wordpress.com · web viewseseorang yang berjalan pada jalan iman dan aturan allah dia tidak akan...

12
1. Setelah adam dan isteri tercintanya ditempat tugaskan di surga, dan diterangkan kepadanya yang halal dan yang haram, maka mulailah setan memulai perannya sebagai setan. = yaitu sebagai musuh Adam dan keturunannya. Maka dikatakan “fa azallahumassyaitonu” dengan menjerumuskan manusia ke dalam “zullah” ketergelinciran/kesesatan. Dan sebenarnya Allah telah menasehati Adam dan istrinya sebelumnya: Sama seperti bapak2 yang terkena diabetes, dikatakan oleh dokter: gula ini adalah musuh kamu, maka jangan anda dekati, apalagi makan. Tapi sulit untuk menjauhinya. Jangan sampek gara2 gak bisa nahan gula anda keluar dikeluarkan dari dunia ini. Seperti sinetron untuk generasi muda. Dampaknya buruk sekali, maka harus didampingi dan di batasi. 2. Jadi “permusuhan” dan dendam setan pada Adam ini sudah diumumkan/dijelaskan Allah, atau meskipun belum dijelaskan paling tidak jelas tergambar pada kesombongan iblis pada saat 1. Maka Allah wanti wanti pada Adam dan istrinya dalam thaha 117: Tapi memang watak manusia, tidak nggugunan. Sudah ditakut takuti seperti itu masih saja melanggar. Bahkan sudah diancam: “ kamu berdua akan menderita! Dalam ayat ini ditulis “ fatasyqa” penderitaan hanya untuk Adam. Bukan istrinya, kenapa demikian? karena istri adalah tempat ketenangan dan obat penderitaan. Suami capek galau, datang ke istri hilang capek dan galaunya. Maka Hawa tidak tersebut disini. 2. Iblis terus berusaha menggelincirkan Adam dan anak cucunya, karena dia menganggap bahwa Adamlah yang menjadi penyebab diusirnya dia dari surga. Dan inilah yang disebut “DENDAM” dendam adalah sifat Iblis. Maka kita bila masih memiliki rasa dendam berarti bersifat seperti IBLIS. 3. Proses godaan iblis diterangkan dalam a’rof 20: Setan berkata bohong untuk menipudaya Adam dengan berkata: “barangsiapa yang makan buah ini akan menjadi malaikat, kekal tidak akan mati selama-lamanya” dia tidak perduli dengan cara yang dilakukan, yang penting

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Setelah adam dan isteri tercintanya ditempat tugaskan di surga, dan diterangkan kepadanya yang halal dan yang haram, maka mulailah setan memulai perannya sebagai setan. = yaitu sebagai musuh Adam dan keturunannya. Maka dikatakan “fa azallahumassyaitonu” dengan menjerumuskan manusia ke dalam “zullah” ketergelinciran/kesesatan. Dan sebenarnya Allah telah menasehati Adam dan istrinya sebelumnya:

Sama seperti bapak2 yang terkena diabetes, dikatakan oleh dokter: gula ini adalah musuh kamu, maka jangan anda dekati, apalagi makan. Tapi sulit untuk menjauhinya. Jangan sampek gara2 gak bisa nahan gula anda keluar dikeluarkan dari dunia ini.

Seperti sinetron untuk generasi muda. Dampaknya buruk sekali, maka harus didampingi dan di batasi.

Jadi “permusuhan” dan dendam setan pada Adam ini sudah diumumkan/dijelaskan Allah, atau meskipun belum dijelaskan paling tidak jelas tergambar pada kesombongan iblis pada saat menolak untuk bersujut pada Adam dengan mengatakan: “ana khoirun minhu” dan “ a asjudu liman khalaqta tiinan”, maka seharusnya Adam harus lebih waspada pada setan. Analisa: inilah sebenarnya sifat manusia yang mudah melupakan kesalahan orang lain dan memaafkannya, mungkin adam ini orangnya sabar, tidak pendendam, dan mudah melupakan kesalahan orang lain, bagaimana dengan anda?

“faakhrojahuma” dikeluarkan dari apa? Dari kehidupan yang serba kecukupan (roghid), luas nikmatnya dan sempurna, nyaman dan tentram, rizki datang tanpa usaha dan tenaga, dunia ini sulit untuk bisa seperti itu, tapi kita tidak mau pisah dengannya. Padahal banyak tidak enaknya.

