

53.Bahwa kabkaran yang terjadi di Propinsi Riau mengakibatkan partikel debu sisa kebakaran kini mencemari udara dan sangat berbahaya ketika dihirup oleh manusia. Gejala paling banyak gangguan kesehatan adalah iritasi mata dan sesak nafas hingga bisa mengakibatkan infeksi saluran pernafasan. Data dari Posko Transisi Darurat Asap ke Pemulihan BPBD Riau menunjukan bahwa sejak 6 Agustus 2013 sampai 28 agustus 2013 sudah ada 26.425 warga yang terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Posko tersebut juga mencatat polusi asap mengakibatkan warga menderita iritasi mata sebanyak 1.020 orang, iritasi kulit 1.402 orang, 974 orang menderita asma, dan penumonia 1.216 orang, serta kualitas udara mulai menunjukan peningkatan polusi asap seperti di daerah Rumbai mencapai 167 Psi, Dumai 85 dan Duri 127,5. Kota Pekanbaru selama dua hari ini diselimeuti kabut asap akibat kebakaran, dan polusi asap juga mengakibatkan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II terganggu karena jarak pandang turun drastis pada pagi hari, bahkan sempat hanya mencapai 300 meter. (Bukti P 10 );

54.Bahwa alat Indeks Standar Pencemar Udara atau (ISPU) milik PT Chevron Pasific Indonesia menyatakan kualitas udara sebagian Riau berada pada 305 polutan standar indeks (psu) yang artinya berbahaya bagi kesehatan akibat tercemar kabut asap kebakaran lahan (Bukti P 11 );

55.Bahwa Badan Lingkungan Hidup Riau menyatakan kondisi udara di daerah yang mengalami kebakaran lahan dan hutan sangat tercemar dan berbahaya bagi manusia akibat polusi asap sisa kebakaran. Kondisi kebakaran lahan dan hutan di Riau sejak tanggap darurat ditetapkan pemerintah pada 21 Juni lalu, belum juga membaik. Pantauan satelit NOAA 18 pada 24 Juni 2013 menyatakan jumlah titik panas (hotspot) mencapai 265 titik. Titik panas tersebar di Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 66 titik, Pelalawan (43), Indragiri Hulu (30), Bengkalis (29), Siak (26), Rokan Hulu (25), Indragiri Hilir (14), Kampar (11), Pekanbaru (5), Dumai (2), dan Kepulauan Meranti (2). (Bukti P 12 );

56.Bahwa Kabut tebal yang menyelimuti Kota Pekan Baru, Riau, dipastikan sebagai dampak kebakaran lahan dan hutan di sejumlah wilayah di provinsi itu. Hal tersebut diungkapkan analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Warih Budi Lestari. Bahkan sebelumnya juga memperkirakan kabut asap tebal akan melanda Riau mengingat kebakaran lahan yang terus meluas. Pada Minggu (25/8/2013) sore satelit Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan sebanyak 27 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Riau. Sebanyak 27 titik panas tersebut sebagian terdeteksi berada di Kabupaten Pelalawan, yakni mencapai 14 titik. Selain itu, berada di Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak lima titik, Kampar empat titik, sedangkan di Kabupaten KUantan Singingi, Indragiri Hilir, Rokan Hulu dan Rokan Hilir masing-masing terdeteksi ada satu titik. (Bukti P 13);

57.Bahwa untuk memastikan adanya titik api terjadi di Kota Riau maka berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan jumlah titik api terus menurun dan kini tinggal sebanyak 19 titik yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Riau (Bukti: P 14 );

58.Bahwa Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau mengatakan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu

Page 17:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

dalam beberapa hari terakhir terus bertambah jumlahnya secara signifikan sehingga mengancam munculnya kembali kabut asap yang mengganggu hingga wilayah negara tetangga. Titik api mulai bermunculan sejak hari Jumat tanggal 19 Juni 2013 dan sebagaian besar titik api berada di daerah Kabupaten Rokan Hilir.

59.Bahwa sebagian titik api tersebar pada lahan milik masyarakat, bekas kawasan HPH, Lahan Hutan Tanaman Industri dan kawasan hutan ijin perkebunan dan sebagaian kecil lainnya berada di kawasan hutan konservasi (Bukti P : 15);

60.Bahwa dari data hotspot periode Januari- Mei 2013, jumlah hotspot yang tertangkap satelit NOAA 18, sebanyak 968 titik api. Dari jumlah itu, sebanyak 174 titik di antaranya berada di area perkebunan. (Bukti P : 16);

61.Bahwa berdasarkan penelitian dari organisasi masyarakat sipil KABUT RIAU kebakaran yang terjadi hampir ssetiap tahun ini terjadi di kawasan gambut yang dalamnya lebih dari 3 meter dan berada di wilayah kawasan korporasi baik dari wilayah Hutan Tanaman Industri maupun dari wilayah Perkebunan Sawit. (Bukti P : 17)

62.Bahwa Kabut asap akibat kebakaran hutan di Riau dapat menjangkau jauh hingga negeri tetangga, yakni Malaysia dan Singapura. Kini kabut asap telah mencapai level berbahaya tertinggi di Singapura, dengan Indeks Skala Polutan (PSI) 401 pada Jumat (21/6/2013), pukul 12.00 WIB. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menrilis foto kabut asap dari kebakaran hutan Riau itu menggunakan sensor Moderate Resolution Imaging ( Bukti P : 18);

63.Bahwa penanganan baru berjalan cepat setelah negara Singapura dan Malaysia melayangkan protes. Menteri lingkungan Hidup Singapura Vivian Balakrishnan mengkritik pemerintah Indonesia terkait dengan kebakaran tersebut (bukti P : 19);

64.Bahwa atas kebakaran hutan yang mengakibatkan Kabut asap yang menyelimuti Riau pagi tadi sempat mengganggu aktivitas Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tiga maskapai penerbangan tujuan Pekanbaru, yakni Lion Air, Garuda, dan Air Asia, terpaksa mengalihkan pendaratan ke Bandara Kuala Namu, Medan, Sumatera Utara. (Bukti P : 20);

65.Bahwa menurut keterangan kepala Dinas kehutanan kebakaran hutan juga terjadi di Propinsi Jambi Titik api akibat kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Jambi, untuk periode Januari hingga September 2013 ini sudah mencapai 900 titik api. (Bukti P : 21);

66.Bahwa kebakaran hutan dan lahan terjadi di kabupaten Tanjung jabung barat menurut Kepala Dinas Kehutanan Tanjab Barat, intensitas kebakaran lahan cukup tinggi utamanya saat ini yang menyebabkan kabut asap. Hampir setiap hari ada kebakaran sejak awal Juni, baru dua hari terakhir tidak ada kebakaran. (Bukti P : 22);

Page 18:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

67.Bahwa sebelumnya di Kabupaten Tanjung Jabung timur tahun 2011 juga terjadi kebakaran, sekitar seribu hektare lahan perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi terbakar. (Bukti P : 23)

68.Bahwa sampai dengan tahun 2013 masih terjadi kebakaran hutan dan lahan Sedikitnya 500 hektare lahan gambut dan hutan di Desa Grohol, Kelurahan Teluk Dawan, Kecamatan Muarasabak Barat, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi, terbakar (Bukti P : 24);