Maka Allah wanti wanti pada Adam dan istrinya dalam thaha 117:

Tapi memang watak manusia, tidak nggugunan. Sudah ditakut takuti seperti itu masih saja melanggar. Bahkan sudah diancam: “ kamu berdua akan menderita!”

Dalam ayat ini ditulis “ fatasyqa” penderitaan hanya untuk Adam. Bukan istrinya, kenapa demikian? karena istri adalah tempat ketenangan dan obat penderitaan. Suami capek galau, datang ke istri hilang capek dan galaunya. Maka Hawa tidak tersebut disini.

Iblis terus berusaha menggelincirkan Adam dan anak cucunya, karena dia menganggap bahwa Adamlah yang menjadi penyebab diusirnya dia dari surga. Dan inilah yang disebut “DENDAM” dendam adalah sifat Iblis. Maka kita bila masih memiliki rasa dendam berarti bersifat seperti IBLIS.

Proses godaan iblis diterangkan dalam a’rof 20:

Setan berkata bohong untuk menipudaya Adam dengan berkata: “barangsiapa yang makan buah ini akan menjadi malaikat, kekal tidak akan mati selama-lamanya” dia tidak perduli dengan cara yang dilakukan, yang penting Adam bisa sesat.

Bila tidak bisa menembus satu arah, dia mencari celah yang lain sampai bisa masuk. Seperti kejadian adam. Awalnya iblis berkata:

�tapi tidak berhasil, akhirnya dia berkata: maa nahakuma....... baru sukses>

Apa yang menyebabkan Adam bermaksiat pada Allah? Padahal ia seorang Nabi? Jawab: ghaflah dan nisyan. Dalam thaha 115:

Pertanyaannya adalah: apakah lupa (nisyan) itu maksiat……?jawab: betul pada umat zaman dahulu lupa adalah merupakan bagian dari maksiat. Sehingga dalam riwayat tobroni di katakan:

�: permusuhan disini adalah antara “setan” vs “manusia” juga antara “setan manusia vs kaum mukminin”. Permusuhan ini menjadikan kita terjaga dan selalu bersiap-siap. Contoh dengan permusuhan setan yang setiap saat akan menyesatkan kita, maka kita akan selalu ingat Allah dan berjaga2 dari godaan setan yang terkutuk.

Kita dengan orang-orang barat, yang selalu memusuhi kaum Muslimin dengan kemajuan teknologinya, maka kita dituntut untuk mengejar ketertinggalan kita dari mereka. Dll

�: hubut, berarti jatuh dari atas kebawah.bisa berarti hakiki atau maknawi, contoh maknawi:”derajat kyai itu jatuh setelah ketahuan berbuat cabul pada santrinya”.

Pelajarannya adalah: maksiat menyebabkan jatuhnya seseorang. Baik, tempat maupun kedudukan dan derajat.

�: menjelaskan bahwa tidak ada satu makhlikpun di dunia ini yang kekal dan baqa’.maka jangan jadikan dia tujuan, tapi jalan menuju kepada kebahagiaan abadi.

Adam dan Hawa turun ke bumi untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai khalifah setelah sebelumnya mereka mengalami masa percobaan di dalam surga, dan itulah sinopsis kehidupan manusia yang ada di bumi selanjutnya, bahwa setan selalu mengajak kepada maksiat, dan menyesatkan manusia. Lalu di syariatkanlah taubat, sebagai wujud kasih sayang dang kemurahan Allah pada hambanya.

Pada hakekatnya taubat bukan hanya rahmat Allah pada orang orang yang berbuat maksiat, akan tetapi rahmat bagi masyarakat secara umum. Kenapa? Karena bila seseorang bermaksiat dan dia tahu bahwa tidak ada pintu maaf baginya (taubat), dan dia langsung dihukumi neraka dan kekal, maka dia akan merasa terlanjur basah, dan akan meneruskan kejahatannya. Contoh pencuri, karena tidak ada ampunan baginya maka dia akan terus mencuri, karena sudah kepalang basah. Maka siapa yang akan susah? Ya masyarakat yang hidup disekitar pencuri itu.

Maka kita sebagai seorang mukmin harus meniru sifat Allah, yaitu mudah memaafkan kesalahan orang lain “pemaaf”. Dalam anNur 22:

Ket: kita sering mendengar kata “afwan” al-afwu: berarti menghilangkan hukuman dari sebuah dosa dan kesalahan. Tapi kadang meski telah memaafkan kita tetap mengungkit hal tersebut dihadapannya dan orang lain. Seakan dia tidak pantas untuk mendapat maaf. Contoh: kita ditabrak. Yang salah yang nabrak. Bisa maafin gak?