69.Bahwa kebakaran hutan di Propinsi juga didominasi oleh perkebunan sawit, kebakaran di Popinsi Jambi juga meningkat setiap hari karena aktifitas banyaknya lahan perkebunan yang ada. (Bukti P : 25)

70.Bahwa kebakaran hutan dan lahan semakin sulit ditangani karena berada diwilayah Gambut, karena kedalaman gambut yang terbakar mencapai kedalaman 10 meter lebih (Bukti P : 26 )

71.Bahwa Kasus kebakaran di hutan dan lahan di Jambi sepekan terakhir semakin membawa dampak multidimensi bagi masyarakat setempat. Berbagai aktivitas warga, semakin terganggu akibat tebalnya kabut di wilayah udara Jambi. Bagi masyarakat setempat, ketebalan asap dan kandungan yang dibawanya kini membawa dampak buruk bagi kesehatan mereka. Hal ini ditandai dengan terus meningkatnya penderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Atas (ISPA). Penderita ISPA yang berasal dari Kota Jambi pada minggu ke-33 tercatat sebanyak 681 orang, minggu ke-34 555 penderita dan minggu ke-35 meningkat 1.592 penderita. (Bukti P : 27 );

72.Bahwa menurut Pakar lingkungan dari Universitas Riau Tengku Ariful Amri mengatakan asap kebakaran lahan yang terjadi di berbagai wilayah tanah air seribu kali lebih berbahaya dibandingkan asap rokok yang mengandung nikotin (Bukti P : 28)

73.Bahwa Pemerintah menggelontorkan dana sekira Rp. 100 miliar untuk menanggulangi kebakaran hutan yang melanda wilayah Indonesia. Dana tersebut akan digunakan untuk keperluan keperluan hujan buatan, bahan baku garam dan penyediaan pesawat  terbang untuk menjatuhkan water boom. (Bukti P : 29);

74.Bahwa kejadian kebakaran hutan yang terjadi setiap tahunnya diakibatkan

kelalaian dan lemahnya pengawasan sebagaimana diwajibkan kepada PARA TERGUGAT, dalam tahun 2013 PARA TERGUGAT malah menyiapkan dana sebesar 100 milliar hanya untuk memadamkan api, bisa dikatakan bahwa PARA TERGUGAT telah mensubsidi kejahatan kebakaran hutan yang setiap tahun ada tanpa proses hukum yang membuat jera perusahaan;

75.Bahwa bukannya melakukan kewajiban hukum, TERGUGAT I Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil langkah memalukan dengan meminta maaf kepada Singapura dan Malaysia atas kabut asap yang terhembus ke dua negeri jiran itu, tanpa terlebih dahulu meminta maaf

Page 19:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

kepada rakyat Indonesia yang disengsarakan akibat Perbuatan Melawan Hukum PARA TERGUGAT; (Bukti P : 30);

76.Bahwa tindakan PARA TERGUGAT adalah tindakan yang reaksioner dan tidak menyelesaikan akar masalah kebakaran hutan dan lahan, bahkan tindakan yang di lakukan oleh PARA TERGUGAT adalah tindakan pemborosan anggaran Negara;

77.Bahwa jika PARA TERGUGAT melakuan perbuatan yang diperintahkan dalam Konstitusi dan Peraturan Perundang-undangan dengan baik dan benar, maka kebakaran hutan tidak akan terjadi lagi setiap tahun seperti yang terjadi pada saat ini;

78.Bahwa pebuatan melawan hukum PARA TERGUGAT adalah tidak melakukan kewajiban hukum, sebagaimana diamanatkan dalam Konstitusi dan Peraturan Perundang-undangan;

79.Bahwa selain memadamkan api PARA TERGUGAT juga diwajibkan dalam Konstitusi dan Peraturan Perundang-undangan untuk melakukan kegiatan pengawasan guna melindungi hutan dan lahan yang diberikan kepada pihak lain selaku pelaku usaha;

80.Bahwa kelalaian PARA TERGUGAT mengakibatkan kerugian materill dan

imateriil khususnya masyarakat dan PENGGUGAT disekitar kawasan areal hutan dan lahan yang kebakar;

SIFAT MELAWAN HUKUM ATAS PERBUATAN MELAWAN HUKUM PARA TERGUGAT

Bahwa PENGGUGAT mendalilkan dalam PARA TERGUGAT telah melakukan perbuatan hukum atas terjadinya kebakaran hutan yang terjadi di Propinsi Riau dan Propinsi Jambi. Sifat melawan hukum dapat PENGGUGAT jelaskan bahwa Perbuatan melawan hukum PARA TERGUGAT adalah PARA TERGUGAT tidak melakukan kewajiban hukum dalam melaksanakan kewenangannya dalam menangulangi dan mencegah adanya kebakaran hutan sehingga kebakaran hutan terjadi setiap tahun, Perbuatan melawan hukum tersebut dapat PENGGUGAT jelaskan sebagai berikut :

81.Bahwa sifat melawan hukum yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT

adalah sifat melawan hukum karena PARA tergugat melawan hukum dan peraturan undang-undang yang mengamanatkan kewajiban hukum PARA TERGUGAT;

82.Bahwa Kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kabut asap kembali menjadi ”rutinitas” tahunan di Indonesia. Bencana ekologis ini, telah mengakibatkan kerugian ekonomi dalam jumlah besar, melumpuhkan sebagian besar aktivitas ekonomi, sosial masyarakat Indonesia;

83.Bahwa Upaya Pemerintah dalam menghentikan praktek pembakaran hutan/ lahan tak se-serius dampak yang ditimbulkan. Hal ini dapat dilihat dari intensitas kejadian yang sudah berubah menjadi rutinitas tahunan dan dampak yang terus meluas. Hal ini telah dilahirkan untuk mencegah dampak yang meluas dari kebakaran hutan/ lahan. Namun ternyata tidak

Page 20:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

mampu menggerakkan pemerintah untuk serius menangani permasalahan ini.

84.Bahwa sampai saat ini penanggulangan kebakaran hutan hanya merupakan upaya reaktif, sebatas upaya pemadaman api pada saat kebakaran terjadi. Memusatkan perhatian terhadap asap dan akibat-akibatnya hanya pada saat krisis terjadi justru akan mengalihkan perhatian dari penyebab sesungguhnya. Hal ini tentu saja tidak akan menyelesaikan akar permasalahan sesungguhnya, dan bisa dipastikan akan kembali terulang di musim kemarau pada tahun berikutnya. Tidak adanya perencanaan menyeluruh, dan komprehensif dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan merupakan hambatan terbesar untuk menyelesaikan masalah ini.

85.Bahwa PARA TERGUGAT yang selama ini membiarkan kebakaran hutan dan lahan terjadi sehingga sangat merugikan masyarakat dan PENGGUGAT sebagai organisasi yang selama ini berjuang demi kelestarian lingkungan termasuk menjaga keberadaan hutan;

86.Bahwa selama ini PARA TERGUGAT telah lalai menjalankan kewajiban hukumnya serta salah mengeluarkan kebijakan sektor sumberdaya alam sehingga kerusakan alam dan lingkungan terus terjadi sehingga mengakibatkan semakin memburuknya kwalitas hidup rakyat Indonesia;

PERBUATAN MELAWAN HUKUM PARA TERGUGAT MERUPAKAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA:

87.Bahwa perbuatan PARA TERGUGAT yang tidak melakukan tindakan-tindakan pencegahan atas kebakaran hutan sehingga mengakibatkan udara tercemar dan lingkungan rusak adalah perbuatan yang melanggar hak atas lingkungan hidup yang sehat sebagai bagian dari Hak asasi manusia;

88.Hak atas lingkungan hidup masuk dalam african charter on human and peoples rights adalah instrumen pertama yang mengadopsi hak-hak tersebut yang menyatakan “all peoples shall have the right to a general satisfactory environment favourable to their development”. Rumusan all peoples tersebut menegaskan bahwa hak atas lingkungan hidup sebagai hak kolektif. Hak atas lingkungan hidup tidak dapat dikurangi dalam kondisi apapun, disamping itu tidak diperbolehkannya adanya diskriminasi apapun dalam penghormatan hak atas lingkungan hidup, dan menjadi kewajiban PARA TERGUGAT sebagai penyelenggara Negara untuk mengambil peran aktif memenuhi hak-hak tersebut;

89.Bahwa Dokumen Ksentini dan draft deklarasi yang pernah diajukan ke sidang Umum PBB pada tahun 1994 yang dengan jelas menunjukkan bahwa potensi kerusakan lingkungan hidup yang permanen memberikan pertanggungjawaban khusus untuk mencegah pengrusakan. Karena pengrusakan lingkungan hidup sangat berhubungan erat dengan pelanggaran hak kemanusiaan;

90.Bahwa Dalam draft prinsip deklarasi hak asasi manusia dan lingkungan hidup menegaskan konsepsi Hak Asasi Manusia dan lingkungan hidup, yang menegaskan bahwa semua manusia mempunyai hak untuk merasa

Page 21:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

aman dan sehat secara ekologis. Dimana lingkungan hidup dapat menunjang kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan hak generasi yang akan datang. Hak-hak tersebut antara lain:

1. Hak bebas dari polusi, degradasi lingkungan dan aktifitas yang dapat mempengaruhi lingkungan atau mengancam jiwa, kesehatan atau pembangunan yang berkelanjutan

2. perlindungan dan preservasi udara, air, tanah, flora dan fauna dan proses esensial untuk dapat menjaga keutuhan keanekaragaman hayati dan ekosistem

3. memperoleh standar kesehatan yang tinggi4. memperoleh makanan, minuman dan lingkungan yang sehat dan

aman5. perumahan yang memadai dan kondisi hidup yang aman, sehat

dan tertata baik secara ekologis6. akses ekologi terhadap alam dan konservasi dan penggunaan

yang berkelanjutan dari alam dan sumber dayanya7. preservasi cagar dan pemandangan alam

91.Bahwa terkait dengan hak atas lingkungan hidup sebagai hak asasi manusia dapat dilihat khususnya pada pasal 11 dan 12 dalam deklarasi ini yang antara lain; PARA TERGUGAT sebagai pihak yang dalam kovenan ini mengakui hak setiap orang atas standar kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus. Pasal 12 terkait dengan hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental. Serta langkah-langkah yang diambil oleh negara pihak untuk mencapai perwujudan hak ini untuk mengupayakan antara lain perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri.

92.Bahwa PENGGUGAT maupun masyarakat di pulau Riau khususnya dikabupaten bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, kabupaten Indra giri Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten Kota Dumai, Kota Pekanbaru, Kabupaten Kuantan singingi, Kabupaten Pelelawan, Kabupaten Rokan Hilir, kabupaten Rokan Hulu, kabupaten Siak dan Propinsi jambi khusunya di kabupaten Tebo yang menjadi korban langsung;

93.Bahwa tindakan PARA TERGUGAT yang mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkungan udara telah juga melanggar hak asasi manusia. Jika perbuatan PARA TERGUGAT melanggar Hak Asasi Manusia maka bisa dipastikan bahwa perbuatan PARA TERGUGAT melanggar Konstitusi ;Hak-hak asasi manusia yang dilanggar antara lain :1. Pasal 28 A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945:

“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”Pasal 28C ayat (1) UUD 1945:“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi

Page 22:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”

Pasal 28C ayat (2) UUD 1945:“Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.”

Pasal 28G ayat (1) UUD 1945: ”Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”

Pasal 28H ayat (1) UUD 1945: ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”

Pasal 28H ayat (3) UUD 1945: ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.”

2. Bahwa selain itu Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang HAK ASASI MANUSIA juga menjamin hak-hak asasi manusia ini, antara lain: Pasal 9 Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang HAK ASASI MANUSIA (UU HAK ASASI MANUSIA) menyatakan:

1. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya.

2. Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin. 3. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.”

Pasal 11 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang secara layak.”

Pasal 40 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak.”

PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAS TIDAK DIPENUHINYA KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB HUKUM PARA TERGUGAT

94.Sementara itu, PARA TERGUGAT sebagai badan atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku memiliki kewajiban hukum dan tanggung jawab untuk menghormati, melindungi, menegakkan HAM. Kewajiban dan tanggung jawab ini tidak hanya amanat undang-undang tetapi juga amanat konstitusi.

Page 23:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

a. Kewajiban konstitusional PARA TERGUGAT:

Pasal 28I ayat (4) UUD 1945: ”Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.”

 Pasal 28I ayat (5) UUD 1945: “Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.”

 Pasal 34 ayat (2) UUD 1945: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.”

 Pasal 34 ayat (3) UUD 1945: “Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.”

b. UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia meletakkan tanggungjawab kepada PARA TERGUGAT, yakni:

Pasal 8 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM: “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi tanggungjawab pemerintah.”

Pasal 69 ayat (2) UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM: “Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukannya.”

Pasal 71 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM: “Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia.”

Pasal 72 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM: “Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain.”

c. Berdasarkan Undang-Undang No 11 tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya), sebagai negara peserta Kovenan, negara Indonesia yang dijalankan oleh PARA TERGUGAT juga memiliki kewajiban hukum untuk

Page 24:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

melaksanakan Hak-Hak Asasi Manusia dalam Kovenan tersebut.

Pasal 2 ayat (2) Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Kovenan EKOSOB):

“Negara Pihak pada kovenan ini berjanji untuk menjamin bahwa hak-hak yang diatur dalam Kovenan ini akan dilaksanakan tanpa diskriminasi apapun seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lainnya, asal-usul kebangsaan atau sosial, kekayaan, kelahiran atau status lainnya.”

Pasal 6 ayat (1) Kovenan EKOSOB: “Negara Pihak dari Kovenan ini mengakui hak atas pekerjaan, termasuk hak semua orang atas kesempatan untuk mencari nafkah melalui pekerjaan yang dipilih atau diterimanya secara bebas, dan akan mengambil langkah-langkah yang memadai guna melindungi hak ini.

Pasal 7 Kovenan EKOSOB: “Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan menguntungkan, dan khususnya menjamin: [...] (b) Kondisi kerja yang aman dan sehat.”

Pasal 9 Kovenan EKOSOB: “Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak setiap orang atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial.”

Pasal 11 ayat (1) Kovenan EKOSOB: “Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak setiap orang atas standar kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus. [...]”