Dari itu kata “walya’fu” dalam ayat diikuti oleh kata “wal yasfakhu” shafh artinya tidak mengungkit ungkit dan tidak menyebut2 lagi kesalahan orang lain kepada kita setelah kita memaafkannya.

Memaafkan memang memerlukan kelapangan dada, dan itu adalah aplikasi dari kesabaran:

Lalu Allah menjadikan DiriNya sebagai uswah: ala tuhibbuna an yaghfirollhu lakum? Kalau kamu senang kalau dosamu diampuni Allah, maka maafkanlah dosa2 orang orang yang pernah melukaimu. Dan banyak lagi ayat-ayat yang menyruh untuk memaafkan kesalahan orang lain.

Rasulullah bersabda : �

Adam melakukan kesalahan (maksiat) dengan memakan buah yang diharamkan, ketika dia sadar dengan kesalahan yang dilakukannya, dia berhenti dan tidak meneruskan perbuatannya, dan berkata: “yaa rob, amruka wa manhajuka haq, walaakinni lam aqdir ‘alaa nafsi fa saamihni .

Sedangkan IBLIS, sudah menolak perintah, malah membantah dengan alasan. Dia berkata: “ ana khoirun minhu, kholaqtani min naarin, wa kholaqtahu min tiin.”dan berkata: � dia berkata:

Fabi’izzatika �

Jadi bedanya adalah: kalau Adam ngaku kalau dia salah dan lemah, dan mengakui bila aturan Allah adalah benar. Sedangkan Iblis tidak ngaku kalau dia salah, bahkan malah akan melakukan ini dan itu. Ini kafir.

Maka jangan sampai kita membantah perintah Allah dengan analisa2 kita. Bila anda tidak salat, maka jangan mengatakan : apa sih faedahnya salat?, bila anda tidak membayar zakat, jangan berkata: zakat ini mendzolimi orang2 kaya, bila anda tidak melaksanakan syareat Allah, jangan mengatakan: syariat Allah sudah tidak njaman..bla kita mengatakan hal tersebut, maka kita telah kafir (na’udzubillah), bila kita tidak melaksanakan perintah Allah, cukup kita mengatakan: ya Allah salat ini haq,begitu juga zakat, dan pelaksanaan syariatmu, akan tetapi saya belum mampu untuk menjalankannya. Makadari itu ampunilah kelemahanku ini Ya Rob.! Bila seperti itu, kita hanya disebut ‘ashi (orang bermaksiat) saja.

Kalimat: kalimat apa yang diucapkan Adam yang telah diajarkan Allah?

Kalimat inilah yang diucapkan Adam menurut ulama 2 tafsir (al-A’raf 23)

Ayat ini menunjukkan bahwa dosa yang dilakukan Adam bukanlah karena istikbar (kesombongan), akan tetapi karena ghaflah (kelalaian).

Maka hal ini digambarkan:

Ada juga yang berpendapat bahwa kalimat yang diucapkan Adam:

Allah menciptakan kita mukhtar, (bisa memilih), dan bukan maqhur, (terpaksa) dan menjadikan kita bisa memilih untuk taat, maupun bermaksiat.

Allah tidak menciptakan manusia baik terus atau jahat terus, maka seorang yang baik, sesekali melakukan maksiat, begitu juga seorang ahli maksiat, sekali waktu akan melakukan hal yang baik. Maka wajar bila sewaktu2 kita lupa atau lalai, pada saat itulah dianjurkan untuk taubat.

Dalam sebuah kata bijak dikatakan:

“Iinahu huwa tawwaburrohim” Dia mengampuni dosa seluruh orang-orang yang bertaubat,

Dalam thaha dikatakan : qaala hbithaa minha jamii’an. Kalau dalam nahwu ayat diatas memakai dhamir jam’ mudzakar salim, yang berarti banyak. Maksudnya: perintah untuk turun berlaku untuk adam dan anak cucu keturunannya. Termasuk kita, karena pada saat itu kita ada pada Adam.

Maka dalam a’raf 11 dikatakan:

�bukan dengan dhamir (ك), karena seakan Allah mengingatkan kita bahwa pada saat penciptaan pertama anak cucu Adam telah tersimpan di dalam diri Adam. Apakah kita ada pada saat itu? Ya kita ada pada diri Adam, maka dari itu ayat ini menyebutkan: ihbithu! Yang khitobnya diperuntukkan bagi adam dan anak cucunya (manusia) sampai hari kiamat.