Pasal 12 ayat (1) Kovenan EKOSOB: “Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental.”

Oleh karena itu, perbuatan-perbuatan termasuk kealpaan berbuat dan kealpaan memenuhi ke wajiban hukum yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT merupakan perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud pasal 1365 jo pasal 1366 jo pasal 1367 ayat (3) KUHPerdata.

95.Bahwa TERGUGAT I adalah Presiden Republik Indonesia. Tugas dan kewenangan TERGUGAT I dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan Pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”. Oleh karena itu, tidak terjaminnya hak-hak konstitusional dan hak asasi warga negara merupakan pelanggaran kewajiban hukum TERGUGAT I.

96.Bahwa TERGUGAT I selaku penanggungjawab tertinggi pemerintahan juga telah lalai melaksanakan kewajiban hukumnya untuk menjamin

Page 25:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

keselamatan warganegaranya dan bertindak sebagaimana layaknya suatu pemerintahan yang bertanggungjawab. Hal mana kelalaian ini telah melanggar tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yakni: “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.”

97.Bahwa dalam menjalankan tugasnya Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara sebagaimana diatur dalam pasal 17 UUD 1945. Menteri-menteri ini berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden (vide Pasal 3 UU No. 39 tahun 2008 tentang Kementrian Negara) yang merupakan bagian dari pemerintahan, oleh karenanya kewajiban konstitusi untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM juga merupakan kewajiban para Menteri. Kemudian, dalam tata pemerintahan, unit-unit kerja pendukung jalannya pemerintahan dan pemerintahan-pemerintahan daerah Provinsi dan Kabupaten juga merupakan bagian dari pemerintahan yang memiliki juga memiliki kewajiban konsitutisi untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM;

98.Bahwa TERGUGAT II adalah Kementrian Kehutanan yang bertugas membantu Presiden menjalankan Pemerintahan dalam bidang pengelolaan kehutanan;

99.Bahwa TERGUGAT III adalah Menteri Lingkungan Hidup yang bertugas membantu Presiden menjalankan Pemerintahan dalam bidang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup berdasarkan Pasal 1 ayat (39) Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

100.Bahwa TERGUGAT IV adalah Kepala Kepolisian Republik Indonesia adalah satu fungsi pemerintahan yang bertanggungjawab di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat;

101. Bahwa TERGUGAT V selaku Gubernur Riau dan TERGUGAT VI selaku Gubernur Jambi diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang wajib dilakukan, yang salah satunya meliputi pengendalian lingkungan hidup yang berdampak regional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) jo. ayat (2) jo. ayat (3) huruf b UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

94.Bahwa Bupati Bengkalis selaku TERGUGAT VII, Bupati Indragiri Hilir selaku TERGUGAT VIII, Bupati Indragiri Hulu selaku TERGUGAT IX, Bupati Kampar selaku TERGUGAT X, Walikota Dumai selaku TERGUGAT XI, Walikota Pekanbaru selaku TERGUGAT XII, Bupati Kuantan Singingi selaku TERGUGAT XIII, Kabupaten Pelalawan selaku TERGUGAT XIV, Bupati Rokan Hilir selaku TERGUGAT XV, Bupati Rokan Hulu selaku TERGUGAT XVI, Bupati Siak selaku TERGUGAT XVII, Bupati Tanjung Jabung Barat selaku TERGUGAT XVIII, Bupati Tanjung Jabung Timur selaku TERGUGAT XIX yang diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang wajib yang merupakan bentuk pelayanan dasar yang salah satunya meliputi kesehatan; prasarana dan sarana dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) jo. ayat (2) jo. ayat (3) jo. ayat (4) huruf b dan c UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

Page 26:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

102. Bahwa dengan demikian, PARA TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam menjalankan tugas dan kewajiban hukumnya sehingga bertanggungjawab atas segala kerugian yang timbul;

103. Bahwa perbuatan PARA TERGUGAT yang tidak melakukan tindakan-tindakan pencegahan atas kebakaran hutan sehingga mengakibatkan udara tercemar dan lingkungan rusak adalah perbuatan yang melanggar hak atas lingkungan hidup yang sehat sebagai bagian dari Hak asasi manusia;

104. Hak atas lingkungan hidup masuk dalam african charter on human and peoples rights adalah instrumen pertama yang mengadopsi hak-hak tersebut yang menyatakan “all peoples shall have the right to a general satisfactory environment favourable to their development”. Rumusan all peoples tersebut menegaskan bahwa hak atas lingkungan hidup sebagai hak kolektif. Hak atas lingkungan hidup tidak dapat dikurangi dalam kondisi apapun, disamping itu tidak diperbolehkannya adanya diskriminasi apapun dalam penghormatan hak atas lingkungan hidup, dan menjadi kewajiban PARA TERGUGAT sebagai penyelenggara Negara untuk mengambil peran aktif memenuhi hak-hak tersebut;

105. Bahwa Dokumen Ksentini dan draft deklarasi yang pernah diajukan ke sidang Umum PBB pada tahun 1994 yang dengan jelas menunjukkan bahwa potensi kerusakan lingkungan hidup yang permanen memberikan pertanggungjawaban khusus untuk mencegah pengrusakan. Karena pengrusakan lingkungan hidup sangat berhubungan erat dengan pelanggaran hak kemanusiaan;

106. Bahwa Dalam draft prinsip deklarasi hak asasi manusia dan lingkungan hidup menegaskan konsepsi Hak Asasi Manusia dan lingkungan hidup, yang menegaskan bahwa semua manusia mempunyai hak untuk merasa aman dan sehat secara ekologis. Dimana lingkungan hidup dapat menunjang kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan hak generasi yang akan datang. Hak-hak tersebut antara lain:

1. Hak bebas dari polusi, degradasi lingkungan dan aktifitas yang dapat mempengaruhi lingkungan atau mengancam jiwa, kesehatan atau pembangunan yang berkelanjutan

2. perlindungan dan preservasi udara, air, tanah, flora dan fauna dan proses esensial untuk dapat menjaga keutuhan keanekaragaman hayati dan ekosistem

3. memperoleh standar kesehatan yang tinggi4. memperoleh makanan, minuman dan lingkungan yang sehat dan

aman5. perumahan yang memadai dan kondisi hidup yang aman, sehat

dan tertata baik secara ekologis6. akses ekologi terhadap alam dan konservasi dan penggunaan

yang berkelanjutan dari alam dan sumber dayanya7. preservasi cagar dan pemandangan alam8. hak untuk menikmati kehidupan tradisional dan subsitensi

terhadap indeginous peoples;

Page 27:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

107. Bahwa terkait dengan hak atas lingkungan hidup sebagai hak asasi dapat dilihat khususnya pada pasal 11 dan 12 yang antara lain; PARA TERGUGAT sebagai pihak yang dalam kovenan ini mengakui hak setiap orang atas standar kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus. Pasal 12 terkait dengan hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental. Serta langkah-langkah yang diambil oleh negara pihak untuk mencapai perwujudan hak ini untuk mengupayakan antara lain perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri.