Firman Allah: fa imma ya’tiyannakum minni hudan.: setelah Allah menguji Adam dengan taklif halal dan haram, dan kemudian adam terjatuh dalam kemaksiatan, Allah mengajarjan kepada Adam kalimat-kalimat taubah, dan mengingatkan bahwa bila lalai haruslah bertaubat, dan Allah akan menerimanya.

Memang sedari awal Allah telah menghendaki adam dan Hawa tinggal di bumi, untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebagai khalifah (inni ja’ilun fil ardi khalifah) jadi bukan salah adam kita sekarang tinggal di bumi. Dan menurut ayat, Allah akan selalu menunjukkan mereka pada kebaikan (khair).

Petunjuk disini ada dua makna: 1. Al-Dalalah ‘alal khair atau al-dalalah ‘ala thariq al-muwassalah ‘alal khair. 2. Al-i’anah ‘alal iman. Muhamad 17:

� akan tetapi “huda” yang dimaksud dalam ayat ini adalah makna awal, yaitu petuntuk yang-

Menghantarkan manusia pada kebaikan. Makanya dikatakan:

�yang artinya bila manusia mau mengikuti petunjuk Allah, mareka akan mendapatkan kebaikan, yaitu: tidak akan khauf dan khuzn.

Kata: khauf: dari : khaafa yang berarti takut. Yaitu suatu perasaan yang tidak dapat ditolak, akibat dari sesuatu perbuatan atau hal yang tidak baik.

Dalam al-Qur’an ada kata khasyia: yang berarti juga takut. Tapi berbeda makna dan penggunaan. (khasyia robbah) (innama yakhsyallahu)fatir 28, (inna fi dzalika la’ibrotan liman yakhsya) nazi’at 28. Yang berarti takut dan tunduk pada Rabb.

Sedangkan “khuzn”: adalah perasaan ketika kita ditinggalkan oleh sesuatu yang dicintai.

Seseorang yang berjalan pada jalan iman dan aturan Allah dia tidak akan merasa takut sedikitpun, contoh seorang muslim mencuri, berzina, membunuh, korupsi, dia akan merasa ketakutan baik dari manusia maupun kepada Allah. Karena dia tidak ikut manhaj. Tidak amanah, suka bohong, suka mengingkari janji dsb.

Begitu juga, orang yang mengikuti manhaj atau aturan Allah, dia tidak akan merasa sedih, karena tidak ada satu kebaikanpun yang akan tertinggal bila mau mengikuti petunjuk. Karena seluruh kebaikan ada dalam petunjuk itu sendiri.

Masyarakat yang mengikuti tuntunan agama akan damai, tidak takut dan tidak sedih. Lihat masyarakat Afrika yang dihantui penyakit AIDS, dll.

Seorang siapapun itu yang iman yang kafir yang ‘abid yang ‘ashi, akan bereaksi bila menghadapi sebuah peristiwa. Menyenangkan dia akan senang, musibah dia akan sedih. Rasulpun sedih.

Akan tetapi kesedihan (huzn) yang dirasakan orang orang yang beriman berbeda dengan kesedihan mereka yang tidak iman. Antara yang brhikmah dan yang tidak berhikmah

KHUTBAH RASULULLAH MENJELANG BULAN RAMADHAN

[KisahNabiRasul]

SAYA ingin mengutip sebuah hadis yang cukup panjang, yaitu khutbah

Rasulullah SAW menjelang bulan Ramadan. Khotbah ini diriwayatkan Imam Ali

R.A.

"Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa

berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi Allah.

Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di bulan

Ramadan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam

yang paling utama.

"Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tetamu Allah dan

dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi

ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada

Allah, Rab-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah

membimbingmu untuk melakukan saum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah

orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini.

"Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan kehausan pada

hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakan

orangtuamu. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jaga

lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu memandangnya. Dan

tahan pula pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.

"Kasihilah anak-anak yatim, niscaya anak-anak yatim akan dikasihani manusia.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk

berdoa di waktu salatmu karena saat itulah saat yang paling utama ketika

Allah Azza Wajalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih. Dia

menjawab ketika mereka menyeru-Nya, Dia menyambut ketika mereka

memanggil-Nya, dan Dia mengabulkan doa-doa ketika mereka bermunajat

kepada-Nya.

"Wahai manusia! Sesungguhnya diri kalian tergadai karena amal-amal kalian,

maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban

dosamu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, Allah

SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab

orang-orang yang bersujud, tidak mengancam mereka dengan neraka pada hari

manusia berdiri di hadapan Rabbul'alamin.

"Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi makan untuk berbuka kepada

kaum mukmin yang melaksanakan saum di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya

sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa

yang lalu. Para sahabat bertanya, 'Kami semua tidak akan mampu berbuat

demikian.' Lalu Rasulullah melanjutkan khotbahnya. Jagalah diri kalian dari

api neraka walau hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api

neraka walau hanya dengan setitik air.

"Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, dia

akan berhasil melewati shiraatalmustaqim, pada hari ketika kaki-kaki

tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang

dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka Allah akan

meringankan pemeriksaannya di hari kiamat.

"Barang siapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan

murkanya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa yang memuliakan

anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari berjumpa

dengan-Nya, dan barang siapa yang menyambungkan tali silaturahmi di bulan

ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari dia berjumpa

dengan-Nya. Dan barang siapa yang memutuskan silaturahmi di bulan ini, Allah

akan memutuskan dia dari rahmat-Nya.

"Siapa yang melakukan salat sunat di bulan Ramadan, Allah akan menuliskan

baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa yang melakukan salat fardu,

baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain.

"Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini, Allah akan

memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barang siapa

yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama dengan

mengkhatamkan Al-Quran di bulan-bulan yang lain.

"Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka

mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu.

Pintu-pintu neraka tertutup maka mohonkanlah kepada Rab-mu agar tidak akan

pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah kepada

Tuhanmu agar mereka tidak pernah lagi menguasaimu.

"Lalu Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib berdiri dan berkata: 'Ya Rasulullah,

amal apa yang paling utama di bulan ini.' Rasul yang mulia menjawab, 'Ya

Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa

yang diharamkan Allah SWT."

Penjelasan tentang kafir: ada pernyataan: (addunya sijnul mukmin wa jannatul kafir) Dunia penjara bagi orang muslim dan surga bagi orang kafir. Bagaimana yang kita rasakan? Sekarang kita merasa bagai di penjara atau di surga?

Kafara= satara . kufr billah berarti satr wujudillah. Menutupi keberadaan Allah. Beri contoh: al-Qur’an ditutupi dengan sajadah. (tidak terlihat) padahal sejatinya ada. Begitujuga Allah yang wajib adanya berusaha ditutup2pi oleh orang2 kafir. Jadi sesuatu yang ditutup2i itu memang sejatinya ada. (contoh aurat),

Macam2 kafir dalam tafsir nurul bayan ada 4:

Mendustakan ayat ayat Allah: diterangkan dalam al-a’raf 176-179.

Ket: orang orang yang mendustakan Allah diumpamakan anjing yang selalu menjulurkan lidah. (yalhats). Kita mendengar kata anjing saja sudah tidak suka bahkan kalau di indo kata anjing jadi kata umpatan. Terlebih lagi dengan ditambah kata yalhats (ngelet), menandakan ketamakannya pada dunia.

ayat2 Allah:menolak/ meremehkan hukum2 Allah dan menggantinya dengan hukum buatan manusia terutama hukum barat. Contoh: waris, adab berpakaian dan pergaulan antar lawan jenis.sex bebas (bila atas dasar suka sama suka dan tidak dalam ikatan perkawinan tidak terjerat pidana) perkawinan sejenis, legalisasi pabrik miras, lokalisasi, penjualan miras, emansipasi wanita (bagaimanapun juga wanita adlah sakanan dan madrasah bagi anak) dll.

Bagaimanapun juga hukum Allah adalah yang terbaik diantara hukum2 yang lain, dan akan terus berlaku sampai kiamat karena dengannya manusia akan merasa nyaman, ALLAH TIDAK pernah melakukan kesalahan atau BLUNDER dalam kebijakan dan keputusannya beda dengan manusia (polri). Maka UUD buatan manusia sering di amandemen disesuaikan.

Mendustakan ayat2 Allah adalah dosa besar dan menyesatkan apalagi bila dilakukan oleh para penguasa, kyai,ustadz dengan suatu tujuan pribadi. Contoh : wa laa taqrobaa hadzihi syajarota fatakunaa minaddzolimin.

Ancaman siksa orang kafir dan mendustakan ayat2 Allah= NERAKA

Apakah neraka? Jawab: lapisan-lapisan api (dzulalun minannar) zumar 15.

Setiap dari kita akan mendatangi neraka: dalam maryam 71:

Kata qatadah: maksud mendatangi adalah melewati diatasnya, dan amalan amalannyalah yang akan menentukan apakah dia terjatuh didalamnya atau lolos dan sampai ke surga.