108. Bahwa Bahwa pelaku usaha dan kewajiban atas penegakan hak asasi manusia sesungguhnya telah dimulai dalam diskursus hak asasi manusia, bahwa pelaku bisnis atau aktor non negara lainnya dalam melakukan praktek bisnisnya tidak boleh merusak lingkungan, tidak boleh menyuap, terlebih melanggar hak hidup.

109. Bahwa PENGGUGAT maupun masyarakat di Propinsi Riau, khususnya dikabupaten bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, kabupaten Indra giri Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten Kota Dumai, Kota Pekanbaru, Kabupaten Kuantan singingi, Kabupaten Pelelawan, Kabupaten Rokan Hilir, kabupaten Rokan Hulu, kabupaten Siak dan Propinsi Jambi khusunya di kabupaten Tanjung Jabung Barat dan kabupaten Tanjung jabung Timur telah menjadi korban akibat perbuatan yang dilakukan oleh yang menjadi korban langsung;

110. Bahwa dengan demikian, tindakan PARA TERGUGAT yang mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkungan udara telah juga melanggar hak asasi manusia warga negara Indonesia, utamanya hak-hak Penggugat. Jika perbuatan PARA TERGUGAT melanggar Hak Asasi Manusia maka bisa dipastikan bahwa perbuatan PARA TERGUGAT melanggar Konstitusi ;

Hak-hak asasi manusia yang dilanggar antara lain :

3. Pasal 28 A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945:“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”

Pasal 28C ayat (1) UUD 1945:“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”

Pasal 28C ayat (2) UUD 1945:“Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.”

Pasal 28D ayat (2) UUD 1945:

Page 28:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

”Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.”

Pasal 28G ayat (1) UUD 1945: ”Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”

Pasal 28H ayat (1) UUD 1945: ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”

Pasal 28H ayat (3) UUD 1945: ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.”

Pasal 28H ayat (4) UUD 1945: ”Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.”

4. Bahwa selain itu Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang HAK ASASI MANUSIA juga menjamin hak-hak asasi manusia ini, antara lain: Pasal 9 Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang HAK ASASI MANUSIA (UU HAK ASASI MANUSIA) menyatakan:

3. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya.

4. Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin. 3. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.”

Pasal 11 Undang-Undang HAK ASASI MANUSIA:

”Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang secara layak.”

Pasal 12 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia.”

Pasal 27 UU HAK ASASI MANUSIA: “Setiap warga negara Indonesia berhak untuk secara bebas bergerak, berpindah, dan bertempat tinggal dalam wilayah negara Republik Indonesia.”

Pasal 29 UU HAK ASASI MANUSIA:

Page 29:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

”Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan hak miliknya.”

Pasal 30 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.”

Pasal 35 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap orang berhak hidup di dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai, aman, dan tenteram, yang menghormati, melindungi, dan melaksanakan sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.”

Pasal 36 UU HAK ASASI MANUSIA:

1. Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa, dan masyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum.

2. Tidak boleh seorangpun boleh dirampas miliknya dengan sewenang-wenang dan secara melawan hukum.”

Pasal 37 UU HAK ASASI MANUSIA: 1. Pencabutan hak milik atas suatu benda demi kepentingan umum,

hanya diperbolehkan dengan mengganti kerugian yang wajar dan segera serta pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Apabila sesuatu benda berdasarkan ketentuan hukum demi kepentingan umum harus dimusnahkan atau tidak diberdayakan baik untuk selamanya maupun untuk sementara waktu maka hal itu dilakukan dengan mengganti kerugian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kecuali ditentukan lain.”

Pasal 38 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap orang berhak, sesuai dengan bakat, kecakapan, dan kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak.”

Pasal 40 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak.”

Pasal 41 UU HAK ASASI MANUSIA: “1. Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk hidup layak serta untuk perkembangan pribadinya secara utuh.2. Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita Hak Asasi Manusiail, dan anak-anak, berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.”

Pasal 52 UU HAK ASASI MANUSIA: ”1. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara.

Page 30:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

2. Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.”

Pasal 59 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tuanya secara bertentangan dengan kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alasan dan aturan hukum yang sah yang menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak.”

Pasal 60 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya.”Pasal 61 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan dirinya.” Pasal 62 UU HAK ASASI MANUSIA: ”Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak, sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental spiritualnya.”

111. Bahwa perbuatan PARA TERGUGAT melanggar HAK ASASI MANUSIA karena dalam kelaliannya mengakibatkan hak atas lingkungan hidup yang sehat menjadi tidak terpenuhi;

112. Bahwa pengabian dan kelalaian PARA TERGUGAT merupakan perbuatan melawan hukum yang setiap tahun dilakukan dengan tidak mengambil upaya-upaya termasuk menegakkan hukum kepada para korporasi memiliki izin areal kebun dan hutan tanaman industri berskala besar;

PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN ADALAH TANGGUNGJAWAB PARA TERGUGAT;

113. Bahwa perlindungan dan pengelolaan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang terpadu yaitu suatu kebijakan nasional perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dimana itu menjadi tanggung jawa hukum PARA TERGUGAT. Kebijakan tersebut juga harus dilaksanakan secara taat asas dan konsekuen;

114. Bahwa PARA TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan hukum atas terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang titik apinya berada di Bupati Bengkalis, Bupati Indragiri Hilir, Bupati Indragiri Hulu, Bupati Kampar, Walikota Dumai, Walikota Pekanbaru, Bupati Kuantan Singingi, Kabupaten Pelalawan, Bupati Rokan Hilir, Bupati Rokan Hulu, Bupati Siak di propinsi Riau dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Propinsi Jambi;

115. Bahwa kewajiban hukum PARA TERGUGAT sudah dijelaskan dengan sangat jelas dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004 tentang Perllindungan Hutan dan undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Page 31:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

116. Bahwa tanggung jawab PARA TERGUGAT diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Kehutanan dipisahkan antara PARA TERGUGAT ;

117. Bahwa pengaturan tanggung jawab TERGUGAT I dan TERGUGAT II masing diatur dalam pasal – pasal dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan adalah sebagai berikut :

Pasal : pasal 10 ayat (2) :Pengurusan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kegiatan penyelenggaraan :

a. Perencanaan Kehutananb. Pengelolaan hutan c. Penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta

penyuluhan kehutanan dan;d. Pengawasan.