Allah mengumpulkan orang-orang durhaka pada hari kiamat dalam keadaan buta, bisu dan tuli. Mereka dijadikan kayu bakar bagi neraka, setiap kali panas neraka itu menurun, ditambah lagi nyala apinya untuk mereka. Merasakan tamparan api neraka di wajah, dibolak-balikkan dalam kobaran api dan cairan tembaga disiramkan pada tubuh dan tidak dapat menyelamatkan diri darinya dan di antara air yang mendidih yang telah memuncak panasnya.

Neraka memiliki tujuh pintu yang bertingkat-tingkat yang terdiri dari Jahanam, Lazha, Al-Huthamah, As-Sa’ir, Saqar, Jahim, dan Al-Hawiyah. Abu Hurairah berkata, “Mereka yang dilempar ke dalam Jahanam pada Hari Kiamat, api membakar mereka. Tidak ada daging yang menempel pada tulang, kecuali akan terbakar dan binasa.

Pohon zaqqum yang tumbuh di lembah-lembah Jahanam menjadi hidangan. Pohon yang dijadikan sebagai siksaan yang memiliki mayang seperti kepala-kepala setan yang menakutkan. Kemudian sesudah mendapatkan makan buah zaqqum akan disediakan minuman dari air yang panas lagi mendidih yang harus diminum seperti minumnya unta yang kehausan. Duh, sungguh mengerikan. Dalam waqi’ah 51-56:

Dalam shafat 65:

Pakaian ahli neraka dari api: dalam hajj 19:

Kasur dan selimutnya terbuat dari api dlm a’raf 41:

Alqur;an berisi perintah, larangan, peringatan, kabar gembira, dan kisah-kisah. Kisah dalam qur’an bukan hanya sekedar kisah atau cerita rakyat seperti cerita2 lainnya, akan tetapi penuh dengan hikmah dan pelajaran yang dapat diambil oleh pembacanya.

Dalam kisah2 tersebut diceritakan keadaan umat manusia dalam menerima risalah, ada yang menerima, dan ada yang menolak. Diantara yang menolak adalah bani Isroil, yang menempati kisah terbanyak dalam al-qur’an, dan rasul terbanyak yang dikerimkan kepada mereka, bukan kerena mereka umat yang utama, akan tetapi karena saking bandelnya.

Ketika didatangkan satu mukjizat, mereka membantahnya, datang yang lain lagi yang lebih hebat, mereka menolak. Maka dari itu mereka dihukum Allah dengan cara diceraiberaikan di atas muka bumi.

Karakter bani Isroil: keras kepala, pembangkang, pesimis, tamak thd dunia, pengecut, suka mengolok dan menghina Nabi. Merekapun tidak segan2 membunuh Rasul yang diutus kepadanya, seperti Zakarya dan Yahya, dan mengira telah membunuh Isa.

Ayat ini dibuka dengan “yaa banii isroil” kenapa,dan siapa itu isroil….?

Isra’il adalah bahasa Ibrani yang berarti: hamba Allah yang terpilih. Dan yang dimaksaud disini adalah nenek moyangnya saja, yaitu ya’qub, buka keturunannya yang bandel itu.

Ya’qub adalah anak dari Ishak,dan ishak adalah anak dari Ibrahim, Ibrahim punya 2 putra, Ismail dan Ishaq, dari Ishak lahir ya’qub dan anak turunnya yang kemudian hari disebut bani Isroil. Sedangkan Ismail menurunkan Nabi Muhammad SAW.

Maksud ya bani Isroil adalah supaya kaum tersebut ingat pada ayahnya yang soleh dan memiliki keimanan yang kuat sebagai utusan Allah yang terpilih diantara umat manusia

Ya’qub mendapat gelar seperti ini karena keimanannya yang luar biasa dalam menghadapi bala’, dan mari kita lihat wasiat ya’qub menjelang wafat dalam baqarah 132-133:

“Am kuntu syahada’a idz hadoro ya’qubal mautu idz qola”

“yaa baniyya innallahastofa lakumuddina” didalamnya terdapat ilmu dan pelajaran. Ilmu tauhid, dan pelajaran bahwa Islam telah dipilihkan sebagai pegangan hidup dan agama.

Perlu dicermati bahwa wasiat ini datangnya pas waktu ihtidor, dan pada saat itu biasanya manusia berbicara jujur pada dirinya dan orang lain.

Dalam ayat disebutkan: idzkuru ni’matallah” padahal pada ayat lain ketika yang diseur adalah mukmin, dikatakan “ idzkurullaha” jawab: karena bani Isroil matre,kedonyan (madiun).

Maka matrealistis akan selalu bersama nikmat, sedangkan mukmin akan selalu bersama pemberi nikmat.

Karena Allah “wajibul ‘ibadah” artinya wajib disembah dalam keadaan apapun, meskipun tidak ada surge maupun neraka. Maka dari itu seorang mukmin adlah ahlinya ujian, karena ujian baginya adalah nikmat.

Maka Allah memisalkan malaikatnya, yang hanya menyembah Allah semata karena taat kepadanya.

Suatu saat malaikat protes sama Allah: Allah manusia itu mau ibadah hanya karena nikmat engkau saja, Allah menjawab: aku akan menarik nikmat tersebut, pasti engkau melihat mereka masih mencintaiKU!, maka AKU menguji mereka hngga mereka berkata: YA RABB!, dan suara itulah yang sangat dicintai Allah.

Maka bila ada orang yang sementara dicabut nikmat sehatnya, maka orang yang bodoh akan melihatnya dengan segala ketidakrelaan, sedangkan orang yang mengerti mereka akan teringat sebuah hadis qudsi:

�indahu.

283

Maka apabila seorang mukmin dicabut darinya nikmat sehat, maka separah apapun penyakitnya itu dia tidak putus asa. (cerita penyakit dompo nenek), karena pada saat itulah Allah sedang bersama dia.

Makna: � berarti : kalau memang engkau beriman bukan karena dzatku, minimal ingatlah nikmat2 yang telah aku berikan kepadamu!. (bani Isroil menyembah karena materi)

Kata “idzkuru” supaya kita selalu ingat, karena rutinitas kehidupan yang sering menjadikan kita lupa. Matahari terbit setiap hari, kadang kita lupa kalau yang menerbikannya Allah, hujan turun setiap saat, kita lupa kalau Allah yang menurunkannya. Dzikir dengan hati lisan dan perbuatan.

�dalam kehidupan ini Allah telah memberi kunci kebahagiaan pda kita, seperti pada ayat ini dikatakan bila ingin janji Allah dipenuhi, maka menuhi janjimu kepada Allah (yaitun beriman dan bersyukur), seperti halnya disebutkan dalam ayat lain �bila ingin di ingat Allah maka ingatlah pada Allah, �bila ingin ditolong Allah, maka tolonglah agama Allah. Dll.

Dalam hadis qudsi: �

�kepada Allahlah hendaknya takut

Tahun baru, harusnya bersedih karena kita semakin dekat dengan kematian.

Umat Islam Indonesia secara tidak sadar terjebak dalam uforia orang2 kafir, kalau Rasulullah tahu dan menyaksikan hal ini pasti sangat sedih. Sekarang hal2 yang bersifat keagamaan sudah tidak menarik hati umat Islam, mungkin bosan dan jenuh, tapi yang berbau hiburan duniawi, rela berdesak-desakan.

Zaman rasul sahabat berdesak desakan untuk mendengarkan ilmu dari Rsul, sampai kadang ada sahabat yang datang agak telat dapat duduk di bagian paling belakang, tidak begitu jelas dengan keterangan Nabi, maka terjadilah perbedaan pendapat antara para sahabat.

Kalau sekarang yang namanya mjels ilmu dimn-mana longgar, bhkn kadang hanya si mubaligh dan pendengar satu orang saja.

Ayat: Agama Islam ada 3 tingkatan: Islam-Iman dan Ihsan. Dan setiap tingkatan mempunyai rukun. (tidak usah dibingungkan dengan istilah2lain seperti syareat-hakekat dan ma’rifat) dll

Islam= amalan yang Nampak dari diri seorang muslim dan ini paling rentan dengan segala penyakit yang dapat merusaknya, Iman= perbuatan yang tidak Nampak, Ihsan= tingkatan tertinggi, melihat Allah.

Rukun iman: disebutkan dalam berbagai ayat, kecuali iman pada Qada’ dan Qadar. Hal itu diterangkan dalam hadis Jibril: an tu’minu billah, wa malaikatihi wa kutubihi, wa rusulihi, wal yaumil akhir, wa tu’minu bilqodari khoiruhu wa syarruh.

Enam hal ini disebut rukun iman, tidak sempurna bila hanya beriman pada sebagiannya, harus semuanya. Menolaknya berarti keluar dari daerah keimanan, dan disebut Kafir.