Bahwa jelas bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II mempeunyai fungis pengawasan dalam pengurusan hutan;

Selanjutnya dalam pasal 60 ayat (1) menyatakan :1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pengawasan

kehutanan;

Bahwa pengawasan oleh pemerintah dipertegas dalam pasal 61 dan Pasal 62 Undang-undang kehutanan :Pemerintah berkewajiban melakukan pengawasan terhadap pengurusan hutan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah

Pasal 62Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang dilakukan oleh pihak ketiga;

Pasal 63 menyatakan :Dalam melaksanakan pengawasan kehutanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 ayat (1) , pemerintah dan pemerintah daerah berwenang melakukan pemantauan, meminta keterangan, dan melakukan pemeriksaan atas pelaksanaa pengurusan hutan

Pasal 64 menyatakan :Pemerintah dan masyarakat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan yang berdampak nasional dan inetrnasional;

Selanjutnya dalam penjelasan pasal 21 undang-undang Kehutanan menyatakan :

Page 32:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

Hutan merupakan amanah Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu pengelolaan hutan dilaksanakan dengan dasar akhlak mulia untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dengan demikian pelaksanaan setiap komponen pengelolaan hutan harus memperhatikan nilai-nilai budaya masyarakat, aspirasi dan persepsi masyarakat, serta memperhatikan hak-hak rakyat, dan oleh karena itu harus melibatkan masyarakat setempat. Pengelolaan hutan pada dasarnya menjadi kewenangan pemerintah dan atau pemerintah daerah. Mengingat berbagai kekhasan daerah serta kondisi sosial dan lingkungan yang sangat berkait dengan kelestarian hutan dan kepentingan masyarakat luas yang membutuhkan kemampuan pengelolaan secara khusus, maka pelaksanaan pengelolaan hutan di wilayah tertentu dapat dilimpahkan kepada BUMN yang bergerak di bidang kehutanan, baik berbentuk perusahaan umum (Perum), perusahaan jawatan (Perjan), maupun perusahaan perseroan (Persero), yang pembinaannya di bawah Menteri. Untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari dibutuhkan lembagalembaga penunjang antara lain lembaga keuangan yang mendukung pembangunan kehutanan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga pendidikan dan latihan, serta lembaga penyuluhan.

118. Bahwa selanjutnya pertanggung jawaban TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III dan menjadi hak warga, hal ini dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;

Diantaranya adalah sebagai berikut :

Pasal 1 ayat (1)Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak kebakaran,ndaya –daya alam, Hak Asasi Manusiaa dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan;

Pasal 6 huruf (a) dan (b)Prinsip-prinsip perlindungan hutan meliputi :

a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan , kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia, tenak, kebakaran, daya-daya alam, Hak Asasi Manusiaa, serta penyakit;

b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan;

Selanjutnya dalam pasal 11 menerangkan tentang tanggung jawab PARA TERGUGAT yaitu sebagai berikut :

Pemerintah, pemerintah provinsi dan atau pemerintah kabupaten/ kota melakukan fasilitasi, bimbingan, pembinaan, pengawasan dalam kegiatan perlindungan hutan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10.

Page 33:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

119. Bahwa TERGUGAT IV merupakan salah satu alat penegakan hukum kehutanan. Hal ini secara jelas diatur dalam pasal 77 ayat (1) undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

Bunyi pasal 77 (1) tersebut adalah :Selain pejabat penyidik Kepolisian negara Republik Indonesia, jabat pegawai Negeri Sipil tertentu yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengurusan hutan, diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dallam kitab undang-undang hukum acara pidana;

120.Bahwa juga dalam undang-undang Nomor 41 tahun 199 tentang kehutanan juga mengatur tentang pembagian kewenangan antara PARA TERGUGAT;

Penyerahan kewenangan sebagaiamana dimaksud diatas diatur dalam pasal 66 ayat (1), (2) undang-undang kehutanan yang berbunyi sebagai berikut :

1) Dalam rangka penyelanggaraan kehutanan, pemerintah menyerahkan sebagaian kewenangan kepada pemerintah daerah;

2) Pelaksanaan penyerahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk meninggkatkan efektifitas pengurusan hutan dalam rangka pengembangan otonomi daerah;

Jelas bahwa PARA TERGUGAT dalam pasal diatas juga bertanggung jawab atas pengelolaan hutan sesuai dengan kewenangan wilayahnya;

121. Bahwa selain itu kewajiban PARA TERGUGAT juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan :Yang menyatakan sebagai berikut :

Pasal 11 menyatakan

Pemerintah, pemerintah provinsi dan atau pemerintah kabupaten/ kota melakukan fasilitasi, bimbingan, pembinaan, pengawasan dalam kegiatan perlindungan hutan sebagaimana dimaksud pada Pasal8, Pasal9, dan Pasal 10;

Jelas dinyatakan pada pasal 11 peratutan pemerintah ini, bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan kegiatan perlindungan hutan;

122. Bahwa TERGUGAT V dan TERGUGAT VI telah melalaikan kewajiban dan kewenangan yang diberikan kepada undang-undang kepadanya, akibatnya setiap tahun terjadi kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. untuk ini TERGUGAT V dan TERGUGAT VI telah melakuakn Perbuatan Melawan Hukum;

123. Bahwa lebih jelasnya pertanggungjawaban dalam undang-undang kehutanan, diatur kembali dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2004 Perlindungan Hutan diantaranya :

Pasal 10 ayat (1), (2) menyatakan :

Page 34:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

1) Perlindungan hutan pada hutan hak, dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab pemegang hak.

2) Perlindungan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan antara lain : a. Pencegahan gangguan dari pihak lain yang tidak berhak;b. Pencegahan, pemadaman dan penganan dampak kebakaran;c. Penyediaan personil dan sarana prasarana perlindungan hutan;

Selanjutnya dalam pasal 20 ayat (1), (2), (3), (4), (5) :

1) Untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan yang disebabkan oleh kebakaran sebagaimana dimaksud pada 6 huruf a, dilakukan kegiatan pengendelaian, yang meliputi :

2) Kegiatan pengendalian kebakaran hutan dilakukan pada tingkat :3) Pengendalian kebakaran hutan tingkat dilakukan oleh dan menjadi

tanggung jawab Mentari;4) Pengendalian kebakaran hutan tingkat propinsi dilakukan oleh dan

menjadi tanggung jawab Gubernur;5) Pengendalian kebakaran hutan tingkat kabupaten/ kota dilakukan

oleh dan menjadi tanggung jawab Bupati/ walikota;

124. Bahwa pada kesimpulannya PARA TERGUGAT tidak melaksanakan ketentuan hukum yang memerintahkan PARA TERGUGAT untuk mencegah adanya kebkaran hutan terjadi. Dalam rangka pencegahan kebakaran hutan PARA TERGUGAT diwajibkan melakukan serangkaian kegiatan guna mencegah terjadinya kebakarn hutan terjadi, tetapi kenyataannya PARA TERGUGAT tidak pernah melakuan perintah hukum yang berlaku sehiang kebakarn hutan ini masih terus terjadi Hak Asasi Manusiapir disetiap tahun;

125. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas maka berdasarkan undang-undang Kehutanan maka kerusakan dan pencemaran yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan terjadi karena kelalaian PARA TERGUGAT, sehingga PARA TERGUGAT secara hukum bertanggung jawab atas kebakaran hutan tersebut;

126. Bahwa selain undang-undang 41 Tahun 1999 tentang kehutanan pertanggung jawaban PARA TERGGUAT juga diatur dalam undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan (UUPPLH), pertanggung jawaban PARA TERGUGAT sebagaimana diatur dalam dalam pasal sebagai berikut :Pasal 13 (1) dan (3) tentang pelaksana pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan oleh PARA TERGUGAT :

1) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup;

2) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan peran dan tanggung jawab masing-masing;

Page 35:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

127. Bahwa PARA TERGUGAT, khususnya TERGUGAT III, TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX. juga telah mengabaikan perintah hukum dalam melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangannya, hal mana dinyatakan dalam pasal 71 ayat (1) dan (2) :

1) Menteri, gubernur atau bupati/ walikota sesuia dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau ketentuan yang ditetapkan dalm peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2) Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota dapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

128. Bahwa selanjutnya PARA TERGUGAT wajib melakukan pengawasan sebagaimana perintah undang-undang lingkungan hidup pasal 72 :

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan ketaan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin lingkungan;

Bahwa selanjutnya dalam pasal 73 dijelaskan juga mengenai pertanggung jawaban TERGUGAT IV:

Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah daerah jika Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

129. Bahwa jelas dalam pasal tersbeut diatas pengawasan sebenarnya melekat pada di TERGUGAT III, TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT XIX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX;

130. Bahwa TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT XIX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX juga tidak menggunakan kewenangannya dalam menjalan perintah Pasal 82 undnag-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 82 (1), (2) :

1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang untuk memaksa penangggung jawan usaha dan / atau kegiatan untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya;

2) Menteri, gubernur atau bupati/walikota berwenang atau dapat menunjuk pihak ketiga untuk melakukan pemulihan lingkungan

Page 36:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

hidup akibat pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya atas beban biaya penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan;

131. Bahwa singkatnya PARA TERGUGAT telah melakukan PERBUATAN MELAWAN HUKUM karena segala kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan kepada PARA TERGUGAT tidak dilaksanakan. Akibat kelalaian ini PENGGUGAT dan masyarakat menjadi korban karena tercemar dan rusaknya sehingga hak atas lingkungan yang bersih sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia tidak dapat terpenuhi;

V. KESALAHAN PARA TERGUGAT :

KESALAHAN TERGUGAT II, TERGUGAT III, TERGUGAT IV ADALAH JUGA KESALAHAN DAN TANGGUNG JAWAB TERGUGAT I;

132. Bahwa prinsip negara berdasar atas hukum (rechtsstaat) bukan atas kekuasaan belaka (machtstaat) dan prinsip sistem konstitusinal (berdasarkan atas konstitusi) tidak berdasar atas absolutisme. Kedua prinsip ini ditegaskan dalam bagian penjelasan undang-undang dasar itu, tapi tidak tergambar dengan jelas dalam pasal-pasal UUD 1945;

133. Bahwa Prinsip negara hukum seharusnya mengandung tiga prinsip pokok, yaitu adanya kekuasaan kehakiman yang merdeka, penghormatan terhadap hak asasi manusia serta kekuasaan dijalankan berdasarkan atas prinsip due process of law.

134. Sistem negara hukum dalam penyelenggaraan pemerintah suatu Negara. Dimana TERGUGAT I selaku pemimpin pemerintahan dan negara mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh perbuatan yang dilakukan oleh TERGUGA II dan TERGUGAT III dalam hal telah mengabaikan perintah hukum pengawasan;

135. Bahwa berdaarkan pasal 3 undang-undang Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementrian Negara, jelas dinyatakan bahwa Kementrian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden;

136. Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III dalam menjalankan penyelanggaraan pemerintah Negara bertanggung jawa atas semua pekerjaannya kepada TERGUGAT I. Sehingga, apabila TERGUGAT II dan TERGUGAT III dalam hal pekerjaannya melakukan pelanggaran kewajiban, maka pertanggung jawabannya juga bisa dimintakan kepada TERGUGAT I selaku kelapa pemerintahhan yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemerintahan;

137. Bahwa TERGUGAT IV adalah Kepolisian Republik Indonesia institusi dibawah TERGUGAT I, berdasarkan undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara republik Indonesia, pasal 8 dinayatakan ayat (1) Kepolisian Negara Republik Indonesia berada di bawah Presiden. Ayat (2) Kepolisian Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Kapolri yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawan kepada Presiden seusai dengan peraturan perundang-undangan;

Page 37:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

138. Bahwa jelas adalah perbuatan TERGUGAT IV berada dalam tanggung jawab TERGUGAT I sehingga perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT IV juga menjadi tanggung jawab TERGUGAT I;

KESALAHAN DAN TANGGUNG JAWAB TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX;

139.Bahwa TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX adalah pemerintah daerah yang mempunyai tanggung jawab pengawasan yang tidak dilaksanakan sehingga kejadian kebakaran hutan dan lahan selama ini terjadi ;

140.Bahwa kewajiban TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX dalam pengawasan termaktub dalam pasal undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, diantaranya :

Pasal 60 :1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pengawasan

kehutanan;2) Masyarakat dan atau perorangan berperan serta dalam pengawasan

kehutanan;

Pasal 62 :Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan atau pemanfaatan hutan yang dilakukan oleh pihak ketiga;

Pasal 63Dalam melaksanakan pengawasan kehutanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 ayat (1), pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pemantauan, meminta keterangan, dan melakukan pemeriksaan atas pelaksaan pengurusan hutan;

Selanjutnya dalam hal pengawasan Pemerintah menyerahkan sebagian kewenangannya ke Pemerintah Daerah, hal tersebut dinyatakan dalam pasal 66 ayat (1), (2), (3) menyatakan :1) Dalam rangka penyelenggaraan kehutanan, pemerintah menyerahkan

sebagian kewenangan kepada pemerintah daerah.2) Pelaksanaan penyerahan sebagian kewenangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pengurusan hutan dalam rangka pengembangan otonomi daerah.

3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 38:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

141. Bahwa selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, juga jelas dinyatakan tentang tanggung jawab TERGUGAT V, TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX. Dinyatakan dalam pasal 72 sebagai berikut :

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin lingkungan

142. Bahwa TERGUGAT V adalah Pemerintah Daerah Propinsi Riau dan TERGUGAT VI adalah Pemerintah Daerah Propinsi jambi;

143. Bahwa berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 13 ayat (1) menyebutkan

1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi:

a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat;d. penyediaan sarana dan prasarana umum;e. penanganan bidang kesehatan;f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia

potensial;g. penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota;h. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota;i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah

termasuk lintas kabupaten/kota;j. pengendalian lingkungan hidup;k. pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota;l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;;n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas

kabupaten/kota;o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat

dilaksanakan oleh kabupaten/kota ; dan;p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan

perundang-undangan

144. Bahwa TERGUGAT VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV, XV, XVI, XVII, XVII, XIX adalah pemerintah daerah Kabupaten / Kota yang merupakan penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah

bahwa pasal 14ayat (1) menyebutkan :

1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskal kabupaten/kota meliputi:

Page 39:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;d. penyediaan sarana dan prasarana umum;e. penanganan bidang kesehatan;f. penyelenggaraan pendidikan;g. penanggulangan masalah sosial;h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;j. pengendalian lingkungan hidup;k. pelayanan pertanahan;l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;;n. pelayanan administrasi penanaman modal;o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan;

145. Bahwa telah diuraikan tanggungng jawab dan wewenang berdasarkan undang-undang yang berlaku masing – masing TERGUGAT, untuk ini dengan terang dan jelas bahwa masing-masing TERGUGAT telah melakukan perbuatan dengan tidak menjalankan kewajiban dan kewenangan hukum yang melekat pada diri PARA TERGUGAT;

VII. KERUGIAN PENGGUGAT :

146. Bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas dimana kerusakan lingkungan dan pencemaran yang dilakukan dalam tanggung jawab PARA TERGUGAT maka dipastikan bahwa visi, misi serta tujuan TERGUGAT dipastikan tidak akan tercapai;