IMAN KEPADA ALLAH

Pengertian: keyakinan yang kuat bahwa Allah satu satunya Rabb, pemilik, dan pencipta segala sesuatu, dan satu satunya yang wajib disembah meliputi: salat, puasa, doa, harapan, rasa takut. Dan ketundukan, memiliki sifat yang maha sempurna, dan terhindar dari segala macam kekurangan.

Iman pada Allah mencakup tiga hal:

Tauhid rububiyah

Tauhid uluhiyah

Tauhid asma’ wa sifat

Tauhid rububiyah: keyakinan yang kuat bahwa Allah RABB segala sesuatu , yang menhidupkan, mematikan, memberi manfaat, membahyakan, menjawab do’a dalam keadaan sulit, yang memberi, dan menahan, segala ciptaan adalah milikNYA, segala urusan adalah milikNYA, . RABB dalam bahasa Arab= al malik almudabbir (yang memiliki sekaligus pencipta(kalau manusia memiliki tapi bukan yang mencipta) sekaligus memelihara/ ngopeni) tanpa bantuan siapapun, malaikat bukan pembantu Allah, tapi ciptaan Allah.

Belum tentu seseorang yang mengakui rububiyah, dikatakan seorang yang bertauhid, karena masyarakat jahiliyah, orang nasrani, yahudi mengakui Allah

Akan tetapi juga menyekutukannya. Al-Ankabut 61

Yunus 31

Tahid Uluhiyah: keyakinan seseorang bahwa Allah adalah al-ILAH al-HAQ, tidak ada ILAH lain selainNYA, dan hanya mengkhususkanNYA dalam peribadatan.

ILAH= ma’luh, yang berarti: al-ma’bud (yang disembah)

Pondasi/ asas dari tauhid rububiyah adalah: ikhlas dalam beribadah hanya kepada Allah lahir dan batinnya,

Maka seorang mukmin yang beriman pada Allah: hanya menyembah Allah, keikhlasannya meliputi: al-mahabbah,

al-khouf (kita masih takut tidak naik pangkat, ditinggal istri dll) dalam qur’an: (faiyyaya farhabuun.)nahl:51

, al-roja’, al-du’a’, tawakkul

, khudu’, to’at, dan berbagai ibadah lainnya.

Maka tauhid uluhiyah ini adalah yang paling pertama dan terakhir, lahir dan batin dalam agama Islam, karenanya lah Allah menciptakan segala sesuatu,

Dan hanya untuk itu Allah mengirim Rasul, dialah hakekat agama Islam, dan menjadi awal dari rukun Islam (laa ilaaha Illallah)

Mengesakan Allah pada semua ibadah badaniyah seperti: salat, ruku’ sujud, puasa, menyembelih, towaf, maupun qouliyah seperti: nadzar, dan istighfar.

(bima Anzaltu) yaitu al-Qur’an dan penjelasannya berupa al-Hadis. Ada jama’ah inkarussunnah, yang mengingkari adanya hadis, karena ditakutkan palsu.

(musoddiqon lima ma’akum) qur’an menjadi penyempurna kitab kalian (taurat dan Injil)

(wa laa takuunu awwala kafirin bih) keterlaluan kalau kamu jadi orang ang paling pertama kafir pada Qur’an, karena hal tentang Qur’an dan Muhammad telah diterangkan dalam kitab kalian. Beda dengan orang kafir quraisy dan Arab, mereka belum punya kitab sebelumnya, jadi wajar kalau kafir.

(walaa tasytaruu bi aayyati tsamanan qalilan) . maksudnya:

Jangan menukar ayat2 Allah dengan kelezatan dunia. Karena harta dan segala kelezatan dunia itu fana dan sangat sedikit, bila dibandingkan kelezatan abadi di akherat. Seperti ketika ditanya: pilih pahala atau harta? Bingung khan?

Jangan memutarbalikkan keterangan dengan keterangan sendiri yang menyesatkan. (politik), kekuasaan dll. Walaa taqrobaa hadzihi syajarota. Demi untuk melanggengkan kenikmatan duniawinya. Hadis: “man t’alama ‘ilman mimma yabtaghi wajhullah laa yata’allamuhu illa liyusiiba bihi ‘arodon minaddunya lam yurih roihatal jannah yaumal qiyamah” menuntut ilmu untuk mencapai ridho Allah, bukan untuk dunia. Untuk Allah dunia dapat, untuk dunia belum tentu dapat dari Allah.

(wa iyyaya fattaqun) takut karena siksa, danpij n nerakanya sangat pedih. Disisi lain Allah punya kasih sayang

Ckb mhkupp70aiiifrsaab