147. Tidak tercapainya Tujuan TERGUGAT meninbulkan kerugian materiil dan imateriil atas apa yang telah dilakukan oleh TERGUGAT selama ini guna menyelamatkan lingkungan;

148. Bahwa gugatan ini didasarkan atas alat-alat bukti sebagaimana dimaksud pada pasal 180 (1) HIR sehingga putusan dalam perkara ini dapat dinyatakan bisa dijalankan lebih dahulu (serta merta) meskipun ada upaya hukum banding atau peninjauan kembali;

VIII. HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM PARA TERGUGAT DENGAN KERUGIAN PENGGUGAT :

124. Bahwa PARA TERGUGAT yang seharusnya menjalankan fungsi pengawasan dan kontrol atas segala kegiatan usaha dalam praktiknya tidak dilakukannya sehingga kebakaran hutan ini terus terjadi;

125. Bahwa atas tindakan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT maka penggugat sebagai organisasi lingkungan yang selama lebih dari 30 tahun aktif memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang sehat dan bersih menjadi tidak tercapai;

Page 40:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

126. Tindakan Perbuatan Melawan Hukum PARA TERGUGAT telah menghambat visi dan misi PENGGUGAT, sehingga PENGGUGAT telah dirugikan secara materiil maupun imateriil;

IX. TUNTUTAN :

Berdasarkan seluruh uraian diatas maka PENGGUGAT dengan memohon (Majelis Hakim) Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenaan untuk memutuskan :

PRIMAIR :1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;2. Menyatakan bahwa PARA TERGUGAT telah melakukan PERBUATAN

MELAWAN HUKUM dengan telah mengabaikan PERINTAH dan KEWAJIBAN HUKUM sehingga kebakaran hutan dan lahan terjadi hampir disetiap tahun;

3. Memerintahkan TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III untuk melaksanakan kewajiban hukum diantaranya :

1. Membuat peta kerawanan kebakaran hutan nasional;2. Mengembangkan sistem informasi kebakaran hutan;3. Menetapkan pola kemitraan dengan masyarakat;4. Menetapkan standar peralatan pengendalian kebakaran hutan;5. Membuat program penyuluhan dan kapanye pengendalian

kebakaran;6. Menetapkan pola pelatihan pencegahan kebakaran; 7. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan;

4. Memerintah TERGUGAT III melakukan tindakan hukum dengan melakukan audit lingkungan terhadap semua izin Perkebunan dan Hutan Tanaman Industri;

5. Memerintahkan TERGUGAT VI untuk melakukan penyidikan yang menyeluruh termasuk melakukan penyidikan terhadap wilayah izin atu konsesi setiap perusahaan yang selama ini bertanggung jawan atas kebakaran hutan di wilayahnya dan juga melakukan proses hukum terhadap korpprasi yang telah melanggar undang-undang lingkungan hidup;

6. Memerintahkan TERGUGAT V, TERGUGAT VI melakukan kewajiban hukum dinataranya :

1) Membuat peta kerawanan kebakaran hutan propinsi;2) Membuat model-model penyuluhan;3) Melaksanakan pelatihan pencegahan kebakaran hutan;4) Membuat petunjuk pelaksanaan pemadaman kebakaran;5) Mengadakan peralatan pemadaman kebakaran hutan ;

Page 41:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

6) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap setiap penerima izin konsesi baik wilayah hutan tanaman industri maupun perkebunan diwilayah kekuasannya;

7. Memerintahkan TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT IX, TERGUGAT X, TERGUGAT XI, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX, melaksanakan tindakan hukum antara lain :

1) Melakukan evaluasi lokasi rawam kebakaran hutan;2) Melaksanakan penyuluhan; 3) Membuat petunjuk teknis pelaksanaan pemadaman kebakaran

hutan;4) Mengadakan peralatan kebakaran hutan;5) Melaksanakan pembinaa dan pengawasan;

8. Memerintahkan kepada TERGUGAT V dan TERGUGAT VI, TERGUGAT VII, TERGUGAT VIII, TERGUGAT XIX, TERGUGAT X, TERGUGAT XII, TERGUGAT XIII, TERGUGAT XIV, TERGUGAT XV, TERGUGAT XVI, TERGUGAT XVII, TERGUGAT XVIII, TERGUGAT XIX untuk melakukan tindakan hukum pengawasan berupa melakukan kajian ulang terhadap Izin lingkungan yang telah dikeluarkan dan menyampaikan kepada Publik;

9. Memerintahkan PARA TERGUGAT agar memasukkan informasi kinerja pengelolaan hutan termasuk setiap izin yang dikeluarkan terhdao perusahaan – perusahaan Hutan Tanaman Industri dan Perkebunan sebagai informasi publik yang sedia setiap saat kepada masyarakat;

10.Memerintahkan kepada PARA TERGUGAT untuk meminta maaf secara tertulis kepada SELURUH RAKYAT INDONESIA yang diumumkan melalui 5 (lima) stasiun televisi nasional, 5 (lima) stasiun radio dan 5 (lima) media cetak nasional selama tiga hari berturut-turut yang isinya berbunyi sebagai berikut:

“Kami, Presiden RI, Menteri Kehutanan, Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Kepala Kepolisian Republik Indonesia RI; Gubernur Riau; Gubernur Jambi; Bupati Bengkalis, Bupati Indragiri Hilir, Bupati Indragiri Hulu, Bupati Kampar, Walikota Dumai, Walikota Pekanbaru, Bupati Kuantan Singingi, Kabupaten Pelalawan, Bupati Rokan Hilir, Bupati Rokan Hulu, Bupati Siak, Bupati Tanjung Jabung Barat, Bupati Tanjung Jabung Timur; menyatakan penyesalan yang sedalam-dalamnya atas perbuatan melawan hukum yang kami lakukan terkait dengan kelalaian dan kealpaan melakukan kewajiban hukum kami terkait dengan terjadinya kebakaran hutan yang menimbulkan bencana asap yang merenggut Hak Asasi Manusia para korban dan masyarakat

Page 42:  · Web viewTempat Tinggal :Jalan Naskah, Nomor 2, Perumahan Wartawan Puri Mulya, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 008, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Propinsi

propinsi Riau dan Propinsi Jambi, serta membuat kerusakan lingkungan hidup yang memberikan dampak kerugian materil maupun immaterial yang besar dan meluas. Kiranya pernyataan penyesalan atas perbuatan melawan hukum ini menjadi titik awal wujud penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan Hak Asasi Manusia serta perubahan sistem pengelolaan hutan dan pengelolaan lingkungan hidup yang bermutu dan berkualitas dengan manfaat yang digunakan sebesar-besarnya bagi hak-hak Warga Negara Indonesia. Bahwasanya, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya akan dilaksanakan langkah-langkah nyata untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan.”

11.Memerintahkan PARA TERGUGAT untuk membayar biaya perkara.

SUBSIDAIR Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berpendapat lain maka kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)

Hormat kamiTIM ADVOKASI PULIHKAN INDONESIA

Jakarta, 09 Oktober 2013

Wahyu Wagiman, SH. Muhnur,SH.

Andi Mutaqien,SH. Judianto Simanjuntak,SH;

Grahat Nagara,SH. Nurkholis Hidayat, SH.